BAB 9
PENGANGGURAN
A. PENDAHULUAN
Kebanyakan perekonomian akan selalu menghadapi masalah pengangguran
dan masalah inflasi. Kedua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya teratasi
dalam jangka panjang, kebijakan-kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan untuk
mengatasi kedua masalah tersebut.
B. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran dapat
dibedakan kepada tiga jenis : pengangguran konjungtur, pengangguran
struktural, dan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Ketiga
jenis pengangguran ini dapat dikelompokkan sebagai pengangguran terbuka,
yaitu dalam periode di mana tenaga kerja menganggur mereka tidak melakukan
sesuatupun pekerjaan. Disamping itu di negara-negara berkembang seperti
negara kita didapati beberapa bentuk pengangguran lain, yaitu: pengangguran
tersembunyi, pengangguran bermusim, dan setengah menganggur.
1. PENGANGGURAN KONJUNGTUR (cyclical unemployment)
Yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam
tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami
kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan
produksinya. Berarti jam kerja akan berkurang, sebahagian mesin produksi
tidak digunakan dan sebahagian tenaga kerja diberhentikan. Dengan
demikian kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat
pengangguran. Tenaga kerja akan terus bertambah sebagal akibat dari
masuknya tenaga kerja baru yang disebabkan oleh pertambahan penduduk.
Apabila kemunduran ekonomi terus berlangsung, atau kegiatan
perekonomian muIai berkembang, tetapi perkembangan tersebut sangat
lambat dan tidak dapat menyerap pertambahan tenaga kerja, pengangguran
konjungtur akan menjadi bertambah serius. Berarti untuk mengatasi
pengangguran konjungtur bukan saja kebijakan ekonomi, akan tetapi perlu
berusaha meningkatkan kegiatan ekonomi untuk mengatasi masalah
pengangguran yang diakibatkan oleh kemunduran kegiatan ekonomi, tetapi
harus pula berusaha untuk menyediakan kesempatan kerja untuk tenaga
kerja yang baru memasuki pasaran tenaga kerja. Pengangguran konjungtur
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
hanya dapat dikurangi atau diatasi masalahnya apabila pertumbuhan
ekonomi yang berlaku setelah kemunduran ekonomi adalah cukup teguh dan
dapat menyediakan kesempatan kerja baru yang Iebih besar dari
pertambahan tenaga kerja yang terjadi.
2. PENGANGGURAN STRUKTURAL
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi selalu diikuti oleh perubahan
struktur dan corak kegiatan ekonomi. Perkembangan perekonomian dalam
jangka panjang, misalnya, akan meningkatkan peranan sektor industri
pengolahan dan mengurangi kegiatan pertambangan dan pertanian. Juga
industri-industri rumahtangga dan industri kecil-kecilan akan mengalami
kemunduran dan digantikan oIeh kegiatan industri yang menghasilkan barang
yang sama tetapi menggunakan peralatan yang Iebih canggih. Perubahan
struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkernbangan ekonomi dapat
menimbulkan masalah pengangguran yang dinamakan pengangguran
struktural. Ada dua hal yang dapat menyebabkan terjadinya pengangguran
struktural :
(i) sebagai akibat dari merosotnya permintaan
(ii) sebagai akibat dari semakin canggihnya teknologi produksi
Faktor teknologi produksi ini memungkinkan suatu perusahaan
menaikkan produksi dan pada waktu yang sama mengurangi pekerja,
sehingga akan menambah jumlah pengangguran. Pengangguran seperti
ini dinamakan dengan pengangguran teknologi.
Contoh dari pengangguran struktural yang ditimbulkan oIeh kemerosotan
permintaan adalah pengangguran yang berlaku di kalangan tukang jahit dan
tukang sepatu tradisional sebagai akibat perkembangan industri garmen dan
sepatu modern. Para konsumen Iebih suka membeli baju dan sepatu yang
siap pakai dan tidak lagi memesan kepada tukang jahit dan tukang sepatu.
Mereka menghadapi masalah kekurangan permintaan dan Iebih banyak
rnenganggur dari pada bekerja.
