13
USAID LESTARI LESSONS LEARNED TECHNICAL BRIEF PATROLI SMART DAN PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG FEBRUARI 2020 Publikasi ini dipersiapkan untuk U.S. Agency for International Development oleh Tetra Tech ARD.

USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI LESSONS LEARNED TECHNICAL BRIEF PATROLI SMART DAN PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG FEBRUARI 2020

Publikasi ini dipersiapkan untuk U.S. Agency for International Development oleh Tetra Tech ARD.

Page 2: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | i

Publikasi ini dipersiapkan untuk U.S. Agency for International Development oleh Tetra Tech ARD dibawah kontrak No. AID-497-TO-15-00005. Periode kontrak berlangsung sejak Juli 2015 sampai Juli 2020. Dilaksanakan oleh:

Tetra Tech P.O. Box 1397 Burlington, VT 05402

Kontak Tetra Tech:

Reed Merrill, Chief of Party [email protected]

Rod Snider, Project Manager [email protected]

Page 3: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | ii

LESSONS LEARNED TECHNICAL BRIEF

PATROLI SMART DAN PENGELOLAAN

KAWASAN LINDUNG

FEBRUARI 2020

PERNYATAAN PENYANGKALAN Publikasi ini dibuat dengan dukungan dari Rakyat Amerika Serikat melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Tetra Tech dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat

Page 4: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | iii

DAFTAR ISILatar Belakang ............................................................................................................ 1 Penerapan SMART-RBM di Kawasan Lindung ........................................................... 2 Mendukung METT di Seluruh Lanskap ....................................................................... 5 Pembelajaran Kunci .................................................................................................... 6 Rekomendasi Dukungan Keberlanjutan SMART di Indonesia .................................... 7

Page 5: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 1

LATAR BELAKANG Kawasan lindung merupakan pondasi konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia yang harus dikelola dengan baik sekaligus perwujudan komitmen Indonesia dalam mencapai target Aichi yang ditetapkan dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD). Pengamanan hutan adalah bagian penting dalam pengelolaan kawasan, dan karenanya patroli menjadi bagian utama dari strategi USAID LESTARI dalam mendukung peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan. Untuk mencapai hal tersebut, LESTARI berinvestasi secara signifikan dalam pengembangan dan implementasi Spatial Monitoring and Reporting Tool’ atau yang dikenal sebagai SMART Patrol.

SMART didesain secara khusus untuk mendukung sistem pengelolaan adaptif untuk kawasan lindung (Gambar 1). Sistem ini mencakup lebih dari sekadar pengumpulan data dan analisis, namun dengan membantu pengelola kawasan dalam memantau, mengevaluasi, mengelola kegiatan patroli mereka dengan lebih baik dan adaptif. Di Indonesia, pengenalan penggunaan SMART dimotori oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan telah digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pengelolaan di tingkat tapak melalui pendekatan “resort based management / RBM – resort sebagai unit pengelolaan terkecil dalam kawasan konservasi”.

Selama lima tahun terakhir, sistem SMART-RBM telah beroperasi pada 31 kawasan konservasi di Indonesia, termasuk di 6 lanskap yang didukung LESTARI. Pelaksanaan SMART dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan dalam beberapa kesempatan melibatkan dukungan dari proyek dan/ atau LSM. Di tingkat nasional, koordinasi sistem ini dilaksanakan oleh Pokja SMART, yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Kawasan Konservasi pada tahun 2016.

Ringkasan ini menyajikan gambaran dukungan teknis LESTARI selama 5 tahun (2015-2020) kepada kawasan konservasi di Aceh, Kalimantan Tengah, dan Papua dalam membangun dan menjalankan sistem SMART patrol. Ringkasan ini juga menggambarkan kerjasama dalam meningkatkan upaya patroli untuk mengurangi penyebab utama hilangnya keanekaragaman hayati dan deforestasi, serta merekflesikan pembelajaran dan rekomendasi arah pengelolaan aspek kunci ini di masa depan.

