21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi.. Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplokasi dari disiplin ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data postmortem, berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran. Forensik odontologi sudah dikenal sejak tahun 1894. Pada tahun 1894, Oscar Amudo yang lahir di Matanzas Cuba. Beliau mulai menerapkan gigi-geligi untuk penegakan hukum. Di Norwegia (1894) ditetapkan bahwa tim odontologi forensik terdiri maupun dari anggota kepolisian, seorang dokter ahli patologi dan seorang dokter gigi. Ilmu forensik yang diperaktekkan di Indonesia mulai dikenal sejak peristiwa tenggelamnya kapal Tamponas pada bulan januari 1981 dan pada tahun 1997 di Palembang pada jatuhnya pesawat terbang Silk Air yang semua ini dipelopori oleh Kombes Pol (Purn) drg. Peter Sahelangi. Namun, di Indonesia sendiri praktek forensik dibilang sangat tertinggal jika dibandingkan praktek forensik di negara maju. Selain ahlinya belum banyak, sarana pendukungya juga tidak difasilitasi dengan baik oleh pemerintah. Banyak dokter yang 1

Odontologi Forensik Ras Korban

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Odontologi Forensik Ras Korban

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sering kali kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal yang menyebabkan

kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga

cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita

jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi..

Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplokasi dari disiplin ilmu

kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data postmortem,

berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum

dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran.

Forensik odontologi sudah dikenal sejak tahun 1894. Pada tahun 1894, Oscar Amudo yang lahir di

Matanzas Cuba. Beliau mulai menerapkan gigi-geligi untuk penegakan hukum. Di Norwegia (1894)

ditetapkan bahwa tim odontologi forensik terdiri maupun dari anggota kepolisian, seorang dokter

ahli patologi dan seorang dokter gigi.

Ilmu forensik yang diperaktekkan di Indonesia mulai dikenal sejak peristiwa tenggelamnya

kapal Tamponas pada bulan januari 1981 dan pada tahun 1997 di Palembang pada jatuhnya pesawat

terbang Silk Air yang semua ini dipelopori oleh Kombes Pol (Purn) drg. Peter Sahelangi. Namun, di

Indonesia sendiri praktek forensik dibilang sangat tertinggal jika dibandingkan praktek forensik di

negara maju. Selain ahlinya belum banyak, sarana pendukungya juga tidak difasilitasi dengan baik

oleh pemerintah. Banyak dokter yang memandang sebelah mata terhadap ilmu forensik, karena

bagian ini lebih banyak berkecimpung dengan mayat dengan kondisi yang sudah dingin dan

membusuk, sebagian lagi karena menjadi dokter spesialis forensik tidak potensial untuk

mendatangkan keuntungan materi dibandingkan dengan menjadi spesialis lain.

Pada prinsipnya identifikasi adalah prosedur penentuan identitas individu, baik hidup

maupun mati, yang dilakukan melalui pembandingan berbagai data dari individu yang diperiksa

dengan data dari orang yang disangka sebagai individu tersebut.

Ada beberapa jenis identifikasi melalui gigi-geligi dan rongga mulut yang dapat dilakukan

dalam terapan semua disiplin Ilmu Kedokteran Gigi yang terkait pada penyelidikan demi

kepentingan umum dan peradilan serta dalam membuat keterangan ahli, salah satunya Identifikasi

ras korban dari ciri-ciri gigi.

1

Page 2: Odontologi Forensik Ras Korban

Ras dibagi dalam 3 ras besar yaitu caucasoid, mongoloid, dan ras negroid. Kini terdapat ras

khusus dan ras australoid yaitu ras aborigin dan ras-ras kecil di kepulauan pasifik. Hal ini terjadi

karena adanya perkawinan campur dari ketiga ras tersebut pada jaman peperangan antar negara

(perang dunia I dan perang dunia II).

Dalam makalah ini kami mencoba membahas Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-geligi dan

Antropologi Ragawi sehingga diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi

dan wawasan lebih lanjut dari pembaca mengenai Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-geligi dan

Antropologi Ragawi.

