45
BAB I PENDAHULUAN Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai disiplin ilmu yang sudah ada seperti Ilmu Kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine dan lain-lain. Sampai abad ke-19, dokter, pengacara dan pelaksana hukum yang dapat dipercaya menyatakan bahwa salah satu tanda atau gejala keracunan pada seseorang adalah berwarna kehitaman, biru atau berbintik pada tubuh korban. Pada awal abad ke-18, seorang dokter Belanda, Herman Boerhoave berteori bahwa berbagai racun mempunyai ciri khas tersendiri terhadap tubuh dari reaksi yang dihasilkannya. Racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan faali, yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal ini dapat berakhir dengan penyakit atau kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui ingesti, inhalasi, injeksi, penyerapan melalui kulit dan pervaginam atau perektal. Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak normal yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu contohnya pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana karbon 1

REFERAT FORENSIK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REFERAT FORENSIK

BAB I

PENDAHULUAN

Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai

disiplin ilmu yang sudah ada seperti Ilmu Kimia, Farmakologi, Biokimia,

Forensik Medicine dan lain-lain. Sampai abad ke-19, dokter, pengacara dan

pelaksana hukum yang dapat dipercaya menyatakan bahwa salah satu tanda atau

gejala keracunan pada seseorang adalah berwarna kehitaman, biru atau berbintik

pada tubuh korban. Pada awal abad ke-18, seorang dokter Belanda, Herman

Boerhoave berteori bahwa berbagai racun mempunyai ciri khas tersendiri terhadap

tubuh dari reaksi yang dihasilkannya.

Racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan faali,

yang dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal ini dapat

berakhir dengan penyakit atau kematian. Racun dapat masuk ke dalam tubuh

melalui ingesti, inhalasi, injeksi, penyerapan melalui kulit dan pervaginam atau

perektal. Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak

normal yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu

contohnya pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik

sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana

karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen

dalam darah. Di luar kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang

disebabkan oleh karbon monoksida setiap tahunnya di Amerika Serikat. Sekitar

2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada

kenyataannya seluruh kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan gas

buangan mobil.

Kasus di Amerika pada tahun 1991 dimana terdapat 3.022 disebabkan oleh

kasus kokain atau sekitar 45,75%, 2.436 kasus alkohol (36.90%), 2.333 kasus

heroin/morphin (35.3%). Penggunaan alkohol merupakan masalah yang sering

muncul di Amerika Serikat dimana sekitar 40.000 kematian disebabkan

kecelakaan akibat penggunaan alkohol, yang 50% kejadian tersebut dikarenakan

pengemudi yang mabuk dan 60% terjadi pada pejalan kaki.

1

Page 2: REFERAT FORENSIK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Toksikologi

Toksikologi berasal dari kata Yunani, toxicos dan logos merupakan studi

mengenai perilaku dan efek yang merugikan dari suatu zat terhadap organism atau

mahluk hidup. Dalam toksikologi, dipelajari mengenai gejala, mekanisme, cara

detoksifikasi serta deteksi keracunan pada sistem biologis makhluk hidup.

Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji akibat yang

berkaitan dengan bahaya toksik dari suatu zat terhadap manusia dan

lingkungannya.

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat

racun, gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang

didapatkan pada korban yang meninggal. Toksikologi merupakan ilmu yang

sangat luas yang mencakup berbagai disiplin ilmu yang sudah ada seperti ilmu

kimia, Farmakologi, Biokimia, Forensik Medicine dan lain-lain. Di samping itu

ilmu ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya, dan

ini semua pada gilirannya akan menyulitkan kita dalam membuat definisi yang

singkat dan tepat mengenai Toksikologi. Sebagai contoh, menurut Ahli Kimia

Toksikologi adalah ilmu yang bersangkutan paut dengan efek-efek dan

mekanisme kerja yang merugikan dari agent-agent Kimia terhadap binatang dan

manusia. Sedangkan dari para ahli Farmakologi Toksikologi merupakan cabang

Farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat kimia didalam sistem

biologik. Dengan keluasan Toksikologi maka sejumlah besar ahli-ahli dibidang

yang masing-masing turut terlibat dalam Toksikologi dalam bidang yang sesuai

dengan keahliannya.

Toksikologi forensik, adalah penerapan toksikologi untuk membantu

investigasi medikolegal dalam kasus kematian, keracunan maupun penggunaan

obat-obatan. Dalam hal ini, toksikologi mencakup pula disiplin ilmu lain seperti

kimia analitik, farmakologi, biokimia dan kimia kedokteran. Yang menjadi

perhatian utama dalam toksikologi forensik bukanlah keluaran aspek hukum dari

2

Page 3: REFERAT FORENSIK

investigasi secara toksikologi, namun mengenai teknologi dan teknik dalam

memperoleh serta menginterpretasi hasil seperti: pemahaman perilaku zat, sumber

penyebab keracunan atau pencemaran, metode pengambilan sampel dan metode

analisa, interpretasi data terkait dengan gejala atau efek atau dampak yang timbul

serta bukti-bukti lainnya yang tersedia.

Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan fisiologik

yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau

mengakibatkan kematian. Berdasarkan sumber dapat digolongkan menjadi racun

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan; opium, kokain, kurare, aflatoksin. Dari

hewan; bias/toksin ular/laba-laba/hewan laut. Mineral; arsen, timah hitam. Dan

berasal dari sintetik; heroin.

Keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh

konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan bakteri, parasit, virus,

atau bahan kimia. Gejala-gejala, yang bervariasi dalam derajat dan kombinasi,

termasuk sakit perut, muntah, diare, dan sakit kepala, lebih kasus serius dapat

mengakibatkan mengancam jiwa neurologis, hati, ginjal dan sindrom yang

menyebabkan cacat tetap atau kematian. Organisme dapat mencemari makanan

pada setiap saat selama pengolahan atau produksi. Kontaminasi juga dapat terjadi

di rumah jika makanan tidak benar ditangani atau dimasak. Makanan gejala

keracunan sering termasuk mual, muntah atau diare, yang dapat mulai hanya

beberapa jam setelah makan makanan yang terkontaminasi. Paling sering,

keracunan makanan ringan dan sembuh tanpa pengobatan. Tapi beberapa kasus

yang parah, yang memerlukan rawat inap.

Berdasarkan tempat dimana racun berada, dapat dibagi menjadi racun

yang terdapat di alam bebas, misalnya gas racun di alam, racun yang terdapat di

rumah tangga misalnya deterjen, insektisida, pembersih. Racun yang digunakan

dalam pertanian misalnya insektisida, herbesida, pestisida. Racun yang digunakan

dalam industri laboratorium dan industri misalnya asam dan basa kuat, logam

berat. Racun yang terdapat dalam makanan misalnya CN di dalam singkong,

toksin botulinus, bahan pengawet, zat aditif serta racun dalam bentuk obat

3

Page 4: REFERAT FORENSIK

misalnya hipnotik sedatif. Pembagian lain berdasarkan atas kerja atau efek yang

ditimbulkan. Ada racun yang bekerja secara lokal, sistemik dan lokal-sistemik.

