Download pdf - BAB I

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPengembangan teori permintaan uang untuk transaksi satelah Keynes, terutama adalah Prof. William Baumal dan Prof James Tobin. Kedua ekonomi ini mengembangkan teori perkambangan teori Keynes baik permintaan uang untuk tujuan transaksi maupun untuk tujuan spekulasi. Namun, pendekatan dari baumol sedikit lebih sederhana dari pada pendekatan Tobin.Model dari baumol bertitik tolak dari anggapan bahwa seseorang menerima pendapatan sejumlah tertentu secara regular setiap waktu (misalnya setiap awal bulan). Untuk menyederhanakan dianggap bahwa ia selalu membelanjakan penghasilannya untuk kebutuhan transaksi sejumlah tertentu (tetap/konstan) setiap harinya. Boumol menganggap bahwa kebutuhan uang dari seseorang atau perusahaan untuk tujuan transaksi pada hakekatnya sama dengan kebutuhan stok/inventori suatu barang.Menurut Tobin antara pengeluaran dan penghasilan bisa saja tidak terjadi persamaan. Hal ini memaksa seseoarang untuk selalu menyediakan alat pembayara. Namun Tobin menjelaskan bahwa alat pembayaran (kebutuhan transaksi) tersebut tidak selalu harus berupa uang tunai/kas. Seseorang bisa menggunakan obligasinya untuk melakukan pembayaran.Selain pengembangan teori permintaan uang untuk tujuan transaksi, profesor James Tobin dari Yale University juga mengembangkan teori permintaan uang untuk tujuan spekulasi dari Keynes. Dalam teori Keynes menganggap bahwa kekayaan yang dimiliki oleh individu merupakan bagian kecil dari kekayaan total dimasyarakat. Individu-individu dalam masyarakat mempunyai pendapatan yang beraneka ragam mengenai tingkat bunga yang dianggap normal dan ini berarti bahwa titik-titik pada kurva permintaan agregat menyebar dari tingkat bunga rendah. Kelemahan dari teori Keynes tersabut adalah bahwa pada suatu saat seseorang individu akan memegang seluruh kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau seluruhnya dalam bentuk obligasi, dan tidak ada kemungkinan individu memegang suatu kombinasi uang dan obligasi karena fungsi permintaannya yang berbentuk siku-siku yang patah. Kondisi ini tidak sesuai dengan kenyataan dimasyarakat. James Tobin berusaha mengatasi kelemahan dari teori Keynes. Teori James Tobin ini disebut teori portofolio.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana perkembangan teori permintaan uang untuk transaksi ?2. Bagaimana perkembangan teori permintaan uang untuk spekulasi ?

1.3 TUJUAN1. Untuk mengetahui perkembangan teori permintaan uang untuk transaksi.2. Untuk mengetahui perkembangan teori permintaan uang untuk spekulasi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PERKEMBANGAN TEORI PERMINTAAN UANG UNTUK TRANSAKSIA. Perkembangan Teori Permintaan Uang Untuk Transaksi Dari BaumolModel dari baumol bertitik tolak dari anggapan bahwa seseorang menerima pendapatan sejumlah tertentu secara regular setiap waktu (misalnya setiap awal bulan). Untuk menyederhanakan dianggap bahwa ia selalu membelanjakan penghasilannya untuk kebutuhan transaksi sejumlah tertentu (tetap/konstan) setiap harinya. Boumol menganggap bahwa kebutuhan uang dari seseorang atau perusahaan untuk tujuan transaksi pada hakekatnya sama dengan kebutuhan stok/inventori suatu barang. Tentunya yang terjadi pertimbangan utama dari stok adalah factor biaya. Perlu kita ingat disini bahwa uang tunai tidak menghasilkan penghasilan apapun. Uang tunai dipegang karena uang tunai bisa digunakan untuk tujuan transaksi, sedang obligasi tidak bisa digunakan untuk belanja kecuali kalau ditukarkan menjadi uang tunai lebih dulu. Karena obligasi menghasilkan penghasilan bunga, maka orang tersebut akan lebih suka memegang pendapatan totalnya sebayak mungkin dalam bentuk obligasi dan memegang seminiminal mungkin dalam bentuk uang tunai.Berikut akan dijelaskan penentuan jumlah uang kas yang optimum/ongkos paling rendah misalnya: T = nilai riil pendapatan selama satunperiode penghasilan (missal 1 bulan)R = tingkat bunga (tetap setiap priode)B = biaya perantara (brokers fee) yang besarnya tetap, tidak tergantung pada besarnya K = Nilai riil surat berharga yang ditukarkan dengan uang kas setiap kali, atau besarnya uang kas yang diambil dari tabungan setiap kalinya.

Jadi besarnya transaksi selama 1 bulan adalah jumlah pendapatan dibagi dengan besarnya uang kas yang setiap saat akan dipegang (T/K).

OS adalah periode penghasilan dan selama periode tersebut ia memperoleh penghasilan T. Sejumlah uang tunai tertentu (=K) dipegag pada awal setiap periode pembelanjaan OS1 = S1S2 = S2S4. Pada waktu O ia memperoleh stok uang tunai sebesar K, yang ia pergunakan dengan tingkat penggunaan yang konstan setiap harinya, sehingga grafik stok uang yang dipegang pada setiap waktu antara waktu O dan S1 adalah garis lurus AS1. Pada waktu mencapai S1 stok uangnya habis dan dan pada saat itu ia akan menjual obligasi lagi untuk memperoleh stok uang sebesar K, yang selanjutnya ia gunakan untuk transaksi dengan pola yang sama. Garis BS2 adalah grafik stok uang yang ada ditangan selama periode pembelanjaan S1S2. Pada waktu S2 stok uangnya yang lama habis, dan ia memperoleh stok baru sebesar K lagi, dan ia digunakan dengan pola yang serupa. Demikian proses ini akan berulang terus menerus. Dari pembayaran jelas bahwa ongkos-ongkos yang ia bayar untuk penjualan obligasi selama periode penghasilan.

OS adalah b

Sedangkan opportunity cost berupa kehilangan bunga (karena ia memegang uang tunai dan bukan obligasi) adalah tingkat bunga R dikalikan stok rata-rata selama periode tersebut. Stok rata-rata adalah jelas sama dengan K. Jadi biaya bunga yang ia tagung selama periode tersebut adalah., biaya total C adalah penjumlahan dari biaya penjualan obligasi dan biaya bunga.Dengan demikian, total biaya memegang uang kas (TK) adalah:TK = biaya penjumlahan obligasi + biaya bunga

Berdasarkan formulasi TK di atas, maka kita bias menentukan jumlah kas optimum atau jumlah kas dengan biaya memegang kas (TK) yang paling minimum yaitu dengan menurunkan TK:TK = 0

Jumlah uang tunai yang ia pegang secara rata-rata satu periode adalah , jadi permintaan uang untuk transaksi adalah:

Persamaan di atas ( Boumol ) berbeda dengan fungsi permintaan uang untuk transaksi dari Keynes yang hanya tergantung pada pendapatan ( Md = kY ). Implikasi-implikasi dari persamaan permintaan uang untuk transaksi dari Boumol adalah:1. Jika untuk menukarkan surat berharga/mengambil tabungan tidak dikenakan biaya (b=0), maka tidak ada permintaan uang kas. . 2. Adanya economics of scale dalam penggunaan uang kas mengakibatkan jika pendapatan naik, volume transaksi naik, maka prosentase uang kas yang diinginkan akan turun ( Md akan turun ). Dengan demikian, jika T naik 4 kali maka Md hanya naik 2 kali.3. Permintaan uang untuk transaksi (Md) tergantung pula pada tingkat bunga dan biaya penjualan obligasi (brokers fee). Sementara Keynes menganggap yang mempengaruhi permintaan uang untuk transaksi hanya pendapatan. Hal inilah yang membedakan antara teori Boumol dan Keynes.4. Dari segi ekonomi makro permintaan uang dengan motif transaksi tidak hanya dipengaruhi pendapatan nasional, tetapi juga distribusi pendapatan masyarakat di Negara tersebut.5. Perkembangan teknologi keuangan menyebabkan turunnya biaya transaksi , sehingga akan menurubkan rata-rata kas yang dipegang oleh individu.Dengan demikian, menurut Boumol permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tingkat bunga. Hal ini membedakan teorinya dengan Keynes dimana menurut Keynes permintaan uang untuk tujuan transaksi tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga.

