Upload
dinhque
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
0
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK
MELALUI METODE PROYEK PADA KELOMPOK A
TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 01 KALIWULUH
KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun sebagai persyaratan
Guna mencapai Sarjana S-1
Pendidikan Guru PAUD
Diajukan Oleh:
UMIK DARNINGSIH
A 520091026
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK
MELALUI METODE PROYEK PADA KELOMPOK A
TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 01 KALIWULUH
KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Umik Darningsih
NIM. A. 520091026
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Untuk mengetahui apakah melalui
metode proyek dapat meningkatkan kemandirian anak di Taman Kanak-kanak
Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013,
dan 2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dengan metode proyek
sehingga dapat meningkatkan kemandirian anak Taman Kanak-kanak Pertiwi 01
Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch)
dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah seluruh anak yang berada
di Taman Kanak-kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun
Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 16 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa Kemandirian
anak anak Taman Kanak-kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat
Karanganyar pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas
ada 3 anak (18,75 %), pada siklus II yang telah dinyatakan tuntas ada 12 anak (75
%), pada siklus III yang telah dinyatakan tuntas ada 16 anak dari 16 anak (100 %),
Kata Kunci : Meningkatkan, kemandirian Anak, Metode proyek
PENDAHULUAN
Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada intinya
pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi
2
individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan
berketerampilan untuk siap hidup ditengah-tengah masyarakat.
Kemandirian anak merupakan tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam
mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih
kecil, seperti memakai pakaian, menalikan sepatu dan berbagai macam pekerjaan
kecil sehari-harinya. Kedengarannya sangat mudah, namun dalam prakteknya
pembiasaan ini banyak hambatannya. Tidak jarang orang tua merasa tidak tega atau
justru tidak sabar melihat si anak yang berusaha menalikan sepatunya selama
beberapa menit, namun belum juga memperlihatkan keberhasilan
Melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua,
anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang tidak mendapatkan
kasih sayang akan mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam penyesuaian
sosial pada saat ia bertambah besar. Pendidikan anak usia dini (PAUD) perlu
mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak, baik pemerintah,
masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait dan memiliki perhatian terhadap
pengembangan sumber daya manusia di masa datang. Oleh karena itu, kebijakan dan
standarisasi teknis pendidikan untuk anak usia dini perlu dibuat dan disusun dengan
pemikiran yang matang dan menyeluruh.
Pada lembaga pra sekolah inilah anak-anak dikenalkan proses kemandirian
dan interaksi dengan model permainan. Karena dunia anak adalah dunia bermain,
maka melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek
perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan
bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara
umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial. Hal ini terjadi karena
bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Kegiatan bermain biasa terlihat pada anak usia pra sekolah. Melalui
bermain, anak akan dapat menyusun kemampuan bahasanya. Banyak kosa kata
muncul dari interaksinya dengan teman sebayanya. Dengan bermain, seorang anak
tidak saja mengeksplorasi dunianya sendiri, akan tetapi juga akan belajar bagaimana
reaksi teman terhadap dirinya. Dengan kegiatan bermain bersama teman sebayanya
3
merupakan sarana untuk anak bersosialisasi atau bergaul serta berbaur dengan orang
lain.
Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan
kemandirian anak adalah melalui metode proyek. Melalui metode proyek, anak
TK akan memperoleh hasil belajar dengan mengerjakan tindakan –tindakan tertentu
sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana
melakukan sesuatu pekerjaan. Proses tersebut merupakan serangkaian tingkah laku
untuk mencapai tujuan, misalnya naik tangga, melipat kertas, memasang tali sepatu,
menganyam, membentuk model binatang atau bangunan dsb.
Taman Kanak-kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat merupakan salah
satu TK yang berada pada pinggiran Kota Kecamatan sebelah barat daya memiliki
kemampuan hampir seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir seragam
yakni antara 4 tahun dan 5 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari kemandirian
anak didik, mereka belum sesuai dengan harapan guru maupun orang tua sebagai
user pendidikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada beberapa masalah
yang terjadi di TK Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat , yang belum bisa melakukan
interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan anak yang baru. Oleh karena itu, anak
usia dini merupakan aset dan investasi masa depan bagi suatu bangsa. Bangsa
Indonesia dua puluh lima tahun ke depan sangat bergantung pada anak–anak usia
dini yang ada pada masa sekarang.
Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar
dengan menghadapakan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan
secara berkelompok. Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang
konsep “learning by doing” yakni proses peralihan hasil belajar dengan mengerjakan
tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama penguasaan anak
tentang bagimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah
laku untuk mencapai tujuan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh
Kebakkramat Karanganyar. Taman Kanak-kanak ini terletak di desa Kaliwuluh
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, berada di tengah-tengah dukuh
Teken kelurahan Kaliwuluh. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan
4
Oktober 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Subyek penelitian adalah Guru
kelas serta siswa di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Obyek penelitian adalah kemandirian
siswa serta pembelajaran dengan menggunakan metode proyek .
Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah
mendata seberapa banyak anak yang mempunyai kemandirian yang kurang, serta
menyiapkan perangkat pengajaran dengan metode proyek .
2. Pelaksanaan
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Anak – anak yang akan ditingkatkan kemandiriannya adalah anak –
anak yang kemandiriannya belum baik saat di sekolah. Adapun langkah yang
dilakukan pada tahapan ini antara lain :
1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemandirian yang rendah.
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.
3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni metode pembelajaran
dengan metode proyek
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode proyek
2) Anak belajar dalam situasi metode proyek
3) Memantau perkembangan kemandirian yang terjadi pada anak.
3. Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan
selama pengajaran dengan metode proyek. Dalam tahapan ini dilakasanakan
bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan metode proyek. Guru
sebagai observer melakukan pengamatan berdasarkan pedoman observasi yang
telah disiapkan sebelumnya oleh pengamatan. Hasil observasi merupakan bahan
perenungan untuk melakukan langkah selannjutnya (refleksi)
4. Tahapan Refleksi
Dalam tahapan ini peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan
persiapan untuk melaksanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dengan
5
metode proyek dan observasi terhadap proses pembelajaran oleh guru dan
aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang
meliputi :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi.
Demikian juga untuk siklus II dan siklus III, selanjutnya anak mampu terlatih
kemandiriannya.
Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan
anak, dimana anak sebelumnya masih belum mandiri dalam melakukan kegiatan dan
penakut, setelah berlatih dengan metode proyek mampu tumbuh keberaniannya,
hilang rasa takutnya dan anak menjadi lebih aktif dan mampu mandiri dalam
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik
tersebut adalah Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi.
Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang
signifikan terhadap kemampuan kognitif anak meliputi aspek kemandirian. Adapun
prosentase keberhasilan penelitian tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.
Tabel 3.5
Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus
Keberhasilan
penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
Rata – rata
prosentase
kemandirian
anak dalam 1
kelas
50 % 60% 70% 80%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang melalui metode proyek dilakukan dalam 3 siklus mulai dari
siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus III hasil penelitian menunjukkan bahwa
6
penelitian yang dilakukan berhsil mneingkatkan kemandirian siswa Taman Kanak-
Kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
Secara keseluruhan dapat dilihat pada table berikut:
Rincian Tingkat Pelaksanaan Kemampuan Kemandirian melalui metode Proyek
Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Metode Ceramah Proyek Proyek Proyek
Media yang
digunakan
Tidak ada media Kegiatan
langsung di
lapangan
Kegiatan
langsung di
lapangan
Kegiatan
langsung dengan
metode
Tema Tanaman Tema :tanaman
Subtema:
bagian-bagian
tanaman
Tema: tanaman
Subtema:
Macam-macam
tanaman
Tema: tanaman
Subtema:
Manfaat
tanaman
Variasi dalam
proses belajar
Kurang
bervariasi
Percakapan,
menyanyi, aneka
tepuk
Percakapan,
menyanyi, aneka
tepuk di beri
perlombaan
Percakapan
menyanyi, aneka
tepuk, Tanya
jawab.
Indikator
Kemampuan
- Melakukan tugas tanpa bantuan orang lain.
- Keberanian untuk melakukan tugas tanpa didampingi orang dewasa.
- Kesiapan menjalankan tugas.
- Kemauan menyelesaikan tugas.
