Author
trantruc
View
225
Download
1
Embed Size (px)
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK
METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III
MI MUHAMMADIYAH 02 DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Rohati
Oleh
HERYANI
NIM : 809018300621
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
i
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : HERYANI
NIM : 809018300621
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )
Alamat : Jl. KH.M. Usman RT 04/04
Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan
Menyimak melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 2 Depok adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan
dosen :
Nama Pembimbing : Dindin Ridwanudin,M.Pd
NIP : 197711212011011001
Jurusan/Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui
Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok
disusun oleh Heryani,NIM. 809018300621, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang Munaqosah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Desember 2014
Yang mengesahkan
Pembimbing
Dindin Ridwanudin,M.Pd
NIP. 197711212011011001
iii
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK
MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA
KELAS III MI MUHAMMADIYAH 2 DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Heryani
NIM : 809018300621
Dosen Pembimbing,
Dindin Ridwanudin,M.Pd
NIP. 197711212011011001
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
iv
v
ABSTRAK
Heryani, NIM: 8090018300621, Upaya Meningkatkan Keterampilan
Menyimak melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 2 Depok, Program Studi Pendididikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Muhammadiyah 2
Kecamatan Beji Kota Depok Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa
sebanyak 22 orang yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Menyimak pada siswa
kelas III MI Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mencapai
tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan berdasarkan pembelajaran
metode bermain peran. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah: Tes Hasil Belajar, Lembar Observasi, dan Wawancara. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa pembelajaran bermain peran dapat meningkat
kemampuan menyimak sehingga hasil belajar Bahasa Indonesia pun meningkat.
Adapun siswa yang mencapai ketuntasan belajar 78,57% pada akhir penelitian.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Keterampilan Menyimak,
vi
ABSTRACT
Mrs. Heryani, NIM: 8090018300621 Efforts to Improve Listening Skills by
Role Playing Method in Third Grade MI Muhammadiyah 2 Depok,
Education Program Elementary School Teacher, Department of Islamic
Education and Teaching Faculty MT Syarif Hidayatullah State Islamic
University in Jakarta.
This research is a classroom action research was conducted in two cycles,
each cycle consisting of planning, implementation, observation and reflection. The subjects were students of third grade MI Muhammadiyah 2 Beji Depok academic
year 2012/2013 the number of students as many as 22 people consisting of 9 male
students and 13 female students. This study aims to improve the ability of
Listening in third grade MI Muhammadiyah 2 Academic Year 2012/2013. To
achieve this goal, researchers applied the design action based learning role playing
method. Instruments used to collect the data were: Test Results Learning,
Observation Sheet, and Interview. From the results of the study show that learning
to play the role of listening skills that can increase learning outcomes Indonesian
increased. The students who achieve a passing grade 78.57% at the end of the
study.
Key Word: Classroom Action Research, Listening Skills
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil aalamiin, segala puji dan syukur hamba panjatkan
ke khadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Upaya
Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui Metode Bermain Peran
pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada junjungan kita yakni habiibanaa wanabiiyanaa
Muhammad saw, serta kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa penulis tidak dapat
hidup sendiri. Penulis membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar penulisan
skripsi ini selesai dengan baik. Untuk itu, sebagai ungkapan rasa hormat, penulis
haturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Dra. Nurlena, MA., Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2. Dr. Fauzan, MA. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Dindin Ridwnudin,M.Pd. Pembimbing skripsi yang senantiasa
meluangkan waktu untuk memberikan saran dan pengarahan kepada
penulis
4. Sahabuddin, S.Ag Kepala MI Muhammadiyah 2, yang telah memberikan
izin penelitian di sekolah yang bapak pimpin,
5. Lilis Suryani, S.Pd Guru Kelas III yang telah banyak membantu dalam
pengumpulan data penelitian,
6. Maulana, S.Pd Kepala Tata Usaha MI Muahammadiyah 2 yang juga telah
banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian,
7. Seluruh Guru dan Staf MI Muahammadiyah 2 yang telah memberikan
kemudahan dalam penelitian,
viii
8. Suami dan Anak-anakku yang senantiasa memberikan dukungan moril
dan materil,
9. Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu per satu. Semoga Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.
Akhir kata, penulis memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan
dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis memohon
kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, Desember 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Metode Bermain Peran ................................................................................... 6
B. Teori Menyimak .......................................................................................... 10
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................... 17
D. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 18
E. Hipotesis ....................................................................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 20
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..................................... 20
x
C. Subyek Penelitian .......................................................................................... 23
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................... 23
E. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................................... 23
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan .................................................. 24
G. Data dan Sumber Data .................................................................................. 25
H. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 25
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 26
J. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................................... 27
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profile Sekolah .............................................................................................. 32
B. Deskripsi dan Analisis Data .......................................................................... 35
C. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................................... 47
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 49
B. Saran .............................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-lampiran
Lembar Pernyataan Karya Ilmiah ........................................................................... i
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi .............................................................. ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................... iii
Abstrak .................................................................................................................... v
Kata Pengantar ..................................................................................................... vii
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 50
Lampiran 1 : Kriteria Ketuntasan Minimal ........................................................... 52
Lampiran 2 : Lembar Hasil Observasi Siklus 1 .................................................... 53
Lampiran 3 : Lembar Hasil Observasi Siklus 2 .................................................... 57
Lampiran 4 : Photo Dokumentasi Penelitian ........................................................ 60
Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 65
Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 66
Lampiran 4 : Lembar Uji Referensi ..................................................................... 67
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 69
Lampiran 6 : Biodata Penulis ............................................................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu materi pelajaran yang
diajarkan di dalam kelas, dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan terhadap siswa
di dalam kelas mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang perlu
dikuasai oleh setiap siswa dari materi ajar keterampilan berbahasa, yaitu: 1)
aspek kemampuan menulis, 2) aspek kemampuan berbicara, 3) aspek
kemampuan membaca, 4) aspek kemampuan mendengarkan1.
Setiap aspek meliputi dasar dari keterampilan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, aspek keterampilan tersebut
adalah hal yang penting yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajara
berbahasa, yang pada akhirnya siswa mampu mengaktualisasikan keterampilan
tersebut menjadi dasar dalam komunikasi berbahasa yang dibutuhkan oleh setiap
siswa untuk melakukan interaksi dan memahami setiap pesan yang disampaikan
dalam komunikasi tersebut, baik secara lisan maupun tertulis. Maka keempat
keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
Keterampilan menyimak menjadi salah satu materi ajar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menguasai bentuk pesan yang ingin
disampaikan melalui pesan tersebut. Namun, ketika siswa berhadapan dengan
materi menyimak, kebanyakan siswa masih merasa kesulitan, karena kurangnya
konsentrasi dalam proses menyimak tersebut, sehingga ketika proses
pembelajaran bahasa tersebut dilakukan, hasil dari menyimak tersebut belum
maksimal dan siswa kurang serius menyimak apa yang disampaikan oleh guru
dalam proses pembelajaran berlangsung.
1 Abdul Razak. Dkk. Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta:
FITK UIN Syarif Hidayatullah. 2010) hlm.330
2
Menurut Muhibbin syah, keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) dari dalam (intern), 2) dari diri sendiri
(ekstern), 3) factor pendekatan pembelajaran. Adapun faktor dari diri siswa
seperti: integritas siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi.
Faktor ekstern terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non sosial. Faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau
strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang efektifitas belajar siswa dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di MI Muhammadiyah 02,
pembelajaran bahasa Indonesia masih dilakukan melalui metode konvensional,
dan ketika materi keterampilan menyimak tersebut membuat siswa enggan untuk
mempelajari apalagi memperdalam penguasaan materi berbahasa. Sehingga para
praktisi terutama para pendidik semakin kesulitan mengajarkan materi yang wajib
diajakan ini, sementara media penunjang interaktif untuk mempermudah proses
pembelajaran sanagat jarang dijumpai. Beberapa keluhan lain yang sering dialami
guru bahasa Indonesia yaitu: 1) pembelajaran yang kurang diminati siswa, 2)
kompetensi yang dimiliki siswa tidak bisa dimaksimalkan pencapainnya.
