LAPORAN KASUS
TB-MDR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Dokter
Dosen Pembimbing :
dr. Toton Suryotono, Sp.PD
Disusun Oleh :
Bunga Kartika Yunus
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RS UMUM KELAS B DAERAH CIANJUR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan menyelesaikan LAPORAN KASUS
dalam STASE ILMU PENYAKIT DALAM RS UMUM DAERAH CIANJUR sesuai
pada waktu yang telah ditentukan.
Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan kasus ini kami buat sebagai dasar
kewajiban dari suatu proses kegiatan yang kami lakukan yang kemudian diaplikasikan
dalam bentuk praktik kehidupan sehari-hari.
Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pembimbing yang telah membantu kami
dalam kelancaran pembuatan laporan kasus ini. Terima kasih juga pada semua pihak yang
telah membantu kami dalam mencari informasi dan mengumpulkan data. Semoga laporan
kasus ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menambah kesempurnaan
laporan kami.
Cianjur, 23 Oktober 2015
Penyusun
BAB I
STATUS PASIEN
Tn. M.B, laki-laki berusia 34 tahun, bertempat tinggal di Nyalindung, datang ke RS
pada tanggal 06 Oktober 2015 dengan sesak nafas sejak satu minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak ± 1 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk berdahak, dahak kadang berwarna
hijau kental kadang disertai bercak kemerahan, pasien juga mengeluh sering berkeringat
saat malam sampai harus mengganti pakaian, disertai demam kadang-kadang , dan berat
badan berkurang, nafsu makan berkurang.
1 minggu yang lalu batuk semakin parah disertai dengan batuk berdarah, dan pasien
mengaku sesak, sesak tidak berkurang saat istirahat dan tidak dapat tidur, lemas, mual
tetapi tidak muntah, nyeri pada perut. Bab normal dan Bak normal.
2 hari SMRS pasien memang mau pergi control ke RS sebelum habis obat, tapi
ternyata keluhan batuk berdahak dan sesak napasnya ini kembali semakin berat. Sesak
napas sampai pasien lemas dan tidak kuat untuk berdiri lagi. pasien mengatakan batuk
berdahaknya tidak lagi berwarna kuning tapi warna hijau yang kadang bercampur darah.
Sakit kepala dan keringat malam sepanjang malam. Mual, muntah, nyeri ulu hati juga
sering dirasakan pasien.
Semalam SMRS pasien sama sekali tidak tidur karena sesaknya yang semakin
memberat dari pada kemarin. Batuk nya terus menerus tidak berhenti sehingga
memperberat sesak napasnya
Pasien dibawa ke IGD pada tanggal 5 oktober 2015 jam 13.15 karena tidak kuat
dengan sesak napasnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Autoanamnesis : pasien dan ayah pasien
± 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama, batuk berdahak
kemerahan disertai sesak dan dinyatakan oleh dokter menderita TB paru dan pasien
mengaku berobat rutin ke BKPM ( Badan Kesehatan Paru Masyarakat ), dan menjalani
pengobatan TB paru selama ± 13 bulan tetapi keluhan pada pasien tidak terlalu berubah
dan dokter mengatakan pengobatan dilanjutkan ± 3 bulan dengan pengobatan suntik,
setelah 3 bulan pengobatan pasien di rujuk ke bandung ke RSHS dan menjalani
pengobatan selama 1 bulan dengan suntikan, pasien merasa kesakitan karena disuntik
terus menerus, pasien memutuskan untuk berhenti berobat sendiri.
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan jantung disangkal oleh pasien
Riwayat Pengobatan
Wawancara dengan klinik DOTS (dr. F)
Pasien dinyatakan putus obat TB MDR ± 2 bulan di RSHS bandung dengan
alasan tidak kuat obat.
Pasien mengaku hanya selama putus obat hanya meminum obat batuk dari warung, tidak
konsumsi jamu-jamu atau obat-obat stelan.
Riwayat Penyakit pada Keluarga
· Riwayat penyakit paru disangkal
· Riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis disangkal
· Riwayat penyakit keganasan disangkal
· Riwayat penyakit saluran kemih disangkal
· Riwayat batuk lama disangkal
· Riwayat asma dan alergi disangkal
Riwayat Alergi
riwayat alergi obat, makanan, cuaca dan bulu disangkal
Riwayat Psikososial
- riwayat merokok 1 bungkus perhari
- konsumsi alcohol disangkal
- pasien mengaku pernah berkunjung ke rumah temanya yang sedang
mengalami pengobatan TB paru
Pemeriksaan Umum
Status generalis : Laki-laki dengan tinggi badan 143 cm dan berat badan 41 kg,berkulit
coklat gelap, berambut pendek sedikit berminyak, memakai kaos berwarna hitam dengan
corak warna kuning dan biru.
tanda-tanda vital. Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran Compos Mentis,
tekanan darah 110/70 mmHg, freukuensi nadi 92 kali/menit, pernapasan 24 kali/menit,
suhu 37,7oC.
