60
Traumatologi Forensik Novi S ( 0610102 ) Intan M ( 0610175 ) Fransisca ( 0610193 ) Yenny S ( 07101006 ) Rony F.S ( 0710196 ) Monica A ( 0710139 ) Malla Vienna Preceptor : dr. Andri Nur Rochman

Traumatologi Forensik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Traumatologi Forensik

Traumatologi Forensik

Novi S ( 0610102 )Intan M ( 0610175 )Fransisca ( 0610193 )Yenny S ( 07101006 )Rony F.S ( 0710196 )Monica A ( 0710139 )MallaVienna

Preceptor : dr. Andri Nur Rochman

Page 2: Traumatologi Forensik

Traumatologi

Traumatologi adalah cabang ilmu

Kedokteran yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa).

TRAUMA

LUKAPERDARAHAN

SKARHAMBATAN FUNGSI

ORGAN

Page 3: Traumatologi Forensik

AGEN PENYEBAB

kekuatan mekanik, aksi suhu, agen kimia,

agen elektromagnet, asfiksia dan trauma emboli.

Trauma tumpul&

Trauma tajam

Page 4: Traumatologi Forensik

Luka

Luka adalah ketidaksinambungan jaringantubuh akibat trauma atau tanpa trauma.

Pasal yang berhubungan :1. Pasal 351 2. Pasal 352

3. Pasal 90

Page 5: Traumatologi Forensik

Trauma Tumpul

Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam

Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.

Page 6: Traumatologi Forensik

Tipe luka

Laserasi

Kontusi/ruptur

Abrasi

Fraktur

Kompresi

Perdarahan

Page 7: Traumatologi Forensik

Abrasi ( Pengelupasan Kulit )

Epidermis & Dermis

Tanda :

Arah dimana epidermis

bergulung,

hubungan kedalaman pada luka yang menandakan

ketidakteraturan benda

Page 8: Traumatologi Forensik

Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang.

Perkiraan kasar usia luka dapat ditentukan secara mikroskopik.

Kategori yang digunakan untuk menentukan usia luka adalah saat ini , baru terjadi, beberapa hari lalu, lebih dari beberapa hari.

Page 9: Traumatologi Forensik

Kontusio / memar

Superfisial & Dalam

Terjadi karena tekanan yang besar dalam waktu yang singkat.

Kerusakan pada pembuluh darah kecil dan dapat menimbulkan

perdarahan pada jaringan bawah kulit atau

organ dibawahnya

Page 10: Traumatologi Forensik

Perubahan warna pada memar

berhubungan dengan waktu lamanya luka.Tidak ada standart pasti untuk

menentukan lamanya luka dari warna

yang terlihat secara pemeriksaan fisik. Semakin lama waktu antara kematian dan

pemeriksaan luka akan semakin membuat

luka memar menjadi gelap.

Page 11: Traumatologi Forensik

Pemeriksaan mikroskopik : Pelebaran kapiler Sel-sel radang oedem

Menentukan waktu terjadinya luka sebelum

kematian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi memar:pengaruh gravitasi, vaskularisasi ,jaringan ikatlonggar, berat/ringannya trauma, faktor-faktorinternal :avitaminosis K/C.

Page 12: Traumatologi Forensik

Memar umumnya berwarna merah kebiruan , adapun perjalanannya:

- 1-2 hari :merah

- 3 hari :biru

- setelah 3 hari :cokelat/gelap

- 10 hari :kuning

- setelah 2 minggu :hilang

Page 13: Traumatologi Forensik

Tanda-tanda intravital memar :

1. Reaksi jaringan

2. Aksi dari luar

3. bedakan dengan lebam :

terjadinya postmortal,sehingga tidak terjadi reaksi jaringan, tidak ada pembekuan.

Efek samping :

1. Penurunan darah dalam sirkulasi yang

disebabkan memar yang luas dan masif

Page 14: Traumatologi Forensik

2. Terjadinya agregasi darah di bawah kulit yang akan mengganggu aliran balik vena pada organ yang terkena.

3. Memar dapat menjadi tempat media berkembang biak kuman.

4 Tekanan yang mendadak menyebabkan pecahnya sel – sel lemak.

Page 15: Traumatologi Forensik

Kontusio pada organ dan jaringan dalam.- Semua organ dapat terjadi kontusio - Kontusio pada otak : dapat menyebabkan terjadi

peradangan dengan akumulasi bertahap produk asam yang dapat menyebabkan reaksi peradangan bertambah hebat.

