Click here to load reader

Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psikologi Sosial

Citation preview

  • 1. OLEH: ANIS QURLI W.W (46112120004) METODE PENELITIAN DAN ETIKA PSIKOLOGI SOSIAL

2. LATAR BELAKANG PSIKOLOGI SOSIAL 3. PSIKOLOGI SOSIAL Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia di dalam suatu situasi sosial. Sebagai ilmu pengetahuan yang masih muda maka latar belakang pertumbuhan Psikologi Sosial berasal dan terpengaruh oleh ilmu-ilmu sosial lain seperti Sosiologi, Anthropologi dan Psikologi yang mempunyai usia lebih tua. 4. KEDUDUKAN PSIKOLOGI SOSIAL PSIKOLOGI SOSIOLOGIANTROPOLOGI PSIKOLOGI SOSIAL 5. SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SOSIAL Sejarah Psikologi Sosial mempunyai hubungan yang erat dengan aliran-aliran dalam Psikologi Sosial yang telah diterangkan pada bagian muka. Sejarah Psikologi Sosial akan mengungkap secara lebih rinci tentang sumbangan pemikiran ahli-ahli ilmu pengetahuan sosial di luar Psikologi Sosial sehingga pertumbuhan Psikologi Sosial menjadi ilmu pengetahuan tidak perlu diragukan. 6. DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL Mc. David dan Herani (1968) Psikologi Sosial adalah lapangan studi tentang pengalaman dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan individu lain, kelompok dan kebudayaan. Oldentorff (1955) Psikologi Sosial adalah pengetahuan tentang tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. 7. .....LANJUTAN Jones dan Gerard (1967) Psikologi Sosial adalah suatu bagian dari cabang Psikologi yang secara khusus memuat lapangan studi tentang tingkah laku individu sebagai sesuatu fungsi dari ransangan sosial. Muzafer Sherif dan C.W Sherif (1956) Psikologi Sosial adalah lapangan studi tentang pengalaman dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan 8. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI SOSIAL Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individual Contoh : konsepsi, motivasi, belajar sosial, frustasi, mekanisme pertahanan Studi tentang proses-proses individual bersama Contoh : sikap sosial, peranan sosial, situasi sosial, kelompok sosial, propaganda, kabar angin. Studi tentang interaksi kelompok Contoh : komunikasi, interaksi sosial, kepemimpinan, tingkah laku massa, ketegangan internasional. 9. PENDEKATAN PSIKOLOGI SOSIAL Pendekatan Menurut S. Stansfeld Sargend Pendekatan Menurut David O.Scars 10. Pendekatan Menurut S. Stansfeld Sargend Pendekatan Sosiologis Adanya pengaruh kehidupan kelompok seperti kebiasaan, institusi dan tingkah laku sosial terhadap kepribadian Individu. Terbentuknya kepribadian individu menyebabkan individu yang bersangkutan memiliki tingkah laku sosial sehingga menjadi makhluk sosial, artinya individu tersebut dapat berkomunikasi dengan individu lainnya. Pendekatan Psikologis Pendekatan ini dikemukakan oleh Floyd H. Allport yang mempunyai pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa tingkah laku sosial individu hanya dapat dipelajari dari individu yang bersangkutan bukan dari lingkungan. 2. Tiap-tiap kelompok mempunyai jiwa kelompok yang berbeda dengan jiwa individu 3. Dasar tingkah laku sosial individu berasal dari prepostent reflexes yang artinya semacam insting yang telah diubah oleh pengaruh kondisi sosial. 11. .....LANJUTAN Pendekatan Intergratif 1. Dari Ahli Antropologi Kepribadian kebudayaan individu sangat dipengaruhi oleh pola kebudayaan di mana individu itu dibesarkan. Dalam kepribadian individu termasuk trait, emosi, dorongan, sikap dan kebiasaan, sedangkan tingkah laku sosial termasuk peran jenis kelamin, reaksi motorik sosial dan interaksi sosial. 2. Dari Ahli Psikoanalisa Adanya pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian yang menyimpang dari kebiasaan pada umumnya.Penyimpangan ini tampak pada tingkah laku individu yang berupa penyesuaian diri yang salah, sakit mental, selalu menentang dan neurosis. 3. Dari Ahli Teori Medan Setiap situasi sosial selalu mempengaruhi individu sehingga dalam situasi sosial tersebut yang penting bagaimana individu yang bersangkutan menanggapi dan menginterprestasikan situasi sosial serta berbuat sesuai dengan situasi sosialnya. 12. Pendekatan Menurut David O.Scars Pendekatan Psikologis 1. Naluri Konrad Lorenz berpendapat bahwa dorongan agresif didalam setiap diri individu ada sejak lahir dan tidak dapat dirubah. Dorongan ini sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individu. Sigmund freud berpendapat bahwa dorongan bawaan mengarahkan individu untuk melakukan aktivitas yang sifatnya merusak atau sebaliknya. 2. Perbedaan Genetik Setiap individu memiliki susunan genetik yang berbeda satu dengan yang lain. Dari perbedaan itu ternyata menimbulkan tingkah laku pada masing-masing individu. Pendekatan Belajar Pendekatan belajar ini menjadi dasar dari teori Bahaviorisme dalam upaya menerangkan dari mana tingkah laku individu itu berasal. Pendekatan Insentif Secara umum pendekatan insentif menerangkan bahwa individu berperilaku sebagai sesuatu hal yang ditentukan oleh insentif yang tersedia bagi bermacam-macam tindakannya. Pertimbangan adalah tingkah lakunya didasarkan pada keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari setiap perilakunya tersebut. Keuntungan dan kerugian inilah merupakan insentif (dorongan) seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan pada situasi yang sedang dihadapi. Pendekatan Kognitif Pendekatan kognitif menggambarkan bahwa seseorang individu bertingkah laku sangat bergantung pada cara individu tersebut mengenali situasi sosial. Dalam pengamatan terhadap situasi sosial, individu dituntut untuk melaksanakan presepsi sosial yang baik, artinya bagaimana individu menanggapi, berfikiran dan berkeyakinan terhadap situasi sosialnya sehingga individu tersebut dapat mengambil tingkah laku yang benar dan tepat. 13. METODE PENELITIAN PSIKOLOGI SOSIAL 14. TUJUAN RISET PENELTIAN 1.Deskripsi Salah satu tujuan utama adalah memberi deskripsi yang cermat dan sistematis tentang perilaku sosial agar psikolog sosial bisa membuat generalisasi yang reliabel tentang bagaimana orang bertindak di berbagai setting sosial. 2.Analisis Kausal Banyak riset di bidang psikologi bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat. 3.Penyusunan Teori Tujuan ketiga adalah menyusun teori perilaku sosial yang membantu psikolog memahami alasan dari perilaku seseorang. 4.Aplikasi Pengetahuan psikologi sosial dapat diaplikasikan untuk memecahkan problem sosial sehari-hari. 15. MENENTUKAN PARTISIPAN Dalam penelitian psikologi sosial, berawal dari bagaimana periset menentukan siapa yang akan diteliti? Salah satu titik awalnya adalah mempelajari tentang orang yang mengambil kesimpulan. Ini dinamakan sampel respresentatif. Cara terbaik untuk memastikan keterwakilan adalah mempelajari sampel acak dari populasi. Dalam istilah formal, random sample (sample acak mewakili populasi yang akan diteliti) berarti setiap orang dalam satu populasi memiliki peluang yang sama untuk dimasukkan ke dalam studi. Hukum probabilitas memastikan bahwa sampel acak dalam jumlah besar akan hampir selalu bisa mewakili populasi dalam batas kesalahan (margin of error). 16. .....LANJUTAN Kebanyakan psikolog sosial ingin agar hasil risetnya berlaku untuk orang secara umum. Namun, sulit dan amat mahal jika harus mempelajari sampel dari populasi umum seperti itu. Jadi, psikolog sosial harus mempertimbangkan aspek praktis dan tujuan pengumpulan data yang dapat digeneralisasikan untuk orang-orang di luar subjek yang diteliti. 17. METODE PENGUMPULAN DATA 1. METODE INTROPEKSI 2. METODE OBSERVASI 3. METODE INTERVIEW/WAWANCARA 4. METODE ANGKET 5. METODE KORELASIONAL 6. METODE EKSPERIMEN 7. METODE LABORATORIUM 8. METODE LAPANGAN 18. METODE INTROPEKSI Dalam pratik metode interospeksi suit dilaksanakan guna memperoleh data yang akurat. Oleh karena itu, Charles H. Coaley menggunakan istilah lain untuk introspeksi tersebut dengan symathetic penetration yang artinya metode digunakan untuk mengumpulkan data melalui proses belajar dari penyelidik terhadap dirinya sendiri melalui empat dan kemudian penyelidik menerapkan pada individu lain sebagai objek penyelidikannya untuk memperoleh data yang diperlukan. 19. KELEMAHAN METODE INTROPEKSI Keterbatasan pengalaman penyelidikan dan kekurang sempurnaan penyelidik untuk mengungkapkan apa yang dialami dan pengalaman masa lampau dari individu lain sebagai objek Kemungkinan banyak pengalaman masa lampau yang dilupakan sehingga data tidak lengkap Ada pengalaman-pengalaman yang tidak diungkapkan oleh sasaran karena hal tersebut merupakan pengalaman yang bersifat traumatis seperti pengalaman patah hati Keengganan sasaran menyebutkan pengalamannya karena ada rasa malu, seperti dimarahi oleh gurunya Pengungkapan pengalaman yang tidak sistematis atau sepenggal-sepenggal dari sasaran sehingga data sukar disusun secara runtut dan lengkap 20. KELEBIHAN METODE INTROPEKSI Pengalaman yang diungkapkan oleh sasaran tidak banyak dipengaruhi oleh pihak luar Penyelidik dianggap sebagai orang untuk menampakan perasaan oleh seseorang sehingga data dapat diungkap secara terperinci Penyelidik setiap saat dapat mengungkapkan data yang diperlukan sehingga data dapat lengkap dan terperinci Penyelidik dapat menggunakan kesempatan dalam pengumpulan data untuk memberikan terapi/ jalan keluat dari masalah yang mungkin dialami sasaran. 21. METODE OBSERVASI Metode ObseRvasi ADALAH cara pengumpulan data dalam rangka penyelidikan terhadap tingkah laku sosial dalam situasi sosial yang wajar. (Suprijono T.P., 1969). Metode observasi ini dapat dilakukan oleh penyelidik terhadap tingkah laku sosialnya dari seseorang individu dan dapat juga tingkah laku sosialnya disuatu kelompok. 22. MACAM-MACAM METODE OBSERVASI Uncontrolled Observation (Observasi tidak terkontrol) Yang dimaksud adalah observasi yang tidak sistematis, tidak mewakili, kurang waktu dalam beraneka ragam situasi sehingga simpulan yang diambil berdasarkan kebiasaan tanpa data yang akurat. (S.S. Sagent,1968). Bagaimanapun juga metode observasi ini lebih baik dari pada metode sebelumnya karena metode ini dapat dikontrol oleh metode lainnya sehingga simpulan yang dihasilkan tidak selalu salah. Systematyc Observation (Observasi sistematis) Observasi sistematis memiliki cara dalam pengumpulan data dengan menggunakan tahap- tahap yang bersifat ilmiah yaitu pengambilan sampel yang mewakili, penyelidik memperoleh latihan mengobservasi dan informasi atau data yang diperoleh bersifat lebih objektif. 23. METODE INTERVIEW Metode ini adalah cara untuk mengumpulkan data yang meliputi perasaan, pengalaman, apa yang diingat, dorongan dan alasan bertingkah laku dari individu. 24. KELEBIHAN METODE INTERVIEW Pewawancara dapat berhadapan langsung dengan sasaran sehinga ia tahu apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh sasaran. Pewawancara memperoleh data yang objektif , akurat dan lengkap. Wawancara dapat berlangsung dengan baik dan lancar karena pewawancara dapat merundingkan pelaksanaan wawancara dan sasaran. Pewawancara dapat menjalin hubungan yang baik dengan sasaran sehingga kondisi ini dapat membantu dalam pengumpulan data. Pewawancara dapat mengecek kekurangan atau ketidakberesan data yang diperoleh dari metode lain. 25. KELEMAHAN METODE INTERVIEW Mungkin ada data yang dikumpulkan dari sasaran sehingga wawancara membutuhkan waktu yang lama Sikap pewawancara sangat menentukan terhadap jalannya wawancara sehingga pewawancara perlu laihan atau bantuan seorang ahli Sulit mengetahui data yang objektif dari metode wawancara sehingga metode ini perlu dibantu oleh metode lain. 26. METODE ANGKET Metode angket adalah cara pengumpulan data tentang pendapat atau sikap seseorang terhadap situasi, benda atau individu lain dalam bentuk tertulis. 27. KELEBIHAN METODE ANGKET Jawaban respoden lebih objektif karena korespoden kurang memperoleh pengaruh pihak luar. Data dapat diperoleh secara sistematis karena pertanyaan dapat disusun lebih dahulu. Responden memperoleh kesempatan berfikir secara leluasa sehingga jawaban responden lebih masak dan mendalam. Responden mempunyai keberanian menjawab pertanyaan karena angket biasanya bersifat anonim. 28. KELEMAHAN METODE ANGKET Ada kemungkinan respoden tidak mengirim angket tersebut sehingga keadaan ini dapat mengurangi representif sampel yang diambil Bila ada pertanyaan yang kurang jelas bagi koresponden maka koresponden tidak bisa memberi jawaban karena responden tidak dapat menanyakan ketidakjelasan pertanyaan tersebut. Pengisian angket tidak bisa dikontrol sehingga ada kemungkinan pengisian angket dilakukan oleh orang lain. Apabila jawaban angket tidak jelas maka penyelidik membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki jawaban tersebut. 29. METODE KORELASIONAL Dalam studi korelasional, periset secara cermat mengamati dan mencatat hubungan antara dua atau lebih faktor, yang istilah teknisnya disebut variabel. Riset korelasional mencari tahu apakah ada asosiasi atau hubungan antarvariabel itu. Secara spesifik, saat nilai variabel A tinggi, apakah variabel B juga tinggi (korelasi negatif), atau apakah nilai variabel B tidak ada kaitannya dengan variabel A (tidak ada korelasi). 30. KELEBIHAN METODE KORELASI Desain ini memampukan periset untuk meneliti problem dimana intervensi tidak dimungkinkan. Riset korelasional adalah efisiensinya. Metode ini memungkinkan periset mengumpulkan lebih banyak informasi dan menguji lebih banyak hubungan ketimbang studi eksperiman. 31. KELEMAHAN METODE KORELASI Riset ini tidak dapat memberikan bukti yang jelas tentang hubungan sebab-akibat. Dalam studi korelasional, hubungan sebab-akibat bisa bersifat ambigu. Reserve-causality problem (Dalam riset arah kausalitas tidak pasti) terjadi ketika dua variabel saling berkorelasi, namun kedua variabel bisa sama- sama menjadi penyebab dan menjadi akibat. Ambigu lain adalah kemungkinan bahwa variabel A atau B tidak saling mempengaruhi secara langsung. Barangkali ada faktor lain yang mempengaruhi kedua faktor itu. Masalah ini dinamakan third-variable problem (problem varibel ketiga). 32. METODE EKSPERIMEN David O.Scars menyebutkan eksperimen adalah pengumpulan data melalui data melalui pengukuran dua atau lebih kondisi yang berbeda dalam kasus khusus, kemudian menugaskan individu untuk merasakan kondisi yang berlainan tersebut dan mengukur perilaku setiap individu yang ada dalam kondisi tersebut. Eksperimen adalah intervensi. Periset meletakkan orang dalam situasi yang terkontrol dan menilai bagaimana mereka bereaksi.(Aronson,Wilson,& Brewer, 1998). 33. KEUNGGULAN METODE Keunggulan metode eksperimen ini adalah bisa bebas dari ambiguitas kausalitas seperti yang terjadi dalam studi korelasional. Eksperimen secara acak menempatkan orang dalam kondisi yang berbeda untuk melihat apakah ada perbedaan respon mereka. Metode ini dapat mencegah munculnya kesalahan secara berkepanjangan Dalam eksperimen, seorang periset dapat mempelajari praktik suatu gejala yang diselidiki pada saat tertentu. Dalam eksperimen, seseorang tidak hanya dapat memperhitungkan tujuan, tetapi juga dapat menghitung bagian-bagian pelaksanaan secara cermat. 34. KELEMAHAN METODE Penggunaan skala atau tes dalam eksperimen menimbulkan kebimbangan sehingga tes tersebut belum tentu akurat. Pengaruh yang ditimbulkan oleh gejala yang disebabkan pada individu dapat bermacam- macam. Pengambilan sikap respodensi dapat dipengaruhi tingkat berpikir yang bersangkutan. Harapan respoden sangat berpengaruh terhadap tingkah laku yang bersangkutan dalam suatu eksperimen. 35. METODE LABORATORIUM Metode laboratorium dilakukan dalam situasi yang tidak biasanya dialami oleh partisipan riset. Kelebihan utama riset ini adalah dimungkinkannya kontrol atas situasi. Periset dapat merasakan yakin tentang apa yang terjadi pada setiap subjek. Periset kontrol juga punya kontrol lebih besar atas variabel terikat dan dapat mengukur hasil secara lebih tepat ketimbang periset lapangan. Karenanya Laborataorium adalah tempat yang paling ideal untuk mempelajari efek dari satu variabel terhadap variabel yang lainnya. 36. KELEBIHAN METODE LAB Kelebihan lain dari riset labotarium adalah kenyamanan dan biayanya. Biasanya lebih mudah dna murah bagi periset untuk melakukan studi di suatu ruangan daripada harus pergi ke tempat dimana orang bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Semua kelebihan ini dapat dinamakan validitas internal. Internal validity akan tinggi jika periset dapat yakin bahwa efek yang mereka amati dalam variabel terikat benar-benar disebabkan oleh variabel bebas yang mereka manipulasi dalam eksperimen bukan dari variabel yang tidak terkontrol. 37. METODE LAPANGAN Metode lapangan adalah meneliti perilaku dalam habitatnya alamiahnya. Dalam setting lapangan, biasanya sulit untuk menempatkan subjek dalam kondisi secara acak untuk memastikan agar mereka semua mengalami hal yang sama dan untuk mendapatkan ukuran yang tepat atas variabel terikat. Secara khusus, sulit untuk mendesain manipulasi variabel bebas dan mendapatkan ukuran yang pasti atas variabel terikat. Periset harus mencari atau menata situasi yang menghasilkan perbedaan spesifik di antara kondisi-kondisi tersebut. 38. KELEBIHAN METODE LAPANGAN Kelebihan paling jelas dari setting lapangan adalah setting itu lebih realitis dan karena hasilnya mungkin bisa digenerasikan ke situasi kehidupan riil. Ini dinamakan external validity (sejauh mana hasil dari studi bisa digeneralisasikan ke populasi dan setting berbeda) sehingga merefleksikan fakta bahwa hasilnya kemungkinan lebih valid dalam situasi di luar situasi riset itu (Campbell & Stanley,1963). Validitas eksternal akan lebih tinggi apabila hasil studi dapat digeneralisasikan untuk setting dan populasi lain. 39. .....LANJUTAN Kelebihan lain dari studi lapangan adalah periset terkadang bertemu dengan variabel dan situasi yang sangat kuat yang tidak bisa dipelajari di laboratorium. Periset dalam mengamati orang dalam situasi ekstrem. Karena lapangan berkaitan dengan kehidupan riil, ia cenderung lebih dipercaya oleh subjeknya. Respons mereka akan lebih spontan dan tidak terlalu mengandung bias. 40. BIAS DALAM RISET 1.Bias Eksperimenter Partisipan riset sangat rentan dipengaruhi oleh periset. Jika eksperimenter mengisyaratkan atau secara sadar/tidak bahwa dia ingin agar subjek merespon dengan cara tertentu maka ada tendensi partisipan akan merespons dengan cara tersebut. Ada 2 solusi masalah eksperimenter. Pertama, membuat orang yang melakukan riset tidak mengetahi hipotesis atau tentang kondisi eksperimental bagi subjek tertentu. Sedangkan solusi kedua adalah menstandarisasi situasi jika dimungkinkan. Jika segala sesuatu distandarisasi dan tidak ada perbedaan antara kondisi selain kondisi yang sengaja itu, maka tidak akan ada bisa. Dalam kasus ekstrem, subjek mungkin datang ke tempat eksperime dan memberi perintah. 41. ....LANJUTAN 2.Bias Subjek Sumber bias lainnya berasal dari motif dan tujuan subjek saat ikut menjadi partisipan riset. Demand characteristic adalah ciri yang muncul dalam sebuah riset karena fakta bahwa kegiatan ini adalah studi riset dan subjek tahu bahwa mereka menjadi bagian dari riset. (Aronson, Brewer, & Carlsmith,1985,h.454). Ide dasarnya adalah bahwa orang yang mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sangat mungkin untuk mengubah perilakunya. Subjek eksperimen mungkin berusaha mencari tahu apa tujuan dari eksperimen dan akan mengubah responnya berdasarkan dugaan mereka mengenai 42. BIAS DALAM RISET Sebagus apapun desain studi yang sempurna namun memiliki keterbatasan sendiri. Dan periset tidak pernah bisa menguji seluruh populasi, jadi selalu ada margin kesalahan dalam generalisasi hasilnya. Karena setiap studi mengandung kekurangan, maka riset yang baik harus dapat direplikasi. Replikasi (mengulang studi lebih dari sekali) dalam bentuknya yang paling sederhana, berarti bahwa periset bisa memproduksi temuan orang lainjika mereka meniru metode risetnya. Intinya adalah periset harus hati-hati dalam menerima hasil dari sebuah studi tentang suatu topik. 43. ETIKA DALAM PSIKOLOGI SOSIAL 44. ETIKA PSIKOLOGI SOSIAL Di dalam bidang psikologi, perhatian etika sering difokuskan pada penggunaan tipuan periset. Karena besar kemungkinan eksperimen itu menyebabkan partisipan merasa bersalah ketika menyakiti seseorang. Studi-studi yang menggunakan penipuan menimbulkan sejumlah masalah etis. American Psychological (APA) pertama kali mengembangkan kode etik riset psikologi pada 1972 dan merevisi pedoman etik itu jika isu baru muncul (APA,1992). Pemerintah mewajibkan setiap universitas dan institusi riset yang menerima dana pemerintah federal untuk membuat komite periset yang bertugas me- review semua proposal riset yang menggunakan 45. ....LANJUTAN Subjek harus setuju tanpa paksaan untuk berpartisipasi dalam riset dan harus memahami partisipasi apa yang akan dijalaninya. Ini dinamakan informed consent (persetujuan dengan sepengetahuan). Periset berkewajiban memberi tahu calon subjek semua hal tentang studi sebelum meminta mereka berpartisipasi. Setelah studi berakhir, subjek harus diberi penjelasan. Debriefing (menjelaskan tujuan dan prosedur riset kepada partisipan) berarti menjelaskan secara mendetail tujuan dan prosedur riset. 46. ....LANJUTAN Pedoman etika ketiga adalah meminimalkan resiko potensial. Minimal risk setiap kemungkinan resiko dalam berpartisipasi dalam riset tidak boleh lebih besar ketimbang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. berarti Salah satu resiko terpenting adalah privasi. Hak privasi individu harus dihormati dan dihargai. 47. TERIMA KASIH