Peran guru dalam menciptakan dan mengarahkan kegiatan pembelajaran
sangat dominan, sehingga kualitas dan keberhasilan kegiatan pembelajaran sering
bergantung kepada kreatifitas guru dalam memilih dan menerapkan model dan
metode pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran yang tepat, secara
umum media pendidikan mempunya manfaat sebagai berikut: 1) menjelaskan
materi pembelajaran atau proyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit
(nyata). 2) memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya. 3)
mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang. 4) memungkinkan
adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi
pembelajaran atau obyek. 5) menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan
minat, motivasi, aktifitas, dan kreatifitas belajar siswa. 6) membantu belajar siswa
secara individual, kelompok, atau klasikal. 7) materi pembelajaran lebih lama
diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat. 8)
3
mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi. 9) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan indera.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar pada umumnya masih
menekankan aspek pengetahuan (kognitif) dan kurang melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan gairah dan
motivasi siswa dalam proses belajar itu adalah dengan menggunakan variasi
metode guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan belajar
mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimaa guru dan
siswa bertukar pikiran untuk mengambangkan ide dan pengertian dalam praktik
pengajaran, tipe-tipe belajar dan penggunaan suatu dasar teori untuk segala situasi
merupakan tindakan kurang bijaksana, tidak ada suatu teori belajar pun cocok
untuk segala situasi. Ketika proses belajar mengajar tersebut terjadi, tentu saja
tidak dapat berjalan selancar apa yang diharapkan oleh guru. Seringkali timbul
penyimpangan-penyimpangan ataupun gangguan-gangguan, sehingga kegiatan
belajar mengajar tidak bisa berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut salah
satunya disebabkan oleh kurangnya minat, gairah dan motivasi siswa untuk
menerima materi ajar yang disampaikan oleh guru.
Hal tersebut dapat dengan mengubah metode, strategi, pendekatan yang dapat
menarik perhatian siswa. Namun sangat disayangkan, karena tidak semua guru
menyadari akan pentingnya variasi dalam mengajar bagi siswa. Kebanyakan dari
para guru dalam mengatur kegiatan pembelajaran di kelas hanya menggunakan
satu metode saja yang sudah mendarah daging dalam diri guru, yaitu dengan
metode ceramah saja. Maka peneliti mencoba untuk melakukan perubahan dalam
proses pembelajaran menyimak ini dengan metode bermain peran, agar siswa
cenderung aktif dan dapat ikut serta melakukan kegiatan pembelajaran baik secara
berpasangan maupun secara kooperatif, sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
menyimak dapat meningkat sesuai dengan indikator serta tujuan yang diharapkan
dari pembelajaran tersebut.
4
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak
Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kegiatan Belajar Mengajar masih dilakukan melalui metode konvensional,
2. Adanya keengganan Siswa untuk mempelajari materi keterampilan menyimak
apalagi memperdalam penguasaan materi berbahasa.
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kurang diminati oleh siswa.
4. Guru belum mampu untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa
sehingga tidak bisa dimaksimalkan pencapainnya
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih mudah dan tidak terlalu berbelit, maka penelitian
ini hanya akan membahas tentang rendahnya kemampuan siswa pada
pembelajaran bahasa Indonesia pada proses keterampilan menyimak, sehingga
untuk mengoptimalkan hasil penelitian, peneliti membatasi ruang lingkupnya
sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan dalam peneliitian ini adalah metode bermain peran.
2. Para siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI
Muhammadiyah 02 Depok.
3. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah keterampilan menyimak teks
cerita/drama.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:Bagaimana metode bermain peran dapat meningkatkan
keterampilan menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok?
5
E. Tujuan dan Keguanaan Hasil Penelitian
1. Tujuan
Sejalan dengan permasalahan di atas maka secara garis besar penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak dengan
menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah
02 Depok.
2. Kegunaan
Hasil penelitian, diharapkan membawa kegunaan dalam proses pembelajaran,
yaitu:
a. Bagi guru, pada penelitian ini diharapkan dapat ditemukan alternatif
pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat, untuk meningkatkan hasil
belajar yang maksimal. Selain ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru
dalam proses pembelajaran. Bahasa Indonesia ke depannya. Dengan
demikian guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang lebih baik
dan menjadi motivasi dan hasil belajar membaca yang baik bagi siswa.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan proses pembelajaran yang baru,
sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik, dan
menghasilkan hasil belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran
bahasa Indonesia.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik
pada sekolah itu sendiri, maupun sekolah lain pada umumnya dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN
PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Metode Bermain Peran
1. Pengertian Metode
Secara etimologi metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah
thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan1. Sedangkan secara terminology metode adalah
seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau
menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran2.
Bermain peran adalah suatu metode mengajar dimana guru memberikan
kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu
seperti terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa bermain peran
adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah
laku di dalam hubungan sosial.
2. Persyaratan Menggunakan Metode Bermain peran
Secara umum metode pembelajaran bermain peran dapat digunakan apabila3 :
1) Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan
perasaan seseorang
2) Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial
dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan.
3) Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan.
1 Ibid., Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam
Mulia, 2002),h.184 2 Ibid., h,185
3 http:/oktanovia-berwandi.blogspot.com/2013/10/metode-sosiodrama-
dan-teknik.html, diakses pada tanggal 20 September 2014
7
4) Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga
diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah
mereka terjun dalam masyarakat kelak
5) Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai
sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat
dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6) Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa
sehingga amat berguna bagi kehidupan dan masa depannya kelak,
terutama yang berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.
7) Untuk meningkatkan kemampuan penalaran peserta didik secara lebih
kritis dan detail dalam pemecahan masalah.
8) Untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang diajarkan.
Sedangkan menurut Abu Ahmadi Metode bermain peran dapat digunakan
apabila:4.
1) Keterangan secara lisan tidak dapat menerangkan pengertian yang
dimaksud
2) Memberikan gambaran mengenai bagaimana orang bertingkah laku dalam
situasi sosial tertentu
3) Memberikan kesempatan untuk menilai atau pandangan mengenai suatu
tingkah laku sosial menurut pandangan masing-masing
4) Belajar menghayati sendiri keadaan
5) Memberikan kesempatan untuk belajar mengemukakan penghayatan
sendiri mengenai suatu situasi sosial tertentu dengan
mendramatisasikannya di depan penonton dan bukan memberikan
keteranmgan secara lisan
6) Memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya seseorang
bertindak dalam situasi sosial tertentu.
4 Abu Ahmadi,Stategi Belajar Mengajar,(Bandung:Pustaka
Setia,2005).h.82
8
3. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Metode Bermain peran
Menurut Ahmadi, ada beberapa pendapat tentang kelebihan dan kekurangan
metode bermain peran diantaranya5:
a. Kelebihan
Beberapa kebaikan dari metode bermain peran antara lain:
1) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian;
2) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi
hidup;
3) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil
kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri;
4) Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur.
5) Memperjelas situasi sosial yang dimaksud;
6) Menambah pengalaman tentang situasi sosial tertentu;
7) Mendapat pandangan mengenai suatu tindakan dalam sustu situasi sosial
dari berbagai sudut
b. Kelemahan
1) Disamping terdapat kebaikan-kebaikan, metode bermain peran juga
memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya:
2) Metode ini memerlukan waktu cukup banyak
3) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang
4) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan
karena malu
5) Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan
dramatisasi itu gagal,
6) situasi sosial yang didramatisasikan hanyalah tiruan;
7) situasi ini dalam kelas berbeda dengan situasi yang sebenarnya
dimasyarakat.
5 Op. Cit .h.82
9
4. Teknis Penggunaan Metode Bermain peran
Metode bermain peran secara teoretis telah banyak dikenal oleh sebagian
besar pendidik kita, namun secara praktisi masih banyak di antara mereka yang
belum memahaminya. Terdapat beberapa petunjuk untuk dapat menerapkan
metode ini, ada yang mengungkapkan secara sederhana dan ada juga yang
menjelaskan secara terperinci petunjuk-petunjuk tersebut. Namun pada prinsipnya
petunjuk-petunjuk itu adalah sama. Dan dalam penerapannya, dapat
dikembangkan tersendiri oleh yang bersangkutan.
Adapun beberapa petunjuk atau langkah-langkah dalam menggunakan metode
bermain peran ini tersaji dalam beberapa tahap diantaranya sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengatakan
bahwa:
sebelum melakukan bermain peran diperlukan penentuan pokok
permasalahan yang akan didramatisasikan terlebih dahulu, menentukan para
pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang
menyaksikan jalannya cerita. Masalah yang akan didramatisasikan dipilih
secara bertahap, dimulai dari persoalan yang sederhana dan dilanjutkan
dengan pertemuan-pertemuan berikutnya yang agak sukar dan lebih
bervariasi6.
Sedangkan menurut Sudjana Masalah-masalah yang akan ditetapkan harus
menarik perhatian siswa7 serta situasi masalah yang akan ditetapkan harus sesuai
dengan tingkat usia siswa.
2. Tahap pelaksanaan.
Setelah tahap-tahap dalam persiapan terselesaikan, siswa dipersilahkan
untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang diminta selama kurang lebih 4
sampai 5 menit berdasarkan pendapat dan inisiasi mereka sendiri.
6 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,(Jakarta:
Ciputat pers, 2003)..h.52 7 Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002).h.85
10
3. Tahap Tindak Lanjut
Seperti yang telah diungkapkan oleh sudjana dan hendrowiyono di atas
bahwa apabila bermain peran telah berakhir, maka diperlukan sebuah upaya
tindak lanjut. Dan mereka mengadakan diskusi sebagai salah satu alternatifnya.
Engkoswara (dalam Basyiruddin Usman) mengungkapkan bahwa:
Bermain peran merupakan sebuah metode mengajar, jadi dalam praktiknya
tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi semata, melainkan
hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau
analisis persoalan. Dan bila dipandang perlu, siswa lainnya diperbolehkan
mengulang kembali peranan tersebut dengan lebih baik lagi.8
Sebagai salah satu upaya tindak lanjut siswa dapat melakukan aktifitas
menilai atau memberi tanggapan terhadap pelaksanaan bermain peran dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil bermain
peran9.
B. Teori Menyimak
1. Definisi Menyimak
Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan
mendengarkan. Akan tetapi, jika kita mengkajinya lebih jauh ketiganya memiliki
perbedaan pengertian. Beranjak dari asumsi tersebut banyak orang yang kurang
memperhatikan perbedaannya.
Menurut Vismaia dan Sutari, mendengar mempunyai makna dapat
menangkap bunyi dengan telinga10
. Mengkaji makna mendengar menurut kamus
besar tersebut dapat dBahasa Indonesiahami bahwa seseorang mendengar suara
itu, tanpa ada unsur kesengajaan. Mendengarkan memiliki arti mendengar
akan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Hal ini berarti bahwa ada unsur
kesengajaan dalam perbuatannya itu.
8 Op.cit.,h.53
9 Op.cit.,h.95
10 Vismaia, Kartimi, T., & Sutari, I.,Program Penyetaraan Pendidikan Guru
Bahasa (Menyimak),(Jakarta: Balitung Dikbud dan Ditjen Dikdasmen,1997)
h.23
11
Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-
baik apa yang diucapkan orang lain. Hal tersebut berarti bahwa faktor kesengajaan
dalam kegiatan menyimak sangat besar. Unsur kesengajaan dalam kegiatan
menyimak lebih besar dari kegiatan mendengarkan, karena dalam kegiatan
menyimak ada usaha memahami apa yang disimaknya, sedangkan mendengarkan
tingkatan pemahaman belum ditingkatkan.
Kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar
kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, pikiran
atau perasaan seseorang. Penerima pesan dapat memberi respon atau tanggapan
terhadap pembicaraan itu. Hal ini berarti telah terjadi peristiwa komunikasi
berbahasa antara pembicara dengan penyimak.
Menurut Anderson (dalam Vismaia dan Sutari) keterampilan menyimak
merupakan kemampuan menangkap dan memainkan makna pesan baik yang
tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam bunyi11
, unsur kemampuan
mengingat pesan juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pengertian menyimak. Maka dengan menyimak dapat dibatasi sebagai proses
besar mendengarkan dan mengintepretasikan lambang-lambang lisan. Menurut
Tarigan (dalam Vismaia dan Sutari) menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta intepretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memaknai makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui
ujian atau bahasa lisan12
. Sedangkan menurut Akhadiat, menyimak adalah
suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, mengintepretasikan, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya13
. Menyimak diartikan sebagai proses apresiasi
penuh kesungguhan disertai penelahaan untuk direspon.
11
ibid 12
ibid 13
Akhadiat, S. dkk.Bahasa Indonesia,(Jakarta,Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi,1992) h. 21
12
Mengkaji definisi yang dikemukakan para pakar di atas, dapat dipahami
bahwa menyimak merupakan suatu proses mendengarkan dan menangkap makna
pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan,
dan apresiasi untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas
makna yang terkandung di dalamnya.
2. Jenis-jenis Menyimak
Adapun jenis-jenis menyimak adalah sebagai berikut:
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-
hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sebuah ujaran, tidak perlu di
bawah bimbingan langsung seorang guru.
Yang termasuk jenis menyimak ini diantaranya (1) menyimak
social/konvensional (2) menyimak sekunder (3) menyimak estetik.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih lawas,
dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Yang termasuk jenis menyimak ini diantaranya (1) menyimak kritis (2)
menyimak konsentratif (3) menyimak kreatif (4) menyimak eksplorasif (5)
menyimak interogatif (6) menyimak selektif
3. Tujuan Menyimak
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa menyimak merupakan
peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran seseorang. Pesan itu harus
dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia memahami pesan itu, ia
harus bereaksi memberi tanggapan atau respon.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menyimak
merupakan kegiatan yang disengaja, direncanakan, untuk mencapai proses tujuan.
Seseorang tidak akan menyimak apabila ia tidak mempunyai maksud untuk apa ia
menyimak. Sebaliknya sesorang pembicarapun melakukan kegiatan karena ada
tujuan yang diharapkan dari penyimaknya.
Aktivitas menyimak yang tidak tepat akan menimbulkan tujuan menyimak
yang tidak tercapai. Pada kegiatan menyimak ada dua asfek tujuan yang perlu
13
diperhatikan, yaitu; 1) adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap
pesan pembicara, 2) pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan itu
sesuai dengan kehendak pembicara. Berdasarkan dua aspek tujuan menyimak
tersebut dikemukakan beberapa tujuan menyimak diantaranya; 1)
mendapatkan fakta, 2) menganalisis fakta, 3) mengevaluasi fakta, 4) endapatkan
inspirasi, dan 5) mendapatkan hiburan14
. Berikut uraian masing-masing
tujuan menyimak tersebut.
a. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bisa melalui
keterampilan membaca, bisa pula melalui keterampilan menyimak. Pemerolehan
informasi melalui membaca di negara-negara maju sudah sangat membudaya
baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku lainnya. Akan tetapi, di negara
berkembang khususnya Indonesia, pemerolehan informasi melalui membaca
belum populer dikalangan masyarakat. Sebagian besar seseorang lebih cendrung
mendapatkan informasi melalui kegiatan menyimak, baik melalui radio, televisi,
ceramah, dan sebagainya.
b. Menganalisis fakta
Menganalisis fakta merupakan proses menaksir informasi sampai pada
tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta
itu. Tujuan ini muncul biasanya karena fakta yang diterima ingin dipahami
maknanya secara lebih mendalam. Proses menganalisis harus berlangsung secara
ajeg, artinya bahan simakan harus dipahami betul-betul maknanya.
c. Mengevaluasi fakta
Mengevaluasi fakta atau gagasan merupakan tujuan menyimak.
Penyimak yang kritis akan mengajukan pertanyaan sehubungan hasil analisisnya,
pertanyaan tersebut diantaranya; 1) cukup bernilaikah fakta-fakta yang
diterimanya?, 2) akuratkah fakta-fakta tersebut?, dan 3) relevankah fakta-fakta itu
dengan pengetahuan penyimak?.
14
Vismaia, Kartimi, T., & Sutari, Program Penyetaraan Pendidikan Guru
Bahasa (Menyimak)(Jakarta. Balitung Dikbud dan Ditjen Dikdasmen,1997) h. 3
14
d. Mendapatkan inspirasi
Seseorang penyimak tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan fakta, akan
tetapi selain itu tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan inspirasi.
Seseorang mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk
mendapatkan inspirasi atau ilham. Cara-cara mendapatkan inspirasi disini dapat
diberikan contoh seperti seseorang yang menghadiri pertemuan, seminar, debat
dan sebagainya dengan tujuan untuk membangkitkan semangatnya.
e. Mendapatkan hiburan
Pada dasarnya manusia hidup memerlukan hiburan. Hiburan dapat
diperoleh melalui bermacam kegiatan termasuk kegiatan menyimak. Tentunya
bahan yang disimak dapat menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan dapat
menghibur diri.
4. Unsur-Unsur Dasar Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks, karena sangat
tergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur-unsur menyimak
merupakan unsur yang fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau
kegiatan menyimak.
Menciptakan kegiatan menyimak, unsur-unsur tersebut harus ada.
Unsur-unsur menyimak yang dimaksud diantaranya; 1) pembicara sebagai
sumber pesan, 2) penyimak sebagai penerima pesan, 3) bahan pembicaraan
sebagai unsur konsep, dan 4) bahasa lisan sebagai media15
.
5. Menyimak Komprehensif
Salah satu tujuan menyimak ialah menerima ransang untuk memahami
suatu pesan tertentu16
. Mendengar untuk memahami disebut menyimak
komprehensif. Seseorang dapat dikatakan penyimak komprehensif yang baik
apabila mampu menerima, memperhatikan dan memberikan makna dari pesan
yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang disampaikan pembicara.
15
Op.Cit 16
Op.cit
15
Beberapa tujuan menyimak yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa menyimak komprehensiflah yang mendapat perhatian lebih
khusus, dengan alasan bahwa menyimak pemahaman bersifat testable (dapat
diuji). Berikut beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan menyimak
komprehensif yaitu ingatan, konsentrasi, dan kosakata.
a. Memori (Ingatan)
Berdasarkan teori skematis, seseorang tidak dapat memproses informasi
tanpa melibatkan ingatan. Menelaah konsep teori ini, dengan memori manusia
dapat menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Adapun memori
dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting yaitu; 1) menyusun arah tentang apa
yang akan kita lakukan dalam aktivitas, 2) memberikan struktur baku terhadap
pemahaman kita, dan 3) memberikan arah untuk mengingat pengalaman atau
pengetahuan dan informasi yang telah diketahui sebelumnya.
b. Konsentrasi
Variabel signifikan yang berpengaruh terhadap menyimak komprehensif
adalah kemampuan pendengar untuk berkonsentrasi atau menaruh item-item yang
akan diingat. Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh penyimak.
c. Perbendaharaan kata
Kosakata yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan komprehensif penyimak. Berasumsi bahwa ukuran
kosakata merupakan variabel penting dalam pemahaman penyimak. Hal tersebut
disebabkan karena makna merupakan bagian integral dari proses menyiamak,
maka perlu memiliki kosakata yang cukup sehingga dapat mengembangkan
sistem kategori dan menekan sekecil mungkin kesalahan kategoris yang
dikembangkan dalam proses menyimak.
Kemampuan lain yang perlu dimiliki penyimak komprehensif adalah
kemampuan untuk menarik kesimpulan (implikasi). Kesimpulan adalah data yang
tidak disampaikan dalam pembicaraan melainkan disimpulkan saja. Seorang
penyimak yang baik harus dapat menyimak gagasan utama dan rinciannya.
16
Menghindari terjadinya kekeliruan dalam menyimak, berikut disajikan
langkah-langkah menarik kesimpukan diantaranya; 1) pahami gagasan-gagasan
secara keseluruahan, 2) berikan alasan gagasan yang telah disimpulkan, 3) aturlah
sedemikian rupa sehingga diperoleh kecocokan antar gagasan-gagasan yang
disimpulkan, dan 4) pusatkan dasar pemikiran pada gagasan yang dinyatakan oleh
pembicara, dan jangan dikacaukan oleh opini serta perasaan pribadi.
6. Menyimak Dalam Pembelajaran
Perkembangan kemampuan menyimak bahasa lisan merupakan proses
panjang dan berkesinambungan. Kemampuan tidak akan diperoleh secara
otomatis, akan tetapi guru harus kontinu. Karenanya, tugas guru yang penting
adalah memperbanyak variasi kegiatan menyimak yang jelas tujuannya, terarah,
dan lengkap. Peserta didik harus sadar akan pentingnya latihan menyimak secara
terus-menerus.
Apabila guru menuntut kepada peserta didik untuk menanggapi setiap
penuturan atau pembicaraan, maka dengan sendirinya peserta didik akan berusaha
menyimak dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik agar berani berbicara atau
merespon lebih banyak dari apa yang disimaknya.
Pada sebuah lembaga pendidikan, menyimak sudah menjadi bagian dari
pembelajaran bahasa. Akan tetapi, kebanyakan guru, para ahli berasumsi bahwa
pembelajaran keterampilan menyimak tidak perlu direncanakan tersendiri. Bahkan
ada anggapan bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai dengan sendirinya
apabila pembelajaran lainnya telah berjalan dengan baik. Pengkajian,
penelahaan, dan penelitian mengenai keterampilan menyimak pun sangat
langka17
.
Suyatno menyebutkan:
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak
diantaranya; 1) guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan
pembelajaran, 2) bacakan teks cerita yang telah dipersiapkan, 3) siswa
17
Tarigan, Djago,Pendidikan Keterampilan Berbahasa (Jakarta.
Universitas Terbuka,2004) h. 5
17
menyimak teks cerita, 4) siswa secara berkelompok mengidentifikasi teks
cerita, 5) siswa mendiskusikan hasil identifikasi hasil diskusi, 6)
siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, dan 7) siswa
menyimpulkan pembelajaran hari itu18
.
Berdasarkan uraian langkah-langkah yang diuraikan Suyatno diatas,
dapat dipahami bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak
perlu mendapatkan perhatian lebih besar oleh staf pengajar agar hasil
pembelajaran tercapai secara maksimal.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Wirman (2012) dengan judul Peningkatan Kemampuan menyimak
Cerita Rakyat Melalui Media Audio pada siswa kelas VII SMPN 2 Donggo
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa (1) adanya peningkatan presentase minat belajar siswa antara prasiklus dan
siklus I 48,24% dan siklus I ke siklus II sebesar 21,5%. Sedangkan peningkatan
minat dari prasiklus ke siklus 58,86%. (2) prestasi belajar siswa juga mengalami
peningkatan, hal tersebut dapat terlihat dari presentase siswa yang mencapai
ketuntasan pada prasiklus 35,3% sedangkan pada siklus I 80% dan siklus II
93,75%.
Rulasmini Khotimah (2009) dengan judul Penggunaan metode Role
Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas III SD Benerwojo Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi peraturan di Masyarakat dengan menggunakan
metode Role Playing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. (2) hasil belajar
siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan metode Role Playing.
18
Suyatno, Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra,(Surabaya.
SIC,2004) h. 43
18
D. Kerangka Berpikir
Materi pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu materi pelajaran yang
diajarkan di dalam kelas, dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan terhadap siswa di
dalam kelas mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai
oleh setiap siswa dari materi ajar keterampilan berbahasa, yaitu: 1) aspek
kemampuan menulis, 2) aspek kemampuan berbicara, 3) aspek kemampuan
membaca, 4) aspek kemampuan mendengarkan. Setiap aspek meliputi dasar dari
keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, aspek keterampilan tersebut adalah hal yang penting yang harus
dikuasai siswa dalam proses pembelajara berbahasa, yang pada akhirnya siswa
mampu mengaktualisasikan keterampilan tersebut menjadi dasar dalam
komunikasi berbahasa yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk melakukan
interaksi dan memahami setiap pesan yang disampaikan dalam komunikasi
tersebut, baik secara lisan maupun tertulis. Maka keempat keterampilan berbahasa
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Keterampilan menyimak menjadi salah satu materi ajar dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menguasai bentuk pesan
yang ingin disampaikan melalui pesan tersebut. Namun, ketika siswa berhadapan
dengan materi menyimak, kebanyakan siswa masih merasa kesulitan, karena
kurangnya konsentrasi dalam proses menyimak tersebut, sehingga ketika proses
pembelajaran bahasa tersebut dilakukan, hasil dari menyimak tersebut belum
maksimal dan siswa kurang serius menyimak apa yang disampaikan oleh guru
dalam proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan usaha yang dapat mengatasi
masalah tersebut. Suatu usaha yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik
bagi siswa, sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa. Melalui metode bermain peran (role playing) diharapkan berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan metode ini
19
diharapkan dapat memaksimalkan keaktifan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia
dan hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Dengan memperhatikan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan
di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
bermain peran terdapat peningkatan kemampuan keterampilan menyimak pada
siswa kelas III MI Muhammadiyah 2 Depok.
20
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MI Muhammadiyah
02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok Kelas III. Adapun waktu
yang dipergunakan oleh penulis ini adalah 4 bulan mulai bulan Maret 2013
sampai dengan bulan Juni 2013.
Adapun pengambilan data dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2012/2013 tepatnya pada bulan Mei 2013.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
metode penelitian tindakan kelas (classroom action research ). Yang
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelititan berdasarkan pada prinsip
yang mencakup kegiatan perencanaan (planing), tindakan (action), observasi
(observation), refleksi (reflektion) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini
berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus, penelitian ini dilakukan dengan
cara berkolaborasi antara penulis dengan guru Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah 02.
Mekanisme kerja penelitian tindakan kelas ini, diwujudkan dalam bentuk
siklus (direncanakan 2 siklus), yang setiap siklusnya mecakup 4 kegiatan/tahap,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Pelaksanaan pembelajaran dalam satu siklus ada 2 kali tatap muka/pertemuan
yang masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, sesuai skenario
pembelajaran. Berikut gambaran dari tiap-tiap siklus:
21
Rancangan siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi, wawancara
dan pencatatan arsip.
b. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran.
c. Membuat lembar observasi kegiatan guna mengukur aktifitas belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode bermain peran di kelas III MI Muhammadiyah 02 berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Siswa belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode bermain
peran dengan bimbingan guru.
3. Tahap Observasi
a. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada
saat mengerjakan tugas.
b. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dibantu oleh observer
mengobservasi siswa dengan lembar observasi yang telah disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat
diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga
dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Rancangan Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
a. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
b. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran
dengan kerja kelompok, tugas dan permainan .
c. Membuat lembar observasi kegiatan guna mengukur proses pembelajaran
dan antusias siswa dalam pembelajaran.
22
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain
peran.
b. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran di kelas III
MI Muhammadiyah 02 berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
3. Tahap Observasi
a. Guru memberikan bimbingan kepada siswa atau kelompok yang mengalami
kesulitan pada saat melaksanakan metode bermain peran.
b. Selama prose pembelajaran berlangsung, guru dibantu oelh observer
mengobservasi aktifitas belajar siswa dengan lembar observasi yang telah
disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat
diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga
dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Adapun disain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin
Keterangan :
Planning : Perencanaan Tindakan Observing : Pengamatan
Acting : Pelaksanaan Tindakan Reflecting : Refleksi
.
Apabila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 dalam
Planning
Acting Reflecting
Observing
23
pembelajaran Bahasa Indonesia, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II.
Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan keterampilan
menyimak siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, maka dilanjutkan ke siklus II yang meliputi : tahap perencanaan
tindakan,tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan dan tahap refleksi.
Demikian juga untuk siklus berkutnya, sampai ada peningkatan keterampilan
menyimak siswa sesuai indikator kinerja.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud mengarahkan pada subjek yang menjadi
sasaran penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI
Muhammadiyah 02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Yang
terdiri dari 22 siswa yaitu 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.
D. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan atau
praktisi, juga sebagai perancang kegiatan. Praktisi membuat perencanaan
kegiatan, kemudian melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis
data serta melaporkan hasil penelitian. Adapun dalam penelitian ini dibantu
seorang guru, guru ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III yang
bertindak sebagai observer atau pengamat.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus yaitu :
Tahap Kegiatan
Perencanaan 1. Observasi ke sekolah MI Muhammadiyah 02
2. Mengurus surat ijin penelitian
3. Melakukan wawancara terhadap guru Bahasa
Indonesia dan wawancara kepada siswa kelas III (
tiga )
4. Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian
24
pendahuluan
5. Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian
Pelaksanaan 1. Appersepsi guru memberikan pernyataan,
menyampaikan tujuan belajar khusus
2. Melaksanakan langkah-langkah metode bermain
peran.
3. Kesimpulan Materi
Observasi 1. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Sedangkan aspek-aspek yang di
evaluasi adalah mengenai peningkatan
keterampilan menyimak pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Hasil evaluasi dijadikan dasar terhadap refleksi
dalam rangka perbaikan. Maka hasil dari analisis
evaluasi tersebut akan dijadikan sebagai pedoman
untuk merencanakan siklus berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Proses pembelajaran dengan metode bermain peran diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan menyimak siswa pada pembelajaran Bahasa
Indonesia. Adapun indikator untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini
ditetapkan sekurang-kurangnya 75% siswa mendapatkan nilai diatas 65 (enam
puluh lima) sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam proses
pembelajaran seperti aktif berpendapat, kemudian aktif mengerjakan tugas dan
memiliki hasil belajar yang baik, serta memiliki prestasi yang tinggi dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menyimak.
25
G. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif instrumennya adalah tes, sedangka data kualitatif
instrumennya adalah orang atau human instrument, maka pengumpulan datanya
dengan lembar observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam
penelitian ini adalah siswa, guru kelas ( observer ) dan penelitian itu sendiri1.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu :
a. Lembar Observasi
Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh pengamat selama proses
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung di kelas. Observasi ini digunakan
untuk mengamati aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung.
b. Pedoman Wawancara
Wawancara untuk siswa setelah siklus dilaksanakan bertujuan untuk
memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran.
c. Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana
keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
bermain peran. Tes ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal tes pertanyaan
tertulis.
1 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: alfabeta, 2010 ), h. 11
26
I. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kelas ini merupakan observasi,
wawancara dan angket.
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui
pengamatan atau mengamati perilaku siswa atau proses terjadinya suatu
kegiatan baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Oleh karena itu, selama tindakan berlangsung. Hal-hal yang diteliti adalah
aktivitas siswa, aktivitas guru pada saat mengajar dan hasil belajar siswa
dengan lembar yang telah disediakan. Hal ini sebagai bahan untuk refleksi
yang akan dilakukan pada tindakan berikutnya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui
percakapan langsung antara peneliti dengan guru. Kegiatan ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan guru dalam menerapkan
pembelajaran dengan metode bermain peran guna meningkatkan keterampilan
menyimak pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas III di MI Muhammadiyah
02 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok.
3. Tes Hasil Belajar
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas yang harus dikerjakan oleh setiap anak/siswa sehingga memberikan
hasil sesuai nilai tentang hasil atau prestasi anak/siswa tersebut yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau nilai standar
yang telah ditetapkan2. Jadi tes ini adalah untuk mengetahui atau memperoleh
gambaran prestasi siswa. Melalui tes tersebut peneliti ingin mengetahui
apakah proses belajar mengajar yang telah dilakukan mengalami keberhasilan
atau kegagalan. Bentuk tes yang digunakan adalah berupa tes essay dengan
jumlah soal sebanyak 6 butir .
2 Sunarnatana Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1986,h.25
27
J. Analisis dan Interprestasi Data
Analisis dan interpretasi data kualitatif hasil belajar menggunakan langkah-
langkah berikut :
1. Pada kegiatan ini setelah hasil tes dikumpulkan selanjutnya melakukan
penentuan skor tes essay yang telah diberikan dengan skor tiap butir soal diberi
rentang nilai antara 1-10 yang terdiri dari 6 butir soal, hasil tes tersebut
nantinya penulis akan evaluasi dengan menggunakan rumus norma absolute
skala sebelas, sehingga memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam
hal menyimak melalui metode bermain peran. Jadi nilai maksimal idealnya
adalah 6 x 10 = 60.
2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar
Prosedur yang akan ditempuh dalam mengubah skor mentah menjadi skor
standar, adalah :
a. Mencari Skor Maksimal Ideal (SMI) daripada tes yang diberikan. Skor
Maksimal Ideal adalah skor yang mungkin dicapai apabila setiap item atau
butir soal dapat dijawab dengan benar. Skor maksimal ideal dicari dengan
jalan menghitung jumlah item atau butir soal yang diberikan serta bobot
daripada masing-masing item atau butir soal.
b. Mencari angka rata-rata ideal (Mi) untuk tes tersebut dengan rumus :
Mi = x SMI
c. Mencari Standar Deviasi ideal (SDi) untuk tes tersebut dengan rumus :
SDi = 1/3 x Mi
Membuat pedoman konversi3 dengan ketentuan sebagai berikut :
M + 2,25 SD 10
M + 1,75 SD 9
M + 1,25 SD 8
M + 0,75 SD 7
M + 0,25 SD 6
3 Sunarnatana Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1986,h.84-85
28
M - 0,25 SD 5
M - 0,75 SD 4
M - 1,25 SD 3
M - 1,75 SD 2
M - 2,25 SD 1
Berdasarkan rumus di atas, maka penyelesaian adalah hasil tes yang berupa
skor mentah dikonversikan menjadi skor standar dengan menggunakan norma
absolut skala 11.
SMI = 60
Mi = x 60 = 30
Sdi = 1/3 x 30 = 10
Keterangan :
SMI = Skor Maksimal Ideal.
Mi = Angka Rata-rata ideal.
Sdi = Standar Deviasi.
Dari rumusan tersebut di atas maka hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Mi + 2,25 Sdi = 30 + (2,25 x 10) = 52 10
Mi + 1,75 Sdi = 30 + (1,75 x 10) = 47 9
Mi + 1,25 Sdi = 30 + (1,25 x 10) = 42 8
Mi + 0,75 Sdi = 30 + (0,75 x 10) = 37 7
Mi + 0,25 Sdi = 30 + (0,25 x 10) = 32 6
Mi - 0,25 Sdi = 30 - (0,25 x 10) = 27 5
Mi - 0,75 Sdi = 30 - (0,75 x 10) = 22 4
Mi - 1,25 Sdi = 30 - (1,25 x 10) = 17 3
Mi - 1,75 Sdi = 30 - (1,75 x 10) = 12 2
Mi - 2,25 Sdi = 30 - (2,25 x 10) = 7 1
29
Tabel Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak
No. Skor Mentah Skor Standar Kategori
(1) (2) (3) (4)
1. 52-60 10 Istimewa
2. 47-51 9 Baik sekali
3. 42-46 8 Baik
4. 37-41 7 Lebih dari cukup
5. 32-36 6 Cukup
6. 27-31 5 Hampir cukup
7. 22-26 4 Kurang
8. 17-21 3 Kurang sekali
9. 12-16 2 Buruk
10. 7-11 1 Buruk sekali
Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
ini adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif merupakan suatu
cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya sehingga
diperoleh suatu kesimpulan umum4.
Kemampuan siswa dalam menyimak melalui metode bermain peran dapat
diketahui dari hasil belajar. Hasil tes tersebut kemudian dianalisis sehingga
diperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam menyimak melalui metode
bermain peran, dan untuk memudahkan peneliti menganalisis kemampuan siswa
peneliti menggunakan rumus norma absolut skala sebelas5. Dengan rumus sebagai
berikut :
M = N
fx
4 Sugiono,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&B,Bandung:CV Alfabeta,2009,h.147
5 Sunarnatana Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1986,h.152
30
Keterangan :
M = Rata-rata skor.
fx = Jumlah skor standar.
N = Jumlah individu.
Hasil perhitungan kemampuan menyimak melalui metode bermain peran
dari masing-masing siklus dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran
mengenai presentasi peningkatan kemampuan menyimak melalui metode bermain
peran.
Analisis dan interpretasi data kuantitatif hasil belajar menggunakan kriteria
berikut:
1. Analisis Data Observasi
Observasi dilakukan terhadap guru yaitu mengenai pengelolaan kelas,serta bagi
siswa yaitu tentang keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan pedoman penskoran
pada lembar observasi yang telah dibuat.
Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah pembelajaran selesai. Skor
total yang telah diperoleh tersebut dihitung presentasenya dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
2. Analisis data wawancara
Data dari hasil wawancara dengan guru dan siswa dianalisis secara deskripstif
kualitatif untuk mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa tentang upaya
peningkatan hasil belajar siswa melalui metode bermain peran di MI
Muhammadiyah 02.
31
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah siklus 1 selesai dan ternyata hasiil yang diharapkan belum
memenuhi kriteria seoerti yang diharapkan, yaitu peningkatan tes hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan
berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Kegiatan penelitian ini akan berakhir bila penelitian menyadari bahwa
penelitian ini telah berhasil menguji pendekatan realistik dapat meningkatkan
keterampilan menyimak pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa. Banyak faktor
lain yang mempengaruhi peningkatkan keterampilan menyimak pada pelajaran
Bahasa Indonesia siswa, Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan
faktor-faktor lain.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profile Sekolah
Adapun profile madrasah tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Nama Madrasah : MI Muhammadiyah 02
2. Nomor Statistik Madrasah : 111232760127 /NPSN 20223944
3. Akeditasi Madrasah : B
4. Alamat Lengkap Madrasah : Jalan : Juragan Sinda
Desa/Kelurahan : Kukusan
Kecamatan : Beji
Kabupaten/Kota : Depok
Provinsi : Jawa Barat
5. NPWP : -
6. Nama Kepala Madrasah : Sahabuddin,S.Pd.I
7. No. Telp/HP : -
8. Nama Yayasan : Majelis Pendidikan & Kebudayaan
Muhammadiyah Kota Depok
9. Alamat Yayasan : Jl.Juragan Sinda No. 28 RT 05/01
Kel.Kukusan Beji Kota Depok
10. Telp. Yayasan : -
11. No. Akte Pendirian Madrasah : -
12. Kepemilikan Tanah : Yayasan
a. Status Tanah ( Wakaf )
b. Luas Tanah ( 1500 m2 )
13. Status Bangunan : Milik Yayasan
14. Luas Bangunan : 1300 m2
15. Tahun Beroperasi : 1988
33
16. Data Siswa 3 ( Tiga ) tahun terakhir
Tahun
Ajaran
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
2012/2013 35 1 36 1 35 1 106 3
2013/2014 36 1 35 1 36 1 106 3
2014/2015 34 1 38 1 35 1 107 3
Tahun
Ajaran
Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
2012/2013 36 1 34 1 38 1 204 6
2013/2014 35 1 36 1 34 1 201 6
2014/2015 36 1 34 1 36 1 203 6
17. Data Sarana dan Prasarana
No Jenis Prasarana Jml.
Ruang
Jml. R
Kondisi
Baik
Jml. R
Kondisi
Rusak
Kondisi Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 6 4 2
2 Perpustakaan 1 1
3 R. Lab. IPA -
4 R. Lab. Biologi -
5 R. Lab. Fisika -
6 L. Lab. Kimia -
7 R. Lab. Komputr 1 1 1
8 R. Lab. Bahasa -
9 R. Pimpinan 1 1
10 R. Guru 1 1
11 R. Tata Usaha 1 1
34
12 R. Konseling -
13 Tempat Ibadah -
14 R. UKS -
15 Jamban 3 1 2
2
16 Gudang -
17 R. Sirkulasi -
18 Tempat Olahraga 1
1
19 R. OSIS -
20 R. Lainya -
18 Data Pedidik dan Tenaga Kependidikan
No Keterangan Jumlah
Pendidik 10
1 Guru PNS di Perbantukan Tetap -
2 Guru Tetap Yayasan 8
3 Guru Honorer 1
4 Guru Tidak tetap
Tenaga Kependidikan 3
1 Kepala Sekolah 1
2 TU 1
3 Penjaga Sekolah 1
4 Ekstra Kurikuler
Visi, Misi dan Tujuan MI Muhammadiyah 02
Visi :
Mewujudkan masyarakat madrasah yang beriman, bertaqwa dan berilmu yang
berlandaskan akhlakul karimah dan berwawasan global
Misi :
a) Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
b) Mewujudkan suasana kekeluargaan diantara warga madrasah
35
c) Mencetak lulusan madrasah yang berakhlakul karimah, serta berprestasi
dan memiliki wawasan
B. Deskripsi dan Analisis Data
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa
tahapan,antara lain:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam tahapan perencanaan dilakukan berdasarkan seluruh
informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap
ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan
menggunakan metode bermain peran yang diaplikasikan ke dalam rencana
pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan , menyusun lembar latihan soal
untuk tes.
b. Tahap Pelaksaaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan dari tanggal 3 4 Mei 2013 dengan materi
keterampilan menyimak.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 Mei 2013,
sebelum memulai proses belajar mengajar peneliti mengabsen kehadiran siswa
untuk mengenal siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa di kelas. Pada hari
tersebut siswa hadir semua. Setelah itu peneliti membuka pelajaran dengan
diawali berdoa bersama. Selesai mengkondisikan kelas peneliti memberikan
pengetahuan awal kepada siswa sebelum masuk dalam proses pembelajaran.
Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan peneliti kepada siswa di awal
pembelajaran.
Apersepsi dan motivasi yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memacu
siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan memberikan stimulus berbentuk
36
pertanyaan kepada siswa mengenai pengertian tentang menyimak dan bermain
peran. Setelah memberikan apersepsi dan motivasi seputar pembelajaran kepada
para siswa, peneliti melanjutkan ke materi pembelajaran dengan menyajikan
materi pelajaran. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, peneliti menjelaskan
langkah-langkah pelaksanaan metode bermain peran. Setelah materi dijelaskan,
peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, untuk melakukan aktifitas
bermain peran. Dimana dalam strategi ini masing-masing kelompok akan
melakukan bermainan peran sebagai tokoh yang ada dalam cerita.
Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan lapangan bahwa saat proses
pelaksanaan bermain peran masih terdapat siswa yang kebingungan dalam proses
pelaksanaan strategi ini, para siswa umumnya kurang percaya diri dalam hal
mengungkapkan pemikirannya dalam diskusi.Setelah selesai berdiskusi, peneliti
dan siswa bersama menyimpulkan hasil diskusi.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Juni 2013
dengan siswa seluruhnya hadir yaitu 22 orang. Setelah mengabsen kehadiran
siswa, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama, sebelum masuk
materi pelajaran terledih dahulu peneliti mengingatkan pelajaran yang
sebelumnya, dalam mengungkapkan kembali pelajaran yang telah lalu. Setelah
mengingatkan pelajaran yang sebelumnya, peneliti mengkondisikan siswa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini kepada siswa.
Apersepsi dan motivasi diberikan peneliti dengan cara merefleksi kegiatan
bermain peran yang telah dilakukan di hari sebelumnya. Memasuki proses belajar
mengajar, peneliti memberikan materi pelajaran. Pada pertemuan kedua ini,saat
melaksanakan metode bermain peran para siswa sudah mulai mampu
melaksanakan bermain peran dan diskusi dengan baik, dan sudah mulai
mempunyai rasa percaya diri untuk berbicara didepan kelas.
Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa melakukan refleksi dengan
membuat kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes
diberikan pada saat itu juga.
37
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terpantau oleh
peneliti antara lain:
1) Pada pertemuan pertama peneliti belum bisa sepenuhnya menguasai
siswa,sehingga pembelajaran belum berjalan kondusif.
2) Peneliti dan siswa masih menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran.
3) Beberapa siswa masih terlihat asyik bercanda dan mengobrol ketika
peneliti menjelaskan materi pelajaran.
4) Peneliti kurang tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh di kelas.
5) Penerapan metode bermain peran masih belum optimal. Karena siswa
masih kebingungan dalam hal melaksanakan bermain peran dan diskusi.
6) Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil
belajar siswa. Setelah pertemuan ke-2 peneliti mengadakan tes akhir
siklus I.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas III melakukan refleksi terhadap hasil
dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain:
1) Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa pelaksanaan proses
diskusi
2) Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran dan saat penerapan metode bermain peran.
3) Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh.
4) Perlu diatur secara proporsional pembagian waktu dalam
mendemonstrasikan materi, pelaksanaan diskusi dan kesimpulan hasil
belajar.
5) Perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan)
kepada siswa yang cepat menguasai materi.
38
e. Hasil Evaluasi Siklus I
Hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel : Data Hasil Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyinak
Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama
Siswa
Item Skor
Mentah
Skor
Standar Kategori
Tuntas /Tidak
Tuntas 1 2 3 4 5 6
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12
1 A 8 4 5 4 4 6 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
2 B 8 3 5 4 4 3 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
3 C 4 5 4 3 7 9 32 6 Cukup Tuntas
4 D 7 5 3 6 4 6 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
5 E 5 4 4 5 6 4 28 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
6 F 5 7 5 4 5 7 33 6 Cukup Tuntas
7 G 4 2 5 4 5 4 24 4 Kurang Tidak Tuntas
8 H 9 5 6 4 6 6 36 6 Cukup Tuntas
9 I 5 2 6 2 7 2 24 4 Kurang Tidak Tuntas
10 J 7 6 5 4 5 3 30 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
11 K 5 7 3 2 4 2 23 4 Kurang Tidak Tuntas
12 L 6 4 6 5 3 2 26 4 Kurang Tidak Tuntas
13 M 8 7 6 4 3 5 33 6 Cukup Tuntas
14 N 4 5 3 5 3 2 22 4 Kurang Tidak Tuntas
15 O 8 2 6 8 1 2 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
16 P 8 5 7 4 4 9 37 7 Hampir Cukup Tuntas
17 Q 5 2 6 4 6 2 25 4 Kurang Tidak Tuntas
18 R 5 6 5 7 4 3 30 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
19 S 8 6 4 2 3 4 27 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
20 T 8 4 7 5 6 5 35 6 Cukup Tuntas
21 U 8 4 5 6 4 5 32 6 Cukup Tuntas
22 V 7 5 6 4 4 5 31 5 Hampir Cukup Tidak Tuntas
Jumlah 142 100 112 96 98 96 644 112
Nilai Rata-
Rata 6.45 4.55 5.09 4.36 4.45 4.36 29.27 5.09 Hampir Cukup Tidak Tuntas
f. Analisis Data Siklus I
Rata-rata skor diperoleh dengan menggunakan rumus :
M = N
fx
39
Keterangan :
M = Rata-rata skor.
= Jumlah.
f = Frekuensi.
x = Nilai.
N = Jumlah individu.
Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Ketuntasan Perorangan
Jumlah Siswa Tuntas : 7 orang
Jumlah Siswa belum Tuntas : 15 orang
b. Ketuntasan Kelas
=
= 31,81 %
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai
siswa yang berada di bawah rata-rata KKM, yaitu sebanyak 15 siswa dengan
presentasi 68,19%, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata KKM
hanya 7 siswa dengan persentase 31,81%.
Berdasarkan rumus di atas maka nilai rata-rata pada tes awal dapat dilihat
pada tabel di berikut ini :
Tabel 02 : Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Peringkat Perolehan
Nilai Siklus I Peningkatan Kemampuan Menyimak melalui
Metode bermain peran Pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
No. Nilai (x) Frekuensi (f) Fx Presentase Kategori Nilai Rata-rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. 10 0 0 0 0
2. 9 0 0 0 0
40
3. 8 0 0 0 0
112 = 5,09
22
(Hampir
Cukup)
4. 7 1 7 2,8% Lebih dari cukup
5. 6 6 36 27,27% Cukup
6. 5 9 45 42,66% Hampir Cukup
7. 4 6 24 27,27 Kurang
8. 3 0 0 0 0
9. 2 0 0 0 0
10. 1 0 0 0 0
Jumlah 22 112 100% 0
Berdasarkan tabel di atas telah menunjukkan kemampuan siswa dalam
menyimak melalui metode bermain peran pada siklus I siswa mencapai nilai rata-
rata 5,09 dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 1 orang (2,8%)
nilai 6 kategori cukup sebanyak 6 orang (27,27%), nilai 5 kategori hampir cukup
sebanyak 9 orang (42,66%), nilai 4 kategori kurang sebanyak 6 orang (27,27%),
sehingga kemampuan menyimak melalui metode bermain peran pada siklus I
dapat dikategorikan ke dalam kelompok hampir cukup sedangkan prosentase
keaktifan saat pembelajaran sebesar 66,6 % (terlampir)
Nilai tes evaluasi yang diperoleh selain untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik juga akan diumumkan didepan kelas. Hal ini dilakukan untuk
memotivasi peserta didik dalam meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran.
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara peneiliti
dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan dilakukan pada tahap
berikutnya yaitu siklus II yang akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar .
Tindakan tersebut yaitu:
1) Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada siswa.
2) Memaksimalkan pembelajaran melalui metode bermain peran.
3) Memberikan waktu pada siswa untuk bertanya
41
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang
dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi
proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Tindakan
ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil
belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan 19 Juni 2013.
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari
tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan ini adalah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
untuk materi yang akan dibahas yang bersifat pengayaan (enrichment) dan
penyusunan soal-soal latihan.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran
harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan waktu yang
digunakan agar seluruh tahapan metode bermain peran dapat selesai sesuai waktu
yang diinginkan. Peneliti harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas,
memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan dapat menjadikan suasana
kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak terburu-buru. Memberikan reward
kepada siswa yang cepat menguasai materi dan siswa yang turut aktif dalam
proses diskusi agar siswa termotivasi baik keaktifannya maupun prestasinya.
Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah pengulangan bermain peran
yang telah dilaksanakan pada siklus I. Target pada siklus II ini penerpan metode
bermain peran lebih optimal, siswa lebih baik dalam mengikuti proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dua pertemuan dengan alokasi
waktu (2x45 menit) tiap pertemuannya.
42
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dalam siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juni
2013. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama, dilanjutkan
dengan memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan
tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan berupa penjelasan tentang bermain
peran dengan cara guru mendemonstrasikan dialog yang terdapat pada naskah
drama.
Pada siklus II ini respon positif cukup baik diberikan oleh para siswa, hal ini
terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa yang
mengobrol atau membuat kegaduhan berkurang. Dan terdapat beberapa siswa
yang bertanya seputar materi pelajaran. Begitu pula saat pelaksanaan bermain
peran dan diskusi, siswa lebih bersemangat. Setelah itu siswa menyampaikan
hasil diskusinya.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat
kesimpulan bersama dan mengulang materi pelajaran secara singkat.
Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa sudah mulai terbiasa dengan
pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran terlihat dari antusias
siswa saat bermain drama dan diskusi.
b) Pertemuan kedua
Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Juni 2013, dengan jumlah siswa 22
orang. Guru membuka kegiatan belajar dengan berdoa bersama dilanjutkan
memberikan apersepsi dan motivasi, tetapi terlebih dahulu menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada siklus II ini pelaksanaan metode bermain peran pada saat bermain drama
dan diskusi dimodifikasikan agar siswa tidak jenuh dalam pelaksanaannya yakni
dengan cara anggota setiap kelompok di rolling ( Putar ) dari kelompok
sebelumnya pada siklus I, dengan cara ini terlihat siswa lebih excating dalam
melaksanakan diskusi.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi dengan membuat
kesimpulan dari pertemuan hari tersebut. Pada pertemua kedua ini tes diberikan.
43
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan
menyimak siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Tes dilakukan selama 30 menit.
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada pelaksanaan siklus II hasil yang diharapkan adalah meningkatnya nilai
tes hasil belajar. Setelah dilaksanakannya tes akhir siklus II nilai yang diperoleh
oleh siswa sudah mencapai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yakni
nilai siswa diatas 65.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi pada siklus II, diperoleh deskripsi
bahwa strategi pembelajaran metode bermain peran telah memberikan kontribusi
baik terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai
indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal penelitian.
e. Hasil Evaluasi Siklus II
Hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel : Data Hasil Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Menyinak
Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III MI
Muhammadiyah 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama
Siswa
Item Skor
Mentah
Skor
Standar Kategori
Tuntas
/Tidak
Tuntas 1 2 3 4 5 6
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12
1 A 9 7 6 6 8 7 42 8 Baik Tuntas
2 B 8 6 6 5 9 7 41 7 Lebih dari
Cukup Tuntas
3 C 7 5 6 4 9 9 40 7 Lebih dari
Cukup Tuntas
4 D 8 4 5 7 6 6 36 6 Cukup Tuntas
5 E 8 5 7 8 8 6 42 8 Baik Tuntas
6 F 8 5 6 6 6 5 36 6 Cukup Tuntas