of 93 /93
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH 02 DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : Rohati Oleh HERYANI NIM : 809018300621 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain

Embed Size (px)

Text of upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain

  • UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

    METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III

    MI MUHAMMADIYAH 02 DEPOK

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh :

    Rohati

    Oleh

    HERYANI

    NIM : 809018300621

    PROGRAM STUDI

    PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 2015

  • i

    SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : HERYANI

    NIM : 809018300621

    Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )

    Alamat : Jl. KH.M. Usman RT 04/04

    Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok

    MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

    Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan

    Menyimak melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI

    Muhammadiyah 2 Depok adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan

    dosen :

    Nama Pembimbing : Dindin Ridwanudin,M.Pd

    NIP : 197711212011011001

    Jurusan/Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

    siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil

    karya sendiri.

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

    Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui

    Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok

    disusun oleh Heryani,NIM. 809018300621, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

    ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang Munaqosah sesuai ketentuan yang

    ditetapkan oleh fakultas.

    Jakarta, Desember 2014

    Yang mengesahkan

    Pembimbing

    Dindin Ridwanudin,M.Pd

    NIP. 197711212011011001

  • iii

    UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

    MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA

    KELAS III MI MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh :

    Heryani

    NIM : 809018300621

    Dosen Pembimbing,

    Dindin Ridwanudin,M.Pd

    NIP. 197711212011011001

    PROGRAM STUDI

    PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • iv

  • v

    ABSTRAK

    Heryani, NIM: 8090018300621, Upaya Meningkatkan Keterampilan

    Menyimak melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI

    Muhammadiyah 2 Depok, Program Studi Pendididikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

    dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

    refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah 2

    Kecamatan Beji Kota Depok Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa

    sebanyak 22 orang yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Menyimak pada siswa

    kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mencapai

    tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan berdasarkan pembelajaran

    metode bermain peran. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

    adalah: Tes Hasil Belajar, Lembar Observasi, dan Wawancara. Dari hasil

    penelitian menunjukan bahwa pembelajaran bermain peran dapat meningkat

    kemampuan menyimak sehingga hasil belajar Bahasa Indonesia pun meningkat.

    Adapun siswa yang mencapai ketuntasan belajar 78,57% pada akhir penelitian.

    Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Keterampilan Menyimak,

  • vi

    ABSTRACT

    Mrs. Heryani, NIM: 8090018300621 Efforts to Improve Listening Skills by

    Role Playing Method in Third Grade MI Muhammadiyah 2 Depok,

    Education Program Elementary School Teacher, Department of Islamic

    Education and Teaching Faculty MT Syarif Hidayatullah State Islamic

    University in Jakarta.

    This research is a classroom action research was conducted in two cycles,

    each cycle consisting of planning, implementation, observation and reflection. The subjects were students of third grade MI Muhammadiyah 2 Beji Depok academic

    year 2012/2013 the number of students as many as 22 people consisting of 9 male

    students and 13 female students. This study aims to improve the ability of

    Listening in third grade MI Muhammadiyah 2 Academic Year 2012/2013. To

    achieve this goal, researchers applied the design action based learning role playing

    method. Instruments used to collect the data were: Test Results Learning,

    Observation Sheet, and Interview. From the results of the study show that learning

    to play the role of listening skills that can increase learning outcomes Indonesian

    increased. The students who achieve a passing grade 78.57% at the end of the

    study.

    Key Word: Classroom Action Research, Listening Skills

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillaahirabbil aalamiin, segala puji dan syukur hamba panjatkan

    ke khadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Upaya

    Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui Metode Bermain Peran

    pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok. Shalawat dan salam

    selalu tercurah kepada junjungan kita yakni habiibanaa wanabiiyanaa

    Muhammad saw, serta kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

    Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa penulis tidak dapat

    hidup sendiri. Penulis membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar penulisan

    skripsi ini selesai dengan baik. Untuk itu, sebagai ungkapan rasa hormat, penulis

    haturkan ucapan terima kasih kepada :

    1. Dra. Nurlena, MA., Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    2. Dr. Fauzan, MA. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    3. Dindin Ridwnudin,M.Pd. Pembimbing skripsi yang senantiasa

    meluangkan waktu untuk memberikan saran dan pengarahan kepada

    penulis

    4. Sahabuddin, S.Ag Kepala MI Muhammadiyah 2, yang telah memberikan

    izin penelitian di sekolah yang bapak pimpin,

    5. Lilis Suryani, S.Pd Guru Kelas III yang telah banyak membantu dalam

    pengumpulan data penelitian,

    6. Maulana, S.Pd Kepala Tata Usaha MI Muahammadiyah 2 yang juga telah

    banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian,

    7. Seluruh Guru dan Staf MI Muahammadiyah 2 yang telah memberikan

    kemudahan dalam penelitian,

  • viii

    8. Suami dan Anak-anakku yang senantiasa memberikan dukungan moril

    dan materil,

    9. Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu per satu. Semoga Allah

    SWT memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.

    Akhir kata, penulis memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan

    dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis memohon

    kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

    Jakarta, Desember 2014

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................................... i

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... iv

    ABSTRAK ........................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4

    C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 4

    D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 4

    E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 5

    BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

    PENELITIAN

    A. Metode Bermain Peran ................................................................................... 6

    B. Teori Menyimak .......................................................................................... 10

    C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 17

    D. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 18

    E. Hipotesis ....................................................................................................... 19

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 20

    B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..................................... 20

  • x

    C. Subyek Penelitian .......................................................................................... 23

    D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................... 23

    E. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................................... 23

    F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan .................................................. 24

    G. Data dan Sumber Data .................................................................................. 25

    H. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 25

    I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 26

    J. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................................... 27

    K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................................................... 31

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Profile Sekolah .............................................................................................. 32

    B. Deskripsi dan Analisis Data .......................................................................... 35

    C. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................................... 47

    BAB VPENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................................... 49

    B. Saran .............................................................................................................. 49

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran-lampiran

    Lembar Pernyataan Karya Ilmiah ........................................................................... i

    Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi .............................................................. ii

    Lembar Pengesahan ............................................................................................... iii

    Abstrak .................................................................................................................... v

    Kata Pengantar ..................................................................................................... vii

    Daftar Pustaka ....................................................................................................... 50

    Lampiran 1 : Kriteria Ketuntasan Minimal ........................................................... 52

    Lampiran 2 : Lembar Hasil Observasi Siklus 1 .................................................... 53

    Lampiran 3 : Lembar Hasil Observasi Siklus 2 .................................................... 57

    Lampiran 4 : Photo Dokumentasi Penelitian ........................................................ 60

    Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 65

    Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 66

    Lampiran 4 : Lembar Uji Referensi ..................................................................... 67

    Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 69

    Lampiran 6 : Biodata Penulis ............................................................................... 81

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Materi pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu materi pelajaran yang

    diajarkan di dalam kelas, dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.

    Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan terhadap siswa

    di dalam kelas mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang perlu

    dikuasai oleh setiap siswa dari materi ajar keterampilan berbahasa, yaitu: 1)

    aspek kemampuan menulis, 2) aspek kemampuan berbicara, 3) aspek

    kemampuan membaca, 4) aspek kemampuan mendengarkan1.

    Setiap aspek meliputi dasar dari keterampilan berbahasa Indonesia yang baik

    dan benar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, aspek keterampilan tersebut

    adalah hal yang penting yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajara

    berbahasa, yang pada akhirnya siswa mampu mengaktualisasikan keterampilan

    tersebut menjadi dasar dalam komunikasi berbahasa yang dibutuhkan oleh setiap

    siswa untuk melakukan interaksi dan memahami setiap pesan yang disampaikan

    dalam komunikasi tersebut, baik secara lisan maupun tertulis. Maka keempat

    keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

    dipisahkan.

    Keterampilan menyimak menjadi salah satu materi ajar dalam pembelajaran

    bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menguasai bentuk pesan yang ingin

    disampaikan melalui pesan tersebut. Namun, ketika siswa berhadapan dengan

    materi menyimak, kebanyakan siswa masih merasa kesulitan, karena kurangnya

    konsentrasi dalam proses menyimak tersebut, sehingga ketika proses

    pembelajaran bahasa tersebut dilakukan, hasil dari menyimak tersebut belum

    maksimal dan siswa kurang serius menyimak apa yang disampaikan oleh guru

    dalam proses pembelajaran berlangsung.

    1 Abdul Razak. Dkk. Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta:

    FITK UIN Syarif Hidayatullah. 2010) hlm.330

  • 2

    Menurut Muhibbin syah, keberhasilan proses dan hasil pembelajaran

    dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) dari dalam (intern), 2) dari diri sendiri

    (ekstern), 3) factor pendekatan pembelajaran. Adapun faktor dari diri siswa

    seperti: integritas siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi.

