DAFTAR ISI
Daftar isi 1
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing 2
1. BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang . 3
1.2 Gambaran Komunitas dan area masalah warga pinggiran sungai
Kalimalang .4
1.2.1 Gambaran umum Komunitas .………………………………………...4
1.2.1.1 Profil Tri Lestari ……………………………………………4
1.2.1.2 Profil Bagaskara Akbar ……………………………………..5
1.2.1.3 Profil Supriyono ……………………………………….5
1.2.1.4 Profil Eneng Fatimah ……………………………………….6
1.2.1.5 Profil M.Syaiful …………………………………………....6
1.2.1.6 Profil Adi putra …………………………………………….7
1.2.1.7 Profil Suryanti ……………………………………………..8
1.3 Penentuan Area Masalah Kesehatan 9
2. BAB II : Tinjauan Pustaka
2.1 Literatur Mengenai Air Bersih 10
2.1.1 Definisi Air Bersih ………………………………………………...10
2.1.2 Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih ………………………...10
2.2 Perilaku 12
2.3 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 14
3. Daftar Pustaka 16
Lampiran 1 : Dokumentasi 17
Lampiran 2 : Kuisioner 18
1
LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
PENGGUNAAN SUMBER AIR DI DAERAH PINGGIRAN SUNGAI KALIMALANG
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Fadli Ambara
2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi
kebijakan sumber daya air pada semua tingkat. Dalam kehidupan sehari – hari kita
membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan
lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart, yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur
dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya dan
biasanya selalu ada tumpukan sampah yang mendekati sungai. Pemandangan seperti ini
sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian
disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang
berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.
Namun bagi kita, khususnya masyarakat pinggiran kota, sungai adalah sumber air sehari –
hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada
air tersebut. Contoh sederhana, dapat kita lihat adalah pencemaran air di Kalimalang. Air
Sungai kalimalang di wilayah kalimalang, Jakarta timur, terlihat surut pada musim kemarau
seperti sekarang. Tapi, yang mengkhwatirkan justru air sumur jauh dari kata jernih seperti
berwarna coklat hingga kemerahan. Bahkan, pada saat-saat tertentu, tampak begitu pekat,
seperti tercemar air sungai yang terkontaminasi. Kekhawatiran semakin menjadi ketika warga
merasakan ada kelainan rasa saat mengkonsumsi air untuk minum. Ada juga kekhawatiran
lain yaitu limbah tempat pemotongan ayam.
Apalagi, warga sekitar pinggiran sungai masih banyak yang mengkonsumsi air sumur.
Mereka khawatir jika pencemaran terus dibiarkan, air sumur yang biasa mereka konsumsi
tiap hari akan makin tercemar.
1.2. Gambaran Komunitas Warga Pinggiran Sungai
Wilayah pemukiman di daerah pinggiran sungai kalimalang cukup padat dan perumahan
yang tidak ada jarak antar rumah,ada juga rumah yang letaknya tepat di pinggir sungai dan
mempunyai wc yang langsung ke sungai. Dan mereka kalau tidak menggunakan air sungai
mereka menggunakan air sumur,tetapi dekat dengan sungai. Tidak jarang terdapat anak anak
yang berenang di sungai tersebut.
3
1.2.1 Gambaran Umum Komunitas
Di wilayah pinggiran sungai kalimalang terdiri dari banyaknya warga yang menetap di
wilayah tersebut :
a. Kepala Keluarga
b. Ibu Rumah Tangga
c. Pedagang
d. Anak Anak
Dari banyaknya warga yang tinggal didaerah tersebut diambil 5orang untuk kami teliti yaitu :
Lestari,Bagas,Yono,Eneng, Ipul,Adi dan surya
1.2.1.1 Tri Lestari
UsiaJenis
KelaminAgama
Status
Pernikahan
Pendidikan
terakhirPekerjaan
30 tahun Perempuan Islam Menikah SDIbu Rumah
Tangga
Ibu Lestari merupakan ibu rumah tangga tanpa pekerjaan tambahan,tugas sehari harinya sama
seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Ia memiliki 3 anak . Dua anaknya berstatus sebagai
murid di SD setempat.Suaminya bekerja di Kalimantan sebagai supir truk. Kebiasaannya tiap
pagi ialah mengurus anak ke sekolah dan mencuci baju kotor menggunakan air sumur di
pinggiran kali karna air bersih diwilayah sana harus mengeluarkan biaya tambahan untuk air
bersih.Biasanya bu lestari juga mencuci alat makan di tempat tersebut juga,bu lestari
mempunyai masalah kesehatan yaitu suka gatal gatal tubuhnya dan kadang di rasa gatal
tersebut terjadi nyeri. Ditambahkan lagi semenjak adanyatempat pemotongan ayam yang
menjorok ke sungai, air sungai lebih keruh dan berbau.Ia tidak bisa mencari sumber air bersih
yang layak selain memanfaatkan air sumur dan sungai di dekat rumahnya.
Area Masalah
Area masalah non-disease
- perilaku kebiasaan mencuci baju dan peralatan di pinggiran sungai
4
1.2.1.2 Bagaskara Akbar
Usia Jenis Kelamin Agama Status PernikahanPendidikan
terakhirPekerjaan
8 tahun Laki – laki Islam Belum menikah - -
Bagas merupakan salah satu anak yang tinggal di daerah sini, bagas berasal dari keluarga
yang kurang mampu,jadi dia tidak bisa menyelesaikan sd nya.sekarang kerjaan bagas
hanyalah membantu ibu bapaknya berjualan dan menghabiskan waktu di pinggir sungai
bersama teman temannya.Ia tidak begitu mengetahui mengenai sanitasi yang baik Kadang
mereka bahkan mandi di sungai,ia tidak begitu mengeluhkan mengenai kondisi sungai
Kalimalang , namun bagas juga mempunyai keluhan gatal gatal,kadang terdapat bintik merah
pada tubuhnya dan menimbulkan bekas luka yang cukup banyak seperti. Ditambah lagi
setelah mandi disungai mereka tidak membilas badan dengan air yang bersih, maka ada
keluhan panu pada punggung, leher dan dada.
Area Masalah
Area masalah non-disease
- Perilaku mandi di sungai
1.2.1.3 Supriyono
UsiaJenis
KelaminAgama
Status
Pernikahan
Pendidikan
terakhirPekerjaan
27 tahun Laki – laki Islam Menikah SMA Pedagang
Pak yono merupakan salah satu pedagang di wilayah ini, pak yono berjualan agak jauh dari
pinggir sungai,tapi beliau suka buang air besar atau buang air kecil di pinggir sungai atau
jamban. Karna rumah yang ditempati oleh pak yono persis di pinggir sungai,pak yono
mempunyai keluhan gatal gatal,bintik merah. Ia kurang mengetahui bahaya mengenai sungai
5
yang biasa ia gunakan sehari-hari untuk memancing. Terkadang ia juga memancing ikan di
sungai dan mengkonsumsi ikan tersebut bersama keluarganya. Ia juga tidak mengetahui
apakah ikan yang berada di sungai tersebut masih layak untuk di konsumsi atau tidak.
Area Masalah
Area masalah non-disease
- Perilaku BAB/BAK di Jamban pada pinggir sungai
- Pengetahuan mengenai air yang bersih dan layak konsumsi
1.2.1.4 Eneng Fatimah
Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan terakhir Status Pernikahan
43 tahun Perempuan Islam - Menikah
Bu eneng salah satu warga di pinggiran sungai, berumur 43 tahun berasal dari Tasikmalaya
mengikuti anaknya yang bekerja di Jakarta sebagai kuli bangunan. Sudah 1 tahun ia menetap
di sekitar pinggiran sungai Kalimalang. Ia tidak begitu mengetahui tentang air yang layak
untuk di konsumsi keperluan sehari-hari, ia hanya mengikuti kebiasaan ibu – ibu lain di
lingkungannya yang kebetulan selalu mencuci baju dan peralatan makanya di sungai karna
kalau ia harus menggunakan air bersih, bu eneng tidak mampu,selain mahal. Penjual air
bersih itu juga susah sekali di dapat, terutama pada musim kemarau seperti ini . bu eneng
tidak mempunyai keluhan gatal gatal saja , namun kulitnya juga bersisik dan lebih kering
setelah ia pindah dan menetap di pinggiran sungai Kalimalang.
Area masalah
Area masalah non-disease
- perilaku kebiasaan mencuci di sungai
6
1.2.1.5 M.syaiful
UsiaJenis
KelaminAgama
Status
Pernikahan
Pendidikan
terakhirPekerjaan
67 tahun Laki – laki Islam Sudah menikah Akademi pensiunan
Pak ipul atau pak syaiful salah satu warga yang sudah tinggal cukup lama sejak ia berusia
14tahun saat pindah dari kampungnya, ia tidak pernah mencuci apapun di pinggir sungai
tetapi pak ipul menganggap bahwa air sungai juga merupakan salah satu air bersih yang bisa
langsung digunakan secara langsung. Karena itu ia menggunakan air sungai untuk mencuci
kendaraan , dan saat ia kecil ia juga sering berenang di sana. Demikian juga dengan beberapa
keluarganya yang lain yang kini sudah tidak menetap disana.Pak ipul tidak mempunyai
masalah kesehatan. Menurut dia , selama itu tidak berpengaruh terhadap dirinya, air tersebut
masih layak saja dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Area masalah
Area masalah non-disease
- pengetahuan tentang air bersih
1.2.1.6 Adi Putra
UsiaJenis
KelaminAgama
Status
Pernikahan
Pendidikan
terakhirPekerjaan
27 tahun Laki – laki IslamSudah
menikahSMA Pedagang
Pak adi adalah seorang Pedagang rujak yang bertempat tinggal di wilayah pinggirian sungai
dan kebetulan juga berjualan di dekat pinggiran sungai, pak adi termasuk salah satu warga
yang mencuci peralatan makan di sumur dekat sungai, karna menurutnya terlalu
menghabiskan uang jika ia harus membeli air bersih, dan selama ini pelanggannya juga tidak
7
ada yang komplain terhadap air yang ia pakai untuk keperluan mencuci peralatan makanan
dagangannya. kebersihan pak adi hanya mempunyai riwayat gatal gatal saat mencuci
peralatan dagangannya dahulu , namun gejala itu sudah berkurang.
Area masalah
Area masalah non-disease
- pengetahuan tentang air bersih
1.2.1.7 Surya
Usia Jenis Kelamin AgamaStatus
Pernikahan
Pendidikan
terakhirPekerjaan
40 tahun Laki – laki IslamSudah
menikahSMP Pedagang
Bu Surya adalah salah satu warga yang tinggal di pinggiran sungai dan pak surya bekerja
sebagai penjual klontong dirumahnya,Bu surya biasanya jarang berinteraksi langsung dengan
air sungai,bu surya biasanya memcuci pakaian dan peralatan makan di sumur dekat sungai
dan keluarga bu surya juga menganggap air sungai salah satu sumber air bersih mereka.
Karena dirinya tidak memiliki sarana air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selain
sumur di rumahnya dan sungai di depan rumahnya. Terlebih rumahnya dekat dengan
penampungan sampah yang bersampingan dengan sumur tempat biasa ia mengambil air
untuk kebutuhan sehari-hari .Bu surya mempunyai riwayat masalah kesehatan kulit seperti
gatal gatal,bintik bintik merah dan kulit kering bersisik.
Area masalah
Area masalah non-disease
a. pengetahuan tentang air bersih
b. penggunaan air sumur dekat sungai untuk mencuci pakaian dan peralatan makan
8
1.3. Penentuan Area Masalah Kesehatan
Setelah dilakukan observasi dan wawancara terhadap beberapa warga di wilayah pinggiran
sungai kalimalang, ditemukan berbagai masalah pada komunitas tersebut dan dikelompokan
menjadi masalah non-disease.
a. Perilaku mencuci baju dan peralatan makan di sungai
b. Perilaku berenang di sungai
c. Perilaku kurangnya sadar terhadap kebersihan diri sendiri
Dari sekian masalah yang terjadi di komunitas warga di wilayah pinggiran sungai kalimalang,
diputuskan untuk membahas mengenai perilaku penggunaan sumur di pinggiran sungai
karena menurut kami masalah tersebut yang terjadi pada tujuh orang komunitas yang kami
teliti. Selain itu, enam orang dari tujuh orang yang kami teliti pada komunitas ini pernah
mengalami dermatitis kontak, yang penularannya adalah melalui baju yang terkontaminasi
kuman penyebab dan bisa ditransmisikan melalui air sumur dan sungai yang tidak higienis
ketika akan dipakai. Dalam pengambilan area masalah, kelompok kami menggunakan metode
Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu
kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan dan
menggunakan kuisioner yang diisi oleh para objek penelitian.
9
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1. Air Bersih
2.1.1. Definisi Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan airminum. Adapun persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi
dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan
Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990.)
2.1.2. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih
Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama.Persyarakat
tersebut meliputi persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif
Persyaratan Kualitatif.
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air
bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan
persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah
sebagai berikut:
- Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air
bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25oC, dan apabila terjadi
perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25oC ± 3oC.
- Syarat-syaratKimia.
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas.
Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH,total solid, zat organik, CO2agresif,
kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl),
nitrit, flourida (F),serta logam berat.
10
- Syarat-syaratbakteriologis danmikrobiologis.
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu
kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E.
coli atau Fecal coli dalam air.
- Syarat-syarat Radiologis.
Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang
menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
Persyaratan Kuantitatif (Debit).
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku
yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas
juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan
jumlah kebutuhan air bersih
2.1.3. Sistem Distribusi Air Bersih.
Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan
dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi
syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan
perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan, dan reservoir
distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang
membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menujupemukiman,perkantoran dan
industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung
air yang telah diolah (reservoirdistribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari
suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran
kebakaran.
2.1.4. Sistem Pengaliran Air Bersih.
Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang
cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain.
Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi
11
para konsumen berada. Menurut Howard, S.P., et.al (1985) sistem pengaliran yang dipakai
adalah sebagai berikut:
a. Cara Gravitasi.
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda
ketinggian lokasi.
b. Cara Pemompaan.
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi
antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan yang cukup.
c. Cara Gabungan.
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan
selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,misalnya saat terjadi kebakaran,
atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan
disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan
air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan
pada kapasitas debit rata-rata.
2.2. Perilaku
Definisi Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup
berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal
(internal activity) seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik
yang dapat diamati langsung atau secara tidak langsung. (Notoatmodjo, 2011)
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik
oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor
genetik dan lingkungan itu merupakan penentu dan perilaku makhluk hidup termasuk
perilaku manusia. Hereditas adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku
makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk
12
perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor dalam
rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar. (Notoatmodjo, 2011 :135)
Teori Perilaku Lawrence Green
Menurut Lawrence Green, perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni :
a. Faktor pendorong (predisposing factors)
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,
antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.
Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di
Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa
adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke
Posyandu.
b. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud
dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku
kesehatan, misalnya : Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat
pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. Contohnya
sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk
menggunakan air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi dan sebagainya.
Tetapi apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka
dengan terpaksa buang air besar di kali/kebun, menggunakan air kali untuk keperluan sehari-
hari dan sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, kadang-kadang meskipun
orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Contohnya
seorang ibu hamil dan di dekat rumahnya ada Polides, dekat dengan bidan, tetapi ia tidak mau
melaksanakan periksa hamil karena ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa
hamil namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan
contoh dari para tokoh masyarakat.
13
2.3 Kerangka Teori
Merujuk pada teori Lawrence Green, konsep perilaku cuci tangan pada pekerja dapur rumah
makan S bisa ditentukan oleh tiga faktor seperti yang dipetakan pada bagan berikut :
14
PERILAKU KESEHATAN
FAKTOR PREDISPOSISI- PENGETAHUAN
- SIKAP- KEPERCAYAAN
- KEYAKINAN- NILAI- NILAI
FAKTOR ENABLING- LINGKUNGAN
- SARANA DAN PRASARANA
FAKTOR RE INFORCING- SIKAP DAN PERILAKU- PETUGAS KESEHATAN
2.4 Kerangka Konsep
15
Faktor Pendorong:
-Pengetahuan yang dimiliki tentang pentingnya air bersih
-sikap dan pola pikir
-kesadaran dan kebiasaan
Faktor Pemungkin:
-adanya sungai yang berada di sekitar lingkungan
-mahalnya air bersih
Faktor Penguat:
-sikap kepala rumah tangga
-sikap pegawai pemerintah di lingkungan sekitar
-kontrol dari petugas kesehatan
PERILAKU PENGGUNAAN AIR SUMUR & AIR SUNGAI YANG TERCEMAR
Daftar Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
Raipuspita, Anisa.2010.Pentingnya Air Bersih. Solo:Alam Kencana
http://www.who.int/gpsc/clean_hands_protection/en/ (diakses pada : 29/05/13 10.06)
16
Lampiran 1
Dokumentasi
Lampiran 2
17
Recommended