1.2 Ruang Lingkup

Makalah ini disusun secara sistematis, yaitu :

1. Identifikasi secara umum2. Pengertian ras secara umum3. Identifikasi ras korban dari ciri-ciri gigi4. Identifikasi ras korban dari lengkung gigi5. Identifikasi ras dari antropologi ragawi

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan bahan pembelajaran bagi mahasiswa kedokteran

gigi untuk memberi pengertian dan pemahaman tentang Identifikasi Ras Korban Dari Gigi-

geligi dan Antropologi Ragawi. Maka diharapkan para calon dokter gigi ini dapat mengetahui apa

saja yang dapat diidentifikasi melalui gigi dan. Makalah ini jga dibuat dengan tujuan untuk

memenuhi tugas dari mata kuliah Forensik semester 6 FKG UPDM (B).

2

Page 3: Odontologi Forensik Ras Korban

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Secara Umum

Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.

Identifikasi personal merupakan suatu masalah yang sering ditemukan dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyelidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.

Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplokasi dari disiplin ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data postmortem, berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran.

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal,

jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam

mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu

identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar

atau diragukan orangtua nya. Identitas seseorang yang dipastikan paling sedikit dua metode yang

digunakan untuk memberikan hasil positif (tidak meragukan).

1. Pihak Yang Bertanggung Jawab

1. Polisi, sebagai penanggung jawab identifikasi korban mati.2. Bantuan ahli : dokter forensik, dokter gigi forensik, ahli sidik jari, ahli DNA dan ahli

lainnya

2. Prinsip Identifikasi

Dilakukan dengan komparasi pada data ante-mortem dan data post-mortem.

Objek Komparasi :1. Circumstantial Evidence : pakaian dan barang milik korban2. Physical Evidence : pemeriksaan ciri luar dan pemeriksaan ciri dalam.

3. Tujuan Identifikasi

1. Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap keluarganya2. Pemastian kematian seseorang secara resmi dan yudiitis3. Administratif4. Klaim dalam hukum publik dan perdata5. Klaim asuransi, pensiun dan lainnya6. Awal penyelidikan

3

Page 4: Odontologi Forensik Ras Korban

Identifikasi secara umum antara lain :

1. Dokumen

Berupa KTP, SIM, kredit card, kartu sekolah, kartu mahasiswa, kartu karyawan, dan Name Tag dari instansi korban. Pada korban yang tidak terdapat satu pun identitas, sehingga perlu dilakukan identifikasi pada mayat tersebut.

2. Pakaian atau busana

a. Bentuk pakaian berupa celana panjang atau pendek, gaun, sarung kebaya, dan sebagainya.b. Corak pakaian contohnya kembang-kembang, garis-garis, motif tertentu dan sebagainya.c. Merek pakaian yang dikenakan dapat diketahui dari konfeksi,tukang jahit, dan

sebagainya.d. Nomor binatu (Laundry Mark) yang kemungkinan ada dipakaian yang dikenakan.

3. Perhiasan yang biasanya dapat diidentifikasi adalah bentuk perhiasan tersebut, terbuat dari apa perhiasan tersebut, inkripsi, dan merek perhiasan tersebut.

4. Medisa. Ciri-ciri umum

Tinggi/berat badan Jenis kelamin Umur Warna kulit Rambut, kepala, kumis, jenmggot Mata, hidung, mulut, gigi-geligi, dsb

b. Ciri-ciri khusus Tahi lalat Tompel Bekas hamil, dsb

c. Cacat Sumbing Patah tulang, dsb

4

Page 5: Odontologi Forensik Ras Korban

Gambar 1. Memperlihatkan mayat berdiri dengan ciri-ciri yang terlihat pada seluruh tubuhnya.

Urutan identifikasi umum pada mayat

Gambar 2. Memperlihatkan mayat berdiri dengan urutan identifikasi secara umum oleh karena umumnya sebagian besar manusia di dunia ini menggunakann tangan kanan maka tangan dan kaki

kanan terlebih dahulu diidentifikasi baru kemudian tungkai kiri. Apabila mayat kidal maka kebalikannya.

5

Page 6: Odontologi Forensik Ras Korban

5. Sidik JariSidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari epidermis

pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki, yang juga dikenal sebagai “dermal ridges” atau “dermal papillae”, yang terbentuk dari sutu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Sidik jari mulai tumbuh sejak janin berusia 4 minggu hingga sempurna saat 6 bulan didalam kandungan.