    Faktor ekstern terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor

    lingkungan non sosial. Faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau

    strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang efektifitas belajar siswa dan

    efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

    Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di MI Muhammadiyah 02,

    pembelajaran bahasa Indonesia masih dilakukan melalui metode konvensional,

    dan ketika materi keterampilan menyimak tersebut membuat siswa enggan untuk

    mempelajari apalagi memperdalam penguasaan materi berbahasa. Sehingga para

    praktisi terutama para pendidik semakin kesulitan mengajarkan materi yang wajib

    diajakan ini, sementara media penunjang interaktif untuk mempermudah proses

    pembelajaran sanagat jarang dijumpai. Beberapa keluhan lain yang sering dialami

    guru bahasa Indonesia yaitu: 1) pembelajaran yang kurang diminati siswa, 2)

    kompetensi yang dimiliki siswa tidak bisa dimaksimalkan pencapainnya.

    Peran guru dalam menciptakan dan mengarahkan kegiatan pembelajaran

    sangat dominan, sehingga kualitas dan keberhasilan kegiatan pembelajaran sering

    bergantung kepada kreatifitas guru dalam memilih dan menerapkan model dan

    metode pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran yang tepat, secara

    umum media pendidikan mempunya manfaat sebagai berikut: 1) menjelaskan

    materi pembelajaran atau proyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit

    (nyata). 2) memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat

    berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya. 3)

    mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang. 4) memungkinkan

    adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi

    pembelajaran atau obyek. 5) menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan

    minat, motivasi, aktifitas, dan kreatifitas belajar siswa. 6) membantu belajar siswa

    secara individual, kelompok, atau klasikal. 7) materi pembelajaran lebih lama

    diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat. 8)

  • 3

    mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi. 9) mengatasi

    keterbatasan ruang, waktu, dan indera.

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar pada umumnya masih

    menekankan aspek pengetahuan (kognitif) dan kurang melibatkan siswa secara

    aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan gairah dan

    motivasi siswa dalam proses belajar itu adalah dengan menggunakan variasi

    metode guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan belajar

    mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimaa guru dan

    siswa bertukar pikiran untuk mengambangkan ide dan pengertian dalam praktik

    pengajaran, tipe-tipe belajar dan penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi

    merupakan tindakan kurang bijaksana, tidak ada suatu teori belajar pun cocok

    untuk segala situasi. Ketika proses belajar mengajar tersebut terjadi, tentu saja

    tidak dapat berjalan selancar apa yang diharapkan oleh guru. Seringkali timbul

    penyimpangan-penyimpangan ataupun gangguan-gangguan, sehingga kegiatan

    belajar mengajar tidak bisa berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut salah

    satunya disebabkan oleh kurangnya minat, gairah dan motivasi siswa untuk

    menerima materi ajar yang disampaikan oleh guru.

    Hal tersebut dapat dengan mengubah metode, strategi, pendekatan yang dapat

    menarik perhatian siswa. Namun sangat disayangkan, karena tidak semua guru

    menyadari akan pentingnya variasi dalam mengajar bagi siswa. Kebanyakan dari

    para guru dalam mengatur kegiatan pembelajaran di kelas hanya menggunakan

    satu metode saja yang sudah mendarah daging dalam diri guru, yaitu dengan

    metode ceramah saja. Maka peneliti mencoba untuk melakukan perubahan dalam

    proses pembelajaran menyimak ini dengan metode bermain peran, agar siswa

    cenderung aktif dan dapat ikut serta melakukan kegiatan pembelajaran baik secara

    berpasangan maupun secara kooperatif, sehingga proses pembelajaran dapat

    berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

    menyimak dapat meningkat sesuai dengan indikator serta tujuan yang diharapkan

    dari pembelajaran tersebut.

  • 4

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak

    Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

    masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

    1. Kegiatan Belajar Mengajar masih dilakukan melalui metode konvensional,

    2. Adanya keengganan Siswa untuk mempelajari materi keterampilan menyimak

    apalagi memperdalam penguasaan materi berbahasa.

    3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati oleh siswa.

    4. Guru belum mampu untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa

    sehingga tidak bisa dimaksimalkan pencapainnya

    C. Pembatasan Masalah

    Agar penelitian ini lebih mudah dan tidak terlalu berbelit, maka penelitian

    ini hanya akan membahas tentang rendahnya kemampuan siswa pada

    pembelajaran bahasa Indonesia pada proses keterampilan menyimak, sehingga

    untuk mengoptimalkan hasil penelitian, peneliti membatasi ruang lingkupnya

    sebagai berikut:

    1. Metode yang digunakan dalam peneliitian ini adalah metode bermain peran.

    2. Para siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI

    Muhammadiyah 02 Depok.

    3. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah keterampilan menyimak teks

    cerita/drama.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan fokus masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan

    sebagai berikut:Bagaimana metode bermain peran dapat meningkatkan

    keterampilan menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok?

  • 5

    E. Tujuan dan Keguanaan Hasil Penelitian

    1. Tujuan

    Sejalan dengan permasalahan di atas maka secara garis besar penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak dengan

    menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah

    02 Depok.

    2. Kegunaan

    Hasil penelitian, diharapkan membawa kegunaan dalam proses pembelajaran,

    yaitu:

    a. Bagi guru, pada penelitian ini diharapkan dapat ditemukan alternatif

    pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat, untuk meningkatkan hasil

    belajar yang maksimal. Selain ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru

    dalam proses pembelajaran. Bahasa Indonesia ke depannya. Dengan

    demikian guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang lebih baik

    dan menjadi motivasi dan hasil belajar membaca yang baik bagi siswa.

    b. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan proses pembelajaran yang baru,

    sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik, dan

    menghasilkan hasil belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran

    bahasa Indonesia.

    c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik

    pada sekolah itu sendiri, maupun sekolah lain pada umumnya dalam rangka

    peningkatan mutu pendidikan.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN TEORETIK DAN

    PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

    A. Metode Bermain Peran

    1. Pengertian Metode

    Secara etimologi metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah

    thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk

    melakukan suatu pekerjaan1. Sedangkan secara terminology metode adalah

    seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses

    pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau

    menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran2.

    Bermain peran adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan

    kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu

    seperti terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).

    Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa bermain peran

    adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah

    laku di dalam hubungan sosial.

    2. Persyaratan Menggunakan Metode Bermain peran

    Secara umum metode pembelajaran bermain peran dapat digunakan apabila3 :

    1) Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan

    perasaan seseorang

    2) Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial

    dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan.

    3) Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan.

    1 Ibid., Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam

    Mulia, 2002),h.184 2 Ibid., h,185

    3 http:/oktanovia-berwandi.blogspot.com/2013/10/metode-sosiodrama-

    dan-teknik.html, diakses pada tanggal 20 September 2014

  • 7

    4) Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga

    diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah

    mereka terjun dalam masyarakat kelak

    5) Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai

    sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat

    dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk

    menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

    6) Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa

    sehingga amat berguna bagi kehidupan dan masa depannya kelak,

    terutama yang berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.

    7) Untuk meningkatkan kemampuan penalaran peserta didik secara lebih

    kritis dan detail dalam pemecahan masalah.

    8) Untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang diajarkan.

    Sedangkan menurut Abu Ahmadi Metode bermain peran dapat digunakan

    apabila:4.

    1) Keterangan secara lisan tidak dapat menerangkan pengertian yang

    dimaksud

    2) Memberikan gambaran mengenai bagaimana orang bertingkah laku dalam

    situasi sosial tertentu

    3) Memberikan kesempatan untuk menilai atau pandangan mengenai suatu

    tingkah laku sosial menurut pandangan masing-masing

    4) Belajar menghayati sendiri keadaan

    5) Memberikan kesempatan untuk belajar mengemukakan penghayatan

    sendiri mengenai suatu situasi sosial tertentu dengan

    mendramatisasikannya di depan penonton dan bukan memberikan

    keteranmgan secara lisan

    6) Memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya seseorang

    bertindak dalam situasi sosial tertentu.

    4 Abu Ahmadi,Stategi Belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka

    Setia,2005).h.82

  • 8

    3. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Metode Bermain peran

    Menurut Ahmadi, ada beberapa pendapat tentang kelebihan dan kekurangan

    metode bermain peran diantaranya5:

    a. Kelebihan

    Beberapa kebaikan dari metode bermain peran antara lain:

    1) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian;

    2) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi

    hidup;

    3) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil

    kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri;

    4) Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur.