- Kontusio ringan dan sempit pada daerah yang bertanggungjawab pada inisiasi dan hantaran impuls dapat menyebabkan gangguan pada irama jantung atau henti jantung.

Page 16: Traumatologi Forensik

Laserasi

Jembatan jaringan, tepi luka yang ireguler,

kasar dan luka lecet

Tepi dari laserasi dapat Menunjukkan arah terjadinya

kekerasan.

Tepi yang paling rusak dan tepi laserasi yang landai menunjukkan

arah awal kekerasan

Page 17: Traumatologi Forensik

Sisi laserasi yang terdapat memar juga menunjukkan

arah awal kekerasan.

Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari

benda penyebab kekerasan tersebut

Page 18: Traumatologi Forensik

Pembagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, dan lebih dari beberapa hari.

Laserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakan dengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya perdarahan.

Page 19: Traumatologi Forensik

Fraktur

Bentuk dari fraktur dapat menggambarkan benda

Penyebabnya, arah kekerasan

fraktur yang baru, sedang dalam penyembuhan, sebagian telah

sembuh, dan telah sembuh sempurna.

Perdarahan, emboli lemak

Page 20: Traumatologi Forensik

Kompresi

Kompresi yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek lokal maupun sistemik yaitu asfiksia traumatik.

Page 21: Traumatologi Forensik

Perdarahan

Perdarahan dapat muncul setelah terjadi kontusio, laserasi, fraktur, dan kompresi.

Kehilangan 1/10 volume darah tidak menyebabkan gangguan yang bermakna.

Kehilangan ¼ volume darah dapat menyebabkan pingsan meskipun dalam kondisi berbaring.

Kehilangan ½ volume darah dan mendadak dapat menyebabkan syok yang berakhir pada kematian.

Page 22: Traumatologi Forensik

Pola trauma

Luka terbuka tepi tidak rata pada kulit akibat terkena kaca spion pada saat terjadi kecelakaan, Ketika terjadi benturan, kaca spion tersebut akan menjadi fragmen-fagmen kecil. Luka yang terjadi dapat berupa abrasi, kontusio, dan laserasi yang berbentuk segiempat atau sudut

Page 23: Traumatologi Forensik

Pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor biasanya mendapatkan fraktur tulang panjang kaki (‘bumper fractures’).

Karena hampir seluruh kendaraan bermotor ‘nose dive’ ketika mengerem mendadak, pengukuran ketinggian bemper dan tinggi fraktur dari telapak kaki, mengindikasikan usaha pengendara kendaraan bermotor untuk mengerem.

Page 24: Traumatologi Forensik

Penderita serangan jantung yang terjatuh dapat diketahui dengan adanya pola luka pada dan di bawah area ‘hat band’ dan biasanya terbatas pada satu sisi wajah. Dengan adanya pola tersebut mengindikasikan jatuh sebagai penyebab, bukan karena dipukul.

Page 25: Traumatologi Forensik

Trauma Tajam

Benda tajam seperti pisau, pemecah es, kapak, pemotong, dan bayonet menyebabkan luka yang dapa dikenali oleh pemeriksa.

Page 26: Traumatologi Forensik

Luka Insisi

menyayat dengan benda tajam seperti pisau atau silet.

luka biasanya panjang, bukan dalam, tepinya yang rata.

Page 27: Traumatologi Forensik

Luka Tusuk

Pisau bermata satu atau dua

Bila tusukan terjadi tegak lurus garis, maka lukanya akan lebar dan pendek .

Bila tusukan terjadi paralel, luka sempit dan panjang.

Page 28: Traumatologi Forensik

Pola Luka

Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali melalui saluran yang berbeda. (lebih dari satu saluran dapat ditemui)

Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor.

Page 29: Traumatologi Forensik

Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas.

Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian superfisial.

Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan besar.

