Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan
Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Pendidikan guru pra & dalam jabatan di LPTK melalui program yang menekankan praktik.
Stuart juga menjelaskan bahwa di Jawa Barat, selama lima tahun program USAID PRIORITAS akan membantu pemerintah provinsi untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di 13 kabupaten/kota yang
meliputi Kota Bogor, Sukabumi, Karawang, Subang, Garut, Indramayu, Kota Cimahi, Bandung Barat, dan Ciamis, serta empat daerah lainnya pada tahun 2013.
“Program ini akan menjangkau sekitar 40.000 siswa di 168 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah, serta secara tidak langsung menjangkau
masih banyak lagi ratusan sekolah,” paparnya. “USAID PRIORITAS juga meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan provinsi untuk mengkoor-dinasikan, merencanakan, me-ngelola dan membiayai pelaya-nan pendidikan,” ujarnya.
Erna Irnawati, PC USAID PRIORITAS Jabar, mengatakan bahwa program ini juga bekerjasama dengan UPI dan
UIN Bandung. Fokus kerja-samanya adalah peningkatan kompetensi para mahasiswa sebagai calon guru.***
USAID telah bekerja sama dengan pemerintah Jawa Barat
sejak tahun 2005 pada prog-ram DBE (Decentralized Basic Education), dengan hasil yang relatif baik. Mulai tahun 2012 ini, USAID kembali berkiprah di Jabar pada program USAID PRIORITAS.
Demikian kata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dalam sambutan peluncuran yang dibacakan oleh Asda Bidang Kesra, Aip Rivai. “Pe-
merintah Provinsi Jawa Barat menyambut baik segala bentuk kerjasama yang dapat membe-rikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. Program ini “sejalan dengan salah satu arah kebijakan Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2008-2013,” jelas Gubernur.
Pada project launching ini,
Pemprov Jabar sebagai mitra USAID PRIORITAS dan per-wakilan USAID menandata-ngani KAK (Kerangka Acuan Kerja). Penandatanganan KAK juga dilakukan antara para Bupati/Walikota mitra dan CoP USAID PRIORITAS.
Sebelumnya, pada sambu-tan pengantar, Jalu Cahyanto, Program Manager USAID, menyampaikan bahwa Jawa
Barat menghadapi tantangan untuk menyediakan bagi siswa
akses pendidikan yang berkua-litas, dan untuk meningkatkan
profesionalisme guru. Program USAID PRIORITAS akan be-kerja sama dengan para guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan siswa untuk mengatasi masalah tersebut.
"USAID akan membantu SD, SMP, dan madrasah (MI dan MTs) di Jawa Barat untuk mendapatkan akses pendidikan berkelas dunia," kata Jalu Noor Cahyanto. "Kami
berharap program ini akan membantu siswa di Jawa Barat untuk mengembangkan potensi terbaiknya dan menempatkan mereka pada jalan menuju kesuksesan."
Penjelasan lebih rinci mengenai program USAID PRIORITAS disampaikan oleh Stuart Weston, CoP USAID PRIORITAS. Ia menjelaskan bahwa program PRIORITAS
terfokus pada peningkatan:
Pembelajaran di SD/MI, SMP/MTs menjadi lebih menarik, relevan & efektif dengan penekanan pada membaca, matematika, sains;
Manajemen sekolah menjadi partisipatif, akuntabel &
terfokus pada peningkatan pembelajaran;
Manajemen pendidikan di daerah, khususnya dalam hal penempatan guru & pembiayaan;
Pemerintah Provinsi LuncurkanPemerintah Provinsi LuncurkanPemerintah Provinsi Luncurkan
USAID PRIORITAS di Jawa BaratUSAID PRIORITAS di Jawa BaratUSAID PRIORITAS di Jawa Barat
Temukan di Dalam!
Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi masyarakat untuk mendorong pembaruan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar berkualitas.
Salam
PRIORITASkeun
Peluncuran Program USAID
PRIORITAS di Jawa Barat
telah berlangsung tanggal 6
November 2012.
PRIORITASkeun edisi ini
mencoba mengabadikan
momen bersejarah tersebut
sambil mencoba memelihara
nyala api komitmen semua
pihak terhadap program.
Edisi ini juga memuat kabar
penyusunan baseline dan
EGRA, sebagai kegiatan awal
program. Ada juga kabar
daerah ihwal diseminasi di
Indramayu dan Kota Bogor.
Selain itu, praktik pendidikan
yang baik tentu saja merupa-
kan bagian penting setiap
edisi PRIORITASkeun.
Selamat Membaca!
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun
Dalam Edisi Ini
Daerah DBE Unjuk Dampak Program—2
Komitmen Kepala Daerah Hebat—2
SMPN 8 Kota Bogor Sambut Kunjungan Inspiratif Eric Postel—4
Diseminasi Sentuh Kebutuhan Guru—5
Agar Tetap Giat, KKG/MGMP Butuh Terobosan—6
EGRA Ukur Tingkat-Baca Kelas Awal—7
Cara Asyik Belajar Menulis Laporan—8-9
Belajar Aktif dengan Model Berpetualang—10-11
Media Komunikasi Pendidikan Dasar
di Jawa Barat
Nomor 2 Nov 2012—Jan 2013
2
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeun keun keun Nomor 2Nomor 2Nomor 2
“Kami melihat dan merasakan sendiri dampak nyata
program DBE di daerah kami. Manfaat itu terasa baik oleh anak-anak kami, guru-guru di sekolah kami, dan kami sendiri di jajaran pemerintahan daerah.”
Demikian disampaikan Agus Supriatman, Kepala Disdikpora Karawang, dalam sambutannya pada peluncuran Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat. Agus mewakili
daerah binaan DBE untuk menyampaikan evaluasi dan testimoni atas program DBE.
Agus kemudian mencoba berkilas balik mengajak hadirin mengingat kembali bagaimana Karawang dan lima daerah DBE di Jabar berkomitmen menyukseskan DBE. Ia merasa telah menikmati kerjasama dengan USAID selama enam tahun (2005-2011) dalam
program DBE untuk mengembangkan pendidikan dasar yang terdesentrallisasi dengan tiga fokus:
DBE 1 berfokus pada manajemen dan tata kelola pendidikan yang mandiri dan otonom. DBE 2 berfokus pada peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah. DBE 3 berfokus
pada pembelajaran bermakna dan kepemimpinan kepala sekolah yang berorientasi pada mutu pembelajaran di SMP/MTs.
Melalui ketiga fokus program di atas, demikian
ungkap Agus, dampak besar telah terasa. Berikut beberapa
dampak program DBE:
Tersusunya RENSTRA dan RENJA bagi SKPD Pendidikan, yang berbasis informasi;
Sekolah-sekolah telah bisa menyusun RENCANA KERJA SEKOLAH yang
berbasis pada profil sekolah sebagai dasar informasinya;
Telah disepakatinya biaya Standar Operasional Satuan Pendidikan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan bahkan SMA/MA;
Mampu menghitung Biaya
Satndar Pelayanan Minimal dan Akses Pendidikan;
Meningkatnya mutu pembelajaran yang lebih baik melalui pendekatan pembelajaran kontekstual, kooperatif, aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah;
Melalui pembelajaran bermakna telah terjadi peningkatan mutu pembelajaran di SMP/MTs
Program pendidikan jarak jauh berbasis sekolah;
Diselenggarakannya Pusat Sumber Belajar Gugus (PSBG); dll. “Ini hanyalah delapan
contoh dari banyak dampak kegiatan DBE 1, 2, dan 3 di daerah kami,” tegas Agus.
Agus lantas menyatakan bahwa Karawang sudah menyusun diseminasi program
DBE untuk 2013 dengan alokasi anggaran tidak kurang dari Rp.2.775.644.000,-
Ia kemudian memastikan bahwa daerah DBE yang lain juga merasakan manfaat yang kurang-lebih sama.***
Daerah DBE Unjuk Dampak ProgramDaerah DBE Unjuk Dampak ProgramDaerah DBE Unjuk Dampak Program
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
Agus Supriatman
Kepala Disdikpora Karawang
“Kami melihat dan merasakan
sendiri dampak nyata
program DBE di daerah kami.
Manfaat itu terasa baik oleh
anak-anak kami, guru-guru di
sekolah kami, dan kami
sendiri di jajaran
pemerintahan daerah.”
Pameran dampak DBE turut memeriahkan acara launching
USAID PRIORITAS di Jabar.
Tim angklung siswa SMPN 1 Karawang Barat turut memeriahkan event
peluncuran program USAID PRIORITAS di Jawa Barat. Diakui oleh Kepsek C.A
Bachtiar (berdiri ketiga dari kanan), guru
kesenian Esi Destiana (berdiri ketiga dari kiri), dan Pembina OSIS Iyang
Gumilar (berdiri kedua dari kanan)
bahwa prestasi siswa dalam bidang kesenian juga merupakan bagian penting
dari dampak program DBE.
Jalu Noor Cahyanto USAID Program Manager
"USAID akan membantu SD,
SMP, dan madrasah (MI &
MTs) di Jawa Barat untuk
berpeluang mendapatkan
akses pendidikan
berkelas dunia."
Aip Rivai Asda I Bidang Kesra Jabar
"USAID PRIORITAS
sejalan dengan salah satu arah
kebijakan RPJMD
2008-2013."
Stuart Weston CoP USAID PRIORITAS
“USAID PRIORITAS akan meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah dan provinsi untuk mengkoordinasikan, merencanakan, mengelola dan
membiayai pelayanan pendidikan.”
Erna Irnawati
PC USAID PRIORITAS Jabar
“USAID PRIORITAS juga bekerja sama dengan UPI dan
UIN Bandung untuk meningkatkan
kompetensi calon guru (mahasiswa).”
3 November 2012November 2012November 2012———Januari 2013Januari 2013Januari 2013
Sukmawijaya mengaku langsung menerima tawaran
USAID PRIORITAS untuk melanjutkan kemitraan. “Kami, dan tentunya Kepala Daerah mitra USAID PRIORITAS yang lain, merasa senang dan bangga karena daerah kami terpilih untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS.” Ia beralasan, “Kami menyambut baik karena kami merasa program ini sejalan dengan kebijakan kami dalam bidang
pendidikan.” Ia meyakinkan, “Kami percaya bahwa program USAID PRIORITAS bersinergi dengan program peningkatan mutu pendidikan di daerah kami.”
“Kami segenap kepala daerah mitra USAID PRIORITAS menyatakan siap mendukung dan
“Bulan Juni 2012 lalu, kami mendengar USAID akan me-
lanjutkan kerja sama di bidang pendidikan dengan Pemerin-tah Republik Indonesia,” ungkap Sukmawijaya, Bupati Sukabumi, mengawali sambu-tannya pada acara peluncuran USAID PRIORITAS di Jabar.
Bupati lalu bercerita bahwa, pada bulan Juli, ia menerima perwakilan USAID PRIORITAS yang menjelaskan arti USAID PRIORITAS. Ia
akhirnya memahami bahwa, tidak seperti DBE yang dibagi menjadi tiga program, USAID PRIORITAS adalah satu program yang, seperti DBE, memiliki tiga fokus: (1)Pembelajaran, (2) Tata Kelola dan Managemen, dan (3) Keterkaitan dan keselarasan kebijakan pendidikan.
menyukseskan program USAID PRIORITAS. Kami
bersedia menyiapkan ANGGARAN MAUPUN SUMBER DAYA MANUSIA,” tegas Sukma.
Atas nama seluruh kepala daerah mitra USAID PRIORITAS, Sukma mengucapkan terima kasih kepada USAID, atas dukungan dan kerjasama selama ini. “USAID telah mendukung kami mewujudkan mutu
pendidikan yang lebih baik di Jawa Barat pada umumnya,” ucapnya tulus.
Bupati Sukmawijaya menutup pernyataannya dengan doa “semoga rahmat Allah senantiasa tercurah bagi kita dalam membangun bangsa Indonesia yang berkemajuan dan berkeadaban.” ***
Komitmen Kepala Daerah Hebat Komitmen Kepala Daerah Hebat Komitmen Kepala Daerah Hebat
sebagai pemegang kuasa
Gubernur dan Jalu Noor
Cahyanto, USAID Program
Manager, mewakili USAID.
Pada kesempatan berikut-
nya penandatanganan oleh
para kepala daerah dan Stuart
Weston, CoP USAID
PRIORITAS. Secara bergiliran
pendatanganan KAK dilakukan
oleh Sukmawijaya, (Bupati
Sukabumi), Anna Sophanah
(Bupati Indramayu), Ade
Swara (Bupati Karawang),
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
telah ditandatangani oleh pihak
-pihak yang bekerjasama
dengan USAID dalam program
USAID PRIORITAS di Jawa
Barat. Penandatanganan
dilakukan secara resmi pada
event peluncuran program,
Selasa 6 November 2012 di
Hotel Grand Aquilla Bandung.
Pada kesempatan pertama,
penandatanganan KAK
dilakukan oleh Aip Rivai, Asda
I Bidang Kesra Pemprov Jabar,
Aceng M. Fikri (Bupati Garut),
E. Kusdinar (Kadisdik Subang),
Tatang (Kadisdik Ciamis), Hari
Sutjahjo (Bapeda Kota Bogor),
Rachmat (Asda II Bandung
Barat), Bambang Arie Nugro-
ho (Sekda Cimahi).
Para Kepala Daerah
tampak membubuhkan tanda
tangan dengan mantap dan
penuh keyakinan. Ini
merupakan suatu isyarat
komitmen tinggi mereka
terhadap program.***
KAK telah DitandatanganiKAK telah DitandatanganiKAK telah Ditandatangani
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
Sukmawijaya
Bupati Sukabumi
“Kami segenap kepala
daerah mitra USAID
PRIORITAS menyatakan
siap mendukung dan
menyukseskan program
USAID PRIORITAS. Kami
bersedia menyiapkan
anggaran dan SDM.”
Dua tim tari siswa SMP Kota Cimahi tengah menampilkan seni tari berjudul
‘Luhung’ yang menggambarkan budi pekerti luhur dan tingkat keadaban
manusia Sunda, asuhan Bu Retno Tri
Wulandari (atas) dan ‘Waledan’
asuhan Bu Penny (bawah).
Pak Jalu Noor Cahyanto (USAID), Pak Stuart Weston (CoP USAID PRIORITAS), Pak Aip Rivai (Asda Bidang Kesra Jabar), para Bupati
dan Wali Kota mitra USAID PRIORITAS tengah menandatangani Kerangka Acuan Kerjasama (KAK) pada acara peluncuran
Program USAID PRIORITAS pada tanggal 6 November 2012 di Bandung.
4
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeun keun keun Nomor 2Nomor 2Nomor 2
“Cara belajar di sini asyik dan menyenangkan. Saya baru
mengalami pembelajaran yang menyenangkan seperti ini ketika saya duduk di bangku SMP ini.” Demikian pengakuan Devi Septianingsih, siswa SMPN 8 Kota Bogor, saat ditanya oleh Eric Postel mengenai proses belajar sains yang saat itu tengah diikutinya.
Mr. Eric Postel, Assistant Administrator USAID, berkenan berkunjung ke
SMPN 8 Kota Bogor pada Hari Selasa tanggal 30 Oktober 2012. Menyertai Eric Postel, hadir pula Margaret Sancho (Director of Education Office), Ester Manurung (Program Development Specialist) dan Stuart Weston (CoP of USAID PRIORITAS).
Rombongan tiba di SMPN 8 Kota Bogor pukul 08.00 WIB. Kedatangan rombongan
disambut oleh tarian Kapidara, sebuah tarian Sunda modern yang dibawakan oleh lima orang siswi SMPN 8 Kota Bogor. Kepala sekolah, Ibu Yani Herliani, menyambut hangat tetamu dengan ucapan selamat datang.
Kunjungan Eric Postel dan rombongan bertujuan untuk melihat lebih dekat aktivitas pembelajaran di SMPN 8 Kota
Bogor, sebagai salah satu sekolah mitra DBE dan sekarang menjadi mitra USAID PRIORITAS. Secara khusus, kunjungan tersebut hendak memotret bagaimana proses pembelajaran aktif dan kontekstual berlangsung di sekolah tersebut serta bagaimana peran kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik.
Untuk memotret hal itu, rombongan tamu melakukan kunjungan kelas, laboratorium, dan perpustakaan. Kelas Sains menjadi kelas kunjungan pertama. Para siswa aktif
melakukan percobaan asam dan basa dengan bahan yang
sederhana dan mudah didapatkan. Diskusi antarkelompok pun berlangsung sebagai pembahasan terhadap temuan mereka.
Mr. Eric dan rombongan mengamati jalannya pembelajaran. Selanjutnya, dialog informal pun berlangsung. Beliau menyampaikan beberapa
pertanyaan terkait hasil percobaan dan proses pembelajaran.
Selain kelas Sains, Mr. Eric dan rombongan mengunjungi kelas Matematika dan Bahasa Inggris. Di kelas Bahasa Inggris, beberapa siswa menyampaikan pengalaman belajar dan cita-citanya dalam Bahasa Inggris. Muhammad Irfan, salah seorang siswa kelas
9 yang tahun ini menjadi duta Jawa Barat dalam olimpiade Fisika tingkat nasional, bertutur, “I like the ways my teachers teach us. The process of learning keeps me enthusiastic and relaxed.”
Kedekatan siswa dengan guru-guru ternyata menjadikan proses belajar lebih menyenangkan sehingga konsep-konsep yang
didiskusikan lebih mudah dicerna. Irfan juga menyatakan cita-citanya ingin menjadi guru. Ia mengaku cita-cita tersebut terinspirasi oleh guru-guru yang sangat dia idolakan.
Andini juga menuturkan pengalaman dan cita-citanya dalam bahasa Inggris. “I wish to be a politician who can change Indonesia better,” ujarnya mantap.
Terhadap presentasi siswa, Mr. Eric menyatakan, “Excellent.” Kata tersebut merepresentasikan sebuah kebanggaan atas kinerja siswa-siswi.
Selain pembelajaran di kelas, ruang perpustakaan dan
ruang komputer pun menjadi tujuan kunjungan. Ruang perpustakaan ternyata tidak hanya menjadi tempat membaca. Pada waktu dan materi tertentu, ruangan tersebut menjadi tempat belajar bersama. Mereka langsung memanfaatkan bacaan yang ada, menjadi sumber belajar.
Pada akhir pertemuan,
berlangsung diskusi antara tim USAID, kepala sekolah, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Bogor (Hj. Yayah Warsiah, M.Pd), Komite Sekolah (Dr. Mamat Haris Suwanda, MS), guru-guru, dan beberapa siswa. Ibu Yayah menyampaikan bahwa aktivitas pembelajaran yang ia lihat di SMPN 8 amatlah menarik dan bermakna, sehingga ia
menghimbau sekolah-sekolah di Bogor baik negeri maupun swasta untuk mereplikasi model tersebut.
Begitu pun komite sekolah, Mamat Haris Suwanda, menyampaikan rasa bangga dan bahagia atas proses pembelajaran yang berlangsung. “Karena itulah sebenarnya hakikat pembelajaran, yakni
mengoptimalkan seluruh kemampuan siswa,” tegas Mamat. “Saya melihat guru-guru di sini lebih menjadi seorang fasilitator,” tambahnya, seraya memberikan kesaksian atas bukti-bukti perubahan di SMPN 8 ini.
Guru-guru pun turut
berkomentar. Mereka
mengaku merasa termotivasi
untuk melakukan proses
pembelajaran yang lebih baik.
Menurut mereka, sentuhan
program DBE menjadi warna
indah dalam perjalanannya
sebagai guru. ***
SMPN 8 Kota Bogor
Sambut Kunjungan Inspiratif Eric Postel
Berita DaerahBerita DaerahBerita Daerah
CoP Stuart Weston (kiri) dan Director
of Education Office Margaret Sancho
(kanan) tengah mengamati aktivitas siswa melakukan percobaan.
Eric Postel sedang mewawancarai para siswa mengenai proses pembelajaran
yang sedang berlangsung dan mengenai pengalaman belajar mereka.
Tim Usaid dan rombongan tamu tengah berdiskusi dengan kepala sekolah dan
para guru setelah melakukan pengamatan proses pembelajaran.
Tamu rombongan berkenan melakukan foto bersama dengan warga sekolah
SMPN 8 Kota Bogor. Tampak siswa membawa sebuah bola bertuliskan
Usaid, sebagai cindera mata.
5 November 2012November 2012November 2012———Januari 2013Januari 2013Januari 2013
“Pelatihan ini sangat
menyentuh kebutuhan guru.
Kami diajak untuk membuat
karya yang menjadi keharusan
guru, seperti memetakan
kompetensi, membuat lembar
kerja, dan memanfaatkan
media. Guru membuat murid
mau belajar dengan senang
sehingga mereka menjadikan
aktivitas belajar sebagai bagian
dari kebutuhan hidupnya.
Sebenarnya, inilah esensi
sebuah pembelajaran.”
Demikian ungkap Toto
Sugiharto, guru SMPN 1
Pasehan, Indramayu. Toto
merupakan salah seorang
peserta diseminasi Better
Teaching and Learning (BTL) 3
di Indramayu (3-5 Okt).
Kegiatan ini merupakan
upaya diseminasi program
DBE yang diinisiasi oleh Kasi
Dikdasmen Disdik Kabupaten
Indramayu. Kegiatan
diselenggarakan secara parallel
di empat kecamatan, yakni
Kecamatan Balongan (Bahasa
Inggris), Karang Ampel (IPA),
Kertamaya (Matematika), dan
Widasari (Bahasa Indonesia). Diseminasi di empat
kecamatan tersebut meliputi
45 orang (22 L, 23 P) guru di Balongan, 42 orang (24 L, 20 P) guru di Karang Ampel, 37 orang (21 L, 16 P) guru di Kertamaya, dan 44 orang (21 L, 23 P) guru di Widasari.
Rangkaian kegiatan
pelatihan mencakup menelaah
kurikulum, membuat lembar
kerja, membuat media
pembelajaran, dan membuat
penilaian (3/10), membuat
jurnal reflektif dan melakukan
persiapan mengajar (4/10),
praktik mengajar (di SMPN I
Balongan, SMPN I
Karangampel, SMPN I
Kertamaya, SMPN I Widasari),
refleksi, dan menyusun RTL
(5/10).
Pada sesi RTL, mereka
menyusun rencana untuk
mendiseminasikan hasil
pelatihan tersebut kepada
guru-guru di sekolah dan di
MGMP masing-masing.***
Indramayu, Diseminasi Sentuh Kebutuhan Guru
Berita DaerahBerita DaerahBerita Daerah
“Pelatihan ini
sangat menyentuh
kebutuhan guru.”
Demikian ujar para guru yang tampak pada foto-foto di atas
sedang asyik mengikuti sesi demi sesi replikasi pelatihan BTL di Indramayu.
Replikasi paket pelatihan
guru BTL3 (Better Teaching
and Learning) ini berlangsung
pada tanggal 27-29 November
2012 di Gedung Mahoni
Pascasarjana IPB, Jl. Pajajaran
Kota Bogor.
Kegiatan diseminasi ini
merupakan wujud komitmen
Pemerintah Daerah Kota
Bogor. Dinas Pendidikan,
dengan dana Pemerintah
Daerah Kota Bogor, telah
melakukan serangkaian
replikasi program DBE sejak
program ini berakhir tahun
“Ari kieu mah, sayah resep
diajar teh euy [Kalau begini
caranya, saya suka belajar],”
celetuk seorang siswa SMPN 3
Kota Bogor. Celetukan ini
merupakan salah satu wujud
respon positif siswa terhadap
proses pembelajaran IPA.
Proses pembelajaran ini
berlangsung pada tanggal 29
November 2012 di SMPN 3
Kota Bogor. Proses belajar
IPA itu sendiri merupakan sesi
praktik (real teaching) sebagai
bagian dari rangkaian replikasi
paket BTL3.
2011 yang lalu.
Kegiatan replikasi ini
diikuti oleh100 orang guru (42
Laki-laki, 58 Perempuan).
Mereka mewakili sejumlah
SMP Negeri dan Swasta di
Kota Bogor.
Fasilitator Daerah yang
bertugas memfasilitasi
pelatihan ini meliputi Lili
Budiarti (IPA), Trisno Widodo
(IPS), Eman Sulaeman (Bahasa
Inggris), Odik Suharyadi
(Matematika), dan Dedi
Husnaeni (Bahasa
Indonesia).***
Siswa Kota Bogor: Sayah Resep Diajar teh Euy “Ari kieu
mah, sayah
resep diajar
teh euy.”
Materi tingkat SMP dititik-beratkan pada keterampilan
membuat Lembar Kerja dan memanfaatkan media pembe-lajaran (BTL3). Sedangkan untuk guru SD, pelatihan dititikberatkan pada pengelola-an kelas dan alat peraga.
Jumlah guru yang dilatih untuk tingkat SMP ada 95 orang yang berasal dari 50 SMP dan untuk tingkat SD ada 150 orang yang berasal dari 26
Kegiatan diseminasi ini meru-pakan tahap implementasi dari
rencana anggaran Pemerintah Karawang untuk mendukung sustainabilitas program DBE. Demikian kata Agus Supriat-man, Kepala Disdik Karawang (Lihat hlm 2).
Diseminasi Program DBE di Kabupaten Karawang dilak-sanakan pada tanggal 28 Nov s.d. 8 Des 2012, bagi guru SD kelas awal dan guru SMP.
kecamatan. Pelaksanaan diseminasi ini
dibagi dalam beberapa kelompok/batch. Satu kelompok terdiri atas 25 orang guru.
Para pelatih yang memfasilitasi pelatihan guru ini adalah MTT DBE2 dan Fasda DBE3. Dana diseminasi bersumber dari APBD II TA 2012 sebesar 105 juta rupiah.***
Karawang Gelar Replikasi bagi Guru SD & SMP
6
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeun keun keun Nomor 2Nomor 2Nomor 2
Baseline, Potret Kondisi Awal MitraBaseline, Potret Kondisi Awal MitraBaseline, Potret Kondisi Awal Mitra USAID PRIORITAS Jawa
Barat melakukan serangkaian
pengamatan dan wawancara di
tiga daerah baru: Kabupaten
Bandung Barat, Kota Cimahi,
dan Kabupaten Ciamis. Kegia-
tan ini merupakan upaya un-
tuk memotret kondisi awal
mitra USAID PRIORITAS,
baik kondisi sekolah, guru,
siswa, dan KKG/MGMP.
Kegiatan ini diawali dengan
workshop enumerator pada
tanggal 21-24 November 2012
di Kota Bogor. Para enume-
rator berjumlah 26 orang (20
laki-laki, 6 perempuan), yang
terdiri atas guru, pengawas,
dan staf USAID PRIORITAS
Jawa Barat.
Dua puluh enam orang
enumerator ini kemudian
melakukan penyusunan base-
line di tiga daerah mitra
USAID PRIORITAS di Jawa
Barat pada 26 Nov s.d. 6 Des
2012. Mereka menghimpun
data melalui serangkaian
pengamatan pembelajaran, tes
siswa, dan wawancara
pengurus KKG/MGMP.
Di Kab. Bandung Barat,
proses ini melibatkan SDN
Rajamandala 2, MIS Samsudin,
SD Kartika 3, MIS Cisasawi,
SDN Mekarasih, SDN Maro-
ko, SDN Cicangkang Girang,
SDN Sukamanah, SMPN 1
Cipatat, SMPN 1 Parongpong,
SMPN 1 Cihampelas, MTsN
Cihampelas, SMPN 1
Sindangkerta, dan MTs Celak
Gununghalu.
Di Kota Cimahi, proses
baseline melibatkan SDN
Cibabat Mandiri 2, MIS Asih
Putera, SDN Sosial 01, SDN
Harapan 2, SDN Karang
Mekar Mandiri 2, SDN
Setiamanah Mandiri 1, SDN
Sadarmanah, SDN Utama
Mandiri 1, SMPN 5, MTs Nurul
Iman, SMPN 3, SMPN 10, MTsN
Sukasari, dan SMPN 9.
Di Kab. Ciamis, mitra
baseline meliputi SDN
Sindangsari 01, SDN SUkasari
02, SDN Kertahayu 05, SDN
Pamarican 1, SDN Sukamanah
03, SDN Pamokolan 02, MIS
Sumber Jaya, MIS Gununghalu,
SMPN 2 Banjarsari, SMPN 1
Pamarican, SMPN 1
Sindangkasih, SMPN 1
Cihaurbeuti, MTs Banjarangsana,
dan MTs Sindangkasih.
Selain sekolah, data setiap
daerah juga dihimpun dari KKG
(4 Gugus), dan MGMP IPA, Bhs.
Indonesia, IPS, Matematika, PKn,
dan Bhs. Inggris.Temuan umum
mengenai baseline, lihat berita di
bawah tentang KKG/MGMP dan
halaman berikutnya mengenai
EGRA.***
Agar Tetap Giat, KKG/MGMP Butuh TerobosanAgar Tetap Giat, KKG/MGMP Butuh TerobosanAgar Tetap Giat, KKG/MGMP Butuh Terobosan
Gugus 04, pada tahun ini menerima bantuan Lesson
Study dan Blockgrant sehingga bisa dikatakan MGMP sangat aktif, baik MGMP Prioritas maupun Pembanding. Namun kondisi terbalik, MGMP di Gugus 02 dan 04 terkesan pasif. Pertemuan di MGMP terbanyak dua bulan sekali atau malah kurang dari itu. Tema yang dibahas pun hanya seputar pembahasan kisi-kisi dan soal ulangan. Ini kondisi
sebelum Lesson Study dan Blockgrant masuk.
Atas dasar itu, para pengurus MGMP berharap USAID PRIORITAS kiranya melakukan terobosan untuk membuat MGMP berdaya. Apa yang dimaksud‘berdaya’ meliputi dua hal: keaktifan dan keberlanjutan kegiatan.
Pertama, ihwal keaktifan, pengurus MGMP membutuh-
kan pelatihan-pelatihan yang dapat mendorong mereka mampu menghidupkan MGMP
dengan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif bagi
profesionalisme guru. Dalam hal ini, MGMP seyogianya hidup dengan kegiatan yang bervariasi dan produktif bagi kualitas pembelajaran.
Kedua, ihwal keberlanjutan, para pengurus MGMP membutuhkan tempaan kapasitas dan kreativitas untuk mempertahankan sustainabilitas kegiatan. Menurut Iwan Irawan, Ketua MGMP IPS Cimahi,
pengurus MGMP perlu didukung untuk mengasah kemampuan swadaya dan penggalangan dana. Dengan demikian, kehidupan MGMP tidak akan lagi bergantung pada bantuan pemerintah semisal Blockgrant. MGMP mesti tetap aktif meski tidak ada lagi Blockgrant.
Para pengurus MGMP di Bandung Barat mengaku sangat membutuhkan bantuan dari
PRIORITAS supaya MGMP tetap aktif dan maju. “Melalui skema kegiatan MGMP yang
MGMP dan KKG sekarang relatif padat kegiatan. MGMP
IPA di Kota Cimahi, misalnya, mengadakan kegiatan hampir setiap pekan. KKG gugus 4 Sindangkasih, Ciamis juga sibuk dengan kegiatan yang padat setiap pekannya. Namun, MGMP dan KKG hanya aktif bila ada bantuan dana dari lembaga donor. Saat ini MGMP begitu aktif karena ada Blockgrant dari pemerintah.
Demikian garis besar hasil
wawancara tim baseline USAID PRIORITAS di Kota Cimahi, Bandung Barat, dan Ciamis. Deni Ahmad (Ketua MGMP Bahasa Indonesia) dan Irawati (Ketua MGMP IPA) Kota Cimahi secara jujur mengakui hal itu saat diwa-wancara. Demikian juga penga-kuan Tohir (Ketua KKG Gugus 4 Sindangkasih, Ciamis)dan Tatang Supriatna (Ketua
MGMP Bhs. Inggris) di Cimahi. MGMP Bandung Barat,
khususnya di Gugus 02 dan
Berita DaerahBerita DaerahBerita Daerah
Para calon enumerator Baseline tengah mengikuti lokakarya
penyusunan Baseline tanggal 21-
24 di Bogor. Mereka kemudian melakukan sejumlah
pengamatan dan wawancara di
Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten
Ciamis guna memotret kondisi baseline daerah mitra USAID
PRIORITAS tersebut.
7 November 2012November 2012November 2012———Januari 2013Januari 2013Januari 2013
Berita DaerahBerita DaerahBerita Daerah
EGRA Ukur TingkatEGRA Ukur TingkatEGRA Ukur Tingkat---Baca Kelas AwalBaca Kelas AwalBaca Kelas Awal Girang, dan SDN Sukamanah.
Di Kota Cimahi, EGRA
dilaksanakan di SDN Cibabat Mandiri 2, SDN Sosial 1, SDN Utama Mandiri, dan MIS Asih Putra mewakili sekolah mitra. Pembandingnya adalah MIS Sadarmanah, SDN Setiamanah Mandiri 1, SDN Karang Mekar Mandiri 2, dan SDN Harapan 2.
Di Kabupaten Ciamis, ditentukan SDN Sindangsari 1, SDN Sukasari 2, SDN
Sukamanah 3, dan MIS Gunungcupu sebagai sekolah mitra. Adapun sekolah pembanding dipilih SDN5 Kertahayu, SDN1 Pamarican, SDN2 Pamokolan, dan MIS Sumber Jaya.
Tahap pelasanaan assessment diawali dengan pengkondisian kelas 3 SD/MI. Supervisor memimpin perkenalan kemudian
menentukan siswa sampel. Jumlah sampel setiap sekolah terdiri atas 24 siswa dengan jumlah laki-laki dan perempuan berimbang.
Setelah terpilih sampel, proses assessment dimulai dengan cara memanggil 3 siswa untuk memasuki ruang assessment. Setiap siswa tentunya berhadapan dengan seorang asesor. Rata rata per
anak menghabiskan waktu sekitar 13–15 menit. Setelah itu, mereka menuju ruang bermain yang didampingi oleh pendamping yang sudah dilatih.
Temuan umum terkait kesulitan membaca di kalangan siswa, meliputi: 1. Secara umum, siswa
mampu menyelesaikan sub
tugas membaca huruf, walaupun dalam 60 detik
(waktu yang ditetapkan) belum mampu menyelesaikan semua huruf yang harus dibaca. Selain itu, kesalahan muncul pada pelafalan huruf f, p, dan v.
2. Pada sub tugas 2, membedakan bunyi awal, kebanyakan siswa memilih jawaban yang salah. Mereka belum mampu membedakan bunyi awal pada kata-kata
yang dituliskan di sub tugas 2. 3. Sub tugas membaca kata
bermakna, secara umum, siswa dapat membacanya dengan baik, sementara pada sub kata tidak bermakna, secara umum siswa hanya mampu sedikit membaca dalam waktu 60 detik. Hal itu terjadi, dimungkinkan karena siswa jarang mengucapkan kata-kata tersebut. Berbeda
dengan kata bermakna, mereka lancar membacakannya karena kata-kata tersebut setiap hari diucapkan.
4. Pada sub tugas membaca
cepat dan memahami bacaan, siswa masih belum dapat membaca keseluruhan teks sesuai waktu yang ditentukan, yakni 60 detik. Juga, pertanyaan yang diajukan asesor sebagai bentuk penggalian pemahaman siswa masih belum terjawab secara benar.
Temuan-temuan ini men-jadi acuan USAID PRIORITAS dalam menyusun program peningkatan profesionalisme guru, khususnya ihwal pembelajaran membaca dan menulis di kelas awal.***
Ada sejumlah kesulitan yang dialami siswa kelas awal dalam
membaca. Kesulitan-kesulitan semacam itu perlu dipahami dengan baik sebelum disusun sebuah program untuk membantu siswa memperbaiki tingkat-baca. EGRA merupakan salah satu instrumen untuk mendiagnosa masalah-masalah membaca di kelas awal.
Demikian diungkapkan oleh Yeti Heryati, Teacher
Training Officer USAID PRIORITAS Jabar. Ia lalu menjelaskan bahwa salah satu fokus USAID PRIORITAS adalah meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas awal. EGRA digunakan untuk menghimpun data awal yang bisa digunakan untuk menyusun suatu program peningkatan kemampuan membaca di kelas awal.
EGRA menilai kemampuan (1) membaca huruf, (2) membedakan bunyi awal fonem), (3) membaca kata bermakna, (4) membaca kata tak bermakna, (5) membaca cepat dan memahami bacaan, dan (6) menyimak bacaan. Selain itu, EGRA juga bisa menunjukkan kecepatan siswa membaca dan memahami isi bacaan. EGRA
dilakukan melalui Tablet dengan menggunakan program TANGERINE.
Di Kabupaten Bandung Barat, EGRA dilaksanakan di SDN Rajamandala 2, MIS Samsudin, SDN Mekarasih, dan SDN Maroko. Sekolah/madrasah pembanding adalah SDS Kartika X/3, dan MIS Cisasawi , SDN Cicangkang
Siswa SDN Sukasari 2 Kab.
Ciamis tampak sedang mengikuti
proses asesmen tingkat-baca dengan penuh keceriaan
Siswa MIS Samsudin Kab. Bandung Barat mengawali proses
asesmen dengan melakukan ‘cas’
dikembangkan USAID
PRIORITAS, semoga keaktifan MGMP menjadi sustainable,” mereka berharap.
Selain itu, Deni Ahmad dan hampir seluruh ketua KKG/MGMP berharap bahwa KKG/MGMP memiliki ruang
sekretariat. Sejauh ini,
sekretariat KKG/MGMP ‘numpang’ di sekolah dan cenderung mengikuti lokasi sekolah ketuanya. Karena tidak memiliki sekretariat, KKG/MGMP kurang dapat berkiprah secara optimal. “Ya,
bila tidak bisa sekreatriat
untuk setiap KKG/MGMP, sekurang-kurang kami bisa difasilitasi Sekber [Sekretariat Bersama] bagi KKG atau MGMP,” usul Deni Ahmad mengakhiri perbincangan soal keaktifan MGMP.***
Siswa SDN Sosial 1 Kota Cimahi
tengah asik bermain puzzle
setelah mengikuti proses asesmen
Siswa SDN Cibabat Mandiri 2 Kota Cimahi tengah mengikuti
asesmen kemampuan membaca
Usai mengikuti proses
asesmen, siswa kelas 3 MIS Sadarmanah, Cimahi, ini tengah
asik membuat keterampilan
kertas lipat di ruang tunggu.
8
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeun keun keun Nomor 2Nomor 2Nomor 2
Bentuknya beraneka: segi tiga, bujur sangkar, empat persegi
panjang, lingkaran, bulan sabit, bintang, donat, dan bunga matahari. Potongan-potongan kertas itu kemudian dimasukkan ke dalam kotak kapur bekas [merek ”sarjana”] yang sudah dibungkus kertas warna [tiap bidang sisinya ditutup dengan warna yang berbeda].
Ketua kelas kemudian berkeliling serta
menyodorkannya kepada seluruh siswa untuk mengambil salah satu potongan kertas berwarna-warni tadi. Ketika mengambil, setiap siswa diharuskan memejamkan mata agar pengundian tersebut benar-benar alami. Ingat, teknik membagi kelompok dengan cara ini cukup adil dan memiliki dua alternatif, bisa
berdasarkan warna ataupun bentuk kertas. Pilih sesuai dengan kebutuhan.
Berikutnya, para siswa dipersilakan untuk bergabung membentuk kelompok berdasarkan hasil pengundian. Mereka menyusun tata letak bangku berbentuk formasi letter ”U” atau tapal kuda agar nyaman dalam kerja kelompoknya. Formasi ini juga
memudahkan saya dalam mengamati, memeriksa, dan membimbing seiap kelompok. Saya menganjurkan kepada setiap kelompok untuk memberi nama kelompoknya dengan nama koran, tabloid,
atau majalah yang menjadi favorit mereka. (Didapat
Chaedar Alwasilah, dalam makalah ”Pemutakhiran
Metode Pembelajaran Bahasa” (2001: 2) berpendapat bahwa “menulis adalah keterampilan yang paling sulit dipelajari siswa dan diajarkan guru.”
Saya merasa tertantang untuk melakukan langkah-langkah inovatif pembelajaran bahasa. Salah satu upaya inovatif adalah metode ”Cooperative Learning plus
Karyawisata” untuk belajar menulis laporan. Tidak lupa, pembelajaran ini pun melibatkan aspek ekonomi, sebagai upaya pembinaan kepribadian siswa.
Mengawali pembelajaran, siswa berdoa. Saya menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada kompetensi dasar ”Menulis Laporan dengan
Bahasa yang Baik dan Benar,” yaitu agar para siswa: 1. Mampu melakukan kegiatan
observasi dan wawancara untuk keperluan penulisan laporan yang mengandung unsur ekonomi;
2. Mampu menyusun kerangka laporan berdasarkan urutan tempat (ruang), waktu, atau kegiatan;
3. Mampu mengembangkan kerangka laporan ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan bahasa yang komunikatif;
4. Mampu menyunting kembali isi laporan dengan memperhatikan ketepatan struktur kalimat, penggunaan ejaan, dan tanda baca. Untuk mewujudkan
cooperative learning, saya mengeluarkan kertas warna-warni: merah, kuning, hijau, biru, ungu, oranye, merah muda, dan hijau muda.
sejumlah delapan kelompok sesuai dengan jumlah bentuk
kertas yang tersedia. Setiap kelompok berjumlah lima orang. Jumlah siswa kelas yang bersangkutan memang 40 orang. Hal ini sudah diperhitungkan karena pendekatan yang dipakai adalah Tipe Investigasi kelompok atau Kelompok Penyelidikan. Muncullah nama-nama kelompok, seperti Pikiran Rakyat, Mangle,
Giwangkara, Garut Pos, Priangan, Gaul, Hai, dan Seputar Indonesia)
Setelah itu, untuk mengaitkan tentang pentingnya ketelitian dalam observasi (pengamatan), siswa dihibur dengan cerita jenaka yang saya sajikan sendiri (energizer). Anak-anak juga tampak merasa terbantu dengan humor. Selain itu,
bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan keterampilan lain, yakni berbicara, membaca, menulis, dan menyimak.
Ketika bercerita, saya sungguh-sungguh berperan sebagai pencerita yang baik sesuai dengan karakter yang diceritakan. Para siswa tampak merasa terkesan dan terhibur
karenanya. Pesan yang tersirat juga dapat tertangkap oleh mereka.
Cara Asyik Belajar Menulis LaporanCara Asyik Belajar Menulis LaporanCara Asyik Belajar Menulis Laporan
Baren Barnabas, SMPN 2 Cikajang, Garut
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Untuk mengaitkan
tentang pentingnya ketelitian dalam
observasi
(pengamatan), siswa dihibur dengan cerita
jenaka yang saya sajikan sendiri
(energizer). Anak-anak juga tampak merasa
terbantu dengan
humor. Selain itu, bercerita merupakan metode dan materi
yang dapat
diintegrasikan dengan keterampilan lain, yakni berbicara,
membaca, menulis, dan
menyimak.
9 November 2012November 2012November 2012———Januari 2013Januari 2013Januari 2013
siswa mendapat gambaran tentang laporan yang akan
ditulis mereka nanti. Saya kembali membagikan
LK yang di dalamnya memuat 15 hal yang dilaporkan. Para siswa tinggal membubuhkan tanda centang (√) jika sebagian atau ke-15 hal tersebut sesuai dengan isi model laporan dan memberikan tanda silang (X) jika tidak sesuai.
Untuk LK cara mengutip informasi dari narasumber,
dibuat contoh lima buah kalimat (langsung dan tak langsung) untuk diubah oleh para siswa dengan kalimat yang sebaliknya.
Setelah para siswa berlatih hingga menguasai dasar-dasar menulis laporan, mereka pun ditugaskan untuk ”turun gunung” atau karyawisata ke luar kelas guna mempraktikkan apa-apa yang
didapat di dalam kelas. Hal ini sejalan dengan apa yang pernah disimpulkan Dewey bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya.
Tugas diberikan kepada seluruh kelompok untuk melakukan perjalanan ke luar
kelas. Akan tetapi, pengumpulan data dilakukan secara individu. Maksudnya, agar mereka memiliki tanggung jawab sendiri demi
Setelah itu, setiap kelompok menyimak dan
mengamati model laporan yang saya visualisasikan melalui laptop dan infocus. Model laporan ini saya buat sendiri guna mendapat kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Ingat, Nabi Muhammad Saw. pernah mewasiatkan bahwa mendidik dengan keteladanan lebih efektif daripada mengajar dengan perkataan (lisân al-hâl afshahu min lisân al-maqâl).
Bilamana para siswa selesai mencermati model laporan tersebut, saya membagikan LK yang memuat 10 buah soal dengan dua alternatif jawaban benar (B) dan salah (S). Soal-soal itu menguji informasi-informasi yang didapat dari model laporan yang dicermati para siswa.
Setelah para siswa selesai
mengerjakan LK, mereka diminta untuk saling menukarkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain untuk dievaluasi. Adapun kunci jawaban dibacakan oleh saya. Ketua kelompok yang nilainya paling tinggi kemudian dikalungi ”bintang emas” yang sudah saya siapkan.
Latihan berikutnya adalah
mendaftar hal-hal yang dilaporkan dalam model laporan. Selain itu, cara mengutip informasi dari narasumber pun saya latihkan. Hal ini dimaksudkan agar
keberhasilan kelompok. Mereka diminta untuk
mengamati salah satu objek yang diminati (kelompok mana yang lebih dulu menghampiri, merekalah yang berhak mengamati dan mewawancarai). Objek pengamatan dan wawancara meliputi kantin Mang Heru dan Mang Uden, pedagang dorong (mi ayam, mi baso, baso tahu, batagor, cilok, cimol, gorengan, es campur,
atau es doger) yang ada di areal sekolah.
Hasilnya dikumpulkan dan diolah oleh tiap-tiap kelompok sehingga, karena saling melengkapi, terhimpunlah berbagai data dan fakta yang lengkap serta akurat sebagai bahan menulis laporan.
Kegiatan ini diakhiri dengan presentasi singkat setiap kelompok melalui
perwakilannya. Hasil menulis laporan juga ditempel di dinding kelas. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk ”wisata hasil karya”, yakni melihat-lihat hasil kerja kelompok lain yang berfungsi sebagai studi komparatif.
Akhirnya, saya mengevaluasi hasil kerja mereka, mendemonstrasikan penyuntingan, dan
memberikan penghargaan kepada seluruh kelompok dengan yel-yel khas SMP Negeri 2 Cikajang, yaitu tepuk ”Fanatik Fantastik.” ***
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Sebagai bagian dari rangkaian proses pembelajaran Bahasa Indonesia., siswa-siswi SMPN 2 Cikajang ini
tengah mengamati salah satu objek
yang diminati. (Kelompok mana yang
lebih dulu menghampiri, merekalah yang berhak mengamati dan mewawancarai.) Objek pengamatan
dan wawancara meliputi kantin Mang Heru dan Mang Uden, pedagang dorong (mi ayam, mi baso, baso tahu,
batagor, cilok, cimol, gorengan, es campur, atau es doger) yang ada di
areal sekolah.
Hasil menulis laporan ditempel di dinding
kelas. Setiap kelompok diberi
kesempatan untuk ”wisata hasil karya,”
yakni melihat-lihat hasil kerja kelompok lain yang berfungsi
sebagai studi komparatif.
10
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeun keun keun Nomor 2Nomor 2Nomor 2
Memang sudah banyak ragam model pembelajaran yang
diterapkan di kelas, termasuk model kooperatif. Sayangnya, pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk saling membelajarkan. Siswa duduk berkelompok tapi bekerja sendiri-sendiri.
Saya mencoba
mengembangkan model pembelajaran di luar kelas. Kala itu, saya mengajar IPS di kelas VIII-G pada jam ke 5-6, suatu waktu belajar ketika kondisi siswa sudah tidak “segar” lagi.
Terlebih dahulu saya menyiapkan bahan berupa 10 pertanyaan pada materi “Pelaku Ekonomi.” Selanjutnya 10 pertanyaan itu digunting
satu persatu dan ditempelkan pada kertas karton.
Pada istirahat pertama, kesepuluh kertas karton yang berisi pertanyaan diletakkan tersebar disudut sekolah. Ada yang disematkan di tiang bendera, ada yang di tangga kelas, dan ada pula di bawah pot koridor sekolah. Agar menarik dan menantang karton-karton pertanyaan
tersebut diletakkan pada tempat-tempat tersembunyi.
Selanjutnya saya masuk kelas VIII-G. Seperti biasa, saya melakukan kegiatan pembukaan dalam proses KBM, antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran, melemparkan beberapa pertanyaan tingkat tinggi yang menggiring pada pencapaian tujuan dan
memperkenalkan model pembelajaran berpetualang kepada siswa.
Siswa lalu dibagi dalam kelompok dan diberi tugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi selama 10
menit. Sebenarnya saat pertemuan yang lalu siswa juga
telah diberi tugas membaca buku paket tentang pelaku ekonomi di rumah.
Selesai membaca buku paket, siswa secara berkelompok diberi tugas untuk mencari pertanyaan-pertanyaan yang telah disebar di lingkungan sekolah dan menjawabnya pada kertas yang telah disiapkan. Siswa hanya diberikan tugas menjawab 10
pertanyaan yang dibuat. Kegiatan mencari
pertanyaan dalam areal sekolah saya namakan model pembelajaran berpetualang. Kesempatan untuk berpetualang saya beri waktu 40 menit.
Suasana menyenangkan tampak ketika para siswa menghadapi tantangan untuk menemukan soal-soal yang
“disembunyikan “ di lingkungan sekolah.
Dalam pembelajaran ini ada suasana kebersamaan dan bekerjasama memecahkan masalah yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok. Siswa mendapatkan soal kemudian secara berkelompok menjawabnya dan mencari lagi soal dan menjawabnya kembali yang berjalan terus menerus
hingga selesai. Setelah 40 menit berlalu,
siswa dipersilahkan kembali lagi ke kelas. Saat presentasi, setiap kelompok yang dapat menemukan 10 pertanyaan dan telah menjawabnya diberikan kesempatan pertama untuk melakukan presentasi kelompok. Giliran presentasi kedua adalah bagi kelompok yang dapat menemukan dan
menjawab 9 pertanyaan. Demikianlah urutan presentasi didasarkan pada kinerja kelompok, sehingga presentasi yang terakhir adalah bagi kelompok yang paling sedikit
menemukan dan menjawab pertanyaan.
Dalam presentasi kelompok saya memberikan kesempatan siswa secara berkelompok menilai hasil presentasi kelompok lain. Agar dalam presentasi seluruh siswa tetap fokus dalam pembelajaran, di sela-sela presentasi kelompok saya menyuguhkan Ice Breaking.
Pada akhir proses kegiatan belajar diadakan refleksi
pembelajaran. Dalam rangka ini, saya antara lain bertanya kepada siswa:
Apakah pembelajaran hari ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran?
Apa hal baru apa yang ananda peroleh dalam
pembelajaran hari ini?
Apa manfaat belajar tentang pelaku ekonomi?
Di akhir kegiatan, saya kemudian memberikan tugas tidak terstruktur. Tugasnya adalah mencari gambar pelaku ekonomi dalam majalah atau internet dan diberi komentar untuk dikumpulkan pekan
depan.
Bagi saya, pengalaman mengajar di atas merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Proses belajar tersebut
memenuhi kriteria pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Saya merasa puas menyaksikan para siswa saling berinteraksi, berkomunikasi, bekerjasama, dan saling menjelaskan maksud pertanyaan-pertanyaan itu. Mereka juga berusaha memahami dan saling memahamkan pengertian suatu konsep pada temannya.
Proses pembelajaran tadi memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup:
(Bersambung ke halaman 11)
Belajar Aktif dengan Model BerpetualangBelajar Aktif dengan Model BerpetualangBelajar Aktif dengan Model Berpetualang
Trisno Widodo, Trisno Widodo, Trisno Widodo, SMPN 11 Kota BogorSMPN 11 Kota BogorSMPN 11 Kota Bogor
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Siswa SMPN 11 Kota
Bogor tengah teribat aktif
dalam proses
pembelajaran IPS di bawah
asuhan Pak Trisno Widodo. Proses
pembelajaran ini
merupakan penerapan
model pembelajaran ‘Berpetualang’ yang
digagas oleh Pak Trisno.
Pada prinsipnya, model
pembelajaran ini
merupakan pengembangan model pembelajaran aktif-
kooperatif dengan
pendekatan kontekstual.
11 November 2012November 2012November 2012———Januari 2013Januari 2013Januari 2013
kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama, yang
memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata.
Saya juga merasa puas demi melihat siswa bersikap inklusif, yakni bersikap terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang ber-beda secara agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dll itu membuat mereka mampu
saling menghargai perbedaan. Pengalaman belajar
tersebut mengajarkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif hanya memberikan
hasil efektif bila diperhatikan dua prinsip utama.
Pertama, mesti ada saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru.
Kedua, mesti ada tanggung jawab pribadi (individual
responsibility). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Dedikasi Hingga Akhir Hayat
Mengenang dan MeneladaniMengenang dan MeneladaniMengenang dan Meneladani Kiprah Kiprah Kiprah Bu Bu Bu Eem FatimahEem FatimahEem Fatimah
bekerja sama. Karena itu penting bagi
kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan penerapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari.
Saat ini telah banyak model pembelajaran yang dapat dicoba dan dipraktikan dalam pembelajaran di kelas.
Praktik pembelajaran tersebut saya sebut dengan model pembelajaran berpetuangan.***
DBE1 Jawa Barat menilai Bu Eem telah mengemban tugas pengabdiannya sebagai DF
dengan sangat baik. Bu Eem telah sampai pada purna bakti
dan pensiun pada tahun 2010. Atas kinerja baiknya sebagai DF, tim USAID PRIORITAS Jabar tertarik untuk melibatkannya pada program baru ini. Sebagai kegiatan awal, Bu Eem diminta berpartisipasi di USAID PRIORITAS dalam penyusunan baseline daerah mitra.
Pekan sebelum kepergiannya, Bu Eem mengawali aktifitasnya di USAID PRIORITAS dengan mengikuti workshop
penyusunan baseline di Kota Bogor. Sebagaimana biasa, ia begitu antusias penuh semangat dan ceria mengikuti workshop tersebut.
Perjuangan dan dedikasinya terhadap pendidikan ternyata tidak berhenti hanya karena status pensiun. Ia tetap gigih memperjuangkan mutu pendidikan. Sebagai pejuang pendidikan, Bu Eem telah pergi secara khusnul khatimah di saat ia bertugas memperjuangkan peningkatan mutu pendidikan di Kota Cimahi.
Kita patut mengenang dan meneladani kepribadian dan dedikasinya bagi pendidikan. Ini adalah teladan pengabdian sepenuh hati sepanjang hayat. Bu Eem boleh pergi, tapi keteladanannya tetap hidup. Teladan hidup bagi kami, guru-guru dan segenap tenaga kependidikan.
Dalam rasa kehilangan, kami ucapkan selamat jalan, Bu Eem. Berbahagialah, Bu Eem, sebagai Pejuang Pendidikan Sejati.***
“Nenek, jangan pulang. Nenek, jangan pulang.” pinta siswa MIS Asih Putera Kota
Cimahi sambil memeluk erat Bu Eem, dua hari sebelum kepergian Bu Eem untuk selamanya. Satu hari sebelum kepergiannya, seorang guru SDN Harapan 2 Kota Cimahi juga menghiba, “Ibu, jangan pulang. Ibu, jangan pulang.” Padahal, siswa dan guru itu baru hari itu mengenal Bu Eem. Bu Eem wafat di Kota Cimahi pada Hari Kamis tanggal 29 November 2012, hari ketiga ia menunaikan tugas USAID PRIORITAS.
Bu Eem Fatimah berada di Cimahi dalam rangka proses penyusunan baseline Kota
Cimahi sebagai mitra USAID PRIORITAS. Pertemuan singkat Bu Eem dengan siswa dan guru di kedua sekolah itu ternyata telah meninggalkan kesan mendalam. Ini menjadi salah satu bukti kualitas, kapasitas, dan integritas Bu Eem sebagai seorang guru yang efektif dan kepala sekolah yang berhasil.
Dari indikator tersebut, kita dapat belajar mengenai sebuah praktik pendidikan yang baik. Sikap siswa dan guru tadi mencerminkan sikap para siswa dan guru di Pelabuhan Ratu sana. Bu Eem adalah mantan Kepsek SDN 1
Pelabuhan Ratu. Kinerja dan pencapaiannya sebagai Kepsek sedemikian bagus sehingga ia tercatat di Disdik Kab. Sukabumi sebagai Kepsek teladan.
Atas prestasi itu, Bu Eem kemudian direkrut oleh DBE1 untuk menjadi District Facilitator (DF). Ia mengabdikan diri sebagai tenaga pelatih DBE1 selama 2005-2010. Maka, ia menjalankan dua fungsi secara bersamaan, sebagai Kepsek dan DF. Tim
Perjuangan dan dedikasi Alm. Bu Eem Fatimah terhadap
pendidikan ternyata tidak berhenti hanya karena status pensiun. Ia tetap gigih
memperjuangkan mutu pendidikan. Sebagai pejuang pendidikan, Bu Eem
telah pergi secara khusnul khatimah di saat ia bertugas
memperjuangkan peningkatan mutu pendidikan di Kota Cimahi.
“Saya merasa puas menyaksikan para siswa
saling berinteraksi, berkomunikasi,
bekerjasama, dan saling menjelaskan maksud
pertanyaan-pertanyaan itu. Mereka juga
berusaha memahami dan saling memahamkan pengertian suatu konsep
pada temannya.”
Trisno Widodo SMPN 11 Kota Bogor
USAID PRIORITAS WEST JAVA
Office:
Jl. Radjiman 6 Bandung
Contacts: Dindin, 08112213849
Meningkatkan Akses Pendidikan Dasar yang Berkualitas
USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students) adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID dan dirancang untuk meningkatkan akses
pendidikan dasar berkualitas. Program USAID PRIORITAS dirancang berdasarkan pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari program USAID Decentralized Basic Education (DBE) yang telah dilaksanakan pada tahun 2005-2010. Di Jawa Barat, USAID
PRIORITAS akan meneruskan dukungan terbatas selama dua tahun awal terhadap kabupaten/kota mitra DBE yang menyatakan kesediaannya dan terpilih untuk menjadi mitra program. USAID PRIORITAS memberi dukungan dan pembinaan
secara penuh kepada tujuh kabupaten/kota baru di Jawa Barat selama 2012-2017.
Daftar Sekolah/Madrasah Daftar Sekolah/Madrasah Daftar Sekolah/Madrasah
Mitra USAID PRIORITAS Jawa Barat Cohort Mitra USAID PRIORITAS Jawa Barat Cohort Mitra USAID PRIORITAS Jawa Barat Cohort 111
KABUPATEN BANDUNG BARAT
CIPATAT CIHAMPELAS
SMP N 1 CIPATAT SMP N 1 CIHAMPELAS
SMP N 3 CIPATAT SMP N 2 CIHAMPELAS
SMP AL-HIKMAH CIPATAT SMP PATARUMAN
MTS AL-MUKHTARIYAH MTS 1 CIHAMPELAS
MI SYAMSUDIN CIPATAT MI TEMBONGSARI
MI AL-HIKMAH CIPATAT MI SUKAGUNA
SDN 1 RAJAMANDALA SDN MEKARASIH
SDN 2 RAJAMANDALA SDN MAROKO
SDN 3 RAJAMANDALA SDN 1 RANCAIRUNG
SDN 4 RAJAMANDALA SDN 4 RANCAIRUNG
SDN NYOMPLONG SDN 5 RANCAIRUNG
SDN RANCABENTANG SDN 1 BUDIGALIH
KABUPATEN CIAMIS
BANJARSARI SINDANGKASIH
SDN 1 SINDANGSARI SDN 1 SUKARAJA
SDN 3 SINDANGSARI SDN 2 SUKARAJA
SDN 2 SUKASARI SDN 3 SUKARAJA
SDN 3 SUKASARI SDN 1 SUKAMANAH
SDN 1 SUKASARI SDN 2 SUKAMANAH
SDN 2 SINDANGSARI SDN 3 SUKAMANAH
SMP 1 BANJARSARI SMP N 1 SINDANGKASIH
SMP 2 BANJARSARI SMP N 1 CIKONENG
SMP 3 BANJARSARI SMP N 2 CIKONENG
MIS SINDANGTAWANG MIS GUNUNGCUPU
MIS CIBADAK MIS KALANGARI
MTSN WANAYASA MTSN SINDANGKASIH
KOTA CIMAHI
CIMAHI UTARA CIMAHI TENGAH CIMAHI SELATAN
SDN CIBABAT MANDIRI 2 SDN BUDHI KARYA SMP NEGERI 2 CIMAHI SDN UTAMA MANDIRI 1
SDN CIBABAT 5 SDN SOSIAL 1 SMP NEGERI 3 CIMAHI SDN UTAMA 6
SDN CIBABAT MANDIRI 4 SDN SOSIAL 2 SMP NEGERI 6 CIMAHI SDN CIBODAS 2
SDN CIBABAT MANDIRI 5 SDN BUDHI ASIH MTS. NURUL FALAH SDN CIBODAS 3
SMP NEGERI 5 CIMAHI MIS CAHAYA MIS ASIH PUTERA
SMP NEGERI 11 CIMAHI MIS PUI CIMAHI SMP NEGERI 8 KOTA CIMAHI
MIS NURUL ISLAM MTS.N. SUKASARI
Bimtek MBS In-line dengan Program USAID PRIORITAS
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Bimtek/Pembinaan Pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah di tingkat SD. Kegiatan ini berlangsung tanggal 13-14 Desember 2012 bertempat di aula utama Kantor Dinas Pendidikan Jawa Barat, Jl. Radjiman No. 6 Bandung. Hadir pada kegiatan ini perwakilan guru SD, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Kegiatan ini mencoba memberikan pengayaan dan penguatan dalam hal
bagaimana memberdayakan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan mutu sekolah. Dengan program MBS, masyarakat sekitar diajak turut bertanggung jawab atas baik buruknya sekolah. Jika kita tilik program USIAD PRIORITAS, ternyata MBS menjadi program utama yang akan digulirkan pada awal 2013 ini. Tentu, program ini akan sangat mendukung program pemerintah yang saat ini sedang digalakkan. Dengan kata lain, program ini in-line dengan program USAID PRIORITAS, khususnya
terkait komponen tiga mengenai manajemen dan tata kelola sekolah.***
Disdik Jabar Gelar
Uji Publik
Kurikulum 2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menggelar uji-publik kurikulum 2013 pada tanggal 21 Desember 2012. Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang, terdiri atas kepala Dinas Kab/Kota, perwakilan kepala sekolah, guru, dosen,
mahasiswa, LSM, dan USAID PRIORITAS.
Kegiatan pokok terbagi atas dua sesi:. Sesi pleno menyajikan rancangan kurikulum 2013 sejak
rasional pengembangan hingga strategi implementasi. Sesi diskusi komisi membahas setiap komponen kurikulum meliputi:
Strategi Peningkatan Pencapaian Pendidikan
Rasional Pengembangan Kurikulum
Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum
Elemen Perubahan Kurikulum
Standar Kompetensi Lulusan
Struktur Kurikulum
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Faktor Pendukung Keberhasilan Implementasi Kurikulum
Strategi Implementasi
Kurikulum Pendidikan Tinggi
Kegiatan ini in-line dengan program USAID PRIORITAS sejauh
menyangkut bedah kompetensi dan pengembangan strategi pembelajaran.***