Perdarahan Ante partumdr Tonny Ertiatno, SpOG(K)
Definisi•Perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 mgg•PAP bisa bersumber dari plasenta dan bisa juga bukan karena plasenta
Perdarahan Antepartum (PAP)
• Klasifikasi PAP: 1.Plasenta Previa2.Solutio plasenta3.Belum jelas sumbernya. Seperti Ruptur
sinus marginalis, plasenta letak rendah, dan vasa previa
PAP tejadi kira-kira 3 % dari semua persalinan
PAP merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia
Setiap PAP memerlukan rawat inap dan penatalaksanaan segera
Definisi:•Plasenta Previa: letak abnormal dari plasenta yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir•Klasifikasi:1. Plasenta Previa Totalis : Plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum
Plasenta Previa
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri intenum3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepi nya berada pada pinggir ostium uteri internum
4. Plasenta letak rendah adalah: plasenta yang implantasi nya pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawah nya berjarak ± 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal
Penyebab pasti belum diketahui secara pasti, namun diduga akibat vaskularisasi yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat proses peradangan atau atrofi.
Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim seperti bekas bedah sesar, dan sebagai nya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi endometrium
Etiology
Perdarahan pada plasenta previa terjadi pada kehamilan trimester ketiga karena saat itu mulai terbentuk SBR (bagian dari isthmus uteri ) sehingga bagian plasenta di daerah tersebut lepas
Plasenta di SBR menyebabkan bagian terendah anak tidak bisa masuk PAP (kepala floating/ kelainan letak)
Patofisiologi
Setiap Perdarahan antepartum harus dicurigai plasenta previa sebelum terbukti bukan plasenta previa
Anamnesis,perdarahan tanpa nyeri , tiba-tiba, tanpa penyebab, biasanya darah berwarna segar
Pemeriksaan luar, bagian janin belum masuk PAP, sering terjadi gangguan presentasi dan letak janin
Gejala klinik dan diagnosa
Inspekulo : untuk mengetahui sumber perdarahan
Penentuan letak plasenta secara tak langsung dengan radiografi, radioisotop, dan USG
Penentuan plasenta secara langsung dengan meraba plasenta melalui kanalis servikalis . Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan hebat. Harus dikerjakan di meja Operasi
Diagnosa
Terapi ekspektatif Tujuan : agar bayi tidak lahir prematur,
penderita dirawat Syarat terapi ekspektatif: preterm dengan
perdarahan sedikit kemudian berhenti , belum inpartu, KU ibu cukup baik dan janin hidup
Penanganan
Beikan antibiotik profilaksis, tokolitik dengan:1. Mg SO4 8 gram dosis awal lanjut 4 gram
setiap 6 jam2.Salbutamol 3x 2 mg/hari ( hati-hati tachicardi
> 120x mnt3.Indometacin 3x 25 mg oral/ hari ( hati-hati
gangguan fungsi ginjal)Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan Betametasone 12 mg IV dosis tunggal untuk
pematangan paru
Lakukan pemeriksaan USG untuk penentuan usia kehamilan, letak plasenta, dan presentasi janin
Tes busa/ bubble test untuk mengetahui kematangan paru
Konservatif sampai usia 37 mgg Jika perdarahan berhenti pasien dapat
dipulangkan dengan persyaratan rumah pasien dekat dan segera kembali jika perdarahan
Terapi ekspektatif
Dilakukan pada:Perdarahan antepartum yang banyak , KU ibu buruk tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi bayi Plasenta previa > 37 mggPerbaikan KU terlebih dahulu sebelum tindakan dengan tranfusi darah
Terapi Aktif
Seksio secarea untuk plasenta previa totalis dan parsialis
Melahirkan pervaginam terutama plasenta previa lateralis/ marginalis atau plasenta letak rendah, dilakukan dengan cara:
- Amniotomi dan akselerasi , pembukaan > 3cm dilanjutkan dengan OD jika his tidak adekuat
Terapi aktif
Versi braxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta dengan bokong dan kaki, janin sudah mati
Traksi dengan cunam willet, kepala kulit janin dijepit dengan cunam willet , kemudian diberi beban secukup nya sampai perdarahan berhenti. Hanya dikerjakan pada janin mati dan perdarahan tidak tll banyak , KU ibu baik
Definisi: Terlepasnya sebagian atau seluruh
permukaan maternal plasenta dari tempat implantasi nya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yaitu sebelum anak lahir. Biasanya terjadi pada masa gestasi 22 mgg atau berat fetus > 500 gram
Solutio Plasenta
Terhadap komplikasi:Atasi Syok :1.Infus larutan NS/RL untuk restorasi cairan, berikan 500 ml dalam 15 mnt pertama dan 2L dalam jangka waktu 2 jam pertama2.Ganti darah yang keluar dengan darah segar untuk memperbaiki faktor pembekuan akibat koagolopati
