8
Perbaungan. Pemerintah Kabupaten Sergai Bedagai (Sergai) bertekad terus bekerja keras memberikan layanan pen- didikan terbaik bagi warga. Salah satunya diwujudkan melalui Gerakan Budaya Membaca. Gerakan ini melibatkan pela- jar, pemerintah dan masyarakat untuk membiasakan diri membaca setiap hari. Gerakan ini merupakan respon Sergai atas seruan Mendikbud Anies Baswedan untuk menyediakan waktu membaca di sekolah. “Lebih dari 140 ribu pelajar akan bisa menikmati layanan literasi yang berkualitas,” kata Pj. Bupati Sergai Ir. H. Alwi, M.Si saat mendeklarasikan Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang, Perbaungan (28/11). Alwi mengatakan keterampilan mem- baca merupakan pondasi dari kemam- puan belajar. Semakin baik keterampilan membaca, maka semakin baik pula prestasi belajar. “Keterampilan literasi hanya bisa ditumbuhkan melalui pem- budayaan. Dibutuhkan sebuah gerakan bersama yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk membiasakan anak membaca,” terangnya. Kepala Dinas Pendidikan Sergai Drs. Joni Walker Manik, MM mengatakan, pasca deklarasi sebanyak 965 sekolah dan madrasah akan melaksanakan program membaca hening. Setiap hari sebelum jam pembelajaran, seluruh sekolah me- wajibkan siswa membaca buku selama lima belas menit. “Kami juga mendorong terbitnya peraturan bupati untuk menga- tur program membaca yang lebih luas.” tambahnya. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) H. Hasban Ritonga mengapresasi Gerakan Budaya Mem- baca yang dicanangkan Pemkab Sergai. Ia menyebut gerakan ini sebagai program inovatif. “Kami mendorong kabupa- ten/kota lain di Sumut untuk meniru Serdang Bedagai dalam menggerakan budaya membaca,” terangnya. Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara Agus Marwan menga- takan kemajuan pendidikan di daerah sangat ditentukan oleh kualitas kepe- mimpinan. Dibutuhkan komitmen dan kerja nyata dari pemimpin daerah untuk terus-menerus menjamin tersedianya layanan pendidikan yang berkualitas. Gerakan ini merupakan bukti Pemkab Sergai benar-benar serius memajukan dunia pendidikan. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Sergai, sebagai rekor baru di Indonesia. Peserta ber- hasil menuliskan 10.610 rensensi buku. “Jumlah ini menjadi jumlah rensensi buku terbanyak yang ditulis di Indonesia. Deklarasi ini merupakan salah satu ke- giatan yang paling edukatif,” ujar Senior Manager MURI Awan Raharjo. 140 Ribu Pelajar Sergai Nikmati Layanan Literasi Berkualitas MURI. Pj. Bupati Sergai Ir. H. Alwi, M.Si, Kadis Pendidikan Sergai Drs. Joni Walker Manik, MM dan Koor- dinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan menerima piagam rektor MURI pada deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang, Sabtu (28/11). Mengamati. Sekdaprvosu H. Hasban Ritonga dan Pj. Bupati Sergai Ir. H. Alwi, M.Si mengamati buku yang dibaca perserta deklarasi Gerakan Bu- daya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang, Sabtu (28/11). Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebaran Praktik Baik Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar di Sumatera Utara www.prioritaspendidikan.org USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Perbaungan. Pemerintah Kabupaten Sergai Bedagai (Sergai) bertekad terus bekerja keras memberikan layanan pen­didikan terbaik bagi warga. Salah satunya diwujudkan melalui Gerakan Budaya Membaca. Gerakan ini melibatkan pela­jar, pemerintah dan masyarakat untuk membiasakan diri membaca setiap hari. Gerakan ini merupakan respon Sergai atas seruan Mendikbud Anies Baswedan untuk menyediakan waktu membaca di sekolah. “Lebih dari 140 ribu pelajar akan bisa menikmati layanan literasi yang berkualitas,” kata Pj. Bupati Sergai Ir. H. Alwi, M.Si saat mendeklarasikan Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang, Perbaungan (28/11).

