Click here to load reader
Upload
deded94
View
178
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA PERMASALAHAN
PENDIDIKAN A. PERKEMBANGAN IPTEK dan SENI
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN/ SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Perkembangan teknologi yang canggih saat ini tidaklah terjadi dalam waktu singkat, begitu
pula nilai seni yang mengikutinya. Perkembangan teknologi diperoleh berdasarkan
pengembangan ilmu pengetahuan/ sains yang telah ada, sehingga diterapkan membentuk
sebuah teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang secara bertahap sesuai
dengan perkembangan dari zaman ke zaman.
a. Zaman Purba
Zaman purba sering disebut juga zaman batu. Zaman batu terjadi sekitar 4. 000.000 tahun
sebelum masehi sampai sekitar 20.000/10.000 tahun sebelum masehi. Meskipun ukuran
tahun tersebut merupakan kira-kira untuk memberikan ancar-ancar dasar pemikiran
karena tidak ada batasan waktu yang cukup tajam. Tetapi pada zaman ini telah ditemukan
alat-alat dari batu dan tulang, tulang belulang hewan, sisa-sisa dari beberapa tanaman,
gambar dalam gua-gua, tempat-tempat penguburan, dan tulang belulang manusia purba.
Dengan munculnya kemampuan menulis dan berhitung sehingga peristiwa akan segera
dicatat, sehingga kesalahan dapat diperkecil. Dengan adanya tulisan ilmu pengetahuan
dan perkembangan teknologi yang telah dialami pada suatu zaman dapat disampaikan
oeh generasi ke generasi . Sebab tulisan lah, perkembangan yang dicapai dalam waktu
10.000 tahun sangat besar setelah zaman batu, sebagai bukti terjelmanya kerajaan Mesir,
Sumeria, Babylon juga kerajaan di India dan Cina.
b. Zaman Yunani Romawi
Masa 600 sebelum Masehi sampai 200 sesudah masehi Pada masa ini disebut dengan
zaman Yunani. Zaman Yunani telah memberikan corak baru pada perkembangan ilmu
pengetahuan yang mendasar sehingga Bangsa Yunani mampu merdeka serta mempunyai
kerajaan-kerajaan sendiri. Bangsa yunani memiliki sikap receptive attitude yang
memyebabkan perubahan yang sangat besar. Perubahan yang besar itulah yang dianggap
sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan modern. Perubahan tersebut tergambarkan pada
sikap dan jiwa bangsa Yunani tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman secara
pasif-reseptif. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Yunani dapat dilihat pada
para tokoh yang telah berhasil meletakan landasan dasar pemikiran ilmu pengetahuan
saat ini. Tokoh fisafat pada zaman Yunani seperti Thales (624-548), Pythagoras (580-500
BC) berhasil menemukan hokum dan dalil Pythagoras. Socrates (470-339) telah mencari
dengan metode kebidanan. Plato (427-347) memiliki kesempurnaan ide dan kepastian
matematis yang memunculkan matematika menjadi pelajaran wajib dalam pendidikan,
sehingga orang yang tidak mempelajari matematika tidak diterima. Aristoleles (348-322),
merupakan tokoh yang pertama kali menuliskan semua karyanya dalam sebuah buku,
misal buku ilmu pengetahuan seperti, logika, biologi dan metafisika. Eukleides berhasil
menyumbang penyusunan ilmu ukur bidang datar. Apollonius (265- 190) mempelajari
potongan kerucut bidang datar. Achimendes (287-212) telah mempelajari soal-soal
matematika, fisika, kimia serta menerapkan penemuan dalam usaha menemukan alat-alat.
Aristarcus (310-230) menerangkan bahwa, bumi itu berbentuk bulat dan berputar sendiri
mengelilingi matahari. Muncullah tokoh yang menentang atau menolak pandangan
Aristarcus yaitu pandangan heliosentris dengan memperkuat pandangan geosentris.
c. Zaman Kekuasaan Romawi
Pada zaman kekuasaan Romawi, ilmu pengetahuan tidaklah maju dengan pesat.