Page 30: Traumatologi Forensik

Faktor Luka tusuk

1. Reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar.

2. Jika kekuatan tambahan, dapat ditemukan kontusio minimal pada luka.

3. Posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada saat autopsi.

Page 31: Traumatologi Forensik

Luka Bacok

gerakkan merobek atau membacok dengan

menggunakan instrument yang sedikit tajam dan

relatif berat

Luka bervariasi tergantung pada ketajaman dan

berat senjata

Page 32: Traumatologi Forensik

Tanda luka instrumen tajam

“tanda percobaan” adalah insisi dangkal, luka tusuk atau luka bacok yang dibuat sebelum luka yang fatal oleh individu yang berencana bunuh diri.

luka tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan.

Page 33: Traumatologi Forensik

”luka perlawanan”. Luka jenis ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari korban sebagaimana ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata.

Page 34: Traumatologi Forensik

Luka Tembak

3 substansi berbeda dari laras

Senjata yaitu anak peluru,

bubuk mesiu

yang tidak terbakar, dan gas

Page 35: Traumatologi Forensik

Jarak Tembakan

Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan

Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut: untuk membuktikan atau menyangkal tuntutan untuk menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan

bunuh diri membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan

Page 36: Traumatologi Forensik

  Senapan Pistol

1.Kontak    

a. Keras, dangkal disekitar tulang Penampakkan ”eksplosif”Jelaga pada tepi luka dan dalam di dalam jaringan, di atas tulang

Gambaran moncong senjata

Penampakkan ”eksplosif”Jelaga pada tepi luka dan dalam di dalam jaringan, di atas tulang

Gambaran moncong senjata

b. keras, tidak dangkal disekitar tulang

Defek sirkularJelaga pada jaringan yang lebih

dalam

Defek sirkularJelaga pada jaringan yang lebih

dalam

c. longgar Korona (ditambah dengan B) Sama dengan B

2. Jarak dekat Jelaga (gas mesiu) Jelaga (gas mesiu)Terbakar (gas mesiu)

Bubk mesiu bebas Bubuk mesiu bebasTanda gumpalan cabang

3. Jarak sedang Kelim tato (bubuk mesiu) Kelim tato (bubuk mesiu)Tepi luka yang tidak rataStippling (isi plastik pada

selongsong)

4. Jarak jauh Luka saja Luka tidak rata dengan defek satelit

Makin jauh jarak tembak: satelit makin banyak, terlihat

penggumpalan

 

Page 37: Traumatologi Forensik

Luka Tembak Tempel

Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi antara gas dan anak peluru: sejumlah gas yang diproduksi oleh

pembakaran bubuk mesiu efektivitas pelindung antara kulit dan anak

peluru ada tidaknya tulang dibawah jaringan yang

terkena tembakan

Page 38: Traumatologi Forensik

Meningkatnya jumlah gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk meningkatkan dorongan terhadap anak peluru.

Makin efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang gagal ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak gas yang dapat ditemukan di jaringan tubuh.

Page 39: Traumatologi Forensik

Keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat di bawah kulit yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam.

Page 40: Traumatologi Forensik

Luka Tembak Jarak Dekat

Tanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inch adalah adanya kelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru

Luasnya kelim jelaga tergantung kepada jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang terbakar, jumlah grafit yang dipakai untuk menyelimuti bubuk mesiu.

sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit secara langsung.

Page 41: Traumatologi Forensik

Luka Tembak Jarak Sedang

Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban

Disekitar zona tato terdapat zona kecil berwarna magenta

Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan menghasilkan perdarahan kecil

Page 42: Traumatologi Forensik

Luka tembak jarak jauh

Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terbawa hingga jarak jauh

Hanya anak peluru yang dapat terlontar memebihi beberapa kaki

Sehingga luka yang ada disebabkan oleh anak peluru saja

Page 43: Traumatologi Forensik

Terdapat beberapa karakteristik luka yang dapat dinilai :

- Umumnya luka berbentuk sirkular atau mendekati sirkular

- Tepi luka compang-camping. Jika anak peluru berjalan dengan gaya non-perpendikular maka tepi compang-camping tersebut akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan arah anak peluru

Page 44: Traumatologi Forensik

Luka Tembak Keluar

Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat di prediksi

Page 45: Traumatologi Forensik

Bentuk Luka Tembak Keluar

Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk

Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga memberi bentuk iregular saat keluar.

Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuan melainkan dalam potongan-potongan kecil.

Page 46: Traumatologi Forensik

Jika memiliki jaket, maka jaket dapat terpisah komplit atau sebagian.

Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru.

Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.