Alwi mengatakan keterampilan mem­baca merupakan pondasi dari kemam­puan belajar. Semakin baik keterampilan membaca, maka semakin baik pula prestasi belajar. “Keterampilan literasi hanya bisa ditumbuhkan melalui pem­budayaan. Dibutuhkan sebuah gerakan bersama yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk membiasakan anak membaca,” terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan Sergai Drs. Joni Walker Manik, MM mengatakan, pasca deklarasi sebanyak 965 sekolah dan madrasah akan melaksanakan program membaca hening. Setiap hari sebelum jam pembelajaran, seluruh sekolah me­wajibkan siswa membaca buku selama lima belas menit. “Kami juga mendorong terbitnya peraturan bupati untuk menga­tur program membaca yang lebih luas.” tambahnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) H. Hasban Ritonga mengapresasi Gerakan Budaya Mem­baca yang dicanangkan Pemkab Sergai. Ia menyebut gerakan ini sebagai program inovatif. “Kami mendorong kabupa­ten/kota lain di Sumut untuk meniru Serdang Bedagai dalam menggerakan budaya membaca,” terangnya.

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara Agus Marwan menga­takan kemajuan pendidikan di daerah sangat ditentukan oleh kualitas kepe­mimpinan. Dibutuhkan komitmen dan kerja nyata dari pemimpin daerah untuk terus­menerus menjamin tersedia nya layanan pendidikan yang berkualitas. Gerakan ini merupakan bukti Pemkab Sergai benar­benar serius memajukan dunia pendidikan.

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Sergai, sebagai rekor baru di Indonesia. Peserta ber­hasil menuliskan 10.610 rensensi buku.

“Jumlah ini menjadi jumlah rensensi buku terbanyak yang ditulis di Indonesia. Deklarasi ini merupakan salah satu ke­giatan yang paling edukatif,” ujar Senior Manager MURI Awan Raharjo.

140 Ribu Pelajar Sergai Nikmati Layanan Literasi Berkualitas

MURI. Pj. Bupati Sergai Ir. H. Alwi, M.Si, Kadis Pendidikan Sergai Drs. Joni Walker Manik, MM dan Koor­dinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan menerima piagam rektor MURI pada deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang, Sabtu (28/11).

Mengamati. Sekdaprvosu H. Hasban Ritonga dan Pj. Bupati Sergai Ir. H. Alwi, M.Si mengamati buku yang dibaca perserta deklarasi Gerakan Bu­daya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang, Sabtu (28/11).

Edisi No. 12 2015

KABAR PRIORITASMedia Komunikasi dan Penyebaran Praktik Baik Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar di Sumatera Utara

www.prioritaspendidikan.org

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Page 2: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Medan. Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata secara resmi mendeklarasikan Sumatera Utara sebagai provinsi pendi­dikan inklusif kedelapan di Indonesia. “Saya bangga dan sangat mengapresiasi keputusan Sumut menyusul 7 provinsi lainnya. Ini sangat sesuai dengan tujuan pendidikan kita untuk membangun insan dan ekosistem pendidikan dan kebu­dayaan yang berkarakter dengan sema­ngat gotong­royong. Semoga semua sekolah di Sumut nantinya siap men­erima ABK (anak berkebutuhan khusus),” ucapnya dalam Deklarasi Sumatera Utara Sebagai Provinsi Penyelenggara Pendidikan Inklusif di Me dan, (16/12).

Sebagai bentuk apresiasi, Kemendikbud menyerahkan piagam penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprosvu) atas kesiapannya menjadi provinsi penyelenggara pendidi­kan inklusif. Penghargaan juga diberikan

kepada pihak­pihak yang memiliki per­hatian terhadap pendidikan inklusif. Teru­tama kepada USAID PRIORITAS yang sudah mendukung proses penyelengga­raan pendidikan di Sumut, bukan hanya pendidikan inklusif tetapi untuk pendidi­kan di Sumut secara keseluruhan.

Kadis Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (Kadisdiksu) Drs. Masri, M.Si mengatakan sebanyak 633 sekolah telah menyatakan siap menyelenggarakan pen­didikan inklusif. Sekolah yang tersebar di kabupaten/kota di Sumut ini, siap mene­rima anak­anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk bersekolah di sekolah reguler. Sedangkan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara

Agus Marwan mengatakan, pendidikan inklusif merupakan bentuk keadilan bagi ABK. Lewat layanan pendidikan inklusif, maka akan lebih banyak ABK yang bisa sekolah.

Pendidikan inklusif adalah layanan pendidikan yang memberikan kesem­patan yang sama antara ABK dan anak normal lainnya. ABK dapat diterima dan belajar di sekolah umum. Sejak Septem­ber 2015, Pemprovsu bersama USAID PRIORITAS dan Komunitas Turun Tangan telah gencar mempromosikan pendidi­kan inklusif. Kemitraan ini merupakan bagian dari wujud visi Kemendikbud untuk menjadikan pendidikan sebagai gerakan alam semesta. (*)

Penghargaan. Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata menyerahkan piagam penghargaan kepada Pemerintah Sumatera Utara.

