Author
buibao
View
226
Download
1
Embed Size (px)
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK
PENJELASAN DENAH MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH
TERPADU SALSABILA, KALISARI, PASAR REBO,
JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
oleh
Desi Anggraeni
NIM 1812018300156
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
iv
ABSTRAK
Desi Anggraeni (NIM: 1812018300156). Peningkatan Keterampilan
Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajara Kooperatif Tipe STAD
Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari,
Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan manusia,
penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis, pelancar komunikasi
lisan, dan penambah informasi atau pengetahuan. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak penjelasan denah. Penelitian
ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai November 2015 di Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Nilai ketercapaian pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I sebesar 60,00% dan siklus II sebesar 93,00%. Adapun
ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak penjelasan denah pada siklus I
67,06 dan siklus II 88,53. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
keterampilan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Disarankan kepada guru
agar dapat menyajikan pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif supaya pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan
bagi siswa.
Kata Kunci: Keterampilan, Menyimak, Denah, Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD.
v
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Alhamdulillaahirobbilaalamiin, segala puji bagi Allah yang telah
melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan kemampuan yang penulis miliki.
Skripsi yang ditulis dengan judul Peningkatan Keterampilan Menyimak
Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas
IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur .
Untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah khususnya pada
siswa, serta menambah pengetahuan teman-teman guru menggunakan
pembelajaran kooperatif saat mengajar, juga memotivasi teman-teman yang lain
untuk mengadakan penelitian yang lain.
Penulis menyadari tanpa dukungan dan semangat dari semua pihak yang
telah memberikan bantuan dengan tulus dan ikhlas dalam proses penyusunan
skripsi ini, semua tidak akan berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., Kajur/Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekretaris Kajur/Kaprodi pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dindin Ridwanudin, M.Pd., Ketua Pengelola Program DMS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan selama penyusunan
skripsi ini.
6. Dr. Hindun, M.Pd dan Ahmad Bahtiar, M.Hum, Dosen penguji skripsi yang
telah banyak memberi saran dan perhatian selama sidang skripsi berlangsung.
vi
7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membimbing penulis selama perkuliahan.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terutama karyawan perpustakaan yang telah sabar
menunggu dan melayani penulis selama proses penyusunan skripsi..
9. H. Andi Abdullah Saad, S.Pd.I., Kepala Madrasah Ibtidaiyah Terpadu
Salsabila yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Choirus Salamah, S.Pd.I, Guru kelas IV, Diana, S.Pd.I, Guru kelas III,
Suryanih, S.Pd.I, Guru kelas I, Ratna Marlianti, S.Pd., Guru kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila yang telah menemani dan membantu
penulis dalam proses pelaksanaan penelitian, serta semua teman-teman guru,
staf, karyawan, juga wali murid yang tidak saya sebutkan satu persatu, dan
tak lupa semua murid-muridku tersayang.
11. Suamiku tercinta Muhammad Yusuf dan buah hatiku yang selalu Ummi
sayangi Naaja Tsurayya Yusuf yang terus menginspirsi Ummi, terima kasih
atas pengorbanan, dukungan dan kasih sayang kalian selama ini.
12. Ibuku dan Ibu mertuaku yang selalu mendoakanku baik dalam keadaan
senang maupun susah,kakakku dan iparku yang selalu membantuku dan
seluruh keluarga besarku yang terus menguatkanku.
11.Teman-teman seperjuanganku di PGMI Dual Mode System khususnya kelas B,
Indri, Eka, Shohah, Kiki, Nina, Ufi, Ifa, Ii, Siti Mulya, Ika (Aisyah), Ernah
Pipit, Betty, Nurlis, Nela, Lela, Hany, Aburda, Irma, Syilvie, Umy, Nanik,
Widia, Aliyah, Turki, Abdurahaman (Omen), Hailani, Fahrul, Dwi, Pudin,
H.Basri, Syamsudin, Hasan Basri, Hilal, Jayadi, Kholil, Rohiman, Yusuf,
yang telah memberi bantuan, dukungan dan doanya.
Terima kasih juga untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan semua.
Semoga Allah SWT memberikan kita semua keimanan yang teguh, kesehatan,
kemurahan rezeki dan selalu di jalan yang diridhoi-Nya. Kritik dan saran demi
kesempurnaan karya ilmiah ini sangat diharapkan.
Jakarta, November 2015
D. A
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi ...........................................................i
Lembar Pengesahan ...........................................................................................ii
Surat Pernyataan Karya Ilmiah ..........................................................................iii
Abstrak ................................................................................................................iv
Kata Pengantar ...................................................................................................v
Daftar Isi .............................................................................................................vii
Daftar Tabel .......................................................................................................x
Daftar Gambar ....................................................................................................xi
Daftar Lampiran .................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................3
C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................4
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................4
E. Tujuan Penelitian .....................................................................4
F. Kegunaan Hasil Penelitian . 5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Keterampilan Menyimak penjelasan denah
a. Keterampilan ...................................................................6
b. Menyimak .......................................................................7
c. Keterampilan Menyimak ................................................10
d. Denah ..............................................................................11
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pembelajaran Kooperatif ................................................13
b. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ..............................17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................19
C. Kerangka Berpikir .....................................................................20
viii
D. Hipotesis Tindakan .....................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................22
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..............22
C. Subjek Penelitian ....................................................................24
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................24
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................24
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..........................30
G. Data dan Sumber Data ............................................................31
H. Instrumen Pengumpulan data ..................................................31
I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................32
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ......................................33
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................33
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................35
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian Pendahuluan .....................................................36
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I .......................................38
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II .......................................49
B. Analisis Data ...........................................................................55
C. Pembahasan Temuan Penelitian .............................................59
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................61
B. Implikasi .................................................................................61
C. Saran .......................................................................................63
Daftar Pustaka .....................................................................................................64
Lampiran .......................................................................................................66
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Konvensional .........................................................................15
Tabel 2 Kegiatan Penelitian ............................................................................25
Tabel 3 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan ............................................27
Tabel 4 Tahap Penelitian Siklus I ....................................................................28
Tabel 5 Tahap Penelitian Siklus II...................................................................29
Tabel 6 Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik ....................34
Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I .........................41
Tabel 8 Hasil Tes Akhir Siklus I Keterampilan Menyimak Penjelasan
Denah ............................................................................................44
Tabel 9 Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I Keterampilan Menyimak
Penjelasan Denah ................................................................................46
Tabel 10 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siklus II ..................................52
Tabel 11 Hasil Tes Akhir Siklus II Keterampilan Menyimak Penjelasan
Denah ............................................................................................53
Tabel 12 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ....54
Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok .......56
Tabel 14 Rekapitulasi Hasil pengukuran Keterampilan Menyimak Penjelasan
Denah ............................................................................................57
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Keterampilan Menyimak ..................................................................10
Gambar 2 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ........................20
Gambar 3 Desain Model Kurt Lewin ................................................................23
Gambar 4 Guru Sedang Memberi Pengarahan .................................................43
Gambar 5 Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ...........................44
Gambar 6 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
Siklus I .............................................................................................45
Gambar 7 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................45
Gambar 8 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................46
Gambar 9 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah.........53
Gambar 10 Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah .......................55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran I Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...................................66
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................................72
B. Lampiran II Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...........................................77
2. Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas ..........................78
3. Lembar Catatan Lapangan .........................................................................79
4. Pedoman Wawancara Guru .........................................................................80
C. Lampiran III Hasil Instrumen Penelitian
1. Daftar Hasil Tes Awal Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ..........81
2. Daftar Hasil Tes Siklus I .............................................................................82
3. Daftar Hasil Tes Siklus II ............................................................................83
4. Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...............................................84
5. Hasil Observasi Peneliti ..............................................................................88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan keterampilan tidak mudah begitu saja kita peroleh.
Sekolah merupakan salah satu sarana yang tepat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Sekolah juga sebagai tempat proses belajar
mempunyai kedudukan yang utama dalam menciptakan situasi interaktif yang
edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
sumber belajar dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya
bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan
pembelajaran (bermain peran, percakapan mengenai topik tertentu, menulis
karangan, dsb).
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses belajar dan mengajarkan bahasa
Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada
siswa dengan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam
mempelajari bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa
daerah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia ini merupakan
pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, baik untuk
dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih kesuksesan.
Bahkan semakin tinngi pendidikan seseorang semakin mudah berkomunukasi
dengan siapa saja.
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD/MI) bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Terkait dengan
2
tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca dan tulis, maka peranan
pengajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang bertumpu pada kemampuan dasar
baca dan tulis, pembelajaran tidak hanya pada tahap belajar di kelas-kelas awal
tetapi juga pada kemahiran atau penguasaan di kelas-kelas tinggi.
Di sebagian siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan
karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik
sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi.
Selama ini pengajaran bahasa Indonesia memang kita akui belum berjalan dengan
efisisen dan efektif. Kemampuan guru-guru bahasa Indonesia belum
dikategorikan sebagai kemampuan guru profesional. Penguasaan materi atau
bahan pengajaran masih perlu ditingkatkan. Metode penyampaian perlu
divariasikan agar lebih menarik dan sesuai tujuan pengajaran.
Sehubungan dengan penangkapan materi ada kaitannya dengan keterampilan
menyimak, masih banyak siswa yang masih kurang dalam hal menyimak materi
yang disampaikan oleh guru. Jika apa yang disimak kemudian dituliskan kembali
pada umumnya tidak sesuai dengan isi yang disimak, dalam hal ini di kelas IV
menyimak penjelasan denah.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti pada hari
Selasa, 11 Agustus 2015 di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila pada siswa
kelas IV terakait dengan persoalan menyimak di atas, diketahui bahwa
permasalahan menyimak memang masih perlu penanganan yang lebih baik lagi,
terutama tentang penjelasan denah. Pada waktu guru memperdengarkan tentang
penjelasan denah rumah, hanya sebagian siswa yang menyimak dengan baik, hal
ini dapat dilihat dari sebagian
siswa yang meminta diulang apa yang diperdengarkan oleh guru, bahkan ada
siswa yang sama sekali tidak peduli.
Walaupun demikian, para guru tidak boleh pesimis, tetapi justru data ini harus
jadi pemicu untuk bekerja lebih kreatif, semangat, dan cerdas. Guru dituntut lebih
profesional lagi, banyak belajar, mencari inovasi-inovasi baru untuk
perkembangan dan kemajuan putra-putri negeri ini sebagai generasi masa depan
yang penuh harapan.
3
Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan
denah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti akan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
Alasan peneliti menerapkan model tersebut karena tipe STAD adalah
pembelajaran kooperatif yang paling mudah diterapkan oleh guru dan mudah
diikuti oleh siswa dari pembelajaran kooperatif yang lain.
Dalam penerapan pembelajaran STAD, pertama-tama siswa mengikuti
serangkaian instruksi guru tentang keterampilan menyimak dan menulis,
kemudian praktik, lalu prapenelitian dan kuis hingga anggota-anggota di
dalamnya menyatakan benar-benar siap. Penghargaan (reward) juga akan
diberikan kepada kelompok-kelompok baik yang mampu atau pun kurang mampu
menunjukkan performa peningkatan dalam aktifitas menyimak. Bagi kelompok
yang kurang mampu bertujuan sebagai motivasi untuk pembelajaran selanjutnya.
Sesuai dengan permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka perlu
diadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang Peningkatan Keterampilan
Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (
Student Teams Achievement Divisions) pada pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo,
Jakarta Timur.
B. Identifikasi Area dan Fokus penelitian
Dari uraian latar belakang masalah tersebut diketahui beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan menyimak penjelasan denah pada siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:
1. Keterampilan menyimak penjelasan denah pada siswa relatif kurang baik.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa membosankan.
3. Penyampaian materi yang kurang menarik.
4. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam proses
pembelajaran.
5. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar.
6. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam pengembangan strategi pembelajaran.
4
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah pada tujuan dan sesuai dengan identifikasi
masalah yang dipaparkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
sebagai berikut:
a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
keterampilan menyimak penjelasan denah pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.
b. Penelitian akan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari,
Pasar Rebo, Jakarta Timur pada siswa kelas IV. Terhitung bulan Juni sampai
dengan bulan November 2015.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas, maka rumusan
permasalahan yang dapat peneliti ajukan adalah:
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions) dalam meningkatkan keterampilan menyimak
penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila,
Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauh mana penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
dalam menyimak penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila.
5
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Teoretis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dan masukan bagi peneliti lain serta dapat menambah keilmuan di dunia
pendidikan.
2. Praktis
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi Guru
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperoleh
keterampilan baru yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam menyimak
penjelasan denah pada siswa kelas IV.
c. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan membuat kebijakan dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
a. Keterampilan
Pembelajaran di kelas tidak sekadar mengajarakan pengetahuan, akan tetapi
guru dituntut mengajarkan keterampilan.
Menurut Oemar Hamalik, Suatu keterampilan adalah serangkaian gerakan-
gerakan. Keterampilan seringkali disebut keterampilan perseptual motorik
yang menitikberatkan pada kondisi persepsi (mata) dan tindakan motorik
(tangan). Keterampilan verbal titik beratnya adalah lidah, jadi bukan pada
tangan atau mata, yang mendasari belajar verbal.1 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, terampil berarti cakap dalam menyelesaikan tugas;
mampu dan cekatan. Keterampilan: kecakapan untuk menyelesaikan
tugas.2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu keterampilan
sesungguhnya adalah keseluruhan pola respon. Keterampilan adalah
kecakapan yang dimiliki siswa setelah mendapatkan seluruh pembelajaran.
Pengajaran keterampilan dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut:
(1) telaah keterampilan
(2) menilai tingkah laku dasar siswa
(3) mengembangkan latihan (training) dalam komponen unit
keterampilan atau abilitas keterampilan
(4) menentukan dan mampertunjukkan keterampilan bagi siswa
(5) menyediakan tiga kondisi belajar yang mendasar.3
1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), Cet.VIII, h. 173-174.
2Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Media Pustaka
Phoenix, 2010), Cet. V, h. 868.
3 Hamalik, op. cit. h. 174-178
7
Diharapkan dengan mengikuti langkah-langkah tersebut pengajaran
keterampilan dapat berjalan dengan lancar.
b. Menyimak
Komponen keterampilan dalam Bahasa Indonesia adalah
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut
adalah rangkaian yang tak terpisahkan.
Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran berbahasa lisan
sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan
menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna
namun tetap berbeda dalam arti. Mendengar diartikan sebagai
menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti
mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang
menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa
yang diucapkan atau dibaca orang.4
Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan
manusia. Dengan menyimak, seseorang dapat mengenal bunyi
suatu bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulang-ulang
disimak itu akhirnya ditiru, diucapkan, dan dipraktikkan dalam
kegiatan berbicara. Menyimak juga mempunyai peranan penting
sebagai dasar belajar berbahasa, penunjang keterampilan berbicara,
membaca dan menulis, pelancar komunikasi lisan, dan penambah
informasi atau pengetahuan.5
Tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, simak berarti
menyimak: mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang
diucapkan atau dibaca orang.6
Henry Guntur Tarigan mengungkapkan, Menyimak adalah suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.7
Dari uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
menyimak tidak hanya suatu kegiatan mendengarkan tetapi selain
4 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005), Cet VII, h. 2.5. 5 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, Edisi I, (Bandung: UPI Press, 2007) h. 37. 6 Phoenix, op. cit. , h. 799.
7 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 31.
8
mendengarkan juga dapat mengungkapkan isi dari yang didengar.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djago Tarigan bahwa dalam
peristiwa menyimak ada tiga faktor dominan. Pertama, faktor
kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata. Kedua faktor pemahaman
harus ada dan tampak pula dengan jelas sehingga faktor ketiga, yakni,
faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula.8
Kegiatan menyimak dilakukan dengan bermacam tujuan, yang
antara lain sebagai berikut:
1) memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara, artinya dia menyimak untuk belajar.
2) menikmati keindahan audial. 3) mengevaluasi. 4) mengapresiasi materi simakan. 5) mengkomunikasikan ide-ide. 6) membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. 7) memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. 8) meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang
selama ini diragukannya.9
Isah Cahyani dan Hodijah mengemukakan komunikasi dalam
menyimak bahwa, perlu adanya unsur-unsur dasar yang mendukung
yaitu : (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4)
bahasa lisan yang digunakan.10
Kegiatan menyimak dalam prosesnya dilakukan melalui tahapan
berikut.
1. Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara.
2. Tahap memahami; setelah mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh si pembicara.
3. Tahap menginterpretasi; menyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi
ujaran sang pembicara.
4. Tahap mengevaluasi; setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun
mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat atau gagasan sang
8 Tarigan, op. cit, h. 2.6.
9 Resmini dan Juanda , op. cit., h. 25.
10Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung:
UPI Press, 2007), Cet. I, h. 28.
9
pembicara, di mana keunggulan dan kelemahan, di mana
kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan
demikian sudah sampai pada tahap mengevaluasi.
5. Tahap menanggapi; merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap
serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan sang
pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.11
Penjelasan berikutnya selain berbagai hal di atas tentang
menyimak yaitu ragam menyimak diantaranya:
1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umumdan
lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah
bimbingan langsung dari seorang guru.
2. Menyimak Intensif
Kalau menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang
jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.12
Pada tahun 1949 Tulare County School menyusun sebuah buku
petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul Tulare
County Cooperative Languange Arts Guide. Khusus
keterampilan menyimak, dalam buku petunjuk tersebut terdapat
uraian berkaitan dengan bentuk kemampuan menyimak anak usia
TK-SD salah satunya yaitu:
Kelas tiga dan empat (71/2- 10 tahun)
1. Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dari sumber kesenangan.
2. Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu
serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan
dengan hal itu.
3. Memperhatikan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi-ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.
13
Demikianlah penjelasan tentang menyimak. Semoga dapat
menambah pengetahuan tentang keterampilan bahasa terutama
keterampilan menyimak.
11Resmini dan Juanda. loc. cit.
12Henry Guntur Tarigan, op. cit., h. 38 dan 44.
13Resmini dan Juanda . loc. cit.
10
c. Keterampilan Menyimak
Dari uraian di atas tentang keterampilan dan tentang menyimak
selanjutnya akan dijelaskan kedua gabungan kata tersebut yaitu
keterampilan menyimak. Berikut uraiannya lebih lengkap.
Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet berpendapat keterampilan
menyimak merupakan aktivitas atau kegiatan yang paling awal
dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses pemerolehan
keterampilan bahasa. Sebelum anak dapat melakukan berbicara,
membaca, apalagi menulis, kegiatan (aktivitas) menyimaklah yang
pertama dilakukan. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan
bahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara,
membaca, dan terakhir menulis.14
Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif. Langkah pertama dari kegiatan
keterampilan menyimak ialah proses psikomotorik untuk menerima
gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impuls-impuls
tersebut ke otak. Keterampilan menyimak pada tahapan lebih tinggi
mampu menginformasikan kembali pemahamannya melalui
keterampilan berbicara maupun menulis.15
Keterampilan menyimak menurut Rost dalam buku Iskandarwassid
dan Dadang Sunendar digambarkan dalam gambarberikut ini:
Keterampilan
Mempersepsi: Keterampilan a. Membedakan bunyi Keterampilan Menyintesis:
bahasa. Menganalisis: a. Menghubungkan
b. Mengenali kata. a. Mengidentifikasi penanda bahasa
satuan gramatikal. dengan penanda lainnya
b. Mengidentifikasi
satuan pragmatis. b. Memanfaatkan latar
belakang
pengetahuan.
Gambar 1. Keterampilan Menyimak
14
Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), Cet. I, h. 11.
15
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: UPI
dengan PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. III, h. 227 dan 229.
KETERAMPILAN
MENYIMAK
11
Beberapa upaya untuk peningkatan keterampilan menyimak adalah
sebagai berikut:
1. Berbicaralah dengan pembelajar dalam Bahasa Indonesia. 2. Jadikanlah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Kenalkan pembelajar pada beberapa penutur Bahasa Indonesia, secara pribadi atau melalui video atau kaset rekaman.
4. Berilah kesempatan kepada pembelajar agar mereka belajar mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas atau
inisiatif sendiri.
5. Rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar secara pribadi.
6. Lebih berfokuslah pada pengajaran daripada evaluasi. 7. Carilah cara yang efektif untuk memanfaatkan rekaman audio
atau video yang sejalan dengan bahan pembelajaran yang akan
disajikan.16
d. Denah
Seseorang yang ingin ke suatu tempat namun tidak tahu dapat
bertanya kepada orang lain. Denah juga dapat diperlukan hingga bisa
sampai ke tujuan.
Denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan,
atau suatu tempat. Denah juga dapat berarti rancangan rumah dan
bangunan.17
Dapat juga dikatakan denah merupakan gambar yang
menunjukkan letak kota, jalan, atau tempat tertentu. 18
Hal senada juga
dituliskan dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap bahwa denah
berarti gambar peta yang menunjukkan keadaan tempat jalan,
bangunan, sungai, dan sebagainya.19
Menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia denah berarti rancangan, gambar rancangan.20
Jadi dapat
16
Ibid, 281-283. 17
New Teaching Resource, Seri Pendalaman Materi Plus, (Jakarta: Erlangga,
2009), h. 18. 18
Yessi Sitorus, Bahasa Indonesia Kelas 4 Denah, diakses tanggal 21 Agustus 2015
dari (http:/Sitorusyessi ca.blogspot.com/2013/0/bahasa-Indonesia-kelas-4
denah.html). 19
Daryanto S. S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), h.
162.
20 Ananda Santoso dan A. R. Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
(Surabaya: Alumni), h. 95
12
disimpulkan denah adalah gambar, rancangan atau bagan untuk
memberikan informasi letak sesuatu.
Dalam membuat denah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
oleh si pembuat denah. Adapun syarat-sayarat membuat denah
antara lain:
1. Informasi yang diwujudkan bentuk gambar dalam denah tidak membingungkan pembaca denah.
2. Denah dan segala isinya mudah dipahami. 3. Denah memberi gambaran yang sebenarnya tetapi diwujudkan
dalam simbol dan gambar.
4. Tampilan denah hendaknya menarik, rapi, dan bersih. 5. Kata-kata yang digunakan untuk memberikan nama tempat,
keterangan harus singkat, padat, informatif, dan mudah
dimengerti.
6. Simbol, tanda, atau keterangan dalam denah tidak mengganggu pembaca untuk memahami isi denah yang sebenarnya.
7. Denah diberi tanda atau keterangan arah mata angin.21
Manfaat denah antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman atau petunjuk suatu tempat, misalnya, denah
perkawinan, denah perkemahan, dll.
2. Sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu pekerjaan, misalnya
denah rumah dan denah sekolah.22
Jika sudah mengetahui syarat-syarat membuat denah dan manfaat
denah, berikut adalah langkah-langkah membuat denah.
1. Mengetahui dan memahami betul kenampakan wilayah (ciri-ciri khas wilayah) yang akan dibuat denah. Selanjutnya ciri tersebut
digunakan sebagai penanda, misalnya jalan, gapura, tugu,
tempat ibadah atau sarana-sarana umum.
2. Menggambarkan kenampakan jalan-jalan yang terdapat di wilayah yang akan menuju arah atau objek yang akan dituju.
Untuk memperjelas dan memudahkan pembaca, harus
dicantumkan nama jalan-jalan yang terdapat dalam denah.
3. Melengkapi denah dengan gambar atau objek-objek penting. Objek yang penting ditandai dengan simbol-simbol yang umum,
misalnya terminal bus disimbolkan dengan gambar bus atau
rumah sakit disimbolkan dengan palang merah.
21Sitorus, loc. cit.
22
New Teaching Resource, loc. cit.
13
4. Mencantumkan tanda arah mata angin atau petunjuk agar pembaca denah mengetahui letak atau posisi objek-objek yang
digambarkan pada denah.
5. Memberi judul pada denah. Judul denah digunakan untuk memahami denah sebelum meneliti isi denah.
23
Dari penjelasan tentang denah di atas, kita dapat memahami
denah dan dapat membuat denah dengan baik. Sebab denah penting
untuk mengetahui letak suatu tempat.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pembelajaran Kooperatif
Proses belajar di sekolah pastinya melibatkan guru dan siswa.
Dalam hal ini seorang guru dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok
akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian,
setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif.
Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan
keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap
individu akan saling membantu, mereka akan memiliki motivasi
untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi
demi keberhasilan kelompok.Strategi Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) (SPK). SPK merupakan strategi
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir menjadi perhatian dan
dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.24
Roy Killen dalam bukunya yang berjudul Effective Teaching
Strategies menjelaskancooperation means working together to
achieve share goals, so cooperative learning is an insructional
startegy in which learners work together in small groups to help
23 Sitorus, loc. cit.
24
Wina Sunjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. V,
h. 309.
14
another achieve a common learning goal.25
Jadi penjelasan Roy
Killen yaitu pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi
pembelajaran bersama dalam grup kecil yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat
dijelaskan oleh Rusman sebagai berikut:
1. Pembelajaran secara tim
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
3. Kemauan untuk bekerja sama
4. Keterampilan bekerja sama26
Berikut terdapat empat dasar pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan oleh Wina Sunjaya di bawah ini.
1. Prinsip Ketergantungan Positif (positive interdependence)
2. Tanggung Jawab Perseorangan (individual accountability)
3. Interaksi tatap Muka (face to face promotion interaction)
4. Partisipasi dan Komunikasi (participation communication)27
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok- pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan tahapan ini adalah pemahaman siswa
terhadap pokok materi pelajaran.
2. Belajar Kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok
yang telah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu
atau kelompok.
4. Pengakuan Tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
25
Roy Killen, Effective Teaching Strategies, 5th Edition (Australia:
Thomson/Social Science Press, 2009), h. 212. 26
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Edisi kedua, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. V, h. 207.
27
Sunjaya, op. cit., h. 310-311
15
penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi lebih baik lagi.28
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif memiliki karakteristik, langkah-langkah, lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan yang khas dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional. Berikut perbedaan antara
keduanya.
Tabel 1
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Konvensional29
Kelompok Belajar
Kooperatif
Kelompok Belajar
Konvensional
Adanya saling ketergantungan
positif, saling membantu, dan
saling memberikan motivasi
sehingga ada interaksi promotif.
Guru sering memberikan adanya
siswa yang mendominasi
kelompok atau menggantungkan
diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual
yang mengukur penguasaan
materi pelajaran tiap anggota
kelompok, dan kelompok diberi
umpan balik, tentang hasil belajar
para anggotanya sehingga dapat
saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa
yang dapat memberikan bantuan.
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas
sering diborong oleh salah
seorang anggota kelompok
sedangkan anggota kelompok
lainnya hanya mendompleng
keberhasilan pemborong.
Kelompok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, etnik, dan
sebagainya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang dapat
memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya
homogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman
memimpin bagi para anggota
kelompok.
Pemimpin kelompok sering
ditentukan oleh guru atau
kelompok dibiarkan untuk
memil;ih pemimpinnya dengan
cara masing-masing.
Keterampilan sosial yang
diperlukan dalam kerja gotong-
royong seperti kepemimpinana,
Keterampilan sosial sering tidak
secara langsung diajarkan.
28Rusman, op. cit., h. 212-213.
29
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Edisi I (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 58-59.
16
kemampuan berkomunikasi,
memercayai orang lain, dan
mengelola konflik secara
langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif
sedang berlangsung guru terus
melakukan pemamtauan melalui
observasi dan melakukan
intervensi jika terjadi masalah
dalam kerjasama antar anggota
kelompok.
Pemantauan melalui observasi
dan intervensi sering tidak
dilakukan oleh guru pada saat
belajar kelompok sedang
berlangsung.
Guru memerhatikan proses belajar
kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
Guru sering tidak memerhatikan
proses belajar kelompok yang
terjadi dalam kelompok-
kelompok bealajar.
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal
(hubungan antara pribadi yang
saling menghargai).
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
Setiap strategi pembelajaran apapun tidak ada yang unggul atau
paling baik dari yang lain. Dalam hal ini strategi pembelajaran
kooperatif memilki kelebihan dan kekurangan. Uraiannya sebagai
berikut:
Kelebihan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:
1. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
2. Optimalisasi partisipasi siswa. 3. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk
berbagi dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
4. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan
teratur.
5. Meningkatkan penerimaan. 6. Meningkatkan hubungan positif. 7. Motivasi intrinsik makin besar. 8. Percaya diri yang tinggi. 9. Perilaku dalam tugas lebih. 10. Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah. 11. Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya.
17
12. Siswa mengartikan apa yang guru bicarakan kepada apa yang dikatakan siswa untuk peer mereka.
13. Siswa meningkat dalam kolaborasi kognitif. Mereka mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-
teman sekelas mereka.
Adapun kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:
1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang
lemah.
2. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
3. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
30
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu dari sekian model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru. Sehingga
proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan.
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif. Salah satu dari
beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang akan dibahas di sini
adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi
kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin, dan sukunya. STAD merupakan suatu metode
generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran
komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran
dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi
kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru
menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau
mengganti materi-materi ini.31
Setiap kegiatan pembelajaran diperlukan adanya persiapan, dalam
hal ini pembelajaran kooperatif tipe STAD pun perlu persiapan,
menurut Trianto di antaranya perangkat pembelajaran, membentuk
kelompok kooperatif, menentukan skor awal, pengaturan tempat
30
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Depag RI, 2009), Cet I, h. 248-249. 31
Rusman, op. cit., h. 215-216.
18
duduk, kerja kelompok. 32
Setelah dilakukan persiapan, maka
berikutnya adalah langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
STAD sebagai berikut menurut Rusman, (1) Penyampaian Tujuan
dan Motivasi, (2) Pembagian Kelompok, (3) Presentasi dari Guru, (4)
Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim), (5) Kuis (Evaluasi), (6)
Penghargaan Prestasi Tim.33
Dari penjelasan di atas dapat dilihat
bahwa tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang
sederhana.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Metode STADSetiap model pembelajaran mempunyai kelebihan
dan kekurangan, begitu juga dengancooperative learning. Menurut
Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat
guru maupun tes baku.
b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol
untuk keberhasilan akademisnya.
c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan
pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang
berbeda etnis.
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu
menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam
kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari
empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung
menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila
kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak
mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam
penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik
yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan
kurang efektif.34
32
Trianto, op. cit., h. 69-70.
33
Rusman. loc. cit. 34
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-team-achievement-
division-stad_3721.html, diakses tanggal 25 April 2016
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-team-achievement-
19
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Leni Pawitri dengan judul skripsi Peningkatan Kemampuan Membaca
Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN
Jagan 02, Jagan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.
Kesimpulannya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kemampuan membaca denah.
Perbedaan penelitian Leni Pawitri dengan skripsi ini adalah pada
penelitian yang saya lakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak.
Skripsi yang disusun Leni Pawitri adalah untuk meningkatkan kemampuan
membaca.
Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi, dengan judul skripsi Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Cerita Siswa SDN Mojongapit III Jombang.
Kesimpulannya dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan keterampilan menyimak cerita.
Perbedaan penelitian Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi dengan
skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak
penjelasan denah. Skripsi yang disusun Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi
adalah menyimak cerita.
Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad, dengan judul skripsi
Peningkatan Keterampilan Mendeskripsikan Denah Dengan Diskusi
Kelompok Kelas IV A SD Gembala Baik I. Kesimpulannya setelah
siklus dua dilaksanakan ada peningkatan keterampilan berbicara.
Perbedaan penelitian Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad
dengan skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak
penjelasan denah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Skripsi yang
disusun Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad adalah
mendeskripsikan denah dengan diskusi kelompok.
Tampaknya model pembelajaran kooperatif khususnya tipe STAD
dilihat dari kajian temuan penelitian di atas menunjukkan efektifitas yang
tinggi bagi perolehan keterampilan siswa. Penguasaan materi pelajaran,
20
pengembangan sikap sosial serta keterampilan bahasanya yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan di masyarakat.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT
Salsabila masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang
dilakukan guru masih bersifat konvensional yang hanya berceramah dan
menggunakan metode penugasan, sehingga siswa kurang tertarik dalam
mengikuti pelajaran. Hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti
makna dan tujuan dari pembelajaran, sehingga Bahasa Indonesia selalu
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit dan kurang menarik serta
membosankan.
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan
menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT Salsabila adalah melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions), karena model pembelajaran kooperatif memiliki
beberapa keuntungan, yaitu dapat meningkatkan kepekaan dan
kesetiakawanan sosial, menghilangkan sikap egois, membangun
persahabatan dan belajar mengenai sikap, keterampilan, serta perilaku
sosial.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas perlu diadakan pembenahan
dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya dalam
pembelajaran menyimak. Solusi yang diambil adalah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran menyimak
penjelasan denah. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD siswa akan lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran
bahasa Indonesia khususnya menyimak penjelasan denah. Setelah
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka kemampuan
menyimak penjelasan denah siswa pun meningkat.
Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan
jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan,
21
maka kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar
penelitian mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.
Adapun skema itu adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas. Maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas, yaitu melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievemen Divisions) diduga dapat
meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Kondisi
Awal
Dilakukan
tindakan
Kondisi
Akhir
Pembelajaran yang dilaksanakan
guru bersifat konvensional yaitu
hanya menggunakan metode
ceramah dan penugasan
Menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran menyimak
penjelasan denah
Siswa menjadi lebih semangat
dalam pembelajaran sehingga
keterampilan menyimak
penjelasan denah siswa meningkat
Keterampilan
Menyimak
penjelasan
denah siswa
rendah
Siklus I
Siklus II
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIT Salsabila, yang terletak di Jl. Batas I No.
50, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian
dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016, di bulan Juni sampai
dengan bulan November 2015.
Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat mengajar
peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan mudah didapatkan
dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki
peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu
pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru)
mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas
melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah
atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan
dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK
diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture)
dikalangan para guru. PTK menawarkan peluang sebagai strategi
pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini menenmpatkan guru
sebagai peneliti, agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif.1
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus, di mana tiap-tiap
siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:
1. Perencanaan (planning) tindakan meliputi:
1Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. IX, h. 41.
23
a. semua langkah tindakan secara rinci; b. segala keperluan pelaksanaan PTK (materi atau bahan ajar, metode
mengajar, serta teknik dan instrumen observasi);
c. perkiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan. 2.Pelaksanaan (acting) tindakan: realisasi dari teori dan teknik mengajar serta
tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya;
3.Pengamatan tindakan (pengumpulan data dan informasi). Dalam
pengamatan atau observasi harus mengacu pada instrumen yang sudah
dibuat dan dimungkinkan melibatkan pengamat dari luar. Penggunaan
teknik pengumpulan data dalam PTK ditentukan oleh sifat dasar data yang
akan dikumpulkannya. Aspek yang diamati dalam PTK adalah:
a) proses tindakan b) pengaruh tindakan c) keadaan dan kendala tindakan d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau
mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya
e) persoalan lain yang timbul selama kegiatan PTK berlangsung. 4. Refleksi (reflecting) terhadap tindakan, yang meliputi:
(a) data yang dapat dianalisis (b) dalam analisis dapat melibatkan orang luar (c) menarik kesimpulan.2
Hubungan keempat komponen tersebut merupakan satu siklus, hal ini dapat
digambarkan sebagai berikur:
Gambar 3. Desain Model Kurt Lewin3
2 Ibid., h. 98-99.
3 Ruswandi Hermawan, dkk., Metode Penelitian Pendidikan SD, ( Bandung: UPI Press, 2007), Cet. I, h. 127.
ACTING
OBSERVING REFLECTING
PLANNING
24
C. Subjek Penelitian
Adapun kelas yang dijadikan penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa
17 orang yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pertimbangan
dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil rundingan dengan guru kelas
dan hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah menunjukkan bahwa siswa
di kelas IV rata-rata memiliki kemampuan menyimak penjelasan denah yang
relatif rendah dan peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga cocok sebagai
tempat penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan. Peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses
pembelajaran menyimak di kelas dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada. Kemudian peneliti merencanakan kegiatan,
melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Peneliti
melaksanakan tindakan langsung berdasarkan rencana pembelajaran dan berusaha
sebanyak mungkin mengumpulkan data sesuai fokus penelitian. Selain itu
peneliti juga berperan membuat laporan dari apa yang dilaksanakan dengan
dibantu beberapa guru yang bertindak sebagai pengamat (observer) yang akan
memberikan saran atau pendapat-pendapatnya. Dengan keterlibatan peneliti
secara langsung diharapkan data yang diperoleh lebih akurat.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian ini diawali dengan dilakukannya prapenelitian atau
penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus
terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi
serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I
25
peneliti akan melanjutkan dengan tindakan II jika data yang diperoleh
memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus selanjutnya.
Tabel kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2
Kegiatan Penelitian
Kegiatan Pendahuluan - Observasi awal proses KBM di kelas penelitian
- Wawancara guru
- Tes diagnosa awal
- Diperoleh masalah
Siklus I
Tahap Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
menyimak penjelasan denah untuk memperoleh
pemahaman yang optimal melalui metode diskusi
kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi.
Tahap Observasi dan Evaluasi
- Pengamatan proses pembelajaran
- Evaluasi proses dan pembelajaran
Tahap Analisis dan Refleksi
Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan
evaluasi pembelajaran siklus I
Tahap Perencanaan
Perencanaan berdasarkan hasil refleksi dari proses
pembelajaran pada siklus I dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Tahap Pelaksanaan Tindakan
26
Siklus II
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
menyimak penjelasan denah untuk memperoleh
pemahaman yang optimal melalui metode diskusi
kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi.
Tahap Observasi dan Evaluasi
- Pengamatan proses pembelajaran
- Evaluasi proses dan pembelajaran
Tahap Analisis dan Refleksi
Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan
evaluasi pembelajaran siklus II.
Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Persiapan Pratindakan
a. Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya
meningkatkan kemampuan menyimak penjelasan denah Bahasa Indonesia
dengan guru kelas.
b. Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran. Setiap tindakan
pembelajaran memuat tiga strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimak
penjelasan guru, menuliskan hasil simakan, mempresentasikan hasil temuan
kelompok di depan kelas, dan membuat denah. Tindakan siklus I menyimak
penjelesan denah ruang, sedangkan tindakan pembelajaran siklus II
menyimak penjelasan denah toko.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I yaitu dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan menyimak
penjelasan denah ruang, kemudian diikuti dengan pelaksanaan tes,
menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I yang
telah dilaksanakan. Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan antara lain
27
memeriksa lembar observasi aktivitas peneliti dan siswa serta catatan
lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini menjadi bahan perbaikan untuk
pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil analisis serta refleksi
terhadap hasil pembelajaran siswa dan aktivitas pembelajaran siklus I,
peneliti merancang rencana tindakan pembelajaran siklus II untuk pokok
bahasan menyimak penjelasan denah toko, kemudian diikuti dengan
pelaksanaan tes, menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan
tindakan siklus II yang telah dilaksanakan.
b. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II yaitu dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemudian diikuti dengan pelaksanaan
tes kemampuan menyimak penjelasan denah dengan menjawab pertanyaan
sesuai dari gambar denah, dan membuat kesimpulan tentang gambar denah
dalam beberapa kalimat. Menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan, kemudian hasilnya
menjadi bahan rancangan tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya
dan seterusnya.
c. Melakukan wawancara kepada guru kolaborator di akhir siklus untuk
mengetahui tanggapannya terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak
penjelasan denah.
3. Evaluasi Seluruh Tindakan
Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan memberikan
interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Prosedur penelitian di atas bila digambarkan seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1. Observasi di MIT Salsabila.
2. Mengurus surat izin penelitian.
3. Membuat instrumen penilaian.
4. Menghubungi kepala sekolah.
28
5. Wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
6. Menentukan kelas subjek penelitian.
7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.
8. Mensosialisasikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Tabel 4
Tahap Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, dan
keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus I.
6. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan diterapkan adalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang memuat kegiatan guru membentuk
kelompok belajar yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen, memberikan
wacana, siswa bekerja sama saling mencocokkan hasil simakan dan
menjadikan satu pemahaman dan menuliskan serta menggambarkan denah
pada lembar LKS, mempresentasikan hasil kelompok, dan membuat
kesimpulan bersama dengan guru. Siswa diberi LKS yang memuat tugas
menuliskan hasil simakan dan menggambarkan denah tentang letak ruang.
3. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS
yang diberikan.
4. Guru memperagakan cara mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas.
5. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil
29
perolehan kelompoknya di depan kelas.
6. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi
kesalahan penyampaian informasi oleh siswa.
7. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan
denah .
8. Dokumentasi
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan
dijadikan dasar pelaksanaan siklus II.
Tabel 5
Tahap Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi siklus I maka dilakukan perbaikan dengan
perencanaan:
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, lembar
wawancara guru, dan keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus II.
6. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru menginformasikan bahwa pelajaran yang akan diterapkan masih
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa menyimak untuk
30
memperoleh pemahaman yang optimal untuk menjawab pertanyaan sesuai
yang disimak, menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat, dan
menyimpulkan gambar denah dalam beberapa kalimat.
3. Siswa diberi LKS yang memuat tugas menulis isi simakan, gambar denah,
dan menjawab pertanyaan sesuai isi simakan.
4. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS
yang diberikan.
5. Guru memperagakan kembali bagaimana tahapan menjelaskan kembali di
depan kelas.
6. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil
perolehan kelompoknya di depan kelas.
7. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi
kesalahan penyampaian informasi oleh siswa.
8. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan
denah.
9. Dokumentasi.
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran, kemudian menganalisis data yang telah terkumpul pada
setiap pertemuan.
Tahap Refleksi
Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti berkolaborasi dengan guru
kelas merencanakan untuk membuat kesimpulan hasil penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian ini mengungkap masalah rendahnya keterampilan menyimak
penjelasan denah. Data rendahnya keterampilan menyimak diperoleh dari hasil
observasi prapenelitian. Kemudian dengan memanfaatkan teori-teori yang ada
sebagai bahan pendukung dilakukan penelitian tindakan yaitu dengan mengubah
31
pembelajaran yang bersifat menjenuhkan dengan pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan berdasarkan
asumsi bahwa keterampilan menyimak penjelasan denah akan meningkat setelah
diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions).
Penelitian tindakan ini diupayakan untuk memberikan solusi terhadap masalah
yang dihadapi, yakni meningkatnya keterampilan menyimak penjelasan denah.
Jika hasil yang diharapkan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan atau
siklus berakhir. Penelitian ini berakhir atau dihentikan dengan indikator
keberhasilan sebagai berikut.
a. Tes Kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh pada akhir siklus
menunjukkan nilai rata-rata kelas > 6,8.
b. Dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi
aktivitas kelompok siswa pada akhir siklus menunjukkan bahwa rata-rata
keseluruhan mencapai lebih besar dari 60 %.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,
wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi.
2. Data kuantitatif: hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah setiap
siklus.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data
1. Lembar Soal Tes
Lembar soal tes digunakan untuk mengukur keterampilan menyimak
penjelasan denah setelah diberikan perlakuan.
2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran
Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman observasi
peneliti dan siswa. Pedoman observasi peneliti digunakan untuk menilai proses
32
mengajar peneliti, sedangkan pedoman observasi siswa digunakan untuk
memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian.
Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar
Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan
wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru
terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama
proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat teramati oleh lembar
observasi.
5. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang
dilakukan selama penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi, atau kejadian yang
berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Nilai tes kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh dari hasil tes
siswa pada setiap akhir siklus.
2. Hasil observasi proses pembelajaran, data hasil observasi terhadap tindakan
penelitian ini ada dua. Pertama, data hasil observasi terhadap tindakan
pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Kedua, data hasil observasi
proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer.
3. Hasil wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas di awal
dan akhir penelitian . Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk
mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia dan metode yang digunakan
guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui
tanggapan guru terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.
33
4. Hasil catatan lapangan, catatan lapangan ini dilakukan ketika proses
pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama proses
pembelajaran yang tidak teramati dengan lembar observasi.
5. Hasil dokumentasi, dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang
diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi. Teknik
triangulansi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, dengan cara :
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;
Hasil wawancara : guru tidak mengajarkan keterampilan menyimak, guru
menggunakan metode ceramah, guru belum pernah menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Hasil pengamatan: mengajarkan keterampilan menyimak, menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum dengan
yang dikatakan secara pribadi;
c) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang lain;
e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.4
Hasil wawancara : guru mendukung pembelajaran kooperatif tipe STAD,
pembelajaran siswa menjadi lebih menyenangkan.
Isi dokumen : dituliskan langkah-langkah pemebelajaran kooperatif tipe STAD
dalam RPP, ada peningkatan nilai keterampilan menyimak penjelasan denah.
Cara tersebut dapat mempermudah pengecekan atau pembanding terhadap data
peneliti yang sudah ada. 4Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. I, h. 84.
34
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada
saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan analisis data yang sudah terkumpul.
Data yang sudah terkumpul berupa hasil Lembar Kerja Siswa, hasil observasi
aktivitas siswa, catatan lapangan, dan lain-lain.
Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada
dari berbagai sumber kemudian mengadakan reduksi data menyusunnya dalam
satuan-satuan dan mengkategorikannya kemudian diperiksa keabsahannya.
Selanjutnya data dianalisis sehingga data berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-
aktivitas siswa menjadi data yang memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa:
1. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis dengan berpatokan
pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan adalah dengan
kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 6
Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik
Soal Skor Kriteria
A
Menyimak
30 Siswa mendengarkan dan sedikit bertanya
20 Siswa mendengarkan dan banyak bertanya
10 Siswa kurang mendengarkan
B
Menuliskan hasil
menyimak
40 Jika kalimat sesuai dengan yang
diperdengarkan
30 Jika kalimat kurang sesuai dengan yang
diperdengarkan
20 Jika kalimat tidak sesuai dengan yang
diperdengarkan
C
Membuat gambar denah
30 Jika gambar tepat
20 Jika gambar kurang tepat
10 Jika gambar tidak tepat
Total skor 100
35
Penilaian/Nilai Akhir = 100maksimalskor Jumlah
benar yangskor Jumlah x
Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap kemampuan menyimak penjelasan
denah dengan cara melihat niali rata-rata siswa secara keseluruhan. Apabila
nilai rata-rata kelas tersebut mencapai > 6,8 maka penelitian dihentikan.
2. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi tindakan
pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas siswa dalam
kelompok. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan sangat baik
(4), baik (3), sedang (2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan
tersebut dihitung persentase total skor nya menggunakan rumus sebagai
berikut.
Persentase total skor = %100maksimumskor Jumlah
skor alJumlah totx
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum
mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan menyimak
penjelasan denah, maka akan dilakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana
perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa
penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD terhadap peningkatan keterampilan menyimak sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok bahasan menyimak penjelasan
denah. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi menyimak penjelasan denah,
untuk itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan faktor-faktor
lain tersebut.
36
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian Pendahuluan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dimulai dengan melakukan
observasi awal di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Observasi ini
dilakukan peneliti selama dua kali yaitu pada tanggal 15 Juni 2015 dan 11
Agustus 2015. Pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015 peneliti menemui guru
kelas IV yang mengajar Bahasa Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 11
Agustus 2015 peneliti memberikan tes awal di kelas tempat penelitian.
Observasi yang dilakukan peneliti pada hari Senin tanggal 15 Juni
2015 adalah untuk mengetahui silabus yang digunakan guru kelas yang
mengajar Bahasa Indonesia kelas IV sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan proses penelitian dan melampirkan kalender pendidikan yang
berlaku di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Selain itu, peneliti juga
melakukan wawancara terhadap guru kelas IV yang mengajar Bahasa
Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran
yang biasa dilakukan dan untuk mengetahui permasalahan atau kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV tersebut.
Kemudian pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 peneliti memberikan
soal tes keterampilan menyimak penjelasan denah kepada siswa kelas IV
sebanyak dua butir pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah yang
berjudul Putri ke Rumah Dina. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur skor
awal keterampilan menyimak penjelasan denah siswa yang akan
dibandingkan dengan skor keterampilan menyimak penjelasan denah siswa
pada setiap akhir siklus penelitian.
Adapun hasil pengamatan dari penelitian pendahuluan diantaranya:
a. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini digunakan oleh
guru adalah metode ceramah dan penugasan.
37
b. Respon siswa dalam proses pembelajaran yaitu banyak bertanya karena
ketidaktahuan, tidak ada yang aktif mengemukakan pendapat ataupun
berdiskusi.
c. Pada saat kegiatan pembelajaran siswa kurang bersemangat dan kurang
termotivasi untuk belajar.
d. Kurangnya jiwa kompetisi sesama teman baik dari sikap maupun hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.
e. Siswa tidak terbiasa belajar kelompok.
f. Tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah siswa rendah.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi menyimak penjelasan
denah yang berjudul Denah Kelas Dodi. Selama proses pembelajaran
disepakati bahwa guru kelas IV tahun lalu yang mengajar Bahasa Indonesia
bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti, guru kelas IV tahun ini
sebagai observer yang mengamati siswa selama proses pembelajaran.
Sedangkan peneliti mengajar Bahasa Indonesia kepada siswa di kelas dengan
materi menyimak penjelasan denah yang berjudul Denah Kelas Dodi.
Dari hasil tes awal keterampilan menyimak penjelasan denah siswa
dengan judul Putri ke Rumah Dina diperoleh skor rata-rata kelas sebesar
66,47 dengan nilai terendah 40,00 serta nilai tertingginya 80,00 (terlampir).
Berdasarkan skor tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata keterampilan meyimak
penjelasan denah siswa masih rendah. Hal ini mendorong peneliti melakukan
suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah
siswa dengan menggunakan suatu model pembelajaran yaitu pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisisons).
Kegiatan selanjutnya peneliti berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru
kelas IV untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya agar disesuaikan dengan kondisi kelas yang ada sehingga
peneliti melaksanakan setiap tindakan pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar. Kemudian peneliti mensosialisasikan kepada siswa yang ada di kelas
tempat penelitian tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model pembelajaran ko