    5) Memperjelas situasi sosial yang dimaksud;

    6) Menambah pengalaman tentang situasi sosial tertentu;

    7) Mendapat pandangan mengenai suatu tindakan dalam sustu situasi sosial

    dari berbagai sudut

    b. Kelemahan

    1) Disamping terdapat kebaikan-kebaikan, metode bermain peran juga

    memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya:

    2) Metode ini memerlukan waktu cukup banyak

    3) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang

    4) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan

    karena malu

    5) Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan

    dramatisasi itu gagal,

    6) situasi sosial yang didramatisasikan hanyalah tiruan;

    7) situasi ini dalam kelas berbeda dengan situasi yang sebenarnya

    dimasyarakat.

    5 Op. Cit .h.82

  • 9

    4. Teknis Penggunaan Metode Bermain peran

    Metode bermain peran secara teoretis telah banyak dikenal oleh sebagian

    besar pendidik kita, namun secara praktisi masih banyak di antara mereka yang

    belum memahaminya. Terdapat beberapa petunjuk untuk dapat menerapkan

    metode ini, ada yang mengungkapkan secara sederhana dan ada juga yang

    menjelaskan secara terperinci petunjuk-petunjuk tersebut. Namun pada prinsipnya

    petunjuk-petunjuk itu adalah sama. Dan dalam penerapannya, dapat

    dikembangkan tersendiri oleh yang bersangkutan.

    Adapun beberapa petunjuk atau langkah-langkah dalam menggunakan metode

    bermain peran ini tersaji dalam beberapa tahap diantaranya sebagai berikut:

    1. Tahap Persiapan

    Dalam tahap ini, Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengatakan

    bahwa:

    sebelum melakukan bermain peran diperlukan penentuan pokok

    permasalahan yang akan didramatisasikan terlebih dahulu, menentukan para

    pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang

    menyaksikan jalannya cerita. Masalah yang akan didramatisasikan dipilih

    secara bertahap, dimulai dari persoalan yang sederhana dan dilanjutkan

    dengan pertemuan-pertemuan berikutnya yang agak sukar dan lebih

    bervariasi6.

    Sedangkan menurut Sudjana Masalah-masalah yang akan ditetapkan harus

    menarik perhatian siswa7 serta situasi masalah yang akan ditetapkan harus sesuai

    dengan tingkat usia siswa.

    2. Tahap pelaksanaan.

    Setelah tahap-tahap dalam persiapan terselesaikan, siswa dipersilahkan

    untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang diminta selama kurang lebih 4

    sampai 5 menit berdasarkan pendapat dan inisiasi mereka sendiri.

    6 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,(Jakarta:

    Ciputat pers, 2003)..h.52 7 Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru

    Algensindo, 2002).h.85

  • 10

    3. Tahap Tindak Lanjut

    Seperti yang telah diungkapkan oleh sudjana dan hendrowiyono di atas

    bahwa apabila bermain peran telah berakhir, maka diperlukan sebuah upaya

    tindak lanjut. Dan mereka mengadakan diskusi sebagai salah satu alternatifnya.

    Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengungkapkan bahwa:

    Bermain peran merupakan sebuah metode mengajar, jadi dalam praktiknya

    tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi semata, melainkan

    hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau

    analisis persoalan. Dan bila dipandang perlu, siswa lainnya diperbolehkan

    mengulang kembali peranan tersebut dengan lebih baik lagi.8

    Sebagai salah satu upaya tindak lanjut siswa dapat melakukan aktifitas

    menilai atau memberi tanggapan terhadap pelaksanaan bermain peran dan

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil bermain

    peran9.

    B. Teori Menyimak

    1. Definisi Menyimak

    Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan

    mendengarkan. Akan tetapi, jika kita mengkajinya lebih jauh ketiganya memiliki

    perbedaan pengertian. Beranjak dari asumsi tersebut banyak orang yang kurang

    memperhatikan perbedaannya.

    Menurut Vismaia dan Sutari, mendengar mempunyai makna dapat

    menangkap bunyi dengan telinga10

    . Mengkaji makna mendengar menurut kamus

    besar tersebut dapat dBahasa Indonesiahami bahwa seseorang mendengar suara

    itu, tanpa ada unsur kesengajaan. Mendengarkan memiliki arti mendengar

    akan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Hal ini berarti bahwa ada unsur

    kesengajaan dalam perbuatannya itu.

    8 Op.cit.,h.53

    9 Op.cit.,h.95

    10 Vismaia, Kartimi, T., & Sutari, I.,Program Penyetaraan Pendidikan Guru

    Bahasa (Menyimak),(Jakarta: Balitung Dikbud dan Ditjen Dikdasmen,1997)

    h.23

  • 11

    Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-

    baik apa yang diucapkan orang lain. Hal tersebut berarti bahwa faktor kesengajaan

    dalam kegiatan menyimak sangat besar. Unsur kesengajaan dalam kegiatan

    menyimak lebih besar dari kegiatan mendengarkan, karena dalam kegiatan

    menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan mendengarkan

    tingkatan pemahaman belum ditingkatkan.

    Kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar

    kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan. Secara sederhana dapat dikatakan

    bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, pikiran

    atau perasaan seseorang. Penerima pesan dapat memberi respon atau tanggapan

    terhadap pembicaraan itu. Hal ini berarti telah terjadi peristiwa komunikasi

    berbahasa antara pembicara dengan penyimak.

    Menurut Anderson (dalam Vismaia dan Sutari) keterampilan menyimak

    merupakan kemampuan menangkap dan memainkan makna pesan baik yang

    tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam bunyi11

    , unsur kemampuan

    mengingat pesan juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh

    pengertian menyimak. Maka dengan menyimak dapat dibatasi sebagai proses

    besar mendengarkan dan mengintepretasikan lambang-lambang lisan. Menurut

    Tarigan (dalam Vismaia dan Sutari) menyimak adalah suatu proses kegiatan

    mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

    apresiasi, serta intepretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta

    memaknai makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui

    ujian atau bahasa lisan12

    . Sedangkan menurut Akhadiat, menyimak adalah

    suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

    mengidentifikasi, mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang

    terkandung di dalamnya13

    . Menyimak diartikan sebagai proses apresiasi

    penuh kesungguhan disertai penelahaan untuk direspon.

    11

    ibid 12

    ibid 13

    Akhadiat, S. dkk.Bahasa Indonesia,(Jakarta,Direktorat Jendral

    Pendidikan Tinggi,1992) h. 21

  • 12

    Mengkaji definisi yang dikemukakan para pakar di atas, dapat dipahami

    bahwa menyimak merupakan suatu proses mendengarkan dan menangkap makna

    pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,

    dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas

    makna yang terkandung di dalamnya.

    2. Jenis-jenis Menyimak

    Adapun jenis-jenis menyimak adalah sebagai berikut:

    a. Menyimak Ekstensif

    Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-

    hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sebuah ujaran, tidak perlu di

    bawah bimbingan langsung seorang guru.

    Yang termasuk jenis menyimak ini diantaranya (1) menyimak

    social/konvensional (2) menyimak sekunder (3) menyimak estetik.

    b. Menyimak Intensif

    Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih lawas,

    dikontrol terhadap suatu hal tertentu.

    Yang termasuk jenis menyimak ini diantaranya (1) menyimak kritis (2)

    menyimak konsentratif (3) menyimak kreatif (4) menyimak eksplorasif (5)

    menyimak interogatif (6) menyimak selektif

    3. Tujuan Menyimak

    Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa menyimak merupakan

    peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran seseorang. Pesan itu harus

    dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia memahami pesan itu, ia

    harus bereaksi memberi tanggapan atau respon.

    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak

    merupakan kegiatan yang disengaja, direncanakan, untuk mencapai proses tujuan.

    Seseorang tidak akan menyimak apabila ia tidak mempunyai maksud untuk apa ia

    menyimak. Sebaliknya sesorang pembicarapun melakukan kegiatan karena ada

    tujuan yang diharapkan dari penyimaknya.