----

2.2. Penyebab

Kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap saat selama produksi:

penanaman, pembelian bahan makanan atau cocok tanam, pengolahan,

penyimpanan, pengiriman atau mempersiapkan. Kontaminasi silang (transfer

organisme berbahaya dari satu permukaan ke yang lain) sering menjadi

penyebabnya. Hal ini sangat berisiko pada makanan seperti salad atau produk

lainnya, karena makanan ini tidak dimasak, organisme berbahaya tidak hancur

sebelum makan dan dapat menyebabkan keracunan makanan.

Bakteri dapat masuk ke makanan Anda dalam berbagai cara:

Daging atau unggas dapat datang ke dalam kontak dengan bakteri usus

ketika sedang diproses

Air yang digunakan selama tumbuh atau pengiriman dapat berisi binatang

atau kotoran manusia

Makanan yang tidak tepat penanganan atau persiapan

Keracunan makanan lebih sering terjadi setelah makan makanan pinggir

jalan, kantin sekolah, acara makan massal, atau restoran. Sebagian besar kasus

keracunan makanan disebabkan oleh bakteri umum seperti Staphylococcus atau

Escherichia coli (E. coli).

Tabel berikut menunjukkan beberapa kontaminan mungkin, ketika Anda

mungkin mulai merasa gejala dan cara umum organisme menyebar.

PencemaranTimbulnya

gejalaMakanan terpengaruh dan sarana transmisi

Campylobacter 2 sampai 5

hari

Daging dan unggas. Kontaminasi terjadi

selama pemrosesan jika kotoran hewan

menghubungi permukaan daging.Sumber-

sumber lain termasuk susu yang tidak

dipasteurisasi dan air yang terkontaminasi.

4

Page 5: REFERAT FORENSIK

Clostridium

botulinum

12-72 jam Home-kaleng makanan dengan keasaman

rendah, makanan komersial tidak benar kaleng,

ikan asap atau asin, kentang dipanggang di

aluminium foil dan makanan lainnya disimpan

pada suhu hangat terlalu lama.

Clostridium

perfringens

8 sampai

16 jam

Daging, semur dan gravies. Umumnya

menyebar ketika melayani hidangan tidak

menyimpan cukup makanan panas atau dingin

makanan terlalu lambat.

Escherichia coli

(E. coli) O157:

H7

1 sampai 8

hari

Daging sapi yang terkontaminasi dengan

kotoran selama pembantaian. Menyebar

terutama oleh daging sapi setengah

matang. Sumber-sumber lain termasuk susu

yang tidak dipasteurisasi dan sari apel,

kecambah alfalfa dan air yang terkontaminasi.

Giardia lamblia 1 sampai 2

minggu

Baku, siap saji memproduksi dan air yang

terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh

penjamah makanan yang terinfeksi.

Hepatitis A 28 hari Baku, siap saji produk dan kerang dari air yang

terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh

penjamah makanan yang terinfeksi.

Listeria 9-48 jam Hot anjing, makan siang daging, susu yang

tidak dipasteurisasi dan keju, dan produk baku

dicuci. Dapat menyebar melalui tanah dan air

yang terkontaminasi.

Noroviruses 12 sampai Baku, siap saji produk dan kerang dari air yang

5

Page 6: REFERAT FORENSIK

(Norwalk-like

virus)

48 jam terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh

penjamah makanan yang terinfeksi.

Rotavirus 1 sampai 3

hari

Baku, siap saji menghasilkan. Dapat ditularkan

oleh penjamah makanan yang terinfeksi.

Salmonella 1 sampai 3

hari

Daging mentah atau tercemar, unggas, susu

atau kuning telur. Selamat memasak tidak

memadai. Dapat ditularkan melalui pisau,

memotong permukaan atau penjamah makanan

yang terinfeksi.

Shigella 24 sampai

48 jam

Seafood dan mentah, siap saji

menghasilkan. Dapat ditularkan oleh penjamah

makanan yang terinfeksi.

Staphylococcus

aureus

1 sampai 6

jam

Daging dan salad siap, saus krim dan krim

yang dipenuhi kue-kue. Dapat menyebar

melalui kontak tangan, batuk dan bersin.

Vibrio vulnificus 1 sampai 7

hari

Baku tiram dan kerang mentah atau setengah

matang, kerang dan remis keseluruhan. Dapat

menyebar melalui air laut yang terkontaminasi.

2.3. Jenis-Jenis Keracunan

2.3.1. Keracunan Karbon Monoksida (CO)

----Karbon monoksida (CO) adalah racun yang tertua dalam sejarah manusia.

Sejak di kenal cara membuat api, manusia senantiasa terancam oleh asap yang

mengandung CO. Gas CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

meransang selaput lendir, sedikit lebih ringan dari udara sehingga mudah

menyebar.

2.3.1.1. Pemeriksaan Kedokteran Forensik Keracunan CO

6

Page 7: REFERAT FORENSIK

----Diagnosis keracunan CO pada korban hidup biasanya berdasarkan anamnesis

adanya kontak dan di temukannya gejala keracunan CO. Pada korban yang mati

tidak lama setelah keracunan CO, ditemukan lebam mayat berwarna merah terang

(cherry pink colour) yang tampak jelas bila kadar COHb mencapai 30% atau

lebih. Warna lebam mayat seperti itu juga dapat ditemukan pada mayat yang di

dinginkan, pada korban keracunan sianida dan pada orang yang mati akibat

infeksi oleh jasad renik yang mampu membentuk nitrit, sehingga dalam darahnya

terbentuk nitroksi hemoglobin. Meskipun demikian masih dapat di bedakan

dengan pemeriksaan sederhana. Pada mayat yang didinginkan dan pada keracunan

CN, penampang ototnya berwarna biasa, tidak merah terang. Juga pada mayat

yang di dinginkan warna merah terang lebam mayatnya tidak merata selalu masih

ditemukan daerah yang keunguan (livid). Sedangkan pada keracunan CO, jaringan

otot, visera dan darah juga berwarna merah terang. Selanjutnya tidak ditemukan

tanda khas lain. Kadang-kadang dapat ditemukan tanda asfiksia dan hyperemia

visera. Pada otak besar dapat ditemukan petekiae di substansia alba bila korban

dapat bertahan hidup lebih dari ½ jam.

----Pada analisa toksikologik darah akan di temukan adanya COHb pada korban

keracunan CO yang tertunda kematiannya sampai 72 jam maka seluruh CO telak

di eksresi dan darah tidak mengandung COHb lagi, sehingga ditemukan lebam

mayat berwarna livid seperti biasa demikian juga jaringan otot, visera dan darah.

Kelainan yang dapat di temukan adalah kelainan akibat hipoksemia dan

komplikasi yang timbul selama penderita di rawat. Otak, pada substansia alba dan

korteks kedua belah otak, globus palidus dapat di temukan petekiae. Kelainan ini

tidak patognomonik untuk keracunan CO, karena setiap keadaan hipoksia otak

yang cukup lama dapat menimbulkan petekiae. Pemeriksaan mikroskopik pada

otak memberi gambaran :

- Pembuluh-pembuluh halus yang mengandung trombihialin

- Nikrosis halus dengan di tengahnya terdapat pembuluh darah yang mengandung

trombihialin dengan pendarahan di sekitarnya, lazimnya di sebut ring

hemorrhage

7

Page 8: REFERAT FORENSIK

- Nikrosis halus yang di kelilingi oleh pembuluh-pembuluh darah yang

mengandung trombi

- Ball hemorrgae yang terjadi karena dinding arterior menjadi nekrotik akibat

hipoksia dan memecah.

