Upload
margii-utamii
View
396
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
OM SWASTYASTU
PENGARUH KOMODITI BUDAYA
PADA TINGKAH LAKU
MASYARAKAT BALI
Disusun oleh :
• Ni Kadek Riantini 2013.V.2.0006
• Luh Ayu Margi Utami 2013.V.2.0014
• Ni Nyoman Trisna Widari 2013.V.2.0022
• Kadek Novita Anggreni 2013.V.2.0025
• Ni Nym. Ernaningsih 2013.V.2.0043
PENGERTIAN KOMODIFIKASI
Komodifikasi berasal dari kata komoditi yang berarti barang atau
jasa yang bernilai ekonomi dan modifikasi yang berarti perubahan
fungsi atau bentuk sesuatu. Jadi komodifikasi adalah perubahan
nilai maupun fungsi dari suatu barang maupun jasa menjadi
komoditi (barang yang bernilai ekonomi).
Menurut Wikipedia Komodifikasi adalah transformasi dari sebuah
barang, ide, maupun entitas lainnya yang biasanya tidak dikenal
sebagai komoditi menjadi komoditi
Karl Marx dalam Encyclopedia of Marxism, mengemukakan
pengertian komodifikasi berarti transformasi hubungan, sesuatu
yang sebelumnya bersih dari perdagangan, menjadi hubungan
komersial, hubungan pertukaran, membeli dan menjual.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, komodifikasi memiliki arti
pengubahan sesuatu menjadi komoditas (barang dagangan) yang
dapat diperjualbelikan
Dari beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa
komodifikasi merupakan segala sesuatu yang bersifat baru dan
diproduksi untuk dijual.
PENGERTIAN BUDAYA
Budaya berasal dari kata majemuk “budi” dan “daya” yang artinya
kekuatan dari akal atau budi yang mengandung unsur cipta, rasa, dan
karsa yang berwujud materi berupa bangunan fisik, dan nonmateri berupa
adat istiadat, religi dan kepercayaan.
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, bentuk jamak
dari budhi yang artinya budi atau akal.
Dalam bahasa asing dikenal sebagai culture yang berarti pemeliharaan,
pengolahan, penggarapan tanah menjadi tanah pertanian.
Menurut E.B taylor (1832-1917) guru besar AntropologiOxford University ilmuan pertama budaya adalahmencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moraladat istiadat dan kemampuan- kemampuan, sertakebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh manusiasebagai anggota masyarakat.
Dengan demikian, komodifikasi budaya berartiperubahan sebagian atau bahkan hampir seluruh budayaagar lebih komersial dan memiliki nilai jual yang tinggiyang tujuan utamanya adalah menarik minat wisatawanyang melihatnya. Hal ini membuat budaya tidak lagihanya dinilai dari aspek sentimental, tetapi juga sudahdinilai dengan material (uang). Di satu sisi masyarakatdengan berbagai komponen di dalamnya berusahamelestarikan dengan tetap mempertahankan nilai-nilaikesakralan, tetapi di sisi lain adanya pengaruh berbagaifaktor, khususnya faktor ekonomi untuk meningkatkankesejahteraan, menjadikan masyarakat pendukungbudaya dilematis
FAKTOR PENYEBAB KOMODIFIKASI BUDAYA
a. Arus globalisasi yang semakin meningkat
ditandai dengan terjadinya peningkatan arus mobilitas dan revolusi
teknologi informasi dan transportasi yang menyebabkan orang dapat
dengan mudah memperoleh informasi dan dapat berpindah dari satu
negara ke negara lainnya. Kemudahan arus perpindahan manusia
tersebutlah yang dimanfaatkan oleh pelaku komodifikasi budaya dan
wisata agar pendapatan dari sektor industri pariwisata meningkat. Hal
ini menimbulkan persaingan diantara para pengusaha dalam bidang
pariwisata yang menuntut mereka untuk berinovasi dalam kemasan
wisata yang mereka sediakan.