    Aktivitas menyimak yang tidak tepat akan menimbulkan tujuan menyimak

    yang tidak tercapai. Pada kegiatan menyimak ada dua asfek tujuan yang perlu

  • 13

    diperhatikan, yaitu; 1) adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap

    pesan pembicara, 2) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu

    sesuai dengan kehendak pembicara. Berdasarkan dua aspek tujuan menyimak

    tersebut dikemukakan beberapa tujuan menyimak diantaranya; 1)

    mendapatkan fakta, 2) menganalisis fakta, 3) mengevaluasi fakta, 4) endapatkan

    inspirasi, dan 5) mendapatkan hiburan14

    . Berikut uraian masing-masing

    tujuan menyimak tersebut.

    a. Mendapatkan fakta

    Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bisa melalui

    keterampilan membaca, bisa pula melalui keterampilan menyimak. Pemerolehan

    informasi melalui membaca di negara-negara maju sudah sangat membudaya

    baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku lainnya. Akan tetapi, di negara

    berkembang khususnya Indonesia, pemerolehan informasi melalui membaca

    belum populer dikalangan masyarakat. Sebagian besar seseorang lebih cendrung

    mendapatkan informasi melalui kegiatan menyimak, baik melalui radio, televisi,

    ceramah, dan sebagainya.

    b. Menganalisis fakta

    Menganalisis fakta merupakan proses menaksir informasi sampai pada

    tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta

    itu. Tujuan ini muncul biasanya karena fakta yang diterima ingin dipahami

    maknanya secara lebih mendalam. Proses menganalisis harus berlangsung secara

    ajeg, artinya bahan simakan harus dipahami betul-betul maknanya.

    c. Mengevaluasi fakta

    Mengevaluasi fakta atau gagasan merupakan tujuan menyimak.

    Penyimak yang kritis akan mengajukan pertanyaan sehubungan hasil analisisnya,

    pertanyaan tersebut diantaranya; 1) cukup bernilaikah fakta-fakta yang

    diterimanya?, 2) akuratkah fakta-fakta tersebut?, dan 3) relevankah fakta-fakta itu

    dengan pengetahuan penyimak?.

    14

    Vismaia, Kartimi, T., & Sutari, Program Penyetaraan Pendidikan Guru

    Bahasa (Menyimak)(Jakarta. Balitung Dikbud dan Ditjen Dikdasmen,1997) h. 3

  • 14

    d. Mendapatkan inspirasi

    Seseorang penyimak tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan fakta, akan

    tetapi selain itu tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan inspirasi.

    Seseorang mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk

    mendapatkan inspirasi atau ilham. Cara-cara mendapatkan inspirasi disini dapat

    diberikan contoh seperti seseorang yang menghadiri pertemuan, seminar, debat

    dan sebagainya dengan tujuan untuk membangkitkan semangatnya.

    e. Mendapatkan hiburan

    Pada dasarnya manusia hidup memerlukan hiburan. Hiburan dapat

    diperoleh melalui bermacam kegiatan termasuk kegiatan menyimak. Tentunya

    bahan yang disimak dapat menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan dapat

    menghibur diri.

    4. Unsur-Unsur Dasar Menyimak

    Menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks, karena sangat

    tergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur-unsur menyimak

    merupakan unsur yang fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau

    kegiatan menyimak.

    Menciptakan kegiatan menyimak, unsur-unsur tersebut harus ada.

    Unsur-unsur menyimak yang dimaksud diantaranya; 1) pembicara sebagai

    sumber pesan, 2) penyimak sebagai penerima pesan, 3) bahan pembicaraan

    sebagai unsur konsep, dan 4) bahasa lisan sebagai media15

    .

    5. Menyimak Komprehensif

    Salah satu tujuan menyimak ialah menerima ransang untuk memahami

    suatu pesan tertentu16

    . Mendengar untuk memahami disebut menyimak

    komprehensif. Seseorang dapat dikatakan penyimak komprehensif yang baik

    apabila mampu menerima, memperhatikan dan memberikan makna dari pesan

    yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang disampaikan pembicara.

    15

    Op.Cit 16

    Op.cit

  • 15

    Beberapa tujuan menyimak yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

    diketahui bahwa menyimak komprehensiflah yang mendapat perhatian lebih

    khusus, dengan alasan bahwa menyimak pemahaman bersifat testable (dapat

    diuji). Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak

    komprehensif yaitu ingatan, konsentrasi, dan kosakata.

    a. Memori (Ingatan)

    Berdasarkan teori skematis, seseorang tidak dapat memproses informasi

    tanpa melibatkan ingatan. Menelaah konsep teori ini, dengan memori manusia

    dapat menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Adapun memori

    dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu; 1) menyusun arah tentang apa

    yang akan kita lakukan dalam aktivitas, 2) memberikan struktur baku terhadap

    pemahaman kita, dan 3) memberikan arah untuk mengingat pengalaman atau

    pengetahuan dan informasi yang telah diketahui sebelumnya.

    b. Konsentrasi

    Variabel signifikan yang berpengaruh terhadap menyimak komprehensif

    adalah kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi atau menaruh item-item yang

    akan diingat. Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara

    merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh penyimak.

    c. Perbendaharaan kata

    Kosakata yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang dapat

    mempengaruhi kemampuan komprehensif penyimak. Berasumsi bahwa ukuran

    kosakata merupakan variabel penting dalam pemahaman penyimak. Hal tersebut

    disebabkan karena makna merupakan bagian integral dari proses menyiamak,

    maka perlu memiliki kosakata yang cukup sehingga dapat mengembangkan

    sistem kategori dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang

    dikembangkan dalam proses menyimak.

    Kemampuan lain yang perlu dimiliki penyimak komprehensif adalah

    kemampuan untuk menarik kesimpulan (implikasi). Kesimpulan adalah data yang

    tidak disampaikan dalam pembicaraan melainkan disimpulkan saja. Seorang

    penyimak yang baik harus dapat menyimak gagasan utama dan rinciannya.

  • 16

    Menghindari terjadinya kekeliruan dalam menyimak, berikut disajikan

    langkah-langkah menarik kesimpukan diantaranya; 1) pahami gagasan-gagasan

    secara keseluruahan, 2) berikan alasan gagasan yang telah disimpulkan, 3) aturlah

    sedemikian rupa sehingga diperoleh kecocokan antar gagasan-gagasan yang

    disimpulkan, dan 4) pusatkan dasar pemikiran pada gagasan yang dinyatakan oleh

    pembicara, dan jangan dikacaukan oleh opini serta perasaan pribadi.

    6. Menyimak Dalam Pembelajaran

    Perkembangan kemampuan menyimak bahasa lisan merupakan proses

    panjang dan berkesinambungan. Kemampuan tidak akan diperoleh secara

    otomatis, akan tetapi guru harus kontinu. Karenanya, tugas guru yang penting

    adalah memperbanyak variasi kegiatan menyimak yang jelas tujuannya, terarah,

    dan lengkap. Peserta didik harus sadar akan pentingnya latihan menyimak secara

    terus-menerus.

    Apabila guru menuntut kepada peserta didik untuk menanggapi setiap

    penuturan atau pembicaraan, maka dengan sendirinya peserta didik akan berusaha

    menyimak dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus

    memberikan kesempatan kepada peserta didik agar berani berbicara atau

    merespon lebih banyak dari apa yang disimaknya.

    Pada sebuah lembaga pendidikan, menyimak sudah menjadi bagian dari

    pembelajaran bahasa. Akan tetapi, kebanyakan guru, para ahli berasumsi bahwa

    pembelajaran keterampilan menyimak tidak perlu direncanakan tersendiri. Bahkan

    ada anggapan bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai dengan sendirinya

    apabila pembelajaran lainnya telah berjalan dengan baik. Pengkajian,

    penelahaan, dan penelitian mengenai keterampilan menyimak pun sangat

    langka17

    .

    Suyatno menyebutkan:

    langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak

    diantaranya; 1) guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan

    pembelajaran, 2) bacakan teks cerita yang telah dipersiapkan, 3) siswa

    17

    Tarigan, Djago,Pendidikan Keterampilan Berbahasa (Jakarta.

    Universitas Terbuka,2004) h. 5

  • 17

    menyimak teks cerita, 4) siswa secara berkelompok mengidentifikasi teks

    cerita, 5) siswa mendiskusikan hasil identifikasi hasil diskusi, 6)

    siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, dan 7) siswa

    menyimpulkan pembelajaran hari itu18

    .

    Berdasarkan uraian langkah-langkah yang diuraikan Suyatno diatas,

    dapat dipahami bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak

    perlu mendapatkan perhatian lebih besar oleh staf pengajar agar hasil

    pembelajaran tercapai secara maksimal.

    C. Hasil Penelitian yang Relevan

    Wirman (2012) dengan judul Peningkatan Kemampuan menyimak

    Cerita Rakyat Melalui Media Audio pada siswa kelas VII SMPN 2 Donggo

    Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menyimpulkan

    bahwa (1) adanya peningkatan presentase minat belajar siswa antara prasiklus dan

    siklus I 48,24% dan siklus I ke siklus II sebesar 21,5%. Sedangkan peningkatan

    minat dari prasiklus ke siklus 58,86%. (2) prestasi belajar siswa juga mengalami

    peningkatan, hal tersebut dapat terlihat dari presentase siswa yang mencapai

    ketuntasan pada prasiklus 35,3% sedangkan pada siklus I 80% dan siklus II

    93,75%.