Sedangkan contoh pengangguran yang diakibatkan penggunaan mesin
produksi yang lebih canggih atau pengangguran teknologi antara lain dapat
diIihat pada sektor pembangunan jalan raya. Mesin-mesin berat dapat
digunakan untuk menyorong dan meratakan tanah, menggali park dan
membersihkan kawasan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Penggunaan mesin-mesin berat ini akan mengurangi penggunaan tenaga
manusia. Untuk menghindari pengangguran seperti ini, di Indonesia
penggnaan mesin-mesin berat untuk membangun jalan raya agak dibatasi.
Tapi di negaranegara yang mengahadapi masalah kekurangan buruh yang
serius seperti Malaysia, lebih banyak menggunakan mesin-mesin berat untuk
menggantikan tenaga manusia.
3. PENGANGGURAN NORMAL
Apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian terus menerus
mengalami perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat pengangguran
akan menjadi semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu apabila pengangguran tidak
lebih dari 4% dan dinamakan dengan pengangguran normal. Sebagian ahli
ekonomi menggunakan istilah pengangguran friksional (frictional
unemployment) atau pengangguran mencari (search unemployment).
Pengangguran normal bukan wujud sebagai akibat dari ketidakmampuan
mendapatkan pekerjaan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari keinginan untuk
mencari kerja yang lebih baik. Apabila perekonomian mencapai masa bum
(kemakmuran) dan tingkat pengangguran yang sangat rendah, maka para
pengusaha akan menghadapi kesulitan untuk memperoleh pekerja baru
untuk lebih meningkatkan kegiatan produksinya. Keadaan ini akan
menimbulkan beberapa perubahan dalam pasar tenaga buruh. Salah satu
keadaan yang akan timbul adalah bahwa para pekerja di sektor yang cepat
berkembang akan menuntut kenaikan gaji. Selain itu akan terjadi keadaan
dimana segolongan tenaga kerja, buruh kasar maupun tenaga
ahli/profesional akan meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari
pekerjaan baru yang lebih baik masa depannya dan memberikan pendapatan
yang lebih tinggi. Dalam proses mencari kerja yang lebih balk tersebut
adakalanya mereka harus menganggur tbeberapa waktu. Tapi pengangguran
seperti ini tidak serius, karena bersifat sementara.
C. DAMPAK NEGATIF DARI PENGANGGURAN
Sebagian besar ahli ekonomi berpendapat bahwa penganggura struktural dan
pengangguran normal bukanlah masalah yang serius. Mereka menganggap
pengangguran seperti ini terjadi sebagai akibat pertumbuhan ekonomi. Terutama
pengangguran normal, terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang
teguh dan mampu memperkecil tingkat pengangguran dalam perekonomian.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
Pertumbuhan ekonomi yang cepat mengakibatkan perubahan dalam struktur
kegiatan ekonomi dan meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih canggih.
Dengan demikian pengangguran normal dan struktural merupakan
pengangguran yang tidak dapat dielakkan. Pengangguran yang lebib serius
masalahnya dan menimbulkan berbagai akibat buruk kepada perekonomian dan
masyarakat adalah pengangguran konjungtur. Pertumbuhan ekonomi yang
lambat, yang diselingi dengan kemunduran ekonomi (resesi) akan menambah
jumlah pengangguran. Keadaan kekurangan kesempatan kerja dan kelesuan
kegiatan produksi dan perdagangan akan Iebih nyata terlihat. Pengangguran
konjungtur yang serius akan menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap
kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dampak buruk dari pengangguran dapat dibedakan kepada dua aspek :
i. Dampak buruk terhadap perekonomian
ii. Dampak buruk terhadap individu dan masyarakat
1. DAMPAK BURUK TERHADAP PEREKONOMIAN
Setiap negara selalu berusaha agar tingkat kemakmuran masyarakat dapat
dimaksimalkan dan perekonomian selalu mencapai pertumbuhan yang teguh.
Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat
mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari berbagai
akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh masalah
pengangguran.
Akibat-akibat buruk tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang mungkin dicapainya. Pada materi sebelumnya telah
dibahas bahwa pengangguran menyebabkan pendapatan nasional
yangsebenarnya dicapai adalah lebih rendah dari pendapatan nasional
potensial. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kemakmuran masyarakat
lebih rendah dari tingkat yang mungkin dicapainya.
b. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.
Pengangguran diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi yang rendah,
dan dalam kondisi ini pendapatan pajak pemerintah semakin sedikit.
