26
UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PERBAIKAN PRASARANA PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN PESISIR KELURAHAN TANJUNG EMAS, KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: NI’MAH MAHNUNAH L2D 007 040 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG JUNI 2011

UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

  • Upload
    duongtu

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

UNIVERSITAS DIPONEGORO

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PERBAIKANPRASARANA PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN PESISIR

KELURAHAN TANJUNG EMAS, KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR

Oleh:

NI’MAH MAHNUNAHL2D 007 040

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SEMARANGJUNI 2011

Page 2: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

ABSTRAK

Kawasan pesisir merupakan lokasi yang strategis dan dekat dengan mata pencaharian utama sebagainelayan, oleh karena itu para nelayan memilih kawasan pesisir sebagai tempat tinggalnya. Lebih dariempatbelas juta penduduk atau sekitar 7,5% dari total penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya padakegiatan yang ada di kawasan pesisir (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003). Sebagian besarpermukiman di kawasan pesisir yang ada di Indonesia dalam kondisi yang kurang layak huni. Dalamperkembangannya, permukiman kumuh di kawasan pesisir Kota Semarang semakin berkembang seiringdengan meningkatnya jumlah penduduk di kawasan pesisir. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukanoleh Agung Ridlo, Universitas Sultan Agung Semarang pada tahun 2002 menyebutkan bahwa 13 titik lokasipermukiman kumuh berada di Kecamatan Semarang Utara yang salah satu titik tersebut berada diKelurahan Tanjung Emas. Semarang bagian utara menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang karenakawasan dekat pantai menjadi pusat perdagangan dan industri yang menarik orang untuk datang danbekerja.Mereka kemudian mencari tempat tinggal seadanya di dekat pabrik atau pantai, kemudian sedikitdemi sedikit permukiman kumuh terbentuk. Berbagai kebijakan pemerintah dalam penanganan permukimankumuh telah ditetapkan yang salah satunya yaitu Program perbaikan Kampung yang pada dasarnya ditikberatkan pada pembangunan fisik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan identifikasiimplementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh yang di kawasan pesisirKelurahan Tanjung Emas Kota Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi kebijakan program perbaikan prasaranapermukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang. Untuk mencapai tujuanpenelitian tersebut, maka sasaran yang dilakukan identifikasi program perbaikan prasarana permukimankumuh, identifikasi peran stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukimankumuh, analisis manfaat yang diperoleh masyarakat di kawasan pesisir dan analisis implementasi kebijakanprogram perbaikan prasarana permukiman kumuh, serta merumuskan kesimpulan dan rekomendasiberdasarkan hasil studi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik analisisstatistik deskriptif dan deskriptif kualitatif mengunakan wawancara yang ditujukan kepada pihak-pihakinstansi pemerintah daerah yang terkait dan tokoh masyarakat dan kuesioner yang ditujukan kepadamasyarakat di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas. Substansi yang dianalisis adalah implementasikebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh.

Output penelitian ini adalah dapat diketahui pelaksanaan kegiatan perbaikan prasarana permukimandi Kelurahan Tanjung Emas meliputi peninggian dan pemavingan jalan, renovasi WC, pembuatan jambanumum, pembuatan talud dan pemeliharaan saluran. Kegiatan peninggian dan pemavingan jalan merupakankegiatan yang bersifat konsisten dilakukan karena karakteristik fisik alam di kawasan pesisir selalumengalami penurunan muka tanah. Pada prinsipnya model implementasi kebijakan program perbaikanprasarana permukiman di Kelurahan Tanjung Emas mendekati model pola Bottom-Topper, sedangkan petaimplementasi kebijakan, secara umum mendekati model Merilee S Grindle yaitu terletak di mekanisme paksadan pada mekanisme pasar. Rekomendasi yang dibuat yaitu peningkatan kualitas pemberdayaanmasyarakat, peningkatan kinerja pemerintah daerah, meningkatkan kepekaan tanggung jawab sosial bagiswasta, dan meningkatkan aktivitas peduli lingkungan untuk wilayah yang membutuhkan peningkatankualitas SDM bagi akademisi.

Kata Kunci: Kebijakan, prasarana permukiman kumuh, kawasan pesisir

Page 3: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................................................................v

KATA PENGANTAR...................................................................................................................vi

DAFTAR ISI..................................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL..........................................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah...................................................................................................................3

1.3 Tujuan dan Sasaran ...................................................................................................................4

1.3.1 Tujuan.............................................................................................................................4

1.3.2 Sasaran............................................................................................................................4

1.4 Ruang Lingkup Studi ...............................................................................................................4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah.................................................................................................5

1.4.2 Ruang Lingkup Materi....................................................................................................6

1.4.3 Definisi Operasional ......................................................................................................7

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................8

1.6 Keaslian Penelitian....................................................................................................................8

1.7 Posisi Penelitian dalam Perencanaan wilayah dan Kota ..........................................................10

1.8 Kerangka Penelitian ..................................................................................................................11

1.9 Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian...........................................................................13

1.9.1 Pendekatan Penelitian ....................................................................................................13

1.9.2 Obyek Penelitian.............................................................................................................14

1.9.3 Tahapan Penelitian..........................................................................................................15

1.10 Sistematika Penulisan .............................................................................................................21

BAB II TINJAUAN LITERATUR KEBIJAKAN PERMUKIMAN KUMUH DIKAWASAN PESISIR

2.1 Wilayah Pesisir..........................................................................................................................22

2.1.1 Definisi Wilayah Pesisir .................................................................................................22

2.1.2 Karakteristik Wilayah Pesisir .........................................................................................23

Page 4: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

2.1.3 Aktivitas Pengembangan Permukiman di Wilayah Pesisir.............................................24

2.2 Permukiman Kumuh ................................................................................................................24

2.2.1 Pengertian Permukiman Kumuh.....................................................................................24

2.2.2 Karakteristik Permukiman Kumuh .................................................................................25

2.3 Peran Stakeholder dalam Penanganan Permukiman Kumuh ...................................................26

2.4 Model yang Telah Dilakukan dalam Penanganan Permukiman Masyarakat Miskin...............27

2.5 Kebijakan .................................................................................................................................30

2.5.1 Pengertian Kebijakan......................................................................................................30

2.5.2 Implementasi Kebijakan .................................................................................................33

2.5.2.1 Model-model Implementasi Kebijakan...............................................................34

2.5.2.4 Evaluasi Implementasi Kebijakan.......................................................................38

2.6 Variabel Penelitian ...................................................................................................................39

BAB III GAMBARAN UMUM PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN PESISIRKELURAHAN TANJUNG EMAS KOTA SEMARANG

3.1 Letak Geografis dan Administratif Kota Semarang ..................................................................43

3.2 Kondisi Fisik Alam Wilayah Pesisir Kota Semarang ...............................................................45

3.3 Kondisi Kependudukan di Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang ....................................47

3.4 Kondisi Perekonomian Kota Semarang ....................................................................................48

3.5 Kondisi Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas,

Kota Semarang ..........................................................................................................................50

3.6 Permasalahan Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Kota Semarang .................................53

3.7 Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh di Kota Semarang ..............................................56

3.8 Rencana Program Penanganan Permukiman Kumuh di Kota Semarang..................................57

3.9 Program Perbaikan Prasarana Permukiman di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung

Emas.........................................................................................................................................59

3.9.1 Program Perbaikan Prasarana Jalan di Kelurahan Tanjung Emas ..................................59

3.9.2 Program Perbaikan Prasarana Drainase di Kelurahan Tanjung Emas ............................61

3.9.3 Program Perbaikan Prasarana Sanitasi di Kelurahan Emas............................................62

3.10 Bentuk dan Struktur Kelembagaan Pemerintah Daerah dalam Penanganan

Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas ......................................63

Page 5: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PERBAIKANPRASARANA PERMUKIMAN DI KAWASAN PESISIR KELURAHANTANJUNG EMAS, KOTA SEMARANG

4.1 Analisis Program-program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan

pesisir Kelurahan Tanjung Emas...............................................................................................65

4.2 Analisis Peran stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukiman

kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas................................................................91

4.3 Analisis Kepentingan dan Manfaat yang Diperoleh Masyarakat Di Kawasan Pesisir

Kelurahan Tanjung Emas .........................................................................................................104

4.4 Analisis implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh

di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas............................................................................110

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................................119

5.2 Rekomendasi .............................................................................................................................120

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................117

Lampiran-lampiran ......................................................................................................................125

Page 6: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Turner definisi permukiman kumuh merupakan suatu kawasan hunian dengan

sarana penunjang yang tidak layak atau tidak ada samasekali (Turner, 1972). Yudohusodo

mendeskripsikan permasalahan permukiman kumuh terutama di kota-kota besar disebabkan oleh

rendahnya penghasilan masyarakat, sehingga bagi masyarakat berpenghasilan rendah sangat sulit

untuk memperoleh rumah yang layak huni. Selain itu pesatnya arus urbanisasi dari pedesaan ke

perkotaan juga menjadi pemicu munculnya permukiman kumuh. Hal ini dikarenakan mahalnya

harga lahan yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah sehingga mereka

terpaksa berdesak-desakkan atau hidup berdempetan (Yudohusodo, 1991:29).

Persoalan perumahan dan permukiman sesungguhnya tidak terlepas dari dinamika yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah didalam mengelola perumahan

dan permukiman. Penyusunan arahan dalam penyelenggaraan perumahah dan permukiman secara

lebih komprehensif telah dilakukan sejak Pelita V dalam bentuk Kebijaksanaan dan strategi

nasional perumahan. Namun pada kenyataannya setiap program yang diberikan pemerintah tidak

dapat secara tuntas dalam mengatasi permasalahan permukiman kumuh, sedangkan usaha dari

masyarakat belum ada kesadaran untuk dapat memperbaiki kawasan kumuh tersebut menjadi

kawasan yang layak huni.

Sebagian besar kawasan permukiman kumuh berada di wilayah pesisir. Hal ini dikarenakan

wilayah pesisir merupakan lokasi yang strategis dan dekat dengan mata pencaharian utama sebagai

nelayan, oleh karena itu para nelayan memilih kawasan pesisir sebagai tempat tinggalnya. Wilayah

pesisir merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi dan

dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara biogeofisik maupun sosial ekonomi, wilayah pesisir

mempunyai karakteristik yang khusus sebagai akibat interaksi antara proses-proses yang terjadi di

daratan dan di lautan ke arah darat. Lebih dari empatbelas juta penduduk atau sekitar 7,5% dari

total penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada kegiatan yang ada di kawasan pesisir

(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003). Kawasan permukiman di wilayah pesisir akhirnya

berkembang di kawasan konservasi ke arah pantai dan menjadi kawasan kumuh. Secara umum

tingkat kesadaran dari pihak pemerintah dan masayarakat belum mencerminkan keinginan yang

mendalam untuk menciptakan kondisi lingkungan disekitarnya menjadi lebih sehat dan layak huni

serta ketidakmampuan peraturan pemerintah daerah sebagai pengendali dalam penyediaan hunian

dan pelayanannya.

Page 7: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

2

Kota Semarang merupakan salah satu kota yang sebagian wilayahnya merupakan wilayah

pesisir. Kota Semarang juga merupakan kota yang masih banyak mempunyai permasalahan dalam

hal permukiman yaitu adanya permukiman kumuh yang sebagian besar berada di wilayah Kota

Semarang bagian utara. Jumlah permukiman kumuh saat ini merebak di puluhan titik lokasi yang

sebagian besar berada di kawasan pesisir. Hasil penelitian Agung Ridlo, Universitas Sultan Agung

Semarang tahun 2002 menyebutkan bahwa 13 titik lokasi permukiman kumuh berada di

Kecamatan Semarang Utara, dimana salah satu titik permukiman kumuh berada di Kelurahan

Tanjung Emas. Daerah Semarang bagian utara menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang

karena wilayah tersebut dekat dengan pantai yang menjadi pusat perdagangan dan industri yang

menarik orang untuk datang dan bekerja. Para pekerja tersebut kemudian mencari tempat tinggal

seadanya di dekat pabrik, sehingga sejalan dengan perkembangan kawasan tersebut maka sedikit

demi sedikit permukiman kumuh terbentuk.

Penanganan permukiman kumuh di Kota Semarang merupakan bagian dari program

penanggulangan kemiskinan yang mengacu pada Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun

2008 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang. Dalam peraturan ini disebutkan

bahwa penanggulangan kemiskinan di Kota Semarang dilaksanakan oleh TKPKD (Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan Daerah) yang dibentuk dalam rangka efektivitas dan efisiensi.