Meskipun dalam bidang politik, perdagangan, militer, pelayaran, jalan raya, dan hukum
sangat maju. Lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan
hanya berpegang pada karya-karya Aristoteles, tanpa mengadakan banyak perubahan.
Keadaan seperti ini telah dikenal dengan sebutan Eropa masuk dalam kegelapan. Bahkan
pada abad pertengahan yang terjadi antara 500 hingga awal 1500 bidang kehidupan
mengalami kemacetan dan kemunduran. Akhirnya hingga pada abad pertengahan antara
abad ke-11 awal abad 15, perkembangan ilmu pengetahuan lebih cerah dibanding dalam
keadaan sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi khususnya setelah
peristiwa perang salib, ilmu pengetahuan dari dunia islam masuk ke Eropa. Dunia islam
bukan hanya mewarisi ilmu pengetahuan dari filsafat Yunani, tetapi juga mampu
mempertahankan dan mengembangkan didunia arab tanpa pengaruh dunia Yunani.
Sebagai contoh Battani (928) dan Biruni (937-1048) mengadakan sejumlah koreksi
terhadap sejumlah pandangan ptolameios antara lain tentang garis edar bumi, harga
terhadap tahap-tahap pergantian siang dan malam. Al Razi (850-925) berhasil
membedakan campak dari cacar dan juga Al Razi dalam percobaan kimianya telah
menghasilkan proses penyulingan, pendinginan, pelarutan, kristalisasi, penguapan, dan
perembesan. Tokoh Islam lainya yaitu Ibnu Khosraw dan Al Kazini yang menentukan
berat jenis berbagai macam logam. Ibnu Haitham (965-1039) sudah dapat membuat
cermin cekung dan cermin cembung, untuk mempelajari sifat-sifat pembiasan cahaya.
Penemuan- penemuan ilmu pengetahuan di dunia Islam dari tokoh-tokoh Islam diatas dan
tokoh Islam yang lainnya, akhirnya masuk ke Eropa. Masuknya ilmu pengetahuan ke
Eropa setelah perang salib menjadikan bahan bakar baru bangsa Eropa.
d. Zaman Modern
1. Zaman Renaissance
Pada zaman modern tahap renaissance ilmu pengetahuan berkembang pesat. Sebagai
gambaran berkembangannya ilmu pengetahuan pada zaman ini, yaitu dengan
munculnya tokoh Roger Bacon (1214-1294) dengan pendapatnya bahwa, pengalaman
menjadi landasan utama untuk permulaan dan merupakan ujian terakhir bagi semua
pengetahuan serta ilmu pengetahuan. Sejak saat itu matematika menjadi syarat
mutlak, untuk mengolah semua ilmu pengetahuan. Muncul juga tokoh yang berasal
dari Italia, merupakan ahli aljabar yaitu Leonardo Pisa (1170). Leonardo pisa telah
mengadakan penyelidikan yang akhirnya ia menemukan tiga akar dari persamaan
pangkat tiga. Tokoh yang lain yaitu Copernicus (1473-1543), menolak pendapat
Hipparchus (161-126) dan ptolemaios yang telah menentang pendapat Aristarchus
(310-230 BC). Copernicus pada waktu itu berpendapat bahwa bumi dan planet-planet
semua mengelilingi matahari, matahari menjadi pusat peredaran (Heliosentris).
Perkembangan ilmu pengetahuan juga Nampak dengan munculnya tokoh pada zaman
ini seperti Copernicus, Galileo, dan Johanes Keppler yang telah berhasil
memunculkan karyanya berupa aastronomi, ilmu alam, dan matematika. Sedangkan
pada tahun 1596-1650 seorang tokoh yang terkenal dengan ucapanya Cogito ergo
sum (oleh karena saya tahu saya berfikir, maka saya ada), yaitu Rene Descrates. Pada
zaman itu juga ditemukan projective geometry oleh Desarque (1662). Sedangkan
Fermat (1601-1665) dan Descrates (1596-1650), mengembangkan orthologonal
system.
2. Abad ke- 17 sampai 18
Awal perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ini menurut john locke mengatakan
bahwa, mula-mula rasio manusia harus dianggap as a white paper dan seluruh isinya
berasal dari pengalaman. Di prancis tokoh filsuf negarawan Montesqieu (1748).
Memunculkan ide yang menyebabkan ia terkenal, hingga saat ini dengan suasana
undang-undang dan Trias politika yang dikemukakanya. Selanjutnya 14 tahun
kemudian pada tahun 1762, JJ Rousseau telah menguraikan pemikiran-pemikiran
tentang pendidikan. Pemikiran-pemikiran pendidikan itulah ia terkenal sebagai ahli
politik dan sosial. Salah satu pemikirannya yaitu ia tuangkan dalam bukunya Contrak
Social, menguraikan bahwa negara itu merupakan kontak sosial, berupa persetujuan
yang dilakukan individu untuk memungkinlah hidup bersama secara damai. Pada
tahun 1687 Isaac Newton telah menghasilkan banyak karya diantaranya adalah
tentang teori grafitasi, perhitungan calcius, dan optika. Perhitungan calcius juga
diikuti oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) namun, terdapat perbedaan pada
penyusunan notasinya. Ahli kimia dalam abad 17 dan 18 ini telah berhasil
menemukan CO2 yaitu Joseph Black. Hingga muncul setelahnya Joseph Priestley
(1733-1804), menemukan sembilan hawa NO dan Oksigen dalam tanaman. Muncul
juga pada abad ini, penemu dalam bidang logika seperti, Heminton, Morgan, dan
George Boole.
3. Abad ke-19 hingga sekarang
Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-19 ditandai dengan kemajuan industri
yang sangat pesat, sehingga sebagai akibatnya timbullah Revolusi Prancis. Pada abad
ini perkembangan industri telah mampu membawa kemajuan dalam bidang-bidang
yang lain dalam kehidupan yang lainnya. Kemajuanya membawa akibat terhadap
kemajuan ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan. Pada abad inilah muncul
cabang cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu-ilmu sosial yang antara lain sosiologi,
ekonomi, sejarah, jurnalistik, kemanusiaan dan ilmu-ilmu kemasyarakatan.
A. PERKEMBANGAN IPTEK
Adanya perkembangn ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa kemakmuran
bagi manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah menimbulkan
cabang ilmu pengetahuan yang baru antara lain : Teknik modern, teknologi gedung dan
teknologi hutan. Kemudahan yang didapat dari penerapan pengunaan teknik modern
misalnya. Dengan dengan teknik modern berupa bendungan. Bendungan mendatangkan
manfaat pada petani mendapatkan kemudahan mendapatkan dan memperoleh air.
Keuntungan tersebut diperoleh dari penerapan teknik modern dengan teknik mengendalikan
aliran air sungai. Contoh lain yaitu pengunaan teknik hutan, dengan teknik tersebut manusia
mampu memanfaatkan hutan secara maksimal. Adapun hasil penerapan teknologi hutan
berupa industry kayu lapis, pembuatan kertas , obyek pariwisata dan sebagainya. Pendidikan
dengan iptek erat sekali, karena IP hasil eksploitasi secara sistem dan terorganisasi mengenai
alam semestas, dan teknologi penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk
kebutuhan masyarakat. Dan karena manusia tidak memiliki rasa puas maka timbul inovasi
baru yang mengundang masalah. Pertama karena belum ada jaminan inovasi itu membawa
hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar menghadapi hal baru. Masalahnya
ialah bagaimana cara mengenalkan inovasi agar orang menerima, karena inovasi
mengandung 2 aspek yaitu konsepsional dan operasional. Pengaruh langsung dalam sistem
pendidikan dalam berbagai macam inovasi atau pembaharuan dengan eksentuasi tujuan yang
bermacam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah
seperti pamong dan SMPT, pengadaan guru relative cepat, perlindungan terhadap profesi
guru. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Ketidaksiapan bangsa menerima
perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan keadaan Negara ini.
Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi baru dalam segala bidang, baik
bidang social, ekonomi, hokum, pertanian dan lain sebagainya. Sejalan dengan
berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya peningkatan
teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
Implikasinya di dalm masyarakat sangat tersa. Oleh karena itu pendidikan harsu senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
B. PERKEMBANGAN SENI
Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara terprogram
menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program lain dalam
sistem pendidikan. Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual atau
kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Kesenian menjadi kebutuhan karena
melalui seni kita dapat mengalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil dan
spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi dari tujuan pendidikan, yaitu
terbentuknya manusia seutuhnya aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena
dapat mengisi pengembangan dominan efektif khususnya emosi yang positif dan konstruksi
serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah diagram melalui program atau
bidang studi lain. Sudah seyogianyaseni dikembangkan melalui sistem pendidikankarena dari
segi lapangan kerja dewasa ini dunia seni mengalami perkembangan pesat dan mendapat
tempat dalam kehidupan masyarakat.
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan perkembangan masalah pendidikan
misalnya masalah pemerataan, penyebab penduduk yang tidak merata ditanah air akan
menimbulkan masalah baru, misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana
pendidikan yang dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolah
tidak seberapa orang. Dampak pertumbuhan penduduk terhadap kualitas pendidikan di Indonesia
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah- masalah
pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah
penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut
meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka
akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang
rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga
memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini
memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah
umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang
dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci
kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan
menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Penduduk merupakan pelaku pembangunan.
Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha
yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan,
perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama. Di negara-negara yang
anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang tinggi.
Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida pada penduduk
yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah
anak usia sekolah akan terus berkurang. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang
berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat
berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya
fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan penduduk yang
cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk
menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program
persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya
dan miskin. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit
sekali. Hal ini disebabkan karena :
a. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
b. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
c. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat memenuhi
Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
a. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari
negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan
dalam pembangunan.
b. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal
yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila
terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan
menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak
dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan
kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam
membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini. Masalah kependudukan dan
kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk.
1. Pertambahan Penduduk dan Tingkat Pendidikan.
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah-
masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya.
Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan
pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi
fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah
tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga
dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan
maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat
menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-
pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak
lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-
anak meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu
negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju
kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Dengan bertambah jumlah penduduk maka
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggara
pendidikan harus ditambah. Dan itu berarti perubahan pembangunan nasional menjadi
bertambah. Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata
dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan yaitu
proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun sedangkan proporsi penduduk usia
sekolah lanjutan, angkatan kerja dimana penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan
bidang gizi dan kesehatan.
2. Penyebaran peduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat
penduduk , terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu di
daerah pedalaman khususnya di daerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan
pulau-pulau sebaran penduduk seperti seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan
dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunnya SD kecuali
untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V. Di samping
SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru. Di
samping sebaran penduduk seperti digambarkan itu dengan pola yang statis (di kota
padat, di desa jarang) juga perlu diperhitungkan adanya arus perpindahan penduduk dari
desa ke kota (urbanisasi) yang terus menerus terjadi peristiwa ini menimbulkan pola yang
dinamis dan laibel yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan kerja yang
seharusnya menjadi acuan dalam pengadaan tenaga kerja. Usaha-usaha pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan Usaha-usaha tersebut di antaranya:
a. Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
b. Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain).
d. Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
e. Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
f. Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
g. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
C. ASPIRASI MASYARAKAT
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam berbagai hal mengingat,
khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan,
kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Orang melalui melihat
bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang,
dan pendidkan memberi jaminan untuk memperoleh hidup yang layak dan menetap itu.
Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga
sosial. Sebagai akibat dari aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya
untuk bersekolah, agar nanti anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih layak dari pada
orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini terdapat pada anak-anak sendiri. Mereka (orang tua
dan anak-anak) merasa susuah jika mendapat rintangan dalam bersekolah dan melanjutkan studi.
Mungkin ini dapat dipandang sebagai indikator tentang betapa besarnya aspirasi orang tua dan
anak terhadap pendidikan itu.
Belakngan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan
pemahaman masyarakat terhadap informasi. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan
pendidikan. Kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani
proses pendidikan. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok
masyarakat kepada masayarakat lain pendukung suatu budaya.
