23
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses kehidupan, organisme senantiasa berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya tak terkecuali pada ikan. Salah satu mekanisme dalam menjaga kelangsungan hidup adalah dengan melakukan proses metabolism yang didapat dari asupan makanan. Organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melakukan metabolisme di seluruh tubuhnya. Berbagai proses metabolism menghasilkan sisa (sampah) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh seperti oksigen maupun hasil metabolism dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola yang sama, namun tiap-tiap kelompok mempunyai peredaran darah tertentu yang mempunyai anatomi organ peredaran darah. Darah pada ikan mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel dan plasma

Isi eritrosit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Isi eritrosit

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam proses kehidupan, organisme senantiasa berusaha mempertahankan

kelangsungan hidupnya tak terkecuali pada ikan. Salah satu mekanisme dalam

menjaga kelangsungan hidup adalah dengan melakukan proses metabolism yang

didapat dari asupan makanan. Organisme memerlukan makanan dan oksigen

untuk melakukan metabolisme di seluruh tubuhnya. Berbagai proses metabolism

menghasilkan sisa (sampah) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi,

baik berupa bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh seperti oksigen maupun

hasil metabolism dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran darah.

Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola yang

sama, namun tiap-tiap kelompok mempunyai peredaran darah tertentu yang

mempunyai anatomi organ peredaran darah. Darah pada ikan mempunyai dua

komponen utama yaitu sel-sel dan plasma darah. Pada dasarnya sel-sel darah

dapat dibagi atas tiga unsur eritrosit, leukosit dan trombosit. Diantara tipe

tersebut, sel-sel darah merah merupakan yang paling banyak jumlahnya (Raharjo,

1980). Darah dalam tubuh memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai

macam senyawa dan zat-zat yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat

pertahanan tubuh terhadap ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu tubuh.

Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam

proses pengangkutan materi-materi di dalam tubuh. Eritrosit mengandung

hemoglobin yang memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih banyak

dari pada oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah. Hemoglobin juga

Page 2: Isi eritrosit

2

menyebabkan warna merah pada darah, sehingga eritrosit disebut dengan sel

darah merah. Sedangkan leukosit merupakan salah satu sel darah lainnya yang

sangat berperan sebagai benteng tubuh dari berbagai ancaman. Dellman and

Brown (1989) menyatakan bahwa leukosit memiliki bentuk khas, nucleus,

sitoplasma dan organel dan semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan

tertentu.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui,

menghitung, dan menentukan jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah

putih (leukosit) pada ikan.

Sedangkan manfaat praktikum ini dapat memberikan informasi tentang

jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) pada ikan

terutama pada ikan lele (Clarias gariepinus).

Page 3: Isi eritrosit

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan merupakan organisme yang hidup di air sebagian besar ikan

melakukan semua kegiatan hidupnya di dalam air. Karena didalam tubuh ikan

terdapat air dan kulit ikan merupakan suatu membrane yang semi permeable

terhadap air serta materi-materi yang ada didalamnya, maka interaksi antara air

yang ada didalam tubuh ikan dan air yang ada diluar tubuh ikan mungkin terjadi

(Pulungan,et al, 2010 ).

Berdasarkan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya, ikan lele diklasifikasikan

dalam suatu tata nama sehingga memudahkan dalam identifikasi. Adapun

sistematika dan klasifikasi Ikan Lele Dumbo menurut Kholish Mahyuddin (2008)

sebagai berikut : Filum Chordata, Kelas Pisces, Sub Kelas Telestoi, Ordo

Ostariophysi, Sub Ordo Siluroidae, Family Clariidae, Genus Clarias dan Spesies

Clarias gariepinus. Secara umum ikan lele memiliki tubuh yang licin dan tidak

bersisik tetapi berlendir. Jika ikan ini terkejut, warna tubuhnya berubah menjadi

loreng seperti mozaik hitam-putih layaknya lele dumbo pada umumnya. Mulutnya

lebar dan dilengkapi kumis sebanyak 4 pasang yang berfungsi sebagai alat peraba

pada saat mencari makan atau bergerak, yakni nasal, maxilar, mandibular luar,

dan mandibular dalam.