    Rulasmini Khotimah (2009) dengan judul Penggunaan metode Role

    Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa

    Indonesia Kelas III SD Benerwojo Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan.

    Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran mata

    pelajaran Bahasa Indonesia materi peraturan di Masyarakat dengan menggunakan

    metode Role Playing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. (2) hasil belajar

    siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan metode Role Playing.

    18

    Suyatno, Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra,(Surabaya.

    SIC,2004) h. 43

  • 18

    D. Kerangka Berpikir

    Materi pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu materi pelajaran yang

    diajarkan di dalam kelas, dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.

    Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan terhadap siswa di

    dalam kelas mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai

    oleh setiap siswa dari materi ajar keterampilan berbahasa, yaitu: 1) aspek

    kemampuan menulis, 2) aspek kemampuan berbicara, 3) aspek kemampuan

    membaca, 4) aspek kemampuan mendengarkan. Setiap aspek meliputi dasar dari

    keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam pembelajaran

    bahasa Indonesia, aspek keterampilan tersebut adalah hal yang penting yang harus

    dikuasai siswa dalam proses pembelajara berbahasa, yang pada akhirnya siswa

    mampu mengaktualisasikan keterampilan tersebut menjadi dasar dalam

    komunikasi berbahasa yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk melakukan

    interaksi dan memahami setiap pesan yang disampaikan dalam komunikasi

    tersebut, baik secara lisan maupun tertulis. Maka keempat keterampilan berbahasa

    tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

    Keterampilan menyimak menjadi salah satu materi ajar dalam

    pembelajaran bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menguasai bentuk pesan

    yang ingin disampaikan melalui pesan tersebut. Namun, ketika siswa berhadapan

    dengan materi menyimak, kebanyakan siswa masih merasa kesulitan, karena

    kurangnya konsentrasi dalam proses menyimak tersebut, sehingga ketika proses

    pembelajaran bahasa tersebut dilakukan, hasil dari menyimak tersebut belum

    maksimal dan siswa kurang serius menyimak apa yang disampaikan oleh guru

    dalam proses pembelajaran berlangsung.

    Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan usaha yang dapat mengatasi

    masalah tersebut. Suatu usaha yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam

    proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik

    bagi siswa, sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia

    siswa. Melalui metode bermain peran (role playing) diharapkan berpengaruh

    terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan metode ini

  • 19

    diharapkan dapat memaksimalkan keaktifan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia

    dan hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

    E. Hipotesis Tindakan

    Dengan memperhatikan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan

    di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

    bermain peran terdapat peningkatan kemampuan keterampilan menyimak pada

    siswa kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok.

  • 20

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MI Muhammadiyah

    02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok Kelas III. Adapun waktu

    yang dipergunakan oleh penulis ini adalah 4 bulan mulai bulan Maret 2013

    sampai dengan bulan Juni 2013.

    Adapun pengambilan data dilakukan pada semester genap tahun pelajaran

    2012/2013 tepatnya pada bulan Mei 2013.

    B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

    Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

    metode penelitian tindakan kelas (classroom action research ). Yang

    dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelititan berdasarkan pada prinsip

    yang mencakup kegiatan perencanaan (planing), tindakan (action), observasi

    (observation), refleksi (reflektion) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini

    berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus, penelitian ini dilakukan dengan

    cara berkolaborasi antara penulis dengan guru Madrasah Ibtidaiyah

    Muhammadiyah 02.

    Mekanisme kerja penelitian tindakan kelas ini, diwujudkan dalam bentuk

    siklus (direncanakan 2 siklus), yang setiap siklusnya mecakup 4 kegiatan/tahap,

    yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

    Pelaksanaan pembelajaran dalam satu siklus ada 2 kali tatap muka/pertemuan

    yang masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, sesuai skenario

    pembelajaran. Berikut gambaran dari tiap-tiap siklus:

  • 21

    Rancangan siklus I

    1. Tahap Perencanaan

    a. Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi, wawancara

    dan pencatatan arsip.

    b. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran.

    c. Membuat lembar observasi kegiatan guna mengukur aktifitas belajar siswa

    dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    a. Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

    metode bermain peran di kelas III MI Muhammadiyah 02 berdasarkan

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    b. Siswa belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode bermain

    peran dengan bimbingan guru.

    3. Tahap Observasi

    a. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada

    saat mengerjakan tugas.

    b. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dibantu oleh observer

    mengobservasi siswa dengan lembar observasi yang telah disiapkan.

    4. Tahap Refleksi

    Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat

    diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga

    dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

    Rancangan Siklus 2

    1. Tahap Perencanaan

    a. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

    masalah

    b. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran

    dengan kerja kelompok, tugas dan permainan .

    c. Membuat lembar observasi kegiatan guna mengukur proses pembelajaran

    dan antusias siswa dalam pembelajaran.

  • 22

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    a. Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain

    peran.

    b. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran di kelas III

    MI Muhammadiyah 02 berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP).

    3. Tahap Observasi

    a. Guru memberikan bimbingan kepada siswa atau kelompok yang mengalami

    kesulitan pada saat melaksanakan metode bermain peran.

    b. Selama prose pembelajaran berlangsung, guru dibantu oelh observer

    mengobservasi aktifitas belajar siswa dengan lembar observasi yang telah

    disiapkan.

    4. Tahap Refleksi

    Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat

    diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga

    dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

    Adapun disain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan

    sebagai berikut :

    Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

    Keterangan :

    Planning : Perencanaan Tindakan Observing : Pengamatan

    Acting : Pelaksanaan Tindakan Reflecting : Refleksi

    .

    Apabila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan

    keterampilan menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 dalam

    Planning

    Acting Reflecting

    Observing

  • 23

    pembelajaran Bahasa Indonesia, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II.

    Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan keterampilan

    menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 dalam pembelajaran Bahasa

    Indonesia, maka dilanjutkan ke siklus II yang meliputi : tahap perencanaan

    tindakan,tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan dan tahap refleksi.

    Demikian juga untuk siklus berkutnya, sampai ada peningkatan keterampilan

    menyimak siswa sesuai indikator kinerja.

    C. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian yang dimaksud mengarahkan pada subjek yang menjadi

    sasaran penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI

    Muhammadiyah 02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Yang

    terdiri dari 22 siswa yaitu 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.

    D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan atau

    praktisi, juga sebagai perancang kegiatan. Praktisi membuat perencanaan

    kegiatan, kemudian melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis

    data serta melaporkan hasil penelitian. Adapun dalam penelitian ini dibantu

    seorang guru, guru ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III yang

    bertindak sebagai observer atau pengamat.

    E. Tahapan Intervensi Tindakan

    Tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus yaitu :

    Tahap Kegiatan

    Perencanaan 1. Observasi ke sekolah MI Muhammadiyah 02

    2. Mengurus surat ijin penelitian

    3. Melakukan wawancara terhadap guru Bahasa

    Indonesia dan wawancara kepada siswa kelas III (

    tiga )

    4. Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian

  • 24

    pendahuluan

    5. Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran

    6. Menyiapkan perlengkapan penelitian

    Pelaksanaan 1. Appersepsi guru memberikan pernyataan,

    menyampaikan tujuan belajar khusus

    2. Melaksanakan langkah-langkah metode bermain

    peran.

    3. Kesimpulan Materi

    Observasi 1. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran

    berlangsung. Sedangkan aspek-aspek yang di

    evaluasi adalah mengenai peningkatan

    keterampilan menyimak pada pelajaran Bahasa

    Indonesia.

    2. Hasil evaluasi dijadikan dasar terhadap refleksi

    dalam rangka perbaikan. Maka hasil dari analisis

    evaluasi tersebut akan dijadikan sebagai pedoman

    untuk merencanakan siklus berikutnya.

    F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

    Proses pembelajaran dengan metode bermain peran diharapkan dapat

    meningkatkan keterampilan menyimak siswa pada pembelajaran Bahasa

    Indonesia. Adapun indikator untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini

    ditetapkan sekurang-kurangnya 75% siswa mendapatkan nilai diatas 65 (enam

    puluh lima) sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam proses

    pembelajaran seperti aktif berpendapat, kemudian aktif mengerjakan tugas dan

    memiliki hasil belajar yang baik, serta memiliki prestasi yang tinggi dalam mata

    pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menyimak.