Gambar 1. Skema adaptif manajemen dalam strategi SMART Patrol

Page 6: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 2

PENERAPAN SMART-RBM DI KAWASAN LINDUNG Memperluas Replikasi LESTARI mendukung berjalannya sistem SMART-RBM di enam kawasan konservasi: Taman Nasional Sebangau, dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kalimantan Tengah, Taman Nasional Lorentz dan Cagar Alam Pegunungan Cyclops di Papua serta Taman Nasional Gunung Leuser dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Aceh, Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah V dan VI di Aceh. Dari keseluruhan kawasan-kawasan tersebut, lanskap ini mencakup luasan 1.769.308 hektar hutan tanah mineral dan 773.616 hektar lahan gambut. Diantaranya terdapat 2 (dua) situs warisan dunia UNESCO, 2 (dua) ASEAN

Heritage Park dan satu cagar biosfer.

Selama pelaksanaan proyek, 27 tim patroli pengamanan hutan yang dimpimpin oleh KLHK terdiri dari 201 personel telah ditunjuk oleh taman nasional, BKSDA, Dinas Kehutanan Provinsi, masyarakat lokal, serta LSM (Gambar 2). Pusat Pelatihan Kehutanan (PUSDIKLAT) KLHK melaksankaan pelatihan sistem SMART-RBM menggunakan tiga modul pelatihan yang terakreditasi untuk tim patroli, para operator data, serta perencana strategi. Tim patroli beserta operator data kemudian dimobilisasi untuk melakukan pemantauan keanekaragaman hayati, mitigasi ancaman, serta pemetaan dan analisis kondisi perbatasan kawasan.

Peningkatan Upaya Patroli Dalam kurun waktu pelaksanaan proyek, data yang dikumpulkan dari 27 tim patroli dimasukkan dalam database SMART masing-masing UPT. Lokasi patroli dan temuan ancaman dapat dipetakan secara spatio-temporal dengan perangkat SMART. Informasi ini digunakan secara strategis untuk merancang patroli periode berikutnya guna menyasar area beresiko / memiliki ancaman tinggi supaya menghasilkan dampak yang lebih besar. Di seluruh lanskap, tim pengamanan hutan yang didukung LESTARI telah melakukan 576 patroli sejauh total 14.125 km, sebagai bentuk perlindungan bagi habitat penting bagi harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya (Gambar 3).

Gambar 2. SMART patrol yang dijalankan di wilayah pesisir dan hutan mangrove di Taman Nasional Lorentz.

Page 7: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 3

Gambar 3. Sebaran pelaksanaan patroli SMART pada 6 lanskap yang didukung LESTARI pada tahunu 2015-2019.

Di tahun 2017, kawasan konservasi di seluruh lanskap yang didukung LESTARI telah sepenuhnya mengoperasikan tim patroli SMART, kemudian pada tahun 2019 tercatat upaya patroli meningkat sebesar 118%. Sebagai contoh, upaya patroli di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya meningkat dari 108 km di tahun 2017 menjadi 549 km di tahun 2019. Selanjutnya, upaya patroli yang sangat kuat (>1000 km jarak tempuh per tahun) yang tercatat di Taman Nasional Sebangau, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

Ibukota provinsi Ibukota kabupaten Batas provinsi Area patroli Lanskap LESTARI Kawasan Konservasi

Page 8: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 4

Gambar 4. Peningkatan upaya SMART patrol pada enam lanskap LESTARI dari 2015 ke 2019.

Penurunan Ancaman Terhadap Hutan dan Keanekaragaman Hayati Pada awal inisiasi proyek LESTARI, komunitas konservasi internasional menyuarakan perlunya penguatan dan akselerasi dalam menanggulangi “krisis jerat Asia Tenggara” yang telah menyebabkan penurunan populasi satwa liar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, bagi LESTARI, mendeteksi dan memusnahkan jerat di lanskap dimana LESTARI bekerja merupakan suatu keharusan untuk mencapai tujuan konservasi (Gambar 5). Sejak tahun 2015, tim yang didukung proyek telah memusnahkan 584 jerat di seluruh lanskap, tingkat pemusnahan jerat yang bervariasi di tiap lanskap dan setiap tahunnya tidak menunjukkan pola temporal yang cukup jelas. Lanskap Papua misalnya, memiliki tingkat perburuan liar sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada lanskap Aceh. Namun, menjelang akhir proyek, Cagar Alam Cyclops tercatat mengalami penurunan tingkat perburuan liar paling tinggi (terukur dari perjumpaan perangkap jerat/upaya patroli) dan di Taman Nasional Lorentz turun higga level yang lebih rendah lagi. Proyek ini telah memberi kontribusi positif di seluruh lanskap, tetapi jelas masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan dan sangat penting untuk memastikan kesinambungan sistem patroli SMART.

