4
Foto Praktik yang Baik Pameran Pendidikan Sulawesi Selatan BERITA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa TAKALAR, – Ternyata buah pare tidak hanya enak dimakan, tapi kandungan di dalam buah tersebut bisa dijadikan energi listrik seperti baterai. Demikianlah yang ditemukan oleh siswa-siswi kelas IX dari SMP 2Takalar. “Kami menemukannya dalam rangka mencari energi terbarukan yang ramah lingkungan. Penemuan ini juga atas bimbingan pengajar kami dalam bidang IPA, khususnya tentang energi,” kata Nurul Izza Fajriani, salah seorang di antara tiga siswa yang mendemonstrasikan karya itu pada Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS untuk Kabupaten Takalar di Islamic Center pada 18 Maret 2015. Berdasar penelitian mereka, ternyata buah pare mengandung senyawa basa yang bisa menggantikan serbuk karbon dalam baterai. Senyawa basa pada buah pare ini mengandung ion OH- yang bisa menghasilkan sumber listrik. Caranya pun amat mudah untuk menghasilkan baterai dari buah pare ini. Siapa saja bisa membuatnya. Pertama, buah pare diambil dalamnya saja dan dicacah-cacah. Selanjutnya, buah itu diperas, tidak boleh terlalu kering dan terlalu basah. Langkah kedua, batang karbon dan serbuk karbonnya dikeluarkan. Baterai yang telah kosong diisi dengan buah pare yang telah diperas. Masukkan kembali batang karbon baterai dan ditutup. Hasilnya luar biasa. Ketika diujicobakan untuk menghidupkan jam, penunjuk jam langsung bergerak tanda menyala. Demikian juga halnya ketika dipakai untuk menyalakan lampu. Siswa juga menguji besaran kandungan tegangan buah pare tersebut yang dibandingkan dengan baterai asli dengan memakai alat meter dasar. Setelah diuji coba, ternyata kandungan energinya tidak jauh berbeda dengan baterai asli. Kalau baterai paten memiliki daya 1,5 Volt, baterai buah pare ini memiliki daya antara 1,3 sampai 1,4 Volt. Menurut Pak Mukhlis, guru pembimbing, penemuan ini memberikan sebuah nilai penting bahwa dengan belajar model kontesktual, para siswa menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata mereka. Hasil karya siswa ini ditampilkan pada acara pameran pendidikan USAID PRIORITAS yang diadakan di gedung Islamic Center Takalar pada 18 Maret 2015. Pameran tersebut dimeriahkan oleh 24 stan dari 24 sekolah yang menampilkan berbagai produknya. Terdapat juga panggung tempat anak-anak mendemonstrasikan produk- produk inovasi mereka berdasar pembelajaran yang mereka terima. Bupati Takalar Dr Burhanuddin Baharuddin sangat mengapresiasi hasil karya tersebut. “Semoga ke depan bisa dikembangkan lebih jauh ke penemuan lainnya,” ujarnya. WARTA PRIORITAS Media Diseminasi Praktik Inovasi di Bidang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan EDISI 10 / MARET - MEI 2015 Siswa SMP Takalar Ciptakan Baterai dari Buah Pare WARTA PRIORITAS WARTA PRIORITAS WARTA PRIORITAS Penanggung Jawab Jamaruddin (Provincial Coordinator) Editor Mustajib (Communication Specialist) Tim Redaksi Nensilianti (TTI Development Specialist), Saiful Jihad, (TTO Secondary), Amir Mallarangan (TTO Primary), Fadiah Machmud (WSD), M. Ridwan Tikollah (GMS), La Malihu (M/E Specialist), Abdul Rahman Patta (IT Specialist), Andi Irma, Bahar, Hamka, Azmi, Erni, Sira, dan Wiyah (DCs) ALAMAT Jl. Rutan No. 75-77, Gunung Sari Baru, Makassar - Sulawesi Selatan Telp. dan Fax: 0411-885595, 886898, E-mail: [email protected] 8 TANA TORAJA, - “Ternyata dengan menggunakan metode pembelajaran Kontekstual dan PAKEM, tidak melulu ceramah, sekolah menunjukkan perkembangan hasil pembelajaran yang luar biasa,” kata Drs.Yohanes Titting, M.Min, pada acara talk show salah sesi yang diadakan pada Pameran Pendidikan USAID PRIROTAS di Aula Universitas Kristen Indonesia Toraja (26 Maret 2016). Pameran diikuti 24 sekolah mitra USAID PRIORITAS yang masing masing membuka stan memamerkan berbagai karya hasil pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah. Di hadapan ratusan pengunjung yang memadati pameran, Kadis Pendidikan Tana Toraja ini mengatakan bahwa metode yang dikenalkan oleh USAID PRIORITAS dalam pembelajaran merupakan revitalisasi CBSA yang mengaktifkan siswa. “Setelah melihat kenyataan perubahan yang terjadi di sekolah, kami ke depan berharap bisa menambah jumlah tenaga pelatih secara mandiri, sehingga sekolah-sekolah daerah terpencil pun bisa terkena imbas program USAID PRIORITAS ini,” ujarnya. Sementara itu, Suardi Sidik, Kasi Mapenda Toraja mengatakan bahwa Kemenag akan memanfaatkan kemitraan dengan USAID PRIORITAS untuk meningkatkan mutu semua madrasah di Tana toraja. Sebagai bukti komitmen tersebut, madrasah-madrasah di Toraja telah diajak melakukan study visit atau kunjung belajar secara mandiri ke beberapa sekolah binaan USAID PRIORITAS di Kabupaten Enrekang yang melibatkan seluruh kepala madrasah di tenaga guru di madrasah. Disana mereka mempelajari model pembelajaran PAKEM dan Manajemen Berbasis Sekolah. Dia juga berharap bahwa beban 24 jam mengajar bisa digantikan dengan jam melatih dan mendampingi sekolah, sehingga sertifikasi para fasilitator USAID PRIROTAS di Toraja Kadis Pendidikan Tana Toraja Apresiasi Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS 1. Tiga orang siswa dari SMP 2 Takalar memperagakan bagaimana menciptakan baterai dari buah pare di hadapan para undangan dan peserta Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS yang membludak di Gedung Islamic Center Takalar (18 Maret 2015). 2. Nurul Istiqamah, salah seorang siswa membawa jam ke depan peserta untuk menyakinkan para undangan bahwa baterai yang mereka ciptakan benar-benar berfungsi untuk menyalakannya. 1 2 Mark Heyward advisor Governance and Management USAID PRIORITAS mendiskusikan portofolio karya siswa dengan Yohannis Titting Kadis Pendidikan Tana Toraja di salah satu stan Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS di Tana Toraja (26 Maret 2015) 1. Stan MTs Negeri Parepare memamerkan display lengkap kelengkapan pembelajaran, mulai dari RPP, bahan ajar, lembar kerja siswa, kegiatan guru, kegiatan siswa, refleksi guru dan siswa terhadap pembelajaran pada Pameran Pendidikan Parepare (24 Maret 2015). 2. Sekretaris Daerah Parepare, Mustafa Mapangara memperhatikan karya siswa sistem peredaran darah pada Pameran Pendidikan Parepare (24 Maret 2015). 3. Bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin, berdiskusi dengan siswa tentang hasil karya pembelajaran pada Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS di Takalar (18 Maret 2015). 1 2 3