  • 25

    G. Data dan Sumber Data

    Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data kuantitatif dan

    kualitatif. Data kuantitatif instrumennya adalah tes, sedangka data kualitatif

    instrumennya adalah orang atau human instrument, maka pengumpulan datanya

    dengan lembar observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam

    penelitian ini adalah siswa, guru kelas ( observer ) dan penelitian itu sendiri1.

    H. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan

    kelas ini yaitu :

    a. Lembar Observasi

    Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh pengamat selama proses

    pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung di kelas. Observasi ini digunakan

    untuk mengamati aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran

    berlangsung.

    b. Pedoman Wawancara

    Wawancara untuk siswa setelah siklus dilaksanakan bertujuan untuk

    memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan terhadap pembelajaran

    Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran.

    c. Tes Hasil Belajar

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana

    keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

    bermain peran. Tes ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal tes pertanyaan

    tertulis.

    1 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: alfabeta, 2010 ), h. 11

  • 26

    I. Teknik pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian kelas ini merupakan observasi,

    wawancara dan angket.

    1. Observasi

    Observasi merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui

    pengamatan atau mengamati perilaku siswa atau proses terjadinya suatu

    kegiatan baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

    Oleh karena itu, selama tindakan berlangsung. Hal-hal yang diteliti adalah

    aktivitas siswa, aktivitas guru pada saat mengajar dan hasil belajar siswa

    dengan lembar yang telah disediakan. Hal ini sebagai bahan untuk refleksi

    yang akan dilakukan pada tindakan berikutnya.

    2. Wawancara

    Wawancara merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui

    percakapan langsung antara peneliti dengan guru. Kegiatan ini digunakan

    untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan guru dalam menerapkan

    pembelajaran dengan metode bermain peran guna meningkatkan keterampilan

    menyimak pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas III di MI Muhammadiyah

    02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok.

    3. Tes Hasil Belajar

    Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu

    tugas yang harus dikerjakan oleh setiap anak/siswa sehingga memberikan

    hasil sesuai nilai tentang hasil atau prestasi anak/siswa tersebut yang dapat

    dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau nilai standar

    yang telah ditetapkan2. Jadi tes ini adalah untuk mengetahui atau memperoleh

    gambaran prestasi siswa. Melalui tes tersebut peneliti ingin mengetahui

    apakah proses belajar mengajar yang telah dilakukan mengalami keberhasilan

    atau kegagalan. Bentuk tes yang digunakan adalah berupa tes essay dengan

    jumlah soal sebanyak 6 butir .

    2 Sunarnatana Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1986,h.25

  • 27

    J. Analisis dan Interprestasi Data

    Analisis dan interpretasi data kualitatif hasil belajar menggunakan langkah-

    langkah berikut :

    1. Pada kegiatan ini setelah hasil tes dikumpulkan selanjutnya melakukan

    penentuan skor tes essay yang telah diberikan dengan skor tiap butir soal diberi

    rentang nilai antara 1-10 yang terdiri dari 6 butir soal, hasil tes tersebut

    nantinya penulis akan evaluasi dengan menggunakan rumus norma absolute

    skala sebelas, sehingga memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam

    hal menyimak melalui metode bermain peran. Jadi nilai maksimal idealnya

    adalah 6 x 10 = 60.

    2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar

    Prosedur yang akan ditempuh dalam mengubah skor mentah menjadi skor

    standar, adalah :

    a. Mencari Skor Maksimal Ideal (SMI) daripada tes yang diberikan. Skor

    Maksimal Ideal adalah skor yang mungkin dicapai apabila setiap item atau

    butir soal dapat dijawab dengan benar. Skor maksimal ideal dicari dengan

    jalan menghitung jumlah item atau butir soal yang diberikan serta bobot

    daripada masing-masing item atau butir soal.

    b. Mencari angka rata-rata ideal (Mi) untuk tes tersebut dengan rumus :

    Mi = x SMI

    c. Mencari Standar Deviasi ideal (SDi) untuk tes tersebut dengan rumus :

    SDi = 1/3 x Mi

    Membuat pedoman konversi3 dengan ketentuan sebagai berikut :

    M + 2,25 SD 10

    M + 1,75 SD 9

    M + 1,25 SD 8

    M + 0,75 SD 7

    M + 0,25 SD 6

    3 Sunarnatana Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1986,h.84-85

  • 28

    M - 0,25 SD 5

    M - 0,75 SD 4

    M - 1,25 SD 3

    M - 1,75 SD 2

    M - 2,25 SD 1

    Berdasarkan rumus di atas, maka penyelesaian adalah hasil tes yang berupa

    skor mentah dikonversikan menjadi skor standar dengan menggunakan norma

    absolut skala 11.

    SMI = 60

    Mi = x 60 = 30

    Sdi = 1/3 x 30 = 10

    Keterangan :

    SMI = Skor Maksimal Ideal.

    Mi = Angka Rata-rata ideal.

    Sdi = Standar Deviasi.

    Dari rumusan tersebut di atas maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :

    Mi + 2,25 Sdi = 30 + (2,25 x 10) = 52 10

    Mi + 1,75 Sdi = 30 + (1,75 x 10) = 47 9

    Mi + 1,25 Sdi = 30 + (1,25 x 10) = 42 8

    Mi + 0,75 Sdi = 30 + (0,75 x 10) = 37 7

    Mi + 0,25 Sdi = 30 + (0,25 x 10) = 32 6

    Mi - 0,25 Sdi = 30 - (0,25 x 10) = 27 5

    Mi - 0,75 Sdi = 30 - (0,75 x 10) = 22 4

    Mi - 1,25 Sdi = 30 - (1,25 x 10) = 17 3

    Mi - 1,75 Sdi = 30 - (1,75 x 10) = 12 2

    Mi - 2,25 Sdi = 30 - (2,25 x 10) = 7 1

  • 29

    Tabel Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak

    No. Skor Mentah Skor Standar Kategori

    (1) (2) (3) (4)

    1. 52-60 10 Istimewa

    2. 47-51 9 Baik sekali

    3. 42-46 8 Baik

    4. 37-41 7 Lebih dari cukup

    5. 32-36 6 Cukup

    6. 27-31 5 Hampir cukup

    7. 22-26 4 Kurang

    8. 17-21 3 Kurang sekali

    9. 12-16 2 Buruk

    10. 7-11 1 Buruk sekali

    Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian

    ini adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif merupakan suatu

    cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan mendeskripsikan atau

    menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya sehingga

    diperoleh suatu kesimpulan umum4.

    Kemampuan siswa dalam menyimak melalui metode bermain peran dapat

    diketahui dari hasil belajar. Hasil tes tersebut kemudian dianalisis sehingga

    diperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam menyimak melalui metode

    bermain peran, dan untuk memudahkan peneliti menganalisis kemampuan siswa

    peneliti menggunakan rumus norma absolut skala sebelas5. Dengan rumus sebagai

    berikut :

    M = N

    fx

    4 Sugiono,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&B,Bandung:CV Alfabeta,2009,h.147

    5 Sunarnatana Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1986,h.152

  • 30

    Keterangan :

    M = Rata-rata skor.

    fx = Jumlah skor standar.

    N = Jumlah individu.

    Hasil perhitungan kemampuan menyimak melalui metode bermain peran

    dari masing-masing siklus dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran

    mengenai presentasi peningkatan kemampuan menyimak melalui metode bermain

    peran.

    Analisis dan interpretasi data kuantitatif hasil belajar menggunakan kriteria

    berikut:

    1. Analisis Data Observasi

    Observasi dilakukan terhadap guru yaitu mengenai pengelolaan kelas,serta bagi

    siswa yaitu tentang keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

    untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan pedoman penskoran

    pada lembar observasi yang telah dibuat.

    Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah pembelajaran selesai. Skor

    total yang telah diperoleh tersebut dihitung presentasenya dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut :

    2. Analisis data wawancara

    Data dari hasil wawancara dengan guru dan siswa dianalisis secara deskripstif

    kualitatif untuk mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa tentang upaya

    peningkatan hasil belajar siswa melalui metode bermain peran di MI

    Muhammadiyah 02.

  • 31

    K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

    Setelah siklus 1 selesai dan ternyata hasiil yang diharapkan belum

    memenuhi kriteria seoerti yang diharapkan, yaitu peningkatan tes hasil belajar

    Bahasa Indonesia siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan

    berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.

    Kegiatan penelitian ini akan berakhir bila penelitian menyadari bahwa

    penelitian ini telah berhasil menguji pendekatan realistik dapat meningkatkan

    keterampilan menyimak pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa. Banyak faktor

    lain yang mempengaruhi peningkatkan keterampilan menyimak pada pelajaran

    Bahasa Indonesia siswa, Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan

    faktor-faktor lain.