Pembukaan dan degradasi hutan merupakan pendorong utama hilangnya keanekaragaman hayati di Indonesia, selain itu juga merupakan merupakan penyumbang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca. Untuk mengatasi ancaman ini, tim pengamanan hutan mendeteksi dan melaporkan 1.124 titik pembalakan liar dan 1.119 insiden perambahan kepada mitra pemerintah (Gambar 6). Sedangkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, penambangan emas liar yang menjadi ancaman yang spesifik.

Gambar 5. Tim patroli dengan jerat harimau dan mangsa yang dimusnahkan di lanskap Leuser.

Upaya SMART Patrol pada 6 lanskap LESTARI

Total upaya SMART Patrol pada 6 lanskap LESTARI

Page 9: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 5

Gambar 6. Menanggulangi ancaman ganda terhadap keanekaragaman hayati yang diukur melalui tingkat pemusnahan jerat (kiri) dan laju deforestasi (kanan), di kawasan konservasi yang didukung proyek LESTARI.

Satu contoh menarik diberikan oleh Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) yang telah sukses menghentikan penambangan emas tanpa ijin (PETI) didalam kawasan melalui upaya patroli SMART, yang sebagian didukung oleh LESTARI. Penambangan awalnya terjadi di luar batas kawasan, tetapi perlahan mulai meluas ke dalam Taman Nasional. Dari tahun 2017-2019, 3 tim pengamanan hutan melakukan 24 patroli sepanjang 1.053 km dan menghentikan 15 kegiatan penambangan emas liar didalam kawasan. Kehadiran tim yang terus-menerus di lapangan dan penyitaan peralatan penambangan menyebabkan kegiatan penambangan di tahun 2019 tidak ditemukan pada area fokus patroli (Gambar 7).

MENDUKUNG METT DI SELURUH LANSKAP Untuk menilai kinerja pengelolaan kawasan konservasi, KLHK telah mengadopsi Management Effectiveness Tracking Tool (METT), suatu sistem berbasis skoring dengan 30 parameter penilaian yang mengintegrasikan keenam elemen dalam kerangka IUCN terkait pengelolaan kawasan lindung. Ke-enam elemen tersebut antara lain: konteks, perencanaan, input, proses, output, dan outcome. Nilai METT memungkinkan para pengelola kawasan dan pelaksana proyek untuk mengidentifikasi kebutuhan, kendala dan tindakan prioritas yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. METT menghadirkan mekanisme untuk memantau perkembangan untuk pengelolaan yang lebih efektif seiring waktu dan telah diterapkan di kawasan-kawasan konservasi di Indonesia sebanyak 398 kawasan pada tahun 2015 (baseline), 2017 dan 2019. Untuk memacu dan merangsang peningkatan efektifitas pengelolaan, KLHK menentukan target nilai minimum METT kawasan konservasi sebesar 70%.

Untuk kawasan konservasi yang terletak di lanskap yang didukung LESTARI, dukungan diberikan dalam bentuk memfasilitasi pelatihan METT untuk staff UPT, memberikan

Gambar 7. Perlengkapan PETI disita oleh tim patroli di TN BBBR.

Pemusnahan jerat di lanskap LESTARI Deforestasi di lanskap LESTARI

Kawasan Konservasi

Page 10: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 6

dukungan teknis proses penilaian dan dukunggan kegiatan teknis terhadap isu prioritas. Dari tahun 2015 ke tahun 2017 hingga 2019, terjadi peningkatan nilai METT rata-rata dari 57% ke 68 % ke 74% dengan skor tertinggi dicapai oleh kawasan taman nasional yang ketersediaan sumber daya yang lebih baik daripada cagar alam dan suaka margasatwa (Tabel 1). Peningkatan tertinggi diperoleh Cagar Alam Pegungungan Cyclops dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

Tabel 1. Rangkuman nilai METT pada kawasan konservasi yang didukung oleh LESTARI (sumber: http://mett.ksdae.menlhk.go.id/).