Sumut Provinsi Pendidikan Inklusif Kedelapandi Indonesia

Minat membaca di Indonesia ter­golong rendah. Menurut laporan

UNESCO tahun 2011, dari seribu orang Indonesia hanya satu orang saja yang memiliki minat serius dalam membaca. Laporan Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi (OECD) pada tahun 2009, menyebut Indonesia menduduki tempat terendah dalam minat baca di kawasan Asia Timur.

Rendahnya minat membaca ini ber­dampak langsung dengan prestasi pelajar Indonesia. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke­35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke­37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Bahkan menurut indeks pembangu nan pendidikan UNESCO ini, Indonesia berada di nomor 69 dari

127 negara. Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap anak untuk ber­hasil dalam pendidikan. Semakin baik keterampilan anak dalam membaca, maka kemampuan nya untuk menalar ilmu pengetahuan juga baik. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan membaca anak, maka kemampuannya mengua­sai pelajar juga rendah. Itu disebabkan karena semua pelajaran mengharuskan anak bisa membaca, baik membaca teks maupun memahami konteks bacaan.

Karena itu dalam edisi kali ini kami me­ngangkat tema literasi. Kami ingin berbagi tentang usaha­usaha yang sudah kami jalankan untuk meningkatkan keterampi­lan literasi.

Agus MarwanKoordinator Provinsi Sumut

EDITORIAL

KABAR PRIORITAS | www.prioritaspendidikan.org2

LITERASI

Page 3: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Medan. USAID PRIORITAS hibahkan 1,1 juta eksemplar Buku Bacaan Berjen­jang di Sumatera Utara. Buku ini didis­tribusikan kepada 1.838 sekolah dasar dan madrasah di 15 kabupaten/kota. “Penggunaan buku ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan literasi siswa sekolah dasar khususnya kelas awal,” terang Koordinator Provinsi USAID PRIO RITAS Sumatera Utara Agus Marwan, dalam lokakarya Buku Bacaan Berjenjang di Me dan (2/12).

Agus Marwan mengatakan, kemampuan membaca merupakan pondasi penting dalam belajar. Keterampilan membaca membuat siswa lebih mudah mena­lar pembelajaran. Semakin baik siswa membaca, maka semakin baik prestasi belajarnya. “Agar siswa kelas awal bisa memahami sebuah topik bacaan dengan baik, anak harus mampu membaca 45­60 kata per menit,” tambahnya.

Selain menghibahkan buku, USAID PRIORITAS juga memberikan pelatihan kepada guru. Pelatihan ditujukan agar guru mampu menggunakan Buku Bacaan Berjenjang. Direncanakan akan dilatih lebih dari 9000 guru, kepala sekolah dan pengelola administrasi. “Sebelum menggunakan buku ini, guru akan kami latih terlebih dahulu. Guru harus mampu mengidentifikasi tingkat kemampuan membaca siswanya, baru setelah itu menentukan jenis buku dan metode membaca yang digunakan,” tambahnya.

Kabag Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Biro Bimkemsos Setda Provinsi Sumatra Utara Dra. Rosmawaty Nadeak, M.Pd mengapresiasi dukungan USAID PRIO RITAS untuk meningkatkan keterampilan literasi di Sumut. “Sejumlah laporan menyebut kemampuan mem­baca siswa sekolah dasar di Indonesia rendah. Hasil penelitian Progress in Inter-

national Reading Literacy Study (PIRLS) pada 2014, menempatkan prestasi lit­erasi Indonesia pada rangking 42 dari 45 negara. UNESCO pada 2011, menyebut dari 1000 orang Indonesia, hanya satu orang yang memiliki minat membaca yang serius. Dukungan USAID PRIORI­TAS ini sangat berharga,” terangnya.

Keterampilan membaca juga berhubung­an erat dengan pertumbuhan ekonomi. Studi bertajuk Do better schools lead to more growth? Cognitive skills, economic outcomes, and causation (2012) ditemu­kan fakta, peningkatan 10 persen jumlah pelajar yang memiliki kemampuan dasar membaca, itu membuat pertumbuhan ekonomi negara bertambah sebesar 0,3 persen. Sedangkan peningkatan 10 per­sen pelajar yang memiliki keterampilan membaca tingkat lanjut, berkontribusi kepada perekonomian negara sebesar 1,3 persen. (*)

Buku Bacaan Berjenjang.USAID PRIORITAS menghibahkan 1,1 juta Buku Bacaan Berjenjang untuk mendukung pening­katan keterampilan membaca siswa ke­las awal di Sumatera Utara, Rabu (2/12).

1,1 Juta Buku Bacaan Berjenjang Dihiba h kan untuk Sumut

Sebelum kelas dimulai, murid­murid sudah dibagi ke dalam kelompok­

kelompok kecil. Adapun nama kelom­pok anak­anak sesuai dengan topik bahasan pelajaran. Nah, karena kali ini saya mengajarkan tentang organ pencernaan manusia, maka nama­nama kelompok tersebut juga adalah nama organ pencernaan manusia. Kecuali anus karena rasanya kurang etis untuk memberikan nama tersebut kepada kelompok anak­anak.

Pelajaran saya mulai dengan bernyanyi tentang organ pencernaan manusia. Saya juga menempelkan gambar keseluruhan organ pencernaan manusia di papan tulis. Murid­murid saya minta menjawab nama­nama organ yang saya tunjuk menurut mereka. Setelah murid­murid paham, saya lalu membagikan lembar kerja siswa, sebuah amplop berisi tugas untuk merangkai gunting an­guntingan gambar menjadi rangkaian organ pencernaan yang sempurna, menuliskan

nama organ, dan menjelaskan fungsinya di kertas berwarna merah yang juga disertakan di dalam amplop.

Tiap kelompok lalu menempelkan kertas kerjanya, mempresentasikannya dan murid­murid dari kelompok lain memberikan tanggapan serta penilaian terhadap hasil kerja temannya.

Belajar Tentang Organ Pencernaan Manusia

Oleh: Rini SartikaGuru IPA Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)

Medan Barat

3www.prioritaspendidikan.org | KABAR PRIORITAS

UTAMA

Page 4: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

DibutuhkanKerja Sama LPTK dan Pemda untukTingkatkanMutu Pendidikan

Medan. USAID PRIORITAS terus mendorong Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) menjadi Service Provider (penyedia layanan) pening katan mutu. LPTK dan pemerintah daerah perlu bekerjasama secara komprehensif dan jangka panjang. LPTK memiliki sumber daya manusia, material, dan metode. “Sedangkan, pemda memiliki sekolah dan guru yang punya kebutuhan spesifik untuk ditingkatkan kapasitasnya,” terang Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara, Agus Marwan dalam TTI Strategic Bussiness Planning Workshop di

Medan (Kamis, 12/11).

Agus Marwan mengatakan LPTK perlu mendesain layanan yang lebih spesifik untuk membantu kabupaten/kota. “Selama ini kami banyak melatih dan melibatkan dosen­dosen LPTK dalam kegiatan peningkatan mutu pendidikan di kabupaten/kota. Mereka memiliki pengalaman berharga dan merupakan aset yang dapat digunakan LPTK,” tambahnya.

Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mengatakan, perencanaan program berbasis data menjadi kunci penting ketika mendesain

program pendidikan. “LPTK dan pemda harus duduk bersama dan berbagi data untuk menyusun program pendidikan,” terangnya.

Syawal mengatakan, pelatihan bagi guru harus didesain berdasarkan tingkat kompetensi dan kebutuhannya. Sehingga pelatihan memberi dampak positif. Selain itu pendekatan pelatihan berbasis kompetensi bisa digunakan untuk mengukur perkembangkan guru secara signifikan. Jika dilakukan terus menerus, guru akan terbiasa melatih dirinya sendiri. (*)

PRESENTASI: Rektor Universitas Negeri Medan Prof.Dr. Syawal Gultom, M.Pd memaparkan rencana pengintegrasian program USAID PRIORITAS ke Unimed dalam TTI Strategic Bussiness Planning Workshop di Medan (12/11).

WAYANG sejarah adalah salah satu media pembelajaran yang saya desain di mata pelajaran IPS untuk materi sejarah kerajaan­kerajaan di Indonesia. Saya mendapat inspirasi ketika menonton tv permainan wayang yang dimainkan oleh anak kecil. Dari situ saya dapat ide membuat wayang sejarah untuk media pembelajaran.

Saya membagi siswa­siswa dalam beberapa kelompok dengan tugas tentang kerajaan­kerajaan yang ada dalam materi pembelajaran IPS kelas

V semester 2, seperti Kerajaan Samudra Pasai, Singosari, Demak, Sriwijaya, dan Tarumanegara. Saya meminta siswa membaca cerita dan membuat wayang tokoh­tokoh yang ada dalam cerita sejarah tersebut dengan menggunakan barang bekas.

Setiap kelompok yang sudah diberi tugas, pertama­tama mulai menyusun cerita asal­muasal kerajaan untuk diperankan dalam permainan wayang. Dari cerita tersebut, siswa kemudian menggambar tokoh­tokoh dalam cerita di kertas kardus. Misalnya Raja Samudra Pasai, Panglima Kerajaan, dan tokoh lain dalam cerita tentang Kerajaan Samudra Pasai. Secara berkelompok siswa menggambar, mewarnai, menggunting, dan memasang karakter tersebut pada lidi tusuk sate untuk menjadi permainan wayang. Tahap ini memerlukan kertas kardus, tusuk sate, gunting, cat warna, dan lem kertas.

Setelah selesai membuat cerita dan

tokohnya, dua atau tiga orang siswa mewakili kelompoknya maju ke depan kelas dan memainkan cerita wayangnya seperti layaknya dalang. Satu siswa bisa memerankan satu atau dua tokoh. Mereka berdialog bergantian dan menggerakkan tokoh wayang sesuai dengan cerita yang sudah mereka susun. Begitupun suara dari karakter cerita, siswa yang berperan sebagai dalang mengatur suara sedemikan rupa sehingga membuat dialog lebih hidup.

Kelompok lain yang belum tampil menonton presentasi wayang dan mencatat hal­hal penting dari presentasi setiap kelompok. Kami melakukan tanya jawab dan diskusi di akhir setiap presentasi wayang. Setelah semua kelompok maju memainkan wayangnya, setiap siswa sudah mencatat kesimpulan tentang tokoh dalam cerita, peninggalan, dan asal­muasal kerajaan­kerajaan di Indonesia. Saat ujian tengah semester lalu, rata­rata siswa dapat menjawab dengan mudah pelajaran IPS terkait materi ini.

Wayang SejarahOleh Defa SPd, Guru Kelas V SDN 116874 Bakaran Batu Kec. Rantau Selatan, Labuhan Batu, Sumatera Utara

Siswa sedang memainkan wayang sejarah buatannya yang menceritakan sejarah kera-jaan di Indonesia.

4 KABAR PRIORITAS | www.prioritaspendidikan.org

UTAMA

Page 5: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Medan. Pj. Walikota Medan Randiman Tarigan mengatakan layanan pendidikan di Medan harus lebih maju dari tahun­tahun sebelumnya. Pendidikan yang bermutu akan membuat warga Medan mampu bersaing di level provinsi, nasional, dan in­ternasional. “Saya ingin pendidikan Medan bisa nomor satu di Indonesia,” ungkapnya saat berdiskusi dengan Tim USAID PRORI­TAS Sumatera Utara di Balaikota Medan, Rabu (6/1).

Randiman Tarigan lebih lanjut mengapre­siasi dukungan USAID PRIORITAS kepada Pemko Medan. Ia mendukung Program USAID PRIORITAS untuk terus mening­katkan mutu pendidikan. Randiman ingin sekolah­sekolah unggulan terus bertambah jumlahnya.

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan memuji komitmen yang disampaikan Pj. Walikota Medan. Ia mengatakan untuk menyediakan layanan pendidikan yang bermutu, harus ada

komitmen dan dukungan nyata dari kepala daerah. Dibutuhkan kepemimpi nan yang tangguh untuk mendorong semua pihak bisa bekerja sama. “Respon Pak Randiman sangat cepat dan konkret. Kami sangat senang bisa terus­menerus mendukung Pemko Medan mewujudkan layanan pen­didikan yang bermutu,” terangnya.

Agus Marwan mengatakan program USAID PRIORITAS sejak tahun 2012 telah meningkatkan kapasitas 3.975 pendidik dan tenaga kependidikan dari tingkat SD/MI dan SMP/MTs di Medan untuk mene­rapkan pembelajaran aktif dan Manajemen Berbasis Sekolah. (*)

Pj. Walikota Medan Fokus Pendidikan Bermutu

Tim. Pj. Walikota Medan Randiman

Tarigan men­erima Tim USAID PRIORITAS untuk

mendiskusikan peningkatan mutu

pendidikan di Balaikota Medan,

Rabu (6/1).

Manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk ekonomi. Sebagai makhluk

sosial manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Sebagai makhluk ekonomi, manusia memerlukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebu­tuhan hidupnya. Dalam menjalankan per­annya sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi tersebut, manusia dibatasi oleh moralnya.

Untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai sikap dan tinda­kan sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dan tidak bermoral, saya membagi siswa ke dalam kelompok. Saya bertanya kepada siswa tentang berbagai karakter dan nilai­nilai yang dimiliki manu­sia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi yang bermoral. Apa saja ciri­cirin­ya dan bagimana pendapat siswa? Dengan cara ini, siswa menemukan sendiri nilai­nilai tersebut.

Kemudian saya membagikan kertas kerja berisi gambar­gambar berbagai aktivitas ekonomi (seperti berdagang, bekerja di kantor, bertani, mencuri, merampok, dan lain sebagainya) dan aktivitas sosial (gotong royong, bersalaman, berkomuni­kasi, mem­bully teman, bermain bersama teman, menolong orang menyeberang dan lain­lain). Secara berkelompok siswa membagi gambar­gambar ke dalam empat kategori; Makhluk Sosial Bermoral, Makhluk Sosial Tidak Bermoral, Makhluk Ekonomi Bermoral, dan Makhluk Ekonomi Tidak Bermoral. Gambar­gambar tersebut ditempel di kertas karton yang juga sudah dibagi 4 ruang.

Setelah mengerjakan secara berkelompok sekitar 30 menit, masi ng­masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Mengapa mereka mengkategorikan aktivitas di dalam gambar tersebut ke dalam satu kategori dan mengapa menilai sebuah aktivitas tidak bermoral atau ber­moral? Kelompok lain dapat menanggapi dan memberikan masukan.

Manusia Sebagai MakhlukSosial dan Ekonomi yang Bermoral

Oleh: Aldina Chalil, SE, MPGuru Bidang Studi Ekonomi SMP Al Azhar Medan

www.prioritaspendidikan.org | KABAR PRIORITAS 5

UTAMA

Page 6: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Medan. Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof. Dr. Syawal Gul­tom, M.Pd mengatakan kapasitas instruk­tur Pendidikan Profesi Guru (PPG) perlu terus diperkuat. Para instruktur harus mampu merancang kegiatan­kegiatan PPG yang bisa menjawab persoalan pen­didikan terkini. Dalam konteks kekinian, PPG ditujukan untuk mempersiapkan guru agar mampu menjawab persoalan anak­anak di kelas lewat pembelajaran aktif dan kontekstual. “ Tantangannya hari ini bagaimana menciptakan guru­guru yang menginspirasi, guru yang menjadi sumber inovasi, sekaligus pemimpin yang nyata alias the real leader,” ujarnya dalam acara Workshop Socialization/Capacity Building of PPG Instructors yang difasilitasi USAID PRIORITAS di Medan (13/1).

Syawal mengatakan PPG dirancang untuk menjawab persoalan rendahnya

mutu guru. PPG diharapkan melahir­kan guru­guru bermutu. Karena itu Syawal meminta para instruktur menjaga kualitas PPG dengan terus mengem­bangkan diri dan kompetensi masing­masing. Dengan kapasitas yang baik, para instruktur akan lebih siap mendidik guru menjadi tenaga profesional. “Kita sudah lihat, sejak Undang­undang Sisdiknas ada, hingga kini sudah 11 tahun, belum ada gerakan signifikan yang menunjukkan bahwa guru itu sebuah profesi. Ini yang harus kita renungkan,” pungkasnya.

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS untuk Sumut Agus Marwan mengata­kan, workshop ini bertujuan memberi pemahaman dan melatih keterampi­lan para dosen instruktur PPG dalam mengelola PPG di LPTK. Selain itu, agar para peserta workshop yang sudah dilatih dapat menerapkan ilmunya di

LPTK. “Kami berharap, Unimed dan UIN Sumut menjadi pilot project LPTK yang serius dan kompeten menjalankan PPG,” harap Agus Marwan.

Lebih lanjut Agus Marwan mengatakan, materi dan metode pelatihan dirancang secara sistematik dan praktis. Seluruh materi dan metode pelatihan telah digu­nakan oleh guru dan dosen LPTK. Bah­kan modul yang dipakai, telah diadap tasi oleh direktur­direktur PPG dari 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS di Indonesia. “Sampai Juni 2015, kami telah melatih sebanyak 10.627 orang pendidik dan tenaga kependidikan (guru, kepsek, pen­gawas) di 15 Kabupaten/kota di Sumut. Program ini telah telah memberikan akses pendidikan berkelas dunia kepada lebih dari 290 ribu siswa di 1.759 SD, SMP dan Madrasah di Sumatera Utara,” tambahnya.

Instruktur Pendidikan Profesi Guru Perlu Diperkuat

Pembukaan: Dekan FBS Unimed Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan, Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, TTI Development Specialist Dr. Elly Djulia, dan Wakil Rektor I Unimed Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd hadir dalam Workshop Socialization/Capacity Building of PPG Instructors di Medan, Rabu (13/1).

Unimed: Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd memberikan penguatan kepada 45 instruktur Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Workshop Socialization/Capacity Building of PPG Instructors di Medan, Rabu (13/1). USAID PRIORITAS memfasilitasi pe­ningkatan kapasitas bagi instruktur PPG dari Unimed dan UIN Sumatera Utara.

UTAMA

6 KABAR PRIORITAS | www.prioritaspendidikan.org

Page 7: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Segi banyak adalah gabungan dari beberapa bangun datar sederhana. Seperti gabungan antara segitiga

sama sisi dengan persegi panjang atau persegi empat, atau yang lainnya. Untuk mengajari siswa tentang luas segi banyak sederhana, Sri Indrayani, S.Pd, guru kelas VI, SDN 050659 Stabat meng­gunakan kertas karton sebagai media siswa­siswanya menggambar segi banyak sederhana dan menghitung luasnya. “Dengan mereka menggambar dan menghitung sendiri secara berkelom­pok, akan lebih mudah bagi siswa­siswa memahami pelajaran,” kata Sri.

Sebelum memberikan tugas, Sri Indra­yani memeragakan gabungan dua bangun sederhana dan mengajukan per­tanyaan, “Bagaimana cara mencari luas bangun gabungan ini?” Beberapa siswa mengajukan pendapatnya, kemudian guru menguatkan bahwa luas bangun gabungan adalah jumlah luas masing­masing. Siswa­siswa yang sudah terbagi ke dalam beberapa kelompok kemudian ditugaskan membuat dua gambar segi banyak (yang merupakan gabungan dari dua atau lebih bangun datar sederhana) beserta ukurannya di atas kertas karton

yang disediakan. Gambar­gambar yang sudah dibuat ditukar dengan kelom­pok lain untuk dicari luasnya. Di dalam kelompok, para siswa berdiskusi, berde­bat, dan menghitung luas persegi banyak yang digambar teman dari kelompok lain.

Kelompok yang cerdik akan meng­gambar gabungan jenis bangun datar yang rumus luasnya sulit dihapal. Tentu saja tujuannya agar membuat kelom­pok temannya kewalahan. Seperti yang dilakukan salah satu kelompok di kelas Sri. Kelompok ini membuat segi banyak dengan gabungan jajaran genjang dan persegi panjang.

Setiap kelompok kemudian mempre­

sentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi tersebut. Jawaban­jawaban yang salah karena kesalahan menggunakan rumus luas ba­ngun ruang atau kesalahan penjumlahan akan dikoreksi oleh teman­temannya. Sedang kan jawaban­jawaban yang benar akan mendapatkan reward.

Agar pemahaman siswa­siswa menghi­tung luas segibanyak sederhana semakin baik, Sri memberikan lagi latihan tam­bahan soal yang juga dikerjakan secara berkelompok. Hasil diskusi kelompok ini juga akan ditukar dengan kelompok lain untuk dikoreksi dan dipresentasikan di depan kelas. Hasil kerja kelompok terse­but kemudian dipajang di depan kelas.

Menghitung Luas Segi Banyak Sederhana

Ketika beranjak remaja, manusia mulai mengenal nilai dan fungsi uang. Setiap

orang membutuhkan uang untuk berba­gai keperluan. Siswa perlu mendapatkan pemahaman tentang bagaimana sejarah terbentuknya uang dalam kegiatan ekonomi serta apa saja jenis­jenis uang yang beredar di masyarakat dan man­faatnya. Pelajaran ini mendeskripsikan tentang uang dan lembaga keuangan.

Untuk apersepsi, pelajaran saya mulai

dengan mengajukan pertanyaan: “Apa­kah kamu punya uang? Kamu gunakan untuk apa dan apa manfaat uang untuk anak seusia kamu?” Lalu, jika mereka me­miliki banyak uang apa yang akan mereka lakukan? Kemudian pertanyaan, “dulu se­belum ada uang bagaimana orang­orang melakukan transaksi?” juga saya ajukan untuk mengajak siswa mengenal sejarah lahirnya uang dan syarat sebuah benda bisa menjadi uang. Siswa bebas menge­mukakan pendapatnya masi ng­masing. Dengan pertanyaan ini guru dapat mengetahui seberapa jauh pandang an siswa tentang fungsi uang.