  • 32

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Profile Sekolah

    Adapun profile madrasah tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

    1. Nama Madrasah : MI Muhammadiyah 02

    2. Nomor Statistik Madrasah : 111232760127 /NPSN 20223944

    3. Akeditasi Madrasah : B

    4. Alamat Lengkap Madrasah : Jalan : Juragan Sinda

    Desa/Kelurahan : Kukusan

    Kecamatan : Beji

    Kabupaten/Kota : Depok

    Provinsi : Jawa Barat

    5. NPWP : -

    6. Nama Kepala Madrasah : Sahabuddin,S.Pd.I

    7. No. Telp/HP : -

    8. Nama Yayasan : Majelis Pendidikan & Kebudayaan

    Muhammadiyah Kota Depok

    9. Alamat Yayasan : Jl.Juragan Sinda No. 28 RT 05/01

    Kel.Kukusan Beji Kota Depok

    10. Telp. Yayasan : -

    11. No. Akte Pendirian Madrasah : -

    12. Kepemilikan Tanah : Yayasan

    a. Status Tanah ( Wakaf )

    b. Luas Tanah ( 1500 m2 )

    13. Status Bangunan : Milik Yayasan

    14. Luas Bangunan : 1300 m2

    15. Tahun Beroperasi : 1988

  • 33

    16. Data Siswa 3 ( Tiga ) tahun terakhir

    Tahun

    Ajaran

    Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    2012/2013 35 1 36 1 35 1 106 3

    2013/2014 36 1 35 1 36 1 106 3

    2014/2015 34 1 38 1 35 1 107 3

    Tahun

    Ajaran

    Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    Jml.

    Siswa

    Jml.

    Rombel

    2012/2013 36 1 34 1 38 1 204 6

    2013/2014 35 1 36 1 34 1 201 6

    2014/2015 36 1 34 1 36 1 203 6

    17. Data Sarana dan Prasarana

    No Jenis Prasarana Jml.

    Ruang

    Jml. R

    Kondisi

    Baik

    Jml. R

    Kondisi

    Rusak

    Kondisi Kerusakan

    Rusak

    Ringan

    Rusak

    Sedang

    Rusak

    Berat

    1 Ruang Kelas 6 4 2

    2 Perpustakaan 1 1

    3 R. Lab. IPA -

    4 R. Lab. Biologi -

    5 R. Lab. Fisika -

    6 L. Lab. Kimia -

    7 R. Lab. Komputr 1 1 1

    8 R. Lab. Bahasa -

    9 R. Pimpinan 1 1

    10 R. Guru 1 1

    11 R. Tata Usaha 1 1

  • 34

    12 R. Konseling -

    13 Tempat Ibadah -

    14 R. UKS -

    15 Jamban 3 1 2

    2

    16 Gudang -

    17 R. Sirkulasi -

    18 Tempat Olahraga 1

    1

    19 R. OSIS -

    20 R. Lainya -

    18 Data Pedidik dan Tenaga Kependidikan

    No Keterangan Jumlah

    Pendidik 10

    1 Guru PNS di Perbantukan Tetap -

    2 Guru Tetap Yayasan 8

    3 Guru Honorer 1

    4 Guru Tidak tetap

    Tenaga Kependidikan 3

    1 Kepala Sekolah 1

    2 TU 1

    3 Penjaga Sekolah 1

    4 Ekstra Kurikuler

    Visi, Misi dan Tujuan MI Muhammadiyah 02

    Visi :

    Mewujudkan masyarakat madrasah yang beriman, bertaqwa dan berilmu yang

    berlandaskan akhlakul karimah dan berwawasan global

    Misi :

    a) Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

    b) Mewujudkan suasana kekeluargaan diantara warga madrasah

  • 35

    c) Mencetak lulusan madrasah yang berakhlakul karimah, serta berprestasi

    dan memiliki wawasan

    B. Deskripsi dan Analisis Data

    1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

    Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa

    tahapan,antara lain:

    a. Tahap Perencanaan

    Kegiatan dalam tahapan perencanaan dilakukan berdasarkan seluruh

    informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap

    ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan

    menggunakan metode bermain peran yang diaplikasikan ke dalam rencana

    pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan , menyusun lembar latihan soal

    untuk tes.

    b. Tahap Pelaksaaan Tindakan

    Siklus I dilaksanakan dari tanggal 3 4 Mei 2013 dengan materi

    keterampilan menyimak.

    1) Pertemuan Pertama

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 Mei 2013,

    sebelum memulai proses belajar mengajar peneliti mengabsen kehadiran siswa

    untuk mengenal siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa di kelas. Pada hari

    tersebut siswa hadir semua. Setelah itu peneliti membuka pelajaran dengan

    diawali berdoa bersama. Selesai mengkondisikan kelas peneliti memberikan

    pengetahuan awal kepada siswa sebelum masuk dalam proses pembelajaran.

    Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

    kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan peneliti kepada siswa di awal

    pembelajaran.

    Apersepsi dan motivasi yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memacu

    siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan

    pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk

  • 36

    pertanyaan kepada siswa mengenai pengertian tentang menyimak dan bermain

    peran. Setelah memberikan apersepsi dan motivasi seputar pembelajaran kepada

    para siswa, peneliti melanjutkan ke materi pembelajaran dengan menyajikan

    materi pelajaran. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, peneliti menjelaskan

    langkah-langkah pelaksanaan metode bermain peran. Setelah materi dijelaskan,

    peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, untuk melakukan aktifitas

    bermain peran. Dimana dalam strategi ini masing-masing kelompok akan

    melakukan bermainan peran sebagai tokoh yang ada dalam cerita.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan lapangan bahwa saat proses

    pelaksanaan bermain peran masih terdapat siswa yang kebingungan dalam proses

    pelaksanaan strategi ini, para siswa umumnya kurang percaya diri dalam hal

    mengungkapkan pemikirannya dalam diskusi.Setelah selesai berdiskusi, peneliti

    dan siswa bersama menyimpulkan hasil diskusi.

    2) Pertemuan Kedua

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Juni 2013

    dengan siswa seluruhnya hadir yaitu 22 orang. Setelah mengabsen kehadiran

    siswa, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, sebelum masuk

    materi pelajaran terledih dahulu peneliti mengingatkan pelajaran yang

    sebelumnya, dalam mengungkapkan kembali pelajaran yang telah lalu. Setelah

    mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, peneliti mengkondisikan siswa dan

    menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini kepada siswa.

    Apersepsi dan motivasi diberikan peneliti dengan cara merefleksi kegiatan

    bermain peran yang telah dilakukan di hari sebelumnya. Memasuki proses belajar

    mengajar, peneliti memberikan materi pelajaran. Pada pertemuan kedua ini,saat

    melaksanakan metode bermain peran para siswa sudah mulai mampu

    melaksanakan bermain peran dan diskusi dengan baik, dan sudah mulai

    mempunyai rasa percaya diri untuk berbicara didepan kelas.

    Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa melakukan refleksi dengan

    membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes

    diberikan pada saat itu juga.

  • 37

    c. Tahap Pengamatan/Observasi

    Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa

    kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terpantau oleh

    peneliti antara lain:

    1) Pada pertemuan pertama peneliti belum bisa sepenuhnya menguasai

    siswa,sehingga pembelajaran belum berjalan kondusif.

    2) Peneliti dan siswa masih menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran.

    3) Beberapa siswa masih terlihat asyik bercanda dan mengobrol ketika

    peneliti menjelaskan materi pelajaran.

    4) Peneliti kurang tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh di kelas.

    5) Penerapan metode bermain peran masih belum optimal. Karena siswa

    masih kebingungan dalam hal melaksanakan bermain peran dan diskusi.

    6) Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil

    belajar siswa. Setelah pertemuan ke-2 peneliti mengadakan tes akhir

    siklus I.

    d. Tahap Refleksi

    Pada tahap ini peneliti dan guru kelas III melakukan refleksi terhadap hasil

    dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.

    Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain:

    1) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa pelaksanaan proses

    diskusi

    2) Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam

    proses pembelajaran dan saat penerapan metode bermain peran.

    3) Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh.

    4) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam

    mendemonstrasikan materi, pelaksanaan diskusi dan kesimpulan hasil

    belajar.

    5) Perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan)

    kepada siswa yang cepat menguasai materi.