PEMBELAJARAN KUNCI • Di tingkat nasional, SMART telah meningkatkan koordinasi dan tranparansi pengelolaan

kawasan. Misalnya, SMART biasanya digunakan untuk menunjukkan adanya peningkatan investasi upaya perlindungan kepada IUCN monitoring mission di tiga situs warisan dunia UNESCO di Sumatera, salah satunya di Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Lorentz di Papua.

• Dengan SMART yang telah terbangun dalam sistem pengelolaan kawasan, SMART telah memperkuat pengelola melalui tersedianya informasi penting seperti lokasi focus, luas dan waktu terjadinya kegiatan ilegal. Data dan informasi seperti ini mungkin dulu tidak mudah diakses atau bahkan tidak terkompilasi. Pengelola kawasan sekarang dapat menggunakan sistem SMART-RBM untuk memantau kinerja patroli dan mengidentifikasi pusat kegiatan ilegal yang memerlukan perhatian lebih. Sebagai imbalannya, data-data tersebut berkontribusi dan secara signifikan memperkuat tindakan penegakan hukum.

• Sumber daya manusia yang terbatas merupakan tantangan global untuk pengelolaan kawasan lindung, termasuk di Indonesia. Selain itu, polisi hutan (POLHUT) sering dibebani berbagai tugas tambahan dan mengalihkan tugas pokok mereka untuk berpatroli. Agar patroli SMART memiliki legitimasi dan sebagai bagian dari strategi LESTARI untuk memastikan keberlanjutannya, patroli harus selalu dipimpin oleh POLHUT. Jika pimpinan tim sedang menjalankan tugas lain, maka posisinya sementara harus diganti oleh POLHUT lain. Oleh karenanya, sangat penting untuk memastikan ketercukupan jumlah sumber daya manusia.

• Kawasan lindung di berbagai daerah di Indonesia berhubungan erat dengan aspek budaya masyarakat setempat. Papua sebagai contohnya, memiliki struktur adat dan memerlukan pertimbangan yang cermat dalam mengelola kawasan supaya peraturan-peraturan konservasi nasional dapat selaras dengan hukum adat. Setiap suku Papua terbentuk dari beberapa klan yang memiliki fungsi sosial unik seperti meliputi tata kelola masyarakat, pengelolaan tata guna lahan, menjaga keamanan, dan memastikan

Kawasan Lindung Skor METT (%) Per Tahun

2015 2017 2019

Taman Nasional Gunung Leuser 67 71 71

Suaka Margasatwa Rawa Singkil 55 66 81

Taman Nasional Sebangau 62 73 77

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya 64 74 79

Taman Nasional Lorentz 52 60 68

Cagar Alam Cycloop 43 61 71

Page 11: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 7

integritas wilayah. Setiap suku juga menyepakati batas-batas wilayah yang tidak dapat dimasuki oleh suku lain tanpa ijin. Dengan demikian, penting untuk memahami dan mematuhi sistem yang tertanam di masyarakat saat merancang sistem patroli SMART. Di Papua, proyek mendukung pembentukan kemitraan masyarakat-KLHK, melalui pembentukan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) yang terdiri dari keterwakilan berbagai kelompok dan struktur suku.

• Taman Nasional Lorentz merupakan kawasan konservasi terbesar di Indonesia dan mencakup wilayah yang sangat terpencil, dengan rawa dan gunung. Oleh karena itu, aksesibilitas selalu menjadi tantangan. Jika kantor resort ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis, kendala ini dapat diatasi secara efektif. Kantor resort dapat menjadi pusat dalam pelaksanaan kegiatan lapangan, sehingga meningkatkan upaya patroli, dan secara signifikan mengurangi biaya operasional, terutama untuk pembiayaan perjalanan.

• Asistensi teknis LESTARI untuk mengoperasikan sistem SMART di berbagai kawasan konservasi telah juga meningkatkan dukungan dari mitra lain yang bekerja di kawasan yang sama. Skema yang dijalankan adalah dengan menggalang keterlibatan parapihak untuk berbagi data lapangan dan koordinasi pengunaan “data model” SMART yang sama. Misalnya, di Lanskap Leuser, data yang dihasilkan dari 10 tim patroli yang didukung LESTARI dikombinasikan dengan data dari 28 tim patroli yang didukung mitra lain mencakup 2,6 juta hektar di sekeliling kawasan di Aceh dan Sumatera Utara.

