177
i UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN MINYAK ESENSIAL INDONESIA : SEREH WANGI, KENANGA DAN NILAM TERHADAP RELAKSASI SECARA INHALASI Suatu Uji Klinis Pada Wanita Sehat yang Memiliki Risiko StressTESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains RICHARD S.N. SIAHAAN 1006827354 FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI MAGISTER HERBAL KEKHUSUSAN HERBAL ESTETIKA DEPOK JANUARI 2013 Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

i

UNIVERSITAS INDONESIA

EFEKTIFITAS CAMPURAN MINYAK ESENSIAL INDONESIA :

SEREH WANGI, KENANGA DAN NILAM

TERHADAP RELAKSASI SECARA INHALASI

“ Suatu Uji Klinis Pada Wanita Sehat yang Memiliki Risiko Stress”

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

RICHARD S.N. SIAHAAN

1006827354

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI MAGISTER HERBAL

KEKHUSUSAN HERBAL ESTETIKA

DEPOK

JANUARI 2013

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

ii

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

iii

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

iv

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan ridho-Nya tesis yang berjudul “Efektifitas Campuran Minyak

Esensial Indonesia : Sereh Wangi, Kenanga dan Nilam Terhadap Relaksasi Secara

Inhalasi : “Suatu Uji Klinis Pada Wanita Sehat yang Memiliki Risiko Stress” dapat

disusun dan diselesaikan. Selama menempuh pendidikan dan penulisan serta

penyelesaian tesis pada magister herbal di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia ini

penulis banyak memperoleh dukungan baik secara moril maupun materiil dari

berbagai pihak.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis haturkan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat :

1. Prof. Dr. drg. Tri Budi Wahyuni Rahardjo, M.S. selaku dosen pembimbing

pertama yang di dalam berbagai kesibukannya masih menyempatkan diri

membimbing dan mengarahkan serta memberi petunjuk dan saran yang sangat

berharga bagi penulisan tesis ini;

2. Dr. Anna S. Ranti, Apt. selaku dosen pembimbing kedua yang juga banyak

sekali memberi saran-saran dalam perbaikan tesis ini;

3. Kepada Prof. Eef Horgervorst, Ph.D., yang sudah membantu memberikan

arahan terhadap metode penelitian ini;

4. Kepada Bapak Herfriyan Hendra, S.Si., Apt., M.Sc. yang sudah banyak

memberikan saran dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis ini;

5. Kepada Ibu Fathimah, S.Kep. selaku Direktur Fakultas Kesehatan Universitas

Assafiah, dan Ibu Marini Agustine, S.Kep., selaku sekretaris, yang telah

memberikan kesediaan untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian ini;

6. Kepada Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia yang telah memfasilitasi sehingga proses

belajar mengajar selama pendidikan dapat berjalan dengan baik.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

vi

7. Kepada Dr. Abdul Mun’im, MSi, Apt, selaku ketua program pendidikan

Magister Hebal yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis

selama pendidikan.

8. Kepada Dr. dr. Raden Irawati Ismail, SpKJ(K), M.Epid. dari Departemen

Psikiatri FKUI selaku penguji yang sudah banyak memberikan bimbingan

untuk perbaikan tesis ini;

9. Kepada Dr. Anton Bahtiar, M.Biomed, Apt. selaku penguji yang telah banyak

memberikan pengarahan dalam penyusunan teori pendukung tesis ini;

10. Kepada Dr. Katrin, M.S., Apt, yang telah memberikan banyak saran dalam

metode penulisan tesis ini.

11. Kepada dr. Elvira Moen selaku Pemilik Griya Chantika Salon yang sudah

memberikan kesediaannya untuk menggunakan fasilitasnya sebagai tempat

berlangsungnya penelitian, berserta staf yang telah membantu berlangsungnya

penelitian;

12. Kepada Neneng Suningsih, Amk, yang telah membantu pelaksanaan

penelitian ini;

13. Kepada Ibu Eflita, SKM, MKM. (staf pengajar di FKM UI) yang telah

membantu dalam analisis statistik;

14. Istri yang telah memberikan semangat dan dorongan moril kepada penulis.

Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih PT Martina Berto yang sudah

memberikan fasilitas berupa buku referensi untuk penulisan tesis dan minyak esensial

yang digunakan dalam penelitian ini.

Akhirnya rasa terima kasih saya yang tidak terhingga dari hati yang paling

dalam kepada ayahanda A.M. Siahaan dan Ibunda saya R. Sitompul (Alm) yang

dengan sabar telah mendidik dan membesarkan saya,

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkat dan anugrah-Nya

berlimpah bagi beliau-beliau yang tersebut di atas. Sangat disadari dalam tesis ini

terdapat banyak kekurangan oleh karena itu semua saran dan kritik penulis terima

dengan lapang dada demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

vii

Akhir kata semoga Tuhan YME memberikan rahmat Nya bagi kita semua dan

berkenan membalas budi baik semua pihak yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan pendidikan ini. Akhirnya harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat

bagi kita semua.

Depok, Januari 2013

Penulis

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

viii

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

ix

ABSTRAK

Nama : Richard Sabar Nelson Siahaan

Program Studi : Magister Herbal

Judul : Efektifitas Campuran Minyak Esensial Indonesia : Sereh Wangi,

Kenanga, dan Nilam Terhadap Relaksasi, Secara Inhalasi. “Suatu

Uji Klinis Pada Wanita Sehat yang Memiliki Risiko Stress”

Relaksasi merupakan salah satu mekanisme coping yang digunakan untuk

menghadapi stress. Salah satu metode relaksasi yang banyak dipakai adalah

aromaterapi dengan menggunakan minyak esensial. Minyak esensial yang berasal

dari tanaman Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk relaksasi adalah sereh wangi,

kenanga dan nilam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas campuran

minyak esensial Indonesia yang terdiri dari sereh wangi, kenanga dan nilam yang

diberikan secara inhalasi terhadap relaksasi secara psikologis dengan pengukuran

Visual Analog Scale (VAS) dan fisik dengan pengukuran tekanan darah (MAP),

frekuensi nadi, dan frekuensi nafas serta dibandingkan dengan minyak lavender dan

kontrol. Penelitian dilakukan dengan rancangan uji klinis tersamar tunggal, before

and after, dengan perlakuan intent to treat yang dilanjutkan dengan tes kejut pada 60

wanita sehat yang terdiri dari 20 subyek kelompok campuran minyak esensial

Indonesia, 20 subyek kelompok lavender, dan 20 subyek kontrol. Penelitian ini

memperlihatkan hasil bahwa campuran minyak esensial Indonesia memiliki

efektifitas relaksasi secara psikologis yang sama dengan minyak lavender dan kontrol

tetapi memiliki kecenderungan yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol.

Sedangkan secara fisik campuran minyak esensial Indonesia memiliki efektifitas

relaksasi yang lebih baik dibandingkan dengan lavender dan kecenderungan yang

lebih baik dibandingkan dengan kontrol terutama pada parameter tekanan darah

(MAP).

Kata kunci : aromaterapi, campuran minyak esensial Indonesia, wanita sehat,

stress, relaksasi psikologis, relaksasi fisik

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

x

ABSTRACT

Name : Richard Sabar Nelson Siahaan

Study Program : Magister Herbal

Title : Effectiveness of Indonesian Essential Oil Blend : Sereh Wangi,

Kenanga, and Nilam to Relaxation Given by Inhalation.

“A Clinical Trial on Healthy Woman that Has Risk of Stress”

Relaxation is one of the coping mechanisms used to deal with stress. One method that

is widely used for relaxation is aromatherapy using essential oils. The essential oil

from Indonesian plants that can be used for relaxation is sereh wangi, kenanga and

nilam. This study aims to look at the effectiveness of Indonesian essential oils blend

consists of sereh wangi, kenanga and nilam that are administered by inhalation to the

psychological relaxation measurements of Visual Analog Scale (VAS) and physical

measurements of blood pressure (MAP), pulse rate, and breathing rate and compared

with lavender oil and control. The study was conducted with the design of a single-

blind clinical trials, before and after, with treatment intent to treat followed by startle

test on 60 healthy women consists of 20 subjects group of Indonesian essential oils,

20 subjects group of lavender oil, and 20 subjects group of control. This study

showed that an Indonesian essensial oil blend has the effectiveness of psychological

relaxation similar to lavender oil and control but have a tendency better than the

controls. While the physical measurenment showed that Indonesian essential oil

blend has better effectiveness on relaxation than lavender oil and has tendency better

than the controls, especially on the parameters of blood pressure (MAP).

Key word : aromatherapy, Indonesian essensial oil blend, healthy woman, stress,

psychological relaxation, physical relaxation

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .......................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

1.3.1. Tujuan Umum ................................................................. 7

1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................ 7

1.4. Hipotesis ..................................................................................... 7

1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

1.5.1. Manfaat Aplikatif ........................................................... 8

1.5.2. Manfaat Penelitian .......................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9

2.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Limbik ........................................ 9

2.1.1. Hipotalamus .................................................................... 10

2.1.2. Amigdala ........................................................................ 12

2.1.3. Hipokampus .................................................................... 13

2.2. Stress Dan Mekanisme Stress ..................................................... 14

2.2.1. Definisi Stress ................................................................. 14

2.2.2. Fisiologi Stress ............................................................... 14

2.2.2.1. Respon Fight or Flight ...................................... 14

2.2.2.2. Mekanisme Stress dan Efek Stress .................... 15

2.3. Tanda dan Gejala Stress ............................................................. 17

2.4. Mekanisme Refleks Kejut (Startle Reflex) dan Efeknya

Terhadap Sistem Saraf Otonom .................................................. 20

2.5. Relaksasi Sebagai Mekanisme Penanggulangan Stress .............. 24

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

xii

2.6. Fisiologi Aromaterapi Inhalasi untuk Relaksasi ......................... 25

2.7. Fisiologi dan Teknik Pemijatan (Massage) ................................ 32

2.7.1. Gerakan Effleurage ......................................................... 32

2.7.2. Gerakan Petrissage ......................................................... 33

2.7.3. Gerakan Tapotage (Tapotement) .................................... 34

2.7.4. Gerakan Vibration (Shaking Movement)/Menggetarkan . 35

2.8. Minyak Lavender ....................................................................... 36

2.8.1. Deskripsi Tanaman ......................................................... 36

2.8.2. Klasifikasi Tanaman ....................................................... 38

2.8.3. Kandungan Kimia ........................................................... 38

2.8.4. Efek Farmakologi Untuk Relaksasi ................................ 42

2.8.5. Toksisitas dan Kontraindikasi ........................................ 42

2.9. Minyak Kenanga ........................................................................ 43

2.9.1. Deskripsi Tanaman ......................................................... 43

2.9.2. Klasifikasi Tanaman ....................................................... 45

2.9.3. Kandungan Kimia ........................................................... 46

2.9.4. Efek Farmakologi Untuk Relaksasi ................................ 47

2.9.5. Toksisitas dan Kontraindikasi ........................................ 48

2.10. Minyak Sereh Wangi ................................................................. 49

2.10.1. Deskripsi Tanaman ......................................................... 49

2.10.2. Klasifikasi Tanaman ....................................................... 50

2.10.3. Kandungan Kimia ........................................................... 51

2.10.4. Efek Farmakologi Untuk Relaksasi ................................ 54

2.10.5. Toksisitas dan Kontraindikasi ....................................... 54

2.11. Minyak Nilam .............................................................................. 54

2.11.1. Deskripsi Tanaman ......................................................... 55

2.11.2. Klasifikasi Tanaman ....................................................... 55

2.11.3. Kandungan Kimia ........................................................... 56

2.11.4. Efek Farmakologi Untuk Relaksasi ................................ 59

2.11.5. Toksisitas dan Kontraindikasi ........................................ 60

2.12. Perbandingan Kandungan dan Sifat Farmakologi untuk

Relaksasi Minyak Uji dan Minyak Lavender ............................. 60

2.13. Beberapa Penelitian yang Melibatkan Minyak Kenanga,

Minyak Sereh Wangi dan Minyak Nilam ................................... 61

2.14. Metode Aplikasi dan Konsentrasi Minyak Esensial Secara

Inhalasi ........................................................................................ 63

2.15. Instrumen Pengukuran Relaksasi Subyektif ............................... 64

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 66

3.1. Kerangka Konseptual ................................................................. 66

3.2. Rancangan Penelitian ................................................................. 67

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 68

3.4. Persetujuan Protokol Penelitian dari Kaji Etik ........................... 68

3.5. Populasi dan Sampling ............................................................... 68

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

xiii

3.5.1. Subyek Penelitian ........................................................... 68

3.5.2. Besar Sampel dan Randomisasi Subyek Penelitian ........ 68

3.6. Kriteria Seleksi ........................................................................... 69

3.6.1. Kriteria Inklusi ................................................................ 69

3.6.2. Kriteria Ekslusi ............................................................... 70

3.6.3. Kriteria Drop Out ............................................................ 70

3.7. Variabel Penelitian ..................................................................... 71

3.7.1. Variabel Bebas ................................................................ 71

3.7.2. Variabel Terikat .............................................................. 71

3.7.2.1. Respon Relaksasi Psikologi .............................. 71

3.7.2.2. Respon Relaksasi Fisik ..................................... 71

3.7.3. Variabel Kontrol ............................................................. 72

3.7.4. Definisi Operasional Variabel ........................................ 73

3.8. Bahan Uji, Alat, dan Cara Kerja ................................................. 75

3.8.1. Bahan Uji ........................................................................ 75

3.8.2. Persiapan Bahan Uji ....................................................... 75

3.8.2.1. Uji Panel Peringkat Kesukaan ........................... 75

3.8.2.2. Uji Panel Peringkat Manfaat Relaksasi ............. 76

3.8.3. Alat Diffuser Minyak Esensial ....................................... 77

3.8.4. Tenaga Pemijat ............................................................... 78

3.8.5. Persiapan Ruangan Uji ................................................... 78

3.9. Intrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ...................... 79

3.9.1. Jenis Intrumen Penelitian ................................................ 79

3.9.1.1. Instrumen Terstruktur ........................................ 79

3.9.1.2. Data Tekanan Darah ......................................... 79

3.9.1.3. Data Frekuensi Nadi ......................................... 80

3.9.1.4. Data Frekuensi Nafas ......................................... 80

3.9.2. Pengukuran Intensitas Bunyi untuk Tes Kejut (Startle

Test) ................................................................................ 80

3.10. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 80

3.10.1. Tahapan Persiapan .......................................................... 80

3.10.2. Tahapan Pelaksanaan ...................................................... 81

3.10.3. Tahapan Penyusunan Laporan ........................................ 82

3.11. Analisis Statistik ......................................................................... 84

3.11.1. Analisis Univariat ........................................................... 85

3.11.2. Analisis Bivariat ............................................................. 85

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................ 86

4.1. Uji Panel Peringkat Kesukaan dan Manfaat Relaksasi

Campuran Minyak Esensial Indonesia ....................................... 86

4.2. Karakteristik Umum dan Perilaku Terhadap Pengobatan

Tradisional Subyek Penelitian .................................................... 88

4.3. Gambaran Efekttifitas Minyak Esensial Terhadap Tingkat

Relaksasi Secara Psikologis (nilai VAS) dan Fisik .................... 90

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

xiv

4.4. Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Relaksasi Secara

Psikologis .................................................................................... 92

4.5. Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Relaksasi Secara Fisik ... 97

BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................. 107

5.1. Kekuatan dan Keterbatasan Penelitian ....................................... 107

5.1.1. Kekuatan Penelitian ........................................................ 107

5.1.2. Keterbatasan Penelitian .................................................. 109

5.2. Tingkat Kesukaan Terhadap Campuran Minyak Esensial

Indonesia ..................................................................................... 110

5.3. Efektifitas Campuran Minyak Esensial Indonesia dan Minyak

Lavender Terhadap Relaksasi Secara Psikologis ....................... 111

5.4. Efektifitas Campuran Minyak Esensial Indonesia dan Minyak

Lavender Terhadap Relaksasi Secara Fisik ................................ 112

5.5. Campuran Minyak Esensial Indonesia ....................................... 115

5.5.1. Kandungan Campuran Minyak Esensial Indonesia yang

Memberikan Efek Relaksasi ........................................... 115

5.5.2. Perkiraan Dosis Kandungan Utama Minyak Esensial

Indonesia yang Memberikan Efek Relaksasi .................. 117

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 118

6.1. Kesimpulan ................................................................................. 118

6.2. Saran .......................................................................................... 118

6.2.1. Untuk Pelayanan dan Penggunaan Individu (Fungsi

Aplikatif) ........................................................................ 118

6.2.2. Untuk Penelitian ............................................................. 119

6.2.3. Untuk Publikasi .............................................................. 119

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 120

LAMPIRAN ........................................................................................................... 129

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Sistem Limbik ..................................................................... 9

Gambar 2.2. Mekanisme Stress dan Jalur Strees pada Sistem Limbik .................. 19

Gambar 2.3. Lintasan Auditori Sentral Secara Anatomi ........................................ 21

Gambar 2.4. Hipotesis Lintasan Reflex Kejut (Startle Pathway) dan

Hubungannya dengan Lintasan Auditori Pusat (Central Auditory

Pathway) ............................................................................................ 23

Gambar 2.5. Sistem Transduksi pada Sel Olfaktorius ............................................ 26

Gambar 2.6. Penjalaran Sinyal Neural Aromaterapi pada Sistem Olfaktorius ...... 27

Gambar 2.7. Mekanisme Aromaterapi Memasuki Tubuh Secara Inhalasi dan

Transmisi Sinyal Kimia ke Susunan Saraf Pusat ............................... 28

Gambar 2.8. Sistem Hantaran Sinyal dari Bulbus Olfaktorius pada Sistem Limbik 29

Gambar 2.9. Sistem Saraf yang Bisa Dipengaruhi oleh Minyak Aromaterapi ....... 30

Gambar 2.10. Efek Aromaterapi Pada Sistem Saraf Otonom ................................. 31

Gambar 2.11. Tahapan Tehnik Memijat Efflurage ................................................. 33

Gambar 2.12. Tahapan Gerakan Petrissage ............................................................ 34

Gambar 2.13. Tahapan Gerakan Tapotement ......................................................... 35

Gambar 2.14. Gerakan Pemijatan Vibration ........................................................... 36

Gambar 2.15. Deskripsi Lavandula angustivolia .................................................... 37

Gambar 2.16. Struktur Linalool, Geraniol, dan Linalil asetat ................................. 41

Gambar 2.17. Deskripsi Daun, Bunga, dan Buah Cananga odorata ...................... 44

Gambar 2.18. Pohon Cananga odorata (Lam) Hook. F & Thoms .......................... 45

Gambar 2.19. Morfologi Tanaman Sereh Wangi .................................................... 50

Gambar 2.20. Struktur Kimia Sitronelol, Sitronelal, dan Trans-Geranil asetat ...... 53

Gambar 2.21. Morfologi Nilam Aceh ..................................................................... 56

Gambar 2.22. Struktur Kimia Utama Penyusun Minyak Nilam ............................. 59

Gambar 2.23. Visual Analog Scale ......................................................................... 65

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................... 66

Gambar 3.2. Rancangan Penelitian ......................................................................... 67

Gambar 3.3. Kerangka Variabel Penelitian ............................................................ 72

Gambar 3.4. Diagram Uji Panel Kesukaan dan Efektifitas Relaksasi Bahan Uji ... 78

Gambar 3.5. Tahapan Penelitian ............................................................................. 83

Gambar 3.6. Skema Alur Penelitian (Kerangka Operasional) ................................ 84

Gambar 4.1. Grafik Tingkat Relaksasi secara Psikologis pada Setiap Waktu

Pengukuran Menurut Kelompok ........................................................ 96

Gambar 4.2. Grafik Perubahan MAP pada Tiap Waktu Pengukuran Menurut

Kelompok ........................................................................................... 104

Gambar 4.3. Grafik Perubahan Frekuensi Nadi pada Tiap Waktu Pengukuran

Menurut Kelompok............................................................................. 105

Gambar 4.2. Grafik Perubahan Frekuensi Nafas pada Tiap Waktu Pengukuran

Menurut Kelompok............................................................................. 106

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komposisi Minyak Lavender ............................................................ 39

Tabel 2.2. Komposisi Minyak Kenanga ............................................................. 46

Tabel 2.3. Komposisi Minyak Sereh Wangi ....................................................... 51

Tabel 2.4. Komposisi Minyak Nilam ................................................................. 57

Tabel 2.5. Perbandingan Kandungan dan Sifat Farmakologi untuk Relaksasi

Minyak Uji dan Minyak Lavender dalam Masing-masing Minyak

Esensial Murni ................................................................................... 60

Tabel 4.1. Perbandingan Campuran Minyak Indonesia untuk Uji Panel ........... 86

Tabel 4.2. Tabel Distribusi Panel Peringkat Uji Kesukaan dan Manfaat

Relaksasi ............................................................................................ 86

Tabel 4.3. Rerata Panel Peringkat Kesukaan dan Manfaat Relaksasi 3 Jenis

Campuran dari Minyak Campuran Minyak Esensial Indonesia ........ 87

Tabel 4.4. Perkiraan Perhitungan Kandungan Utama dalam Campuran Minyak

Esensial Indonesia ............................................................................. 88

Tabel 4.4. Karakteristik Umum Subyek Penelitian ............................................ 89

Tabel 4.6. Karakteristik Perilaku Terhadap Perawatan SPA/Pijat dan Perilaku

Konsumsi Jamu/Obat Tradisional Subyek Penelitian ....................... 90

Tabel 4.7. Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Tingkat Relaksasi Secara

Psikologis dan Fisik ........................................................................... 91

Tabel 4.8. Perubahan Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (nilai VAS)

Sebelum dan Sesudah Perlakuan Relaksasi pada Tiap Kelompok .... 92

Tabel 4.9. Perubahan Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (nilai VAS) 5 Menit

Sesudah Tes Kejut pada Tiap Kelompok .......................................... 93

Tabel 4.10. Beda Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (selisih rerata nilai

VAS) Berdasarkan Waktu Pengukuran dan Kelompok Perlakuan .. 93

Tabel 4.11. Perbandingan Tingkat Relaksasi secara Psikologis (selisih rerata

nilai VAS) Antara Kelompok Minyak Esensial Indonesia dengan

Kelompok Minyak Lavender ........................................................... 94

Tabel 4.12. Perbandingan Tingkat Relaksasi secara Psikologis (selisih rerata

nilai VAS) Antara Kelompok Minyak Esensial Indonesia dengan

Kontrol ............................................................................................. 95

Tabel 4.13. Perbandingan Tingkat Relaksasi secara Psikologis (selisih rerata

nilai VAS) Antara Kelompok Minyak Lavender dengan Kontrol ... 95

Tabel 4.14. Efktifitas Minyak Esensial terhadap Relaksasi Secara Fisik (MAP,

Frekuensi Nadi, Frekuensi Nafas) Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Relaksasi pada Tiap Kelompok ........................................................ 97

Tabel 4.15. Perubahan Relaksasi Secara Fisik (MAP, Frekuensi Nadi,

Frekuensi Nafas) Sesudah Tes Kejut pada Masing-masing

Kelompok ......................................................................................... 98

Tabel 4.16. Perubahan Relaksasi Secara Fisik (MAP, Frekuensi Nadi, dan

Frekuensi Nafas) 5 menit setelah Tes Kejut pada Masing-masing

Kelompok ......................................................................................... 99

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

xvii

Tabel 4.17. Beda Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Relaksasi secara Fisik

Berdasarkan Waktu Pengukuran dan Kelompok Perlakuan ............ 100

Tabel 4.18. Perbandingan Relaksasi Secara Fisik Antara Kelompok Minyak

Esensial Indonesia dengan Kelompok Lavender ............................. 101

Tabel 4.19. Perbandingan Relaksasi Secara Fisik Antara Kelompok Minyak

Esensial Indonesia dengan Kontrol .................................................. 102

Tabel 4.20. Perbandingan Relaksasi Secara Fisik Antara Kelompok Minyak

Lavender dengan Kontrol ................................................................. 103

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Relaksasi merupakan salah satu strategi coping yang digunakan untuk

menghadapi stress. Strategi coping adalah proses atau upaya yang dilakukan individu

untuk menghadapi dan mengantisipasi situasi dan kondisi yang menekan atau

mengancam baik fisik maupun psikis yang dapat membebani dan melampaui

kemampuan dan ketahanan individu (Hertingjung, 2000). Relaksasi merupakan

tehnik intervensi yang telah terbukti efektif mengatasi berbagai gangguan dan mudah

diaplikasikan dalam berbagai setting, baik secara individual maupun kelompok (Rice,

2000).

Tegang dan rileks merupakan keadaan tubuh yang melibatkan sistem saraf

simpatis dan parasimpatis. Dalam keadaan terancam, takut atau tegang, sistem saraf

simpatis yang mengendalikan. Sistem ini merupakan sistem darurat yang disebut

sebagai fight-or-flight respons system (Jacobs, 2001), dan merupakan keadaan

dimana seseorang akan masuk dalam keadaan stress dengan gejala simpatisnya yang

menonjol yaitu peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan aliran darah,

pernafasan menjadi lebih cepat dan pendek, peningkatan aktivitas mental dan

ketegangan otot secara dramatis (Rice, 2000)

Stress sudah menjadi masalah kesehatan di Indonesia maupun di seluruh

dunia, terutama stress yang diakibatkan oleh kerja dan pekerjaan. Data di Eropa

menunjukkan 22% pekerja Eropa mengalami stress dengan keluhan nyeri pada leher,

nyeri otot, dan kelelahan umum (European Foundation for the Improvement of Living

and Working Conditions, 2010). Di Indonesia juga menunjukkan angka stress yang

cukup tinggi, terutama di kalangan pekerja dan kalangan akademisi. Hasil penelitian

oleh Sugijanto (1999) menunjukkan sebesar 51,5% guru merasa stress dan 60%

sampel guru mengatakan bahwa mereka mengalami stress kerja. Sebuah penelitian

lain menunjukkan bahwa sebanyak 30,27% guru mengalami stress kerja berat

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

2

Universitas Indonesia

(Safaria et al, 2011). Selain itu stress juga didapati cukup tinggi di kalangan

mahasiswa keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Jones et al (1997)

menunjukkan angka 50% mahasiswa keperawatan mengalami stress. Penelitian lain

dilakukan oleh kumar et al (2011) yang memperlihatkan sebanyak 38% mahasiswa

keperawatan pada usia 19-25 tahun berada pada level high stress dan 35% nya adalah

wanita, serta sebesar 32% adalah mahasiswa senior. Sebuah survei yang dilakukan di

Amerika ternyata menunjukkan bahwa wanita lebih sering mengalami stress

dibandingkan pria (28% versus 20%) (American Phsycological Association Survey,

2010). Data di atas menunjukkan bahwa yang paling rentan terkena stress adalah

kalangan pekerja, dan kalangan mahasiswa keperawatan dengan rentang usia antara

19-25 tahun terutama pada mahasiswa keperawatan senior (tingkat 2 dan tingkat 3).

Masalah penyakit yang ditimbulkan oleh stress ini sangatlah kompleks. Di

Eropa sekitar ¼ pegawai terkena ketegangan akibat kerja (13% di Swedia dan 43%

di Yunani) dan stress akibat kerja ini menimbulkan masalah pada kesehatan karena

menimbulkan beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskular, kelainan

muskuloskeletal, masalah di bagian punggung, dan masalah di bagian leher-bahu-

siku-pergelangan tangan yang disebut sebagai repetitive strain Injury, dan

mengakibatkan mereka tidak masuk kerja untuk beberapa waktu (European

Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions, 2010).

Banyak sekali metode yang dapat dikembangkan akhir-akhir ini untuk

memulihkan stress, salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai tehnik dan

metode relaksasi. Lazarus & Folkman menyebutkan bahwa relaksasi ini termasuk

dalam strategi coping yang disebut sebagai problem-focused coping, yaitu suatu

mekanisme coping yang mengarah pada penyelesaian masalah (Rice, 2012).

Salah satu cara mendapatkan pelayanan relaksasi adalah dengan mendatangi

pusat kebugaran (SPA) profesional dan/atau klinik-klinik pemijatan. Alasan utama

seseorang datang ke SPA yaitu untuk mendapatkan relaksasi dan pengendalian stress,

dan ini menempati porsi 88% pengunjung SPA (Global SPA Summit, 2010).

Sedangkan kebugaran yang ingin dicapai dengan perawatan SPA yaitu kebugaran

secara fisik 82%, emosional 53%, mental 48%. Permintaan untuk SPA pada pasar

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

3

Universitas Indonesia

dunia mencapai total pendapatan $ 46,8 juta dan menguasai pasar di Wellness

Industry sekitar 78%. (Global SPA Summit, 2007) dan 94% pengunjung SPA

membutuhkan perawatan yang bersifat meningkatkan kesehatan secara mental dan

emosional (94% dan 91%) (Widjaja, 2011). Sedangkan untuk pengunjung SPA yang

terbanyak adalah wanita, yaitu 90% pengunjungnya adalah wanita dengan pilihan

utama perawatan adalah body treatment (pijat, lulur dan disertai dengan aromaterapi)

(Martha Tilaar SPA, 2011).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi sangat berguna untuk

pemeliharaan kesehatan terutama untuk mendapatkan relaksasi. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Kristanti (2010) pada orang tua yang sedang mengalami kecemasan di

panti werda dengan menggunakan minyak aromaterapi lavender yang diberikan

secara inhalasi menunjukkan adanya penurunan derajat kecemasan sebesar 60% dan

secara statistik menunjukkan adanya penurunan derajat kecemasan secara bermakna.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Dunn et al (1995) menggunakan minyak lavender

dengan perlakuan pijat dan kontrol (terapi pijat saja), dengan lama intervensi 15-30

menit memperlihatkan adanya perbedaan secara klinis aromaterapi dengan lavender

dibandingkan dengan kontrol, dan secara statistik memiliki perbedaan penurunan

bermakna terhadap ansietas.

Tetapi sangat disayangkan aromaterapi yang dilakukan di Indonesia masih

banyak menggunakan bahan-bahan minyak esensial yang berasal dari tanaman luar.

Produksi minyak esensial Indonesia yang diekspor memiliki pangsa pasar yaitu untuk

minyak nilam 64%, kenanga 67%, akar wangi 26%, serai wangi 12%, pala 72%,

cengkih 63%, jahe 0,4% dan lada 0,5% untuk ekspor dunia dengan negara tujuan

USA, Inggris, Singapura, India, Spanyol, Perancis, Cina, Swiss, Jepang dan beberapa

negara lain, dan sebagian besar dalam bentuk masih minyak esensial yang belum

dimurnikan dan pangsa pasarnya di dunia pun kita hanya mencapai pasar 2,6% (Balai

Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2006). Hal ini disebabkan karena kurangnya

pemanfaatan minyak esensial yang berasal dari tanaman obat Indonesia.

Beberapa minyak esensial yang berasal dari tanaman di Indonesia adalah

minyak kenanga, minyak sereh wangi, dan minyak nilam yang merupakan minyak

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

4

Universitas Indonesia

esensial yang juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan aromaterapi untuk relaksasi.

Fisiologi aromaterapi yang dapat mempengaruhi perilaku dan perasaan sehingga

menyebabkan relaksasi masih merupakan hipotesis dan pendekatan yang mungkin

dapat diterima adalah melalui sistem limbik, dimana efek aroma dari kandungan

minyak esensial mempengaruhi sistem sistem ini melalui jalur olfaktorius (Price,

2007). Beberapa kandungan dari minyak-minyak ini memiliki potensi untuk

menimbulkan efek relaksasi. Kandungan utama yang dimiliki oleh ketiga minyak

tersebut di atas adalah monoterpen alkohol yaitu linalool dan geraniol yang terdapat

pada minyak kenanga dan minyak sereh wangi yang memiliki aktifitas sebagai

analgesik, menenangkan, menyeimbangkan, stimulansia, efek vasodilator dan

hipotensif (Price, 2007, Bowels, 2003). Kandungan monoterpen alkohol yang lain

adalah sitronelol dan dari golongan aldehida yaitu sitronelal yang merupakan turunan

dari alkohol yang terdapat pada minyak sereh wangi memiliki efek farmakologi

sebagai analgetik, antidepresan, tonik dan stimulansia (Mc Guinness, 2006, Price,

2007). Sedangkan kandungan patchoulol yang terdapat pada minyak nilam memiliki

efek farmakologi sebagai stimulansia, dan sedatif (Price, 2007, Bowels, 2003).

Minyak lavender sendiri memiliki kandungan kimia linalool dan linalil asetat yang

memiliki efek sebagai anti depresan, tonik, hipotensif dan analgesik sedang (Price,

2007, Bowels, 2003).

Selain itu dalam aromaterapi diperlukan suatu zat yang memiliki efek yang

dapat berlangsung cukup lama sehingga aroma dari minyak tersebut tidak cepat habis,

maka diperlukan pencampuran 3 minyak yang memiliki kategori daya menguap yang

berbeda, yaitu minyak sereh wangi yang dikategorikan sebagai “top to middle note”,

minyak kenanga dengan kategori “middle to base note” dan minyak nilam dengan

kategori base note (Sharron, 2012).

Pemanfaatan dan penelitian dengan aromaterapi yang berasal dari tanaman

Indonesia masih sangat sedikit dan pada umumnya masih dilakukan oleh peneliti dari

luar. Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2010) memperlihatkan penurunan

tekanan darah dan frekuensi nadi dengan menggunakan minyak lavender, chamomile

dan jeruk manis, ketiganya merupakan aromaterapi yang berasal dari tanaman luar.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

5

Universitas Indonesia

Penelitian lain menunjukkan efek relaksasi dari beberapa campuran minyak esensial

setelah pemberian 7 minggu dengan kombinasi minyak lavender, chamomile, mawar,

dan lemon, ini pun hanya mawar yang sudah dibudidayakan di Indonesia (Rho et al,

2006). Efek lain untuk perawatan pasien dengan dimensia menunjukkan adanya

peningkatan kualitas hidup dari pasien dengan menggunakan minyak lavender (Snow

et al, 2004). Untuk penelitian dengan kombinasi dari minyak sereh wangi, nilam dan

kenanga yang merupakan tanaman asli Indonesia masih belum ada. sedangkan secara

empiris, studi preklinis serta beberapa penelitian klinis lingkup kecil menunjukkan

ketiga minyak ini memiliki kandungan yang bisa memberikan efek relaksasi.