Pada miokardium di temukan perdarahan dan nekrosis, paling sering di

muskulus papilaris ventrikal kiri. Pada penampang memanjangnya, tampak bagian

ujung muskulus papilaris berbercak-bercak perdarahan atau bergaris-garis seperti

kipas berjalan dari tempat insersio tendinosa ke dalam otak. Ditemukan eritema

dan vesikal / bula pada kulit dada, perut, luka, atau anggota gerak badan, baik di

tempat yang tertekan maupun yang tidak tertekan. Kelainan tersebut di sebabkan

oleh hipoksia pada kapiler-kapiler bawah kulit. Pneunomonia hipostatik paru

mudah terjadi karena gangguan peredaran darah. Dapat terjadi trombosis arteri

pulmonalis.

2.3.2 Keracunan Sianida

----Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik, karena garam sianida

dalam takaran kecil sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada seseorang

dengan cepat seperti bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa tokoh nazi

Kematian akibat keracunan CN umumnya terjadi pada kasus bunuh diri dan

pembunuhan. Tetapi mungkin pula terjadi akibat kecelakaan di laboratorium, pada

penyemprotan (fumigasi) dalam pertanian dan penyemprotan di gudang-gudang

kapal.

2.3.2.1 Pemeriksaan Kedokteran Forensik Keracunan Sianida

----Pada pemeriksaan korban mati, pada pemeriksaan bagian luar jenazah, dapat

tercium bau amandel yang patognomonig untuk keracunan CN, dapat tercium

dengan cara menekan dada mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan

hidung. Bau tersebut harus cepat dapat ditentukan karena indra pencium kita cepat

teradaptasi sehingga tidak dapat membaui bau khas tersebut. Harus dingat bahwa

tidak semua orang dapat mencium bau sianida karena kemampuan untuk mencium

bau khas tersebut bersifat genatik sex-linked trait. Sianosis pada wajah dan bibir,

8

Page 9: REFERAT FORENSIK

busa keluar dari mulut, dan lebam mayat berwarna terang, karena darah vena kaya

akan oksi-Hb. Tetapi ada pula yang mengatakan karena terdapat Cyanmet-Hb.

----Pada pemeriksaan bedah jenazah dapat tercium bau amandel yang khas pada

waktu membuka rongga dada, perutdan otak serta lambung(bila racun melalui

mulut) darah, otot dan penampang tubuh dapat berwarna merah terang.

Selanjutnya hanya ditemukan tanda-tanda asfiksia pada organ tubuh.Pada korban

yang menelan garam alkalisianida, dapat ditemukan kelainan pada mukosa

lambung berupa korosi dan berwarna merah kecoklatan karena terbentuk hematin

alkali dan pada perabaan mukosa licin seperti sabun. Korosi dapat mengakibatkan

perforasi lambung yang dapat terjadi antemortal atau posmortal.

2.3.3. Keracunan Arsen (As)

----Senyawa arsen dahulu sering mengunakan sebagai racun untuk membunuh

orang lain, dan tidaklah mustahil dapat ditemukan kasus keracunan dengan arsen

dimasa sekarang ini. Disamping itu keracunan arsen kadang-kadang dapat terjadi

karena kecelakaan dalam industri dan pertanian akibat memakan/meminum

makanan/minuman yang terkontaminasi dengan arsen. Kematian akibat keracunan

arsen sering tidak menimbulkan kecurigaan karena gejala keracunan akutnya

menyerupai gejala gangguan gastrointestinal yang hebat sehingga dapat

didiagnosa sebagai suatu penyakit.

2.3.3.1 Pemeriksaan Kedokteran Forensik As

----Korban mati keracunan akut. Pada pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda

dehidrasi. Pada pembedahan jenazah ditemukan tanda-tanda iritasi lambung,

mukosa berwarna merah, kadang-kadang dengan perdarahan (flea bitten

appearance). Iritasi lambung dapat menyebabkan produksi musin yang menutupi

mukosa dengan akibat partikel-partikel As berwarna kuning sedangkan As2O3

tampak sebagai partikel berwarna putih. Pada jantung ditemukan perdarahan sub-

endokard pada septum. Histologik jantung menunjukkan infiltrasi sel-sel radang

bulat pada miokard. Sedangkan organ lain parenkimnya berwarna putih. Korban

mati akibat keracunan arsin. Bila korban cepat meninggal setelah menghirup

9

Page 10: REFERAT FORENSIK

arsin, akan terlihat tanda-tanda kegagalan kardiorespirasi akut. Bila meninggalnya

lambat, dapat ditemukan ikterus dengan anemia hemolitik, tanda-tanda kerusakan

ginjal berupa degenerasi lemak dengan nekrosis fokal serta nekrosis tubuli.

Korban mati akibat keracunan kronik. Pada pemeriksaan luar tampak keadaan gizi

buruk. Pada kulit terdapat pigmentasi coklat (melanosis arsenik).

2.3.4 Keracunan Alkohol

----Alkohol banyak terdapat dalam berbagai minuman dan sering menimbulkan

keracunan. Keracunan alkohol menyebabkan penurunan daya reaksi atau

kecepatan, kemampuan untuk menduga jarak dan ketrampilan mengemudi

sehingga cenderung menimbulkan kecelakaan lalu-lintas di jalan, pabrik dan

sebagainya. Penurunan kemampuan untuk mengontrol diri dan hilangnya

kapasitas untuk berfikir kritis mungkin menimbulkan tindakan yang melanggar

hukum seperti perkosaan, penganiayaan, dan kejahatan lain ataupun tindakan

bunuh diri.

2.3.4.1 Pemeriksaan Kedokteran Forensik Keracunan Alkohol

----Pada orang hidup, bau alkohol yang keluar dari udara pernapasan merupakan

petunjuk awal. Petunjuk ini harus dibuktikan dengan pemeriksaan kadar alkohol

darah, baik melalui pemeriksaan udara pernapasan atau urin, maupun langsung

dari darah vena. Kelainan yang ditemukan pada korban mati tidak khas, Mungkin

ditemukan gejala-gejala yang sesuai dengan asfiksia. Seluruh organ menunjukkan

tanda perbendungan, darah lebih encer, berwarna merah gelap. Mukosa lambung

menunjukkan tanda perbendungan, kemerahan dan tanda inflamasi tapi

kadangkadang tidak ada kelainan.Organ-organ termasuk otak dan darah berbau

alkohol. Pada pemeriksaan histopatologik dapat dijumpai edema dan pelebaran

pembuluh darah otak dan selaput otak, degenerasi bengkak keruh pada bagian

parenkim organ dan inflamasi mukosa saluran cerna.

----Pada kasus keracunan kronik yang, meninggal, jantung dapat memperlihatkan

fibrosis interstisial, hipertrofi serabut otot jantung, sel-sel radang kronik pada

beberapa tempat, gambaran seran lintang otot jatunng menghilang, hialinisasi,

10

Page 11: REFERAT FORENSIK

edema dan vakuolisasi serabut otot jantung. Schneider melaporkan miopati

alhokolik akut dengan miohemoglobinuri yang disebabkan oleh nekrosis tubuli

ginjal dan kerusakan miokardium.

