Download pdf - Resensi kumpulan Cerpen

Transcript

Identitas bukuJudul: Teroris; antologi cerpen

Pengarang: Khrisna Mihardja

Penerbit: Dian Ariesta

Tempat: Jakarta

Waktu: 2001

Halaman: 136 + vii

Khrisna Mihardja, penulis cerpen berbakat ini merupakan sarjana pendidikan matematika yang saat ini bekerja sebagai guru di SLTP 15. Lahir di Yogyakarta, 17 September 1957, buku antologi cerpennya yang berjudul Teroris berhasil memenangkan sayembara penulisan naskah buku bacaan nonfiksi pada tahun 2001.Kumpulan cerpen Teroris secara tidak langsung membuat ketertarikan untuk pembacanya. Yang paling menarik adalah judulnya yang membuat para pembaca penasaran. Banyak orang yang salah memprediksikan buku ini karena melihat dari judulnya, padahal isi Teroris sangat berbeda dengan yang mereka prediksikan. Selain itu, bahasa yang digunakan Khrisna Mihardja tergolong kedalam bahasa yang mudah dipahami.Diantara 12 cerita, terdapat 2 cerita yang memberikan pesan paling inspiratif. Kedua cerita itu adalah Pesta Pisang dan Dadu Si Bandar. Kedua cerita ini mengandung pesan yang sangat positif. Dalam cerita Dadu Si Bandar, diceritakan seorang anak yang tidak menyukai budaya berjudi di desanya. Ia mengatakan bahwa para penjudi itu adalah orang-orang yang bodoh. Dengan kalimat yang ringan dan mudah dimengerti, pengarang mengenalkan sisi buruk dari permainan judi yang di buktikan dengan teori matematika, yaitu teori peluang dan teori probabilitas.Pada cerita yang kedua, Pesta Pisang, bahasa yang digunakan yaitu bahasa gaul anak remaja sekarang. Isinya menceritakan tentang seseorang bernama Mas Abdul yang memiliki kebun pisang. Sekalipun setiap minggu Mas Abdul selalu memanen pisang, tetapi ia sendiri tidak pernah mencicipi pisang hasil panennya, begitupun keluarganya. Saat keluarga Mas Abdul ingin memakan pisang, keluarganya selalu membeli pisang dari warung. Penduduk desa pun menyimpulkan bahwa Mas Abdul pelit. Banyak amanat yang terkandung dalam cerpen ini dan dituturkan dengan bahasa sehari-hari serta tidak memiliki banyak konotasi sehingga pembaca langsung memahami isi cerita.Masih banyak cerpen-cerpen karya Khrisna Mihardja yang menarik untuk dibaca selain kedua cerpen diatas. Terdapat kesamaan antara cerita satu dan lainnya, yaitu mengenai masalah-masalah dalam masyarakat luas. Cerpen-cerpen ini dapat dijadikan tuntunan agar kita selalu menerapkan norma sosial dalam hidup di masyarakat. Namun, cerpen ini memiliki kekurangan dalam segi bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang terlalu remaja, sehingga percakapan yang dikutip tidak efektif dan pemilihan diksi yang terlalu sederhana. Kumpulan cerpen ini cocok dibaca untuk kalangan remaja, khususnya siswa SMA. Secara keseluruhan cerita, kumpulan cerpen ini mengandung beragam pesan dan amanat dari pengarang yang sangat berarti dalam penerapan hidup di masyarakat.