Untuk memudahkan berenang, ikan lele dilengkapi sirip tunggal dan sirip

berpasangan. Sirip tunggal yang dimiliki adalah sirip punggung, sirip ekor, dan

sirip dubur, sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip

dada yang runcing dan keras disebut patil, berguna sebagai senjata dan alat bantu

Page 4: Isi eritrosit

4

untuk bergerak. Warna punggungnya hitam kehijauan dan warna perutnya putih

kekuningan (Anonim, 2007).

Ikan memiliki fisiologi yang terdapat dalam tubuh ikan. Fisiologi ikan

mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik

dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin

dan reproduksi. Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal artinya terdapat satu

jalur sirkulasi peredaran darah. Mulai dari jantung ,darah menuju insang untuk

melakukan pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi

kesegenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil .Selain itu ,sebagian

darah dari insang. Pertama, sebelum dihubungkan ke sistem vena,peranan kedua

organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan untuk seksresi gas kearah cairan

mata (Fujaya,2004).

Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung ,vena,arteri dan

kapiler. Fungsi peredaran darah yaitu sebagai lattranspor antara lain

transporoksigen, karbondioksida, sari – sari makanan maupun hasil metabolisme.

Darah berfungsi untuk mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,

membawa oksigen ke jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang

mengalami suatu pertukaran oksigen dari air dengan CO yang terjadi pada

pembuluh yang terdapat pada daerah insang sehingga membuat darah pada ikan

lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan dengan mamalia (Bachtiar, 2002).

Darah ikan tersusun atas cairan plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari

sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan keping darah

(trombosit). Volume darah dalam tubuh ikan teleostei, heleostei dan chondrostei

Page 5: Isi eritrosit

5

adalah sekitar 3% dari bobot tubuh, sedang ikan chondrocthys memiliki darah

sebanyak 6,6% dari berat tubunya.

Sel-sel darah putih tidak sama seperti sel darah merah. Jumlahnya paling

sedikit 150.000 sel / mm3 pada sebagian besar ikan. Pada golongan Cyprinus

carpio misalnya sekitar 0,032 x 106 sel / mm3 – 0,146 x 106 sel / mm3. Sel darah

putih terbagi menjadi empat jenis, yaitu granulosit, trombosit, limfosit dan

monosit (Alifuddin, 2002).

Sel darah merah ikan berinti berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit

bewarna merah merah kekuningan, bentuknya lonjong, kecil dan ukurannya

sekitar 7 – 36 μm. Jumlah eritrosit tiap mm3 darah ikan sekitar 20.000 – 3.000.000

butir, tergantung jenis dan ukuran ikan. Sel darah putih pada ikan tidak bewarna.

Jumlah sel darah putih tiap mm3 darah ikan sekitar 20.000 – 150.000 butir. Bentuk

sel darah putih ini lonjong sampai bulat, Larger et al (1977) dalam Lies (2007).

Jumlah darah pada ikan dapat dilihat dengan cara berikut:

1. Darah diencerkab didalam test tube dengan pelarut yang mempunyai

tekanan osmosa yang sama dengan darah.

2. Larutan darah tersebut dimasukkan kea lam Haemosytometer dan

jumlahnya dihitung dibawah mikroskop.

Page 6: Isi eritrosit

6

III. WAKTU DAN TEMPAT

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Maret

2015 Jam 08.00 WIB – 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah darah

ikan Lele (Clarias gariepinus), aquades, larutan hayem, larutan turk.

Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah haemocytometer, pipet tetes,

objek glass, cover glass, jarum suntik, counter, tabung reaksi, mikroskop, kertas

saring dan kapas.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah metode

observasi dengan melakukan pengamatan langsung di bawah mikroskop serta

melakukan pencatatan hasil pada buku laporan sementara.