2.4. Faktor Risiko

Sakit setelah makan makanan tercemar tergantung pada organisme, jumlah

paparan, usia dan kesehatan Anda. Kelompok berisiko tinggi meliputi:

Orang dewasa yang lebih tua. Ketika anda beranjak tua, sistem kekebalan

tubuh tidak dapat merespon dengan cepat dan efektif untuk organisme

menular seperti ketika Anda muda.

Ibu hamil. Selama kehamilan, perubahan dalam metabolisme dan sirkulasi

dapat meningkatkan resiko keracunan makanan. Reaksi Anda mungkin

lebih parah saat hamil. Jarang, bayi Anda mungkin sakit juga.

Bayi dan anak-anak muda. sistem kekebalan tubuh mereka belum

sepenuhnya dikembangkan.

Orang dengan penyakit kronis. Memiliki kondisi kronis - seperti diabetes,

penyakit hati atau AIDS - atau menerima kemoterapi atau terapi radiasi

untuk kanker mengurangi respon kekebalan tubuh.

Keracunan makanan sering terjadi dari makan atau minum karena:

Setiap makanan yang disiapkan oleh seseorang yang tidak mencuci tangan

dengan benar

Makanan disajikan dengan menggunakan peralatan memasak najis,

talenan, atau alat lainnya

Produk susu atau mayones makanan yang mengandung (seperti kubis atau

salad kentang) yang telah keluar dari lemari es terlalu lama

Makanan beku atau didinginkan yang tidak disimpan pada suhu yang tepat

atau tidak dipanaskan dengan benar

Baku ikan atau kerang

Baku buah atau sayuran yang belum dicuci bersih

Baku sayur atau jus buah dan susu

Kurang matang daging atau telur

11

Page 12: REFERAT FORENSIK

Air dari sumur atau sungai, atau air kota atau kota yang belum diobati

Faktor Yang Mempengaruhi Keracunan

1. Cara masuk

----Keracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun secara inhalasi. Cara

masuk lain secara berturut-turut melalui intravena, intramuskular, intraperitoneal,

subkutan, peroral dan paling lambat ialah melalui kulit yang sehat.

2. Umur.

----Orang tua dan anak-anak lebih sensitif misalnya pada barbiturat. Bayi

prematur lebih rentan terhadap obat oleh karena ekskresi melalui ginjal belum

sempurna dan aktifitas mikrosom dalam hati belum cukup.

Pakaian. Pada pakaian dapat ditemukan bercak-barcak yang disebabkan oleh

tercecernya racun yang ditelan atau oleh muntahan. Misalnya bercak berwarna

coklat karena asam sulfat atau kuning karena asam nitrat.

Lebam mayat. Warna lebam mayat yang tidak biasa juga mempunyai makna,

karena warna lebam mayat pada dasarnya adalah manifestasi warna darah yang

tampak pada kulit.

Perubahan warna kulit. Pada hiperpigmentasi atau melanosis dan keratosis pada

telapak tangan dan kaki pada keracunan arsen kronik. Kulit berwarna kelabu

kebirubiruan akibat keraunan perak (Ag) kronik (deposisi perak dalam jaringan

ikat dan korium kulit). Kulit akan berwarna kuning pada keracunan tembaga (Cu)

dan fosfor akibat hemolisis juga pada keracunan insektisida hidrokarbon dan arsen

karena terjadi gangguan fungsi hati.

Kuku. Keracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang menebal yang tidak

teratur. Pada keracunan Talium kronik ditemukan kelainan trofik pada kuku.

Rambut. Kebotakan (alopesia) dapat ditemukan pada keracunan talium, arsen, ari

raksa dan boraks.

Sklera. Tampak ikterik pada keracunan dengan zat hepatotoksik seperti fosfor,

karbon tetraklorida. Perdarahan pada pemakaian dicoumarol atau akibat bias ular.

12

Page 13: REFERAT FORENSIK

2.5. Gejala

Ketika Anda mengembangkan gejala tergantung pada penyebab yang tepat

dari keracunan makanan. Jenis yang paling umum dari keracunan makanan

umumnya menimbulkan gejala dalam waktu 2 - 6 jam makan makanan.

Gejala mungkin termasuk:

Perut kram

Diare  (mungkin berdarah)

Demam  dan menggigil

Sakit kepala

Mual dan muntah

Kelemahan  (mungkin serius dan menyebabkan serangan pernapasan,

seperti dalam kasus botulisme)

Hal ini dapat menyebabkan jumlah yang banyak kehilangan cairan yang

berakibat pada dehidrasi. Di negara-negara berkembang di mana epidemi menular

menyebabkan penyakit diare, ribuan orang mati karena dehidrasi.

Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, sistem organ lainnya dapat terinfeksi

dan terkena keracunan makanan. Gejala akan tergantung pada apa sistem organ

yang terlibat (misalnya, ensefalopati akibat infeksi otak).

2.6. Patofisiologi

Patogenesis diare pada keracunan makanan diklasifikasikan luas menjadi

jenis peradangan atau inflamasi. Peradangan diare disebabkan oleh aksi

enterotoksin pada mekanisme sekresi mukosa dari usus kecil, tanpa invasi. Hal ini

menyebabkan tinja berair volume besar dengan tidak adanya darah, nanah, atau

sakit perut yang parah. Sesekali, dehidrasi yang mendalam dapat terjadi.

Enterotoksin dapat berupa proses sebelum menelan atau diproduksi dalam usus

setelah konsumsi. Contohnya termasuk Vibrio cholerae, enterotoxic Escherichia

coli, Clostridium perfringens, Bacillus cereus,  aureus organisme , Giardia

13

Page 14: REFERAT FORENSIK

lamblia ,Cryptosporidium, rotavirus , norovirus (genus  Norovirus, yang

sebelumnya disebut virus Norwalk) dan adenovirus.

Diare inflamasi disebabkan oleh aksi cytotoxin pada mukosa, yang

menyebabkan invasi dan kehancuran. Usus besar atau usus kecil distal umum

yang terlibat. Diare biasanya berdarah, berlendir dan leukosit yang hadir. Pasien

biasanya demam dan mungkin muncul beracun. Dehidrasi kurang mungkin

dibandingkan dengan diare peradangan karena volume tinja lebih kecil. Leukosit

tinja atau feses tes laktoferin positif menunjukkan proses inflamasi, dan lembar

leukosit menunjukkan kolitis.

Kadang-kadang, organisme menembus mukosa dan berkembang biak

dalam jaringan limfatik lokal, diikuti dengan penyebaran sistemik. Contohnya

termasuk Campylobacter jejuni , Vibrio parahaemolyticus, enterohemorrhagic dan

enteroinvasif E coli , Yersinia enterocolitica, Clostridium difficile , Entamoeba

histolytica , dan Salmonella dan Shigella spesies.