Dengan demikian pengangguran yang tinggi mengurangi kemampuan
pemerintah menjalankan kegiatan Pembangunan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
c. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi, karena
pengangguran menimbulkan dua akibat buruk terhadap kegiatan sektor
swasta. Pertama, pengangguran tenaga buruh diikuti oleh kelebihan
kapasitas mesin-mesin perusahaan. Keadaan ini tidak menggalakan
mereka melakukan investasi dimasa datang. Kedua, pengangguran yang
diakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntungan
berkurang, selanjutnya akan mengurangi keinginan untuk melakukan
investasi. Kedua hal di atas tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi di
masa depan.
2. DAMPAK BURUK TERHADAP INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Pengangguran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan sosial
dalam masyarakat. Beberapa dampak sosial yang ditimbulkan antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan
pendapatan. Di negara-negara maju para penganggur memperoleh
tunjangan (bantuan keuangan) dari badan asuransi pengangguranm, oleh
sebab itu mereka masih mempunyai pendapatan untuk membiayai
kehidupan diri serta keluarganya. Mereka tidak perlu bergantung kepada
tabungan mereka atau bantuan orang lain. Tapi di negana berkembang
tidak terdapat program asuransi pengangguran. Maka kehidupan
penganggur harus dibiayai oleh tabungan masa lalu atau
pinjaman/bantuan keluarga dan kawan-kawan. Keadaan ini bisa
mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan keluarga yang tidak
harmonis.
b. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan. Karena
keterampilan hanya dapat dipertahankan apabila selalu dipergunakan
dalam praktek. Pengangguran dalam periode yang lama akan
menyebabkan tingkat ketrampilan pekerja menjadi semakin merosot.
c. Pengangguran juga dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Kegiatan ekonomi yang lesu dan tingkat pengangguran yang tinggi dapat
menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah. Golongan
yang memerintah semakin tidak popular di mata rnasyarakat. Berbagai
tuntutan dan kritik akan dilontarkan dan adakalanya disertai demonstrasi
dan huru-hara. Kriminalitas akan meningkat.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
D. PENGANGGURAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
Jenis-jenis pengangguran diatas adalah pengangguran sepenuh waktu dan
dapat dilihat dengan nyata bahwa mereka benar-benar tidak melakukan sesuatu
pekerjaan yang bersifat mencari nafkah, sehingga penganggur seperti ini
dinamakan juga dengan pengangguran terbuka. Selain itu ada pekerja yang
melakukan pekerjaan untuk memperoleh pendapatan tapi tidak menambah
tingkat produksi yang dicapai atau pekerjaan yang dilakukan di dalam waktu
yang singkat, sehingga jam kerja mereka jauh lebih sedikit dari jam kerja yang
semestinya dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu.
Pekerja-pekerja seperti ini dapat digolongkan pada salah satu pengangguran
sebagai berikut :
1. Pengangguran Tersembunyi :
Apabila dalam sesuatu kegiatan perekonomian jumlah tenaga kerja sangat
berlebihan akan menimbulkan pengangguran tersemhunyi. Sebagai akibat
dan kelebihan tenaga kerja tersebut, sebahagian tenaga kerja di kegiatan
tersebut dapat dipindahkan ke kegiatan ekonomi yang lain tanpa mengurangi
tingkat produksi di kegiatan yang pertama.
2. Pengangguran Musiman :
Bentuk pengangguran lain yang sering terjadi di sektor pertanian di
negaranegara berkembang adalah pengangguran musiman. Yaitu
pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun.
Biasanya pengangguran seperti ini terjadi pada waktu kegiatan bercocok
tanam sedang menurun.
3. Setengah Menganggur :
Pengangguran seperti ini pada umumnya diakibatkan oleh proses urbanisasi di
negara-negara berkembang. Jumlah penduduk yang melakukan urban lebih
pesat dari pertumbuhan lapangan pekerjaan yang akan menampung mereka.
Akibatnya, selain menimbulkan pengangguran secara umum, ada sebagian
pekerja yang mendapat pekerjaan tetapi jam kerjanya setiap hari/minggu lebih
rendah dari jumlah jam kerja yang seharusnya. Mereka ini tidak dapat
dianggap sebagai sepenuhnya bekerja, tapi juga bukan pengangguran.