b. Promosi Pariwisata
Promosi pariwisata budaya tersebut mengharuskan budaya tradisional
(lokal) masyarakat Indonesia dikembangkan dan dikemas secara apik dan
lebih komersial agar menarik minat para wisatawan. Praktik komersialisasi
budaya yang merupakan bagian dari praktik-praktik budaya kapitalisme
dan konsumerisme berakibat pada terjadinya komodifikasi budaya
tradisional Indonesia.
c. Terbukanya lapangan kerja di bidang Pariwisata
Hasil pertanian yang kian hasilnya tidak memuaskan menyebabkan
banyaknya lahan pertanian di Bali yang beralih fungsi menjadi infrastruktur
pariwisata. Banyak masyarakat di Bali mengalihfungsikan lahan dan
beralih profesi menjadi pelaku pariwisata.
d. Sumber Daya Alam di Bali
Bali yang tidak memiliki sumber daya alam seperti
pulau – pulau yang lain yang ada di Indonesia lebih
industri pariwisata sebagai satu-satunya sumber
pendapatan untuk Bali. Hal itu menyebabkan Sektor
pariwisata harus mampu melakukan inovasi sehingga
mampu menarik wisatawan untuk datang ke Bali.
BUDAYA BALI YANG TERKOMODIFIKASI
Upakara (Banten)
Masyarakat hindu di bali menggunakan banten (canang sari)
sebagai sarana upakara dalam persembahan dan
persembahyangan. Banten yang dulunya tidak bernilai jual kini
sarana ini pun menjadi komoditi yang menjadi sumber
penghasilan masyarakat bali. Selain itu sarana ini pun dulunya
yang terbuat dari daun kelapa kini dengan dampak komodifikasi
yang membuat masyarakat berfikiran praktis menjadikan
alternatif janur Sulawesi (ibung) digunakan sebagai sarana dalam
pembuatan banten.
Arsitektur Bangunan
Bali memiliki arsitektur bangunan yang sangat unik, bahkan beberapa
pengusaha bangunan adat bali mengekspor ke luar negeri . Namun
Arsitektur bali yang unik tersebut mulai pudar keberadaannya dan tergeser
oleh bangunan minimalis yang menjadi trendsenter beberapa bangunan
seperti rumah tinggal di Bali.
Pola Pikir masyarakat
Perkembangan pariwisata di tengah persaingan untuk mendatangkan
wisatawan ke bali sehingga secara tidak langsung masyarakat bali
mengadopsi kebudayaan barat. Dengan terimitasinya budaya barat dapat
mempengaruhi cara berfikir dan tingkah laku masyarakat bali yang dulunya
masyarakat bali lebih sosial-kekerabatan, kini menjadi individual,egois,
konsumtif dan materialistis.
Nilai-nilai budaya
Kebudayaan bali yang mengandung nilai – nilai budaya yang
menjadi daya tarik wisatawan kini makin pudar. salah satu yang
nampak jelas ialah nilai kesakralan tempat suci. Seperti beberapa
tempat suci yang menjadi obyek wisata, nilai kesakralannya mulai
tercemar. Hal ini semata-mata demi memenuhi kebutuhan
pariwisata dan secara tidak langsung nilai yang ada menjadi
komoditi yang dikomersilkan. Budaya tradisional yang sudah ada
tidak lagi didasari oleh nilai-nilai kemasyarakatan, keakraban, dan
kekeluargaan, tetapi lebih dikarenakan oleh nilai-nilai keuntungan
(kesakralan Pura).
DAMPAK KOMODIFIKASI BUDAYA
A. Dampak positif
Meningkatnya lapangan kerja
Meningkatkanya lapangan usaha
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
Mendorong pertumbuhan sektor perdagangan Masyarakat
Pendapatan Daerah meningkat
Pelestarian budaya-budaya masyarakat lokal, seperti kegiatan
keagamaan, adat-istiadat dan tradisi,
Diterimanya pengembangan objek wisata dan kedatangan
wisatawan olehmasyarakat lokal.
