Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Analisa Porter
Model kompetitif Porter menggambarkan keadaan industri yang
kompetitif yang di dalamnya terdapat perusahaan-perusahaan dan kekuatan-
kekuatan yang menggeluti bidang yang sama dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Posisi perusahaan di tengah kompetisi yang ada akan
menjadi modal dasar yang paling berpengaruh pada kelima komponen ini. Pada
gambar 2.1 berikut ini menunjukkan analisa Porter.
Gambar 2.1 Porter’s Five Forces Model
1. Rivalry amongst existing competitors (Persaingan dengan para pesaing yang
ada), Pesaing-pesaing ini dapat merupakan pesaing yang mengancam
Rivalry amongst existing
competitors
Bargaining power
of suppliers
Threat of substitute
products or service
Threat of new
entrants
Bargaining power
of buyers
10
perusahaan sampai pesaing kecil yang kurang memiliki pengaruh terhadap
perusahaan.
Faktor-faktor yang berpengaruh:
a. Pertumbuhan industri, industri yang pertumbuhannya statis akan lebih
mempengaruhi kompetisi dibandingkan industri yang bertubuh dengan
cepat.
b. Biaya operasional dan harga penyimpanan yang tinggi, ketika ini
terjadi maka tingkat penjualan harus tetap dijaga, begitu juga dengan para
pesaing.
c. Perbedaan produk, merek dagang, dan penentuan harga untuk
konsumen. Jika perusahaan tidak memiliki merek dagang untuk suatu
produk maka harga harus disesuaikan.
d. Banyaknya cabang dan besarnya perusahaan itu. Jika terdapat banyak
perusahaan yang sama besarnya dalam satu tempat, maka persaingan
akan semakin tinggi. Perusahaan yang lebih kecil atau salah satu
perusahaan yang dominan akan mengurangi persaingan dalam satu
bisnis.
2. Thread of new entrants (Ancaman dari pendatang baru).
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Kebijakan Pemerintah. Hal yang paling penting dari hambatan ini
ialah kebutuhan akan izin untuk beroperasi.
b. Diferensiasi produk dan merek dagang. Komponen ini terkait
langsung dengan tingkat dari batasan tersebut.
c. Merubah harga untuk pembeli. Jika pembeli ingin mencari supplier
baru, maka hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan tersebut.
11
3. Threat of substitute products or service (Ancaman akan barang pengganti),
Ancaman akan barang pengganti. Ketika tingkat ancaman terhadap hal ini
tinggi, maka profit margin akan rendah, namun konsumen akan mudah
berubah ketika harga menjadi tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Harga relatif dan kemampuan dari barang pengganti. Jika produk atau
servis yang sejenis tersedia pada saat yang sama, maka ancaman akan hal
ini akan menjadi tinggi. Jika barang pengganti yang berpotensi lebih
mahal, maka ancaman akan rendah.
b. Merubah harga untuk konsumen. Perubahan harga untuk konsumen
ini ditentukan oleh tingkat kualitas dari produk pengganti. Jika biaya
produksi untuk barang pengganti tidak membutuhkan biaya lebih, maka
harga barang produk pengganti tersebut bisa bersaing dengan produk
lainnya.
c. Keinginan konsumen untuk beralih ke produk lain. Biasanya
konsumen yang terlanjur puas dengan suatu produk, maka keinginan
untuk beralih ke produk lain cenderung rendah dan sebaliknya.
4. Bargaining power of buyers (Kekuatan pembeli., Faktor ini sangat
dipengaruhi oleh sensifitas harga dan tingkat kemampuan perusahaan untuk
melakukan penawaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Sensifitas harga. Beberapa hal yang dapat menurunkan
sensifitas harga:
- Produk yang dapat dipercaya
- Keuntungan yang diperoleh oleh konsumen
12
- Keuntungan dari pembuat keputusan
b. Tingkat penawaran. Berikut ini merupakan faktor yang
menentukantingkat kemampuan pembeli:
- Volume pembelian
- Perubahan harga konsumen
- Informasi pembelian
- Faktor lain diluar perkiraan
5. Bargaining power of suppliers (Kekuatan pemasok). Pemasok yang kuat
dapat menekan kemampuan laba industri yang tidak mampu mengimbangi
kenaikan harganya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Konsentrasi supplier. Semakin sedikit supplier tersebut, maka
semakin tinggi pula kekuatan mereka dan sebaliknya.
b. Pengaruh perbedaan produk dan harga. Kekuatan supplier semakin besar
ketika produk mereka semakin signifikan terhadap perusahaan pembeli
dan sebaliknya.
2.2 Strategi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69) menjelaskan bahwa strategi
adalah sekumpulan kegiatan yang terintegrasi dalam meningkatkan kekuatan
perusahaan untuk bersaing dalam jangka waktu yang panjang. Strategi
perusahaan yang lebih mengarah kepada daya cipta, wawasan mengenai
bagaimana perusahaan dapat dibangun dan dikembangkan.
Menurut W. Chan Kim dan Reene Mauborgne (2006, p71) ada tiga ciri-
ciri strategi yang baik, yaitu :
13
1. Fokus. Kurva nilai perusahaan harus menunjukkan dengan jelas fokus dan
strateginya.
2. Divergensi/gerak menjauh. Ketika strategi perusahaaan dibentuk secara
reaktif dalam usaha mengikuti irama kompetisi, strategi itu akan kehilangan
keunikannya.
3. Motto yang memikat. Sebuah strategi yang baik memiliki motto yang jelas
dan memikat. Motto yang baik tidak hanya menyampaikan pesan dengan
jelas tetapi juga mengiklankan produk secara jujur.
2.2.1 PEST
PEST (Kajian tentang Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi
umum). Hubungan diantara senua kekuatan ini secara signifikan
mempengaruhi semua produk, jasa, pasar, dan organisasi didunia. Oleh
karena itu, perusahaan harus mampu mengembangkan misi dan mendesain
strategi untuk mencapai jangka panjang.
Menurut Ward dan Peppard (2002, P70-72), analisis PEST adalah
analisis terhadap factor lingkuangan eksternal bisnis yang meliputi bidang
politik, ekonomi, sosial dan teknologi.
a. Faktor Politik
Faktor politik meliputi berbagai tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah dapat mempengaruhi bisnis perusahaan, masalah-masalah
hokum serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan
tempat perusahaan melakukan kegiatannya. Misalnya, kebijakan tentang
pajak, peraturan daerah, peraturan perdagangan dan stabilitas politik.