B. Perkembangan Teori Permintaan Uang untuk Transaksi Dari TobinBaumol telah menunjukkan dengan jelas bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi dipengaruhi oleh tingkat bunga. Hubungan antara permintaan uang untuk transaksi (dari Baumol) dengan tingkat bunga ini selanjutnya dianalisa oleh James Tobin. Menurut Tobin antara pengeluaran dan penghasilan bisa saja tidak terjadi persamaan. Hal ini memaksa seseoarang untuk selalu menyediakan alat pembayara. Namun Tobin menjelaskan bahwa alat pembayaran (kebutuhan transaksi) tersebut tidak selalu harus berupa uang tunai/kas. Seseorang bisa menggunakan obligasinya untuk melakukan pembayaran.Namun permasalahan yang perlu dipecahkan seorang pemilik kekayaan adalah:1. Waktu/skedul yang optimal yang akan memberikan Rn (pendapatan yang maksimum) jika jumlah transaksi sebayak n dan tingkat bunga sebasar r2. Bayaknya transaksi yang optimal (n*) dimana akan diperoleh Rn yang maksimum pada tingkat bunga sebesar r3. Bagaimana hubungan antara transaksi yang optimal (n*) dengan tingkat bunga sebesar rBerikut ini akan dibahas bagaimana tobin menjawab ketiga masalah tersebut.

Waktu Transaksi Yang Optimal Menurut Tobin, seseorang membutuhkan uang untuk transaksi tidak hanya berupa uang transaksi tidak hanya berupa uang kas tetapi juga dapat berupa surat berharga/obligasi. Untuk itu, seseorang akan mewujutkan pendapatannya dalam dua bentuk yaitu uang kas dan surat berharga. Ketika uang kas yang dipegang habis, maka seseorang akan menukarkan suat berharganya untuk kepentingan transaksi. Dengan demikian, seperti yang dijelaskan diatas, permintaan uang untuk transaksi juga tergantung oleh tingkat bunga. Yang dimaksud transaksi disini adalah transaksi membeli dan transaksi menjual surat barharga. Seseorang akan melakukan transaksi ini minimal dua kali yakni transaksi membeli surat berharga dan transaksi menjual kambali surat berharga tersebut ketika uang kasnya habis. Perhatikan gambar berikut ini.

Pendapatan selama satu periode adalah sebesar Y. pada gambar 7.2 (a) menunjukkan bahwa pada awal periode, seseorang hanya mewujudkan semua pendapatan dalam bentuk uang kas saja. Pembelian surat berharga baru dilakukan pada saat t1 sedangkan penjualan kembali surat berharga dilakukan pada saat t2 sebelum uang kas yang dipegang habis. Sehingga, besarnya pendapatan bunga yang diperoleh seseorang dari transaksi adalah sebesar A1. Gambar 7.2 (b) menunjukkan bahwa seseorang mewujudkan pendapatan dalam bentuk uang kas dan surat berharga pada awal periode (0-t1) dan dijual kembali pada saat uang kas yang dipegangnya habis yaitu t2. Sehingga, pendapatan bunga yang diperoleh adalah sebesar A2. Dengan demikian untuk mendapatkan bunga yang optimal maka:1. Pembelian surat berharga perlu dilakukan sejak awal memperoleh pemdapatan, dan2. Menjual surat berharganya ketika uang kas yang dipegangnya habis.Dengan cara yang sama, maka dapat diperoleh waktu yang optimal untuk tiga transaksi sebagai berikut.

Keterangan:t1: membeli surat berhargat2: menjual surat berharga, dant3: menjual surat berharga

Jumlah Transaksi Yang Optimal nJumlah transaksi yang optimal n akan tercapai pada saat pendapatan bersih obligasi mencapai maksimum, yakni ketika selisih antara Rn dan na paling besar. Secara grafis, ditunjukkan oleh gambar 7.4. Gambar 7.4 jelas menunjukkan jika pendapatan bersih saat n lebih besar daripada saat n1 maupun n2 ( Rn > Rn1 dan Rn > Rn2 )

Hubungan Antara dan Yang Dipegang Dengan rMenurut Tobin hubungan dengan n adalah positif. Sedangkan n dengan r mempunyai hubungan positif pula, sehingga hubungan dengan r juga positif. Hubungan antara , , dan r sebagai berikut :

Gambar di atas berarti bahwa semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin banyak rata-rata obligasi yang dipegang dan berarti semakin sedikit jumlah uang tunai. Begitu pula sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga seperti yang dijelaskan baumol.

2.2 PERKEMBANGAN TEORI PERMINTAAN UANG UNTUK SPEKULASISelain pengembangan teori permintaan uang untuk tujuan transaksi, profesor James Tobin dari Yale University juga mengembangkan teori permintaan uang untuk tujuan spekulasi dari Keynes. Dalam teori Keynes menganggap bahwa kekayaan yang dimiliki oleh individu merupakan bagian kecil dari kekayaan total dimasyarakat. Individu-individu dalam masyarakat mempunyai pendapatan yang beraneka ragam mengenai tingkat bunga yang dianggap normal dan ini berarti bahwa titik-titik pada kurva permintaan agregat menyebar dari tingkat bunga rendah. Asumsi tersebut menjamin kurva permintaan agregat agar uang untuk spekulasi mempunyai slipe negatif yang smooth (halus). Hal ini berbedah dari kurva permintaan uang spekulasi secara individu yang berbentk kurva patah (tidak kontiyu).Kelemahan dari teori Keynes tersabut adalah bahwa pada suatu saat seseorang individu akan memegang seluruh kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau seluruhnya dalam bentuk obligasi, dan tidak ada kemungkinan individu memegang suatu kombinasi uang dan obligasi karena fungsi permintaannya yang berbentuk siku-siku yang patah. Kondisi ini tidak sesuai dengan kenyataan dimasyarakat. Dalam kenyataan kita jumpai orang memegang berbagai kombinasi antara uang dan surat-surat berharga atau melakukan diversifikasi bentuk kekayaan yang mereka pegang. James Tobin berusaha mengatasi kelemahan dari teori Keynes. Teori James Tobin ini disebut teori portofolio. Teori portofoliu bertitik tolak pada anggapan bahwa: semakin besar expected return/pendapatan (dari obligasi) yang diharapkan maka semakin besar tingkat resiko yang dihadapi. Sebaliknya, semakin kecil expected return (E) maka semakin kecil tingkat resikonya (R) yang dihadapi. Untuk itu hubungan antara E dan R merupakan hubungan positif. Seseorang akan mendapatkan kepuasan yang lebih besar jika semakin besar nilai kekayaanya atau penghasilanya. Sehingga, semakin besar nilai kekayaannya maka semakin bergeser ke atas kurva indefferennya.

Gambar kurva indifference di atas menunjukkan untuk mendapatkan kepuasan tertentu (In), maka seseorang bisa memilih kombinasi titik A (R1,E1) atau titik B (R2,E2). Pada titik A, expect return yang diterima rendah tetapi risiko yang akan dihadapi juga rendah. Pada titik B, expect return nya semakin besar, tapi risiko yang dihadapi pemilik obligasi juga semakin besar. Sedangkan gambar 7.7 menunjukkan kurva-kurva indifferen yang memberikan tingkat kepuasan yang berbeda.

Setiap titik pada kurva I menunjukkan berbagai kombinasi pendapatan yang diharapkan (E) dan resiko (R) yang menghasilkan kepuasan bagi orang tersebut. Semakin tinggi posisi I semakin tinggi tingkat kepuasan yang diperoleh (jadi I5 > I4 > I3 > I2 > I1). Kurva-kurva indiffernsi tersebut cem,bung kearah sumbu horizontal karena kita menganggap berlaku law of diminishing marginal utility. Semakin kaya seseorang semakin enggan ia menggunakan resiko. Untuk mengurangi resiko tertentu ia berani membayar lebih besar, berupa penurunan imbalan E yang semakin besar. Hal ini sejalan dengan interpretasi kurva indeferensi dalam teori permintaan, semakin banyak barang X yang dipunyai (relatif) dibandingkan barang Y, semakin besar tambahan barang X yang harus dikonsumsikan untuk menggantikan setiap unit Y yang hilang, agar tetap bisa mempertahankan tingkat kepuasaannya.Asumsi yang digunakan dalam teorinya Tobin adalah individu hanya memiliki dua pilihan dalam memegang kekayaan. Kekayaan tersebut diwujudkan dalam bentuk uang tunai dan obligasi. Obligasi akan memberikan penghasilan berupa bunga dan capital gain (jika harga beli obligasi renda dari harga jualnya), namun disertai resiko berupa capital loss (jika harga beli obligasi lebih renda dari harga jualnya). Kekayaan yang diwujudkan dalam kekayaan uang tunai tidak menanggung resiko kerugian, namun juga tidak memberikan penghasilan kepada pemegangnya.Seseorang pasti mengiginkan kepuasan yang setinggi-tinggiya. Namun, hal ini tidak bisa diwujudkan karena keinginan tersebut dibatasi oleh jumlah kekayaan yang dimiliki. Dalam teori konsumsi, kepuasan maksimum dibatasi oleh garis anggaran (budget line). Budget line seorang investor (pemilik kekayaan) hal ini disebut Garis Harga Seorang Investor yang ditunjukkan oleh gambar 7.8 berikut ini.

Keterangan gambar 7.8 :1. Pada saat kombinasi E dan R berada pada titik A (E1 dan R1), maka tidak ada (pendapatan yang akan diterima) dan R (risiko yang akan ditanggung). Ini berarti semua kekayaan diwujudkan dalam bentuk uang tunai tanpa obligasi.2. Pada saat kombinasi E dan R berada pada titik B, maka E2 > E1 dan R2 > R1. Ini berarti semakin banyak kekayaan telah diwujudkan obligasi dan jumlah uang tunai berkurang. 3. Dan seterusnya.Dengan demikian semakin besar pendapatan yang diharapkan, maka semakin besar risiko yang dihadapi, semakin besar kekayaan yang harus diwujudkan dalam bentuk obligasi dan semakin sedikit kekayaan yang diwujudkan dalam bentuk kas.Garis Harga Seorang Investor dapat bergeser jika ada perubahan tingkat bunga. Pergeseran Garis Harga Seorang Investor tersebut digambarkan sebagai berikut.

Untuk menentukan kombinasi antara uang tunai dengan obligasi yang paling menguntungkan maka dicari kondisi dimana kurva indifferen bersinggungan dengan Garis Harga Seorang Investor seperti gambar berikut.

Kurva indifferen I3 adalah kurva yang memberikan kepuasan yang paling maksimal. Sedangkan kurva I1 menunjukkan bahwa kurva tersebut berada di bawah Garis Harga Seorang Investor, dan ini berarti ada kekayaan yang tidak termanfaatkan. Untuk itu, I2 yang bersinggungan dengan garis harga seorang investor lah yang akan memberikan kepuasan yang paling maksimal bagi seorang imvestor.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULANMenurut Baumol permintaan uang untuk tujuan transaksi dipengaruhi oleh tingkat bunga. Hal ini yang membedakan teorinya dengan Keynes dimana menurut Keynes permintaan uang untuk tujuan transaksi tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Sedangkan menurut Tobin antara pengeluaran dan penghasilan bisa saja tidak terjadi persamaan. Hal ini memaksa seseoarang untuk selalu menyediakan alat pembayara. Namun Tobin menjelaskan bahwa alat pembayaran (kebutuhan transaksi) tersebut tidak selalu harus berupa uang tunai.Selain pengembangan teori permintaan uang untuk tujuan transaksi, profesor James Tobin juga mengembangkan teori permintaan uang untuk tujuan spekulasi dari Keynes. Dalam teori Keynes menganggap bahwa kekayaan yang dimiliki oleh individu merupakan bagian kecil dari kekayaan total dimasyarakat. Individu-individu dalam masyarakat mempunyai pendapatan yang beraneka ragam mengenaitingkat bunga yang dianggap normal dan ini berarti bahwa titik-titik pada kurva permintaan agregat menyebar dari tingkat bunga rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Surjanti, Jun dan Seno Aji, Tony. 2009. Dasar-Dasar Ekonomi Moneter. Surabaya: Unesa University Press.10