Pelaksanaan
pembelajaran
Kegiatan inti Kegiatan inti Kegiatan inti
dengan diberi
variasi dalam
penyampaian
kegiatan
Kegiatan inti
dengan diberi
variasi dalam
penyampaian
kegiatan
Alokasi waktu Kegiatan inti 30
menit
Kegiatan inti 30
menit
Kegiatan inti 60
menit
Kegiatan inti 60
menit
Hasil observasi anak kurang
merespon
kegiatan
pembelajaran
yang
disampaikan
guru
ada perubahan
pada anak untuk
harus giat
kegiatan
pembelajaran
adanya
peningkatan
kemandirian
anak yang
dicapai
Peningkatan
kemandirian
anak yang
dicapai
Refleksi Melakukan
perbaikan
pembelajaran
dengan
melakukan
tindakan ke
siklus I
Melakukan
perbaikan
pembelajaran
dengan
melakukan
pengulangan
tindakan ke
siklus II
Melakukan
perbaikan
pembelajaran
dengan
melakukan
kegiatan
tindakan ke
siklus III
Mengakhiri
tindakan
penelitian karena
sudah mencapai
target yang
diharapkan.
Prosentase rata-
rata peningkatan
kemandirian
yang dicapai
dalam kelas
5% 18,75% 75% 100%
Pada siklus I menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas
(memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai ≥ 70
7
dalam skala 100) ada 3 anak dari 16 anak (18,75 %), sedangkan yang belum tuntas
ada 13 anak dari 16 anak (81,25 %). 2 Kemandirian anak anak Taman Kanak-
kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus II
menunjukkan bahwa Jumlah siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai ≥ 70 dalam skala 100) ada
12 anak dari 16 anak (75 %), sedangkan yang belum tuntas ada 4 anak dari 16 anak
(25 %); 3 Kemandirian anak anak Taman Kanak-kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh
Kebakkramat Karanganyar pada siklus III menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai atau
memiliki nilai ≥ 70 dalam skala 100) ada 16 anak dari 16 anak (100 %), sedangkan
yang belum tuntas ada 0 anak dari 16 anak (0 %).
Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum
Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III pada tabel sebagai:
Perbandingan Hasil Post Test kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak Pertiwi 01
Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar
No Nilai Kemandirian
anak
Perkembangan Kemandirian anak
Sebelum Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
1 14 3 siswa 0 siswa 0 Siswa 0 Siswa
2 15 3 siswa 0siswa 0 siswa 0 siswa
3 16 3 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa
4 17 2 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa
5 18 2 siswa 1 siswa 0 Siswa 0Siswa
6 19 1 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa
7 20 1 siswa 2 siswa 0 siswa 0 siswa
8 21 0 siswa 2 siswa 0 siswa 0 siswa
9 24 0 siswa 2 siswa 2 Siswa 0 Siswa
10 26 0 siswa 1 siswa 0 siswa 0 siswa
11 27 0 siswa 2 siswa 2 siswa 0 siswa
12 28 0 siswa 1 siswa 5 siswa 0 siswa
13 29 0 siswa 0 siswa 2 siswa 0 siswa
14 30 0 siswa 1 siswa 2 Siswa 0 Siswa
15 31 0 siswa 0 siswa 2 siswa 0 siswa
16 32 0 siswa 0 siswa 0 siswa 3 siswa
17 33 0 siswa 1 siswa 0 siswa 3 siswa
18 34 0 siswa 0 siswa 0 Siswa 3 Siswa
8
19 35 0 siswa 0 siswa 1 siswa 2 siswa
20 36 0 siswa 0 siswa 0 siswa 2 siswa
21 38 0 siswa 0 siswa 0 siswa 1 siswa
22 40 0 siswa 0 siswa 0 siswa 1 siswa
23 Siswa yang tuntas 0 siswa 3 siswa 12 siswa 16 siswa
24 Prsn Siswa Tuntas 0 % 18,75 % 75% 100 %
25 Siswa Tak Tuntas 26 siswa 13 siswa 4 siswa 0 siswa
26 Prsn Siswa Tak
Tuntas
100 % 81,25 % 25 % 0 %
Dari tabel di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemandirian Anak TK pada Sebelum Siklus, Siklus I;
Siklus II,dan Siklus III
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai
berikut: Melalui metode proyek dapat melatih serta meningkatkan kemandirian
anak sejak dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat
Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013
SIMPULAN
Kemandirian anak merupakan tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam
mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih
kecil, melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua.
