Upload
vanda-love-djavaneis
View
239
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hjkhjj
Citation preview
Tujuan Perencanaan
1. Standar pengawasan
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
3. Mengetahui siapa yang terlibat mendapatkan kegiatan yang sistematis
termasuk baiaya dan kualitas pekerjaan
4. Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif
5. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
6. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
7. Mengarahkan pada pencapaian tujuan
Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak
tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan
baik untuk manajer atau karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka
capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual
mungkin akan bekerja sendiri sendiri secara serampangan, sehingga kerja
organisasi kurang efisien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang
manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh kedepan,
meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan
menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja
yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efisien dan
mengurangi pemborosan. Selain itu dengan rencana, seorang manajer juga
dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan
inefesiensi dalam perusahaan
Tujuan terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutya, yaitu proses pengontrolan dan
pengevaluasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adlaah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana,
manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Visi dalam perencanaan
Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana organisasi harus dibawa
agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan
strategis, merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi.
Visi tidak hanya penting pada saat mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan
organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karenanya visi organisasi juga
harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Pada hakekatnya tidak ada visi organisasi, yang ada adalah visi-visi
pribadi dari anggota organisasi. Namun kita harus mampu merumuskan gambaran
bersama mengenai masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa
terpaksa. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus
menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi.
Misi dalam perencanaan
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan
sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misis membawa organisasi kepada suatu
fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan
bagaimana melakukannya. Misi adalah suatu yang dilaksanakan oleh organisasi
agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan
pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang
berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-
programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang. Sejalan dengan
hal tersebut diatas maka pusat Pusat Data dan Informasi Pertanian telah membuat
pernyataan misi, yang merupakan cita-cita dan landasan kerja yang harus diikuti
dan didukung oleh keseluruhan anggota organisasi dan secara eksplisit
menyatakan apa yang harus dicapai dan kegiatan spesifik apa yang harus
dilaksanakan.
Filososfi dalam perencanaan
Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang keperawatan
dan manifestasi dan nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir
dan bertindak (chitty,1997). Oleh karena itu filosofi keperawatan dibangun diatas
kepercayaan tentang manusia, lingkungan kesehatan dan keperawatan
sebagaimana terdapat dalam paradigma keperawatan.
Total Quality Manajemen (TQM) menurut W.Edwards Deming adalah sebagai
suatu dasar filosofi manajemen, karakteristik filosofi tersebut meliputi
1. Intitusi diberikan keleluasan kewenangan dalam menentukan tujuan yang
hendak dicapai dan staf mempunyai otonomi dalam pengambilan
keputusan tentang tugas yang diemban.
2. Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan
kwalitas yang kerja dan produktifitas kerja.
3. Penekana TQM adalah memonitor kwalitas dimana secara terus menerus
mengumpulkan data dengan pendekatan ilmiah keraha peningkatan
kwalitas.
4. Rancana strategi untuk masa depan dapat melalui penbentukan suatu
komitmen tentang kwalitas dan produktifitas.
5. TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat (pasar); baik secara
kwalitas dan produktifitas untuk mencapai suatu kesepakatan dengan
pihak kostumer (internal dan eksternal).
Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit ditekankan
pada :
1. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menentukan kehidupannya.
2. Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda-bedakan agama, suku,
warna kulit, status, dan jenis kelamin.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan harus ditujukan pada pemenuhan
keperawatankebutuhan individu.
4. Asuhan keperawatan yang diberikan yang diberikan sebagai bagian
integral dan pelayan kesehatan lainnya.
5. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam mencapai tujuan organisasi.
6. Perlunya evaluasi secara terus-menerus terhadap semua pelayan
keperawatan yang diberikan
Sasaran dalam perencanaan
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan, sasaran memandu manajeme
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan
(stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan
organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam
perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan public
yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan
kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder
perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar
diinginkan oleh perusahaan, sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-
tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk
mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional.
Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran umum, yang
kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang
lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak
buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya
karena mereka sudah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama
terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali,
atasan meberikan sasarannya yang cakupannya terlalu luas seperti ‘’ tingkatan
kerja’’, atau ‘’kembangka perusahaan’’ sehingga bawahan kesulitan
menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah menginterpretasi maksud
sasaran itu.
Pendekatan kedua disebut dengan manajemen by objectiv ata MBO. Pada
pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer
puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama
membat sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan
merasa dihargai sehingga produktifitas mereka akan meningkat. Namun ada
beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan
pembauatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu,
sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat
dinami. Kedua, adanya kecendrungan karyawan untuk bekerja memenuhi
sasarannya tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim
berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalah sekedar formalitas belaka,
pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.