Kepala, mata, hidung, telinga, tenggorokan. Kepala : Bentuk normocephal, simetris,
rambut hitam, tidak mudah dicabut. Mata : konjungtiva anemis ada pada kedua mata ,
sklera ikterik tidak ada , pupil isokor kanan dan kiri, refleks cahaya positif pada kedua
mata. Hidung : tidak ada deviasi septum, pernapasan cuping hidung tidak ada, secret dan
darah tidak ada.
Telinga : Simetris kiri dan kanan, liang lapang, membran timpani intak, serumen tidak
ada Tenggorokkan (mulut dan faring) : Mukosa bibir basah, lidah tidak kotor, faring
dan tonsil tidak hiperemis
Leher : Pada inspeksi bentuk normal, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening tidak ada, JVP tidak meningkat
Thoraks : Pada inspeksi bentuk dada kanan dan kiri sama, pergerakan nafas kanan dan
kiri sama, iktus kordis tidak terlihat, palpasi fremitus taktil dan vokal kanan dan kiri
sama, iktus kordis teraba di sela iga V garis midklavikula kiri, perkusi sonor pada kedua
lapang paru, batas atas yaitu sela iga III garis sternalis kiri, batas kanan sela iga IV
garis parasternalis kanan, batas kiri sela iga V garis midklavikula kiri, auskultasi
pernafasan terdapat crackles pada kedua lapang paru, rhonchi tidak ada dan wheezing
tidak ada, bunyi jantung I-II reguler, murmur dan gallop tidak ada.
Abdomen : Pada inspeksi supel, perut tampak datar, dan tidak ada jaringan parut, palpasi
terdapat nyeri tekan epigastrium. Hepar dan lien tidak teraba, perkusi seluruh lapang
abdomen timpani, auskultasi bising usus normal
Ekstremitas : Bagian superior dan inferior akral hangat, sianosis dan edema tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 05 Oktober 2015
Hematologi Rutin
Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,9 12 – 16 g/dl
Hematokrit 39,1 37 – 47 %
Eritrosit 4,16 4.2 – 5.4 10^6/ul
Leukosit 12,5 4.8 – 10.8 10^3/ul
Trombosit 349 150 – 450 10^3/ul
MCV 94,1 80 – 84 fL
MCH 31,0 27 – 31 pg
MCHC 33,0 33 – 37 %
RDW-SD 65,7 37 – 54 fL
PDW 15,7 9 – 14 fL
MPV 7,2 8 – 12 fL
Diferential Hasil Nilai Rujukan
Satuan
LYM % 4,9 26 – 36 %
MXD % 0,5 0 – 11 %
NEU % 94,1 40 – 70 %
Absolut
LYM # 0,61 1.00 – 1.43
10^3/ul
MXD # 0,07 0 – 12 10^3/ul
NEU # 11,77 1.8 – 7.6 10^3/ul
Elektrolit Hasil Nilai Rujukan
Satuan
Natrium (Na)
131,1 135 – 148 mEq/L
Kalium (K)
3,49 3,50 - 5,30 mEq/L
Kalsium (Ca)
0,92 1,15 - 1,29 mEq/L
Kimia klinik
Hasil Nilai Rujukan
Satuan
Glukosa rapid sewaktu
258 <180 mg/dL
Assesment dan Planning
1. Dispnea e.c TB Paru kasus lama putus obat
Susp TB-MDR
Pemeriksaan penunjang foto toraks, sputum BTA (SPS), LED, SGOT dan
SGPT
- O2 3-4 liter/menit
- IVFD RL 1000 cc/24 jam
- Paracetamol 3x1
- Ciprofloxacin 2x 400mg iv
- Nebu Combivent per 12 jam
2. Gastropathy
- Omeplazole 1x40mg iv
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 06 Oktober 2015
Fungsi hati Hasil Nilai Rujukan
Satuan
SGOT
SGPT
33
17
<40
<42
U/l
U/lHematologiLanju Endap Darah 54
MIKROBIOLOGI
BTA 3x
Klasifikasi penyakit Paru
Alasan diagnosis
Bulan ke ABC (awal pengobatan)
Jenis sample Sputum
Dahak A (pertama)
Waktu dahak Sewaktu
Visual dahak Nanah Lendir
Hasil BTA Positif 1
Dahak B (kedua)
Waktu dahak Pagi
Visual dahak Nanah Lendir
Hasil BTA Positif 2
Dahak C (ketiga)
Waktu dahak Sewaktu
Visual dahak Nanah Lendir
Hasil BTA Positif 1
Radiologi 06 Oktober 2015
Hasil analisa thorax konvesional didapatkan:
- Tidak tampak kardiomegali
- TB paru aktiv dengan infeksi sekunder dan top schwarte kiri : infiltrate dengan
sebagian telahberkonsolidasi diparu kanan atas dan kiri atas, penarikan organ
mediastinum kekiri + kavitas dan multiple bullae ( kondisi ini rentan terjadi
pneumothorax)
- Emfisema pulmonum
- Efusi pleura bilateral
Follow up tanggal 9 Oktober 2015( ruang samolo ISO )
S O A P
Anamnesis:
Sesak napas ,
batuk berdahak
(+), demam
(+), mual(+)
muntah (-).