3.4. Prosedur Praktikum

Cara menghitung sel darah merah:

1. Ambillah darah ikan dari stock darah yang ada. Isaplah darah ikan

menggunakan pipet batu merah sampai strip 0,5. Usahakan bekerja secepat

mungkin agar darah tidak membeku.

2. Isaplah larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang dilakukan adalah

200 kali.

Page 7: Isi eritrosit

7

3. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari

tengah dan kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan  seperti

membentuk angka delapan, agar larutan bercampur dengan darah secara

merata.

4. Ambillah kamar hitung Burker lengkap dengan cover glass.

5. Buanglah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke

dalam kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.

6. Lihatlah di bawah mikroskop, saudara akan melihat butir-butir darah merah

dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Dalam 1 kotak besar

terdapat 16 kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah yang terdapat dalam 80

kotak kecil (5 kotak besar).

7. Jumlah sel darah merah per mili liter dihitung dengan rumus menurut

Schaperclaus :

N = n x 104

Keterangan :

N = jumlah sel darah merah dalam 1 mililiter darah

n = jumlah sel darah merah yang terdapat pada 80 kotak kecil

Cara menghitung sel darah putih adalah:

1. Ambillah darah ikan dari stock darah yang ada. Isaplah darah ikan

menggunakan pipet batu merah sampai strip 0,5. Usahakan bekerja secepat

mungkin agar darah tidak membeku.

2. Isaplah larutan turk sampai strip 101. Pengenceran yang dilakukan adalah

200 kali.

Page 8: Isi eritrosit

8

3. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari

tengah dan kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan  seperti

membentuk angka delapan, agar larutan bercampur dengan darah secara

merata.

4. Ambillah kamar hitung Burker lengkap dengan cover glass.

5. Buanglah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke

dalam kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.

6. Lihatlah dibawah mikroskop, saudara akan melihat butir-butir darah putih

dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah

putih yang terdapat dalam 4 kotak besar (kotak-kotak yang dibatasi oleh 3

garis halus).

7. Jumlah sel darah putih dihitung dengan rumus :

N = n x 500

Keterangan :

N = jumlah sel darah putih dalam 1 mililiter darah

n = jumlah sel darah putih yang terdapat pada 4 kotak besar yang terletak

pada / sudut kamar hitung.

Page 9: Isi eritrosit

9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil dari

perhitungan sel darah dan sel darah putih sebagai berikut:

a. Sel darah merah (eritrosit)

N/ml = Jumlah total sel terhitung (n) x 104

= 277 x 10.000

= 2.770.000 sel/ml atau 277 x 104 sel/ml

A

61

B

58

D

64

C

33

E

61

b. Sel darah putih (leukosit)

N/ml = Jumlah total sel terhitung (n) x 500

= 412 x 500

= 206.000 sel/ml atau 206 x 103 sel/ml

A

112

C

120

B

85

D

95

Page 10: Isi eritrosit

10

4.2. Pembahasan

Hasil dari praktikum yang telah didapatkan adalah jumlah sel darah merah

(eritrosit) adalah 277 x 104 sel/ml dan jumlah sel darah putih (leukosit) adalah 206

x 103 sel/ml. Pada dasarnya darah terdiri dari plasma, sel darah merah dan sel

darah putih. Jumlah sel darah ini bervariasi, tergantung dari musim, spesies serta

kondisi kesehatan ikan. Pada ikan- ikan budidaya di Pekanbaru, seperti ikan mas,

nila, baung, patin, lele, dan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml.

Sedangkan jumlah sel putih sekitar 200.000- 300.000 sel/ ml (Lukistyowati et al

2006).

Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan.

Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron

bergantung kepada spesies ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar

antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada

jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yan terdapat didalam eritrosit

(Mudjiman, 2001).