Penelitian manfaat minyak esensial sebagai aromaterapi untuk relaksasi yang

dilakukan selama ini selalu menggunakan penilaian secara subyektif selain

menggunakan pengukuran secara obyektif. Penilaian karateristik sikap yang sifatnya

subyektif yang memang sangat sulit dilakukan. Salah satu alat ukur yang mudah

untuk dimengerti dan mudah dalam pelaksanaannya adalah Visual Analog Scale

(VAS). Visual Analog Scale biasa dipakai untuk penilaian tingkat nyeri secara

subyektif tetapi sejauh ini terdapat beberapa penelitian yang menggunakan VAS

sebagai pengukuran sikap subyektif secara psikologis. Penelitian yang dilakukan oleh

Parker et al (2004) menggunakan VAS untuk mengukur tingkat nafsu makan

terhadap laki-laki dan wanita muda, dibandingkan dengan laki-laki dan wanita lanjut

usia. Parker menggunakan skala VAS antara 0 – 100 mm dan dipakai untuk

mengukur 3 variabel yaitu nafsu makan, keinginan untuk makan dan rasa lapar atau

tidak lapar. Penelitian lain juga dilakukan oleh Whybrow et al (2006) yang

menggunakan VAS elektronik untuk mengukur 7 variabel untuk nafsu makan 10 laki-

laki dan wanita usia antara 20 – 37 tahun dan mengukur 9 variabel penelitian.

Penelitian lain dilakukan oleh Hongratanaworakit (2006) terhadap relaksasi setelah

penggunaan secara transdermal minyak kenanga dengan subyek penelitian 20 laki-

laki dan wanita yang berusia antara 19 – 48 tahun. Skala yang digunakan adalah

dalam mm (millimeter) antara 0 – 100 mm. Pada penelitian tersebut

Hongratanaworakit mengukur 5 variabel penelitian terhadap relaksasi yaitu tingkat

perhatian, kewaspadaan, ketenangan, relaksasi, mood, dan semangat.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

6

Universitas Indonesia

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas maka dalam penelitian ini peneliti

ingin mengetahui efektifitas campuran minyak sereh wangi, minyak kenanga dan

minyak nilam terhadap relakasasi secara psikologis dengan menggunakan alat ukur

Visual Analog Scale (VAS) dan fisik dengan dengan pengukuran tekanan darah,

frekuensi nadi, dan frekuensi nafas. Selanjutnya campuran minyak sereh wangi,

minyak kenanga dan minyak nilam disebut sebagai “campuran minyak esensial

Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Relaksasi merupakan salah satu mekanisme coping yang digunakan untuk

mengatasi stress dan salah satu tehnik relaksasi yang digunakan adalah dengan

aromaterapi dan pemijatan yang dapat dilakukan di SPA atau tempat-tempat

pemijatan.

Tingginya permintaan minyak esensial Indonesia di pasar Internasional tetapi

masih dijual dalam bentuk mentah sedangkan pemanfaatannya untuk aromaterapi

masih belum banyak dimanfaatkan terutama untuk relaksasi.

Kandungan kimia “campuran minyak esensial Indonesia” dari ketiga minyak

secara terpisah memiliki efek relaksasi. Selain itu juga belum ada kombinasi yang

memanfaatkan kombinasi 3 kategori minyak yaitu top note, middle note, dan base

note. Oleh karena itu perlu adanya penelitian yang memanfaatkan 3 jenis minyak

dari 3 kategori minyak esensial sebagai aromaterapi untuk relaksasi, dengan

pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Apakah “campuran minyak esensial Indonesia” yang diberikan secara inhalasi

memiliki efektifitas terhadap relaksasi?

b. Apakah ada perbedaan efektifitas “campuran minyak esensial Indonesia” yang

diberikan secara inlahasi terhadap relaksasi dibandingkan dengan minyak

lavender.

c. Apakah ada perbedaan efektifitas “campuran minyak esensial Indonesia” yang

diberikan secara inhalasi terhadap relaksasi dibandingkan dengan kontrol.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

7

Universitas Indonesia

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas “campuran minyak esensial Indonesia” yang diberikan

secara inhalasi terhadap relaksasi pada wanita sehat yang memiliki resiko

mendapatkan stress dan setelah diprovokasi dengan tes kejut (Startle Test)

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Menilai efektifitas pemberian “campuran minyak esensial Indonesia” secara

inhalasi terhadap relaksasi secara psikologis dengan menggunakan alat ukur

Visual Analog Scale (VAS) pada wanita sehat yang memiliki resiko

mendapatkan stress dan setelah diprovokasi dengan tes kejut (Startle Test)

b. Menilai efektifitas pemberian “campuran minyak esensial Indonesia” secara

inhalasi terhadap relaksasi secara fisik dengan menilai perubahan tekanan darah,

frekuensi nadi, dan frekuensi nafas, pada wanita sehat yang memiliki resiko

mendapatkan stress dan setelah diprovokasi dengan tes kejut (Startle Test)

c. Membandingkan efektifitas “campuran minyak esensial Indonesia” dengan

minyak lavender dan kontrol secara inhalasi terhadap relaksasi secara psikologis

berdasarkan alat ukur VAS pada wanita sehat yang memiliki resiko mendapatkan

stress dan setelah diprovokasi dengan tes kejut (Startle Test).

d. Membandingkan efektifitas “campuran minyak esensial Indonesia” dengan

minyak lavender dan kontrol secara inhalasi terhadap relaksasi secara fisik

berdasarkan pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas pada

wanita sehat yang memiliki resiko mendapatkan stress dan setelah diprovokasi

dengan tes kejut (Startle Test).

1.4. Hipotesis

Terdapat efektifitas campuran minyak esensial Indonesia terhadap relaksasi

secara psikologis dan fisik dengan menggunakan alat ukur VAS dan penilaian

terhadap perubahan tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

8

Universitas Indonesia

Terdapat perbedaan efektifitas “campuran minyak esensial Indonesia”

terhadap relaksasi secara psikologis dibandingkan dengan minyak lavender dan

kontrol dengan menggunakan alat ukur VAS.

Terdapat perbedaan efektifitas “campuran minyak esensial Indonesia”

terhadap relaksasi secara fisik dengan penilaian perubahan tekanan darah, frekuensi

nadi, dan frekuensi nafas dibandingkan dengan minyak lavender dan kontrol.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Aplikatif

Meningkatkan nilai jual minyak esensial yang berasal dari tanaman asli

Indonesia sehingga dapat digunakan untuk industri SPA dan Wellness Industry.

1.5.2. Manfaat Penelitian

a. Mendapatkan hasil secara klinis efek relaksasi aromaterapi inhalasi “campuran

minyak esensial Indonesia”

b. Memperkaya pembuktian secara ilmiah manfaat minyak esensial yang berasal

dari tanaman asli Indonesia.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

9 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Sistim Limbik

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat

kerah baju, limbik diartikan sebagai perbatasan. Sistim limbik itu sendiri diartikan

secara keseluruhan sebagai lintasan yang mengatur tingkah laku emosional dan

dorongan motivasional sehingga bagian ini disebut sebagai “seat of emotional”.

Bagian utama dari sistem limbik terdiri dari beberapa bagian yaitu hipotalamus,

amigdala, kortek limbik, dan hipokampus (lihat gambar 2.1.) (Greenberg, 2002).

Hipotalamus, amigdala, dan hipokampus ini berperanan sangat penting dan

berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya.

Karena hubungan langsung sistem limbik dengan sistem otonom, maka bila ada

stimulus emosi negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem limbik dapat

menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan jantung, hipertensi maupun

gangguan saluran cerna (Conn, 2003).

[Sumber : Neurofeedback, 2012]

Gambar 2.1. Anatomi Sistem Limbik

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

10

Universitas Indonesia

2.1.1. Hipotalamus

Hipotalamus adalah bagian ujung depan diensefalon yang terletak paling

depan dari diensefalon dan di bawah talamus mulai dari kiasma optikus sampai ke

lamina terminalis dan komisura anterior. Hipotalamus memiliki berat kurang dari 1%

massa otak (± 4 gram). Hipotalamus mengandung sejumlah nukleus neuron yang

berguna untuk pengaturan sekresi hormon. Hipotalamus memiliki nukleus-nukleus

yang terbagi dalam empat wilayah utama yaitu wilayah mamiliari, wilayah tuberal,

wilayah supraoptik dan wilayah preoptik (Ganong, 2003). Wilayah mamiliari terdiri

dari badan mamiliari dan nukleus hipotalamus posterior, dan terletak pada bagian

paling posterior dari hipotalamus. Wilayah tuberal terdiri dari nukleus dorsomedial,

nukleus ventromedial, dan nukleus arkuata ditambah dengan tangkai infudibulum

yang menghubungkan kelenjar hipofisis dengan hipotalamus (Greenstein, 2000,

Ganong, 2003). Wilayah supraoptik terletak pada kiasma optikus dan terdiri dari

nukleus paraventrikular, nukleus supraoptik, nukleus hipotalamus anterior dan

nukleus suprakiasmatik. Wilayah terakhir yaitu wilayah preoptik yang dianggap

sebagai bagian dari hipotalamus karena partisipasinya dengan hipotalamus dalam

mengatur kegiatan otonom tertentu. Wilayah preoptik mengandung nukleus preoptik

medial dan lateral (Guyton, 2006).

Hipotalamus memegang peranan penting dalam aliran adrenalin, pusat emosi,

mengontrol molekul-molekul yang membuat seseorang merasa marah, atau tidak

senang. Hipotalamus bukan saja mengatur sistem hormon, namun juga sistem saraf

dengan tingkat keahlian yang tinggi. Pengaturan fungi vegetatif dan fungsi endokrin

hipotalamus adalah sebagai berikut : (Ganong, 2003)

2.1.1.1. Mengontrol sistem saraf otonom dan sistem endokrin serta mengatur

beberapa perilaku yang berhubungan dengan fungsi-fungsi vegetatif untuk

kehidupan yaitu :

a. Peningkatan atau penurunan denyut jantung dan tekanan darah

b. Pengaturan suhu tubuh

c. Pengaturan rasa lapar dan haus

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

11

Universitas Indonesia

d. Sekresi air lewat ginjal (sekresi ADH)

e. Pengaturan kontraksi rahim dan pengeluaran

2.1.1.2. Fungsi Afektif sensoris

a. Pusat-pusat rasa bersalah atau motivasi

b. Pusat-pusat rasa takut, marah, termasuk nyeri dan respon untuk melarikan diri

(flight response)

c. Pusat Dorongan untuk bereproduksi

2.1.1.3. Pengaturan Tidur dan Jaga

a. Hipotalamus dorsal berhubungan dengan Sistem Aktivasi Retikularis (SAR).

b. Hipotalamus lateral anterior menghambat SAR

2.1.1.4. Mengontrol sistem endokrin melalui hormon-hormon yang dihasilkan

hipotalamus kemudian melalui pembuluh darah dihubungkan dengan

kelenjar hipofisis anterior.

Hormon-hormon yang dilepaskan oleh hipotalamus bila ada perangsangan

pada hipotalamus adalah sebagai berikut : (Wyss et al, 2003)

a. CRH (Corticoid Releasing Hormon)

CIH (Corticoid Inhibiting Hormon)

b. TRH (Thyroid Releasing Hormon)

TIH (Thyroid Inhibiting Hormon)

c. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)

GnIH (Gonadotropin Inhibiting Hormon)

d. PTRH (Parathyroid Releasing Hormon)

PTIH (Parathyroid Inhibiting Hormon)

e. PRH (Prolaktin Releasing Hormon)

PIH (Prolaktin Inhibiting Hormon)

f. GHRH (Growth Hormon Releasing Hormon)

GHIH (Growth Hormon Inhibitng Hormon)

g. MRH (Melanosit Releasing Hormon)

MIH (Melanosit Inhibitng Hormon)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

12

Universitas Indonesia

2.1.2. Amigdala

Amigdala merupakan kompleks beragam nukleus kecil yang terletak tepat di

bawah koteks serebri dari tiang (pole) medial anterior setiap lobus temporalis.

Amigdala mempunyai banyak sekali hubungan dua jalur dengan hipotalamus begitu

juga dengan daerah sistem limbik lainnya. Amigdala menerima sistem neuronal dari

semua bagian kortek limbik seperti juga dari neokorteks lobus temporalis, parietalis,

dan oksipitalis terutama dari area auditorik dan area asosiasi visual. Oleh karena

hubungan yang multipel ini, amigdala disebut sebagai “Jendela” yang dipakai oleh

sistem limbik untuk melihat kedudukan seseorang di dunia. Sebaliknya, amigdala

menjalarkan sinyal-sinyal kembali ke area kortikal, hipokampus, septum, talamus dan

khususnya ke hipotalamus (Ganong, 2003; Wyss et al, 2003).

Efek perangsangan amigdala hampir sama dengan efek perangsangan

langsung pada hipotalamus, ditambah dengan efek lain. Efek yang diawali dari

amigdala kemudian dikirim melalui hipotalamus meliputi : (Wyss et al, 2003)

a. Peningkatan dan penurunan tekanan arteri

b. Peningkatkan atau penurunkan frekuensi denyut jantung

c. Peningkatkan atau penurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal

d. Defekasi atau miksuria

e. Dilatasi pupil atau terkadamg konstriksi pupil

f. Piloekreksi

g. Sekresi berbagai hormon hipofisis anterior terutama hormon gonadotropin dan

adeno kortikotropin

Disamping efek yang dijalarkan melalui hipotalamus ini, perangsangan

amigdala juga dapat menimbulkan beberapa macam gerakan involunter yakni :

a. Pergerakan tonik seperti mengangkat kepala atau membungkukan badan

b. Pergerakan melingkar

c. Kadangkala pergerakan klonik, ritmis, dan berbagai macam pergerakan yang

berkaitan dengan penciuman dan makan seperti menjilat, mengunyah, dan

menelan.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

13

Universitas Indonesia

Selain itu, perangsangan pada nukleus amigdala tertentu dapat menimbulkan

pola marah, melarikan diri, rasa terhukum, nyeri yang sangat, dan rasa takut seperti

pola rasa marah yang dicetuskan oleh hipotalamus. Jadi secara keseluruhan amigdala

merupakan area kesadaran yang bekerja pada tingkat di bawah sadar. Amigdala juga

tampaknya berproyeksi pada jalur sistem limbik seseorang dalam berhubungan

dengan alam sekitar dan pikiran. Amigdala dianggap dapat membuat respon perilaku

seseorang sesuai dengan tiap keadaan (Guyton, 2006; Wyss et al, 2003; Morgane et

al, 2005).

2.1.3. Hipokampus

Hipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang melipat ke

dalam untuk membentuk lebih banyak bagian dalam ventrikel lateralis. Hipokampus

merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik yang masuk, yang

dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan berbeda. Seperti halnya struktur-struktur

limbik lainnya, perangsangan pada berbagai area dalam hipokampus hampir selalu

dapat menyebabkan salah satu dari berbagai pola perilaku, misalnya marah, ketidak

pedulian, atau dorongan seks yang berlebihan (Wyss et al, 2003; Morgane et al,

2005).

Hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat diubah untuk disimpan

menjadi ingatan jangka panjang oleh hipokampus. Hipokampus terletak di antara

lobus temporal otak dan bagian medial lobus temporal (bagian yang terletak paling

dekat dengan garis tengah badan) juga berperanan dalam proses penggabungan

ingatan. Jadi fungsi hipokampus secara keseluruhan pada pembelajaran yaitu dapat

menyebabkan timbulnya dorongan untuk mengubah ingatan jangka pendek menjadi

jangka panjang (Wyss et al, 2003; Guyton,2006).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

14

Universitas Indonesia

2.2. Stress dan Mekanisme Stress

2.2.1. Definisi Stress

Teori stress pertama didefinisikan oleh Dr Hans Selye pada tahun 1930-an,

yang mendifinisikan stress sebagai suatu respon tubuh yang sifatnya nonspesifik

terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang mengalami stres maka akan

terjadi gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak

lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, dan inilah yang disebut

sebagai distress (Hans Selye, 1930 dalam Burg, 2009). Menurut Hans Selye stress

bukan selalu merupakan suatu hal yang negatif. Hanya saja bila individu menjadi

terganggu dan kewalahan serta menimbulkan distress, barulah stress itu merupakan

hal yang merugikan (Karnadi, 1999).

Teori mengenai stress lain datang dari Lazarus dan Folkman yang menyatakan

stress sebagai suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi

tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara fisiologis,

seperti jantung berdebar, gemetar dan pusing serta secara psikologis seperti takut

cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung. Dalam ilmu psiko-fisiologi,

stress diartikan sebagai suatu stimulus yang memperdaya dan menimbulkan

ketegangan sehingga mudah diakomodasi oleh tubuh dan akan muncul dalam bentuk

gangguan kesehatan (Greenberg, 2002)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa stress memiliki 2 komponen

yaitu adanya stimulus (kebutuhan atau desakan) dan adanya respon tubuh terhadap

stress tersebut, dan stress tersebut menimbulkan ketegangan secara fisik dan

psikologis.

2.2.2. Fisiologi Stress

2.2.2.1.Respon Fight or Flight

Dalam reaksi yang disebut sebagai fight or flight response, stress merupakan

reaksi tubuh terhadap stressor (stimulus) yang dimulai dengan reaksi awal di

hipotalamus yang memulai reaksi rantai melalui serabut saraf dan reaksi biokimiawi,

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

15

Universitas Indonesia

selanjutnya melalui sistem saraf otonom simpatik menimbulkan berbagai perubahan

di seluruh tubuh (Karnadi, 1999).

Respon fight or flight ini adalah suatu respon yang dapat mengaktifkan sistem

saraf simpatis. Setelah kita menerima stimulus stress dan merekamnya di dalam otak,

maka otak akan segera mengaktifkan sistem saraf yang berasal langsung dari pusat

pengontrolan stress di otak. Hal ini akan menyebabkan sekresi berbagai hormon yaitu

steroid glikogen dan adrenalin. Sekresi hormon-hormon tersebut menyokong dari

reaksi fight or flight response yang merupakan reaksi klasik awal yang harus ada

sebagai respon adanya bahaya. Gejala-gejala dari respon ini dikenal sebagai gejala

awal berupa sensasi geli, berkeringat, kewaspadaan yang tinggi, nadi yang makin

cepat, tekanan darah yang meninggi, dilatasi pupil dan perasaan ketakutan secara

umum, dan semua merupakan gejala awal yang dirasakan segera setelah menerima

suatu stimulus stress (Price, 2007).

Dalam masyarakat modern saat ini, respon fight or flight yang mendasar ini

akan berkali-kali tercetus bukan hanya sebagai respon terhadap resiko fisik akut

jangka pendek tetapi juga terhadap ancaman seperti jaminan kerja, perceraian, dan

masalah keuangan. Gaya hidup modern bertekanan tinggi yang dianut oleh sebagian

besar orang bertanggungjawab atas berbagai situasi yang mengancam, baik kronis

maupun akut, dan umumnya kini diakui bahwa sebagian permasalahan fisik dalam

masyarakat kita memiliki komponen nonfisik dan etiologinya (Price, 2007).

2.2.2.2. Mekanisme Stress dan Efek Stress

Secara fisiologi situasi stress akan mengaktifkan hipotalamus, yang

selanjutnya akan mengaktifkan 2 jalur utama stress, yaitu sistem endokrin (Korteks

adrenal) dan sistem saraf otonom (simpatis dan parasimpastis). (Greenberg, 2002).

Untuk mengaktifkan sistem endokrin, setelah hipotalamus menerima stimulus

stress, bagian anterior hipotalamus akan melepaskan Corticotrophin Releasing

Hormone (CRH), yang akan menginstruksikan kelenjar hipofisis bagian anterior

untuk mensekresikan Adrenocorticotropic Hormone (ACTH). Dengan

disekresikannya hormon ACTH ke dalam darah maka hormon ini akan mengaktifkan

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

16

Universitas Indonesia

zona fasikulata korteks adrenal untuk mensekresikan hormon glukortikoid yaitu

kortisol. Hormon kortisol memiliki peranan dalam respon fight or flight dengan

meningkatkan glukosa darah dan juga meningkatkan cadangan energi hati dengan

meningkatkan glukoneogenesis yang berasal dari asam amino. Respon ini merupakan

respon yang digunakan sebagai persiapan respon fight terhadap stress. Hormon

kortisol ini juga berperanan dalam proses umpan balik negatif yang dihantarkan ke

hipotalamus, dan kemudian sinyal diteruskan ke amigdala untuk memperkuat

pengaruh stress terhadap emosi seseorang. Selain itu umpan balik negatif ini akan

merangsang hipotalamus bagian anterior untuk melepaskan hormon Thirotropic

Releasing Hormone (TRH) dan akan menginstruksikan kelenjar hipofisis anterior

untuk melepaskan Thirotropic Hormone (TTH). TTH ini akan menstimuliasi kelenjar

tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin, yang mengakibatkan meningkatnya

sekresi T3 dan T4 dalam darah. Hormon T3 dan T4 ini bersifat inotropik dan

kronotopik positif terhadap kontraktilitas otot jantung, sehingga meningkatkan

cardiac output dan tahanan perifer. Akibat dari perubahan ini adalah peningkatan

tekanan darah dan frekuensi nadi (Guyton 2006, Molina 2010). Selain itu hormon

tiroksin ini menyebabkan perubahan lain yaitu peningkatkan Basal Metabolic Rate

(BMR), peningkatkan asam lemak bebas, peningkatkan glukoneogenesis,

peningkatkan motilitas sistem gastrointestinal, peningkatkan ansietas, dan penurunan

perasaan lelah (Greenberg, 2002; Guyton, 2006). Selain itu juga hipotalamus akan

menginstruksikan langsung kelenjar hipofisis posterior untuk mensekresi Antidiuretic

Hormon (ADH) atau vasopresin dan oksitosin. Vasopresin ini juga akan

mengakibatkan peningkatan retensi cairan, peningkatan reabsorbsi Na+, dan

vasokonstriksi arteriole sehingga mengakibatkan volume dan tekanan darah juga akan

meningkat (Greenberg, 2002; Guyton, 2006, Molina, 2010). (lihat gambar 2.2.)

Mekanisme kedua dari stress yaitu melalui jalur sistem saraf otonom. Setelah

stimulus stress diterima oleh hipotalamus, maka hipotalamus langsung mengaktifkan

sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Aktivasi sistem saraf simpatis akan

mengakibatkan terjadinya peningkatan frekuensi jantung, dilatasi arteri koronaria,

dilatasi pupil, dilatasi bronkus, meningkatkan kekuatan otot rangka, melepaskan

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

17

Universitas Indonesia

glukosa melalui hati dan meningkatkan aktivitas mental. Perangsangan saraf simpatis

juga mengakibatkan aktivasi dari medula adrenalis sehingga menyebabkan pelepasan

sejumlah besar epinefrin dan norepinefrin ke dalam darah, untuk kemudian kedua

hormon ini dibawa oleh darah ke semua jaringan tubuh. Epinefrin dan norepinefrin

akan berikatan dengan reseptor β1 dan α1 adrenergik dan memperkuat respon simpatis

untuk meningkatkan tekanan darah dan frekuensi nadi (Greenberg, 2002; Molina,

2010). Sedangkan aktivasi saraf parasimpatis akan mengakibatkan terlepasnya

asetilkolin dari postganglionik n. vagus, untuk selanjutnya asetilkolin ini akan

berikatan dengan reseptor muskarinik (M3) pada otot polos bronkus dan

mengakibatkan peningkatan frekuensi nafas (Guyton, 2006, Molina, 2010). (lihat

gambar 2.2.)

2.3. Tanda dan Gejala Stress

Untuk mendefinisikan stress sangat sulit bagi para profesional disebabkan

gejala yang terjadi sangatlah bersifat subjektif bergantung pada tiap individu.

Beberapa hal bagi sebagian individu sangat menekan, tetapi bagi individu lainnya

tidak menjadi masalah.

Beberapa tanda dan gejala dari stress adalah sebagai berikut : (Klinic

Community Health Centre, 2010)

2.3.1. Gejala Kognitif

a. Masalah ingatan

b. Kesukaran dalam berkonsentrasi

c. Tidak bisa memberikan penilaian

d. Hanya melihat hal-hal yang negatif

e. Pikiran yang terkotak-kotak, dan selalu cemas

f. Kecemasan yang terus menerus

2.3.2. Gejala Secara Emosional

a. Selalu murung

b. Mudah marah

c. Kelihatan gelisah dan tidak bisa relaks

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

18

Universitas Indonesia

d. Perasaan yang berlebihan atau meluap-luap

e. Merasa sendiri dan terisolasi

f. Depresi dan ketidakbahagiaan secara umum

2.3.3. Gejala Fisik

a. Banyak keluhan fisik dan ketegangan otot

b. Diare atau konstipasi

c. Mual, merasa pusing, sering merasa gugup

d. Nyeri dada atau detak jantung yang cepat

e. Kehilangan gairah seks

f. Kadang-kadang merasa demam

g. Nafas yang pendek dan berkeringat

2.3.4. Gejala perubahan kebiasaan

a. Makan makin banyak atau makin sedikit

b. Tidur yang terlalu lama atau bahkan sukar tidur

c. Mengisolasi dirinya terhadap orang lain

d. Menunda-nunda atau menghindari tanggungjawab

e. Menggunakan alkohol, rokok, atau obat-obatan untuk relaksasi

f. Melakukan gerakan-gerakan yang menunjukkan kegelisahan seperti menggigit

kuku dan berjalan terburu-buru.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

19

Universitas Indonesia

Interpretasi Stresor pada

sistem limbik

Aktivasi

Simpatis

Corteks

Hipotalamus

Talamus

Pelepasan Epinefrin

dan Norepinefrin

Hipofisis Anteroir

Aktivasi Korteks

Adrenal zona

fasikulata

Pelepasan

ACTH

Pelepasan

TRH

Pelepasan

Tiroksin

Aktivasi Kelenjar

Tiroid

Pelepasan

TTH

Hipofisis

Posterior

Pelepasan

Vasopressin

(ADH)

Amigdala Hipokampus

Emosi Memori

Pelepasan

CRH

Aktifasi

Medula

Adrenal

1. Inotropik positif

2. Kontraktilitas

Jantung ↑

3. Vasokontriksi

arteriole

Aktifasi

Frekuensi Nadi, dan

Tekanan darah ↑

1. Retensi cairan

2. Me ↑ absorbsi Na+

3. Vasokontriksi arteriole

Tekanan darah ↑Pe ↑ sekresi T3

dan T4

Berikatan dengan

Reseptor β1 dan ɑ1-

adrenegik

Pelepasan

Kortisol

Um

pan

Bal

ik N

egat

if

Inotropik dan

kronotropik positif, ↑

Cardiac Out dan Volume

Darah

Frekuensi Nadi, dan

Tekanan darah ↑

Aktivasi Para

Simpatis

Peningkatan

Frekuensi

Nafas

Pelepasan Asetilkolin

Postganglionik

N. Vagus

Berikatan dengan

reseptor M3 otot polos bronkus

[Sumber : Modifikasi dari Greenberg, 2002]

Gambar 2.2. Mekanisme Stress Dan Jalur Stress pada Sistim Limbik

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

20

Universitas Indonesia

2.4. Mekanisme Refleks Kejut (Startle Reflex) dan Efeknya Terhadap Sistem

Saraf Otonom

Salah satu mekanisme yang bisa digunakan untuk memodulasi stress adalah

Startle Reflex, dimana respon yang dihasilkannya disebut sebagai reaksi terkejut

(Startle Respon). Reaksi terkejut (Startle Respon) adalah salah satu dari ekspresi

emosional dan merupakan sesuatu yang ada pada setiap orang dan didapat sejak lahir

(inborn), jadi tidak dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individu. Oleh

karena itu reaksi terkejut ini sama pada setiap orang, (Gold, 2000).

Gerakan kejut adalah suatu gerakan otot yang tiba-tiba dari otot wajah atau

tubuh yang bisa ditimbulkan oleh rangsangan taktil yang kuat, visual atau stimulus

suara yang diberikan secara tiba-tiba. Bentuk dari reaksi ini adalah tertutupnya

kelopak mata, dan kontraksi dari otot wajah, leher, dan rangka, serta peningkatan

detak jantung. Bentuk respon ini merupakan suatu cara pertahanan yang dipakai

untuk persiapan respon flight (menghindar) atau fight (melawan) dari suatu ancaman

(Koch et al, 1997; Ramirez et al, 2005).

Telah disebutkan di atas bahwa startle reponse dapat ditimbulkan dengan

rangsangan taktil, visual atau stimulus suara. Rangsangan yang paling banyak

dipergunakan dalam penelitian adalah perangsangan dengan stimulus suara yang

disebut sebagai Acoustic Startle Reflex (ASR) (Ramirez et al, 2005). Acoustic startle

reflex dapat diperoleh dengan menggunakan stimulus suara dengan intensitas lebih

dari 80 desibel selama beberapa detik. (Davis, 1984 dalam Koch et al, 1997).

Mekanisme perangsangan simpatis pada acoustic startel reflex ini masih

merupakan suatu hipotesis, dan belum bisa sepenuhnya dimengerti (Koch, 1997).

Secara fisiologis jalur utama pendengaran sentral dimulai dari koklea. Sewaktu

stimulus suara sampai ke dalam koklea, impuls akan diinterpretasikan secara kimiawi

dan kemudian dihantarkan ke nervus vertibulokoklearis yang terdapat dalam koklea.

Kemudian impuls dihantarkan ke kaudal dan ventral cohlear nucleus, untuk

selanjutnya impuls akan diteruskan ke lemniskus lateralis dan ke korpus genikulatum

medialis, dan sinyal pendengaran diteruskan ke korteks auditori di lobus temporalis

(lihat gambar 2.9) (Guyton, 2006).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

21

Universitas Indonesia

[Sumber : Guyton 2006]

Gambar 2.3. Lintasan Auditori Sentral Secara Anatomi

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

22

Universitas Indonesia

Sedangkan lintasan afferent impuls pendengaran ke korteks serebri dan

pengaruhnya terhadap sistem saraf otonom masih belum bisa sepenuhnya dimengerti.

Mekanisme yang masih mungkin adalah melalui jalur formasio retikularis dengan

Reticuler Activating System. Melalui mekanisme ini sebagian impuls suara yang

berasal dari nervus vestibuloretikularis akan dihantarkan ke Caudal Pontine Reticular

yang berada di formasio retikularis yang terdapat di medula spinalis, dan dari sini

sinyal dari berbagai impuls saraf diolah. Selanjutnya sinyal dari formasio retikularis

ini kemudian dihantarkan kembali ke korteks serebri, dan menyebar ke talamus,

hipotalamus dan sistem limbik. Setelah sinyal diolah di hipotalamus, sinyal akan

diteruskan ke pusat saraf simpatis dan parasimpatis di medula spinalis untuk

mempengaruhi organ yang dilalui oleh sistem saraf ini. Sinyal yang berasal dari

formasio retikularis ini juga akan langsung bisa diteruskan ke sistem pengaturan saraf

otonom di medula oblongata dan mengontrol mekanisme kontrol kardiovaskuler dan

vasomotorik (Greenstein, 2000; Guyton, 2006; Patestas, 2006).

Mekanisme yang mendasari lintasan ASR diungkapkan pertama kali oleh

seorang ilmuwan bernama Davis pada tahun 1982. Hasil penelitian mengungkapkan

kemungkinan jalur saraf yang memediasi respon ini terdapat pada jalur yang

berlokasi di daerah ponto-medulary pada susunan saraf pusat (Frankland, 1989 dalam

Koch, 1998). Dari hasil penelitian ini menunjukkan kemungkinan jalur saraf yang

memediasi Acoustic Startle Reflex terdiri dari saraf auditori, nukleus koklea bagian

ventral, nukleus bagian dorsal dari lemniskus lateralis, nukleus retikularis pontinal

bagian kaudal, interneuron spinalis dan motor neuron spinalis. Kemudian pada tahun

1991 Kandler dan Herbert menemukan bahwa saraf retikularis dari nukleus retikularis

menerima secara langsung input suara dari nukelus yang berbeda dari jalur sistem

auditori pusat termasuk nukelus koklea bagian dorsal dan ventral (Koch et al, 1997).

Secara fisiologis mekanisme ASR dimulai dari adanya rangsangan suara yang

masuk melalui pendengaran akan diterima di koklea. Disini sinyal diolah secara

kimiawi dan ditransformasikan dalam bentuk impuls. Impuls kemudian diteruskan ke

nervus vertibulokoklearis pada koklea kemudian impuls langsung diteruskan ke

nukleus Caudal Pontinal Reticular (PnC) yang merupakan bagian dari traktus

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

23

Universitas Indonesia

vestibulo spinalis pada formasio retikularis. Dari PnC ini impuls langsung diteruskan

ke motor neuron dan diteruskan langsung ke motor enplate yang terdapat pada otot,

dan menimbulkan gerakan refleks kejut yang disebut sebagai startle reflex. Gerakan

refleks ini berupa kontraksi otot pada daerah wajah dan otot rangka. (Koch et al,

1997; Greenstein,2000, Guyton, 2006) (Lihat gambar 2.4.)

Koklea

Medial Geniculate

Caudal Colliculus

Medial Nucleus of

Trapzeoid body

Cortex Auditory, di

lobus temporalis

Caudal Pontine Reticular

nucleus (PnC)

Terdapat dalam jalur Tractus

Vestibulo spinalis

Motor

Neurons

Nervus

Vestibuloko

klearis

Motor End

Plate

Motor Output

Formatio Reticularis

Hipotalamus Talamus

Medula

Spinalis

STARTLE

PATHWAY

CENTRAL

AUDITORY

PATHWAY

Sistim

Limbik

Kontrol

Kardiovaskuler

dan Vasomotorik

di MO

Pengaturan

Saraf Otonom

[Sumber : Modifikasi dari Koch et al, 1997]

Gambar 2.4. Hipotesis Lintasan Reflex Kejut (Startle Pathway) dan hubungannya

dengan Lintasan Auditori Pusat (Central Auditory Pathway).

Efek ASR terhadap perangsangan sistem saraf simpatis pada sistem

kardiovaskular diperlihatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ramirez et al

(2005). Pada penelitian tersebut terlihat adanya perbedaan reaksi kardiovaskuler pada

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

24

Universitas Indonesia

setiap detik stimulus yang diberikan. Stimulus yang diberikan kurang dari 0,25 detik

menimbulkan peningkatan sementara detak jantung untuk kemudian menurun dengan

cepat dan kembali normal setelah 10 detik. Stimulus yang diberikan lebih dari 0,5

detik akan mengakibatkan peningkatan detak jantung yang kedua dan lebih lama yang

mencapai puncak setelah 35 detik dan tidak memiliki reaksi apa-apa setelah

pemberian stimulus yang pertama. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Eder et al (2009) dengan menggunakan stimulus suara 107 desibel menunjukkan

peningkatan tekanan darah terlihat setelah pemberian stimulus pada kurang dari 1

detik dan menurun tajam pada detik ke 3, setelah 5 detik meningkat kembali dan

mencapai puncak pada detik ke 20. Sedangkan untuk frekuensi nafas mengalami

peningkatan setelah pemberian stimulus pada detik ke 5 dan menurun tajam pada

detik ke 10 dan mengalami puncaknya setelah detik ke 20.

Dari data di atas maka untuk perangsangan saraf simpatis dan parasimpatis

dengan ASR dapat diberikan pada detik ke 20 sampai ke 30 yang memiliki respon

yang stabil untuk pengukuruan secara manual terhadap frekuensi nadi, tekanan darah,

dan frekuensi nafas pada 1 kali pengukuruan.