14
b. Faktor Ekonomi
Faktor Ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
pelanggan dan mempengaruhi tingkat biaya perusahaan. Misalnya,
pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar dan tingkat
inflasi.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi ukuran dari
besarnya pangsa pasar yang ada. Misalnya, tingkat pendidikan masyarakat,
tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan social, kondisi
lingkungan kerja serta keselamatan dan kesejahteraan sosial.
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat menghadapi tantangan
bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.
2.2.2 Critical Success Factor dan Key Performance Indicator
Menurut Ward dan Peppard (2002, p205) menjelaskan bahwa Critical
Success Factor (CSF) menyajikan berbagai area dimana tiap kegiatan bisnis
harus berjalan dengan benar, menyajikan berbagai faktor pendorong terhadap
sistem informasi/teknologi informasi, dan pengukuran kinerja. Dijelaskan
pula oleh Ward dan Peppard (2002, p209) bahwa analisis Critical Success
Factor (CSF) merupakan area terbatas dalam suatu bisnis yang apabila
terpenuhi maka akan menjamin kesuksesan kinerja kompetitif bagi
perusahaan.
15
Mengenai pembahasan Key Performance Indicator (KPI), banyak
perusahaan yang ditemukan bergerak dengan langkah-langkah yang salah,
terlebih kesalahan ditemukan pada Indikator Kinerja Utama atau yang disebut
dengan Key Performance Indicators (KPI). Sangat sedikit perusahaan yang
benar-benar memantau dan mengelola indeks KPI mereka dengan baik.
Alasannya adalah bahwa beberapa organisasi, pemimpin bisnis, penulis,
akuntan, dan para konsultan sudah menganggap telah mengeksplorasi KPI
sebenarnya.
Key Performance Indicators (KPI) adalah representasi dari
serangkaian langkah-langkah yang berfokus pada aspek-aspek organisasi
kinerja yang paling diutamakan untuk saat ini dan keberhasilan masa depan
organisasi (David Parmenter, 2007, p3)
2.2.3 Balance Score Card
Mengutip pernyataan dari David Parmenter (2007, p14) dalam sebuah
buku Key Performance Indicators : Developing, Implementing, and Using
Winning KPIs, berdasarkan teori dari Robert S. Kaplan dan David P. Norton
bahwa Balanced Scorecard adalah sebuah penjelasan bagaimana suatu
kebutuhan untuk mengukur kinerja secara lebih cara holistik. Salah satu
kebutuhan untuk melihat kinerja organisasi dalam sejumlah perspektif yang
berbeda.
Pada tahun 2000, Robert S. Kaplan dan David P. Norton melaporkan
hasil-hasil proyek penelitian pada multiperusahaan dan memperkenalkan
suatu metodologi penelitian kinerja yang berorientasi pada pandangan
strategis ke masa depan, yang disebut: Balanced Scorecard. Pertanyaan
16
kreatif yang perlu diajukan adalah mengapa rencana-rencana bisnis strategis
selalu gagal?
Dengan menggunakan Balanced Scorecard, rencana-rencana bisnis
strategis akan mencapai setiap orang dalam organisasi, karena semua orang
dalam organisasi telah memiliki alat komunikasi yang sama. Pada dasarnya
Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen bagi perusahaan untuk
berinvestasi dalam jangka panjang demi memperoleh hasil-hasil finansial
yang memungkinkan perkembangan organisasi bisnis daripada sekedar
mengelola bottom line untuk memicu hasil jangka pendek. Terdapat empat
persepektif Balanced Scorecard yang dikaitkan dengan visi dan strategi
organisasi, yaitu:
1. Perspektif finansial
2. Perspektif pelanggan
3. Perspektif proses bisnis internal
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Gambar 2.2 Balanced Scorecard memberi Kerangka Kerja untuk Penerjemahan
Strategi ke dalam Kerangka Operasional. (Kaplan dan Norton, 2000)
17
Pada gambar 2.2 diatas tampak bahwa visi dan strategi organisasi
dikaitkan secara seimbang dengan perspektif finansial, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard memberi menajemen organisasi suatu pengetahuan,
keterampilan dan sistem yang memungkinkan karyawan dan manajer belajar
dan berkembang terus-menerus (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan)
dalam berinovasi untuk membangun kapabilitas strategis yang tepat serta
efisien (perspektif proses bisnis internal) agar mampu menyerahkan nilai
spesifik ke pasar (perspektif pelanggan) dan selanjutnya akan mengarah pada
nilai saham yang terus-menerus meningkat (perspektif finansial).
Dengan demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu sistem
manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan
komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang
perfomance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari
empat perspektif, yaitu perspektif pelanggan, perspektif keuangan, perspektif
proses bisnis internal, serta perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan.
2.2.4 Analisis Value Chain
Menurut Michael Porter (Ward dan Peppard, 2002, p244), analisis
value chain adalah kegiatan menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan
untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan
mendukung produk atau jasa.
18
Gambar 2.3 Value Chain Service Business (Ward dan Peppard, 2002,
p263)
Pendekatan rantai nilai (value chain) dibedakan menjadi dua tipe
aktivitas bisnis (Ward dan Peppard, 2002, p263) :
1. Akitivitas Utama ( Primary Activities)
Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kepuasan pada pelanggan. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak
hanya dilakukan dengan baik, tapi juga harus saling berhubungan dengan
efektif jika keseluruhan performa bisnis hendak dioptimalkan. Aktivitas
utama terdiri dari, yaitu :
19
a. Inbound Logistic
Mendapatkan, menerima, menyimpan dan pengadaan input kunci dan
sumber daya dalam kualitas dan kuantitas yang tepat bagi bisnis. Ini
mungkin termasuk merekrut staf serta membeli bahan, komponen dan
jasa, dan berurusan dengan subkontraktor dan memperoleh peralatan.
b. Operations
Mengubah input menjadi produk atau layanan yang diperlukan oleh
para pelanggan. Ini mencakup sumber daya dan membawa bahan
bersama-sama untuk membuat produk atau menyediakan layanan.
c. Outbound logistics
Mendistribusikan produk ke pelanggan baik secara langsung kepada
pelanggan atau ke agen yang sesuai untuk didistribusi, sehingga
pelanggan dapat memperoleh produk atau jasa dan membanyarnya
dengan tepat.
d. Marketing and sales
Menyediakan cara-cara dimana pelanggan dan konsumen sadar akan
produk atau jasa dan bagaimana mereka dapat memperoleh itu,
termasuk cara untuk membujuk mereka untuk membeli atau
menggunakan produk atau jasa.
e. Services
Memberikan nilai tambah lebih jauh kepada pelanggan dengan
memastikan pelanggan mendapatkan keuntungan penuh atau nilai dari
produk yang dibeli.