Page 47: Traumatologi Forensik

Kecepatan Anak Peluru

cartridge manufacturer’s range tables

atau kronografi,

Kecepatan pistol untuk melontar umumnya antara 350

dan 1500 kaki per detik

KE = mv2/2g

Page 48: Traumatologi Forensik

Hal-hal yang penting dalam deskripsi luka tembak :

Lokasi jarak dari puncak kepala atau telapak kaki serta ke

kanan dan kiri garis pertengahan tubuh lokasi secara umum terhadap bagian tubuh

Deskripsi luka luar ukuran dan bentuk lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya luka bakar lipatan kulit, utuh atau tidak tekanan ujung senjata

Page 49: Traumatologi Forensik

Residu tembakan yang terlihat grains powder deposit bubuk hitam, termasuk korona tattoo metal stippling

Perubahan oleh tenaga medis oleh bagian pemakaman

Page 50: Traumatologi Forensik

Track penetrasi organ arah

depan ke belakang (belakang ke depan) kanan ke kiri(kiri ke kanan) atas ke bawah

kerusakan sekunder perdarahan daerah sekitar luka

kerusakan organ individu

Page 51: Traumatologi Forensik

Penyembuhan luka tembakan titik penyembuhan tipe misil tanda identifikasi susunan

Luka keluar lokasi karakteristik

Penyembuhan fragmen luka tembak Pengambilan jaringan untuk menguji residu

Page 52: Traumatologi Forensik

Perubahan Luka Pada Luka Tembak

Luka terbuka yang sudah mengeringProses pembusukan tubuhPenyembuhan dari luka itu sendiriIntervensi tenaga medisintervensi bedahintervensi oleh personel atau orang yang

tidak profesionalpencucian atau pembersihan luka setelah

korban mati

Page 53: Traumatologi Forensik

Luka yang diakibatkan oleh petir

Jenis luka : Surface burns : benda metal yang dipakai

korban.

Linear burns : 2,5 cm – 25 cm x 3 mm – 2,5 mm; pada kulit yang mempunyai tahanan rendah.

Arborescene / filigree burns : gambaran seperti cabang-cabang.

Page 54: Traumatologi Forensik

Akibat :

1. Luka bakar ,biasanya relatif terbatas hanya pada permukaan saja.

2. Blast effect : robek atau pecahnya pakaian korban.

Page 55: Traumatologi Forensik

Luka listrik

Penyebab :

- tegangan rendah di rumah

- tegangan tinggi di tiang-tiang

listrik yangbesar

- tegangan tinggi sekali

Luka yang disebabkan oleh listrik khas : datar,

pucat, kontur luar menimbul,hiperemis

Page 56: Traumatologi Forensik

Kimia

Bersifat korosif , dapat menyebabkan luka bakar dan dibagi dalam empat golongan, yaitu :1. Asam-asam organik yang bersifat korosif :

asam oksalat, asam asetat, asam sitrat dan asam karbol.

2. Asam-asam anorganik yang bersifat korosif :asam fluorida,asam khloridaa,asam nitrat dan asam sulfat

3. Kaustik alkali :kalium hidroksida, amoniak4. Garam-garam dari logam berat :merkuri

khlorida,zinc khlorida

Page 57: Traumatologi Forensik

Asam karbol : kulit yang terkena berwarna kelabu-keputihan

Asam oksalat : kulit berwarna kelabu kehitaman

Asam sulfat dan as.khlorida : mula-mula berwarna kelabu kemudian menjadi hitam

Asam nitrat : kulit berwarna coklatAsam fluorida : berwarna merah-kecoklatan

yang disertai dengan perdarahan

Page 58: Traumatologi Forensik

Pemeriksaan Luka:

Melihat kelainan objektif, diskontinuitas

Lokalisasi/letaknya Bentuknya Ukuran Tepi

Sudut Dasar dan dalamnya Jembatan jaringan Jaringan sekitar luka Benda asing

Page 59: Traumatologi Forensik

Akibat Trauma

Aspek Medik

1. Kelainan Fisik

2. Gangguan Fungsi

3. Infeksi

4. Penyakit

5. Kelainan Psikis

Aspek Yuridis

1. Luka ringan

2. Luka Sedang

3. Luka berat/cacat

Page 60: Traumatologi Forensik

TERIMA KASIH