2.5. Relaksasi Sebagai Mekanisme Penanggulangan Stress

Mekanisme penanggulangan stress disebut juga sebagai mekanisme coping

with stress. Menurut Lazarus dan Folkman coping didefinisikan sebagai upaya

kognitif dan perilaku yang berubah secara konstan untuk mengelola tuntutan

eksternal dan/atau internal tertentu yang dinilai berat dan melebihi sumber daya atau

kekuatan seseorang (Lazarus & Folkman (1984) dalam Price, 2007). Berbagai cara

dilakukan oleh setiap manusia untuk mengatasi stress yang terjadi di dalam dirinya

dengan mekanisme coping ini.

Salah satu mekanisme coping terhadap stress adalah tehnik relaksasi, dan

relaksasi ini merupakan mekanisme coping yang termasuk ke dalam problem-focused

coping, yaitu suatu mekanisme coping yang mengarah pada penyelesaian masalah

(Lazarus & Folkman (1984) dalam Price, 2007). Teori lain diungkapkan pada tahun

1960 an oleh seorang ilmuwan bernama Herbert Benson (ilmuwan berasal dari

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

25

Universitas Indonesia

Harvard Medical School) adalah mekanisme yang disebut counter-balancing

terhadap respon stress. Herbert Benson menyatakan bahwa dengan menstimulasi area

lain dari otak dapat mengurangi efek dari stress dan dia memberikan nama dari

respon ini dengan nama “Relaxation Response” atau “Respon Relaksasi”. Beliau

mendifinisikan respon relaksasi ini sebagai suatu mekanisme alamiah yang dapat

digunakan untuk melawan efek dari respon stress fight or flight. Menurut beliau

respon relaksasi merupakan suatu keadaan fisik dengan istirahat yang dalam yang

dapat merubah respon fisik dan emosional terhadap stress.

Ciri-ciri tubuh dalam keadaan relaksasi tersebut adalah metabolime tubuh

menurun; detak jantung berkurang dan otot menjadi relaks; pernafasan menjadi

melambat; tekanan darah juga menjadi turun; kembali pada keadaan yang lebih

tenang (Burg, 2009).

Salah satu metode penanggulangan stress yang dapat menimbulkan respon

relaksasi adalah melalui modulasi fisik dan fikiran dengan cara pelatihan relaksasi

yang progresif, berolahraga, meditasi, membaca buku, mendengarkan musik yang

disenangi, serta dapat dengan dilakukan juga pijat dan aromaterapi (Price, 2007).

2.6. Fisiologi Aromaterapi Inhalasi untuk Relaksasi

Fisiologi aromaterapi inhalasi yang dapat mempengaruhi perilaku dan

perasaan sehingga menyebabkan relaksasi masih merupakan hipotesis. Pendekatan

yang bisa dimengerti adalah melalui sistem limbik yang merupakan pendekatan

secara psikofarmakologi melalui organ penciuman dan direfleksikan oleh sistem

limbik dan menyebabkan efek relaksasi.

Fisiologi aromaterapi pada sistim limbik dimulai dari organ hidung sebagai

organ penghidu. Proses penghidu dimulai dengan proses penerimaan molekul bau

oleh olfactory epithelium, yang merupakan reseptor yang berisi dua puluh juta saraf

pembau. Pada saat minyak aromaterapi dilepaskan ke udara, minyak akan masuk

melalui hidung dan akan mencapai nostril pada dasar hidung. Sebelum molekul

aromaterapi menempel dengan silia sel okfaktorius, odoran tersebut harus dapat larut

dalam mukus yang melapisi silia tersebut. Untuk dapat larut dalam mukus maka

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

26

Universitas Indonesia

minyak aromaterapi tersebut harus bersifat hidrofilik. Struktur kimia dari minyak

esensial ini memiliki sifat bagian yang hidrofilik (polar) sehingga dapat larut pada

mukus. Di bawah mukus pada epitel olfaktorium, reseptor khusus yang disebut

sebagai neuron reseptor olfaktorius mendeteksi adanya bau (Lihat gambar 2.5.).

Neuron ini bisa mendeteksi jutaan bau-bauan yang berbeda. Setiap sel okfaktori

hanya memiliki satu jenis reseptor bau (odorant receptor = OD), dan satu reseptor

hanya mampu mendeteksi jumlah terbatas bahan-bahan berbau, berarti sel-sel

pembau kita sangat terspesialisasi sejumlah kecil bau. Untuk selanjutnya molekul bau

akan berikatan OD. Pengikatan antara OD dengan molekul bau menyebabkan aktivasi

dari protein G, yang kemudian mengaktivasi enzim adenilsiklase dan mengaktifkan

cAMP. Pengaktifan cAMP membuka kanal Na+ sehingga terjadi influks natrium dan

menyebabkan depolarisasi dari sel olfaktorius. Depolarisasi ini kemudian

menyebabkan potensial aksi pada saraf olfaktorius dan ditransmisikan ke glomerulus

(lihat pada gambar 2.5.) (Ganong, 2003; Guyton, 2006).

(Sumber : Despopoulos, 2003)

Gambar 2.5. Sistem Transduksi pada Sel Olfaktorius

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

27

Universitas Indonesia

Dari glomerulus ini sinyal aromaterapi akan diteruskan ke sel mitral. Sinyal

pada sel mitral pada bulbus olfaktorius menjalar menuju traktus olfaktorius, dan dari

traktrus olfaktorius sinyal diteruskan ke korteks serebri menuju 2 area, yaitu area

olfaktorius medial dan area olfaktorius lateral. Area olfaktorius lateralis membawa

akson-akson ke area olfaktorius pada korteks serebri, yang disebut sebagai area

periamygdaloidea dan area peripiriformis dan area ini dikenal sebagai area olfaktorius

primer (pusat penghidu pada korteks serebri), pada lobus temporalis bagian inferior

medialis. Aktivasi daerah ini menyebabkan adanya kesadaran terhadap bau tertentu

yang dihirup. Selain itu area olfaktorius lateralis ini akan membawa informasi ke

sistim limbik dan hipokampus. Sedangkan area olfaktorius medial terdiri atas

sekumpulan nukleus yang terletak pada anterior dari hipotalamus. Nukleus pada area

ini merupakan nukleus septal yang kemudian berproyeksi ke hipotalamus dan sistem

limbik (lihat gambar 2.6. dan 2.7.) (Guyton, 2006).

[Sumber : Guyton, 2006]

Gambar 2.6. Penjalaran Sinyal Neural Aromaterapi pada sistem Olfaktorius

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

28

Universitas Indonesia

Pada sistim limbik sinyal bau akan dihantarkan ke hipotalamus, amigdala dan

hipokampus (lihat gambar 2.8.). Melalui perangsangan hipotalamus akan

mengaktifkan sistem endokrin dan sistem saraf otonom, dari hipotalamus sinyal akan

dihantarkan ke amigdala yang akan mempengaruhi perilaku, suasana hati, emosi, dan

senang yang dikategorikan sebagai relaksasi secara psikologis. Apabila sinyal sampai

di hipokampus maka bau-bauan akan diingat sebagai suatu yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan tergantung dari pengalaman sebelumnya terhadap bau-baun

tersebut. Semua sinyal akan dihantarkan kembali ke hipotalamus sebagai jembatan

dari semua sensor di otak untuk mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan

sistem saraf otonom dan sistem endokrin (Conn et al, 2003).

[Sumber : Betharani et al, 2007]

Gambar 2.7. Mekanisme Aromaterapi Memasuki Tubuh Secara Inhalasi dan

Transmisi Sinyal Kimia ke Susunan Saraf Pusat

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

29

Universitas Indonesia

[Sumber : Despopoulus, 2003]

Gambar 2.8. Sistem Hantaran Sinyal dari Bulbus Olfaktorius pada Sistem Limbik

Hasil akhir efek aromaterapi secara psikologis adalah modulasi pada sistem

saraf baik sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi yang efeknya berupa respon

relaksasi yaitu menenangkan (calming), menyeimbangkan (balancing) atau efek

stimulasi (stimulating). (Cook, 2008).

Terhadap susunan saraf otonom aromaterapi juga akan mempengaruhi sistim

saraf simpatis (sistem torakolumbal) dan sistem saraf parasimpatis (sistem

kraniosakral). Pengaturan untuk sistem saraf simpatis terdapat pada persarafan mulai

dari medula spinalis torakal sampai ke lumbal (Greenstein, 2000; Patestas, 2006).

Efek yang dihasilkan pengaturan sistem saraf parasimpatis di daerah medula

oblongata dan medula spinalis sakralis. Pusat pengaturan di medula oblongata

mempengaruhi organ-organ jantung, bronkhus, dan sistem pencernaan. Sedangkan

pusat pada sakrum mempengaruhi organ rektum, kandung kemih, uterus, dan organ

seks dan reproduksi (Greenstein, 2000; Patestas, 2006). Efek yang dihasilkan dari

modulasi aromaterapi pada sistem saraf otonom yaitu penurunan efek dari simpatis

dan penguatan efek dari parasimpatis yang menimbulkan efek relaksasi secara fisik

berupa penurunan tekanan darah dan frekuensi nadi, (Chang et al, 2007). Efek yang

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

30

Universitas Indonesia

dihasilkan akibat modulasi oleh aromaterapi pada sistem saraf otonom dapat dilihat

pada gambar 2.10.

(Sumber : Cook, 2008)

Gambar 2.9. Sistem Saraf yang Bisa Dipengaruhi oleh Minyak Aromaterapi

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

31

Universitas Indonesia

Midriasis Miosis

Sekresi

Saliva

Inhibisi

Sekresi Saliva

Menurunkan

Frekwensi

Jantung

Meningkatakan

Frekwensi

Jantung

Kontstriksi

Bronkus

Dilatasi

Bronkus

Meningkatkan

Peristaltik dan

Sekresi

Menstimulasi

pelepasan

empedu

Kontraksi

Kandung

kemih

Menurunkan

Peristaltik dan

Sekresi

Meningkatkan

Glikolisis

Menginhibisi

Kontraksi Kandung

kemih

Skresi

Adrenalin dan

noradrenalin

[Sumber : Patestas, 2006]

Gambar 2.10. Efek Modulasi Aromaterapi Pada Sistem Saraf Otonom

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

32

Universitas Indonesia

2.7. Fisiologi dan Teknik Pemijatan (Massage)

Pemijatan merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling

bermanfaat dalam perawatan fisik (badan). Pemijatan biasa dilakukan sebagai salah

satu cara untuk merelaksasi otot-otot tubuh yang mengalami ketegangan. Pemijatan

selalu dilakukan di SPA dan biasanya dilakukan sebagai satu bagian dari perawatan

SPA untuk merelaksasi tubuh. Cara pemanfaatan pijat di SPA dilakukan dengan

menggunakan minyak aromaterapi yang dicampur dengan minyak pijatnya atau juga

pemijatan dengan minyak pijat saja dan ditambah dengan menghirup aroma yang

berasal dari minyak esensial yang diberikan dengan cara inhalasi menggunakan

diffuser atau dihirup secara langsung. Dengan demikian pemberian aromaterapi selalu

menjadi salah satu bagian dan tidak dapat dipisahkan dari suatu ritual pemijatan

dalam terapi-terapi yang dialukan di perawatan SPA di Indonesia (Jumarini, 2009).

Pengertian pemijatan adalah suatu tindakan penekanan oleh tangan pada

jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan

pergeseran atau perubahan posisi sendi guna mengurangi nyeri, menghasilkan

relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. Pengetahuan akan struktur tubuh dan

fungsinya adalah hal yang penting dikuasai oleh seorang terapis untuk mendapatkan

hasil yang efektif dan dapat menjelaskannya kepada klien kita (Rosser, 2004; Wang

et al, 2010).

Terdapat 4 dasar gerakan pemijatan yang umum dilakukan yang dapat

meningkatkan sirkulasi darah dan merelaksasi yaitu :

2.7.1. Gerakan Effleurage

Tehnik memijat dengan tenang berirama, bertekanan lembut ke arah distal.

Tehnik ini dilakukan dengan cara melakukan pemijatan dengan tekanan sambil

didorong dengan cara mengusap, posisi telapak tangan tetap (tidak diangkat), ujung-

ujung jari bergerak dengan lembut. Tehnik ini dilakukan di awal pemijatan untuk

melemaskan otot-otot. Gerakan pemijatan ini bertujuan untuk meningkatkan aliran

darah karena tekanan yang dalam akan mendorong darah dalam vena ke bagian distal,

sehingga aliran darah vena menjadi lancar sampai ke pembuluh kapiler sehingga

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

33

Universitas Indonesia

dapat meningkat peredaran darah arteri, oksigen di jaringan dan transport nutrisi

menjadi lebih cepat (lihat gambar 2.11.) (Rosser, 2004; Ekowati et al, 2009).

[Sumber : Rosser, 2004]

Gambar 2.11. Tahapan Tehnik Memijat Effleurage (a) Effleurage (b) Stroking

2.7.2. Gerakan Petrissage

Gerakan yang menggunakan ujung jari dan telapak tangan untuk menjepit

beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit tekanan yang dilakukan secara

ringan dan berirama. Fulling adalah suatu bentuk petrissage yang kebanyakan dipakai

untuk memijat lengan. Dengan jari kedua belah tangan, lengan dipegang dan satu

gerakan memijat dilakukan pada otot. Manfaat gerakan ini adalah untuk

memperlancar penghantaran zat-zat yang penting dalam jaringan ke dalam pembuluh-

pembuluh darah dan getah bening, kemudian darah dan getah bening mengantarkan

sari makanan ke jaringan dan membawa ampas pertukaran zat dari jaringan ke alat-

alat pembuangan (lihat gambar 2.12) (Rosser, 2004).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

34

Universitas Indonesia

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

[Sumber : Rosser, 2004]

Gambar 2.12. Tahapan Gerakan Petrissage (a), Meremas, (b) Memeras, (c)

Picking up, (d) Skin Rolling, (e) Muscle Rolling, (f) Friction

2.7.3. Gerakan Tapotage (Tapotement)

Gerakan pijat dengan melakukan ketukan yang berturut-turut dan cepat, yang

dilakukan dengan seluruh tangan atau ujung jari. Ketukan dilakukan untuk

mengembalikan tonus otot-otot yang kendur dan pula untuk merangsang ujung urat

saraf. Gerakan mencincang adalah gerakan menepuk yang dilakukan dengan

menggunakan bagian samping luar kedua tangan, yang ditepukkan pada kulit secara

berturut-turut dan berganti-ganti untuk pemijatan bagian punggung, bahu dan lengan

(lihat gambar 2.13.) (Rosser, 2004).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

35

Universitas Indonesia

(a) (b)

(c)(d)

[Sumber : Rosser, 2004; Kusantati 2008]

Gambar 2.13. Tahapan Gerakan Tapotement (a) Hacking (b) Cupping (c)

Beating (d) Pounding

2.7.4. Gerakan Vibration (Shaking Movement)/Menggetarkan

Gerakan menggetar untuk merangsang atau menenangkan urat saraf dan dapat

menghilangkan kerut pada wajah. Gerakan pijat dilakukan dengan ujung-ujung jari

tangan, getarannya ringan dan lembut dengan gerakan yang lebih berat. Penerapan di

kepala bagian samping dengan arah ke atas, bagian depan dan belakang/tengkuk

(batas pertumbuhan rambut dan belakang) juga ke atas. Gerakan ini berguna untuk

meningkatkan absorbsi dari cairan di jaringan lunak, menenangkan saraf-saraf

superfisialis yang dapat mengurangi ketegangan dan menghasilkan relaksasi, dan bila

dilakukan disepanjang usus besar dapat menyebabkan flatus (lihat gambar 2.14.)

(Rosser, 2004).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

36

Universitas Indonesia

(Sumber : Rosser, 2004)

Gambar 2.14. Gerakan Pemijatan Vibration

Semua gerakan di atas adalah gerakan dasar dalam pemijatan dan bisa

dikombinasikan untuk mendapatkan efek sesuai dengan manfaat yang diinginkan.

2.8. Minyak Lavender

Minyak lavender merupakan minyak yang merupakan hasil ekstraksi dengan

destilasi uap bunga dari tanaman Lavandula agustifolia P. Miller (suku Lamiaceae).

Memang ada satu spesies lain yang masih dalam satu famili yang bisa menghasilkan

minyak lavender yaitu Lavandula latifolia Medicus, tetapi yang paling sering dipakai

dan sudah banyak dipakai sebagai aromaterapi adalah dari tanaman Lavandula

agustifolia P. Miller.

2.8.1. Deskripsi Tanaman

Lavandula angustifolia merupakan tanaman dengan tinggi 1 – 2 m dan

perawakannya seperti rumput dan sering disebut sebagai rumput raksasa. Susunan

bunganya mengumpul di tengah dengan jumlah 6-8 bunga pada setiap

gerombolannya. Bunga berwarna ungu kecil-kecil dengan panjang 2-8 cm dengan

kebiruan di ujung daun dan mengeluarkan aroma wangi. Daunnya berukuran 2-6 cm

dan lebar 4-6 mm, bertulang sejajar, tangkai daunnya pendek dan berwarna hijau dan

tumbuh di ujung batang bunga. Batangnya berwarna coklat abu-abu atau coklat gelap

dengan kulit kayunya mempunyai pola memanjang sesuai dengan batang kayunya

(lihat gambar 2.15.) (WHO monographs, 2007).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

37

Universitas Indonesia

Tanaman ini tumbuh liar di Indonesia, hanya membutuhkan sedikit air, tetapi

tidak tumbuh baik di tanah yang selalu lembab. Tanaman ini sering dipakai sebagai

tanaman hias. Asal tumbuhan ini dari wilayah Laut Tengah, Afrika Timur sampai

dengan India, dan sejak kapan jenis ini dimasukkan ke Indonesia belum ada data jelas

(WHO Monographs, 2007). Tanaman lavender tumbuh baik di ketinggian 600 –

1350 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakin baik

kualitas minyak yang dihasilkannya. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan secara

vegetatif melalui setek batang dan secara generatif menggunakan biji. Tetapi biasanya

perbanyakan menggunakan biji-biji yang tua dan sehat yang disemaikan dan bila

sudah menjadi benih dapat tumbuh atau dipindahkan ke polybag.

[Sumber : http://ca.wikibooks.org/wiki/Gpm/Lavandula_angustifolia]

Gambar 2.15. Deskripsi Lavandula angustifolia

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

38

Universitas Indonesia

2.8.2. Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman Lavandula angustifolia adalah sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Subregnum : Viridaeplantae

Infraregnum : Streptophyta

Divisio : Tracheophyta

Subdivisio : Spermatophytina

Infradivisio : Angiospermae

Classis : Magnoliopsida

Superordo : Asteranae

Ordo : Lamiales

Familia : lamiaceae

Genus : Lavandula L.

Species : Lavandula angustifolia Mill

Nama : Peter Pan, Ashdown Forest, Princess Blue, Engglish lavender

(ITIS, 2012)

Familia lamiaceae ini merupakan familia yang sama dengan beberapa spesies

tanaman penghasil minyak atsiri lainnya yaitu basil, rosemary, sage, marjoram,

oregano, dan thyme (Chu et al, 2001).

2.8.3. Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari Lavandula angustifolia ini sangatlah bervariasi

tergantung dari musim dan maturasi dari tanaman tersebut sewaktu dipanen. Selain

itu cara ekstraksi juga sangatlah berpengaruh terhadap konsentrasi zat yang terdapat

dalam minyak atisirinya (Chu et al, 2001). Tetapi dengan metode destilasi uap

minyak atsirinya dapat mengandung alfa-terpineol, linalool dan linalil asetat dalam

konsentrasi yang paling tinggi dibandingkan dengan metode destilasi air superfisial

(Chu et al, 2001).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

39

Universitas Indonesia

Nama minyak atsiri dari Lavandula angustifolia adalah minyak lavender dan

biasanya diperoleh dengan ekstraksi dari bunga segar dan/atau dari kumpulan bunga

pada tangkainya dengan menggunakan metode destilasi uap. Kandungan minyak

atsiri yang didapat dengan metode ini adalah 1-3% (WHO monograph, 2007;

Gruenwald et al, 2009).

Kandungan utama penyusun minyak lavender adalah linalool 26 – 49%

(PRice, 2000) , 25 – 38% (Bowels, 2003) dan linalil asetat 36 – 53% (Price, 2007), 25

– 45% (Bowels, 2003). Kandungan lengkap dari minyak lavender dapat dilihat pada

tabel 2.1.

Tabel 2.1. Komposisi Minyak Lavender

[Sumber : PRice, 2000]

Keluarga Komposisi Jumlah

Hidrokarbon 1 Monoterpena 4 – 5%

- ɑ-pinena 0,02 - 1,1%

- Cis-ocimena 1,3 – 10,9%

- trans-β-ocimena 0,8 - 5,8%

- Limonena 0,2 - 7%

- cis-β-limona 1,3 - 10,0%

- β-pinena 0,1 - 0,2%

- Camphena 0'1 - 0,3%

- δ-3-carena 0,5%

- Allo-ocimena < 1%

2 Seskuiterpena

- β-cariopillena 2,6 - 7,6%

- β-farnesena 1%

Alkohol 1 Monoterpenol

- Linalool 26 - 49%

- Terpinen-4-ol 0,03 - 6,4%

- α-terpineol 0,1 - 1,4%

- Borneol 0,8 - 1,4%

- Geraniol 1%

- Lavandulol 0,5 - 1,5%

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

40

Universitas Indonesia

Tabel 2.1. (Lanjutan)

Keluarga Komposisi Jumlah

Aldehida (2%) 1 Monoterpenal - Mirtenal 0,1% - Neral dan geranial 0,4%

2 Aromatik - Kuminal 0,4% - Benzaldehida 0,2%

Esters (40 - 55%) 1 Monoterpenil 36 - 53%

- Linalil asetat 36 - 53%

- lavandulil asetat 0,2 - 5,9%

- Terpenil asetat 0,5%

- Geranil asetat 0,5%

Oksida 1 Monoterpenoid

- 1,8-sineol 0,5 - 2,5%

- linalool oksida tidak terlacak

2 Seskuiterpenoid

- Kariofilena oksida tidak terlacak

Keton 1 Monoterpenon

- Kamfor < 1%

2 Lain –lain

- Oktanon 0,5 - 3%

Lakton, kaumarin (0,3%) - Unsur-renik herniarin tidak terlacak

- Unsur-renik butanolid tidak terlacak

- Koumarin 0,04%

- Umbelliferon tidak terlacak

- Santonin tidak terlacak

Kandungan terbesar dari minyak lavender ini adalah linalool dan linalil asetat.

Linalool memiliki struktur monoterpenol yang merupakan struktur alkohol dengan

cirinya memiliki rantai hidroksil (–OH) yang berikatan dengan struktur terpen.

Struktur alkohol ini sangat baik sebagai tonik untuk sistem saraf dan dapat

menstimulasi respon imunitas tubuh (Pengelly, 2003). Dengan struktur alkohol ini

minyak atsirinya memiliki sifat kurang menguap dibandingkan dengan grup

monoterpen dan menempati posisi dalam kategori minyak atisiri di top note to middle

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

41

Universitas Indonesia

note (Bowels,2003 ; Price, 2007). Susunan kimia lainnya yang termasuk dalam grup

alkohol adalah geraniol. Sifat kerja dari grup alkohol ini adalah sebagai antiseptik

(bakterisid, antivirus, dan stimulansia). Sifat lain dati grup alkohol ini tidaklah

bersifat toksik dan tidak menyebabkan iritasi (PRice, 2000).

Kandungan terbesar lainnya adalah linalil asetat yang digolongkan ke dalam

grup fungsi ester. Grup ester ini dibentuk dari gabungan antara asam organik dengan

alkohol dengan reaksi sebagai berikut : (Bowels, 2003)

Asam organik + Alkohol = Ester + air

Linalool + Asam asetat = linalil asetat

Sifat dari ester organik ini adalah dapat larut dalam air karena memiliki ikatan

polar tetapi tidak terlalu larut. Hal ini disebabkan karena struktur yang seharusnya

polar dinetralkan oleh struktur lain 2 ikatan karbon yang non polar yang merupakan

bagian yang tebesar (Bowels, 2003 ; Pengelly, 2003). Daya menguap dari struktur ini

hampir sama dengan grup fungsi pada alkohol karena memang merupakan ekuivalen

dari alkohol (Bowels, 2003). Karena struktur dari linalil asetat ini merupakan asam

organik maka sangat mudah dimetabolisme oleh tubuh dan bisa dieskresikan melalui

urine. Karena strukturnya merupakan gabungan molekul dari terpenoid, ester dan

asam, maka potensial dapat menyebabkan reaksi sensitisasi pada kulit dan dapat

membuat kulit lebih kering pada penggunaan yang relatif cukup lama (Bowels, 2003).

[Sumber : Bowels,2003]

Gambar 2.16. Struktur Linalool (a), Geraniol (b), dan Linalil asetat (c)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

42

Universitas Indonesia

2.8.4. Efek Farmakologi Untuk Relaksasi

Sifat farmakologi dari minyak lavender dalam menimbulkan efek relaksasi

dipengaruhi oleh kandungan terbesarnya yaitu linalool dan linalil asetat serta sedikit

dipengaruhi oleh kandungan geraniolnya. Efek farmakologi dalam menimbulkan

relaksasi secara fisik dan psikologis dari minyak lavender ini cukup lengkap.

Berikut ini efek farmakologi untuk relaksasi yang bisa ditimbulkan oleh

minyak lavender :

a. Memiliki sifat analgesik (Price, 2007; Bowels, 2003; McGuinness, 2007; Jane,

2003; de Sousa, 2011; Chu et al, 2001; Dobetsberger, 2010)

b. Memiliki sifat antispasmodik (menurunkan kontraktilitas otot lurik) (Price, 2007;

Bowels, 2003; McGuinness, 2007; Balchin et al, 1999)

c. Menyeimbangkan sistem saraf tepi (Price, 2007)

d. Memiliki sifat menenangkan (Price, 2007; Bowels, 2003, Cook, 2008; Jane,

2003)

e. Memiliki efek sedatif (PRice, 2000; Bowels, 2003; Cook, 2008; McGuinness,

2007; Jane, 2003; Chu et al, 2001)

f. Hipotensif (PRice, 2000; McGuinness, 2007)

g. Menurunkan frekuensi jantung (Price, 2007)

h. Antidepresan (Rich, 1994; Cook, 2008; Jane, 2003; Conrad et al, 2012)

i. Antiansietas (Cooke, 2000; Kristanti, 2010; Chu et al, 2001; Dobetsberger, 2010;

Conrad et al, 2012)

j. Antiinsomnia (Chien et al, 2012)

k. Meningkatkan daya konsentrasi (Price, 2007)

Secara farmakologis minyak lavender memang memiliki efek terapeutik yang

cukup luas dalam mempengaruhi sistem saraf simpatis, parasimpatis dan sistim

limbik.

2.8.5. Toksisitas dan Kontraindikasi

Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan minyak lavender

secara inhalasi yaitu reaksi sensitisasi, yang dikaitkan dengan kandungan dari

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

43

Universitas Indonesia

monoterpenolnya yaitu linalool. Tetapi dari beberapa laporan reaksi ini sangat sedikit

terjadi karena kandungan kimianya yaitu linalool sangat kecil untuk menimbulkan

reaksi sensitiasasi (Gruenwald, 2000). Reaksi sensistisasi terjadi jika menggunakan

minyak lavender dengan tingkat kemurnian > 97% (98.6%) untuk kandungan linalool

nya. (Price, 2007)

Dosis untuk LD50 (oral) dari Lavandula angustifolia adalah 3.8 g/kg BB (pada

tikus), dan dosis letal (oral) minyak esensialnya pada anak-anak dengan berat ≤ 15 kg

adalah 83 mL, pada dewasa dengan berat badan 70 kg adalah 389 mL (Price, 2007).

Berdasarkan kriteria Occupational Safety and Health Administration (OSHA) LD50

minyak Lavender ini tidaklah toksik (5 – 15 g tidak toksik) (Price, 2007).

2.9. Minyak Kenanga

Minyak Kenanga merupakan minyak yang merupakan hasil ekstraksi dengan

destilasi uap bunga dari tanaman Cananga odorata (Lam.) Hook. F & Thoms (suku

Annonaceae) dan sering disebut juga sebagai minyak ylang-ylang. Tanaman ini

merupakan tanaman asli Indonesia-Malaysia dan sudah menyebar sampai ke daerah

Polinesia, Mikronesia, serta Eropa sampai ke kepulauan pasifik (seperti Samoa)

(Manner et al, 2006).

2.9.1. Deskripsi Tanaman (Manner et al, 2006)

Cananga odorata memiliki ciri-ciri tanaman yang memiliki tinggi 10 – 40

meter dan memiliki rata-rata tinggi 30 meter. Pohonnya biasanya memiliki dahan

yang menjuntai, dan memiliki daun yang lebat dengan juntain mencapai 3 – 6 m.

Tetapi terdapat batang utama yang selalu membengkok pada sudut tertentu. Kulit

kayu dari batangnya sangatlah halus, dengan warna putih keabu-abuan sampai seperti

perak (lihat gambar 2.18.)

Bunga dari tanaman ini berbentuk “bintang” majemuk menggarpu, pendek,

menggantung dan berwarna hijau ketika masih muda, dan menjadi kuning setelah

masak. Bunga itu muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas pohon, dengan

susunan yang khas. Mahkota bunga umumnya berjumlah 6, namun terkadang

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

44

Universitas Indonesia

berjumlah 8 atau 9, berdaging yang terlepas satu sama lainnya, dan tersusun dalam 2

lingkaran yang masing-masing biasanya berjumlah 3. Benang sarinya banyak, dan

ruang tempat sari berhubungan terdapat di ujung tangkai sari, berbentuk memanjang

dan tertutup, berwarna cokelat muda. Jumlah bakal buah sekitar 7-15. Kepala putik

berbentuk tombol (lihat gambar 2.17.b).

Daun berwarna hijau tua dengan bentuk lonjong , tersusun berselang-seling

dengan ukuran helai daun mencapai 8 – 20 cm x 5 – 10 cm, dan petiol yang

berukuran ± 1,3 cm. Bagian tepi daun berbentuk keriting atau berombak dan bagian

pangkal daun berbentuk membulat (lihat gambar 2.17.a)

Buah Cananga odorata berwarna kehitaman, dengan diameter 1,5 – 2,5 cm,

dan tersusun dari 6 – 12 buah tiap tangkainya, dengan daging buah yang tebal, dan

memiliki 6 – 12 biji yang kecil dan berwarna coklat muda. Sedangkan bijinya

berwarna coklat muda, berukuran kecil dengan diameter 6 – 7 mm x 4 – 5 mm,

berbentuk pipih dengan permukaan biji yang keras (lihat gambar 2.17.c)

(a) (b) (c) [Sumber : Manner et al, 2006]

Gambar 2.17. Deskripsi Daun (a); Bunga (b); dan Buah (c) Canganga

odorata

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

45

Universitas Indonesia

(Sumber : http://www.plantamed.com.br )

Gambar 2.18. Pohon Cananga odorata (Lam.) Hook. F & Thoms

2.9.2. Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman Canganga odorata adalah sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Subregnum : Viridaeplantae

Infraregnum : Streptophyta

Divisio : Tracheophyta

Subdivisio : Spermatophytina (Spermatophyta)

Infradivisio : Angiospermae

Classis : Magnoliopsida

Superordo : Magnolianae

Ordo : Magnoliales

Familia : Annonaceae

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

46

Universitas Indonesia

Genus : Cananga (DC.) Hook. F & Thomson

Species : Cananga odorata (DC.) Hook.f. & Thomson

Nama umum : Peter Pan, Ashdown Forest, Princess Blue

(ITIS, 2012)

2.9.3. Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari minyak kenanga tergantung dari daerah asal dan cara

penanaman dan sangat bervariasi. Minyak atsiri dari bunga kenanga diambil dengan

cara penyulingan bunga segar yang sudah dikeringkan dengan destilasi uap dengan

kandungan minyak atsirinya 1 – 2 % (Orwa et al, 2009), varian lain bunga Cananga

odorata yang berasal dari Bogor mengandung minyak atsiri 1,34% (Susilawati et al,

2007). Kandungan lengkap minyak kenanga yang berasal dari bunga Cananga

odorata dapat dilihat pada tabel 2.2..

Tabel 2.2. Komposisi Minyak Kenanga

[Sumber : PRice, 2000]

Keluarga Komposisi Jumlah

Hidrokarbon 1 Monoterpena

- ɑ-pinena tak terlacak

- β-pinena tak terlacak

2 Seskuiterpena

- ɑ-farnesena, γ-kardinena 6,5-17,4%

- β-karofilena 15 - 22%

- germacrena D 15 - 25%

- δ-Kadianena 2 - 4,7%

- α-humulena 0,9 - 2,5%

Alkohol 1 Monoterpenol

- Linalool 11,6 – 30%

- Geraniol dan nerol tak terlacak

2 Seskuiterpenol

- Farnesol tak terlacak

3 Aromatik

- Benzil alkohol tak terlacak

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

47

Universitas Indonesia

Tabel 2.2. (lanjutan)

Keluarga Komposisi Jumlah

Phenols

Eugenol, isoeugenol tak terlacak

Fenil Metil Eter - p-cresil metal eter 15% - metil eugenol tak terlacak - safrol, isosafrol tak terlacak

Ester (15%)

1 Monoterpenil

- Geranil asetat 5 - 10%

2 Seskuiterpenil

- farnesil asetat 1 - 7%

3 Aromatik

- Metil anthranilat tak terlacak

- Metil salisilat 1 - 10%

- benzil benzoate 5 - 12 %

- Metil benzoate 1 - 5,5%

- p-cresil asetat tak terlacak

Kandungan minyak kenanga ini hampir sama dengan minyak lavender dimana

kandungan linalool, yang merupakan golongan dari alkohol memiliki konsentrasi

yang cukup besar di dalam minyak atsirinya. Dengan adanya kandungan linalool ini

maka minyak kenanga memiliki sifat sedatif dan analgesik (Bowels, 2003) seperti

yang dimiliki oleh minyak lavender. Kandungan lainnya yang cukup besar adalah

kandungan seskuiterpennya. Kandungan ini secara kimiawi memiliki efek

meningkatkan tidur yang dalam, dan meningkatkan mood atau keinginan (suasana

hati) (Bowels, 2003).

Dengan kandungan kandungan monoterpenol yang tidak setinggi pada

lavender maka minyak ini masuk ke dalam kategori middle note to base note.

(Bowels, 2003).