20
2. Aktivitas pendukung
Merupakan aktivitas yang dibutuhkan untuk mengontrol dan
mengembangkan bisnis dari waktu ke waktu dengan cara menambahkan
nilai secara tidak langsung, nilainya akan diketahui melalui kesuksesan
dari aktivitas utama.
a. Firm Infrastructure
Infrastruktur merupakan saran dan prasarana yang diperlukan
perusahaan.
b. Human Resources Management
Merupakan cara dari perusahaan dalam mengatur sumber daya
manusianya, misalnya dengan memberikan pelatihan atau pembekalan
skill dan ilmu
c. Technology
Menjelaskan teknologi apa saja yang digunakan dalam perusahaan
tersebut.
d. Procurement
Suatu proses lengkap untuk mendapatkan barang dan jasa dari
persiapan mulai dari persiapan dan pengolahan dari sebuah daftar
permintaan atas invoice untuk pembayaran.
2.3 Definisi Enterprise
Menurut Bernard (2005, p31) Enterprise adalah wilayah kegiatan umum
dan tujuan dalam organisasi atau di antara beberapa organisasi, di mana
terjadinya pertukaran antara informasi dan sumber daya lainnya.
21
2.3.1 Enterprise Architecture
Enterprise Architecture (EA) merupakan praktek profesi dan
manajemen yang muncul yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dengan memungkinkan mereka untuk melihat diri mereka
sendiri dalam hal holistik dan melihat strategi mereka terintegrasi, praktek
bisnis yang terarah, arus informasi dan sumber daya teknologi (Bernard,
2002, P31).
EA dimaksudkan untuk membantu pembaca mengingat perbedaan
jelas antara EA dan jenis lain dari perencanaan IT, bahwa EA didorong oleh
tujuan strategis dan kebutuhan bisnis.
EA merupakan dua program antara manjemen dan metode
dokumentasi yang bersama-sama memberikan pandangan, ditindak lanjuti
secara terarah kepada strategis suatu perusahaan, layanan bisnis, arus
informasi dan pemanfaatan.
2.4 Linking Strategy, Business, and Technology
EA untuk mendukung perusahaan secara holistik, harus
menghubungkan strategi, bisnis dan teknologi. EA adalah paling efektif jika
secara bersamaan mendukung top-down perencanaan eksekutif dan keputusan-
keputusan dalam setiap Lines of Business (LOB). dengan cara ini, EA
membantu untuk memastikan strategi bisnis dan perencanaan teknologi. Dari
bisnis perspektif EA menyediakan berbagai konteks dan tujuan dari kegiatan
EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategi + Bisnis + Teknologi
22
bisnis dengan memastikan pengimplementasian teknologi setelah kebutuhan
bisnis diidentifikasi. Dari perspektif teknologi, EA menyediakan strategi dan
konteks bisnis untuk perencanaan sumber daya.
2.4.1 Menghubungkan EA dan Strategi
Kerangka EA dan metodologi dalam menyelenggarakan dokumentasi
EA dengan cara yang memungkinkan strategi untuk mempengaruhi bisnis
dan perencanaan teknologi dan keputusan-keputusan. Hal ini adalah penting
untuk mendokumentasikan pandangan EA di masa mendatang. Dengan
pertama-tama mengidentifikasi perubahan apa yang diantisipasi dalam
tujuan strategis dan inisiatif, dokumentasi berikutnya dari kegiatan bisnis
dan sumber daya teknologi dapat diselesaikan sedemikian rupa untuk
mempromosikan keselarasan, efisiensi dan efektifitas. mendokumentasikan
strategi melibatkan identifikasi tujuan, inisiatif dan ukuran hasil.
Sasaran-sasaran strategis. Ini adalah tujuan utama dari perusahaan.
Tujuan strategis biasanya memerlukan beberapa tahun untuk
menyelesaikan. Perubahan tujuan strategis dibuat sebagai tanggapan
dalam bisnis internal dan eksternal dan driver teknologi dan / atau
perubahan hukum dan peraturan.
Inisiatif Strategis. Ini adalah kegiatan bisnis dan teknologi, program dan
proyek yang memungkinkan pencapaian tujuan strategis, sehingga
mereka dapat mempengaruhi arah dasar dari perusahaan.
23
Langkah-langkah strategis. Ada hasil ukuran yang mengidentifikasi
ketika sebuah inisiatif strategis telah berhasil memenuhi tujuan strategis.
Hasil tujuan menentukan kapan suatu perusahaan mencapai misinya
ketika berhasil.
2.4.2 Menghubungkan EA dan Perencanaan Bisnis
Seperti tercermin dalam desain kerangka kerja EA, strategi
menciptakan kebutuhan bisnis dan teknologi mendukung solusi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. EA mendokumentasikan tiga isu utama di
tingkat bisnis:
1. Mendukung Tujuan Strategis. Sentuh poin antara inisiatif strategis dan
kegiatan bisnis perlu didokumentasikan secara jelas. Tidak semua
kegiatan usaha yang strategis dan penting untuk membedakan dalam
dokumentasi EA antara mereka yang langsung link ke inisiatif strategis
dan mereka yang menyediakan fungsi dukungan umum untuk
perusahaan.
2. Dokumentasi Kegiatan Usaha. Mendokumentasikan penciptaan dan
pengiriman produk bisnis dan layanan penting dalam mendukung
Perbaikan Proses Bisnis (BPI) dan Business Process Reengineering
(BPR) dalam mendokumentasikan proyek dan kegiatan usaha untuk
menunjukkan input, output, hasil dan elemen lain dari pengaruh tentang
setiap proses bisnis. Ini juga penting untuk mengidentifikasi bagaimana
proses bisnis terkait satu sama lain.
3. Mengidentifikasi Teknologi Pendukung. Menganalisa kebutuhan bisnis
dan kegiatan dapat mengungkapkan teknologi pendukung kritis
24
(misalnya kegiatan pemasaran memerlukan data penjualan tren analisis
dan proses manufaktur membutuhkan berbagai jenis sumber termasuk
bahan baku, sarana, tenaga kerja, komputer, data, dan / atau robotika).
EA membantu untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan
teknologi.
2.4.3 Menghubungkan EA dan Perencanaan Teknologi
Teknologi merupakan jenis sumber daya yang memungkinkan aliran
informasi dan sumber daya lain untuk mendukung penciptaan dan
pengiriman produk bisnis dan jasa, yang pada gilirannya memungkinkan
prestasi dari tujuan strategis. penting bahwa teknologi tidak mendorong
bisnis dan perencanaan strategi. terutama di sumber daya perusahaan
dibatasi, di mana biaya penduplikasian bersifat non-teknologi strategis tidak
dapat diberikan. Bottom-up perencanaan (misalnya dimana teknologi adalah
katalis untuk perubahan) adalah penggunaan yang layak dari EA, namun
tidak itu bukan proses normal untuk implementattion sumber daya. itu lebih
penting bagi perusahaan untuk memahami arah utama dan prioritas,
merencanakan kegiatan bisnis yang diperlukan, dan kemudian
mengidentifikasi sumber daya yang mendukung, termasuk teknologi
informasi.
2.5 EA Sebagai Program Manajemen
Sebagai management program EA mampu memberikan pendekatan
strategis serta terintegrasi pada resource planning. EA juga bisa digunakan
25
untuk identifikasi celah performa dari kegiatan bisnis dan kemampuan untuk
mendukung pelayanan IT, sistem, serta jaringan (Bernard, 2005, p34).
2.5.1 Resource Aligment
EA dapat membantu dalam proses perencanaan strategis serta
perencanaan sumber daya lain dengan memberikan gambaran makro dan
mikro tentang bagaimana penggunaan sumber daya seefisien mungkin agar
sasaran dapat diraih (Bernard, 2005, p35).
Gambar 2.4 Resource Alignment (Bernard, 2005, p35)
2.5.2 Standardized Policy
Menurut Bernard (2005, p35) EA mendukung pembentukan kebijakan
atas:
Identifikasi kebutuhan strategis dan operasional
Menentukan penyelarasan strategis atas aktivitas dan sumber daya
Mengembangkan bisnis enterprise-wide dan sumber daya teknologi
Memprioritaskan pendanaan dari program dan proyek
26
Mengawasi manajemen dari program dan proyek
Identifikasi performa metris dari program dan proyek
Identifikasi dan menegakkan standar serta susunan dari manajemen
2.5.3 Decision Support
EA juga mampu memberikan dukungan dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan sumber daya teknologi informasi yang
baik pada tingkat eksekutif, manajemen, bahkan tingkat staff (Bernard,
2005, p36).
2.5.4 Resource Development
EA mampu mendukung evaluasi usaha-usaha yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka mengembangkan sumber daya-sumber daya yang
dimiliki (Bernard, 2005, p35).
2.6 EA sebagai Metode Dokumentasi
Gambar 2.5 Elements of EA Documentation (Bernard, 2005, p37)
27
2.6.1 EA Documentation Framework
Framework dari EA mengidentifikasi lingkup dari arsitektur yang
akan didokumentasikan dan menetapkan hubungan antar area-area
arsitektur. Framework ini memberikan gambaran abstrak dari perusahaan
sedemikain rupa sehingga mampu mengumpulkan dan mengatur informasi
dari arsitektur yang bersangkutan (Bernard, 2005, p38).
Gambar 2.6 The EA3 Cube Documentation Framework (Bernard, 2005, p38)
2.6.2 EA Components
Bernard (2005, p39) berpendapat bahwa EA components adalah
tujuan, proses, standar, serta sumber daya yang masih bisa diubah yang
mencakup seluruh perusahaan ataupun ditampung dalam batasan tertentu.
Contohnya adalah tujuan strategis, arus informasi, sistem informasi,
software aplikasi, dan sebagainya.
Vertical Component: komponen yang hanya melayani satu lini dari bisnis
28
Horizontal Component: komponen flexibel yang melayani lebih dari satu
lini dari bisnis
Gambar 2.7 The EA Components (Bernard, 2005, p39)
2.6.3 Current Architecture
Adalah sebuah arsitektur atau rancangan yang ada pada saat sekarang,
Gambaran ini digunakan sebagai dasar untuk pembanding dengan
rancangan untuk masa depan. Bagian ini terdiri dari “artifak” (dokumen,
diagram, data, tabel, bagan, dsb) pada tiap level framework (Bernard, 2005,
p40).
2.6.4 Future Architecture
Elemen ini merupakan EA component sekarang (Current View) yang
sudah diperbaiki / dimodifikasi agar bisa menutupi kekurangan yang
dimiliki sistem saat ini ataupun ingin mendukung strategi, kebutuhan
operasional, ataupun solusi teknis yang baru (Bernard, 2005, p41).
29
Gambar 2.8 Drivers of Change (Bernard, 2005, p41)
2.6.5 EA Management Plan
Elemen ini berfungsi untuk mengartikulasi program serta dokumentasi
dari pendekatan EA. EA Management Plan juga memberikan deskripsi dari
gambaran masa kini dan masa depan dari arsitektur, serta menyusun
perencanaan untuk mengatur transisi ke teknologi di masa mendatang
(Bernard, 2005, p42).
2.6.6 Planning Threads
Elemen ini berfungsi untuk mengartikulasi program serta dokumentasi
dari pendekatan EA. EA Management Plan juga memberikan deskripsi dari
gambaran masa kini dan masa depan dari arsitektur, serta menyusun
perencanaan untuk mengatur transisi ke teknologi di masa mendatang
(Bernard, 2005, p42). Tiga elemennya antara lain:
IT Security
Keamanan IT harus meliputi seluruh level dari EA Framework dan EA
Components.
IT Standards
30
EA harus membuat sebuah standar yang harus diterima baik secara
internasional, nasional, dan standar industri dalam rangka untuk
mendorong penggunaan solusi non-eksklusif pada EA Components.
IT Workforce
Penting untuk memastikan bahwa staff, keterampilan, serta kebutuhan
pelatihan yang berkaitan dengan IT sudah diidentifikasi pada setiap
LOB dan mendukung pelayanan aktivitas pada setiap level EA
Framework.
2.7. EA Repository
Enterprise Architecture Repository ini mencakup situs Enterprise
Architecture, dokumentasi database dan aplikasi perangkat lunak (tools) yang
digunakan untuk pemodelan, analisis dan pelaporan. Desain repository harus
mencerminkan pendekatan arsitektur yang mendasar. Menyediakan akses
mudah ke dokumentasi EA adalah penting untuk digunakan dalam perencanaan
dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat dicapai melalui pembentukan dan
pengambilan keputusan. Hal ini dapat dicapai melalui pembentukan repositori
EA on-line. Enterprise Architecture Repository untuk arsip dokumentasi
komponen EA di berbagai bidang kerangka EA.
Enterprise Architecture Repository adalah web berbasis repositori
pengetahuan arsitektur enterprise solusi yang menyediakan eksekutif, manajer,
staf dan kontraktor tempat berwenang untuk mendesain, menangkap, melihat,
dan berkolaborasi pada informasi yang mendefinisikan arsitektur perusahaan.
31
Pada gambar 2.9 memberikan contoh bagaimana sebuah repositori EA
mungkin untuk dirancang. Contoh ini disebut hidup perusahaan dan dirancang
untuk mendukung dokumentasi yang diatur melalui penggunaan kerangka
Cube 3 EA.
Gambar 2.9 EA Repository (Bernard, 2005, p226)
32
2.8. The Structure and Culture
2.8.1. The Structure of Enterprise
Salah satu model yang lebih masuk akal dari struktur organisasi umum
adalah mengenai pandangan tiga tingkat yang awalnya dibayangkan oleh
seorang sosiolog, Talcott Parsons, di tahun 1950 dan selanjutnya
dikembangkan oleh seorang sosiolog, James Thompson, pada tahun 1960.
Penelitian oleh Parson mengidentifikasi tiga tingkatan umum yang umum
untuk kebanyakan organisasi sosial (teknis, manajerial, dan institusional),
berdasarkan pengamatan bahwa berbagai jenis kegiatan terjadi di setiap
tingkat. Pandangan Thompson dibangun berdasarkan gagasan Parsons
dengan lebih lanjut mengidentifikasi berbagai jenis kegiatan yang dilakukan
oleh organisasi. Pada gambar 2.10 menjelaskan konsep organisasi dengan
model Parsons / Thompson.
Gambar 2.10 Model Parsons/Thompson (Bernard, 2005, p51)
33
Pengukuran berdasarkan Model Parson / Thompson telah diadaptasi
oleh penulisan yang menyerupai serangkaian lingkaran konsentris. Hal ini
dapat memberikan citra yang lebih berguna untuk menggambarkan sebuah
organisasi sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya melalui tingkat
model institusional, memfasilitasi sumber daya internal melalui jenjang
karir, dan melindungi sebuah inti dari proses penting dan sumber daya di
tingkat teknis. Gambar 2.11 menunjukkan versi bentuk bola dari model
Parsons / Thompson, yang juga lebih berguna dalam berhubungan dengan
bagaimana kerangka EA dapat mendokumentasikan fungsi organisasi.
Gambar 2.11 Hubungan antara fungsi dan struktur model organisasi
(Bernard, 2005, p32)
2.8.2. Understanding Culture
Memahami budaya suatu perusahaan sangat penting untuk
mengembangkan pandangan yang realistis tentang bagaimana tujuan
34
strategis ditetapkan, bagaimana fungsi proses, dan bagaimana sumber daya
digunakan. Setiap perusahaan berbeda dalam beberapa cara, seperti adalah,
vertikal horisontal, dan / atau diperpanjang sub-perusahaan. Hal ini
disebabkan budaya perusahaan menjadi sebuah penggabungan dari nilai-
nilai, keyakinan, kebiasaan, dan preferensi dari semua orang di seluruh
perusahaan atau sub-perusahaan.
Perubahan dalam perusahaan akan terjadi terlepas dari adanya
program EA, namun mereka akan terjadi dengan cara yang lebih terputus-
putus atau benar-benar independen tanpa EA. Efek dari program EA adalah
untuk mengkoordinasikan perubahan sedemikian rupa sehingga jauh lebih
didorong oleh strategi baru dan kebutuhan bisnis, dan kurang oleh teknologi
baru.
Kebanyakan dapat bertahan terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungan mereka, apakah itu di rumah atau tempat kerja. Jika program EA
mempromosikan perubahan di perusahaan, dan jika orang selalu bertahan
terhadap semua jenis perubahan ketika mereka tidak memiliki beberapa
tingkat kontrol, maka program EA mungkin dilawan oleh para pemangku
kepentingan jika tidak dilakukan sesuatu untuk meningkatkan tingkat
kontrol. Meningkatkan tingkat kontrol dapat membantu untuk
menyukseskan dalam mengelola perubahan, dan dapat dicapai dengan
beberapa cara, termasuk:
Melibatkan stakeholders dalam pembentukan program EA dan
manajemen,
Secara teratur dan efektif mengkomunikasikan kegiatan EA untuk
stakeholder,
35
Memungkinkan untuk masukan dari stakeholder untuk perencanaan EA
dan pengambilan keputusan, dan
Mengelola keinginan dari para pemangku kepentingan dalam
melaksanakan program EA.
2.9. EA Artifact
2.9.1. Goal and Initiatives
Goal and Initiatives adalah kekuatan pendorong di belakang
arsitektur. Tingkat atas dari kerangka arsitektur perusahaan mengidentifikasi
arah strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan dan memberikan
gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa teknologi informasi akan
membuat dalam mencapai tujuan-tujuan ini.
Berikut merupakan komponen EA pada tingkat tujuan dan inisiatif :
2.9.1.1. Strategic Plan
Arsitektur komposit perusahaan artefak yang harus memandu arah
perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa depan dengan menyediakan
item berikut, yang masing-masing dari primitif (dasar) arsitektur artefak
perusahaan.
Mission Statement
Pernyataan misi yang singkat dimana perusahaan menggambarkan
tujuan dan arah perusahaan.
Vision Statement
36
Pernyataan visi suatu perusahaan menggambarkan dalam bentuk
singkatan strategi kompetitif perusahaan.
Strategic Direction Statement
Pernyataan ini menetapkan arah strategis yang akan mengejar
perusahaan selama periode yang dicakup oleh rencana strategis.
SWOT Analysis
Salah satu kegiatan awal perusahaan melakukan dalam
mengembangkan rencana strategis adalah “Kekuatan, kelemahan,
peluang, ancaman” (SWOT) Analisis.
Concept of Operations Scenarios
Perusahaan mungkin akan membantu untuk mengembangkan rinci
saat ini dan masa depan “konsep operasi” (CONOPS) skenario yang
mencakup beberapa tahun kegiatan operasi, dan yang
memperhitungkan kombinasi account yang berbeda dari internal
driver dan eksternal yang diidentifikasi dalam analisis SWOT.
Concept of Operations Graphic
Grafik CONOPS sangat penting untuk perusahaan, seperti yang
menjelaskan dalam satu gambar semua kegiatan utama dalam
CONOPS saat ini, serta hubungan kegiatan-kegiatan.
Competitive Strategy
Daerah ini dari rencana strategis mengidentifikasi bagaimana
perusahaan akan mencapai keberhasilan dalam mengejar arah
dinyatakan strategis.
37
Strategic Goals
Tujuan strategis perusahaan adalah tujuan-tujuan bahwa ketika dicapai
bersama-sama akan menjamin keberlangsungan hidup dan mencapai
keberhasilan, seperti yang didefinisikan dalam ukuran hasil dan metrik
kinerja perusahaan dalam mengembangkan potensi dirinya sendiri.
Outcome Measures
Mengetahui bahwa kemajuan sedang dibuat pada tujuan strategis dan
inisiatif sangat penting untuk kesuksesan suatu perusahaan.
2.9.1.2. SWOT Analysis
Menurut Rangkuti (2006, p18-19), analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats).
Dijelaskan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.
Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
SWOT merupakan singkatan dari lingkungan internal Strengths
dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats
yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal, yaitu Peluang (opportunities) dan Ancaman (threaths)
38
dengan faktor internal, yaitu Kekuatan (strengths) dan Kelemahan
(weaknesses).
Pengertian SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan
para pesaingnya atau kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi berakibat pada pemilikan keunggulan atau kelebihan
komperatif.
Dikatakan demikian karena satuan organisasi memiliki sumber,
ketrampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih
kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan. Contoh: kekuatan
pada sumber keuangan, citra positif, keunggulan kedudukan, lembaga
dengan unit pemasok input, loyalitas pengguna produk dan
kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.
Kelemahan (weakness)
Kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain. Dengan mengetahui ini maka
disusun suatu strategi untuk menutupi / menghilangkan kelemahan
perusahaan. Keterbatasan / kekurangan dalam hal sumber, ketrampilan
dan kemampuan menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja
organisasi. Berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan
tersebut bisa terlihat dari sarana prasarana yang dimiliki, kemampuan
manajerial yang rendah, produk yang tidak / kurang diminati,
perolehan keuntungan kurang memadai.
39
Peluang (opportunities)
Kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk membuat lebih banyak
pelanggan dibandingkan dengan pesaingnya. Berbagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi satuan organisasi. Yang
dimaksud dengan berbagai situasi disini antara lain kecenderungan
penting terjadi di kalangan pengguna produk, perubahan dalam
kondisi persaingan, perubahan dalam peraturan perundang-undangan
yang membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan organisasi.
Ancaman (threats)
Threats merupakan kebalikan dari pengertian peluang yakni faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu organisasi. Jika
tidak segera diatasi akan menjadi ganjalan/halangan/hambatan laju
aktivitas satuan organisasi baik untuk masa sekarang maupun masa
depan. Berbagai contoh antara lain: masuknya pesaing baru,
pertumbuhan yang lamban, meningkatnya posisi tawar pemakai
produk yang dihasilkan, menguatnya posisi tawar input yang
diperlukan untuk proses menjadi output / produk tertentu,
perkembangan dan teknologi yang belum dikuasai.
40
Gambar 2.12 Analisis SWOT (Rangkuti, 2006, p19)
Berikut ini adalah penjelasan dari kuadaran Analisis SWOT:
- Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy).
- Kuadran 2 : Meskipun mengalami berbagai ancaman, perusahaan
ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk /
pasar).
- Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga
dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
- Kuadaran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai
ancaman dan kelemahan internal.
Dalam penyusunan faktor-faktor strategis perusahaan alat yang dapat
dipakai adalah matrik SWOT. Menurut Rangkuti (2006, p31), matrik ini
dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari
luar perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan maupun kelemahan
41
yang dimiliki dari dalam. Melalui matrik ini dapat dihasilkan empat
kemungkinan alternatif strategis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Matrik SWOT (Rangkuti, 2006, p31)
2.9.1.3. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS)
Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan
diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor straegis internal
tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan (Rangkuti,
2006, p24-25). IFAS terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan
(weaknesses). Berikut ini adalah tahap-tahap penentuan Faktor Strategi
Internal (IFAS) :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
42
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. Semua
bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel
yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata
industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat
negatif, kebalikannya.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
43
2.9.1.4. Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS) (Rangkuti,
2006, p22-23). EFAS terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) perusahaan.
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal
(EFAS):
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor
strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Pemberian rating untuk faktor peluang bersifat
positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4), tetapi jika
peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman
adalah kebalikannya.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pemobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervarisi
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
44
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-
faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
2.9.2. CONOPS and CONOPS Diagram
2.9.2.1. Concept of Operations Scenario
Sebuah konsep skenario operasi adalah dokumen narasi yang
menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini atau akan
beroperasi beberapa tahun dalam waktu yang diberikan faktor-faktor
tertentu internal dan eksternal yang dinyatakan dan diidentifikasi dalam
analisis SWOT.
2.9.2.2. Concept of Operations Diagram
Sebuah konsep operasi diagram ini adalah deskripsi tingkat tinggi
grafis dari bagaimana perusahaan fungsi, baik secara keseluruhan, atau di
daerah tertentu yang menarik.
2.9.3. Products and Services
45
Ini adalah area arsitektur yang termasuk dalam area pengaruh primer.
Tingkat kedua dari kerangka EA mengidentifikasi produk bisnis layanan
dari perusahaan dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut.
EA Components pada The Product and Services yaitu :
a. Business Services
Layanan bisnis perusahaan adalah kegiatan yang secara langsung
berkontribusi terhadap pencapaian misi. Ini bisa dalam bentuk inisiatif
strategis untuk mengembangkan layanan baru atau yang ditingkatkan
atau artefak, kegiatan manufaktur sedang berlangsung, pelayanan publik,
dan “back office” keuangan, akuntansi, administrasi, dan fungsi sumber
daya manusia.
b. Business Products
Produk bisnis adalah barang berwujud dan tidak berwujud bahwa
perusahaan memproduksi dalam mengejar tujuan bisnis dan strategis.
c. IT Capital Planning Portofolio
Karena sumber daya terbatas di kebanyakan perusahaan, nilai dari
membuat investasi yang signifikan dalam TI harus ditampilkan dalam
rangka untuk mengidentifikasi biaya, manfaat, dan tingkat pengembalian
modal.
2.9.3.1. Business Plan
Rencana bisnis memberikan gambaran tingkat tinggi dari garis
kunci dari fungsi bisnis, dan strategi keuangan yang akan mencapai
tujuan strategis dan inisiatif.
Jenis-jenis berikut ini sering ditemukan dalam rencana bisnis :
46
a. Business Overview
b. Executive team profile
c. Relationship of business activities to strategic goals
d. Organizational structure
e. Market outlook and competitive strategy
f. Business cycles
g. Capitalization summary
h. Financial strategy
i. Current financial status summary
j. Business partnership and alliances
2.9.3.2. Swim Lane Process Diagram
Seorang pemangku kepentingan menunjukkan diagram aktivitas
dimana pra pemangku kepentingan (orang-orang dengan kepentingan
dalam perusahaan) yang terlibat dengan garis proses bisnis, dan waktu
interaksi. Diagram menggunakan format swim lane untuk mengatur
pemangku kepentingan demi baris dan kerangka waktu oleh kolom, maka
overlay kegiatan dengan flowchart simbologi.
2.9.3.3. Business Process Diagram
Diagram proses bisnis menunjukkan rincian rinci dari suatu
kegiatan, termasuk bagaimana setiap langkah dalam kegiatan
berhubungan dengan orang lain. Diagram B-4 mengikuti IDEF-0 teknik
pemodelan untuk menunjukkan apa yang diinput, kontrol, output, dan
mekanisme dari setiap langkah dalam proses.
47
Gambar 2.13 IDEF Model (Bernard, 2005, p140)
Berikut ini penjelasan dari gambar 2.13 mengenai IDEF Model:
Input : Item yang memulai atau memicu aktivitas dan diubah,
dikonsumsi, atau menjadi bagian.
Output : Hasil yang dihasilkan oleh aktifitas tersebut; alasan
yang membuat proses itu bekerja.
Mekanisme : Sistem, orang, dan peralatan yang digunakan untuk
melakukan aktivitas.
Kontrol : Mengindikasikan bagaimana atau kapan proses akan
ditampilkan.
48
Gambar 2.14 Business Process Diagram (Bernard, 2005, p142)
2.9.3.4. Activity / Product Matrix
Kegiatan bisnis & peta matrik produk siklus hidup menghasilkan
pendapatan produk untuk berbagai bidang bisnis di seluruh perusahaan.
Matrik ini menyoroti siapa yang memili proses bisnis dan produk, serta
tingkat rantai pasokan.
Gambar 2.15 Activity/Product Matrix (Bernard, 2005, p301)
2.9.3.5. Use Case Narative and Diagram
Sebuah use case naratif bahasa pemodelan berikut terpadu (UML)
format untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteks, pemangku
kepentingan (aktor), dan aturan bisnis untuk interaksi mereka dengan
sistem, layanan, dan aplikasi yang sistem, layanan, dan aplikasi
diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan pembangunan.
Definisi dasar dari Use case sendiri adalah sebuah pola interaksi antara
sistem dengan actor dalam application domain (Mathiassen, 2000, p120).
49
Gambar 2.16 Use case diagram (Bernard, 2005, p302)
2.9.4. Data and Information
Pengoptimalisasi data dan pertukaran informasi adalah tujuan
sekunder dari arsitektur. Tingkat ketiga dari kerangka arsitektur perusahaan
dimaksudkan untuk mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini
sedang digunakan dalam perusahaan dan bagaimana masa depan arus
informasi akan terlihat.
Komponen EA pada data dan informasi :
1. Knowledge Warehouse
50
Knowledge Warehouse berevolusi dari database mainframe besar yang
melayani beberapa aplikasi dan kelompok pengguna di beberapa sistem
dan jaringan. Sebuah gudang pengetahuan adalah one-stop-shop untuk
data dan informasi tentang berbagai kegiatan dan proses dalam
perusahaan.
2. Information System
Data, menurut O’Brien (2005, p38), merupakan fakta mentah tentang
orang, tempat, acara, dan hal-hal yang berkaitan dalam suatu organisasi
yang umumnya ditemukan dalam penggambaran kejadian dan transaksi
dalam organisasi.
Informasi, menurut O’Brien (2005, p38) merupakan data yang telah
diproses atau ditata kembali ke bentuk yang lebih bermakna bagi
seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan
memiliki makna kepada penerima.
Pengetahuan adalah data dan informasi yang lebih halus berdasarkan
fakta, kebenaran, kepercayaan, penilaian, pengalaman, dan keahlian dari
penerima. Idealnya informasi mengarah ke kebijaksanaan.
3. Database
Database merupakan sebuah perangkat lunak berbentuk aplikasi yang
dirancang untuk mendukung penyimpanan, pengambilan,
memperbaharui, dan penghapusan elemen data dan atau objek data.
Unsur data adalah fakta fundamental dan nilai-nilai yang tersimpan
dalam database.
51
2.9.4.1. Knowledge Management Plan
Menurut Bernard (2002, p304), Knowledge Management Plan
menyediakan deskripsi rinci tentang bagaimana pengetahuan, informasi,
dan data dibagi di seluruh perusahaan. Knowledge Management Plan
mencakup deskripsi dan diagram berbagi informasi antara sistem,
aplikasi, knowledge warehouse, dan database. Pada gambar 2.16 berikut
merupakan salah satu contoh bentuk dari Knowledge Management Plan.
Gambar 2.17 Knowledge Management Plan (Bernard, 2005, p304)
Menurut Probst (2000, p45) dalam membuat knowledge juga
memiliki tiga goals, yaitu : Normative management, strategic
management dan operational management. Perbedaan dari ketiga goals
tersebut yaitu :
Normative Management : Berkaitan dengan visi umum
kebujakan perusahaan dan semua aspek budaya perusahaan.
Strategic Management : Ditetapkan untuk program jangka
panjang ditujukan untuk mewujudkan visi.
52
Operational Management : Membantu untuk memastikan bahwa
program-program strategis yang diimplementasikan dalam kegiatan
perusahaan sehari-hari.
Menurut Maier (2002, p319) pada gambar 2.18 menunjukkan
arsitektur berlapis yang ideal untuk sistem manajemen pengetahuan
terpusat yang merupakan penggabungan dan pengiriman teori, orientasi
arsitektur penjualan, dan beberapa pasar tertentu dan mengintegrasikan
komponen mereka serta lapisannya.
Gambar 2.18 Architecture for centralized KMS (Ronald Maier, 2007,
p319)
53
2.9.4.2. Object State Transition Diagram
Diagram transisi bagian menggunakan notasi dari UML untuk
menunjukkan bagaimana siklus hidup objek data tertentu. Diagram ini
menunjukkan perubahan atribut, link, dan atau perilaku dari objek akibat
peristiwa sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam
bagian.
Gambar 2.19 Object State Transition Diagram (Bernard, 2005,
p306)
2.9.4.3. Logical Data Model
Model data semantik dapat dikembangkan dengan menggunakan
metode terstruktur tradisional dan simbologi (diagram hubungan entitas),
atau satu dapat menggunakan metode object-oriented dan simbologi dari
UML, yang menghasilkan diagram kelas dan atau diagram objek.
54
Gambar 2.20 Entity Relationship Diagram (Bernard, 2005, p308)
2.9.4.4. Activity / Entity Matrix
Menurut Bernard (2005, p310), Activity/Entity Matrix adalah
pemetaan yang dikembangkan oleh entitas data dipengaruhi oleh garis
yang terkait dengan kegiatan usaha. Disebut dengan “CRUD” matriks
karena mengidentifikasi jenis dasar transformasi yang dilakukan pada
data (membuat, membaca, memperbaharui, menghapus) proses bisnis.
2.9.5. EA System and Application
Tingkat keempat dari kerangka arsitektur perusahaan dimaksudkan
untuk mengatur dan mendokumentasi kelompok saat ini dari sistem
informasi, dan aplikasi bahwa perusahaan menggunakannya untuk
memberikan kemampuan teknologi informasi.
Komponen EA pada System and Application :
1. Software Application
Aplikasi adalah program perangkat lunak (software) yang menyediakan
kemampuan fungsional untuk “front office” dalam menggunakan sistem
berbasis teknologi informasi (seperti manufaktur, penjualan, layanan
pemerintahan, logistik, dan gudang pengetahuan) atau “back office”
55
sistem terotomatisasi teknologi informasi seperti pengolah kata,
spreadsheet, diagram, editor foto, dan web browser.
2. Web Services
Penggunaan “Plug-and-play” pada aplikasi perangkat lunak, penggunaan
web berbasis layanan teknologi informasi secara signifikan memperluas
dan mempercepat konsep ini. Standar ini membuka layanan berbasis web
menggantikan aplikasi perangkat lunak yang memiliki hosting yang unik
dan kebutuhan akses.
3. Services Bus / Middleware
“Services Bus” adalah istilah SOA untuk lingkungan operasi umum
untuk sistem, aplikasi, dan layanan web yang dicirikan oleh non protokol
hak milik standar terbuka dan middleware untuk pertukaran data,
perangkat lunak atau perangkat keras antarmuka.
4. Enterprise Resource Planning (ERP) Solutions
Solusi ERP yang dipasarkan oleh vendor sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan interoperabilitas aplikasi dan mengurangi duplikasi fungsi.
5. Operating Systems
Sistem operasi adalah aplikasi yang memungkinkan komputer untuk
menyediakan jaringan dasar dan fungsi pengolahan. Berbeda dalam
sistem operasi adalah bagian besar dari apa yang membedakan desain
mainframe yang lebih tua terpusat dari server yang desain klien baru
desentralisasi.
2.9.5.1. System Interface Diagram
56
Diagram sistem antarmuka menunjukkan tampilan logis dan/atau
fisik antara sistem perusahaan untuk informasi, produksi, dan lain-lain
dimana informasi dan/atau sumber daya lainnya yang dipertukarkan.
Seperti terlihat pada gambar 2.21 berikut merupakan salah satu contoh
dari System Interface Diagram.
Gambar 2.21 System Interface Diagram (Bernard, 2005, p312)
2.9.5.2. System Data Flow Diagram
Sistem diagram aliran data yang lebih dikenal sebagai aliran data
diagram dan dimaksudkan untuk menunjukkan proses dalam sistem yang
pertukaran data, dan bagaimana pertukaran data terjadi. Artefak pada
System Data Flow Diagram terlihat pada gambaran proses bisnis, dan
bisa diurai untuk menunjukkan detail tambahan.
57
Gambar 2.22 System Data Flow Diagram (Bernard, 2005, p315)
2.9.5.3. Web Application Diagram
Diagram aplikasi web menunjukkan hubungan logis antara layanan
berbasis web informasi, dalam perawatan ini menunjukkan diagram rinci
layanan yang berinteraksi melalui protokol standar dan tampilan yang
mempromosikan platform-independent dari persimpangan data.
2.9.6. EA Network and Infrastructure
Merupakan tingkat infrastruktur teknologi dalam fungsi kerangka EA
untuk mengintegrasikan dan menghubungkan teknologi informasi sumber
daya perusahaan di tingkat aplikasi dan informasi. Seperti sumber daya
integrasi suara, data, video, dan transportasi (kabel / nirkabel) adalah salah
satu kunci untuk menciptakan infrastruktur teknologi informasi secara
operasional efektif dan hemat biaya.
Komponen EA pada EA Network and Infrastructure:
1. Jaringan Data
Jaringan data yang dirancang untuk mengangkut data dan informasi
dalam bentuk kode digital antara berbagai komputer yang mendukung
58
penyimpanan, pengambilan, pembaharuan, dan pengolahan untuk end-
user.
2. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan Telekomunikasi yang dirancang untuk mengangkut sinyal suara
dalam bentuk kode (gelombang analog atau digital elektron/arus foton)
antara pengguna akhir.
3. Jaringan Video
Jaringan video yang dirancang untuk mengangkut sinyal gambar video
dalam bentuk kode (gelombang analog atau digital elektron/arus foton)
antara lokasi produksi dan lokasi melihat.
4. Kekuatan Transmisi
Kemampuan transmisi jaringan informasi (suara, data, atau video)
memiliki dasar dalam konektivitas antara peralatan jaringan.
Konektivitas ini dapat diberikan melalui berbagai media termasuk kabel
(copper or glass fiber), sel nirkabel (short-range radio waves), menara
transmisi (medium range microwaves), dan link satelit (long-range up-
link and down-link of VHF, UHF, or EHF radio waves).
2.9.6.1. Network Connectivity Diagram
Diagram konektivitas jaringan menunjukkan koneksi fisik antara
enterprise’s voice, data, dan jaringan video meliputi bagian eksternal
Wide Area Networks (WANs) dan Local Area Networks (LANs) yang
juga disebut ekstranet dan intranet.