Nyeri perut (+)
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 100/70 mmHg
RR 22 x/menit
HR 84 x/menit
Suhu 38,0 ⁰CMata: KA-/-, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, recles +/+,
Wh -/-
Abd: supel, NTE +
Ekstremitas: akral hangat,
sianosis -/-, edema -/-
1.TB paru aktif kasus
lama putus obat
BTA (+)
Dd/ susp TB-MDR
2. Gastropathy
- O2 3 lt/m
- IVFD RL : D5% 2 : 1
- Ciprofloxacin 2x400mg
(H3) iv
- Neurobion 1x1
- Rimstar 1x3 tab
- Curcurma 1x3 tab
- Paracetamol 3 x 500mg
- Nebu combivent per 12
jam
- Omeprazole 1x40mg iv
Follow up tanggal 12 Oktober 2015( ruang samolo ISO )
S O A P
Anamnesis:
Sesak napas ,
batuk berdahak
(+), demam (-),
mual(+)
muntah (-).
Nyeri perut (+)
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 90/70 mmHg
RR 24 x/menit
HR 84 x/menit
Suhu 37,0 ⁰CMata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, recles +/+,
Wh -/-
Abd: supel, NTE +
Ekstremitas: akral hangat,
sianosis -/-, edema
1. TB paru aktif kasus
lama putus obat
BTA (+)
Dd/ susp TB-MDR
Konsul DOTS
2. Gastropathy
- O2 3 lt/m
- IVFD RL : D5% 2 : 1
- Ciprofloxacin 2x400mg
(H5) iv
- Neurobion 1x1
- Rimstar 1x3 tab
- Curcurma 1x3 tab
- Paracetamol 3 x 500mg
- Nebu combivent per 12
jam
- Omeprazole 1x40mg iv
Follow up tanggal 15 Oktober 2015( ruang samolo ISO )
S O A P
Anamnesis:
Sesak napas ,
Susah tidur
karena sesak
batuk berdahak
(+), demam (-),
mual(+) muntah
(-).
Nyeri perut
(+)↓
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 100/80 mmHg
RR 22 x/menit
HR 84 x/menit
Suhu 36,9 ⁰CMata: KA-/-, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, recles +/+,
Wh -/-
Abd: supel, NTE +
Ekstremitas: akral hangat,
sianosis -/-, edema -/-
1. TB paru aktif
kasus lama putus
obat BTA (+)
Dd/ susp TB-MDR
2. Gastropathy
- O2 3 lt/m
- IVFD RL : D5% 2 : 1
- Streptomisin 1x750mg
iv
- Neurobion 1x1
- Rimstar 1x3 tab
- Curcurma 1x3 tab
- Paracetamol 3 x 500mg
- Nebu combivent per 12
jam
- Omeprazole 1x40mg iv
Follow up tanggal 16 Oktober 2015( ruang samolo ISO )
S O A P
Anamnesis:
Sesak napas↓ ,
batuk berdahak
(+), demam (-),
mual(+) muntah
(-).
Nyeri perut
(+)↓
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 22 x/menit
HR 84 x/menit
Suhu 36,5 ⁰CMata: KA-/-, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, recles +/+,
Wh -/-
Abd: supel, NTE +
Ekstremitas: akral hangat,
sianosis -/-, edema -/-
1. TB paru aktif
kasus lama
putus obat BTA
(+)
Dd/ susp TB-MDR
2. Gastropathy
- O2 3 lt/m
- IVFD RL : D5% 2 : 1
- Streptomisin 1x750mg
iv
- Neurobion 1x1
- Rimstar 1x3 tab
- Curcurma 1x3 tab
- Paracetamol 3 x 500mg
- Nebu combivent per 12
jam
- Omeprazole 1x40mg iv
Follow up tanggal 18 Oktober 2015( ruang samolo ISO )
S O A P
Anamnesis:
Sesak napas↓ ,
batuk berdahak
(+), demam (-),
mual(+) muntah
(-).
Nyeri perut
(+)↓
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 100780 mmHg
RR 24 x/menit
HR 84 x/menit
Suhu 36,9 ⁰CMata: KA-/-, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, recles +/+,
Wh -/-
Abd: supel, NTE +
Ekstremitas: akral hangat,
sianosis -/-, edema -/-
1. TB paru aktif
kasus lama putus
obat BTA (+)
Dd/ susp TB-MDR
2. Gastropathy
- O2 3 lt/m
- IVFD RL : D5% 2 : 1
- Streptomisin 1x750mg
iv
- Neurobion 1x1
- Rimstar 1x3 tab
- Curcurma 1x3 tab
- Paracetamol 3 x 500mg
- Nebu combivent per 12
jam
- Omeprazole 1x40mg iv
Follow up tanggal 20 Oktober 2015( ruang samolo ISO )
S O A P
Anamnesis:
Sesak napas↓ ,
batuk berdahak
(+), demam (-),
mual(+)↓
muntah (-).
Nyeri perut
(+)↓
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 100/80 mmHg
RR 22 x/menit
HR 84 x/menit
Suhu 36,9 ⁰CMata: KA-/-, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, recles +/+,
Wh -/-
Abd: supel, NTE +
1. TB paru aktif
kasus lama putus
obat BTA (+)
Dd/ susp TB-MDR
- O2 3 lt/m
- IVFD RL : D5% 2 : 1
- Streptomisin 1x750mg
iv
- Neurobion 1x1
- Rimstar 1x3 tab
- Curcurma 1x3 tab
- Paracetamol 3 x 500mg
- Nebu combivent per 12
jam
Ekstremitas: akral hangat,
sianosis -/-, edema -/-
2. Gastropathy
- Omeprazole 1x40mg iv
Follow up tanggal 22 Oktober 2015( ruang samolo ISO )
S O A P
Anamnesis:
Sesak napas↓ ,
batuk berdahak
(+), demam (-),
mual(+)↓
muntah (-).
Nyeri perut (-)
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/80 mmHg
RR 22 x/menit
HR 84 x/menit
Suhu 36,0 ⁰CMata: KA-/-, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, recles +/+,
Wh -/-
Abd: supel, NTE +
Ekstremitas: akral hangat,
sianosis -/-, edema -/-
1. TB paru aktif
kasus lama putus
obat BTA (+)
Dd/ susp TB-MDR
Kirim sputum
untuk mengecek
Pasien resisten
terhadap obat
2. Gastropathy
- O2 3 lt/m
- IVFD RL : D5% 2 : 1
- Streptomisin 1x750mg
iv
- Neurobion 1x1
- Rimstar 1x3 tab
- Curcurma 1x3 tab
- Paracetamol 3 x 500mg
- Nebu combivent per 12
jam
- Omeprazole 1x40mg iv
BAB II
ANALISA KASUS
1. TB paru aktiv kasus lama drop out dengan BTA (+)
Dd/ susp TB-MDR
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) yang menyerang jaringan (parenkim)
paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus. Sebagian besar
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya1.
Penularan memalalui droplet nuclei dari orang dengan penyakit tuberculosis
melalui batuk, bersin, berbicara. Droplet nuclei 1 kali batuk bisa mencapai 3.0002
Pada anamnesis pasien didapatkan pasien pernah berkunjung ke rumah
temanya yang sedang menjalani pengobatan TB paru
Symtoms2
1. Batuk 2 minggu atau lebih
2. Demam lebih dari 2 minggu
3. Keringat malam
4. Kehilangan berat badan ( lebih dari 1,5 kg dalam 1 bulan)
Physial signs2
1. Fever termperatur bisa tinggi bisa irregular ( greater than 38.5oC)
2. Pulse pulse rate may be raised because of fever
3. Chast there may be no abnormal signs, crackles in the lung apices more
pronounced on deep breathing ; localized wheeze in local obstruction or
pressure ; dullness where is effusion and in cronic disease there may be
extensive fibrosis with the trachea pulled to one side
pada pasien mengalami batuk berdahak dan demam lebih dari 2 minggu,
keringat malam (+), BB turun (+), pada pemfis terdapat creckles (+/+)
PEMERIKSAAN DAHAK1,2
Pemeriksaan dahak (sputum) berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai
keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk
penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu
(SPS)1 :
S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung
pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk
mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua.