REKOMENDASI DUKUNGAN KEBERLANJUTAN SMART DI INDONESIA • Mendukung pembentukan sistem SMART-RBM yang beroperasi secara penuh di enam

kawasan lindung dan dua Kesatuan Pengelolaan Hutan merupakan pencapaian proyek yang belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan bukti kekuatan kemitraan yang terbentuk dari proyek ini. Memulai SMART-RBM di merupakan titik awal yang penting bagi kawasan konservasi. Namun, peningkatan pengetahuan dan penyegaran tim patroli, operator data, dan perencana strategis senior harus terus ditingkatkan dan didukung sehingga unit pengelola dapat merespon pola perubahan ancaman di kawasan yang luas ini secara tepat.

• Sangat penting untuk memastikan pengalihan peran LESTARI secara bertahap kepada mitra utama, untuk sepenuhnya mengelola seluruh sistem patroli SMART di kawasan konservasi, sekaligus dengan penerapannya untuk memperkuat Kesatuan Pengelolaan Hutan. Peningkatan kapasitas dapat dilanjutkan melalui PUSDIKLAT tetapi dalam hal pengoperasian SMART dan proses upgrade sistemnya masih memerlukan lebih banyak waktu dalam mentransfer keahliannya. Dukungan tambahan anggaran sangat jelas diperlukan untuk menjaga kegiatan patroli tetap berjalan. Hal ini merupakan proses bertahap yang akan memakan waktu beberapa tahun kedepan dan tergantung pada prioritas anggaran di setiap unit pengelola.

• Dukungan di masa depan harus diarahkan untuk membantu pengelola kawasan dalam menyiapkan sistem pengelolaan data spesies prioritas KLHK. Dengan demikian, sistem SMART-RBM dapat digunakan untuk menentukan habitat dan lokus prioritas setiap spesies, mendukung pemulihan populasi dan menunjukkan pencapaian terkait rencana aksi konservasi spesies, seperti rangkong gading di Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Bakat Bukit Raya.

• Disarankan untuk menghubungkan sistem database kawasan untuk tersambung dengan data patroli. Hal ini akan memungkinkan untuk membandingkan kinerja antar kawasan

Page 12: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI – Patroli SMART dan Pengelolaan Kawasan Lindung Page | 8

konservasi dengan cara yang terukur dalam hal besaran upaya patroli dan penurunan ancaman. Serta akan memberikan ukuran standar kinerja penegakan hukum serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan.

• Di tempat-tempat dimana penegakan hukum bukanlah pendekatan yang paling strategis, memahami cara kerja hukum adat dapat digunakan sebagai bagian dari strategi persuasif untuk mencegah perburuan liar, pembalakan liar, dan kegiatan merusak lainnya. Misalnya, BKSDA Papua menetapkan pembagian resort pengelolaan Cagar Alam Pegunungan Cyclops yang mencerminkan lima wilayah suku yaitu suku Moi, Sentani, Port Numbay, Ormu dan Tepera. LESTARI kemudian bekerja dengan BKSDA untuk membentuk dan mendukung kelima suku berpatroli di kawasan ini.

• Untuk sebagian besar lanskap kawasan konservasi, direkomendasikan untuk memperluas penggunaan SMART, mendukung pendekatan perlindungan terpadu dengan tujuan memulihkan spesies prioritas KLHK dan menjaga habitatnya. Pendekatan ini menggunakan prinsip – prinsip penegakan hukum berbasis intelijen untuk mengoptimalkan dampak perlindungan dengan proaktif menggunakan semua informasi yang tersedia – patroli terbuka (misal SMART), investigasi rahasia, hasil analisis intelijen - untuk menargetkan pelaku-pelaku utama dan menerapkan strategi pencegahannya. Pendekatan ini juga sangat tepat untuk diterapkan di kawasan lindung lain di Indonesia.

Page 13: USAID LESTARI LLTB Patroli SMART...harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, orangutan kalimantan dan sumatera serta kekayaaan keanekaragaman hayati lain yang tak terukur nilainya

USAID LESTARI Wisma GKBI, 12th Floor, #1210

Jl. Jend. Sudirman No. 28, Jakarta 10210, Indonesia

Phone: +62 21 574 0565 Fax: +62 21 574 0566 Email: [email protected]

Website: www.lestari-indonesia.org