Transcript
Page 1: Keratitis Superfisial Dan Dalam

. Keratitis Superfisial dan Dalam

Temuan pada kasus inflamasi kornea pada lesi yang bersifat superfisial umumnya berbeda dengan kasus pada lesi dalam.

Pada lesi superfisial, dapat ditemukan:3

Erosi epitel pungtata, merupakan tanda awal dari defek epitel, berupa defek berukuran sangat kecil pada pulasan dengan fluorescein dan rose bengal.

Keratitis epitel pungtata, berupa gambaran sel epitel yang granular, opalescent, membengkak, disertai dengan infiltrat intraepitelial fokal, umumnya dapat terlihat tanpa pulasan khusus.

Infiltrat subepitelial. Keratitis pungtata superfisialis, dengan morfologi seperti titik. Filamen, berupa struktur seperti benang yang terdiri atas mukus dan sel epitel yang

telah mengalami degenerasi, bergerak dengan mengedip, dan menempel pada ujung kornea.

Edema epitel, umumnya disertai vesikel kecil dalam jumlah banyak atau bula. Neovaskularisasi superfisial, merupakan pertana adanya iritasi permukaan okular

kronik maupun hiposkia. Pannus, yaitu neovaskularisasi yang disertai dengan perubahan subepitelial dari

limbus yang bersifat degeneratif.

Page 2: Keratitis Superfisial Dan Dalam

Gambar 4. Lesi Superfisial Kornea – Erosi epitel pungtata, Keratitis epitel pungtata, filamen, edema kornea dengan bula, neovaskularisasi superfisial, pannus.3

Pada lesi dalam, dapat ditemukan:3

Infiltrat, merupakan area fokal dengan inflamasi stromal akut yang tersusun atas sel inflamatori disertai debris seluler maupun ekstraseluler dan nekrosis. Temuan yang tampak adalah gambaran berwarna kekuningan atau putih kelabu pada stroma anterior. Secara umum, infiltrat yang terbentuk dapat bersifat infektif maupun steril, dengan pembeda sesuai dengan parameter pada tabel berikut:

Tabel 1. Karakteristik Infiltrat Kornea3

Parameter Infiltrat Infektif(Supuratif)

Infiltrat Steril(Non Supuratif)

Ukuran Besar KecilProgresi Cepat LambatDefek Epitel Umumnya ada dan besar Umumnya tidak ada dan kecilNyeri (Pain) Sedang – berat RinganSekret (Discharge) Purulen MukopurulenJumlah Lesi Tunggal JamakLokasi pada Mata Unilateral BilateralReaksi COA Berat Ringan Lokasi Sentral PeriferReaksi Korneadi sekitarnya

Ekstensif Terbatas

Ulserasi, merupakan tanda adanya ekskavasi jaringan terkait dengan defek epitel. Vaskularisasi. Deposisi lemak, penanda inflamasi kronik dengan kebocoran dari pembuluh darah

kornea yang baru. Lipatan pada membran Descemet, dapat dihasilkan dari edema kornea yang telah

melampaui batas toleransi endotelium. Descemetocele, merupakan herniasi dari membran Descemet ke dalam kornea dengan

gambaran menyerupai gelembung. Kerusakan pada membran Descemet. Gambaran kebocoran cairan pada tes Seidel. Tes ini dilakukan menggunakan tetes

fluorescein 2% pada slit lamp dengan cobalt blue filter untuk mendeteksi perubahan dari warna jingga jelap menjadi hijau kuning terang.

Page 3: Keratitis Superfisial Dan Dalam

Gambar 5. Lesi Dalam Kornea – Infiltrasi, ulserasi, vaskularisasi, deposisi lemak, lipatan pada membran Descemet, kerusakan traumatik pada membran Descemet.3

Prinsip Tatalaksana Umum

Pada seluruh kasus keratitis, tatalaksana yang umumnya dilakukan meliputi kontrol infeksi serta inflamasi dan promosi penyembuhan epitel.

Infeksi dapat dikontol dengan agen antimikrobial sesuai dengan etiologinya. Penggunaan steroid topikal dengan tujuan supresi inflamasi harus dilakukan dengan hati – hati karena dapat melemahkan imunitas tubuh dan mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu serta memperlambat proses reepitelisasi. Pada kasus keratitis akibat penyakit autoimun, agen imunosupresif dapat digunakan.

Promosi penyembuhan epitel dapat dilakukan dengan reduksi pajanan pada obat – obatan toksik, lubrikasi dengan air mata buatan dan salep, penutupan kelopak mata sementara, cangkok membran ambrionik pada defek epitel persisten yang unresponsif, maupun perekat jaringan untuk menutup perforasi kecil.2,3