Terapi spesifik
Atasi hipofibrinogenemia1.Restorasi cairan/ darah sesegera mungkin
dapat menghindarkan terjadinya koagulopati2.Lakukan uji beku darah (bedside coagulation
test) untuk menilai fungsi pembekuan darah 3.Bila darah segar tidak didapatkan segera,
dpt diberikan plasma beku segar((15ml/kgbb)
4.Bila plasma beku segar tidak tersedia, berikan cryoprecipitate fibrinogen
Terapi spesifik
5. Pemberian fibrinogen dpt memperberat terjadinya DIC yang berlanjut dengan pengendapan fibrin,pembendungan mikrosirkulasi didalam organ-organ vital seperti ginjal, glandula adrenalis, hipofise dan otak
6. Bila perdarahan masih berlangsung (koagulopati) dan trombosit dibawah 20 rb, berikan konsentrat trombosit
Terapi spesifik
Atasi anemia:1.Darah segar merupakan bahan yang terpilih
untuk mengatasi anemia, karena mengandung unsur pembekuan darah
2.Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien masih dalam keadaan anemia berat, berikan packed cell
Terapi spesifik
Seksio sesar dilakukan apabila:
1.Janin hidup dan pembukaan belum lengkap2.Gawat janin, namun persalinan pervaginam
tidak dapat dilaksanakan dengan segera3.Janin mati tetapi kondisi serviks tidak
memungkinkan persalinan per vaginam
Tindakan obsetrik
Observasi ketat kemungkinan peradarhan ulangan
Tindakan obsetrik
Partus pervaginam dilakukan apabila:1.Janin hidup, gawat janin dan syarat untuk
melahirkan pervaginam dengan segera dapat dipenuhi
2.Kondisi ibu baik, janin telah meninggal dan evaluasi kondisi serviks cukup baik untuk induksi /akselerasi
Partus per vaginam
Partus pervaginam dengan bayi hidup, lakukan amniotomi , kmd percepat kala 2 dengan ekstraksi forcep atau vakum
Partus pervaginam pada bayi meninggal dilakukan amniotomi kemudian akselerasi dengan 5-10 unit oksitosin dalam cairan dextrose 5% atau RL tetesan diatur sesuai dengan kondisi kontraksi uterus
Partus per vaginam
Setelah persalianan, gangguan pembekuan darah akan membaik dalam waktu 24 jam, kecuali bila jumlah trombosit sangat rendah ( perbaikan baru dapat terjadi dalam waktu 2-4 hari kemudian)
Partus Per vaginam
Definisi : Robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium
Ruptura Uteri
Disebabkan anomali atau kerusakan yang telah ada sebelum nya misal nya karena trauma, dan atau sebagai komplikasi persalinan pada rahim yang masih utuh
Paling sering terjadi pada rahim yang telah diseksio sesarea pada persalinan sebelumnya
Etiologi
Pasien yang memiliki resiko tinggi :1.Persalinan yang mengalami distosia2.Grande multipara3.Pengguna oksitosin / prostaglandin 4.Post SC sebelum nya atau operasi lain pada
rahim5.Pernah histerorafia
Resiko tinggi
Adanya perdarahan yang dapat dipantau lewat :
1.Hb dan tekanan darah yang menurun, nadi yang cepat dan kelihatan anemis
2.Hipovolemia serta pernapasan yang sulit berhubung nyeri abdomen akibat robekan rahim
3.Janin mulai dapat teraba di bawah dinding abdomen ibu
4.Kekuatan HIS menurun
Gambaran klinis
Ruptura uteri yang imminen mulai dikenal pada ring van bandl yang semakin tinggi
Pada ruptura uteri tangan pemeriksa dapat melakukan beberapa hal:
1.Jari-jari tangan bisa meraba permukaan rahim dan dinding yang licin
2.Dapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan di segmen bawah rahim
Diagnosis
3. Dapat memegang usus halus atau omentum melalui robekan
4. Dinding perut ibu dapat ditekan menonjol ke atas oleh ujung jari-jari tangan dalam sehingga ujung jari-jari tangan luar saling mudah meraba ujung jari –jari tangan dalam
Diagnosis
Ruptura uteri merupakan komplikasi yang sangat fatal, pengenalan dan penanganan segera dan tepat, akan menyelamatkan dari kematian. Karena sebagian besar kasus ini harus diselesaikan dengan tindakan operatif maka setelah melakukan upaya stabilitas berikan segera cairan isotonik (RL atau garam fisiologi) 500 ml dalam 15-20 mnt kmd lanjutkan hingga mencapai 3 liter dalam 2 jam pertama
Penatalaksanaan khusus
Setelah stabilisasi dan kondisi pasien memadai,lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta
Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan, lakukan reparasi uterus, bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkhawatirkan, lakukan histerektomi
Penatalaksaan khusus
Antibiotik dan serum tetanus Bila terdapat tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, darah bercampur cairan ketuban berbau, hasil apusan atau biakan darah)segera berikan antibiotik spektrum luas.Berikan anti tetanus 1500 IU IM dan TT 0,5 ml IM apabila secara anamnese tidak dapat dipastikan perlindungan terhadap tetanus
Terima kasih