Pada beberapa jenis keracunan makanan (misalnya, staphylococci, B

cereus), muntah disebabkan oleh toksin yang bekerja pada sistem saraf

pusat. Sindrom klinis botulisme hasil dari penghambatan pelepasan asetilkolin di

ujung saraf oleh botulinum itu. Mekanisme patofisiologis yang menghasilkan

gejala gastrointestinal akut yang dihasilkan oleh beberapa penyebab keracunan

makanan tidak menular (alami zat [misalnya, jamur , jamur payung] dan logam

berat [misalnya, arsenik, merkuri, timbal]) tidak dikenal.

2.7. Diagnosis

Anamnesis tentang makanan yang Anda makan sebelumnya, keluhan.

memeriksa tanda-tanda keracunan makanan, Pemeriksaan fisik dimulai

dengan mengambil tanda-tanda vital pasien (seperti tekanan darah, denyut

nadi dan suhu).Tanda-tanda klinis dehidrasi termasuk kering, kulit tenting,

mata cekung, mulut kering dan kurangnya keringat di ketiak dan pangkal

paha. Pada bayi, selain tanda-tanda dehidrasi halus di atas mungkin

termasuk otot miskin, miskin menyusui, dan fontanel cekung.

14

Page 15: REFERAT FORENSIK

Tes dapat dilakukan pada darah rutin, tinja, muntahan, atau makanan yang

dimakan untuk menentukan penyebab dari gejala. Namun, tes mungkin

tidak dapat membuktikan bahwa Anda memiliki keracunan makanan.

mungkin perlu diperiksa kadar elektrolit di dalam darah serta fungsi ginjal

Jika ada kekhawatiran tentang hepatitis, tes fungsi hati dapat dilakukan.

Dalam kasus yang jarang tetapi mungkin serius, mungkin dilakukan

sigmoidoskopi, suatu prosedur dimana sebuah tabung tipis ditempatkan di

anus untuk mencari sumber perdarahan atau infeksi.

Sampel tinja mungkin berguna terutama jika ada kekhawatiran tentang

infeksi yang disebabkan oleh Salmonella, Shigella dan Campylobacter,

terutama terjadi ketika pasien hadir dengan diare berdarah, dianggap

akibat infeksi. Jika ada kekhawatiran tentang infeksi parasit, sampel tinja

dapat diperiksa juga untuk kehadiran parasit.

Tergantung pada penyebab diduga keracunan makanan, ada beberapa tes

imunologi (misalnya, deteksi racun Shiga) bahwa CDC

merekomendasikan. Metode lain dapat digunakan (misalnya, deteksi prion

dalam contoh jaringan).

Diagnosa Kasus Keracunan

Kriteria diagnostik pada keracunan:

Anamnesa kontak korban dengan racun

Adanya tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan tanda dan gejala

dari keracunan racun yang diduga

Dari sisa benda bukti, harus dibuktikan bahwa benda bukti tersebut

memang racun yang dimaksud

Dari bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan

yang sesuai dengan keracunan dari racun yang diduga

Analisa kimia atau pemeriksan toksikologik

Kriteria 4 dan 5 adalah kriteria yang terpenting.

2.8. Perawatan dan Obat-Obatan

15

Page 16: REFERAT FORENSIK

Pengobatan untuk keracunan makanan biasanya tergantung pada sumber

penyakit, jika diketahui, dan tingkat keparahan gejala. Bagi kebanyakan orang,

penyakit sembuh tanpa pengobatan dalam beberapa hari, meskipun beberapa jenis

keracunan makanan dapat berlangsung seminggu atau lebih. Pengobatan

keracunan makanan dapat termasuk:

Penggantian cairan yang hilang. Cairan dan elektrolit - mineral seperti natrium,

kalium dan kalsium yang menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh Anda -

hilang untuk kebutuhan diare persisten diganti. Anak-anak dan orang dewasa

yang sangat membutuhkan pengobatan dehidrasi di rumah sakit, di mana

mereka dapat menerima garam dan cairan melalui vena (intravena), bukan

melalui mulut. Hidrasi intravena memberikan tubuh dengan air dan nutrisi

penting jauh lebih cepat daripada larutan oral lakukan.

Antibiotik. Dokter mungkin meresepkan antibiotik jika Anda memiliki

beberapa jenis keracunan makanan bakteri dan gejala yang berat.Keracunan

makanan disebabkan oleh kebutuhan listeria untuk diobati dengan antibiotik

intravena di rumah sakit. Dan pengobatan cepat dimulai, lebih baik. Selama

kehamilan, pengobatan antibiotik yang cepat dapat membantu menjaga infeksi

dari mempengaruhi bayi.

Obat untuk membantu mengontrol mual dan muntah.

Obat untuk mengurangi frekuensi diare dapat diindikasikan tetapi jika

keracunan makanan dicurigai, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan

praktisi kesehatan sebelum menggunakan obat OTC seperti loperamide

(Imodium), karena dapat menimbulkan masalah lebih lanjut bagi pasien.

Gaya Hidup dan Pengobatan Rumah

Keracunan makanan biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam

waktu 48 jam. Untuk membantu menjaga diri Anda lebih nyaman dan mencegah

dehidrasi saat Anda sembuh, coba berikut ini:

Biarkan perut Anda puas. Berhenti makan dan minum selama beberapa jam.

Cobalah mengisap chip es atau menyesap air. Anda juga dapat mencoba

minum soda yang jelas, seperti 7UP atau Sprite atau noncaffeinated minuman

16

Page 17: REFERAT FORENSIK

olahraga. Orang dewasa yang terkena dampak harus mencoba untuk minum

setidaknya delapan sampai 16 gelas cairan setiap hari, mengambil kecil, teguk

sering. Anda akan tahu bahwa Anda mendapatkan cukup cairan ketika Anda

buang air kecil secara normal, dan urin Anda jelas dan tidak gelap.

Kemudahan kembali ke makan. Secara bertahap mulai makan hambar, mudah

mencerna makanan, seperti keripik, soda, roti bakar, agar-agar, pisang dan

beras. Berhenti makan jika kembali mual Anda.

Hindari makanan tertentu dan zat sampai Anda merasa lebih baik. Ini termasuk

produk susu, kafein, alkohol, nikotin, dan makanan berlemak atau sangat

berpengalaman.

Banyak istirahat. Penyakit dan dehidrasi mungkin telah membuat Anda lemah

dan lelah.

Jangan gunakan obat anti-diare. Obat dimaksudkan untuk mengobati diare,

seperti loperamide (Imodium, lainnya) dan diphenoxylate dengan atropin

(Lomotil, Lonox), dapat memperlambat penghapusan bakteri atau racun dari

sistem anda dan dapat membuat kondisi Anda lebih buruk.

Berikan anak cairan elektrolit yang dijual di toko obat.

Keracunan makanan biasanya akan pulih dari jenis yang paling umum dari

keracunan maknan dalam beberapa hari. Caranya adalah dengan mempertahankan

jumlah yang tepat dari cairan, dan menjaga kondisi tubuh.

Kunci untuk perawatan di rumah adalah mampu menjaga orang yang terkena

dehidrasi. Terapi rehidrasi oral dengan air atau larutan elektrolit seimbang seperti

Gatorade atau Pedialyte biasanya cukup untuk mengisi tubuh dengan

cairan. Seseorang bisa kehilangan sejumlah besar cairan dengan setiap buang air

besar diare, dan cairan yang harus diganti untuk rehydrate. Pasien yang

menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti buang air kecil menurun, pusing , atau

membran mukosa kering, terutama pada yang muda atau tua, akan melihat dokter.

2.9. Prognosis

17

Page 18: REFERAT FORENSIK

Kebanyakan orang benar-benar pulih dari jenis yang paling umum dari

keracunan makanan dalam waktu 12 - 48 jam. Komplikasi serius dapat timbul

Namun, dari beberapa jenis keracunan makanan.

Kematian dari keracunan makanan pada orang yang sehat jarang terjadi di

Amerika Serikat.

2.10. Kemungkinan Komplikasi

Dehidrasi adalah komplikasi yang paling umum. Hal ini dapat terjadi dari

salah satu penyebab keracunan makanan. Komplikasi yang kurang umum tetapi

lebih serius tergantung pada bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Ini

mungkin termasuk radang sendi, masalah perdarahan, masalah ginjal, kerusakan

pada sistem saraf, dan bengkak atau iritasi pada jaringan di sekitar jantung,

bahkan kematian,

Beberapa jenis keracunan makanan memiliki komplikasi yang serius bagi

orang-orang tertentu. Ini termasuk:

Listeria monocytogenes. Komplikasi dari keracunan makanan listeria mungkin

paling berat bagi bayi yang belum lahir. Pada awal kehamilan, infeksi listeria

dapat menyebabkan keguguran. Kemudian pada kehamilan, infeksi Listeria

dapat menyebabkan lahir mati, kelahiran prematur atau infeksi fatal pada bayi

setelah lahir - bahkan jika ibu itu hanya sedikit sakit. Bayi yang bertahan hidup

infeksi listeria dapat mengalami kerusakan jangka panjang neurologis dan

pengembangan tertunda.

Escherichia coli (E. coli). Beberapa strain E. coli dapat menyebabkan

komplikasi yang serius yang disebut sindrom uremik hemolitik. Sindrom ini

merusak lapisan pembuluh darah kecil pada ginjal, kadang-kadang

menyebabkan gagal ginjal. Orang dewasa, anak-anak di bawah usia 5 dan

orang dengan sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko lebih tinggi

mengalami komplikasi ini. Jika Anda berisiko tinggi sindrom uremik

hemolitik, pergilah ke dokter pada tanda pertama dari diare berlimpah atau

berdarah.

18

Page 19: REFERAT FORENSIK

2.11. Mencegah keracunan makanan

Untuk mencegah keracunan makanan, mengambil langkah-langkah berikut

ketika mempersiapkan makanan:

Cuci tangan sesering mungkin, dan selalu sebelum memasak atau

membersihkan. Selalu cuci lagi setelah menyentuh daging mentah.

Bersihkan piring dan peralatan yang punya kontak dengan daging mentah,

unggas, ikan, atau telur.

Gunakan termometer saat memasak. Masak daging sapi untuk setidaknya

160 ° F, unggas setidaknya 180 ° F, dan ikan untuk setidaknya 140 ° F.

Jangan menempatkan daging dimasak atau kembali ikan ke piring yang

sama atau wadah yang memegang daging mentah, kecuali wadah telah

sepenuhnya dicuci.

Segera mendinginkan makanan apapun Anda tidak akan makan. Jauhkan

lemari es diatur ke sekitar 40 ° F dan freezer Anda pada atau di bawah 0°

F. Jangan makan daging, unggas, atau ikan yang telah didinginkan mentah

selama lebih dari 1 sampai 2 hari.

Masak makanan beku untuk waktu penuh dianjurkan pada kemasan.

Jangan menggunakan makanan usang, makanan dikemas dengan segel

rusak, atau kaleng yang menggembung atau penyok.

Jangan menggunakan makanan yang memiliki bau yang tidak biasa atau

rasa aneh.

Jangan minum air dari sungai atau sumur yang tidak diobati. Hanya

minum air yang telah diobati atau diklorinasi.

Lain langkah yang harus diambil:

Jika Anda merawat anak-anak muda, cuci tangan Anda sering dan

membuang popok hati-hati sehingga bakteri tidak dapat menyebar ke

permukaan atau orang lain.

Jika Anda membuat makanan kaleng di rumah, pastikan untuk mengikuti

teknik pengalengan yang tepat untuk mencegah botulisme.

Jangan memberi makan madu untuk anak di bawah usia 1 tahun.

19

Page 20: REFERAT FORENSIK

Jangan makan jamur liar.

Bila bepergian dimana kontaminasi lebih mungkin, makan hanya panas,

makanan yang baru dimasak.Minum air hanya jika telah direbus. Jangan

makan sayuran mentah atau buah dikupas.

Jangan makan kerang yang telah terkena air pasang merah.

Jika Anda sedang hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang

lemah, jangan makan keju lunak, keju terutama yang lembut diimpor dari

negara di luar Amerika Serikat.

Jika orang lain mungkin makan makanan yang membuat Anda sakit, biarkan

mereka tahu. Jika Anda pikir makanan itu terkontaminasi ketika Anda

membelinya dari toko atau restoran, katakan toko dan departemen kesehatan

setempat.

2.12. Pemeriksaan Mayat Korban Keracunan

Sebelum melakukan pemeriksaan atas korban mati keracunan, kumpulkan

dulu informasi sebanyak-banyaknya, misalnya perihal pekerjaan korban, dan lain-

lain. Kelainan pada korban mati keracunan dapat diabagi 2 kelompok :

1. Kematian yang berlangsung cepat (rapid poisoning death)

- Kongesti atau perbendungan alat-alat dalam

- Edema paru-paru, otak dan ginjal

- Tanda-tanda korosif

- Bau yang khas dari hidung dan mulut

- Lebam mayat yang khas

2. Kematian berlangsung lambat

- Terdapat kelainan yang khas untuk tiap jenis racun

- Keracunan arsen akan menunjukkan : pigmentasi, hiperkeratosis dan

rontoknya rambut

- Keracunan karbonmonoksida : perlunakan pada globus palidus,

perdarahan berbintik pada substansia alba dan mm.papilares serta sdanya

ring hemorrhages pada otak

20

Page 21: REFERAT FORENSIK

- Keracunan alkohol : chirrhosis hepatis, perdarahan pada saluran

pencernaan.

1. Pemeriksaan Luar

- Pakaian, catat warna bercak, bau serta distribusinya

a. Pada pembunuhan : bercak tidak beraturan

b. Pada bunuh diri : bercak beraturan, pada bagian tangan dari atas ke bawah

c. Pada kecelakaan : tidak khas

- Lebam mayat, perhatikan warnanya

a. Merah terang : keracunan sianida atau terkena benda yang bersuhu rendah

b. Cheery-red : keracunan monoksida

c. Cokelat kebiruan : keracunan anilin, nitrobenzena, kina, potasium-chlorate

dan acetanilide

- Bercak dan warna di sekitar mulut dan distribusi

a. Yodium : warna kulit menjadi hitam

b. Nitrat : warna kulit menjadi kuning

c. Zat-zat korosif : luka bakar berwarna merah cokelat

d. distribusi memberi informasi perihal cara kematian

- Bau dari mulut dan hidung, yaitu dengan cara menekan dinding dada dan

dekatkan hidung pemeriksa pada mulut atau hidung, untuk mengetahui bau

yang keluar.

a. Sianida : berbau amandel

b. Alkohol, insektisida, asam karbol : bau khas dan mudah dikenali

- Kelainan lain

a. Bekas suntikan, di daerah lipat siku, punggung tangan, lengan atas, penis dan

sekitar puting susu : keracunan narkotika

b. Skin blisters : keracunan narkotika, barbiturat dan karbonmonoksida

c. Kulit menjadi kuning : keracunan fosfor, tembaga dan keracunan chlorinated

hydrocarbon insecticide.