Siswa lalu mulai mengkategorikan uang

berdasarkan jenisnya, nilai nominal, dan nilai intrinsiknya yang didiskusikan ber­sama kelompok. Siswa juga mencari klip­ing dari koran untuk mengkategorikan jenis­jenis uang. Hasil diskusi kelompok tersebut kemudian disusun dalam se­buah lembar kerja yang berisi tempelan berbagai uang kartal (uang logam dan uang kertas) dan uang giral (cek, kartu kredit, wesel, buku tabungan dll).

Dengan kegiatan ini siswa mampu memahami fungsi uang, membedakan uang kartal dan uang giral serta paham tentang nilai mata uang berdasarkan nilai nominal dan nilai intrinsik atau nilai berdasarkan bahannya.

Jika Saya Punya Banyak UangOleh Syalfiani, S.PdGuru Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 1 Pantai Labu

www.prioritaspendidikan.org | KABAR PRIORITAS 7

PRAKTIK BAIK

Page 8: Edisi No. 12 2015 KABAR PRIORITAS - …prioritaspendidikan.org/file/buletin_prioritas_sumut_Edisi_12.pdf · mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan ... anak bisa membaca, baik membaca

Minggu lalu saya melakukan perjala­nan ke Parapat. Saya berlibur ke

Danau Toba,” kata Jimmi Tampubolon, SPd, guru bahasa Inggris kelas IX SMPN 1 Laguboti kepada murid­muridnya. Mereka sedang dalam kegiatan belajar­mengajar. Belajar bahasa Inggris tepatnya. Jimmi kemudian menjelaskan kepada murid­muridnya kalau hari itu mereka akan bermain Yes No Question sem­bari ia menggambarkan dua emoticon: senyum dan berwajah cemberut untuk mewakili kata ‘yes’ dan ‘no’.

Permainan bahasa Inggris ini sederhana dan mudah dilakukan. Para siswa yang sudah duduk berkelompok kemudian dibagi menjadi dua kelompok besar yang nantinya akan diajukan cerita yang ber­beda. Jimmi telah mempersiapkan dua buah skenario yang nanti harus dijadikan karangan tulisan atau cerita oleh siswa.

Cara bermainnya seperti ini, Jimmi mulai dengan menyampaikan ide cerita tentang dua kegiatannya. Kegiatan pertama untuk kelompok A dan kegiatan kedua untuk kelompok B. Masing­masing orang dalam kelompok­kelompok kecil memper­siapkan pertanyaan tentang aktivitas Jim­mi tersebut yang nantinya akan dijawab oleh Jimmi dengan jawaban ‘yes’ atau ‘no’. Di sinilah peran kelompok kecil untuk membantu teman­temannya jika belum berhasil menyusun pertanyaan. Jawaban keseluruhan pertanyaan yang mereka sampaikan tersebut kemudian dirangkum secara pribadi menjadi sebuah cerita pendek tentang kegiatan Jimmi.

Untuk kelompok pertama, Jimmi membuat ide tentang liburannya minggu lalu ke Parapat. “Last week, I went to Parapat,” kata Jimmi.

“Did you go with your family?” tanya seorang siswa. “Yes, I did,” jawab Jimmi. Begitulah pertanyaan ‘did’ yang dibalas dengan ‘yes’ atau ‘no’ yang akhirnya men­jadi sebuah cerita pendek.

Untuk kelompok kedua, ia membuat ide tentang liburan Natalnya. Did you enjoy your holiday? Yes, I did.

Dan berbagai pertanyaan lainnya hingga nantinya menjadi sebuah cerita pendek juga. Setelah percakapan dan permainan YES NO QUESTION selesai dilakukan dan cerita pendek selesai ditulis, bebera­pa orang siswa diminta membacakan tulisannya, lalu secara bersama­sama dikoreksi kelengkapan dan kebenaran struktur bahasa Inggrisnya. (Eka)

YES NO QUESTION Games, BelajarMenulis Kalimat dari Pertanyaan

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID), yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Develop­ment Center (EDC), dan World Education (WE). USAID PRIORITAS diran­cang untuk meningkatkan akses pendidikan pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Mening­

katkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/pelatihan guru dan pemerin­tah di semua jenjang.

PRAKTIK BAIK

KABAR PRIORITASKantor USAID PRIORITAS Sumatera Utara Jln. Sei Tenang No.3 Medan Petisah 20119, Sumatera Utara, Indonesia.

Telp. 061­88813501, 061­88813502 Fax . 061­88813500

Newsletter KABAR PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik pendidikan yang baik. Isi dari newsletter ini bukan mempresentasikan pendapat resmi dari USAID maupun pemerintah Amerika Serikat.