12
LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik di Provinsi Jawa Tengah. Edisi 11 April - Juni 2015 Modul III SMP/MTs: Kaji Hasil Karya Siswa dan Guru ISSN: 2460-612X YOGYAKARTA - Tindak lanjut pelatihan I dan II dalam modul III adalah pengkajian khusus pada hasil-hasil karya siswa dan perangkat pembelajaran yang dibuat guru sebagai hasil penerapan hasil-hasil pelatihan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam pelatihan modul III yang dilaksanakan di Hotel New Saphire Yogyakarta (16- 26/6), peserta diajak untuk mereviu kembali hasil penerapan materi modul 1 dan II. Materi tersebut diantaranya tentang pembelajaran kontekstual, menciptakan lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar, mengelola pembelajaran agar efektif, merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengakomodasi perbedaan individu dan gender, merancang lembar kerja dengan pertanyaan tingkat tinggi, merancang penilaian autentik, serta mengembangkan literasi melalui mata pelajaran. Materi tersebut telah diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah sehingga telah menghasilkan perangkat pembelajaran (RPP, LKP, media, dan alat penilaian) dan hasil karya siswa. Perangkat dan hasil karya siswa tersebut dikaji untuk mengetahui seberapa tinggi kualitas hasil penerapan tersebut. Pengkajian dilakukan oleh fasilitator pembelajaran dari 15 kabupaten dengan pendalaman pada penilaian autentik, matematika dalam kehidupan, keterampilan informasi (bahasa Indonesia, IPA, dan IPS), membaca ekstensif bahasa Inggris, dan portofolio. [Ar] YOGYAKARTA - Setelah melakukan pendampingan selama kurang lebih tiga tahun melalui modul 1 dan II, USAID PRIORITAS melakukan evaluasi perkembangan program yang ditindaklanjuti dalam pelatihan modul III. Evaluasi dilakukan dengan melihat proses pendampingan, produk guru dan siswa, dan unjuk karya di setiap daerah. Dalam setiap kesempatan kunjungan, Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston memperhatikan perkembangan program, dan mengungkapkan tiga pesan utamanya, yaitu pertama, siswa hendaknya didorong untuk memproduksi hasil karya berupa tulisan yang panjang dan terstruktur sesuai dengan tingkat kelas mereka. Kedua, siswa diberi tugas/pertanyaan lanjutan yang lebih menantang/menuntut siswa berpikir dan berbuat lebih lanjut dalam menyelesaikan tugas. Dan ketiga, tuntutan kualitas tugas/produk siswa SMP/MTs harus lebih tinggi daripada siswa SD/MI. [Ar] Tiga Pesan Utama Direktur USAID PRIORITAS Selengkapnya di halaman 4 Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston Materi modul III SMP/MTs diantaranya tentang penilaian autentik, matematika dalam kehidupan, keterampilan informasi (bahasa Indonesia, IPA, dan IPS), membaca ekstensif bahasa Inggris, portofolio, kaji ulang kemajuan sekolah, pengelolaan program budaya baca, keterampilan menyimak dalam MBS, dan peningkatan mutu pembelajaran. Prof Ani Roesilawati, Dosen Unnes memandu siswa SMPN 1 Yogyakarta melakukan praktik IPA tentang tekanan benda padat dalam praktik pembelajaran pelatihan modul III USAID PRIORITAS Jawa Tengah (25/5).

2015 LENSA PRIORITAS - prioritaspendidikan.org · Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi,

Embed Size (px)

Citation preview

LENSA PRIORITASMedia Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik di Provinsi Jawa Tengah.

Edisi 11April - Juni

2015

Modul III SMP/MTs: Kaji Hasil Karya Siswa dan Guru

ISSN: 2460-612X

YOGYAKARTA - Tindak lanjut pelatihan I dan II dalam modul III adalah pengkajian khusus pada hasil-hasil karya siswa dan perangkat pembelajaran yang dibuat guru sebagai hasil penerapan hasil-hasil pelatihan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam pelatihan modul III yang dilaksanakan di Hotel New Saphire Yogyakarta (16-26/6), peserta diajak untuk mereviu kembali hasil penerapan materi modul 1 dan II.

Materi tersebut diantaranya tentang pembelajaran kontekstual, menciptakan lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar, mengelola pembelajaran agar efektif, merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengakomodasi perbedaan individu dan gender, merancang lembar kerja dengan pertanyaan tingkat tinggi, merancang penilaian autentik, serta mengembangkan literasi melalui mata pelajaran.

Materi tersebut telah diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah sehingga telah menghasilkan perangkat pembelajaran (RPP, LKP, media, dan alat penilaian) dan hasil karya siswa. Perangkat dan hasil karya siswa tersebut dikaji untuk mengetahui seberapa tinggi kualitas hasil penerapan tersebut.

Pengkajian dilakukan oleh fasilitator pembelajaran dari 15 kabupaten dengan pendalaman pada penilaian autentik, matematika dalam kehidupan, keterampilan informasi (bahasa Indonesia, IPA, dan IPS), membaca ekstensif bahasa Inggris, dan portofolio. [Ar]

YOGYAKARTA - Setelah melakukan pendampingan selama kurang lebih tiga tahun melalui modul 1 dan II, USAID PRIORITAS melakukan evaluasi perkembangan program yang ditindaklanjuti dalam pelatihan modul III.

Evaluasi dilakukan dengan melihat proses pendampingan, produk guru dan siswa, dan unjuk karya di setiap daerah. Dalam setiap kesempatan kunjungan, Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston

memperhatikan perkembangan program, dan mengungkapkan tiga pesan utamanya, yaitu pertama, siswa hendaknya didorong untuk memproduksi hasil karya berupa tulisan yang panjang dan terstruktur sesuai dengan tingkat kelas mereka. Kedua, siswa diberi tugas/pertanyaan lanjutan yang lebih menantang/menuntut siswa berpikir dan berbuat lebih lanjut dalam menyelesaikan tugas. Dan ketiga, tuntutan kualitas tugas/produk siswa SMP/MTs harus lebih tinggi daripada siswa SD/MI. [Ar]

Tiga Pesan Utama Direktur USAID PRIORITAS

Selengkapnya di halaman 4

Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston

Materi modul III SMP/MTs diantaranya tentang penilaian

autentik, matematika dalam kehidupan, keterampilan

informasi (bahasa Indonesia, IPA, dan IPS), membaca ekstensif bahasa Inggris,

portofolio, kaji ulang kemajuan sekolah,

pengelolaan program budaya baca, keterampilan menyimak dalam MBS, dan peningkatan

mutu pembelajaran.Prof Ani Roesilawati, Dosen Unnes memandu siswa SMPN 1 Yogyakarta melakukan praktik IPA tentang tekanan benda padat dalam praktik pembelajaran pelatihan modul III USAID PRIORITAS Jawa Tengah (25/5).

SEMARANG - Setelah hampir dua tahun dilatih dan didampingi oleh dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan fasilitator daerah USAID PRIORITAS, sepuluh sekolah mitra Unnes di sekitar Kota Semarang berkesempatan menunjukkan kemajuan sekolah dari hasil pelatihan dan pendampingan. SD dan SMP binaan LPTK mitra USAID PRIORITAS tersebut menunjukkan produk-produk hasil pendampingan dalam manajemen sekolah dan pembelajaran aktif, di Auditorium Kampus Unnes Sekaran, Gunung Pati (18/4).

“Bagus, penuh dengan konten akademis,” kata Rektor Unnes Prof Fathur Rohman MHum dalam kunjungan ke 10 stan

LENSA PRIORITAS - Edisi 11, April - Juni 2015

Unjuk Karya Sekolah Mitra Unnes:

Bersamaan dengan acara unjuk karya praktik yang baik sekolah mitra Unnes, dilaksanakan pula acara pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia tentang penggunaan alat peraga dan praktikum terbanyak tingkat SMP/MTs. Acara tersebut bertajuk lomba inovasi alat peraga matematika dan IPA nasional (Linpranas). Dalam kesempatan tersebut, sejumlah 171 peserta dari Jawa, Aceh, Sulawesi dan Banten ikut berpartisipasi.

"Praktikum merupakan ruh dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Hasil dari semua praktikum akan kami jadikan satu untuk oleh-oleh 171 peserta yang hadir dalam acara ini," terang ketua panitia Drs Arief Agoestanto MSi

Tujuh SD mitra Unnes dan USAID PRIORITAS ikut berpartisipasi. Mereka menampilkan percobaan dan peraga IPA. “Meskipun lomba tersebut untuk tingkat SMP, namun di SD binaan USAID PRIORITAS juga banyak alat peraga dan praktikum inovatif. oleh karena itu kami ikut berpartisipasi. Selain itu, peserta dari USAID PRIORITAS juga lebih dari 50 peserta,” ungkap Ahmad Sarjita spesialis pelatihan jenjang SD/MI USAID PRIORITAS Jawa Tengah.

“Kesempatan untuk hadir disini merupakan ajang untuk mengukur pencapaian kami selama didampingi oleh USAID

Berpartisipasi dalam Linpranas

Dekatkan Siswa dengan Pembelajaran Kontekstual

Rektor Unnes Prof Fathur Rahman bersama siswa SMP 12 Semarang memeriksa kas Bank Mini yang mencapai Rp. 200 jutaan dalam pamerkan dalam unjuk karya praktik yang baik sekolah mitra Unnes di Auditorium Kampus Unnes Sekarang, Sabtu (18/4). Bank Mini digunakan sebagai simulasi pengelolaan perbankan dalam pembelajaran IPS.

Siswa SMP Taman Siswa Banjarnegara menjelaskan percobaan kepada dewan juri. Tampak mahasiswa serius mendokumentasikankegiatan tersebut.

tersebut. Pada kesempatan itu, Prof Fathur mengemukan pentingnya dosen turun ke sekolah dan menyinggung budaya praktik yang baik. Praktik yang baik yang dimaksud adalah bagaimana sekolah mengkondisikan siswa untuk mengalami pengalaman nyata terkait apa yang dipelajari. “Tunjukkan kepada siswa pengalaman konsteksual dalam belajar. Perbanyak melakukan praktikum dan penggunaan alat peraga yang dekat dengan siswa,” katanya dalam sambutan.

Setelah mengunjungi setiap stan dan mencoba setiap alat peraga yang menarik, Prof Fathur berkesempatan mencoba demonstrasi perkalian dengan Batang Napier dari siswa SDN Sekaran 1 Semarang di depan panggung.

Alat peraga yang dimainkan oleh Mahdia Naura dan Hilmi tersebut berfungsi untuk menghitung jumlah angka secara acak dan lebih cepat. Sontak Prof Fathur dibuat kagum dan tertarik untuk mencoba menghitung dengan kecepatan

sama secara manual dengan peraga Napier. “Wah ternyata saya kalah cepat. Saya cek juga dengan kalkulator ternyata hasilnya juga benar,” kata rektor dengan gelak tawa sembari memberikan apresiasinya.

Sekolah mitra LPTK yang berpartisipasi dalam kegiatan unjuk karya tersebut yaitu SDN Kalibanteng Kidul 01, SD Ngaliyan 01, SD Tambak Aji 04, SD Ngaliyan 03, SDN Sekaran 01, SDN Beringin 02, SD Lab Unnes, SMPN 13 Semarang, SMPN 7 Semarang, dan SMPN 12 Semarang. Kegiatan sehari tersebut dihadiri oleh berbagai elemen pendidikan di kota Semarang dan sekitarnya. [Ar]

PRIORITAS. Kami memerlukan banyak pengalaman berskala nasional seperti ini untuk mengasah kemampuan kami lebih lanjut,” terang Lasma Farida. Salah satu guru MTsN Janarata, Baner Meriah, Aceh mitra USAID PRIORITAS dalam acara tersebut. Lasma mendampingi siswanya memperagakan cara melukis bayangan lensa cembung menggunakan 3 sinar istimewa. [Ar]

3 Edisi 11, April - Juni 2015 - LENSA PRIORITAS

YOGYAKARTA – Ratusan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG), Mahasiswa Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD), dan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memadati stan pameran pendidikan sekolah mitra UNY dan USAID PRIORITAS di GOR UNY, Selasa (21/4). “Saya belajar tentang pengelolaan pembelajaran yang efektif dan media inovatif yang digunakan dalam pembelajaran. Banyak sekali sumber belajar di sini, ” terang Nurul salah seorang mahasiswa PPG UNY.

Beberapa hasil karya siswa yang dipamerkan di antaranya alarm penanda gempa, cara cepat belajar faktor persekutuan kecil dan besar, prinsip hidrolik, laporan praktikum dan media pembelajaran uji nikotin pada rokok, ujicoba kandungan karbohidrat, dan berbagai praktikum menarik lainnya.

Selain alat peraga dan media

pembelajaran, sekolah-sekolah mitra LPTK UNY juga menunjukkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memandu secara rinci proses pembelajaran aktif di kelas. Dalam pameran para mahasiswa juga belajar tentang pengelolaan kelas, lagu dan tepuk penyemangat sampai dengan penilaian dan hasil belajar siswa. Terlihat mahasiswa sangat menikmati pameran tersebut karena haus akan pengalaman.

Pameran di UNY diikuti 10 sekolah mitra UNY dan USAID PRIORITAS. SMPN 1 Yogyakarta, SMPN 2 Depok, SMPN 5 Sleman, SMPN 3 Sewon, SDN Giwangan, SDN Gedongkiwo, SDN Kiyaran 02, SDN Ngoto, SDN Karangjati, SDN Gembongan, dan SDN Golo. Mereka dengan bangga menunjukkan hasil kreativitasnya dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah.

Mahasiswa Belajar Pengelolaan Pembelajaran Aktif

YOGYAKARTA - Unjuk karya mitra UNY, juga dimeriahkan oleh 7 mitra LPTK USAID PRIORITAS Jawa Tengah, yaitu UNY, UNS, Unnes, UKSW Salatiga, UPGRIS Semarang, IAIN Purwakarta, dan STAIN Pekalongan. Mereka menampilkan hasil kemitraan dengan USAID PRIORITAS. “LPTK mitra juga menunjukkan dampak yang positif dalam penggiatan pembelajaran aktif. Contohnya STAIN Pekalongan, yang menampilkan hasil dampingan dosen-dosen di madrasah mitranya. Mereka mendampingi peningkatan literasi madrasah binaannya sampai dengan publikasi di media masa,” ungkap Ajar Budi Kuncoro, Senior Koordinator Universitas USAID PRIORITAS setelah melihat stan STAIN Pekalongan.

Media lain yang menarik juga ditampilkan oleh Unnes. Dosen Unnes, Hery Sutarto yang menggunakan digitalisasi permainan matematika yang aplikatif dan menyenangkan serta contoh-contoh buku besar (big book) yang berkualitas untuk pembelajaran kelas awal. “Kami bersyukur, apa yang kami latihkan, baik itu dari modul-modul, buku sumber, dan panduan lain sudah tampak hasilnya di sekolah. Selanjutnya akan kami kembangkan terus bersama LPTK mitra,” tukas Hery. [Ar/sAf]

Tujuh LPTK Ikut Tampilkan Dampak Kemitraan

Prof. Rachmad Wahab mencoba alat pendeteksi tsunami di stand SDNGedongkiwo mitra USAID PRIORITAS - UNY dalam showcase UNY (20/4)

Prof Rachmad Wahab menelaah isi bigbook karya mahasiswa UNY di Stand mahasiswa UNY.

Selama dua tahun mereka didampingi oleh dosen-dosen UNY yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS untuk mengembangkan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah. “Kami sangat terbantu sekali dengan kedatangan para dosen ke sekolah kami. Banyak perubahan positif yang telah kami dapatkan,” kata kepala SDN Ngoto Ibu Munjiyem.

“Kami bersyukur, sekolah dampingan dari USAID PRIORITAS dapat bergabung dalam pameran yang kita selenggarakan di sini. Mudah-mudahan apa yang ditampilkan di sini banyak menginspirasi pengunjung,” harap Rektor UNY Prof Rachmad Wahab dalam pembukaan acara yang berlangsung selama 3 hari tersebut (20-22/4). Bersamaan kegiatan unjuk karya tersebut, juga dilaksanakan ekspo UNY dalam rangka dies natalis UNY. [Ar]

Prof. Rachmad Wahab mencoba alat pendeteksi tsunami di stand SD Giwangan (sekolah mitra UNY-USAID PRIORITAS) dalam showcase UNY (20/4)

4

YOGYAKARTA – Keterampilan menyimak secara aktif merupakan salah satu cara berkomunikasi yang efektif. Dalam membangun tim sekolah, komunikasi yang efektif merupakan aspek penting dalam manajemen sekolah dan kelas. Mendengar secara aktif menjadi dasar dalam membangun kepercayaan dan koneksi antara pembimbing dan yang dibimbing.“Misalnya kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolahnya atau seorang guru dalam menangkap keinginan siswa-siswanya. Demikian juga antara komite sekolah dan pengelola sekolah, semua perlu memiliki keterampilan mendengarkan dengan baik,” kata Siswanto, fasilitator MBS Kabupaten Batang.

Keterampilan menyimak dalam modul III di pelatihan SMP/MTs disimulasikan oleh setiap fasilitator secara berpasangan. Mereka melakukan kegiatan bermain peran dan memposisikan diri menjadi siswa, guru, kepala sekolah, komite, dan pengawas. Kemudian mereka mempraktikkan berbagai masalah dan bagaimana menyimak serta mendengarkan setiap keluhan atau keinginan mereka.

Salah satu yang penting dalam keterampilan menyimak adalah menggunakan kalimat pemicu. Misalnya, apakah ada yang terlewat? Saya menangkap banyak hal…, setelah mendengarkan anda, saya menangkap bahwa.... apakah ada hal lain yang ingin anda sampaikan?

Rachmat Eko fasilitator MBS Kabuten Banjarnegara mengungkapkan bahwa kebiasaan menyimak bukan hanya dibutuhkan guru, kepala sekolah, namun juga dibutuhkan siswa. Oleh karena itu, kami harap dapat melatihkan kemampuan ini kepada peserta pelatihan di daerah. Pada intinya, kami ingin menumbuhkan empati dan saling mendukung untuk meningkatkan mutu sekolah,” katanya lagi.

Modul III: Pentingnya Keterampilan Menyimak dan Mendengarkan

LENSA PRIORITAS - Edisi 11, April - Juni 2015

LENSA PRIORITAS: Edisi 11, April - Juni 2015

Penanggungjawab: Nurkolis (PC). Editor: Anang Ainur Roziqin (CS), Tim redaksi: Afifuddin (TTIDS), Hari Riyadi (GMS), Dyah Karyati (WSD), R. Ahmad Sarjita (TTO PS), Saiful H. Shodiq (TTOPS), Wahyu Daryono (MES), Anton W. Gerhana (ITS), Dewajani S (DC Karanganyar & Sragen), Da laela (DC Purbalingga), M. Lutfi HR (DC Pakalongan & Jepara), Agus Danarta (DC Batang), Nur Jannah (DC Banjarnegara & Purworejo), Ardi W. (DC Semarang & Boyolali), Sarwa Eka (DC Wonosobo), Mulyono (DC Blora & Grobogan), A. Purnomo (DC Kudus & Demak).

Alamat: Jl. Candi Makmur No.2A Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Telp: (024) 8444711, Fax: (024) 8441146. Email: [email protected] . Web: www.prioritaspendidikan.org

Panggung baca cerita pendek. Fasilitator MBS membacakan dongeng cerita pendek untuk melatih kemampuan mendengar, menyimak dan literasi peserta. Kegiatan ini merupakan salah satu materi pelatihan modul III.

Foto-Foto Pelatihan Modul III SMP/MTs

Fatkurroji, M.Pd., Dosen UIN Walisongo mempresentasikan hasil diskusinya tentang kemampuan efektif dalam menyimak pada salah satu sesi MBS pelatihan modul III tingkat SMP/MTS di Hotel New Saphire Yogyakarta (24/6).

foto

Peserta pelatihan modul III memandu siswa SMPN 5 Sleman, Yogyakarta untuk turun ke halaman sekolah mengamati lahan di depan kelas (gambar atas). Mereka selanjutnya akan belajar membuat perencanaan tata letak pembuatan kolam ikan dengan menghitung luas ideal yang dibutuhkan lengkap dengan menganalisis biaya modal yang dibutuhkan. Selanjutnya mereka juga akan menghitung biaya operasional, hasil panen ke1 sampai ke 4 dan keuntungan yang diperoleh. hasil perhitungan tersebut kemudian di presentasikan di kelas (gambar bwah). Keterampilan ini memadukan banyak kemampuan siswa dalam menganalisis dan memadukan berbagai bidang dalam mata pelajaran. Terakhir mereka harus menuliskannya secara panjang dan menarik dengan kalimat mereka sendiri.

Kegiatan mengamati jumlah bayangan dalam berbagai sudut akan menjadi tantangan tersendiri bila penugasan terakhirnya adalah membuat laporan deskriptif dengan menggunakan keteram-pilan informasi. Hal tersebut yang dilakukan dalam praktik modul III IPA di SMPN 5 Sleman.

5

LENSA Daerah Mitra

Edisi 11, April - Juni 2015 - LENSA PRIORITAS

SEMARANG– Kemampuan literasi di kelas permulaan sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan pembelajaran pada tahap berikutnya. Karena pentingnya kemampuan ini dikuasai anak-anak sejak dini, USAID PRIORITAS memprakarsai dan mendorong lembaga pendidik dan tenaga kependidikan (LPTK) mitra khusus pencetak guru untuk bekerja sama dengan universitas mitra di luar negeri.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor IV Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Rustono MHum dalam pembukaan workshop literasi, kerja sama antara Florida State University (FSU) dengan Unnes yang difasilitasi USAID PRIORITAS di Semarang (13-17/5).

“Kami berharap workshop lima hari ini akan menghasilkan produk yang bisa digunakan secara bersama-sama antara FSU dan Unnes serta LPTK lainnya. Kami ingin memastikan bahwa lulusan LPTK mampu mendampingi siswa dalam menguasai kemampuan literasi,” katanya.

Workshop yang bertema “Translating Research into Practice: New Directions in Literacy” diikuti para dosen bahasa dari Unnes, UPGRIS, UKSW Salatiga, UNY, dan UIN Walisongo Semarang serta pengawas dan guru dari sekolah mitra Unnes. Pelatihan tersebut difasilitasi Dr Marion Fesmire dan Dr Norma Evans dari FSU Amerika untuk mendampinginya.

Dr Marion Fesmire di awal pembicaraan menyampaikan bahwa tujuan akhir dari kegiatan ini adalah tim LPTK mitra memiliki kesadaran lebih untuk mengembangkan penelitian tentang bagaimana seorang siswa belajar untuk mengembangkan skill literasi. Baik itu dalam membuat koneksi dalam membaca, menulis, dan berbicara. Selanjutnya adalah, bagaimana seorang guru dapat mendukung pengembangan keterampilan dan mengembangkan alat/media pembelajaran serta alat ukurnya.

“Yang kedua adalah kiat mengembangkan panduan-panduan bagi sekolah tingkat dasar berdasar pengalaman praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran membaca dan literasi,” ungkapnya lebih lanjut. Workshop ini juga akan mengidentifikasi perkuliahan literasi kelas awal yang telah diberikan di LPTK dan mendiskusikan topik-topik yang penting untuk dibahas terkait dengan pembelajaran literasi kelas awal.

Pada sasaran kedua, kegiatan yang dilakukan di antaranya memeriksa dengan kritis silabus-silabus yang selama ini sudah ada untuk memperkenalkan penelitian dasar dan mengetahui kesenjangan yang ada serta mengembangkannya.

Selain itu, peserta akan mengidentifikasi suplemen sumber pengajaran (modul, mini modul, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lain-lain) yang dibutuhkan untuk mengembangkan serta proses kolaboratif dan prosedur yang diperlukan untuk mendukung pengembangan sumber pengajaran tersebut. [AF]

Dorong Literasi di LPTK Lintas Negara

Dr Marion Fesmire menunjukkan contoh media yang dapat digunakan dalam pengembangan pembelajaran literasi kelas awal pada workshop literasi kerja sama antara Florida State University (FSU) dengan Unnes yang difasilitasi USAID PRIORITAS di Hotel Novotel Semarang (13/5).

Distribusi, jenjang karir maupun kompetensi yang dimiliki oleh guru maupun kepala sekolah menjadi perhatian serius USAID PRIORITAS bersama dinas pendidikan dan badan kepegawaian daerah di 3 Kabupaten mitra (Batang, Purbalingga, dan Banjarnegara). Perhatian tersebut diwujudkan dengan berkolaborasi membuat pemetaan strategis jumlah guru yang perlu dilatih, jenis pelatihan yang diprioritaskan, besar dan sumber pendanaan yang tersedia, potensi yang dapat dimobilisasi, dan sumberdaya pelatihan lainnya.

“Banyak guru yang terhenti jenjang karirnya karena kurang angka kredit dalam pengembangan diri. Oleh karena itu, kita

akan membantu memetakan masalah dan solusi bagi daerah untuk mengatasi hal tersebut,” ungkap spesialis tata kelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS Jawa Tengah Hari Riyadi.

Hari menuturkan, di suatu daerah, ada guru yang selama mengajar belum pernah mendapat pelatihan. “Kondisi tersebut akan menghambat karir dan pengembangan kualitas pendidikan di kabupaten. Kalau bisa, karir naik dan kompetensi juga bertambah,” harap Hari.

Setiap kabupaten memiliki peta strategis yang berbeda. Di Purbalingga misalnya, pemetaan dimulai dari capaian pedagogik dan profesional hasil uji kompetensi guru tahun 2012. Setelah itu dilihat jumlah guru dan dihitung dengan anggaran yang ada. hasilnya dicocokkan dengan sumber daya yang ada. Hasil pemetaan awal menunjukkan bahwa bila guru menunggu pelatihan reguler, baru 8 tahun mereka akan mendapatkan satu kali pelatihan. Kondisi tersebut merata terjadi di 3 kabupaten.

“Melihat kondisi tersebut, di Purbalingga akan dilakukan akselerasi dalam pelatihan. Targetnya, setiap guru minimal mendapatkan satu kali pelatihan dalam setahun,” papar Kabid Tenaga Pendidik Dindik Kabupaten Purbalingga Drs Ashari MPd. [AR]

Dampingi Tiga Kabupaten Susun Peta Strategis PKB

Hari Riyadi (depan kiri) berdiskusi dengan Drs Ashari bersama tim tentang peta pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru di Kabupaten Purbalingga (10/6).

LENSA Daerah Mitra

PEKALONGAN - Ngadinah, guru SDN Pekiringanalit 02 Kajen, membuat alat peraga Kuhumaheca (kuasai huruf mati hebat baca). Metode tersebut dibuatnya karena sering menemukan siswanya yang masih belum lancar membaca. “Tidak semua anak mudah belajar membaca,” katanya.

Pengenalan huruf alphabet tidak serta merta membuat siswa mampu menirukan bunyi sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, dia mencoba mengutak-atik pembelajaran membaca sampai akhirnya muncul ide Kuhumaheca.

Dari ide sederhananya tersebut, guru sekaligus fasilitator daerah USAID PRIORITAS Kabupaten Pekalongan itu terpilih menjadi guru berprestasi Kabupaten Pekalongan tahun 2015. Penghargaan itu diterimanya pada 9 April 2015, bertempat di SMA 1 Kedungwuni Pekalongan,

“Saya terdorong untuk mendemontrasikan praktik yang baik dengan menggunakan pendekatan PAKEM dari USAID PRIORITAS dengan metode yang saya sebut CAROJADRIL (cantol rhoudoh eja dan dril/pengulangan),” ujar ibu Nga sapaan akrabnya. Untuk menunjang keberhasilan metode Carojadril, dia membuat dan memanfaatkan alat peraga bernama Kuhumaheca (kuasai huruf mati hebat baca), kalender cerita, big book dan Popi (pohon pintar).

“Masih terdapat siswa yang sulit melafalkan konsonan (huruf mati). Di sini kita harus hati-hati. Bila cara pelafalannya salah, akan mengakibatkan terhambatnya kemampuan baca anak,”

sambung Ibu Nga.

Dengan Kuhumaheca dan pelafalan huruf mati secara benar, anak akan lebih mudah menguasai membaca. Contoh Kuhumaheca misalnya, B (dilafal be), dengan Kuhumaheca, menjadi EB (dilafal eb). Kata Abad misalnya, kalau tidak menggunakan kuhumaheca anak membaca a+ba+d (dilafal abade), menjadi a+ba+ed.[LHR]

Kuhumaheca: Membunyikan Huruf Mati Ala Ibu Ngadinah

6 LENSA PRIORITAS - Edisi 11, April - Juni 2015

Salah satu contoh bacaan dalam Kuhumaheca yang digunakan olehIbu Ngadinah dalam pembelajaran sehari-hari.

SEMARANG - “Semakin sering anak melihat dan membaca maka anak akan menjadi semakin paham. Karena itu, di sekolah kami di setiap dinding kaca dipasang gambar atau poster terkait pembelajaran yang sedang berlangsung untuk memperkuat pemahaman anak,” kata Kepala SDN 02 Sumowono, Ujianto SPd.

Poster dipasang secara periodik sesuai dengan tema yang sedang berlangsung. Poster tersebut dibuat oleh guru dan dibantu siswa. Ujianto menjelaskan, manfaat poster ini agar para pembaca lebih mengerti apa yang ingin diungkapkan dengan menggunakan kata-kata yang singkat dan sederhana. Jika poster digunakan dalam pembelajaran di kelas, maka akan mampu menunjang tiga aspek kemampuan siswa, (1) aspek kognitif yaitu membantu anak memahami materi yang diberikan oleh guru sesuai dengan mata pelajaran yang

diampu, (2) aspek psikomotor, yaitu mengajak siswa untuk belajar dan berinteraksi menggunakan dan membuat poster, dan (3) aspek afektif, yaitu memengaruhi perilaku siswa.

Untuk membuat poster ini, guru memberikan penugasan kepada siswa yang salah satu produknya membuat poster. Poster tersebut juga dapat digunakan untuk mengawali pembelajaran dan panduan/acuan dalam mengerjakan tugas yang menantang di luar kelas. Hal ini juga mendukung gerakan budaya membaca yang dikembangkan sekolah.

“Biasanya saya melihat poster saat istirahat atau pulang sekolah. Saya tadi mencatat hal-hal yang penting yang belum dipahami di dalam kelas

mengenai bentuk penampang kulit manusia,” kata Alamanda siswa kelas V yang sedang asyik melihat poster yang dipajang.

Selain memperjelas pemahaman, ternyata poster ini juga mempermudah siswa untuk menghafal. “Saya mencatat hal yang penting. Gambar ini menambah hafalan saya terhadap materi,” kata Ahmad sambil menunjuk salah satu poster.

Kepala UPTD Pendidikan kecamatan Sumowono, Agus Tiyono MPd, menyampaikan apresiasinya kepada sekolah. Menurutnya, hal tersebut merupakan hal yang baik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. “Hal ini memperkaya khasanah sumber belajar. Saya akan menyampaikan hal ini pada saat rapat koordinasi dengan kepala sekolah dan saya berharap sekolah lain di Sumowono bisa melakukan hal yang sama,” harapnya. [AW]

Manfaatkan Poster Hasil Karya Siswa Sebagai Media Belajar

Siswa saat istirahat membaca poster periodik yang dipasang di depan kelas dan sepanjang dinding sekolah.

7

WONOSOBO - Pelatihan manajemen sekolah yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Garung di Rumah Makan Mbok Ro (18/6) bekerjasama dengan USAID PRIORITAS menggandeng inspektorat Kabupaten Wonosobo. Pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada sekolah agar dalam membuat perencanaan sekolah dapat selaras dengan kebutuhan sekolah yang sebagian besar ditopang oleh dana BOS dengan kebijakan yang berlaku.

“Itulah sebabnya K3S merasa perlu mengundang dan berkoordinasi dengan inspektorat kabupaten agar memberikan pengetahuan bagaimana cara mengelola dana BOS secara benar berikut pelaporannya,” terang ketua K3S Tri Umiyati.

Tri Umiyati menjelaskan, pelatihan penyusunan EDS, RKS, RKT dan RKAS tersebut merupakan kebutuhan mendesak bagi sekolah. Selama ini, dalam membuat perencanaan, sekolah-sekolah masih belum bisa menggali potensi sekolah secara maksimal.

“Dari banyak SD, ternyata ada beberapa

SD yang memiliki EDS, RKS, RKT, dan RKAS yang baik. Setelah kita telusuri ternyata SD tersebut adalah mitra dari USAID PRIORITAS. Karena itu, kami bersepakat untuk melakukan diseminasi kepada sekolah-sekolah yang bukan mitra,” ungkapnya lebih lanjut.

Umi menjelaskan, momen pelatihan tersebut dipilih sengaja bertepatan menjelang liburan semester pertama. Pada saat libur sekolah, kepala sekolah bersama tim pengembang sekolah (TPS) akan menyusun perencanaan sekolah, baik berupa RKS, RKT maupun RKAS. Kegiatan tersebut, diawali dengan menyusun dan mereview EDS. “Target kami, awal tahun ajaran baru sekolah sudah punya acuan kerja,” jelasnya lebih lanjut.

LENSA PRIORITAS - Edisi 10, Januari - Maret 2015

Dyah karyati, Spesialis manjemen sekolah USAID PRIORITAS

Jawa Tengah mendampingi peserta

dalam sesi diskusi (18/6)

Rahardian Agus Rifa'i, perwakilan dari Inspektorat Kabupaten Wonosobo memberikan materi tentang pengelolaan dan pelaporan dana BOS. Dalam paparannya, wakil inspektorat ini menyampaikan bahwa pada prinsipnya setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti transaksi yang sah. Yang kedua, setiap kegiatan yang akan dilakukan sekolah agar direncanakan secara matang oleh TPS.

“Dalam setiap inspeksi yang kami lakukan, kami hanya menerapkan fungsi pembinaan. Harapannya, agar permasalahan yang ditemukan dalam pengelolaan BOS tidak sampai ke ranah hukum. Syukur sudah ada sekolah yang menerapkan dengan baik. Hal tersebut bisa dijadikan sebagai acuan,” kata Agus mengingatkan.

LENSA Daerah Mitra

7 Edisi 11, April - Juni 2015 - LENSA PRIORITAS

Libatkan Inspektorat dalam Pelatihan Manajemen Sekolah

SURAKARTA – Kemampuan guru dalam menelaah kurikulum dan mengajar matematika sesuai dengan materi dan kemampuan siswa sangat penting bagi keberhasilan belajar siswa. Pelatihan USAID PRIORITAS sangat membantu guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan membuat siswa belajar aktif.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Dekan II FKIP, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Dr Imam Sujadi, saat membuka pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran di SMP/MTs di Gedung A, FKIP, UNS, Surakarta. Pelatihan diikuti 28 guru matematika SMP/MTs se-Surakarta (12-15/6).

“Pelatihan ini akan kami dokumentasikan dan saya berharap dapat dijadikan bahan kajian di MGMP Matematika Kota Surakarta. MGMP nanti dapat melakukan analisis dari video praktik mengajar yang dilakukan oleh guru-guru di akhir pelatihan ini,” demikian harapnya.

Dosen Matematika FKIP UNS tersebut menambahkan, materi pelatihan USAID PRIORITAS ini 'bebas kurikulum', artinya apapun kurikulum yang digunakan, guru tetap bisa menerapkan dalam pembelajaran.

Spesialis pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Afifuddin PhD melalui pelatihan ini mendorong para guru untuk mampu mengelola pembelajaran secara efektif. Guru harus mampu menjadi fasilitator pembelajaran yang memfasilitasi siswa belajar aktif untuk mencapai tujuan

UNS dan USAID PRIORITASLatih Guru Matematika Se-Surakarta

Peserta pelatihan dari MGMP Matematika membacakan hasil diskusi kelompok.

8

LENSA Praktik yang Baik

Peraga Magic Straw: Memahami Hubungan, Persamaan dan Perbedaan Sifat Bangun Datar

LENSA PRIORITAS - Edisi 11, April - Juni 2015

Bambang Haris, Guru MTsN 2 Semarang memperagakan alat Magic Straw dalam pembelajaran matematika. Terlihat semua siswa mencobanya untuk membantu mencari hubungan, persamaan dan perbedaan sifat sebuah bangun.

SEMARANG - “Saya terinspirasi membuat peraga magic straw untuk meningkatkan pemahaman konsep geometri secara integral. Selain itu, membantu peserta didik untuk memahami hubungan antar bangun, persamaan dan perbedaan sifat yang dimiliki antar bangun. Hubungan antar bangun ini saya teliti sering muncul dalam ujian nasional,” ujar Bambang Haris MPd guru kelas VIIA MTsN 2 Semarang yang membuat peraga Magic Straw.

Hubungan antar bangun yang dimaksud oleh Pak Haris yaitu, dari sebuah alat peraga, siswa mampu dengan mudah menghubungkan pengertian dan sifat-sifat dasar bangun tersebut. Misalnya, hubungan persegipanjang dengan jajargenjang. Siswa bisa menggerakkan magic straw dari persegipanjang menjadi jajargenjang. Lalu, dapat membuat simpulan bahwa persegi panjang merupakan jajargenjang yang sudutnya siku-siku, karena persegipanjang memiliki sifat yang sebagian besar dimiliki oleh jajargenjang.

“Hari ini kita akan mempelajari pengertian dan sifat-sifat yang dimiliki jajargenjang, persegi, persegipanjang, belahketupat, trapesium dan layang-layang,” kata Pak Haris.

Pak Haris mengawali pembelajaran dengan mengingatkan kembali pengertian bangun datar, menjelaskan dengan contoh, dan manfaat hasil kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari..

Selanjutnya, guru menampilkan beberapa gambar benda-benda di sekitar kelas yang berbentuk bangun datar dan meminta siswa untuk menyebutkan contoh lain. Guru juga menunjukkan peraga rangka bangun datar yang akan dipelajari.

Siswa bekerja dalam kelompok berpandu pada lembar kerja (LK) yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, cara mengamati, dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dalam kelompok. Guru berkeliling membimbing setiap kelompok dalam menemukan pengertian

dan sifat-sifat yang dimiliki enam bangun datar tersebut.

Siswa mencatat hasil diskusi terkait ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing bangun segi empat, dan menyelesaikan beberapa pertanyaan yang terdapat dalam LK untuk dipecahkan dalam kelompok.

Siswa menemukan sifat-sifat bangun datar dengan bantuan peraga berbentuk bangun datar serta pertanyaan pemandu, antara lain, apakah diagonal belahketupat sama panjang? Bagaimana kedudukan kedua diagonal tersebut? Sifat apa yang dimiliki belah ketupat?

Setelah diskusi kelompok selesai, guru mempersilakan dua anggota kelompok untuk tetap berada dalam kelompok (Two Stay) dan dua anggota lain untuk melakukan kunjungan belajar (Two Stray) ke kelompok lain untuk berbagi pengalaman/hasil belajar. Mereka memresentasikan hasil pekerjaannya dikelompok lain untuk mendapat masukan.

Selesai berkunjung, delegasi kelompok kembali ke kelompoknya untuk berbagi hasil diskusi. Mereka berdiskusi, memperbaiki beberapa jawaban yang mereka anggap kurang sesuai dan mendeskripsikan sesuai dengan bahasa mereka.

Pak Haris meminta semua siswa memegang alat peraga magic straw yang berupa sedotan yang telah didesain agar bisa memanjang dan memendek serta bisa diubah membentuk sebuah bangun.

Magic straw mengarahkan siswa menemukan konsep yang benar terkait pengertian dan sifat yang dimiliki bangun datar. Setelah diajarkan cara menggunakannya, siswa mencoba memeragakan sendiri. Pak Haris mengarahkan siswa agar mampu membedakan bangun datar berdasarkan pengertian dan sifat-sifat yang dimilikinya.

Guru mulai memperkenalkan istilah-istilah matematis yang relevan. Banyak siswa kelihatan riang memeragakan sambil berfikir dan mengaitkan informasi yang didapat sebelumnya. Tanya jawab tak terelakkan. Siswa memeragakan banyak bentuk dan menanyakan langsung ke Pak Haris.

Setelah kegiatan diskusi dan konfirmasi selesai, setiap perwakilan kelompok menempel hasil pekerjaannya pada papan tempel. Pak Haris memeriksa dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang dinilai paling baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan penutup berupa tanya jawab secara lisan untuk mengetahui pemahaman siswa. Setelah semua siswa paham, mereka refleksi bersama, membuat rangkuman dan catatan.*

* Penulis dan pelaku: Bambang Haris, M.Pd Guru MTsN 2 Semarang

LENSA Praktik yang Baik

WONOSOBO - Guru kelas 5 SDN 1 Garung, Tumini SPd mulanya tidak percaya kalau di akhir pembelajaran siswa-siswanya dapat menuliskan laporan yang teliti dan panjang dari pengamatan, percobaan, atau diskusi yang dilakukan.

“Saya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dipandu fasilitator USAID PRIORITAS dan mencobanya dengan ragu. Namun, selesai praktik, hasilnya banyak yang diluar dugaan. Saya senang melihat siswa-siswa bebas berkreasi dalam menulis,” katanya.

RPP yang disusun oleh Ibu Tumini menunjukkan urutan kegiatan pembelajaran yang runtut dimulai dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengomunikasikan. Pengelolaan pembelajaran juga dilakukan dengan menunjukan variasi yang efektif. Mulai dari klasikal, kelompok, individu, dan klasikal kembali. Tujuan dari pembelajaran adalah siswa mampu menyusun laporan sederhana dari hasil pengamatan tentang peristiwa alam. Langkah pembelajarannya:

Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan empat siswa. Masing-masing kelompok diberikan satu macam gambar peristiwa alam. Setiap gambar diberi pertanyaan sebagai berikut: (1) peristiwa apa yang kamu amati?(2) mengapa peristiwa itu terjadi? (3) sebutkan dampak positif dan negatif dari peristiwa tersebut? dan (4) bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut?

Dalam kelompok, siswa mendiskusikan jawaban pertanyaan pada gambar. Sebagai alat bantu untuk menjawab pertanyaan, Ibu Tumini menyediakan sumber informasi yang diambil dari koran, majalah, dan buku perpustakaan.

Setiap siswa berperan mencari jawaban satu pertanyaan. Kemudian siswa mengumpulkan jawaban sebagai bahan menyusun laporan. Laporan kelompok yang dibuat meliputi nama peristiwa, penyebab peristiwa, dampak positif, dan negatif bagi kehidupan manusia, dan upaya untuk menanggulangi kondisi tersebut.

Setelah selesai berdiskusi dan menyusun laporan, masing – masing kelompok mempresentasikan laporannya. Kelompok lain memberikan tanggapan sebagai bahan perbaikan laporan. Suasana terlihat ramai tapi kadang juga senyap. Siswa kadang memberikan apresiasi dan memberikan pertanyaan kepada presenter. Tapi kadang

juga terhanyut dalam alur tulisan yang dibacakan presenter.

Setelah selesai sesi presentasi, laporan dibahas bersama dengan kelompok lain. Selanjutnya, guru membagi gambar peristiwa alam lain kepada semua siswa. Tiap siswa mendapatkan gambar yang berbeda.

Langkah selanjutnya yang dilakukan, yaitu siswa diminta menyusun laporan secara individu berdasarkan gambar yang diterima. Dalam sekejap, terlihat siswa hikmat menulis laporan. [RS]

Hapus Keraguan Siswa Mampu Menulis Panjang dan Teliti

Edisi 11, April - Juni 2015 - LENSA PRIORITAS

GROBOGAN – MI Yayasan Taman Pendidikan Islamiyah (Yatpi) menutup kegiatan tahun ajaran 2014-2015 dengan kegiatan yang terbilang unik. Sekolah yang berlokasi di Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan itu membuat bazar khusus.

Bazar tersebut memamerkan beberapa hasil karya dan hasil belajar siswa selama belajar di madrasah tersebut. Kepala MI Yatpi, Anjarmoro Widyaningrum mengatakan, ada

beberapa karya siswa yang dipamerkan, di antaranya bermacam bentuk kerajinan tangan, alat peraga pembelajaran, media pembelajaran, dan juga lukisan. Semua itu dibuat oleh siswa MI Yatpi.

“Ide bazar ini berasal dari guru-guru dan wali murid kami. Mereka awalnya merasa prihatin dengan banyaknya karya siswa yang hanya berakhir di tempat penyimpanan saja. Akhirnya, mereka menginginkan sesuatu yang berbeda dengan memamerkan karya-karya siswa,”

kata Kepala MI Yatpi itu.

Ditambahkan, banyaknya hasil karya yang dihasilkan siswa itu tidak lepas dari peran USAID PRIORITAS selaku lembaga pembina di MI Yatpi. Melalui lembaga ini, metode pembelajaran di sekolah tidak dilakukan monoton. Tetapi, siswa lebih banyak berperan aktif untuk menghasilkan karya-karya kreatif. [M]

Gelar Bazar Hasil Belajar Siswa:Buat Bangga Siswa dan Orang Tua

Pengunjung memadati stan tampilan setiap kelas di pameran hasil karya MI Yatpi (16/6).

Hasil tulisan siswa dalam kegiatan pembelajaran

10

LENSA Praktik yang Baik

BANJARNEGARA - Kreatif! Itulah media, karya Ibu Yayuk Sugiyarti, guru SMP Negeri 4 Banjarnegara. Media ini membantu menjelaskan fungsi ginjal untuk kompetensi dasar sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Dalam sekali kegiatan pembelajaran, siswa terampil dalam membuat alat peraga sekaligus mampu memahami cara kerja organ dan cara memeliharanya.

Alat peraga yang dibuat oleh Bu Yayuk bersama siswa kelas IX terdiri atas sebuah jeruk bali berukuran besar, papan kayu, jarum infus, selang infus, kran infus, botol plastik, penjepit, air dan tinta. Jeruk dibelah menjadi dua sehingga membentuk seperti penampang ginjal. Alat dan bahan disusun seperti gambar sehingga suatu rangkaian yang menyerupai aliran cairan dalam dalam tubuh menuju ginjal.

Pembuatan alat peraga tersebut melibatkan siswa. Guru cukup menyediakan peralatan dan bahan yang akan dibuat. Prosedur kerja disiapkan oleh guru agar siswa tidak menemukan banyak kesulitan.

Pembelajaran diawali dengan menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi organ-organ tubuh yang sudah dipelajari sebelumnya. Bu Yayuk kemudian meminta siswa untuk melakukan sedikit aktivitas fisik. Ada siswa yang berlari, ada yang menyapu, dan membersihkan kelas. Setelah selesai, siswa diminta untuk duduk kembali dan menanyakan kondisi tubuhnya.

“Mengapa tubuh kamu berkeringat?, mengapa keringat (sampah) harus dikeluarkan oleh tubuh?, bagaimana jika tidak dikeluarkan dari tubuh?, dan selain

keringat apa lagi yang harus dikeluarkan dalam tubuh?” begitu tanyanya.

Selanjutnya, siswa diajak untuk mengamati penampang ginjal. “Silakan tulis komentarmu pada lembar komentar yang tadi saya bagikan bersama kelompokmu,” Bu Yayuk mengingatkan.

“Buatlah pertanyaan lagi yang lain..! gunakan kata mengapa, bagaimana, apa yang terjadi jika… dan apa yang akan kamu lakukan jika…..?,” pintanya menuliskan pada kertas metaplan. Siswa yang semula sudah dalam kelompok kelas kemudian mendiskusikan cara kerja ginjal.

Untuk menjawab pertanyan tersebut, siswa dibagikan seperangkat alat untuk membuat penampang ginjal. Siswa bekerja dalam kelompok dengan melakukan langkah-langkah berikut:

- Menyiapkan papan berukuran 40 x 60 cm, papan di beri pola penampang ginjal untuk menempatkan bahan rangkaian penampang ginjal.

- Membelah jeruk menjadi dua bagian sama besar. Satu belahan dipasang pada papan sebagai tiruan ginjal.

- Memasang selang ukuran 0,5 inc pada papan dan dipasang kran.

- Memasang botol bekas air mineral dan diisi air yang sudah diberi pewarna.

- Memberi nama pada bagian - bagian ginjal dan diberi petunjuk alur cara kerja ginjal.

- Lakukanlah percobaan dan catatlah hasil pengamatan pada percobaan.

Setelah alat peraga jadi. Siswa bekerja dalam kelompok untuk mencoba cara kerja ginjal. Beberapa hal yang dilakukan

Mudahnya Belajar Fungsi Ginjal dengan Penampang Ginjal dari Buah Jeruk

dalam kelompok.

- Setelah kamu merangkai penampang ginjal, silahkan lakukan analisis data.Caranya, berilah nama pada bagian penampang ginjal yang kalian buat dan buatlah alur proses pembetukan urin.

- Untuk memastikan hasil pengamatan dan bisa menjawab pertanyaan. Carilah informasi yang bisa mendukung pengamatanmu. Bacalah kembali lembar informasi yang telah dibagikan di kegiatan 1 (lembar Informasi 1.1). dan perbaiki jawabanmu

Setelah selesai melakukan percobaan. Siswa diminta menyusun laporan percobaan berdasarkan lembar kerja yang telah disiapkan terlebih dahulu. Laporan selesai dibuat, dan seperti biasa mereka langsung bergerak menuju kelompok lain untuk melakukan kunjung karya dan dilanjutkan dengan presentasi antar kelompok. Sesi presentasi ditutup dengan simpulan dan saran untuk menjaga kesehatan ginjal.

Langkah pembelajaran terakhir yaitu dengan membuat laporan individu.

LENSA PRIORITAS - Edisi 11, April - Juni 2015

Siswa secara berkelompok mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh Ibu Yayuk setelah mereka selesaimenyusun rangkaian alat peraga ginjal dari buah jeruk.

* Pelaku: Yayuk Sugiyarti, S.P., M.Si guru SMP Negeri 4 Banjarnegara dan fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara

Laporan percobaan siswa.

11

PRIORITAS - Praktik yang Baik

LENSA Praktik yang Baik

WONOSOBO - “Ketika hati senang semuanya akan menjadi cair. Siswa juga akan mudah dalam mencerna materi maupun menjalankan instruksi tugas,” begitu kata Ibu Puji Narima Wati guru kelas VII SMP Negeri 1 Mojotengah, Wonosobo sewaktu memulai ide menggunakan media ular tangga untuk mendeskripsikan binatang dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Dalam rangkaian diseminasi pelatihan pembelajaran SMP bagi Forum MGMP Kabupaten Wonosobo, tanggal 8-11 Mei 2015, Ia meminta setiap pemain/siswa melempar dadu. Ketika keluar angka tertentu, maka angka tersebut akan menunjuk kepada jenis binatang tertentu pula. Kemudian siswa menyebut nama binatang tersebut, bagian-bagian tubuhnya, tempat tinggalnya, perilakunya, dan sifat-sifatnya. Semua dilakukan dalam bahasa Inggris.

Dengan cara ini, siswa ternyata berebut untuk menjadi pemain untuk bisa menunjukkan bahwa dia bisa. Apabila satu siswa memiliki banyak kesalahan dalam bahasa Inggris, dia harus mundur untuk digantikan siswa lain. Bagi siswa yang benar, akan diberi penghargaan, dan ditawari akan melanjutkan permainan atau tidak. Langkah dan urutan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut.

Pertama. Dalam langkah observasi, setiap siswa menerima kertas undian

tentang binatang untuk membentuk kelompok berdasarkan suara binatang. Lalu, setiap kelompok memilih satu orang ketua dengan memperhatikan gender. Setiap kelompok menerima 1 amplop yang berisi 5 gambar binatang yang berbeda beserta dengan daftar kosakata terkait materi dan kertas post it. Kemudian setiap anggota kelompok memilih 1 gambar binatang yang mereka sukai untuk diamati.

Kedua. Langkah bertanya. Setiap anggota kelompok membuat pertanyaan yang meliputi nama binatang, bagian tubuhnya, sifatnya, tempat tinggalnya dan tindakannya. Setelah selasai membuat pertanyaan, siswa membacakan pertanyaan yang sudah dibuat, kemudian siswa lain menanggapinya.

Ketiga. Mengumpulkan informasi. Siswa mencari informasi untuk menjawab pertanyaan yang dibuat dari berbagai sumber. Buku bacaan, narasumber (guru bahasa inggris yang lain), dan kamus ensiklopedi binatang,

Keempat. Mengasosiasi. Siswa mengolah informasi yang diperoleh kemudian menuliskan jawaban di kertas post it serta menempelkan seluruh jawaban di kertas plano. Setiap kelompok membacakan 1 pertanyaan dan jawaban tentang 1 binatang yang berbeda untuk ditanggapi kelompok lain. Selanjutnya, Setiap kelompok mendapatkan 1 lembar kerja untuk mendeskripsikan binatang

Mendeskripsikan Binatang Melalui Media Ular Tangga

Ibu Puji Narima Wati sedang memandu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mojotengah, Wonosobo bermain ular tangga untuk mendeskripsikan binatang dalam kegiatan praktik mengajar pelatihan pembelajaran di MGMP bahasa Inggris Wonosobo (11/5).

Edisi 11, April - Juni 2015 - LENSA PRIORITAS

yang dipilih dalam bentuk teks deskriptif sederhana yang meliputi nama binatang, bagian tubuhnya, sifatnya, tempat tinggalnya dan tindakannya untuk dinilai aspek pengetahuan (nilai tugas) dan sikap (gotong royong). Penilaian pada poin ini sangat mempertimbangkan perbedaan invidu masing-masing siswa.

Kelima. Mengomunikasikan. Dalam langkah ini setiap kelompok mempresentasikan

hasil teks yang dibuat untuk ditanggapi kelompok lain. Suasana menjadi ramai. Karena siswa saling memberi tanggapan tulisan dari teman yang lain. Untuk menyegarkan suasana, Bu Puji bersama-sama siswa menyanyikan lagu berjudul 'Animals'. Siswa senang dan sekaligus memberikan penguatan jawaban-jawaban yang dibuatnya.

Setelah kondisi kondusif kembali dan selesai bernyanyi. Bu Puji membawa siswa ke halaman kelas untuk melakukan permainan 'Snakes and Ladder' atau ular tangga untuk dinilai aspek keterampilan (kinerja/praktik).

Siswa yang memenangkan permainan diberi penghargaan bintang dikertas plano mereka. Selain itu, siswa yang mampu melanjutkan sampai selesai (mampu mendiskripsikan banyak jenis binatang) akan mendapatkan penghargaan tersendiri. Dalam permainan ini mereka tidak merasa takut salah. Apabila salah pun, mereka tetap bergembira dan menikmati permainan. Hal ini sangat berbeda apabila tugas diberikan begitu saja. Biasanya siswa malu-malu, bahkan takut untuk mencoba mendiskripsikan.

* Puji Narima Wati, guru bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Mojotengah, Wonosobo

BINGKAI LENSA PRIORITAS

www.prioritaspendidikan.org

Newsletter Lensa Prioritas dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari newsletter merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Prof Rohmat Wahab melihat katrol angin di stand SDN Ngoto dalam pameran unjuk karya praktik yang baik sekolah mitra UNY di GOR UNY, Senin (20/4). Foto:WD

Nur Jannah, salah satu Assesor Monitoring dan Evaluasi USAID PRIORITAS memandu Focus Group Discussion (FGD) mahasiswa matematika Unnes pada forum monitoring dan evaluasi di LPTK (24/6). Foto: AR

Siswa sedang mengenal SDA yang dapat diperbarui

dengan membuat batu bata. Kegiatan tersebut

bagian dari praktik peserta Diseminasi PAKEM di

Kalijajar Wonosobo (24/4). Foto: SE

Pembiasaan membaca di MI Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Kegiatan tersebut rutin dilakukan pada pagi hari sebelum

kegiatan belajar mengajar dimulai (1/4). Foto: AKW

Joko Arifin, fasilitator Purbalingga menunjukkan alat peraga hasil kreasinya yang bernama resonansi dari neon bekas kepada dewan Juri lomba Linpranas (18/4).

Prof Fathur berkesempatan

mencoba perkalian dengan Batang Napier

bersama siswa SDN Sekaran 1 Semarang

Mahdia Naura dan Hilmi, Sabtu (18/4)

Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang

baik, dan diskusi online forum sekolah di