2. Pemeriksaan Dalam

21

Page 22: REFERAT FORENSIK

Segera setelah rongga dada dan perut dibuka, tentukan apakah terdapat bau

yang tidak biasa (bau racun). Bila pada pemeriksaan luar tidak tercium "bau

racun" maka sebaiknya rongga tengkorak dibuka terlebih dahulu agar bau visera

perut tidak menyelubungi bau tersebut, terutama bila dicurigai adalah sianida. Bau

sianida, alkohol, kloroform, dan eter akan tercium paling kuat dalam rongga

tengkorak. Perhatikan warna darah. Pada intoksikasi dengan racun yang

menimbulkan hemolisis (bisa ular), pirogarol, hidrokuinon, dinitrophenol dan

arsen. Darah dan organ-organ dalam berwarna coklat kemerahan gelap. Pada

racun yang menimbulkan gangguan trombosit, akan terdapat banyak bercak

perdarahan, pada organ-organ. Bila terjadi keracunan yang cepat menimbulkan

kematian, misalnya sianida, alcohol, kloroform maka darah dalam jantung dan

pembuluh darah besar tetap cair tidak terdapat bekuan darah.

Pada lidah perhatikan apakah ternoda oleh warna tablet atau kapsul obat

atau menunjukan kelainan disebabkan oleh zat korosif. Pada esophagus bagian

atas dibuka sampai pada ikatan atas diafragma. Adakah terdapat regurgitasi dan

selaput lendir diperhatikan akan adanya hiperemi dan korosi. Pada epiglotis dan

glotis perhatikan apakah terdapat hiperemi atau edema, disebabkan oleh inhalasi

atau aspirasi gas atau uap yang meransang atau akibat regurgitasi dan aspirasi zat

yang meransang. Edema glotis juga dapat ditemukan pada pemakaian akibat syok

anafilaktik, misalnya akibat penisilin.Pada pemeriksaan paru-paru ditemukan

kelainan yang tidak spesifik, berupa pembendungan akut. Pada inhalasi gas yang

meransang seperti klorin dan nitrogen oksida ditemukan pembendungan dan

edema hebat, serta emfisema akut karena terjadi batuk, dipsneu dan spasme

bronki. Pada lambung dan usus dua belas jari lambung dibuka sepanjang

kurvakura mayor dan diperhatikan apakah mengeluarkan bau yang tidak biasa.

Perhatikan isi lambung warnanya dan terdiri dari bahan-bahan apa. Bila terdapat

tablet atau kapsul diambil dengan sendok dan disimpan secara terpisah untuk

mencegah disintegrasi tablet/kapsul.

Pada kasus-kasus non-toksikologik hendaknya pembukaan lambung

ditunda sampai saat akhir otopsi atau sampai pemeriksa telah menemukan

penyebab kematian. Hal ini penting karena umumnya pemeriksa baru teringat

22

Page 23: REFERAT FORENSIK

pada keracunan setelah pada akhir autopsi ia tidak dapat menemukan penyebab

kematian. Pemeriksaan usus diperlukan pada kematian yang terjadi beberapa jam

setelah korban menelan zat beracun dan ini ingin diketahui berapa lama waktu

tersebut. Pada hati apakah terdapat degenerasi lemak atau nekrosis. Degenerasi

lemak sering ditemukan pada peminum alcohol. Nekrosis dapat ditemukan pada

keracunan fosfor, karbon tetraklorida, klorform dantrinitro toulena.

Pada ginjal terjadi perubahan degeneratif, pada kortek ginjal dapat

disebabkan oleh racun yang meransang. Ginjal agak membesar, korteks

membengkak, gambaran tidak jelas dan berwarna suram kelabu kuning.

Perubahan ini dapat dijumpai pada keracunan dengan persenyawaan bismuth, air

raksa, sulfonamide, fenol, lisol, karbon tetraklorida. Umumnya analisis

toksikologik ginjal terbatas pada kasus-kasus keracunan logam berat atau pada

pencarian racun secara umum atau pada pemeriksaan histologik ditemukan

Kristal-kristal Caoksalat atau sulfonamide. Pemeriksaan urin dilakukan dengan

semprit dan jarum yang bersih, seluruh urin diambil dari kandung kemih. Bila

bahan akan dikirim ke kota lain untuk dilakukan pemeriksaan maka urin dibiarkan

berada dalam kandung kemih dan dikirim dengan cara intoto, prostat dan kedua

ureter diikat dengan tali. Walaupun kandung kemih dalam keadaan kosong,

kandung kemih harus tetap diambil untuk pemriksaan toksikologik. Pemeriksaan

otak biasanya tidak ditemukan adanya edema otak pada kasus kematian yang

cepat, misalnya pada kematian akibat barbiturat, eter dan juga pada keracunan

kronik arsen atau timah hitam. Perdarahan kecil-kecil dalam otak dapat ditemukan

pada keracunan karbonmonoksida, barbiturat, nitrogen oksida, dan logam berat

seperti air raksa air raksa, arsen dan tmah hitam. Obat-obat yang bekerja pada otak

tidak selalu terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan otak.

Pada pemeriksaan jantung dengan kasus keracunan karbon monoksida bila

korban hidup selama 48 jam atau lebih dapat ditemukan perdarahan berbercak

dalam otot septum interventrikel bagian ventrikel kiri atau perdarahan bergaris

pada muskulus papilaris ventrikel kiri dengan garis menyebar radier dari ujung

otot tersebut sehingga tampak gambaran seperti kipas. Pada pemeriksaan limpa

selain pembendungan akut limpa tidak menunjukkan kelainan patologik. Pada

23

Page 24: REFERAT FORENSIK

keracunan sianida, limpa diambil karena karena kadar sianida dalam limpa

beberapa kali lebih besar daripada kadar dalam darah. Empedu merupakan bahan

yang baik untuk penentuan glutetimida, quabaina, morfin dan heroin. Pada

keracunan karena inhalasi gas atau uap beracun, paru-paru diambil, dalam botol

kedap udara.

Jaringan lemak diambil sebanyak 200 gram dari jaringan lemak bawah

kulit daerah perut. Beberapa racun cepat di absorpsi dalam jaringan lemak dan

kemudian dengan lambat dilepaskan kedalam darah. Jika terdapat persangkaan

bahwa korban meninggal akibat penyuntikan jaringan di sekitar tempat suntikan

diambil dalam radius 5-10 cm.

---- Pada dugaan keracunan arsen rambut kepala dan kuku harus diambil.