2.9.4. Efek Farmakologi untuk Relaksasi

Efek Farmakologi yang mempengaruhi fungsi tubuh untuk relaksasi dari

minyak kenanga ini yaitu sebagai analgesik, sedatif, dan relaksan pada pembuluh

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

48

Universitas Indonesia

darah aorta yang memiliki efek hipotensif. (McGuinness, 2007). Berikut efek

farmakologi yang ditimbulkan oleh minyak kenanga adalah sebagai berikut :

a. Efek Analgesik (McGuinness, 2007; Bowels, 2003)

b. Antidepresan (McGuinness, 2007)

c. Antiansietas (Butje et al, 2008)

d. Stimulansia untuk sistem sirkulasi (Mc Guinness, 2006)

e. Sedatif (McGuinness, 2007; Bowels, 2003; Price, 2007)

f. Hipotensif (McGuinness, 2007; Cook, 2008; Hongratanaworakit et al, 2006;

Price, 2007)

g. Meningkatkan mood (suasana hati) (Rich, 1994)

h. Memberikan efek menenangkan saraf (untuk gangguan bipolar) (Jane, 2003)

i. Menurunkan frekuensi nadi (Cook, 2008)

j. Meningkatkan kewaspadaan (Alertness) dan perhatian (Cook, 2008;

Hongratanaworakit et al, 2006; Limberger, 2001)

k. Antispasmodik (Price, 2007)

2.9.5. Toksisitas dan Kontraindikasi

Data toksisitas untuk kandungan linalool dapat dilihat pada data toksisitas

pada minyak Lavender (Bab 2.7.5.). Dosis (oral) untuk LD50 dari Cananga odorata

yaitu 5 g/kg BB (pada tikus), dosis letal (oral) minyak esensialnya pada anak 83 mL,

dan pada dewasa 389 mL. Berdasarkan kriteria dari OSHA maka minyak kenanga ini

tidaklah beresiko toksik (Price, 2007, MSDS 1365).

Untuk pemakaiannya tidak terdapat kontraindikasi yang diketahui pada

penggunaan aromaterapi bila sesuai dengan aturan yang diperbolehkan. Reaksi

sensitisasi terjadi bila penggunaan dengan kosmetik, oleh karena itu tidak

diperbolehkan dipergunakan dalam kosmetik. Reaksi sensitisasi tidak terjadi pada

pengenceran 10% pada manusia (Price, 2007).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

49

Universitas Indonesia

2.10. Minyak Sereh Wangi

Minyak Sereh Wangi yang sering juga disebut sebagai citronella oil,

merupakan minyak hasil ekstraksi dengan metode destilasi uap dari daun dan batang

tanaman Cymbopogon nardus Rendle. Tanaman ini merupakan tanaman asli

Indonesia dan dibudidayakan atau dapat tumbuh liar di pekarangan, tegalan dan sela-

sela tumbuhan. Tanaman ini memang berasal dari selatan India atau Srilanka, dan

sekarang sudah banyak tumbuh di Asia Tropika, Amerika dan Afrika (Fatimah,

2012).

Tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang merupakan tanaman

perkebunan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No 511 tahun 2006. Tanaman

ini dari dulu dipercaya dapat dijadikan obat dan dapat menjaga kebugaran. Ada 2

jenis varietas dari sereh wangi ini yaitu varietas Lena batu dan verietas Mahapengiri

(jenis sereh wangi jawa) (Fatimah, 2012).

2.10.1. Deskripsi Tanaman

Sereh wangi mempunyai perawakan berupa rumput-rumputan tegak, dan

mempunyai akar yang sangat dalam dan kuat. Batangnya dapat tegak ataupun

condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat dan sering kali dibawah buku-

bukunya berlilin. Tanaman ini dapat tumbuh hingga tinggi 1 – 1,5 m. Daunnya

merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali

bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah, dengan panjangnya hingga

70 – 80 cm dan lebar 2 – 5 cm lebar (Ssegawa, 2007).

Susunan bunganya malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun

pelindung nyata, biasanya berwarna sama dan umumnya berwarna putih. Sereh wangi

jarang berbunga dan hanya berbunga bila sudah cukup matang yaitu pada peringkat

umur melebihi 8 bulan. Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodikula,

berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari berjumlah 3 – 6, membuka

secara memanjang, kepala putik sepasang berbentuk buku dengan perpanjangan

berbentuk jambul. Buahnya berupa buah padi, memanjang, pipih dorso ventral,

embrio separo bagian biji (Ssegawa, 2007).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

50

Universitas Indonesia

2.10.2. Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman Cymbopogon nardus Rendle adalah sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Subregnum : Viridaeplantae

Infraregnum : Streptophyta

Divisio : Tracheophyta

Subdivisio : Spermatophytina (Spermatophyta)

Infradivisio : Angiospermae

Classis : Magnoliopsida

Superordo : Lilianae (Monocotyledonae)

Ordo : Poales

Familia : Poaceae

Genus : Cymbopogon Spreng

Jenis : Cymbopogon nardus (L) Rendle

Nama umum : Sereh Wangi

(ITIS, 2012)

[Sumber : Info Tanaman Obat Indonesia, 2011]

Gambar 2.19. Morfologi Tanaman Sereh wangi

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

51

Universitas Indonesia

2.10.3. Kandungan Kimia

Minyak atsiri dari sereh wangi diambil dengan cara penyulingan dari daun dan

batang sereh segar dengan metode destilasi uap dengan kandungan minyak atsirinya

0,5 – 1,2 % (Ginting, 2004). Kandungan utama dari minyak atsirinya yaitu sitronelal,

sitronelol, geraniol, dan sitral. Jumlah kandungan senyawa yang dikandungnya

ternyata berkaitan juga dengan spesies dari penghasil minyak atsirinya, dan jenis

Cymbopogon nardus memiliki kandungan sitronelal dan geraniol yang paling tinggi

(Arswenditumna et al, 2011). Selain itu kadar minyak atsirinya dan kandungannya

dipengaruhi juga oleh lamanya penyulingan (Ginting, 2004). Kandungan lengkap

minyak sereh wangi yang berasal dari daun dan batang Cymbopogon nardus dapat

dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Komposisi Minyak Sereh Wangi

[Sumber : Bowels, 2003; PRice, 2000]

Keluarga Komposisi Jumlah

Hidrokarbon 1 Monoterpena 15%

- ɑ-pinena 0,2 - 2,2%

- Kamfena 2 - 7,6%

- β-pinena Trace

- Limonena 2,6 - 11,3%

- Sabinena 0,1 - 0,3%

- ɑ-terpinena Trace

- β-myrcena 0,2 - 0,8%

- α-terpinol 0,3 - 0,6%

- δ-3-carena Trace

- ɑ-phellandrena 0,1%

- β-phellandrena 0,2 - 0,4%

- Trisiklena 1,2%

- cis-β-ocimonena 2,1%

- trans-β-ocimonena 1,1%

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

52

Universitas Indonesia

Tabel 2.3. (lanjutan)

Keluarga Komposisi Jumlah

Hirokarbon 2 Seskuiterpena - β-elemena 0,7% - δ-kardinena 0,6% - α-kariofillena 1% - β-kariofillena 0,1% - α-bergamotena Trace - 1%

Alkohol 1 Monoterpenol

- Linalool 0,5%

- Nerol 0,6%

- Geraniol 17%

- ɑ-terpineol 0,1 - 1%

- Sitronelol 6,5%

- tepinen-4-ol 0,4%

- Isopulegol 0,4%

- Borneol 5%

2 Seskuiterpenol

- Elemol 0,7%

Aldehida 1 Monoterpenol - Sitral Tak terlacak

- Sitronelal 25 – 55%

- Geranial 0,6%

- Neral 0,4%

Keton - Metil heptenon 0,2%

Methyl Eter - Metil eugenol Tak terlacak

- Cis-metil isoeugenol 0,4%

- Trans-metil isoeugenol 10%

Ester 1 Monoterpenil

- Sitronelil asetat 0,7%

- Geranil asetat 20 – 40%

- Bornil asetat 0,5%

- Geranil format Tak terlacak

- β-terpenil asetat 0,4%

- Geranil butanoat 0,5%

Oksida 1 Monoterpenoid 5 – 12%

- 1,8-cineol 1 – 5,5%

2 Seskuiterpenoid Tak terlacak

- Kariofilen oksida 0,1%

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

53

Universitas Indonesia

Komposisi kimia penyusun utama dari minyak sereh wangi ini adalah

golongan monoterpen alkohol dan aldehida, sehingga minyak atisirinya memiliki sifat

fisik dan kimia yang termasuk dalam kelas alkohol. Geraniol merupakan

pesenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isopropena dan 1 molekul air,

sedangkan sitronelol termasuk dalam grup alkohol (gambar 2.20 a), dan sitronelal

merupakan hasil kondensasi dari sitronelol termasuk dalam grup aldehida (gambar

2.20 b). Dengan kandungan minyak ini seperti ini maka daya menguapnya termasuk

dalam golongan cepat sampai sedang (Top to Middle note) (Price, 2007, Sharon

2011).

Kandungan sitronelal dan sitral memiliki potensi efek biologis sebagai

analgesik yang sedang (De sousa, 2011), efek menenangkan dan sedatif (Bowels,

2003). Sedangkan geraniol juga memiliki potensi sebagai analgesik (Bowels, 2003).

Selain itu kandung kimia lainnya sitronelol memiliki sifat hipotensif dengan

peningkatkan frekuensi jantung tanpa tergantung dosis dari sitronelol yang diberikan

dibandingkan dengan nifedipin (Bastos, et al, 2009).

[Sumber : European Commision, 2008]

Gambar 2.20. Struktur Kimia Sitronelol(a); Sitronelal(b); Trans-Geranil asetat(c)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

54

Universitas Indonesia

2.10.4. Efek Farmakologi untuk Relaksasi

Efek Farmakologi dari minyak sereh wangi ini dilihat dari struktur kimianya

yang memiliki komposisi terbesar adalah golongan monoterpen alkohol dan aldehida

maka memiliki efek sebagai analgesik, sedatif, menenangkan, tonik, hipotensif,

vasodilator dan stimulansia. Berikut efek farmakologi yang ditimbulkan oleh minyak

sereh wangi adalah :

a. Analgesik (Price, 2007; de Sousa, 2011)

b. Vasodilator (Price, 2007; Bastos et al, 2009)

c. Hipotensif (Price, 2007; Bastos et al, 2009)

d. Antispasmodik (Price, 2007)

e. Mengurangi nyeri pada otot yang cedera (Rich, 1994)

f. Meningkatkan kewaspadaan mental (alertness) (Rich, 1994)

2.10.5. Toksisitas dan Kontraindikasi

Toksisitas yang pernah dilaporkan untuk minyak sereh wangi adalah reaksi

iritan pada kulit dan reaksi alergi dengan menggunakan minyak murni. Reaksi yang

terjadi yaitu dermatitis kontak, reaksi asma, dan gatal-gatal pada kulit untuk

penggunaanya di dalam kosmetik (Price, 2007), terutama pada penggunaan yang

lama (Natural Sourcing MSDS, 2010), dan untuk penggunaan secara inhalasi tidak

ada laporan mengenai efek samping yang serius (Natural Sourcing MSDS, 2010).

Toksisitas minyak esensial (LD50) untuk penggunaan internal (oral) pada tikus besar

adalah 7,2g/kg BB, dan secara intraperitoneal adalah 713 mg/kg BB (MSDS Green

Valley Aromatherapy, 2011).

2.11. Minyak Nilam

Minyak nilam merupakan minyak dari hasil ekstraksi dengan destilasi uap

daun kering dari tanaman Pogostemon cablin Benth (suku Lamiaceae), dan

minyaknya sering juga disebut sebagai patchouli oil. Nilam merupakan salah satu

tanaman yang merupakan tanaman asli dari Filipina dan sudah dibudidayakan di

Malaysia, Singapura, Cina, India dan Indonesia (Hussain, 2009). Tanaman nilam ini

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

55

Universitas Indonesia

sekarang merupakan ekspor unggulan dari minyak atsiri dari indonesia karena

kandungan minyak atisirinya yang cukup tinggi (BPPT, 2006).

Pada dasarnya terdapat 3 varietas nilam yang telah tumbuh dan berkembang di

Indonesia, yaitu verietas Tapak Tuan, Lhoksoeumawe (nilam Aceh), dan Sidikalang

(BPPT, 2006), namun nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth) lebih dikenal dan telah

ditanam secara meluas, dan jenis nilam inilah yang minyak atisirinya dikenal dunia

dengan nama patchouli oil (BPPT, 2006). Tanaman ini juga termasuk ke dalam jenis

tanaman yang merupakan tanaman perkebunan berdasarkan Keputusan Menteri

Pertanian No 511 tahun 2006 (Republik Indonesia, 2006).

2.11.1. Deskripsi Tanaman (BPPT, 2006)

Nilam merupakan jenis tanaman perdu dengan ketinggian mencapai 1 meter

dan dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tanaman ini

memiliki akar serabut, bentuk daun delta, bulat telur dan lonjong dengan dengan

pangkal daun berbentuk datar, membulat, bagian ujungnya meruncing, warna

daunnya hijau dan jenis pertulangannya menyirip. Ukuran daun panjang 6,23 - 6,75

cm dan lebar 5,16 - 6,36 cm, dan panjang tangkai daun 2,66 - 4,28 cm dengan jumlah

daun bercabang primernya yaitu 48 - 118 daun. Batang berkayu dengan diameter 10 -

20 mm. dengan sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara

3 - 5 cabang setiap tingkatnya. Panjang cabangnya 38 - 63 cm dan panjang cabang

sekundernya berukuran 20 - 35 cm (lihat gambar 2.21.)

2.11.2. Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman Pogostemon cablin Benth adalah sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Subregnum : Viridaeplantae

Infraregnum : Streptophyta

Divisio : Tracheophyta

Subdivisio : Spermatophytina (Spermatophyta)

Infradivisio : Angiospermae

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

56

Universitas Indonesia

Classis : Magnoliopsida

Superordo : Asteraceae

Ordo : Lamiales

Familia : Lamiaceae

Genus : Pogostemon Desf.

Species : Pogostemon cablin (Blanco) Benth

Nama umum : Nilam Aceh , dilem, Patchouli

(ITIS, 2012)

[Sumber : BPPT, 2006]

Gambar 2.21. Morfologi Nilam Aceh

2.11.3. Kandungan Kimia

Minyak atsiri dari tanaman nilam aceh diambil dengan cara penyulingan dari

daun kering dengan menggunakan metode destilasi uap dan memiliki kandungan

minyak atsirinya 2,5 – 5,0%. Kandungan ini lebih tinggi dibangdingkan dengan

kandungan minyak atsiri dari 2 varietas lainnya yaitu rata-rata 0,5 – 1,5% (BPPT,

2006). Kandungan kimia minyak atsiri dari jenis Pogostemon cablin ini terdiri dari

banyak campuran kimia yang kebanyakan jumlahnya dalam persentasi yang sedikit

dalam minyak astisirinya. Terdapat total 21 komposisi kimia yang bisa

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

57

Universitas Indonesia

diidentifikasikan dasi jenis ini. Kandungan kimia utamanya adalah patchoulol

(20,7%), ɑ-bulnesena (19,1%), ɑ-guaiena (13,8%), γ-patchoulena (9,47%) dan β-

patchoulena (7,45%) (Hussain, 2009).

Seperti dengan minyak atsiri lainnya komposisi dari minyak nilam ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik, cara budi daya, lingkungan

tumbuh, penanganan panen dan pasca panen. Kandungan lengkap minyak nilam yang

berasal dari daun Pogostemon cablin Benth dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4. Komposisi Minyak Nilam

[Sumber : PRice, 2000; Hussain, 2009]

Keluarga Komposisi Jumlah

Hidrokarbon 1 Monoterpena

- ɑ-pinena <1%

- β-pinena <1%

- Limonena trace

2 Seskuiterpena 40 - 50%

- ɑ-bulnesena 19,1%

- β-bulnesena 14 - 16%

- ɑ-guaiena 6 - 15,6%

- β-guaiena trace

- ɑ-patchoulena 3 - 5,3%

- β-phatcoulena 7,45%

- γ-patchoulena 9,47%

- Seikelena 5 - 12%

- Sikloseikelena <1%

- β-kariofilena 2 - 4,2%

- δ-kadinena 1 - 2,8%

- Aromadendrena 10,8 - 20,9%

- ɑ-humulena Tidak terlacak

- β-gurjunena <0,1%

- α-gurjunena 0 - 2,8%

- β-elemena <1%

- α-kopaena 2%

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

58

Universitas Indonesia

Tabel 2.4. (Lanjutan)

Keluarga Komposisi Jumlah

Alkohol 1 Monoterpenol - Borneol Tidak terlacak

2 Seskuiterpenol - Patchoulol 23,6 - 45,9% - Pogostol 1 - 3% - Bulnesol 1% - Guaiol Tidak terlacak - Norpatchoulenol <1%

Aldehida 1 Aromatik

- Benzaldehida Tidak terlacak

- Sinamaldehida Tidak terlacak

Keton 1 Monoterpenon

- Kamfor Tidak terlacak

2 Seskuiterpenon

- Patchoulenon 2,2%

- Isopatchoulenon 1%

Oksida 1 Monoterpenoid

- ɑ-guaiena oksida 1%

- ɑ-bulnesene oksida 4%

2 Seskuiterpenoid

- Kariofilena oksida 0,5 - 1%

- 1,5-epoksi-α-guaiena 0,1 - 0,4%

- 1,10-epoksi-α-bulnesena 0,2 - 0,6%

- epoksi-1α,5α-V-α-guaiena Trace

- epoksi-1β,5β-V-α-guaiena Trace

- Epoksicaryophyllena Trace

- epoksi-1,10α-bulnesena <1%

Lakton Pogoston Tidak terlacak

Dari komposisi di atas terlihat bawah komposisi utama dari minyak nilam

adalah dari kelompok hidrokarbon seskuiterpena, dan diikuti dengan seskuiterpenol

(patchoulol). Dari struktur kimianya maka minyak atsirinya memiliki sifat dapat larut

dalam alkohol dan minyak sayur, dan sedikit larut dalam air. Intensitas dari baunya

sangat tajam, oleh karena itu harus dengan pengenceran dengan konsentrasi yang

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

59

Universitas Indonesia

rendah, dan daya menguapnya dikategorikan sebagai base note (PRice, 2000;

Mcguinness, 2007).

Dari kandungan terbesarnya yang merupakan seskuiterpenol dan hidrokarbon

seskuiterpena maka secara kimiawi minyak nilam ini memiliki efek farmakologi

untuk relaksasi sebagai anti depresan, sedatif, tonik (Mcguinness, 2007; Bowels,

2003); anti epilepsi dengan cara mengurangi level potassium yang menginduksi

kejang; vasodilatasi pada otot aorta dan arterial relaxant (Bowels, 2007).

(a)

(d)(c)

(b)

[Sumber : Shukor, 2008]

Gambar 2.22. Struktur Kimia Utama Penyusun Minyak Nilam; Patchoulol (a); β-

Patcholulena (b); α-guaiena (c); α-Bulnesena (d)

2.11.4. Efek farmakologi untuk Relaksasi

Efek Farmakologi dan hasil penelitian terhadap minyak nilam dapat dilihat di

bawah ini :

a. Anti depresan (McGuinness, 2007; Betharani et al, 2007; Manglani, 2011)

b. Sedatif (McGuinness, 2007)

c. Stimulan (Pengelly, 2003; McGuinness, 2007)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

60

Universitas Indonesia

d. Anti ansietas (Rich, 1994; Davis et al, 2005)

e. Untuk kelelahan fisik (Rich, 1994)

f. Anti stress (Rich, 1994)

g. Menurunkan efek simpatis (Haze, et al., 2002)

2.11.5. Toksisitas dan Kontraindikasi

Tidak ada reaksi iritasi dan sensitisasi pada konsentrasi 10% larutan ketika

dilakukan uji pada manusia. Tidak ada reaksi fototoksik yang serius yang pernah

dilaporkan (Price, 2007). LD50 untuk minyak nilam pada penggunaan oral adalah 5

g/kg BB tikus, dosis letal pada anak-anak adalah 83 mL, dan pada dewasa 389 mL

(Price, 2007), dan berdasarkan kriteria OSHA maka minyak ini tidaklah toksik.

Kontraindikasi dari penggunaan minyak ini adalah hindari pada orang-orang yang

kehilangan nafsu makan dan anoreksia, karena penggunaan minyak ini dapat

mengurangi nafsu makan (American College of Healthcare Science, 2012).

2.12. Perbandingan Kandungan dan Sifat Farmakologi ntuk Relaksasi Minyak

Uji dan Minyak Lavender

Perbandingan efektifitas ketiga minyak uji dan minyak lavender untuk

relaksasi serta kandungannya dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5. Perbandingan Kandungan dan Sifat Farmakologi untuk Relaksasi Minyak

Uji dan Minyak Lavender dalam masing-masing Minyak Esensial Murni

Jenis Minyak

Golongan

kandungan

Kimia

Kandungan

Kimia Utama Sifat Farmakologi

Minyak

Lavender

Monoterpenol

(alkohol)

Linalool Tonik, analgesik,

Antispasmodik,

antidepresan, sedatf

hipotensif menurunkan HR

Geraniol Analgesik sedang

Monoterpenil

(Ester)

Linalil asetat

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

61

Universitas Indonesia

Tabel 2.5. (lanjutan)

Jenis Minyak

Golongan

kandungan

Kimia

Kandungan

Kimia Utama Sifat Farmakologi

Minyak Sereh

wangi

Aldehida Sitral Analgesik sedang

Sitronelal Menenangkan

Sedatif

Monoterpenol Sitronelol Sifat hipotensif

Geraniol Analgesik

Minyak

Kenanga Monoterpenol Linalool

Sedatif

Analgesik

Geraniol

Merelaksasi pembuluh darah

aorta

Seskuiterpena

B-

cariophyllena

Meningkatkan tidur yang

dalam

germacrena D Meningkatkan mood

Minyak Nilam Seskuiterpenol Patchoulol Anti depresan

Sedatif

Tonik

2.13. Beberapa Penelitian Melibatkan Minyak Kenanga, Minyak Sereh wangi

dan Minyak Nilam

Pada peneltian yang dilakukan oleh Moss et al (2006) di Inggris dengan

menggunakan minyak peppermint dan minyak kenanga dengan membandingkan

kedua efek minyak tersebut terhadap mood dan peningkatan kognitif (sebuah RCT),

ternyata hasilnya menunjukkan bahwa minyak kenanga hanya memiliki efek

menenangkan (Calmness) lebih baik dari pada peppermint, sedangkan untuk efek

dalam kecepatan dalam “perhatian” minyak kenanga hanya menunjukkan efek lebih

baik dibandingkan dengan kontrol.

Penelitian yang dilakukan di Thailand dengan menggunakan minyak kenanga

yang diaplikasikan secara transdermal yang melibatkan 40 orang sukarelawan

menunjukkan adanya perangsangan pada sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Pada

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

62

Universitas Indonesia

akhir penelitian terlihat adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik,

peningkatan suhu tubuh, meningkatkan ketenangan dan meningkatkan relaksasi

dibandingkan dengan kontrol grup (Hongratanaworakit, 2006).

Penelitian lain untuk minyak sereh wangi yang dilakukan pada tikus dengan

menyuntikkan minyak sitronelal secara intravena dengan pengenceran dosis yang

digunakan adalah 1, 5 , 10 dan 20 mg/kgBB dengan pembandingnya adalah nifedipin.

Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan adanya efek vasodilatasi dan hipotensif

dari minyak sitronelal ini (Bastos et al, 2009).

Pada penelitan yang dilakukan oleh Betharani et al (2007) dengan

menggunakan minyak kenanga dan minyak nilam secara inhalasi pada mencit

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktifitas motorik yang cukup bermakna

pada penggunaan minyak kenanga (3%) dan minyak nilam (1%) dibandingkan

dengan kontrol, sedangkan untuk minyak nilam (3%) tidak menunjukkan peningkatan

aktivitas motorik yang bermakna dibandingkan dengan kontrol.

Pada penelitan lain yang melibatkan banyak minyak esensial menunjukkan

bahwa minyak kenanga memiliki efek untuk meningkatkan perhatian dan

kewaspadaan, tetapi bila dibandingkan dengan minyak-minyak lain (Mentol, jasmine,

peppermint) masih belum menunjukkan adanya hasil yang cukup baik (Limberger,

2001).

Pada penelitian klinis dengan metode kwasi eksperimental pre-post test yang

melibatkan campuran 4 minyak esensial yaitu lavender, kenanga, bergamot dan

nilam, yang dicampur dalam minyak pijat dan dilakukan pemijatan serta ditambakan

dengan musik selama 12 minggu, yang dilakukan tim peneliti dari Australia pada

perawat unit gawat darurat, menunjukkan adanya penurunan skor stress dan skor

ansietas secara signifikan. Tetapi dalam penelitian ini subyek penelitian diminta pada

awalnya untuk memilih sendiri minyak yang akan mereka gunakan untuk penelitian,

jadi efek yang ditimbulkan mungkin dipengaruhi oleh kesukaan dari aromaterapi

tersebut (Davis et al., 2005).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

63

Universitas Indonesia

Sedangkan penelitian yang melibatkkan langsung ketiga minyak tersebut di

atas yaitu dengan mencampur ketiga minyak tersebut belum ditemukan dan minyak

hanya diteliti untuk masing-masing minyak itu sendiri.

2.14. Metode Aplikasi dan Konsentrasi Minyak Esensial Secara Inhalasi

Beberapa cara yang dipakai untuk mendapatkan efek aromaterapi dengan

inhalasi yaitu dengan kertas tissue, pengusapan langsung di tangan, alat

penguap/steamer, rendaman, botol penyemprot dan vaporizer/diffuser (PRice, 2000)

Dari ke enam teknik aromaterapi secara inhalasi tersebut metoda yang paling

banyak disukai adalah dengan cara vaporizer atau diffuser. Vaporizer bekerja dengan

cara membebaskan molekul-molekul minyak esensial yang paling ringan dan

kemudian baru melepaskan molekul-molekul yang lebih berat secara progresif.

Meskipun ada banyak tipe vaporizer, jenis yang elektrik adalah jenis yang paling

aman jika ditinjau dari sudut pasien. Vaporizer elektrik harus dikontrol secara

termostatik pada suhu yang rendah untuk mencegah agar minyak esensial tidak

menjadi terlalu panas. Jika terlalu panas minyak esensial itu bukan hanya cepat habis,

tetapi molekul-molekul yang lebih berat dapat terbakar sehingga menimbulkan bau

hangus yang tidak enak. Alat diffuser lebih efisien karena dapat menyemprotkan

semua molekul yang ukurannya berbeda-beda pada waktu yang bersamaan. Berbeda

dengan alat vaporizer yang menggunakan panas, residu tidak akan terbakar ketika

minyak esensial habis terpakai, sehingga aplikasi aromaterapi inhalasi dengan

diffuser inilah merupakan metode yang paling ideal untuk menghasilkan efek

relaksasi (PRice, 2000).

Metode aplikasi minyak esensial dalam diffuser yang digunakan dalam

praktek sehari-hari yaitu dengan meneteskan minyak ke dalam diffuser pada

konsentrasi tertentu. Terdapat beberapa rekomendasi konsentrasi yang dapat

digunakan untuk aplikasi minyak esensial dengan metode diffuser. Price

merekomendasikan 20 tetes dalam 50 mL air (konsentrasi 2%) (Price, 2007), Chang

menggunakan konsentrasi 3% minyak lavender dalam air untuk digunakan secara

inhalasi (Chang et al, 2010), dan Betharani menggunakan dosis 1% dan 3% untuk

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

64

Universitas Indonesia

minyak nilam dan dosis 3% untuk minyak kenanga (Betharani et al, 2007). Dari data

tersebut maka rekomendasi konsentrasi minyak esensial untuk aplikasi dengan

metode inhalasi yaitu 1 – 3%, dan konsentrasi 3% adalah konsentrasi yang paling

banyak digunakan.

2.15. Instrumen Pengukuran Relaksasi Subyektif

Alat ukur relaksasi yang dipakai untuk pengukuran tingkat relaksasi secara

subyektif adalah Visual Analog Scale (VAS). Alat ini merupakan alat ukur yang

digunakan untuk mengukur karakteristik dari sikap yang diyakini untuk dapat

memberi jarak dari suatu rangkaian nilai yang tidak mudah secara langsung dapat

dinilai. Pada awalnya alat ukur ini digunakan untuk penilaian nyeri oleh penemunya

yaitu Keele (1948) yang didasarkan pada tingkat 3 – 5 tingkat nyeri numerik yang

menggambarkan kata “tidak nyeri”, “nyeri ringan”, “nyeri sedang”, dan “nyeri hebat.

Alat ukur VAS sudah digunakan dan dikembangkan 70 tahun lalu dan mungkin

memang saat ini sudah menjadi yang paling luas digunakan untuk mengukur nyeri

dan bahkan VAS sudah digunakan secara luas untuk pengukuran beberapa

karateristik sikap yang sifatnya subyektif yang memang sangat sulit mengukurnya

(Crichton, 2001; Williamson et al, 2005).

VAS merupakan alat ukur yang memiliki skala berupa garis lurus, dan

biasanya panjangnya 10 cm, atau kadang-kadang 15 atau 16 cm. Ujung kiri garis ini

melambangkan tingkatan relaks yang paling jelek yaitu “tidak relaks sama sekali” dan

ujung kanannya melambangkan tingkatan yang sangat relaks yaitu “Sangat Relaks

(hampir tertidur)”. Subyek diminta untuk menandai satu titik pada garis itu yang

menggambarkan tingkatan relaksasi yang dirasakan subyek. Skala relaksasi diukur

dari ujung garis yang paling kiri sampai tanda yang ditunjuk subyek, biasanya

menggunakan satuan millimeter. Tingkatan relaksasi ini lalu dicatat sebagai skala

angka antara 0 – 100 (Crichton, 2001).

Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan VAS untuk penilaian sikap

secara subyektif. Parker et al (2004) melakukan penelitian penelitian nafsu makan

terhadap laki-laki dan wanita muda, dibandingkan dengan laki-laki dan wanita lanjut

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

65

Universitas Indonesia

usia. Parker menggunakan skala 0 – 100 mm yang dipakai untuk mengukur 3 variabel

yaitu nafsu makan, keinginan untuk makan dan rasa lapar atau tidak lapar. Penelitian

lain juga dilakukan oleh Whybrow et al (2006) yang menggunakan VAS elektronik

untuk mengukur 7 variabel untuk nafsu makan 10 laki-laki dan wanita usia antara

20 – 37 tahun dan mengukur 9 variabel. Penelitian berikutnya dilakukan oleh

Hongratanaworakit (2006) terhadap relaksasi setelah penggunaan secara transdermal

minyak kenanga dengan subyek penelitian 20 laki-laki dan wanita yang berusia antara

19 – 48 tahun. Skala yang digunakan adalah dalam millimeter (mm) antara 0 – 100

mm. Pada penelitian tersebut Hongratanaworakit mengukur 5 variabel penelitian

terhadap relaksasi yaitu tingkat perhatian, kewaspadaan, ketenangan, relaksasi, mood,

dan semangat.

Pada penelitian ini akan diambil pengukuran nilai VAS sebanyak 3 kali

pengukuruan yaitu sebelum intervensi dengan minyak esensial, sesudah intervensi

dengan minyak esensial, dan setelah intervensi Startle Test. Tidak ada kategorial yang

digunakan dan hanya akan diambil rata-rata perubahan dari nilai VAS yang

dikumpulkan. Instrumen VAS dapat dilihat pada gambar 2.23.

Tidak Relaks

Sama Sekali

0 100Sangat Relaks

(Hampir Tertidur)

Gambar 2.23. Visual Analog Scale (VAS)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

66 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Setelah mempelajari tinjauan pustaka terutama tentang fisiologi stress dan

peran minyak esensial terhadap tubuh yang mempengaruhi sistem limbik, maka

konsentrasi peneliti adalah dalam hal pengaruh minyak minyak esensial campuran

sebagai aromaterapi yang diberikan secara inhalasi yang dapat memodulasi sistim

limbik sehingga menimbulkan efek relaksasi secara psikologis dan fisik.

Stress Sistem Limbik

HipotalamusAMIGDALA HIPOKAMPUS

Aktivasi Sistem Saraf

Simpatis

Aktivasi Sistem Endokrin

Memperkuat Efek Simpatis

Modulasi oleh Aromaterapi

Inhalasi Memblok Efek dari

Stress

StressEfek Relaksasi Psikologis dan Fisik

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

67

Universitas Indonesia

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah sebuah uji klinis tersamar

tunggal dengan rancangan pararel before and after, kasus, pembanding dan kontrol

dengan cara perlakukan subyek penelitian Intent to Treat pada subyek penelitian

wanita sehat yang berusia antara 18 – 25 tahun yang memiliki resiko stress yang

diambil melalui mekanisme perekrutan dan penapisan. Perbandingan yang akan

dilakukan adalah perlakukan dengan campuran minyak esensial Indonesia (minyak

kenanga. minyak sereh wangi dan minyak nilam) dibandingkan dengan minyak

lavender dan kontrol.

Gambar 3.2. Rancangan Penelitian

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

68

Universitas Indonesia

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Griya Chantika Salon, Ruko Pondok Gede Plaza, blok

F, no. 30 Bekasi dengan waktu dari bulan Agustus 2012 sampai dengan Desember

2012

3.4. Persetujuan Protokol Penelitian dari Kaji Etik

Protokol penelitian ini sudah mendapatkan Surat Keterangan Lolos Kaji Etik

(Ethical Approval) dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia RSCM Jakarta dengan no 666/H2.F1/ETIK/2012 (lampiran 7).

3.5. Populasi dan Sampling

3.5.1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah wanita sehat berusia antara 18 – 25 tahun yang

berasal dari mahasiswa akademi perawat yang memiliki resiko stress dan diambil

melalui mekanisme perekrutan dan penapisan dan dilakukan randomisasi sederhana

untuk mengacak perlakukan yang akan diterima subyek penelitian.

3.5.2. Besar Sampel dan Randomisasi Subyek Penelitian

Karena ini merupakan rancangan uji klinis komparatif numerik berpasangan

maka perhitungan besar sampel yang diambil adalah dengan rumus sebagai berikut :

(Dahlan, 2010)

Ditetapkan untuk mendapatkan jumlah sampel maka diambil salah satu dari

simpangan baku penelitian dari 3 minyak yang menggunakan alat ukur Visual Analog

Scale. Simpangan baku untuk pengukuran relaksasi dengan menggunakan Visual

Analog Scale (VAS) yaitu 11,4 (Hongratanaworakit, 2006). Bila ditetapkan selisih

minimal skor relaksasi yang dianggap bermakna adalah 10, serta kesalahan tipe 1

ditetapkan sebesar 5%, untuk hipotesis dua arah, sehingga Zα = 1,96, dan tingkat

kepercayaannya adalah 95% maka kesalahan tipe II adalah 5%, maka Zβ adalah 1,28,

maka perhitungan jumlah sampelnya adalah sebagai berikut :

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

69

Universitas Indonesia

Zα = 1,96

Zβ = 1,645

P1-P2 = 7

S = 14.48

n1 = n2= n3 = 16,81 (dibulatkan menjadi 17)

Dari perhitungan di atas dengan demikian besar sampel untuk tiap kelompok

adalah 17. Untuk mengantisipasi drop out, maka jumlah sampel ditambah 10%

dengan rumus n’ =

n = besar sampel yang dihitung

f = perkiraan proporsi drop-out

maka perhitunganya n’ =

= 19 ≈ 20

Dari perhitungan di atas maka besar sampel masing-masing kelompok

perlakukan adalah 20 orang, sehingga jumlah total subyek penelitian ini sebanyak 60

subyek.