  • 38

    e. Hasil Evaluasi Siklus I

    Hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel : Data Hasil Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyinak

    Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI

    Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

    No Nama

    Siswa

    Item Skor

    Mentah

    Skor

    Standar Kategori

    Tuntas /Tidak

    Tuntas 1 2 3 4 5 6

    -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12

    1 A 8 4 5 4 4 6 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    2 B 8 3 5 4 4 3 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    3 C 4 5 4 3 7 9 32 6 Cukup Tuntas

    4 D 7 5 3 6 4 6 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    5 E 5 4 4 5 6 4 28 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    6 F 5 7 5 4 5 7 33 6 Cukup Tuntas

    7 G 4 2 5 4 5 4 24 4 Kurang Tidak Tuntas

    8 H 9 5 6 4 6 6 36 6 Cukup Tuntas

    9 I 5 2 6 2 7 2 24 4 Kurang Tidak Tuntas

    10 J 7 6 5 4 5 3 30 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    11 K 5 7 3 2 4 2 23 4 Kurang Tidak Tuntas

    12 L 6 4 6 5 3 2 26 4 Kurang Tidak Tuntas

    13 M 8 7 6 4 3 5 33 6 Cukup Tuntas

    14 N 4 5 3 5 3 2 22 4 Kurang Tidak Tuntas

    15 O 8 2 6 8 1 2 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    16 P 8 5 7 4 4 9 37 7 Hampir Cukup Tuntas

    17 Q 5 2 6 4 6 2 25 4 Kurang Tidak Tuntas

    18 R 5 6 5 7 4 3 30 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    19 S 8 6 4 2 3 4 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    20 T 8 4 7 5 6 5 35 6 Cukup Tuntas

    21 U 8 4 5 6 4 5 32 6 Cukup Tuntas

    22 V 7 5 6 4 4 5 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    Jumlah 142 100 112 96 98 96 644 112

    Nilai Rata-

    Rata 6.45 4.55 5.09 4.36 4.45 4.36 29.27 5.09 Hampir Cukup Tidak Tuntas

    f. Analisis Data Siklus I

    Rata-rata skor diperoleh dengan menggunakan rumus :

    M = N

    fx

  • 39

    Keterangan :

    M = Rata-rata skor.

    = Jumlah.

    f = Frekuensi.

    x = Nilai.

    N = Jumlah individu.

    Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:

    a. Ketuntasan Perorangan

    Jumlah Siswa Tuntas : 7 orang

    Jumlah Siswa belum Tuntas : 15 orang

    b. Ketuntasan Kelas

    =

    = 31,81 %

    Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai

    siswa yang berada di bawah rata-rata KKM, yaitu sebanyak 15 siswa dengan

    presentasi 68,19%, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata KKM

    hanya 7 siswa dengan persentase 31,81%.

    Berdasarkan rumus di atas maka nilai rata-rata pada tes awal dapat dilihat

    pada tabel di berikut ini :

    Tabel 02 : Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Peringkat Perolehan

    Nilai Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyimak melalui

    Metode bermain peran Pada Siswa Kelas III MI

    Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

    No. Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Presentase Kategori Nilai Rata-rata

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1. 10 0 0 0 0

    2. 9 0 0 0 0

  • 40

    3. 8 0 0 0 0

    112 = 5,09

    22

    (Hampir

    Cukup)

    4. 7 1 7 2,8% Lebih dari cukup

    5. 6 6 36 27,27% Cukup

    6. 5 9 45 42,66% Hampir Cukup

    7. 4 6 24 27,27 Kurang

    8. 3 0 0 0 0

    9. 2 0 0 0 0

    10. 1 0 0 0 0

    Jumlah 22 112 100% 0

    Berdasarkan tabel di atas telah menunjukkan kemampuan siswa dalam

    menyimak melalui metode bermain peran pada siklus I siswa mencapai nilai rata-

    rata 5,09 dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 1 orang (2,8%)

    nilai 6 kategori cukup sebanyak 6 orang (27,27%), nilai 5 kategori hampir cukup

    sebanyak 9 orang (42,66%), nilai 4 kategori kurang sebanyak 6 orang (27,27%),

    sehingga kemampuan menyimak melalui metode bermain peran pada siklus I

    dapat dikategorikan ke dalam kelompok hampir cukup sedangkan prosentase

    keaktifan saat pembelajaran sebesar 66,6 % (terlampir)

    Nilai tes evaluasi yang diperoleh selain untuk mengetahui hasil belajar

    peserta didik juga akan diumumkan didepan kelas. Hal ini dilakukan untuk

    memotivasi peserta didik dalam meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran.

    Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara peneiliti

    dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan dilakukan pada tahap

    berikutnya yaitu siklus II yang akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar .

    Tindakan tersebut yaitu:

    1) Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada siswa.

    2) Memaksimalkan pembelajaran melalui metode bermain peran.

    3) Memberikan waktu pada siswa untuk bertanya

  • 41

    2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

    Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang

    dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi

    proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Tindakan

    ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil

    belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang

    dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan 19 Juni 2013.

    a. Tahap perencanaan

    Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari

    tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

    perencanaan ini adalah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

    untuk materi yang akan dibahas yang bersifat pengayaan (enrichment) dan

    penyusunan soal-soal latihan.

    Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran

    harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan waktu yang

    digunakan agar seluruh tahapan metode bermain peran dapat selesai sesuai waktu

    yang diinginkan. Peneliti harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas,

    memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan dapat menjadikan suasana

    kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak terburu-buru. Memberikan reward

    kepada siswa yang cepat menguasai materi dan siswa yang turut aktif dalam

    proses diskusi agar siswa termotivasi baik keaktifannya maupun prestasinya.

    Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah pengulangan bermain peran

    yang telah dilaksanakan pada siklus I. Target pada siklus II ini penerpan metode

    bermain peran lebih optimal, siswa lebih baik dalam mengikuti proses

    pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.

    b. Tahap pelaksanaan tindakan

    Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dua pertemuan dengan alokasi

    waktu (2x45 menit) tiap pertemuannya.

  • 42

    1) Pertemuan pertama

    Pertemuan pertama dalam siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juni

    2013. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama, dilanjutkan

    dengan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan

    tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan berupa penjelasan tentang bermain

    peran dengan cara guru mendemonstrasikan dialog yang terdapat pada naskah

    drama.

    Pada siklus II ini respon positif cukup baik diberikan oleh para siswa, hal ini

    terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa yang

    mengobrol atau membuat kegaduhan berkurang. Dan terdapat beberapa siswa

    yang bertanya seputar materi pelajaran. Begitu pula saat pelaksanaan bermain

    peran dan diskusi, siswa lebih bersemangat. Setelah itu siswa menyampaikan

    hasil diskusinya.

    Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat

    kesimpulan bersama dan mengulang materi pelajaran secara singkat.

    Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa sudah mulai terbiasa dengan

    pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran terlihat dari antusias

    siswa saat bermain drama dan diskusi.

    b) Pertemuan kedua

    Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Juni 2013, dengan jumlah siswa 22

    orang. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama dilanjutkan

    memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan

    pembelajaran.

    Pada siklus II ini pelaksanaan metode bermain peran pada saat bermain drama

    dan diskusi dimodifikasikan agar siswa tidak jenuh dalam pelaksanaannya yakni

    dengan cara anggota setiap kelompok di rolling ( Putar ) dari kelompok

    sebelumnya pada siklus I, dengan cara ini terlihat siswa lebih excating dalam

    melaksanakan diskusi.

    Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat

    kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes diberikan.

  • 43

    Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan

    menyimak siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan

    sebelumnya. Tes dilakukan selama 30 menit.

    c. Tahap Pengamatan/Observasi

    Pada pelaksanaan siklus II hasil yang diharapkan adalah meningkatnya nilai

    tes hasil belajar. Setelah dilaksanakannya tes akhir siklus II nilai yang diperoleh

    oleh siswa sudah mencapai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni

    nilai siswa diatas 65.

    d. Tahap Refleksi

    Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pada siklus II, diperoleh deskripsi

    bahwa strategi pembelajaran metode bermain peran telah memberikan kontribusi

    baik terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai

    indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal penelitian.

    e. Hasil Evaluasi Siklus II

    Hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel : Data Hasil Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyinak

    Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI

    Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

    No Nama

    Siswa

    Item Skor

    Mentah

    Skor

    Standar Kategori

    Tuntas

    /Tidak

    Tuntas 1 2 3 4 5 6

    -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12

    1 A 9 7 6 6 8 7 42 8 Baik Tuntas

    2 B 8 6 6 5 9 7 41 7 Lebih dari

    Cukup Tuntas

    3 C 7 5 6 4 9 9 40 7 Lebih dari

    Cukup Tuntas

    4 D 8 4 5 7 6 6 36 6 Cukup Tuntas

    5 E 8 5 7 8 8 6 42 8 Baik Tuntas

    6 F 8 5 6 6 6 5 36 6 Cukup Tuntas