Wawasan dan cara pandang masyarakat lebih terbuka
B. Dampak Negatif
Terjadi komersialisasi tempat suci
Terjadi pergeseran nilai-nilai tradisi dan pencemaran
kesucian tempat suci Pudarnya identitas dan nilai sejarah
Masyarakat menjadi Konsumerisme dan materialistis
(komersial) sehingga nilai-nilai kekeluargaan dan
keakraban menjadi hilang dan terkorbankan.
Selain itu, Dampak sosial budaya menurut Cooper (1993)
muncul karena industri pariwisata melibatkan tiga hal,
yaitu:
wisatawan,
masyarakat setempat, dan
hubungan wisatawan dan masyarakat.
PENANGGULANGAN DAMPAK NEGATIF
KOMODIFIKASI BUDAYA Pemeritah daerah hendaknya membuat peraturan daerah yang
membatasi pemanfaatan budaya menjadi suatu komoditi yang
dikomersilkan. Contohnya membatasi kunjungan wisatawan ke
tempat-tempat suci (pura).
Pemerintah daerah berperan dalam perlindungan budaya-budaya
lokal yang sakral agar nilai – nilai sakral dapat lesatari.
Pemerintah mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
dampak negatif dari pemanfaatan budaya secara berlebihan pada
industri pariwisata.
Pemerintah melalui dinas kebudayan mengadakan acara pentas
budaya Bali.
Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan seniman serta
memperhatikan daerah wisata yang memiliki nilai-nilai kesakralan.
Peran serta Masyarakat Bali sebagai komponen penting dalam
melestarikan budaya Bali, harus lebih sadar terhadap nilai- nilai
kebudayaan yang luhur dan tidak semata-mata hanya
mementingkan keuntungan hingga melupakan nilai-nilai luhur
budaya. Contohnya masyarakat dapat membuat suatu kegiatan
yang berbasis budaya seperti pesraman di daerah masing- masing
dimana yang terlibat dalam pesraman tersebut adalah seluruh
komponen masyarakat.
Masyarakat melalui forum desa pekraman yang ada di daerah
masing-masing, dapat membuat awig-awig atau peraturan adat
yang mengatur tentang pengelolaan obyek wisata daerah masing-
masing.
Masyarakat lebih mengembangkan potensi dalam diri maupun
wilayah masing-masing seperti potensi keterampilan dalam
bidang teknologi dan informatika maupun bidang industri
pangan sehingga dapat membuka lapangan kerja baru selain
industri pariwisata.
Sebagai mahasiswa hendaknya juga ikut menjaga kelestrian
budaya daerah Bali, misalnya ikut serta dalam acara yang
berbasis budaya, seperti pentas budaya , pesraman, serta ikut
serta dalam kegiatan bakti social di daerah atau kawasan
wisata.
KESIMPULAN
Komodifikasi budaya merupakan Perubahan nilai seni, moral adat istiadat
dan kemampuan- kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan masyakarat
menjadi sebuah komoditi demi pemenuhan permintaan pasar dan
wisatawan. Dengan adanya perubahan nilai tersebut berdampak positif
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, yaitu dapat meningkatnya
taraf kesejahteraan,dan terbukanya lapangan kerja dan usaha masyarakat.
Sedangkan dampak negatif dari komodifikasi budaya dalam aspek sosial
budaya yaitu terjadinya komersialisasi tempat suci yang dapat
mengakibatkan terjadinya pergerseran nilai-nilai adat dan kesucian tempat –
tempat suci yang ada di Bali karena telah menjadi komoditas yang
diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Secara langsung
mengubah cara pandang masyarakat menjadi materialistis.
OM SHANTI, SHANTI, SHANTI,OM