Sel darah merah ikan berinti berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit

berwarna merah kekuningan, bentuknya lonjong, kecil dan ukurannya sekitar 7-36

µm. Jumlah eritrosit tiap mm3 darah ikan sekitar 20.000-3.000.000 butir (Leager

et al 1999) tergantung pada jenis dan ukuran ikan.

Sel darah putih pada ikan tidak berwarna. Jumlah sel darah putih tiap  

mm3 darah ikan terdapat sekitar 20.000-150.000 butir. Bentuk sel darah putih ini

lonjong sampai bulat (Leager et al 1999). Chinabut et al (2000) menyatakan

bahwa untuk ikan dewasa yang sehat total leukosit yang terdapat pada tubuh

Page 11: Isi eritrosit

11

berkisar antara 20.000-150.000 sel/ mm3. meningkatnya jumlah leukosit dapat

dijadikan petunjuk adanya fase pertama infeksi, stess maupun leukemia.

Page 12: Isi eritrosit

12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa jumlah sel

darah merah (eritrosit) pada ikan Lele (Clarias gariepinus)”.adalah 277 x 104

sel/ml dan jumlah sel darah putih (leukosit) adalah 206 x 103 sel/ml. Hal ini berarti

jumlah sel darah merah dan putih pada ikan Lele sesuai standarnya.

Pada ikan- ikan budidaya seperti ikan mas, nila, baung, patin, lele, dan

bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml. Sedangkan jumlah sel putih

sekitar 200.000- 300.000 sel/ ml.Pada dasarnya darah terdiri dari plasma, sel

darah merah dan sel darah putih. Jumlah sel darah ini bervariasi, tergantung dari

musim, spesies serta kondisi kesehatan ikan.

V.2. Saran

Para praktikan dapat melakukan perhitungan sel darah merah ataupun putih

dengan teliti agar kesalahan dalam perhitungan sel darahnya tidak terjadi. dapat

melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh serta menggunakan waktu

praktikum dengan sebaik-baiknya.

Page 13: Isi eritrosit

13

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Y. 2002. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Pembesaran Ikan Mas di Kolam Pekarangan. Jakarta : Agromedia Pustaka. 79 hal.

Brown KMT. 2000. Applied Fish Pharmacology. Kluwer Academic Publisher. Netherland.309 ps. (Terjemahan)

Chinabuts,S., E. Limsuan dan P. Kitsawar. 2002. Histology of the Walking Catfish (Clarias batrachus). AAHRI. Bangkok, Thailand.96 pp.

Ddellman,D.H, and Brown, M.E. 1999. Buku Teks histology Veteriner I. Universitas Indonesia. Press. Jakarta.279 hal.

Faisal, 2001.Peranan Kiambang (Pistia stratiotes.L) dalam Menurunkan Toksisitas Insektisida Baycarb 500 EC terhadap Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio.L).Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru.60 hal (tidak diterbitkan).

Kimball,W. John. 2002. Biology Jilid 1 dan 2. IPB. Erlangga: Bogor.

Lies, Irdawati. 2007. Eritrosit dan Leukosit Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang Dipelihara Pada pH Berbeda yang Mengandung Alumunium Potasium Sulfat.

Lehninger, A.L. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Ornamental Aquatic Trade Association (OATA). 2001. Koi Herpes Virus (KHV). United Kingdom. 33 pcs. (Terjemahan)

Rivard, G. 2002. The Circulatory System, In Fish Physiology. Volume 4 London Academic Press. P : 133-172. (Terjemahan).

Page 14: Isi eritrosit

14

LAMPIRAN

Page 15: Isi eritrosit

15

Lampiran 1. Alat-Alat Yang Digunakan

Pensil Pena

Penggaris Penghapus

Nampan / Baki Tissue

Tabung reaksi Objek dan Cover glass

Page 16: Isi eritrosit

16

Mikroskop Penuntun Praktiku

Pipet tetes Jarum suntik

PENUNTUN PRAKTIKUMI

Fisiologi Hewan Air