PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI PT JAGAT INTERINDO PADA
PROYEK BORNEO BAY BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
FAJAR FAHRIZAL
NIM : 150309266792
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2018
i
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI PT JAGAT INTERINDO PADA
PROYEK BORNEO BAY BALIKPAPAN
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
Disusun oleh :
FAJAR FAHRIZAL
NIM : 150309266792
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2018
ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Fajar Fahrizal
NIM : 150309266792
Program Studi : Teknik Sipil
Judul TA :Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Di PT Jagat Interindo Pada Proyek Borneo Bay Balikpapan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk
memberikan hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan,
mengalih media atau format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Balikpapan
Pada tanggal : Juni 2018
Yang Menyatakan
Fajar Fahrizal
NIM 150309265992
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI PT JAGAT INTERINDO PADA
PROYEK KONSTRUKSI BORNEO BAY BALIKPAPAN
Disusun oleh :
Fajar Fahrizal
NIM : 150309266792
Pembimbing I Pembimbing II
Candra Irawan. ST., M.Si. Mahfud S.Pd, MT .
NIP. 1977024 201212 1 001 NIP. 19770130 201542 001
Penguji I Penguji II
___________________ ____________________
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Drs. Sunarno, M.Eng
NIP. 19640413 199003 1 015
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fajar Fahrizal
Tempat/Tgl Lahir : Balikpapan, 23 Juni 1997
NIM : 150309266792
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT Jagat Interindo Pada Proyek Konstruksi
Borneo Bay Balikpapan” adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik
sebagian maupun keseluruhanya, kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan
sumbernya.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis
Balikpapan, Juni 2018
Mahasiswa
Fajar Fahrizal
NIM : 150309266792
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Hakim Mahmud dan Salmah
Saudara – saudariku yang kusayangi
Serta sahabat – sahabatku terkasih
Serta teman – teman 3 Ts 1 yang aku banggakan
vi
ABSTRACT
This research aims to study how the application of Hse management
system in PT Jagat Interindo on Borneo's Bay Balikpapan construction projects
and also to find out how the influence of the application of the HSE management
system on the performance of employees.
The sample in this research are 58 employees of PT Jagat Interindo
working on the Borneo Bay Balikpapan project. The technique of gathering data
in this study is the from question/questionnaire with 2 variables namely savety
variables and variable performance of employees.
From the analysis of the results of a questionnaire that has been
propagated in.its known that the application of safety management at PT Jagat
interindo on the Borneo Bay Balikpapan project goes well. The majority of the
employees stated that the management has all the elements that are present in the
HSE management system in this project. This can be evidenced by the majority of
the respondents stated that the management have a Safety officer conducting
safety briefing, and put up safety signs in place. And, from the implementation of
K3 management system that has been applied is very influential on performance
of employees of PT Jagat Interindo.
Keywords: Safety & occupational health (K3), the performance of Employees,
safety officer.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem
manajemen K3 di PT Jagat Interindo pada Proyek Konstruksi Borneo Bay
Balikpapan dan juga untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari penerapan
sistem manajemen K3 pada kinerja para karyawan.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Jagat Interindo
padaproyek konstruksi Borneo Bay Balikpapan yang berjumlah 58 responden.
Teknik penumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
angket/kuesioner dengan 2 variabel yaitu variabel K3 dan variabel kinerja
karyawan.
Dari hasil analisa data kuesioner yang telah disebarkan diketahui bahwa
penerapan sistem manajemen K3 di PT Jagat Interindo pada proyek konstruksi
Borneo Bay Balikpapan berjalan dengan baik. Mayoritas karyawan menyatakan
bahwa pihak manajemen telah melaksanakan semua unsur yang ada dalam sistem
manajemen K3 di proyek ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan mayoritas
responden menyatakan bahwa pihak manajemen memiliki pengawas K3,
melakukan pengarahan K3, dan memasang rambu-rambu K3 sesuai pada
tempatnya. Dan, dari penerapan sistem manajemen K3 yang telah diterapkan
sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT Jagat Interindo.
Kata kunci: Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), Kinerja Karyawan,
pengawas K3.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Kuasa,
karna atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di PT Jagat Interindo pada Proyek BorneoBay Balikpapan”.
Didalam karya tulis ini,di sajikan pokok-pokok bahasan tugas akhir meliputi
penulis menyampaikan ucapan terima kasi yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ramli, S.E., M.M Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Drs. Sunarno, M.Eng , selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Balikpapan.
3. Candra Irawan ,ST.,M.Si sebagai dosen pembimbing 1, yang memberikan
ilmu serta tata cara pembuatan laporan ini dan memberikan pengarahan
selama pengerjaan tugas akhir ini.
4. Mahfud S.Pd, MT sebagai dosen pembimbing 2, yang memberikan ilmu
serta tata cara pembuatan laporan ini dan memberikan pengarahan selama
pengerjaan tugas akhir ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril dan
juga material.
6. Rekan – rekan mahasiswa/i 3 teknik sipil 1 angkatan 2015 yang telah
banyak memberikan masukan untuk Proposal Tugas akhir ini.
Sesuai layaknya manusia yang masih jauh dari kesempurnaan selain Allah
S.W.T yang maha sempurna.Proposal Tugas Akhir ini bukan karya yang
sempurna. semoga bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya.
Balikpapan, Juli 2018
Fajar Fahrizal
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Proyek Konstruksi ........................................................................................ 4
2.2 Komponen Arsitektur Bangunan Gedung ................................................... 5
2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ...................................................... 5
2.4 Faktor Faktor Pendorong Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .... 6
2.5 Sistem Manajemen Keselamatan dan Keselamatan Kerja ........................... 7
2.6 Pedoman Penerapan Sistem K3 ................................................................... 9
2.7 Kinerja ........................................................................................................ 22
2.8 Kuesioner ................................................................................................... 23
2.9 Populasi ...................................................................................................... 23
2.10 Sampel ........................................................................................................ 24
2.11 Uji Kualitas Data ........................................................................................ 24
x
2.12 Statistical Product and Service Solution (SPSS) ....................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 27
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 27
3.3 Metodologi Penelitian ................................................................................ 28
3.4 Pengumpulan Data ..................................................................................... 29
3.5 Populasi dan Sampel .................................................................................. 30
3.6 Analisa Data ............................................................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Umum ......................................................................................................... 33
4.2 Hasil Uji Kualitas Kuesioner ...................................................................... 33
4.2.1 Hasil Uji Validitas ...................................................................................... 33
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................. 37
4.3 Responden Penelitian ................................................................................. 38
4.4 Analisa Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ........................ 38
4.4.1 Analisa Berdasarkan Indikator Komitmen dan Kebijakan ......................... 39
4.4.2 Analisa Berdasarkan Indikator Perencanaan K3 ........................................ 42
4.4.3 Analisa Berdasarkan Indikator Penerapan K3............................................ 44
4.4.4 Analisa Berdasarkan Indikator Evaluasi K3 .............................................. 49
4.4.5 Analisa Berdasarkan Indikator Kaji Ulang dan Penyempurnaan ............... 50
4.5 Analisa Variabel Kinerja Karyawan .......................................................... 51
4.5.1 Analisa Berdasarkan indikator Kualitas Kerja ........................................... 52
4.5.2 Analisa Berdasarkan Indikator Pengetahuan Pekerjaan ............................. 54
4.5.3 Analisa Berdasarkan Indikator Kualitas Personal ...................................... 56
4.5.4 Analisa Berdasarkan Indikator Kerjasama ................................................. 57
4.5.5 Analisa Berdasarkan Indikator Dapat Diandalkan ..................................... 58
4.5.6 Analisa Berdasarkan Indikator Initiatif ...................................................... 59
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 62
5.2 Saran .......................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
LAMPIRAN .......................................................................................................... 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Borneo Bay Balikpapan ............................................. 27
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Alat ............................................................. 28
Gambar 4.1 Grafik Komitmen K3 ......................................................................... 39
Gambar 4.2 Grafik Panitia Pembina K3 ................................................................ 40
Gambar 4.3 Grafik Peraturan Mengenai K3 .......................................................... 40
Gambar 4.4 Grafik Sosialisasi Penerapan Prosedur Standar K3............................ 41
Gambar 4.5 Grafik Perencanaan Rekayasa Pengendalian Resiko K3 ................... 43
Gambar 4.6 Grafik Prosedur Keadaan Darurat ...................................................... 43
Gambar 4.7 Grafik Penggunaan APD .................................................................... 45
Gambar 4.8 Grafik Sosialisasi Cara Mengidentifikasi Bahaya .............................. 45
Gambar 4.9 Grafik Briefing K3 ............................................................................. 46
Gambar 4.10 Grafik Penempatan Rambu-Rambu K3............................................ 46
Gambar 4.11 Grafik Penyelidikan Kecelakaan Kerja Dan Prosedur Evakuasi ..... 47
Gambar 4.12 Grafik Fasilitas P3K ......................................................................... 48
Gambar 4.13 Grafik Pengawasan Pekerjaan .......................................................... 49
Gambar 4.14 Audit K3 ........................................................................................... 50
Gambar 4.15 Grafik Sosialisasi Hasil Evaluasi ..................................................... 51
Gambar 4.16 Meminimalkan Kesalahan Kerja ..................................................... 52
Gambar 4.17 Meningkatkan Kualitas Kerja .......................................................... 53
Gambar 4.18 Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Target .......................................... 53
Gambar 4.19 Grafik Tentang Pengetahuan yang Baik Mengenai Pekerjaan ......... 54
Gambar 4.20 Grafik Pengetahuan Untuk Mengatasi Masalah Dalam Pekerjaan .. 55
Gambar 4.21 Grafik Sikap Kerja dan Komunikasi Yang Baik ............................. 56
Gambar 4.22 Grafik Bekerjasama Dalam Melaksanakan Pekerjaan ..................... 57
Gambar 4.23 Grafik Dapat Dipercaya Dalam Mengerjakan Tugas ...................... 58
Gambar 4.24 Grafik Tidak Menunggu Pimpinan Dalam Memulai Pekerjaan....... 59
Gambar 4.25 Grafik Melakukan Pekerjaan Secara Mandiri .................................. 60
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Skala Penilaian ......................................................................... 29
Tabel 3.2 Pengumpulan Data Sistem Manajemen K3 ........................................... 29
Tabel 3.3 Pengumpulan Data Kinerja Karyawan ................................................... 30
Tabel 3.4 Populasi .................................................................................................. 30
Tabel 3.5 Valid Sampel .......................................................................................... 31
Tabel 3.6 Rincian Populasi dan Sampel ................................................................. 31
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel K3 ............................................................. 34
Tabel 4.2 Rincian Hasil Uji Validitas K3 .............................................................. 35
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan .................................... 36
Tabel 4.4 Rincian Hasil Uji Coba Kinerja Karyawan ............................................ 37
Tabel 4.5 Hasil Uji Reabilitas K3 .......................................................................... 37
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan ............................................... 37
Tabel 4.7 Hasil Penyebaran Kuesioner .................................................................. 38
Tabel 4.8 Kategori Karyawan ................................................................................ 38
Tabel 4.9 Rincian Indikator Komitmen dan Tanggung Jawab .............................. 42
Tabel 4.10 Rincian Jawaban Indikator Perencanaan K3 ........................................ 44
Tabel 4.11 Rincian Indikator Penerapan K3 .......................................................... 48
Tabel 4.12 Rincian Indikator Evaluasi K3 ............................................................. 50
Tabel 4.13 Rincian Indikator Kaji Ulang Dan Penyempurnaan ............................ 51
Tabel 4.14 Rincian Indikator Kualitas Kerja ......................................................... 54
Tabel 4.15 Rincian Indikator Pengetahuan Tentang Pekerjaan ............................. 55
Tabel 4.16 Rincian Indikator Kualitas Personal .................................................... 56
Tabel 4.17 Rincian Indikator Kerjasama ............................................................... 58
Tabel 4.18 Rincian Indikator Dapat Diandalkan.................................................... 59
Tabel 4.19 Rincian Indikator Initiatif..................................................................... 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Jawaban Surat Permohonan Data ................................................... 65
Lampiran II Kuesioner Penelitian ....................................................................... 66
Lampiran III Hasil Kuesioner .............................................................................. 70
Lampiran IV Dokumentasi ................................................................................... 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jenis resiko dalam industri konstruksi sangatlah banyak, antara lain adalah
resiko estimasi biaya proyek, fluktuasi mata uang, produktivitas pekerjan dan
sebagainya. Diantara sekian banyaknya jenis resiko kesehatan dan keselamtan
kerja (K3). Resiko K3 ini sering dipandang sebelah mata, itu terbukti dari masih
banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi. Berdasarkan laporan Internasional
Labour organization (ILO), setiap hari terjadi kecelakaan kerja yang
mengakibatkan korban fatal sebanyak 6.000 kasus. Sementara di Indonesia setiap
100 ribu tenaga kerja terdapat 20 orang mengalami fatal akibat kecelakaan kerja
di bidang konstruksi (Republika, 2013).
Konstruksi merupakan sektor penyumbang terbesar dalam hal angka
kecelakaan kerja di Indonesia. Bahkan, merujuk data Badan Penyelenggara
Tenaga Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, konstruksi tercatat sebagai jawara
nasional kecelakaan kerja dari tahun ke tahun (ISAFETY NEWS.COM, 2017).
Data mengenai proporsi kecelakaan kerja di Indonesia sektor konstruksi dan
manufaktur menjadi penyumbang tertinggi dengan persentase sebesar 32% dan
31,6%, berbeda dengan sektor transportasi (9,3%), kehutanan (3,8%) dan
pertambangan (2,6%), dan industri lainnya dengan persentase sebesar (20,7%).
(Seminar Nasional K3, Jakarta, 2016).
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja memberikan dampak yang sangat
besar. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam kerugian, di
samping dapat mengakibatkan korban jiwa, dan biaya-biaya lainnya seperti biaya
pengobatan, kompensasi yang harus diberikan pada pekerja, asuransi, dan
perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-biaya tidak langsung yang merupakan
akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup kerugian waktu kerja
(pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan (penurunan
produktifitas), memberikan pengaruh psikologis negatif pada pekerja,
memberikan reputasi buruk perusahaan, denda dari pemerintah, serta
2
kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna
jasa). Penerapan K3 yang baik tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pada
para pekerja tetapi juga bagi perusahaan karena dapat meminimalisir biaya
pengeluaran.
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu organisasi atau
yang lebih dikenal dengan sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Sistem ini merupakan bagian dari organisasi yang erat kaitannya dengan
manjeman sumber daya manusia. Di Indonesia, sistem Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5
Tahun 1996. Perlunya sebuah organisasi atau perusahaan menerapkan sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kecelakaan Kerja (SMK3) dalam rangka
meminimalisir timbulnya kecelakaan kerja dan untuk menciptakan kondisi
lingkungan kerja yang sehat, aman, dan produktif.
Proyek pembangunan Borneo Bay Balikpapan adalah proyek pembangunan
Waterfront Superblock pertama di kota Balikpapan. Proyek ini telah berjalan
selama 6.000 jam tanpa terjadinya kecelakaan yang berakibat fatal (fatal
accident).
Dengan alasan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul
“Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
di PT Jagat Interindo pada Proyek Konstruksi Borneo Bay Balikpapan”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3) di PT Jagat Interindo pada Proyek Konstruksi Borneo Bay
Balikpapan?
2. Apakah Penerapan Sistem Manajemen K3 yang dilaksanakan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3
1. Sampel responden adalah pekerja dan staff PT Jagat Interindo yang terkait
dengan proyek konstruksi Borneo Bay Balikpapan.
2. Jumlah valid sampel yaitu antara 20% - 55%.
3. Pengumpulan data primer berupa kuesioner dilakukan maks sebanyak 2
kali.
4. Pengukuran kinerja karyawan melalui data primer kuesioner kinerja
karyawan.
5. Analisa berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan.
6. Aplikasi pengolahan data yang digunakan adalah aplikasi IBM SPSS
Statistics 24.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menganalisa mengenai penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT Jagat Interindo pada
proyek konstruksi Borneo Bay Balikpapan.
2. Menganalisa pengaruh penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap kinerja karyawan..
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan konstribusi terhadap ilmu pengetahuan khususnya di bidang
teknik sipil mengenai sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan
dapat disosialisasikan dalam dunia pendidikan.
2. Menambah motivasi mahasiswa teknik sipil untuk memahami dan peka
tehadap kasus terutama mengenai K3.
3. Untuk dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi mengenai penerapan
sistem manajemen K3 pada proyek konstruksi Borneo Bay Balikpapan.
dapat dijadikan referensi untuk peneliti terkait dengan sistem manajemen K3.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proyek Konstruksi
(Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah
ditetapkan dengan jelas.
Menurut Ervianto (2005), proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang
hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek, dalam
rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu kegiatan yang berupa bangunan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 tahun 2008
lingkup pemeliharaan bangunan terbagi menjadi 5 bidang yaitu:
1. Arsitektural yaitu lingkup pekerjaan konstruksi yang melaksanakan
perancangan dan membangun keseluruhan konstruksi.
2. Struktural yaitu lingkup pekerjaan yang membentuk bagian bangunan
seperti pondasi, sloof, dinding, kolom, kuda, kuda maupun atap. Pada
prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen
nonsruktur seperti elemen tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga
membentuk satu kesatuan dan juga meneruskan beban bangunan dari bagian
bangunan atas menuju bagian bawah bangunan bawah lalu menyebarkannya
ke tanah.
3. Mekanikal yaitu lingkup pekerjaan bangunan yang pengerjaannya meliputi
sistem-sistem pendukung bangunan yang memerlukan sistem mekanis yang
diaplikasikan untuk menunjang kegiatan yang dilakukan dalam bangunan
termasuk dalam hal keamanan dan kenyamanan setiap aktivitas dan
pelakunya di dalam bangunan tersebut seperti tata udara, sanitasi, plambing
dan ransportasi.
4. Elektrikal yaitu lingkup pekerjaan bangunan yang pengerjaannya meliputi
sistem-sistem pendukung bangunan yang memerlukan tenaga listrik yang
5
diaplikasikan untuk menunjang kegiatan yang dilakukan dalam bangunan
termasuk dalam hal keamanan dan kenyamanan setiap aktivitas dan
pelakunya di dalam bangunan tersebut seperti catu daya, tata cahaya,
telepon, komunikasi dan alarm.
5. Tata ruang luar (landscape) yaitu lingkup pekerjaan di luar bangunan,
adapun lingkup pekerjaan ini meliputi taman bangunan, pekarangan dan
lainnya.
6. Tata GRHA (house keeping) yaitu lingkup pekerjaan yang dilakukan untuk
melakukan pembersihan maupun perawatan pada bangunan.
2.2 Komponen Arsitektur Bangunan Gedung
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 tahun 2008
komponen arsitektur pada bangunan gedung terbagi menjadi:
1. Sarana jalan keluar
2. Dinding kaca (Tempered glass)
3. Dinding keramik /mozaik
4. Dinding lapis marmer
5. Dinding dengan penutup cladding alluminium composit
6. Pemeliharaan plafon tripleks
7. Pemeliharaan plafon akustiks
8. Pemeliharaan plafon gipsum
9. Pemeliharaan plafon kayu
10. Pemeliharaan plafon metal
11. Pemeliharaan kunci, Grendel, dan engsel
12. Pemeliharaan sliding door, rolling door, dan falding door
13. Pemeliharaan kusen aluminium
14. Pemeliharaan kusen kayu
15. Pemeliharaan kusen plastik dan kusen besi
16. Pemeliharaan door closer
2.3 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Menurut Budiono, dkk (2005), keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahanya. Dari
6
definisi tersebut menjelaskan bahwa keselamtan kerja terjadi ketika pekerja
terbebas dari adanya ancaman pada saat bekerja yang disebabkan oleh alat yang
digunakan saat bekerja maupun lingkungan bekerja.
Adapun definisi K3 menurut Robert L Mathis (2002), mendefinisikan K3
secara terpisah yaitu kesehatan, keselamaatan, dan keamanan. Tujuan utama
program keselamatan kerja yang efektif adalah mencegah kecelakaan atau cedera
dalam bekerja. Keamanan merupakan perlindungan terhadap fasilitas pengusaha
dan peralatan yang ada, yang ditunjukkan untuk melindungi para karyawan pada
saat bekerja atau sedang melaksanakan penugasan pekerjaan.
Menurut Suma’mur (1981), pengertian K3 “Keselamatan Kerja adalah
sarana untuk mencegah kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi
keamanan tenaga kerja. Selain menjadi penyebab hambatan-hambatan langsung
gangguan kesehatan, kecelakaan juga menimbulkan kerugian secara tidak
langsung yaitu kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi
untuk beberapa saat, kerusakan lingkungan kerja lain-lain. Kesehatan kerja adalah
spesialis dalam ilmu kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja
atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
fisik atau mental atau gangguan-gangguan kesehatan yang berakibat faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum”.
Dampak dari tidak diterapkannya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja :
1. Ketidak nyamanan atau keraguan untuk bekerja.
2. Resiko yang berbahaya jadi tanggungannya.
3. Hasil kerja yang dilakukan tidak optimal karena menyangkut K3 yang tidak
diterapkan.
2.4 Faktor-Faktor Pendorong Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Keselamatan dan Kesehatan kerja sudah menjadi kebutuhan yang sangat
penting untuk kalangan industri. Tanpa adanya penerapan K3 di lingkungan kerja
maka kemungkinan terjadinya kecelakaan sangatlah besar. Menurut seorang ahli
keselamatan kerja, willy hammer mengatakan bahwa ada tiga alasan pokok
7
mengapa program K3 perlu dilaksanakan yaitu berdasarkan Perikemanusiaan, UU
atau Hukum dan alasan ekonomi. Kemudian, Goudzali juga mengungkapkan hal
serupa mengenai faktor-faktor pentingnya penerapan K3, antara lain:
1. Kemanusiaan. Para karyawan merupakan manusia biasa yang bukan semata-
mata hanya alat produksi, tetapi adalah sosok manusia yang merupakan aset
perusahaan. Dengan demikian, setiap manusia perlu mendapatkan
perlindungan dari segala ancaman dan bahaya yang selalu mengintai di
sekitarnya.
2. Peratutan Pemerintah. Suatu perusahaan, apapun jenis usaha yang dilakukan,
bertujuan agar produknya dapat dipakai atau digunakan oleh masyarakat dan
keberadaan perusahaan di tengah masyarakat tersebut mempunyai hubungan
sehingga keberadaannya itu diatur melalui berbagai mekanisme petaturan
perundang-undangan.
3. Ekonomi. Faktor ekonomi juga merupakan pendorong diberlakukannya
pemeliharaan K3 dalam suatu perusahaan. Hal ini dapat dipahami bahwa
suatu perusahaan dalam operasinya akan selalu bergerak menurut
pertimbangan ekonomis yaitu untuk mencari keuntungan. Dengan melakukan
pemeliharaan K3 secara terus menerus, berarti perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Namun, biaya yang dikeluarkan akan
lebih besar lagi apabila terjadi kecelakaan kerja. Oleh karena itu pemeliharaan
K3 ditujukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2.5 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen Keselamatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
merupakan bagian dari Sistem Manajemen Organisasi yang digunakan untuk
mengembkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola resiko (OHSAS
18001:2007).
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 5 tahun 1996 mengenai
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
dengan Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakaan
8
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Setiap perusahaan yang mempekerjaan tenaga kerja sebanyak 100 orang
atau lebih dan mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi yang mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja dan wajib
menerapkan Sistem Manajemen K3.
Adapun tujuan dan sasaran sistem manajemen K3 adalah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Manfaat penerapan sistem manajemen K3 di konstruksi yaitu untuk
meminimalisir penambahan jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selain
itu, beberapa manfaan lain dari penerapan manajemen K3 adalah (Kawatu, 2012):
1. Memberikan kepuasan dan meningkatkan loyalitas pekerja terhadap
perusahaan, karena adanya jaminan keselamatan dan kesehatan dalam kerja.
2. Menunjukan bahwa sebuah perusahaan telah beritikad baik dalam mematuhi
peraturan perudangan, sehingga dapat beroperasi secara normal tanpa
menghadapi kendala dari segi ketenagakerjaan.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan, atau sakit akibat kerja, sehingga
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan oleh kejadian
tersebut.
4. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, karena tenaga kerja
dapat bekerja optimal, kemudian meningkatkan kualitas produk dan jasa yang
dihasilkan.
Dalam penerapan SMK3 perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijkan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
SMK3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3.
9
3. Menerapkan kebijakan secara efektif dengan mengembangkan kemampuan
dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan,
tujuan dan sasaran K3
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3.
2.6 Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K3
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 5 tahun 1996 mengenai
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
dengan Sistem Manajemen K3 Pedoman penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain:
1. Komitmen dan Kebijakan
a. Kepemimpinan dan Komitmen
Pengurus atau perusahaan harus menunjukkan kepemimpinan dan
komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dengan menyediakan
sumber daya yang memadai. Perusahaan dan pengurus perusahaan harus
menunjukkan komitmen terhadap keselamatatan dan kesehatan kerja yang
diwujudkan dalam:
1. Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi
yang dapat menentukan keputusan perusahaan
2. Menyediakan anggaran tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-
sarana lain yang diperlukan di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang
dan kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi
5. Melakukan penilaian kerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan
komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja sehingga penerapan
10
Sistem Manajemen K3 berhasil diterapkan dan dikembangkan. Setiap
tenaga kerja dan orang lain harus yang berada di tempat kerja harus
berperan serta dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.
b. Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peninjauan awal kondisi keselamtan dan kesehatan kerja perusahaan
saat ini dilakukan dengan:
1. Identifikasi kondisi yang ada dibandingkan dengan ketentuan
pedoman.
2. Identifikasi sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan.
3. Penilaian tingkat pengetahuan, pemenuhan peraturan dan standar
keselamatan dan kesehatan K3.
4. Membandingkan penerapan sistem manajemen K3 dengan perusahaan
dan sektor lain yang lebih baik.
5. Meninjau sebab dan akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi
dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan
K3.
6. Menilai efisien dan efektifitas sumber daya yang disediakan.
Hasil peninjauan awal K3 merupakan bahan masukan dalam
perencanaan dan pengembangan Sistem Manajemen K3.
c. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan
tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan pengurus yang memuat
keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program
kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang
bersifat umum atau operasional.
Kebijakan K3 dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan
wakil tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan
kepada semua tenaga kerja, pemasok dan pelanggan. Kebijakan K3 kerja
bersifat dan selalu di tinjau ulang dalam rangka peningkatan kinerja K3.
11
2. Perencanaan
Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai
keberhasilan penerapan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran dan tujuan
yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran dan
indikator kinerja yang diterapkan dengan mempertimbangkan identifikasi
sumber bahaya penilaian dan pengendalian resiko sesuai dengan persyaratan
perundangan yang berlaku serta hasil pelaksanaan tinjauan awal terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
a. Perencanaan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan
produk, barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan
rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk itu harus ditetapkan dan dipelihara prosedur identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan produk, barang dan jasa
harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu harus ditetapkan dan
dipelihara prosedurnya.
b. Peraturan perundangan dan syarat lainnya
Perusahaan harus menerapkan dan memelihara prosedur untuk
inventarisasi, identifikasi dan pemahaman peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja, sesuai dengan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pengurus
harus menjelaskan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada
setiap tenaga kerja.
c. Tujuan dan sasaran
Tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan sekurang-kurangnya harus memenuhi
kualifikasi
1. Dapat diukur.
2. Satuan / indikator pengukuran
3. Sasaran pencapaian
4. Jangka waktu pencapaian
12
Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja harus dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, Ahli K3, P2K3 dan
pihak-pihak lain yang terkait. Tujuan dan sasaran telah ditetapkan dan
ditinjau kembali secara teratur sesuai dengan perkembangan.
d. Indikator kinerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja harus menggunakan indikator kinerja yang dapat diukur
sebagai dasar penilaian kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian Sistem
Manajemen K3.
e. Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang berlangsung
Penerapan awal Sistem Manajemen K3 yang berhasil memerlukan
rencana yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan, dan dengan jelas
menetapkan tujuan serta sasaran Sistem Manajemen K3 yang dapat
dicapai dengan:
1. Menetapkan Sistem pertanggung jawaban dalam pencapaian tujuan
dan sasaran sesuai dengan fungsi dan tingkat manajemen perusahaan
yang bersangkutan.
2. Menetapkan sarana dan jangka waktu untuk pencapaian tujuan dan
sasaran.
3. Penerapan
Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan
harus menunjuk personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan
sistem yang diterapkan.
a. Jaminan Kemampuan
1. Sumber daya manusia, sarana dan dana
Perusahaan harus menyediakan personel yang memiliki
kualifikasi, sarana dan dana yang memadai sesuai Sistem Manajemen
K3 yang ditetapkan. Dalam menyediakan sumber daya tersebut
perusahaan harus membuat prosedur yang dapat memantau manfaat
yang akan didapat maupun biaya yang harus dikeluarkan. Dalam
13
penerapan Sistem Manajemen K3 yang efektif perlu dipertimbang hal-
hal sebagai berikut:
a) Menyediakan sumber daya yang memadai sesuai dengan ukuran
dan kebutuhan.
b) Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada
setiap tingkatan manajemen perusahaan dan menyelenggarakan
setiap pelatihan yang dibutuhkan.
c) Membuat ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi K3
secara efektif.
d) Membuat peraturan untuk mendapatkan pendapat dan saran dari
pada ahli.
e) Membuat peraturan untuk pelaksanaan konsultasi dan keterlibatan
tenaga kerja secara aktif.
2. Integrasi
Perusahaan dapat mengintegrasikan Sistem Manajemen K3
kedalam sistem manajemen perusahaan yang ada. Dalam hal
pengintegrasian tersebut terdapat pertentangan dengan dan prioritas,
maka:
a) Tujuan dan prioritas Sistem Manajemen K3 harus diutamakan.
b) Penyatuan Sistem manajemen K3 dengan sistem manajemen
perusahaan dilakukan secara selaras dan seimbang.
3. Tanggung jawab dan tanggung gugat
Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif
apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta
dalam penerapan dan pengembangan Sistem Manajemen K3 serta
memiliki budaya perusahaan yang mendukung dan memberikan
konstribusi bagi Sistem Manajemen K3. Perusahaan harus:
a) Menentukan, menunjuk, mendokumrntasikan dan
mengkomunikasikan tanggung jawab dan tanggung gugat K3 dan
wewenang untuk bertindak dan menjelaskan hubungan pelaporan
untuk semua tingkat manajemen, tenaga kerja, kontraktor,
subkontraktor dan pengunjung.
14
b) Mempunyai prosedur untuk memantau dan mengkomunikasikan
setiap perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat yang
berpengaruh terhadap sistem program keselamatan dan kesehatan
kerja.
c) Dapat memberikan reaksi secara cepat dan tepat terhadap kondisi
yang meyimpang atau kejadian-kejadian lainnya.
4. Konsultasi, motivasi, dan kesadaran
Pengurus harus menunjukkan komitmennya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja melalui konsultasi dan dengan
melibatkan tenaga kerja maupun pihak lain yang terkait didalam
penerapan, pengembangan dan pemeliharaan Sistem Manajemen K3,
sehingga semua pihak merasa ikut dan merasakan hasilnya.
Tenaga kerja harus mematuhi serta mendukung tujuan dan
sasaran Sistem Manajemen K3, dan perlu disadarkan terhadap bahaya
fisik, kimia, ergonomis, radiasi, biologi, dan psikologis yang mungkin
dapat menciderai dan melukai tenaga kerja pada saat bekerja serta
harus memahami sumber bahaya tersebut sehingga dapat mengenali
dan mencegah tindakan yang mengarah terjadinya insiden.
5. Pelatihan dan kompetensi kerja
Penerapan dan pengembangan sistem manajemen K3 yang
efektif ditentukan oleh kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap
tenaga kerja di perusahaan. Pelatihan merupakan salah satu alat
penting dalam menjamin kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja. Prosedur untuk
melakukan identifikasi standar kompetensi kerja dan penerapannya
melalui program pelatihan harus tersedia.
Standar kompetensi kerja Keselamatan dan kesehatan kerja dapat
dikembangkan dengan:
a) Menggunakan standar kompetensi kerja yang ada
b) Memeriksa uraian tugas dan jabatan.
c) Menganalisa tugas kerja.
d) Menganalisa hasil inspeksi dan audit.
15
e) Meninjau ulang laporan insiden.
Setelah penilaian kemampuan gambaran kompetensi kerja yang
dibutuhkan dilaksanakan, program pelatihan harus dikembangkan
sesuai dengan hasil penilaiannya. Prosedur pendokumentasian
pelatihan yang telah dilaksanakan dan dievaluasi efektifitasnya harus
ditetapkan. Kompetensi kerja harus diintegrasikan kedalam rangkaian
kegiatan perusahaan mulai dari penerimaan, seleksi dan penilaian
kinerja tenaga kerja serta pelatihan.
b. Kegiatan pendukung
1. Komunikasi
Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin
merupakan sumber penting dalam penerapan Sistem Manajemen K3.
Penyediaan informasi yang sesuai bagi tenaga kerja dan semua pihak
yang terkait dapat digunakan untuk memotivasi dan mendorong
penerimaan serta pemahaman umum dalam upaya perusahaan untuk
meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menjamin bahwa
informasi keselamatan dan kesehatan kerja terbaru dikomunikasikan
ke semua pihak dalam perusahaan. Ketentuan dalam prosedur tersebut
harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan untuk:
a) Mengkomunikasikan hasil dan sistem manajemen, pemantauan,
audit dan tinjauan ulang manajemen pada semua pihak dalam
perusahaan yang bertanggung jawab dan memiliki andil dalam
kinerja perusahaan.
b) Melakukan identifikasi dan menerima informasi keselamatan dan
kesehatan kerja yang terkait dari luar perusahaan.
c) Menjamin bahwa informasi yang terkait dikomunikasikan kepada
orang-orang diluar perusahaan yang membutuhkannya.
2. Pelaporan
Prosedur pelaporan informasi yang terkait dan tepat waktu harus
ditetapkan untuk menjamin bahwa Sistem Manajemen K3 dipantau
dan kinerjanya ditingkatkan.
16
Prosedur pelaporan internal perlu ditetapkan untuk menangani:
a) Pelaporan terjadinya insiden
b) Pelaporan ketidaksesuaian.
c) Pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
d) Pelaporan identifikasi sumber bahaya.
Prosedur pelaporan eksternal perlu ditetapkan untuk menangani:
a) Pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundangan.
b) Pelaporan kepada pemegang saham.
3. Pendokumentasian
Pendokumentasian merupakan unsur utama dari setiap sistem
manajemen dan harus dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Proses dan prosedur kegiatan perusahaan harus ditentukan dan di
dokumentasikan serta diperbarui apabila diperlukan. Perusahaan harus
dengan jelas menentukan jenis dokumen dan pengendaliannya yang
efektif. Pendokumentasian Sistem Manajemen K3 mendukung
kesadaran tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja dan evaluasi terhadap sistem dan kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja.
Bobot dan mutu pendokumentasian ditentukan oleh kompleksitas
kegiatan perusahaan. Apabila unsur Sistem Manajemen K3 terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan secara menyeluruh, maka
pendokumentasian Sistem Manajemen K3 harus diintegrasikan dalam
keseluruhan dokumentasi yang ada. Perusahaan harus mengatur dan
memelihara kumpulan ringkasan pendokumentasian untuk:
a) Menyatukan secara sistematik kebijakan, tujuan dan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Menguraikan sarana pencapaian tujuan dan sasaran keselamatan
dan kesehatan kerja.
c) Mendokumentasikan peranan, tanggung jawab dan prosedur.
d) Memberikan arahan mengenai dokumen yang terkait dan
menguraikan unsur-unsur lain dari sistem manajemen perusahaan.
17
e) Menunjukkan bahwa unsur-unsur Sistem Manajemen K3 yang
sesuai untuk perusahaan telah diterapkan.
4. Pengendalian dokumen
Perusahaan harus menjamin bahwa:
a) Dokumen dapat diidentifikasi sesuai dengan uraian tugas dan
tanggung jawab di perusahaan.
b) Dokumen ditinjau ulang secara berkala dan, jika diperlukan, dapat
direvisi.
c) Dokumen sebelum diterbitkan harus lebih dahulu disetujui oleh
personel yang berwenang.
d) Dokumen versi terbaru harus tersedia di tempat kerja yang
dianggap perlu.
e) Semua dokumen yang telah usang harus segera disingkirkan.
f) Dokumen mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah dipahami.
5. Pencatatan dan manajemen informasi
Pencatatan merupakan sarana bagi perusahaan untuk
menunjukkan kesesuaian penerapan sistem manajemen K3 dan harus
mencakup:
a) Persyaratan eksternal/peraturan perundangan dan internal/indikator
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Izin kerja.
c) Resiko dan sumber bahaya yang meliputi keadaan mesin-
mesin,pesawat-pesawat,alat kerja, serta peralatan lainnya, bahan-
bahan dan sebagainya, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja
dan proses produksi.
d) Kegiatan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
e) Kegiatan inspeksi, kalibraasi dan pemeliharaan.
f) Pemantauan data.
g) Rincian insiden, keluhan dan tindak lanjut.
h) Identifikasi produk termasuk komposisinya.
i) Informasi mengenai pemasok dan kontraktor.
j) Audit dan peninjauan ulang Sistem Manjaemen K3.
18
c. Identifikasi sumber bahaya, penilaian, pengendalian resiko
Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan
tingkat resiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selanjutnya dilakukan:
1. Identifikasi sumber bahaya
Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan pertimbangan:
a) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya
b) Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat
terjadi.
2. Penilaian resiko
Penilaian resiko adalah proses untuk menentukan prioritas
pengendalian terhadap tingkat resiko kecelakaan atau penyakit akibat
kerja.
3. Tindakan pengendalian
Perusahaan harus merencanakan manajemen dan pengendalian
kegiatan-kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan melalui metode:
a) Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eleminasi, subtitusi,
isolasi, ventilasi, higiene, dan sanitasi.
b) Pendidikan dan pelatihan
c) Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus,
insentif, penghargaan dan motivasi diri.
d) Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi.
e) Penegakan hukum.
4. Perancangan (design) dan rekayasa
Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dalam
proses rekayasa harus dimulai sejak tahap perancangan dan
perencanaan. Setiap tahap dari siklus perancangan meliputi
pengembangan, verifikasi tinjauan ulang, validasi dan penyesuaian
harus dikaitkan dengan identifikasi sumber bahaya, prosedur penilaian
dan pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Personel yang memiliki kompetensi kerja harus ditentukan dan diberi
19
wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk melakukan verifikasi
persyaratan sistem manajemen K3.
5. Pengendalian administratif
Prosedur dan intruksi kerja yang terdokumentasikan pada saat
dibuat harus mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan
kerja pada setiap tahapan. Rancangan dan tinjauan ulang prosedur
hanya dapat dibuat oleh personel yang memiliki kompetensi kerja
dengan melibatkan para pelaksana. Personel harus dilatih agar
memiliki kompetensi kerja dalam menggunakan prosedur. Prosedur
harus ditinjau ulang secara berkala terutama jika terjadi perubahan.
peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan.
6. Tinjauan ulang kontrak
Pengadaan barang dan jasa melalui kontrak harus ditinjau ulang
untuk menjamin kemampuan perusahaan dalam memenuhi persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja yang ditentukan.
7. Pembelian
Sistem pembelian barang dan jasa termasuk didalamnya
prosedur pemeliharaaan barang dan jasa harus terintegrasi dalam
strategi penanganan pencegahan resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa
serta mitra kerja perusahaan memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja. Pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja,
perusahaan harus menjelaskan kepada semua pihak yang akan
menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai identifikasi, penilaian
dan pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
8. Prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
Perusahaan harus memiliki prosedur untuk keadaan darurat atau
bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui kendala pada saat
kejadian yang sebenarnya. Pengujian prosedur secara berkala tersebut
dilakukan oleh personel yang memiliki kompetensi kerja, dan instalasi
yang mempunyai bahaya besar harus dikoordinasikan dengan instansi
terkait yang berwenang.
20
9. Prosedur menghadapi insiden
Untuk mengurangi pengaruh yang mungkin timbul akibat
insiden, perusahaan harus memiliki prosedur yang meliputi:
a) Penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai
sampai mendapatkan pertolongan medis.
b) Proses perawatan lanjutan
10. Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan
keadaan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi yang
normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami
trauma.
4. Pengukuran dan evaluasi
Perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau, dan
mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen K3 dan hasilnya harus dianalisis
guna menentukan keberhasilan alat untuk melakukan identifikasi tindakan
perbaikan.
1. Inspeksi dan pengujian
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi,
pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi, pengujian dan
pemantauan secara umum meliputi:
a) Personel yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian
yang cukup.
b) Catatan inspeksi, pengujian dan pemantauan yang sedang
berlangsung harus dipelihara dan tesedia bagi manajemen tenaga
kerja dan kontraktor kerja yang terkait.
c) Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan
untuk menjamin telah dipenuhinya standar keselamatan dan
kesehatan kerja.
d) Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan
ketidaksesuaian terhadap persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja dari hasil inspeksi, pengujian dan pemantauan.
21
e) Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan
inti permasalahan dari suatu insiden.
f) Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.
2. Audit sistem manajemen K3
Audit Sistem Manajemen K3 harus dilakukan secara berkala untuk
mengetahui keefektifan penerapan dari Sistem Manajemen K3. Audit
harus dilaksanakan secara sistematik dan independen oleh personel yang
memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang sudah
ditetapkan, frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang
hasil audit sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang didapatkan ditempat
kerja. Hasil audit harus digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan
ulang manajemen.
3. Tindakan perbaikan dan pencegahan
Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit dan
tinjauan ulang Sistem Manajemen K3 harus didokumentasikan dan
digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan serta
pihak manajemen menjamin pelaksanaannya secara sistematik dan efketif.
5. Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen
Pimpinan yang ditunjuk harus melaksanakan tinjauan ulang sistem
manajemen K3 secara berkala untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan
yang berkesinambungan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa
termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
1. Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
3. Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3
4. Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen K3 dan kebutuhan
untuk mengubah Sistem Manajemen K3 sesuai dengan
a) Perubahan peraturan perundangan
b) Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
c) Perubahan produk dan kegiatan perusahaan
22
d) Perubahan struktur organisasi
e) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi
f) Pengalaman yang di dapat dari insiden keselamatan dan kesehatan
kerja
g) Pelaporan
h) Umpan balik khususnya dari tenaga kerja.
2.7 Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2001).
Menurut Soeprianto mendifinisikan kinerja seorang pegawai pada dasarnya
adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan misalnya standar, target atau sasaran, atau kriteria yang telah
ditentukan atau telah disepakati terlebih dahulu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Ruki adalah
sebagai berikut:
1. teknologi, yang meliputi tenanga kerja dan metode kerja yang digunakan
untuk menghasilkan barang atau jasa yang dihasilkan organisasi atau
perusahaan.
2. Kualitas input atau material yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan.
3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruang
dan kebersihan.
4. Budaya organisasi sebagai pola kerja yang ada dalam organisasi atau
perusahaan.
5. Kepemimpinan sebagi upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar
bisa bekerja sesuai dengan standard an tujuan organisasi.
6. Pengelolaan sumber daya manusia yang terdiri dari aspek kompensasi,
imbalan, promosi dan lainnya.
Didalam memahami kriteria pengukuran kinerja, Ivancevich (2001)
mendefinisikan indikator-indikator kinerja sebagai berikut:
23
1. Kualitas kerja (quality of work) meliputi ketelitian, kerapian, dan ketepatan
atau akurasi dalam bekerja.
2. Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job) meliputi pengetahuan yang
jelas mengenai pekerjaan yang dilakukan.
3. Kualitas personal (personal quality) meliputi penampilan, kepribadian, sikap,
kepemimpinan, integritas dan kemampuan bersosialisasi karyawan.
4. Kerjasama (cooperation) atau kerjasama sesame rekan kerja (team work)
yaitu kemampuan dan keinginan untuk bekerja sama dengan rekan kerja,
atasan serta bwahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
5. Dapat dipercaya atau diandalkan (depentapility) yaitu meliputi kesadaran
akrurasi, tingkat kehadiran, periode istirahat dan sebagainya.
6. Initiatif (initiatives) yaitu kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab, meningkatkan kerja serta memiliki keberanian untuk bekerja
secara mandiri.
2.8 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya
(Sugiyono,2014).
Tujuan dilakukannya kuesioner adalah untuk mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu maslaah dari responden tanpa khawatir apabila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan (Prasetyo dan Jannah, 2005).
.
2.9 Populasi
Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti supaya dapat dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007).
2.10 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
24
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono,
2007).
Menurut Arikunto (2008) penentuan pengambilan sampel adalah sebagi
berikut:
Apabila kurang dari 100 responden maka di ambil semua hingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi apabila jumlah subyeknya
besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15% atau 20-55% atau lebih
tergantung sedikit banyaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenagan dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana.
Besaran sample untuk dilakukan kegiatan penelitian dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin (Prasetyo dan Jannah,2005).
……………………………………………………………………(2.1)
n = Besaran sampel
N = Besaran populasi
E = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidak
telitian karena kesalahan penarikan sampel)
Secara lebih spesifik penentuan besaran sampel pada masing-masing
kelompok dengan menggunakan rumus (Prasetyo dan Jannah,2005)
……………………………………..(2.2)
2.11 Uji Kualitas Data
Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan kuesioner harus
dilakukan pengujian kulitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah data kuesioner yang digunakan valid dan reliable sebab
kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
25
1. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kriteria valid
atau tidak adalah jika korelasi antar skor masing masing butir pertanyaan dengan
total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor masing- masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan diatas 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2011). Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
(Ghozali, 2011). Korelasi beriviet pearson adalah salah satu rumus yang dapat
digunakan untuk uji validitas data dengan program SPSS. Koefisien korelasi
dalam uji validitas dapat dilakukan dengan rumus pearson sebagai berikut:
√ …………………………………………...(2.3)
= koefisien korelasi
X= skor item
Y= skor total
N= total subjek
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat
memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Teknik yang digunakan adalah
teknik koefisien cronbach’s alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60 (Ghozali, 2011)
Untuk menghitung reabilitas menggunakan rumus alpha ialah sebagai
berikut
x(1-
…………………………….………….…………………(2.4)
= koefisien reliabilitas instrumen (Cronbach’s alpha)
K = jumlah pernyataan
= jumlah varians butir
= varians total
26
2.12 Statistical Product and Service Solution (SPSS)
Statistical Product and Service Solution (SPSS) atau disebut juga komputer
statistik merupakan sebuah program komputer yang digunakan untuk
menganalisis data statistik. Keuntungan dengan menggunakan program SPSS
adalah memudahkan perhitungan dan tingkat akurasi hasil perhitungan sangat
tinggi.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana menurut Ary,dkk
(1982), tujuan penelitian deskriptif adalah untuk melukiskan/menggambarkan
mengenai variabel/kondisi apa yang ada dalam suatu situasi. Sedangkan menurut
Sugiyono (2013), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat
menggambarkan suatu fenomena, peristiwa, gejala, baik menggunakan data
kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan sistem manajemen K3 di PT Jagat Interindo pada proyek Borneo Bay
Balikpapan.
3.2 Lokasi Penelitian
Gambar 3.1 Lokasi Proyek Borneo Bay Balikpapan
Penelitian ini dilaksanakan di proyek Borneo Bay yang terletak di Jl. Jendral
Sudirman No.1, Klandasan Ilir, Balikpapan. Borneo Bay adalah proyek dari PT.
Agung Podomoro Land dan merupakan Waterfront Superblock pertama di Kota
Balikpapan. Karena proyek pembangunan ini berskala besar, banyak perusahaan
kontraktor yang bergabung dalam proyek pembangunan tersebut, seperti PT.
Multibangun Adhitama Konstruksi sebagai main contractor dengan tugas
28
membangun struktur-struktur bangunan apartemen Borneo Bay.Main contractor
juga merekrut sub-contractor untuk bergabung dan bekerja sama dalam
pembangunan Borneo Bay seperti, PT Tropica Greenaries dalam bidang pekerjaan
landscape, PT. Sawunggaling Karya Konstruksi dalam pekerjaan konstruksi baja
dan PT. Jagat Interindo pada bidang pekerjaan Arsitektural fasade bangunan.
3.3 Metodologi Penelitian
Dibawah ini adalah diagram alir pembahasan (flow chart) :
Gambar 3.2 Diagram Alir Metode Penelitian
29
3.4 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner
Dalam penelitian ini, data primer pertama yang didapat yaitu berupa angket
atau kuesioner. Jawaban responden yang diberikan melalui angket dapat diukur
dengan dua cara menggunakan skala likert dan ordinal. Menurut Ghozali (2011)
skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala likert, yaitu
skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Skala Penilaian
Keterangan Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Adapun pedoman pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
atau angket adalah setiap indikator dan sub indikator yang dijelaskan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pengumpulan Data Sistem Manajemen K3
Variabel Indikator Sub Indikator
sistem
manajemen K3
komitmen dan kebijakan
a. Kepemimpinan dan
Komitmen
b. Kebijakan K3
Perencanaan K3 a. Identifikasi bahaya
b. Prosedur tanggap darurat
penerapan K3
a. penyediaan APD
b. komunikasi
c. lingkungan kerja
d. kesiapan keadaan darurat
e. prosedur menghadapi
insiden
evaluasi K3 a. pengawasan
b. audit K3
kaji ulang dan
penyempurnaan a. sosialisasi hasil evaluasi
30
Tabel 3.3 Pengumpulan Data Kinerja Karyawan
Variabel Indikator
kinerja
karyawan
a. kualitas kerja
b. Pengetahuan Tentang Pekerjaan
c. Kualitas Personal
d. Kerjasama
e. Dapat diandalkan
f. Initiatif
2. Studi Literatur
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan
bersifat siap pakai (Wijaya, 2013). Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi
atau mendukung data primer. Dalam hal ini data sekunder yang digunakan dapat
berasal dari studi literatur dengan cara menganalisis berbagai literatur yang ada
seperti buku, skripsi, jurnal-jurnal ilmiah, serta sumber lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.
3.5 Populasi dan Sampel
1. populasi
Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah staff dan pekerja PT Jagat
Interindo yang terlibat dalam proyek pembangunan Borneo Bay Balikpapan yang
berjumlah 136 orang.
Tabel 3.4 Populasi
Jumlah populasi Staff Pekerja
136 orang 11 orang 125 orang
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh SDM pada PT.Jagat Interindo
yang terlibat dalam proyek Konstruksi Borneo Bay dibagi menjadi 2 kategori
karyawan yaitu 125 orang untuk pekerja lapangan dan 11 orang staff . Karena
jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka jumlah subjek yang bisa diambil agar
sampel valid adalah dalam range 20 sampai 55 persen (Arikunto, 2008). dalam
31
penelitian ini peneliti menggunakan 40 persen, maka jumlah sampel agar
terhitung valid adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Valid Sampel
Populasi Persentase valid Jumlah sampel
136 40% 55
Setelah mendapatkan jumlah sampel yang valid, untuk menentukan jumlah
responden untuk penelitian ini digunakan rumus Slovin dengan margin error 10
persen.
Jumlah responden lebih dari 55 orang, maka masih terhitung valid.
Secara lebih spesifik penentuan besaran sampel pada staff dan pekerja adalah
sebagai berikut :
1. Staff
= 4,7 (dibulatkan menjadi 5 orang)
2. Pekerja Lapangan
= 53,3 (dibulatkan menjadi 53 orang)
Adapun rincian populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.6 Rincian Populasi dan Sampel
No kategori karyawan Populasi Sampel
1 Staff 11 5
2 Pekerja lapangan 125 53
Total 136 58
3.6 Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisis data. dalam
menganalisis data peneliti menggunakan uji kualitas data dan tabel frekuensi yang
32
merupakan analisis terhadap jawaban responden. Data yang telah dianalisis
disajikan dalam bentuk tabel-tabel, diagram, dan sebagainya guna mempermudah
pembaca dalam memahami hasil penelitian
Dalam mengolah data, peneliti menggunakan software IBM SPSS Statistics
24.
33
BAB IV
HASIL KUESIONER DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil dan pembahasan dari analisa
kuesioner penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
di PT Jagat Interindo pada proyek konstruksi Borneo Bay Balikpapan,berdasarkan
hasil olahan data kuesioner yang terdiri dari 2 variabel. Variabel tersebut yaitu
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dan Kinerja Karyawan (KK).
4.2 Uji Kualitas kuesioner
Dibawah ini merupakan hasil dari penyebaran kuesioner uji coba yang
dilakukan pada mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan. Jumlah sampel yang di
ambil adalah sebesar 30 sampel, hal ini sesuai dengan pendapat Singarimbun dan
Efendi (1995) yang mengatakan bahwa jumlah minimal uji coba kuesioner adalah
minimal 30 orang.
Dari hasil penyebaran kuesioner uji coba tersebut selanjutnya akan
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunankan software IBM
SPSS Statistic 24.
4.2.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation,
pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikasinya dibawah 0,05
maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan
hasil uji validitas dari dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Kinerja Karyawan (KK) dengan 30
sampel responden.
Berikut adalah tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian ini:
34
a. Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel K3
k3.1 k3.2 k3.3 k3.4 k3.5 k3.6 k3.7 k3.8 k3.9 k3.10 k3.11 k3.12 k3.13 k3.14 k3.15 totalPearson
Correlation 1 .638**
.664**
.685**
.716**
.824**
.713**
.629**
.609**
.704**
.676**
.650**
.642**
.742**
.724**
.830**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .638** 1 .850
**.797
**.778
**.804
**.713
**.725
**.664
**.589
**.662
**.715
**.688
**.764
**.757
**.880
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .664**
.850** 1 .745
**.818
**.779
**.681
**.682
**.533
**.464
**.595
**.592
**.592
**.598
**.582
**.808
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.002 0.010 0.001 0.001 0.001 0.000 0.001 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .685**
.797**
.745** 1 .601
**.722
**.692
**.790
**.608
**.711
**.610
**.666
**.638
**.709
**.663
**.840
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .716**
.778**
.818**
.601** 1 .825
**.720
**.710
**.668
**.552
**.559
**.669
**.667
**.705
**.728
**.843
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.002 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation.824
**.804
**.779
**.722
**.825
** 1 .665**
.771**
.618**
.684**
.612**
.673**
.644**
.754**
.708**
.874**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .713**
.713**
.681**
.692**
.720**
.665** 1 .674
**.814
**.692
**.741
**.723
**.705
**.812
**.837
**.869
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .629**
.725**
.682**
.790**
.710**
.771**
.674** 1 .692
**.631
**.474
**.728
**.699
**.763
**.721
**.843
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.008 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .609**
.664**
.533**
.608**
.668**
.618**
.814**
.692** 1 .743
**.670
**.666
**.641
**.816
**.795
**.816
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .704**
.589**
.464**
.711**
.552**
.684**
.692**
.631**
.743** 1 .657
**.610
**.591
**.777
**.757
**.788
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.001 0.010 0.000 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
k3.1
k3.2
k3.3
k3.4
k3.5
k3.6
k3.7
k3.8
k3.9
k3.10
35
Tabel 4.2 Rician Hasil Uji Validitas K3
Nomor
pernyataan
Pearson
correlation
Sig
(2tailed)
Keterangan
K3.1 0.830** 0,000 Valid
K3.2 0.880** 0,000 Valid
K3.3 0.808** 0,000 Valid
K3.4 0.840** 0,000 Valid
K3.5 0.843** 0,000 Valid
K3.6 0.874** 0,000 Valid
K3.7 0.869** 0,000 Valid
K3.8 0.843** 0,000 Valid
K3.9 0.816** 0,000 Valid
K3.10 0.788** 0,000 Valid
K3.11 0.784** 0,000 Valid
K3.12 0.875** 0,000 Valid
K3.13 0.857** 0,000 Valid
K3.14 0.932** 0,000 Valid
K3.15 0.920** 0,000 Valid
Tabel diatas menunjukkan variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) mempunyai kriteria untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikasi
lebih kecil dari 0,05 hal ini menujukkan bahwa masing-masing pernyataan pada
variabel keselamatan dan kesehatan kerja dapat diandalkan dan layak sebagai
penelitian.
Pearson
Correlation.676
**.662
**.595
**.610
**.559
**.612
**.741
**.474
**.670
**.657
** 1 .660**
.649**
.774**
.757**
.784**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.001 0.000 0.001 0.000 0.000 0.008 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .650**
.715**
.592**
.666**
.669**
.673**
.723**
.728**
.666**
.610**
.660** 1 .987
**.909
**.917
**.875
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .642**
.688**
.592**
.638**
.667**
.644**
.705**
.699**
.641**
.591**
.649**
.987** 1 .873
**.912
**.857
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .742**
.764**
.598**
.709**
.705**
.754**
.812**
.763**
.816**
.777**
.774**
.909**
.873** 1 .961
**.932
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .724**
.757**
.582**
.663**
.728**
.708**
.837**
.721**
.795**
.757**
.757**
.917**
.912**
.961** 1 .920
**
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlation .830**
.880**
.808**
.840**
.843**
.874**
.869**
.843**
.816**
.788**
.784**
.875**
.857**
.932**
.920** 1
Sig. (2-tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
k3.11
k3.12
k3.13
k3.14
k3.15
total
36
b. Uji Validitas Kinerja Karyawan (KK)
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan
KK.1 KK.2 KK.3 KK.4 KK.5 KK.6 KK.7 KK.8 KK.9 KK.10 total
Pearson
Correlati
on
1 .859**
.914**
.782**
.898**
.799**
.912**
.778**
.898**
.771**
.928**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.859** 1 .818
**.864
**.808
**.895
**.798
**.835
**.790
**.769
**.912
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.914**
.818** 1 .821
**.893
**.761
**.880
**.831
**.898
**.792
**.928
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.782**
.864**
.821** 1 .842
**.844
**.834
**.898
**.828
**.828
**.923
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.898**
.808**
.893**
.842** 1 .834
**.924
**.844
**.881
**.835
**.945
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.799**
.895**
.761**
.844**
.834** 1 .766
**.857
**.756
**.845
**.905
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.912**
.798**
.880**
.834**
.924**
.766** 1 .830
**.955
**.822
**.940
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.778**
.835**
.831**
.898**
.844**
.857**
.830** 1 .845
**.908
**.933
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.898**
.790**
.898**
.828**
.881**
.756**
.955**
.845** 1 .837
**.937
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.771**
.769**
.792**
.828**
.835**
.845**
.822**
.908**
.837** 1 .909
**
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Correlati
on
.928**
.912**
.928**
.923**
.945**
.905**
.940**
.933**
.937**
.909** 1
Sig. (2-
tailed)0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
total
KK.1
KK.2
KK.3
KK.4
KK.5
KK.6
KK.7
KK.8
KK.9
KK.10
37
Tabel 4.4 Rincian Hasil Uji Coba Kinerja Karyawan
Nomor
pernyataan
Pearson
correlation
Sig
(2tailed)
Keterangan
KK.1 0,928** 0,000 Valid
KK.2 0,912** 0,000 Valid
KK.3 0,928** 0,000 Valid
KK.4 0,923** 0,000 Valid
KK.5 0,945** 0,000 Valid
KK.6 0,905** 0,000 Valid
KK.7 0,940** 0,000 Valid
KK.8 0,933** 0,000 Valid
KK.9 0,937** 0,000 Valid
KK.10 0,909** 0,000 Valid
Tabel diatas menunjukkan variabel Kinerja Karyawan mempunyai kriteria
valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05,
hal ini menunjukkan bahwa masing-masing pernyataan pada variabel Kinerja
Karyawan dapat diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari item pernyataan.
Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbanch’s alpha
berada diatas 0,60. Tabel menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.5 hasil uji reliabilitas K3
Cronbach's Alpha N of Items
0.972 15
Tabel 4.6 hasil uji reliabilitas Kinerja Karyawan
Cronbach's Alpha N of Items
0.981 10
Tabel diatas menunjukkan nilai cronbanch’s alpha atas variabel
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar 0,972 dan variabel kinerja
karyawan sebesar (KK) 0,981. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
38
pernyataan dalam kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai cronbanch’s
alpha lebih dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang
digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan ini diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
4.3 Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan PT. Jagat Interindo
pada proyek konstruksi Borneo Bay Balikpapan. Berikut ini adalah data dari 58
responden yang diperoleh melalui kuesioner dilihat dari kategori karyawan.
1. Data Jumlah Kuesioner yang Disebarkan
Tabel berikut ini menyajikan jumlah kuesioner yang disebarkan kepada
responden.
Tabel 4.7 Hasil Penyebaran Kuesioner
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 58 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 58 100%
2. Kategori Karyawan
Tabel 4.8 Kategori Karyawan
4.4 Analisa Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Hasil dari penyebaran kuesioner di PT Jagat Interindo pada proyek
konstruksi di Borneo Bay Balikpapan, selanjutnya akan dianalisa variabel
keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan indikatornya.
No Kategori karyawan Jumlah Persentase
1. Staff 5 8,62%
2. Pekerja lapangan 53 91,38%
3. Jumlah 58 100%
39
4.4.1 Analisa Berdasarkan Indikator Komitmen dan Kebijakan
Instrumen pertama yang akan dibahas dalam indikator ini yaitu pihak
manajemen mempunyai komitmen bahwa manajemen K3 merupakan bagian yang
sangat penting dalam pencapaian efisiensi dan keberhasilan usaha perusahaan.