Kemudian subyek penelitian dialokasikan secara acak dengan randomisasi

sederhana untuk kedua kelompok perlakukan, sehingga dapat menentukan subyek

penelitian mana yang akan mendapat perlakukan dan mana yang menjadi

pembanding serta kontrol.

3.6. Kriteria Seleksi

Penelitian ini melibatkan sukarelawan wanita sehat dewasa pada akademi

perawat yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

3.6.1. Kriteria Inklusi :

a. Wanita dewasa berusia 18 – 25 tahun, yang memiliki risiko stress dengan

kriteria : sedang mengikuti ujian akhir; sedang dalam pengerjaan tugas-tugas

kuliah; sedang melakukan praktek klinik.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

70

Universitas Indonesia

b. Mempunyai berat badan tidak obesitas (IMT tidak lebih dari 30, berdasarkan

kriteria IMT oleh WHO tahun 1998).

c. Tidak mengidap penyakit kronis dan tidak ada riwayat penyakit kronis dalam

keluarga, terutama diabetes militus, hipertensi, gagal ginjal, sakit jantung,

epilepsi.

d. Tidak mengalami penyakit gangguan pernafasan seperti Asma Bronkhial, PPOK,

Pneumonia, Tuberkulosis Paru.

e. Tidak mengkomsumsi jamu, atau suplemen tertentu, 1 minggu sebelum penelitian

berlangsung/ selama penelitian berlangsung.

f. Tidak melakukan perawatan relaksasi (pijat, aromaterapi) selama 1 minggu

sebelum penelitian berlangsung/selama penelitian berlangsung.

g. Dalam 24 jam sebelumnya tidak mengkomsumsi minuman yang mengandung

kafein, jus buah maupun merokok.

h. Uji hedonik menunjukkan bahwa subyek penelitian menyukai bau minyak

penelitian dan minyak pembanding.

i. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent.

3.6.2. Kriteria Eksklusi

a. Subyek dengan anosmia

b. Subyek dengan komsumsi obat-obatan antidepresan dan obat tidur.

c. Sedang hamil dan menyusui

d. Mengalami gejala psikiatri yaitu apabila status psikiatri singkat terdapat jawaban

ya (Lampiran 3, halaman 133).

e. Ikut serta dalam penelitian lain dalam waktu 3 bulan sebelum penelitian ini

3.6.3. Kriteria Drop Out

a. Subyek penelitian tidak datang ke tempat pelaksanaan penelitian pada waktu yang

telah ditentukan.

b. Mengundurkan diri secara sukarela dengan menandatangani pernyataan tertulis

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

71

Universitas Indonesia

3.7. Variabel Penelitian

3.7.1. Variabel Bebas

a. Minyak Lavender

Minyak lavender yang sudah dilakukan pengenceran dengan air dan dimasukkan

ke dalam diffuser aromaterapi.

b. Campuran Minyak Esensial Indonesia

Minyak kenanga, minyak sereh wangi, dan minyak nilam

Masing-masing dicampur dengan perbandingan yang ditentukan kemudian

dan kemudian dilakukan pengenceran sampai 3 % dan dimasukkan ke dalam diffuser

aromaterapi.

3.7.2. Variabel Terikat

3.7.2.1.Respon Relaksasi Psikologi

Diukur dengan VAS yang memiliki ukuran dari 0 – 100 mm dengan panjang 10

cm dan diukur dengan menggunakan penggaris dalam millimeter (mm). dimana

angka 0 berarti sama sekali tidak relaks dan 100 adalah sangat relaks (hampir tertidur)

(lampiran 6).

3.7.2.2.Respon Relaksasi Fisik

a. Tekanan darah

Diukur pada awal, setelah perlakukan relaksasi, setelah tes kejut dan 5 menit

setelah tes kejut.

b. Frekuensi Nadi

Diukur pada awal, setelah perlakukan relaksasi, setelah tes kejut dan 5 menit

setelah tes kejut.

c. Frekuensi Nafas

Diukur pada awal, setelah perlakukan relaksasi, setelah tes kejut dan 5 menit

setelah tes kejut.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

72

Universitas Indonesia

d. Mean Arterial Pressure (MAP)

Diukur dengan menggunakan rumus yang melibatkan tekanan darah sistolik dan

diastolik.

3.7.3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan disini adalah massage (pemijatan) yaitu

pemijatan yang dilakukan pada daerah punggung dan kaki dengan tehnik efflurage.

Ringkasan variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3.

Minyak Lavender

Campuran :

Minyak Kenanga

Minyak Sereh Wangi

Minyak Nilam

VARIABEL BEBAS EFEK FARMAKOLOGI

MEMPENGARUHI :

- SISTEM SARAF

PUSAT (SISTEM LIMBIK)

- PARASIMPATIK DAN

SIMPATIK

VARIABEL TERIKAT

PENILIAIAN STATUS

RELAKSASI :

1. NILAI VAS

MENINGKAT

2. TEKANAN DARAH

LEBIH RENDAH

3. FREKWENSI NADI

LEBIH LAMBAT

4. FREKWENSI

NAFAS LEBIH

LAMBAT

5. MAP LEBIH

RENDAH

Gambar 3.3. KerangkaVariabel Penelitian

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

73

Universitas Indonesia

3.7.4. Definisi Operasional Variabel

a. Minyak Lavender

Minyak hasil hasil penyulingan dengan destilasi uap dari jenis Lavandula

angustivolia.

Skala nominal

b. Minyak Kenanga

Minyak hasil penyulingan dengan destilasi uap dari jenis Cananga odorata

Skala nominal

c. Minyak Sereh Wangi

Minyak hasil penyulingan dengan destilasi uap dari jenis Cymbopogon nardus

Skala nominal

d. Minyak Nilam

Minyak hasil penyulingan dengan destilasi uap dari jenis Pogostemon cablin

Skala nominal

e. Respon Psikologis Relaksasi

Diukur dengan menggunakan VAS dengan penggaris dalam satuan millimeter

(mm). Nilai 0 mm berarti sama sekali tidak relaks (hampir tertidur) dan 100 mm

sangat relaks (hampir tertidur).

f. Tekanan darah

Tekanan darah adalah tenaga yang digunakan oleh darah terhadap satuan darah

pada dinding pembuluh darah, diukur dengan cara memasang manset pada

lengan atas sebelah kanan subyek penelitian. Hasil ukuran tekanan darah

dinyatakan dalam satuan mm/Hg. Tekanan darah yang diambil adalah : tekanan

darah sistole antara 90 – 140 mm/Hg, dan tekanan darah diastole antara 60 – 90

mm/Hg

Skala Interval

g. Frekwensi Nadi

Frekwensi nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi

pada daerah distal lengan bawah sebelah radial tanan kanan di atas permukaan

kulit. Alat ukurnya dengan menggunakan stopwatch, cara pengukuran dihitung

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

74

Universitas Indonesia

dalam 1 menit, hasil pengukuran adalah denyut nadi/menit. Frekuensi nadi yang

diambil adalah antara 60 – 100 x/menit.

Skala : nominal

h. Frekuensi nafas

Frekuensi nafas adalah frekuensi paru-paru dalam mengeluarkan dan

memasukkan oksigen yang dihitung dengan melihat gerakan pada dada subyek

penelitian. Alat ukurnya dengan menggunakan stopwatch, cara pengukuran

dihitung dalam 1 menit, hasil pengukuran adalah frekuensi nafas/menit.

Frekuensi nafas yang diambil adalah antara 12 – 22 x/menit.

Skala : nominal

i. Mean Arterial Pressure (MAP)

Mean Arterial Pressure (MAP) adalah tekanan arteri rata-rata yang mendorong

darah masuk ke jaringan selama siklus jantung. Dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

(Tekanan darah sistolik + 2 x Tekanan darah diastolik)/ 3.

Skala : nominal

j. Massage (Pemijatan)

Pemijatan adalah suatu tindakan penekanan oleh tangan dengan gerakan teratur

pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligament, tanpa menyebabkan

pergeseran atau perubahan posisi sendi. Tehnik yang digunakan adalah efflurage

dan dilakukan oleh tenaga profesional yang sudah berpengalaman.

Skala : Kategorial

3.8. Bahan Uji, Alat, dan Cara Kerja

3.8.1. Bahan Uji

Bahan uji adalah minyak lavender, minyak kenanga, minyak sereh wangi, dan

minyak nilam yang diambil dari PT Martina Berto dan memiliki Certificate of

Analisys (COA) dan Material Safety Data Sheet (MSDS) sebagai berikut :

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

75

Universitas Indonesia

a. Minyak Lavender

Berasal dari PT Martina Berto Tbk dan sudah memiliki COA (lampiran 11) dan

MSDS (lampiran 15).

b. Minyak Kenanga

Berasal dari PT Martina Berto Tbk dan sudah memiliki COA (lampiran 9) dan

MSDS (lampiran 13).

c. Minyak Sereh Wangi

Berasal dari PT Martina Berto Tbk dan sudah memiliki COA (lampiran 8) dan

MSDS (lampiran 12).

d. Minyak Nilam

Berasal dari PT Martina Berto Tbk dan sudah memiliki COA (lampiran 10) dan

MSDS (lampiran 14).

3.8.2. Persiapan Bahan Uji

Sebelum digunakan bahan uji untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji

panel untuk tingkat kesukaan dan manfaat relaksasi. Uji panel dilakukan untuk

menentukan perbandingan campuran minyak atisiri memiliki tingkat kesukaan yang b

tinggi dan kemungkinan yang memiki efek terhadap relaksasi. Tahapan pengujian ini

terdiri dari 2 tahap, yaitu :

3.8.2.1. Uji Panel Peringkat Kesukaan

a. Bahan Uji yaitu Minyak sereh wangi, minyak kenanga, dan minyak nilam dibuat

dalam 3 jenis perbandingan campuran yaitu :

Minyak sereh wangi : Minyak kenanga : Minyak nilam (v/v/v) : (a) 1 : 1 : 1;

(b) 1 : 2 : 2 ; (c) 1 : 3 : 3.

b. Setelah minyak dicampur dengan perbandingan di atas maka setiap campuran

minyak dibuatkan larutan 3% dengan minyak minyak soya (minyak pembawa).

c. Larutan di atas kemudian dibagi ke dalam botol-botol berukuran 10 mL pada 3

kelompok botol yang berbeda dan kemudian botol diberi label a, b, dan c.

d. Sebanyak 30 sukarelawan dipersiapkan untuk melakukan uji panel.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

76

Universitas Indonesia

e. Setiap sukarelawan menghirup setiap campuran uji (campuran uji a, campuran uji

b, dan campuran uji c) yang sudah disediakan pada meja yang tersedia dan

kemudian diminta memberikan peringkat dari ketiga campuran uji (peringkat 1

sampai peringkat 3) dan mencatat pada tabel yang sudah disediakan (lampiran 6).

f. Hasil uji panel dianalisis dengan menghitung jumlah peringkat 1 dari ketiga

campuran uji yang dipilih oleh sukarelawan, dan tingkat kemaknaannya diuji

kembali dengan statistik uji peringkat (Analisis Friedmand).

g. Campuran bahan uji yang paling banyak dipilih oleh sukarelawan dengan

peringkat no. 1 dipilih sebagai bahan uji yang paling disukai.

3.8.2.2. Uji Panel Peringkat Manfaat Relaksasi

Untuk uji panel manfaat relaksasi ini diambil 30 sukarelawan sehat yang

sudah diikutsertakan pada uji panel proporsi kesukaan. Langlah pengujiannya adalah

sebagai berikut :

a. Bahan Uji yaitu Minyak sereh wangi, minyak kenanga, dan minyak nilam dibuat

dalam 3 jenis perbandingan campuran yaitu : minyak sereh wangi : minyak

kenanga : minyak nilam (v/v/v) : (a) 1 : 1 : 1; (b) 1 : 2 : 2 ; (c) 1 : 3 : 3.

b. Setiap campuran minyak dibuatkan larutan 3% dengan minyak soya (minyak

pembawa).

c. Campuran larutan dibagi ke dalam botol-botol berukuran 10 mL pada 2

kelompok botol yang berbeda dan kemudian botol diberi label a,b, dan c.

d. Sukarelawan sebanyak 30 orang dipersiapkan untuk melakukan uji panel.

e. Kemudian sukarelawan diminta menghirup ketiga jenis campuran tersebut secara

bergantian, dimana setiap campuran dihirup selama lebih kurang 5 menit,

kemudian diminta memberikan peringkat dari ketiga campuran uji (peringkat 1

sampai peringkat 3) dan mencatat pada tabel yang sudah disediakan (lampiran 6).

f. Hasil uji panel dianalisis dengan menghitung jumlah peringkat 1 dari ketiga

campuran uji yang dipilih oleh sukarelawan yang memberikan manfaat relaksasi,

dan tingkat kemaknaannya diuji kembali dengan statistik uji peringkat (Analisis

Friedmand).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

77

Universitas Indonesia

g. Campuran bahan uji yang paling banyak dipilih oleh sukarelawan dengan

peringkat no 1 dipilih sebagai bahan uji yang paling mungkin menimbulkan

manfaat relaksasi secara subyektif.

3.8.3. Alat Diffuser Minyak Esensial

Alat diffuser yang digunajan dalam penelitian ini adalah jenis Ultrasound

dengaan Label Aroma dot Ultransmit®

model KW-017 dari PT. Ace Hardware

Indonesia.

Cara penggunaan diffuser adalah sebagai berikut :

a. Letakkan Atomizer pada permukaan yang rata, dan usahakan agar air yang

dimasukkan ke dalam diffuser tidak melebihi garis (± 50 mL) yang ada pada

tabung untuk mencegah meluap keluar.

b. Isi tabung dengan air yang memiliki temperatur normal (lebih baik air untuk

minum) sebanyak 50 mL.

c. Setelah tabung diisi air masukkan “campuran minyak esensial Indonesia” atau

minyak lavender sebanyak 30 tetes (konsentrasi 3%)

d. Tutup tabung dengan clear floral-shaped lid (tutup tabung).

e. Setelah itu masukan kabel diffuser pada tempatnya dan nyalakan tombol switch

atomizer tersebut. Aromanya dihirup 20 menit, cukup untuk ruangan seluas 10

m2.

f. Bila ingin menghentikan pemakaian, matikan tombol switch kemudian tutup

tabung dengan clear floral-shaped lid dengan rapat.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

78

Universitas Indonesia

Gambar 3.4. Diagram Uji Panel Kesukaan dan Manfaat Relaksasi Bahan Uji

3.8.4. Tenaga Pemijat

Tenaga pemijat diambil dari tenaga pemijat wanita profesional dan terlatih

yang bekerja di tempat penelitian di Griya Chantika Salon.

3.8.5. Persiapan Ruangan Uji

Ruangan yang akan dijadikan tempat penelitian dipersiapkan dengan 1 – 2

tempat tidur untuk pemijatan, dengan ruangan yang memiliki air conditioner. Setelah

itu bahan uji dan diffuser disiapkan. Setelah bahan uji dan atau bahan minyak

pembanding dicampur kemudian dimasukkan ke dalam diffuser, kemudian

dinyalakan.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

79

Universitas Indonesia

Setengah jam sebelum subyek penelitian masuk ke dalam ruangan uji

dilakukan penjenuhan ruangan dengan suspensi minyak esensial tadi dengan alat

diffuser dan pintu ruangan ditutup rapat. Setelah setengah jam subyek penelitian

dapat memasuki ruangan dan melakukan pemijatan.

3.9. Intrumen Penelitian dan Cara pengumpulan data

3.9.1. Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa instrument

terstruktur, pengukuran dan pemeriksaan fisik singkat.

3.9.1.1.Instrument terstruktur

a. Data karakteristik subyek penelitian berupa kuisioner yang berisi data demografi

yang meliputi usia, riwayat perjalanan penyakit, riwayat pengobatan (penggunaan

obat-obatan yang berhubungan dengan susunan saraf pusat), dan status psikiatri

singkat (lampiran 5).

b. Data relaksasi psikologi diambil dengan menggunakan Visual Analog Scale

(VAS) untuk tingkat relaksasi.

Instrumen ini terdiri dari garis yang panjangnya 10 cm (100 mm). Garis paling

kiri menyatakan “Tidak Relaks sama sekali” dengan gambar lambang kepala

orang yang sedang bersedih, Dan garis yang paling kanan menyatakan “Sangat

Relaks (hampir tertidur)” dengan gambar lambang kepala orang yang terlihat

tertidur (lampiran 8).

3.9.1.2.Data Tekanan Darah

Data tekanan darah diambil dengan menggunakan alat pengukur tekanan

darah air raksa secara manual bermerek “Fujito”. Pengukuran dilakukan dengan

meletakkan manset pada lengan atas sebelah kanan 1/3 tengah.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

80

Universitas Indonesia

3.9.1.3.Data Frekuensi Nadi

Data frekuensi nadi diukur secara manual dengan meletakkan 3 jari tengah

bagian tengah pada bagian paling distal os radialis, dan dihitung dengan

menggunakan stop wacth merek omron.

3.9.1.4.Data Frekuensi Nafas

Data Frekuensi nafas diambil dengan melihat pergerakan dada dan dihitung

selama 1 menit dengan menggunakan stop wacth merek omron.

3.9.2. Pengukuran Intensitas Bunyi untuk Respon Kejut (Startle Test)

Suara yang digunakan adalah suara tembakan dan dentuman senjata yang

keras yang berlangsung selama 30 detik dengan menggunakan Earphone. Sebelum

digunakan suara tembakan ini diukur terlebih dahulu intensitas bunyinya dengan

menggunakan desibel meter elektronik. Hasil pengukuran didapatkan bahwa suara

tembakan yang akan digunakan memiliki intensitas 95 – 107 DB.

3.10. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

3.10.1. Tahapan Persiapan

a. Rekruitmen subyek penelitian dan penapisan subyek penelitian dengan

menggunakan kuisioner data demogradi dan status kesehatan calon sukarelawan

dan Uji Hedonik (Uji Kesukaan terhadap minyak aromaterapi Uji dan kontrol).

b. Penjajakan Lokasi Penelitian

c. Perencanaan dan pengadaan bahan penelitian berupa minyak esensial murni dari

minyak kenanga, minyak sereh wangi, minyak nilam dan minyak lavender yang

didapat dari PT. Martina Berto.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

81

Universitas Indonesia

3.10.2. Tahapan Pelaksanaan

a. Subyek yang sudah terpilih di atas akan diwawancarai oleh peneliti, dan

dijelaskan secara lengkap tujuan dan prosedur penelitian baik secara lisan maupun

tertulis dengan disaksikan oleh petugas salon kecantikan dan menanyakan

kesediaannya untuk dilibatkan dalam penelitian ini. Penelitian akan berjalan bila

subyek sudah jelas dan mengerti prosedur penelitian, efek samping serta hak dan

kewajibannya (lampiran 1) dan menandatangani informed consent (lampiran 2).

Sebelum menandatangani informed consent Sukarelawan diberi waktu 2 hari

untuk mempertimbangkan kesediaan mereka untuk ikut dalam penelitian ini.

b. Subyek yang akan mengikuti penelitian akan datang ke tempat penelitian dengan

hanya membawa nomer kode random perlakuan yang sudah dimasukkan ke

dalam amplop berwarna hitam tertutup, dimana amplop yang akan diberikan

hanya dibuka oleh terapis yang akan melakukan terapi di salon kecantikan.

c. Penelitian diawali dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi,

dan frekuensi nafas, kemudian subyek disuruh menunggu selama 5 menit, setelah

itu subyek mengisi Alat ukur Visual Analog Scale (VAS)

d. Setelah pengisian VAS maka dilakukan intervensi yaitu aromaterapi dengan

minyak uji dengan pemijatan, aromaterapi minyak lavender dengan pemijatan

sebagai pembanding dan pemijatan saja dengan minyak pijat tanpa aromaterapi.

e. Ruangan intervensi dipersiapkan (seperti protokol persiapan ruangan) terlebih

dahulu yaitu 3 ruangan; satu ruangan untuk aromaterapi uji dan satu ruangan lagi

untuk aromaterapi pembanding, dan satu ruangan untuk pemijatan saja. Setelah

ruangan siap maka subyek penelitian dipersilahkan memasuki ruangan yang

sudah dipersiapkan.

f. Di dalam ruangan subyek penelitian diminta untuk mengganti pakaiannya untuk

terapi massage, dan subyek dipersilahkan berbaring dengan posisi memunggungi

terapis. Terapis yang akan melakukan adalah terapis wanita.

g. Terapis kemudian melakukan pemijatan tradisional pada bagian punggung dan

kaki selama 20 menit dengan minyak pijat serta mencium bau aromaterapi yang

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

82

Universitas Indonesia

keluar dari diffuser. Untuk kelompok kontrol, subyek penelitian hanya dilakukan

pemijatan selama 20 menit tanpa mencium bau aromaterapi apa-apa.

h. Setelah dilakukan pemijatan subyek penelitian diminta untuk memakai kembali

pakaiannya dan dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan terapi.

i. Setelah itu subyek diminta untuk mengisi VAS kembali.

j. Setelah itu subyek diminta untuk beristirahat selama 5 menit untuk adaptasi

sambil dipasangkan Earphone pada kedua telinganya, setelah 5 menit dilakukan

pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas.

k. Subyek diberikan tes kejut (Startle Test) dengan suara tembakan selama 30 detik.

l. Segera setelah diberikat test kejut subyek langsung diukur tekanan darah,

frekuensi nadi, dan frekuensi nafas.

m. Kemudian subyek diberikan istirahat selama 5 menit untuk adaptasi

n. Setelah 5 menit subyek diminta kembali mengisi VAS dan sambil diukur tekanan

darah, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas.

o. Setelah semua intervensi di atas selesai maka subyek dipersilahkan meninggalkan

tempat penelitian.

p. Perlakuan di atas dilakukan untuk semua subyek penelitian. Setiap subyek

penelitian akan mendapatkan intervensi hanya dalam 1 hari saja.

3.10.3. Tahap Penyusunan Laporan

a. Setelah semua data dikumpulkan dengan lengkap maka dilakukan editing, coding,

dan tabulasi data.

b. Lalu dilakukan analisis data dan penyusunan laporan penelitian

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

83

Universitas Indonesia

Gambar 3.5. Tahapan Penelitian

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

84

Universitas Indonesia

Base

Combination Oil +

Massage

Lavender Oil+

Massage

Massage+

Massage oil(no aroma)

1

2

3

TDNadiRR

Perlakuan

5 menit 20 menit

VAS

Ada

ptas

i

VAS

Ada

ptas

i

5 menit

TDNadiRR

Base T1

Test Kejut(Startle Test)

TDNadiRR

T1 T2

30 menit

Ada

ptas

i

5 menit

VASTD

NadiRR

T3

Analisis Data

Keterangan Gambar : Base : Baseline ; T2 : Post Treatment 2

T1 : Post Treatment 1 ; T3 : Post Treatment 3

Gambar 3.6. Skema Alur Penelitian (Kerangka Operasional)

3.11. Analisis Statistik

Semua data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan

komputer dengan perangkat lunak Microsoft Excel dan SPSS 13 untuk dianalisis

secara univariat dan bivariat.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

85

Universitas Indonesia

3.11.1. Analisis Univariat

Analisis univariat ditujukan untuk data deskriptif dengan melihat perbedaan

mean, standar deviasi, nilai minimal-maksimal dan estimasi dengan derajat kepekaan

95%. Bentuk data yang disajikan yaitu berupa bentuk tabel distribusi proporsi, grafik

batang dan linier.

3.11.2. Analisis Bivariat dan Multivariat

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis bivariat yaitu

perbedaan rerata antara 2 perlakukan pre and post treatment, yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan

paired student t-test. Perbedaan rerata pengukuran antara ketiga kelompok perlakuan

dianalisis dengan anova test satu arah. Sedangkan untuk perbandingan perbedaan

rerata antara 2 kelompok dianalisis dengan menggunakan independent t-test. Data

akan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik batang serta linier.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

86 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Uji Panel Peringkat Kesukaan dan Manfaat Relaksasi Campuran

Minyak Esensial Indonesia

Dilakukan uji peringkat panel kesukaan dan uji manfaat terhadap masing-

masing 30 responden pada setiap panel. Perbandingan campuran yang dibuat dapat

dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Perbandingan Campuran Minyak Esesnsial Indonesia untuk Uji Panel

Jenis minyak Campuran 1 (v/v/v)

Campuran 2 (v/v/v)

Campuran 3 (v/v/v)

Sereh Wangi 1 1 1 Kenanga 1 2 3 Nilam 1 2 3 Keterangan : v/v/v (campuran dalam perbandingan volume ketiga minyak)

Tabel 4.1. menunjukkan formula campuran minyak esensial Indonesia yang

akan dilakukan peringkat kesukaan dan manfaat relaksasi terhadap 30 responden

yang sudah dipilih. Proporsi hasil uji panel peringkat kesukaan dan manfaat relaksasi

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Tabel Distribusi Uji Panel Peringkat Kesukaan dan Manfaat Relaksasi

Campuran 1 Campuran 2 Campuran 3

Tingkat

Kesukaan

(n=30)

Manfaat

Relaksasi

(n=30)

Tingkat

Kesukaan

(n=30)

Manfaat

Relaksasi

(n=30)

Tingkat

Kesukaan

(n=30)

Manfaat

Relaksasi

(n=30)

Peringkat 1 6 (20%) 6 (20%) 9 (30%) 6 (20%) 15 (50%) 18 (60%)

Peringkat 2 7 (23%) 8 (26,7%) 16 (53,3%) 17 (56,7%) 7 (23,3%) 5 (16,7%)

Peringkat 3 17 (56,7%) 16 (53,3%) 5 (16,7%) 7 (23,3%) 8 (26,7%) 7 (23,3%)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

87

Universitas Indonesia

Dari tabel distribusi peringkat panel peringkat uji kesukaan dan manfaat

relaksasi terlihat bahwa campuran 3 yaitu campuran minyak sereh : minyak kenanga :

minyak nilam (v/v/v) dengan perbandingan 1 : 3 : 3 memiliki peringkat no 1 paling

banyak dipilih oleh responden baik untuk peringkat kesukaan maupun manfaat

relaksasi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Untuk perbandingan rerata antara ketiga jenis campuran dan analisisnya dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Rerata Panel Peringkat Kesukaan dan Manfaat Relaksasi 3 Jenis

Campuran dari Minyak Esensial Indonesia

Campuran 1

(n = 30)

Campuran 2

(n = 30)

Campuran 3

(n = 30) Nilai P*

Rerata SB Rerata SB Rerata SB

Panel Kesukaan 1,63 0,81 2,13 0,68 2,3 0,85 0,045

Panel Manfaat

Relaksasi 1,67 0,80 1,97 0,67 2,37 0,85 0,025

*P Friedman test ;ɑ=0,05

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa angka rerata tertinggi didapat dari

campuran 3 minyak esensial Indonesia, pada kedua panel yaitu panel kesukaan (2,3)

dan panel manfaat (2,37) dan terlihat adanya perbedaan bermakna secara statistik (p <

0,05) uji peringkat dari ketiga campuran baik peringkat Panel kesukaan dan Manfaat

Relaksasi. Oleh karena ini minyak uji yang dipilih dalam penelitian ini adalah minyak

campuran 3 yaitu campuran minyak sereh wangi : minyak kenanga : minyak nilam

dengan perbandingan 1 : 3 : 3 (v/v/v).

Pada penelitian ini memang tidak mengukur kadar dari minyak atsiri tersebut

karena memang masih merupakan penelitian yang hanya bertujuan memperlihatkan

adanya efektifitas dari campuran minyak esensial Indonesia terhadap relaksasi. Oleh

karena itu tidak dilakukan pemeriksaan kadar dari minyak esensial Indonesia.

Identitas dan keamanan dari minyak atsiri yang digunakan diambil dari data yang

didapatkan dari Certificate of Analysis (COA) dari masing-masing minyak dan

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

88

Universitas Indonesia

Material Safety Data Sheet (MSDS) dari distributor dimana minyak ini diambil.

Perkiraan perhitungan kandungan utama dalam campuran minyak esensial Indonesia

yang terdiri dari minyak sereh wangi, minyak kenanga dan minyak nilam dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Perkiraan Perhitungan Kandungan Utama dalam Campuran Minyak

Esensial Indonesia

Jenis

Kandungan

Utama

Asal

Minyak

Esensial

Persentase Dalam

Minyak Murni

(Price, 2007)

Persentase

Dalam

Campuran

Persentase

Dalam

Konsentrasi

3%

Jumlah

dalam

Diffuser

(50 mL)

Sitronelol Sereh wangi 15 2.10 0.06 0.03 mL

Linalool Kenanga 30 12.60 0.38 0.19 mL

Geraniol Sereh wangi 17 2.38 0.07 0.04 mL

Sitronelal Sereh wangi 55 7.70 0.23 0.12 mL

Patchoulol Nilam 45 18.90 0.57 0.28 mL

Total 0.66 mL

Dari tabel 4.4. terlihat bahwa kandungan utama campuran minyak dalam

campuran minyak esensial Indonesia adalah sitronelol 0,06%, geraniol 0,07%, dan

sitronelal 0,23% pada minyak sereh wangi, sedangkan pada minyak kenanga kadar

linaloolnya adalah 0,38%, sedangkan pada minyak nilam kandungan patchoulol

0,57%.

4.2. Karakteristik Umum dan Perilaku Terhadap Pengobatan Tradisional

Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari Tgl 2 Nopember 2012 – 16 Nopember 2012. Dari

pengambilan data penelitian, didapatkan 60 wanita muda sehat yang dibagi ke dalam

3 kelompok, yaitu kelompok pertama yang mendapatkan perlakuan inhalasi

campuran minyak esensial Indonesia (dengan jenis minyak dan formula yang sudah

didapatkan pada uji panel) (lihat bab 4.1.) ditambah dengan pijat dan selanjutnya

disebut sebagai kelompok uji, yaitu sebanyak 20 wanita sehat, kelompok kedua yang

mendapat perlakuan inhalasi minyak lavender ditambah dengan pijat, selanjutnya

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

89

Universitas Indonesia

disebut sebagai kelompok pembanding yaitu sebanyak 20 wanita sehat, dan

kelompok ketiga yang hanya mendapatkan perlakuan pijat tanpa minyak esensial,

disebut sebagai kelompok kontrol, yaitu sebanyak 20 wanita sehat. Data karakteristik

umum subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Karakteristik Umum Subyek Penelitian

Subyek Penelitian

Umur (Tahun) Rerata 19,8

Range 18 – 22

Berat Badan (kg) Rerata 48,6

Range 37 – 64

Tinggi Badan (m) Rerata 1,55

Range 1,45 – 1,71

IMT Rerata 20,29

Range 16,26 – 27,77

Kategori IMT Kurus 14 (23,3%)

Normal 42 (70%)

Berat Badan Lebih 4 (6,7%)

Keterangan : IMT = Indeks Massa Tubuh (Kategori WHO)

Pada Tabel 4.5. terlihat bahwa rerata umur subyek memiliki rerata 19 tahun.

Sedangkan range umurnya antara 18 – 22 tahun. Demikian juga pada berat badan

angka rerata dari berat badan yaitu 48,6. Sedangkan untuk rerata berat badan

memikili range antara 37 - 64 kg dengan rerata 48,6 kg. Rerata tinggi badan berada

pada kisaran 1,55 m, dengan range antara 1,45 – 1,71 cm. Sedangkan pada Indeks

Masa Tubuh (IMT) rerata 20,29, dan kategori IMT subyek penelitian paling banyak

pada kisaran berat badan normal (70%) dan tidak ada yang masuk dalam kategori

obesitas (sesuai dengan kriteria inklusi). Dengan data ini maka disimpulkan bahwa

subyek penelitian memiliki proporsi dengan karakteristik umum yang rata-rata

normal.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

90

Universitas Indonesia

Untuk karakteristik perilaku subyek penelitian terhadap perawatan SPA atau

pijat dan mengkomsumsi jamu dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Karakteristik Perilaku Terhadap Perawatan SPA/Pijat dan Perilaku

Konsumsi Jamu/Obat Tradisional Subyek Penelitian.

Proporsi

Pernah mengkomsumsi Jamu Ya 40 (66,7%)

Tidak 20 (33,3%)

Perawatan SPA Ya 51 (85%)

Tidak 9 (15%)

Dari data pada tabel 4.6. terlihat bahwa sebagian besar subyek penelitian

belum pernah mengkomsumsi jamu dalam bentuk apapun, yaitu 66,7%. Sedangkan

untuk perawatan SPA atau pijat profesional sebagian besar subyek penelitian belum

pernah melakukan perawatannya yaitu sebesar 85%.

4.3. Gambaran Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Tingkat Relaksasi

Secara Psikologis (Nilai VAS) Dan Fisik.

Pada Tabel 4.7. dapat dilihat efektifitas aromaterapi pada tiap kelompok

sesuai dengan waktu pengukuran dari tiap kelompok dan hubungan hasil

pengukurannya antara ketiga kelompok.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

91

Universitas Indonesia

Tabel 4.7. Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Tingkat Relaksasi Secara

Psikologis dan Fisik

Variabel Waktu

Pengukuran

Minyak Esensial Indonesia

(n=20)

Minyak Lavender (n=20)

Kontrol (n=20) Nilai P*

Rerata SB Rerata SB Rerata SB

Visual Analogue

Scale (VAS)

VASBase 61,3 14,65 51,4 19,95 61,3 15,37 0,13

VAST1 76,3 12,96 81,8 10,26 80,2 15,44 0,39

VAST3 76,0 14,47 84,1 14,04 79,5 13,47 0,19

Mean Arterial Pressure

(MAP)

MAPBase 83,49 10,28 76,5 5,24 84,50 10,05 0,01

MAPT1 75,75 7,67 76,25 6,07 78,67 7,68 0,39

MAPT2 80,83 5,81 75,9 6,93 83,17 8,20 0,01

MAPT3 80,17 7,45 74,42 6,08 77,33 6,80 0,03

Frekuensi Nadi

NadiBase 73,4 13,44 67 9,53 69,2 9,46 0,18

NadiT1 68,4 7,44 65,6 18,10 70,2 10,58 0,53

NadiT2 75,3 4,51 77 8,37 81,0 8,98 0,05

NadiT3 68,6 5,39 70,15 9,09 68,6 5,39 0,71

Frekuensi Nafas

RRBase 15,9 1,36 15,55 1,39 15,6 1,14 0,52

RRT1 15,6 1,23 15,55 1,23 15.9 0,88 0,63

RRT2 15,9 0,75 16 0,65 15,8 0,64 0,51

RRT3 15,7 1,13 15,55 0,69 15,7 1,13 0,86

*P Anova test satu arah ; ɑ=0,05

Keterangan : Base = pengukuran awal;

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi T2 = pengukuran segera setelah tes kejut T3 = pengukuran 5 menit sesudah tes kejut (setelah adaptasi)

Dari tabel 4.7. di atas terlihat bahwa rerata tingkat relaksasi (nilai VAS) pada

ketiga kelompok setelah perlakuan relaksasi terlihat memiliki peningkatan yang

cukup besar pada ketiga kelompok, tetapi terlihat bahwa selisih rerata yang paling

besar terdapat pada kelompok lavender dan diikuti oleh kelompok campuran minyak

esensial Indonesia, walaupun reratanya tidak memiliki perbedaan secara statistik

(P>0,05). Setelah tes kejut tingkat relaksasi pada ketiga kelompok penelitian terlihat

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

92

Universitas Indonesia

tidak mengalami perubahan yang bermakna. Pada perubahan Mean Arterial Pressure

(MAP) terlihat bahwa terjadi penurunan setelah perlakukan relaksasi pada kelompok

campuran minyak esensial Indonesia dan kontrol, sedangkan pada kelompok lavender

relatif tidak terjadi perubahan. Pada kelompok campuran minyak esensial Indonesia

terlihat memiliki selisih rerata penurunan yang paling besar dibandingkan dengan

kelompok lavender dan kontrol walaupun reratanya tidak memiliki perbedaan secara

statistik, begitu juga pada frekuensi nadi. Setelah tes kejut terlihat bahwa peningkatan

rerata MAP dan frekuensi nadi dari ketiga kelompok tidak memiliki selisih yang

cukup besar, tetapi terlihat bahwa nilai MAP pada ketiga kelompok memiliki

perbedaan bermakna dan kelompok minyak esensial Indonesia memperlihatkan

peningkatan 3 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Pada frekuensi

nafas tidak terlihat adanya perubahan yang bermakna pada ketiga kelompok.

4.4. Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Relaksasi Secara Psikologis

Hasil analisa perubahan tingkat relaksasi secara psikologis dengan VAS

sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi pada ketiga kelompok dapat dilihat pada

tabel 4.8.

Tabel 4.8. Perubahan Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (nilai VAS) Sebelum dan

Sesudah Perlakuan Relaksasi pada Tiap Kelompok

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20) Nilai

P

Minyak

Lavender

(n = 20) Nilai

P

Kontrol

(n = 20) Nilai

P* Rerata SB Rerata SB Rerata SB

Nilai VAS Base 54 14,65 0.00

51,4 19,95 0,00

61,25 15,37 0.00

Nilai VAS T1 76,25 12,96 81,8 10,26 80,2 15,44

*P Paired t-test; ɑ=0,05

Keterangan : VAS = Visual Analog Scale

Base = pengukuran awal;

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

Dari tabel 4.8. terlihat terdapat peningkatan tingkat relaksasi secara psikologis

(nilai VAS) secara bermakna pada saat sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi pada

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

93

Universitas Indonesia

ketiga kelompok. Sedangkan perubahan tingkat relaksasi 5 menit setelah tes kejut

(setelah adaptasi) dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Perubahan Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (nilai VAS) 5 Menit

Sesudah Tes Kejut pada Tiap Kelompok

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20) Nilai

P

Minyak

Lavender

(n = 20) Nilai

P

Kontrol

(n = 20) Nilai

P* Rerata SB Rerata SB Rerata SB

Nilai VAS T1 76,25 12,96 0.92

81,8 10,26 0,37

80,2 0,85 0,84

Nilai VAS T3 76 14,47 84,1 14,04 79,5 0,85

*P Paired t-test; ɑ=0,05

Keterangan : T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit sesudah tes kejut (setelah adaptasi)

Dari tabel 4.9. terlihat bahwa tidak terdapat perubahan tingkat relaksasi (nilai

VAS) secara bermakna pada saat 5 menit setelah tes kejut pada ketiga kelompok.

Perbandingan tingkat relaksasi secara psikologis antara kelompok penelitian dapat

dilihat pada tabl 4.10.

Tabel 4.10. Beda Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (selisih rerata nilai VAS)

Berdasarkan Waktu Pengukuran dan Kelompok Perlakuan

Waktu Pengukuran

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Minyak

Lavender

(n = 20)

Kontrol

(n = 20) Nilai

P* Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

∆ T1 – Base 22,25 14,99 30,4 15,67 18,95 13,43 0,04

∆ T3 – T1 -0,25 11,29 2,3 11,27 -0,7 15,33 0,73

∆ T3 – Base 22 18,09 32,7 21,39 18,25 18,86 0,06

*P Anova Test; ɑ= 0,05 Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

94

Universitas Indonesia

Pada tabel 4.10. di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan tingkat relaksasi

secara psikologis (nilai VAS) yang bermakna pada ketiga kelompok perlakukan,

dimana pada minyak lavender memiliki selisih yang paling besar dan diikuti oleh

campuran minyak esensial Indonesia. Sedangkan pada 5 menit setelah tes kejut

selisih rerata pada masing-masing kelompok tidak terlalu jauh dibandingkan dengan

pengukuran pada kondisi relaks. Sedangkan tabel perbandingan tingkat relaksasi

antara tiap kelompok dapat dilihat pada tabel 4.11. dan tabel 4.12.

Tabel 4.11. Perbandingan Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (selisih rerata nilai

VAS) Antara Kelompok Minyak Esensial Indonesia dengan Kelompok Minyak

Lavender.

Waktu

Pengukuran

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Minyak

Lavender

(n = 20) Nilai P*

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

∆ T1 – Base 22,25 14,99 30,4 15,67 0,10

∆ T3 – T1 -0,25 11,29 2,3 11,27 0,48

∆ T3 – Base 22 18,09 32,7 21,39 0,09

Nilai P* Independent t-Test

Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Dari tabel 4.11. di atas terlihat bahwa tingkat relaksasi minyak esensial

Indonesia secara psikologis sama dibandingkan dengan minyak lavender. Sedangkan

pada 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi) terlihat bahwa tingkat relaksasi antara

campuran minyak esensial Indonesia dengan lavender juga sama.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

95

Universitas Indonesia

Tabel 4.12. Perbandingan Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (selisih rerata nilai

VAS) Antara Kelompok Minyak Esensial Indonesia dengan Kontrol

Waktu Pengukuran

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Kontrol

(n = 20) Nilai P*

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

∆ T1 – Base 22,25 14,99 18,95 13,43 0,47

∆ T3 – T1 -0,25 11,29 -0,7 15,33 0,92

∆ T3 – Base 22 18,09 18,25 18,86 0,53

Nilai P* Independent t Test Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Dari tabel 4.12. di atas terlihat bahwa tingkat relaksasi minyak esensial

Indonesia secara psikologis memiliki kecenderungan yang lebih baik dibandingkan

dengan kontrol, walaupun belum bermakna secara statistik. Sedangkan pada 5 menit

setelah tes kejut (setelah adaptasi) terlihat bahwa tingkat relaksasi secara psikologis

antara campuran minyak esensial Indonesia dengan kontrol sama. Untuk tabel

perbandingan tingkat relaksasi antara minyak lavender dengan kontrol dapat dilihat

pada tabel 4.13.

Tabel 4.13. Perbandingan Tingkat Relaksasi Secara Psikologis (selisih rerata nilai

VAS) Antara Kelompok Minyak Lavender Lavender dengan Kontrol

Waktu Pengukuran

Minyak Lavender

(n = 20)

Kontrol

(n = 20) Nilai P*

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

∆ T1 – Base 30,4 15,67 18,95 13,43 0,02

∆ T3 – T1 2,3 11,27 -0,7 15,33 0,49

∆ T3 – Base 32,7 21,39 18,25 18,86 0,03

Nilai P* Independent t Test Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

96

Universitas Indonesia

Pada tabel 4.13. terlihat bahwa minyak lavender masih lebih baik tingkat

relaksasinya dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan pada 5 menit setelah tes kejut

terlihat bahwa tingkat relaksasi minyak lavender lebih baik dibandingkan dengan

kontrol.

Sedangkan grafik tingkat relaksasi pada tiap waktu pengukuran pada ketiga

kelompok uji dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Grafik Tingkat Relaksasi Secara Psikologis pada Setiap Waktu Pengukuran

Menurut Kelompok (n=20).

Pada gambar 4.1. terlihat bahwa sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi

kelompok lavender memiliki selisih rerata tingkat relaksasi (nilai VAS) yang lebih

baik dibandingkan dengan kelompok minyak esensial Indonesia dan kelompok

kontrol, tetapi kelompok esensial Indonesia memiliki selisih rerata tingkat relaksasi

yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol, tetapi pada 5 menit setelah tes kejut

terlihat bahwa tidak terdapat peningkatan yang cukup bermakna pada ketiga

kelompok perlakuan.

Keterangan Gambar :

1. Kel. Campuran Minyak

Esensial Indonesia

2. Kel. Lavender

3. Kel. Kontrol

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

97

Universitas Indonesia

4.5. Efektifitas Minyak Esensial Terhadap Relaksasi Secara Fisik (Perubahan

MAP, Frekuensi Nadi dan Frekuensi Nafas)

Hasil analisa pengaruh aromaterapi terhadap relaksasi secara fisik pada saat

sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi pada ketiga kelompok dapat dilihat pada

tabel 4.14.

Tabel 4.14. Efektifitas Minyak Esensial terhadap Relaksasi Secara Fisik (MAP,

Frekuensi Nadi, Frekuensi Nafas) Sebelum dan Sesudah Perlakuan Relaksasi pada

Tiap Kelompok

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Nilai

P*

Minyak

Lavender

(n = 20) Nilai

P*

Kontrol

(n = 20) Nilai

P* Rerata SB Rerata SB Rerata SB

MAP Base 83,49 10,26 0,02

76,5 5,23 0,73

84,5 10,04 0.04

MAP T1 75,75 7,67 76,25 6,06 78,67 7,68

Frekuensi Nadi Base 73,4 13,13 0,09

67 9,52 0,77

69,2 9,46 0,68

Frekuensi Nadi T1 68,4 7,44 65 18,09 70,2 10,58

Frekuensi Nafas Base 15,9 1,37 0,29

15,5 1,39 0,89

15,6 1,14 0,31

Frekuensi Nafas T1 15,5 1,23 15,55 1,23 15,85 0,88

*P Paired Sample t-Test; ɑ=0,05

Keterangan : Base = pengukuran awal;

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

Dari tabel 4.14. terlihat terdapat penurunan Mean Arterial Pressure (MAP)

secara bermakna pada saat sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi pada kelompok

campuran minyak esensial Indonesia dan kelompok kontrol. Sedangkan pada

kelompok lavender tidak terlihat penurunan MAP yang bermakna setelah perlakuan

relaksasi. Sedangkan untuk frekuensi nadi dan frekuensi nafas tidak terlihat

penurunan secara bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi pada

ketiga kelompok perlakuan.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

98

Universitas Indonesia

Tabel 4.15. Perubahan Relaksasi Secara Fisik (MAP, Frekuensi Nadi, dan Frekuensi

Nafas) Sesudah Tes Kejut Pada Masing-masing Kelompok

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Nilai

P*

Minyak

lavender

(n = 20) Nilai P

Kontrol

(n = 20) Nilai

P* Rerata SB Rerata SB Rerata SB

MAP T1 75,49 10,26 0,00

76,25 6,07 0,73

78,67 7,68 0.05

MAP T2 80,83 7,67 75,92 6,93 83,17 8,2

Frekuensi

Nadi T1 68,4 13,13

0,00

65,6 18,09

0,01

70,2 10,58

0,00 Frekuensi

Nadi T2 75,3 7,44 77 8,37 81 8,98

Frekuensi

Nafas T1 15,55 1,37

0,43

15,55 1,23

0,07

15,85 0,88

0,65 Frekuensi

Nafas T2 15,85 1,23 16 0,65 15,75 0,64

*P Paired Sample t-Test; ɑ=0,05

Keterangan : MAP = Mean Arterial Pressure

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T2 = pengukuran setelah refleks kejut

Dari tabel 4.15. terlihat bahwa terlihat kenaikan MAP dan frekuensi nadi

secara bermakna pada kelompok campuran minyak esensial Indonesia dan kelompok

kontrol. Sedangkan pada frekuensi nafas tidak terlihat perubahan yang bermakna

pada semua kelompok perlakuan. Pada kelompok lavender hanya terlihat peningkatan

bermakna pada frekuensi nadi saja.

Sedangkan perubahan relaksasi secara fisik 5 menit sesudah tes kejut (sesudah

adaptasi) dapat dilihat pada tabel 4.16.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

99

Universitas Indonesia

Tabel 4.16. Perubahan Relaksasi Secara Fisik (MAP, Frekuensi Nadi, dan Frekuensi

Nafas) 5 menit Setelah Tes Kejut Pada Masing-masing Kelompok

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Nilai

P*

Minyak

lavender

(n = 20) Nilai P

Kontrol

(n = 20) Nilai

P* Rerata SB Rerata SB Rerata SB

MAP T1 75,49 10,28 0,00

76,25 5,23 0,1

78,67 10,05 0.39

MAP T3 80,17 7,45 74,42 6,08 77,33 6,8

Frekuensi

Nadi T1 68,4 13,44

0,92

65,6 9,53

0,24

70,2 9,46

0,81 Frekuensi

Nadi T3 68,6 5,39 70,15 9,09 68,6 5,39

Frekuensi

Nafas T1 15,55 1,36

0,72

15,55 1,39

1,00

15,85 0,88

0,59 Frekuensi

Nafas T3 15,7 1,13 15,55 0,69 15,7 0,64

*P Paired Sample t-Test; ɑ=0,05

Keterangan : MAP = Mean Arterial Pressure

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Pada tabel 4.16. terlihat bahwa pada ketiga kelompok tidak terdapat

perbedaan relaksasi fisik pada 5 menit sesudah tes kejut pada parameter MAP dan

frekuensi nadi. Hanya saja pada campuran minyak esensial Indonesia terlihat adanya

perbedaan bermakna antara pengukuran akhir dan setelah relaksasi. Ini berarti pada

saat akhir semua perlakuan subyek penelitian kembali ke kondisi relaksasi.

Perbandingan beda efektifitas aromaterapi terhadap relaksasi secara fisik

antara ketiga kelompok perlakuan diperlihatkan dengan menganalisis selisih rerata

pada setiap intervensi pada masing-masing kelompok (tabel 4.17).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

100

Universitas Indonesia

Tabel 4.17. Beda Efektifitas Minyak Esensial terhadap Relaksasi secara Fisik

Berdasarkan Waktu Pengukuran dan Kelompok Perlakuan

Variabel Waktu

Pengukuran

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Minyak

Lavender

(n = 20)

Kontrol

(n = 20) Nilai

P* Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

Mean Arterial

Pressure (MAP)

∆ T1 – Base -7,75 13,05 -0,25 3,16 -5,83 8,08 0,03

∆ T3 – T1 4,42 5,36 -1,83 4,77 -1,33 6,79 0,00

∆ T3 – Base -3,33 12,23 -2,08 4,62 -7,17 8,26 0,18

Frekuensi Nadi

∆ T1 – Base -5 12,64 -1,4 20.94 1 10,6 0,47

∆ T3 – T1 0,2 8,65 4,55 16,89 -1,6 10,42 0,29

∆ T3 – Base -4,8 12,62 3,15 11,42 -0,6 10,72 0,11

Frekuensi Nafas

∆ T1 – Base -0,4 1,64 0,05 1,7 0,25 1,07 0,38

∆ T3 – T1 0,15 1,81 0 0,97 -0,15 1,23 0,79

∆ T3 – Base -0,25 1,86 0,05 1,47 0,1 1,8 0,79

*P Anova test; ɑ=0,05

Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Pada tabel 4.17. di atas didapatkan pada ketiga kelompok terdapat perbedaan

selisih rerata relaksasi secara fisik yang bermakna pada parameter MAP. Sedangkan

pada parameter frekuensi nadi dan frekuensi nafas tidak terdapat perbedaan. Pada 5

menit setelah tes kejut terlihat bahwa terdapat perbedaan selisih rerata relaksasi

secara fisik pada parameter MAP saja, dan selisih peningkatan terbesar pada

campuran minyak esensial Indonesia. Pada 5 menit setelah tes kejut terlihat bahwa

selisih rerata frekuensi nadi sama pada ketiga kelompok, sedangkan pada MAP

campuran minyak esensial Indonesia memiliki selisih nilai yang lebih tinggi

dibandingkan dengan minyak lavender dan kontrol. Pada pengukuran akhir terlihat

bahwa tidak terdapat selisih rerata yang bermakna pada seluruh pengukuran.

Sedangkan untuk perbandingan efektifitas relaksasi secara fisik antara ketiga

kelompok dapat dilihat pada tabel 4.18. sampai 4.20.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

101

Universitas Indonesia

Tabel 4.18. Perbandingan Relaksasi Secara Fisik Antara Kelompok Minyak Esensial

Indonesia dengan Kelompok Minyak Lavender

Variabel Waktu

Pengukuran

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Minyak

Lavender

(n = 20) Nilai P*

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

Mean

Arterial

Pressure

(MAP)

∆ T1 – Base -7,75 13,05 -0,25 3,16 0,02

∆ T3 – T1 4,42 5,36 -1,83 4,7 0,00

∆ T3 – Base -3,33 12,23 -2,08 4,62 0,67

Frekuensi

Nadi

∆ T1 – Base -5 12,64 -1,4 20.94 0,51

∆ T3 – T1 0,2 8,6 4,5 16,89 0,31

∆ T3 – Base -4,8 12,62 3,15 11,42 0,04

Frekuensi

Nafas

∆ T1 – Base -0,4 1,64 0,05 1,7 0,39

∆ T3 – T1 0,15 1,81 0 0,97 0,74

∆ T3 – Base -0,25 1,86 0,05 1,47 0,58

P* Independent t-Test; ɑ = 0,05

Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T2 = pengukuran setelah tes kejut

T3 = pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Pada tabel 4.18. di atas terlihat bahwa terdapat penurunan MAP pada minyak

esensial Indonesia lebih baik dibandingkan dengan minyak lavender, dan bermakna

secara statistik, pada frekuensi nadi penurunan paling besar pada campuran minyak

esensial Indonesia. Pada 5 menit setelah tes kejut terlihat bahwa kenaikan MAP lebih

besar pada campuran minyak esensial Indonesia dibandingkan dengan minyak

lavender. Pada frekuensi nadi terlihat bahwa minyak esensial Indonesia kenaikannya

tidak begitu tinggi dibandingkan dengan minyak lavender. Sedangkan pada frekuensi

nafas tidak terdapat perubahan selisih rerata (selisih rerata hampir nol) pada semua

perlakuan.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

102

Universitas Indonesia

Tabel 4.19. Perbandingan Relaksasi Secara Fisik Antara Kelompok Minyak Esensial

Indonesia dengan Kontrol

Variabel Waktu

Pengukuran

Minyak Esensial

Indonesia

(n = 20)

Kontrol

(n = 20) Nilai P*

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

Mean

Arterial

Pressure

(MAP)

∆ T1 – Base -7,75 13,05 -5,83 8,08 0,58

∆ T3 – T1 4,42 5,36 -1,33 6,7 0,74

∆ T3 – Base -3,33 12,23 -7,17 8,26 0,25

Frekuensi

Nadi

∆ T1 – Base -5 12,64 1 10,6 0,11

∆ T3 – T1 0,2 8,6 -1,6 5,8 0,00

∆ T3 – Base -4,8 12,62 -0,6 10,72 0,26

Frekuensi

Nafas

∆ T1 – Base -0,4 1,64 0,25 1,07 0,38

∆ T3 – T1 0,15 1,81 -0,15 1,25 0,54

∆ T3 – Base -0,25 1,86 0,1 1,8 0,79

P* Independent t-Test; ɑ = 0,05 Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit setelah setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Pada tabel 4.19. di atas terlihat bahwa campuran minyak esensial Indonesia

selisih rerata MAP masih lebih baik (selisih penurunan 2 mmHg) dibandingkan

dengan kontrol, walapun masih belum bermakna secara statistik, begitu juga pada

frekuensi nadi. Sedangkan pada 5 menit setelah tes kejut terlihat bahwa campuran

minyak esensial Indonesia memiliki selisih rerata MAP dan frekuensi nadi yang lebih

besar dibandingkan dengan kontrol, tetapi tidak bermakna secara statistik, pada

frekuensi nadi selisih reratanya bermakna secara statistik. Pada frekuensi nafas

selisih reratanya hampir nol.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

103

Universitas Indonesia

Tabel 4.20. Perbandingan Tingkat Relaksasi Secara Fisik Antara Kelompok Minyak

Lavender dengan Kontrol

Variabel Waktu

Pengukuran

Minyak

Lavender

(n = 20)

Kontrol

(n = 20) Nilai P*

Selisih

Rerata SB

Selisih

Rerata SB

Mean

Arterial

Pressure

(MAP)

∆ T1 – Base -0,25 3,16 -5,83 8,08 0,07

∆ T3 – T1 -1,83 4,77 -1,33 6,7 0,79

∆ T3 – Base -2,08 4,62 -7,17 8,26 0,02

Frekuensi

Nadi

∆ T1 – Base -1,4 20.94 1 10,6 0,65

∆ T3 – T1 4,55 16,89 -1,6 5,8 0,17

∆ T3 – Base 3,15 11,42 -0,6 10,72 0,29

Frekuensi

Nafas

∆ T1 – Base 0,05 1,7 0,25 1,07 0,66

∆ T3 – T1 0 0,97 -0,15 1,25 0,67

∆ T3 – Base 0,05 1,47 0,1 1,8 0,92

P* Independent t-Test; ɑ = 0,05 Keterangan : Base = pengukuran awal

T1 = pengukuran setelah perlakuan relaksasi

T3 = pengukuran 5 menit setelah tes kejut (setelah adaptasi)

Dari tabel 4.20. di atas terlihat bahwa penurunan MAP dan frekuesni nadi pada

minyak lavender sama dibandingkan dengan kontrol, walaupun terlihat selisih

penurunan MAP pada kontrol lebih besar. Pada Frekuensi nadi terlihat penurunannya

lebih baik pada minyak lavender dibandingkan dengan kontrol walaupun tidak

bermakna secara statistik. Pada 5 menit setelah tes kejut terlihat penurunan MAP

pada minyak lavender sama dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan pada frekuensi

nadi terlihat bahwa penurunan pada kelompok lavender tidak berbeda bermakna

dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan untuk frekuensi nafas tidak terlihat adanya

perubahan (selisih hampir nol).

Sedangkan grafik perubahan MAP, frekuensi nadi, dan frekuensi nafas dapat

dilihat pada gambar 4.2. sampai 4.4.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

104

Universitas Indonesia

Gambar 4.2. Grafik Perubahan MAP pada Tiap Waktu Pengukuran Menurut

Kelompok (n=20)

Pada gambar 4.2. terlihat bahwa pada kelompok campuran minyak esensial

Indonesia setelah perlakuan relaksasi memiliki selisih rerata penurunan MAP lebih

besar dibandingkan dengan kelompok lavender dan kelompok kontrol. Setelah tes

kejut selisih rerata peningkatan MAP pada kelompok uji terlihat hampir sama dengan

kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok lavender bahkan terjadi penurunan

grafik.

Keterangan Gambar :

1. Kel. Campuran Minyak

Esensial Indonesia

2. Kel. Lavender

3. Kel. Kontrol

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

105

Universitas Indonesia

Gambar 4.3. Grafik Perubahan Frekuensi Nadi pada Tiap Waktu Pengukuran

Menurut Kelompok (n=20)

Pada gambar 4.3. telihat bahwa kelompok campuran minyak esensial

Indonesia setelah perlakuan relaksasi menunjukkan selisih rerata penurunan frekuensi

nadi lebih besar dibandingkan dengan kelompok lavender dan kontrol, bahkan pada

kelompok kontrol terjadi kenaikan frekuensi nadi setelah perlakuan relaksasi.

Sedangkan kelompok lavender terlihat tidak terdapat selisih rerata yang cukup jauh

dibandingkan dengan kelompok campuran minyak esensial Indonesia. Setelah tes

kejut ternyata kelompok uji menunjukkan selisih rerata kenaikan yang lebih sedikit

dibandingkan dengan kelompok lavender dan kontrol.

Keterangan Gambar :

1. Kel. Campuran Minyak

Esensial Indonesia

2. Kel. Lavender

3. Kel. Kontrol

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

106

Universitas Indonesia

Gambar 4.4. Grafik Perubahan Frekuensi Nafas pada Tiap Waktu Pengukuran

Menurut Kelompok (n=20)

Pada gambar 4.4. terlihat bahwa baik pada kelompok campuran minyak

esensial Indonesia, kelompok lavender dan kontrol tidak didapatkan perubahan

frekuensi nafas yang berarti.

Keterangan Gambar :

1. Kel. Campuran Minyak

Esensial Indonesia

2. Kel. Lavender

3. Kel. Kontrol

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

107 Universitas Indonesia

BAB 5

PEMBAHASAN

Pemakaian minyak esensial sebagai aromaterapi untuk relaksasi sudah sangat

luas digunakan di masyarakat. Aromaterapi merupakan intervensi nonfarmakologis

yang bersifat noninstruktif, noninvasif, murah sederhana, dan efektif (Price, 2007).

Penelitian efektifitas aromaterapi untuk meningkatakan rasa relaksasi sudah banyak

dilakukan. Salah satu penelitian yang hampir memiliki metodologi yang sama dengan

penelitian ini dilakukan oleh Kim et al (2010) yang membandingkan efektifitas

campuran aromaterapi minyak lavender, chamomile, dan jeruk manis yang

dibandingkan dengan kontrol (tanpa minyak aromaterapi). Pada penelitian tersebut

Kim mengamati efektifitas aromaterapi dengan menggunakan penilaian relaksasi

psikologis (dengan VAS dan McNair’s tension anxiety scale) dan pengaruhnya ke

sistem saraf otonom dengan penilaian tekanan darah sistolik, diastolik, dan frekuensi

nadi.

Pada penelitian ini walaupun terdapat beberapa kesamaan metode yang

digunakan tetapi terdapat hal-hal yang menjadikan penelitian ini memiliki kekuatan

dan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya, walaupun terdapat keterbatasan

yang memang belum bisa dihindarkan oleh peneliti.

5.1. Kekuatan dan Keterbatasan Penelitian

5.1.1. Kekuatan Penelitian

Penelitian dilakukan pada subyek penelitian yang dipilih sudah memiliki

pendidikan yang cukup baik yaitu mahasiswa akademi keperawatan, karena memang

rata-rata pengunjung fasilitas pengobatan tradisional adalah orang-orang yang cukup

pendidikannya, dan ini mempengaruhi persepsi mereka secara psikologis terhadap

perawatan aromaterapi (Global SPA Summit, 2010). Selain itu juga subyek penelitian

dipilih yang memang menyukai bau minyak aromaterapi yang dipakai dalam

pengujian sehingga dapat mengurangi faktor bias dari variabel bebasnya.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

108

Universitas Indonesia

Selain itu juga tempat penelitian yang digunakan adalah tempat penelitian

yang pemiliknya tidak memiliki kepentingan terhadap produk ataupun jenis layanan

yang ada di tempat tersebut sehingga tempat penelitian bisa dikontrol dengan baik

sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan di dalam metode penelitian.

Pada pemilihan alat ukur untuk penilaian secara psikologis digunakan alat

ukur Visual Analog Scale (VAS) yang sudah digunakan secara luas di berbagai

negara dan sudah cukup terbukti efektif untuk penilaian karakteristik sikap secara

subyektif yang sangat sulit mengukurnya seperti pada penilaian psikologis terhadap

relaksasi pada penelitian ini (Crichton 2001; Williamson et al, 2005). Beberapa

penilaian yang menggunakan VAS adalah penilaian nafsu makan, (Parker, 2004,

Whybrow et al, 2006), penilaian efektifitas minyak kenanga terhadap relaksasi

dengan beberapa parameter psikologis yaitu tingkat perhatian, kewaspadaan,

ketenangan, relaksasi, mood, dan semangat (Hongratanaworakit, 2006). Dengan

beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa VAS sudah cukup valid untuk

pegukuran sikap terhadap aromaterapi secara subyektif.

Pada penelitian ini juga menggunakan metoda yang belum pernah dilakukan

pada penelitian sebelumnya yaitu dengan menambahkan tes kejut (startle test)

sebagai salah satu tes provokasi untuk melihat sejauh mana efektifitas dari minyak

esensial dapat mengurangi efek psikologis, dan efek simpatis yang diakibatkan stress

yang dibuat.

Pada penelitian ini efektifitas minyak esensial terhadap relaksasi secara fisik

dinilai dengan menggunakan parameter tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi

nafas. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini juga dilakukan oleh penelitian

aromaterapi terhadap penurunan ansietas yang dilakukan oleh Kim et al (2010)

dengan menggunakan parameter tekanan darah, dan frekuensi nadi. Penelitian lain

dilakukan oleh Sihotang (2009) yang menguji efektifitas aromaterapi terhadap

penurunan tekanan darah frekuensi nadi dan frekuensi nafas pada persalinan kala 1.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

109

Universitas Indonesia

5.1.2. Keterbatasan Penelitian

Pada penapisan subyek penelitian karena keterbatasan waktu penelitian,

peneliti masih mengunakan kuisioner dan diambil secara bersama-sama pada satu

hari pengambilan data, dan peserta diminta mengisi kuisioner sendiri (self

assessment) yang mungkin menimbulkan faktor keengganan dari responden untuk

mengisi kuisioner penapisan, tetapi hal ini dikurangi dengan mengkonfirmasi ulang

pertanyaan yang memiliki jawaban yang bertentangan terhadap pertanyaan lain yang

saling berhubungan. Selain itu juga pada penelitian ini pada kriteria ekslusi tidak

menyingkirkan responden berdasarkan dengan siklus menstruasinya karena

keterbatasan jumlah responden yang akan direkrut mungkin ini bisa berpengaruh

terhadap tingkat kecemasan subyek penelitian (Presti et al, 2012), sehingga bisa

membuat respon yang tidak terhadap aromaterapi.

Pada penelitian ini juga responden yang akan masuk dalam penelitian belum

dilakukan penapisan yang seragam terhadap resiko stress. Hal ini disebabkan oleh

keterbatasan jumlah subyek yang akan direkrut, karena sebagian calon subyek

penelitian ada yang sudah masuk dalam praktek di rumah sakit sehingga jadwal tidak

bisa disamakan dengan jadwal penelitian, dan sebagian lagi respondennya adalah

laki-laki yang memang tidak bisa masuk dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini juga masih belum memperhatikan adanya faktor-faktor

kovariat yang mungkin bisa mempengaruhi terhadap hasil penelitian antara lain

faktor usia, indeks massa tubuh, faktor perilaku meminum jamu, perilaku terhadap

perawatan SPA, dan faktor kesehatan reproduksi, baik terhadap variabel tergantung

maupun variabel bebasnya. Salah satu variabel yang sudah diteliti adalah persepsi

orang yang datang ke suatu pengobatan tradisional memperlihatkan bahwa ternyata

50% pengunjung yang datang ke apotik tradisional memiliki persepsi yang baik

terhadap pengobatan tradisional (Hidayati et al, 2011), dan ini bisa dijadikan dasar

untuk penelitian lebih lanjut terhadap hubungan dengan variabel di atas dengan

tingkat relaksasi akibat aromaterapi.

Pada penelitian ini alat ukur terhadap perubahan relaksasi secara fisik masih

menggunakan alat ukur sederhana berupa tekanan darah air raksa untuk mengukur

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

110

Universitas Indonesia

tekanan darah, pengukuran frekuensi nadi dan frekuensi nafas secara manual,

dikarenakan keterbatasan biaya, sehingga bias pengukuran masih mungkin terjadi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2010) tekanan darah dan frekuensi

nadi serta aktivitas simpatis dan parasimpatis diukur dengan menggunakan satu alat

dengan berbagai parameter tersebut.

Penelitian ini juga masih merupakan penelitian pendahuluan untuk mengukur

efektifitas campuran minyak esensial Indonesia terhadap relaksasi jadi belum

memperhatikan dosis terapeutik yang memang dapat menyebabkan relaksasi, dan

dosis pemberian yang ada memang dosis yang sudah lazim digunakan pada tempat-

tempat perawatan SPA dan pusat-pusat kebugaran yang sudah luas digunakan yaitu

pada konsentrasi 3% (Bowels, 2003). Penelitian klinis lanjutan mungkin perlu

dilakukan untuk mengetahui konsentrasi minyak atsiri yang tepat untuk menghasilkan

tingkat relaksasi yang berbeda.

5.2. Tingkat Kesukaan Terhadap Campuran Minyak Esensial Indonesia

Pada awal penelitian dilakukan pengujian pendahuluan untuk mendapatkan

perbandingan minyak sereh wangi, kenanga dan nilam yang paling disukai dan paling

memiliki manfaat relaksasi secara subyektif. Hasil pengujian menunjukkan

perbandingan campuran yang diminati yaitu minyak minyak sereh wangi, minyak

kenanga, dan minyak nilam yang dipilih dalam uji peringkat kesukaan dan manfaat

relaksasi adalah dengan perbandingan 1 : 3 : 3 (v/v/v). Dengan perbandingan seperti

di atas maka bau minyak sereh wangi yang sangat tajam akibat kandungan

terpenoidnya yaitu sitronelal (sampai 55%) (Price, 2007) dapat dikurangi. Dari

perhitungan kandungan kimia dari sitronelal dalam campuran minyak esensial

(pengenceran jadi 3%) di atas dengan komposisi di atas didapatkan konsentrasi

sitronelal dalam campuran minyak esensial Indonesia adalah 0,23% (lihat tabel 4.3.).

Dengan konsentrasi ini dapat diperkirakan bahwa campuran dengan sitronelal 0,23%

adalah persentase yang paling baik banyak disukai dalam suatu campuran

aromaterapi. Penelitian lebih lanjut bisa dilakukan untuk melihat berbagai komposisi

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

111

Universitas Indonesia

sitronelal dalam berbagai konsentrasi terhadap tingkat kesukaan suatu campuran

aromatetapi sehingga dapat digunakan untuk kepentingan industri aromaterapi.

5.3. Efektifitas Campuran Minyak Esensial Indonesia dan Minyak Lavender

Terhadap Relaksasi Secara Psikologis

Campuran minyak esensial Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini

adalah minyak sereh wangi, minyak kenanga dan minyak nilam. Pada penilitian ini

efektifitas aromaterapi secara psikologis dinilai dengan menggunakan Visual Analog

Scale (VAS), dengan skala dari 0 – 100 mm.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa baik campuran minyak esensial

Indonesia, minyak lavender dan pijat saja memiliki efektifitas untuk menghasilkan

relaksasi. Tetapi minyak lavender memiliki kecenderungan efektifitas yang lebih baik

dibandingkan dengan campuran minyak esensial Indonesia dan pijat saja secara

psikologis. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hongratanaworakit et al (2006) dengan menggunakan alat ukur VAS yang

menunjukkan bahwa aromaterapi (dengan minyak kenanga) memiliki efek relaksasi

secara psikologis dengan perbedaan nilai 13 mm. Pada penelitian ini juga terlihat

bahwa ketiga kelompok perlakuan belum ada perbedaan yang bermakna terhadap

relaksasi baik campuran minyak esensial Indonesia, minyak lavender dan pijat.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa salah satu dari ketiga kelompok perlakuan tidak

memiliki keunggulan yang bermakna. Hal ini memperlihatkan bahwa mekanisme

apapun yang digunakan untuk relaksasi memiliki efek secara psikologis yang sama

untuk menimbulkan perasaan relaks dan tenang, tetapi terlihat bahwa kecenderungan

tingkat relaksasi semakin baik, dan seseorang akan menjadi relaks apabila

ditambahkan dengan aromaterapi, dan terlihat bahwa efek relaksasi yang paling baik

didapat dari minyak lavender dan diikuti oleh campuran minyak Indonesia (gambar

4.1.). Hasil ini juga membuktikan bahwa pemijatan dapat menyebabkan relaksasi

yang sama dengan minyak esensial karena mekanisme yang terjadi didasari pada

mekanisme yang sama yaitu melalui sistem limbik, dimana efek pemijatan yang

dilakukan akan merangsang motor end plate pada otot kemudian sinyal ini

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

112

Universitas Indonesia

dihantarkan melalui saraf sensoris ke medual spinalis dan otak. Di otak sinyal

kembali dihantarkan ke hipotalamus dan ke amigdala sehingga mempengaruhi pusat

emosi pada sistem limbik (Rosser, 2004).

Sedangkan 5 menit setelah dilakukan provokasi stress dengan tes kejut

(Startle Test) terlihat ternyata bahwa baik campuran minyak esensial Indonesia,

minyak lavender dan pemijatan saja tidak membuat perubahan apapun pada tingkat

relaksasi secara psikologisnya. Hal ini mungkin disebabkan karena relaksasi secara

psikologis yang didapatkan sudah maksimal dan efek stress yang bisa dihasilkan

dengan tes kejut tidak langsung bisa mengubah emosi seseorang secara psikologis.

5.4. Efektifitas Campuran Minyak Esensial Indonesia dan Minyak Lavender

Terhadap Relaksasi Secara Fisik

Pada penelitian ini juga terlihat adanya pengaruh aromaterapi dengan minyak

esensial Indonesia, dan minyak lavender terhadap relaksasi secara fisik yang dinilai

dengan parameter Mean Arterial Pressure (MAP), frekuensi nadi, dan frekuensi

nafas.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa baik campuran minyak esensial

Indonesia, dan pemijatan saja memiliki efektifitas relaksasi fisik pada parameter

MAP, sedangkan pada parameter frekuensi nadi dan frekuensi nafas terlihat bahwa

campuran minyak esensial Indonesia, minyak lavender dan pemijatan tidak memiliki

pengaruh yang cukup, walaupun pada campuran minyak esensial Indonesia memiliki

kecenderungan menimbulkan relaksasi yang pada parameter frekuensi nadi. Pada

kontrol pun terlihat bahwa penurunan frekuensi nadi untuk relaksasi penurunan tidak

terlihat besar, hal ini juga dikarenakan pada frekuensi nadi pada kontrol mungkin

sudah berada pada kondisi relaks. Sedangkan pada frekuensi nafas perlakukan

relaksasi tidak menimbulkan reaksi apa-apa. Hal yang sama didapat dari penelitian

yang dilakukan oleh Antony (2006) memperlihatkan adanya efek relaksasi fisik

dengan aromaterapi terhadap sistem simpatis pada parameter tekanan darah sistolik

dan diastolik yang bermakna, sedangkan pada frekuensi nadi tidak menunjukkan

perubahan yang bermakna, begitu juga dengan frekuensi nafas (Antony, 2006).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

113

Universitas Indonesia

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2010) dan Chang et al

(2010) dengan minyak aromaterapi yang berbeda, memperlihatkan penurunan

tekanan darah dan frekuensi nadi yang bermakna, sedangkan frekuensi nafas tidak

terlihat adanya perubahan. Hal ini membuktikan bahwa efektifitas aromaterapi

dengan inhalasi sangat berpengaruh terhadap sistem simpatis terutama pada

parameter tekanan darah dan frekuensi nadi. Pada minyak Lavender memang seakan-

akan tidak terlihat pengaruh relaksasi fisik terutama pada parameter MAP oleh

intervensi aromaterapi, hal ini bisa disebabkan karena pada kelompok minyak

lavender pada awal pengukuran memang sudah berada pada kondisi relaks dilihat dari

hasil setelah intervensi aromaterapi (Tabel 4.12). Pada pengukuran juga terlihat

bahwa bisa disimpulkan kondisi relaksasi untuk MAP berada pada range 75 – 78

mmHg, sedangkan untuk frekuensi nadi berada pada range 65 – 70 x/menit, karena

pada range tersebut terlihat tidak terjadi efek relaksasi secara fisik, tetapi hal ini

masih memerlukan pembuktian pada penelitian yang lebih lanjut, sehingga dapat

dijadikan kriteria kondisi relaksasi pada parameter fisik.

Selain itu juga pada penelitian ini terlihat segera setelah provokasi tes dengan

tes kejut terlihat adanya peningkatan parameter MAP pada kelompok minyak esensial

Indonesia dan tanpa aromaterapi, dan peningkatan parameter frekuensi nadi pada

semua kelompok, sehingga terlihat bahwa hampir semua parameter mengalami

kenaikan kecuali pada frekuensi nafas (tabel 4.13). Hal ini menunjukkan bahwa efek

relaksasi akan berkurang bila diberikan provokasi stress walaupun telah diberikan

aromaterapi maupun perlakuan relaksasi yang lainnya. Respon ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Lynch et al (2009), yang memperlihatkan tetap terjadi

peningkatan efek simpatis pada parameter frekuensi nadi setelah diberikan tes kejut

walaupun setelah pemberian musik klasik subyek dalam kondisi relaks. Meskipun

terjadi peningkatan efek simpatis terlihat hasil yang cukup baik pada intervensi

dengan campuran minyak esensial Indonesia dimana selisih perubahan MAP dan

frekuensi nadi, masih lebih rendah dibandingkan dengan yang mendapat pemijatan

saja (gambar 4.2 dan 4.3).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

114

Universitas Indonesia

Sedangkan 5 menit setelah dilakukan provokasi stress (setelah adaptasi)

terlihat bahwa hampir semua tehnik relaksasi, secara fisik subyek penelitian kembali

pada kondisi relaksasi terutama pada parameter MAP dan frekuensi nadi. Hal ini

memperlihatkan bahwa semua kondisi pada saat 5 menit setelah tes kejut dapat

kembali lagi kepada kondisi setelah adaptasi. Hanya pada campuran minyak esensial

Indonesia yang tidak kembali pada kondisi relaksasi 5 menit setelah tes kejut,

meskipun begitu tetap tidak kembali kepada kondisi sebelum dilakukan intervensi.

Dari hasil ini membuktikan bahwa intervensi relaksasi secara keseluruhan dapat

menghambat pengaruh stress pada saat setelah adaptasi dari kondisi stress, dan akan

kembali kepada keadaan relaks. Mekanisme penghambatan stresor ini memang belum

bisa sepenuhnya dimengerti tetapi, jalur yang paling mungkin adalah hubungan pada

sistem retikularis yang ada dibatang otak dengan korteks sereberi dan sistem saraf

otonom. Setelah bau-bauan diterima pada sistem bulbus olfaktorius dan diteruskan ke

korteks serebri dan sinyal diteruskan ke hipotalamus pada sistem limbik, hipotalamus

mengirimkan sinyalnya ke sistem retikularis di batang otak, dan dari sini melalui

serabut eferennya formatio retikularis mengirimkan impuls ke pengaturan saraf

otonom di medulla spinalis dan memodulasi pusat pengaturan kardiovaskuler di

medulla oblongata (Guyton, 2007).

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa efektifitas relaksasi secara fisik

campuran minyak esensial Indonesia lebih baik dibandingkan dengan lavender pada

parameter MAP, sedangkan pada parameter frekuensi nadi perbedaan antara

campuran minyak esensial Indonesia dan lavender tidak begitu kuat, namun

campuran minyak esensial Indonesia masih lebih unggul (tabel 4.16). Sedangkan

apabila dibandingkan dengan pemijatan saja, campuran minyak esensial Indonesia

tidak begitu unggul, karena perubahannya tidak berbeda jauh dibandingkan dengan

pemijatan saja, tetapi secara klinis campuran minyak esensial Indoneisia masih lebih

unggul, terutama pada parameter MAP dan frekuensi nadi. Sedangkan antara minyak

lavender dengan pemijatan saja memang masih memiliki efektifitas yang sama

terhadap relaksasi secara fisik teruatama pada parameter MAP dan frekuensi nadi.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

115

Universitas Indonesia

Pada parameter frekuensi nafas pada seluruh perlakuan tidak mengalami pengaruh

apapun.

Secara fisiologi seharusnya terjadi perubahan relaksasi fisik pada frekuensi

nafas akibat pengaruh intervensi aromaterapi maupun pijat melalui mekanisme sistem

limbik yang memodulasi saraf parasimpatis sehingga frekuensi nafas menurun dan

terjadi relaksasi, tetapi pada penelitian ini tidak terlihat pengaruh apa-apa pada baik

setelah relaksasi, setelah tes kejut dan 5 menit setelah tes kejut. Antony et al (2006),

dan Hongratanaworakit et al (2006) yang menggunakan minyak lavender dan minyak

kenanga juga mendapatkan hasil yang sama terhadap parameter frekuensi nafas ini.

Hal ini membuktikan bahwa susunan kimia pada minyak aromaterapi dan juga

pemijatan saja tidak dapat mempengaruhi sistem saraf parasimpatis melalui jalur

sistem limbik, dan frekuensi nafas tidak sensitif untuk menilai aktifitas dari sistem

saraf otonom, sehingga frekuensi nafas tidak direkomendasikan untuk digunakan

sebagai parameter relaksasi secara fisik.

5.5. Campuran Minyak Esensial Indonesia

5.5.1. Kandungan Campuran Minyak Esensial Indonesia yang Memberikan

Efek Relaksasi

Kandungan dari campuran minyak esensial Indonesia merupakan campuran

kandungan utama dari minyak sereh wangi, kenanga, dan nilam. Kandungan dari

minyak sereh wangi adalah golongan monoterpen alkohol yaitu sitronelol dan

geraniol, dan golongan aldehida yaitu sitronelal dan sitral. Sedangkan kandungan

utama minyak kenanga adalah monoterpenol juga yaitu linalool dan geraniol, dan

pada minyak nilam memiliki kandungan patchoulol yang termasuk ke dalam

golongan seskuiterpen alkohol. Sehingga pada campuran minyak esensial Indonesia

terdapat kandungan aldehida, monoterpen alkohol dan seskuiterpen alkohol. Secara

keseluruhan kandungan dari campuran minyak esensial Indonesia yang berpotensi

menghasilkan efek relaksasi adalah sitronelol, linalool, geraniol, sitronelal, citral, dan

patchoulol.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

116

Universitas Indonesia

Efektifitas secara psikologis dan fisik dari campuran minyak esensial

Indoneisia didapat melalui aktivasi sistem limbik dimana sinyal bau akan dihantarkan

ke area olfaktorius bagian lateral pada korteks serebri dan selanjutnya dihantarkan ke

sistem limbik. Melalui hipotalamus sinyal ini akan diolah dan dihantar ke amigdala

dan menghasilkan emosi terhadap aroma yang sudah dihirup, selain itu bila

rangsangan dihantarkan ke sistem saraf pusat otonom di medulla spinalis maka akan

mengaktifkan efek penghambatan sistem simpatis dan penguatan sistem

parasimpatis.(Guyton, 2006).

Berdasarkan struktur kimia dari kandungan campuran minyak esensial

Indonesia yaitu golongan terpen alkohol baik monoterpen dan seskuiterpen diduga

memiliki cara kerja yang sama dengan benzodiazepin (gambar 6.1.) yaitu aktifitas

potensiasi terhadap neurotransmiter GABAA (γ-aminobutyric acid) (Joewana, 2003).

Reseptor GABAA merupakan reseptor yang terletak di possinaptik neuron pada

susunan saraf pusat dan berperanan sebagai receptor site dari beberapa obat yang

bekerja di susunan saraf pusat dengan cara meningkatkan afinitas dari reseptor

GABA dengan membuka kanal Cl- (Joewana, 2003; Johston, 2005). Dari strukturnya

semua senyawa golongan terpen alkohol merupakan golongan monoterpen alkohol

dengan satu gugus –OH yaitu linalool dan geraniol (lihat gambar 2.16) yang memiliki

2 ikatan rangkap, sedangkan sitronelol (lihat gambar 2.20) dan patchoulol (lihat

gambar memiliki 2.22.a.) memiliki 1 ikatan rangkap. Gugus –OH pada terpen alkohol

diduga kuat memberikan peran pada mekanisme kerja farmakologi senyawa-

senyawanya. Gugus –OH dapat meningkatkan frekuensi pembukaan saluran Cl- sel

syaraf, sehingga membantu meningkatkan afinitas GABA pada reseptornya (Aoshima

et al, 2001). Melalui mekanisme ini maka terjadi benzodiazepin like effect yaitu efek

ansiolitik, sedasi, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal dan ini menyebabkan tubuh

relaks secara psikologis dan fisik. Begitupun senyawa yang temasuk ke dalam

golongan aldehida yaitu sitronelal sangat berperanan dalam menurunkan aktifitas

lokomotor pada mencit (Aoshima, 1999). Kombinasi dari senyawa-senyawa di atas

akan meningkatkan afinitas GABAA lebih besar dibandingkan dengan senyawa

tunggalnya (Aoshima, 1999).

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

117

Universitas Indonesia

Modulasi simpatis oleh campuran minyak esensial Indonesia diperoleh dari

kandungan sitronelol. Penelitian yang dilakukan oleh Bastos et al (2009)

memperlihatkan adanya efek hipotensif dengan peningkatan frekuensi nadi dan

penurunan tekanan darah tidak tergantung dari dosis yang digunakan. Lima et al

(2012) memperlihatkan adanya penurunan efek stress pada parameter tekanan darah

dan frekuensi nadi dengan pemberian (-)linalool secara inhalasi pada manusia.

5.5.2. Perkiraan Dosis Kandungan Utama Minyak Esensial Indonesia yang

Memberikan Efek Relaksasi

Pada penelitian ini perkiraan dosis terapeutik minyak esensial Indonesia yang

memberikan efek relaksasi baik secara psikologis dan fisik diolah dari kandungan

utama minyak yang diambil dari kepustakaan dan dibandingkan dengan penelitian

yang sudah ada.

Dari perhitungan perkiraan konsentrasi kandungan kimia minyak esensial

yang digunakan dalam penelitian ini (lihat tabel 4.4.) diperoleh bahwa kandungan

sitronelol 0.03 mL (0.06%), linalool 0.19 mL (0.38%), geraniol 0,04 mL (0,07%),

sitronelal 0,12 mL (0,23%) dan patchoulol 0,28 (0,57%) dalam campuran minyak

esensial Indonesia dengan konsentrasi 3% Pada penelitian yang dilakukan oleh

Aoshima et al (1999) diperlihatkan bahwa konsentrasi kandungan yang memiliki efek

potensiasi pada reseptor GABAA adalah sitronelol 0.09 mL, sitronelol 0.1 mL

(Aoshima et al,1999). Sedangkan linalool dengan konsentrasi 2% sudah cukup untuk

menurunkan aktifitas lokomotor pada mencit (Aoshima et al, 2001), dan peningkatan

dosis tidak berpengaruh terhadap tingkat ansietas pada mencit (Maior,2011). Pada

penelitian ini terlihat bahwa perkiraan dosis kandungan minyak esensial Indonesia

yang dapat digunakan untuk menghasilkan efek relaksasi lebih rendah dari dosis yang

digambarkan pada penelitian lain. Perlu ada penelitian selanjutnya untuk

membuktikan bahwa adanya pengaruh beda konsentrasi minyak esensial Indonesia

yang diberikan terhadap tingkat relaksasi pada tingkat stress yang berbeda.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

118 Universitas Indonesia

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Campuran minyak esensial Indonesia : minyak sereh wangi, minyak

kenanga dan minyak nilam, memiliki efektifitas terhadap relaksasi pada wanita

sehat yang memiiki resiko stress.

a. Campuran minyak esensial Indonesia, dapat memberikan efek relaksasi

secara psikologis, dan efek relaksasi setelah tes kejut.

b. Campuran minyak esensial Indonesia, memberikan efek terhadap relaksasi

secara fisik pada parameter Mean Arterial Pressure (MAP), kecenderungan

relaksasi pada parameter frekuensi nadi, dan tidak memberikan efek terhadap

parameter frekuensi nafas.

c. Peningkatan tingkat relaksasi secara psikologis antara campuran minyak

esensial Indonesia dan lavender sama, begitu juga antara campuran minyak

esensial Indonesia dan tanpa aromaterapi. Tetapi kecenderungan peningkatan

relaksasi secara psikologis campuran minyak esensial Indonesia lebih baik

dibandingkan tanpa aromaterapi;

d. Efektifitas campuran minyak esensial Indonesia terhadap relaksasi secara

fisik berdasarkan selisih rerata pada parameter MAP lebih baik dibandingkan

dengan lavender, tetapi memiliki kecenderungan yang lebih baik

dibandingkan dengan kontrol, sedangkan antara minyak esensial dan tanpa

aromaterapi sama pada pengukuran setelah relaksasi.

6.2. Saran

6.2.1. Untuk pelayanan dan Penggunaan Individu (fungsi aplikatif)

a. Minyak esensial Indonesia perlu dipromosikan untuk pemakaiannya sebagai

pengobatan komplementer di rumah sakit dan pelayanan kedokteran primer,

melalui asosiasi jamu dan kementerian kesehatan.

b. Untuk perempuan dengan resiko stress dapat direkomendasikan untuk

menggunakan campuran minyak esensial Indonesia.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

119

Universitas Indonesia

6.2.2. Untuk Penelitian

a. Pada penelitian lanjutan perlu diperhatikan faktor-faktor kovariat seperti usia,

indeks massa tubuh, perilaku terhadap pengobatan teradisional, dan siklus

menstruasi.

b. Hasil penelitian dapat diajukan untuk mendapatkan paten.

6.2.3. Untuk Publikasi

Campuran minyak esensial Indonesia sebagai komoditi aromaterapi yang berasal

dari tanaman asli Indonesia perlu dipromosikan.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

120 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Aoshima H., Hamamoto, K. (1999). Potentiation of GABAA Receptors Expressed in

Xenopus Oocytes by Perfumes and Food Adictives. Biosci Biotechnol

Biochem, 61(12), 2051-2057.

Aoshima H., Hossain, S.J., Hamamoto, K., Yokoyama, T., Shingai, R. (2001).

Kinetic Analyses of Alcohol-Induced Potentiation of Response of GABAA

Receptors Composed of α1 and β1 Subunits. Journal of Biochem, 130, 730 –

709.American College of Healthcare Science. (2012). Essential Oli of

Patchouli : Pogostemon cablin (Syn. Pogostemon patchouli). Portland, US :

Author.

American College of Healthcare Science. (2012). Essential Oli of Patchouli :

Pogostemon cablin (Syn. Pogostemon patchouli). Portland, US : Author.

American Psychological Association. (2010). Stress in America Findings.

<http://www.stressinamerica.org>.

Antony, J.V. (2006). A Study to Access the Effectiveness of Aromatherapy on

Physiological and Psychological Components of Relaxation in Orthopedic

Clients Admitted to St. John’s Medical College Hospital, Bangalore. Tesis.

Bangalore : St. John’s College of Nursing Bangalore.

Arswendiyumna, R., Burhan., R.Y.P., Zetra, Y. (2006). Minyak Atsiri dari Daun dan

Batang Tanaman Spesies Genus Cymbopogon, Family Gramineae sebagai

Insektisida Alami dan Antibakteri. Skripsi. Surabaya : Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengaetahuan Alam ITS Surabaya.

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. (2006). Strategi Pengembangan

Minyak Atsiri Indonesia. Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, 28 (5), 13 – 14.

Balchin, Maria L. (2006). The Safety Issue in Aromatherapy. Aromatherapy Science

: A Guide for Healthcare Proffesionals , 75 – 92. London : Pharmaceutical

Press.

Bastos, Joana F.A., Morcira, Italo, J.A., Riberiro, Thais, P., Medeiros, Isac, A.,

Antoniolli Angelo, R., De Sousa, Damao, P., & Santos, Marcio R.V. (2009).

Hypotensive and Vasorelaxant Effects of Citronellol, a. Monoterpene

Alcohol, in Rats. Journal of Basic and Clinical Pharmacology and

Toxicology, 106, 331 – 337.

Betharani, B., Juniarti, L., & Agustina, M. (2007). Aromaterapi Minyak Nilam dan

Minyak Kenanga Sebagai Antidepresan Terhadap Aktivitas Motorik Mencit.

Anima, Indonesian Psychological Journal, 22 (2), 163 – 175.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

121

Universitas Indonesia

Bowels, E Joy. (2003). The Chemistry of Aromatherapeutic Oils 3rd

edition.

Adelaide, Australia : Griffin Press.

BPPT (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian). (2006). Nilam : Perbenihan

dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul. Bogor : Tim Penulis.

Burg, Matthew M. (2009). Stress, Behavior, and Heart Disease. Yale University

School of Medicine Heart Book, 95 – 104.

Butje, A., Repede, E., & Shattell, M. (2008). Healing Scents : An Overview of

Clinical Aromatherapy for Emotional Distress. Journal of Psycological

Nursing and Mental Health Services, 46 (10), 46 – 52.

Chang, K.M., Shen, C.W. (2010). Aromatherapy Benefits Autonomic Nervous System

Regulation for Elementary School Faculty in Taiwan. Laporan Penelitian.

Taichung, Taiwan : Departement of Photonics and Communication

Engineering Asia University Taiwan.

Chien, Li-Wei., Cheng, Shu Li., & Liu, Chi Feng. (2012). The Effect of Lavender

Aromatherapy on Autonomic Nevous System in Midlife Women with

Insomnia. Hindawi Publishing Corporation Evidence Based Com

Chu, Catherine J., & Kemper, Kathi J. (2001). Lavender (Lavandula spp). Longwood

Herbal Task Force : <http://www.mcp.edu/herbal/>.

Conn, P. Michael et al. (2003). Neuroscience in Medicine 2nd

edition. Totowa, NJ :

Humana Press Inc.

Conrad, Parm., Adams, Cindy. (2012). The Effecs of Clinical Aromatherapy for

Ansiety and Depression in th High Risk Postpartum Woman – A. Pilot Study.

Journal of Complementary Therapies in Clinical Practice, 18, 164 – 168.

Cook, Neal. (2008). Aromatherapy : Reviewing Evidence for its Mechanisms of

Action and CNS Effects. British Journal of Neuroscience Nursing, 4(12), 595

– 601.

Cooke, Brian., & Ernist, Edzard. (2000). Aromatherapy : A. Systematic Review.

British Journal of General Practice, 50, 493 – 496.

Crichton, N. (2001). Information Point : Visual Analogue Scale (VAS). Journal of

Clinical Nursing, 10, 227 – 236.

Dahlan, M. Sopiyudin. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

122

Universitas Indonesia

Davis, Cathty., Cooke, Marie., Holzhauser, K., Jones., M., & Finucane, J. (2005). The

Effects of Aromatherapy Massage with Music on the Stress and Anxiety

Levels of Emergency Nurses. Australian Emergency Nursing Journal, 8, 43 –

50.

de Sousa, Damio P. (2011). Analgesic-Like Activity of Essential Oils Constituents.

Journal of Molecules, 16, 2233 – 2252.

Despopoulus, A., Silbernagl, S. (2003). Color Atlas of Physiology 5th

edition. New

York : Thieme.

Dobetsberger, Clara M. (2010). Effects of Essential Oils on the Central Nervous

System – an Update. A. Thesis. Vieana, Austria : Pharmacys Faculty,

University of Vienna.

Dunn, C., Sleep, J., Collett, D. (1995). Sensing an Improvement: an Experimental

Study to Evaluate the Use of Aromatherapy, Massage and Periods of Rest in

an Intensive Care Unit. Journal of Advanced Nursing, 21(1), 34-40.

Eder, D.N., Elam, M., Wallin B.G. (2009). Sympathetyc Nerve and Cardivascular

Respons to Auditory Startle and Prepulse Inhibition. International Journal of

Psychophysiology, 71, 149 – 155.

Ekowati, R., Wahjuni, Endang S., & Alifa, Anna. (2009). Efek Tehnik Masase

Efflurage pada Abdomen Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada

Dismenore Primer Mahasiswa PSIK FKUB Malang. Laporan Penelitian.

Malang : Laboratorium Faal FKUB.

European Agency for Safety and Health Work. (2009). OSH in Figures Stress at

Work – Facts and Figures. Luxembourg : Office for Official Publications of

the European Communities.

European Commission Health and Consumers Directorate-General. (2008). Review

Report for Active Substance Plant Oils/Citronella Oil. Reported on the Food

Chain and Animal Health, October, 28.

European Fondation for the Improvement of Living and Working Conditions. (2010).

Work-related Stress. <http://www.employment-studies.co.uk/pdflibrary

/ef_1110.pdf>.

Fatimah, Nur. (2012). Serai Wangi : Tanaman Perkebunan yang Potensial. Makalah

Ilmiah. Surabaya : Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan

(BBP2TP).

Ganong, W.F. (2003). Review of Mecical Physiology 21th

Edition. New York : Lange

Medical Books.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

123

Universitas Indonesia

Ginting, Sentosa. (2004). Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan

Mutu Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi. Laporan Penelitian. Medan : Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Global SPA Summit. (2007). The Global SPA Economy 2007. Arlington, USA : SRI

International.

Global SPA Summit. (2010). SPAS and the Global Wellness Market : Synergies and

Opportunities.. Arlington, USA : SRI International.

Gold, L. (2000). An Expanded View of The Three Reflexes of Stress :“We become

how we live.”. <http://www.somatics.com/pdf/Psychflx-psnl.pdf>.

Green Valley MSDS. (2011). MSDS of Citronella Oil. Courtenay, BC, Canada :

Green valley Aromatherapy Ltd.

Greenberg, Jerrrold S. (2002). Comprehensive Stress Management 7th

edition. New

York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Greenstein, B., Greenstein A. (2000). Color Atlas of Neuroscience : Neuroanatomy

and Neurophysiology. New York : Thieme Stuugart.

Gruenwald, Joerg et al. (2000). PDR for Herbal Medicines”. Montvale : Medical

Economics Company Inc.

Guyton, A.C., Hall, J.E. (2006). Text Book of Medical Physiology 8th

Edition.

Pennsylvania : Elsevier Saunders.

Haze,Shinichiro., Sakai, Keiko., & Gozu, Yoko. (2002). Effects of Fragance

Inhalation on Sympathetic Activity in Normal Adults. Japan Journal of

Pharmacology, 90, 247 – 253.

Hertinjung, W.S. (2000). Penguasaan Diri Sebagi Karakter Unggul Melalui Koping

Aktif (Studi Kasus Pada Anak Korban Kekerasan Seksual). Naskah Penelitian.

Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah.

Hidayati, A., Perwitasari, D.A. (2011). Persepsi Pengunjung Apotek Mengenai

Penggunaan Obat Bahan Alam sebagai Alternatif Pengobatan di Kelurahan

Muju-muju Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Laporan Penelitian,

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Hongratanaworakit, T. (2004). Physiological Effects in Aromatherapy. Journal of

Songaklanakarin J. Sci. Technol, 26 (1), 117 – 125.

Hongratanaworakit, T. (2006). Relaxing Effect of Ylang-ylang Oil on Humans after

Transdermal Absorption. Journal of Phytotherapy Research, 20, 758 – 763.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

124

Universitas Indonesia

Hussain A.I. (2009). Characterization and Biological Activities of Essential Oils of

some Species of Lamiaceae. A Thesis. Faisalabad, Pakistan : Departement of

Chemistry and Biochemistry Faculty of Sciences University of Agriculture.

ITIS (Integrated Taxonomic Information System). (2012).

<http://www.itis.gov/index.html>.

Jacobs, G. D. (2001). The Physiology of Mind-Body Interactions: The Stress

Response and the Relaxation Response. The Journal of Alternative and

Complementary Medicine, 7 (1), 83 – 92.

Jane, Burkhle. (2003). Clinical Aromatherapy 2nd

edition. Philadelphia : Elsevier

Science.

Jones, M.C., Johnston, D.W. (2006). Is the Introduction of a Student Centred,

Problem-based Curriculum Associated with Improvements in Student Nurse

Well-being and Performance?. International Journal of Nursing Studies, 43,

941–952.

Joewana, S. (2003). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat

Psikoaktif : Penyalahgunaan NAPZA/Narkoba edisi ke-2. Jakarta : EGC.

Johston, Graham A.R. (2005). GABAA Receptor Channel Pharmacology. Current

Pharmaceutical Design, 11, 1867 – 1885.

Jumarini, L. (2009). The Essence of Indonesian SPA : SPA Indonesia Gaya Jawa dan

Bali. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Karnadi, J. (1999). Stress Dalam Kehidupan Sehari-hari. Cermin Dunia Kedokteran

123, 20 – 22.

Kim, Mijong., & Kwon, Yun Jung. (2010). Effects of Aroma Inhalation on Blood

Pressure, Pulse, Visual analog Scale, and McNair Scale in Nursing Students

Practicing Intravenous Injection at the First Time. International Journal of

Advanced Science and Technology, 23, 21 – 32.

Klinic Community Health Centre. (2010). Stress and Stress Management. Wanitoba,

Canada : Klinic Community Health Centre.

Koch, M., Schnitzler, H.U. (1997). The Acoustic Startle Response in Rats – Circuits

Mediating Evocation, Inhibition, and Potentiation. Behaviorul Brain

Research, 89, 35 – 49.

Koch, M. (1998). The Neurobiology of Startle. Journal of Progress in Neurobiology,

59, 59 – 107.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

125

Universitas Indonesia

Kristanti, Erva E. (2010). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan

Derajat Kecemasan pada Lansia di Panti Wredha St. Yoseph Kediri. Jurnal

STIKES RS. Bapti Kediri, 3 (2), 94 – 100.

Kumar, R., Nancy. (2011). Stress and Coping Strategies among Nursing Students.

Nursing and Midwifery Journal, 2 (4), 141 – 151.

Kusantati, Herni., Prihatin, Pipin T., & Wiana, Winwin. (2008). Tata Kecantikan

Kulit untuk SMK Jilid 3. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Lima, T.C., Mota, M.M., Filho, J.M.B., Santos, M.R.V., De Sousa, D.P. (2012).

Structural Relationships and Vasorelaxant Activity of Monterpenes. DARU

Journal of Pharmaceutical Sciences, 20 - 23.

Limberger, Josef., Heuberger, E., Mahrohofer, C., Dessovic, H., Kowarik, D., &

Bucbauer, G. (2001). The Influence of Essential Oils on Human Attention. I :

Alertness. Journal of Chem Sense, 26, 239 – 245.

Lynch, H., Patel, P., Konrat, S., Blodgett, D. (2009). The Effect of Music as a Prepuls

Stimulus on the Activation of the Sympathetic Nervous System. Laporan

Penelitian. Madison : University Ave.

Manner, H.I., & Elevitch, Craig R. (2006). Spesies Profile for Pacific Island

Agroforestry: Cananga odorata (ylang-ylang).

<http://www.traditionaltree.org>.

Manglani, N., Deshmukh, V.S., & Kashyap, P. (2011). Evaluation of Anti-depressant

Activity of Pogostemon Cablin (Labiatae). International Journal of

PharmTech Research, 3 (1), 58 – 61.

Martha Tilaar SPA. (2011). Laporan Bulanan Kunjungan Pelanggan SPA Martha

Tilaar tahun 2011. Jakarta : Martha Tilaar SPA.

Material Safety Data Sheet 1365. Ylang-ylang oils Complete. London : Shirley Price

Aromatherapy Ltd.

Maior, Flavia N.S., Carvalho, F.L., Morais, Liana C.S.L., Netto, S.M., Sousa, D.P.,

Almeida, R.N. (2011). Anxiolytic-like Effects of Inhaled Linalool Oxide in

Experimental Mouse Anxiety Models. Pharmachology, Biochemistry and

Behavior Journal, 100, 259 – 263.

Natural Sourcing MSDS. (2010). Citonella Essential Oil. London : Natural Sourcing

Ltd.

McGuinness, Helen. (2007). Aromatherapy, Therapy Basics 2nd

edition. London :

Hodder Arnold.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

126

Universitas Indonesia

Molina, P.E. (2010). Endocrine Physiology 3rd

edition. NewYork : MacGraw-Hill

Companies, Inc.

Morgane, Peter J., Galler, Janina R., & Mokler, David J. (2005). A Review of System

and Network of the Limbic Forebrain/Limbic Midbrain. Journal of Progress

in Neurobiology, 75, 143 – 160.

Moss, Mark., Hewitt, S., & Moss, Lucy. (2006). Modulation of Cognitive

Performance and Mood by Aromas of Peppermint and Ylang-ylang.

International Journal Neuroscience, 118, 59 – 77.

Neurofeedback. (2012). Limbic System. <http://neurofeedback.wikispaces.com

/12+Anatomy+and+Physiology>.

Orwa C, Mutua A, Kindt R, Jamnadass R, Anthony S. (2009). Agroforestree

Database: A Tree Reference and Selection Guide Version 4.0. Kenya : World

Agroforestry Centre.

Parker, B.A., Sturm, K., MacIntosh, C.G., Feinle, C., Horowitz, M. Chapman, I.M.

(2004). Relation Between Food Intake and Visual Analogue Scale Ratings of

Appetite and Other Sensations in Healthy Older and Young Subjects.

European Journal of Clinical Nutrition, 58, 212 – 218.

Patestas, Maria A., Gartner, Leslie P. (2006). A Textbook of Neuroanatomy. Oxford :

Blackwell Publishing.

Pengelly, A. (2003). Chemistry of Essential Oils. <http://survival-

training.info/Library/Chemistry/Chemistry%20%20Chemistry%20of%20Esse

ntial%20oils%20-%20Andrew%20Pengelly.pdf>.

Presti, H.O., Puspitosari, W.A. (2012). Hubungan Pre Menstrual Syndrome dengan

Tingkat Kecemasan pada Remaja. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Price, Shirley. (2007). Aromatherapy for Health Proffesionals. Philadelphia : Elsevier

Science.

Ramirez, I. Sanchez, M.B., Fernandez, M.C., Lipp, O.T., Vila, J. (2005).

Differentiation Between Protective Reflexes : Cardiac Defense and Startle.

Journal of Psychophysiology, 42, 732 – 739.

Republik Indonesia. (2006). Keputusan Menteri Pertanian No. 511 Tahun 2006

tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan,

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Holtikultura.

Jakarta : MenPen RI.

Rho, Kook-Hee., Han, Sun-Hee., Kim, Keum-Soon., & Lee, Myeong S. (2006).

Effects of Aromatherapy Massage on Anxiety and Self-Esteem in Korean

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

127

Universitas Indonesia

Elderly Women : A. Pilot Study. Intern, Journal of Neuroscience, 116, 1447 –

1455.

Rice, Virginia H. (2000). Hanbook of Stress, Coping, and Health : Implication for

Nursing Research, Theory, and Practice 2nd

edition. Detroit : Sage

Publications, Inc.

Rich, Penny. (1994). Practical Aromatherapy. London : Parragon Book Service Ltd.

Rosser, Mo. (2004). Body Massage, Therapy Basics 2nd

edition. India, Chennai :

Charon Tec Pvt. Ltd.

Safaria, Trianto. (2011). Peran Religius Coping Sebagai Moderator dari Job

Insecurity Terhadap Stress Kerja Pada Staf Akademik. Jurnal Humanitas, 7

(2), 155 – 170.

Sharon. (2012). Essential Oil Blends How to Make Your Own. Serene Aromatherapy.

<http://www.serenearomatherapy.com/essential-oil-blend.html>.

Shukor, M.Z. (2008). Extraction of Essential Oils from Patchouli Leaves Using

Ultrasonic-Assted Solvent Extraction Method. Tesis. Pahang : Faculty of

Chemical & Natural Resources Engineering Universiti Malaysia Pahang.

Sihotang, Dame R. (2009). Pengaruh Armaterapi Lavender Terhadap Perubahan

TD, HR, RR Ibu Kala I Persalinan. Skripsi tidak dipublikasi. Medan :

Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

Snow, A.L., Hovanec, L., & Brandt, J. (2004). A Controlled Trial of Aromatherapy

for Agitation in Nursing Home Patients with Dementia. The Journal of

Alternative and Complementary Medicine, 10, 431-437.

Ssegawa, P. (2007). Effects of Herbicide on the Invasive grass, Cymbopogon nardus

(Franch.) Stapf (Tussocky Guienea grass) and Responses of Native Plants in

Kikatsi Subcounty, Kiruhuura District, Werstern Uganda. Laporan Penelitian.

Kampala : Faculty of Botany Herbarium Makerere University.

Sugijanto. (1999). Studi tentang Stres pada Guru SLTP Negeri di Wilayah Jakarta

PusatTahun 1998. Tesis. Tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Susilawati, Y., W, Moelyono M., & Ulina Marina N. (2007). Analisis Minyak Atsiri

Bunga Kenanga (Cananga odorata Hook. F & TH.). Journal of Farmaka, 5 (1),

56 – 60.

Wang, Amy T., Sundt, Thoralf M., Cutchall, Susanne M., & Bauer, Brent A. (2010).

Massage Therapy After Cardiac Surgery. Seminars in Thoracic and

Cardiovascular Surgery, 22 (3), 225 – 229.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

128

Universitas Indonesia

Whybrow, S., Stephen, J.R., Stubbs, R.J. (2006). The Evaluation of an Electronic

Visual Analogue Scale System for Appetite an Mood. European Journal of

Clinical Nutrition, 60, 558 – 560.

Widjaja, Bernard T. (2011). Spa Management. Disampaikan pada Kuliah Hidroterapi,

Aromaterapi dan Kecantikan Holistik, Fakultas Farmasi, Universitas

Indonesia.

Williamson, A., Hogart, B. (2005). Pain : A Review of Three Commonly Used Pain

Rating Scale. Journal of Clinical Nursing, 14, 798 – 804.

World Health Organization. (2007). WHO Monographs on Selected Medicinal Plants

Vol. 3. Ottawa : WHO.

Wyss, J. Michael., van Groen, Thomas., & Canning, Kevin J. (2003). The Lymbic

System. Neuroscience in Medicine 2nd

edition, 369 – 387. Totowa, NJ :

Humana Press.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

129

Lampiran 1

Rincian Informasi

Penjelasan Mengenai Penelitian Efek Aromaterapi Terhadap Relaksasi

Selamat pagi/siang/sore kepada saudari yang telah bersedia untuk datang ke tempat ini untuk

menerima informasi mengenai penelitan yang akan saya lakukan yaitu penelitan yang bertujuan

untuk membandingkan efektifitas pemberian aromaterapi dari campuran minyak esensial Indonesia

yaitu minyak sereh wangi, minyak kenanga dan minyak terhadap relaksasi dengan pembandingnya

adalah minyak lavender. Pada penelitian ini akan diikutertakan sekitar enam pulu dua wanita sehat

berusia 18 – 25 tahun yang memiliki resiko stress.

Penelitian ini akan menilai minyak campuran minyak esensial tersebut untuk relaksasi dan

kita merekrut wanita sehat yang memiliki resiko resiko stress sehingga membutuhkan relaksasi.

Anda termasuk ke dalam kategori yang wanita sehat yang memiliki resiko stress oleh karena itu

anda diminta untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Bila anda bersedia ikut pada waktu pelaksanaan penelitian anda akan dilakukan pemeriksaan

fisik sederhana berupa pengukuran tekanan darah, frekuensi nafas, frekuensi nadi, pemeriksaan

bunyi jantung dan nafas dengan steteskop dan diminta untuk mengisi kuisioner tingkat relaksasi

sebanyak 3x yaitu sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan, dan sesudah refleks kejut. Anda akan

mendapatkan 3 jenis perlakuan dengan 2 jenis campuran minyak aromaterapi, dan dua tahap

perlakukan.

Pada tahap pertama adalah Perlakuan I yaitu pemberian aromaterapi campuran minyak sereh

wangi, minyak kenanga, dan minyak nilam yang diberikan dengan alat yang disebut diffuser, dan

disertai dengan pemijatan pada bagian punggung selama lebih kurang 20 menit. Perlakukan II yaitu

pemberian aromaterapi lavender dengan cara yang sama dan disertai dengan pemijatan selama 20

menit. Perlakuan III yaitu pemijatan saja selama 20 menit. Pada tahap pertama ini semua perlakuan

dilakukan pada ruangan tertutup dan tenaga pemijat adalah terapis wanita. Pemijatan hanya

diberikan pada bagian punggung sampai kaki dengan menggunakan minyak pijat dasar dan selama

perlakuan anda harus menggunakan baju khusus biasa digunakan untuk terapi di salon dan SPA.

Pada tahap kedua anda akan ditempatkan disuatu ruangan khusus untuk untuk

mendengarkan suara dari Tape Recorder dengan menggunakan Earphone, dan setelah itu anda akan

diukur kembali tekanan darah, frekuensi nadi, dan nafas, serta mingisi kembali kuisioner tingkat

relaksasi. Perlakuan dilakukan pada anda hanya dilakukan dalam 1x kunjungan dalam satu hari

kunjungan.

Bahan minyak esensial yang akan digunakan sebagai aromaterapi ini merupakan bahan

minyak yang memang sudah digunakan secara luas di dunia industri kecantikan dan SPA dan secara

empiris masing-masing minyak esensial tersebut sudah memiliki khasiat untuk relaksasi. Penelitian

klinis untuk ketiga jenis minyak esensial ini dan minyak lavender sudah cukup banyak, namun

belum ada penelitian klinis yang melibatkan campuran ketiga minyak esensial di atas. Penggunaan

minyak esensial ini jarang menimbulkan efek samping, tetapi reaksi yang mungkin bisa ditimbulkan

yaitu reaksi alergi sehingga menimbulkan sesak nafas itupun bila menggunakan minyak esensial

murni (tingkat kemurnian > 97%) sedangkan pada aromaterapi kita mengencerkan minyak sampai

dengan konsentrasi 3%. Oleh karena itu pada penelitian ini kita akan menyingkirkan setiap anda

yang memiliki riwayat gangguan pernafasan sebelumnya. Selain itu semua bahan minyak esensial

dalam penelitian ini sudah memiliki data analisis bahan dan data keamanannya dari perusahaan

yang memproduksi minyak esensial ini.

Manfaat langsung yang dapat anda dapat dari penelitian ini adalah mendapatkan perlakuan

relaksasi dengan aromaterapi dan pemijatan yang dialukan oleh tenaga profesional. Selain itu bila

anda dapat menyelesaikan semua prosedur penelitian dengan baik maka anda akan mendapatkan

souvenir menarik pada setiap kunjungan. Sedangkan manfaat bagi ilmu pengetahuan adalah dapat

memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mendapatkam bukti yang dapat dipertanggungjawabkan di

masyarakat bahwa campuran minyak pada penelitan ini mungkin bisa menimbulkan efek relaksasi.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

130

Aromaterapi dan pemijatan ini mungkin bisa bermanfaat untuk menimbilkan relaksasi bagi

tubuh anda, tapi mungkin juga tidak. Anda akan mendapatkan pemberian aromaterapi dan

pemijatan secara cuma-cuma.

Bila anda mengalami efek samping ataupun efek yang tidak diinginkan dari kedua perlakuan

tersebut di atas maka kami akan memberikan pengobatan Cuma-Cuma sampai pulih kembali.

Anda tidak dapat dan tidak akan dipaksa untuk ikut serta dalam penelitian ini bila anda tidak

menghendaki. Anda hanya boleh ikut mengambil bagian atas kehendak sendiri. Anda berhak untuk

sewaktu-waktu menolak melanjutkan partisipasi anda tanpa perlu memberikan suatu alasan Bila

anda memutuskan untuk berhenti berpartisipasi, tak seorangpun boleh memaksa anda untuk berubah

pikiran. Segera setelah anda berhenti berpastisipasi, tak seorangpun boleh melakukan diskriminasi

apapun terhadap anda Peneliti dapat memutuskan bahwa anda tidak boleh lagi ikut serta dalam

penelitian ini, terlepas dari keinginan anda untuk tetap berpartisipasi atau tidak. Keputusan ini

diambil dengan selalu memperhatikan hal yang terbaik bagi anda, yaitu untuk melindungi anda

terhadap kemungkinan efek buruk dari perlakuan uji.

Semua data dan catatan mengenai hasil pemeriksaan anda akan dirahasiakan. Kalaupun

dikaji kembali oleh badan-badan kesehatan pemerintah, anda akan dikenal dengan nomor saja, dan

tidak akan diketahui siapa yang turut mengambil bagian dalam penelitian ini.

Selama anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat mempengaruhi

pertimbangan anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian ini akan segera disampaikan

kepada anda.

Protokol ini uji klinik ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan FKUI.

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan

penelitian ini.

Bila sewaktu-waktu terjadi efek samping atau membutuhkan penjelasan, anda dapat

menghubungi dokter Richard S. di IGD RSUD kota Bekasi No telp rumah sakit 8841005 dan no

telp IGD 88953275.

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

131

Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN

Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya telah

dijawab oleh dokter. Saya mengerti bahwa bila masih memerlukan penjelasan, saya akan mendapat

jawaban dari dr. Richard S.

Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut dalam penelitian ini.

Tandatangan subyek : Tanggal

(Nama Jelas …………………..)

Tandatangan saksi :

(Nama Jelas……………………)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

132

Lampiran 3

FORMULIR PENELITIAN

DATA KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN

(Penapisan awal)

1. Kode Responden : diisi oleh Peneliti

2. Nama Responden :

3. Inisial Responden :

4. Nomor Pokok Mahasiswa :

5. Usia :

6. Semester :

7. Agama :

8. Suku Bangsa :

9. Status Perkawinan :

10. No. Telp/HP : (Boleh tidak diisi)

11. Tinggi Badan :

12. Berat Badan :

13. IMT : diisi peneliti

14. Riwayat Penyakit :

14.1. Apakah anda pernah mengalami atau dinyatakan oleh dokter memiliki salah penyakit

di bawah ini ? (lingkari yang sesuai, boleh lebih dari 1 penyakit)

a. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

b. Diabetes Melitus (Gula pernah di atas 200 g/dl)

c. Penyakit Jantung (gagal jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit pembuluh

darah jantung)

d. Penyakit kegagalan ginjal (atau pernah mengalami cuci darah)

e. Penyakit kejang-kejang (epilepsi)

f. Penyakit Asma

g. Penyakit Sumbatan Paru menahun

h. Penyakit Tuberculosis paru

i. Demam dengan sesak nafas (Pneumonia)

15. Riwayat komsumsi jamu dan obat tradisional lainnya :

15.1. Apakah anda pernah mengkomsumsi jamu atau obat tradisional lainnya?

a. Ya

b. Tidak

Kalau Ya terus ke pertanyaan 11.2.

15.2. Sebutkan jenis jamu atau obat tradisional yang anda komsumsi.

15.3. Kapan terakhir anda mengkomsumsi jamu atau obat tradisional tersebut?

a. 1 minggu terakhir

b. > 1 minggu terakhir

16. Kesehatan Reproduksi dan Organ Reproduksi

16.1. Apakah anda sekarang hamil?

a. Ya

b. Tidak

16.2. Apakah anda sekarang sedang menyusui?

a. Ya

b. Tidak

17. Riwayat perawatan SPA dan pijat :

17.1. Apakah anda pernah melakukan perawatan SPA, pijat dan/atau aromaterapi?

a. Ya

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

133

b. Tidak

Jika Ya terus ke pertanyaan 17.2.

17.2. Kapan terakhir anda melakkan perawatan di atas?

a. 1 minggu terakhir

b. > 1 minggu terakhir

18. Riwayat penggunaan Obat-obat penenang :

18.1. Apakah anda mengkomsumsi obat penenang, seperti diazepam, Xanax, Sibelium

atau yang lain (sebutkan)?

a. Pernah (sesekali saja karena anjuran dokter)

b. Rutin karena dipakai untuk pengobatan

Kalau jawabannya pernah terus ke pertanyaan 18.2., kalau jawabannya rutin, terus ke

pertanyaan 18.3.

18.2. Kapan terakhir anda menggunakan ?

a. 1 minggu terakhir

b. > 1 minggu terakhir

18.3. Jenis pengobatan apa yang anda gunakan (sebutkan obatnya)?

19. Apakah anda pernah mengikuti penelitian mengenai pijat dan aromaterapi sebelumnya?

a. Ya

b. Tidak

20. Status Psikiatri Singkat :

Dalam 30 terakhir ini apakah pernah mengalami periode tertentu sebegai berikut :

Berikan tanda (√) jawaban yang sesuai dengan keadaan anda :

Ya Tidak

1 Hidup ini mengecewakan, hal-hal yang kualami membuatku menderita

2 Aku tidak dapat menyelesaikan tugaku dengan baik

3 Aku yakin sedang diikuti

4 Kadang-kadang saya mendengar suara orang memanggil atau suara orang berbicara

padahal setelah diperhatikan tidak ada orang yang memanggil atau berbicara

5 Kadang-kadang saya merasa ada yang merayap di kulit saya tetapi setelah diperiksa

ternyata tidak ada apa-apa

6 Aku yakin ada komplotan jahat memusuhiku

7 Aku merasa bahwa hidup ini tidak adil

8 Ada orang yang berusaha meracuni aku

9 Ada orang yang bermaksud mencuri buah pikirannku

10 Kadang-kadang saya melihat bayangan manusia atau bayangan lainnya dan

kemudian bayangan tersebut hilang begitu saja

11 Dosaku sangat besar, tidak bisa diampuni

12 Aku yakin suamiku/isteriku selingkuh

13 Aku dilahirkan untuk menyelamatkan dunia

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

134

14 Aku dapat membaca isi pikiran orang

15 Pikiran saya dapat dibaca orang

16 Tindakan saya dikendalikan kekuatan luar

17 Saya merasa diri saya seperti bukan diri saya

18 Saya tidak bisa menjalankan tugas saya sebagai kepala rumah tangga/ibu rumah

tangga

19 Akhir-akhir ini saya sulit menjalin komunikasi dengan orang lain

20 Saya yakin bahwa saya dibicarakan orang lain

PEMERIKSAAN FISIK SINGKAT

1. Keadaan Umum :

2. Tekanan darah :

3. Fekwensi Nadi :

4. Frekwensi Nafas :

5. Auskultasi :

Jantung

Murmur : Gallop :

Pernafasan :

Wheezing : Ronkhi :

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

135

Lampiran 4

FORMULIR PENELITIAN

Lembar Penilaian Uji Kesukaan

Nama Panelis : ____________________

Tanda tangan : ____________________

Campuran I Campuran II Campuran III

Lembar Penilaian Uji Manfaat Relaksasi

Nama Panelis : ____________________

Tanda tangan : ____________________

Campuran I Campuran II Campuran III

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 153: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

136

Lampiran 5

FORMULIR PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA SUBYEK PENELITIAN

Nama Subyek : ________________________________________

Tanggal pengambilan Data : _____________

Kode Subyek

I. Data subyektif

1. Suku Bangsa : ______________ (harus diisi)

2. No Telp : _____________

3. Apakah anda aktif berolahraga ?

a. Ya

b. Tidak

4. Berkaitan dengan siklus menstruasi

a. Apakah Siklus mentruasi anda teratur tiap bulan ?

Ya

Tidak

b. Mentruasi bulan sekarang tanggal berapa? …………………

c. Berapa lama (hari) siklus mentruasi anda?

< 28 hari

28 hari

> 28 hari

d. Menstruasi yang akan datang kira-kira tanggal berapa? ……….

e. Apakah anda mengalami nyeri menstruasi/dismenore?

Ya

Tidak

f. Apakah anda sekarang mengalami dismenore?

Ya

Tidak

g. Instensistas nyeri mentruasi yang dirasakan

Ringan

Sedang

Berat

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 154: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

137

II. Data Obyektif

Tinggi Badan : _____________cm

Berat Badan : _____________kg

IMT : ____________

B1 VAS :

B0 TD :

Nadi :

RR :

T1 VAS :

TD :

Nadi :

RR :

T2 TD :

Nadi :

RR :

T3 VAS :

TD :

Nadi :

RR :

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 155: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

138

Lampiran 6

LEMBAR PENILAIAN TINGKAT RELAKSASI

Nama Subyek : ______________________________ Tanggal :

Kode Subyek Panjang

(dalam mm)

VISUAL ANALOG SCALE

0 100Sangat Relaks

(Hampir Tertidur)

Tidak Relaks

Sama Sekali

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 156: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

139

Lampiran 7

Surat Persetujuan Protokol Peneletian dari Kaji Etik (Ethical Approval)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 157: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

140

Lampiran 8

Certificate of Analysis (COA) Minyak Sereh Wangi

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 158: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

141

Lampiran 9

Certificate of Analysis (COA) Minyak Kenanga

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 159: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

142

Lampiran 10

Certificate of Analysis (COA) Minyak Nilam

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 160: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

143

Lampiran 11

Certificate of Analysis (COA) Minyak Lavender

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 161: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

144

Lampiran 12

Material Safety Data Sheet (MSDS) Minyak Sereh Wangi

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 162: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

145

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 163: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

146

Lampiran 13

Material Safety Data Sheet (MSDS) Minyak Kenanga

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 164: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

147

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 165: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

148

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 166: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

149

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 167: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

150

Lampiran 14

Material Safety Data Sheet (MSDS) Minyak Nilam

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 168: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

151

Page: 1 / 9

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 169: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

152

Lampiran 15

Material Safety Data Sheet (MSDS) Minyak Lavender

MATERIAL SAFETY DATA SHEET

According to Regulation ST/SG/AC.10/30/Rev.4 UN GHS

18123900

01 Identification of the substance/mixture and of the company/undertaking

1. Product identifier • Trade name:

LAVANDE MB 40/42 • CAS Number:

8000-28-0 • EINECS Number:

289-995-2

2. Relevant identified uses of the substance or mixture and uses advised against

• Application of the substance / the preparation Aromatic ingredient(s).

Industrial use only.

3. Details of the supplier of the safety data sheet

• Manufacturer/Supplier:

CHARABOT 10 av. Yves Emmanuel BAUDOIN BP22070 06131 GRASSE CEDEX FRANCE Tel: +33 (0)4 93 09 33 33

4. Further information obtainable from: Call center Charabot

• Emergency telephone number: 33(0)4 93 09 33 33 (during normal opening times 8h-18h)

3 Hazards identification

1. Classification of the substance or mixture • Classification according to Regulation (EC) No 1272/2008

Asp. Tox. 1 - H304 May be fatal if swallowed and enters airways. Skin Irrit. 2 - H315 Causes skin irritation. Skin Sens. 1 - H317 May cause an allergic skin reaction. H227 Combustible liquid. H333 May be harmful if inhaled. H402 Harmful to aquatic life. Aquatic Chronic 3 - H412 Harmful to aquatic life with long lasting effects.

• Classification according to Directive 67/548/EEC or Directive 1999/45/EC Xn Harmful

R 38 Irritating to skin. R 43 May cause sensitisation by skin contact. R 52/53 Harmful to aquatic organisms, may cause long-term adverse effects in the aquatic environment. R 65

Harmful: may cause lung damage if swallowed.

• Additional information: Full text of R and H statements: see section 16

2. Label elements

• Labelling according to Regulation (EC) No 1272/2008

• Hazard pictograms

GHS08 GHS07

• Signal word

Danger

• Hazard-determining components of labelling: OTHER HYDROCARBONS/ beta-Pinene/ 1-Octen-3-yl acetate (Amyl vinyl carbinyl acetate)

(continued on page 2) USA

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 170: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

153

Page: 2 / 9 MATERIAL SAFETY DATA SHEET

According to Regulation ST/SG/AC.10/30/Rev.4 UN GHS 18123900

PRODUCT : LAVANDE MB 40/42

(continued of page 1) • Hazard statements

H304 May be fatal if swallowed and enters airways. H315 Causes skin irritation. H317 May cause an allergic skin reaction. H227 Combustible liquid. H333 May be harmful if inhaled. H412 Harmful to aquatic life with long lasting effects.

• Precautionary statements P210 Keep away from heat/sparks/open flames/hot surfaces. — No smoking. P261 Avoid breathing dust/fume/gas/mist/vapours/spray. P264 Wash thoroughly after handling. P301+P310 IF SWALLOWED: Immediately call a POISON CENTER or doctor/ physician. P403+P235 Store in a well-ventilated place. Keep cool. P501 Dispose of contents/container in accordance with local/regional/ national/international regulations.

3. Other hazards • Results of PBT and vPvB assessment • PBT:

Not applicable. • vPvB:

Not applicable.

4 Composition/information on ingredients

• Chemical characterization Composition: The essential oil obtained from the flowers of the Lavandula angustifolia, Labiatae

• CAS Number: 8000-28-0 • EINECS Number: 289-995-2 • Dangerous components: CAS NO. Description Index R-phrases % 78-70-6 Linalool 30,00- 40,00 EINECS: 201-134-4

Xi

38

Skin Irrit. 2 - H315; H227, H303, H402

OTHER HYDROCARBONS 10,00- 20,00 Xn

65

Asp. Tox. 1 - H304

562-74-3 4-Terpinenol 1,00- 5,00 EINECS: 209-235-5

Xn

22-38

Acute Tox. 4 - H302, Skin Irrit. 2 -

H315, Eye Irrit. 2 - H319; H227, H313, H402

127-91-3 beta-Pinene 1,00- 5,00 EINECS: 204-872-5

Xn

10-38-43-65

Asp. Tox. 1 - H304; Flam. Liq. 3

- H226; Skin Irrit. 2 - H315, Skin

Sens. 1 - H317

2442-10-6 1-Octen-3-yl acetate (Amyl vinyl carbinyl 1,00- 5,00 acetate)

EINECS: 219-474-7

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 171: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

154

Page: 3 / 9 MATERIAL SAFETY DATA SHEET

According to Regulation ST/SG/AC.10/30/Rev.4 UN GHS

PRODUCT : LAVANDE MB 40/42

(continued of page 2) 22-43 Acute Tox. 4 - H302, Skin Sens. 1 -

H317; H227

98-55-5 alpha-Terpineol 1,00- 5,00 EINECS: 202-680-6

Xi

36/38

Skin Irrit. 2 - H315, Eye Irrit. 2 -

H319; H227, H303

76-22-2 Camphor 0,10- 1,00 EINECS: 200-945-0

Xn

11-20-68/22

Flam. Sol. 2 - H228; Acute Tox.

4 - H332; STOT SE 2 - H371; H303,

H316, H402

3391-86-4 1-Octen-3-ol (Amyl vinyl carbinol) 0,10- 1,00 EINECS: 222-226-0

N Xn

20/22-36/38-50 Acute Tox. 4 - H302, Acute Tox. 4 -

H332, Skin Irrit. 2 - H315, Eye Irrit. 2 - H319; Aquatic Acute 1 - H400; H227,

H313

1139-30-6 Caryophyllene oxide 0,10- 1,00

N

51/53

H316

5989-27-5 (R)-p-mentha-1,8-diene (d-limonene) 0,10- 1,00

EINECS: 227-813-5

N Xn

10-38-43-50/53-65

Asp. Tox. 1 - H304; Flam. Liq. 3

- H226; Skin Irrit. 2 - H315, Skin

Sens. 1 - H317; Aquatic Acute 1 -

H400, Aquatic Chronic 1 - H410

79-92-5 Camphene 0,10- 1,00

EINECS: 201-234-8

N Xi

11-36-50/53

Flam. Sol. 2 - H228; Eye Irrit.

2 - H319; Aquatic Acute 1 - H400,

Aquatic Chronic 1 - H410; H316

586-62-9 Terpinolene 0,10- 1,00

EINECS: 209-578-0

N Xn

10-51/53-65

Asp. Tox. 1 - H304; Flam. Liq. 3

- H226; H303, H316; Aquatic Chronic 2

- H411; H401 (continued on page 4)

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 172: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

155

Page: 4 / 9 MATERIAL SAFETY DATA SHEET

According to Regulation ST/SG/AC.10/30/Rev.4 UN GHS

PRODUCT : LAVANDE MB 40/42

(continued of page 3) 99-87-6 p-Cymene 0,10- 1,00

EINECS: 202-796-7

N Xn

10-51/53-65

Asp. Tox. 1 - H304; Flam. Liq. 3

- H226; H303, H316; Aquatic Chronic 2

- H411; H401

5 First aid measures

1. Description of first aid measures • General information:

Seek immediate medical advice. • After inhalation:

Supply fresh air; consult doctor in case of complaints. • After skin contact:

Immediately wash with water and soap and rinse thoroughly. • After eye contact:

Rinse opened eye for several minutes under running water. • After swallowing:

If symptoms persist consult doctor.

2. Information for doctor: • Most important symptoms and effects, both acute and delayed

No further relevant information available.

3. Indication of any immediate medical attention and special treatment needed No further relevant information available.

5 Firefighting measures

1. Extinguishing media • Suitable extinguishing agents:

CO2, sand, extinguishing powder. Do not use water. • For safety reasons unsuitable extinguishing agents:

Water spray

2. Special hazards arising from the substance or mixture No further relevant information available.

3. Advice for firefighters No specific advice

6 Accidental release measures

1. Personal precautions, protective equipment and emergency procedures Wear protective equipment. Keep unprotected persons away.

2. Environmental precautions: Do not allow to enter sewers/ surface or ground water.

3. Methods and material for containment and cleaning up: Absorb with liquid-binding material (sand, diatomite, acid binders, universal binders, sawdust). Dispose contaminated material as waste according to item 13.

4. Reference to other sections See Section 13 for disposal information.

U

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 173: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

156

Lampiran 16

Tabel 15.1. Uji Panel Peringkat Kesukaan Tabel L.15.1.a Uji Panel Peringkat Kesukaan

N Mean Std. Deviation

Campuran 1 30 1.6333 .80872

Campuran 2 30 2.1333 .68145

Campuran 3 30 2.2333 .85836

Tabel L15.1.b. Rangking pada Friedman Test Mean Rank

Campuran 1 1.63

Campuran 2 2.13

Campuran 3 2.23

Tabel L15.1.c. Uji Statistik Friedman N 30

Chi-Square 6.200

Df 2

Asymp. Sig. .045

a. Friedman Test

Tabel 15.2. Uji Panel Peringkat Relaksasi

Tabel L.15.2.a. Uji Panel Peringkat Relaksasi N Mean Std. Deviation

Camp_1 30 1.6667 .80230

Camp_2 30 1.9667 .66868

Camp_3 30 2.3667 .85029

Tabel L15.2.b. Rangking pada Friedman Test Mean Rank

Camp_1 1.67

Camp_2 1.97

Camp_3 2.37

Tabel L15.2.c. Uji Statistik Friedman Test N 30

Chi-Square 7.400

Df 2

Asymp. Sig. .025

a. Friedman Test

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 174: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

157

Lampiran 17

Analisis Statistik Deskriptif

Tabel L.17.1. Statistik Deskriptif Variabel Terikat

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Vas_B1 60 20.00 80.00 55.5500 15.98667

Vas_T1 60 30.00 100.00 79.4167 13.05567

Vas_T3 60 50.00 100.00 79.8667 14.16186

MAP1 60 63.33 110.00 81.4992 9.39651

MAP2 60 60.00 93.33 76.8883 7.17276

MAP3 60 60.00 93.33 79.9716 7.56909

MAP4 60 60.00 96.67 77.3047 7.09120

Nadi_B0 60 52.00 108.00 69.8667 11.10728

Nadi_T1 60 .00 100.00 68.0667 12.76630

Nadi_T2 60 60.00 100.00 77.7667 7.80345

Nadi_T3 60 60.00 88.00 69.1167 6.77256

RR_B0 60 12.00 18.00 15.6833 1.29525

RR_T1 60 12.00 18.00 15.6500 1.11728

RR_T2 60 15.00 18.00 15.8667 .67565

RR_T3 60 14.00 18.00 15.6500 .98849

Valid N (listwise) 60

Tabel L.17.2. Statistik Deskriptif Beda Rerata Pengukuran Variabel Terikat

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Vas_B1 – Vas_T1 -23.86667 15.26985 1.97133

Pair 2 Vas_T1 – Vas_T3 -.45000 12.62822 1.63030

Pair 3 MAP1 – MAP2 4.61083 9.45475 1.22060

Pair 4 MAP2 – MAP3 -3.08322 5.52152 .71283

Pair 5 MAP4 – MAP2 .41639 6.29269 .81238

Pair 6 Nadi_B0 – Nadi_T1 1.80000 15.33225 1.97939

Pair 7 Nadi_T1 – Nadi_T2 -9.70000 11.63761 1.50241

Pair 8 Nadi_T3 – Nadi_T1 1.05000 12.55959 1.62144

Pair 9 RR_B0 – RR_T1 .03333 1.49538 .19305

Pair 10 RR_T1 – RR_T2 -.21667 1.26346 .16311

Pair 11 RR_T1 – RR_T3 .00000 1.36543 .17628

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 175: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

158

Lampiran 18

Analisis Statistik Paired t-Test

Paired Samples Test

Paired Differences Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Vas_Base - Vas_T1 -23.86667 15.26985 1.97133 .000

Pair 2 Vas_T1 - Vas_T3 -.45000 12.62822 1.63030 .783

Pair 3 MAP_Base - MAP_T1 4.61083 9.45475 1.22060 .000

Pair 4 MAP_T1 – MAP_T2 -3.08322 5.52152 .71283 .000

Pair 5 MAP_T1 – MAP_T3 -.41639 6.29269 .81238 .610

Pair 6 Nadi_Base - Nadi_T1 1.80000 15.33225 1.97939 .367

Pair 7 Nadi_T1 - Nadi_T2 -9.70000 11.63761 1.50241 .000

Pair 8 RR_T1 - Nadi_T3 -53.46667 6.49241 .83817 .000

Pair 9 RR_Base - RR_T1 .03333 1.49538 .19305 .864

Pair 10 RR_T1 - RR_T2 -.21667 1.26346 .16311 .189

Pair 11 RR_T1 - RR_T3 .00000 1.36543 .17628 1.000

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 176: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

159

Lampiran 19

Tabel L.19.1. Analisis Statistik Independent t-Test Campuran Minyak Esensial Indonesia dengan Minyak Lavender

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference

MAPT1_Base Equal variances assumed -2.498 38 .017 -7.49900 3.00247

MAPT3_T1 Equal variances assumed 3.895 38 .000 6.24950 1.60465

MAPT3_Base Equal variances assumed -.427 38 .672 -1.24950 2.92446

NadiT1_Base Equal variances assumed -.658 38 .514 -3.60000 5.46876

NadiT3_T1 Equal variances assumed -1.025 38 .312 -4.35000 4.24455

NadiT3_Base Equal variances assumed -2.089 38 .043 -7.95000 3.80642

RRT1_Base Equal variances assumed -.853 38 .399 -.45000 .52753

RRT3_T1 Equal variances assumed .326 38 .746 .15000 .46041

RRT3_Base Equal variances assumed -.566 38 .575 -.30000 .52990

Tabel L.19.2. Analisis Statistik Independent t-Test Campuran Minyak Esensial Indonesia dengan Kontrol

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference

MAPT1_Base Equal variances assumed -.558 38 .580 -1.91650 3.43224

MAPT3_T1 Equal variances assumed 2.973 38 .005 5.74950 1.93383

MAPT3_Base Equal variances assumed 1.161 38 .253 3.83300 3.30070

NadiT1_Base Equal variances assumed -1.626 38 .112 -6.00000 3.69067

NadiT3_T1 Equal variances assumed .594 38 .556 1.80000 3.02794

NadiT3_Base Equal variances assumed -1.134 38 .264 -4.20000 3.70348

RRT1_Base Equal variances assumed -1.488 38 .145 -.65000 .43695

RRT3_T1 Equal variances assumed .613 38 .544 .30000 .48963

RRT3_Base Equal variances assumed -.604 38 .549 -.35000 .57936

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013

Page 177: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS CAMPURAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333979-T32508-Richard Sabar... · BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... Terhadap Sistem Saraf Otonom ... Tahapan

160

Tabel L.19.3. Analisis Statistik Independent t-Test Minyak Lavender dengan Kontrol Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference

MAPT1_Base Equal variances assumed 2.876 38 .007 5.58250 1.94089

MAPT3_T1 Equal variances assumed -.270 38 .789 -.50000 1.85512

MAPT3_Base Equal variances assumed 2.403 38 .021 5.08250 2.11501

NadiT1_Base Equal variances assumed -.457 38 .650 -2.40000 5.24876

NadiT3_T1 Equal variances assumed 1.386 38 .174 6.15000 4.43780

NadiT3_Base Equal variances assumed 1.070 38 .291 3.75000 3.50314

RRT1_Base Equal variances assumed -.445 38 .659 -.20000 .44927

RRT3_T1 Equal variances assumed .429 38 .671 .15000 .35000

RRT3_Base Equal variances assumed -.096 38 .924 -.05000 .51999

Efektifitas campuran..., Richard S.N. Siahaan, F Farmasi, 2013