Merekalah yang digolongkan sebagai setengah menganggur atau under
employment. Masalah pengangguran seperti ini banyak dijumpai di sektor
informal.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
4. Pengangguran Sukarela dan Tak-sukarela :
Tidak semua penduduk yang berada dalam usia kerja tergolong sebagai
angkatan kerja. Misalnya mahasiswa, pelajar dan ibu-ibu rumahtangga,
mereka ini dapat digolongkan sebagai pengangguran sukarela, karena
mereka penduduk dalam usia kerja yang tidak rnencari pekerjaan pada suatu
tingkat upah tertentu. Tapi apabila pada suatu tingkat upah tertentu tenaga
kerja secara aktif mencari kerja, tetapi mereka tidak dapat memperoleh kerja,
mereka digolongkan pengangguran tak-sukarela (involuntary
unemployment) atau pengangguran terpaksa.
E. PENGUKURAN PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran mungkin adalah ukuran yang paling sening dilaporkan
untuk menilai kesehatan suatu perekonomian. Untuk mengukur pengangguran
dapat dimulai dengan populasi dewasa noninstitusional sipil. Angkatan kerja
meliputi populasi dewasa yang sedang bekerja atau sedang mencari kerja.
Mereka yang sedang mencari kerja disebut rnenganggur. Secara lebih spesifik,
the Bureau of Labor Statistics melakukan survei terhadap 50.000 rumahtangga
secara bulanan dan menganggap orang sebagai penganggur jika tidak punya
kerja dan telah mencari kerja paling sedikit satu kali selama empat minggu
berikutnya. Jadi mahasiswa, teller yang digeser ATM, Julia Roberts, dan Mark
McGwire semuanya dapat digolongkan menganggur jika mereka mencarai kerja
pada bulan lalu tapi tidak dapat menemukan yang cocok, Tingkat pengangguran
mengukur persentase mereka yang termasuk dalam angkatan kerja dan
menganggur. Jadi, tingkat penganggura yang dilaporkan bulanan, sama dengan
jumlah yang menganggur (tidak punya kerja dan sedang mencari kerja) dibagi
dengan mereka yang termasuk dalam angkatan kerja. Hanya sebagian dari
orang dewasa yang tidak bekerja disebut menganggur. Kemungkinan lainnya
adalah pensiun, mungkin mereka memilih di rumah untuk mengasuh anak, sakit,
cacat, atau telah frustrasi untuk mencari kerja lagi. Mereka ini tidak termasuk
dalam angkatan kerja, sehingga mereka juga tidak termasuk menganggur.
F. JANGKA WAKTU PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran tidak dapat menunjukkan jangka waktu seseorang telah
menganggur. Rata-rata durasi pengangguran meningkat selama masa resesi
dan menurun segera setelah masa recovery. Rata-rata durasi pengangguran
pada tahun 1998 adalah 14,5 minggu, meskipun tentu saja ada yang
menganggur Iebih lama daripada yang lain atau tingkat rata-ratanya 42%
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
menganggur lebih singkat dari 5 minggu, 31% antara 5 sampai 14 minggu, 13%
antara I5 sampai 26 minggu dan 14% 27 minggu atau lebih. Kenaikan tingkat
pengangguran mencerminkan kenaikan jumlah penganggur dan kenaikan rata-
rata durasi pengangguran. Durasi pengangguran bervariasi antar negara.
Contohnya, hanya 6% penganggur Amerika pada tahun 1997 menganggur Iebih
lama dari satu tahun, dibandingkan 37% di Prancis dan 51% di Spanyol.
G. ARTI FULL , UNDER DAN OVER EMPLOYMENT
Dalam perekonomian yang selalu berubah, perubahan permintaan barang dan
perubahan teknologi secara terus menerus mengubah permintaan dan
penawaran atas tipe tenaga kerja tertentu. Jadi, dalam perekonomian yang
sehatsekalipun, akan tetap ada pengangguran friksional, struktural dan musiman.