Dengan demikian anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang
9
tidak mendapatkan kasih sayang akan terlibat mendapatkan berbagai macam
gangguan dalam penyesuaian sosial pada saat ia bertambah besar.
Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan
kemandirian anak adalah melalui metode proyek. Melalui metode proyek, anak
TK akan memperoleh hasil belajar dengan mengerjakan tindakan–tindakan tertentu
sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana
melakukan sesuatu pekerjaan. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan mengambil tema tanaman. Penelitian ini menggunakan tiga
siklus, yang masing-masing siklus anak dikenalkan mengenai bagian tanaman,
macam-macam tanaman dan manfaat tanaman.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa : 1) Kemandirian anak
Taman Kanak-Kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus I
menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas ada 3 anak (18,75 %) dari
16 anak, sedangkan yang belum tuntas ada 13 anak. 2) Kemandirian anak anak
Taman Kanak-Kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus
II menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai ≥ 70 dalam skala 100) ada
12 anak (75 %) dari 16 anak, sedangkan yang belum tuntas ada 4 anak (25 %) dari
16 anak, dan 3) Kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh
Kebakkramat Karanganyar pada siklus III menunjukkan bahwa siswa yang telah
dinyatakan tuntas ada 16 anak dari 16 anak (100 %), sedangkan yang belum tuntas
ada 0 anak dari 16 anak (0 %)
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai
berikut: Melalui metode proyek dapat melatih serta meningkatkan kemandirian anak
sejak dini di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 01 Kaliwuluh Kebakkramat
Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo
Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini. 2002. Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini. Depdiknas. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
____________, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.
Corsini, 2006. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak, Bagian 2. Jakarta : Rineka
Cipta.
Djamarah. S.B. & Zain A. 2008. Strategi Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta.
Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik,
Bandung: Pustaka Setia
Gerungan. 2009. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.
Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendra Surya. 2003. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo, Masmedia Buana
Pustaka
http://www.sma-dwiwarna.net/website/artikel/ kemandirian-htm
http://makalah-ibnu.blogspot. com/ 201103/kemandirian-belajar-pai.html)
Kunto Puboyo. 2004. Bermain & Kreativitas Upaya Mengembangkan Kreativitas
Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Lestari, Siti. 2011. Upaya Peningkatan Kemampuan Bercerita Anak Melalui
Bermain Peran Pada Kelompok bermain Aisyiyah Pengkol Kecamatan
Tanon Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 Jember: IKIP PGRI
Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.
Lisbet Simanjuntak. 2012. http://www.perkuliahan.com/kemandirian-dalam-
belajar/#ixzz1uig7RhOL
Maimunah Hasan, 2010. PAUD. Jogyakarta: Diva Press.
11
Maryani, Titik. 2011.Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Melalui
Metode proyek Di TK Aisyiyah V Gedongan Plupuh Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2010/2011 . Jember: IKIP PGRI
Moeslichatoen, R. 2007. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka
Cipta.
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, 2002. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Nasrulloh, 2011. Pemanduan Anak Berbakat, Rajawali, Jakarta
Reni Akbar Hawadi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Grasindo
Rochiati Wiriaatmadja, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya
Scolastika Mariani, 2011. Belajar Matematika itu Mudah dan Menyenangkan.
http://scmariani-unnes.blogspot.com/2008/11/belajar-matematika-itu-mudah-
dan.html
Slameto, 2005. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Singgih D. Gunarso,2001. Beberapa Pendekatan dalam Penyuluhan. Bandung :
Diponegoro.
_______________, 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Soemiarti Patmonodewo, 2005. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.
Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sunaryo Kartadinata, dkk, 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta
: Depdiknas.
Sunarni, 2011. Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Proyek
Anak Taman Kanak-Kanak Pertiwi Karanganyar Kecamatan Plupuh
Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 Surakarta: UMS
Syaiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
12
Utomo. Jacob, 2002. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).
Bandung : Pustaka Setia
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan & Konseling di Skolah. Yogyakarta : Andi
Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2007. Landasan Bimbingan & Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Theo Riyanto, 2011. Pendidikan dan Pembelajaran Abstraktif.
http://bruderfic.or.id/h-57/pendidikan-dan-pembelajaran-atraktif.html
Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas