of 112 /112
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PENJELASAN DENAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU SALSABILA, KALISARI, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam oleh Desi Anggraeni NIM 1812018300156 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PENJELASAN DENAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31460/3/DESI... · peningkatan keterampilan menyimak penjelasan denah melalui

  • Author
    buibao

  • View
    226

  • Download
    1

Embed Size (px)

Text of PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PENJELASAN DENAH...

  • PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK

    PENJELASAN DENAH MELALUI PEMBELAJARAN

    KOOPERATIF TIPE STAD

    (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)

    PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH

    TERPADU SALSABILA, KALISARI, PASAR REBO,

    JAKARTA TIMUR

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

    oleh

    Desi Anggraeni

    NIM 1812018300156

    JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2015

  • iv

    ABSTRAK

    Desi Anggraeni (NIM: 1812018300156). Peningkatan Keterampilan

    Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajara Kooperatif Tipe STAD

    Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari,

    Pasar Rebo, Jakarta Timur.

    Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan manusia,

    penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis, pelancar komunikasi

    lisan, dan penambah informasi atau pengetahuan. Penelitian ini bertujuan

    mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

    pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak penjelasan denah. Penelitian

    ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai November 2015 di Madrasah Ibtidaiyah

    Terpadu Salsabila. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan

    kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Nilai ketercapaian pelaksanaan

    pembelajaran pada siklus I sebesar 60,00% dan siklus II sebesar 93,00%. Adapun

    ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak penjelasan denah pada siklus I

    67,06 dan siklus II 88,53. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan

    bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

    keterampilan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

    Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Disarankan kepada guru

    agar dapat menyajikan pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan model

    pembelajaran kooperatif supaya pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan

    bagi siswa.

    Kata Kunci: Keterampilan, Menyimak, Denah, Pembelajaran Kooperatif Tipe

    STAD.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang. Alhamdulillaahirobbilaalamiin, segala puji bagi Allah yang telah

    melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis

    dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan kemampuan yang penulis miliki.

    Skripsi yang ditulis dengan judul Peningkatan Keterampilan Menyimak

    Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas

    IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur .

    Untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah khususnya pada

    siswa, serta menambah pengetahuan teman-teman guru menggunakan

    pembelajaran kooperatif saat mengajar, juga memotivasi teman-teman yang lain

    untuk mengadakan penelitian yang lain.

    Penulis menyadari tanpa dukungan dan semangat dari semua pihak yang

    telah memberikan bantuan dengan tulus dan ikhlas dalam proses penyusunan

    skripsi ini, semua tidak akan berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan

    baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

    kasih yang tak terhingga kepada:

    1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. Khalimi, M.Ag., Kajur/Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekretaris Kajur/Kaprodi pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Dindin Ridwanudin, M.Pd., Ketua Pengelola Program DMS UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    5. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah

    banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan selama penyusunan

    skripsi ini.

    6. Dr. Hindun, M.Pd dan Ahmad Bahtiar, M.Hum, Dosen penguji skripsi yang

    telah banyak memberi saran dan perhatian selama sidang skripsi berlangsung.

  • vi

    7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    telah membimbing penulis selama perkuliahan.

    8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta, terutama karyawan perpustakaan yang telah sabar

    menunggu dan melayani penulis selama proses penyusunan skripsi..

    9. H. Andi Abdullah Saad, S.Pd.I., Kepala Madrasah Ibtidaiyah Terpadu

    Salsabila yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

    10. Choirus Salamah, S.Pd.I, Guru kelas IV, Diana, S.Pd.I, Guru kelas III,

    Suryanih, S.Pd.I, Guru kelas I, Ratna Marlianti, S.Pd., Guru kelas II

    Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila yang telah menemani dan membantu

    penulis dalam proses pelaksanaan penelitian, serta semua teman-teman guru,

    staf, karyawan, juga wali murid yang tidak saya sebutkan satu persatu, dan

    tak lupa semua murid-muridku tersayang.

    11. Suamiku tercinta Muhammad Yusuf dan buah hatiku yang selalu Ummi

    sayangi Naaja Tsurayya Yusuf yang terus menginspirsi Ummi, terima kasih

    atas pengorbanan, dukungan dan kasih sayang kalian selama ini.

    12. Ibuku dan Ibu mertuaku yang selalu mendoakanku baik dalam keadaan

    senang maupun susah,kakakku dan iparku yang selalu membantuku dan

    seluruh keluarga besarku yang terus menguatkanku.

    11.Teman-teman seperjuanganku di PGMI Dual Mode System khususnya kelas B,

    Indri, Eka, Shohah, Kiki, Nina, Ufi, Ifa, Ii, Siti Mulya, Ika (Aisyah), Ernah

    Pipit, Betty, Nurlis, Nela, Lela, Hany, Aburda, Irma, Syilvie, Umy, Nanik,

    Widia, Aliyah, Turki, Abdurahaman (Omen), Hailani, Fahrul, Dwi, Pudin,

    H.Basri, Syamsudin, Hasan Basri, Hilal, Jayadi, Kholil, Rohiman, Yusuf,

    yang telah memberi bantuan, dukungan dan doanya.

    Terima kasih juga untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan semua.

    Semoga Allah SWT memberikan kita semua keimanan yang teguh, kesehatan,

    kemurahan rezeki dan selalu di jalan yang diridhoi-Nya. Kritik dan saran demi

    kesempurnaan karya ilmiah ini sangat diharapkan.

    Jakarta, November 2015

    D. A

  • vii

    DAFTAR ISI

    Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi ...........................................................i

    Lembar Pengesahan ...........................................................................................ii

    Surat Pernyataan Karya Ilmiah ..........................................................................iii

    Abstrak ................................................................................................................iv

    Kata Pengantar ...................................................................................................v

    Daftar Isi .............................................................................................................vii

    Daftar Tabel .......................................................................................................x

    Daftar Gambar ....................................................................................................xi

    Daftar Lampiran .................................................................................................xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1

    B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................3

    C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................4

    D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................4

    E. Tujuan Penelitian .....................................................................4

    F. Kegunaan Hasil Penelitian . 5

    BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

    INTERVENSI TINDAKAN

    A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

    1. Keterampilan Menyimak penjelasan denah

    a. Keterampilan ...................................................................6

    b. Menyimak .......................................................................7

    c. Keterampilan Menyimak ................................................10

    d. Denah ..............................................................................11

    2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    a. Pembelajaran Kooperatif ................................................13

    b. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ..............................17

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................19

    C. Kerangka Berpikir .....................................................................20

  • viii

    D. Hipotesis Tindakan .....................................................................21

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................22

    B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..............22

    C. Subjek Penelitian ....................................................................24

    D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................24

    E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................24

    F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..........................30

    G. Data dan Sumber Data ............................................................31

    H. Instrumen Pengumpulan data ..................................................31

    I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................32

    J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ......................................33

    K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................33

    L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................35

    BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

    1. Penelitian Pendahuluan .....................................................36

    2. Tindakan Pembelajaran Siklus I .......................................38

    3. Tindakan Pembelajaran Siklus II .......................................49

    B. Analisis Data ...........................................................................55

    C. Pembahasan Temuan Penelitian .............................................59

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

    A. Kesimpulan .............................................................................61

    B. Implikasi .................................................................................61

    C. Saran .......................................................................................63

    Daftar Pustaka .....................................................................................................64

    Lampiran .......................................................................................................66

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok

    Belajar Konvensional .........................................................................15

    Tabel 2 Kegiatan Penelitian ............................................................................25

    Tabel 3 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan ............................................27

    Tabel 4 Tahap Penelitian Siklus I ....................................................................28

    Tabel 5 Tahap Penelitian Siklus II...................................................................29

    Tabel 6 Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik ....................34

    Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I .........................41

    Tabel 8 Hasil Tes Akhir Siklus I Keterampilan Menyimak Penjelasan

    Denah ............................................................................................44

    Tabel 9 Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I Keterampilan Menyimak

    Penjelasan Denah ................................................................................46

    Tabel 10 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siklus II ..................................52

    Tabel 11 Hasil Tes Akhir Siklus II Keterampilan Menyimak Penjelasan

    Denah ............................................................................................53

    Tabel 12 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ....54

    Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok .......56

    Tabel 14 Rekapitulasi Hasil pengukuran Keterampilan Menyimak Penjelasan

    Denah ............................................................................................57

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Keterampilan Menyimak ..................................................................10

    Gambar 2 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ........................20

    Gambar 3 Desain Model Kurt Lewin ................................................................23

    Gambar 4 Guru Sedang Memberi Pengarahan .................................................43

    Gambar 5 Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ...........................44

    Gambar 6 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah

    Siklus I .............................................................................................45

    Gambar 7 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................45

    Gambar 8 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................46

    Gambar 9 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah.........53

    Gambar 10 Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah .......................55

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    A. Lampiran I Perangkat Pembelajaran

    1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...................................66

    2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................................72

    B. Lampiran II Instrumen Penelitian

    1. Lembar Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...........................................77

    2. Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas ..........................78

    3. Lembar Catatan Lapangan .........................................................................79

    4. Pedoman Wawancara Guru .........................................................................80

    C. Lampiran III Hasil Instrumen Penelitian

    1. Daftar Hasil Tes Awal Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ..........81

    2. Daftar Hasil Tes Siklus I .............................................................................82

    3. Daftar Hasil Tes Siklus II ............................................................................83

    4. Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...............................................84

    5. Hasil Observasi Peneliti ..............................................................................88

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Ilmu pengetahuan dan keterampilan tidak mudah begitu saja kita peroleh.

    Sekolah merupakan salah satu sarana yang tepat untuk memperoleh ilmu

    pengetahuan dan keterampilan. Sekolah juga sebagai tempat proses belajar

    mempunyai kedudukan yang utama dalam menciptakan situasi interaktif yang

    edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan

    sumber belajar dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.

    Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi

    sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya

    bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan

    pembelajaran (bermain peran, percakapan mengenai topik tertentu, menulis

    karangan, dsb).

    Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses belajar dan mengajarkan bahasa

    Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa

    Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada

    siswa dengan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam

    mempelajari bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa

    daerah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia ini merupakan

    pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.

    Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, baik untuk

    dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Semakin tinggi

    pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih kesuksesan.

    Bahkan semakin tinngi pendidikan seseorang semakin mudah berkomunukasi

    dengan siapa saja.

    Pendidikan di Sekolah Dasar (SD/MI) bertujuan memberikan bekal

    kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang

    bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Terkait dengan

  • 2

    tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca dan tulis, maka peranan

    pengajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang bertumpu pada kemampuan dasar

    baca dan tulis, pembelajaran tidak hanya pada tahap belajar di kelas-kelas awal

    tetapi juga pada kemahiran atau penguasaan di kelas-kelas tinggi.

    Di sebagian siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan

    karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik

    sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi.

    Selama ini pengajaran bahasa Indonesia memang kita akui belum berjalan dengan

    efisisen dan efektif. Kemampuan guru-guru bahasa Indonesia belum

    dikategorikan sebagai kemampuan guru profesional. Penguasaan materi atau

    bahan pengajaran masih perlu ditingkatkan. Metode penyampaian perlu

    divariasikan agar lebih menarik dan sesuai tujuan pengajaran.

    Sehubungan dengan penangkapan materi ada kaitannya dengan keterampilan

    menyimak, masih banyak siswa yang masih kurang dalam hal menyimak materi

    yang disampaikan oleh guru. Jika apa yang disimak kemudian dituliskan kembali

    pada umumnya tidak sesuai dengan isi yang disimak, dalam hal ini di kelas IV

    menyimak penjelasan denah.

    Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti pada hari

    Selasa, 11 Agustus 2015 di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila pada siswa

    kelas IV terakait dengan persoalan menyimak di atas, diketahui bahwa

    permasalahan menyimak memang masih perlu penanganan yang lebih baik lagi,

    terutama tentang penjelasan denah. Pada waktu guru memperdengarkan tentang

    penjelasan denah rumah, hanya sebagian siswa yang menyimak dengan baik, hal

    ini dapat dilihat dari sebagian

    siswa yang meminta diulang apa yang diperdengarkan oleh guru, bahkan ada

    siswa yang sama sekali tidak peduli.

    Walaupun demikian, para guru tidak boleh pesimis, tetapi justru data ini harus

    jadi pemicu untuk bekerja lebih kreatif, semangat, dan cerdas. Guru dituntut lebih

    profesional lagi, banyak belajar, mencari inovasi-inovasi baru untuk

    perkembangan dan kemajuan putra-putri negeri ini sebagai generasi masa depan

    yang penuh harapan.

  • 3

    Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan

    denah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti akan menerapkan model

    pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).

    Alasan peneliti menerapkan model tersebut karena tipe STAD adalah

    pembelajaran kooperatif yang paling mudah diterapkan oleh guru dan mudah

    diikuti oleh siswa dari pembelajaran kooperatif yang lain.

    Dalam penerapan pembelajaran STAD, pertama-tama siswa mengikuti

    serangkaian instruksi guru tentang keterampilan menyimak dan menulis,

    kemudian praktik, lalu prapenelitian dan kuis hingga anggota-anggota di

    dalamnya menyatakan benar-benar siap. Penghargaan (reward) juga akan

    diberikan kepada kelompok-kelompok baik yang mampu atau pun kurang mampu

    menunjukkan performa peningkatan dalam aktifitas menyimak. Bagi kelompok

    yang kurang mampu bertujuan sebagai motivasi untuk pembelajaran selanjutnya.

    Sesuai dengan permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka perlu

    diadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang Peningkatan Keterampilan

    Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (

    Student Teams Achievement Divisions) pada pembelajaran Bahasa Indonesia

    siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo,

    Jakarta Timur.

    B. Identifikasi Area dan Fokus penelitian

    Dari uraian latar belakang masalah tersebut diketahui beberapa faktor yang

    mempengaruhi kemampuan menyimak penjelasan denah pada siswa dalam mata

    pelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:

    1. Keterampilan menyimak penjelasan denah pada siswa relatif kurang baik.

    2. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa membosankan.

    3. Penyampaian materi yang kurang menarik.

    4. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam proses

    pembelajaran.

    5. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar.

    6. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam pengembangan strategi pembelajaran.

  • 4

    C. Pembatasan Masalah

    Agar penelitian lebih terarah pada tujuan dan sesuai dengan identifikasi

    masalah yang dipaparkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian

    sebagai berikut:

    a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan

    keterampilan menyimak penjelasan denah pada pembelajaran Bahasa

    Indonesia.

    b. Penelitian akan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari,

    Pasar Rebo, Jakarta Timur pada siswa kelas IV. Terhitung bulan Juni sampai

    dengan bulan November 2015.

    D. Perumusan Masalah Penelitian

    Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas, maka rumusan

    permasalahan yang dapat peneliti ajukan adalah:

    Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

    Teams Achievement Divisions) dalam meningkatkan keterampilan menyimak

    penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila,

    Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur?

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauh mana penerapan

    model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

    dalam menyimak penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

    Terpadu Salsabila.

  • 5

    F. Kegunaan Hasil Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

    1. Teoretis

    Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

    dan masukan bagi peneliti lain serta dapat menambah keilmuan di dunia

    pendidikan.

    2. Praktis

    a. Bagi Siswa

    Dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah dalam

    mata pelajaran bahasa Indonesia.

    b. Bagi Guru

    Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperoleh

    keterampilan baru yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

    STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam menyimak

    penjelasan denah pada siswa kelas IV.

    c. Bagi Sekolah

    Dapat digunakan sebagai bahan membuat kebijakan dalam meningkatkan

    mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

    INTERVENSI TINDAKAN

    A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

    1. Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah

    a. Keterampilan

    Pembelajaran di kelas tidak sekadar mengajarakan pengetahuan, akan tetapi

    guru dituntut mengajarkan keterampilan.

    Menurut Oemar Hamalik, Suatu keterampilan adalah serangkaian gerakan-

    gerakan. Keterampilan seringkali disebut keterampilan perseptual motorik

    yang menitikberatkan pada kondisi persepsi (mata) dan tindakan motorik

    (tangan). Keterampilan verbal titik beratnya adalah lidah, jadi bukan pada

    tangan atau mata, yang mendasari belajar verbal.1 Menurut Kamus Besar

    Bahasa Indonesia, terampil berarti cakap dalam menyelesaikan tugas;

    mampu dan cekatan. Keterampilan: kecakapan untuk menyelesaikan

    tugas.2

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu keterampilan

    sesungguhnya adalah keseluruhan pola respon. Keterampilan adalah

    kecakapan yang dimiliki siswa setelah mendapatkan seluruh pembelajaran.

    Pengajaran keterampilan dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut:

    (1) telaah keterampilan

    (2) menilai tingkah laku dasar siswa

    (3) mengembangkan latihan (training) dalam komponen unit

    keterampilan atau abilitas keterampilan

    (4) menentukan dan mampertunjukkan keterampilan bagi siswa

    (5) menyediakan tiga kondisi belajar yang mendasar.3

    1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ( Jakarta:

    Bumi Aksara, 2009), Cet.VIII, h. 173-174.

    2Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Media Pustaka

    Phoenix, 2010), Cet. V, h. 868.

    3 Hamalik, op. cit. h. 174-178

  • 7

    Diharapkan dengan mengikuti langkah-langkah tersebut pengajaran

    keterampilan dapat berjalan dengan lancar.

    b. Menyimak

    Komponen keterampilan dalam Bahasa Indonesia adalah

    menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut

    adalah rangkaian yang tak terpisahkan.

    Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran berbahasa lisan

    sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan

    menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna

    namun tetap berbeda dalam arti. Mendengar diartikan sebagai

    menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti

    mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang

    menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa

    yang diucapkan atau dibaca orang.4

    Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan

    manusia. Dengan menyimak, seseorang dapat mengenal bunyi

    suatu bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulang-ulang

    disimak itu akhirnya ditiru, diucapkan, dan dipraktikkan dalam

    kegiatan berbicara. Menyimak juga mempunyai peranan penting

    sebagai dasar belajar berbahasa, penunjang keterampilan berbicara,

    membaca dan menulis, pelancar komunikasi lisan, dan penambah

    informasi atau pengetahuan.5

    Tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, simak berarti

    menyimak: mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang

    diucapkan atau dibaca orang.6

    Henry Guntur Tarigan mengungkapkan, Menyimak adalah suatu

    proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

    perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh

    informasi menangkap isi atau pesan, serta memahami makna

    komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran

    atau bahasa lisan.7

    Dari uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa

    menyimak tidak hanya suatu kegiatan mendengarkan tetapi selain

    4 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,

    2005), Cet VII, h. 2.5. 5 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Kelas

    Tinggi, Edisi I, (Bandung: UPI Press, 2007) h. 37. 6 Phoenix, op. cit. , h. 799.

    7 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

    Angkasa, 2008), h. 31.

  • 8

    mendengarkan juga dapat mengungkapkan isi dari yang didengar.

    Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djago Tarigan bahwa dalam

    peristiwa menyimak ada tiga faktor dominan. Pertama, faktor

    kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata. Kedua faktor pemahaman

    harus ada dan tampak pula dengan jelas sehingga faktor ketiga, yakni,

    faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula.8

    Kegiatan menyimak dilakukan dengan bermacam tujuan, yang

    antara lain sebagai berikut:

    1) memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara, artinya dia menyimak untuk belajar.

    2) menikmati keindahan audial. 3) mengevaluasi. 4) mengapresiasi materi simakan. 5) mengkomunikasikan ide-ide. 6) membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. 7) memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. 8) meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang

    selama ini diragukannya.9

    Isah Cahyani dan Hodijah mengemukakan komunikasi dalam

    menyimak bahwa, perlu adanya unsur-unsur dasar yang mendukung

    yaitu : (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4)

    bahasa lisan yang digunakan.10

    Kegiatan menyimak dalam prosesnya dilakukan melalui tahapan

    berikut.

    1. Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara.

    2. Tahap memahami; setelah mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang

    disampaikan oleh si pembicara.

    3. Tahap menginterpretasi; menyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi

    ujaran sang pembicara.

    4. Tahap mengevaluasi; setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun

    mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat atau gagasan sang

    8 Tarigan, op. cit, h. 2.6.

    9 Resmini dan Juanda , op. cit., h. 25.

    10Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung:

    UPI Press, 2007), Cet. I, h. 28.

  • 9

    pembicara, di mana keunggulan dan kelemahan, di mana

    kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan

    demikian sudah sampai pada tahap mengevaluasi.

    5. Tahap menanggapi; merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap

    serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan sang

    pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.11

    Penjelasan berikutnya selain berbagai hal di atas tentang

    menyimak yaitu ragam menyimak diantaranya:

    1. Menyimak Ekstensif

    Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis

    kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umumdan

    lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah

    bimbingan langsung dari seorang guru.

    2. Menyimak Intensif

    Kalau menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang

    jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.12

    Pada tahun 1949 Tulare County School menyusun sebuah buku

    petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul Tulare

    County Cooperative Languange Arts Guide. Khusus

    keterampilan menyimak, dalam buku petunjuk tersebut terdapat

    uraian berkaitan dengan bentuk kemampuan menyimak anak usia

    TK-SD salah satunya yaitu:

    Kelas tiga dan empat (71/2- 10 tahun)

    1. Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dari sumber kesenangan.

    2. Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu

    serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan

    dengan hal itu.

    3. Memperhatikan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi-ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.

    13

    Demikianlah penjelasan tentang menyimak. Semoga dapat

    menambah pengetahuan tentang keterampilan bahasa terutama

    keterampilan menyimak.

    11Resmini dan Juanda. loc. cit.

    12Henry Guntur Tarigan, op. cit., h. 38 dan 44.

    13Resmini dan Juanda . loc. cit.

  • 10

    c. Keterampilan Menyimak

    Dari uraian di atas tentang keterampilan dan tentang menyimak

    selanjutnya akan dijelaskan kedua gabungan kata tersebut yaitu

    keterampilan menyimak. Berikut uraiannya lebih lengkap.

    Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet berpendapat keterampilan

    menyimak merupakan aktivitas atau kegiatan yang paling awal

    dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses pemerolehan

    keterampilan bahasa. Sebelum anak dapat melakukan berbicara,

    membaca, apalagi menulis, kegiatan (aktivitas) menyimaklah yang

    pertama dilakukan. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan

    bahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara,

    membaca, dan terakhir menulis.14

    Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan

    berbahasa yang bersifat reseptif. Langkah pertama dari kegiatan

    keterampilan menyimak ialah proses psikomotorik untuk menerima

    gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impuls-impuls

    tersebut ke otak. Keterampilan menyimak pada tahapan lebih tinggi

    mampu menginformasikan kembali pemahamannya melalui

    keterampilan berbicara maupun menulis.15

    Keterampilan menyimak menurut Rost dalam buku Iskandarwassid

    dan Dadang Sunendar digambarkan dalam gambarberikut ini:

    Keterampilan

    Mempersepsi: Keterampilan a. Membedakan bunyi Keterampilan Menyintesis:

    bahasa. Menganalisis: a. Menghubungkan

    b. Mengenali kata. a. Mengidentifikasi penanda bahasa

    satuan gramatikal. dengan penanda lainnya

    b. Mengidentifikasi

    satuan pragmatis. b. Memanfaatkan latar

    belakang

    pengetahuan.

    Gambar 1. Keterampilan Menyimak

    14

    Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa

    Indonesia (Teori dan aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), Cet. I, h. 11.

    15

    Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: UPI

    dengan PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. III, h. 227 dan 229.

    KETERAMPILAN

    MENYIMAK

  • 11

    Beberapa upaya untuk peningkatan keterampilan menyimak adalah

    sebagai berikut:

    1. Berbicaralah dengan pembelajar dalam Bahasa Indonesia. 2. Jadikanlah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam

    pelaksanaan proses pembelajaran.

    3. Kenalkan pembelajar pada beberapa penutur Bahasa Indonesia, secara pribadi atau melalui video atau kaset rekaman.

    4. Berilah kesempatan kepada pembelajar agar mereka belajar mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas atau

    inisiatif sendiri.

    5. Rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar secara pribadi.

    6. Lebih berfokuslah pada pengajaran daripada evaluasi. 7. Carilah cara yang efektif untuk memanfaatkan rekaman audio

    atau video yang sejalan dengan bahan pembelajaran yang akan

    disajikan.16

    d. Denah

    Seseorang yang ingin ke suatu tempat namun tidak tahu dapat

    bertanya kepada orang lain. Denah juga dapat diperlukan hingga bisa

    sampai ke tujuan.

    Denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan,

    atau suatu tempat. Denah juga dapat berarti rancangan rumah dan

    bangunan.17

    Dapat juga dikatakan denah merupakan gambar yang

    menunjukkan letak kota, jalan, atau tempat tertentu. 18

    Hal senada juga

    dituliskan dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap bahwa denah

    berarti gambar peta yang menunjukkan keadaan tempat jalan,

    bangunan, sungai, dan sebagainya.19

    Menurut Kamus Lengkap Bahasa

    Indonesia denah berarti rancangan, gambar rancangan.20

    Jadi dapat

    16

    Ibid, 281-283. 17

    New Teaching Resource, Seri Pendalaman Materi Plus, (Jakarta: Erlangga,

    2009), h. 18. 18

    Yessi Sitorus, Bahasa Indonesia Kelas 4 Denah, diakses tanggal 21 Agustus 2015

    dari (http:/Sitorusyessi ca.blogspot.com/2013/0/bahasa-Indonesia-kelas-4

    denah.html). 19

    Daryanto S. S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), h.

    162.

    20 Ananda Santoso dan A. R. Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,

    (Surabaya: Alumni), h. 95

  • 12

    disimpulkan denah adalah gambar, rancangan atau bagan untuk

    memberikan informasi letak sesuatu.

    Dalam membuat denah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

    oleh si pembuat denah. Adapun syarat-sayarat membuat denah

    antara lain:

    1. Informasi yang diwujudkan bentuk gambar dalam denah tidak membingungkan pembaca denah.

    2. Denah dan segala isinya mudah dipahami. 3. Denah memberi gambaran yang sebenarnya tetapi diwujudkan

    dalam simbol dan gambar.

    4. Tampilan denah hendaknya menarik, rapi, dan bersih. 5. Kata-kata yang digunakan untuk memberikan nama tempat,

    keterangan harus singkat, padat, informatif, dan mudah

    dimengerti.

    6. Simbol, tanda, atau keterangan dalam denah tidak mengganggu pembaca untuk memahami isi denah yang sebenarnya.

    7. Denah diberi tanda atau keterangan arah mata angin.21

    Manfaat denah antara lain sebagai berikut:

    1. Sebagai pedoman atau petunjuk suatu tempat, misalnya, denah

    perkawinan, denah perkemahan, dll.

    2. Sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu pekerjaan, misalnya

    denah rumah dan denah sekolah.22

    Jika sudah mengetahui syarat-syarat membuat denah dan manfaat

    denah, berikut adalah langkah-langkah membuat denah.

    1. Mengetahui dan memahami betul kenampakan wilayah (ciri-ciri khas wilayah) yang akan dibuat denah. Selanjutnya ciri tersebut

    digunakan sebagai penanda, misalnya jalan, gapura, tugu,

    tempat ibadah atau sarana-sarana umum.

    2. Menggambarkan kenampakan jalan-jalan yang terdapat di wilayah yang akan menuju arah atau objek yang akan dituju.

    Untuk memperjelas dan memudahkan pembaca, harus

    dicantumkan nama jalan-jalan yang terdapat dalam denah.

    3. Melengkapi denah dengan gambar atau objek-objek penting. Objek yang penting ditandai dengan simbol-simbol yang umum,

    misalnya terminal bus disimbolkan dengan gambar bus atau

    rumah sakit disimbolkan dengan palang merah.

    21Sitorus, loc. cit.

    22

    New Teaching Resource, loc. cit.

  • 13

    4. Mencantumkan tanda arah mata angin atau petunjuk agar pembaca denah mengetahui letak atau posisi objek-objek yang

    digambarkan pada denah.

    5. Memberi judul pada denah. Judul denah digunakan untuk memahami denah sebelum meneliti isi denah.

    23

    Dari penjelasan tentang denah di atas, kita dapat memahami

    denah dan dapat membuat denah dengan baik. Sebab denah penting

    untuk mengetahui letak suatu tempat.

    2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    a. Pembelajaran Kooperatif

    Proses belajar di sekolah pastinya melibatkan guru dan siswa.

    Dalam hal ini seorang guru dapat menggunakan model pembelajaran

    kooperatif.

    Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

    menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat

    sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

    akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).

    Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok

    akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu

    menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian,

    setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif.

    Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan

    memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan

    keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap

    individu akan saling membantu, mereka akan memiliki motivasi

    untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan

    memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi

    demi keberhasilan kelompok.Strategi Pembelajaran Kooperatif

    (Cooperative Learning) (SPK). SPK merupakan strategi

    pembelajaran kelompok yang akhir-akhir menjadi perhatian dan

    dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.24

    Roy Killen dalam bukunya yang berjudul Effective Teaching

    Strategies menjelaskancooperation means working together to

    achieve share goals, so cooperative learning is an insructional

    startegy in which learners work together in small groups to help

    23 Sitorus, loc. cit.

    24

    Wina Sunjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. V,

    h. 309.

  • 14

    another achieve a common learning goal.25

    Jadi penjelasan Roy

    Killen yaitu pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi

    pembelajaran bersama dalam grup kecil yang saling berinteraksi

    untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat

    dijelaskan oleh Rusman sebagai berikut:

    1. Pembelajaran secara tim

    2. Didasarkan pada manajemen kooperatif

    3. Kemauan untuk bekerja sama

    4. Keterampilan bekerja sama26

    Berikut terdapat empat dasar pembelajaran kooperatif, seperti

    dijelaskan oleh Wina Sunjaya di bawah ini.

    1. Prinsip Ketergantungan Positif (positive interdependence)

    2. Tanggung Jawab Perseorangan (individual accountability)

    3. Interaksi tatap Muka (face to face promotion interaction)

    4. Partisipasi dan Komunikasi (participation communication)27

    Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada

    prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.

    1. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok- pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam

    kelompok. Tujuan tahapan ini adalah pemahaman siswa

    terhadap pokok materi pelajaran.

    2. Belajar Kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok

    yang telah dibentuk sebelumnya.

    3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu

    atau kelompok.

    4. Pengakuan Tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan

    25

    Roy Killen, Effective Teaching Strategies, 5th Edition (Australia:

    Thomson/Social Science Press, 2009), h. 212. 26

    Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

    Edisi kedua, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. V, h. 207.

    27

    Sunjaya, op. cit., h. 310-311

  • 15

    penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim

    untuk terus berprestasi lebih baik lagi.28

    Dari uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran

    kooperatif memiliki karakteristik, langkah-langkah, lingkungan

    belajar dan sistem pengelolaan yang khas dibandingkan dengan

    model pembelajaran konvensional. Berikut perbedaan antara

    keduanya.

    Tabel 1

    Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok

    Belajar Konvensional29

    Kelompok Belajar

    Kooperatif

    Kelompok Belajar

    Konvensional

    Adanya saling ketergantungan

    positif, saling membantu, dan

    saling memberikan motivasi

    sehingga ada interaksi promotif.

    Guru sering memberikan adanya

    siswa yang mendominasi

    kelompok atau menggantungkan

    diri pada kelompok.

    Adanya akuntabilitas individual

    yang mengukur penguasaan

    materi pelajaran tiap anggota

    kelompok, dan kelompok diberi

    umpan balik, tentang hasil belajar

    para anggotanya sehingga dapat

    saling mengetahui siapa yang

    memerlukan bantuan dan siapa

    yang dapat memberikan bantuan.

    Akuntabilitas individual sering

    diabaikan sehingga tugas-tugas

    sering diborong oleh salah

    seorang anggota kelompok

    sedangkan anggota kelompok

    lainnya hanya mendompleng

    keberhasilan pemborong.

    Kelompok belajar heterogen, baik

    dalam kemampuan akademik,

    jenis kelamin, ras, etnik, dan

    sebagainya sehingga dapat saling

    mengetahui siapa yang dapat

    memberikan bantuan.

    Kelompok belajar biasanya

    homogen.

    Pimpinan kelompok dipilih secara

    demokratis atau bergilir untuk

    memberikan pengalaman

    memimpin bagi para anggota

    kelompok.

    Pemimpin kelompok sering

    ditentukan oleh guru atau

    kelompok dibiarkan untuk

    memil;ih pemimpinnya dengan

    cara masing-masing.

    Keterampilan sosial yang

    diperlukan dalam kerja gotong-

    royong seperti kepemimpinana,

    Keterampilan sosial sering tidak

    secara langsung diajarkan.

    28Rusman, op. cit., h. 212-213.

    29

    Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Edisi I (Jakarta:

    Kencana, 2009), h. 58-59.

  • 16

    kemampuan berkomunikasi,

    memercayai orang lain, dan

    mengelola konflik secara

    langsung diajarkan.

    Pada saat belajar kooperatif

    sedang berlangsung guru terus

    melakukan pemamtauan melalui

    observasi dan melakukan

    intervensi jika terjadi masalah

    dalam kerjasama antar anggota

    kelompok.

    Pemantauan melalui observasi

    dan intervensi sering tidak

    dilakukan oleh guru pada saat

    belajar kelompok sedang

    berlangsung.

    Guru memerhatikan proses belajar

    kelompok yang terjadi dalam

    kelompok-kelompok belajar.

    Guru sering tidak memerhatikan

    proses belajar kelompok yang

    terjadi dalam kelompok-

    kelompok bealajar.

    Penekanan tidak hanya pada

    penyelesaian tugas tetapi juga

    hubungan interpersonal

    (hubungan antara pribadi yang

    saling menghargai).

    Penekanan sering hanya pada

    penyelesaian tugas.

    Setiap strategi pembelajaran apapun tidak ada yang unggul atau

    paling baik dari yang lain. Dalam hal ini strategi pembelajaran

    kooperatif memilki kelebihan dan kekurangan. Uraiannya sebagai

    berikut:

    Kelebihan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:

    1. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

    2. Optimalisasi partisipasi siswa. 3. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk

    berbagi dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana

    gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk

    mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

    berkomunikasi.

    4. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan

    teratur.

    5. Meningkatkan penerimaan. 6. Meningkatkan hubungan positif. 7. Motivasi intrinsik makin besar. 8. Percaya diri yang tinggi. 9. Perilaku dalam tugas lebih. 10. Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah. 11. Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya.

  • 17

    12. Siswa mengartikan apa yang guru bicarakan kepada apa yang dikatakan siswa untuk peer mereka.

    13. Siswa meningkat dalam kolaborasi kognitif. Mereka mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-

    teman sekelas mereka.

    Adapun kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:

    1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang

    lemah.

    2. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.

    3. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

    30

    Pembelajaran kooperatif adalah salah satu dari sekian model

    pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru. Sehingga

    proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan.

    b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif. Salah satu dari

    beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang akan dibahas di sini

    adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).

    Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya

    di Universitas John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi

    kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan,

    jenis kelamin, dan sukunya. STAD merupakan suatu metode

    generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran

    komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran

    dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi

    kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru

    menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau

    mengganti materi-materi ini.31

    Setiap kegiatan pembelajaran diperlukan adanya persiapan, dalam

    hal ini pembelajaran kooperatif tipe STAD pun perlu persiapan,

    menurut Trianto di antaranya perangkat pembelajaran, membentuk

    kelompok kooperatif, menentukan skor awal, pengaturan tempat

    30

    Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal

    Pendidikan Islam Depag RI, 2009), Cet I, h. 248-249. 31

    Rusman, op. cit., h. 215-216.

  • 18

    duduk, kerja kelompok. 32

    Setelah dilakukan persiapan, maka

    berikutnya adalah langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

    STAD sebagai berikut menurut Rusman, (1) Penyampaian Tujuan

    dan Motivasi, (2) Pembagian Kelompok, (3) Presentasi dari Guru, (4)

    Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim), (5) Kuis (Evaluasi), (6)

    Penghargaan Prestasi Tim.33

    Dari penjelasan di atas dapat dilihat

    bahwa tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang

    sederhana.

    Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe

    STAD Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

    Metode STADSetiap model pembelajaran mempunyai kelebihan

    dan kekurangan, begitu juga dengancooperative learning. Menurut

    Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai

    kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

    Kelebihan:

    a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat

    guru maupun tes baku.

    b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol

    untuk keberhasilan akademisnya.

    c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan

    pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang

    berbeda etnis.

    Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning

    mempunyai kekurangan sebagai berikut:

    a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu

    menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam

    kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet.

    b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari

    empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung

    menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila

    kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak

    mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam

    penyelesaian tugas.

    c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik

    yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan

    kurang efektif.34

    32

    Trianto, op. cit., h. 69-70.

    33

    Rusman. loc. cit. 34

    http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-team-achievement-

    division-stad_3721.html, diakses tanggal 25 April 2016

    http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-team-achievement-

  • 19

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Leni Pawitri dengan judul skripsi Peningkatan Kemampuan Membaca

    Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN

    Jagan 02, Jagan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

    Kesimpulannya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

    meningkatkan kemampuan membaca denah.

    Perbedaan penelitian Leni Pawitri dengan skripsi ini adalah pada

    penelitian yang saya lakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak.

    Skripsi yang disusun Leni Pawitri adalah untuk meningkatkan kemampuan

    membaca.

    Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi, dengan judul skripsi Penerapan

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan

    Keterampilan Menyimak Cerita Siswa SDN Mojongapit III Jombang.

    Kesimpulannya dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat

    meningkatkan keterampilan menyimak cerita.

    Perbedaan penelitian Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi dengan

    skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak

    penjelasan denah. Skripsi yang disusun Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi

    adalah menyimak cerita.

    Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad, dengan judul skripsi

    Peningkatan Keterampilan Mendeskripsikan Denah Dengan Diskusi

    Kelompok Kelas IV A SD Gembala Baik I. Kesimpulannya setelah

    siklus dua dilaksanakan ada peningkatan keterampilan berbicara.

    Perbedaan penelitian Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad

    dengan skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak

    penjelasan denah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Skripsi yang

    disusun Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad adalah

    mendeskripsikan denah dengan diskusi kelompok.

    Tampaknya model pembelajaran kooperatif khususnya tipe STAD

    dilihat dari kajian temuan penelitian di atas menunjukkan efektifitas yang

    tinggi bagi perolehan keterampilan siswa. Penguasaan materi pelajaran,

  • 20

    pengembangan sikap sosial serta keterampilan bahasanya yang diharapkan

    dapat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan di masyarakat.

    C. Kerangka Berpikir

    Kemampuan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT

    Salsabila masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang

    dilakukan guru masih bersifat konvensional yang hanya berceramah dan

    menggunakan metode penugasan, sehingga siswa kurang tertarik dalam

    mengikuti pelajaran. Hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti

    makna dan tujuan dari pembelajaran, sehingga Bahasa Indonesia selalu

    dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit dan kurang menarik serta

    membosankan.

    Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan

    menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT Salsabila adalah melalui

    penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

    Achievement Divisions), karena model pembelajaran kooperatif memiliki

    beberapa keuntungan, yaitu dapat meningkatkan kepekaan dan

    kesetiakawanan sosial, menghilangkan sikap egois, membangun

    persahabatan dan belajar mengenai sikap, keterampilan, serta perilaku

    sosial.

    Untuk mengatasi hal tersebut di atas perlu diadakan pembenahan

    dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya dalam

    pembelajaran menyimak. Solusi yang diambil adalah dengan menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran menyimak

    penjelasan denah. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

    STAD siswa akan lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran

    bahasa Indonesia khususnya menyimak penjelasan denah. Setelah

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka kemampuan

    menyimak penjelasan denah siswa pun meningkat.

    Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan

    jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan,

  • 21

    maka kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar

    penelitian mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.

    Adapun skema itu adalah sebagai berikut:

    Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

    D. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas. Maka dapat

    dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas, yaitu melalui pembelajaran

    kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievemen Divisions) diduga dapat

    meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah dalam

    pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

    Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

    Kondisi

    Awal

    Dilakukan

    tindakan

    Kondisi

    Akhir

    Pembelajaran yang dilaksanakan

    guru bersifat konvensional yaitu

    hanya menggunakan metode

    ceramah dan penugasan

    Menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe STAD dalam

    pembelajaran menyimak

    penjelasan denah

    Siswa menjadi lebih semangat

    dalam pembelajaran sehingga

    keterampilan menyimak

    penjelasan denah siswa meningkat

    Keterampilan

    Menyimak

    penjelasan

    denah siswa

    rendah

    Siklus I

    Siklus II

  • 22

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MIT Salsabila, yang terletak di Jl. Batas I No.

    50, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian

    dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016, di bulan Juni sampai

    dengan bulan November 2015.

    Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat mengajar

    peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan mudah didapatkan

    dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.

    B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

    Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas.

    Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki

    peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu

    pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

    Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru)

    mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan

    memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas

    melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah

    atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati

    pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan

    dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK

    diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture)

    dikalangan para guru. PTK menawarkan peluang sebagai strategi

    pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini menenmpatkan guru

    sebagai peneliti, agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif.1

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus, di mana tiap-tiap

    siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:

    1. Perencanaan (planning) tindakan meliputi:

    1Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,

    (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. IX, h. 41.

  • 23

    a. semua langkah tindakan secara rinci; b. segala keperluan pelaksanaan PTK (materi atau bahan ajar, metode

    mengajar, serta teknik dan instrumen observasi);

    c. perkiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan. 2.Pelaksanaan (acting) tindakan: realisasi dari teori dan teknik mengajar serta

    tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya;

    3.Pengamatan tindakan (pengumpulan data dan informasi). Dalam

    pengamatan atau observasi harus mengacu pada instrumen yang sudah

    dibuat dan dimungkinkan melibatkan pengamat dari luar. Penggunaan

    teknik pengumpulan data dalam PTK ditentukan oleh sifat dasar data yang

    akan dikumpulkannya. Aspek yang diamati dalam PTK adalah:

    a) proses tindakan b) pengaruh tindakan c) keadaan dan kendala tindakan d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau

    mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya

    e) persoalan lain yang timbul selama kegiatan PTK berlangsung. 4. Refleksi (reflecting) terhadap tindakan, yang meliputi:

    (a) data yang dapat dianalisis (b) dalam analisis dapat melibatkan orang luar (c) menarik kesimpulan.2

    Hubungan keempat komponen tersebut merupakan satu siklus, hal ini dapat

    digambarkan sebagai berikur:

    Gambar 3. Desain Model Kurt Lewin3

    2 Ibid., h. 98-99.

    3 Ruswandi Hermawan, dkk., Metode Penelitian Pendidikan SD, ( Bandung: UPI Press, 2007), Cet. I, h. 127.

    ACTING

    OBSERVING REFLECTING

    PLANNING

  • 24

    C. Subjek Penelitian

    Adapun kelas yang dijadikan penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa

    17 orang yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pertimbangan

    dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil rundingan dengan guru kelas

    dan hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah menunjukkan bahwa siswa

    di kelas IV rata-rata memiliki kemampuan menyimak penjelasan denah yang

    relatif rendah dan peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga cocok sebagai

    tempat penelitian.

    D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana

    kegiatan. Peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses

    pembelajaran menyimak di kelas dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi

    masalah-masalah yang ada. Kemudian peneliti merencanakan kegiatan,

    melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan

    menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.

    Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Peneliti

    melaksanakan tindakan langsung berdasarkan rencana pembelajaran dan berusaha

    sebanyak mungkin mengumpulkan data sesuai fokus penelitian. Selain itu

    peneliti juga berperan membuat laporan dari apa yang dilaksanakan dengan

    dibantu beberapa guru yang bertindak sebagai pengamat (observer) yang akan

    memberikan saran atau pendapat-pendapatnya. Dengan keterlibatan peneliti

    secara langsung diharapkan data yang diperoleh lebih akurat.

    E. Tahapan Intervensi Tindakan

    Tahapan penelitian ini diawali dengan dilakukannya prapenelitian atau

    penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus

    terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi

    serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I

  • 25

    peneliti akan melanjutkan dengan tindakan II jika data yang diperoleh

    memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus selanjutnya.

    Tabel kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.

    Tabel 2

    Kegiatan Penelitian

    Kegiatan Pendahuluan - Observasi awal proses KBM di kelas penelitian

    - Wawancara guru

    - Tes diagnosa awal

    - Diperoleh masalah

    Siklus I

    Tahap Perencanaan

    Perencanaan pembelajaran dengan penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD

    Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi

    menyimak penjelasan denah untuk memperoleh

    pemahaman yang optimal melalui metode diskusi

    kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi.

    Tahap Observasi dan Evaluasi

    - Pengamatan proses pembelajaran

    - Evaluasi proses dan pembelajaran

    Tahap Analisis dan Refleksi

    Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan

    evaluasi pembelajaran siklus I

    Tahap Perencanaan

    Perencanaan berdasarkan hasil refleksi dari proses

    pembelajaran pada siklus I dengan pembelajaran

    kooperatif tipe STAD

    Tahap Pelaksanaan Tindakan

  • 26

    Siklus II

    Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi

    menyimak penjelasan denah untuk memperoleh

    pemahaman yang optimal melalui metode diskusi

    kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi.

    Tahap Observasi dan Evaluasi

    - Pengamatan proses pembelajaran

    - Evaluasi proses dan pembelajaran

    Tahap Analisis dan Refleksi

    Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan

    evaluasi pembelajaran siklus II.

    Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah

    sebagai berikut.

    1. Persiapan Pratindakan

    a. Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya

    meningkatkan kemampuan menyimak penjelasan denah Bahasa Indonesia

    dengan guru kelas.

    b. Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan

    dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran. Setiap tindakan

    pembelajaran memuat tiga strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimak

    penjelasan guru, menuliskan hasil simakan, mempresentasikan hasil temuan

    kelompok di depan kelas, dan membuat denah. Tindakan siklus I menyimak

    penjelesan denah ruang, sedangkan tindakan pembelajaran siklus II

    menyimak penjelasan denah toko.

    2. Pelaksanaan Tindakan

    a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I yaitu dengan penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan menyimak

    penjelasan denah ruang, kemudian diikuti dengan pelaksanaan tes,

    menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I yang

    telah dilaksanakan. Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan antara lain

  • 27

    memeriksa lembar observasi aktivitas peneliti dan siswa serta catatan

    lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini menjadi bahan perbaikan untuk

    pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil analisis serta refleksi

    terhadap hasil pembelajaran siswa dan aktivitas pembelajaran siklus I,

    peneliti merancang rencana tindakan pembelajaran siklus II untuk pokok

    bahasan menyimak penjelasan denah toko, kemudian diikuti dengan

    pelaksanaan tes, menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan

    tindakan siklus II yang telah dilaksanakan.

    b. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II yaitu dengan penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemudian diikuti dengan pelaksanaan

    tes kemampuan menyimak penjelasan denah dengan menjawab pertanyaan

    sesuai dari gambar denah, dan membuat kesimpulan tentang gambar denah

    dalam beberapa kalimat. Menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan

    tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan, kemudian hasilnya

    menjadi bahan rancangan tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya

    dan seterusnya.

    c. Melakukan wawancara kepada guru kolaborator di akhir siklus untuk

    mengetahui tanggapannya terhadap penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak

    penjelasan denah.

    3. Evaluasi Seluruh Tindakan

    Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan memberikan

    interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

    Prosedur penelitian di atas bila digambarkan seperti terlihat pada tabel berikut.

    Tabel 3

    Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan

    Kegiatan Pendahuluan

    1. Observasi di MIT Salsabila.

    2. Mengurus surat izin penelitian.

    3. Membuat instrumen penilaian.

    4. Menghubungi kepala sekolah.

  • 28

    5. Wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

    6. Menentukan kelas subjek penelitian.

    7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.

    8. Mensosialisasikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran

    kooperatif tipe STAD.

    Tabel 4

    Tahap Penelitian Siklus I

    Tahap Perencanaan

    1. Membuat rencana pengajaran.

    2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.

    3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.

    4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, dan

    keperluan observasi lainnya.

    5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus I.

    6. Menyiapkan alat dokumentasi.

    Tahap Pelaksanaan

    1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

    2. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan diterapkan adalah

    pembelajaran kooperatif tipe STAD yang memuat kegiatan guru membentuk

    kelompok belajar yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen, memberikan

    wacana, siswa bekerja sama saling mencocokkan hasil simakan dan

    menjadikan satu pemahaman dan menuliskan serta menggambarkan denah

    pada lembar LKS, mempresentasikan hasil kelompok, dan membuat

    kesimpulan bersama dengan guru. Siswa diberi LKS yang memuat tugas

    menuliskan hasil simakan dan menggambarkan denah tentang letak ruang.

    3. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS

    yang diberikan.

    4. Guru memperagakan cara mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas.

    5. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil

  • 29

    perolehan kelompoknya di depan kelas.

    6. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi

    kesalahan penyampaian informasi oleh siswa.

    7. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan

    denah .

    8. Dokumentasi

    Tahap Observasi

    Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari

    observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama

    proses pembelajaran

    Tahap Refleksi

    Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan

    dijadikan dasar pelaksanaan siklus II.

    Tabel 5

    Tahap Penelitian Siklus II

    Tahap Perencanaan

    Berdasarkan hasil observasi siklus I maka dilakukan perbaikan dengan

    perencanaan:

    1. Membuat rencana pengajaran.

    2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

    3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.

    4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, lembar

    wawancara guru, dan keperluan observasi lainnya.

    5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus II.

    6. Menyiapkan alat dokumentasi.

    Tahap Pelaksanaan

    1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    2. Guru menginformasikan bahwa pelajaran yang akan diterapkan masih

    menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa menyimak untuk

  • 30

    memperoleh pemahaman yang optimal untuk menjawab pertanyaan sesuai

    yang disimak, menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat, dan

    menyimpulkan gambar denah dalam beberapa kalimat.

    3. Siswa diberi LKS yang memuat tugas menulis isi simakan, gambar denah,

    dan menjawab pertanyaan sesuai isi simakan.

    4. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS

    yang diberikan.

    5. Guru memperagakan kembali bagaimana tahapan menjelaskan kembali di

    depan kelas.

    6. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil

    perolehan kelompoknya di depan kelas.

    7. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi

    kesalahan penyampaian informasi oleh siswa.

    8. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan

    denah.

    9. Dokumentasi.

    Tahap Observasi

    Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari

    observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama

    proses pembelajaran, kemudian menganalisis data yang telah terkumpul pada

    setiap pertemuan.

    Tahap Refleksi

    Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti berkolaborasi dengan guru

    kelas merencanakan untuk membuat kesimpulan hasil penelitian.

    F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

    Penelitian ini mengungkap masalah rendahnya keterampilan menyimak

    penjelasan denah. Data rendahnya keterampilan menyimak diperoleh dari hasil

    observasi prapenelitian. Kemudian dengan memanfaatkan teori-teori yang ada

    sebagai bahan pendukung dilakukan penelitian tindakan yaitu dengan mengubah

  • 31

    pembelajaran yang bersifat menjenuhkan dengan pembelajaran kooperatif tipe

    STAD. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan berdasarkan

    asumsi bahwa keterampilan menyimak penjelasan denah akan meningkat setelah

    diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

    Divisions).

    Penelitian tindakan ini diupayakan untuk memberikan solusi terhadap masalah

    yang dihadapi, yakni meningkatnya keterampilan menyimak penjelasan denah.

    Jika hasil yang diharapkan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan atau

    siklus berakhir. Penelitian ini berakhir atau dihentikan dengan indikator

    keberhasilan sebagai berikut.

    a. Tes Kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh pada akhir siklus

    menunjukkan nilai rata-rata kelas > 6,8.

    b. Dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi

    aktivitas kelompok siswa pada akhir siklus menunjukkan bahwa rata-rata

    keseluruhan mencapai lebih besar dari 60 %.

    G. Data dan Sumber Data

    Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

    1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,

    wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi.

    2. Data kuantitatif: hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah setiap

    siklus.

    Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti.

    H. Instrumen Pengumpulan Data

    1. Lembar Soal Tes

    Lembar soal tes digunakan untuk mengukur keterampilan menyimak

    penjelasan denah setelah diberikan perlakuan.

    2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran

    Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman observasi

    peneliti dan siswa. Pedoman observasi peneliti digunakan untuk menilai proses

  • 32

    mengajar peneliti, sedangkan pedoman observasi siswa digunakan untuk

    memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

    3. Pedoman Wawancara

    Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian.

    Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar

    Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan

    wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru

    terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.

    4. Catatan Lapangan

    Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama

    proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat teramati oleh lembar

    observasi.

    5. Dokumentasi

    Dokumentasi digunakan sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang

    dilakukan selama penelitian.

    I. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi, atau kejadian yang

    berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk

    menjawab pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1. Nilai tes kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh dari hasil tes

    siswa pada setiap akhir siklus.

    2. Hasil observasi proses pembelajaran, data hasil observasi terhadap tindakan

    penelitian ini ada dua. Pertama, data hasil observasi terhadap tindakan

    pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Kedua, data hasil observasi

    proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer.

    3. Hasil wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas di awal

    dan akhir penelitian . Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk

    mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia dan metode yang digunakan

    guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui

    tanggapan guru terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.

  • 33

    4. Hasil catatan lapangan, catatan lapangan ini dilakukan ketika proses

    pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama proses

    pembelajaran yang tidak teramati dengan lembar observasi.

    5. Hasil dokumentasi, dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang

    diambil pada saat pembelajaran berlangsung.

    J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

    Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi. Teknik

    triangulansi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

    sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

    pembanding terhadap data itu, dengan cara :

    a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;

    Hasil wawancara : guru tidak mengajarkan keterampilan menyimak, guru

    menggunakan metode ceramah, guru belum pernah menggunakan

    pembelajaran kooperatif.

    Hasil pengamatan: mengajarkan keterampilan menyimak, menggunakan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD.

    b) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum dengan

    yang dikatakan secara pribadi;

    c) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang tentang situasi penelitian

    dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

    d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

    dan pandangan orang lain;

    e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.4

    Hasil wawancara : guru mendukung pembelajaran kooperatif tipe STAD,

    pembelajaran siswa menjadi lebih menyenangkan.

    Isi dokumen : dituliskan langkah-langkah pemebelajaran kooperatif tipe STAD

    dalam RPP, ada peningkatan nilai keterampilan menyimak penjelasan denah.

    Cara tersebut dapat mempermudah pengecekan atau pembanding terhadap data

    peneliti yang sudah ada. 4Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. I, h. 84.

  • 34

    K. Analisis Data dan Interpretasi Data

    Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada

    saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan analisis data yang sudah terkumpul.

    Data yang sudah terkumpul berupa hasil Lembar Kerja Siswa, hasil observasi

    aktivitas siswa, catatan lapangan, dan lain-lain.

    Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada

    dari berbagai sumber kemudian mengadakan reduksi data menyusunnya dalam

    satuan-satuan dan mengkategorikannya kemudian diperiksa keabsahannya.

    Selanjutnya data dianalisis sehingga data berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-

    aktivitas siswa menjadi data yang memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

    Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa:

    1. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis dengan berpatokan

    pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan adalah dengan

    kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut:

    Tabel 6

    Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik

    Soal Skor Kriteria

    A

    Menyimak

    30 Siswa mendengarkan dan sedikit bertanya

    20 Siswa mendengarkan dan banyak bertanya

    10 Siswa kurang mendengarkan

    B

    Menuliskan hasil

    menyimak

    40 Jika kalimat sesuai dengan yang

    diperdengarkan

    30 Jika kalimat kurang sesuai dengan yang

    diperdengarkan

    20 Jika kalimat tidak sesuai dengan yang

    diperdengarkan

    C

    Membuat gambar denah

    30 Jika gambar tepat

    20 Jika gambar kurang tepat

    10 Jika gambar tidak tepat

    Total skor 100

  • 35

    Penilaian/Nilai Akhir = 100maksimalskor Jumlah

    benar yangskor Jumlah x

    Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap kemampuan menyimak penjelasan

    denah dengan cara melihat niali rata-rata siswa secara keseluruhan. Apabila

    nilai rata-rata kelas tersebut mencapai > 6,8 maka penelitian dihentikan.

    2. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi tindakan

    pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas siswa dalam

    kelompok. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan sangat baik

    (4), baik (3), sedang (2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan

    tersebut dihitung persentase total skor nya menggunakan rumus sebagai

    berikut.

    Persentase total skor = %100maksimumskor Jumlah

    skor alJumlah totx

    L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

    Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum

    mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan menyimak

    penjelasan denah, maka akan dilakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana

    perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa

    penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran kooperatif

    tipe STAD terhadap peningkatan keterampilan menyimak sesuai dengan indikator

    keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok bahasan menyimak penjelasan

    denah. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi menyimak penjelasan denah,

    untuk itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan faktor-faktor

    lain tersebut.

  • 36

    BAB IV

    DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

    1. Penelitian Pendahuluan

    PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dimulai dengan melakukan

    observasi awal di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Observasi ini

    dilakukan peneliti selama dua kali yaitu pada tanggal 15 Juni 2015 dan 11

    Agustus 2015. Pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015 peneliti menemui guru

    kelas IV yang mengajar Bahasa Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 11

    Agustus 2015 peneliti memberikan tes awal di kelas tempat penelitian.

    Observasi yang dilakukan peneliti pada hari Senin tanggal 15 Juni

    2015 adalah untuk mengetahui silabus yang digunakan guru kelas yang

    mengajar Bahasa Indonesia kelas IV sebagai bahan pertimbangan untuk

    melakukan proses penelitian dan melampirkan kalender pendidikan yang

    berlaku di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Selain itu, peneliti juga

    melakukan wawancara terhadap guru kelas IV yang mengajar Bahasa

    Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran

    yang biasa dilakukan dan untuk mengetahui permasalahan atau kendala yang

    dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV tersebut.

    Kemudian pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 peneliti memberikan

    soal tes keterampilan menyimak penjelasan denah kepada siswa kelas IV

    sebanyak dua butir pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah yang

    berjudul Putri ke Rumah Dina. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur skor

    awal keterampilan menyimak penjelasan denah siswa yang akan

    dibandingkan dengan skor keterampilan menyimak penjelasan denah siswa

    pada setiap akhir siklus penelitian.

    Adapun hasil pengamatan dari penelitian pendahuluan diantaranya:

    a. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini digunakan oleh

    guru adalah metode ceramah dan penugasan.

  • 37

    b. Respon siswa dalam proses pembelajaran yaitu banyak bertanya karena

    ketidaktahuan, tidak ada yang aktif mengemukakan pendapat ataupun

    berdiskusi.

    c. Pada saat kegiatan pembelajaran siswa kurang bersemangat dan kurang

    termotivasi untuk belajar.

    d. Kurangnya jiwa kompetisi sesama teman baik dari sikap maupun hasil

    belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.

    e. Siswa tidak terbiasa belajar kelompok.

    f. Tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah siswa rendah.

    Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi menyimak penjelasan

    denah yang berjudul Denah Kelas Dodi. Selama proses pembelajaran

    disepakati bahwa guru kelas IV tahun lalu yang mengajar Bahasa Indonesia

    bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti, guru kelas IV tahun ini

    sebagai observer yang mengamati siswa selama proses pembelajaran.

    Sedangkan peneliti mengajar Bahasa Indonesia kepada siswa di kelas dengan

    materi menyimak penjelasan denah yang berjudul Denah Kelas Dodi.

    Dari hasil tes awal keterampilan menyimak penjelasan denah siswa

    dengan judul Putri ke Rumah Dina diperoleh skor rata-rata kelas sebesar

    66,47 dengan nilai terendah 40,00 serta nilai tertingginya 80,00 (terlampir).

    Berdasarkan skor tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata keterampilan meyimak

    penjelasan denah siswa masih rendah. Hal ini mendorong peneliti melakukan

    suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah

    siswa dengan menggunakan suatu model pembelajaran yaitu pembelajaran

    kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisisons).

    Kegiatan selanjutnya peneliti berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru

    kelas IV untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

    disusun sebelumnya agar disesuaikan dengan kondisi kelas yang ada sehingga

    peneliti melaksanakan setiap tindakan pembelajaran dapat berjalan dengan

    lancar. Kemudian peneliti mensosialisasikan kepada siswa yang ada di kelas

    tempat penelitian tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

    menggunakan model pembelajaran ko