25
DAFTAR ISI Daftar isi 1 DAFTAR ISI Lembar Persetujuan Pembimbing 2 1. BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang . 3 1.2 Gambaran Komunitas dan area masalah warga pinggiran sungai Kalimalang .4 1.2.1 Gambaran umum Komunitas .………………………………………...4 1.2.1.1 Profil Tri Lestari ……………………………………………4 1.2.1.2 Profil Bagaskara Akbar ……………………………………..5 1.2.1.3 Profil Supriyono ……………………………………….5 1.2.1.4 Profil Eneng Fatimah ……………………………………….6 1.2.1.5 Profil M.Syaiful …………………………………………....6 1.2.1.6 Profil Adi putra …………………………………………….7 1.2.1.7 Profil Suryanti ……………………………………………..8 1.3 Penentuan Area Masalah Kesehatan 9 1

yarsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl,gua juga lupa isinya tentang apa

Citation preview

Page 1: yarsi

DAFTAR ISI

Daftar isi 1

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing 2

1. BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang . 3

1.2 Gambaran Komunitas dan area masalah warga pinggiran sungai

Kalimalang .4

1.2.1 Gambaran umum Komunitas .………………………………………...4

1.2.1.1 Profil Tri Lestari ……………………………………………4

1.2.1.2 Profil Bagaskara Akbar ……………………………………..5

1.2.1.3 Profil Supriyono ……………………………………….5

1.2.1.4 Profil Eneng Fatimah ……………………………………….6

1.2.1.5 Profil M.Syaiful …………………………………………....6

1.2.1.6 Profil Adi putra …………………………………………….7

1.2.1.7 Profil Suryanti ……………………………………………..8

1.3 Penentuan Area Masalah Kesehatan 9

2. BAB II : Tinjauan Pustaka

2.1 Literatur Mengenai Air Bersih 10

2.1.1 Definisi Air Bersih ………………………………………………...10

2.1.2 Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih ………………………...10

2.2 Perilaku 12

2.3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 14

3. Daftar Pustaka 16

Lampiran 1 : Dokumentasi 17

Lampiran 2 : Kuisioner 18

1

Page 2: yarsi

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

PENGGUNAAN SUMBER AIR DI DAERAH PINGGIRAN SUNGAI KALIMALANG

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Fadli Ambara

2

Page 3: yarsi

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi

kebijakan sumber daya air pada semua tingkat. Dalam kehidupan sehari – hari kita

membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan

lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart, yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak

beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur

dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya dan

biasanya selalu ada tumpukan sampah yang mendekati sungai. Pemandangan seperti ini

sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian

disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang

berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.

Namun bagi kita, khususnya masyarakat pinggiran kota, sungai adalah sumber air sehari –

hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada

air tersebut. Contoh sederhana, dapat kita lihat adalah pencemaran air di Kalimalang. Air

Sungai kalimalang di wilayah kalimalang, Jakarta timur, terlihat surut pada musim kemarau

seperti sekarang. Tapi, yang mengkhwatirkan justru air sumur jauh dari kata jernih seperti

berwarna coklat hingga kemerahan. Bahkan, pada saat-saat tertentu, tampak begitu pekat,

seperti tercemar air sungai yang terkontaminasi. Kekhawatiran semakin menjadi ketika warga

merasakan ada kelainan rasa saat mengkonsumsi air untuk minum. Ada juga kekhawatiran

lain yaitu limbah tempat pemotongan ayam.

Apalagi, warga sekitar pinggiran sungai masih banyak yang mengkonsumsi air sumur.

Mereka khawatir jika pencemaran terus dibiarkan, air sumur yang biasa mereka konsumsi

tiap hari akan makin tercemar.

1.2. Gambaran Komunitas Warga Pinggiran Sungai

Wilayah pemukiman di daerah pinggiran sungai kalimalang cukup padat dan perumahan

yang tidak ada jarak antar rumah,ada juga rumah yang letaknya tepat di pinggir sungai dan

mempunyai wc yang langsung ke sungai. Dan mereka kalau tidak menggunakan air sungai

mereka menggunakan air sumur,tetapi dekat dengan sungai. Tidak jarang terdapat anak anak

yang berenang di sungai tersebut.

3

Page 4: yarsi

1.2.1 Gambaran Umum Komunitas

Di wilayah pinggiran sungai kalimalang terdiri dari banyaknya warga yang menetap di

wilayah tersebut :

a. Kepala Keluarga

b. Ibu Rumah Tangga

c. Pedagang

d. Anak Anak

Dari banyaknya warga yang tinggal didaerah tersebut diambil 5orang untuk kami teliti yaitu :

Lestari,Bagas,Yono,Eneng, Ipul,Adi dan surya

1.2.1.1 Tri Lestari

UsiaJenis

KelaminAgama

Status

Pernikahan

Pendidikan

terakhirPekerjaan

30 tahun Perempuan Islam Menikah SDIbu Rumah

Tangga

Ibu Lestari merupakan ibu rumah tangga tanpa pekerjaan tambahan,tugas sehari harinya sama

seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Ia memiliki 3 anak . Dua anaknya berstatus sebagai

murid di SD setempat.Suaminya bekerja di Kalimantan sebagai supir truk. Kebiasaannya tiap

pagi ialah mengurus anak ke sekolah dan mencuci baju kotor menggunakan air sumur di

pinggiran kali karna air bersih diwilayah sana harus mengeluarkan biaya tambahan untuk air

bersih.Biasanya bu lestari juga mencuci alat makan di tempat tersebut juga,bu lestari

mempunyai masalah kesehatan yaitu suka gatal gatal tubuhnya dan kadang di rasa gatal

tersebut terjadi nyeri. Ditambahkan lagi semenjak adanyatempat pemotongan ayam yang

menjorok ke sungai, air sungai lebih keruh dan berbau.Ia tidak bisa mencari sumber air bersih

yang layak selain memanfaatkan air sumur dan sungai di dekat rumahnya.

Area Masalah

Area masalah non-disease

- perilaku kebiasaan mencuci baju dan peralatan di pinggiran sungai

4

Page 5: yarsi

1.2.1.2 Bagaskara Akbar

Usia Jenis Kelamin Agama Status PernikahanPendidikan

terakhirPekerjaan

8 tahun Laki – laki Islam Belum menikah - -

Bagas merupakan salah satu anak yang tinggal di daerah sini, bagas berasal dari keluarga

yang kurang mampu,jadi dia tidak bisa menyelesaikan sd nya.sekarang kerjaan bagas

hanyalah membantu ibu bapaknya berjualan dan menghabiskan waktu di pinggir sungai

bersama teman temannya.Ia tidak begitu mengetahui mengenai sanitasi yang baik Kadang

mereka bahkan mandi di sungai,ia tidak begitu mengeluhkan mengenai kondisi sungai

Kalimalang , namun bagas juga mempunyai keluhan gatal gatal,kadang terdapat bintik merah

pada tubuhnya dan menimbulkan bekas luka yang cukup banyak seperti. Ditambah lagi

setelah mandi disungai mereka tidak membilas badan dengan air yang bersih, maka ada

keluhan panu pada punggung, leher dan dada.

Area Masalah

Area masalah non-disease

- Perilaku mandi di sungai

1.2.1.3 Supriyono

UsiaJenis

KelaminAgama

Status

Pernikahan

Pendidikan

terakhirPekerjaan

27 tahun Laki – laki Islam Menikah SMA Pedagang

Pak yono merupakan salah satu pedagang di wilayah ini, pak yono berjualan agak jauh dari

pinggir sungai,tapi beliau suka buang air besar atau buang air kecil di pinggir sungai atau

jamban. Karna rumah yang ditempati oleh pak yono persis di pinggir sungai,pak yono

mempunyai keluhan gatal gatal,bintik merah. Ia kurang mengetahui bahaya mengenai sungai

5

Page 6: yarsi

yang biasa ia gunakan sehari-hari untuk memancing. Terkadang ia juga memancing ikan di

sungai dan mengkonsumsi ikan tersebut bersama keluarganya. Ia juga tidak mengetahui

apakah ikan yang berada di sungai tersebut masih layak untuk di konsumsi atau tidak.

Area Masalah

Area masalah non-disease

- Perilaku BAB/BAK di Jamban pada pinggir sungai

- Pengetahuan mengenai air yang bersih dan layak konsumsi

1.2.1.4 Eneng Fatimah

Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan terakhir Status Pernikahan

43 tahun Perempuan Islam - Menikah

Bu eneng salah satu warga di pinggiran sungai, berumur 43 tahun berasal dari Tasikmalaya

mengikuti anaknya yang bekerja di Jakarta sebagai kuli bangunan. Sudah 1 tahun ia menetap

di sekitar pinggiran sungai Kalimalang. Ia tidak begitu mengetahui tentang air yang layak

untuk di konsumsi keperluan sehari-hari, ia hanya mengikuti kebiasaan ibu – ibu lain di

lingkungannya yang kebetulan selalu mencuci baju dan peralatan makanya di sungai karna

kalau ia harus menggunakan air bersih, bu eneng tidak mampu,selain mahal. Penjual air

bersih itu juga susah sekali di dapat, terutama pada musim kemarau seperti ini . bu eneng

tidak mempunyai keluhan gatal gatal saja , namun kulitnya juga bersisik dan lebih kering

setelah ia pindah dan menetap di pinggiran sungai Kalimalang.

Area masalah

Area masalah non-disease

- perilaku kebiasaan mencuci di sungai

6

Page 7: yarsi

1.2.1.5 M.syaiful

UsiaJenis

KelaminAgama

Status

Pernikahan

Pendidikan

terakhirPekerjaan

67 tahun Laki – laki Islam Sudah menikah Akademi pensiunan

Pak ipul atau pak syaiful salah satu warga yang sudah tinggal cukup lama sejak ia berusia

14tahun saat pindah dari kampungnya, ia tidak pernah mencuci apapun di pinggir sungai

tetapi pak ipul menganggap bahwa air sungai juga merupakan salah satu air bersih yang bisa

langsung digunakan secara langsung. Karena itu ia menggunakan air sungai untuk mencuci

kendaraan , dan saat ia kecil ia juga sering berenang di sana. Demikian juga dengan beberapa

keluarganya yang lain yang kini sudah tidak menetap disana.Pak ipul tidak mempunyai

masalah kesehatan. Menurut dia , selama itu tidak berpengaruh terhadap dirinya, air tersebut

masih layak saja dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Area masalah

Area masalah non-disease

- pengetahuan tentang air bersih

1.2.1.6 Adi Putra

UsiaJenis

KelaminAgama

Status

Pernikahan

Pendidikan

terakhirPekerjaan

27 tahun Laki – laki IslamSudah

menikahSMA Pedagang

Pak adi adalah seorang Pedagang rujak yang bertempat tinggal di wilayah pinggirian sungai

dan kebetulan juga berjualan di dekat pinggiran sungai, pak adi termasuk salah satu warga

yang mencuci peralatan makan di sumur dekat sungai, karna menurutnya terlalu

menghabiskan uang jika ia harus membeli air bersih, dan selama ini pelanggannya juga tidak

7

Page 8: yarsi

ada yang komplain terhadap air yang ia pakai untuk keperluan mencuci peralatan makanan

dagangannya. kebersihan pak adi hanya mempunyai riwayat gatal gatal saat mencuci

peralatan dagangannya dahulu , namun gejala itu sudah berkurang.

Area masalah

Area masalah non-disease

- pengetahuan tentang air bersih

1.2.1.7 Surya

Usia Jenis Kelamin AgamaStatus

Pernikahan

Pendidikan

terakhirPekerjaan

40 tahun Laki – laki IslamSudah

menikahSMP Pedagang

Bu Surya adalah salah satu warga yang tinggal di pinggiran sungai dan pak surya bekerja

sebagai penjual klontong dirumahnya,Bu surya biasanya jarang berinteraksi langsung dengan

air sungai,bu surya biasanya memcuci pakaian dan peralatan makan di sumur dekat sungai

dan keluarga bu surya juga menganggap air sungai salah satu sumber air bersih mereka.

Karena dirinya tidak memiliki sarana air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selain

sumur di rumahnya dan sungai di depan rumahnya. Terlebih rumahnya dekat dengan

penampungan sampah yang bersampingan dengan sumur tempat biasa ia mengambil air

untuk kebutuhan sehari-hari .Bu surya mempunyai riwayat masalah kesehatan kulit seperti

gatal gatal,bintik bintik merah dan kulit kering bersisik.

Area masalah

Area masalah non-disease

a. pengetahuan tentang air bersih

b. penggunaan air sumur dekat sungai untuk mencuci pakaian dan peralatan makan

8

Page 9: yarsi

1.3. Penentuan Area Masalah Kesehatan

Setelah dilakukan observasi dan wawancara terhadap beberapa warga di wilayah pinggiran

sungai kalimalang, ditemukan berbagai masalah pada komunitas tersebut dan dikelompokan

menjadi masalah non-disease.

a. Perilaku mencuci baju dan peralatan makan di sungai

b. Perilaku berenang di sungai

c. Perilaku kurangnya sadar terhadap kebersihan diri sendiri

Dari sekian masalah yang terjadi di komunitas warga di wilayah pinggiran sungai kalimalang,

diputuskan untuk membahas mengenai perilaku penggunaan sumur di pinggiran sungai

karena menurut kami masalah tersebut yang terjadi pada tujuh orang komunitas yang kami

teliti. Selain itu, enam orang dari tujuh orang yang kami teliti pada komunitas ini pernah

mengalami dermatitis kontak, yang penularannya adalah melalui baju yang terkontaminasi

kuman penyebab dan bisa ditransmisikan melalui air sumur dan sungai yang tidak higienis

ketika akan dipakai. Dalam pengambilan area masalah, kelompok kami menggunakan metode

Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu

kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan dan

menggunakan kuisioner yang diisi oleh para objek penelitian.

9

Page 10: yarsi

Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1. Air Bersih

2.1.1. Definisi Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air

minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang

memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan airminum. Adapun persyaratan yang

dimaksud adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi

dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan

Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990.)

2.1.2.  Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih

Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama.Persyarakat

tersebut meliputi persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif

Persyaratan Kualitatif.

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air

bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan

persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes

No.416/Menkes/PER/IX/1990dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah

sebagai berikut:

- Syarat-syarat fisik.

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air

bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC, dan apabila terjadi

perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25oC ± 3oC.

- Syarat-syaratKimia.

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas.

Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH,total solid, zat organik, CO2agresif,

kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl),

nitrit, flourida (F),serta logam berat.

10

Page 11: yarsi

- Syarat-syaratbakteriologis danmikrobiologis.

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu

kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E.

coli atau Fecal coli dalam air.

- Syarat-syarat Radiologis.

Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang

menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

Persyaratan Kuantitatif (Debit).

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku

yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai

dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas

juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan

jumlah kebutuhan air bersih

2.1.3. Sistem Distribusi Air Bersih.

Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan

dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi

syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan

perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan, dan reservoir

distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang

membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menujupemukiman,perkantoran dan

industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung

air yang telah diolah (reservoirdistribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari

suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran

kebakaran.

2.1.4. Sistem Pengaliran Air Bersih.

Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang

cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain.

Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi

11

Page 12: yarsi

para konsumen berada. Menurut Howard, S.P., et.al (1985) sistem pengaliran yang dipakai

adalah sebagai berikut:

a. Cara Gravitasi.

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup

besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat

dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda

ketinggian lokasi.

b. Cara Pemompaan.

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk

mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi

antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan

tekanan yang cukup.

c. Cara Gabungan.

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan

selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,misalnya saat terjadi kebakaran,

atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan

disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan

air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan

pada kapasitas debit rata-rata.

2.2. Perilaku

Definisi Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup

berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal

(internal activity) seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia.

Dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik

yang dapat diamati langsung atau secara tidak langsung. (Notoatmodjo, 2011)

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik

oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor

genetik dan lingkungan itu merupakan penentu dan perilaku makhluk hidup termasuk

perilaku manusia. Hereditas adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku

makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk

12

Page 13: yarsi

perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor dalam

rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar. (Notoatmodjo, 2011 :135)

Teori Perilaku Lawrence Green

Menurut Lawrence Green, perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni :

a. Faktor pendorong (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.

Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di

Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa

adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke

Posyandu.

b. Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud

dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku

kesehatan, misalnya : Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat

pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. Contohnya

sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk

menggunakan air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi dan sebagainya.

Tetapi apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka

dengan terpaksa buang air besar di kali/kebun, menggunakan air kali untuk keperluan sehari-

hari dan sebagainya.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, kadang-kadang meskipun

orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Contohnya

seorang ibu hamil dan di dekat rumahnya ada Polides, dekat dengan bidan, tetapi ia tidak mau

melaksanakan periksa hamil karena ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa

hamil namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan

contoh dari para tokoh masyarakat.

13

Page 14: yarsi

2.3 Kerangka Teori

Merujuk pada teori Lawrence Green, konsep perilaku cuci tangan pada pekerja dapur rumah

makan S bisa ditentukan oleh tiga faktor seperti yang dipetakan pada bagan berikut :

14

PERILAKU KESEHATAN

FAKTOR PREDISPOSISI- PENGETAHUAN

- SIKAP- KEPERCAYAAN

- KEYAKINAN- NILAI- NILAI

FAKTOR ENABLING- LINGKUNGAN

- SARANA DAN PRASARANA

FAKTOR RE INFORCING- SIKAP DAN PERILAKU- PETUGAS KESEHATAN

Page 15: yarsi

2.4 Kerangka Konsep

15

Faktor Pendorong:

-Pengetahuan yang dimiliki tentang pentingnya air bersih

-sikap dan pola pikir

-kesadaran dan kebiasaan

Faktor Pemungkin:

-adanya sungai yang berada di sekitar lingkungan

-mahalnya air bersih

Faktor Penguat:

-sikap kepala rumah tangga

-sikap pegawai pemerintah di lingkungan sekitar

-kontrol dari petugas kesehatan

PERILAKU PENGGUNAAN AIR SUMUR & AIR SUNGAI YANG TERCEMAR

Page 16: yarsi

Daftar Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Raipuspita, Anisa.2010.Pentingnya Air Bersih. Solo:Alam Kencana

http://www.who.int/gpsc/clean_hands_protection/en/ (diakses pada : 29/05/13 10.06)

16

Page 17: yarsi

Lampiran 1

Dokumentasi

Lampiran 2

17