WARTA PRIORITAS fileFoto Praktik yang Baik Pameran Pendidikan Sulawesi Selatan BERITA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: WARTA PRIORITAS fileFoto Praktik yang Baik Pameran Pendidikan Sulawesi Selatan BERITA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan

Foto Praktik yang Baik Pameran Pendidikan Sulawesi Selatan

BERITA

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa

TAKALAR, – Ternyata buah pare tidak hanya enak dimakan, tapi kandungan di dalam buah tersebut bisa dijadikan energi listrik seperti baterai. Demikianlah yang ditemukan oleh siswa-siswi kelas IX dari SMP 2 Takalar.

“Kami menemukannya dalam rangka mencari energi terbarukan yang ramah lingkungan. Penemuan ini juga atas bimbingan pengajar kami dalam bidang IPA, khususnya tentang energi,” kata Nurul Izza Fajriani, salah seorang di antara tiga siswa yang mendemonstrasikan karya itu pada Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS untuk Kabupaten Takalar di Islamic Center pada 18 Maret 2015.

Berdasar penelitian mereka, ternyata buah pare mengandung senyawa basa yang bisa menggantikan serbuk karbon dalam baterai. Senyawa basa pada buah pare ini mengandung ion OH- yang bisa menghasilkan sumber listrik.

Caranya pun amat mudah untuk menghasilkan baterai dari buah pare ini. Siapa saja bisa membuatnya. Pertama, buah pare diambil dalamnya saja dan dicacah-cacah. Selanjutnya, buah itu diperas, tidak boleh terlalu kering dan terlalu basah. Langkah kedua, batang karbon dan serbuk karbonnya dikeluarkan. Baterai yang telah kosong diisi dengan buah pare yang telah diperas. Masukkan kembali batang karbon baterai dan ditutup.

Hasilnya luar biasa. Ketika diujicobakan untuk menghidupkan jam, penunjuk jam langsung bergerak tanda menyala. Demikian juga halnya ketika dipakai untuk menyalakan lampu.

Siswa juga menguji besaran kandungan tegangan buah pare tersebut yang dibandingkan dengan baterai asli dengan memakai alat meter dasar.

Setelah diuji coba, ternyata kandungan energinya tidak jauh berbeda dengan baterai asli. Kalau baterai paten memiliki daya 1,5 Volt, baterai buah pare ini memiliki daya antara 1,3 sampai 1,4 Volt.

Menurut Pak Mukhlis, guru pembimbing, penemuan ini memberikan sebuah nilai penting bahwa dengan belajar model kontesktual, para siswa menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata mereka.

Hasil karya siswa ini ditampilkan pada acara pameran pendidikan USAID PRIORITAS yang diadakan di gedung Islamic Center Takalar pada 18 Maret 2015. Pameran tersebut dimeriahkan oleh 24 stan dari 24 sekolah yang menampilkan berbagai produknya. Terdapat juga panggung tempat anak-anak mendemonstrasikan produk-produk inovasi mereka berdasar pembelajaran yang mereka terima.

Bupati Takalar Dr Burhanuddin Baharuddin sangat mengapresiasi hasil karya tersebut. “Semoga ke depan bisa dikembangkan lebih jauh

ke penemuan lainnya,” ujarnya.

WARTA PRIORITASMedia Diseminasi Praktik Inovasi di Bidang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan

EDISI 10 / MARET - MEI 2015

Siswa SMP Takalar Ciptakan Baterai dari Buah Pare

WARTA PRIORITASWARTA PRIORITASWARTA PRIORITAS

Penanggung Jawab Jamaruddin (Provincial Coordinator)

Editor Mustajib (Communication Specialist)

Tim Redaksi Nensilianti (TTI Development Specialist), Saiful Jihad, (TTO Secondary), Amir Mallarangan (TTO Primary), Fadiah Machmud (WSD), M. Ridwan Tikollah (GMS), La Malihu (M/E Specialist), Abdul Rahman Patta (IT Specialist), Andi Irma, Bahar, Hamka, Azmi, Erni, Sira, dan Wiyah (DCs)

ALAMAT Jl. Rutan No. 75-77, Gunung Sari Baru, Makassar - Sulawesi SelatanTelp. dan Fax: 0411-885595, 886898, E-mail: [email protected]

8

TANA TORAJA, - “Ternyata dengan menggunakan metode pembelajaran Kontekstual dan PAKEM, tidak melulu ceramah, sekolah menunjukkan perkembangan hasil pembelajaran yang luar biasa,” kata Drs. Yohanes Titting, M.Min, pada acara talk show salah sesi yang diadakan pada Pameran Pendidikan USAID PRIROTAS di Aula Universitas Kristen Indonesia Toraja (26 Maret 2016). Pameran diikuti 24 sekolah mitra USAID PRIORITAS yang masing masing membuka stan memamerkan berbagai karya hasil pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah.

Di hadapan ratusan pengunjung yang memadati pameran, Kadis Pendidikan Tana Toraja ini mengatakan bahwa metode yang dikenalkan oleh USAID PRIORITAS dalam pembelajaran merupakan revitalisasi CBSA yang mengaktifkan siswa. “Setelah melihat kenyataan perubahan yang terjadi di sekolah, kami ke depan berharap bisa menambah jumlah tenaga pelatih secara mandiri, sehingga sekolah-sekolah daerah terpencil pun bisa terkena imbas program USAID PRIORITAS ini,” ujarnya.

Sementara itu, Suardi Sidik, Kasi Mapenda Toraja mengatakan bahwa Kemenag akan memanfaatkan kemitraan dengan USAID PRIORITAS untuk meningkatkan mutu semua madrasah di Tana toraja. Sebagai bukti komitmen tersebut, madrasah-madrasah di Toraja telah diajak melakukan study visit atau kunjung belajar secara mandiri ke beberapa sekolah binaan USAID PRIORITAS di Kabupaten Enrekang yang melibatkan seluruh kepala madrasah di tenaga guru di madrasah. Disana

mereka mempelajari model pembelajaran PAKEM dan Manajemen Berbasis Sekolah.

Dia juga berharap bahwa beban 24 jam mengajar bisa digantikan dengan jam melatih dan mendampingi sekolah, sehingga sertifikasi para fasilitator USAID PRIROTAS di Toraja

Kadis Pendidikan Tana Toraja Apresiasi Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS

1. Tiga orang siswa dari SMP 2 Takalar memperagakan bagaimana menciptakan baterai dari buah pare di hadapan para undangan dan peserta Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS yang membludak di

Gedung Islamic Center Takalar (18 Maret 2015). 2. Nurul Istiqamah, salah seorang siswa membawa jam ke depan peserta untuk menyakinkan para undangan bahwa baterai yang mereka ciptakan benar-benar berfungsi untuk menyalakannya.

1

2

Mark Heyward advisor Governance and Management USAID PRIORITAS mendiskusikan portofolio karya siswa dengan Yohannis Titting Kadis Pendidikan Tana Toraja di salah satu stan Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS di Tana Toraja (26 Maret 2015)

1. Stan MTs Negeri Parepare memamerkan display lengkap kelengkapan pembelajaran, mulai dari RPP, bahan ajar, lembar kerja siswa, kegiatan guru, kegiatan siswa, refleksi guru dan siswa terhadap pembelajaran pada Pameran Pendidikan Parepare (24 Maret 2015).

2. Sekretaris Daerah Parepare, Mustafa Mapangara memperhatikan karya siswa sistem peredaran darah pada Pameran Pendidikan Parepare (24 Maret 2015).

3. Bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin, berdiskusi dengan siswa tentang hasil karya pembelajaran pada Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS di Takalar (18 Maret 2015).

1

2

3

Page 2: WARTA PRIORITAS fileFoto Praktik yang Baik Pameran Pendidikan Sulawesi Selatan BERITA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan

PRAKTIK YANG BAIK

TAKALAR, – Banyak karya inovatif yang didemonstrasikan pada pameran pendidikan USAID PRIORITAS di Islamic Center Kabupaten Takalar pada 18 Maret 2015. Semuanya ditemukan oleh para siswa berdasar pelajaran yang diterimanya. Para siswa dari 24 sekolah itu saling berlomba untuk menunjukkan kemampuannya menemukan dan

mencipta sesuatu. Di antaranya, membuat antena televisi dari kaleng bekas Coca-Cola dan Sprite.

Bahannya berasal dari dua buah kaleng bekas Coca-Cola atau Sprite yang masih punya cincin. Kedua cincin dikaitkan dengan masing-masaing ujung kabel antena, yang biasanya sudah dibagi seratnya menjadi kutub positif dan negatif.

Kedua kaleng itu dipisahkan sepanjang 40 cm dan dikaitkan dengan kayu. Kayu tersebut dicantolkan di sebuah bambu yang tingginya kurang lebih 1,5 meter.

Sebelum melihat hasilnya, Gilang, salah satu siswa kelas VI SDN 05 Ballo, mencolok dulu antena dalam yang sudah paten ke televisi. Hasilnya tentu saja terang. Tetapi, untuk membandingkan,

2 3

para siswa mencolokkan antena hasil kerjanya. Hasilnya luar biasa, lebih terang dan lebih baik.

“Jadi, kalau di rumah tidak ada antena, kita bisa membuat sendiri dengan

sederhana seperti ini. Bahkan, kita bisa memodifikasi sendiri kaleng-kaleng ini dengan bentuk-bentuk tertentu sehingga bisa menyerap sinyal siaran lebih tajam,” ujar Ibu Asmawati, guru pembimbing tiga

anak kelas VI SD tersebut.Hasil karya ini merupakan produk

pembelajaran IPA tentang energi listrik. “Sebenarnya, jika kita kreatif, semua mata pelajaran di sekolah bisa menghasilkan karya yang luar biasa. Kalau kita paham dengan pembelajaran kontekstual dan menyangkutkan pelajaran dengan pemecahan masalah lingkungan sekitar, akan selalu muncul pikiran-pikiran yang kreatif,” tambahnya.

Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS diselenggarakan di beberapa kabupaten mitra USAID PRIORITAS di tujuh provinsi di Indonesia. Salah satunya Takalar. Terdapat juga panggung tempat para siswa untuk mendemonstrasikan produk-produk inovasi mereka berdasar pembelajaran yang mereka terima. Di Takalar, pameran pendidikan ini dibuka oleh Bupati Takalar Dr Burhanuddin Baharuddin dan dihadiri oleh staf Kemdikbud.

PAREPARE, – Ada yang unik dengan materi pembelajaran siswa di SDN 38 Parepare untuk mengetahui sifat-sifat cahaya. Para siswa yang difasilitasi oleh gurunya, Ibu Hartati Asib, tersebut membuat kamera kecil yang salah satu bahannya adalah margarin.

Cara membuat kamera ini diperagakan oleh tiga siswa kelas V SD, yaitu Fauzan Wicaksono Susilo, Salmi Qauli dan Putri Nirmala di hadapan peserta dan pengunjung Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS yang membeludak di gedung Islamic Center Parepare pada 24 Maret 2015.

Mereka dengan cekatan merangkai kamera lubang jarum ini. Bahannya terdiri atas 1 buah kaleng bekas susu yang telah dibuka bagian atasnya, karton berwarna hijau, kertas HVS putih, margarin, kantong plastik hitam, paku kecil, karet gelang, selotip, gunting, dan lap atau tisu.

Kaleng yang sudah disediakan dilubangi dengan paku kecil. Margarin dioleskan pada kertas HVS putih dan dijadikan sebagai penutup kaleng yang digunakan sebagai lensa. Kertas HVS itu kemudian diikatkan ke kaleng dengan karet gelang dan kaleng tersebut dibungkus dengan karton, dieratkan dengan selotip, dan ditutup kantong plastik hitam.

Waktu diuji coba, benda yang dilihat dengan kamera sederhana ini tampak terbalik. Fauzan Wicaksono, salah satu siswa yang memperagakan alat tersebut dengan lincah menjawab bahwa

model buatannya ini masih butuh lensa pembalik gambar, tapi sudah cukup untuk menunjukkan prinsip-prinsip kerja dasar kamera. Dengan berani, dia menyodorkan kamera buatan kelompoknya itu kepada staf Mendikbud dan Mark Heyward, salah satu advisor USAID PRIORITAS.

Demonstrasi ini merupakan salah satu demonstrasi yang dipertunjukkan di pameran pendidikan yang

diselenggarakan atas kerja sama USAID PRIORITAS dan pemerintah setempat. Unjuk karya tersebut menunjukkan

bahwa dengan pembelajaran aktif yang diperkenalkan USAID PRIORITAS, anak-anak menjadi lebih percaya diri, berani mencoba, dan kreatif dalam menghasilkan karya dari hasil pembelajarannya.

Banyak karya siswa-siswa yang lain yang ditampilkan, baik di panggung yang telah disediakan maupun di 24 stan dari 24 sekolah yang ikut dalam pameran. Banyak karya keterampilan juga ditemui di stan-stan tersebut. Misalnya, membuat

tempat gelas yang indah dari bahan cup teh gelas, membuat tempat lampu dari karton yang diukir indah, dan lain-lain.

Jamaruddin, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sulsel , mengatakan bahwa kreativitas para siswa harus ditumbuhkan sejak dini. Dia menegaskan, mereka harus diajari untuk menggunakan nalar dan logika dalam pembelajaran. “Kalau tiap hari cuma diceramahi dan tidak dilatih untuk menggunakan nalar, otak mereka tidak akan pernah terlatih untuk bernalar dan berpikir mandiri,” ujarnya.

Anak SDN 38 Parepare Membuat Kamera dari Margarine

Siswa-siswi kelas VI SDN 05 Ballo memperagakan pembuatan antena televisi dari bekas kaleng berkarbonasi pada Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS Takalar yang

diselenggarakan di Gedung Islamic Center Takalar (18 Maret 2015).

Antena Alternatif Terang dari Kaleng Bekas Minuman Berkarbonasi

1. Fauzan Wicaksono Susilo, Salmi Qauli dan Putri Nirmala mempresentasikan cara membuat kamera sederhana.

2. Mark Heyward, advisor GMS USAID PRIORITAS langsung menguji kamera sederhana buatan tiga siswa dari SDN 38 Parepare pada Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS di Parepare (24 Maret 2015).

BONE, - Kelurahan Toro, Kabupaten Bone, terletak di daerah pesisir pantai. Jika musim kemarau, mendapatkan air tawar bersih sangat sulit. Bahkan ada beberapa yang terpaksa membeli air galon untuk keperluan sehari-hari.

Melihat kondisi itu, siswa SD Inpres 12/79 Toro Bone terinspirasi dari pelajaran IPA tentang daur air, berusaha menciptakan cara sederhana mengubah air laut menjadi air tawar. Caranya, air laut mereka didihkan dan melakukan kondensasi uap air laut hasil didihan itu.

Untuk itu, mereka sediakan kompor, panci atau wadah lain untuk memasak air. Agar uap air tidak keluar, maka tutup panci

tersebut ditutup rapat-rapat, namun ditengahnya dilubangi sebagai jalur selang yang dijulurkan ke tempat kondensasi yaitu botol yang berisi air. Setelah lewat wadah kondensasi, air yang jatuh dan menetes dari ujung selang sudah berbentuk air tawar.

Dengan cara ini, air laut 1000 cc atau satu liter yang dimasukkan dalam panci dan dipanasi sekitar 10 menit atau sampai mendidih, akan menghasilkan kurang lebih 500 mili liter. Air yang dihasilkan terasa tawar, sedang di panci yang sudah habis air lautnya meninggalkan garam yang juga bisa dipakai untuk memasak.

Hasil percobaan tersebut ditampilkan oleh empat anak enam SD Inpres 12/79 Toro Bone yaitu Anggi Sasmito, Anggun Dwi Yan, Tasya, dan Syahrul pada program Pameran Pendidikan USAID PRIORITAS yang diadakan di Aula Islamic Center Kabupaten Bone, Senin 20 April 2015.

Bahkan Wakil Bupati Bone, Drs. Ambo Dalle MM, yang hadir membuka acara tersebut, mencoba, dan merasakan bahwa hasilnya bahwa rasanya benar-benar air tawar.

Di hadapan ratusan undangan yang datang, wabup berharap pembelajaran inovatif di Bone semakin menyebar, sehingga guru dan siswa yang lain selain mitra USAID PRIORITAS juga menerapkan pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif USAID PRIORITAS dilatihkan di tujuh provinsi di Indonesia. Di Sulsel, USAID PRIORITAS bekerja sama beberapa kabupaten, diantaranya Bone,Toraja, Maros, Bantaeng, Takalar, Wajo, dan Parepare.

Murid SD Ini Bisa Ubah Air Laut Jadi Air Tawar

2

1

Wakil Bupati Bone, Drs. Ambo Dalle MM langsung mencicipi hasil percobaan siswa SDN 12/79 Toro Bone membuat air laut menjadi air tawar pada acara Pameran Pendidikan

USAID PRIORITAS di Aula Islamic Center Bone (20 April 2015).

PRAKTIK YANG BAIK

Page 3: WARTA PRIORITAS fileFoto Praktik yang Baik Pameran Pendidikan Sulawesi Selatan BERITA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan

Siswa saya di kelas awal mengalami kesulitan untuk memahami operasi hitung perkalian dan pembagian melalui metode ceramah. Terlebih lagi jika mereka mengerjakan soal dalam cerita. Akibatnya, mereka kelihatan menganggap susah Matematika bahkan tidak tertarik untuk belajar. Padahal operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian merupakan dasar pelajaran Matematika.

Jika mereka di kelas awal tidak memahami dengan baik konsep perkalian dan pembagian, mereka pasti akan kesulitan mengikuti pelajaran selanjutnya terutama di kelas tinggi. Bahkan guru pun akan kewalahan jika harus menjelaskan penanaman konsep di kelas tinggi yang seharusnya sudah pengembangan materi.

Bagaimana saya dapat membelajarkan siswa saya dengan tampilan yang berbeda dan menarik? Saya lalu mengkreasi media pembelajaran sederhana dan terjangkau yakni Rak Telur Rainbow Plus Bijian-Bijian.

Rak telur yang sudah tidak terpakai dan hendak di buang karena sudah menjadi sampah. saya manfaatkan sebagai alat peraga dalam pembelajaran. Rak telur itu saya percantik dengan cat berwarna pelangi. Karena itu, saya menyebutnya rak telur rainbow seperti pada gambar di bawah ini. Rak telur rainbow plus biji-bijian di bawah terbukti menarik

perhatian siswa saya dalam belajar perkalian dan pembagian. Dengan media ini saya menyajikan konsep operasi hitung perkalian dan pembagian dengan konkret untuk siswa kelas awal SD Muhammadiyah Cabang Sengkang.

Dengan media itu saya mengajak siswa belajar sambil bermain. Caranya, saya siapkan media rak telur rainbow dan biji-bijian (bisa juga menggunakan kelereng). Kemudian saya minta salah

seorang siswa ke depan kelas untuk mendemonstrasikan cara perkalian, sementara siswa yang lain memperhatikan dengan seksama. Siswa tersebut menjawab soal perkalian, misalnya 7x5= …? Siswa tersebut saya minta mengambil biji-bijian dan mengisi tujuh lubang pada rak telur, masing-masing lima biji setiap lubangnya. Kemudian dia menjumlahkan semua biji-biji yang ada di setiap lubang dengan mengajak siswa yang lain menghitung sama-sama. 5+5+5+5+5+5+5 = 35. Jadi, 7x5=35. Saya memberikan apresiasi kepada siswa yang tampil dengan mengajak semua siswa bertepuk tangan.

Setelah itu semua siswa akan berebutan untuk memperagakannya. Saya lalu membagikan media pada masing-masing kelompok agar semua siswa bisa melakukannya.

Demikian pula halnya dengan pembagian. Saya ajak lagi salah seorang siswa ke depan dan mengerjakan soal pembagian, misalnya 72:9 = …? Saya minta dia mengambil 72 biji yang akan diisikan ke dalam sembilan lubang. Dia

lalu memasukkan satu persatu biji-bijian tersebut ke setiap lubang sampai bijinya habis. Setelah itu saya mengajak siswa untuk sama-sama menghitung berapa banyak biji di dalam setiap lubang. Ternyata setiap lubang berisi 8 biji. Berarti 72 : 9 = 8. Siswa yang lain saya minta untuk melakukannya di kelompok masing-masing. Selanjutnya saya berikan LK kepada siswa untuk mengukur kemampuannya. Sebelum pelajaran ditutup siswa saya bimbing untuk menarik kesimpulan dari materi ajar bahwa

perkalian itu merupakan penjumlahan yang berulang dan pembagian merupakan pengurangan berulang.

Anak-anak tampak senang dan antusias mengikuti pelajaran. Salah seorang anak berkata, “Bu, ini seperti permainan congklak”. Peristiwa yang berkesan akan tersimpan lama di memori otak.

PRAKTIK YANG BAIK PRAKTIK YANG BAIK

Belajar Perkalian dan Pembagian dengan Rak Telur Rainbow

4

Salah satu kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran “Sistem Persamaan Linier Dua Variabel” pada kelas VIII semester genap di SMP adalah membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linier dua variabel. Untuk mencapai kompetensi tersebut, penulis mencoba merancang sebuah model pembelajaran yang menuntut siswa berpartisipasi aktif, jujur, bertanggung jawab, dan mampu bekerjasama.

Pada awal pembelajaran, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan. Selanjutnya, penulis membagi 6 kelompok yang merepresentasikan 6 buah toko yang menjual jenis barang yang sama dengan jumlah pegawai toko maksimal 5 orang yang diwakili anggota masing-masing kelompok. Setiap toko memilih salah satu anggotanya untuk dijadikan penjaga toko. Setelah memastikan langkah-langkah kegiatan terpahami dengan baik oleh setiap anggota kelompok, penulis membagikan lembar kerja, kertas plano dan meletakkan alat/ bahan yang dibutuhkan di tengah-tengah kelas.

Pada kegiatan inti, setiap penjaga toko mengambil 2 paket barang dagangan yang setiap paketnya berisi sejumlah pensil dan amplop berikut harga yang tertera pada setiap paketnya. Setiap toko menjual paket barang yang sama, namun dengan jumlah barang dan harga yang berbeda pada setiap paketnya. Di samping itu, penjaga toko juga membawa hadiah(potongan kertas berwarna) yang akan diberikan kepada

setiap pengunjung yang datang ke tokonya. Selanjutnya, setelah para penjaga toko kembali ke tokonya masing-masing dan memastikan jumlah barang dan harga barang dagangannya, maka semua pegawai toko yang lain diarahkan untuk melacak harga barang salah satu toko terdekat. Pada kegiatan ini, 4 pegawai toko mengunjungi 4 toko lain yang berbeda dan mencatat komposisi jumlah barang (pensil dan amplop) beserta harganya pada masing-masing paket yang dijual berdasarkan pengamatan dan informasi dari penjaga toko. Penjaga toko menyerahkan hadiah kepada setiap pengunjung sesaat sebelum pengunjung meninggalkan tokonya. Pada kegiatan berikutnya, semua pegawai toko kembali ke tokonya masing-masing mencari tahu harga satu amplop dan satu pensil dari toko yang mereka kunjungi sementara para penjaga toko mencari harga satuan yang sama dari masing-

masing tokonya. Pada kegiatan ini, seluruh pegawai toko (siswa) diarahkan untuk membuat model matematika

berdasarkan informasi yang mereka peroleh dan menentukan penyelesaiannya. Sebagai contoh, si A dari toko A berkunjung di toko B mendapatkan informasi harga dua paket barang. Paket pertama berisi 5 amplop dan 2 pensil dengan harga Rp.5.500,00 sementara paket kedua berisi 4 amplop dan 3 pensil dengan harga Rp. 6.500,00. Dari informasi ini, siswa tersebut

merancang model matematika dengan membuat pemisalan seperti harga sebuah amplop sebagai a dan harga sebuah pensil sebagai p sehingga diperoleh sitem persamaan 5a + 2p = 5500 dan 4a + 3p = 6500. Kemudian dengan menerapkan salah satu metode dari subtitusi maupun eliminasi siswa tersebut menentukan harga sebuah amplop dan pensil di toko A. Begitu pula siswa B, C, D, dan E pada kelompok A menentukan harga sebuah amplop dan sebuah pensil. Semua hasil yang diperoleh dituliskan pada lembar kerja seperti berikut:

Langkah selanjutnya, jawaban setiap ditulis pada potongan kertas berwarna yang diperoleh saat berkunjung ke setiap toko sebelumnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh semua anggota kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam lembar kerjanya seperti; toko mana yang menjual

pensil paling murah?, toko mana yang menjual amplop paling murah? dan membuat sebuah kesimpulan di toko mana seharusnya mereka berbelanja jika seandainya dia harus berbelanja di sebuah toko untuk membeli satu amplop dan satu pensil saja. Setelah diskusi kelompok selesai, semua hasil diskusi ditempelkan pada kertas plano dan beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas sementara kelompok yang lain menanggapinya. Yang menarik pada kegiatan presentasi adalah perbedaan jawaban setiap

kelompok yang menjawab dengan benar dimungkinkan terjadi. Hal ini disebabkan karena tidak semua toko dikunjungi oleh setiap pegawai toko pada saat kegiatan kunjungan sebelumnya. Pada tahap ini, para siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap menghargai perbedaan dalam berpendapat.

Pada kegiatan penutup, siswa diarahkan untuk menarik kesimpulan hasil diskusi dan selanjutnya membuat refleksi pembelajaran. Saya telah merancang model matematika berdasarkan masalah dunia nyata yang langsung dialami peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pendidik khususnya guru matematika dan kemajuan pendidikan Indonesia pada umumnya.

1

1. Gambar tahapan Rak Telur Rainbow; rak telur diwarnai dengan cat pelangi supaya jadi indah, biji-bijian digunakan sebagai benda untuk operasi perkalian

dan pembagian. 2. Siswa secara berkelompok

mengoperasikan perkalian dan pembagian dengan menggunakan rak

telur rainbow.

Mengecek Perbandingan Harga Pasar dengan SPLDVOleh: Najamuddin, S.Pd (Guru SMP 20 Makassar)

Toko yang dikunjungi

Harga sebuah amplop

Harga sebuah pensil

1

Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok praktik jual beli untuk menemukan sendiri rumusan sistem persamaan linier dua variabel.

2

Oleh Nia Kurnia, Guru SD Muhammadiyah Cab. Sengkang.

Page 4: WARTA PRIORITAS fileFoto Praktik yang Baik Pameran Pendidikan Sulawesi Selatan BERITA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan

PRAKTIK YANG BAIK PRAKTIK YANG BAIK

2

6

MAKASSAR, - Senyawa kimia dalam deterjen dan pembersih lantai dari air limbah rumah tangga mengandung racun yang mencemari sumber-sumber air di lingkungan sekitar kita, mulai sumur, danau hingga sungai. Sehingga air tidak layak lagi diminum karena mengandung toksin yang berbahaya. Dampaknya juga sangat buruk karena membunuh organisme air, biota di dalam air dan bahkan manusia. Dampak racun dari air limbah rumah tangga itulah yang memicu semangat siswa-siswi MTs Negeri Model Makassar menciptakan deterjen dan pembersih lantai yang ramah lingkungan. “Kami tidak ingin pencemaran air dari limbah rumah tangga terus menerus terjadi,” ujar Alif Farhan dan Tharisya Amiharna yang menguraikan lewat presentasi unjuk karya pada kegiatan Unjuk Karya Praktik Baik LPTK mitra USAID PRIORITAS di gedung Pinisi Universitas Negeri Makassar (12 Mei 2015).

Hasil karya pembelajaran aktif itu difasiltasi oleh Dra. Kartini, guru fisika saat mengembangkan kompetensi dasar mendeskripsikan keterkaitan sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari hari, serta pengaruh bahan tertentu terhadap kesehatan manusia. Pembelajaran itu membahas bahan kimia sintetis dan alami dengan tujuan untuk mengidentifikasi bahan yang berbahaya dan bahan yang aman untuk kesehatan. Mata pelajaran ini diajarkan di kelas 2 untuk semester 3. Ia memberikan tugas proyek kepada siswanya di kelas VIII dengan

pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, yakni mengatasi pencemaran air yang disebabkan toksin dalam air limbah rumah tangga.

Alif Farhan dan Tharisya Amiharna terbukti mampu mengembangkan pikiran kritisnya melalui percobaan, hingga akhirnya berhasil menciptakan deterjen ramah lingkungan. Cara membuatnya didemonstrasikan di depan pengunjung Unjuk Karya yang disaksikan langsung oleh wakil gubernur Sulsel, Ir. Arifin Nu'man, M.Si, dan enam rektor LPTK (UNM, UIN Alauddin, UNISMUH Makassar, UMPAR, UNCOK Palopo, dan IAIN Palopo).

Untuk membuat deterjen racikan minus zat kimia, Ali Farhan dan teman setimnya menggunakan media sederhana yang terdiri dari botol bekas, ember, dan sendok atau pengaduk. Sedangkan bahannya terdiri dari setengah galon air panas atau sekitar 9,5 liter, garam 125 mg, cuka 70 mili, setengah kilo jeruk nipis, 40 mili soda kue, dan pewarna makanan secukupnya.

Cara membuatnya juga sangat mudah. Pertama, air panas dimasukkan ke dalam ember. Kedua, soda kue dan cuka dilarutkan ke dalamnya dan diaduk sampai rata. Disusul dengan memasukkan garam dan air jeruk. Setelah itu, campuran didinginkan lalu dberikan secukupnya pewarna makanan. Hasilnya adalah deterjen yang juga bisa dipakai untuk pembersih lantai. “Reaksi percampuran garam dan jeruk nipis memiliki tingkat efektifitas membersihkan bahan-bahan lantai dengan baik, “ urai Tharisya Amiharna.

“Kami juga menggunakan soda kue, karena soda kue ini ternyata memiliki PH 8, yang bisa membunuh bakteri yang hanya bisa hidup pada kondisi PH7 ke bawah,” tambahnya. Sedangkan pewarna makanan hijau berguna untuk membuat deterjen pembersih lantai sama warnanya dengan pembersih lantai yang berbahan kimia. “Warna hijau pembersih ini berasal dari pewarna makanan yang bahan dasarnya adalah daun pandan,” ujarnya lagi.

Hasilnya, sangat meyakinkan! Mereka tunjukkan langsung dengan membersihkan ubin lalu membandingkan hasilnya dengan pembersih sintetis yang berbahan kimia. Kekuatan membersihkan terbukti sama. “Dijamin daya membersihkannya tak kalah dengan deterjen sintesis berbahan kimia,” kata Alif Farhan.

Budaya Baca di SDN Kompleks IKIP Makassar

MAKASSAR, – Sebelum ikut pelatihan program USAID PRIORITAS, guru-guru di SDN Kompleks IKIP Makassar mengaku sulit untuk merancang program yang bertujuan meningkatkan minat baca siswanya. Agusmiati, kepala SDN Kompleks IKIP kemudian mengembangkan program budaya baca agar siswanya terbiasa membaca buku setiap saat. Di bawah adalah praktik-praktik program budaya baca yang dikelola dengan baik bersama dengan sejumlah gurunya.

Sekolah tersebut membuat sudut-sudut baca yang terletak di dalam dan di luar kelas. Guru-guru diberikan kebebasan berkreasi dalam menentukan model sesuai dengan tingkatan kelas. Misalnya, untuk kelas I, praktik yang dijalankan adalah gelar tikar baca. Tujuannya, para siswa dapat duduk

lesehan di atas tikar kemudian membaca secara estafet. Untuk siswa kelas II disediakan lemari buku serta koleksi buku yang secara swadaya dikumpulkan oleh siswa. Kelas III melaksanakan praktik books moving,sama halnya dengan tukar buku. Books moving ini disajikan dengan cara buku-buku yang disusun dalam satu kotak buku. Kemudian kotak itu diberikan kepada satu kelompok untuk satu hari

tertentu, begitu seterusnya. Adapun di kelas IV terdapat gerobak baca yang berisi kumpulan buku para siswa yang dapat dibaca setiap saat. Gerobak baca tersebut dapat dengan mudah dipindahkan oleh siswa karena dilengkapi roda. Di kelas V, terdapat rak paralon sebagai pajangan koleksi buku. “Siapa saja siswa yang ingin baca, silakan ambil sendiri bukunya,” tegas Agusmiati. Sementara siswa kelas VI melaksanakan praktik yang sama seperti yang diterapkan pada siswa kelas III, yakni books moving.

Di luar kelas didirikan dua taman baca yang letaknya berada di depan taman kelas IV dan kelas V. Selain itu, terdapat warung baca yang letaknya persis di belakang pagar sekolah. Warung baca ini bertujuan untuk mengajak orang tua

siswa ikut aktif dalam menumbuhkembangkan budaya baca di sekolah tersebut. Di sana disediakan koleksi bacaan seperti majalah, tabloid, dan surat kabar. “Orang tua siswa kadang ada yang bawa pulang beberapa koleksi di sana,’’ ujar Agusmiati, kepala SDN Kompleks IKIP Makassar.

Dengan model praktik budaya baca yang berbeda-beda di setiap kelas, kepala sekolah mengharapkan minat baca siswanya tumbuh dan berkembang sehingga mencintai buku dan terbiasa membaca. Program tersebut sudah berjalan sejak Oktober 2014. Hasilnya sangat positif. Siswa mampu menyampaikan hasil bacaan mereka di depan orang tua mereka di rumah. Di depan kelas, mereka mampu tampil memberikan kuldum (kuliah dua menit) dengan referensi hasil bacaan mereka. Guru membimbing siswa untuk berani tampil dan mengembangkan keterampilan berbahasa mereka lewat kegiatan kuldum. Temakuldum biasanya membahas etika dan pendidikan karakter.

Program budaya baca tersebut juga mampu menarik partisipasi aktif orang tua siswa terhadap program sekolah. Misalnya, mereka memberikan bantuan materi untuk pembuatan rak paralon dan gerobak baca. Selain itu, menurut Agusmiati, sekolahnya saat ini menjalin kerja sama dengan SD Maccini 1 Makassar untuk mengembangkan program yang sama. Misalnya, siswa diajak untuk berbagi buku, bahkan peralatan sekolah lainnya seperti tas, sepatu, dan alat tulis (Iqbal Tawakkal, Mahasiswa Komunikasi UNHAS)

Setiap dinding depan kelas di SD Kompleks IKIP terdapat dinding baca, tempat anak-anak menghabiskan waktu membaca

saat istirahat atau waktu jam khusus membaca.

WAJO, -- Irma (22 thn) adalah salah satu dari tiga orang tua siswa yang mendedikasikan dirinya sebagai pengajar sukarela di MI 45 Surrae. Dia berpartisipasi aktif membantu siswa kelas awal belajar membaca dengan lancar. Keaktifan Irma bersama rekannya membantu anak-anak lancar membaca bermula setelah kepala sekolah, guru dan komite sekolah mengikuti study visit ke sejumlah sekolah di Jawa Timur.

Terpesona oleh kemajuan sekolah yang dikunjungi dan peran paguyubannya, sekolah mengundang orang tua siswa menggali potensi partisipasi dan peran masyarakat mengembangkan sekolah. Melalui diskusi bersama tentang kebutuhan sekolah, mereka sepakat salah kegiatan yang bisa diisi orang tua siswa adalah mengajar anak-anak kelas awal lancar membaca.

“Saya tergerak untuk membantu sekolah tanpa imbalan, karena saya anggap itu bagian dari ibadah. Sekalian sebagai pengalaman mengajar,”ujar Irma, di taman baca MI 45 Surrae (6/3/2015).

“Bagi siswa yang kurang lancar membaca, kita

mencanangkan jam tambahan membaca. Kalau tidak demikian, mereka tidak akan bisa mengikuti pelajaran jika naik kelas,” ujarnya.

Agar lebih menyenangkan, tempat mengakselarasi kemampuan membaca anak-anak dilakukan di taman baca depan sekolah. Sebuah bangku bambu sederhana yang dilindungi pepohonan rindang menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk duduk belajar membaca. Waktu

pembimbingan kebanyakan di saat istirahat. Agar anak-anak senang dengan pembelajaran membaca tambahan tersebut, Ibu Irma menggunakan berbagai cara.

“Biasa saya membuat lomba adu cepat membaca antar mereka. Yang paling cepat diberi hadiah permen,” ujarnya. “Saya juga sering memutar youtube yang berisi pelajaran membaca sambil menyanyi atau bermain,”terangnya.

Orang Tua Siswa Mengajar Sukarela di Sekolah

Ibu Irma mengajar salah satu siswa kelas satu yang kurang bisa membaca.

Cegah Pencemaran, Ciptakan Deterjen Ramah Lingkungan

Beberapa foto kegiatan Unjuk Karya Praktik yang Baik LPTK Mitra USAID PRIORITAS

1. Didampingi oleh Abdul Wahid Maktub, staff khusus Menristek, Rektor UNM, Prof. Dr. Arismunandar, MPd, Chief of Party USAID PRIORITAS Stuart Weston, Wakil Gubernur Sulsel, Ir. H. Agus Arifin Nu’mang, M.Si membuka langsung kegiatan Unjuk Karya Praktik yang Baik LPTK Mitra USAID PRIORITAS di Gedung Phinisi Universitas Negeri Makassar (12 Mei 2015).

2. Wagub juga berkunjung ke stan mahasiswa UNM melihat operasi bilangan matematika memakai model permainan sepak bola.3. Sambutan kegiatan juga diberikan oleh Femmy Eka Kartika Putri, Staff Kementrian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Alif Farhan dan Tharisya Amiharna, dua siswa dari MTsn Model mempresentasikan pembuatan pembersih lantai non kimiawi pada

kegiatan Unjuk Karya di UNM (12 Mei 2015).

2 31