P (pagi) : dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera
setelah bangun tidur. Pot dahak dibawa dan diserahkan sendiri kepada
petugas.
S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat menyerahkan dahak
pagi1.
Pada pasien untuk sputum BTA (SPS) = POSITIF
DIAGNOSIS TB
• Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu
- pagi - sewaktu (SPS).
• Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman
TB. Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis merupakan diagnosis utama
• Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan
sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya
• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks
saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru,
sehingga sering terjadi overdiagnosis
Pada keadaan tertentu dengan pertimbangan medis spesialistik, alur diagnosis ini dapat
digunakan secara fleksibel yaitu pemeriksaan mikroskopik dapat dilakukan bersamaan
dengan foto thoraks dan pemeriksaan yang diperlukan.
Suspek TB paru adalah seseorang dengan batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih disertai dengan atau tanpa gejala lain.
Antibiotik non OAT adalah antibiotik spektrum luas yang tidak memilki efek anti TB
(jangan gunakan fluorokuinolon).
A. Klasifikasi TB Paru 1
Dalam Klasifikasi TB Paru ada beberapa pegangan yang prinsipnya hampir
bersamaan.PDPI membuat klasifikasi berdasarkan gejala klinis, radiologis dan hasil
pemeriksaan bakteriologis dan riwayat pengobatan sebelumnya. Klasifikasi ini dipakai
untuk menetapkan strategi pengobatan dan penanganan pemberantasan TB:
1. TB Paru BTA positif yaitu:
- Dengan atau tanpa gejala klinis
- BTA positif mikroskopis +
- Mikroskopis + biakan +
- Mikroskopis + radiologis +
- Gambaran radiologis sesuai dengan TB Paru
2. TB Paru (kasus baru) BTA negatif yaitu:
- Gejala klinis dan gambaran radiologis sesuai dengan TB Paru aktif
- Bakteriologis (sputum BTA): negatif, jika belum ada hasil tulis belum diperiksa.
- Mikroskopis -, biakan, klinis dan radiologis +
3. TB Paru kasus kambuh :
- Riwayat pengobatan OAT yang adekuat, gejala klinis dan gambaran radiologis
sesuai dengan TB Paru aktiftetapi belum ada hasil uji resistensi.
4. TB Paru kasus gagal pengobatan :
- Gejala klinis dan gambaran radiologis sesuai dengan TB Paru aktif, pemeriksaan
mikroskopis + walau sudah mendapat OAT, tetapi belum ada hasil uji resistensi.
5. TB Paru kasus putus berobat :
- Pada pasien paru yang lalai berobat
6. TB Paru kasus kronik, yaitu:
- Pemeriksaan mikroskopis + , dilakukan uji resistensi.
Pada pasien riwayat minum obat OAT 13 bulan dan berhenti sendiri karena tidak
kuat pengobatan OAT, BTA (+), pengobatan lama tanpa ada perbaikan, dan
sekarang pasien mengeluh gejala yang sama berulang
Kesimpulan : TB paru aktiv kasus lama putus obat dengan BTA (+)
RESUME
laki-laki berusia 34 tahun, bertempat tinggal di Nyalindung, datang ke RS pada
tanggal 06 Oktober 2015 dengan sesak nafas sejak satu minggu SMRS. Keluhan batuk
berdahak lebih dari 2 minggu dengan demam, keringat malam dan penurunan berat
badan, disertai mual dan nyeri pada perut, pemeriksaan fisik terdapat creckles pada kedua
lapang paru dan pada pemeriksaan radiologi dinyatakan TB paru aktiv dengan kavitas dan
pada pemeriksaan BTA (+) pada SPS. Riwayat pengobatan tidak tuntas (+)
pada teori diapatkan sesuai pada gejala dipasien dan keluhan tidak membaik dengan
pengobatan kategori 1 dan 2, direncanakan ke diagnosis TB-MDR dengan cek resistant
pada obat kategori 1 .
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Nasional
Pengendaliaan Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Pedoman Pengendalian Tuberculosis Paru Departemen Kesehatan tahun 2011
3. WHO. 2010. Treatment of Tuberculosis : guideline -4th Edition
4. National Tuberculosis Management Guideline tahun 2014