Dari kuesioner yang disebarkan mendapatkan jawaban sangat setuju sebanyak 29
responden (50%) dan 24 responden (41,4%) bahwa pihak manajemen mempunyai
komitmen bahwa K3 merupakan bagian yang sangat penting dalam pencapaian
efisiensi dan keberhasilan perusahaan yang di artikan sebagai keberhasilan
pekerjaan pada proyek konstruksi Borneo Bay. Namun masih terdapat 5
responden (8,6%) menjawab ragu-ragu bahwa pihak manajemen mempunyai
komitmen bahwa K3 merupakan bagian yang sangat penting dalam pencapaian
efisiensi dan keberhasilan perusahaan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Komitmen K3
Instrumen kedua yang akan dibahas dalam indikator ini yaitu pihak
manajemen memiliki panitia pembina K3 atau safety officer yang
mengkoordinasikan penerapan K3. Dan berdasarkan hasil kuesioner yang telah
disebarkan terdapat 1 responden (1,7%) yang menyatakan ragu-ragu apabila pihak
manajemen memiliki panitia Pembina K3 atau safety officer dan 98% atau 30
respoden (51,7%) dan 27 responden (46,6%) menyatakan sangat setuju dan setuju
bahwa pihak manajemen memiliki panitia Pembina K3 atau safety officer yang
sangat setuju
50% setuju
41,4%
ragu-ragu
8,6%
40
mengkoordinasikan penerapan K3 di PT. Jagat Interindo pada proyek Borneo Bay
Balikpapan. Ini membuktikan bahwa PT. Jagat Interindo memiliki komitmen
menempatkan K3 sebagai prioritas mereka dengan memiliki tenaga ahli K3 yang
mengkoordinasikan penerapan K3 di PT. Jagat Interindo.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 grafik Panitia Pembina K3
Instrumen selanjutnya yang akan dibahas pada indikator ini adalah Pihak
manajemen memiliki peraturan mengenai K3 dalam proyek kontruksi Borneo Bay
Balikpapan. Berdasarkan hasil kuesioner, terdapat 32 responden (55,2%) dan 24
responden (41,4%) menyatakan setuju bahwa pihak manajemen memiliki
peraturan mengenai K3 dalam proyek kontruksi Borneo Bay Balikpapan. Namun
terdapat 2 responden (3,4%) yang memberikan jawaban ragu-ragu bahwa pihak
manajemen memiliki peraturan mengenai K3 dalam proyek konstruksi Borneo
Bay Balikpapan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Peraturan Mengenai K3
sangat setuju 51,7%
ragu-ragu 1,7%
setuju 46,6%
sangat
setuju
55,2%
ragu-ragu
3,4%
setuju
41,4%
41
Instrumen terakhir yang akan dibahas pada indikator ini yaitu Pihak
Manajemen memberikan sosialisasi SOP atau prosedur standar penerapan K3
dalam konstruksi Borneo Bay. Dari hasil data olahan kuesioner 42 dari 58
responden (72,4%) menyatakan sangat setuju dan 10 responden (17,2%) setuju
bahwa Pihak Manajemen PT. Jagat Interindo memberikan sosialisasi SOP atau
prosedur standar penerapan K3 dalam konstruksi Borneo Bay. Sosialisasi ini
biasanya dilakukan pada saat safety induction kepada karyawan baru. Tetapi,
terdapat 6 responden (10,3%) menyatakan ragu-ragu bahwa Pihak Manajemen
PT. Jagat Interindo memberikan sosialisasi SOP atau prosedur standar penerapan
K3 dalam konstruksi Borneo Bay.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Sosialisasi Penerapan Prosedur Standar K3
Untuk lebih rinci, jawaban responden pada indikator komitmen dan
tanggung jawab akan dipaparkan pada tabel di bawah ini :
setuju
17,2%
sangat
setuju
72,4%
ragu-ragu 10,3%
42
Tabel 4.9 Rincian Indikator Komintmen Dan Tanggung Jawab
No. Pernyataan kuesioner SS SS RR TS STS
1
Pihak manajemen mempunyai komitmen
bahwa manajemen K3 merupakan bagian
yang sangat penting dalam pencapaian
efisiensi dan keberhasilan usaha perusahaan
29
24
5
0
0
2
pihak manajemen memiliki panitia pembina
K3 atau safety officer yang
mengkoordinasikan penerapan K3
30
27
1
0
0
3 Pihak manajemen memiliki peraturan
mengenai K3 dalam proyek kontruksi Borneo
Bay Balikpapan
32
24
2
0
0
4 Pihak Manajemen memberikan sosialisasi
SOP atau prosedur standar penerapan K3
dalam konstruksi Borneo Bay
42
10
6
0
0
Berdasarkan indikator komitmen dan tanggung jawab, sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Jagat Interindo berjalan dengan baik
menurut para responden. Hal ini terbukti dari mayoritas responden menjawab
setuju dan sangat setuju atas keempat instrumen pernyataan dalam indikator ini.
4.4.2 Analisa Berdasarkan Indikator Perencanaan K3
instrumen pertama yang akan dibahas pada indikator perencanaan K3 ini
yaitu pihak manajemen melakukan perencanaan dan rekayasa untuk
mengendalikan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan data
hasil olahan kuesioner yang telah disebarkan terdapat 41 responden (70,7%)
menyatakan sangat setuju, 12 responden (20,7%) dan 5 responden (8,6%)
menjawab ragu-ragu bahwa pihak manajemen melakukan perencanaan dan
rekayasa untuk mengendalikan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Berdasarkan data diatas yang diperoleh dari kuesioner membuktikan
bahwa pihak manajemen PT. Jagat Interindo melakukan perencanaan dan
rekayasa untuk mengendalikan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
43
Gambar 4.5 Grafik Perencanaan Rekayasa Pengendalian Resiko K3
Instrumen kedua yang akan dibahas pada indikator ini adalah pihak
manajemen memiliki prosedur evakuasi apabila terdapat keadaan darurat.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner didapatkan 21 responden (36,2%)
menyatakan sangat setuju dan 34 responden (58,6%) menyatakan setuju bahwa
pihak manajemen PT.Jagat Interindo memiliki prosedur evakuasi yang telah
dirancang apabila terdapat keadaan darurat. Namun terdapat 3 responden (5,2%)
yang menjawab ragu bahwa pihak manajemen memiliki prosedur evakuasi apabila
terdapat keadaan darurat.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.6 grafik prosedur keadaan darurat
sangat setuju 70,1%
setuju 20,7%
ragu-ragu 8,6%
sangatsetujusetuju
ragu-ragu
sangat setuju 36,2%
setuju 58,6%
ragu 5,2%
sangat setuju
setuju
ragu-ragu
44
Untuk lebih rinci, hasil jawaban responden pada indikator perencanaan K3
akan dipaparkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.10 Rincian Jawaban Indikator Perencanaan K3
No. Pernyataan kuesioner SS S R TS STS
1
pihak manajemen melakukan perencanaan
dan rekayasa untuk mengendalikan risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
41
12
5
0
0
2
pihak manajemen memiliki prosedur
evakuasi apabila terdapat keadaan darurat
21
34
3
0
0
Berdasarkan indikator perencanaan K3, sistem manajemen K3 berjalan
dengan sangat baik menurut para responden dengan mayoritas jawaban yaitu
sangat setuju dan setuju. Hanya 5 dan 3 responden pada penyataan ragu-ragu dan
tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat setuju.
4.4.3 Analisa Berdasarkan Indikator Penerapan K3
Instrumen pertama yang akan dibahas pada indikator kinerja K3 ini yaitu
pihak manajemen memberikan arahan tentang penggunaan APD (alat pelindung
diri) yang benar dan pemeliharan APD sehingga selalu dalam kondisi layak pakai.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan terdapat 35 responden (60,3%)
menyatakan setuju dan 17 responden (29,3%) menjawab setuju bahwa pihak
manajemen PT Jagat Interindo memberikan arahan tentang penggunaan APD (alat
pelindung diri) yang benar dan pemeliharan APD sehingga selalu dalam kondisi
layak pakai. Namun 6 responden (10,3%) ragu bahwa pihak manajemen PT Jagat
Interindo memberikan arahan tentang penggunaan APD (alat pelindung diri) yang
benar dan pemeliharan APD sehingga selalu dalam kondisi layak pakai.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
45
Gambar 4.7 Penggunaan APD
Instrumen kedua yang akan dibahas pada indikator ini adalah pihak
manajemen mekukan sosialisasi tentang bagaimana mengidentifikasi bahaya dan
bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan pada saat bekerja. Dari hasil
penyebaran kuesioner didapatkan 33 responden (56,9%) menyatakan sangat setuju
dan 23 (39,7%) responden menyatakan setuju bahwa pihak manajemen PT Jagat
Interindo mekukan sosialisasi tentang bagaimana mengidentifikasi bahaya dan
bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan pada saat bekerja. Namun terdapat 2
responden (3,4%) ragu bahwa pihak manajemen PT Jagat Interindo mekukan
sosialisasi tentang bagaimana mengidentifikasi bahaya dan bagaimana mencegah
terjadinya kecelakaan pada saat bekerja.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.8 Grafik Sosialisasi cara mengidentifikasi bahaya
ragu 10,3%
setuju 29,3%
sangat setuju 60,3%
ragu
setuju
sangat setuju
sangat setuju
33
ragu 3,4%
setuju 39,7% sangat setuju
ragu
setuju
46
Instrumen ketiga pada indikator penerapan K3 yaitu pihak manajemen
melakukan breafing K3 sebelum memulai pekerjaan. Berdasarkan hasil kuesioner
yang disebarkan terdapat 24 responden (41,4%) menyatakan sangat setuju dan 34
responden (58,6%) menyatakan setuju bahwa pihak manajemen PT Jagat
Interindo melaksanakan briefing K3 sebelum memulai pekerjaan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.9 Grafik Briefing K3
Instrumen keempat yang akan dibahas pada indikator penerapan K3 adalah
Rambu-rambu mengenai keselamatan, tanda pintu darurat, dan apar yang di
tempat pada tempat yang strategis dan jelas.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner didapatkan 27 responden (46,6%)
menyatakan setuju dan 31 responden (53,6%) menyatakan sangat setuju bahwa
penempatan rambu-rambu mengenai keselamatan, tanda pintu darurat, dan apar
yang di tempat pada tempat yang strategis dan jelas.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.10 Grafik Penempatan Rambu-Rambu K3
sangat setuju 41,4%
setuju 58,6%
sangat setuju
setuju
sangat setuju 53,6%
setuju 46,7%
sangat setuju
setuju
47
Instrumen kelima yang akan dibahas pada indikator penerapan K3 adalah
Pihak manajemen melakukan penyelidikan apabila terjadi kecelakaan kerja dan
memiliki prosedur evakuasi apabila terdapat keadaan darurat.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan, didapatkan 33
responden (56,9%) menyatakan setuju dan 21 responden (36,2%) menyatakan
sangat setuju bahwan pihak manajemen PT Jagat Interindo melakukan
penyelidikan apabila terjadi kecelakaan kerja dan memiliki prosedur evakuasi
apabila terdapat keadaan darurat. Tetapi, terdapat 4 responden (6,9%) ragu bahwa
pihak manajemen PT Jagat Interindo melakukan penyelidikan apabila terjadi
kecelakaan kerja dan memiliki prosedur evakuasi apabila terdapat keadaan
darurat.
Adapun grafik nya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.11 Grafik Penyelidikan Kecelakaan Kerja Dan Prosedur Evakuasi
Instrumen terakhir pada indikator penerapan K3 yaitu Pihak manajemen
menyediakan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai hingga
mendapatkan pertolongan medis.
Berdasarkan data hasil kuesioner yang disebarkan didapatkan 33
responden (56,9%) menyatakan setuju dan 25 responden (43,1%) meyatakan
sangat setuju bahwa Pihak manajemen PT Jagat Interindo menyediakan fasilitas
P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai hingga mendapatkan pertolongan
medis apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja.
setuju 56,9%
ragu 6,9%
sangat setuju 36,2%
setuju
ragu
sangat setuju
48
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.12 Grafik Fasilitas P3K
Untuk lebih rinci, hasil jawaban responden pada indikator penerapan K3
akan dipaparkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.11 Rincian Indikator Penerapan K3
No. Pernyataan kuesioner SS S R TS STS
1
pihak manajemen memberikan arahan tentang
penggunaan APD (alat pelindung diri) yang
benar dan pemeliharan APD sehingga selalu
dalam kondisi layak pakai
35
17
6
0
0
2
pihak manajemen mekukan sosialisasi
tentang bagaimana mengidentifikasi bahaya
dan bagaimana mencegah terjadinya
kecelakaan pada saat bekerja
33
23
2
0
0
3 pihak manajemen melakukan breafing K3
sebelum memulai pekerjaan
34
24
0
0
0
4 Rambu-rambu mengenai keselamatan, tanda
pintu darurat, dan apar yang di tempat pada
tempat yang strategis dan jelas
27
31
0
0
0
5 Pihak manajemen melakukan penyelidikan
apabila terjadi kecelakaan kerja dan memiliki
prosedur evakuasi apabila terdapat keadaan
darurat
21
33
4
0
0
6 Pihak manajemen menyediakan fasilitas P3K
dengan jumlah yang cukup dan sesuai hingga
mendapatkan pertolongan medis
35
33
0
0
0
Berdasarkan dari hasil analisa indikator penerapan K3, penerapan sistem
manajemen K3 yang ada di PT Jagat Interindo sudah terlaksana dengan baik
sangat setuju 43,1%
setuju 56,9%
sangat setuju
setuju
49
menurut para responden hal ini sesuai dengan mayoritas jawaban responden yang
menyatakan setuju dan sangat setuju terhadapan indikator penerapan K3.
4.4.4 Analisa Berdasarkan Indikator Evaluasi K3
Instrumen pertama yang akan dibahas pada indikator evaluasi K3 ini
adalah Pihak manajemen mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
prosedur pelaksanaan K3.
Dari hasil penyebaran kuesioner didapatkan bahwa 31 responden (53,4%)
menyatakan setuju dan 27 (46,6%) menyatakan sangat setuju bahwa pihak
manajemen PT Jagat Interindo mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
prosedur pelaksanaan K3.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.13 Grafik Pengawasan Pekerjaan
Adapun instrumen kedua pada indikator evaluasi ini adalah pihak
manajemen melakukan audit atau evaluasi k3 minimal 1 tahun sekali.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 46
responden (79,3%) setuju dan 5 responden (8,6%) menyatakan sangat setuju
bahwa pihak manajemen PT Jagat Interindo ,elakukan evaluasi K3 minimal setiap
1 tahun sekali, tetapi terdapan 7 responden (12,1%) yang meragukan pernyataan
tersebut.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
sangat setuju 46,6% setuju
51,4% sangat setuju
setuju
50
Gambar 4.14 Audit K3
Adapun rincian pada indikator evaluasi K3 akan dipaparkan pada table
dibawah ini:
Tabel 4.12 Rincian Indikator Evaluasi K3
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1
Pihak manajemen mengawasi pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan prosedur
pelaksanaan K3
27
31
0
0
0
2
pihak manajemen melakukan audit atau
evaluasi k3 minimal 1 tahun sekali
5
46
7
0
0
Berdasarkan dari hasil analisa indikator evaluasi K3, penerapan sistem
manajemen K3 di PT Jagat Interindo sudah terlaksana dengan baik menurut para
responden hal ini sesuai dengan jawaban responden yang mayoritas menjawab
setuju dan sangat setuju pada kedua instrumen indikator tersebut.
4.4.5 Analisa Berdasarkan Indikator Kaji Ulang dan Penyempurnaan
Instrumen pada indikator ini adalah pihak manajemen melakukan
sosialisasi hasil evaluasi terhadap K3.
Dari hasil penyebaran kuesioner didapatkan 32 responden (55,2%)
menyatakan setuju dan 19 responden (32,8%) menyatakan sangat setuju bahwa
pihak manajemen PT Jagat Interindo mensosialisasikan hasil audit atau evaluasi
terhadap K3 yang dilakukan minimal 1 tahun sekali. Dan terdapat 7 responden
setuju 79,3%
sangat setuju 8,6
ragu 12,6%
setuju
sangat setuju
ragu
51
(12,1%) yang ragu bahwa pihak manajemen PT Jagat Interindo mensosialisasikan
hasil audit atau evaluasi terhadap K3 yang dilakukan minimal 1 tahun sekali.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.15 Grafik Sosialisasi Hasil Evaluasi
Adapun rincian pada indikator kaji ulang dan penyempurnaan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Rincian Indikator Kaji Ulang Dan Penyempurnaan
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1 pihak manajemen melakukan sosialisasi hasil
Evaluasi terhadap K3
32
19 7 0 0
Dari hasil analisa indikator kaji ulang dan penyempurnaan, penerapan
sistem manajemen K3 di PT Jagat Interindo telah berjalan dengan sangat baik
menurut para responden hal ini terbukti dengan mayoritas responden menjawab
setuju dan sangat setuju pada indikator ini, hanya 7 responden yang menjawab
ragu pada indikator ini.
4.5 Analisa Variabel Kinerja Karyawan
Hasil dari penyebaran kuesioner di PT Jagat Interindo pada proyek
konstruksi di Borneo Bay Balikpapan, selanjutnya akan dianalisa pengaruh sistem
manajemen K3 terhadap kinerja karyawan pada variabel kinerja karyawan
berdasarkan indikatornya.
setuju 55,2%
sangat setuju 32,8%
ragu 12,1%
setuju
sangat setuju
ragu
52
4.5.1 Analisa Berdasarkan Indikator Kualitas Kerja
Instrumen pertama yang akan dibahas pada indikator kualitas kerja adalah
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya berusaha
meminimalkan tingkat kesalahan dalam bekerja.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan di PT Jagat Interindo
didapatkan 30 responden (51,7%) menyatakan sangat setuju dan 26 responden
(44,8%) menyatakan setuju bahwa pengaruh sistem manajemen K3 yang di
terapkan di PT Jagat Interindo membuat para karyawannya berusaha untuk
meminimalkan kesalahan dalam bekerja. Namun, terdapat 2 responden (3,4%)
yang menyatakan ragu bahwa Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan
membuat saya berusaha meminimalkan tingkat kesalahan dalam bekerja.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.16 Meminimalkan Kesalahan Kerja
Instrumen kedua yang akan dibahas pada indikator kualitas kerja adalah
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya berusaha untuk
meningkatkan kualitas kerja.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 35
responden (60,3%) menyatakan sangat setuju dan 21 responden (36,2%)
menyatakan setuju bahwa Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan
membuat para karyawan berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja. Namun, 2
responden (3,4%) menyatakan tidak setuju.
sangat setuju 51,7%
setuju 44,8%
ragu-ragu 3,4%
sangat setuju
setuju
ragu-ragu
53
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.17 Meningkatkan Kualitas Kerja
Instrumen ketiga yang akan dibahas pada indikator kualitas kerja adalah
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya berusaha untuk
menyelesaikan tugas sesuai target.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 43
responden (74,1%) menyatakan sangat setuju dan 13 responden (22,4%)
menyatakan setuju bahwa Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan
membuat para karyawan berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja. Namun, 2
responden (3,4%) menyatakan tidak setuju.
Gambar 4.18 Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Target
Adapun rincian hasil pada indikator kualitas kerja adalah sebagai berikut :
sangat setuju 60,3%
setuju 36,2%
tidak setuju 3,4%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat setuju 74,1%
setuju 22,4%
tidak setuju 3,4%
sangat setuju
setuju
tidak setuju
54
Tabel 4.14 Rincian Indikator Kualitas Kerja
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya berusaha
meminimalkan tingkat kesalahan dalam
bekerja.
30
26
2
0
0
2 Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya berusaha untuk
meningkatkan kualitas kerja.
35
21
0
2
0
3 Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya berusaha untuk
menyelesaikan tugas sesuai target.
43
13
0
2
0
Dari hasil analisa kuantitas kerja, didapatkan pengaruh K3 terhadap kinerja
karyawan pada indikator kualitas kerja sangat berpengaruh pada kinerja
karyawan. Hal ini sesuai dengan mayoritas responden menjawab sangat setuju dan
setuju.
4.5.2 Analisa Berdasarkan Indikator Pengetahuan Tentang Pekerjaan
Instrumen pertama yang akan dibahas pada indikator pengetahuan tentang
pekerjaan adalah saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai pekerjaan yang
saya lakukan.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 35
responden (60,3%) menyatakan setuju dan 23 responden (39,7%) menyatakan
setuju bahwa para karyawan di PT Jagat Interindo memiliki pengetahuan yang
baik mengenai pekerjaan yang mereka lakukan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.19 Grafik Tentang Pengetahuan Yang Baik mengenai Pekerjaan
setuju 60,3%
sangat setuju 39,7%
setuju
sangat setuju
55
Instrumen kedua yang di bahas pada indikator pengetahuan pekerjaan
ialah Saya memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang
ada dalam pekerjaan.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan 28 responden
(48,3%) dan 30 responden (51,7%) menyatakan bahwa para karyawan memiliki
pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang ada dalam pekerjaan
yang mereka kerjakan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.20 Grafik Pengetahuan Untuk Mengatasi Masalah Dalam
Pekerjaan
Adapun rincian pada indikator pengetahuan tentang pekerjaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.15 Rincian Indikator Pengetahuan Tentang Pekerjaan
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1
Saya memiliki pengetahuan yang baik
mengenai pekerjaan yang saya lakukan.
35
23
0
0
0
2 Saya memiliki pengetahuan yang diperlukan
untuk mengatasi masalah yang ada dalam
pekerjaan.
28
30
0
0
0
Berdasarkan hasil analisa indikator pengetahuan pekerjaan, para karyawan
PT Jagat interindo sangat memahami pekerjaan yang mereka kerjakan dan juga
mereka dapat memberikan solusi apabila terdapat masalah dalam pekerjaan
sangat setuju 48,3%
setuju 51,7% sangat setuju
setuju
56
mereka. Hal ini sesuai dengan mayoritas responden menjawab setuju dan sangat
setuju.
4.5.3 Analisa Berdasarkan Indikator Kualitas Personal
Instrumen penelitian yang akan dibahas pada indikator kualitas personal
ini adalah Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya
memiliki sikap kerja yang baik dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan
sesama rekan kerja.
Dan dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 47
responden (81%) menyatakan setuju dan 8 responden (13,8%)menyatakan sangat
setuju bahwa Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya
memiliki sikap kerja yang baik dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan
sesama rekan kerja. Namun 3 responden (5,2%) ragu bahwa Sistem Manajemen
K3 yang diterapkan perusahaan membuat mereka memiliki sikap kerja yang baik
dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan sesama rekan kerja.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.21 Sikap Kerja Dan Komunikasi Yang Baik
Adapun rincian pada indikator kualitas personal ini ialah sebagai berikut :
Tabel 4.16 Rincian Indikator Kualitas Personal
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya memiliki sikap
kerja yang baik dan dapat berkomunikasi
dengan baik dengan sesama rekan kerja.
8
47
3
0
0
setuju 81%
sangat setuju 13,8 ragu
(5,2%
setuju
sangat setuju
ragu-ragu
57
Dari hasil analisa indikator kerjasama, sistem manajemen K3 yang telah
diterapkan di PT Jagat Interindo sangat berpengaruh pada sikap dan komunikasi
yang baik dengan sesama rekan kerja. Hal ini sesuai dengan mayoritas responden
menjawab setuju pada indikator ini.
4.5.4 Analiasa Berdasarkan Indikator Kerja Sama
Instrumen penelitian yang akan dibahas pada indikator kerja sama adalah
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya dapat bekerja
sama dengan rekan kerja dalam pelaksanaan tugas yang diberikan.
Dan dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 34
responden (58%) menyatakan sangat setuju dan 19 responden (32,8%)
menyatakan setuju bahwa Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan
membuat saya memiliki sikap kerja yang baik dan dapat berkomunikasi dengan
baik dengan sesama rekan kerja. Namun 4 responden (6,2%) ragu dan 1
responden (1,7%) menyatakan tidak setuju bahwa Sistem Manajemen K3 yang
diterapkan PT Jagat Interindo membuat para karyawan dapat bekerja sama dengan
rekan kerja dalam pelaksanaan tugas yang diberikan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.22 Grafik Berkerjasam Dalam Melaksanakan Pekerjaan
Adapun rincian jawaban responden pad indikator kerjasama adalah
sebagai berikut:
tidak setuju 1,7%
ragu 6,2%
setuju 32,8% sangat
setuju 58%
tidak setuju
ragu
setuju
sangat setuju
58
Tabel 4.17 Rincian Indikator Kerjasama
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya dapat bekerja sama
dengan rekan kerja dalam pelaksanaan tugas
yang diberikan.
34
19
4
1
0
Dari hasil analisa indikator kerjasama, Sistem Manajemen K3 yang
diterapkan PT Jagat Interindo membuat para karyawan dapat bekerja sama dengan
rekan kerja dalam pelaksanaan tugas yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
mayoritas responden menjawab sangat setuju pada indikator ini dengan persentase
58%.
4.5.5 Analiasa Berdasarkan Indikator Dapat Diandalkan
Instrumen penelitian yang akan dibahas pada indikator dapat diandalkan
adalah Sistem manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya dapat
dipercaya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Dan dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 35
responden (60,3%) menyatakan sangat setuju dan 23 responden (39,7%)
menyatakan setuju bahwa Sistem manajemen K3 yang diterapkan PT Jagat
Interindo membuat karyawannya dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.23 Grafik Dapat Dipercaya Dalam Mengerjakan Tugas
setuju 39,7%
sangat setuju 60,3%
setuju
sangat setuju
59
Adapun rincian jawaban responden pada indikator ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18 Rincian Indikator Dapat Diandalkan
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya dapat bekerja sama
dengan rekan kerja dalam pelaksanaan tugas
yang diberikan.
35
23
0
0
0
Dari hasil analisa indikator dapat diandalkan, Sistem manajemen K3 yang
diterapkan PT Jagat Interindo membuat karyawannya dapat dipercaya dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini sesuai dengan mayoritas responden
menjawab sangat setuju dan setuju pada indikator ini.
4.5.6 Analisa Berdasarkan Indikator Initiatif
Instrumen pertama yang akan dibahas pada indikator initiatif adalah
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan membuat saya tidak menunggu perintah
pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan.
Dan dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 40
responden (69%) menyatakan setuju dan 14 responden (24,1%) menyatakan
sangat setuju bahwa Sistem Manajemen K3 yang diterapkan membuat para
karyawan tidak menunggu perintah pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan.
Namun, 4 responden (6,9%) ragu bahwa Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
membuat karyawan tidak menunggu perintah pimpinan untuk mengerjakan
pekerjaan.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.24 Grafik Tidak Menunggu Pimpinan Dalam Memulai Pekerjaan
sangat setuju 24,1
ragu 6.9% setuju
69%
sangat setuju
ragu
setuju
60
Instrumen kedua yang dibahas pada indikator ini adalah Sistem
Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya mampu melakukan
pekerjaan secara mandiri.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan didapatkan 32
responden (55,2%) menyatakan tidak setuju dan 6 responden (10,3%) ragu bahwa
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat para karyawan
mampu melakukan pekerjaan secara mandiri. Dan 15 (25,9%) responden
menyatakan setuju dan (8,6%) menyatakan sangat setuju bahawa Sistem
Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan membuat saya mampu melakukan
pekerjaan secara mandiri.
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.25 Grafik Melakukan Pekerjaan Secara Mandiri
Adapun rincian jawaban responden pada indikator ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19 Rincian Indikator Initiatif
No. Pernyataan kuesioner SS S RR TS STS
1
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
membuat saya tidak menunggu perintah
pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan.
14
40
4
0
0
2
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya mampu melakukan
pekerjaan secara mandiri.
5
15
6
32
0
tidak setuju 55,2%
setuju 25,9%
sangat setuju 8,6%
ragu 10,3%
tidak setuju
setuju
sangat setuju
ragu
61
Dari hasil analisa indikator initiatif berdasarkan data hasil kuesioner, pada
instrumen pertama pada indikator ini yaitu, sistem manajemen K3 yang
diterapkan di PT Jagat Interindo membuat para karyawan berinisiatif untuk tidak
menunggu perintah pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan. hal ini sesuai dengan
mayoritas responden menjawab setuju.
Pada indikator kedua initiatif, sistem manajemen K3 yang diterapkan tidak
berpengaruh besar pada para karyawan untuk melakukan pekerjaan secara
mandiri. Ini dikarenakan mayoritas karyawan pada PT Jagat Interindo adalah
pekerja dilapangan, dengan jumlah keseluruhan pekerja yaitu 125 orang, jadi yang
di tekankan adalah prinsip kerjasama. Hal ini sesuai dengan mayoritas responden
menjawab tidak setuju dengan jumlah 32 responden.
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, dapat ditarik kesimpulan bahwa
1. Secara umum penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) di PT Jagat Interindo pada proyek konstruksi Borneo Bay
Balikpapan berjalan dengan baik menurut para responden. Dari hasil yang
diperoleh, mayoritas karyawan menyatakan bahwa PT Jagat Interindo
selaku pihak kontraktor telah melaksanakan semua unsur yang ada dalam
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di proyek ini. Hal
ini dapat dibuktikan dengan mayoritas responden menyatakan bahwa pihak
manajemen memiliki Safety officer, melakukan kegiatan safety briefing
dan juga memasang rambu-rambu K3 sesuai pada tempatnya yang
merupakan salah satu upaya perusahaan dalam mensosialisasikan
pentingnya K3 dalam pekerjaan proyek konstruksi.
2. Dan berdasarkan hasil analisa data, dari penerapan Sstem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan yang diterapkan oleh PT Jagat Interindo
sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang ada di PT Jagat
Interindo. Hal ini dapat dibuktikan dengan mayoritas responden
menyatakan bahwa sistem manajemen K3 yang diterapkan membuat para
karyawan meningkatkan kualitas kerja, dapat bekerjasama dengan rekan
kerja dan tidak menunggu perintas pimpinan untuk mengerjakan
pekerjaan.
5.2 Saran
Dari penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya :
1. Dengan telah selesainya penelitian ini, diharapkan untuk peneliti
selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi, dengan
model penelitian yang berbeda dan objek penelitian yang berbeda.
63
Misalnya pada perusahaan atau proyek lain sehingga dapat dilihat
perbedaannya.
2. Saran kepada PT Jagat Interindo untuk tetap mempertahankan Sistem
Manajemen K3 yang telah diterapkan agar hingga pada saat proyek
Borneo Bay selesai tidak terjadi kecelakaan saat bekerja.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. (1982). Pengantar Penelitian Dalam
Pendidikan. (Alih bahasa: Arif Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.
Budiono, Sugeng dan M.S, Jusuf. (2005). Bunga Rampai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Kawatu,P,A,T.2012. Bahan Kuliah Kesehatan Keselamatan Kerja. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Mathis, Robert L dan John H Jackson. (2002). Manajemen SDM (Buku 2).
Jakarta: Salemba Empat.
P.K, Suma’mur. (1981). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
Jakarta: Gunung Agung. 1981.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2005). Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soeharto, Iman, 1990, Manajemen Proyek Industri, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD).
Bandung: Alfabeta.
____,(2007) OHSAS 18001: 2007. Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
____,(1996) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 th 1996. Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
____,(2008) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 th 2008. Tentang
Pedoman Pemeliharaan Bangunan Gedung.
66
LAMPIRAN II – KUESIONER PENELITIAN
Yth.
Bpk/Sdr Karyawan PT. Jagat Interindo
Karyawan PT.Jagat Interindo yang terhormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Fajar Fahrizal
NIM : 150309266792
Memohon kesediaan Bapak/lbu menjawab beberapa pernyataan yang akan saya
ajukan sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan dengan judul “Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Jagat Interindo Pada
Proyek Borneo Bay Balikpapan”.
Penelitian ini dilakukan sebagai tugas untuk menyelesaikan studi D3 Teknik Sipil.
Selain itu, penelitian ini juga berguna bagi peningkatan kualitas keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) khususnya dalam penerapan K3 di bidang konstruksi, karena itu
keakuratan jawaban yang sesungguhnya sangat kami harapkan dari Bapak/Sdr,
kerahasiaan dari Bpk/Sdr. sebagai responden akan dijamin, dan besar harapan saya
mendapat bantuan yang sangat berguna dari Bpk/Sdr.
Atas partisipasi dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Balikpapan, 18 April 2018
Peneliti,
Fajar Fahrizal
NIM: 150309266792
67
Kategori Karyawan
Berilah tanda centang (√) sesuai dengan kategori karyawan.
Pekerja
Staff
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berikan tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih dengan kriteria sebagai
berikut:
SS : jika anda merasa Sangat Setuju
S : jika anda merasa Setuju
R : jika anda Ragu-Ragu
TS : jika anda Tidak Setuju
STS : jika anda Sangat Tidak Setuju
NO Pernyataan SS S R TS STS
komitmen dan kebijakan
1
Pihak manajemen mempunyai komitmen bahwa
manajemen K3 merupakan bagian yang sangat
penting dalam pencapaian efisiensi dan
keberhasilan usaha perusahaan
2
pihak manajemen memiliki panitia pembina K3
atau safety officer yang mengkoordinasikan
penerapan K3
3 Pihak manajemen memiliki peraturan mengenai
K3 dalam proyek kontruksi Borneo Bay
Balikpapan
4 Pihak Manajemen memberikan sosialisasi SOP
atau prosedur standar penerapan K3 dalam
konstruksi Borneo Bay
perencanaan K3
1
pihak manajemen melakukan perencanaan dan
rekayasa untuk mengendalikan risiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja
2 pihak manajemen memiliki prosedur evakuasi
apabila terdapat keadaan darurat
68
NO Pernyataan SS S R TS STS
penerapan K3
1
pihak manajemen memberikan arahan tentang
penggunaan APD (alat pelindung diri) yang benar
dan pemeliharan APD sehingga selalu dalam
kondisi layak pakai
2
pihak manajemen mekukan sosialisasi tentang
bagaimana mengidentifikasi bahaya dan
bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan pada
saat bekerja
3 pihak manajemen melakukan breafing K3
sebelum memulai pekerjaan
4 Rambu-rambu mengenai keselamatan, tanda
pintu darurat, dan apar yang di tempat pada
tempat yang strategis dan jelas
5
Pihak manajemen melakukan penyelidikan
apabila terjadi kecelakaan kerja dan memiliki
prosedur evakuasi apabila terdapat keadaan
darurat
6 Pihak manajemen menyediakan fasilitas P3K
dengan jumlah yang cukup dan sesuai hingga
mendapatkan pertolongan medis
evaluasi k3
1
Pihak manajemen mengawasi pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan prosedur pelaksanaan
K3
2 pihak manajemen melakukan audit atau evaluasi
k3 minimal 1 tahun sekali
kaji ulang dan penyempurnaan
1 pihak manajemen melakukan sosialisasi hasil
Evaluasi terhadap K3
69
NO Pernyataan SS S R TS STS
Kinerja Karyawan
1
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya berusaha
meminimalkan tingkat kesalahan dalam bekerja.
2
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya berusaha untuk
meningkatkan kualitas kerja.
3 Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya berusaha untuk
menyelesaikan tugas sesuai target.
4 saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai
pekerjaan yang saya lakukan.
5 saya memiliki pengetahuan yang diperlukan
untuk mengatasi masalah yang ada dalam
pekerjaan.
6
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya memiliki sikap kerja
yang baik dan dapat berkomunikasi dengan baik
dengan sesama rekan kerja.
7
Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya dapat bekerja sama
dengan rekan kerja dalam pelaksanaan tugas yang
diberikan.
8 Sistem manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya dapat dipercaya dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan.
9 Sistem Manajemen K3 yang diterapkan membuat
saya tidak menunggu perintah pimpinan untuk
mengerjakan pekerjaan.
10 Sistem Manajemen K3 yang diterapkan
perusahaan membuat saya mampu melakukan
pekerjaan secara mandiri.
70 LAMPIRAN IV – HASIL KUESIONER
Uji Coba Kuesioner K3
No. K3.1 K3.2 K3.3 K3.4 K3.5 K3.6 K3.7 K3.8 K3.9 K3.10 K3.11 K3.12 K3.13 K3.14 K3.15
1 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4
5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
6 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
9 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5
10 3 5 4 4 4 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5
11 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
12 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 5 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
14 3 2 1 2 2 2 4 2 5 5 5 3 3 4 4
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5
17 5 4 3 5 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5
18 4 5 5 3 5 5 5 3 5 4 4 3 3 4 4
19 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5
20 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
25 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4
29 4 3 3 5 3 3 5 5 5 5 3 3 3 4 4
30 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
71 LAMPIRAN IV – HASIL KUESIONER
Uji Coba kuesioner Kinerja Karyawan
No. KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10
1 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4
5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4
6 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 3 3 4 4 4 3 5 5 5 5
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3
11 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
12 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4
13 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
21 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
22 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4
25 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5
26 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4
27 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
28 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5
72 LAMPIRAN IV – HASIL KUESIONER
Hasil Kuesioner K3 di PT Jagat Interindo
No. K3.1 K3.2 K3.3 K3.4 K3.5 K3.6 K3.7 K3.8 K3.9 K3.10 K3.11 K3.12 K3.13 K3.14 K3.15
1 4 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4
2 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5
3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
4 3 4 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5
6 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4
7 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
8 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 3 3
9 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
10 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5
11 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3
12 5 5 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5
13 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5
14 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4
15 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5
17 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4
18 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3
19 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4
20 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5
21 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4
22 5 5 4 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4
23 5 4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4
24 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5
25 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
26 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5
27 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4
28 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4
29 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4
30 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5
31 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
32 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 3
33 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4
34 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4
35 4 3 5 5 5 4 3 3 5 5 4 4 5 4 5
36 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
37 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4
38 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4
39 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5
40 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4
73 LAMPIRAN IV – HASIL KUESIONER
No. K3.1 K3.2 K3.3 K3.4 K3.5 K3.6 K3.7 K3.8 K3.9 K3.10 K3.11 K3.12 K3.13 K3.14 K3.15
41 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
42 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5
43 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4
44 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5
45 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5
46 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4
47 5 5 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4
48 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4
49 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5
50 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4
51 5 5 5 4 5 3 3 4 4 5 5 5 5 3 5
52 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4
53 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 4 3 4
54 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3
55 4 5 5 5 5 3 3 4 5 5 3 4 4 4 4
56 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4
57 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3
58 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4
74 LAMPIRAN IV – HASIL KUESIONER
Hasil Kuesioner Kinerja Karyawan di PT Jagat Interindo
No. KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10
1 5 5 5 4 4 4 3 4 4 2
2 5 5 4 5 5 4 3 4 5 2
3 4 5 4 5 5 4 3 4 4 2
4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4
5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 2
6 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
7 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4
8 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2
9 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4
10 5 4 4 5 5 3 2 5 4 2
11 5 5 5 4 4 4 5 5 4 2
12 4 5 4 4 4 5 4 4 5 2
13 5 5 4 5 5 4 4 4 4 2
14 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3
15 4 5 4 5 5 5 4 4 5 2
16 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3
17 5 5 4 5 5 4 5 4 4 2
18 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3
19 5 4 5 5 5 4 4 5 3 2
20 4 5 5 4 5 5 4 5 4 2
21 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4
22 4 5 5 5 5 4 4 4 3 2
23 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2
24 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2
26 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4
27 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5
28 5 5 5 4 4 4 4 5 4 2
29 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4
30 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5
31 3 4 5 4 5 4 5 5 4 2
32 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5
33 4 5 5 4 4 4 5 4 5 2
34 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4
35 4 5 5 5 5 4 5 5 4 2
36 4 4 5 5 5 4 5 5 5 2
37 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
38 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2
39 3 5 5 5 5 4 5 4 4 2
40 4 4 5 4 4 4 5 5 4 2
75 LAMPIRAN IV – HASIL KUESIONER
No. KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10
41 5 5 5 5 4 3 5 5 4 2
42 4 4 5 4 5 4 5 4 3 2
43 5 5 5 5 4 4 5 5 4 2
44 4 4 5 4 5 4 5 5 4 2
45 5 2 5 5 4 4 5 5 4 4
46 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2
47 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4
48 5 2 5 4 5 4 5 5 4 3
49 5 5 2 4 4 4 5 4 4 4
50 4 4 5 4 5 4 5 5 3 4
51 5 4 2 4 4 4 4 5 4 3
52 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2
53 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3
54 4 4 5 5 5 4 5 4 4 2
55 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4
56 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5
57 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4
58 4 5 5 5 4 5 5 5 4 2