Perekonomian dipandang berada dalam full employment jika tidak ada
pengangguran siklikal. Jika ekonom berbicara tentang full employment, tidak
berarti tak ada pengangguran, tetapi tingkat pengangguran yang relatif rendah
antara 4% sampai 6%. Bahkan pada saat full employment, tetap akan ada
pengangguran friksional, struktural dan musiman. Lebih dari setengah
penganggur mengundurkan diri dari pekerjaan terakhirnya, atau pendatang baru,
atau masuk lagi setelah sebelumnya keluar. Sebagian besar penganggur jenis itu
termasuk dalam penganggur friksional. Statistik pengangguran resmi tidak bersih
dan masalah. Seperti pembahasan diatas, tidak diperhitungkannnya pekerja
yang frustasi mencari kerja dalam angkatan kerja menyebabkan angka
pengangguran menjadi Iebih rendah. Data pengangguran resmi juga
mengabaikan masalah under-employment (keadaan dimana kualifikasi pekerja
lebih tinggi dibandingkan pekerjaan mereka atau jam kerja pekerja lebih sedikit
dari yang mereka inginkan), yang muncul karena orang dianggap bekerja
meskipun hanya bekerja part-time atau kemampuannya jauh melebihi tuntutan
pekerjaan (overqualified). Contohnya, seorang bergelar Ph.D. hanya bekerja
sebagai pegawai toko buku. Menganggap pekerja part-time dan overqualified
sebagai bekerja cenderung menghasilkan angka pengangguran yang lebib
rendah daripada tingkat sebenarnya. Di sisi lain, karena asuransi pengangguran
dan sebagian besar program kesejahteraan mensyaratkan penerima bantuan
untuk mencari kerja, maka beberapa orang berperilaku seolah-olah sedang
mencari kerja supaya mendapatkan bantuan. Jika orang tersebut nyatanya tidak
mendapatkan pekerjaan dan ternyata dimasukkan dalam kelompok penganggur,
maka angka pengangguran cenderung Iebih besar daripada tingkat sebenarnya.
Orang yang bekerja dalam perekonomian hawah tanah kemungkinan tidak diakui
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
sebagai pekerja dalam survei pemerintah, karena orang-orang seperti itu berniat
menggelapkan pajak atau melanggar hukum. Jadi, sebagian besar ahli percaya
bahwa data pengangguran resmi Amerika cenderung memperkirakan lebib
rendah (under-estimate) terhadap tingkat pengangguran karena tidak
nemasukkan pengangguran mencari kerja dan juga karena under-employment
dianggap sebagai bekerja. Di samping adanya beberapa keterbatasan dari
karakteristik tersebut, tingkat pengangguran adalah ukuran yang berguna untuk
mengukur trend pengangguran sepanjang waktu.
H. MASALAH PENGANGGURAN, KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER
Kita tahu bahwa pengangguran sering menimbulkan masalah ekonomis dan
psikologis bagi penganggur. Karena berbagai alasan, beban pengangguran pada
individu dan keluarganya tidak separah saat ini dibandingkan selama masa the
Great Depression. Saat ini, sebagian besar rumah tangga mempunyai dua
pekerja dalam angkatan kerja, jadi jika salah satunya tidak bekerja lagi, yang
satunya cenderung bekerja untuk memberikan asuransi kesehatan dan bantuan
lain. Jika suatu rumah tangga memiliki Iebih dari satu pekerja dalam angkatan
kerja, goncangan akibat pengangguran dapat disesuaikan sampai pada taraf
tertentu. Disamping itu, pekerja yang kehilangan pekerjaan saat ini sering kali
menerima bantuan pengangguran. Sebagai reaksi terhadap pengangguran besar
pada masa the Great Depression, Konggres mengesahkan Social Security Act
1935, berisi tentang asuransi pengangguran yang dibiayai dengan pajak dari
pemberi kerja. Penganggur yang memenuhi persyaratan tertentu dapat
menerima bantuan pengaugguran sampai selama enam bulan, terutama jika
yang bersangkutan tetap aktif mencari kerja. Selama resesi, bantuan dapat
diperpanjang terutama pada daerah yang tingkat penganggurannya tinggi.