Rambut diikat terlebih dahulu sebelum dicabut, harus berikut akar-akarnya, dan

kemudian diberi label agar ahli toksikologi dapat mengenali mana bagian yang

proksimal dan bagian distal. Rambut diambil kira-kira 10 gram tanpa

menggunakan pengawet. Kadar arsen ditentukan dari setiap bagian rambut yang

telah digunting beberapa bagian yang dimulai dari bagian proksimal dan setiap

bagian panjangnya ½ inci atau 1 cm. terhadap setiap bagian itu ditentukan kadar

arsennya. Kuku diambil sebanyak 10 gram, didalamnya selalu harus terdapat

kuku-kuku kedua ibu jari tangan dan ibu jari kaki. Kuku dicabut dan dikirim tanpa

diawetkan. Ahli toksikologi membagi kuku menjadi 3 bagian mulai dari

proksimal. Kadar tertinggi ditemukan pada 1/3 bagian proksimal.

Pengambilan Bahan Pemeriksaan Toksikologik

----Lebih baik mengambil bahan dalam keadaan segar dan lengkap pada waktu

autopsy daripada kemudian harus mengadakan penggalian kubur untuk

mengambil bahan-bahan yang diperlukan dan melakukan analisis toksikologik

atas jaringan yang sudah busuk atau sudah diawetkan. Pengambilan darah dari

jantung dilakukan secara terpisah dari sebelah kanan dan sebelah kiri masing-

masing sebnayak 50 ml. Darah tepi sebanyak 30-50 ml, diambila dari vena iliaka

komunis bukan darah dari vena porta. Pada korban yang masih hidup, darah

24

Page 25: REFERAT FORENSIK

adalah bahan yang terpenting, diambil 2 contoh darah masing-masing 5 ml, yang

pertama diberi pengawet NaF 1% dan yang lain tanpa pengawet.

----Urin dan bilasan lambung diambil semua yang ada didalam kandung kemih

untuk pemeriksaannya. Pada mayat diambil lambung beserta isinya. Usus beserta

isinya berguna terutama bila kematian terjadi dalam waktu beberapa jam setelah

menelan racun sehingga dapat diperkirakan saat kematian dan dapat pula

ditemukan pil yang tidak hancur oleh lambung. Organ hati harus diambil setelah

disisihkan untuk pemeriksaan patologi anatomi dengan alasan takaran forensik

kebanyakan racun sangat kecil, hanya beberapa mg/kg sehingga kadar racun

dalam tubuh sangat rendah dan untuk menemukan racun, bahan pemeriksaan

harus banyak, serta hati merupakan tempat detoksikasi tubuh terpenting.

----Ginjal harus diambil keduanya, organ ini penting pada keadan intoksikasi

logam, pemeriksaan racun secara umum dan pada kasus dimana secara histologik

ditemukan Caoksalat dan sulfo-namide. Pada otak, jaringan lipoid dalam otak

mampu menahan racun. Misalnya CHCI3 tetap ada walaupun jaringan otak telah

membusuk. Otak bagian tengah penting pada intoksikasi CN karena tahan

terhadap pembusukan. Untuk menghidari cairan empedu mengalir ke hati dan

mengacaukan pemeriksaan, sebaiknya kandung empedu jangan dibuka.

----Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengambil sampel selain dengan cara

yang telah disebutkan, adalah :

1. Tempat masuknya racun (lambung, tempat suntikan)

2. Darah

3. Tempat keluar (urin, empedu)

Wadah Bahan Pemeriksaan Toksikologi

Idealnya terdiri dari 9 wadah dikarenakan masing-masing bahan

pemeriksaan diletakkan

secara tersendiri, yaitu :

1. 2 buah peles a 2 liter untuk hati dan usus

2. 3 peles a 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan ginjal

3. 4 botol a 25 ml untuk darah (2 buah), urin dan empedu

25

Page 26: REFERAT FORENSIK

4. Wadah harus dibersihkan dahulu dengan mencucinya memakai asam kromat

hangat dan dibilas dengan aquades serta dikeringkan.

5. Bahan Pengawet

Yang terbaik adalah tanpa bahan pengawet, bila terpaksa dapat digunakan bahan

pengawet :

1. Alkohol absolut

2. Larutan garam dapur jenuh

3. Larutan NaF 1 %

4. Larutan NaF + Na sitrat

5. Na benzoat + fenil merkuri nitrat

Volume pengawet sebaiknya dua kali volume bahan pemeriksaan.

----

Cara Pengiriman

----Untuk melakukan pengiriman bahan pemeriksaan forensik, harus memenuhi

kriteria :

1. Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan

2. Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk kontrol

3. Tiap tempat yang telah terisi disegel dan diberi label

4. Hasil autopsi harus dilampirkan secara singkat

5. Adanya surat permintaan dari penyidik

----Jika jenazah akan diawetkan, maka pengambilan contoh bahan harus dilakukan

sebelum pengawetan. Pada pengambilan contoh bahan dari korban hidup, alkohol

tidak dapat dipakai sebagai disinfektan lokal saat pengambilan darah. Sebagai

gantinya dapat digunakan sublimat 1% atau merkuri klorida 1%.

26

Page 27: REFERAT FORENSIK

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh

konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan bakteri, parasit,

virus, atau bahan kimia.

3.2. Kriteria diagnostik pada keracunan yang terpenting adalah dari bedah

mayat, yakni dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan yang sesuai

dengan keracunan dari racun yang diduga serta analisa kimia atau

pemeriksan toksikologik.

3.3. Pemeriksaan forensik dalam kasus keracunan bertujuan untuk mencari

penyebab kematian (jenis racun penyebab), dan mengetahui mengapa suatu

peristiwa dapat terjadi (rekaan rekontruksi) atau sudah sejauh mana racun

tersebut berperan.

3.4. Cara racun masuk kedalam tubuh yaitu peroral (ingesti), inhalasi, parenteral

(injeksi), penyerapan melalui kulit yang sehat atau sakit dan per-rektal atau

pervaginal.

3.5. Mekanisme kerja racun dalam tubuh yaitu bekerja lokal atau setempat (zat-

zat korosif), yang bekerja secara sistemik (narkotika, karbon-monoksida,

sianida, insektisida) dan racun yang bekerja secara lokal maupun sistemik

(asam oksalat, arsen).

3.6. Pemeriksaan atas korban keracunan yang terpenting yaitu mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya tentang korban (pekerjaan, perkiraan racun

yang digunakan dan sebagainya), serta pemeriksa tidak diperkenankan

merokok, menggunakan banyak air, disinfektan untuk menghilangkan bau

27

Page 28: REFERAT FORENSIK

dan bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu penafsiran pada

pemeriksaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansyur. Toksikologi Keamanan Unsur Dan Bidang-Bidang Toksikologi.

htpp://www.freewweb.com.

2. William G . Eckert. Introduction to Forensic Sciencis Second Adition.

New york, Elsevier: 1992.

3. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Kedua. Jakarta : 1997

4. Etam Odah. Keracunan Karbon Monoksida.

(htpp//www.kutaikartanegara.com)

5. http://www.mayoclinic.com/health/food-poisoning/DS00981 6. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001652.htm

(medline plus)7. http://emedicine.medscape.com/article/175569-overview#showall

(medscape)8. http://www.medicinenet.com/food_poisoning/article.htm

28