Keuntungan dari metode ini mudah dilakukan secara massal dan biaya yang murah. Medote ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari ante-mortem. Sampai sekarang, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya tehadap sidik jari tangan jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan kedua tangan jenazah dengan kantong plastik.

Daktiloskopi adalah suatu sarana dan upaya pengenalan identitas diri seseorang melalui suatu proses pengamatan dan penelitian sidik jari, yang dipergunakan untuk berbagai keperluan/kebutuhan, tanda bukti, tanda pengenal, ataupun sebagai pengganti tanda tangan.

Sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :

1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup.

2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan yang serius.

3. Individuality, yaitu pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.

Bentuk dan pola sidik jari terdiri dari 3 jenis :

1. Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.

2. Loop adalah benrtuk pokok dari sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.

3. Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch atau Tented Arch.

6

Page 7: Odontologi Forensik Ras Korban

6. Serologi

Penentuan golongan darah yang diambil baik dari dalam tubuh korban maupun darah yang berasal dari bercak-bercak yang terdapat pada pakaian, akan dapat mengetahui golongan darah pada korban. Bila orang yang diperiksa itu kebetulan termasuk golongan sekretor (penentuan golongan darah dapat dilakukan dari seluruh cairan tubuh), maka pemeriksaan ini selain untuk menentukan jati diri seseorang dalam arti sempit, akan bermanfaat pula dalam membantu penyidik, misalnya dalam kasus perkosaan, tabrak lari, serta kasus bayi yang tertukar dan penentuan bercak darah milik siapa yang terdapat pada senjata dan pada pakaian tersangka pelaku kejahatan didalam kasus-kasus pembunuhan.

2.2 Identifikasi Ras Korban

Ras dibagi dalam 3 ras besar yaitu caucasoid, mongoloid, dan ras negroid. Kini terdapat ras khusus dan ras australoid yaitu ras aborigin dan ras-ras kecil di kepulauan pasifik. Hal ini terjadi karena adanya perkawinan campur dari ketiga ras tersebut pada jaman peperangan antar negara (perang dunia I dan perang dunia II).

Ras-ras tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri yang dapat digunakan sebagai sarana identifikasi.

Menurut Hoebel bahwa ciri-ciri khas yang berbeda tersebut disebabkan karena, sebagai berikut :

1. Dari komponen masyarakat sekitarnya/setempatnya2. Dari komponen perkawinan (pernikahan/garis keturunan)3. Dari komponen genetik4. Dari komponen ciri-ciri fisik, gigi dan mulut

Beberapa rincian anatomis, terutama di wajah sering menunjukkan ras individual. Pada ras kulit putih memiliki wajah yang menyempit dengan hidung yang agak meninggi dan dagu yang menonjol. Ras kulit hitam memiliki hidung yang lebar dan subnasal yang berlekuk. Indian Amerika dan Asia memiliki bentruk tulang pipi yang menonjol dan tekstur gigi yang khas.

1. Identifikasi Ras Korban Dari Ciri-ciri Gigi

Ciri-ciri kelima ras tersebut ditinjau dari gigi insisive, premolar, dan molar, yaitu gigi insisive dari cingulum, gigi premolar dari jarak mesiodistal dengan bucopalatal atau relasi jarak mesodistal dengan bucolingual dan gigi molar dari fissure, jumlah pit dan adanya carabelli ataupun jumlah gigi molar.

Identifikasi ras tersebut antara lain :

1. Ras caucasoid Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

7

Page 8: Odontologi Forensik Ras Korban

a. Menurut Kierberger’55 dan Pederson’49, Permukaan lingual rata pada gigi seri/insisive (1.2 1.1, 2.1 2.2)

b. Sering ditemukan gigi-geligi yang crowdedc. Gigi molar pertama bawah lebih panjang dan tapered (3.6, 4.6)d. Menurut Dalberg (1956) , bagian buko-palatal lebih kecil dari mesio-distal (P2, 1.5, 2.5)e. Sering ditemukan cusp carabelli dibagian palatal pada gigi 1.6, 2.6f. Lengkung rahang sempit

Gambar 3. Ras Caucasoid

1. Memperlihatkan gigi incisive bagian atas tidak terdapat cingulum.2. Memperlihatkan gigi molar 1 dengan fissure dan dua pit yaitu pit distal dan pit

mesial.3. Memperlihatkan cusp carabelli pada M1 atas pada bagian mesio palatal.

2. Ras mongoloid Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Menurut Herdlicka (1921) bahwa gigi insisive mempunyai perkembangan penuh pada permukaan palatal bahkan lngual sehingga shovel shaped incisor cingulum jelas dominan (1.1, 1.2, 2.1, 2.2).

b. Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid.

c. Bentuk gigi molar segiempat dominan

Oleh karena itu satu individu tidak murni satu ras. Maka identifikasi gigi diperlukan untuk penentuan ras yang didapat dari penothype gigi dari genotype nya.

8

Page 9: Odontologi Forensik Ras Korban

Gambar 4. Memperlihatkan adanya cingulum pada permukaan palatal pada gigi incisive atas dan gigi incisive berbentuk sekop.

Gambar 51. Memperlihatkan adanya Dens evaginatus pada permukaan oklusal premolar bawah

pada 1-4% ras mongoloid.2. Memperlihatkan bentuk gigi molar 1 bawah segiempat dominan.

3. Ras Negroid

Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Menurut R. Biggerstaf bahwa akar premolar cenderung membelah atau terdapat tiga akar (trifurkasi). (1.4, 1.5, 2.4, 2.5)

b. Bimaxillary protusionc. Molar ke-4 sering ditemukan (banyak ditemukan)d. Premolar pertama terdapat 2 atau 3 cusp (1.4, 2.4)e. Gigi molar berbentuk segiempat membulat

9

Page 10: Odontologi Forensik Ras Korban

Gambar 6. Ras Negroid

4. Ras australoid

Yang termasuk dalam ras ini adalah : suku aborigin dan suku-suku kepulauan kecil pasifik.

5. Ras khusus

Ras khusus ini menurut Nursil Luth dan Daniel Fernandez (1995), yaitu :

a. BrushmanSuku ini bermukim di negara Spanyol.

b. Vedoid Suku ini bermukim di Afrika Tengah.

c. Polynesian

Suku ini bermukim di pulau-pulau kecil di lautan Hindia dan lautan Afrika.

d. Ainu Suku ini bermukim di kepulauan kecil di Jepang.

Gambar 7. Memperlihatkan gigi depan dari ras khusus relatif semua gigi incisive hampir sama.

10

Page 11: Odontologi Forensik Ras Korban

2. Identifikasi Ras Korban Dari Lengkung Gigi

Identifikasi ras melalui lengkung gigi mempunyai 5 jenis :

Gambar 8

a. Memperlihatkan lengkung gigi yang berbentuk elipsoid ciri ini dapat didentifikasi sebagai ras mongoloid.

b. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk U yang dapat diidentifikasi sebagai ras negroid.c. Memperlihatkan lengkung gigi berbentuk paraboloid yang dapat diidentifikasi sebagai ras

caucasoid.

Gambar 9

a. memperlihatkan lengkung rahang berbentuk paraboloid yang lebar degan gigi incisive yang besar-besar hal ini dapat diidentifikasikan sebagai ras australoid.

b. Memperlihatkan lengkung rahang berbentuk U yang sangat nyata sedangkan gigi incisive kecil-kecil hal ini dapat diidentifikasikan sebagai ras khusus.

3. Identifikasi Ras Dari Antropologi Ragawi

Identifikasi ini antara lain melalui foramen orbitalis, os concae, mastoideus, foramen occipitalis magnum dan outline tulang tengkorak.

1. Identifikasi melalui Foramen Orbitalis

Ciri-ciri foramen orbitalis pad aras besar sangat berbeda hal ini dapat jelas terlihat pada mayat yang sudah jadi tengkorak apabila korban masih jenazah maka harus dilakukan proyeksi rontgenografi posterior-anterior atau anterior-posterior. Ciri-ciri pasa ras caucasoid,

11

Page 12: Odontologi Forensik Ras Korban

foramen orbitalis nya simetris seperti kacamata yang lengkung ke medialis lebih sempit. Sedangkan ras mongoloid ciri-ciri foramen orbitalis simetris kiri dan kanan terbentuk agak bulat. Sedangkan, pada ras negroid memiliki ciri-ciri foramen orbitalisnya seperti kacamata tetapi lengkung distalisnya lebih kecil.

Gambar 10. Memperlihatkan berbagai macam bentuk foramen orbitalis sesuai dengan ras masing-masing.

2. Identifikasi ras melalui Os. Concae

Os Concae mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada setiap ras, ras caucasoid mempunyai concae yang paling kecil dibandingkan dengan ras lain.

Ciri-ciri ras caucasoid melalui Os Concae seperti bentuk biji mete dan agak kecil sedangkan pada ras mongoloid sangat besar berbentuk bundar dengan dibagi dua dengan septa. Pada ras negroid memiliki ciri-ciri seperti buah jambu dengan dibagi dua dengan septa.

3. Identifikasi ras melalui Os Mastoideus

Pada ras caucasoid, tonjolan sudut Os Mastoideus hampir tegak lurus. Pada ras mongoloid, tonjolan sudut Os Mastoideus membulat mendekati rahang bawah atau lebih ke medialis. Sedangkan, pada ras negroid tonjolan Os Mastoideus hampir sejajar dengan tulang tengkorak outline tulang tengkorak posterior.

4. Identifikasi ras melalui outline tulang tengkorak

Outline tulang tengkorak masing-masing ras berbeda dan gambar ini memperlihatkan bentuk tulang kepala.

12

Page 13: Odontologi Forensik Ras Korban

Gambar 11. Outline tulang tengkorak masing masing ras

a. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras caucasoidb. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras mongoloidc. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras negroidd. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras khusus. Memperlihatkan outline dan bentuk tulang kepala sari ras australoid

Morfologi cranium :

1. Ras caucasoid

a. Tipe cranium dolichocephalic (panjang)b. Tulang zygomaticus cenderung mundur terhadap tulang fasialc. Apertura nasalis sangat sempit dan tepi bawahnya tajamd. Dasar tulang orbita cenderung miring kebawahe. Palatum rrelatif sempit dan cenderung berbentuk segitigaf. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membelok g. Persentase sutura metopika cenderung lebih tinggi dibanding 2vras lainnya

13

Page 14: Odontologi Forensik Ras Korban

2. Ras Mongoloid

a. Tipe cranium cenderung memiliki tulang zygomaticus yang menonjolb. Lebar apertura nasalis sedang dan tepi bawah nasal agak runcingc. Tulang orbita cenderung sirkulaird. Tulang palatum lebarnya sedange. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung lurus

3. Ras Negroid

a. Tipe cranium mesocephalic (sedang)b. Tulang zygomaticus tidak begitu menjorok ke depan relatif terhadap tulang fasialc. Apertura nasalis sangat lebar dan tepi bawah tulang nasalis tumpuld. Tulang orbita cenderung persegi empat dan jarak interorbitas lebare. Tulang palatum cenderung sangat lebar dan agak persegi empatf. Alveolus anterior pada maxilla dan mandibula cenderung sangat prognathisg. Sering didapati coronal posterior pada sutura coronariah. Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membentuk huruf S

14

Page 15: Odontologi Forensik Ras Korban

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplikasi dari disiplin ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyidikan dalam memperoleh data-datapostmortem, berguna untuk menentukan otentitasdan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan keadilan.

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal,

jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam mengakibatkan

banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi

forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar atau

diragukan orangtua nya. Identitas seseorang yang dipastikan paling sedikit dua metode yang

digunakan untuk memberikan hasil positif (tidak meragukan).

Ras dibagi menjadi 3 ras besar yaitu ras caucasoid, ras mongoloid dan ras negroid. Namun karena terjadinya peperangan antar negara (perang dunia I dan perang dunia II) disertai dengan jaman penjajahan dari ras caucasoid maupun ras mongoloid serta ras negroid maka terjadilah kawin campur akibatnya terdapat ras khusus dan ras australoid yaitu ras amborigin dan ras-ras kecil dikepulauan pasfik.

Identifikasi ras korban dari gigi geligi dan antropologi ragawi, meliputi:

1. Identifikasi ras korban dari ciri-ciri gigi2. Identifikasi ras korban dari lengkung gigi3. Identifikasi ras korban dari antropologi ragawi

15