Asuransi terutama ditujukan bagi yang kehilangan pekerjaan. Asuransi tidak
ditujukan untuk yang keluar-masuk angkatan kerja, mengundurkan diri, atau yang
dipecat seperti karena pencurian atau ketidakhadiran berlebihan. Karena adanya
pembatasan tersebut, hanya sekitar setengah dari penganggur yang dapat
menerima bantuan pengangguran. Asuransi pengangguran biasanya
menggantikan lebih dari setengah takehome pay seseorang. Pada tahun 1998
misalnya, rata-rata sebesar $.200 perminggu dibayarkan kepada penganggur
yang menerima bantuan. Karena bantuan pengangguran mengurangi
opportuniity cost dari tetap menganggur, mereka mungkin menjadi kurang
termofivasi untuk mencari kerja. Misalkan anda menghadapi pilihan bekerja
mencuci piring yang upahnya $.200 per-minggu atau menerima bantuan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
pengangguran sebesar $.150 per-minggu, mana yang akan anda pilih? Bukti
menunjukkan bahwa penganggur yang menenima bantuan cenderung kurang
aktif mencari kerja dibandingkan dengan yang tidak menerima bantuan. Jadi,
meskipun asuransi peugangguran memberikan jaring-pengaman bagi yang
menganggur, hal tersebut dapat mengurangi urgensi mencari kerja sehingga
meningkatkan rata-rata durasi dan tingkat pengangguran. Sisi positifnya,
asuransi pengangguran memungkinkan pencarian kerja yang Iebih berkualitas,
karena pencari kerja tidak perlu menerima tawaran kerja pertama kali. Karena
pencarian yang lebih berkualitas, terjadi fingkat kesesuaian yang lebih tinggi
keterampilan dan persyaratan kerja, hal ini meningkatkan efisiensi
perekonomian. Bagaimana pengaugguran Amerika dibandingkan negara lain?
Pada Januari 1999, saat tingkat pengangguran sipil sebesar 4,3% di Amerika,
tingkat pengangguran sipil di Kanada adalah 7,8%, di Jerman 10,6%, di Prancis
11,4%, di Inggris 6,2%, di Itali 12,3%, dan di Jepang 4,4%. Tingkat
pengangguran di Eropa cenderung lebih tinggi daripada di Amerika. Rasio
bantuan pengangguran cenderung lebih tinggi di Eropa, dan bantuannya bisa
benlangsung lebih lama, sampai bertahun-tahun. Kita harus memandang
perbandingan antar-negara secara berhati-hati, karena definisi pengangguran
berbeda antar-negara dalam hal batas usia, kriteria untuk menentukan
seseorang sebagai pencari kerja, cara perlakuan terhadap pemecatan, perlakuan
anggota militer, dan hal-hal lain. Perbedaan ini dapat mempengaruhi estimasi
pengangguran. Contohnya, sebagian besar negara di Amenika Utara, Amerika
Selatan, dan beberapa negara Eropa mendasarkan estimasi penganggurannya
pada survei periodik angkatan kerja. Setiap bulan the Bureau of Labor
Statistics Amenika mengadakan survei terhadap 50.000 rumahtangga. Para
ahli pencaya bahwa survei ekstensif semacam ini akan menghasilkan estimasi
yang dapat dipercaya Namun sebagian besar negara lain, termasuk Jerman,
Inggris, dan sebagian besar negara kurang berkembang, mendasarkan pada
registrasi (sukarela) di kantor tenaga kerja pemerintah. Metoda tersebut
cenderung menghasilkan perkiraan yang lehih rendah dari tingkat pengangguran
yang sebenarnya, terutama di negara kurang benkembang yang terdapat sedikit
kesempatan kerja, tidak ada bantuan pengangguran, sehingga tidak ada motivasi
untuk mendaftarkan diri ke pemerintah sebagai penganggur. Perekonomian
komando, seperti Korea Utara dan Cuba, biasanya tidak mengummkan tingkat
penganggurannya. Kebijakan ketenagakerjaan berbeda antar negara.
Contohnya, Jerman menetapkan penalti pada perusahaan yang memecat tanpa
pertimbangan sosial yang tepat, dan hukum Swedia mempersulit pemecatan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
warga Swedia dibandingkan warga asing. Di Jepang, banyak perusahaan telah
menawarkan kesejahteraan pekerja seumur hidup. Hasilnya, pekerja yang hanya
sedikit bekerja atau tidak melakukan apa-apa tetap menerima pembayaran dari
perusahaan. Pemecatan di Jepang dibatasi oleh hukum tenaga kerja dan norma
sosial. Pengangguran meningkat hanya karena perusahaannya bangkrut dan
terpaksa memecat karyawannya.
EKONOMI MAKRO 8
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO
EKONOMI MAKRO 3
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Matsani A. Rahman RasibPENGANTAR EKONOMI MAKRO