Peningkatan aspirasi masayarakat terhadap pendidikan ini akan meningkatkan anak-anak
menyerbu dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan menimbulkan
berbagai masalah seperti sistem siswa, mahasiswa baru, ratio guru-siswa, waktu belajar,
permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait.
Gejala yang timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar
menjadi meningkat. Di kota-kota, disamping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka
ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikendaki antara lain ialah seleksi
penerimaan siswa pada berbagai jenis dan jejang pendidikan kurang menjadi obyektif, jumlah
murid dan siswa perkelas menjadi kurang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak,
diadakan kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kekurangan
sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya.
Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi sebagaimana digambarkan itu ialah
terjadinya penurunan kadar efektifitas. Dengan kata lain, massalisasi pendidikan menghambat
pemecahan mutu pendidikan. Massalisasi pendidikan ibarat perusahaan konveksi pakaian yang
hanya melayani ukuran (large, medium, dan small). Kebutuhan individu yang khusus tidak
terlayani. Namun demikian tidak berarti bahwa aspirasi terhadap pendidikan harus diredam,
justru sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan ditingkatkan, umumnya pada masyarakat yang
belum maju dan masyarakat didaerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda
kemajuan.
KETERBELAKANGAN BUDAYA dan SARANA
Keterbelakangan budaya adalah istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang
menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi
masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang
bernilai dan baik. Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi
mandeg, tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang
berubah jika tidak seluruhnya secara utuh. Perubahan kebudayaan terjadi karena ada
penemuan baru dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan
baru itu baik bersifat material seoerti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga,
transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat non matreial seperti paham atau konsep baru
tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain.
Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a. Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
b. Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budata baru karena tidak dipahami atau
karena dikhawatirkan akan merusak sendik masyarakat.
c. Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
d. Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya
dialami oleh:
e. Masyarakat daerah terpencil.
f. Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis.
g. Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang budayanya tidak
ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki dorongan untuk
maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketertinggalannya, dan
bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat
melibatkan mereka. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang
kebudayaanya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan
Masyarakat yang umumnya beradah di daerah terpencil, yang ekonominya lemah, dan
kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan
seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Permasalahannya antara
lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan/ketinggalannya bagaimana cara
menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khususnya bagaimana sistem pendidikan
dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan
tersebut.
Penanggulangan Permasalahan Pendidikan.
Penanggulangan (pemecahan masalah) sebagai pengaruh ke 4 faktor tersebut ialah:
a. Pendidikan harus senantiasa diperbaharui (direnovasi) sesuai dengan perkembangan
yang terjadi di luar bidang pendidikan itu sendiri. Misalnya kurikulum harus fleksibel,
jika perlu dibaharui. Kurikulum jangan mengakibatkan para pelakunya (siswa atau anak
didik) selalu tertinggal dibidang dengan kemajuan IPTEK di luar dunia pendidikan
tersebut.
b. Pendidikan (bersama bidang terkait) berusaha menahan laju pertumbuhan penduduk atau
pendidikan harus mencari system baru yang dapat melayani semua orang yang
memerlukan pendidikan.
c. Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan didukung dan didorong terus agar lebih
meningkat lagi. Sementara itu system pendidikan dibaharui/dikembangkan sehingga
dapat memenuhi aspirasi tersebut. d. Sistem pendidikan meningkatkan peran /fungsinya
sebagai pengembangan kebudayaan diseluruh plosok tanah air. Sejalan dengan itu pihak
lain yang terkait harus dapat membuka keterisolasian dan/membuka sarana kehidupan
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ebekunt. 2009. Masalah Efisiensi, Efektivitas, dan Relevansi Pendidikan dalam Perspektif Manajemen Pendidikan dalam http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/14/masalah-efisiensi-efektivitas-dan-relevansi-pendidikan-dalam-perspektif-manajemen-pendidikan/
Hartoto. 2008. Bab VII Permasalahan Pendidikan dalam http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/22/bab-vii-permasalahan-pendidikan/
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar Pengantar Pendidikan. Padang: FIP UNP
Tirtahardja, Umar dan SL La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta