160
KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Pustaka Terhadap Hasil Penelitian di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program S1 Pendidikan Oleh: Siti Nur Aulia Fadilah 11160183000077 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

KETERAMPILAN MENYIMAK

SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Pustaka Terhadap Hasil

Penelitian di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program S1

Pendidikan

Oleh:

Siti Nur Aulia Fadilah

11160183000077

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …
Page 3: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …
Page 4: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …
Page 5: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …
Page 6: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

i

ABSTRAK

Siti Nur Aulia Fadilah (NIM : 11160183000077), KETERAMPILAN

MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Pustaka Terhadap Hasil

Penelitian di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta). Skripsi jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bagaimana keterampilan

menyimak siswa di sekolah dasar. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif

dengan metode Library Research. Teknik pengumpulan data menggunakan 14 jurnal

yang didapatkan melalui web (internet) serta data-data di mulai dari kelas 1 hingga

kelas 6 yang berkaitan dengan keterampilan menyimak yang ada di sekolah dasar.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan content analysis.Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak siswa sekolah dasar masih

tergolong rendah dan terdapat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan

rendahnya keterampilan menyimak siswa. Solusi yang bisa digunakan dalam

mengatasi permasalahan tersebut ialah penggunaan metode, media, model dan strategi

yang tepat. Dari ke 14 jurnal, permasalahan yang paling banyak merupakan faktor

internal dan teknik yang banyak digunakan yaitu teknik Permainan Pesan Berantai

untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa sekolah dasar. Dalam hal ini dapat

menjadi alternatif bagi guru pada saat memberikan materi pembelajaran menyimak

sehingga siswa tidak merasa bosan dan tercapainya pembelajaran yang diinginkan.

Kata Kunci : Keterampilan Menyimak, Sekolah Dasar, Library Research

Page 7: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

ii

ABSTRACT

Siti Nur Aulia Fadilah (NIM: 11160183000077), BASIC SCHOOL

STUDENTS LISTENING SKILLS (Literature Study of Research Results in Public

and Private Elementary Schools). Thesis, majoring in Madrasah Ibtidaiyah Teacher

Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, 2020.

This study aims to determine the description of students' listening skills in

elementary schools. The approach in this research is qualitative with the Library

Research method. The data collection technique uses 14 journals obtained via the web

(internet) and data ranging from grade 1 to grade 6 related to listening skills in

elementary schools. Analysis of the data used in this study using content analysis. The

results of this study indicate that the listening skills of elementary school students are

still low and there are problems that cause students to have low listening skills. The

solution that can be used in overcoming these problems is the use of appropriate

methods, media, models and strategies. Of the 14 journals, the problem that turned

around was an internal factor and a widely used technique, namely the Chain Message

Game technique to improve the listening skills of elementary school students. In this

case it can be an alternative for teachers when providing listening learning material

so that students do not feel bored and achieve the desired learning.

Keywords: Listening Skills, Elementary School, Library Research

Page 8: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil‟aalamiin, segala puji bagi Allah SWT semesta alam atas

berbagai nikmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah

limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang

telah memberikan petunjuk kepada kita semua sehingga kita dapat merasakan nikmat

Iman dan Islam.

Skripsi ini disusun bertujuan untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini membutuhkan banyak bantuan, arahan dan bimbingan dari

berbagai pihak serta doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku rector UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Sururin M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran.

3. Asep Ediana Latip M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Rohmat Widyanto M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

5. Dr. Siti Masyithoh M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

memberi bimbingan, masukan maupun kritik dan saran yang sangat bermanfaat

kepada penulis.

6. Dindin Ridwanudin M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah

memberi bimbingan, masukan maupun kritik dan saran yang sangat bermanfaat

Page 9: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

iv

kepada penulis.

7. Anis Fuadah M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi

semangat dan masukan yang sangat bermanfaat.

8. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses

perkuliahan.

9. Orang tua penulis, Alm. Bapak Johar Arifin dan Mamah Yusniati yang tidak

henti-hentinya memberikan do‟a dan dukungannya baik moril maupun materil.

Abangku Labib Syarief yang ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Teman-teman satu bimbingan (Maya Amanda, Amalia Ramadhanty, Humaida

Syahila, Diah Kurnia Rahayu) yang telah memberikan semangat dan pengaruh

positif dalam menyusun skripsi ini.

11. Muchammad Faqih Isnaini, yang selalu memberikan semangat dan kasih

sayangnya.

12. Semua rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2016.

Kesempurnaan hanya milik Allah swt Tuhan semesta Alam. Oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada kami khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Jakarta, Februari 2021

Siti Nur Aulia Fadilah

NIM. 11160183000077

Page 10: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik ............................................................................... 8

1. Hakikat Keterampilan Menyimak ................................................. 8

a. Pengertian Keterampilan ......................................................... 9

b. Pengertian Keterampilan Menyimak ...................................... 9

c. Unsur-unsur Menyimak ........................................................ 11

d. Proses Menyimak .................................................................. 12

e. Tujuan Menyimak ................................................................. 13

f. Jenis-Jenis Menyimak ........................................................... 15

Page 11: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

vi

g. Karakteristik Perkembangan Keterampilan Berbahasa pada Anak-

Anak Usia Sekolah Dasar ...................................................... 17

h. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ..................... 18

i. Indikator Kemampuan Menyimak ........................................ 20

j. Faktor-Faktor Penghambat Keterampilan Menyimak ........... 22

k. Upaya Meningkatkan Daya Simak ........................................ 26

l. Penilaian Kemampuan Menyimak ........................................ 30

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 36

B. Metode Penulisan .............................................................................. 37

C. Fokus Penelitian ................................................................................ 38

D. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 39

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif ............................................ 40

1. Jurnal Kelas 1 ................................................................................ 43

2. Jurnal Kelas 2 ................................................................................ 44

3. Jurnal Kelas 3 ................................................................................ 44

4. Jurnal Kelas 4 ................................................................................ 45

5. Jurnal Kelas 5 ................................................................................ 45

6. Jurnal Kelas 6 ................................................................................ 47

B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komparatif .......................................... 49

C. Interpretasi Hasil ................................................................................. 60

1. Jurnal Kelas I Sekolah Dasar Negeri Pinggir Papas 1 Sumenep ... 60

2. Jurnal Kelas I Sekolah Dasar Negeri Pejok II Kedaungadem

Bojonegoro ................................................................................... 62

3. Jurnal Kelas II Sekolah Dasar Negeri Blimbing Jombang ............ 65

4. Jurnal Kelas II Sekolah Dasar Negeri 200106 Padang ................. 67

Page 12: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

vii

5. Jurnal Kelas III Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangharjo...... 69

6. Jurnal Kelas III Sekolah Dasar Muhammadiyah 6 Pekanbaru ...... 72

7. Jurnal Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Rambah .................... 74

8. Jurnal Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mangga Besar 01 Pagi,

Jakarta Barat .................................................................................. 76

9. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar 1 Mejobo ...................................... 79

10. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar Inpres Borong Jambu II,

Kota Makassar .............................................................................. 81

11. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1

Kota Tangerang ........................................................................... 84

12. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar Negeri Klenggotan ....................... 87

13. Jurnal Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Tumbu dan Sekolah Dasar

Negeri 2 Tumbu ........................................................................... 90

14. Jurnal Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 157015 Kebun Pisang, Kec.

Badiri, Tapanuli Tengah .............................................................. 94

D. Pembahasan ........................................................................................ 95

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................... 103

B. Implikasi ........................................................................................... 104

1. Implikasi Teoritis .......................................................................... 104

2. Implikasi Praktis ........................................................................... 104

C. Saran ................................................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 36

Tabel 4.1 Hasil Temuan Kemampuan Menyimak .............................................. 48

Tabel 4.2 Persamaan Temuan Penelitian ............................................................ 50

Tabel 4.3 Perbedaan Temuan Penelitian ............................................................. 56

Page 14: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Wawancara Dengan Guru

Lampiran 2 : Lembar Hasil Wawancara Dengan Guru

Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skripsi Dosen 1

Lampiran 4 : Surat Bimbingan Skripsi Dosen 2

Lampiran 5 : Uji Referensi

Page 15: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting dalam mencerdaskan kehidupan

manusia. Karena pendidikan memiliki tujuan untuk perubahan-perubahan

positif. Di antara tujuan pendidikan adalah dapat mengembangkan potensi

peserta didik, memperbaiki tingkah laku moral maupun sosial, mendewasakan

diri baik sebagai individu dan makhluk sosial. Menurut UU SISDIKNAS No.20

tahun 2003.

Pengertian pendidikan merupakan usaha yang dilandasi kesadaran dan

terencana untuk menciptakan proses pembelajaran dan suasana belajar. Agar

murid dapat mengembangkan potensi diri secara aktif untuk mendapatkan

keterampilan, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri, dan

kekuatan spiritual keagamaan yang diperlukan oleh dirinya sendiri dan

masyarakat.

Demikan pula halnya dengan proses pendidikan-pembelajaran bahasa

dan berbahasa itu harus mampu meningkatkan kemampuan peserta didik yang

meliputi tiga aspek utama ranah pendidikan yaitu meningkatkan pengetahuan

bahasa-berbahasa, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan membangun

sikap positif serta santun berbahasa1. Secara teknis bahasa adalah seperangkat

ujaran yang memiliki arti atau makna yang dihasilkan dari alat ucap. Pengertian

secara praktis, bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa system lambang

bunyi bermakna.

1 Daeng Nurjamal dkk, Terampil Berbahasa, (Bandung : Alfabeta, 2011) hal. 2

Page 16: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

2

Komunikasi merupakan aktivitas yang paling penting. Di mana

komunikasi berisikan informasi berupa perasaan, maksud, pikiran dan perasaan

secara langsung. Dalam berkomunikasi, kita dituntut untuk menggunakan

keterampilan berbahasa yang baik dan benar sehingga tujuan komunikasinya

bisa tercapai dalam setiap kegiatan komunikasi. Namun, tidak dapat kita

pungkiri bahwa masih terdapat keterampilan berbahasa yang kurang atau lemah

sehingga tujuan ingin disampaikannya suatu informasi menjadi kurang

maksimal.

Komunikasi tidak hanya mendukung terciptanya pembelajaran yang

lebih efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar, namun juga

komunikasi berkontribusi untuk memecahkan berbagai permasalahan yang

terjadi dalam pembelajaran. Contoh, banyak peserta didik yang malas atau

bosan selama pendidik menjelaskan suatu materi pelajaran maka dan dengan

pendekatan komunikasi dapat dicari penyebab dan solusinya. Salah satunya

bisa disebabkan oleh suara guru yang kurang lantang dan ekspresif, maka guru

harus mengubah suaranya agar lebih lantang.2

Akan lebih sulit lagi ketika mendengarkan pembicaraan dalam situasi

yang resmi, misalnya mendengarkan khotbah, ceramah, atau pidato, yakni lebih

sulit dalam hal memusatkan perhatian dan bertahan lama untuk peserta didik

memasang telinga. Melalui telinga kemampuan memahami bahasa dalam

konteks yang beragam itu perlu diajarkan kepada peserta didik. Kemampuan

untuk memusatkan perhatian dan bertahan mendengarkan dalam jangka waktu

tertentu yang sangat sulit dilakukan kepada peserta didik sekolah dasar.

Terdapat empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu : keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan

2 Nofrion, Komunikasi Pendidikan Penerapan Teori dan Konsep Komunikasi Dalam

Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2016) hlm. 45-46

Page 17: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

3

menulis3. Dapat dikuasai dan diperoleh keempat keterampilan tersebut dengan

banyaknya latihan dan praktik. Setiap orang harus memiliki keterampilan-

keterampilan tersebut agar dapat meningkatkan kompetensi berbahasa yang

baik, dalam hal ini keterampilan berbahasa Indonesia. Pengajaran bahasa

mempunyai tujuan utama yaitu agar siswa terampil berbahasa (menyimak,

berbicara, membaca dan menulis).

Dilihat dari urutan pembelajaran keterampilan berbahasa,

menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang harus

dipahami oleh peserta didik sebelum mempelajari keterampilan

berbahasa yang lain. Keterampilan menyimak adalah suatu proses

melibatkan indera pendengaran, pemahaman, dilakukan dengan penuh

konsentrasi, dengan tujuan memperoleh, menangkap dan memahami

maksud komunikasi lisan yang dilakukan oleh pembicara. Kegiatan

menyimak tidak pernah terlewati dalam kehidupan sehari-hari.

Perbuatan menyimak secara sadar atau tidak sadar mempunyai tujuan

tertentu. Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi,

menangkap pesan atau isi, dan memahami suatu komunikasi.

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh

setiap manusia antara lain saat berinteraksi, pembelajaran, mendengarkan radio,

menonton televisi, dan lain-lain. Dalam kehidupan manusia kegiatan menyimak

lebih banyak dilakukan dibandingkan kegiatan berbicara, membaca, dan

menulis. Keterampilan menyimak adalah modal dasar bagi peserta didik untuk

mengembangkan sikap dan pengetahuan agar meningkatnya kompetensi dan

prestasi yang dimilikinya.

Penelitian mengenai menyimak baik dalam kehidupan maupun dalam

kurikulum sekolah dapat dikatakan masih langka. Pada penelitian 1929, Paul T.

Rankin dari Detroit Public Schools menyelesaikan sebuah survey kepada 68

orang mengenai penggunaan waktu dalam keempat keterampilan berbahasa,

3 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2013) hal. 7

Page 18: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

4

bahwa mereka mempergunakan waktu berkomunikasi: 9% untuk menulis, 16%

untuk membaca, 30% untuk berbicara, dan 45% untuk menyimak.

Dalam kenyataan praktik, survey menyatakan bahwa pada umumnya

kita menggunakan waktu untuk menyimak hamper tiga kali sebanyak waktu

untuk membaca, namun anehnya sangat sedikit perhatian yang diberikan untuk

melatih orang menyimak. Pada sekolah-sekolah di Detroit, Runkin menemukan

bahwa dalam penekanan pembelajaran di kelas: membaca memperoleh 52%

dan menyimak hanya memperoleh 8%.4

Pada kenyataannya peserta didik dalam proses pembelajaran

biasanya dipaksa untuk menghafal informasi, diminta untuk mengingat

dan menimbun informasi tanpa dituntut untuk memahami isi informasi.

Peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berpikirnya sehingga pada evaluasi pembelajaran peserta didik tidak

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kondisi peserta didik

dalam kegiatan menyimak saat ini cukup memprihatinkan, keterampilan

menyimak menjadi hal yang tidak diperhitungkan dan tidak dianggap

penting dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Dalam kegiatan di

kelas, menyimak sudah menjadi bagian dari pembelajaran bahasa.

Namun dalam praktek pembelajarannya di kelas, menyimak sering tidak

dianggap sebagai pembelajaran yang perlu persiapan ataupun

direncanakan. Atau keterampilan menyimak hanya sebagai bagian dari

kegiatan mendengarkan teks bacaan yang dibaca nyaring tanpa

persiapan dan penilaian yang terencana. Dengan kata lain, pembelajaran

menyimak belum terlaksana dengan maksimal.5

Pentingnya kemampuan menyimak juga belum disadari sepenuhnya

oleh siswa. Hal ini dapat diketahui dengan masih dianggap remeh pembelajaran

menyimak di sekolah oleh siswa. Siswa menganggap bahwa kemampuan

menyimak pasti dikuasai setiap orang normal tanpa harus melalui proses

pembelajaran. Selain itu, siswa banyak yang menganggap kemampuan

4 Henry Guntur Tarigan, 2008: 140

5 Dadan Djuanda, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

(Bandung : Pustaka Latifah, 2008) Hal. 54

Page 19: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

5

menyimak akan didapatkan apabila pembelajaran bahasa yang lainnya

berlangsung dengan baik.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru di MI

Assa‟adatuddarain I Pamulang, bahwa di sekolah tersebut keterampilan

menyimak baru mencapai kira-kira 60%. Dan fakta di lapangan masih banyak

siswa yang asik sendiri dengan kegiatannya mereka bahkan banyak yang

terlihat fokus namun sebetulnya mereka tidak memperhatikan. Keterampilan

menyimak menurut beliau juga sangat penting, karena ketika siswa bida

menyimak dengan baik nantinya siswa bisa menjawab atau mengerti materi

yang diajarkan oleh guru secara maksimal6.

Selain itu salah satu guru di SDN 02 Pamulang juga berkata demikian,

bahwa kemampuan menyimak siswa di sekolah tersebut sangat minim masih

banyak siswa yang mengabaikan. Kendala yang dihadapi ialah hasil

pembelajaran tidak mencapai tujuan, karena siswa sulit fokus menyimak apa

yang sedang disampaikan. Ketika guru sedang menyampaikan sesuatu, banyak

siswa yang lebih suka melakukan hal lain yang menurutnya lebih menarik.

Menurut beliau, Kemampuan menyimak tidak datang secara otomatis tetapi

didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pelatihan secara

intens, khusus dalam bidang menyimak. Keterampilan menyimak perlu

dipupuk sedini mungkin kepada anak-anak karena keterampilan menyimak

memegang peranan penting dalam kehidupan maupun pembelajaran7.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, keterampilan menyimak

sering diabaikan oleh guru karena mereka beranggapan bahwa tanpa diajarkan,

keterampilan menyimak dapat dilakukan oleh siswa. Kenyataan yang ada

terlihat kontradiktif terhadap aplikasinya. Kemampuan siswa dalam menyimak

6 Wawancara dengan guru MI Assa‟adatuddarain I Pamulang Ibu Nurcholis.,S.Pd.I, Kamis 05

Maret 2020 7 Wawancara dengan guru SDN 02 Pamulang Ibu Ayuni Dwi Kartika.,S.Pd, Selasa 30 Maret

2021

Page 20: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

6

materi pelajaran tertentu masih kurang. Hal ini terjadi karena beberapa

kemungkinan, diantaranya adalah guru tidak mengetahui hakikat keterampilan

menyimak, atau guru belum menemukan teknik yang baik dalam pengajaran

menyimak.

Seorang guru dalam hal ini harus mampu mengembangkan

keterampilan tersebut, agar peserta didik dapat memahami makna komunikasi

yang disampaikan oleh pembicara. Selain itu, guru juga harus mampu

menerapkan suatu strategi yang sesuai dengan siswa agar keterampilan

menyimaknya dapat meningkat. Untuk itu pentingnya keterampilan menyimak

siswa di sekolah dasar agar tercapainya pembelajaran yang diinginkan, dalam

hal ini penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Keterampilan Menyimak

Siswa Sekolah Dasar”

B. Identifikasi Masalah

1. Pentingnya menyimak dalam pendidikan sekolah dasar.

2. Keterampilan menyimak siswa sekolah dasar masih rendah.

3. Pendidik sekolah dasar belum mampu mengembangkan keterampilan

menyimak siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, masalah

dalam penelitian ini penulis membatasi masalah berupa keterampilan

menyimak siswa sekolah dasar. Dengan fokus membahas pengertian

keterampilan menyimak, tujuan, dan pengertian keterampilan menyimak siswa

sekolah dasar.

D. Rumusan Masalah

Adapun berdasarkan berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat

Page 21: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

7

dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keterampilan menyimak?

2. Bagaimana keterampilan menyimak siswa sekolah dasar?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui

bagaimana gambaran keterampilan menyimak siswa di sekolah dasar

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di antaranya :

1. Manfaat Teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan

referensi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan keterampilan menyimak siswa di sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

dalam menyimak kegiatan belajar mengajar siswa di kelas.

b. Manfaat bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat untuk guru di kelas

sebagai bahan rujukan dan keterampilan menyimak siswa di kelas serta

dapat meningkatkan hasil pembelajaran yang ingin di capai.

c. Manfaat bagi anak, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan

motivasi siswa dalam pembelajaran dan dapat mengembangkan

keterampilan menyimak dalam kegiatan pembelajaran.

d. Manfaat bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pengetahuan peneliti tentang keterampilan menyimak siswa sekolah

dasar.

Page 22: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Acuan Teori

1. Hakikat Keterampilan Menyimak

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan teknis untuk melakukan suatu

perbuatan. Ia merupakan aplikasi atau penerapan dari pengetahuan

teoritis yang dimiliki seseorang, seperti keterampilan bercocok tanam

bagi petani, mengajar bagi guru, membuat kursi bagi tukang kayu,

memotong dan menjahit baju bagi penjahit, dan lain-lain. Dengan

keterampilan, seseorang dapat melakukan suatu pekerjaan secara efektif

dan efisien.8

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Keterampilan berasal

dari kata terampil yang berarti kecakapan, cekatan maksudnya adalah

kecakapan untuk menyelesaikan tugas”. Keterampilan adalah

kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan

tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai

hasil tertentu.

Setiap keterampilan itu erat pula hubungannya dengan proses-

proses berpikir yang mendasari bahsa. Bahasa seseorang mencerminkan

pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan

jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan

8 Sudarto, Keterampilan dan Nilai Sebagai Materi Pendidikan Dalam Perspektif Islam,

Journal Vol. 1 No. 1 Tahun 2016

Page 23: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

9

dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan

berbahasa berarti melatih pula keterampilan berpikir.9

b. Pengertian Keterampilan Menyimak

Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup

empat jenis, yaitu : keterampilan menyimak (listening skills),

keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca

(reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Setiap

keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan

lainnya dengan cara beraneka ragam.

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita

melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula pada masa

kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu

kita membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari

sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis

dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya

merupakan satu kesatuan yang disebut caturtunggal.10

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang

- lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan,

serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.11

Definisi kata „menyimak‟ dalam bahasa Indonesia

memiliki kemiripan makna dengan „mendengar‟ dan

„mendengarkan‟. Oleh karena itu, ketiga istilah itu sering

menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap

sama sehingga dipergunakan secara bergantian. Ketiga istilah

tersebut memang agak berkaitan dengan makna. Namun, tetap

berbeda dalam penerapan atau penggunaannya. Moeliono

9 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung :

Angkasa, 2013) hal. 2-3 10

Ibid. 11

Ibid. Hal. 31

Page 24: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

10

menjelaskan bahwa mendengar diartikan sebagai menangkap

bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti menagkap

(bunyi) dengan sungguh-sungguh. Berbeda halnya dengan

menyimak. Menyimak berarti memperhatikan baik-baik apa

yang diucapkan atau dibaca orang12

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyimak

(Mendengar, memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap

bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat

pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi

tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses

mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi dating secara kebetulan.

Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian,

mungkin juga tidak.

Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap

pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.13

Hakekat menyimak

adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi

bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan merealisasi

atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.14

Pendapat lain

mengenai definisi keterampilan menyimak ialah sebagai berikut.15

“Listening is more than merely hearing words. Listening

is an active process by which students receive, construct

meaning from, and respond to spoken and or nonverbal

messages. As such, it forms an integral part of the

12 Kundharu Saddhono, St Y Slamet, Meningkatkan Keterampilan Bahasa Indonesia,

(Bandung: CV Karya Putra Darwati 2012) hal. 8 13

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4 (Jakarta: Depdiknas, 2008) 14

Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Ciputat : UIN Press, 2015) hal. 157 15

Al-Khayyat, The Impact of Directed Listening Thinking Activity (DLTA) on Developing

University Students Listening Competencies. (International Journal of English and Education. Volume:

4, Issue: 4, October 2015). Hal. 39

Page 25: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

11

communication process and should not be separated from the

other language arts.”

Selain itu pendapat lain mengatakan mengenai kedudukan

keterampilan menyimak dengan mendengarkan sebagai berikut.16

“Listening, like reading, writing, and speaking, is a

complex process best developed by consistentpractice. Listening

is the vital skill providing the basis for the successful

communication and successful professionalcareer, enhance the

ability to learn and adapt new information, knowledge, and

skills”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa

menyimak adalah proses mendengarkan dnegan penuh pemahaman,

apresiasi, dan evaluasi. Menyimak merupakan kegiatan yang disengaja

melalui proses mendengar untuk memahami bunyi-bunyi bahasa,

sedangkan mendengar adalah kegiatan hanya sekedar tahu tetapi tidak

memahami bunyi-bunyi bahasa yang di simak. Keterampilan menyimak

adalah suatu kegiatan mendengerkan dimana penyimak harus mengerti

dan memahami setiap detil pembicara agar menjadi suatu komunikasi

yang baik dan maksimal.

c. Unsur-unsur Menyimak17

1) Pembicara.

Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang

menyampaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh

penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber

Hal. 89

16 Liubiniene, Developing Listening Skills in CLIL. (Jurnal Kalbo Studijos, Volume 15, 2009)

17

Isah Cahyani, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung : UPI PRESS,

2007) hal. 33

Page 26: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

12

pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima

pesan. Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan

kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama

melakukan kegiatan menyimak.

2) Penyimak.

Penyimak yang baik ialah penyimak yang memilik

pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak

memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia

dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,

penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan

menyimak dengan intensif.

3) Bahan simakan.

Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi

lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan

simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak.

Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika

pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik,

pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan

terjadinya kegagalan dalam komunikasi.

d. Proses Menyimak

Terdapat 5 tahap-tahap proses menyimak18

:

1) Tahap Mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala

sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas

pembicaraannya. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearing.

2) Tahap Memahami, setelah kita mendengar maka keinginan bagi kita

untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang

18 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2013) hal. 63

Page 27: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

13

disampaikan oleh pembicara. Kemudian, sampailah kita dalam

tahap understanding.

3) Tahap Menginterpretasi, penyimak baik, yang cermat dan teliti,

belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang

pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi,

butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu,

dengan demikian sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.

4) Tahap Mengevaluasi, setelah memahami serta menafsir atau

menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah

menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara

mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan

kekurangan pembicara, dengan demikian sudah sampai pada tahap

evaluating.

5) Tahap Menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam

kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan

menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh

pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Lalu penyimak pun

sampailah pada tahap menanggapi (responding).

e. Tujuan Menyimak

Menurut Henry Guntur Tarigan terdapat 8 tujuan menyimak

diantaranya adalah:

1) Menyimak untuk belajar

2) Menyimak untuk menikmati

3) Menyimak untuk mengevaluasi

4) Menyimak untuk mengapresiasi

5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide

6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi

7) Menyimak untuk memecahkan masalah

8) Menyimak untuk meyakinkan

Page 28: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

14

Para ahli komunikasi yang dikutip oleh Thompkins & Hoskisson

menggolongkan dalam lima hal yang spesifik antara lain sebagai

berikut19

:

1) Menyimak diskriminatif

Dalam kegiatan menyimak diskriminatif, orang-orang membeda-

bedakan suara-suara dan mengembangkan kepekaan terhadap

komunikasi nonverbal.

2) Mendengarkan estetik

Dalam kegiatan menyimak dipergunakan untuk kesenangan. Ketika

kita menyimak seseorang yang membaca cerita –cerita dengan suara

yang keras atau deklamasi syair merupakan kegiatan (hal) yang

menyenangkan.

3) Mendengarkan bertujuan

Dalam kegiatan menyimak jenis ini memiliki tujuan untuk

mendapatkan informasi dari apa yang didengar dan disimak.

4) Mendengarkan kritikal

Orang-orang mendengarkan untuk mendapatkan informasi dan lalu

melakukan evaluasi pesan tersebut.

5) Mendengarkan terapetik

Orang-orang mendengarkan untuk mengikuti penutur (pembicara)

berbicara mengenai suatu masalah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

mendengarkan yaitu mendengarkan estetik (untuk kesenangan),

mendengarkan bertujuan (untuk informasi), dan mendengarkan

bertujuan (untuk informasi) dan mendengarkan kritikal (untuk

mengevaluasi).

19 Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New Jersey:

Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84

Page 29: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

15

f. Jenis-Jenis Menyimak

Henry Guntur Tarigan menggolongkan beberapa jenis

keterampilan menyimak dibedakan berdasarkan kriteria tertentu sebagai

berikut20

:

1) Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai

hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran,

tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru.

Kegiatan menyimak ekstensif dapat dibagi empat, yaitu sebagai

berikut :

a) Menyimak Sekunder

Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara

kebetulan, maksudnya dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.

b) Menyimak Estetik

Dalam menyimak esetetik secara imajinatif penyimak ikut

merasakan karakter dari setiap pelaku dengan tujuan

memperoleh kesenangan.

c) Menyimak Pasif

Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa

upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat

belajar dengan teliti.

d) Menyimak Sosial

Menyimak tipe ini berlangsung dalam situasi social dan

memberikan respond dan perhatian terhadap hal yang

disampaikan oleh orang lain.

2) Menyimak Intensif

20 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung :

Angkasa , 2013) hal. 62

Page 30: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

16

Menyimak intensif lebih diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh

lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Pada menyimak

intensif, penyimak memahami isi simakan secara terinci, teliti,

cermat, dan mendalam terhadap bahan yang disimaknya. Bagian-

bagian dari menyimak intensif adalah sebagai berikut :

a) Menyimak Kritis

Menyimak kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang

diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, dan informasi dari

pembicara.

b) Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah

pembicaraan/ hal yang disimaknya.

c) Menyimak Kreatif

menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi

seseorang.

d) Menyimak Interogatif

Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang

menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian.

e) Menyimak Eksploratori

Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah

sejenis menyimak dengan tujuan menemukan berbagai hal

informasi atau pesan.

Berdasarkan penjelasan di atas, akan difokuskan perhatian pada

tipe-tipe dari tujuan menyimak kebanyakan pas atau cocok/ sesuai untuk

siswa-siswa jenjang sekolah dasar, yaitu : menyimak dalam hal untuk

kesenangan, menyimak untuk memperoleh informasi yang diperoleh.

Para siswa memiliki banyak tujuan dalam mempelajari keterampilan

menyimak selain tuntutan kurikulum di sekolah.

Page 31: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

17

g. Karakteristik Perkembangan Keterampilan Berbahasa pada

Anak-Anak Usia Sekolah Dasar

Anak-anak yang berusia pada jenjang sekolah dasar memiliki

rentang umur antara 6-12 tahun yang banyak mengalami perubahan

sangat drastis baik mental maupun fisik. Pada masa ini, perkembangan

keterampilan berbahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata yang

dimiliki oleh anak-anak juga meningkat dan cara-cara yang dilakukan

oleh anak-anak dalam menggunakan kata-kata dan kalimat bertambah

kompleks serta lebih menyerupai bahasa orang dewasa.

Ketika anak-anak masuk kelas satu sekolah dasar diperkirakan

jumlah perbendahraan kosa kata mereka sekitar 20.000 hingga 24.000

kata. Saat mereka berada pada kelas enam, jumlah perbendaharaan kosa

kata mereka sekitar 50.000 kata atau lebih.21

Pada masa anak-anak

antara 6 hingga 7 tahun merupakan saat yang baik dalam mengajarkan

keterampilan membaca dan menulis lewat kegiatan menyimak. Hal ini

disampaikan dalam penjelasan yang lengkap yakni22

:

“children are between 6 and 7 yearsold when they are

taught to lsiten, read and write, because that is good time.

Articulation has developed, so that children can hear and say

the sounds of a language”

Pengelompokkan perkembangan dasar-dasar keterampilan

berbahasa sesuai perkembangan psikologi yang disesuaikan dengan

21 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) Hal. 68

22 Bruce dan Spratt, Essentials of Literacy From 0-7 Years 2

nd edition, (London: SAGE

Publications, 2011) Hal. 14

Page 32: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

18

teori Piaget dalam dua kelomok yaitu kelas bawah yang terdiri dari kelas

1-4 dan kelas atas 5-6 yang dijelaskan sebagai berikut23

:

1) “Lower primary school (concrete operations) 7-11 years

standard I, II, III and IV : The two basic objectives for a

curriculum at this stage are: a) the child should be able to

learn fundamental skills in reading, writing and calculating

arithmetic problems. b) the child should be able to accept

his own aptitude forschool

2) Upper primary (formal operations) 11-15 years: standards

V, VI, VII and VIII At this stage the child shifts from the level

of concrete operations to the final stage of formal

operations. He is cap able of considering the ideas of others

and communicating with them, since he is well into the

socialized speech phase of language development.”

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa pada anak-anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) mengalami

perkembangan keterampilan berbahasa yang cukup drastis. Mereka

dapat melihat dan mendengar ataupun menyimak berbagai sumber

informasi di sekitar mereka yang akan dijadikan bahan perbendaharaan

kosa kata dan kalimat mereka untuk berinteraksi dengan diri sendiri

serta dengan orang lain.

h. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar

Khusus mengenai kemampuan menyimak siswa sekolah dasar

yang telah meninggalkan mas ataman kanak-kanaknya adalah sebagai

berikut24

:

23 Simatwa, Piaget’s Theory of Intellectual Development and It’s Implication for Instructional

Management at Presecondary School Level, (Educational Research and Reviews Academic Journals,

Vol. 5 (7) July 2010) Hal 366-371) 24

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 63

Page 33: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

19

1) Anak-anak akan mampu menyimak dengan baik, apabila suatu cerita

dibacakan dengan nyaring.

2) Anak-anak akan senang dan mampu menyimak dengan baik, apabila

seorang

pembicara menceritakan suatu pengalaman sejati.

3) Anak-anak dapat menyimak bunyi-bunyi dan nada-nada yang

berbeda, terlebih kalau nada, terlebih kalau intonasi sang pembicara

sangat jelas dan baik.

4) Anak-anak dapat menyimak persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaan yang terdapat dalam ujaran.

5) Anak-anak mampu dan senang menyimak ritme-ritme dan rima-rima

dalam suatu pembacaan puisi atau drama.

6) Anak-anak mampu menyimak dan menangkap ide-ide yang terdapat

dalam ujaran atau pembicaraan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dalam proses pembelajaran

menyimak dibutuhkan kekreatifan dari seorang guru dalam menyajikan

bahan simakan bagi siswa, sehingga siswa bukan hanya menyimak

dengan baik namun siswa senang karena merasa terhibur.

Tulare Country Schools pada tahun 1949 selesai menyusun

sebuah buku petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul

“Tulare Country Cooperative Language Arts Guide”. Dalam Tarigan

yaitu :

1) Taman kanak-kanak (4 ½ - 6 tahun) :

a) Menyimak pada teman sebaya dalam kelompok-kelompok

bermain;

b) Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap

cerita atau dongeng;

c) Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang

sederhana.

Page 34: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

20

2) Kelas satu (5 ½ - 7 tahun) :

a) Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran atau

untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-

pertanyaan;

b) Dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah didengarnya;

c) Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan.

3) Kelas dua (6 ½ - 8 tahun) :

a) Menyimak dengan kemampuan memilih dan mengingat;

b) Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan

pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek pengertiannya;

c) Sadar akan situasi, kapan sebaiknya menyimak, kapan pula

sebaliknya tidak usah menyimak.

4) Kelas tiga dan empat (7 ½ - 10 tahun) :

a) Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai sumber

informasi dan sumber kesenangan;

b) Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan

mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu

serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

bersangkutan dengan hal itu;

c) Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekpresi-

ekpresi yang tidak mereka pahami maknanya

d) Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan dan

kesalahan-kesalahan dan propaganda-propaganda, dan

petunjuk-petunjuk yang keliru;

e) Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima dan kata-kata,

dan memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru.

i. Indikator Kemampuan Menyimak

Menyimak menyangkut proses dan interpretasi terhadap

Page 35: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

21

informasi yang datang. Jadi, dalam menyimak diperlukan konsentrasi,

perhatian yang sungguh-sungguh, kesengajaan, pemahaman,

kesengajaan dan kehati-hatian.25

1) Konsentrasi siswa saat menyimak

Konsentrasi berarti mampu memusatkan perhatian.

Ada tiga tujuan menyimak, yaitu melatih konsentrasi siswa,

melatih daya paham, dan melatih daya kreatif siswa.

Menyimak seharusnya diorentasikan agar siswa benar-benar

mampu memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang

diperdengarkan. Strategi menyimak mampu membuat siswa

aktif saat menyimak dan menuntut siswa untuk selalu

berkonsentrasi selama menyimak. Misalnya saat kegiatan

menyimak siswa disuruh menuliskan ide pokok cerita,

membuat peta konsep bahan simakan, membuat prediksi

bahan simakan dan sebagainya.26

2) Daya ingat siswa terhadap bahan simakan

Apabila siswa dapat memahami apa yang disimaknya

maka siswa akan dengan mudah mengingat apa yang

disimaknya. Untuk meningkatkan pemahaman siswa

terhadap apa yang disimaknya, guru harus menguasai benar

strategi pemahaman saat menyimak, yaitu bertukar ide,

beradu argument, menyusun respons terhadap isi bacaan,

dan berbagai jenis kegiatan lainnya. Tanpa strategi tersebut

siswa hanya mampu memiliki kemampuan menyimak yang

semu, yaitu hanya mampu menjawab seputar bahan simakan

tanpa mengerti atau memahami bahan simakan.27

Definisi daya ingat merupakan kemampuan memanggil

kembali informasi yang telah dipelajarinya dan yang telah disimpan

dalam otak. Daya ingat seseorang tidak terlepas dari kemampuan

25 Hermawan Herry, Keterampilan Menyimak yang Terabaikan, (Yogyakarta : Graha Ilmu,

2012) Hal. 33 26

Abidin Yunus, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung : PT.

Refika Aditama, 2012) Hal. 96 27

Ibid, Hal. 96

Page 36: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

22

otaknya untuk menyimpan informasi. Faktor yang mempengaruhi

daya ingat yaitu28

:

a) Faktor individu. Proses mengingat dipengaruhi diri dalam

individu seperti sifat, keadaan jasmani, keadaan rohani dan

umur. Mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki

minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu

dalam pengamatan dan pembelajaran, dan memiliki kondisi fisik

dan kesehatan yang baik.

b) Faktor objek yang diingat. Sesuatu yang memiliki organisasi

dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan

dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup

kuat lebih mudah diingat oleh seseorang.

c) Faktor lingkungan. Proses mengingat akan lebih efektif apabila

ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya

gangguan-gangguan.

j. Faktor-Faktor Penghambat Keterampilan Menyimak

Setiap sekolah tentunya terdapat hambatan-hambatan dalam

pembelajaran menyimak tidak selalu sama, berbeda-beda. Pada sekolah

tertentu hambatan tersebut dapat diminimalisir, tetapi bisa saja di

sekolah lain dapat lebih kompleks atau sulit. Semakin terlihat

hambatan-hambatan tersebut dalam pembelajaran menyimak sastra

seperti menyimak dongeng, hal ini disebabkan berbagai faktor misalnya

siswa kurang bisa memahami dongeng yang disampaikan oleh guru,

atau kurangnya penggunaan media yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, guru biasanya berbenturan dengan

masalah seperti pemilihan media dan metode yang tepat. Padahal seperti

28

Ahmadi Abu, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)

Page 37: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

23

yang kita tahu, metode dan media merupakan hal yang penting dalam

pembelajaran. Pada kenyatannya guru masih menggunakan metode

yang cenderung membosankan bagi siswa. Hal tersebut menyebabkan

berapa permasalahan di dalam proses komunikasi terutama dunia

pendidikan. Berikut ini beberapa faktor-faktor hambatan keterampilan

menyimak :

1) Permasalahan tes kompetensi menyimak

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah,

pembelajaran dan tes menyimak tampak kurang mendapat perhatian

sebagaimana halnya kompetensi berbahasa yang lain. Secara khusus

semua guru bahasa belum tentu mempelajarkan dan sekaligus

menguji kompetensi menyimak siswa dalam satu periode tertentu

walaupun sebenarnya untuk mengikuti berbagai mata pelajaran

kemampuan itu sangat diperlukan29

.

Karena hal itu guru masih beranggapan bahwa dengan

sendirinya siswa telah baik kemampuannya memahami bahasa

lisan, atau karena mempersiapkan dan menyusun tes kompetensi

tidak semudah dan sesederhana seperti tes-tes kompetensi yang lain.

Pada intinya, tes kompetensi menyimak memerlukan persiapan dan

sarana yang telah khusus.

Tes kompetensi menyimak sesuai dengan namanya, bahan tes

yang diujikan disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui

sarana dan pendengaran. Masalah yang ditimbulkan adalah sarana

apa yang harus dipergunakan, perlukah seorang guru menggunakan

media rekaman, siaran langsung (televisi, radio), atau langsung

29 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta, 2013) hal. 353

Page 38: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

24

disampaikan (dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes

berlangsung.30

Kelemahan penggunaan media rekaman terutama yang bersifat

teknis, misalnya seseorang harus menyediakan perangkat keras di

ruang ujian. Di samping itu, berhubung belum banyak tersedia

program rekaman untuk latihan atau tes dalam bahasa Indonesia,

guru perlu menyiapkan sendiri. Hal ini juga merupakan pekerjaan

tambahan yang tidak mudah dilakukan. Oleh karena itu, guru

banyak mengalami kesulitan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, sarana dan prasarana sangat

penting digunakan untuk menunjang pembelajaran menyimak. Tapi

pada kenyataannya, beberapa sekolah kurang memadai seperti tidak

tersedia perangkat untuk pembelajaran dan tes menyimak seperti

pengeras suara, komputer/laptop, viewer, dan tidak tersedianya

laboratorium bahasa.

2) Permasalahan gagap teknologi dan ketersediaan media yang dialami

guru

Bahan ajar yang digunakan guru dalam pembelajaran menyimak

masih banyak yang hanya mengandalkan buku paket bahasa

Indonesia. Media yang sering digunakan dalam pembelajaran

menyimak adalah papan tulis dan teks bacaan dan belum

memanfaatkan media audio dan audiovisual, biasanya hal ini terjadi

karena kemampuan teknologi guru yang masih kurang dalam

mengakses media melalui internet31

.

3) Permasalahan proses pembelajaran yang konvensial

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran

30 Ibid, hal. 354

31 Yulianah Prihatin, Problematika Keterampilan Menyimak Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia, Jurnal Sastranesia, Vol. 5, No. 3, 2017. Hal. 48

Page 39: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

25

bahasa Indonesia selama ini masih menggunakan pendekatan

konvensional, yang dapat menghambat siswa untuk belajar secara

aktif dan kreatif karena guru mendominasi sebagian besar aktivitas

proses belajar-mengajar dan penilaian serta siswa cenderung pasif.

Siswa lebih berposisi sebagai objek daripada sebagai subjek

sehingga pembelajaran menggantungkan sepenuhnya pada inisiatif

guru yang dianggap sebagai sumber belajar. Pendekatan dan metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru didominasi oleh metode

ceramah dan pemberian tugas. Pembelajaran demikian cenderung

bersifat indokrinasi dengan metode latihan (drill and practice)32

.

Permasalahan pendekatan dan metode dalam pembelajaran

keterampilan menyimak dapat ditanggulangi dengan cara memilih

pendekatan dan metode yang cocok untuk pembelajaran menyimak

dan disenangi siswa.

4) Permasalahan penugasan otentik

Dalam pengajaran bahasa Indonesia, tampaknya strategi belajar

menyimak masih berkutat dengan pola lama, yaitu peserta didik

mendengar dan berupaya menjawab apa yang dijelaskan oleh

pengajar. Pengukuran kompetensi menyimak lazimnya berupa

tagihan pemahaman dan tanggapan terhadap pesan yang

disampaikan dengan cara merespon jawaban.

Kedua macam tagihan tersebut dapat disiasati untuk dijadikan

tugas-tugas yang berkadar otentik, caranya adalah mengubah

tagihan dari yang sekadar meminta peserta didik merespon jawaban

tersebut menjadi tagihan kinerja berbahasa aktif produktif, baik

yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Cara demikian

32

Rabawati Sutama, Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2013.

Page 40: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

26

justru mengintegrasikan berbagai kemampuan berbahasa ke dalam

satu kegiatan, dan itu lebih dianjurkan karena mencerminkan

kegiatan berbahasa dalam kenyataan sehari-hari33

.

Pemaparan di atas menggambarkan bahwa dalam pembelajaran

keterampilan menyimak, kadangkala kegiatan menyimak hanya

terbatas pada penjelasan yang diberikan oleh guru dan kemudian

ditanggapi siswa secara bersama-sama atau secara individu, tetapi

hanya berhenti sampai di situ.

5) Faktor Eksternal

Meliputi kondisi lingkungan baik fisik maupun social. Faktor

lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan proses

menyimak. Faktor lingkungan berupa lingkungan fisik dan

lingkungan social. Lingkungan fisik menyangkut peraturan dan

penataan ruangan serta sarana dalam pembelajaran menyimak.

Lingkungan fisik yang bising, gaduh, panas, hujan, dll akan

mempengaruhi dalam kegiatan menyimak. Lingkungan sosial

mencakup suasana yang mendorong anak-anak untuk

mengekspresikan ide-ide mereka, dan juga mengetahui bahwa

sumbangan-sumbangan mereka akan diterima dan dihargai. Anak-

anak yang sering didengarkan akan lebih siap lagi untuk

mendengarkan apabila orang lain berbicara.34

k. Upaya Meningkatkan Daya Simak

Berdasarkan penyebab-penyebab kurang efektifnya

33 Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011) Hal. 229 34

Musfiroh, Takdiroatun dan Dwi Hanti Rahayu, Menyimak Komprehensif dan Kritis,

(Yogyakarta: UNY, 2004)

Page 41: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

27

pembelajaran menyimak di sekolah, pada bagian ini beberapa upaya

yang dapat meningkatkan kualitas menyimak siswa, yakni sebagai

berikut:

1) Menggunakan teknik pembelajaran yang relevan dan bervariasi

Terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan menyimak. Di antaranya adalah teknik

loci, teknik penggabungan, dan teknik fonetik. Berikut ini adalah

penjelasan mengenai teknik-teknik tersebut35

:

a) Teknik Loci (Loci System)

Teknik loci merupakan salah satu teknik mengingat yang

paling tradisional. Teknik ini pada dasarnyaa merupakan teknik

mengingat dengan cara memvisualisasikan materi yang harus

diingat dalam ingatan Anda. Teknik ini dapat dilakukan dengan

cara mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang

serupa, dan mencocokan hal-hal yang akan diingat dengan

lokasi tersebut.

b) Teknik Penggabungan

Teknik penggabungan merupakan teknik mengingat

dengan cara menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama

yang akan Anda ingat secara berantai dengan pesan kedua,

ketiga. dan seterusnva. Pesan berantai itu dihubungkan pula

dengan imaji-imaji tertentu yang perlu divisualkan secara jelas

dalam pikiran Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan

pertama (pesan yang akan dimatarantaikan), pesan pertama

perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi yang akan

mengingatkan pada item tadi.

c) Teknik Fonetik

35 Sutari, dkk. Menyimak, (Bandung: Angkasa, 1997) Hal. 67-70

Page 42: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

28

Teknik fonetik melibatkan penggabungan angka-angka,

bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-

bilangan itu dengan pesan yang akan diingat. Teknik ini dapat

membentuk imaji visual yang kuat untuk masing-masing kata

yang berhubungan dengan bilangan; dan membentuk

penggabungan visual antara masing-masing pesan yang akan

diingat secara berurutan dengan masing-masing kata yang

terbentuk dari kata-kata yang divisualisasikan.

2) Menggunakan bahan pembelajaran menyimak yang relevan

Bahan pembelajaran menyimak adalah bahan yang kalau

dipelajari atau dilatihkan siswa, maka dia akan memiliki

kompetensi menyimak tertentu. Sama seperti pemilihan teknik

pembelajaran menyimak, bahan pembelajaran menyimak tidak

boleh ditentukan secara sembarang. Bahan pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran menyimak, haruslah bahan

pembelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi atau

tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

Bahan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

menyimak, haruslah bahan simakan yang tidak terlalu sukar dan

tidak pula terlalu mudah. Ini berarti bahwa bahan pembelajaran

yang harus dipersiapkan, harus bahan simakan yang relevan

dengan tingkat kemampuan kognitif dan kemampuan intelektual

siswa. Untuk memenuhi keperluan itu, guru wajib mengenal

karakteristik siswanya sebab dengan modal pengalaman itulah dia

dapat mempertimbangkan secara cermat apakah bahan simakan

sudah relevan untuk siswa yang harus dibelajarkannya36

.

36 Sanggup Barus, “Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia

di Sekolah,” Jurnal Universitas Negeri Medan 1, no. 85 (2013); 10.

Page 43: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

29

3) Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi

Pada pembicaraan terdahulu telah dinyatakan bahwa

pembelajaran menyimak yang penyampaian bahan simakannya

terus - menerus secara lisan atau 12 membacakan, akan terasa

monoton dan membosankan siswa. Tetapi, kalau penyampaiannya

dilakukan dengan menggunakan media yang bervariasi,

pembelajaran menyimak akan lebih menarik dan menyenangkan

siswa.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran menyimak bahasa Indonesia, guru harus

menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Untuk lebih

memacu siswa dalam memahami bahan simakan, guru dapat

menggunakan alat-alat seperti kaset VCD, LCD, laptop, flas disk,

dan sebagainya dalam pembelajaran menyimak di sekolah37

.

4) Mengelola ruang belajar dengan baik

Akustik ruang belajar turut menentukan keefektifan

pembelajaran menyimak. Ruang belajar yang panas (gerah),

lembab, pengap, hiruk - pikuk dan hingar - binger dari luar ruang

belajar, dan lalu - lalangnya orang-orang akan mengganggu proses

pembelajaran menyimak. Selain itu, buku-buku dan alat-alat

pelajaran lain yang terbuka dan terletak di atas meja siswa, akan

dapat mengganggu konsentrasi siswa.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan keefektifan

pembelajaran menyimak di sekolah, guru harus mengelola ruang

belajar dengan baik. Guru harus bekerja sama dengan siswa untuk

menciptakan suasaana ruang belajar yang kondusif. Sebab ruang

37 Ibid, Hal. 11

Page 44: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

30

belajar yang berkondisi nyaman akan memberi jaminan

keberhasilan bagi pembelajaran menyimak itu sendiri38

.

5) Melakukan evaluasi dengan baik

Evaluasi merupakan salah satu komponen pembelajaran

menyimak. Pelaksanaannya bertujuan untuk menilai kemampuan

menyimak siswa setelah mereka mengikuti suatu pembelajaran

menyimak. Pembelajaran menyimak dirasakan tidak selesai kalau

tidak diakhiri dengan evaluasi.

Evaluasi dapat menjadi motivasi belajar bagi siswa.

Karena pada umumnya siswa berkeinginan memperoleh nilai yang

tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

menyimak, guru seyogianya melaksanakan evaluasi dengan baik

dalam pembelajaran menyimak.

l. Penilaian Menyimak

Kemampuan memahami dan menangkap atau sekaligus

menanggapi informasi yang disampaikan pihak lain lewat sarana suara

ialah pengertian dari tes kemampuan menyimak. Jadi, kemampuan

tersebut ialah kemampuan memahami isi pesan yang disampaikan

secara lisan. Tes pemahaman pesan suara ini sekaligus menuntut peserta

didik untuk mengontruksi jawaban sendiri, baik secara lisan, tertulis,

maupun keduanya, tes ini disebut tes otentik.

Mengontruksi jawaban sendiri dalam kaitannya ini

dimaksudkan antara lain menceritakan kembali secara lisan atau

menuliskan kembali isi informasi yang terkandung dalam wacana yang

disuarakan tersebut.39

Unjuk kerja berbahasa menanggapi dan

mengontruksi jawaban dapat dilakukan secara lisan atau tertulis,

38 Ibid, Hal. 12

39 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi

Pertama, (Yogyakarta : BPFE, 2010) hal. 360

Page 45: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

31

misalnya berupa tugas “menceritakan kembali isi informasi” yang

terdapat dalam wacana itu secara lisan atau tertulis lewat atau lewat

pertanyaan terbuka.40

Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan

peserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara

lisan langsung oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video.

Penetapan jenis sasaran kemampuan yang dijadikan fokus tes

disesuaikan dengan tingkat kemampuan tes/siswa.41

Tes kemampuan

menyimak dapat dipastikan pada kemampuan memahami fakta-fakta

yang secara eksplisit dinyatakan, termasuk urutan-urutan

peristiwa/kejadian, atau yang hanya dinyatakan secara implisit,

mengenai implikasi dari isi teks, mengambil kesimpulan, dan lain-

lain.42

Penilaian ini menggunakan pedoman dengan mengambil

aspek proses menyimak yang terdiri dari aspek mendengar,

memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi.

Kemudian dari aspek-aspek tersebut diturunkan menjadi

beberapa indicator diantaranya aspek mendengar diturunkan

menjadi tiga indikator, antara lain 1) melihat kearah pembicara,

2) posisi duduk tenang dan mendengarkan pembicara, 3)

ekspresi wajah antusias mengikuti cerita hingga akhir.

Kemudian aspek memahami diturunkan menjadi dua indikator,

yaitu 1) mampu menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam

cerita, dan 2) menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam cerita.

Selanjutnya aspek menginterpretasi juga diturunkan menjadi

dua indikator yaitu, 1) menjelaskan alur cerita secara runtut, dan

2) dapat menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya

dengan benar dan runtut. Kemudian aspek mengevaluasi

diturunkan menjadi satu indikator yaitu mampu membedakan

sifat baik dan yang tidak baik pada tokoh dalam cerita.

Selanjutnya yang terakhir adalah aspek menanggapi yang

diturunkan menjadi satu indikator yaitu memberikan pendapat

40 Ibid, Hal. 365

41 Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa Pegangan Pengajar Bahasa, (Jakarta: PT Indeks, 2011)

hal. 114-115 42

Ibid, hal. 154

Page 46: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

32

mengenai tokoh atau peristiwa maupun cerita yang telah

didengarnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ini

telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, antara lain yaitu :

1. Dwi Cahyadi Wibowo & Yudita Susanti dalam jurnal yang berjudul

Analisis Kemampuan Menyimak Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

(Penelitian Studi Kasus pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04

Sintang). Penelitian yang dilakukan menggunakan metode metode

kualitatif deskriptif, bentuk penelitian adalah studi kasus. Subjek penelitian

kelas IV dengan jumlah keseluruhan 45 siswa, teknik pengumpulan data

menggunakan teknik observasi, teknik komunikasi langsung, teknik

dokumentasi dan alat pengumpulan data adalah observasi, panduan

wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian sebagai berikut: 1)

pelaksanaan pembelajaran menyimak di kelas IV berjalan dengan baik dan

lancar sesuai dengan rancangan skenario pembelajaran yang dirancang.

Selain itu juga siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik,

merespon pembelajaran, bertanya jika kurang memahami materi yang

disampaikan oleh guru.

Perbedaan hasil penelitian saya dengan Dwi Cahyadi Wibowo & Yudita

Susanti adalah pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

metode studi pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan 14 jurnal

yang didapatkan melalui web (internet) serta data-data di mulai dari kelas

1 hingga kelas 6 yang berkaitan dengan keterampilan menyimak yang ada

di sekolah dasar. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keterampilan menyimak siswa sekolah dasar masih tergolong rendah dan

terdapat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan rendahnya

Page 47: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

33

keterampilan menyimak siswa. Solusi yang bisa digunakan dalam

mengatasi permasalahan tersebut ialah penggunaan metode, media, model,

dan strategi yang tepat. Dari ke 14 Jurnal teknik yang banyak digunakan

yaitu teknik Permainan Pesan Berantai untuk meningkatkan keterampilan

menyimak siswa sekolah dasar.

2. Riska Wulandari dalam jurnalnya yang berjudul Pembelajaran

Keterampilan Menyimak Kelas V SD Negeri 23 Palembang. Penelitian

yang dilakukan adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan pembelajaran,

ketiga guru telah menyusun RPP. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan

menyimak di kelas V SD Negeri 23 Palembang yang guru laksanakan

belum maksimal, hal ini terlihat dari materi pembelajaran yang belum

lengkap disampaikan dan ada langkah-langkah pembelajaran yang belum

muncul. Pada tahap penilaian, dua guru telah melaksanakan penilaian

mencakup tiga aspek yaitu penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik dan

dua guru belum melaksanakan penliaian afektif dan psikomotorik.

Perbedaan hasil penelitian saya dengan Riska Wulandari adalah

pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi

pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan 14 jurnal yang

didapatkan melalui web (internet) serta data-data di mulai dari kelas 1

hingga kelas 6 yang berkaitan dengan keterampilan menyimak yang ada di

sekolah dasar. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keterampilan menyimak siswa sekolah dasar masih tergolong rendah dan

terdapat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan rendahnya

keterampilan menyimak siswa. Solusi yang bisa digunakan dalam

mengatasi permasalahan tersebut ialah penggunaan metode, media, model,

dan strategi yang tepat. Dari ke 14 Jurnal teknik yang banyak digunakan

Page 48: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

34

yaitu teknik Permainan Pesan Berantai untuk meningkatkan keterampilan

menyimak siswa sekolah dasar.

3. Sinsin Kartini dalam jurnalnya yang berjudul Metode Bercerita Dalam

Pembelajaran Menyimak di Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian

tindakan kelas (PTK) model Elliot, yang disusun secara berdaur dalam tiap

siklusnya yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan

refleksi. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini menyangkut prilaku

siswa kelas V sebanyak 28 orang. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian adalah lembar catatan lapangan,lembar observasi, pedoman

wawancara, dan evaluasi. Evaluasi hasil pelaksanaan tindakan siklus I

memperoleh nilai rata-rata kelas 72. Pelaksanaan tindakan siklus II

memperoleh nilai rata-rata kelas 79. Pelaksanaan tindakan siklus III

memperoleh nilai rata-rata kelas 86. Evaluasi hasil pelaksanaan tindakan

tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai siswa pada setiap

siklusnya.

Perbedaan hasil penelitian saya dengan Sinsin Kartini adalah

pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi

pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan 14 jurnal yang

didapatkan melalui web (internet) serta data-data di mulai dari kelas 1

hingga kelas 6 yang berkaitan dengan keterampilan menyimak yang ada di

sekolah dasar. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keterampilan menyimak siswa sekolah dasar masih tergolong rendah dan

terdapat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan rendahnya

keterampilan menyimak siswa. Solusi yang bisa digunakan dalam

mengatasi permasalahan tersebut ialah penggunaan metode, media, model,

dan strategi yang tepat. Dari ke 14 Jurnal teknik yang banyak digunakan

Page 49: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

35

yaitu teknik Permainan Pesan Berantai untuk meningkatkan keterampilan

menyimak siswa sekolah dasar.

Page 50: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah Keterampilan Menyimak

Siswa sekolah dasar. Adapun tempat penelitian yang dilakukan penulis ialah di

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Nasional,

website yang berkaitan dengan jurnal keterampilan menyimak sekolah dasar.

Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2020 dengan jadwal

terperinci menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Pelaksanaan Bulan dan Tahun

1. Rancangan Propossal Januari - Februari 2020

2. Ujian Proposal April 2020

3. Revisi Proposal April - Juli 2020

4. Pengumpulan Data Penelitian Agustus 2020

5. Pengolahan Data Penelitian September 2020

6. Analisis, Pembahasan Data dan

Penyusunan Bab IV dan V

September - Desember 2020

7. Sidang Skripsi Maret 2021

8. Wisuda Juni 2021

B. Metode Penulisan

Metode penelitian pada dasarnya merupakan ciri ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

dalam penelitian ini menggunakan riset kepustakaan (Library Research). Studi

Page 51: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

37

kepustakaan adalah suatu studi yang digunakan dalam mengumpulkan

informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di

perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah, dsb.43

Studi

\penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan

teori mengenai masalah yang akan diteliti.44

Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca,

dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Dalam penelitian studi pustaka

setidaknya ada empat ciri utama yang penulis perlu perhatikan diantaranya45

:

1. Penulis atau peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data

angka, bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan.

2. Data pustaka bersifat “siap pakai” artinya peneliti tidak terjun langsung ke

lapangan karena peneliti berhadapan langsung dengan sumber data yang

ada di perpustakaan.

3. Data pustaka umumnya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa peneliti

memperoleh bahan atau data dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari

data pertama di lapangan.

4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Untuk mendapatkan data dalam penelitian studi kepustakaan, peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mempelajari

sesuatu pada sudut pandang alamiahnya, menerjemahkannya, dan melihat

fenomena dalam hal makna yang dipahami manusia. Dengan kata lain

penelitian kualitatif dapat mempelajari sisi nyata dunia, menemukan bagaimana

Hal. 5

Hal. 34

43 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)

44 Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006)

45 Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia : 2003) hal. 3-5

Page 52: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

38

orang mengatasi sesuatu dan berkembang dalam situasi tersebut

menggambarkan kehidupan manusia kontekstual.46

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan mencari

informasi atau mengumpulkan berbagai sumber yang berasal dari jurnal-jurnal

yang relevan dengan penelitian. Analisis data penulis menggunakan analisis isi

(Content Analysis) yaitu dengan mengumpulkan data sistematis dan konsisten,

kemudian menganalisis, menyeleksi, menrasikan untuk diambil kesimpulan.

“dengan analisis ini, peneliti bekerja secara objektif dan sistematis untuk

mendeskripsikan isi bahan komunikasi melalui pendekatan kuantitatif”47

.

Namun pada penelitian ini penulis menggunakan analisis isi (Content Analysis)

dengan pendekatan kualitatif. Langkah penelitian yang penulis lakukan adalah

dengan menelaah berbagai sumber jurnal yang berkaitan dengan keterampilan

menyimak siswa sekolah dasar.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ialah mempersempit masalah, sehingga peneliti

mampu mengetahui secara mendalam apa yang menjadi fokusnya dalam

penelitian di lapangan. Penelitian tersebut diselidiki secara menyeluruh dan

secara khusus serta dalam bagian yang mendukung atau menambah kejelasan

makna dalam situasi di lapangan. Setelah mengetahui dan memahami secara

mendalam dan menyeluruh dari apa yang terjadi di lapangan kemudian

menghasilkan hipotesis atau teori baru dari apa yang terjadi di lapangan.48

321

Hal. 60

46 Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,2011) hal 6

47 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005) Cet. V, hal.

48

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011)

Page 53: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

39

D. Prosedur Penelitian

Kegiatan pengumpulan data dalam proses penelitian merupakan

kegiatan yang sangat penting.49

Peneliti mengambil prosedur penelitian berupa:

1. Tahap Konseptual (merumuskan dan mengidentifikasi masalah, meninjau

kepustakaan yang relevan, mendefinisikan kerangka teoritis, merumuskan

hipotesis).

2. Fase Perancangan dan Perencanaan (memilih rancangan penelitian,

mengidentifikasi populasi yang diteliti, mengkhususkan metode untuk

mengukur variable penelitian, merancang rencana sampling, mengakhiri

dan meninjau rencana penelitian, melaksanakan penelitian dan melakukan

revisi).

3. Membuat Instrumen dan Pengumpulan data penelitian

4. Fase Empirik (pengumpulan data, persiapan data untuk di analisis)

mengumpulkan data penelitian yang telah dilaksanakan di lapangan.

5. Fase Analitik (menganalisis data dan menghitung hasil data penelitian),

mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. data yang telah

dikumpulkan dari lapangan diolah dan dianalisis untuk mendapatkan

kesimpulan-kesimpulan yang diantaranya kesimpulan dari hasil pengujian

hipotesis penelitian.

6. Fase Diseminasi, mendesain hasil penelitian. Pada tahap akhir, agar hasil

penelitian dapat dibaca, dimengerti, dan dapat diketahui oleh pembaca

maka hasil penelitian tersebut disusun dalam bentuk kesimpulan dari hasil

penelitian.

49

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) Hal. 266

Page 54: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

40

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menginspirasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar

pada diri siswa. Oleh karena itu, pembelajaran merupakan upaya sistematis

untuk menginspirasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, jenis belajar, dan

hasil belajar tersebut. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai hasil interaksi

berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.50

Salah satu pembelajaran yang ditargetkan kurikulum tingkat sekolah

dasar adalah keterampilan berbahasa. Kurikulum 2013 menguraikan tujuan

pembelajaran yang sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yakni

agar siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa dibedakan dari empat

macam, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

keterampilan berbahasa tersebut berkaitan antara satu dan yang lain. Beberapa

praktisi masih berpendapat sampai sekarang bahwa pembelajaran bahasa

adalah sebuah proses yang berjalan linera/ lurus, yaitu diawali dengan

menguasai bahasa lisan (menyimak dan berbicara) dan baru kemudian beralih

ke bahasa tulis (membaca dan menulis)51

.

Bisa dilihat dari kurikulum di sekolah, keterampilan menyimak

merupakan aktivitas yang paling awal dilakukan oleh siswa. Untuk mengikuti

berbagai pelajaran, keterampilan menyimak sangat diperlukan. Keterampilan

50 Winataputra dan Udin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas

Terbuka,2008) Hal. 18 51

Ulifatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model

Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik kelas 1 SDN Pejok II

Kedaungadem Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD 5, no. 2, (2017)

Page 55: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

41

menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari banyak hal, apalagi di

dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah memerlukan keterampilan

menyimak. Guru mentransferkan ilmunya sebagian besar melalui ujaran. Di

sinilah keterampilan menyimak sangat dibutuhkan bagi siswa.

Mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka keterampilan

tersebut harus diajarkan sejak dini dalam pelajaran bahasa di sekolah dasar. Hal

ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk jenjang pendidikan yang

selanjutnya52

. Seperti contoh salah satunya materi yang terdapat pada kelas 2

semester II kurikulum 2013, dimana disebutkan dalam kompetensi dasar 4.8

Menceritakan kembali teks dongeng binatang (fabel) yang menggambarkan

sikap hidup rukun yang telah dibaca secara nyaring53

.

Pembelajaran menyimak bukan semata-mata untuk penyajian materi

dengan mendengarkan segala informasi, melainkan ada proses pemahaman

yang harus dikembangkan disana. Dalam pembelajaran siswa diharapkan

mampu menyimak dengan baik informasi yang disampaikan oleh guru. Hal ini

dikarenakan semakin baik keterampilan menyimak siswa, maka semakin

banyak pula informasi yang mampu diserap. Jika siswa tidak mampu menyimak

dengan baik, maka informasi yang disampaikan oleh guru tidak bisa diterima

dengan baik. Terlebih lagi jika dikaitkan dengan pencapaian indikator, maka

tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak berhasil sesuai dengan

tujuan yang diharapkan54

.

Jadi, keberhasilan siswa dalam pelajaran ditentukan oleh baik buruknya

siswa dalam menyimak. Berdasarkan hal-hal tersebut maka menyimak perlu

dikuasai dan ditingkatkan dengan baik mengingat begitu banyaknya peranan

dari menyimak. Mengingat peranan keterampilan menyimak sangat penting di

52

Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 1987) Hal. 48 53

Permendikbud Nomor 73 Tahun 2018 54

I Gede, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity Berbantuan Media

Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar PGSD Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD 2, no. 1 (2014)

Page 56: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

42

dalam kehidupan, maka pembelajaran menyimak selalu disertakan dalam

kurikulum dan memiliki proporsi waktu yang sama dengan ketiga keterampilan

berbahasa lainnya.

Guru dalam hal ini juga memiliki peran penting dalam upaya

menciptakan proses belajar keterampilan menyimak yang efektif dan

berkualitas. Oleh karena itu, seorang guru sangat dituntut kreatifitas dan

kemampuannya dalam merancang pembelajaran keterampilan menyimak,

sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sejalan dengan

perkembangan paradigma pembelajaran, guru hendaknya memposisikan siswa

sebagai subyek pada saat proses pembelajaran sedangkan guru lebih

memposisikan diri sebagai fasilitator dan motivator dalam proses

pembelajaran55

.

Melalui proses pembelajaran keterampilan menyimak tersebut,

diharapkan siswa lebih aktif secara maksimal dalam memperoleh informasi

yang berkaitan dengan profesi, membuat hubungan antarpribadi lebih efektif,

mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk

akal, dan agar dapat memberikan responsi yang tepat terhadap segala sesuatu

yang didengar.

Dalam pembahasan selanjutnya penulis akan menguraikan sejumlah

penelitian dari jurnal. Dalam jurnal tersebut terdapat sejumlah kriteria terkait

permasalahan keterampilan menyimak khususnya di sekolah dasar. Namun

demikian, tidak semua jurnal secara lengkap menyebutkan kriteria

keterampilan menyimak yang di antaranya yaitu identifikasi permasalahan,

media, metode, strategi, karakteristik, hasil. Setiap jurnal memiliki karakteristik

yang berbeda terkait penelitiannya, sehingga kriteria yang diambil dalam

55 Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008)

Hal. 59

Page 57: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

43

penelitian keterampilan menyimak berbeda satu dengan lainnya. Oleh karena

itu, penulis akan menjelaskan sesuai data yang tercantum dalam jurnal yang

telah penulis analisis :

1. Jurnal kelas 1

a. Siswa kelas 1 sebagian besar tidak mempunyai latar belakang

pendidikan dari TK, kemampuan berbahasa Indonesia sangat kurang

karena terbiasa menggunakan bahasa daerah di tempat tersebut. Hasil

belajar siswa mengenai keterampilan berbahasa selalu di bawah KKM.

Siswa kelas 1 yang berkaraketristik suka bermain dan cepat bosan

terhadap sesuatu sehingga keterampilan menyimak susah diterapkan.

Peneliti tersebut menggunakan teknik Permainan Pesan Berantai untuk

meningktakan keterampilan menyimak siswa, hasil nya siswa 100%

dapat mencapai KKM56

.

b. Siswa kelas 1 di sekolah peneliti tersebut masih suka berbicara sendiri

dengan temannya atau menyampaikan materi. Hal ini bisa terjadi karena

pada dasarnya karakteristik siswa kelas I SD masih terbawa

karakteristik pada saat masih TK yaitu suka bermain dan bergembira.

Model pembelajaran yang digunakan peneliti tersebut adalah artikulasi

dan media boneka tangan. Dengan menggunakan model serta media

tersebut terlihat dari penilaian keterampilan menyimak dan terjadi

peningkatan siswa yang tuntas. Awalnya terdapat 11 siswa (45,8%)

yang tuntas dan meningkat menjadi 20 siswa (83,4%) yang tuntas.57

.

56

Imam, “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui Teknik

Permainan Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Pedagogia 3, no. 2 (2014) 57

Ulfiatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model Pembelajaran

Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pejok II Kedaungadem

Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar 5, no. 2 (2017)

Page 58: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

44

2. Jurnal Kelas 2

a. Guru belum maksimal menggunakan media pembelajaran yang inovatif

dan kreatif. Siswa kurang percaya diri, siswa lebih suka bercerita sendiri

dengan teman sebangkunya dan cenderung tidak memperhatikan apa

yang disampaikan oleh guru yang mengakibatkan minat belajar siswa

rendah. Media yang digunakan yaitu boneka tangan. Hasilnya

keterampilan siswa mengalami peningkatan menjadi 34% dari 18,7%58

.

b. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak disebabkan oleh siswa

kurang memahami keterampilan menyimak, manfaat yang didapat dari

dari menyimak dirasakan kurang oleh siswa sehingga siswa kurang

antusias, teknik pembelajaran menyimak kurang bervariasi, pendekatan

yang digunakan guru belum tepat. Pendekatan yang dilakukan oleh

peneliti tersebut adalah pendekatan integratif melalui teknik dengar-

cerita. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan keterampilan

menyimak dongeng dengan teknik dengar-cerita melalui pendekatan

integratif. Nilai rata-rata kelas pada tahap pratindakan sebesar 67,10 dan

mengalami peningkatan sebesar 2,9% menjadi sebesar 70. Selanjutnya

nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 84,3.59

3. Jurnal Kelas 3

a. Siswa kurang percaya diri untuk mengungkapkan ide dan pikirannya,

serta rendahnya motivasi untuk menyelesaikan tugas. Rendahnya

tanggung jawab moral ketika siswa mendapatkan nilai rendah. Media

yang digunakan adalah youtube, Sebagai bukti adalah paparan nilai

58 Denis dan Masengut, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Media Boneka

Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN Blimbing Jombang” Jurnal

Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5, no. 3 (2017) 59

Fausiah, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Pendekatan Integratif

Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106 PadangSidumpuan Tahun Pelajaran

2015-2016” Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018)

Page 59: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

45

menyimak hasil observasi pada simakan 1 nilai rata-ratanya adalah 73,5,

kemudian naik menjadi 80,55 pada simakan II60

.

b. Rendahnya keterampilan menyimak di sekolah peneliti tersebut

disebabkan beberapa faktor, diantaranya guru kurang tepat memilih

metode, materi yang disampaikan kurang menarik, dan siswa kurang

memahami perbendaharaan kata. Strategi yang digunakan adalah

bercerita, 19 siswa mendapatkan interval nilai 80-100 dari 23 siswa61

.

4. Jurnal Kelas 4

a. Tingkat konsentrasi siswa rendah, siswa merasa takut ketika disuruh

untuk menyimak sebuah teks bacaan. Metode yang digunakan adalah

game bisik berantai, hasilnya yaitu meningkatnya nilai rata-rata sebesar

60 kemudian mengalami peningkatan menjadi 63,80 dan terakhir nilai

rata-rata siswa meningkat 74,28..62

b. Siswa di kelas IV tersebut kurang antusias dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, para peserta didik ada yang sibuk dengan aktifitas lain,

ada yang pura-pura memperhatikan, dan ada yang keluar masuk kelas.

Peneliti tersebut menggunakan pendeketan saintifik, hasilnya

keterampilan menyimak meningkat dan dapat dirata-ratakan tingkat

kecapaiannya mencapai 81,563

.

5. Jurnal Kelas 5

a. Guru di sekolah peneliti tersebut belum memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan kegiatan apresiasi sastra secara langsung,

60

Syafrudin Nugroho, “Upaya Penerapan Media Youtube Dalam Peningkatan Keterampilan

Menyimak Unsur Cerita Lisan” Jurnal Ilmiah Sarasvati 2, no. 1 (2020) 61

Otang dan Muhammad Nailul, “Penerapan Strategi Bercerita Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru” Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7, no. 2 (2018) 62

Delia Putri, “Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam Meningkatkan Keterampilan

Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar” Indonesian Journal of Basic Education 1, no. 2 (2018) 63

Tio Gusti Satria, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan Saintifik

Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat” Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10,

No. 2 (2017)

Page 60: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

46

anggapan dari pemikiran guru tersebut bahwa orang yang normal akan

dapat menyimak tanpa adanya pengarahan dari guru. Pandangan tentang

pengertian keterampilan menyimak yang salah inilah yang perlu

dibenarkan. Oleh karena itu, peneliti di sekolah tersebut menggunakan

model Picture and Picture berbantuan media CD, Hasil keterampilan

menyimak meningkat yang awalnya mendapat presentase 69,44%

meningkat menjadi 83,33%.64

b. Terdapat hambatan dalam pembelajaran menyimak yaitu pemahaman

siswa terhadap keterampilan menyimak masih kurang, media

pembelajaran menyimak belum dimanfaatkan secara efektif, teknik

pembelajaran menyimak yang kurang bervariasi, jumlah siswa terlalu

besar, kondisi ruang belajar yang belum menunjang pembelajaran

menyimak. Media yang digunakan adalah audio, hasilnya pembelajaran

menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media audio dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Borong Jambu II

Kec. Manggala Kota Makassar. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan

persentase hasil belajar dari setiap siklus dengan peningkatan nilai

kumulatif rata-rata dari 53,7 menjadi 88,37.65

c. Cara mengajar guru yang kurang bervariasi. Kurangnya minat belajar

siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama mengenai

keterampilan menyimak. Guru mengajar juga masih menggunakan

metode ceramah dimana proses pembelajaran berpusat kepada guru.

Pendekatan yang digunakan ialah integratif, hasilnya perhitungan uji

hipotesis menggunakan spss dan dapat disimpulkan bahwa hasilnya

64 Anisa Hartani dan Irfai Fathurohman, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak

Cerpen Melalui Model Picture and Picture berbantuan Media CD Cerita Pada Siswa Kelas V Sekolah

Dasar” Jurnal Kredo 2, no. 1 (2018) 65

Bellona Mardhatillah Sabillah,”Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat

Melalui Media Audio Pada Siswa Kelas V SD Inpres Borong Jambu II Kecamatan Manggala Kota

Makassar” Jurnal Kajian Pendidikan Dasar 5, No. 1 (2020)

Page 61: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

47

kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Gerendeng 1 Kota

Tangerang meningkat.66

d. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; siswa

kurang berkonsentrasi saat menyimak cerita yang disampaikan guru dan

lebih senang bermain dengan temannya; guru masih mendominasi proses

pembelajaran sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru; guru

belum menggunakan media pembelajaran sehingga siswa kurang

berminat terhadap materi pembelajaran; dan guru belum menerapkan

model pembelajaran yang inovatif dan tepat sehingga siswa mudah

merasa jenuh terhadap kegiatan pembelajaran yang monoton. Model

yang digunakan Think Pair and Share dengan berbantuan media wayang

kartun. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan menyimak

cerita, dari presentase 74,19% meningkat menjadi 93,55%.67

6. Jurnal Kelas 6

a. Terdapat 3 permasalahan yang ditemukan oleh peneliti tersebut.

Kurangnya pengetahuan guru mengenai strategi maupun model

pembelajaran. Dalam melakukan proses pembelajaran, kurangnya

dukungan media pembelajaran. Saat proses pembelajaran, konsentrasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Strategi yang

digunakan adalah The Direct Listening Thinking Activity berbantuan

media audio, hasilnya dapat dikemukan simpulan keterampilan

menyimak siswa kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran

menggunakan strategi the direct listening thinking activity berbantuan

66 Dede Fitryani, dkk, “Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap Keterampilan Menyimak

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang” Jurnal Pendidikan Dasar 92, No.

8 (2018) 67

Ervin, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dengan

Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Siswa Sekolah

Dasar” Jurnal Didaktika Dwija Indria 1, No. 2 (2017)

Page 62: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

48

media audio memiliki mean (M) = 25 dan berada pada kategori sangat

tinggi.68

b. Rendahnya penguasaan siswa dalam keterampilan menyimak berasal

dari faktor siswa dan guru. Dari siswa, disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain mereka tidak memiliki keberanian dalam mengungkapkan

kembali isi berita, kosakata yang digunakan masih kurang, kurangnya

motivasi dan aksi siswa dalam pembelajaran menyimak. Sedangkan dari

faktor guru sebagai akibat dari belum efektifnya strategi pengajaran yang

digunakan. Media yang digunakan ialah audio (tape-recorder), metode

belajar media audio dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa

terbukti pada presentase awal 63,39 % dengan nilai rata – rata 6,34, dan

meningkat menjadi 91,96 % dengan nilai rata – rata sebesar 9,19.69

Berdasarkan hasil temuan beberapa jurnal di atas yang sudah peneliti

analisis. Dapat disimpulkan bahwa temuan kemampuan menyimak adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Temuan Kemampuan Menyimak

No Kelas 1

1

2

3

Siswa masih suka bermain

Siswa tidak bisa fokus

Siswa mudah bosan

No Kelas 2

1

2

Siswa kurang percaya diri.

Lebih suka berbicara dengan teman sebangkunya.

68 I Gede Andri Septiadi, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity

Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar

PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2, No.1 (2014) 69

Helga, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI-B Melalui

Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Ganjil SD

Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, No. 1 (2019)

Page 63: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

49

3 Siswa kurang antusias.

No Kelas 3

1

2

3

Motivasi siswa rendah.

Siswa kurang memahami perbendaharaan kata.

Siswa kurang percaya diri.

No Kelas 4

1

2

3

Konsentrasis belajar siswa rendah.

Siswa kurang percaya diri ketika disuruh menyimak teks.

Kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

No Kelas 5

1

2

3

Siswa belum mengerti bagaimana cara menyimak yang efektif.

Kurangnya minat belajar siswa dalam pelajara bahasa Indonesia

terutama mengenai keterampilan menyimak.

Siswa kurang antusias dan kurang konsentrasi

No Kelas 6

1

2

3

Konsentrasi siswa masih kurang

Kurangnya motivasi

Kosakata yang digunakan masih kurang

B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komparatif

Analisis komparatif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian

untuk menguji ada tidaknya perbandingan atau perbedaan keberadaan variable

dari dua kelompok data atau lebih.70

Dari temuan beberapa penelitian terkait

dengan keterampilan menyimak siswa sekolah dasar, telah dianalisis dan

kemudian dikomparasikan. Berikut komparasi persamaan dan perbedaan terakit

70

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan

Manual & SPSS, (Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri, 2017) Hal. 100

Page 64: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

50

dengan keterampilan menyimak siswa sekolah dasar yang ditemukan dari

beberapa penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Persamaan Temuan Penelitian

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas 1

No. Jurnal I71

Jurnal II72

1.

2.

Karakteristik siswa suka bermain

dan cepat bosan.

Terdapat peningkatan hasil 100%

siswa dapat mencapai KKM.

Siswa kelas I SD masih terbawa

karakteristik pada saat masih

TK yang suka bermain dan

bergembira.

Terjadi peningkatan siswa yang

tuntas. Awalnya terdapat 11

siswa (45,8%) yang tuntas dan

meningkat menjadi 20 siswa

(83,4%) yang tuntas.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas II

No. Jurnal I73

Jurnal II74

71 Imam, “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui Teknik Permainan

Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Pedagogia 3, no. 2 (2014) 72

Ulfiatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model Pembelajaran

Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pejok II Kedaungadem

Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar 5, no. 2 (2017) 73

Denis dan Masengut, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Media Boneka

Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN Blimbing Jombang”

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5, no. 3 (2017) 74

Fausiah, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Pendekatan Integratif Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106 PadangSidumpuan Tahun Pelajaran 2015-2016” Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018)

Page 65: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

51

1.

2.

Guru belum maksimal

menggunakan media

pembelajaran yang inovatif dan

kreatif.

Hasilnya keterampilan siswa

mengalami peningkatan menjadi

34% dari 18,7%.

Teknik pembelajaran

menyimak kurang bervariasi,

pendekatan yang digunakan

guru belum tepat.

Hasilnya menunjukkan adanya

peningkatan keterampilan

menyimak dongeng dengan

teknik dengar-cerita melalui

pendekatan integratif. Nilai

rata-rata kelas pada tahap

pratindakan sebesar 67,10 dan

mengalami peningkatan

sebesar 2,9% menjadi sebesar

70. Selanjutnya nilai rata-rata

kelas meningkat menjadi 84,3.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas III

No Jurnal I75

Jurnal II76

1. Nilai menyimak hasil observasi

pada simakan 1 nilai rata-ratanya

adalah 73,5, kemudian naik

menjadi 80,55 pada simakan 2.

Hasilnya meningkat 19 siswa

mendapatkan interval nilai 80-

100 dari 23 siswa.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas IV

75

Syafrudin Nugroho, “Upaya Penerapan Media Youtube Dalam Peningkatan Keterampilan

Menyimak Unsur Cerita Lisan” Jurnal Ilmiah Sarasvati 2, no. 1 (2020) 76

Otang dan Muhammad Nailul, “Penerapan Strategi Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru” Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7, no. 2 (2018)

Page 66: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

52

No Jurnal I

77 Jurnal II

78

1.

2.

Tingkat kosentrasi siswa rendah,

siswa merasa takut ketika disuruh

menyimak sebuah teks bacaan.

Meningkatnya nilai rata-rata

yaitu sebesar 60 kemudian

mengalami peningkatan menjadi

63,80 dan terakhir nilai rata-rata

siswa meningkat 74,28.

Siswa di kelas IV tersebut

kurang antusias dalam

mengikuti kegiatan

pembelajaran. Para siswa juga

sibuk dengan aktifitas lain.

Hasilnya keterampilan

menyimak meningkat dan

dapat dirata-ratakan tingkat

kecapaiannya mencapai 81,5

dari beberapa aspek (aspek

ejaan, aspek alur cerita, aspek

fakta, aspek bahasa, aspek

penyajian, aspek topik cerita,

aspek bahasa).

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas V

No Jurnal I79

Jurnal II80

Jurnal III81

Jurnal IV82

77 Delia Putri, “Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam Meningkatkan

Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar” Indonesian Journal of Basic Education 1, no. 2

(2018) 78

Tio Gusti Satria, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan Saintifik

Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat” Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10,

No. 2 (2017) 79

Anisa Hartani dan Irfai Fathurohman, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak

Cerpen Melalui Model Picture and Picture berbantuan Media CD Cerita Pada Siswa Kelas V Sekolah

Dasar” Jurnal Kredo 2, no. 1 (2018) 80

Dede Fitryani, dkk, “Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap Keterampilan Menyimak

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang” Jurnal Pendidikan Dasar 92, No.

8 (2018) 81

Ervin, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Dengan Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Siswa

Sekolah Dasar” Jurnal Didaktika Dwija Indria 1, No. 2 (2017) 82

Page 67: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

53

1. - Teknik

pembelajaran

menyimak yang

kurang

bervariasi.

Cara guru yang

kurang

bervariasi.

Guru mengajar

juga masih

menggunakan

metode

ceramah

dimana proses

pembelajaran

berpusat

kepada guru.

Guru masih

mendominasi

proses

pembelajaran

sehingga

pembelajaran

masih

berpusat pada

guru; guru

belum

menggunakan

media

pembelajaran

sehingga

siswa kurang

berminat

terhadap

materi

pembelajaran;

dan guru

belum

menerapkan

model

pembelajaran

yang inovatif

dan tepat..

Page 68: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

54

2.

3.

-

Hasil

keterampilan

menyimak

meningkat

yang

awalnya

mendapat

presentase

69,44%

meningkat

menjadi

83,33%.

-

Adanya

peningkatan

persentase hasil

belajar dari setiap

siklus dengan

peningkatan nilai

kumulatif rata-

rata dari 53,7

menjadi 88,37.

Kurangnya

minat belajar

siswa dalam

mata pelajaran

Bahasa

Indonesia

terutama

mengenai

keterampilan

menyimak.

Adanya

peningkatan

menyimak

cerita.

Siswa kurang

antusias

dalam

mengikuti

kegiatan

pembelajaran.

Hasil

penelitian

menunjukkan

adanya

peningkatan

menyimak

cerita, dari

presentase

74,19%

meningkat

menjadi

93,55%.

Page 69: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

55

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas VI

No Jurnal I83

Jurnal II84

1.

2.

Kurangnya pengetahuan guru

mengenai strategi maupun

model pembelajaran lain yang

dapat dipadukan dalam

pembelajaran menyimak

membuat pembelajaran di kelas

kurang bervariasi.

Hasilnya dapat dikemukakan

simpulan keterampilan

menyimak siswa kelompok

eksperimen yang mengikuti

pembelajaran menggunakan

strategi the direct listening

thinking activity berbantuan

media audio memiliki mean (M)

= 25 dan berada pada kategori

sangat tinggi.

Belum efektifnya strategi

pembelajaran yang digunakan

oleh guru.

Meningkatnya keterampilan

menyimak siswa terbukti pada

presentase awal 63,39 %

dengan nilai rata – rata 6,34,

dan meningkat menjadi 91,96

% dengan nilai rata – rata

sebesar 9,19

83

I Gede Andri Septiadi, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity

Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar

PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2, No.1 (2014) 84

Helga, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI-B Melalui

Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Ganjil SD

Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, No. 1 (2019)

Page 70: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

56

Tabel 4.3

Perbedaan Temuan Penelitian

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas I

No. Jurnal I85

Jurnal II86

1. Teknik yang digunakan adalah

Permainan Pesan Berantai.

Menggunakan model

pembelajaran artikulasi dan

media boneka tangan.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas II

No Jurnal I87

Jurnal II88

1. Media yang digunakan adalah

boneka tangan.

Menggunakan pendekatan

integratif melalui teknik dengar-

cerita.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas III

No Jurnal I89

Jurnal II90

85 Imam, “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui Teknik

Permainan Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Pedagogia 3, no. 2 (2014) 86

Ulfiatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model Pembelajaran

Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pejok II Kedaungadem

Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar 5, no. 2 (2017) 87

Denis dan Masengut, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Media Boneka

Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN Blimbing Jombang”

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5, no. 3 (2017) 88

Fausiah, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Pendekatan Integratif

Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106 PadangSidumpuan Tahun Pelajaran 2015-2016” Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018)

89 Syafrudin Nugroho, “Upaya Penerapan Media Youtube Dalam Peningkatan Keterampilan

Menyimak Unsur Cerita Lisan” Jurnal Ilmiah Sarasvati 2, no. 1 (2020) 90

Otang dan Muhammad Nailul, “Penerapan Strategi Bercerita Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7, no. 2 (2018)

Page 71: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

57

1.

2.

Siswa kurang percaya diri untuk

mengungkapkan ide dan

pikirannya, serta rendahnya

motivasi untuk menyelesaikan

tugas. Rendahnya tanggung

jawab moral ketika siswa

mendapatkan nilai rendah.

Media yang digunakan adalah

youtube.

Rendahnya keterampilan

menyimak di sekolah peneliti

tersebut disebabkan beberapa

faktor, diantaranya guru kurang

tepat memilih metode, materi

yang disampaikan kurang

menarik, dan siswa kurang

memahami perbendaharaan

kata.

Menggunakan strategi bercerita.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas IV

No Jurnal I91

Jurnal II92

1. Metode game bisik berantai. Menggunakan pendekatan

saintifik.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas V

91 Delia Putri, “Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam Meningkatkan

Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar” Indonesian Journal of Basic Education 1, no. 2

(2018) 92

Tio Gusti Satria, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan Saintifik Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat” Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10,

No. 2 (2017)

Page 72: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

58

No Jurnal I

93 Jurnal II

94 Jurnal III

95 Jurnal IV

96

1. Guru di

sekolah

peneliti

tersebut

belum

memberikan

kesempatan

kepada siswa

untuk

melakukan

kegiatan

apresiasi

sastra secara

langsung,

anggapan

dari

pemikiran

guru tersebut

bahwa orang

Pemahaman

siswa terhadap

keterampilan

menyimak

masih kurang,

media

pembelajaran

menyimak

belum

dimanfaatkan

secara efektif,

teknik

pembelajaran

menyimak yang

kurang

bervariasi.

Guru telah

melakukan

berbagai upaya

untuk

meningkatkan

kemampuan

siswa dalam

menceritakan

kembali isi dari

materi seperti

dengan

penugasan, kerja

kelompok,

maupun dengan

remedial. Namun

usaha tersebut

belum

memperlihatkan

kemampuan

guru belum

menggunakan

media

pembelajaran

sehingga

siswa kurang

berminat

terhadap

materi

pembelajaran;

dan guru

belum

menerapkan

model

pembelajaran

yang inovatif

dan tepat

sehingga

siswa mudah

93

Anisa Hartani dan Irfai Fathurohman, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak Cerpen Melalui Model Picture and Picture berbantuan Media CD Cerita Pada Siswa Kelas V Sekolah

Dasar” Jurnal Kredo 2, no. 1 (2018) 94

Bellona Mardhatillah Sabillah,”Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat Melalui

Media Audio Pada Siswa Kelas V SD Inpres Borong Jambu II Kecamatan Manggala Kota Makassar”

Jurnal Kajian Pendidikan Dasar 5, No. 1 (2020) 95

Dede Fitryani, dkk, “Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap Keterampilan Menyimak

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang” Jurnal Pendidikan Dasar 92, No.

8 (2018) 96

Ervin, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Dengan Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Siswa

Sekolah Dasar” Jurnal Didaktika Dwija Indria 1, No. 2 (2017)

Page 73: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

59

2.

yang normal

akan dapat

menyimak

tanpa adanya

pengarahan

dari guru.

Model yang

digunakan

adalah model

Picture and

Picture

berbantuan

media CD.

Media yang

digunakan

adalah audio

siswa masih

secara optimal,

dengan kata lain

cenderung

rendah.

Menggunakan

pendekatan

integratif.

merasa jenuh

terhadap

kegiatan

pembelajaran

yang

monoton.

Teknik yang

digunakan

Think Pair

and Share

dengan

berbantuan

media

wayang

kartun.

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas VI

No Jurnal I97

Jurnal II98

1. Strategi yang digunakan adalah

The Direct Listening Thinking

Activity berbantuan media audio.

Media yang digunakan ialah

audio (tape-recorder).

97 I Gede Andri Septiadi, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity

Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar

PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2, No.1 (2014) 98

Helga, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI-B Melalui

Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Ganjil SD

Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, No. 1 (2019)

Page 74: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

60

C. Hasil Interpretasi Data

Setelah dianalisis mengenai keterampilan menyimak secara

keseluruhan kelas sekolah dasar. Dari 14 Jurnal, penulis menginterpretasi

berdasarkan kelas. Karena kemampuan seorang siswa berdasarkan umur akan

dapat memiliki metode, karakterisik, problematika dan hasil yang berbeda.

Dalam sub bab ini penulis melakukan interpretasi jurnal yang bertujuan untuk

memberikan gambaran keterampilan menyimak siswa sekolah dasar. Berikut

hasil interpretasi yang penulis analisis:

1. Jurnal kelas I Sekolah Dasar Negeri Pinggir Papas 1 Sumenep99

Riset yang ditulis oleh Imam untuk kelas 1 sekolah dasar ini

menjelaskan sejumlah tantangan dalam proses praktik keterampilan

menyimak, namun hasilnya memuaskan. Tantangan tersebut tidak

disebabkan disebabkan oleh metode yang diterapkan dalam keterampilan

menyimak, akan tetapi lebih didominasi pada tantangan berupa latar

belakang program pendidikan yang tidak dapat sebelum memasuki sekolah

dasar. Dengan kata lain, tidak melakukan pendidikan TK terlebih lagi siswa

di sekolah tersebut masih terbiasa menggunakan bahasa daerah.

Dikatakan juga bahwa karakteristik siswa kelas 1 yang masih suka

bermain dan mudah bosan. Sesuai dengan teori mengenai kemampuan

menyimak kelas satu yaitu a) menyimak untuk menjelaskan atau

menjernihkan pikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi

pertanyaan-pertanyaan; b) dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah

didengarnya; c) menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan

lingkungan100

. Yang dimaksud disini ialah keterampilan siswa kelas 1

99

Imam, “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui Teknik

Permainan Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Pedagogia 3, no. 2 (2014) 100

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 63

Page 75: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

61

sekolah dasar masih membutuhkan pengulangan kalimat dan hanya dapat

menyimak kalimat tertentu. Oleh sebab itu, siswa kelas satu cenderung

mudah bosan apabila guru hanya menjelaskan saja tanpa mengetahui

bagaimana cara yang tepat agar siswa tidak mudah bosan dan hanya fokus

bermain. Tentu pula ini berdampak pada nilai keterampilan berbahasa di

bawah KKM. Oleh karenanya digunakanlah keterampilan menyimak yang

disebut teori penggabungan.

Mengenai teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan

cara menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan Anda

ingat secara berantai dengan pesan kedua, ketiga. dan seterusnva. Pesan

berantai itu dihubungkan pula dengan imajinasi-imajnasi tertentu yang

perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran Untuk mencegah terjadinya

kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimatarantaikan), pesan

pertama perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan

pada item tadi101

.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka diperlukan data-data

yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi, tes dan catatan

lapangan. Dalam mengumpulkan data, diperlukan instrument berupa

lembar pengamatan aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitsa guru dalam

mengelola pembelajaran dengan teknik permainan pesan berantai serta

soal-soal tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak materi

yang disampaikan guru. Adapun catatan lapangan yang dikumpulkan dalam

penelitian tersebut berisi rangkuman seluruh data lapangan yang terkumpul

selama sehari atau periode tertentu yang disusun berdasarkan catatan

pendek, catatan harian102

. Catatan ini disusun sesegera mungkin setelah

observasi pada hari yang bersangkutan selesai, sehingga berupa data segar.

101 Sutari, dkk. Menyimak, (Bandung: Angkasa, 1997) Hal. 67-70

102 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) Hal. 57

Page 76: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

62

Pencatatan hendaknya dikelompokkan menurut kategori atau tema yang

muncul dalam observasi.

Jenis menyimak ini masuk kedalam jenis menyimak intensif.

Menyimak ini lebih diarahkan pada suatu kegiatan yang dimana kegiatan

tersebut jauh lebih dikontrol dan diawasi terhadap suatu hal tertentu. Selain

itu, menyimak intensif memiliki beberapa bagian-bagian salah satunya

menyimak konsentratif yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Imam. Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah hal

yang disimaknya atau pembicaraan yang disimaknya103

. Tujuan dari

menyimak disini ialah menyimak menikmati.

Hasil dari penelitian tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menyimak siswa kelas I dapat ditingkatkan melalui penerapan

metode permainan pesan berantai pada materi membedakan bunyi bahasa.

Peningkatan kemampuan menyimak tersebut dilihat dari hasil belajar siswa

setelah mengikuti tes dari guru dengan ketuntasan belajar mencapai 100%

dan memperoleh nilai rata-rata sebesar 83,25. Pembelajaran dengan metode

pesan berantai juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dan kemampuan

siswa dalam berinteraksi baik dengan teman maupun dengan guru.

2. Jurnal kelas I Sekolah Dasar Negeri Pejok 2 Kedaungadem

Bojonegoro104

Penelitian yang telah dilakukan oleh Ulfiatus, Dyah dan Frendy tidak

jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imam.

Dimana karakteristik siswa kelas 1 cenderung masih suka bermain dan

bergembira, yang membedakan disini ialah siswa di sekolah tersebut masih

mendapatkan pendidikan TK karenanya siswa masih terbiasa terbawa

103 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 104

Ulfiatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pejok II

Kedaungadem Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar 5, no. 2 (2017)

Page 77: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

63

karakteristik saat masih TK. Selain itu, siswa masih suka berbicara sendiri

sehingga berdampak pada pemahaman siswa mengenai materi atau konsep

yang disampaikan oleh guru.

Indikator kemampuan menyimak yang didalamnya terdapat daya ingat

siswa terhadap bahan simakan, dijelaskan bahwa menyimak seharusnya

diorentasikan agar siswa bapabila siswa dapat memahami apa yang

disimaknya maka siswa akan dengan mudah mengingat apa yang

disimaknya. Definisi daya ingat merupakan memanggil kembali informasi

yang telah dipelajarinya dan yang telah disimpan oleh otak. Setelah penulis

analisis salah satu faktor yang sesuai dengan penelitian ini ialah faktor

individu, proses mengingat dipengaruhi diri dalam individu seperti sifat,

keadaan jasmani, keadaan rohani dan umur. Mengingat akan lebih efektif

apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki

metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran, dan memiliki kondisi

fisik dan kesehatan yang baik105

.

Sesuai dengan karakteristik serta permasalahan dan juga indikator

kemampuan menyimak yang dihadapi peneliti tersebut, digunakanlah

model Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan. Pembelajaran

artikulasi adalah pembelajaran dengan sistem pesan berantai. Pesan yang

akan dibawa merupakan materi pelajaran yang sedang dipelajari ketika itu.

Secara teknis, siswa meneruskan pesan dan menjelaskannya pada siswa lain

(pasangan kelompoknya) model pembelajaran ini terbilang unik karena

siswa akan berperan sebagai “penerima pesan” sekaligus berperan sebagai

“penyampai pesan”. Model artikulasi ini baik digunakan dalam rangka

105 Hermawan Herry, Keterampilan Menyimak yang Terabaikan, (Yogyakarta : Graha

Ilmu, 2012) Hal. 33

Page 78: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

64

meningkatkan daya ingat dan daya serap siswa dalam memahami materi

yang diajarkan kepadanya106

.

Tidak hanya menggunakan satu metode saja, peneliti tersebut juga

menggunakan media boneka tangan. Media boneka tangan adalah benda

tiruan dari bentuk manusia, binatang, atau tumbuhan yang dimainkan

dengan satu tangan. Boneka tangan dapat dijadikan media pendidikan,

boneka dapat dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka. Menurut penulis

metode dan media tersebut sangat cocok untuk karakteristik kelas 1 yang

masih suka bermain dan bergembira.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tersebut menggunakan

wawancara, angket, catatan lapangan, serta memberikan tes unjuk kerja

pada siswa. Dan sumber data dari penelitian tersebut adalah guru dan siswa,

sedangkan Ulfiatus, Dyah, dan Frendy sebagai pengumpul data, pengolah

data, serta pelapor data.

Jenis menyimak ini merupaka menyimak intensif. Karena menyimak ini

masih perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak

intensif dituntut juga untuk memahami isi simakan secara detil, cermat dan

juga mendalam terhadap bahan yang disimaknya. Menyimak intensif

mempunyai beberapa bagian-bagian, menyimak ini termasuk juga

menyimak kritis dan juga menyimak konsentratif. Menyimak kritis

bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan seperti penyimak

menilai gagasan, ide, serta informasi dari pembicara dan menyimak

konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan atau hal

yang disimaknya107

. Tujuan dari menyimak ini ialah menyimak menikmati.

106 Widhiastanto Yohanes, “Studi Komparasi Tentang Prestasi Belajar Antara Menggunakan

Metode Artikulasi Dengan Metode Cooperative Script Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Pada Siswa Kelas X SMK PGRI 4 Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 ” Jurnal Media Prestasi 17, No.

1 (2016) 107

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62

Page 79: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

65

Hasil dari penelitian tersebut dapat meningkatkan keterampilan

menyimak siswa kelas 1 sekolah dasar yaitu ada 11 siswa (45,8%)

meningkat menjadi 20 siswa (83,4%). Dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model artikulasi dan media boneka tangan dapat meningkatkan

keterampilan menyimak siswa kelas 1 sekolah dasar.

3. Jurnal kelas II Sekolah Dasar Negeri Blimbing Jombang108

Permasalahan yang ditemukan oleh Denis dan Masengut dalam

penelitiannya terdapat dua faktor yaitu guru dan siswa. Guru di sekolah

tersebut belum maksimal menggunakan media pembelajaran yang inovatif

dan kreatif. Padahal seperti yang kita tahu, teknik dan media sangat

diperlukan dalam pembelajaran. Hambatan tersebut masuk ke dalam teori

permasalahan gagap teknologi dan ketersediaan media yang dialami guru,

bahan ajar yang digunakan guru dalam pembelajaran menyimak masih

banyak yang hanya mengandalkan buku paket bahasa Indponesia. Media

yang sering digunakan dalam pembelajaran menyimak adalah papan tulis

dan teks bacaan dan belum memanfaatkan media audio dan audiovisual109

.

Selain dari faktor guru , siswa juga kurang percaya diri, siswa lebih suka

berbicara dengan teman sebangkunya dan cenderung tidak memperhatikan

apa yang disampaikan oleh guru. Karakteristik kelas 2 sekolah dasar adalah

dalam usia antara 7 sampai 8 tahun adalah masa berkembangnya berada

pada fase operasional konkrit, anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat

untuk mengenai berbahai hal, selain itu mereka masih senang bermain dan

mengeksplorasi situasi dan mencobakan usaha-usaha baru, mereka tidak

suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan.

108 Denis dan Masengut, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Media

Boneka Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN Blimbing

Jombang” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5, no. 3 (2017) 109

Yulianah Prihatin, Problematika Keterampilan Menyimak Dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia, Jurnal Sastranesia, Vol. 5, No. 3, 2017. Hal. 48

Page 80: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

66

Kegiatan menyimak perlu dilaksanakan melalui pendekatan yang sesuai

dengan perkembangan kognitif dan tahap perkembangan siswa. Berbagai

media pembelajaran yang diarahkan untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang diarahkan untuk menciptakan suasana pembelajaran

yang menyengankan bagi peserta didik diperlukan penggunaan media yang

sesuai dengan materi pembelajaran. Salah satunya yang digunakan oleh

peneliti tersebut ialah penggunaan boneka tangan. Boneka tangan termasuk

kedalam media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran,

dalam melakukan pembelajaran memerlukan model yaitu tiruan tiga

dimensi dari objek nyata yang tidak mungkin dipelajari secara langsung

oleh siswa dikarenakan terlalu jauh, terlalu mahal, terlalu besar, terlalu kecil

dan lain-lain yang menyebabkan benda tersebut tidak dibawa langsung ke

dalam kelas. Boneka merupakan model yang sering digunakan

dipergunakan untuk mempertunjukkan atau memperlihatkan sebuah

permainan110

. Dimana boneka tangan sangat sesuai dengan karakteristik

siswa kelas 2 sekolah dasar.

Untuk memperoleh data pelaksanaan pembelajaran dilakukan observasi

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan observer dengan menggunakan

instrument lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Data hasil belajar

siswa dikumpulkan menggunakan teknik tes. Tes tersebut menggunakan

instrument berupa lembar penilaian siswa yang berisi soal-soal uraian.

Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif dimana kegiatan

menyimak lebih diarahkan pada suatu kegiatan yang jaug lebih diawasi,

dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Menyimak intensif memiliki bagian-

bagian, bagian yang sesuai dengan penelitian tersebut ialah menyimak

kritis. Menyimak kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan

110 Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010)

Page 81: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

67

dan bisa menilai ide, gagasan serta infromasi yang dilakukan oleh

pembicara111

.

Tujuan dari menyimak dalam penelitian yang dilakukan oleh Denis dan

Masengut adalah mendengarkan estetik, dimana dalam kegiatan menyimak

ini dipergunakan untuk kesenangan. Ketika siswa menyimak seseorang

yang membaca cerita-cerita dengan suara yang keras atau deklamasi syair

merupakan kegiatan / hal yang menyenangkan112

.

Penelitian yang telah dilakukan tersebut dengan penggunaan media

boneka tangan untuk meningkatkan keterampilan menyimak yang

bertujuan untuk mengetahui pemahaman yang dilakukan guru dan siswa

pada saat proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar menyimak

siswa dapat disimpulkan bahwa media boneka tangan dapat meningkatkan

keterampilan menyimak siswa kelas 2 sekolah dasar yang mana hasilnya

meningkat yang awalnya hanya 18,7% meningkat menjadi 34%.

4. Jurnal Kelas II Sekolah Dasar Negeri 200106 PadangSidumpuan113

Fausiah mendapatkan beberapa permasalahan kemampuan menyimak

yang didapatkan oleh siswa diantaranya kemampuan siswa yang rendah

dalam memahami keterampilan menyimak, siswa kurang antusias dalam

menyimak dikarenakan kurangnya manfaat yang didapatkan. Permasalahan

tersebut ialah permasalahan proses pembelajaran yang konvensial, yang

dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif karena guru

mendominasi sebagian besar aktivitas proses belajar-mengajar dan

penilaian serta siswa cenderung pasif. Pendekatan dan metode

111

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 112

Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 113

Fausiah, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Pendekatan Integratif

Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106 PadangSidumpuan Tahun Pelajaran 2015-2016” Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018)

Page 82: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

68

pembelajaran yang digunakan oleh guru didominasi oleh metode ceramah

dan pemberian tugas114

.

Selain dari itu kurangnya apresiasi guru yang menyebabkan siswa

enggan untuk menyimak. Guru di sekolah tersebut juga masih belum

menggunakan teknik yang bervariasi dan juga pendekatan yang dilakukan

oleh guru tersebut belum tepat. Pembelajaran dengan pendekatan integratif

dapat dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan keterampilan

menyimak dongeng siswa. Pendekatan Integratif merupakan pendekatan

pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena

dalam pembelajaran integratif, siswa akan memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya

dengan konsep lain yang sudah mereka pahami115

.

Sesuai dengan kemampuan menyimak siswa sekolah dasar bahwa anak-

anak akan senang dan mampu menyimak dengan baik, apabila seorang

pembicara menceritakan suatu pengalaman sejati116

. Tidak hanya

menggunakan pendekatan integratif, Fausiah juga menggunakan teknik

dengar-cerita, dengan teknik ini guru membacakan atau memperdengarkan

rekaman sebuah cerpen atau puisi. Setelah itu, beberapa siswa satu per satu

disuruh menceritakan kembali secara singkat garis besar cerita atau puisi

tersebut117

.

114 Rabawati Sutama, Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2013. 115

Asep dan Novi, Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Departemeny Agama, 2012) Hal. 1.5 116

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2013) Hal. 63 117

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi,

(Bandung: UPI PRESS, 2007) Hal. 41-42

Page 83: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

69

Jenis menyimak yang dilakukan oleh peneliti tersebut ialah menyimak

intensif, dimana penyimak dituntut untuk memahami isi simakan secara

mendalam dan juga terinci atau secara detil. Selain itu, menyimak intensif

memiliki beberapa bagian-bagian, penelitian ini masuk ke dalam bagian

menyimak kretaif dan konsentratif. Menyimak konsentratif adalah kegiatan

siswa untuk menelaah pembicaraan seorang guru dan menyimak kreatif

merupakan menyimak yang mempunyai hubungan erat dengan imajinasi

seseorang siswa118

.

Tujuan dari menyimak ini ialah mendengarkan kritikal yaitu orang-

orang mendengarkan untuk mendapatkan informasi dan lalu melakukan

evaluasi pesan tersebut119

, karena sebelumnya dijelaskan mengenai teknik

dengar-cerita bahwa siswa tidak hanya menyimak guru yang menjelaskan

cerita melainkan siswa dituntut untuk memahami setiap detil cerita karena

nantinya siswa akan menceritakan kembali dongeng yang telah dipaparkan

oleh guru.

Melalui pendekatan inetgratif dan dibantu dengan teknik dengar-cerita,

siswa Sekolah Dasar Negeri 200106 PadangSidumpuan tahun pelajaran

2015-2016 mengalami peningkatan sebesar 2,9%. Dijelaskan pula bahwa

setelah menggunakan pendekatan dan teknik tersebut siswa lebih antusias

terhadap pembelajaran menyimak. Disimpulkan bahwa penggunaan

pendekatan integratif dengan teknik dengar-cerita dapat meningkatkan

keterampilan menyimak.

5. Jurnal Kelas III Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangharjo120

Dengan sampel kelas III sebanyak 27 siswa, peneliti yang dilakukan

118 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, hal. 62

119 Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 120

Syafrudin Nugroho, “Upaya Penerapan Media Youtube Dalam Peningkatan Keterampilan

Menyimak Unsur Cerita Lisan” Jurnal Ilmiah Sarasvati 2, no. 1 (2020)

Page 84: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

70

oleh Syafrudin Nugroho ini memiliki tantangan yang tidak jauh berbeda

dengan peneliti lain. Siswa di kelas tersebut masih kurang percaya diri

untuk mengungkapkan pikiran atau idenya, motivasi siswa dalam

menyelesaikan tugas tergolong rendah. Guru memegang peranan penting

dalam mengarahkan dan membangun komunikasi yang baik dengan siswa

agar dapat mengembangkan rasa percaya diri siswa. Memiliki rasa percaya

diri merupakan poin tersendiri bagi setiap individu, khususnya siswa.

Memiliki rasa percaya diri akan mempermudah mereka melakukan suatu

tindakan yang akan berdampak baik pada kinerja setiap siswa dan juga

sebaliknya121

. Hal tersebut yang menyebabkan siswa kurang percaya diri

adalah terabaikan, anak-anak yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan

kasih saying yang cukup akan merasa terabaikan dan bersikap acuh tak acuh

saat mereka dewasa. Mereka akan merasa kesulitan untuk mempercayai dan

bergaul dengan orang lain.

Sesuai dengan permasalahan yang penulis temui yaitu kurangnya

tanggung jawab moral seorang guru ketika siswa mendapatkan nilai rendah

yang menyebabkan siswa enggan untuk menyampaikan ide atau

pendapatnya dan juga kehilangan motivasi untuk mengerjakan suatu tugas.

Karena pada dasarnya guru sangat berperan penting dalam keberhasilan

pembelajaran siswa.

Untuk mengatasai permasalahan-permasalahan tersebut Syafrudin

menggunakan media youtube. Dalam kemajuan teknologi diera globalisasi

ini banyak tawaran untuk dapat digunakan sebagai media dalam proses

pembelajaran, salah satunya adalah video dari youtube. Youtube memiliki

banyak sekali video-video yang dapat dimanfaatkan sebagai materi

pelajaran cerita/dongeng anak dan dijadikan alat pembelajaran yang efektif

untuk mengembangkan kemampuan menyimak siswa.

121

Hendra Surya, Percaya Diri Itu Penting, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007)

Page 85: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

71

Melalui media pembelajaran youtube, siswa dapat memahami suatu

materi secara lebih cepat daripada mempelajarai melalui buku pelajaran,

karena biasanya media pembelajaran dibuat menarik, sehingga siswa tidak

akan merasa jenuh. Hal ini disinyalir dapat meningkatkan minat dan

motivasi menyimak siswa122

. Sesuai dengan salah satu karakteristik siswa

kelas 3 yaitu menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan

mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu123

.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi atau disebut

juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Dalam penelitian

tersebut, Syafrudin menggunakan observasi sistematis dan pengamatan

tidak langsung yang dilakukan dengan perantara video siswa belajar di

rumah.

Jenis menyimak intensif, yang dimana siswa masih berada dalam

bimbingan langsung oleh guru dan penyimak harus memahami isi cerita

secara detil. Menyimak intensif sendiri mempunyai beberapa bagian-

bagian, bagian yang sesuai dengan penelitian tersebut ialah menyimak

eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan

tujuan menemukan berbagai hal informasi atau pesan124

. Tujuan menyimak

yang penulis analisis disini ialah menyimak untuk menikmati.

Hasil dalam penelitian tersebut yang sebelumnya pada simakan I nilai

rata-ratanya hanya 73,5 kemudian pada simakan II naik menjadi 80,55.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan Youtube dapat meningkatkan

kemampuan menyimak siswa kelas 3 sekolah dasar.

122 Haryadi Mujainto, “Pemanfaatan Youtube Sebagai Media Ajar Dalam Meningkatkan

Minat dan Motivasi Belajar” Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penlitian 5, No. 1, 2019 123

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa, 2013) Hal. 83 124

Ibid, Hal. 62

Page 86: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

72

6. Jurnal Kelas III Sekolah Dasar Muhammadiyah 6 Pekanbaru125

Penulis menganalisis terdapat 3 faktor yang menyebabkan rendahnya

keterampilan menyimak siswa kelas 3 di sekolah Otang dan Muhammad

Nailul teliti. Diantaranya guru kurang tepat dalam memilih metode, karena

sejatinya metode adalah salah satu hal utama penunjang keberhasilan

belajar siswa. Selain itu materi yang disampaikan kurang menarik, bahan

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menyimak haruslah

bahan pembelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi atau

tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Sama seperti teknik pembelajaran

menyimak, bahan pembelajaran menyimak tidak boleh ditentukan secara

sembarang. Bahan pembelajaran harus dipersiapkan sesuai dengan tingkat

kemampuan kognitif dan kemampuan intelektual siswa. Seorang guru wajib

mengenal karakteristik siswanya sebab dengan modal pengalaman itulah

dapat dipertimbangkan secara cermat apakah bahan simakan sudah relevan

untuk siswa yang harus dibelakarkannya126

.

Selain faktor guru terdapat permasalahan siswa yang kurang memahami

perbendaharaan kata. Ketika anak-anak masuk kelas satu sekolah dasar

diperkirakan jumlah perbendaharaan kosa kata mereka sekitar 20.000

hingga 24.000.000 kata. Saat mereka berada pada kelas enam, jumlah

perbendaharaan kosa kata mereka sekitar 50.000 kata atau lebih127

. Yang

dimana, permasalahan tersebut haruslah cepat ditanggulangi karena ketika

mereka mencapai kelas 6, mereka harus mencapai 50.000 kosa kata yang

bahkan di kelas 3 ini siswa kurang memahami perbendaharaan kata.

125

Otang dan Muhammad Nailul, “Penerapan Strategi Bercerita Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru” Jurnal Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7, no. 2 (2018) 126

Sanggup Barus, “Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak Bahasa

Indonesia di Sekolah,” Jurnal Universitas Negeri Medan 1, no. 85 (2013); 10. 127

Bruce dan Spratt, Essentials of Literacy From 0-7 Years 2nd

edition, (London: SAGE

Publications, 2011) Hal. 14

Page 87: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

73

Dari beberapa faktor permasalahan di atas yang paling utama adalah

metode yang sesuai untuk diajarkan kepada siswa kelas 3 yang dimana

digunakanlah strategi bercerita. Strategi bercerita adalah suatu kegiatan

yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat

tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau

hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat

didengarkan dengan rasa menyengankan.

Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu keterampilan yang

bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara

menyampaikan berbagai macam ungkapan, perasaan, yang sesuai dengan

apa yang dialami, dirasakan, dilihat dan dibaca128

. Jadi, strategi bercerita

adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan murid dalam mewujudkan

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

melalui bercerita. Kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang

ditempuh guru untuk memberikan pengalaman belajar agar anak

memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik.

Penelitian tersebut masuk ke dalam jenis menyimak intensif, yang

dimana penulis sudah jelaskan bahwa menyimak ini masih dibawah

bimbingan seorang guru dan penyimak harus memperhatikan secara detil.

Selain itu menyimak intensif memiliki beberapa bagian, bagian yang

termasuk dalam penelitian tersebut ialah menyimak konsentratif dimana

penyimak harus menelaah setiap pembicaraan ataupun hal-hal yang

disimaknya129

. Tujuan dari menyimak ini adalah menyimak estetik, yaitu

menyimak seseorang yang membaca cerita-cerita dengan suara yang keras.

128 Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak (Jakarta: Prenada Media

Group, 2016) Hal. 162 129

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa, 2013) Hal. 62

Page 88: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

74

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa strategi bercerita bagus

untuk diterapkan disetiap sekolah karena dapat memberikan sejumlah

pengetahuan social, nilai-nilai moral, dan keagamaan kepada siswa untuk

bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga dapat

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor yang

dimiliki oleh anak. Dari 23 siswa, 19 siswa mendapatkan interval nilai 80-

100. Dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi bercerita dapat

meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

7. Jurnal kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Rambah130

Pada pelajaran bahasa Indonesia, data yang ditemukan Delia Putri

yang meneliti di sekolah tersebut bahwa siswa kelas 4 masih rendah tingkat

konsentrasi menyimaknya. Konsentrasi belajar merupakan faktor penentu

keberhasilan siswa dalam rangka melakukan perubahan tingkah laku yang

lebih baik. Konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran, atau terpusatnya

perhatian terhadap informasi yang diperoleh seorang siswa selama periode

belajar. Konsentrasi belajar dapat ditunjukkan oleh beberapa hal di

antaranya fokus pandangan, adanya perhatian, kemampuan menjawab,

bertanya, dan sambutan psikomotorik yang baik131

. Apabila siswa berusaha

untuk berkonsentrasi selama proses belajar maka siswa memperoleh

pengalaman langsung, mengamati sendiri, meneliti sendiri, untuk

menyusun dan menyimpulkan pengetahuan itu sendiri. Pentingnya

konsentrasi siswa dalam menyimak memudahkan siswa untuk mengetahui

informasi yang dijelaskan oleh guru secara detil.

Selain rendahnya konsentrasi dalam menyimak, siswa kelas IV di SDN

006 Rambah juga merasa takut atau bisa disebut tidak percaya diri ketika

130 Delia Putri, “Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam Meningkatkan

Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar” Indonesian Journal of Basic Education 1, no. 2

(2018) 131

Olivia Femi, Gembira Belajar dengan Mind Mapping, (Jakarta: Elex Media Komputindo,

2008) Hal. 40

Page 89: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

75

disuruh untuk menyimak sebuah teks bacaan. Pembentuk utama dari

kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran adalah interaksi siswa dan guru

juga siswa dengan sesama siswa. Guru dan metode pembelajaran yang

diterapkannya di kelas akan berpengaruh langsung pada kepercayaan diri

siswa, saat siswa dihadapkan pada situasi yang menantang dan perasaan

yang menyenangkan maka kepercayaan diri siswa pun akan meningkat132

.

Siswa kelas IV memasuki masa kanak-kanak akhir. Masa ini merupakan

tahap untuk menemukan eksistensi diri secara utuh bagi setiap anak133

. Oleh

sebab itu, anak memerlukan sosok yang telah dewasa untuk membina dan

mengarahkan proses penemuan diri agar mencapai hasil seperti yang

diharapkan. Pada proses ini, sosok seorang guru termasuk di dalamnya guru

kelas IV harus mampu mengorganisasi setiap kegiatan belajar mengajar

terutama dalam kemampuan menyimak siswa.

Peneliti di sekolah tersebut menggunakan metode game bisik berantai,

game bisik berantai digunakan untuk memberikan pengalaman menarik

bagi siswa dalam memahami, menguatkan suatu konsep atau memecahkan

masalah134

. Permainan berbisik yaitu guru membisikkan suatu

pesan/informasi itu kepada siswa berikutnya apakah sampai pada siswa

terakhir atau tidak. Metode tersebut membutuhkan tingkat konsentrasi yang

tinggi serta kepercayaan diri, yang dimana siswa akan dilatih kemampuan

menyimak nya melalui metode tersebut. Metode ini masuk ke dalam teknik

penggabungan, teknik penggabungan adalah teknik mengingat dengan cara

menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan diingat secara

berantai dengan pesan kedua, ketiga, dan seterusnya.

132 Jurdak, Toward Equity in Quality in Mathematics Education, (New York: Springer

Science+Business Media, 2009) Hal.111 133

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) Hal.113

134 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011) Hal. 282

Page 90: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

76

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu

berupa tes unjuk kerja dan non tes observasi. Data yang diperoleh di

analaisis dengan menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif.

Jenis menyimak ini ialah menyimak intensif yang dimana siswa lebih

diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap

suatu hal tertentu. Dalam menyimak intensif terdapat beberapa bagian salah

satunya yang sesuai metode game bisik berantai ialah menyimak

konsentratif, menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah

pembicaraan/hal yang disimaknya135

. Karena siswa dituntut untuk memiliki

konsentrasi penuh dalam menyimak melalui metode yang diberikan oleh

penelii tersebut.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Delia Putri dapat disimpulkan

bahwa penggunaan metode game bisik berantai dapat meningkatkan hasil

keterampilan menyimak pada siswa kelas IV di SDN 006 Rambah. Hal

tersebut dibuktikan nilai rata-rata hasil yaitu sebesar 60 kemudian

mengalami peningkatan menjadi 63,80 dan meningkat menjadi 74,28.

8. Jurnal Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mangga Besar 01 Pagi,

Jakarta Barat136

Pengamatan yang dilakukan oleh Tio Gusti Satria pada siswa kelas IV

SDN Mangga Besar 01 Pagi, menjelaskan bahwa siswa kurang antusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tidak hanya itu, ada yang pura-

pura memperhatikan dan sibuk dengan aktifitas lain serta ada yang keluar

masuk kelas. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan

permasalahan proses pembelajaran yang konvensional, pembelajaran

Bahasa Indonesia selama ini masih banyak yang menggunakan pendeketan

135

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) 136

Tio Gusti Satria, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan Saintifik Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat” Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10,

No. 2 (2017)

Page 91: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

77

konvensional yang dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan

kreatif. Guru mendominasi sebagian besar akttivitas proses belajar

mengajar dan penilaian serta siswa cenderung pasif137

.

Siswa lebih berposisi sebagai objek daripada sebagai subjek sehingga

pembelajaran menggantungkan sepenuhnya pada inisiatif guru yang

dianggap sebagai sumber belajar. Pendeketan dan metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru didominasi oleh metode ceramah dan pemberian

tugas. Permasalahan pendekatan dan metode dalam pembelajaran

keterampilan menyimak dapat ditanggulangi dengan cara memilih

pendekatan atau metode yang cocok untuk pembelajaran menyimak dan

disenangi siswa.

Dari permasalahan dan penyebab tersebut dibutuhkan suatu upaya dari

guru agar kemampuan menyimak siswa dapat meningkat yaitu dengan

menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan ini menggunakan Langkah-

langkah serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah

yang diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah,

mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan

menarik kesimpulan138

.

Sesuai dengan kurikulum 2013 pendekatan saintifik dimaksudkan untuk

memberi pemahaman kepada siswa untuk mengetahui, memahami,

mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu,

dalam proses pembelajaran diajarkan agar siswa mencari tahu dari berbagai

sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran139

. Pendekatan

137 Rabawati Sutama, Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2013. 138

Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarta : Gava

Media, 2014) Hal. 51 139

Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo :

Nizamia Learning Center, 2015) Hal. 38

Page 92: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

78

ini cocok dengan kurikulum 2013 karena pendekatan ini lebih mengarah

pada model Pendidikan humanis, yaitu Pendidikan yang memberikan ruang

pada siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi kecerdasan yang

dimiliki. Siswa menjadi pusat belajar, tidak menjadi objek pembelajaran.

Dengan demikian karakter, skill, serta kognisi siswa dapat berkembang

secara lebih optimal.

Data yang diperlukan dalam penelitian tersebut ada dua yaitu proses

pembelajaran dan data hasil pembelajaran keterampilan menyimak mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV. Teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk mendeskripsikan data kelas ada dua yaitu tes dan non tes.

Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis dalam bentuk obyektif tes.

Jenis menyimak ini adalah menyimak ekstensif, menyimak ekstensif

adalah sejenis menyimak mengenai hal-hal yang lebih bebas dan lebih

umum terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari

seorang guru140

. Karena siswa diminta untuk mengkonstruk sendiri

pengetahuan, pemahaman, serta skill menyimaknya. Tujuan menyimak ini

adalah menyimak krtitikal, dalam kegiatan menyimak jenis ini memiliki

tujuan untuk mendapatkan informasi dari apa yang didengar dan disimak141

.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah penggunaan pendekatan

saintifik dalam meningkatkan keterampilan menyimak telah dinyatakan

berhasil terhadap siswa kelas IV SDN Mangga Besar 01 Pagi. Dapat dirata-

ratakan tingkat kecapaiannya mencapai 81,5 dari beberapa aspek (aspek

ejaan, aspek alur cerita, aspek fakta, aspek bahasa, aspek penyajian, aspek

topik cerita, aspek bahasa).

140

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 141

Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84

Page 93: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

79

9. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar 1 Mejobo142

Pada proses pembelajaran, Anisa Hartanti dan Irfai Fathurohman

menemukan berbagai permasalahan yang menyebabkan rendahnya

kemampuan menyimak di kelas V Sekolah Dasar 1 Mejobo ini meliputi,

guru belum mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan kegiatan apresiasi sastra secara langsung karena pemikiran guru

di sekolah tersebut bahwa orang yang normal akan dapat menyimak tanpa

adanya pengarahan dari seorang guru. Menurut pemikirannya juga

keterampilan menyimak sudah sering dipelajari oleh siswa sejak kecil

sehingga menyimak tidak akan menjadi beban dan suatu permasalahan bagi

siswa. Pandangan seorang guru yang salah inilah yang perlu dibenarkan.

Pada utamanya, keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang

paling dasar yang harus dimiliki oleh siswa sebelum menulis dan berbicara.

Keterampilan menyimak sebagai pondasi awal dalam pembentukan

seseorang mengenai suatu konsep berbahasa. Keterampilan menyimak

merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif,

yang berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan

sekaligus memahaminya143

.

Menyimak merupakan hal yang penting yang harus dipelajari terlebih

di sekolah dasar, melalui aktivitas ini siswa bisa memperoleh kosakata dan

gramatika, disamping pengucapan yang baik. Pentingnya menyimak dalam

interaksi komunikatif memang sangat nyata. Untuk dapat terlibat dalam

suatu komunikasi, seseorang harus mampu memahami dan mereaksi apa

yang harus dikatakan. Konsekuensinya, selain terlibat dalam aktivitas-

aktivitas interaksional, pembelajar perlu melatih keterampilan

142 Anisa Hartani dan Irfai Fathurohman, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak

Cerpen Melalui Model Picture and Picture berbantuan Media CD Cerita Pada Siswa Kelas V Sekolah

Dasar” Jurnal Kredo 2, no. 1 (2018) 143

Iskandarwassid dan Dandang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011) Hal. 118

Page 94: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

80

menyimak144

. Mengacu pada pendapat di atas, guru harus benar-benar

memperhatikan penerapan pembelajaran bahasa dari berbagai aspek

terutama dalam kegiatan menyimak sehingga, kualitas pembelajaran

menyimak dapat optimal.

Selain itu, inovasi dan kreasi sangat dibutuhkan dalam menstabilkan

kualitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas berupa penerapan

media dan model pembelajaran. Solusi yang dapat digunakan untuk

mengatasi rasa kebosanan dan pembelajaran yang monoton pembelajaran

yang tepat dapat disesuaikan dengan pembelajaran yang diajarkan. Salah

satu model yang digunakan peneliti tersebut yaitu model Picture and

Picture, model tersebut digunakan dalam pembelajaran serta memberikan

pengalaman kepada siswa secara langsung berkaitan dengan materi cerita.

Model Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan

gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis145

.

Penggunaan model pembelajaran tersebut dalam pembelajaran

menyimak sangat tepat, karena dapat mengintegrasikan bentuk dan makna

yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Selain itu model tersebut

diaplikasikannya menggunakan media berupa audio CD cerita, media CD

cerita merupakan jenis media pembelajaran yang berbentuk dua dimensi

seperti audio piringan optikal dapat digunakan untuk memyimpan data

secara digital dalam bentuk file146

. Penggunaan media CD cerita ini adalah

bertujuan agar pengalaman pembelajaran yang melibatkan penggunaan alat

indra pada siswa secara langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar

dapat mengenang, mengesankan, dan lebih lama diingat oleh siswa.

144 Aziez dan Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1996) Hal. 81 145

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011) Hal. 89 146

Munandi Yudhi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: Referensi, 2013)

Hal. 73

Page 95: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

81

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tersebut

adalah observasi. Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang

dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, wawancara adalah bahan

acuan awal yang digunakan oleh peneliti tersebut khususnya pada kualitas

pembelajaran menyimak, tes merupakan instrument penelitian yang

digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dari kualitas

pembelajaran siswa, dan dokumentasi.

Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif yang lebih diarahkan

pada kegiatab yang lebih diawasi dan dikonrol oleh seorang guru. Penyimak

juga harus memahmi isi simakan secara terinci dan cermat. Menyimak

intensif mempunyai beberapa bagian, salah satunya bagian yang sesuai

adalah menyimak kritis yang bertujuan untuk memperoleh fakta yang

diperlukan. Penyimak menilai ide, gagasan, informasi dan ide dari

pembicara147

. Tujuan menyimak ini adalah menyimak menikmati.148

Model Picture and Picture dan penerapan media CD cerita pada materi

keterampilan menyimak cerita pendek guna meningkatkan upaya kualitas

pembelajaran di kelass V SD Mejobo dapat memenuhi kualitas yang

diinginkan, hasil keterampilan menyimak meningkat yang awalnya

mendapat presentase 69,44% meningkat menjadi 83,33%.

10. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar Inpres Borong Jambu II, Kota

Makassar149

Keterampilan menyimak tidak terlepas dari suatu masalah yang

dihadapi oleh setiap peneliti, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh

Bellona. Yang pertama yaitu mengenai pemahaman siswa terhadap

147 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 148

Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 149

Bellona Mardhatillah Sabillah,”Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat

Melalui Media Audio Pada Siswa Kelas V SD Inpres Borong Jambu II Kecamatan Manggala Kota Makassar” Jurnal Kajian Pendidikan Dasar 5, No. 1 (2020)

Page 96: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

82

keterampilan menyimak masih kurang, rendahnya kemampuan menyimak

siswa disebabkan oleh dua hal yaitu berasal dari siswa dan guru. Penyebab

dari siswa antara lain belum mengerti bagaimana cara menyimak yang

efektif dan belum memahami betapa pentingnya keterampilan menyimak

dalam hal menguasai mata pelajaran. Kedua penyebab berasal dari guru,

usaha guru masih kurang kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang

tepat. Guru juga belum menggunakan media yang sesuai dalam proses

pembelajaran150

. Hal ini juga yang menjadi permasalahan di kelas V SD

Inpres Borong Jambu, Kota Makassar bahwa guru di sekolah tersebut belum

bisa memanfaatkan media pembelajaran secara efektif dan juga teknik

pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.

Upaya dalam meningkatkan keterampilan menyimak memiliki

beberapa cara yang sesuai dengan permasalahan-permasalahan di atas yaitu

menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, pembelajaran

menyimak yang penyampaian bahan simakannya terus menerus secara lisan

atau di hanya dibacakan akan terus monoton dan membosankan siswa.

Tetapi, kalau penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan media yang

bervariasi, pembelajaran menyimak akan lebih menarik dan menyenangkan

siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

menyimak bahasa Indonesia, guru harus menggunakan media pembelajaran

yang bervariasi. Untuk lebih memacu siswa dalam memahami bahan

simakan, guru dapat menggunakan alat-alat seperti kaset VCD, LCD,

laptop, Flasdisk, dan sbeagainya dalam pembelajaran menyimak di

sekolah151

.

150 Saddhono dan Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung

: Karya Putra Darwati, 2012) Hal. 4 151

Sanggup Barus, “Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak Bahasa

Indonesia di Sekolah,” Jurnal Universitas Negeri Medan 1, no. 85 (2013) Hal. 11

Page 97: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

83

Selain itu kondisi ruang belajar di kelas tersebut juga belum menunjang

pembelajaran menyimak, akustik ruang belajar turut menentukan

keefektifan pembelajaran menyimak. Ruang belajar yang panas (gerah),

lembab, pengap, hiruk – pikuk dan hingar – bingar dari luar ruang belajar,

dan lalu-lalangnya orang-orang akan mengganggu proses pembelajaran

menyimak. Selain itu, buku-buku dan alat-alat pelajaran lain yang terbuka

dan terletak di atas meja siswa, akan dapat mengganggu konsentrasi

siswa152

. Oleh karena itu, untuk mewujudkan keefektifan pembelajaran

menyimak di sekolah, guru harus mengelola ruang belajar dengan baik.

Guru harus bekerja sama dengan siswa untuk menciptakan suasana ruang

belajar yang kondusif. Sebab ruang belajar yang berkondisi nyaman akan

memberi jaminan keberhasilan bagi pembelajaran menyimak itu sendiri.

Guru memerlukan media dan teknik yang bervariasi untuk

meningkatkan keterampilan menyimak siswa tersebut. Penelitian tersebut

menggunakan media audio untuk meningkatkan kemampuan menyimak

siswa kelas V SD Inpres Borong Jambu, Kota Makassar. Penggunaan media

yang tepat dalam proses belajar-mengajar sangat besar pengaruhnya

terhadap pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam

bentuk auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang

pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar153

. Media

audio dalam proses pembelajaran menyimak cerita rakyat diharapkan dapat

mempertinggi proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini

benar-benar dikuasai siswa. Selain itu, menjadikan proses pembelajaran

lebih bervariasi dan menarik.

152 Ibid, hal. 12

153 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2008) Hal.216

Page 98: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

84

Jenis menyimak ini yaitu, menyimak intensif. Menyimak intensif yaitu

penyimak dituntut untuk bisa dan harus memahami isi simakan secara

terinci dan mendalam terhadap bahan yang disimaknya. Menyimak intensif

memiliki beberapa bagian, salah satu bagian yang sesuai dengan penelitian

tersebut adalah menyimak kreatif, yaitu menyimak yang mempunyai

hubungan erat dengan imajinasi seseorang154

. Karena pada dasarnya siswa

hanya mendengarkan saja tanpa melihat. Tujuan dari menyimak ini yaitu

menyimak diskriminatif, dalam kegiatan ini orang-orang membeda-

bedakan suara-suara dan mengembangkan kepekaan terhadap komunikasi

nonverbal155

.

Pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media

audio dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Borong

Jambu II Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Hal ini dapat dilihat

adanya peningkatan presentase hasil belajar dari setiap siklus dengan

peningkatan nilai kumulatif rata-rata kelas yaitu 88,37%. Dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media audio dapat meningkatkan

keterampilan menyimak siswa kelas V sekolah dasar.

11. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang156

Penelitian yang dilakukan Dede Fitriyani, dkk menjelaskan bahwa selama

ini guru di sekolah tersebut telah melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi dari

materi seperti dengan penugasan, kerja kelompok, maupun dengan

remedial. Namun usaha tersebut belum memperlihatkan kemampuan siswa

154 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 155

Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 156

Dede Fitryani, dkk, “Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang” Jurnal Pendidikan Dasar 92, No.

8 (2018)

Page 99: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

85

masih secara optimal, dengan kata lain cenderung rendah. Permasalahan

tersebut masuk kedalam permasalahan tes kompetensi menyimak, dalam

pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, pembelajaran dan

tes menyimak tampak kurang mendapat perhatian sebagaimana halnya

kompetensi berbahasa yang lain157

. karena hal itu guru masih beranggapan

bahwa dengan sendirinya siswa telah baik kemampuannya memahami

bahasa lisan, atau karena mempersiapkan dan menyusun tes kompetensi

tidak semudah dan sesederhana seperti tes-tes kompetensi yang lain. pada

intinya, tes kompetensi menyimak memerlukan persiapan dan sarana yang

telah khusus.

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tersebut juga

adanya permasalahan-permasalahan lain yang menyebabkan rendahnya

keterampilan menyimak. Pertama, kurangnya minat belajar siswa dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama tentang keterampilan menyimak.

Kedua, guru mengajar masih menggunakan metode ceramah dimana proses

pembelajaran berpusat kepada guru. Artinya proses pembelajaran dikatakan

kurang efektif dan mengakibatkan siswa sulit untuk memahami apa yang

diajarkan oleh guru. Ketiga dalam proses pembelajaran hanya berorientasi

pada teori dan pengetahuan saja. Sedangkan latihannya kurang

diperhatikan, khususnya keterampilan menyimak.

Oleh sebab itu, untuk menjadikan kegiatan menyimak lebih menarik

bagi siswa, guru perlu mencari alternatif-alternatif lain yang dapat

dikembangkan untuk menarik perhatian siswa. Salah satunya ialah

menggunakan atau menerapkan strategi, dimana strategi dapat

meningkatkan siswa dalam menyimak. Dalam penjelasan tersebut penulis

melihat bahwa kemampuan menyimak siswa di kelas V tersebut masih

157 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,

(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2013) hal. 353

Page 100: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

86

belum tercapai secara optimal. Peneliti tersebut menggunakan strategi

pendekatan Integratif, karena strategi ini mempunyai tujuan menyimak

yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah

dimiliki siswa sebelumnya untuk membangun sebuah pemahaman.

Pendekatan integratif adalah pola pembelajaran yang didasari atas

konsepsi yang menyatukan tujuan dari berbagai ilmu pengetahuan

(multidiciplines). Dalam konteks ini peserta didik tidak hanya sebatas

belajar mata pelajaran tertentu sebagai sebuah mata pelajaran yang berdiri

sendiri (monodiciplines) melainkan melalui pol aini setiap mata pelajaran

diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya yang memiliki keterkaitan

kompetensi dasarnya. Paradigma ini dalam perkembangannya menjadi ciri

dari Kurikulum 2013158

. Melalui strategi pembelajaran ini, diharapkan

dapat memberi rangsangan belajar yang lebih terarah bagi siswa serta dapat

meningkatkan keterampilan menyimak siswa sehingga dapat menciptakan

pembelajaran yang aktif yang menjadikan siswa sebagai pusat

pembelajaran.

Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif dimana kegiatan

menyimak lebih diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi,

dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Menyimak intensif memiliki bagian-

bagian, bagian yang sesuai dengan penelitian tersebut ialah menyimak

kritis. Menyimak kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan

dan bisa menilai ide, gagasan serta infromasi yang dilakukan oleh

pembicara159

. Tujuan dari menyimak ini adalah menyimak kritikal,

dimana

158

Nai Firmina Angela, Teori Belajar dan Pembelajaran: Implementasinya dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP,SMA dan SMK, (Yogyakarta: Deepublish, 2017) Hal. 158 159

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62

Page 101: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

87

siswa mendengarkan untuk mendapatkan informasi dan lalu melakukan

evaluasi pesan tersebut160

.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dede, dkk menunjukkan

bahwa adanya peningkatan keterampilan menyimak siswa kelas V Sekolah

Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang. Perhitungan uji hipotesis

menunjukan bahwa prites t hitung sebesar 1,42, mengacu pada ketentuan

pengambilan keputusan uji hipotesis hasil perbandingan 2,00 < 0,05

(thitung < α), dan dari hasil uji perhitungan postes t hitung sebesar 2,70

mengacu pada ketetntuan pengambilan keputusan uji hipotesis hasil

perbandingan 2,00 > 0,005 (thitung > ɑ) maka dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan penggunaan strategi

Pendekatan Integratif dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa

kelas V sekolah dasar.

12. Jurnal kelas V Sekolah Dasar Negeri Klenggotan161

Mengingat menyimak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar

siswa, perlu diusahakan supaya kegiatan menyimak dapat efektif sehingga

siswa memperoleh hasil yang maksimal. Ervin, dkk meneliti kemampuan

menyimak siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Klenggotan yang

menemukan fakta bahwa kenyataannya, kondisi pembelajaran menyimak

masih mengalami beberapa permasalahan. Saat pembelajaran berlangsung

di kelas tersebut terdapat berbagai permasalahan yang terjadi dalam

pembelajaran menyimak cerita. Permasalahan tersebut antara lain siswa

kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa kurang

berkonsentrasi saat menyimak cerita yang disampaikan oleh guru dan lebih

senang bermain dengan temannya. Mereka beranggapan bahwa semua

160 Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 161

Ervin, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dengan Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Siswa

Sekolah Dasar” Jurnal Didaktika Dwija Indria 1, No. 2 (2017)

Page 102: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

88

orang yang normal pasti dapat menyimak dengan baik tanpa harus melalui

proses pembelajaran. Siswa menganggap bahwa keterampilan menyimak

merupakan keterampilan yang paling mudah dibandingkan keterampilan

bahasa yang lain.

Selain dari siswa, guru di kelas tersebut masih mendominasi proses

pembelajaran sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru.

Permasalahan ini yaitu mengenai proses pembelajaran yang konvensial.

Dimana, yang dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan

kreatif karena guru mendominasi sebagian besar aktivitas proses belajar-

mengajar dan penilaian serta siswa cenderung pasif. Siswa lebih berposisi

sebagai objek daripada sebagai subjek sehingga pembelajaran

menggantungkan sepenuhnya pada inisiatif guru yang dianggap sebagai

sumber belajar. Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan oleh

guru didominasi oleh metode ceramah dan pemberian tugas162

.

Permasalahan pendekatan dan metode dalam pembelajaran keterampilan

menyimak dapat ditanggulangi dengan cara memilih pendekatan dan

metode yang cocok untuk pembelajaran menyimak dan disenangi siswa.

Guru belum menggunakan media pembelajaran sehingga siswa kurang

berminat terhadap materi pembelajaran dan juga guru belum menerapkan

model pembelajaran yang inovatif dan tepat sehingga siswa mudah merasa

jenuh terhadap kegiatan pembelajaran yang monoton. Pemanfaatan media

yang relevan di dalam kelas dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.

Bagi guru, media pembelajaran membantu mengkonkritkan konsep atau

gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa, media

dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian

162 Rabawati Sutama, Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2013

Page 103: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

89

media dapat membantu tugas guru dan siswa untuk mencapai kompetensi

dasar yang telat ditetapkan.

Penggunaan model pembelajaran juga tidak jauh kalah penting, model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancanf pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar163

. Berdasarkan permasalahan-

permasalahan di atas penyebab rendahnya keterampilan menyimak siswa

adalah guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai serta

belum memanfaatkan media pembelajaran dalam menyampaikan cerita.

Akibatnya pembelajaran kurang menarik dan menjadi monoton, siswapun

menjadi kurang antusias dalam pembelajaran menyimak cerita.

Pada permasalahan tersebut harus segera diatasi dengan menerapkan

model pembelajaran yang inovatif dan media pembelajaran yang menarik

agar tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Ervin,

dkk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

Model pembelajaran Think Pair Share yaitu suatu model pembelajaran

Kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta

saling bantu satu sama lain164

. Model pembelajaran Think Pair Share sesuai

apabila diterapkan dalam menyimak cerita, karena penerapan model ini

dapat membantu siswa dalam mengingat isi cerita yang disimaknya,

sehingga siswa lebih mudah dalam memahami cerita.

Penerapan model pembelajaran lebih efektif apabila ditunjang dengan

media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Media yang digunakan

oleh peneliti tersebut adalah media Wayang Kartun, Wayang Kartun

163 Soekamto dan Winataputra, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran, (Jakarta:

Dirjen Dikti, Depdikbud, 1997) Hal.78-79 164

Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016) Hal. 208

Page 104: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

90

merupakan media pembelajaran yang digerakkan menggunakan tangan dan

berwujud gambar kartun. Penggunaan media Wayang Kartun mampu

membuat siswa tertarik dan antusias, sehingga lebih berkonsentrasi dalam

menyimak cerita.

Jenis menyimak dalam penelitian tersebut adalah menyimak Intensif,

dimana siswa dituntut untuk menyimak secara detil dan terinci, dan

kegiatan yang jauh lebih dikontrol. Jenis menyimak ini mempunyai

beberapa bagian salah satu yang sesuai ialah menyimak krtiis, menyimak

kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak

menilai gagasan, ide, dan informasi dari pembicara165

.

Dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Ervin, dkk

dengan menggunakan model Think Pair and Share dengan berbantuan

media wayang kartun. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan

menyimak cerita, dari presentase 74,19% meningkat menjadi 93,55%.

13. Jurnal Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Tumbu dan Sekolah Dasar

Negeri 2 Tumbu166

Kegiatan menyimak berperang penting dalam pengembangan

kemampuan bahasa seseorang, terutama bagi para siswa. Pembelajaran

menyimak, bukan semata-mata untuk penyajian materi dengan

mendengarkan segala informasi, melainkan ada proses pemahaman yang

harus dikembangka disana. Dalam pembelajaran siswa diharapkan mampu

menyimak dengan baik informasi yang disampaikan oleh guru. Pada

kenyataannya penelitian yang dilakukan oleh I Gede, dkk menemukan

beberapa masalah dalam keterampilan menyimak kelas VI SDN 1 Tumbu

dan SDN 2 tumbu. Peneliti tersebut menggunakan wawancara terhadap

165 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 166

I Gede Andri Septiadi, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar

PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2, No.1 (2014)

Page 105: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

91

guru di kedua sekolah tersebut, setelah dilakukan wawancara lebih lanjut,

terdapat beberapa permasalahan yang hamper sama yang dihadapi guru di

kedua sekolah tersebut.

Pertama, kurangnya pengetahuan guru mengenai strategi maupun

model pembelajaran lain yang dapat dipadukan dalam pembelajaran

membuat pembelajaran di kelas kurang bervariasi sehingga siswa

cenderung menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran. Kedua, dalam

melakukan proses pembelajaran, kurangnya dukungan media pembelajaran

dalam mendukung proses pembelajaran membuat pembelajaran di kelas

menjadi kurang menarik. Ketiga, saat proses pembelajaran, konsentrasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Dari hasil observasi

yang peneliti tersebut lakukan disebutkan pula guru masih mendominasi

proses pembelajaran, sehingga aktivitas siswa menjadi kurang aktif. Di

Indonesia sistem pembelajaran pada hampir semua sekolah masih bersifat

satu arah. Yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan

baik sehingga yang terjadi adalah hanya transfer pengetahuan167

Hal ini

menyebabkan konsentrasi siswa menjadi kurang fokus pada penjelasan

guru karena materi yang disampaikan sudah ada dalam buku sumber.

Jika permasalahan yang ditemukan di atas dibiarkan terus menerus,

maka hasil belajar menyimak siswa tidak akan tercapai sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pembelajaran di kelas

seharusnya lebih mengutamakan aktivitas dan peran siswa (students

centered). Students Centered adalah pendekatan dalam pembelajaran

memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses Experiential Learning

(pengalaman belajar). Pada sistem pembelajaran tersebut siswa dituntut

aktif mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dengan guru sebagai

167 Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari Teacher Centered

Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, Forum Kependidikan 28, No. 2

(2009) hal. 109

Page 106: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

92

fasilitator168

. Oleh karena itu, guru hendaknya mampu membangkitkan

kreativitas, aktivitas, dan peran siswa dalam pembelajaran. Guru dapat

menggunakan strategi, model, ataupun pendekatan yang bervariasi namun

harus sesuai dengan kondisi maupun karakteristik siswa agar sesuai tepat

sasaran membangkitkan peran aktif siswa.

Salah satu strategi yang sesuai agar keterampilan menyimaknya dapat

meningkat yang digunakan oleh I Gede, dkk dalam melakukan penelitian

tersebut adalah strategi The Direct Listening Thinking Activity. DLTA

(Direct Listening Thinking Activity) merupakan pendekatan pembelajaran

untuk meningkatkan pemahaman siswa akan bahan simakan. Pendekatan

ini dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan menyimak, memprediksi

ucapan yang akan disimak dan membuktikan dengan cara menyampaikan

kembali pesan yang telah siswa simak sehingga memiliki kemampuan

menyimak yang kritis dan reflektif169

. Strategi ini diharapkan mampu

meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Untuk mendukung strategi tersebut digunakan media pembelajaran.

Media dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran

(instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat

bantu pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam

memperjelas materi (pesan) yang akan disampaikan170

. Selain itu juga perlu

dilakukan pembaruan dalam pembelajaran menyimak. Salah satu

pembaruan tersebut I Gede, dkk mengajarkan keterampilan menyimak

dengan menggunakan media audio. Media audio adalah media untuk

menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambing-

lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun

168 Ibid, hal. 110

169 Abidin Yunus, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: Refika

Aditama, 2012) Hal. 114 170

Anderson Ronald, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, (Jakarta:

Universitas Terbuka bekerja sama dengan CV.Rajawali, 1987)

Page 107: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

93

non verbal171

. Dapat disimpulkan bahwa media audio adalah salah satu

bentuk perantara pengantar noncetak yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan dari pendidik kepada siswa.

Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif, pada menyimak intensif

ini lebih diarahkan kepada suatu kegiatan yang lebih diawasi atau dikontrol

dan juga penyimak harus mendengarkan secara detil. Terdapat beberapa

bagian dalam menyimak intensif, salah satunya yang sesuai adalah

menyimak interogatif, menyimak ini merupakan kegiatan menyimak yang

menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian172

. Tujuan dari

menyimak tersebut adalah menyimak diskriminatif, dalam hal ini siswa

membeda-bedakan suara-suara dan mengembangkan kepekaan terhadap

komunikasi nonverbal173

.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh I Gede,

dkk dapat dikemukan simpulan yaitu, keterampilan menyimak siswa

kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran menggunakan strategi

the direct listening and thinking activity berbantuan media audio memiliki

mean (M) = 25 dan berada pada kategori sangat tinggi. Keterampilan

menyimak siswa kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran

menggunakan strategi pembelajaran langsung memiliki mean (M) = 15,33

dan berada pada kategori sedang. Yang artinya keterampilan menyimak

menggunakan strategi the direct listening and thinking activity berbantuan

media audio dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas VI.

171 Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(Jakarta: Rajawali Press, 2009) Hal. 49 172

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 173

Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84

Page 108: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

94

14. Jurnal Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 157015 Kebun Pisang Kec,

Badiri, Tapanuli Tengah174

Keterampilan menyimak sangatlah perlu diberikan kepada siswa.

Dengan menguasai keterampilan menyimak, maka siswa dapat memperoleh

informasi dari bahan simakan. Namun dalam pencapaian harapan tersebut,

banyak hambatan atau kendala dalam keterampilan menyimak siswa

sekolah dasar khususnya sekolah yang dilakukan oleh peneliti yang

bernama Helga. Helga menjelaskan rendahnya penguasaan siswa dalam

keterampilan menyimak diduga dari faktor guru dan siswa. Faktor antara

lain siswa tidak memiliki keberanian dalam mengungkapkan kembali isi

cerita, kosakata yang digunakan masih kurang, kurangnya motivasi dan

aksi siswa dalam pembelajaran menyimak.

Dari fenomena-fenomena atau gejala-gejala tersebut, terlihat rendahnya

kemampuan menyimak cerita siswa. Keadaan di atas menurut penulis

dipengaruhi oleh metode atau cara mengajar guru yang kurang sesuai

dengan materi yang diajarkan. Guru cenderung melaksanakan pembelajaran

dengan ceramah atau penugasan sehingga membuat siswa kurang aktif dan

kualitas pembelajaran terkesan rendah. Sedangkan dari faktor guru sebagai

akibat dari belum efektifnya strategi pengajaran yang digunakan. Karena

sebelumnya, peneliti di sekolah tersebut melihat guru hanya menggunakan

teknik dikte pada pengajaran mengungkapkan kembali isi cerita dalam

pengajaran menyimak, sehingga siswa cenderung merasa bosan dalam

menerima pelajaran menyimak.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa dalam mengungkapkan

kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak, maka perlu mencari upaya

174 Helga, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI-B Melalui

Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Ganjil SD

Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran

2018/2019” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, No. 1 (2019

Page 109: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

95

pemecahnya. Peneliti tersebut menggunakan media audio berupa tape

recorder, media audio tape recorder adalah salah satu media Pendidikan

yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah

menggunakannya. Media pembelajaran tape recorder adalah media audio

yang menggunakan alat perekam sebuah kaset, yang berkaitan dengan

pendengaran175

. Setelah guru mendengarkan informasi melalui media tape

recorder, siswa mampu meningkatkan menceritakan kembali isi cerita yang

telah disimaknya.

Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif, seperti yang sudah

dijelaskan di analisis di atas bahwa menyimak intensif masih dilakukan

dibawah pengawasan seorang guru dan siswa menyimak harus secara detil

dan cermat176

. Tujuan dari menyimak ini adalah menyimak diskriminatif,

siswa membeda-bedakan suara-suara dan mengembangkan kepekaan

terhadap komunikasi nonverbal177

.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Helga, media audio

dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa terbukti pada

presentase awal 63,39 % dengan nilai rata – rata 6,34, dan meningkat

menjadi 91,96 % dengan nilai rata – rata sebesar 9,19.

D. Pembahasan

Dalam bukunya Elvi Susanti menyimak merupakan komunikasi verbal

yang sulit dan unik harus dipelajari dan dilatih, karena merupakan bagian

penting dari komunikasi. Bahkan menyimak dapat diklafisikan sebagai seni

bergaul atau keterampilan berkomunikasi. Peranan menyimak penting dalam

175

Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Press, 2009) Hal. 52 176

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung

: Angkasa , 2013) hal. 62 177

Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New

Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84

Page 110: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

96

berkomunikasi, karena memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan

berkomunikasi dan menempati ruang paling besar dalam aktivitas

berkomunikasi. Sekitar 50% aktivitas komunikasi didominasi oleh

menyimak.178

Pentingnya keterampilan menyimak dikembangkan karena proses

mendengar belum tentu menyimak. Menyimak di sini adalah dapat memahami

ide, gagasan, pendapat orang lain secara lisan. Hal ini sejalan dengan pendapat

Tarigan yang menyatakan bahwa kita sama-sama maklum bahwa mungkin,

mendengar dengan sempurna, tetapi belum tentu dapat menyimak dengan baik.

Selanjutnya, ada kemungkinan untuk menyimak tetapi belum tentu memahami

maknanya.

Penyebab orang enggan menyimak menurut Elvi atau pesan dan

informasi yang hendak disampaikan oleh pembicara tidak mencapai sasaran

adalah karena faktor internal dan eksternal. Selain karena dua faktor tersebut

banyak permasalahan yang mungkin kita temui dalam kegiatan menyimak,

diantaranya179

;

1. Kebiasaan menyimak terputus-putus dan melompat-lompat.

2. Menyimak dengan cara hanya mengambil fakta-faktanya saja.

3. Kebiasaan menyimak dengan cara mendengarkan bagian tertentu oleh

karena desakan tertentu.

4. Kebiasaan menyimak dengan perasaan yang sangat mudah tersinggung.

5. Menyimak dengan menghindarkan diri dari uraian-uraian yang sukar.

6. Kebiasaan menyimak dengan sikap memandang enteng, merasa tidak perlu

menyimak dengan sungguh-sungguh.

7. Kebiasaan menyimak dengan suka mengecam pembicaraan dan tampang

pembicara.

178 Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak, (Bogor : Penerbit IN MEDIA, 2020) Hal. 2

179 Ibid., Hal. 29-32

Page 111: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

97

8. Kebiasaan menyimak dengan cara pura-pura mendengarkan.

9. Kebiasaan menyimak dengan mudah diganggu oleh kegaduhan.

10. Kebiasaan menyimak dengan kertas dan pensil.

Dari kedua penyebab dan permasalahan-permasalahan tersebut terdapat

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak diantaranya;

1) faktor fisik, 2) faktor psikologis, 3) faktor pengalaman, 4) faktor sikap, 5)

faktor motivasi, 6) faktor jenis kelamin, 7) faktor peranan masyarakat, 8) faktor

pembicara, 9) faktor pembicaraan, 10) faktor situasi.

Selain itu efektivitas pembelajaran menyimak sangat ditentukan oleh

kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran menyimak yang sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa. Oleh sebab itu, implikasi dari kondisi ini

perlu dipilih sebuah metode pembelajaran menyimak yang baik dan menarik.

Berikut ini metode atau strategi pembelajaran menyimak180

:

1. Metode Langsung

2. Metode Komunikatif

3. Metode Integratif

a. Simak-Ulang Ucap

b. Simak Kerjakan

c. Simak Terka

d. Simak Tulis

e. Memperluas Kalimat

f. Bisik Berantai

g. Identifikasi Kata Kunci

h. Identifikasi Kalimat Topik

i. Menyelesaikan Cerita

j. Menjawab Pertanyaan

k. Merangkum

180 Ibid., Hal. 76-79

Page 112: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

98

l. Parafrasa

4. Metode Tematik

5. Metode Konstruktivitas

6. Metode Kontekstual

Selain penggunaan metode atau strategi yang tepat guna meningkatkan

kemampuan menyimak siswa, terdapat media pembelajaran menyimak yang

dapat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan, dan

isi pelajaran. Media-media tersebut diantaranya ;

1. Media visual: yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti: foto, gambar,

poster, kartun, grafik, dan lain sebagainya.

2. Media audio: yaitu media yang hanya dapat didengar, seperti: kaset audio,

MP3 dan radio.

3. Media audio visual: yaitu media yang dapat didengar sekaligus dilihat,

seperti: film bersuara, video, televisi, dan sound slide.

4. Multimedia: yaitu media yang dapat menyajikan unsur secara lengkap,

seperti: animasi. Multimedia sering diidentikan dengan computer, internet,

dan pembelajaran berbasis komputer.

5. Media realita merupakan yaitu media nyata yang ada di lingkungan alam,

baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti:

binatang specimen, herbarium, dan lain sebagainya.

Menurut Elvi anak pada usia sekolah dasar berada pada tahap

operasional konkret. Tahap operasional konkret tahapan umur siswa sekolah

dasar yang tidak dapat memahami operasi (logis) dalam pembelajaran tanpa

dibantu dengan benda-benda konkret. Pada siswa sekolah dasar kemampuan

menyimak menggunakan media dan metode/strategi pembelajaran untuk

mempermudah jalannya pembelajaran. Sebaliknya, apa yang mereka simak

bisa dapat diterima dengan baik. Kemampuan menyimak siswa berbeda-beda

melihat dari pengetahuan yang mereka miliki.

Page 113: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

99

Media yang dapat digunakan untuk membantu menyimak di jenjang SD

antara lain181

:

1. Gambar diam, misalnya lukisan, foto, gambar dari majalah

2. Gambar seri

3. Berupa gambar, denah atau bagan yang biasa digantungkan di dinding

4. Berisi kata-kata dan gambar untuk mengembangkan kosa kata

Selain itu, teknik atau cara pengajaran menyimak di sekolah dasar

dapat dilakukan secara variatif untuk menghindari kesan yang monoton

terhadap strategi mengajar guru di sekolah dasar. Selain itu, melalui

penggunaan teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih

menarik bagi siswa. Adapun beberapa teknik menyimak yang dapat digunakan

guru dalam proses belajar-mengajar di sekolah dasar, diantaranya adalah182

; 1)

Teknik ulang-ucap (menirukan), 2) Teknik informasi beranting, 3) Teknik satu

mulut satu kelas, 4) Teknik satu rekaman satu kelas, 5) Teknik group cloze, 6)

Teknik parafrase, 7) Teknik simak libat cakap, 8) Teknik simak bebas libat

cakap.

Berdasarkan analisis jurnal-jurnal di atas, terdapat permasalahan-

permasalahan dalam keterampilan menyimak siswa sekolah dasar di antaranya;

(1) Siswa masih suka berbicara sendiri dengan temannya, (2) Guru belum

maksimal menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif, (3)

Siswa masih kurang percaya diri, (4) Kurangnya motivasi dan aksi siswa dalam

pembelajaran menyimak, (5) Kurangnya pemahaman siswa mengenai

perbendaharaan kata, (6) Tingkat konsentrasi siswa masih rendah, (7) Teknik

guru dalam pembelajaran menyimak kurang bervariasi, (8) Kurangnya

pengetahuan guru mengenai strategi maupun model pembelajaran lain yang

dapat dipadukan dalam pembelajaran menyimak.

181 Ibid., Hal. 88

182 Ibid., Hal. 89-91

Page 114: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

100

Tidak hanya mengenai permasalahan-permasalahan menyimak.

Terdapat solusi yang bisa digunakan guru dalam hal ini untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut, dijelaskan juga bagaimana penggunaan metode,

media, model, dan strategi guna meningkatkan keterampilan menyimak siswa

sekolah dasar agar terciptanya pembelajaran yang diinginkan. Terkait metode,

media, model dan strategi dalam meningkatkan keterampilan menyimak,

penulis menemukan dua hal yang menarik. Pertama, terdapat kesamaan

metode, media, model dan strategi yang dijelaskan penulis di bab II dengan

sejumlah jurnal yang diteliti. Kedua, terdapat metode, media, model dan

strategi yang diterapkan dalam jurnal, namun tidak ada dalam penjelasan

metode, media, model dan strategi menyimak yang penulis jelaskan di bab II.

Penggunaan metode, media, model, dan strategi yang terdapat dalam

bab II dalam upaya meningkatkan daya simak siswa sekolah dasar adalah

penggunaan teknik-teknik, di antaranya teknik loci, teknik penggabungan dan

teknik fonetik. Selain itu menggunakan bahan pembelajaran menyimak yang

relevan, menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, mengelola ruang

belajar dengan baik, melakukan evaluasi dengan baik.

Selain itu dalam skripsi ini, ditemukan beragam faktor dalam

dilakukannya penelitian, di antaranya faktor permasalahan dalam menggali

data. Faktor permasalahan tersebut adalah bagaimana menjelaskan,

menganalisis dan menginterpretasi terhadap penelitian kualitatif yang

menggunakan metode Library Research mengenai keterampilan menyimak ini

dari kelas 1 hingga kelas 6 sekolah dasar yang didapatkan dalam sejumlah

jurnal yang telah dijelaskan di atas. Mengingat di setiap kelas siswa memiliki

keterampilan menyimak yang berbeda satu dengan lainnya. Maka tidak dapat

dilakukan komparasi penelitian untuk semua kelas. Apalagi jurnal-jurnal untuk

dianalisis terkait menyimak siswa sekolah dasar tidak begitu banyak dan

Page 115: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

101

terbatas. Hal ini tentu menjadi tantangan penulis dalam menyelesaikan

peneilitian ini.

Namun permasalahan tersebut diatasi oleh penulis dengan beragam

penguraian. Penguraian ini yaitu berupa perbandingan dan persamaan kategori-

kategori menyimak antar kelas yang setingkat, antar siswa kelas 1 SD

contohnya mengenai persamaan karakteristik siswa jurnal Imam dengan

Ulfiatus Pebriana yang menyebutkan bahwa siswa kelas 1 masih suka bermain

dan cepat bosan. Sedangkan mengenai perbedaannya ialah penggunaan teknik

permainan pesan berantai dan model pembelajaran artikulasi dan media boneka

tangan.

Penelitian ini juga memiliki kelebihan, yakni penelitian dilakukan

secara komprhensif dari kelas 1 hingga kelas 6 sekolah dasar. Sehingga terlihat

karakteristik setiap siswa dalam keterampilan menyimak mealui tingkatan

kelasnya masing-masing. Hal ini tentu berbeda dengan penelitian yang hanya

memfokuskan untuk satu kelas saja. Selain itu dijelaskan mengenai solusi untuk

meningkatkan keterampilan menyimak siswa sekolah dasar sehingga terdapat

gambaran yang jelas mengenai metode, media, model, dan strategi yang sesuai

dan tepat untuk usia-usia siswa sekolah dasar. Dari ke 14 Jurnal permasalahan

terhambatnya kemampuan menyimak siswa di setiap kelas sekolah dasar adalah

karena faktor internal. Faktor internal meliputi kondisi fisik penyimak dan

kondisi psikologi penyimak. Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor

penting yang turut menentukan keberhasilan serta kualitas dalam menyimak.

Penyimak harus memiliki kondisi fisik yang baik dan sehat terutama bagian alat

indra pendengaran, karena dalam proses menyimak yang paling penting adalah

alat pendengaran. Oleh sebab itu menyimak harus membutuhkan kondisi yang

fit, sehingga mampu melakukan aktivitas menyimak dengan baik. Selain itu

jika penyimak merasa lelah, lapar, atau sakit, maka dia akan mengalami

kesulitan saat menyimak. Oleh karena itu, faktor-faktor fisik yang dapat

Page 116: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

102

mengganggu dan menghambat proses kelancaran menyimak perlu

dihilangkanatau diminimalkan. Kondisi psikologis juga turut mempengaruhi

proses menyimak. Kondisi psikologis yang positif akan memberi pengaruh

yang baik, sedangkan kondisi psikologis yang negatif akan memberi pengaruh

yang buruk terhadap kegiatan menyimak. Faktor negatif itu antara lain

prasangka buruk, kurang simpati, keasikan terhadap hal pribadi, pandangan

yang kurang luas, kebosanan dan kejenuhan. Sedangkan faktor positif yang

menguntungkan bagi kegiatan menyimak, antara lain pengalaman masa lalu

yang menyenangkan sehingga dapat menentukan minat dan pilihan, serta

kepandaian yang beraneka ragam. Menurut Tarigan dari faktor internal selain

kondisi fisik dan psikologi penyimak, ada juga faktor pengalaman, faktor sikap,

faktor motivasi, dan faktor jenis kelamin.

Page 117: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode studi pustaka

ini terkait dengan Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. keterampilan menyimak adalah proses mendengarkan lambang-lambang bunyi

yang dilakukan secara sengaja dan penuh perhatian disertai apresiasi,

pemahaman, reaksi, interpretasi, dan evaluasi untuk memperoleh sebuah

informasi, pesan, isi, dan merespon maknya yang terkandung di dalamnya.

Keterampilan menyimak mempunyai peran penting dalam usaha mempelajari

banyak hal, khususnya di dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah

memerlukan keterampilan menyimak dan keterampilan menyimak adalah

keterampilan pertama yang harus dimiliki siswa. Mengingat pentingnya

keterampilan menyimak, maka keterampilan tersebut harus diajarkan sejak dini

di sekolah dasar.

2. Dalam penerapannya tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang dialami

dalam proses belajar mengajar yang menyebabkan keterampilan menyimak siswa

berada pada tingkat yang rendah. Permasalahan-permasalahan itu disebabkan

oleh dua faktor yaitu guru dan siswa. Faktor dari guru masih banyak yang belum

menggunakan metode dan model pembelajaran yang menarik, serta media yang

digunakan kurang bervariasi, bahkan terdapat guru yang menilai bahwa

keterampilan menyimak tidak penting karena keterampilan tersebut akan terbiasa

dengan sendirinya. Selain dari guru, masih terdapat siswa yang kurang percaya

diri, kurangnya motivasi dalam menyimak, dan tingkat konsentrasi siswa masih

rendah. Oleh karena itu, teradapat solusi yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan menyimak siswa sekolah dasar. Penggunaan metode, media, teknik,

Page 118: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

104

dan strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa akan dapat berpengaruh

meningkatkan kemampuan menyimak siswa sehingga dapat tercapainya

pembelajaran yang diinginkan.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana

keterampilan menyimak siswa yang terjadi di sekolah dasar. Mulai dari

permasalahan-permasalahan menyimak, faktor penyebab rendahnya

keterampilan menyimak hingga solusi atau penggunaan metode, model, media

dan strategi untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa sekolah dasar.

Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian ini juga dikemukakan implikasi

teoritis dan praktis antara lain :

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan penerapan keterampilan menyimak dalam proses

pembelajaran di sekolah dasar. Guru harus lebih memperhatikan aspek-

aspek yang ada di dalam pengajaran keterampilan menyimak. Adapun

aspek-aspek tersebut faktor pembicara, penggunaan bahasa yang baik dan

benar, kepercayaan diri, memiliki gaya yang menarik, selalu kontak dengan

penyimak, penguasaan materi dan berbicara sistematis. Oleh karena itu,

dalam melatih dan mengajarkan siswa agar memiliki keterampilan

menyimak yang baik guru harus memilih perangkat pembelajaran yang

tepat.

2. Implikasi Praktis

Sesuai dengan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang sudah

dijelaskan pada bab IV, penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan

gambaran untuk guru mengenai keterampilan menyimak siswa yang ada di

sekolah dasar. Selain itu dapat menjadi masukan kepada guru untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Serta

Page 119: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

105

penjelasan mengenai metode, media, model, dan strategi apa yang tepat

untuk meningkatkan keterampilan menyimak di sekolah dasar. Karena

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang demikian dilakukan agar

meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan dapat mengembangkan

keterampilan menyimak siswa. Mengingat pentingnya keterampilan

menyimak adalah keterampilan berbahasa pertama yang harus dikuasai

siswa, dan juga menyimak merupakan tahap awal siswa dapat memahami

materi pelajaran yang diinginkan. Sehingga guru harus lebih banyak

melakukan perhatian khusus mengenai keterampilan menyimak siswa dan

juga banyak melakukan inovasi-inovasi baru dalam pengajaran yang sesuai

dengan karakteristiknya. Dengan demikian, semakin banyak melakukan

inovasi-inovasi baru dan perhatian khusus, maka kemampuan menyimak

siswa akan semakin meningkat.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian ini, maka

disampaikan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan antara lain :

1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperluas objek penelitiannya

melalui metode field research agar penelitian mengenai keterampilan

menyimak siswa sekolah dasar dapat lebih mendalam.

2. Bagi peserta didik

a. Siswa sebaiknya harus lebih berani dan aktif, tidak perlu malu dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran.

b. Dalam proses pembelajaran, siswa sebaiknya memperhatikan guru

ketika sedang menyampaikan materi pembelajaran.

3. Bagi Guru

Page 120: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

106

a. Sebaiknya guru bisa menerapkan model pembelajaran, metode, media

dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dan juga keterampilan menyimak siswa sekolah dasar.

b. Guru sebaiknya lebih memperhatikan keterampilan menyimak siswa.

Menyediakan tes kompetensi menyimak yang sesuai dengan

karakteristik dan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan sehingga dapat terciptanya proses pembelajaran yang

diinginkan.

4. Bagi Sekolah

Sebaiknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru agar mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model, metode,

media dan strategi pembelajaran yang sesuai agar meningkatnya

keterampilan menyimak siswa.

Page 121: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

107

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung

: PT. Refika Aditama

Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Anderson, Ronald. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk

Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka bekerja sama dengan CV.Rajawali

Angela, Firmina, Nai. 2017. Teori Belajar dan Pembelajaran: Implementasinya

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP,SMA dan SMK. Yogyakarta:

Deepublish

Anisa Hartani dan Irfai Fathurohman. 2018. Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Menyimak Cerpen Melalui Model Picture and Picture berbantuan Media

CD Cerita Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Kredo Vol. 2, no. 1

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Asep dan Novi. 2012. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemeny Agama

Aziez dan Alwasilah. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan

Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

Barus, Sanggup. 2013. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Menyimak Bahasa Indonesia di Sekolah. Jurnal Universitas Negeri Medan Vol. 1, no.

85

Bruce dan Spratt. 2011. Essentials of Literacy From 0-7 Years 2nd

edition.

London: SAGE Publications

Cahyani, Isah. 2007. Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Bandung : UPI PRESS

Page 122: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

108

Dadan, Djuanda. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di

Sekolah Dasar. Bandung : Pustaka Latifah

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta :

Gava Media

Denis dan Masengut. 2017. Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui

Media Boneka Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

II SDN Blimbing Jombang. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 5, no. 3

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4. Jakarta: Depdiknas

Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan Pengajar Bahasa. Jakarta:

PT Indeks

Elvi, Susanti. 2020. Keterampilan Menyimak. Bogor: Penerbit IN MEDIA

Ervin, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair

Share Dengan Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak

Cerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Didaktika Dwija Indria Vol. 1, No. 2

Fausiah. 2018. Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan

Pendekatan Integratif Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106

PadangSidumpuan Tahun Pelajaran 2015-2016. Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol.

3, No. 1

Farris. 1993. Language Art A Process Approach. Wisconsin: Benchmark

Femi, Olivia. 2008. Gembira Belajar dengan Mind Mapping. Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2008

Fitryani, Dede, dkk, 2018. Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap

Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota

Tangerang. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 92, No. 8

Gede, I, dkk. 2014. Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity

Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD. e-

Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol.2, no. 1

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Page 123: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

109

Helga. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI-B

Melalui Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder) Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Semester Ganjil SD Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri

Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal Ilmu Pengetahuan

Sosial Vol. 6, No. 1

Hermawan, Herry. 2012. Keterampilan Menyimak yang Terabaikan.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Imam. 2014. Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui

Teknik Permainan Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal

Pedagogia Vol. 3, no. 2

Iskandarwassid dan Dandang, Sunendar, 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Jurdak. 2009. Toward Equity in Quality in Mathematics Education. New York:

Springer Science+Business Media

Khayyat, Al. 2015. The Impact of Directed Listening Thinking Activity (DLTA)

on Developing University Students Listening Competencies. International Journal of

English and Education. Volume: 4, Issue: 4

Liubiniene. 2009. Developing Listening Skills in CLIL. (Jurnal Kalbo Studijos,

Volume 15

Madyawati, Lilis. 2016.Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta:

Prenada Media Group

Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Jakarta : Bumi

Aksara

Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.

Sidoarjo : Nizamia Learning Center

Musfiroh, Takdiroatun dan Dwi Hanti Rahayu. 2004 Menyimak Komprehensif

dan Kritis. Yogyakarta: UNY

Nofrion. 2016. Komunikasi Pendidikan Penerapan Teori dan Konsep

Komunikasi Dalam Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Page 124: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

110

Novi, Resmini dan Dadan, Juanda. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra di

Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS

Nugroho, Syafrudin. 2020. Upaya Penerapan Media Youtube Dalam

Peningkatan Keterampilan Menyimak Unsur Cerita Lisan. Jurnal Ilmiah Sarasvati Vol.

2, no. 1

Nuraini, Fauziah dan Kurdi. 2009. Penerapan Student Centered Learning dari

Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes.

Forum Kependidikan Vol. 28, No. 2

Nurgiyantoro, Burhan. 2010 Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE, 2010

Nurjamal, Daeng. Dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung : Alfabeta

Otang dan Muhammad Nailul. 2018. Penerapan Strategi Bercerita Untuk

Meningkatkan Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6

Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Riau Vol. 7, no. 2

Pebriana, Ulfiatus, dkk. 2017. Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui

Model Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran

Tematik kelas 1 SDN Pejok II Kedaungadem Bojonegoro. Jurnal Pemikiran dan

Pengembangan SD Vol.5, no. 2

Permendikbud. 2018. No. 73

Prihatin, Yulianah. 2017. Problematika Keterampilan Menyimak Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Sastranesia, Vol. 5, No. 3

Putri, Delia. 2018. Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam

Meningkatkan Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar. Indonesian

Journal of Basic Education Vol.1, no. 2

Ridwanuddin, Dindin. 2015. Bahasa Indonesia. Ciputat : UIN Press

Sabillah, Mardhatillah, Bellona. 2020. Peningkatan Keterampilan Menyimak

Cerita Rakyat Melalui Media Audio Pada Siswa Kelas V SD Inpres Borong Jambu II

Kecamatan Manggala Kota Makassar. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar Vol. 5, No. 1

Page 125: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

111

Saddhono, Kundharu. St Y Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan Bahasa

Indonesia. Bandung: CV Karya Putra Darwati

Sadiman, Arief. 2009. dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Satria, Gusti, Tio. 2017. Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui

Pendekatan Saintifik Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat. Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 10, No. 2

Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Shoimin. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum

2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Simatwa. 2010. Piaget’s Theory of Intellectual Development and It’s

Implication for Instructional Management at Presecondary School Level. Educational

Research and Reviews Academic Journals, Vol. 5 (7)

Siregar, Syofian. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perbandingan Manual & SPSS. Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri

Soekamto dan Winataputra. 1997. Teori Belajar dan Model-Model

Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud

Sudarto. 2016. Keterampilan dan Nilai Sebagai Materi Pendidikan Dalam

Perspektif Islam. Vol. 1 No. 1

Sudjana dan Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Page 126: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

112

Surya, Hendra. 2007. Percaya Diri Itu Penting. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo

Sutama, Rabawati. 2013. Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha, Vol. 2

Sutari, dkk. 1997. Menyimak. Bandung: Angkasa

Tarigan, Guntur, Henry. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Tarigan, Guntur, Henry. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Guntur, Henry. 2013. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara

Winataputra dan Udin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka

Yin. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Yohanes, Widhiastanto. 2016. Studi Komparasi Tentang Prestasi Belajar

Antara Menggunakan Metode Artikulasi Dengan Metode Cooperative Script Bidang

Studi Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas X SMK PGRI 4 Ngawi Tahun

Pelajaran 2014/2015. Jurnal Media Prestasi Vol.17, No. 1

Yudhi, Munandi. 2013.Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:

Referensi

Zed. 2003. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Page 127: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Lampiran 1

Lembar Hasil Wawancara Dengan Guru

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar

Narasumber : Nurcholis, S.Pd.I

Pewancara : Siti Nur Aulia Fadilah

Hari/Tanggal : Kamis, 05 Maret 2020

P : Bagaimana kemampuan menyimak siswa di MI Assa‟adatuddarain I

Pamulang?

G : Kemampuan siswa di sekolah ini kira-kira baru mencapai 60%

P : Apa kendala yang Ibu hadapi ketika mengajarkan suatu materi pelajaran

yang berkaitan dengan keterampilan menyimak?

G : Hampir semua pelajaran siswa dituntut untuk menyimak dengan baik,

namun faktanya masih banyak siswa yang asik sendiri dengan kegiatannya

mereka bahkan banyak yang terlihat fokus namun sebetulnya mereka tidak

memperhatikan.

P : Bagaimana hasil belajar siswa mengenai keterampilan menyimak?

G : Karena saya mengajar di kelas 2, dan kebetulan ada materi menyimak

dongeng di tema 7. Hasilnya banyak yang masih di bawah KKM

P : Apa kemampuan menyimak siswa masih perlu ditingkatkan?

G : ya perlu

P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai keterampilan menyimak siswa sekolah

dasar?

G : Sangat penting, karena ketika siswa bisa menyimak dengan baik. Nantinya

siswa bisa menjawab pertanyaan atau mengerti materi yang diajarkan oleh

guru secara maksimal

Page 128: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Lampiran 2

Lembar Hasil Wawancara Dengan Guru

Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar

Narasumber : Ayuni Dwi Kartika, S.Pd

Pewancara : Siti Nur Aulia Fadilah

Hari/Tanggal : 30 Maret, 2021

P : Bagaimana kemampuan menyimak siswa di SDN 02 Pamulang?

G : Keterampilan menyimak di SDN 02 Pamulang sangat minim, banyak anak

yang mengabaikan.

P : Apa kendala yang Ibu hadapi ketika mengajarkan suatu materi pelajaran

yang berkaitan dengan keterampilan menyimak?

G : Salah satunya hasil pembelajaran tidak mencapai tujuan, karena anak sulit

untuk fokus menyimak apa yang sedang disampaikan. Ketika guru sedang

menyampaikan sesuatu, banyak anak yang lebih suka melakukan hal lain yang

menurutnya lebih menarik.

P : Bagaimana hasil belajar siswa mengenai keterampilan menyimak?

G : Hasil belajar siswa terbilang cukup rendah, sebagian dari seluruh jumlah

siswa yang hanya mencapai KKM.

P : Apa kemampuan menyimak siswa masih perlu ditingkatkan?

G : Masih perlu.

P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai keterampilan menyimak siswa sekolah

dasar?

G : Kemampuan menyimak tidak datang secara otomatis tetapi didapat dan

dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pelatihan secara intens, khusus

dalam bidang menyimak. Keterampilan menyimak perlu dipupuk sedini

Page 129: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

mungkin kepada anak-anak karena keterampilan menyimak memegang

peranan penting dalam kehidupan maupun pembelajaran.

Page 130: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Lampiran 3

Page 131: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Lampiran 4

Page 132: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Lampiran 5

Page 133: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

UJI REFERENSI

N8mñ : Siti Nur Aulia Faililah

NIM : 111601830t10077

Jurusan/Prndi : Penclidikun Guru Maclrasah lbtidaiyah

,TUdMl : Kctcrampilan Mcnyimak Vista Sekolah Dasar

P8Gh\mbing • {. Dr. Citi Ma»yithnh., M.Pff

2. Diadin Ridwanudin., M.Pd

N‹› Itc lñrensi N‹›

Footnote

I lal.

Skripsi

Paral

Pembimbing

1

Parah

PCmbimb ing

2

BAB I

Dacng Nurjamal dkk,

Terumyil BerLaha.so,

(Bandung : Al fabeta,

201 I ) hal. 2

I

Nofricn, Komunil‹n. i

Penerapan I'c•ori dun

Ken.sep KomuniLu.st

Dalam l’rmhelojurcin,

(Jakarta : Kcncana,

2016) h1 m. 45-46

2 2

Page 134: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Henry Guntur

1‟arigan, hlefinyimuk

(Bandung: Angkasa,

20I3) hal. 7

3 2

4 Henry Guntur

Tarigan, 2008: l40

4

Dadan Djuanda,

Pembelajaran

Kelerazripiloxi

Berbahasa Indonesia

di Se kulah Dasar.

(Bandung : Pustaka

Latifah, 2008) Hal. 54

5 4

BAB II

6 Sudarto, Kelerampilon

hon Niloi Sehagui

Materi Pendidikan

Dalam Persyektif

6

Page 135: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

7

g

lo

No. 1 Tahun 2016

›‹enry Guniur

Tarigan. Mem'imui

fiiehayai fiuaiu

Kelerampilan

Berbahasa, \ Bandung

. AngL&sa, 20l 3) hal.

2-3, 3 I, 63, 62

Kundharu fiaddhonc,

St Y Slamet,

Meningkotkun

Kelerompilon BohoSo

Indonesia, (Bandung:

CV Karya Putrn

Oarwati 2012) haI. 8

Dcpdiknas, Kamus

Besar Bahasa

Indonesia Edisi 4

(Jakarta: Depdiknas,

2008)

Dindin Ridwanuddin,

Bahasa Indonesia,

(Ciputat : UIN Press,

20J 5) haJ. 157

7›8 9 1

6•18

7 8 HQ

4•

10

9 l I

12

13 9

Impact of Directed

r ;stening Tliinfifing

Page 136: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

( T ntc matin nal Journal

t›f I'ngli.sh and

£\ducation. Vulumc: 4,

Issue: 4, October

2015). IJai. 39

12 L iuhiniene,

Sri/is in C’1/1. (Jumal

Kalbo Studijos,

Volume 15, 2009)

Hal. 89

14 10

13 lsah Cahyani,

Kemampuan Bohosa

Indonesia di Sekol‹ih

Dasar, (Bandung :

UPI PRESS, 2007)

hal. 33

15 10

14 Thompkins &

Hoskisson, Language

Arts: t"oritent and

Teac*!’•8 *!ralegies,

(New Jersey: Prentice

Hall Inc, 1995) Hal.

84

17 13

Page 137: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

(Bandung : PT

Remaja Rosda Karyn

2005) Hal. 68

16 Bruce dan Spratt, 20

Freer It-7 Yours

editi‹›n, (London:

SA€iE Publications,

201 I ) Hal. I4

l6

17 ' Simatwa, Piogei ‟s '

rnozy of Intellectual

Development and It’s

Implication for

Management at

Presecorrdary School

Level, (Educational

Research and Reviews

Academic Journals,

Vol. 5 (7) July 2010)

Hal.366-371

21 l7

i8 Hermawan Herry,

Keterampilan

Merryimak yang

Teraboikan,

23 20

Page 138: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

(Yogyakarta : Grshc

llmu, 2012) Hal. 33

19 Abidin Yunus,

Pembelujuran Baho.xa

Bertramis PenJiiliLan

Karul yr. (Oandung :

PI . ketika Aditama,

2012) Hal. '?6

24.25 20,21

20 Ahmadi Abu,

(Jakarta : Rineka

Cipta, 2004)

26 2 I

21 Burhan Nurgiyantoro,

Penilaian

Pembelojorun Bahasa

Berhasis Kompefensi,

(Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta, 2013)

hal. 353-354, 360, 365

27, 28,

36, 37

22,23,

29

22 Yulianah Prihatin,

Problematika

Kelerampilan

Menyi»tut Dalam

Pembelajaran Bahasa

Indone.via, Jumal

Sastmnesia, Vol. 3,

No. 3, 2017. Hal. 48

29 24

Page 139: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

23 Rabawati Sutama

Penerapan

Pendeñran

Komunil‹atifdalym

l’c'mhrlojurun Bahasa

InJonesia Siswa kelas

XI S ¥f K Negrri I

Denpasor. E-jurnal

Universit‹is

ke ndidiAn Ganeshu.

Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha,

Vol. 2, 2013.

30 24

24 lskandarwassid dan

Sunendar, Strategy!

Pembelajaran

Bahasa, (Bandung:

Remaja Rosdakarya,

201 I) Hal. 229

31 25

25 Sutari, dkk.

Menyimak, (Bandung:

Angkasa, 1997) Hal.

67-70

32 25

26 Sanggup Barns,

“Upaya Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran

33,34,3

5

27,28

Page 140: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Menyimak hahasa

Indonesia di Sekolah,"

Jumal Ilyiwrsitns

Nepi•ri Megan I , no.

85 (2013); 10, 1 1, 12

27 Stienardi Dji wandono,

be.s Bohos‹i Peffango zt

Pen(ajar B‹ihasa,

(Jakarta: PT lndeks,

2011 ) hal. 1 14-1 15,

154

38,39 30

BAB ll$

28 Mardalis, Meiode

Penelifian .Sworn

(Jakarta Bumi

Aksara, 2009) Hal. S

40 36

29 Sarwono, Metode

Penelitian Kuantilatif

dan Kuolitatif

(Yogyakarta : Graha

llmu, 2006) Hal. 34

41 36

30 Zed, Metode

Penelitian

Kepusfakaan,

(Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia

2003) hal. 3-5

42 36

Page 141: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

tJaKana: Rujagrafindo

Persnda,20l 1) hnl 6

Nana Syaodih

Sukmadinam, umr›v«

Pen‹lidiknn,

(Bandung: Alfabeta,

20 I I) Hal. 60

44 37

33 Suharsimi Arikunto,

Manajemen

Pendidikan, (lakartn:

Rineka Cipta, 2013)

Hal. 266

45 37

BAB IV

34 Winataputra dan

Udin, Teori Pelajar

Jan Pembelajuron,

(Jakarta: Universitas

Terbuka,2008) Hal.

47 40

Page 142: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

35 Ulilâtus Pebriany 48,54,69 40,50,

dkk, “Peningkatan ,83,101 56,62

Ketemmpilan

Mmyimak Melalui

Mn‹lel Pembelajaran

Artikulasi dan Media

Boneka Tangan Pada

^••^ !•iaran

Tematik kelas I SDN

Kedaungadem

Bojonegoro” Jumal

Pymikiroy dan

Pezigembangiin SD 5,

no. 2, (2017)

36 Tarigan, Teknik

Pengojaran

Keterampilan

Berbahosa (Bandung:

Angkasa, 1987) Hal.

48

49 41

37 Petmendikbud Nomor

73 Tahun 2018

50 41

Page 143: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

38 1 Gede, dkk, “Pengaruh

Strategi The Direct

Listening Thinking

Activity Berbantuan

51,65,80

,94,163

41,48,

55,59,

90

Media Audio Terhadap

Keterampilan

MenyimH Siswa Kelas

VI SD” e-Journal

Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan

PGSD 2, no. 1 (2014)

39 Tarigan, Meni6nco

Sebagai Suatu

Keferampilan

Berbahasa, (Bandung:

AngJtasa, 2008) Hal. 59

S2 42

40 team, “Meningkatkan

Kemampuan Menyimak

Siswa Kelas I Melalui

Teknik Perrnainan

Pesan Berantai Pada

Penn&lajaran Bahasa

Indonesia” JMa1

Pedagogia 3, no. 2

(2014)

53,68,82

,96

43,50,

56,60

Page 144: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

41 Denis Run Masengut.

“Meningkaikan

Ketcrampilan

Mem imak Melalui

Media boneka Fangao

55,70,84

,105

44,50,

56,65

Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswn Kelas

11 SDK Climbing

Jombang” lumal

Pen‹lidiLan Guru

.Sekolah Du.ear S, no. 3

(2017)

42 Fausiah, “PeninQatan

Keterampilan

Menyimak Dongeng

Orngan Pendekatan

ln1egratif Melalui

Teknik Dengar-Cerita

56,71,85

, i 10

44,50,

56,67

Siswa Kelas 11 SD

Negeri 200106

PadangSidumpuan

Tahun Pelajaran 2015-

2016” Jumal

8imbiiigan dun

Konseling 3, No. 1

(2018)

Page 145: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

43 Syatiudin Nugruhu.

“tJpaya Penetapan

Media Youttibr Galam

Peningkatan

Kelernmpilan

Menyimak Unsur Cerita

1.isan” Jumai f/irti tft

.S‹iru.siuti 2. no. I

t2020)

57,72,8d

,1 l7

45,51,

57.69

44 Gang dan Muhammad 58,73,87 45,51.

Nailul, Penetapan

Strategi Bercerita

Untuk Mcningkatkan

Keterampilan

Menyimak Siswa Kelas

Ill SD Muhammadiyah

6 Pekanbaru" Jumal

Pendidikan Guru

Sekolah Das‹a Fakulias

Keguruan dan llmu

Pendidikan Universitet

lieu 7, no. 2 (2018)

, i22 57,72

45 Delia Putri, “Penetapan 59,74,88 45,52.

Metode Game “Bisik

Bcrantai" Dalam

Meningk&an

Keterampilan

Menyimak Pada Siswa

Sekolah Dasar”

Indonesian Journal of

,127 57,74

Page 146: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

46 Fio Gusii Sacia,

“Mcningkalkan

Kcterampilu

Menyimak Melalui

Pcndekatan Saintifik

Pada And Kelas I V

60,75,89

.t33

45,52,

57,76

Jakana Barat" Jumal

PGSD . Jurrro l Ilmiuh

Pendidikan Guru

Sekolah Das‹a 10, No.

2 (2017)

47 Anisa Hartani dan lrfai 61,76,90 46,52,

FathurohmH,

“Peningkatan Kualitas

Pembelajaran

, 139 58,79

Menyimak Cerpen

Melalui Model Picture

and Picture berbantuan

Media CD Cerita Pada

Siswa Kelas V Sekolah

Dasar” Jumal Kredo 2,

no. J (2018)

Page 147: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

48 Uell‹›na Mardhatillnh

abiIlah.”f'cningkatan

Kctcmmpilan

62,91.14

$

46,'i8.

g

Rakya\ Melalui McJia

/\udio Pada Siswa

Kelas V SD Inpres

Dorong Jambu 11

Kecamaian Manggala

kota Makassar” Jumal

Kajian Pendidikan

Dasar 3, No. I (2020)

49 mde Fiuyani, dkk, 63,77,92 47,52,

"Pengaruh Pendekatan

fntegmtif Terhadap

, i 53 58,84

Ketemmpilan

Menyimak Siswa Kelas

V Sekolah Dasar

Negeri Gerendeng 1

Kota Tangerang" Jumal

Pendidikan Dasar 92,

No. 8 (2018)

50 Ervin, dR, “Penerapan 64,78,93 47,52,

Model Pemklajamn , l st, 58,87,

Kooperatif Tipc Think 171 94

Pair Share Dengan

Media Wayang Kartun

Untuk Meningkatkan

Eetemmpilan

Menyimak Ceñta Pada

Siswa Sekolah Dasar"

Page 148: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Indria 1, No. 2 t2017)

52 Helga, "Upaya

Menin tkan

66,81,95 48,55.

59

Kemampuan Menyimak

Siswa Kelas VI-B

Melalui Penggunaan

Media Audio (Tape-

Recorder) Pada Mata

Pelajazen Bafasa

Indonesia Semester

Ganjil SD Negeri

157015 Kebun Pisang

Kecamatan Badiri

Kabupaten Tapanuli

Tengah Tahun

Pelajaran 2018/2019*

Jumal /fmu

*•• e etahuan Social 6,

No. 1 (2019)

Page 149: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Syofian Sircgar,

3fefr de Penelitian

Jenyun T"eri›und ingun

Intcrqratams Marlin,

2017) Hal. 1 (D

67 49

33 Henry Guntur Tangan,

Menyimak Sebagai

*" """“ ’!"

Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2013)hal

6362 ‟

97,100,1 60, 62,

m,io8,l 64, 67,

13, 1 l5, 68, 69,

20. 71, 73,

121 76 78

126, 81,84,

132, 86, 90,

137, 93,95

151,

! 56,

162,

169, 173

54 Sutari, dkk. ñfer9'imoi,

(Bandung: Angkasa,

1997) Hat. 67-70

98 61

Page 150: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

55

t JoLorta: f•I‟ bum i

Aksar4 *01 2) l]ol. 17

q9 fi l

56 llennawan I ferry ,

Terahoikan,

(Yogyakana : Gmha

llmu, 2012) l4al. 33

t02 63

57 Widhiastanto Yohanes,

“Studi Komparasi

Tentang Pmsiasi

Belajat Antara

Mengguna1‹an Metode

Artikulasi Dengan

Metode Cooperative

Script Bidang Studi

Pendidikan

Kewarganegaraan Pada

Siswa Kelas X SMK

PGRI 4 Ngawi Tahun

Pelajamn 2014/201 'i "

Jumal M‹•diu T'resIu»i

17, No. I (2016)

104 64

Page 151: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

ss

Sastrsnesig Vol. fi. Nc.

3, 2017. Hsl. 48

l0ñ 65

59 ñt«ljana dan Rivai,

Mv‹Jiu T'eziyu|urun,

(Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2010)

107 fi6

60 Thompkins& 109, 67,69,

HoSkisson, f+nguage ii6, 78, 81,

Arts: Content end 138, 84, 87,

Teaching Strategies, 145 93. 95

(New Jersey: Prentice 1 52‟

Hail Inc, 1995) Hal. 84 157a

170, 174

61 Rabawati Sutama, 1 11, 68, 77,

Penerapan Pendekaian

Komunikaii fdotarn

Pembelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas

D SMK Negeri I

134, 159 88

Program Pascosarjana

Page 152: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

I.'cne.sAu. Singaraja:

LJniversitas Pendidikan

Ganesh Vol. *, 20I3.

62 Asep dan Navi,

T’‹•mtielajazan Terpadu,

(Jakarta: Direktomt

Jenderal Pendidikan

Islam Dcpartemeny

Agam< 2012) FIaI. I.S

112 68

63 Novi Resmini dan

Dadan Juanda,

Pendidikan Bahasa don

Sastra di Kel ring,

(Bandung: UPI PRESS,

2007) Hal. 41-42

I l4 68

64 Hendra Surya, Percaya

Diri fin f'entiiig,

Medis Komputindo,

2007)

118 70

Page 153: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

fi5 I fa¿aJi Mujaint‹›.

.tfinwi stun Qtr*/ivv,:i

Drluiur“ I umal

R tiniunikasi Il+sil

Pemikiran dan I'enlitian

9, No. 1. 2tll9

I I9 71

66 hanggup l3arus. “Upaya 123,143, 72,82,

Mcningkatkan Kualitas

Pembelajaran

149 83

Menyimak Bahasa

indonesia di Sekolah,"

Negeri Medau I , no. 85

(2013); 10.

67 Bruce dan Spray

£ssenfio/s of Literacy

From 0-7 Year.s H

edition, (London:

SAGE Publications,

201 I ) Hal. I4

124 72

68 Lilis Madyawati,

Siraiegi *•• g•mbangan

Dahasa Pada Anak

(Jakarta: Grenada Media

Group, 2016) Hal. 162

125 73

Page 154: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

69

Mcdjp J omputindo,

2tDil) Hal. 40

70 Ju@8k, Towyrif Equily

Mathematics

Fulucation, (New Yort:

Springer

Science+Business

Media, 2009) Hal.111

129 75

7I Sardiman, InteraLsi dan

Motivasi Bel•I Or

Mengajar, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada,

2007) Hat.1 13

130 75

72 Hamdani, Strategi

Belajar Mengajar,

(Bandung: PustAa

Sctig 20i I) Hal. 282

131,142 73,80

Page 155: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

t8akarta : Gava Media,

2014) Hal. SI

74 Nurdyaruyah,

Pendekfen

Pemhelujoran Sainiifi(

(Sidoarjo : Nizamia

Learning Center, 2015)

Hal. 38

136 77

75 lskandarwassid dan

Dandang Sunendar,

SKategi Pembelajaran

Bahasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya,

2011) Hal. 118

140 79

76 Aziez dan Alwasilak,

Pengajaran Bahasa

Komuriikatif Teori dan

Pralaek, (Bandung:

1996) Hal. 81

141 80

Page 156: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

77 Mtlnandi Y udhi. 1fe‹ti«

(1akarta: Reterensi,

20\ 3) ltal. 73

143 80

78 Saddhono dan Slamei,

hfeningRftan

(Bandung : Karya Putra

Darwati, 2012) Hal. 4

147 82

79 Wina Sanjaya.

Perenconaon dan

De.satu Sistym

Pembelajaran, (U arta:

Kencana Prenada

Media Group, 2008)

Hal.216

150 83

80 Burhan Nurgiyantoro,

Pembelajai an Baltasfil

Berbusis Kompelen.si.

(Yogyakarta: BPF6

Yogyakarta 2013) hal.

333

154 85

Page 157: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

8 I

Drepublish, 20171 I lal.

155 86

82 Scekamto dan

W inataputra, Teori

Belajar don Mr•dt•l-

hlodeJ Pembelajaran,

(Jakarta: Dirjen Dikti,

Depdikbud, 1997)

Hal.78-79

160 89

83 Shoimiy 68 Model

T’embelujaran Inuvaiif

dolom K rikutwn 20lJ,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016) Hal. 208

161 89

84 Kurdi, Fauziah Nurain i,

Penetapan Slndenl

Cenlered Learning dari

Teacher Centered

Learning mata Ajax

Hem Kesehaian pada

Program siudi

Penjaskes, Forum

164, 165 91,92

Page 158: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

Kepcndidlkan 28, No.

2 (2009) hal. 109. 110

85 Abidin Yunus,

Berbcsix PendiJiWn

Karalaer, (Bandung:

Refika Aditama. 2012)

Hal. 114

I66 92

86 Anderson Ronaid,

Pemilihan dan

Pengembangan Media

untuk Pembelajaran,

(Jakarta: Universitas

Terbuka beteja sama

dengan CV.Rajawali,

1987)

167 92

87 Arief Sadiman, dkh,

Media Pendidikan,

Pengertian,

Pengemba rig,an dan

(Jakarta: Rajawali

Press, 2009) Hal. 49

168,172 93,95

Page 159: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

88 Elvi Susanti,

Keterumpilan

175,

176,

96, 97,

99

Menyimak, (Bogor: i 77,

Penerbit W MEOIA,

2020) Hal. 2, 29-32, 76- 178 179

79, 88, 89-91

Page 160: KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …

BIODATA PENULIS

Siti Nur Aulia Fadilah, penulis lahir di Jakarta

pada 14 Desember 1996. Tinggal di Jalan Legoso Raya,

Gang Hikmah No. 70 RT 05/01, Legoso, Kel. Pisangan,

Kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Penulis

merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Orang tua

penulis bernama Alm. Joharul Arifin dan Yusniati, serta

kakak penulis bernama Labib Syarief.

Penulis memulai studi pada jenjang Pendidikan dasar di SDN Ciputat 9 pada

tahun 2004-2009, lalu melanjutkan studi di SMPN 3 Tangerang Selatan pada tahun

2009-2012, kemudian pada jenjang atas penulis studi di SMAN 8 Tangerang Selatan

pada tahun 2012-2015. Setelah lulus SMA, setahun kemudian pada tahun 2016 penulis

mengikuti ujian mandiri di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

diterima pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.