Transcript
Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH POKOK BAHASAN PERADILAN ISLAM KELAS XI IPA 2

MA KARTAYUDA WADO KEDUNGTUBAN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh : AHMAD JANI

NIM : 073 111 239

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

2010

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Jani

NIM : 073111239

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 21 Maret 2011

Saya yang menyatakan,

Ahmad Jani

NIM: 073111239

ii

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

iii

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan: Judul : Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh Pokok Bahasan Peradilan Islam Kelas XI IPA 2 MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora Tahun Pelajaran 2010/2011.

Nama : Ahmad Jani NIM : 073111239 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Telah diujikan dalam sidang munaqasah oleh Dewan Penguji dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, 15 April 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris, Drs. Achmad Hasmi Hashona, M.A Nasirudin, M.Ag NIP. 19640308 199303 1 002 NIP. 19691012 199603 1 002 Penguji I Penguji II Sugeng Ristiyanto, M.Ag Nur Uhbiyati, M.Pd NIP. 19650819 200302 1 001 NIP. 19520208 197612 2 001

Pembimbing,

Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag NIP. 19720928 199703 2 001

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU R.A DAN MADRASAH

Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Fax 7615387 Semarang

iii

Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

iv

NOTA DINAS Semarang, 21 Maret 2011

Kepada

Yth. Dekan IAIN Walisongo

di Semarang.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah

skripsi dengan:

Judul : Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Fiqh Pokok Bahasan Peradilan Islam

Kelas XI IPA 2 MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora

Tahun Pelajaran 2010/2011.

Nama : Ahmad Jani

NIM : 073111239

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag NIP. 19720928 199703 2 001

iv

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

v

ABSTRAK

Ahmad Jani (NIM. 073111239). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh Kelas XI MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dapat meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh siswa kelas XI IPA semester I di MA Kartayuda.

Penelitian dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus mencakup empat tahapan kegiatan yaitu (1) Perencanaan (planning) (2) Pelaksanaan tindakan (acting) (3) Pengamatan (observing) dan (4) Refleksi (reflecting) dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Siswa MA Kartayuda Kelas XI IPA 2 sebanyak 27 siswa yang terdiri 11 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dan soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah kegiatan belajar mengajar. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antar siklus, dan teknik analisis kritis untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru pada pembelajaran siklus sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora.

Data yang diperoleh dari hasil ulangan harian pra siklus menunjukkan bahwa dari nilai KKM 70, siswa yang sudah tuntas 22 siswa dan yang belum tuntas 5 anak dengan rata-rata nilai kelas 72,78. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 24 anak, dan siswa yang belum tuntas sebanyak 3 anak, sedangkan pada akhir siklus II, sebanyak 25 anak yang sudah tuntas dan 2 anak belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas siklus I 74,26 dan pada siklus II 77,59. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama diskusi berlangsung semua siswa telah menjalankan tugas kelompok dengan baik serta presentasi yang baik dengan memanfaatkan media, sumber belajar yang ada. Pada siklus I pada saat sesi tanya jawab terdapat 9 (33,33%) anak yang memberikan ataupun menanggapi jawaban atas beberapa pertanyaan yang diajukan sedangkan pada siklus II terdapat 15 anak (55,55%) yang aktif dalam menyampaikan pendapatnya.

Hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan untuk diterapkan pada mata pelajaran agama yang lain dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

v

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

vi

HALAMAN MOTTO

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs. An-Nahl 125).1

1Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Sinar Baru Algesindo, Jakarta,

2009) Cet. 6, hlm. 553

vi

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Kupersembahkan kepada Bapak dan Ibu yang tercinta

2. Muhammad Noor Hadi kakakku tercinta

3. Sahabat/teman mahasiswa program program kualifikasi S1 bagi guru

RA/Madrasah IAIN Walisongo Semarang

4. Segenap dewan guru Madrasah Aliyah kartayuda yang selalu memberikan

dukungan

vii

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada umat manusia dan telah menurunkan cahaya

kebenaran kepada hamba-hambanya. Hanya kepada Allah penulis berlindung dan

memohon pertolongan. Salawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya.

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT,

yang telah memberikan rahmat, taufik, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga

Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Fiqh Kelas XI MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora

Tahun Pelajaran 2010/2011” bisa penulis selesaikan.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang telah penulis lakukan secara

maksimal. Akan tetapi karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang

penulis miliki maka penulis yakin bahwa skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan juga saran yang konstruktif dari semua

pihak sangat penulis harapkan.

Keberhasilan yang penulis peroleh di dalam menyelesaikan skripsi ini

tentu tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR. Suja’i, M.Ag., Dekan IAIN Walisongo Semarang yang terhormat;

2. Ahmad Muthohar, M.Ag., Ketua program kualifikasi S1 bagi guru

RA/Madrasah IAIN Walisongo Semarang yang terhormat;

3. Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag., dosen pembimbing program S1 Kualifikasi

IAIN Walisongo Semarang yang terhormat;

4. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah mendidik dengan penuh kesabaran dan

berdoa dengan penuh ketulusan demi kesuksesan studi yang penulis jalani;

viii

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

ix

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini,

yang tidak mungin kami sebutkan satu persatu, penulis sampaikan banyak terima

kasih, teriring doa Jazakumullah khairan katsira. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Semarang, 21 Maret 2011

Ahmad Jani 073 11 239

ix

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

x

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

Bab I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Penegasan Istilah ......................................................................... 5

C. Pembatasan Istilah ....................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

Bab II PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR FIQH .............................................................................. 9

A. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ...... 9

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation 9

2. Ciri-ciri dan tujuan Pembelajaran Kooperatif ...................... 12

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation .......................................................................... 16

B. Hasil Belajar ................................................................................ 19

x

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xi

1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 19

2. Bentuk-bentuk Hasil Belajar ................................................. 22

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 25

C. Penerapan Group Investigation dalam Meningkatkan Hasil Belajar 29

D. Pembelajaran Fiqh di MA ........................................................... 31

1. Pengertian Pembelajaran Fiqh MA…….. ............................. 31

2. Tujuan Pembelajaran Fiqh MA…… ..................................... 33

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqh MA…………. .............. 34

Bab III METODE PENELITIAN ................................................................ 36

A. Setting Penelitian ......................................................................... 36

B. Subjek Penelitian ......................................................................... 36

C. Data dan Sumber Data ................................................................. 36

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36

E. Validitas Data .............................................................................. 37

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 38

G. Indikator Keberhasilan ............................................................... 39

H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 39

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 45

A. Deskripsi Kondisi Awal .............................................................. 45

B. Deskrispsi Hasil Siklus I ............................................................. 46

C. Deskrispsi Hasil Siklus II ............................................................ 52

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 54

Bab V PENUTUP .......................................................................................... 60

A. Simpulan ...................................................................................... 60

B. Saran ............................................................................................ 61

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Nilai Ulangan Harian Pra Siklus, 44

Tabel 2 Prosentase Nilai Ulangan Harian Pra Siklus, 45

Tabel 3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Nilai Ulangan Harian Pra Siklus, 46

Tabel 4 Lembar Obervasi Siswa Siklus I, 49

Tabel 5 Lembar Observasi Siswa Siklus II, 52

Tabel 6 Nilai Ulangan Harian Siklus I, 53

Tabel 7 Nilai Ulangan Harian Siklus II, 55

Tabel 8 Nilai Perbandingan Antar Siklus, 56

Tabel 9 Peningkatan Hasil Proses Pembelajaran, 57

Tabel 10 Peningkatan Hasil Tes Siswa, 58

xii

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan PTK

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 3 Lembar Kerja Kelompok Siklus I

Lampiran 4 Soal Ulangan Siklus I

Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Siklus I

Lampiran 6 Lembar Kerja Kelompok Siklus II

Lampiran 7 Soal Ulangan Siklus II

Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Siklus II

Lampiran 9 Permohonan Izin Riset

Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan PTK

xii

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang berbeda satu sama lain.

Karena sifatnya yang berbeda, maka manusia akan saling membutuhkan

antara satu dengan yang lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya

manusia adalah makhluk sosial. Mendidik manusia menjadi makhluk sosial

yang mudah berinteraksi dengan yang lain dapat diciptakan melalui proses

pembelajaran. Pembelajaran yang baik dapat hanya dapat diciptakan melalui

perencanaan yang baik dan tepat. Hakikat proses pembelajaran adalah

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui interaksi dan

berbagai pengalaman belajar. Namun pada kenyataannya masih banyak

proses pembelajaran di kelas hanya menekankan aspek kognitif saja,

sehingga kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada

kemampuan taraf pengetahuan dan ingatan.

Setiap sesuatu memiliki ruh. Ruh sebuah lembaga pendidikan

adalah kualitas proses belajar mengajar yang diciptakan. Dalam upaya

membangun lembaga pendidikan yang efektif, apapun bentuknya menjadi

tak bermakna bila tidak dibarengi dengan upaya menciptakan suasana

belajar yang kondusif bagi setiap siswa.2 Efektivitas proses belajar-mengajar

dipengaruhi oleh lama waktu belajar, metode/strategi mengajar yang

digunakan, penilaian, umpan balik, bentuk penghargaan bagi peserta didik,

dan jumlah peserta didik dalam satu kelas.

Mengajar atau membelajarkan bukan pekerjaan yang mudah,

membutuhkan kesungguhan, semangat, pengetahuan, keterampilan dan seni.

Mengajar berbeda dengan membuat kursi, atau beternak ayam. Dalam

membuat kursi dan beternak ayam berhadapan antara subyek dengan obyek.

2Jamaludin, Pembelajaran yang efektif, (Proyek Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002), Cet. 2, hlm. 11.

1

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xv

pembuat kursi atau peternak ayam adalah subyek, sedang kursi atau kayu

bahan kursi dan ayam adalah obyek. Kayu bahan kursi memiliki sejumlah

sifat, tetapi sifat-sifatnya sederhana dan kondisinya statis, mudah dipahami.

Ayam hidup, disamping sifat-sifatnya terdapat dinamika tetapi masih

sederhana, relatif masih mudah dipahami.3

Pada proses pembelajaran guru dihadapkan pada keragaman

karakteristik dan dinamika perkembangan siswa yang berbeda-beda. Oleh

karena itu mengajar adalah ilmu sekaligus seni. Ada ilmu mengajar saja

belum cukup maka diperlukan juga seni dalam mengajar.Di dalam proses

belajar mengajar seorang guru harus mampu menentukan metode

pembelajaran dengan tepat. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan

maksud dan tujuan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran

mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan.

Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa

dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Dengan

penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, meskipun

materi yang disampaikan kurang menarik. Sebaliknya materi yang cukup

menarik, karena cara penyampaiannya kurang menarik maka materi itu

kurang dapat dicerna oleh siswa.

Melalui proses belajar diharapkan terjadi perubahan,

perkembangan, kemajuan yang lebih baik, baik dari aspek fisik-motorik,

intelek, sosial-emosional maupun sikap dan nilai.4 Semakin banyak

perubahan yang dicapai siswa maka akan semakin baik proses belajar

tersebut. Proses belajar mengajar disini adalah dalam rangka pendidikan,

dan di dalam pendidikan semua aktivitas dan perubahan mengarah kepada

yang baik. Perkembangan yang mengarah pada yang tidak baik, itu

bukanlah pendidikan. Proses mengajar harus memungkinkan para siswa

3Mohamad Ali, “Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II”, (Bandung: IMTIMA, 2007),

hlm. 124. 4Mohamad Ali, “Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II”, (Bandung: IMTIMA, 2007),

hlm. 124.

2

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xvi

memahami arti pelajaran yang mereka pelajari. Seperti yang dikatakan filsuf

terkenal, Alfred North Whitehead, “Anak harus menjadikannya (ide-ide

tersebut) milik mereka dan harus mengerti penerapannya dalam situasi

kehidupan yang nyata mereka pada saat yang sama.5 Oleh karena itu,

penerapan metode pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi

keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam

menerapkan metode akan berakibat fatal.

Menurut Arends sebagaimana yang dikutip oleh Trianto dalam

buku Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

mengatakan ”it is strange that we expect student to learn yet seldom teach

then about learning, we expect student to solve problems yet seldom teach

the about problem solving” yang berarti dalam mengajar guru selalu

menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang

bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk

menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana seharusnya

siswa menyelesaikan masalah.6 Bentuk kejadian inilah yang selama ini

terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia. Guru yang seharusnya menjadi

fasilitator belum bisa menjalankan perannya sebagai pelaksana dalam dunia

pendidikan. Ia hanya memberikan perintah dan belum menyampaikan

bagaimana menyelesaikan perintah yang dihadapi oleh siswa.

Kondisi di Madrasah Aliyah Kartayuda Desa Wado Kecamatan

Kedungtuban Kabupaten Blora, masih sering dijumpai adanya permasalahan

yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam mata pelajaran Fiqh.

Selama ini dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa pasif, siswa tidak

menghiraukan materi yang disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang

bercanda dengan temannya. Sering kali guru terjebak dengan cara-cara

konvensional yaitu berpusat pada guru (teacher centered) yang hanya

5Ninong Santika, Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk, (Bandung: Tinta

Emas Publishing, 2008), hlm. 15. 6Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, hlm. 66.

3

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xvii

berorientasi pada pencapaian aspek-aspek kognitif yang mengandalkan

metode ceramah dalam pembelajarannya sehingga menyebabkan kejenuhan,

membosankan, dan siswa tertekan karena harus mendengarkan guru

bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan siswa terlibat dalam proses

pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana, media pembelajaran yang

kurang memadai, dan lingkungan di luar sekolah siswa yang kurang

mendukung sehingga menyebabkan minat belajar siswa rendah.

Beberapa hasil penelitian tentang sekolah yang efektif

(effectiveness school) membuktikan bahwa kecerdasan atau prestasi belajar

siswa ditentukan oleh lingkungan belajar (learning environment) sekolah.7

Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana lembaga pendidikan

dalam hal ini seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan kondisi

pembelajaran yang interaktif, sehingga proses kegiatan belajar mengajar

menjadi lebih bermakna serta kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik

dapat berkembang secara optimal.

Kooperatif adalah usaha berorientasi tujuan dari tiap individu

memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota lainnya.8 Pembelajaran

kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman, keterampilan

siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata

pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Dengan asumsi

mengutamakan pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata, berfikir

tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan

masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, dan tidak

membosankan, pembelajaran kooperatif menjadi relevan untuk diterapkan

sebagai metode pembelajaran fiqh. Dengan pendekatan model pembelajaran

kooperatif diasumsikan belajar fiqh akan menjadi menarik karena obyek

yang dipelajari adalah situasi nyata yang dekat dengan kehidupan siswa.

7Jamaludin, Pembelajaran yang efektif, (Proyek Sinkronisasi dan Koordinasi

Pembangunan Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002), Cet. 2, hlm. 6.

8Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta, 2009), Cet. I, hlm. 39.

4

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xviii

Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti melalui studi

tindakan kelas akan melakukan penelitian dengan judul penelitian ”

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH POKOK

BAHASAN PERADILAN ISLAM KELAS XI IPA 2 MA KARTAYUDA

WADO KEDUNGTUBAN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Penegasan Istilah

Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar

menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa

bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.9 Dalam hal ini

ketika siswa mendapatkan tugas dari kelompoknya, dia akan menjadi

partisipan yang aktif dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan

pembelajaran yang bersumber pada siswa, guru dapat mengembangkan

segala potensi yang ada pada diri siswa.

Investigation adalah saling tukar informasi dan ide, berdiskusi,

klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat

inferensi.10 Prinsip dasar group investigation adalah siswa membentuk

kelompok-kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai

tujuan bersama. Setelah belajar kelompok, perwakilan dari masing-masing

kelompok mempresentasikan atau menyajikan materi hasil diskusi di depan

kelas, sedangkan kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi,

mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan.

C. Pembatasan Masalah

Mata pelajaran fiqh bertujuan untuk membekali peserta didik agar

dapat mengetahui dan memahami pokok – pokok hukum Islam secara

9Made Vena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 189

10Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta; Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), hlm. 225

5

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xix

terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli, serta

melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar.11

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar.12 Sedangkan suatu kelompok diskusi adalah suatu kelompok yang

diadakan dengan maksud untuk mempelajari suatu masalah yang

pemecahannya harus ditemukan.13

Berdasarkan rendahnya nilai rata-rata hasil ulangan umum semester

genap tahun pelajaran 2009/2010, peneliti akan melakukan penelitian

tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe

group investigation pada siswa kelas XI IPA 2 MA Kartayuda Wado

Kedungtuban Blora tahun pelajaran 2010/2011 pada materi pelajaran Fiqh

pokok bahasan Peradilan Islam (Hakim dan Saksi dalam Peradilan Islam).

D. Rumusan Masalah

Permasalahan ketidakefektifan pembelajaran di kelas itu cukup

banyak. Dari sekian masalah tersebut adalah penerapan pembelajaran

konvensional, yang hanya menekankan otoritas guru tanpa melibatkan

aktivitas murid. Contoh yang paling banyak ditemui adalah penggunaan

metode ceramah. Hal ini bukan berarti metode ceramah tidak baik, tetapi

menempatkan ceramah sebagai satu-satunya metode tidak akan dapat

menggali potensi yang dimiliki siswa, sekaligus menjadikan pembelajaran

dan tidak memberdayakan. Maka perlu dikembangkan model pembelajaran

yang menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran. Salah satunya dalah

model pembelajaran kooperatif.

11Permendiknas No. 23 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta:

2006. hlm. 21. 12Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

FKIP UNS Surakarta, 2009), Cet. I, hlm. 37. 13Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008) Cet. 2,

hlm. 144.

6

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xx

Berdasarkan uraian tersebut, maka secara spesifik rumusan masalah

yang menjadi fokus pada penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah;

1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih di MA Kartayuda?

2. Apakah penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

fiqh di MA Kartayuda ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan

menerapkan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

dapat meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh siswa kelas

XI IPA semester I di MA Kartayuda.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan pengetahuan baru dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam rangka

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Untuk digunakan sebagai bahan acuan memperbaiki metode

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

- Membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir,

pemecahan masalah, dan kemampuan intelektual dalam

berkomunikasi dengan kelompok.

- Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik.

- Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

7

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxi

- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama.

b. Bagi guru

- Sebagai bahan masukan dalam pengembangan model

pembelajaran pada mata pelajaran fiqh dalam rangka

memperbaiki kualitas pembelajaran.

- Menerapkan metode pembelajaran kooperatif untuk materi

yang lain.

- Membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

mengoptimalkan aktivitas siswa sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

- Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam

memecahkan masalah-masalah pembelajaran dalam membuat

keputusan yang tepat bagi siswa dalam kelas yang diajarnya.

c. Bagi sekolah

- Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru

dalam pembelajaran untuk mutu pembelajaran selain

kemampuan inovatif guru.

- Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,

menantang, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena

strategi, metode, teknik atau media yang digunakan dalam

pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-

sungguh.

- Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi antar guru dalam

satu sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah

pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

- Sebagai upaya peningkatan kualitas kelulusan.

8

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxii

BAB II

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQH

A. Metode Pembelajaran Koperatif Tipe Group Investigation

Dalam konteks pendidikan, terkadang terjadi kesalahan yang

seharusnya dapat dihindari, dalam paradigma lama guru terkadang hanya

menyampaikan, menuangkan materi semata tanpa adanya peran aktif dari

siswa, ibarat air di dalam teko yang dituangkan kedalam botol kosong.

Banyak anggapan bahwa paradigm lama ini sebagai satu-satunya alternatif

dalam menyampaikan materi pelajaran. Sehingga siswa dalam hal ini

sebagai pendengar setia yang hanya duduk mendengarkan kemudian

mencatat dari apa yang didengarnya. Anggapan ini sebenarnya keliru, tetapi

alangkah baiknya apabila seorang siswa dianggap sebagai sebuah permata

yang tertimbun didalam lumpur yang apabila dikeluarkan akan

menghasilkan manfaat yang besar.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dalam kondisi semacam ini diharapkan tercipta suasana

saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa

bukan hanya berasal dari guru dan buku saja melainkan teman sesama.

Dengan pastisipasi dan keaktifan siswa tersebut diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar akan lebih

bermakna.

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Salah satu bentuk pembelajaran yang sesuai dengan falsafah

dari pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran kooperatif. Teori

konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri

dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek, informasi

baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan

9 9 9

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxiii

itu tidak lagi sesuai.14 Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa

berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.15 Dalam

pembelajaran kooperatif tersebut memungkinkan terjadinya interaksi

antar siswa dengan saling bertukar informasi atau menggabungkan

beberapa ide dari masing-masing anggota kelompok untuk dijadikan

tujuan bersama dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang

artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling

membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Slavin mengemukakan, “In cooperative learning methods, students

work together in four member teams to master material initially

presented by the theacher” pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif

sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.16

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar.17 Sedangkan Johnson & Johnson

mengatakan pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan sesuatu

bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu

tim untuk mencapai tujuan bersama.18

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara

sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar

14Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, hlm. 13. 15Lukmanul Hakim, , Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima,

2008), Cet. Kedua, hlm. 53. 16Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hlm. 22. 17Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru

Rayon 13 Surakarta, 2009), Cet. Pertama, hlm. 37. 18Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hlm. 63.

10

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxiv

bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa

(Nurhadi dan Senduk). Menurut Lie pembelajaran kooperatif adalah

sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur,

dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. 19

Prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif adalah siswa

membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk

mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai

mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa

kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena

banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang

sebelumnya terbiasa dengan sikap pasif akan terbantu karena adanya

bantuan serta motivasi dari temannya.

Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling

membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup segala bentuk

kesenjangan dalam pemahaman materi pelajaran pada tiap-tiap siswa.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

pembelajaran yang menempatkan siswa pada kegiatan belajar mengajar

dalam bentuk tim atau kelompok yang beranggotakan empat sampai

enam dengan berbagai latar belakang tingkat kemampuan siswa

sehingga didalamnya terjadi sebuah interaksi diantara sesama siswa

sehingga yang dijadikan sumber belajar bukan hanya berasal dari guru

dan buku pelajaran. Dalam pembelajaran tersebut menekankan bentuk

kerja kelompok guna mencapai tujuan pembelajaran yang sama diantara

masing-masing anggota.

Dalam proses pendidikan, untuk dapat belajar seseorang

harus memiliki pasangan atau teman. Dewey menggagas konsep

19Made Vena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 3, hlm. 189-190. 11

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxv

pendidikan sebagaimana yang dikutip oleh Hamruni, bahwa kelas

seharusnya merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai

laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey

yang utama tentang pendidikan adalah: (1) siswa hendaknya aktif,

learning by doing; (2) belajar hendanya didasari motivasi intrinsic; (3)

pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap; (4) kegiatan

belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa; (5)

pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling

memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur

demokratis sangat penting; (6) kegiatan belajar hendaknya berhubungan

dengan dunia nyata.20

2. Ciri-ciri dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja

kelompok, oleh sebab itu banyak guru yang mengatakan tidak ada

sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif, karena mereka

menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun pembelajaran

kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja

kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif.

Bennet sebagaimana dikutip oleh Isjoni menyatakan ada lima

unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan

kerja kelompok, yaitu ;21

Pertama, Positif Interdepence, yaitu hubungan timbal balik

yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara

anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan

keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Kedua, Interaction Face to

face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya

perantara. Ketiga, adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi

20Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Menyenangkan, (Yogyakarta: UIN

Sunan Kalijaga, 2009), hlm, 224-225. 21 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hlm. 60.

12

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxvi

pelajaran dalam anggota kelompok sehingga termotivasi untuk

membantu temannya, karena tujuan dalam pembelajaran kooperatif

adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat

pribadinya. Keempat, membutuhkan keluwesan. Kelima, meningkatkan

keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses

kelompok) yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam

pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerjasama

dan berhubungan ini adalah keterampilan yang terpenting dan sangat

diperlukan di masyarakat.

Pembelajaran kooperatif mengacu kepada kaidah pembelajaran

yang melibatkan siswa dengan berbagai kemampuan untuk bekerja

sama dalam kelompok kecil guna mencapai satu tujuan yang sama.

Sasarannya adalah tahap pembelajaran yang maksimal bukan saja untuk

diri sendiri, tetapi juga untuk teman-teman lain dalam kelompok.

Aspek-aspek esensial yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif

adalah;22

a. Saling ketergantungan antara satu sama lain secara positif (positif

interdependence).

b. Saling berinteraksi langsung antar anggota dalam kelompok (face to

face interaction).

c. Akuntabilitas individu atas pembelajaran diri sendiri (individual

accountability).

d. Keterampilan sosial (cooperative social skills).

e. Pemrosesan kelompok (group processing).

Sedangkan menurut Lie mengatakan pembelajaran kooperatif

adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang

22Lukmanul Hakim, , Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima,

2008), Cet. Kedua, hlm. 54.

13

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxvii

saling terkait. Menurut Lie sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyanto

elemen-elemen pembelajaran kooperatif adalah23;

a. Saling ketergantungan pasif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan

yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling

ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai

melalui saling ketergantungan mencapai tujuan, menyelesaikan

tugas, bahan atau sumber, peran dalam kerja kelompok.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam

kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya

dilakukan dengan guru, tetapi juga terhadap siswa lain. Interaksi

semacam ini sangat penting dalam rangka membantu siswa yang

merasa kesulitan dalam belajar. Hal tersebut juga menggambarkan

proses terjadinya pembelajaran model tutor sebaya.

c. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui sejauhmana

penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan secara

individual. Hasil penilaian tersebut kemudian disampaikan dalam

kelompok siswa sehingga siswa yang lain dalam kelompoknya

mengetahui siapa anggota kelompoknya yang merasa memerlukan

bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

d. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi

Ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap

teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani

mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain,

mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin

23Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru

Rayon 13 Surakarta, 2009), Cet. Pertama, hlm. 40-42.

14

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxviii

hubungan antar pribadi tidak hanya sekedar diasumsikan

melainkan secara sengaja diajarkan.

Sedangkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut;24

a. Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan

belajar.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras,

budaya dan jenis kelamin yang berbeda.

d. Penghargaan lebih diutamakan pada kelompok kerja dari pada

individual.

Tujuan pembelajaran kooperatif dikatakan berhasil apabila

siswa dapat mencapai tujuan bersama dalam anggota kelompoknya.

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang

dirangkum Ibrahim, et. Al yaitu;25

a. Hasil belajar akademik

Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam

tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas

akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model

ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur

penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan

hasil belajar.

24Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. 2, hlm. 74-75. 25Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hlm.

39-42.

15

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxix

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Yaitu penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda

berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan

ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang

bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja

dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui

struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu

sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Yaitu mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan

kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki oleh para

siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara, karena

mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam mengatasi

masalah-masalah sosial yang semakin kompleks, serta tantangan

bagi peserta didik supaya mampu dalam menghadapi persaingan

global untuk memenangkan persaingan tersebut.

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap

penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama,

strata sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. (Ibrahim, dkk).26

Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa untuk

saling bekerja sama bergantung satu sama lain atas tugas-tugas

bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif,

belajar untuk menghargai satu sama lain.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation

Dalam konsep group investigation Thelen menyatakan bahwa

kelas hendaknya merupakan miniatur demokrasi yang bertujuan

mengkaji masalah-masalah sosial antar pribadi. Menurut Slavin

26Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet. I, hlm. 44. 16

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxx

sebagaimana yang dikutip oleh Trianto model group investigation

memiliki enam langkah pembelajaran, yaitu ; 27

Tahap 1 : Grouping

• Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,

dan mengkategorikan saran-saran.

• Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari

topik-topik yang telah mereka pilih.

• Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat heterogen.

• Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi

pengaturan28

Tahap 2 : Planning

• Para siswa merencakan bersama mengenai apa yang akan

dipelajari?, bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa?

(pembagian tugas), untuk tujuan dan kepentingan apa kita

menginvestigasi topik ini?.

Tahap 3 : Investigation

• Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan.

• Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang

dilakukan kelompoknya.

• Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan

mensintesis semua gagasan29

Tahap 4 : Organizing

• Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek

mereka.

27Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Menyenangkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm, 225.

28Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 218.

29Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 219.

17

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxi

• Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan,

dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

• Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi30

Tahap 5 : Presenting

• Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam

bentuk.

• Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya

yang aktif.

• Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya

oleh seluruh anggota kelas31

Tahap 6 : Evaluating

• Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik

tersebut.

• Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran

siswa.

• Penilaian atas pembelajaran32

Sistem sosial yang dikembangkan adalah arahan guru yang

minim, demokratis, guru dan siswa memiliki status yang sama yaitu

menghadapi masalah, interaksi dilandasi oleh kesepakatan. Prinsip

reaksi yang dikembangkan adalah guru lebih berperan sebagai konselor,

konsultan, sumber kritik yang konstruktif. Peran tersebut ditampilkan

dalam proses pemecahan masalah, pengelolaan kelas, dan pemaknaan

perseorangan. Peranan guru terkait dengan proses pemecahan masalah

berkenaan dengan kemampuan meneliti apa hakikat dan fokus masalah.

Pengelolaan ditampilkan berkenaan dengan kiat menentukan informasi

30Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 129.

31Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 219.

32Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 220.

18

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxii

yang diperlukan dan pengorganisasian kelompok untuk memperoleh

informasi tersebut. Pemaknaan perseorangan berkenaan dengan

referensi yang diorganisasi oleh kelompok dan bagaimana membedakan

kemampuan perseorangan. 33

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan

belajar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan sekaligus

mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar telah lama dikenal dan

bahkan secara sadar maupun tidak sadar dilakukan oleh manusia dalam

kehidupan sehari-hari.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari

seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Melalui proses belajar

mengajar diharapkan terjadi perubahan, perkembangan, kemajuan, baik

dalam hal aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosional maupun sikap

dan nilai pada diri siswa. Belajar merupakan proses mental yang

dinyatakan dalam berbagai perilaku, baik perilaku fisik-motorik

maupun psikis. Meskipun kegiatan belajar mengajar merupakan

kegiatan fisik-motorik namun didalamnya terdapat ketrampilan mental

meski kapasitasnya lebih rendah.

Berikut ini adalah pengertian belajar yang diberikan oleh

beberapa ahli pendidikan;

a. Clifford T. Morgan sebagaimana dikutip oleh Mustaqim

mengatakan “Learning is any reltively permanent change in

behavior that is a result of past experince” belajar adalah perubahan

33Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Menyenangkan, (Yogyakarta: UIN

Sunan Kalijaga, 2009), hlm, 225. 19

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxiii

tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman

yang lalu.34

b. Harold Spears mengatakan “learning is to observe, to read, to

imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”

(belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri

tentang sesuatu, mendengarkan, mengikuti petunjuk).35

c. Briggs belajar merupakan suatu proses terpadu yang berlangsung di

dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh pemahaman stuktur

kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman dan stuktur

kognitif lama.36

d. Gagne, belajar adalah suat proses di mana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman.37

Dari pengertian belajar tersebut, terdapat tiga ciri utama

belajar, yaitu; proses, perubahan perilaku dan pengalaman.38

a. Proses

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan

merasakan. Pada hakekatnya belajar dilakukan melalui berbagai

aktivitas baik fisik maupun mental untuk mencapai suatu hasil

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan belajar itu sendiri pada

hakekatnya dimiliki oleh setiap individu siswa. Tujuan tersebut lahir

dari adanya keinginan atau kebutuhan baik jasmani maupun rohani.

Seseorang dikatakan belajar apabila fikiran dan perasaannya aktif.

Aktivitas fikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati

34Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyan IAIN Walisongo

Semarang, 2009), hlm. 39. 35Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyan IAIN Walisongo

Semarang, 2009), hlm. 40. 36Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), Cet.

Kedua, hlm. 40. 37Udin S. Winataputra, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2003), Cet. 11, hlm. 2.3. 38Udin S. Winataputra, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2003), Cet. 11, hlm. 2.3.

20

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxiv

keberadaannya oleh orang lain, akan tetapi dapat dirasakan oleh

orang yang belajar. Guru tidak dapat melihat aktivitas fikiran dan

perasaan siswa, tetapi yang dapat diamati guru ialah manifestasinya,

yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya aktivitas fikiran dan

perasaan pada diri siswa tersebut.

b. Perubahan perilaku

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang

dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana

proses mental dan emosional terjadi. Menurut Wingo dalam proses

belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar,

yaitu pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan

menerapkan konsep, memampuan memberikan dan manerik

kesimpulan dan member respon yang positif terhadap sesuatu yang

dipelajari, dan diperoleh kecapakan melakukan suatu kegiatan

tertentu.

c. Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam

interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial. Pemahaman dan struktur kognitif dapat

diperoleh seseorang melalui pengalaman melakukan suatu kegiatan.

Dalam khazanah peristilahan pendidikan hal ini dikenal dengan

“learing by doing” yaitu belajar dengan jalan melakukan suatu

kegiatan.39 Dalam hal ini seharusnya guru mampu memberian

ransangan terhadap siswa dengan menyodorkan suatu materi

pembelajaran yang bersifat problematik, atau materi pembelajaran

yang mengandung permasalahan yang harus dipecahkan atau dicari

jawabannya oleh siswa. Sehingga dengan adanya permasalahan

tersebut siswa melakukan kegiatan untuk mencari atau memecahkan

masalah tersebut.

39Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), Cet.

Kedua, hlm. 41. 21

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxv

Agar belajar dapat mencapai sasaran yang diperolehnya

pemahaman dan struktur kognitif baru, atau berubahnya pemahaman

dan struktur kognitif lama yang dimiliki seseorang, maka proses belajar

seharusnya dilakukan secara aktif, melalui berbagai macam kegiatan,

seperti mengalami, melakukan, mencari, dan menemukan. Perubahan

yang terjadi pada diri seseorang meliputi perubahan dan pemahaman

yang tidak selalu dalam bentuk perilaku yang dapat diamati.

Berdasarkan teori Gestalt (insightful learning theory), balajar

pada hakekatnya merupakan hasil dari proses interaksi individu dengan

lingkungan sekitarnya.40 Belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu

upaya dalam merespons suatu stimulus. Tetapi lebih dari itu, belajar

dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan,

dan memahami belajar melalui proses. Jadi belajar dapat diperoleh jika

siswa aktif dan bukan pasif. Apabila dalam pelaksanaan pembelajaran

siswa aktif maka fungsi guru adalah pemberi rangsang agar siswa

belajar, mengarahkan seluruh kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran dan memberikan dorongan dan motivasi sehingga siswa

mampu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Bentuk-bentuk Hasil Belajar

Perubahan yang terjadi pada siswa banyak sekali jenis dan

bentuknya sebagai hasil dari proses belajar. Oleh karena itu tidak semua

jenis perubahan tersebut dikatakan sebagai hasil belajar. Hasil belajar

merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam menuntut ilmu yaitu

suatu hasil yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.

Bentuk perilaku sebagai hasil belajar digolongkan menjadi

tiga klasifikasi. Benyamin S, Bloom dan kawan-kawan menamakan

40Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), Cet. Kedua, hlm. 84.

22

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxvi

cara mengklasifikasi itu dengan “The taxonomy of education objectives”

taksonomi tujuan pendidikan antara lain ;41

a. Domain Kognitif

Domain kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan

dengan berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Domain ini

memiliki enam tingkatan antara lain;

- Mengingat (remember) yaitu mengeluarkan kembali (retrieve)

pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang (long

term memory) melalui kegiatan mengenali (recognize) dan

mengingat kembali (recall)

- Memahami (understand) yaitu menyusun makna dari pesan-

pesan pembelajaran, mencakup komunikasi oral, tertulis dan

grafis. Kemampuan ini meluputi kegiatan menginterpretasikan,

memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan,

membandingkan dan menjelaskan.

- Menerapkan (apply) yaitu menerapkan suatu prosedur dalam

suatu prosedur dalam suatu situasi tertentu. Kegiatan ini

meliputi kegiatan melakukan dan mengimplementasikan.

- Menganalisis (analyze) yaitu menguraikan sesuatu ke dalam

bagian-bagian dan menentukan bagaimana hubungan antara

bagian-bagian tersebut dan antara bagian-bagian tersebut

dengan struktur keseluruhan atau tujuan. Kemampuan ini

meliputi kegiatan memisahkan, mengorganisasikan dan

mengatribusikan.

- Mengevaluasi (evaluate) yaitu membuat penilaian berdasarkan

suatu criteria atau standar tertentu. Kemampuan ini meliputi

kegiatan mengecek dan mengkritik.

- Mencipta (create) yaitu memadukan berbagai elemen untuk

membentuk sesuatu yang koheren atau berfungsi;

41Lukmanul Hakim, Lukmanul Hakim, , Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV.

Wacana Prima, 2008), Cet. Kedua, hlm. 100-106. 23

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxvii

mereorganisasi elemen-elemen kedalam suatu pola atau

struktur. Kemampuan ini terdiri dari generating, merencanakan

dan memproduksi.

b. Domain Afektif

Domain afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi

dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan-tingkatan dari domain

ini terdiri dari lima tingkatan antara lain;

- Kemauan menerima (receiving), merupakan kemauan untuk

memperhatikan suatu gejala atau rangsangan tertentu seperti

kegiatan membaca buku, mendengar music atau bergaul

dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

- Kemauan menanggapi (responding), yaitu pastisipasi aktif

dalam kegiatan tertentu.

- Berkeyakinan (valuing), berkenaan dengan kemauan menerima

sistem nilai tertentu pada diri individu.

- Penerapan karya (organisation), berkenaan dengan penerimaan

terhadap berbagai nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada

suatu sistem nilai yang lebih tinggi.

- Ketekunan dan ketelitian (characterization by a value

complex), pada taraf ini individu sudah memiliki sistem nilai

selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai

yang dipegangnya.

c. Domain Psikomotirik

Domain psikomotorik berkenaan dengan keterampilan (skill) yang

bersifat manual atau motorik. Urutan tingkatan dari yang paling

sederhana sampai yang paling kompleks adalah sebagai berikut;

- Persepsi (perception), berkenaan dengan penggunaan indera

dalam melakukan kegiatan.

- Kesiapan melakukan sesuatu kegiatan (set) .

- Mekanisme (mechanism), berkenaan dengan penapmpilan

respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan,

24

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxviii

sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan pada suatu

kemahiran.

- Respons terbimbing (guided respons), seperti meniru-niru,

mengulangi perbuatan yang diperintahkan, melakukan kegiatan

coba-coba (trial and error).

- Kemahiran (complex overt respons), berkenaan dengan

penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh.

- Adaptasi (adaptation), berkenaan dengan keterampilan yang

sudah berkembang pada diri individu sehingga yang

bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai

dengan situasi dan kondisi tertentu.

- Originasi (origination), menunjukkan pada penciptaan pola

gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah

tertentu.

Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam

bidang pendidikan yang merupakan hasil belajar. Menurut Popham

sebagaimana yang dikutip oleh Harun Rasyid dan Mansur, ranah

afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang.42 Orang yang tidak

memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai

keberhasilan studi secara optimal, karena hasil belajar akan bermanfaat

bagi masyarakat bila pada lulusan memiliki perilaku dan pandangan

yang positif dalam ikut mensejahterakan dan menentramkan

masyarakat. Untuk itu semua guru harus dapat melibatkan aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Individu dikatakan melakukan kegiatan belajar apabila terjadi

interaksi dengan lingkungan. Aktivitas belajar tersebut tentu

42Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV. Wacana Prima,

2008), Cet. Kedua, hlm. 13 25 25

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xxxix

diperngaruhi oleh beberapa faktor yang membawa perubahan sebagai

akibat hasil belajar. Ada beberapa faktor dalam belajar, antara lain ;43

a. Motivasi untuk belajar

Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk

berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku

belajar. Betapa pun beratnya segala sesuatu yang diinginkan akan

terasa ringan dan mudah jika mempunyai motivasi yang tinggi.

Motivasi pada dasarnya muncul dari individu siswa untuk

melakukan agar sesuatu yang diinginkan akan tercapai. Itu sebabnya

sering kita mendengar istilah motif dan dorongan, dikaitkan dengan

prestasi atau keberhasilan. Hal ini berarti motif merupakan

pendorong untuk melakukan tingkah laku atau melakukan kegiatan

belajar. Motivasi memberikan dorongan yang luar biasa terhadap

seseorang untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapai dalam situasi

belajar. Motivasi ini biasanya merupakan keinginan yang harus

dipuaskan dengan melakukan sesuatu yang menjadi harapan dalam

dirinya.

b. Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan pembelajaran adalah arah atau sasaran yang hendak dituju

oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya

mempunya tujuan. Karena tujuan menuntun kepada apa yang

hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari

sesuatu kegiatan. Dengan mempunyai gambaran yang jelas tentang

hasil yang hendak dicapai itu dapatlah diupayakan berbagai

kegiatan atau perangkat untuk mencapainya.

Sebagaimana motivasi, tujuan juga merupakan salah satu faktor

yang terdapat dalam belajar yang muncul dalam diri individu.

Seorang siswa tentu mempunyai tujuan dalam proses belajar seperti

ingin pintar, cerdas, dapat tercapai segala cita-citanya. Dengan

43Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), Cet.

Kedua, hlm. 59-61 26

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xl

keinginan tujuan yang besar memungkinkan munculnya usaha

bekerja keras hingga tercapai yang dikehendaki.

c. Situasi yang mempengaruhi proses belajar

- Siswa sebagai individu yang unik

Guru harus mampu mengetahui karakteristik masing-masing

individu siswa. Karena setiap individu siswa tidak ada yang

sama dalam berbagai hal antara satu dengan yang lain.

Perbedaan ini berkaitan dengan keinginan, kebutuhan,

kehendak, kesukaan, minat, bakat dan kemauan.

- Keadaan atau situasi belajar

Keadaan siswa berkaitan dengan kondisi fisik maupun mental.

Dalam kondisi sakit tentu siswa tidak dapat belajar secara

maksimal begitupun sebaliknya jika mental dalam keadaan tidak

tenang maka belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Selain

keadaan fisik dan mental, keadaan lingkungan juga berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

- Proses belajar

Proses belajar memerlukan metode, teknik dan waktu. Hal ini

menunjukkan keadaan yang berbeda-beda antara seseorang

dengan yang lain, juga terhadap materi pelajaran yang satu

dengan yang lain.

- Guru

Guru merupakan salah satu komponen situasi belajar. Keadaan

guru dapat mempengaruhi hasil belajar. Guru merupakan

pendorong dalam belajar. Oleh karena itu perlu diperhatikan

keadaan guru berkaitan dengan kepribadian, kemampuan dan

kondisi fisik maupun mental, sehingga belajar akan dapat

berlangsung dengan baik sampai pada tujuan yang ingin dicapai.

- Teman

Seringkali keberhasilan atau kegagalan belajar disebabkan oleh

teman pergaulan maupun teman belajar. Oleh karena itu harus

27

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xli

diperhatikan dalam bergaul, mencari teman, agar tidak menjadi

penyebab kegagalan dalam belajar.

- Program yang ditempuh, apa yang dipelajari siswa pada

umumnya terfokus pada program pendidikan yang ditempuh.

Oleh karena itu materi pembelajaran yang dipelajari hendaknya

disertai dengan motivasi, minat sesuai dengan bakat siswa.

Menurut H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi

sebagaimana yang dikutip oleh Mustaqim, hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya;44

a. Situasi Belajar, meliputi kesehatan jasmani, keadaan psikis dan

pengalaman dasar.

b. Penguasaan alat-alat intelektual, meliputi; bahan bilangan,

membaca, menulis, pengertian-pengertian kuantitatif tingkat tinggi,

mengarang, bahasa dan logika.

c. Latihan-latihan yang terpencar

d. Penggunaan unit-unit yang berarti

e. Latihan yang aktif

f. Kebaikan bentuk dan sistem

Buku pelajaran yang disusun sistematis, bab I memberi landasan

bagi konsep yang ada dalam bab II akan lebih membantu individu

dalam belajar.

g. Efek penghargaan (reward) dan hukuman

Hasil dari pembelajaran biasanya ditandai adanya keberhasilan dan

kegagalan. Penghargaan dapat menjadi penguat terhadap hasil

belajar sedangkan hukuman akan dapat menghilangkan tingkah laku

yang tidak diinginkan.

h. Tindakan-tindakan pedagogis

Hal-hal yang bisa menghambat belajar antara lain;

44Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyan IAIN Walisongo

Semarang, 2009), hlm. 48-50.

28

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xlii

- Merusak motif belajar yang sudah ada dengan mengubah

rencana si anak yang memang sesuai dengan minat dan

bakatnya.

- Kegagalan memahami si murid, akan mengakibatkan salah

membimbing.

- Pengertian guru yang kurang jelas mengenai tujuan-tujuan

hakiki mata pelajaran yang diberikan.

- Kekurang fahaman tentang prinsip-prinsip belajar.

- Penguasaan bahan-bahan yang kurang akan mengakibatkan guru

tidak mampu memberi bimbingan yang baik dan menimbulkan

kesalahan-kesalahan dasar mengenai fakta-fakta.

i. Kapasitas dasar seperti intelegensi, bakat dan minat bawaan

Gardner tidak memandang “kecerdasan” manusia berdasarkan tes

standar semata, namun Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan

adalah;45

- Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam

kehidupan manusia.

- Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru

untuk diselesaikan.

- Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang menawarkan jasa

yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.

Minat atau keinginan yang muncul dari dalam diri siswa tentu lebih

berarti daridapa pengaruh dari luar sebab bakat dan minat bawaan

merupakan sifat yang tidak bersifat sementara.

C. Penerapan Group Investigation dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini

merupakan model pembelajaran yang melatih siswa dalam menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Dengan interaksi yang terjadi kelompok ini

45Linda Campbell, dkk, Metode Pembelajaran Berbasis Multi Intelligences, (Depok:

Intuisi Press, 2004), Cet. I, hlm. 2. 29

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xliii

membantu siswa aktif dalam pembelajaran serta memberikan kesempatan

untuk berfikir secara analistis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Model

pembelajaran kooperatif group investigation ini meliputi beberapa tahapan;

Tahap pertama, mengidentifikasi topik dan mengatur ke dalam

kelompok. Dalam kegiatan ini guru mempresentasikan permasalahan

tentang bagaimana peran hakim dalam peradilan Islam di Indonesia.

Kemudian guru menjelaskan materi secara umum yang selanjutnya siswa

menanggapi bahasan-bahasan yang akan mereka investigasi. Pembagian

kelompok dalam group investigation ini berdasarkan minat siswa terhadap

materi yang akan mereka pelajari. Karena perbedaan ketertarikan terhadap

materi ini akan menimbulkan pembahasan yang baru untuk didiskusikan

mesti materi yang dipelajari sama.

Tahap kedua, merencanakan investigasi di dalam kelompok. Pada

tahap ini materi yang dipelajari kelompok satu dan tiga membahas

pengertian hakim, dan fungsi hakim. Sedangkan kelompok dua dan empat

membahas etika dan syarat-syarat menjadi hakim. Kemudian kelompok

membagi tugas dengan membentuk struktur organisasi kelompok serta

menentukan sumber bahan yang digunakan dalam investigasi kelas sesuai

dengan lembar kegiatan yang dibagikan oleh guru.

Tahap ketiga, melaksanakan investigasi. Dalam tahap ini kelompok

melaksanakan rencana yang diformulasikan sebelumnya. Pada tahap ini

guru berkeliling di angtara kelompok untuk memastikan tugas dalam

kelompok berjalan dengan baik dengan menggunakan lembar observasi.

Selama tahap ini siswa secara berpasangan mengumpulkan, menganalisis,

dan mengevaluasi informasi serta membuat kesimpulan.

Tahap keempat, menyiapkan laporan akhir. Tahap ini merupakan

transisi dari pengumpulan data dan klarifikasi ke tahap di mana kelompok

melaporkan hasil investigasi kepada seluruh kelas. pada tahap ini guru

meminta siswa agar masing-masing kelompok menunjuk anggotanya untuk

menjadi panitia presentasi serta mamastikan hasil diskusi siswa sudah

mencakup materi yang dipelajari.

30

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xliv

Tahap kelima, mempresentasikan laporan akhir. Pada kegiatan ini

peran kelompok yang mempresentasikan lebih besar sehingga terjadi

pembelajaran antar siswa. Dalam menjelaskan kegiatan presentasi ini siswa

menggunakan sumber belajar baik dari buku pedoman siswa maupun

sumber lain yang diambil dari perpustakaan serta memanfaatkan media

internet secara online. Kegiatan ini diakhiri dengan tanya jawab antar

kelompok. Agar diskusi ini aktif, guru membebani tiap kelompok

mengajukan dua sampai tiga pertanyaan. Peran guru pada kegiatan

presentasi sebagai narasumber dan fasilitator.

Tahap keenam, evaluasi pembelajaran. Dalam tahap ini guru

bersama siswa mengkolaborasi jawaban atas hasil diskusi untuk

mendapatkan kesimpulan. Akhir dari kegiatan ini adalah pemberian soal tes

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat terlihat mulai dari

tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan membantu siswa dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan aktifitas siswa

dalam pembelajaran, guru memotivasi siswa memberitahukan bahwa belajar

menurut ajaran Islam dinilai suatu ibadah, hal ini supaya pada diri siswa

timbul minat belajar yang tinggi. Kemudian bagi siswa yang aktif dalam

pembelajaran, guru memberikan imbalan seperti nilai yang tinggi serta

memberikan hadiah yang berupa pujian. Callahan and Clark sebagaimana

yang dikutip oleh E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga

pendorong atau penarik yang menyababkan adanya tingkah laku kearah

suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh

apabila memiliki motivasi yang tinggi.46 Dengan minat belajar yang tinggi

dan keaktifan siswa dalam pembelajaran akan membawa dampak tingginya

nilai hasil belajar yang diperoleh siswa.

46E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 264.

31

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xlv

D. Pembelajaran Fiqh di MA

1. Pengertian Pembelajaran Fiqh MA

Secara bahasa fiqh berarti paham, dalam arti pengertian atau

pemahaman yang mendalam yang menghendaki pengerahan potensi

akal. Para ulama fiqh mendefinisikan fiqh sebagai mengetahui hukum-

hukum Islam (syarak) yang bersifat amali (amalan) melalui dalil-

dalilnya yang terperinci.47 Sedangkan menurut Abudin Nata : ilmu

fiqih adalah sekelompok hukum tentang amal perbuatan manusia

yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci.48 Yang dimaksud

dengan amal perbuatan manusia adalah segala amal perbuatan orang

mukallaf yang berhubungan dengan bidang ibadah, muamalat,

kepidanaan dan sebagainya.

Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah adalah salah satu

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan

dari fiqh yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah

Tsanawiyah/SMP.49 Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara

mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian fiqh baik yang

menyangkut aspek ibadah maupun muamalah, yang dilandasi oleh

prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah usul fiqh serta menggali tujuan dan

hikmahnya, sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang

lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat. Secara substansial, mata

pelajaran Fiqh memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum

Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian

keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT

47 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam 2, (Jakarta; PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve, 2002), hlm. 8 48Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 ),

Cet. Ke-7, hlm. 25. 49Permenag No. 2 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

PAI dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 84.

32

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xlvi

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya

ataupun lingkungannya.

2. Tujuan Pembelajaran Fiqh MA

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk

membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT serta berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan agama Islam seperti Al-

Attas menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk

menjadi manusia yang baik, kemudian al-Abrasyi menjelaskan untuk

membentuk manusia yang berakhlak mulia. Kemudian dalam

konferensi dunia Islam pertama tentang pendidikan Islam

berkesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah “manusia yang

menyerahkan diri kepada Allah SWT secara mutlak sebagaimana

dikutip oleh Muhammad Ali50

Dalam Permenag No. 2 tahun 2008, mata pelajaran Fiqh di

Madrasah Aliyah bertujuan untuk:51

a. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan

tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek

ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam

kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam

menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia

dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama

manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan

lingkungannya.

50Mohamad Ali, “Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III”, (Bandung: IMTIMA,

2007), hlm. 2. 51Permenag No. 2 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

PAI dan Bahasa Arab di Madrasah,hlm. 84.

33

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xlvii

Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam adalah untuk

menanamkan keimanan dan ketaqwaaan kepada Allah SWT serta

membiasakan siswa berakhlak mulia. Hal tersebut sesuai dengan fungsi

pendidikan agama seperti yang diungkapkan Darajat adalah untuk;52

a. Menumbuhkan rasa keimanan yang kuat

b. Menanamkembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah,

amal saleh dan akhlak mulia

c. Menumbuhkembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar

sebagai anugerah Allah SWT

Dengan demikian melalui pembelajaran agama Islam

merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan siswa

dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan keagamaannya yakni

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT serta

berakhlak mulia.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqh MA

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah

meliputi :53 kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam

Islam; hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji,

hikmah dan cara pengelolaannya; hikmah kurban dan akikah; ketentuan

hukum Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang

kepemilikan; konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya;

hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta

hikmahnya; hukum Islam tentang wakaalah dan sulhu beserta

hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan kafaalah beserta

hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam tentang jinaayah,

Huduud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang peradilan dan

hikmahnya; hukum Islam tentang keluarga, waris; ketentuan Islam

52Mohamad Ali, “Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III”, (Bandung: IMTIMA, 2007), hlm. 3

53Permenag No. 2 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 88-89.

34

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xlviii

tentang siyaasah syar’iyah; sumber hukum Islam dan hukum taklifi;

dasar-dasar istinbaath dalam fiqh Islam; kaidah-kaidah usul fiqh dan

penerapannya.

Sedangkan materi yang akan digunakan peneliti dalam

penelitian tindakan kelas yaitu tentang Peradilan Islam dengan sub

pokok bahasan Hakim dan Saksi dalam Peradilan Islam yang meliputi

pengertian hakim, fungsi hakim, syarat-syarat hakim, etika hakim, dasar

hukum pengangkatan hakim dan hakim wanita, pengertian saksi, syarat-

syarat saksi, kesaksian orang buta serta hikmah peradilan dalam Islam.

35

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xlix

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting atau lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah MA Kartayuda

Desa Wado Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora, dengan petimbangan

sebagai berikut ;

a. Untuk mengetahui kondisi proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah

Kartayuda

b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqh

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI IPA 2, dengan

jumlah siswa 27 siswa yang terdiri 16 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

C. Data dan Sumber Data

Dalam penetilian tindakan kelas ini data penelitian yang digunakan

adalah melalui pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran yang menyoroti

aktivitas siswa terhadap materi dan metode analisis dokumen yang berupa

nilai ulangan harian pada materi sebelumnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut meliputi

pengamatan, kajian dokumen yang masing-masing secara singkat diuraikan

sebagai berikut;

a. Observasi / Pengamatan

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data)

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan

36

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

l

pengamatan.54 Sutrisno Hadi dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R & D sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono

mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.55

Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan. Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan yang

berperan secara pasif. Pengamatan dilakukan terhadap guru ketika

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas serta aktivitas siswa

selama mengikuti pelajaran.

Pengamatan dilakukan terhadap guru peneliti fokuskan pada saat

menyampaikan materi pelajaran, memotivasi siswa, pengelolaan kelas,

memberikan latihan dan umpan balik dan melakukan penilaian terhadap

hasil belajar siswa. Sedangkan pengamatan terhadap siswa difokuskan

pada partisipasi dan keaktifan siswa selama mengikuti proses kegiatan

belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

b. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka

pengukuran dan penilaian. Tes ini peneliti berikan setelah proses kegiatan

belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan tes tertulis juga

untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

E. Validitas Data

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes

melakukan fungsi ukurnya. Tes hanya dapat melaksanakan fungsinya dengan

54Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2001), hlm. 76. 55Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Alfabeta: ), hlm. 145.

37

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

li

cermat kalau ada sesuatu yang diukurnya. Jadi untuk dikatakan valid, tes harus

mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat.56

Validitas data ini digunakan untuk mengukur atau mengungkap

kebenaran tentang hasil belajar yaitu nilai ulangan harian yang diadakan

setelah pembelajaran berakhir. Untuk mengetahui prosentase keberhasilan

hasil belajar peneliti menggunakan rumus:

P = NF

x 100 %

Keterangan

P : Angka prosentasi

F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya.

N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu/responden57

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan untuk menganalisis data-

data yang telah dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif

(statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik

deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan

membandingkan hasil antar siklus, sedangkan teknik analisis kritis peneliti

gunakan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan

guru pada saat proses pembelajaran siklus I berlangsung sehingga dapat

peneliti jadikan sebagai bahan untuk menyusun perencanaan tindakan pada

siklus II. 58

56Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV. Wacana Prima,

2008), Cet. Kedua, hlm. 133. 57Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2001), Cet. 2, hlm. 40. 58Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,

(Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13, 2009), Cet. I, hlm. 61.

38

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lii

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran fiqh dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini adalah; jika

minimal 85% siswa mendapatkan nilai diatas 70.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan mengacu pada model

penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart pada tahun 1988

dari Deakin University Australia dalam buku penelitian tindakan kelas

sebagaimana ang dikutip oleh Muhammad Asrori yang teridiri dari; 59

a. Rencana (planning)

Kegiatan planning terdiri dari proses identifikasi dan identifikasi

masalah.60 Langkah pertama yang berupa perencanaan ini pada dasarnya

merupakan kegiatan menyusun rencana tindakan yang didalamnya

mengandung penjelasan tentang what (siapa), why (mengapa), when

(kapan), where (di mana), who (siapa) dan how (bagaimana) tindakan

tersebut akan dilakukan peneliti. Langkah tersebut seringkali dikenal

dengan langkah untuk menjawab atau menjabarkan “5W&1H”.61

b. Tindakan (action)

Action tersebut dilaksanakan untuk memperbaiki masalah.

c. Pengamatan (observation)

Observing adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh mana

efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran.62

59Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008),

Cet. 2, hlm. 64 60Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi

Guru Madrasah (Madrasah Education Development Project (MEDP) ADB Loan No. 2294-INO (SF), hlm. 50.

61Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), Cet. 2, hlm. 100.

62Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Madrasah (Madrasah Education Development Project (MEDP) ADB Loan No. 2294-INO (SF), hlm. 53.

39

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

liii

d. Refleksi (reflection)

Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

terjadi yaitu siswa, suasana kelas dan guru.63 Pada tahapan ini guru atau

peneliti berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how)

dan sejauhmana (to what extenct) intervensi telah menghasilkan perubahan

secara signifikan.

Penelitian ini dimulai dengan kegiatan pra siklus untuk mengetahui

kondisi umum pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kemudian

pada minggu selanjutnya mulai melaksanakan kegiatan siklus I. Berdasarkan

hasil pada siklus pertama, beberapa hambatan yang dijumpai akan digunakan

sebagai bahan acuan untuk melaksanakan kegiatan pada siklus II. Kegiatan

pada siklus II ini prosedur kegiatannya sebagaimana yang telah dilaksanakan

pada siklus I, tetapi sudah ada beberapa tambahan yang disesuaikan dengan

hambatan-hambatan yang ditemukan.

63Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi

Guru Madrasah (Madrasah Education Development Project (MEDP) ADB Loan No. 2294-INO (SF), hlm. 54.

40

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

liv

Diagram siklus pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas64

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan 2 siklus

Kegiatan Pra Siklus, Rabu, 17 Nopember 2010

Meliputi kegiatan observasi baik dari pihak guru maupun aktifitas siswa pada

saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan ini peneliti lakukan

untuk mendapatkan gambaran umum kenyataan dilapangan pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Siklus I, Rabu, 24 Nopember 2010

1) Perencanaan

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

b) Menyiapkan media pembelajaran

c) Menyusun lembar observasi

64Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008),

Cet. 2, hlm. 103.

Permasalahan Perencanaan Tindakah I

Pelaksanaan Tindakah I

SIKLUS I

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

SIKLUS II

Penyimpulan dan Pemaknaan

Hasil

Refleksi I

Refleksi II

Perencanaan Tindakah II

Pelaksanaan Tindakah I

Observasi I

Observasi II

Jika Permasalahan Belum Terselesaikan

Lanjutkan ke Siklus Berikutnya

41

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lv

d) Menyusun instrumen penelitian

e) Membuat alat evaluasi

- Lembar kerja siswa dengan materi hakim dan saksi dalam peradilan

Islam

- Soal evaluasi siklus

f) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi untuk siswa

2) Pelaksanaan

a) Melaksanakan langkah-langkah kegiatan sesuai perencanaan,

b) Mengidentifikasikan topik bahasan

c) Membagi pokok materi bahan diskusi kelompok

d) Merencanakan tugas kelompok yang akan dipelajari

e) Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

- Pembelajaran ini diawali dengan guru mempresentasikan sebuah

permasalahan kepada seluruh kelas tentang apa yang akan

dipelajari dari bahasan hakim dan jaksa dalam peradilan Islam

- Dalam kegiatan diskusi kelompok ini masing-masing siswa

mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat

kesimpulan sebagai hasil diskusi kelompok

- Setiap kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari tugas

mereka

- Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

untuk selanjutnya kelompok lain menanggapi. Sedangkan posisi

guru pada kegiatan presentasi ini adalah sebagai narasumber atau

fasilitator, mengkolaborasi bersama siswa dalam mengevaluasi

pembelajaran siswa

3) Pengamatan

Dalam penelitian tindakan kelas ini pengamatan dilaksanakan dengan

beberapa aspek yang akan diamati meliputi;

a) Perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi

b) Keterlibatan siswa dalam kerjasama kelompok

c) Banyaknya siswa yang bertanya

42

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lvi

d) Banyaknya siswa yang menjawab atas pertanyaan yang diajukan

e) Banyaknya siswa yang memberikan saran ataupun tanggapan dari

kelompok lain

Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung untuk

mendapatkan gambaran aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan lembar observasi untuk masing-masing siswa.

Dalam hal ini peneliti memberikan banyak kesempatan komunikasi kepada

siswa melalui proses mendengarkan, mendorong pastisipasi, memberikan

reaksi dan tidak menghakimi siswa dalam kelompok diskusi dengan

mengelilingi masing-masing kelompok.

4) Refleksi

Menganalisis hasil kejadian-kejadian pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, serta menganalisis kelemahan-kelemahan dan keberhasilan

peneliti saat menerapkan model pembelajaran kooperatif group

investigation dan mempertimbangkan langkah-langkah kegiatan yang akan

dilaksanakan pada siklus II.

Siklus II, Rabu, 1 Desember 2010

Berdasarkan hasil dari siklus I, peneliti perlu mengevaluasi hasil refleksi

siklus I dan mencari perbaikan guna diterapkan pada kegiatan pembelajaran,

1) Perencanaan

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

b) Menyiapkan media pembelajaran

c) Menyiapkan lembar observasi

d) Menyiapkan instrumen penelitian

e) Membuat alat evaluasi

- Lembar kerja siswa dengan materi hakim dan saksi dalam peradilan

Islam

- Soal evaluasi siklus

g) Menyiapkan lembar observasi untuk siswa

2) Pelaksanaan

43

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lvii

Melakukan analisis pemecahan masalah, melaksanakan tindakan perbaikan

berdasarkan hasil refleksi siklus I.

a) Melaksanakan langkah-langkah kegiatan sesuai perencanaan,

b) Mengidentifikasikan topik bahasan

c) Membagi pokok materi bahan diskusi kelompok

d) Merencanakan tugas kelompok yang akan dipelajari

e) Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

- Pembelajaran ini diawali dengan guru mempresentasikan sebuah

permasalahan kepada seluruh kelas tentang apa yang akan

dipelajari dari kelanjutan materi pada siklus I

- Dalam kegiatan diskusi kelompok ini masing-maisng siswa

mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat

kesimpulan sebagai hasil diskusi kelompok

- Setiap kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari tugas

mereka kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

untuk selanjutnya mendapatkan tanggapan ataupun pertanyaan dari

kelompok lain. Sedangkan posisi guru disini adalah sebagai

narasumber atau fasilitator, mengkolaborasi bersama siswa dalam

mengevaluasi pembelajaran siswa

3) Pengamatan

Berdasarkan data observasi pada siklus I, peneliti melakukan pengamatan

kembali terhadap kinerja siswa selama kegiatan kerja kelompok dan

mempresentasikan hasil diskusi serta melaksanakan tindakan perbaikan

dengan memaksimalkan penerapan model pembelajaran kooperatif group

investigation.

4) Refleksi

Merefleksi proses pembelajaran, merefleksi hasil belajar siswa dengan

menerapkan kooperatif group investigation, serta menganalisis temuan dan

hasil kegiatan penelitian.

Diharapkan setelah akhir siklus kedua ini implementasi pembelajaran

kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

44

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lviii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan

observasi pembelajaran pada hari Rabu, 17 Nopember 2010. Pada kegiatan ini

peneliti mengikuti jalannya pembelajaran dengan posisi duduk dibelakang

siswa, hal ini peneliti lakukan untuk mendapatkan gambaran aktifitas

pembelajaran secara langsung yang dilakukan oleh guru maupun siswa.

Gambaran secara umum pada pembelajaran mata pelajaran fiqh, dalam

menyampaikan materi guru lebih dominan di dalam kelas. Guru cenderung

hanya mentransfer ilmu pada siswa, sehingga proses pembelajaran berpusat

pada guru yang berorientasi pada pencapaian aspek-aspek kognitif saja.

Keadaan ini memaksa siswa untuk mendengarkan saja dan cenderung siswa

bersikap pasif, kurang kreatif, bahkan menimbulkan kebosanan pada diri

siswa. Dalam keadaan ini muncul permasalahan yaitu siswa tidak

menghiraukan materi yang disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang

bercanda dengan temannya. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton,

suasana pembelajaran tampak kaku, hal ini tentu akan berdampak pada nilai

yang diperoleh siswa kelas XI IPA 2 khususnya mata pelajaran fiqh.

Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa pada

pembelajaran fiqh, peneliti melakukan observasi dokumen nilai ulangan harian

pada materi sebelumnya dengan Standar Kompetensi memahami ketentuan

Islam tentang hudud dan hikmahnya, dari dokumen tersebut diperoleh data :

Tabel. 1 Nilai Ulangan Harian Pra Siklus

No

Nama Siswa Nilai Lambang Nilai Keterangan

Urut Induk 1 1088 A. ZAINURI 75 B Tuntas

2 1025 AHMAD RIRIS MULDANI 70 C Tuntas

3 1033 ALFI NUR AINI 75 B Tuntas

45

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lix

No Nama Siswa Nilai Lambang

Nilai Keterangan Urut Induk 4 1091 DELLA WIDYA SARI 70 C Tuntas

5 1100 M ABDUL HAQ 70 C Tuntas

6 1054 NUR HIDAYATUN NAFIAH 80 B Tuntas

7 1111 RIFDA YULIA ALBIQ 85 A Tuntas

8 1046 M ABDUL ROHMAN 80 B Tuntas

9 1055 RIRIN ARIYANTI 75 B Tuntas

10 1090 RUDIK WAHYU ABADI 70 C Tuntas

11 1056 SETYOWATIK RETNO P 60 C Belum Tuntas

12 1116 SITI AZIZATUR ROFI'AH 85 A Tuntas

13 1132 M IMAM SYAFI'I 70 C Tuntas

14 1105 MUHIMMATUL MUTOHAROH 75 B

Tuntas

15 1099 M ZAHLI FADLI 70 C Tuntas

16 1048 MISBAH AMIN ASRORI 75 B Tuntas

17 1106 NUR HAYATI 65 C Belum Tuntas

18 1119 SITI IMROATIN 65 C Belum Tuntas

19 1059 SITI JAYANTI 75 B Tuntas

20 1074 SITI MAEMUNAH 70 C Tuntas

21 1122 SITI NAFSIYAH 80 B Tuntas

22 1123 SITI NUR FATIMAH 70 C Tuntas

23 1127 SUNTORO 65 C Belum Tuntas

24 1128 UMI ROHMATIN 80 B Tuntas

25 1072 VITA 70 C Tuntas

26 1122 TAUFIK HIDAYAT 75 B Tuntas

27 1196 NUR ROHMAT HASIM 65 C Belum Tuntas

Jumlah 1965

Rata-rata 72,78

Dari data tersebut diperoleh data prosentase sebagai berikut;

Tabel. 2 Prosentase Nilai Ulangan Harian Pra Siklus

NO Hasil(Angka) Hasil Arti Lambang Jumlah Siswa Persen 1 85 – 100 A Sangat baik 2 7,41 % 2 75 – 84 B Baik 11 70,74 % 3 65 – 74 C Cukup 14 51,85 % 4 55 – 64 D Kurang 0 … %

5 < 54 E Sangat Kurang 0 … % Jumlah 27 100 %

46

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lx

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data ketuntasan belajar siswa dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 adalah jumlah siswa yang mendapat

nilai A (85-100) sejumlah 2 siswa (7,41%), yang mendapat nilai B (75-84)

sejumlah 11 siswa (70,74%), yang mendapat nilai C (65-74) sejumlah 14

siswa (51,85 %).

Dari hasil nilai ulangan harian siswa seperti tersebut, sebagian besar

siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan hanya sebagian kecil

siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Namun demikian dari jumlah

siswa yang mendapat kategori nilai C yaitu nilai antara 65-74 terdapat 5 anak

yang belum mencapai ketuntasan belajar. Data prosentase ketuntasan belajar

pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel. 3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Nilai Ulangan Harian Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah siswa Prosentase 1 Tuntas 22 81,49 % 2 Belum Tuntas 5 18,51 %

Jumlah 27 100 %

Sumber : Hasil tabulasi data Nopember 2010

Berdasarkan data pada tabel. 2, diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 2

yang mendapatkan nilai dibawah KKM 70 sebanyak 5 siswa. Dengan

demikian dari jumlah siswa 27 anak yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal sebanyak 22 siswa.

B. Deskripsi Hasil Siklus I

5) Perencanaan

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Materi yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu

membahas materi dengan standar kompetensi memahami ketentuan

Islam tentang peradilan dan hikmahnya dengan kompetensi dasar 3.2.

mengidentifikasi ketentuan tentang hakim dan saksi dalam peradilan

Islam. Berdasarkan materi tersebut kemudian dituangkan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran. Tema yang dipilih dalam siklus I

47

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxi

membahas tentang hakim meliputi pengertian hakim, fungsi hakim,

syarat-syarat hakim, etika hakim dan dasar hukum pengangkatan

hakim dan hakim wanita dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

b) Mempersiapkan media pembelajaran

Dalam penelitian ini media pembelajaran yang akan digunakan adalah

media presentasi dengan power point, juga menggunakan sumber

belajar dari jaringan internet yang dibawa ke dalam kelas sehingga

membantu proses pembelajaran serta dapat menambah wawasan

pengetahuan baik untuk guru maupun siswa.

c) Menyusun lembar observasi

d) Menyusun instrumen penelitian

e) Merencanakan tugas kelompok

Dari jumlah siswa 27 anak dibuat menjadi empat kelompok. Kelompok

pertama dan kedua akan menyampaikan materi pada siklus I yaitu

tentang hakim, sedangkan kelompok ketiga dan keempat akan

menyampaikan materi pada siklus II yaitu membahas tentang saksi.

f) Membuat alat evaluasi

- Lembar kerja siswa dengan materi hakim dalam peradilan Islam

- Soal evaluasi siklus

6) Pelaksanaan

Secara umum gambaran pelaksanaan pembelajaran pada Siklus

I adalah sebagai berikut;

Guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi dan

tanya jawab dengan siswa tentang peradilan dalam Islam. Langkah

selanjutnya yang dilakukan yaitu membagi siswa menjadi empat

kelompok yang heterogen yang masing-masing beranggotakan 6-7 anak.

Kemudian guru membagi materi menjadi 2 bahasan yaitu; Pengertian

dan fungsi hakim, serta etika dan syarat-syarat hakim. Masing-masing

kelompok diberi kesempatan untuk memilih sub pokok bahasan yang

akan dipelajari. Kelompok pertama dan ketiga membahas sub pokok

48

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxii

bahasan yang sama sedangkan kelompok kedua dan keempat membahas

sub pokok bahasan yang sama pula.

Sebelum proses investigasi dimulai guru membagikan lembar

kegiatan yang berisi pertanyaan yang relevan terhadap perencanaan

investigasi ini yaitu topik penelitian, apa yang ingin kami investigasi dan

sumber bahan yang digunakan. Lembar kegiatan tersebut akan

digunakan siswa sebagai materi presentasi atau investigasi untuk kelas.

Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan materi

secara umum, kemudian secara berpasangan siswa melakukan diskusi

sesuai dengan sub pokok bahasan pada kelompok masing-masing.

Dalam diskusi ini guru melakukan pendekatan kepada masing-masing

kelompok dengan memberikan reaksi dan tidak menghakimi,

berpartisipasi, memberikan ungkapan terhadap kinerja kelompok.

Setelah diskusi secara berpasangan selesai kemudian siswa bergabung

dalam kelompoknya masing-masing untuk berbagi pengetahuan dari

hasil diskusi kecil. (pada kegiatan ini kelompok menunjuk satu anggota

untuk mencatat hasil diskusi ).

Pada siklus 1 ini, kelompok yang akan mempresentasikan hasil

diskusi adalah dua kelompok. Secara bergantian kelompok pertama dan

kedua melaporkan atau mempresentasikan hasil investigasi kepada

seluruh kelas (dalam hal ini kelompok berkontribusi terhadap group

investigasion seluruh kelas). Dalam menyampaikan hasil diskusi

kelompok, semua anggota maju ke depan kelas sesuai dengan tugas

masing-masing.

Pada kegiatan presentasi kelompok berlangsung, kelompok lain

diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan, mengajukan

beberapa pertanyaan sehingga terjadi sebuah diskusi di dalam kelas.

Peran guru pada kegiatan ini yaitu memastikan bahwa semua siswa

dalam kelompok terlibat diskusi, sebagai narasumber atau fasilitator,

mengkolaborasi bersama siswa dalam mengevaluasi setiap jawaban atas

pertanyaan yang diajukan.

44 49

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxiii

Setelah presentasi selesai, guru memberikan evaluasi untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi. Akhir dari pertemuan

ini yaitu guru mengklarifikasi atas investigasi kelas. Kemudian

berkolaborasi bersama dengan siswa membuat kesimpulan materi.

7) Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan ketika kegiatan diskusi dalam

kelompok berlangsung yaitu dengan cara guru melakukan pendekatan

terhadap masing-masing kelompok untuk memastikan bahwa siswa

melaksanakan tugasnya dengan baik serta memberikan sedikit kontribusi

kepada kelompok apabila mengalami kesulitan. Selain itu juga guru

mengamati siswa pada saat presentasi kelompok berlangsung untuk

melihat aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi.

Tabel. 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I

No Nama Siswa

Kelomp

ok AKTIFITAS SISWA

Urut Induk 1 2 3 4 5 6 7 8

1 1088 A ZAINURI 1 1 1 1 1 0 1 0

2 1025 AHMAD RIRIS MULDANI 1 1 1 1 1 0 1 0

3 1033 ALFI NUR AINI 1 1 1 1 1 0 0 1

4 1091 DELLA WIDYA SARI 1 1 1 1 1 1 0 0 0

5 1100 M ABDUL HAQ 1 0 1 1 1 0 0 1

6 1054 NUR HIDAYATUN NAFIAH 1 1 1 1 1 0 1 0

7 1111 RIFDA YULIA ALBIQ 1 1 1 1 1 0 1 1

8 1046 M ABDUL ROHMAN 1 1 1 1 1 0 1 0

9 1055 RIRIN ARIYANTI 1 1 1 1 1 0 0 0

10 1090 RUDIK WAHYU ABADI 1 1 0 1 1 0 0 0

11 1056 SETYOWATIK RETNO P 2 1 1 0 1 1 0 0 0

12 1116 SITI AZIZATUR ROFI'AH 1 1 1 1 1 1 0 1

13 1132 M IMAM SYAFI'I 1 1 0 1 1 0 0 0

14 1105 MUHIMMATUL MUTOHAROH 1 1 1 1 1 1 0 0

15 1099 M ZAHLI FADLI 1 1 0 1 0 0 0 0

16 1048 MISBAH AMIN ASRORI 3 1 1 1 1 0 1 0 0

17 1106 NUR HAYATI 1 1 1 1 0 0 0 1

18 1119 SITI IMROATIN 3 1 1 1 1 0 0 0 0

50

Page 64: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxiv

No Nama Siswa

Kelomp

ok AKTIFITAS SISWA

Urut Induk 1 2 3 4 5 6 7 8

19 1059 SITI JAYANTI 1 1 1 1 0 0 0 0

20 1074 SITI MAEMUNAH 1 1 1 1 0 0 0 0

21 1122 SITI NAFSIYAH 1 1 1 1 0 1 0 1

22 1123 SITI NUR FATIMAH 1 1 1 1 0 0 0 1

23 1127 SUNTORO 1 1 0 1 0 0 0 0

24 1128 UMI ROHMATIN 4 1 1 1 1 0 1 0 1

25 1072 VITA 1 1 1 1 0 0 0 0

26 1122 TAUFIK HIDAYAT 1 1 1 1 0 1 0 1

27 1196 NUR ROHMAT HASIM 1 1 0 1 0 0 0 0

Jumlah 27 24 21 23 14 7 5 9

Keterangan

Aktifitas Siswa Nilai Siswa

1. Mencari sumber bahan yang relevan 0. Tidak 2. Mempelajari materi 1. Ya 3. Aktif berdiskusi 4. Melaksanakan tugas kelompok 5. Lancar pada saat presentasi 6. Mengajukan pertanyaan 7. Menjawab pertanyaan kelompok 8. Memberikan tanggapan

8) Refleksi

Pada kegiatan aktifitas siswa terlihat bahwa diskusi masih

didominasi oleh beberapa anak saja kebanyakan dari siswa masih malu-

malu untuk mengeluarkan pendapatnya atau mungkin merasa takut

menyampaikan pendapatnya dalam menanggapi ataupun memberikan

jawaban atas pertanyaan yang ada. Untuk itu pada siklus ke-II guru harus

berusaha untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk

melatih menyampaikan pendapatnya di kelas, sehingga akhirnya

diharapkan dapat membantu tingkat pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa.

51

Page 65: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxv

C. Deskripsi Hasil Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Desember 2010. Berdasarkan

hasil dari siklus I, peneliti perlu mengevaluasi hasil refleksi siklus I dan

mencari perbaikan guna diterapkan pada kegiatan pembelajaran pada siklus II.

5) Perencanaan

f) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

g) Menyiapkan media pembelajaran

h) Menyiapkan lembar observasi

i) Menyiapkan instrumen penelitian

j) Membuat alat evaluasi

- Lembar kerja siswa dengan materi saksi dalam peradilan Islam

- Soal evaluasi siklus

k) Menyiapkan lembar observasi untuk siswa

6) Pelaksanaan

Berdasarkan hasil siklus I, maka peneliti perlu melakukan

penelitian tindakan kelas siklus II. Pembelajaran ini diawali dengan guru

mempresentasikan sebuah permasalahan kepada seluruh kelas yaitu

tentang saksi dalam peradilan Islam. Dalam kegiatan diskusi kelompok ini

masing-masing siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data sesuai

dengan lembar kegiatan siswa dan membuat kesimpulan sebagai hasil

diskusi kelompok.

Setiap kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari tugas

mereka kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas untuk

selanjutnya mendapatkan tanggapan ataupun pertanyaan dari kelompok

lain. Posisi guru disini seperti pada siklus I yaitu sebagai narasumber atau

fasilitator, mengkolaborasi bersama siswa dalam mengevaluasi

pembelajaran siswa. Kemudian setelah diadakan klarifikasi, guru

membagikan soal evaluasi dilanjutkan bersama dengan siswa membuat

kesimpulan atas materi yang dipelajari.

52

Page 66: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxvi

7) Pengamatan

Berdasarkan data observasi pada siklus I, peneliti melakukan pengamatan

kembali terhadap nilai ulangan harian siklus II dan kinerja siswa selama

kegiatan kerja kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi serta

melaksanakan tindakan perbaikan dengan memaksimalkan penerapan

model pembelajaran kooperatif group investigation.

Tabel. 5 Lembar Observasi Siswa Siklus II

No Nama Siswa

Kelomp

ok AKTIFITAS SISWA

Urut Induk 1 2 3 4 5 6 7 8

1 1088 A ZAINURI 1 1 1 1 0 1 0 1

2 1025 AHMAD RIRIS MULDANI 1 1 1 1 0 1 0 1

3 1033 ALFI NUR AINI 1 1 1 1 0 0 0 1

4 1091 DELLA WIDYA SARI 1 1 1 1 1 0 0 0 0

5 1100 M ABDUL HAQ 1 1 1 1 0 0 0 1

6 1054 NUR HIDAYATUN NAFIAH 1 1 1 1 0 0 0 1

7 1111 RIFDA YULIA ALBIQ 1 1 1 1 0 0 0 1

8 1046 M ABDUL ROHMAN 1 1 1 1 0 0 0 0

9 1055 RIRIN ARIYANTI 1 1 1 1 0 1 0 1

10 1090 RUDIK WAHYU ABADI 1 1 1 1 0 0 0 1

11 1056 SETYOWATIK RETNO P 2 1 1 1 1 0 1 0 0

12 1116 SITI AZIZATUR ROFI'AH 1 1 1 1 0 0 0 1

13 1132 M IMAM SYAFI'I 1 1 1 1 0 0 0 0

14 1105 MUHIMMATUL MUTOHAROH 1 1 1 1 0 0 0 1

15 1099 M ZAHLI FADLI 1 1 1 1 1 0 0 0

16 1048 MISBAH AMIN ASRORI 1 1 1 1 1 0 1 0

17 1106 NUR HAYATI 1 1 1 1 1 0 0 1

18 1119 SITI IMROATIN 3 1 1 1 1 1 0 1 0

19 1059 SITI JAYANTI 1 1 1 1 1 1 1 0

20 1074 SITI MAEMUNAH 1 1 1 1 1 0 0 1

21 1122 SITI NAFSIYAH 1 1 1 1 1 0 1 0

22 1123 SITI NUR FATIMAH 1 1 1 1 1 0 1 1

23 1127 SUNTORO 1 1 1 1 1 0 0 1

24 1128 UMI ROHMATIN 4 1 1 1 1 1 0 1 0

25 1072 VITA 1 1 1 1 1 1 0 1

26 1122 TAUFIK HIDAYAT 1 1 1 1 1 0 1 0

27 1196 NUR ROHMAT HASIM 1 1 1 1 1 0 0 0

53

Page 67: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxvii

Jumlah 27 27 27 27 13 6 7 15

Keterangan

Aktifitas Siswa Nilai Siswa

1. Mencari sumber bahan yang relevan 0. Tidak 2. Mempelajari materi 1. Ya 3. Aktif berdiskusi 4. Melaksanakan tugas kelompok 5. Lancar pada saat presentasi 6. Mengajukan pertanyaan 7. Menjawab pertanyaan kelompok 8. Memberikan tanggapan

8) Refleksi

Aktifitas diskusi siswa dalam kelompok pada siklus II terlihat

masing-masing anggota kelompok sudah melaksanakan tugasnya dengan

baik. Mereka dalam kelompok membagi tugas dan dijalankan dengan

baik, dan selama diskusi berlangsung guru memberikan motivasi kepada

siswa agar yang belum pernah bertanya ataupun menjawab pertanyaan

agar mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya

sehingga diskusi tidak didominasi oleh beberapa anak yang sudah pandai

tetapi diskusi dimiliki kelas.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran model pembelajaran group

investigation, guru memberikan soal evaluasi siklus. Data yang diperoleh dari

ulangan tersebut adalah sebagai berikut;

Tabel. 6

Nilai Ulangan Harian Siklus 1

No Nama Siswa Nilai

Lambang Nilai Keterangan

Urut Induk

1 1088 A ZAINURI 80 B Tuntas

2 1025 AHMAD RIRIS MULDANI 70 C Tuntas

3 1033 ALFI NUR AINI 75 B Tuntas

54

Page 68: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxviii

4 1091 DELLA WIDYA SARI 70 C Tuntas

5 1100 M ABDUL HAQ 70 C Tuntas

6 1054 NUR HIDAYATUN NAFIAH 80 B Tuntas

7 1111 RIFDA YULIA ALBIQ 80 B Tuntas

8 1046 M ABDUL ROHMAN 80 B Tuntas

9 1055 RIRIN ARIYANTI 75 B Tuntas

10 1090 RUDIK WAHYU ABADI 70 C Tuntas

11 1056 SETYOWATIK RETNO P 65 C Belum Tuntas

12 1116 SITI AZIZATUR ROFI'AH 85 A Tuntas

13 1132 M IMAM SYAFI'I 75 B Tuntas

14 1105 MUHIMMATUL MUTOHAROH 75 B Tuntas

15 1099 M ZAHLI FADLI 70 C Tuntas

16 1048 MISBAH AMIN ASRORI 75 B Tuntas

17 1106 NUR HAYATI 65 C Belum Tuntas

18 1119 SITI IMROATIN 75 B Tuntas

19 1059 SITI JAYANTI 75 B Tuntas

20 1074 SITI MAEMUNAH 70 C Tuntas

21 1122 SITI NAFSIYAH 85 A Tuntas

22 1123 SITI NUR FATIMAH 75 B Tuntas

23 1127 SUNTORO 70 C Tuntas

24 1128 UMI ROHMATIN 80 B Tuntas

25 1072 VITA 65 C Belum Tuntas

26 1122 TAUFIK HIDAYAT 80 B Tuntas

27 1196 NUR ROHMAT HASIM 70 C Tuntas

Jumlah 2005

Rata-rata 74,26

Keterangan :

Tuntas : P = NF

x 100 % = 2724

x 100 % = 88,88 %

Belum Tuntas : P = NF

x 100 % = 273

x 100 % = 11,11 %

Dari data tersebut di atas, diperoleh data ketuntasan belajar dari 27

siswa yang mendapat nilai A (85-100) sejumlah 2 siswa (7,41%), yang

mensdapat nilai B (75-84) sejumlah 14 siswa (51,85%), yang mendapat nilai

C (65-74) sejumlah 11 siswa (70,74%).

44 55

Page 69: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxix

Dari nilai tersebut di atas, dibandingkan dengan nilai pra siklus

terdapat kenaikan pada prosentase ketuntasan belajar siswa. Pada kegiatan pra

siklus anak yang belum tuntas berjumlah 5 anak (18,51%) namun pada siklus I

ini menjadi 3 anak (11,11%), artinya pada siklus I ini ada prosentasi kenaikan

jumlah siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 24 anak (88,88%).

Siklus II

Tabel. 7 Nilai Ulangan Harian Siklus 2

No Nama Siswa Nilai

Lambang Nilai Keterangan

Urut Induk 1 1088 A ZAINURI 80 B Tuntas

2 1025 AHMAD RIRIS MULDANI 75 B Tuntas

3 1033 ALFI NUR AINI 85 A Tuntas

4 1091 DELLA WIDYA SARI 70 C Tuntas

5 1100 M ABDUL HAQ 80 B Tuntas

6 1054 NUR HIDAYATUN NAFIAH 85 A Tuntas

7 1111 RIFDA YULIA ALBIQ 90 A Tuntas

8 1046 M ABDUL ROHMAN 85 B Tuntas

9 1055 RIRIN ARIYANTI 80 B Tuntas

10 1090 RUDIK WAHYU ABADI 75 B Tuntas

11 1056 SETYOWATIK RETNO P 70 C Tuntas

12 1116 SITI AZIZATUR ROFI'AH 90 A Tuntas

13 1132 M IMAM SYAFI'I 75 B Tuntas

14 1105 MUHIMMATUL MUTOHAROH 75 B

Tuntas

15 1099 M ZAHLI FADLI 75 B Tuntas

16 1048 MISBAH AMIN ASRORI 75 B Tuntas

17 1106 NUR HAYATI 75 B Tuntas

18 1119 SITI IMROATIN 75 B Tuntas

19 1059 SITI JAYANTI 80 B Tuntas

20 1074 SITI MAEMUNAH 75 B Tuntas

21 1122 SITI NAFSIYAH 85 A Tuntas

22 1123 SITI NUR FATIMAH 75 B Tuntas

23 1127 SUNTORO 75 B Tuntas

24 1128 UMI ROHMATIN 80 B Tuntas

25 1072 VITA 65 C Belum Tuntas

26 1122 TAUFIK HIDAYAT 75 B Tuntas

56

Page 70: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxx

27 1196 NUR ROHMAT HASIM 65 C Belum Tuntas

Jumlah 2095

Rata-rata 77,59 Keterangan :

Tuntas : P = NF

x 100 % = 2725

x 100 % = 92,60%

Belum Tuntas : P = NF

x 100 % = 272

x 100 % = 7,40%

Dari data tersebut di atas, diperoleh data ketuntasan belajar dari 27

siswa yang mendapat nilai A (85-100) sejumlah 5 siswa (18,52%), yang

mendapat nilai B (75-84) sejumlah 18 siswa (66,66%), yang mendapat nilai C

(65-74) sejumlah 4 siswa (14,81%).

Dari nilai tersebut di atas, dibandingkan dengan siklus I terdapat

kenaikan pada prosentase ketuntasan belajar siswa. Pada kegiatan siklus I

jumlah siswa yang belum tuntas 3 anak (11,11%), pada siklus II menjadi 2

anak (7,40%) sedangkan jumlah siswa yang telah tuntas KKM yaitu 25 anak

(92,60%).

Untuk melihat prosentase kenaikan nilai rata-rata kelas dapat dilihat

pada tabel dibawah ini

Tabel. 8

Nilai Perbandingan Antar Siklus No

Nama Siswa Nilai

Urut Induk Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 1088 A ZAINURI 75 80 80

2 1025 AHMAD RIRIS MULDANI 70 70 75

3 1033 ALFI NUR AINI 75 75 85

4 1091 DELLA WIDYA SARI 70 70 75

5 1100 M ABDUL HAQ 70 70 80

6 1054 NUR HIDAYATUN NAFIAH 80 80 85

7 1111 RIFDA YULIA ALBIQ 85 80 90

8 1046 M ABDUL ROHMAN 80 80 85

9 1055 RIRIN ARIYANTI 75 75 80

10 1090 RUDIK WAHYU ABADI 70 70 75

11 1056 SETYOWATIK RETNO P 60 65 75

57

Page 71: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxi

12 1116 SITI AZIZATUR ROFI'AH 85 85 90

13 1132 M IMAM SYAFI'I 70 75 75

14 1105 MUHIMMATUL MUTOHAROH 75 75 75

15 1099 M ZAHLI FADLI 70 70 75

16 1048 MISBAH AMIN ASRORI 75 75 75

17 1106 NUR HAYATI 65 65 75

18 1119 SITI IMROATIN 65 75 75

19 1059 SITI JAYANTI 75 75 80

20 1074 SITI MAEMUNAH 70 70 75

21 1122 SITI NAFSIYAH 80 85 85

22 1123 SITI NUR FATIMAH 70 75 75

23 1127 SUNTORO 65 70 75

24 1128 UMI ROHMATIN 80 80 80

25 1072 VITA 70 65 65

26 1122 TAUFIK HIDAYAT 75 80 80

27 1196 NUR ROHMAT HASIM 65 70 65

Jumlah 1965 2005 2095

Rata-rata 72.78 74.26 77.59

Dari nilai perbandingan antar siklus tersebut di atas, dapat diketahui

adanya peningkatan nilai rata-rata kelas ditiap siklus. Nilai rata-rata kelas

sebelum diadakan penelitian menunjukkan nilai rata-rata adalah 72,78. Namun

setelah diadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terdapat kenaikan 1,48 %,

sedangkan pada siklus II ada kenaikan nilai rata-rata kelas menjadi 3,33%.

Sedangkan aktifitas siswa selama kegiatan presentasi pada sesi tanya jawab

dan prosentase peningkatan hasil tes terdapat kenaikan seperti terlihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel. 9 Peningkatan Hasil Proses Pembelajaran

Aktifitas Siswa Siklus ke 1

Siklus ke 2

Prosentase keaktifan siswa dalam pembelajaran 33,33% 55,55%

58

Page 72: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxii

Tabel. 10 Peningkatan Hasil Test Siswa

Aktifitas Siswa Siklus ke 1 Siklus ke 2

Prosentase Nilai Siswa Yang Mencapai KKM (70) 88,88% 92,59

Prosentase Siswa yang melebihi KKM (> 70) 59,26% 92,59

Hasil Nilai Rata-rata 74.26 77.59

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa tujuan penelitian yang telah dilaksanakan mengalami

keberhasilan. Dengan kata lain, implimentasi tindakan pembelajaran melalui

metode pembelajaran Koperatif Tipe Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqh materi Hakim

dan Saksi dalam Peradilan Islam dan meningkatkan aktifitas siswa dalam

proses pembelajaran.

59

Page 73: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxiii

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah

dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

group investigation pada mata pelajaran Fiqh pokok bahasan Peradilan Islam

pada siswa kelas XI IPA 2 Madrasah Aliyah Kartayuda Wado Kedungtuban

Blora, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

adalah pembelajaran yang berbentuk tugas kelompok yang diawali dengan

kegiatan diskusi secara berpasangan dalam satu kelompok. Setiap anggota

dalam kelompok saling berbagi informasi tentang materi yang dipelajari.

Setelah diskusi kelompok, setiap kelompok melaporkan atau

mempresentasikan hasil inverstigasi didepan kelas agar kelompok lain

menanggapi, mengajukan pertanyaan sehingga terjadi sebuah diskusi untuk

memecahkan permasalahan. Dalam diskusi ini posisi guru adalah sebagai

narasumber atau fasilitator, mengkolaborasi bersama siswa dalam

mengevaluasi setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh pokok

bahasan Peradilan Islam. Hal ini terbukti pada akhir siklus I, siswa yang

mencapai ketuntasan belajar sebanyak 24 anak (88,88%), dan siswa yang

belum tuntas sebanyak 3 anak (11,11%), sedangkan pada akhir siklus II,

sebanyak 92,60% (25 anak) dan sebanyak 2 anak (7,40%) belum mencapai

ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas siklus I 74,26 dan rata-rata

kelas siklus II 77,59. Sedangkan aktifitas siswa selama kegiatan diskusi dan

presentasi menunjukkan perubahan, siswa lebih aktif selama proses

pembelajaran dan semua siswa telah menjalankan tugas kelompok dengan

baik. Pada siklus I pada saat sesi tanya jawab terdapat 9 (33,33%) anak yang

60

Page 74: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxiv

memberikan ataupun menanggapi jawaban atas beberapa pertanyaan yang

diajukan sedangkan pada siklus II terdapat 15 anak (55,55%) yang aktif

dalam menyampaikan pendapatnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut.

1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada

materi lain perlu kiranya dipertimbangkan sebagai salah satu metode

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pengelolaan kelas dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

group investigation mata pelajaran fiqh perlu mendapat perhatian lebih

untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih kondusif.

3. Pada sesi tanya jawab, guru hendaknya terus memberikan motivasi kepada

siswa agar menyampaikan pendapatnya sehingga proses diskusi menjadi

lebih aktif.

61

Page 75: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxv

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ali, Mohamad, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II, Bandung: IMTIMA, 2007.

-------, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III, Bandung: IMTIMA, 2007.

Asrori, Mohammad, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Wacana Prima, 2008.

Campbell, Linda, dkk, Metode Pembelajaran Berbasis Multi Intelligences, Depok: Intuisi Press, 2004, Cet. I.

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam 2, Jakarta; PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.

Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2008, Cet. Kedua.

Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, Yogyakarta; Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta; 2009.

Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. 1.

Jamaludin, Pembelajaran yang efektif, Proyek Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002, Cet. 2.

Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Madrasah (Madrasah Education Development Project (MEDP) ADB Loan No. 2294-INO (SF).

Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyan IAIN Walisongo Semarang, 2009.

Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Ke-7.

Permenag, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah, Tahun 2008, No. 2.

Permendiknas No. 23 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta: 2006.

Page 76: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxvi

Rasyid, Harun dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima, 2008, Cet. Kedua.

Santika, Ninong, Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk, Bandung: Tinta Emas Publishing, 2008.

Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.

-------, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.

Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta, 2009, Cet. I.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta:

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2008, Cet. 2.

Suwandi, Sarwiji. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13, 2009.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2005.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, Cet. I.

Vena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Winataputra, S Udin, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, Cet. 11.

Yamin, Martinis dan Ansari, I Bansu, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, Cet. 2.

Page 77: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxvii

JADWAL PELAKSANAAN PTK

Nama Peneliti : Ahmad Jani NIM : 073 111 239 Tempat Penelitian : MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora Tahun Pelajaran : 2010 / 2011

No Kegiatan Bulan (Minggu ke)

Nopember Desember 3 4 1 2 3

1 Penyerahan Surat Ijin Riset Penelitian √ - - - - 2 Penyerahan Proposal √ - - - - 3 Tahap Pra Siklus √ - - - - a Observasi dokumen nilai ulangan siswa - - - b Observasi Pembelajaran Model √ - - - - 4 Tahap Persiapan Penyusunan - - - - - a Penyusunan RPP √ - - - - b Persiapan Media Pembelajaran √ - - - - c Menyusun Lembar Observasi Siswa √ - - - - d Menyusun Instrumen Penelitian √ - - - - e Merencakan Tugas Kelompok √ - - - - 5 Siklus I - - - - - a Perencanaan - √ - - - b Tindakan dan Pengamatan - √ - - - c Analisis dan refleksi - √ - - - 6 Siklus II - - - - - a Perencanaan - - √ - - b Tindakan dan Pengamatan - - √ - - c Analisis dan refleksi - - √ - - 7 Tahap Penyusunan Laporan - - √ √ √

Wado, Nopember 2010 Peneliti, Ahmad Jani 073 111 239

Lampiran 1

Page 78: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM KARTAYUDAMADRASAH ALIYAH KARTAYUDATERAKREDITASI BJl Pasar No 10 Wado Kedungtuban Blora Telp ( 0296 ) 420037

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : FIQIH

Kelas / Semester : XI / 1

Mahasiswa : Ahmad Jani

NIM : 073 111 239

Tahun Pelajaran : 2010 / 2011

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM KARTAYUDA MADRASAH ALIYAH KARTAYUDA TERAKREDITASI B Jl Pasar No 10 Wado Kedungtuban Blora Telp ( 0296 ) 420037

lxxviii

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 2

Page 79: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxix

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MA Kartayuda Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : XI / 1 Waktu : 8 x 45 menit

STANDAR KOMPETENSI

3. Memahami ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmahnya

KOMPETENSI DASAR

5.1 Mengidentifikasi ketentuan tentang hakim dan saksi dalam peradilan Islam

INDIKATOR

• Menjelaskan pengertian Hakim

• Menyebutkan macam-macam hakim

• Membedakan antara tugas dan fungsi hakim

• Mengidentifikasi syarat-syarat hakim

• Menunjukkan dalil tentang adanya hakim dalam peradilan Islam

• Menjelaskan pengertian saksi

• Menjelaskan kesaksian orang buta dalam peradilan Islam

MATERI AJAR (MATERI POKOK)

• Hakim dan saksi dalam peradilan Islam

METODE PEMBELAJARAN

• Group Investigation

TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa diharapkan untuk : • Mampu menjelaskan tata cara shalat jenazah

• Mampu memperagakan shalat jenazah laki-laki

• Mampu memperagakan shalat jenazah perempuan

Page 80: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxx

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Siklus I

A Kegiatan Awal 5 menit

- Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

basmalah dan kemudian berdoá bersama sebelum memulai pelajaran.

Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa memahami materi

tentang hakim dan saksi dalam peradilan Islam.

- Guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan,

contohnya:

• Pernahkan anda mengikuti sebuah persidangan?

• Apakah yang dimaksud dengan supremasi hukum?

B Kegiatan Inti 70 menit

- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen

- Setelah kelompok terbentuk, guru membagi materi menjadi 2 bahasan

yaitu;

a. Pengertian Hakim, Fungsi hakim,

b. Etika hakim, Syarat-syarat hakim,

- Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memilih sub

pokok bahasan yang akan dipelajari

- Sebelum proses inverstigasi dimulai guru membagikan lembar

kegiatan yang berisi pertanyaan yang relevan terhadap perencanaan

investigasi ini, contoh

a. Topik penelitian kami

b. Apa yang ingin kami investigasi

c. Apa sumber-sumber kami

Page 81: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxi

- Secara berpasangan siswa melakukan diskusi sesuai dengan sub

pokok bahasan pada kelompok masing-masing (dalam hal ini siswa

berkontribusi terhadap group investigasion kelompok kecil)

- Setelah diskusi secara berpasangan kemudian siswa bergabung dalam

kelompoknya masing-masing untuk berbagi pengetahuan dari hasil

diskusi kecil, (pada kegiatan ini kelompok memilih satu anggota

untuk mencatat kesimpulan )

- Masing-masing kelompok melaporkan atau mempresentasikan hasil

investigasi kepada seluruh kelas (dalam hal ini kelompok

berkontribusi terhadap group investigasion seluruh kelas)

- Kelompok lain dipersilahkan untuk memberikan tanggapan,

mengajukan beberapa pertanyaan sehingga terjadi sebuah diskusi di

dalam kelas

- Selama diskusi berlangsung melakukan evaluasi

- Setelah diskusi selesai, guru mengklarifikasi atas hasil diskusi kelas.

C Kegiatan Akhir / Penutup 15 menit

- Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi

- Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah / do’a

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Siklus II

A Kegiatan Awal 5 menit

- Guru-Siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan

mengucapkan basmalah dan kemudian berdoá bersama sebelum

memulai pelajaran.

Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi

memahami hakim dan saksi dalam peradilan Islam.

- Guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan,

contohnya:

• Mengapa dalam persidangan diperlukan saksi?

• Bagaimana saksi diterima kesaksiannya?

Page 82: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxii

B Kegiatan Inti 70 menit

- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen

- Setelah kelompok terbentuk, guru membagi materi menjadi 2 bahasan

yaitu;

c. Pengertian Saksi, Syarat-syarat saksi

d. Kesaksian orang buta

- Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memilih sub

pokok bahasan yang akan dipelajari

- Sebelum proses inverstigasi dimulai guru membagikan lembar

kegiatan yang berisi pertanyaan yang relevan terhadap perencanaan

investigasi ini, contoh

a. Topik penelitian kami

b. Apa yang ingin kami investigasi

c. Apa sumber-sumber kami

- Secara berpasangan siswa melakukan diskusi sesuai dengan sub

pokok bahasan pada kelompok masing-masing (dalam hal ini siswa

berkontribusi terhadap group investigasion kelompok kecil)

- Setelah diskusi secara berpasangan kemudian siswa bergabung dalam

kelompoknya masing-masing untuk berbagi pengetahuan dari hasil

diskusi kecil, (pada kegiatan ini kelompok memilih satu anggota

untuk mencatat kesimpulan )

- Masing-masing kelompok melaporkan atau mempresentasikan hasil

investigasi kepada seluruh kelas (dalam hal ini kelompok

berkontribusi terhadap group investigasion seluruh kelas)

- Kelompok lain dipersilahkan untuk memberikan tanggapan,

mengajukan beberapa pertanyaan sehingga terjadi sebuah diskusi di

dalam kelas

- Selama diskusi berlangsung melakukan evaluasi

- Setelah diskusi selesai, guru mengklarifikasi atas hasil diskusi kelas.

Page 83: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

C

- Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi

- Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah /

Bahan/Sumber Belajar

• Al Quran dan terjemahan Departemen Agama RI

• Buku pelajaran Pengalaman Fiqih Madrasah Aliyah, Tiga Serangkai, 2008

• Kertas jawaban untuk diskusi kelompok

• Internet

Penilaian :

• Tes perbuatan (Performance Individu)

• Tes tertulis

2010

MengetahuiKepala MA Kartayuda

SUWARNO, S.Ag. M.S.INIP. 150 301 145

Kegiatan Akhir / Penutup

Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi

Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah / do’a

Bahan/Sumber Belajar :

Al Quran dan terjemahan Departemen Agama RI

Buku pelajaran Pengalaman Fiqih Madrasah Aliyah, Tiga Serangkai, 2008

Kertas jawaban untuk diskusi kelompok

Tes perbuatan (Performance Individu)

Blora,

Mengetahui Kepala MA Kartayuda Mahasiswa

SUWARNO, S.Ag. M.S.I AHMAD JANINIP. 150 301 145 NIM. 073 111 239

lxxxiii

15 menit

do’a

Buku pelajaran Pengalaman Fiqih Madrasah Aliyah, Tiga Serangkai, 2008

Blora, 24 Nopember

Mahasiswa

AHMAD JANI NIM. 073 111 239

Page 84: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxiv

LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS I PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Mata Pelajaran : Fiqh Hari / tanggal : Rabu, 24 Nopember 2010 Siklus : I Topik Materi : Pengertian, fungsi dan syarat-syarat hakim Sumber Bahan : Buku Pengalaman Fikih 2, Tiga Serangkai, 2008 Hasil diskusi : 1. Pengertian Hakim adalah orang yang diangkat oleh penguasa untuk mengadili

perkara di antara manusia menurut ketentuan undang-undang yang berlaku, yang bersumber hukum Islam (konsep peradilan Islam).

2. Fungsi hakim pejabat yang melaksanakan tugas-tugas kehakiman 3. Syarat-syarat hakim

Sesuai UU RI. No. 7 tahun 1989 syarat a) Warga Negara Indonesia b) Beragama Islam c) Bertakwa kepada tuhan yang maha Esa d) Setia pada Pancasila dan UUD 1945 e) Bukan bekas anggota PKI f) PNS g) Sarjana Hukum Islam (syari’ah) h) Berumur serendah-rendahnya 25 tahun i) Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela

Sedangkan syarat-syarat hakim menurut Ijma’ para ulama Islam a) Laki-laki yang merdeka b) Berakal c) Beragama Islam d) Adil e) Menguasai segala pokok hukum dan cabangnya f) Sehat jasmani dan rohani

Kelompok : 1 1. Rifda Yulia Albiq ( Ketua ) 2. Alfi Nur’aini ( Sekretaris ) 3. Ahmad Riris Muldani ( Moderator ) 4. Ahmad Zaenuri ( Anggota ) 5. M. Abdul Haq ( Anggota ) 6. Della Widyasari ( Anggota ) 7. Nur Hidayatun Nafi’ah ( Anggota )

Lampiran 3

Page 85: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxv

PERTANYAAN

1. Bagaimana hukum suap dalam peradilan 2. Atas dasar apa peradilan Islam dibentuk 3. jenis hakim dalam memutuskan perkara menurut Islam

KESIMPULAN JAWABAN

1. Hukum suap adalah haram, sesuai hadits nabi

UVWXYZو[او[واZوا]X^وا_ا` ab^cاdefg`Xcواhi`cاhcjkاlmnc Laknat Allah atas orang yang menyuap dan yang disuap di dalam hukuman (Hr. Ahmad dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar)

2. Dasar dibentuknya Peradilan memiliki 3 prinsip yaitu: a) Bahwa penerapan hukum-hukum Islam dalam setiap kondisi adalah wajib. b) Bahwa dilarang mengikuti syari’ah lain selain Islam. c) Syari’ah selain Islam adalah kufur dan batil (taghut).

3. Hakim itu ada 3, 2 diantaranya akan masuk api neraka dan satu akan masuk surga. Seseorang yang mengetahui kebenaran dan menghakiminya dengan kebenaran itu ?msks ia masuk surga, seseorang yang mengetahui kebenaran namun tidak memutuskan berdasarkan kebenaran itu, dia masuk neraka. Yang lain tidak mengetahui kebenaran dan memutuskan sesuatu dengan kebodohannya, dan dia akan masuk neraka.

Page 86: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxvi

LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS I PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Mata Pelajaran : Fiqh Hari / tanggal : Rabu, 24 Nopember 2010 Siklus : I Topik Materi : Etika dan syarat-syarat hakim Sumber Bahan : Buku Pengalaman Fikih 2, Tiga Serangkai, 2008 Hasil diskusi : 1. Etika hakim

a. Menghindari penjatuhan hukuman had karena adanya subhat b. Hakim lebih baik salam mengampuni daripada salam menjatuhkan

hukuman 2. Dasar Hukum pengangkatan hakim dan Hakim Wanita

Al-qur’an ( al-maidah ) Hadits Ijma’

Kelompok : 2 1. Siti Azizatur Rofi’ah ( Ketua ) 2. Ririn Ariyanti ( Sekretaris ) 3. M. Abdul Rochman ( Moderator ) 4. M. Imam Syaf’i ( Anggota ) 5. Muhimmatul Mutoharoh ( Anggota ) 6. Setyowatik Retno P ( Anggota ) 7. Rudik Wahyu Abadi ( Anggota )

Lampiran 3

Page 87: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxvii

PERTANYAAN

1. Macam-macam hakim menurut Islam 2. Sejak kapan diberlakukanya hukuman pernjara dalam Islam 3. Sebutkan jenis-jenis hukuman dalam peradilan Islam

KESIMPULAN JAWABAN

1. Ada 3 macam hakim dalam Islam, yaitu:

1) Qodli ‘Aam: bertanggung jawab untuk menyelesaikan perselisihan ditengah-tengah masyarakat, misalnya masalah sehari-hari yang terjadi didarat, tabrakan mobil, kecelakaan-kecelakaan, dsb.

2) Qodli Muhtasib: bertanggung jawab menyelesaikan perselisihan yang timbul diantara ummat dan beberapa orang, yang menggangu masyarakat luas, misalnya berteriak dijalanan, mencuri di pasar, dsb.

3) Qodli Madzaalim: yang mengurusi permasalahan antara masyarakat dengan pejabat negara. Dia dapat memecat para penguasa atau pegawai pemerintah termasuk khalifah.

2. Khalifah kedua yaitu Umar Ibnu Al Khattab adalah orang pertama yang membuat

penjara dan rumah tahanan di Mekkah. 3. Jenis hukuman

1) Hudud. Hak Allah SWT, seperti perbuatan zina (100 cambukan), murtad

(hukuman mati). 2) Al Jinayat. Hak individu, dia boleh memaafkan tindak kejahatan seperti

pembunuhan, kejahatan fisik. 3) Ta’zir. Hak masyarakat, perkara-perkara yang mempengaruhi kehidupan

masyarakat umum sehari-hari seperti pengotoran lingkungan, mencuri di pasar. 4) Al-Mukhalafat. Hak negara, perkara-perkara yang mempengaruhi kelancaran

tugas negara misal melanggar batas kecepatan.

Page 88: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxviii

Lampiran 4

Page 89: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

lxxxix

Lampiran 5

Page 90: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xc

LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Mata Pelajaran : Fiqh Hari / tanggal : Rabu, 1 Desember 2011 Siklus : II Topik Materi : Pengertian dan Syarat-syarat Saksi Sumber Bahan : Buku Pengalaman Fikih 2, Tiga Serangkai, 2008 Hasil diskusi : 1. Pengertian saksi

Kesaksian (syahadah) diambil dari kata musyahadah berarti melihat dengan mata kepala. Syahid (orang yang menyaksikan) itu memberitahukan tentang apa yang disaksikan dan dilihatnya. Maknanya pemberitahuan seseorang tentang apa yang dia ketahui dengan lafal’ aku menyaksikan atau aku telah menyaksikan;

2. Syarat-syarat saksi a. Islam b. Balig c. Berakal d. Merdeka e. Adil

Kelompok : 3 1. Siti Nafsiyah ( Ketua ) 2. Siti Maemunah ( Sekretaris ) 3. Misbah Amin Asrori ( Moderator ) 4. Siti Jayanti ( Anggota ) 5. Siti Imroatin ( Anggota ) 6. Nur Hayati ( Anggota ) 7. M. Zahli Fadli ( Anggota )

Lampiran 6

Page 91: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xci

DAFTAR PERTANYAAN 1. Maksud saksi yang adil itu apa? 2. Hukuman bagi yang melanggar sumpah 3. Tujuan sumpah dalam peradilan menurut Islam

JAWABAN 1. Maksud Adil; menjauhi dari dosa besar maupun kecil, baik hati, dapat

dipercaya sewaktu marah, menjaga kehormatannya, dan bukan musuh terdakwa maupun musuh keluarganya

2. Hukuman yang melanggar sumpah 1) Memberi makanan pokok kepada 10 fakir miskin dengan ukuran masing-

masing ¾ liter 2) Memberikan pakaian yang pantas kepada 10 orang miskin 3) Memerdekakan seorang hamba sahaya

3. Tujuan Sumpah a. Menyatakan tekad untuk melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh

dan bertanggung jawab terhadap tugas tersebut b. Membuktikan dengan sungguh-sungguh bahwa yang bersangkutan berada

di pihak yang benar .

Page 92: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xcii

LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Mata Pelajaran : Fiqh Hari / tanggal : Rabu, 1 Desember 2011 Siklus : II Topik Materi : Kesaksian orang buta Sumber Bahan : Buku Pengalaman Fikih 2, Tiga Serangkai, 2008 Hasil diskusi :

Menurut Malik dan Ahmad, kesaksian orang buta diperbolehkan dalam hal cara kesaksiannya adalah pendengaran apabila dia mengenal suara. Oleh sebab itu kesaksian orang buta diterima dalam lima hal, nikah, talak, jual beli, pinjam meminjam, nasab, wakaf miliknya mutlak

Imam Syafi’I berkata tidak diterima kesaksian orang buta kecuali dalam lima hal yaitu; nasab, kematian, milik mutlak, riwayat hidup dan tepatnya mengenai apa yang disaksikan sebelum ia buta

Abu Hanifah berkata tidak diterima kesaksian orang buta sama sekali

Kelompok : 4 1. Siti Nur Fatimah ( Ketua ) 2. Umi Rohmatin ( Sekretaris ) 3. Taufiq Hidayat ( Moderator ) 4. Suntoro ( Anggota ) 5. Vita ( Anggota ) 6. Nur Rohmat Hasim ( Anggota )

Lampiran 6

Page 93: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xciii

DAFTAR PERTANYAAN

1. Syarat orang yang bersumpah 2. Lafal yang digunakan untuk bersumpah 3. Mengapa barang bukti diperlukan? Sedangkan ia benar bersalah

JAWABAN

1. Syarat bersumpah

a. Mukallaf artinya sudah dewasa, Islam, berakal sehat b. Didorong oleh kemauan sendiri tanpa paksaan c. Disengaja, bukan karena terlanjur dan lain sebagainya

2. .

3. Digunakan untuk memperjelas masalah terhadap terdakwa yang dapat berupa dokumen resmi, surat-surat. Dalam sebuah hadits nabi dijelaskan bahwa barang bukti wajib bagi yang mendakwa, sedangkan sumpah wajib bagi orang yang mengingkarinya

Page 94: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xciv

SOAL ULANGAN SIKLUS II NAMA : ……………………… Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. Berikut ini yang bukan termasuk bukti adalah …

A. Sumpah B. Mimpi C. Bukti tertulis D. Ikrar E. Saksi seseorang

2. Saksi dalam pengadilan termasuk bagian dari … A. Hakim B. Tergugat C. Bukti D. Pemerintah E. Penggugat yang disampaikan orang

3. Syarat diterimanya saksi yang disampaikan orang buta adalah … A. Tidak melihat B. Melihat C. Mengenal suara D. Tuli dan mengenal wajah E. Berakal

4. Pernyataan berikut yang tidak termasuk syarat-syarat menjadi saksi yang adil adalah … A. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa besar dan dosa kecil B. Menjauhkan diri dari perbuatan bid’ah C. Dapat mengendalikan diri dan jujur pada saat marah D. Berakhlaq mulia E. Orang yang merdeka

5. Membuktikan dengan sungguh-sungguh bahwa yang bersangkutan berada di pihak yang benar, hal ini merupakan … A. Hikmah sumpah B. Arti sumpah C. Alat bukti D. Tujuan sumpah E. Maksud sumpah

6. Orang yang mengajukan gugatan karena merasa dirugikan oleh pihak tergugat disebut … A. Terdakwa B. Mudda’a lahu C. Tergugat D. Penggugat E. Mudda’a ilaih

Lampiran 7

Page 95: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xcv

7. Orang yang diperlukan pengadilan untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan suatu perkara disebut… A. Al-mudda’i B. Saksi C. Mudda’a lahu D. Mudda’alaihi E. Bayyinah

8. Bagi orang yang melanggar sumpah wajib membayar … A. Qadha B. Dam C. Puasa tiga hari D. Kifarat E. Denda

9. Pernyataan berikut adalah cara yang digunakan untuk menetapkan suatu dakwaan, kecuali … A. Ikrar B. Sumpah C. Kesaksian D. Dokumen resmi E. Melihat kejadian

10. Segala sesuatu yang ditunjukkan oleh penggugat untuk memperkuat kebenaran gugatannya disebut …. A. Bayyinah B. Qadhi C. Qarinah D. Qadha E. Imamah

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar 1. Apa yang kamu ketahui tentang penggugat 2. Jelaskan tujuan sumpah 3. Sebutkan syarat-syarat orang yang bersumpah 4. Jelaskan pengertian saksi 5. Sebutkan denda bagi orang yang melangar sumpah

Page 96: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xcvi

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

Pilihan Ganda 1. E 2. C 3. C 4. E 5. D 6. D 7. B 8. D 9. E 10. A Essay 1. Penggugat adalah orang yang mengajukan gugatan karena merasa dirugikan

oleh pihak tergugat (mudda’i) 2. Tujuan sumpah

a. Menyatakan tekad untuk melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab terhadap tugas tersebut

b. Membuktikan dengan sungguh-sungguh bahwa yang bersangkutan berada di pihak yang benar

3. Syarat bagi orang yang bersumpah a. Mukallaf b. Didorong oleh kemauan sendiri c. Disengaja, bukan karena terlanjur dan lain sebagainya

4. Saksi adalah melihat dengan mata kepala, karena orang yang menyaksikan itu memberitahukan tentang apa yang disaksikan dan dilihatnya

5. Denda bagi orang yang melanggar sumpah a. Memberi makanan pokok kepada 10 fakir miskin dengan ukuran masing-

masing ¾ liter b. Memberikan pakaian yang pantas kepada 10 orang miskin c. Memerdekakan seorang hamba sahaya

Lampiran 8

Page 97: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xcvii

KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU R.A DAN MADRASAH

Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang

Nomor : In.06.3/DI/TL.00/ / 2010 Semarang, Nopember 2010 Lamp. : 1 (satu) proposal Hal : Mohon Ijin Riset. An Ahmad Jani NIM 073 111 239

Kepada Yth. Kepala Madrasah Aliyah Kartayuda Jl. Pasar No. 10 Wado Kedungtuban Blora di Blora

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama Ahmad Jani NIM: 073 111 239 sangat membutuhkan data sehubungan dengan penulisan Skripsi yang berjudul ” PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH KELAS XI MA KARTAYUDA WADO KEDUNGTUBAN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”. Dibawah bimbingan saudari Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag. Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi ijin untuk melaksanakan Penelitian di Madrasah Aliyah Kartayuda Wado Kedungtuban Blora selama 30 hari. Atas ijin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. a.n. Dekan, Pembantu Dekan I

Dra. Muntholi’ah, M.Pd NIP. 19670319 19933 2 001 Tembusan disampaikan kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Lampiran 9

Page 98: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM KARTAYUDA

MADRASAH ALIYAH KARTAYUDA

Jl Pasar No 10 Wado Kedungtuban Blora Telp ( 0296 ) 420037

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama NIP

Tempat Tanggal LahirJabatan Alamat

Menerangkan dengan sesungguhnya : Nama Tempat Tanggal LahirNIM Program StudiFakultas Lembaga Semarang

Telah melaksanakan penelitian Kartayuda pada tanggal 2010 dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul :PENERAPAN METODE PEMINVESTIGATIONSISWA PADA MATA PELAPERADILAN ISLAM KEDUNGTUBAN BLORA TA Demikian surat keterangan ini agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM KARTAYUDA

MADRASAH ALIYAH KARTAYUDATERAKREDITASI B

Jl Pasar No 10 Wado Kedungtuban Blora Telp ( 0296 ) 420037

SURAT KETERANGAN Nomor : 1298 / MA.Ka / XII / 2010

Yang bertanda tangan dibawah ini :

: SUWARNO, S.Ag, M.S.I : 150 301 145

Tempat Tanggal Lahir : Blora, 20 April 1961 : Kepala MA Kartayuda

: Pulo Kec. Kedungtuban Kab. Blora

Menerangkan dengan sesungguhnya :

: AHMAD JANI Tempat Tanggal Lahir : Blora, 05 Januari 1982

: 073 111 239 Program Studi : Pendidikan Agama Islam

: Tarbiyah : Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Telah melaksanakan penelitian tindakan kelas di Madrasah Aliyah Kartayuda pada tanggal 15 Nopember 2010 sampai dengan

dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul : PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUINVESTIGATION DALAM UPAYA PENINGKATAN HASSISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH POKOK BAHASAN PERADILAN ISLAM KELAS XI IPA 2 MA KARTAYUDA WADO KEDUNGTUBAN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Demikian surat keterangan ini agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Wado, 18 Desember 2010Kepala, Madrasah Aliyah Kartayuda SUWARNO, S. AgNIP. 150 301 145

xcviii

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM KARTAYUDA

MADRASAH ALIYAH KARTAYUDA

Jl Pasar No 10 Wado Kedungtuban Blora Telp ( 0296 ) 420037

Kab. Blora

Institut Agama Islam Negeri Walisongo

di Madrasah Aliyah sampai dengan 15 Desember

KOOPERATIF TIPE GROUP PAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR

POKOK BAHASAN MA KARTAYUDA WADO

011

Demikian surat keterangan ini agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Desember 2010

Madrasah Aliyah Kartayuda

, S. Ag, M.S.I NIP. 150 301 145

Lampiran 10

Page 99: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/106/jtptiain-gdl-ahm...i penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation

xcix

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : AHMAD JANI

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Blora, 05 Januari 1982

3. Alamat Rumah : RT. 04 / RW. 03 Wado Kedungtuban

Blora

HP : 081 575 093 344 / 087 882 614 610

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. MI Assalam I Wado Kedungtuban Blora Lulus Tahun 1994

b. MTs Al-Ma’ruf Kartayuda Wado Kedungtuban Blora Lulus Tahun

1997

c. MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora Lulus Tahun 2000

d. DII PGSD Universitas Terbuka Jakarta Lulus Tahun 2006

Blora, 21 Maret 2011

Yang membuat

Ahmad Jani


Recommended