TKPKD Kota Semarang terdiri dari SKPD Dunia Usaha, perguruan tinggi, organisasi

nonpemerintah, serta pemangku kepentingan lainnya. Tugas TKPKD yaitu melakukan langkah-

langkah kongkrit untuk mempercepat pengurangan jumlah penduduk miskin melalui koordinasi

dan sinkronisasi penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Kebijakan

penanggulangan kemiskinan ini secara langsung mempengaruhi keberadaan permukiman kumuh

yang terdapat di kawasan pesisir Kota Semarang. Berbagai kebijakan pemerintah dalam

penanganan permukiman kumuh telah ditetapkan yang salah satunya yaitu Program perbaikan

Kampung (KIP) yang pada dasarnya dititik beratkan pada pembangunan fisik. Pemerintah selaku

pengelola wilayah bertanggung jawab terhadap penyediaan pelayanan prasarana yang merupakan

kebutuhan dasar suatu kawasan. Begitu pula untuk kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas,

berbagai program perbaikan prasarana permukiman telah di implementasikan. Namun

implementasi program perbaikan prasarana tersebut seperti jalan dan drainase dirasa kurang

optimal sehingga masih sering terjadi banjir rob atau pasang surut. Akibatnya permasalahan

prasarana permukiman di kawasan Tanjung Emas hingga saat ini masih belum dapat teratasi secara

tuntas.

Oleh karena itu, studi tentang kebijakan program perbaikan prasarana di permukiman

kumuh kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas Kota Semarang perlu dikaji karena untuk

mengetahui sejauh mana implementasi kebijakan program perbaikan prasarana dari pemerintah

Page 8: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

3

daerah sebagai salah satu kebijakan penanganan permukiman kumuh di kawasan pesisir.

Permasalahan permukiman kumuh di kawasan pesisir Kota Semarang masih manjadi tantangan

dalam pembangunan nasional dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Tantangan yang dimaksud

merupakan bagaimana suatu permukiman pesisir dikatakan layak huni dan mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pesisir pada khususnya. Dengan demikian diperlukan kebijakan

penanganan permukiman kumuh di kawasan pesisir yang lebih terarah, konsisten, dan sesuai

dengan kebutuhan bermukim bagi masyarakat pesisir.

1.2 Perumusan Masalah

Kota Semarang merupakan salah satu kota besar yang tidak terlepas dari permasalahan

permukiman kumuh terutama di kawasan pesisir. Jumlah permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kota Semarang cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan semakin

berkembangnya aktivitas kawasan pesisir. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung

Ridlo, Universitas Sultan Agung Semarang pada tahun 2002 menyebutkan bahwa 13 titik lokasi

permukiman kumuh berada di Kecamatan Semarang Utara. Berdasarkan hasil studi yang sama

menyebutkan bahwa daerah Semarang bagian utara menjadi daya tarik tersendiri bagi para

pendatang, karena wilayah tersebut menjadi pusat perdagangan dan industri yang menarik orang

untuk datang dan bekerja. Para pendatang kemudian mencari tempat tinggal seadanya di dekat

pabrik atau pantai, sehingga sedikit demi sedikit permukiman kumuh terbentuk

(www.suaramerdeka.com/42 titik jadi sasaran permukiman kumuh).

Bertambahnya titik-titik lokasi permukiman kumuh di kawasan pesisir Kota Semarang

tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah didalam mengelola permukiman. Pendekatan

pembangunan dalam penanganan permukiman kumuh dilakukan melalui program perbaikan

kampung (KIP) yang pada dasarnya dititikberatkan pada pembangunan fisik. Pemerintah selaku

pengelola wilayah bertanggung jawab terhadap penyediaan pelayanan prasarana yang merupakan

kebutuhan dasar suatu kawasan. Begitu pula untuk kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas,

berbagai program perbaikan prasarana permukiman telah di implementasikan, namun implementasi

program perbaikan kondisi fisik tersebut seperti jalan dan drainase dirasa kurang memadai akibat

adanya banjir rob atau pasang surut. Sehingga permasalahan prasarana permukiman di kawasan

Tanjung Emas hingga saat ini masih belum dapat teratasi secara tuntas. Untuk itu dalam penelitian

ini diperlukan studi mendalam mengenai implementasi program perbaikan prasarana di

permukiman kumuh kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas Kota Semarang. Dalam studi ini

lebih mengarah pada seberapa besar implementasi kebijakan program perbaikan prasarana sebagai

salah satu program penanganan permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

Page 9: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

4

Dari perumusan masalah diatas, maka dimunculkan pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana

implementasi Kebijakan Program Perbaikan Prasarana Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir

Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang?

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi kebijakan program perbaikan

prasarana permukiman kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang.

1.3.2 Sasaran

Sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Identifikasi program-program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas.

2. Identifikasi peran stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukiman

kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

3. Analisis manfaat yang diperoleh masyarakat di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

4. Analisis implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas.

5. Merumuskan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil studi.

1.4 Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup penelitian merupakan batasan kajian dalam penelitian yang terdiri dari

ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Lokasi penelitian difokuskan pada kawasan

pesisir Kelurahan Tanjung Emas, sedangkan batasan materi studi pada implementasi kebijakan

program perbaikan prasarana permukiman kumuh. Untuk lebih jelasnya ruang lingkup wilayah dan

ruang lingkup materi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini:

Page 10: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

5

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini yaitu Kelurahan Tanjung Emas, Kota

Semarang yang difokuskan pada kawasan pesisir. Pemilihan wilayah studi ini dilatarbelakangi oleh

semakin bertambahnya titik lokasi permukiman kumuh di kawasan pesisir. Pada tahun 1963

terdapat 21 lokasi permukiman kumuh (slums and squatters), data penelitian tahun 2002

menunjukkan jumlah itu meningkat menjadi 42 lokasi dimana salah satu lokasi permukiman

kumuh tersebut berada di Kelurahan Tanjung Emas. Selain itu Kawasan Pesisir di Kelurahan

Tanjung Emas juga merupakan pusat industri dan perdagangan di Kota Semarang yang telah

menarik orang untuk datang dan bekerja. Permasalaahn ini menarik untuk diteliti mengenai

seberapa besar implementai program perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang. Berikut adalah peta administrasi Kelurahan Tanjung

Emas, Kota Semarang.

Sumber : Analisis Penyusun, 2011

Gambar 1.1

Ruang lingkup penelitian

Kebijakan program perbaikan prasarana permukiman

Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung

Emas Kota Semarang

Penanganan Permukiman Kumuh Implementasi Kebijakan Program Perbaikan

PrasaranaPermukiman Kumuh

Permukiman Kumuh

Page 11: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

6

Sumber: Bappeda Kota Semarang Tahun 2010

Gambar 1.2

Peta Administrasi Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Studi ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengidentifikasi implementasi kebijakan

program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas,

Kota Semarang. Ruang lingkup materi dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah identifikasi

implementasi program penanganan permukiman kumuh yang dilihat dari aspek prasarana wilayah.

dalam hal ini Pemerintah daerah menjadi fokus utama karena peran pemerintah daerah mempunyai

kekuatan (power) dalam membuat kebijakan dan pelaksana kebijakan. Kedalaman penelitian ini

dapat dijabarkan sebagai berikut :

Identifikasi program-program perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan Pesisir

Kelurahan Tanjung Emas

Materi tersebut berisi tentang kegiatan-kegiatan perbaikan prasarana permukiman yang telah

dilaksanakan di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas. Prasarana yang dimaksud yaitu

meliputi jalan, drainase dan sanitasi. Keluaran yang diharapkan adalah mengetahui kegiatan-

Page 12: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

7

kegiatan perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung

Emas selama tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2008 hingga tahun 2010.

Identifikasi peran stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukiman

kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas

Materi tersebut berisi tentang siapa saja stakeholder yang terlibat dan bagaimana perannya

dalam perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

Keluaran yang diharapkan adalah mengetahui siapa dan bagaimana peran dari masing-masing

stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan

Pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

Analisis manfaat yang diperoleh masyarakat di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas

Materi tersebut berisi mengenai manfaat apa saja yang diperoleh masyarakat di kawasan

pesisir Kelurahan Tanjung Emas. Keluaran yang diharapkan adalah dapat mengetahui apakah

program yang diberikan oleh pemerintah sudah sesuai dengan kepentingan masyarakat dan

seberapa besar manfaat yang diperoleh masyarakat dari program tersebut di Kawasan Pesisir

Kelurahan Tanjung Emas.

Analisis implementasi program perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan Pesisir

Kelurahan Tanjung Emas

Meteri tersebut berisi tentang proses pelaksanaan kebijakan program perbaikan prasarana

permukiman kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas. Keluaran yang diharapkan

adalah dapat mengetahui model dari implementasi kebijakan program perbaikan prasarana

permukiman kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

Dari materi yang telah dijabarkan diatas, output dari penelitian yang diharapkan adalah

dapat mengidentifikasi sejauh mana implementasi kebijakan program perbaikan prasarana

permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang.

1.4.3 Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi dan pandangan antara penulis dengan pembaca mengenai

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya definisi operasional yang

membatasi pengertian dan lingkup dari setiap variabel sehingga diharapkan dapat meminimalisir

terjadinya perbedaan pemahaman terhadap variabel yang dimaksud. Menurut Nazir (1988:152),

definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi

arti, atau merincikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur variabel tersebut (Nazir, 1988:152). Adapun beberapa definisi operasional yang terkait

dengan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

Page 13: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

8

TABEL I.1

DEFINISI OPERASIONAL

No. Istilah Definisi Operasional

1. Kawasan Pesisir Peralihan antara laut dan daratan, kearah darat mencakup daerah yang

masih terkena percikan air laut atau pasang surut, dan kearah laut

meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Beatley at al., 1994

dalam Dahuri et al.,2001)

2. Permukiman

kumuh

Kawasan hunian yang dihuni oleh kelompok berpenghasilan rendah,

memiliki kepadatan yang sangat tinggi, dan kondisi sarana dan prasarana

dasar yang tidak layak untuk mendukung kehidupan kelompok tersebut.

3. Kebijakan Secara umum pengertian kebijakan tersebut meliputi gagasan sebagai

berikut (Tangkilisan, 2003:120);

1. Tindakan bertujuan, yang diarahkan terhadap masalah dan tujuan;

2. Tindakan yang diambil oleh dinas-dinas pemerintah, atau

kolektivitas yang bisa didefinisikan sebagai dinas pemerintah

3. Aturan yang merincikan siapa harus melakukan apa, kapan, mengapa

dan bagaimana;

4. Perangkat yang memberikan insentif dan motivasi agar individu

lakukan perilaku pilihan kebijakan;

5. Teori sebab akibat yang menghubungkan tindakan dinas untuk

perilaku target atasi.

4. Implementasi

kebijakan

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya. Untuk mengimplementasikan

kebijakan, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung

mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui

formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan tersebut

(Dwijowijoto, 2003:158). Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2011

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk memberikan suatu masukan

kepada Pemerintah Kota Semarang dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja pemerintah daerah

dalam mengimplementasikan kebijakan penanganan permukiman kumuh terutama di kawasan

pesisir Kota Semarang dan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan

permukiman kumuh.

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di

kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang berangkat dari permasalahan-

permasalahan mengenai implementasi program perbaikan prasarana permukiman kumuh sebagai

salah satu kebijakan penanganan permukiman kumuh di kawasan pesisir tersebut.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini dengan penelitian sebelumnya adalah

pada penekanan substansi penelitian dimana pada penelitian ini dilakukan pengkajian mengenai

“Kebijakan Program Perbaikan Prasarana Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan

Tanjung Emas, Kota Semarang”. Penelitian ini hanya memfokuskan pada kajian mengenai

Page 14: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

9

implementasi program perbaikan prasarana permukiman. Pada dasarnya penelitian ini menjadi satu

payung penelitian dengan penelitian “Peningkatan Kapasitas dalam Perbaikan Permukiman Kumuh

di Kawasan Pesisir”.

Untuk melihat secara jelas perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sejenis yang

dilakukan sebelumnya dan posisi penelitian terhadap penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel

1.1 berikut:

TABEL I.2

KEASLIAN PENELITIAN

Peneliti Judul Tujuan Metode Lokasi Output

Endang

Safitri

Studi

Kebijakan dan

Kelembagaan

dalam

Pembangunan

Perumahan

Swadaya

secara

Berkelanjutan

di Kelurahan

Meteseh

Mengidentifikasi

bentuk

kebijakan dan

peran lembaga

pemerintah

tingkat pusat dan

daerah dalam

pembangunan

perumahan

swadaya secara

berkelanjutan di

Kelurahan

Meteseh Kota

Semarang

Deskripsi

Kualitatif

dan

komparatif

Perumahan

swadaya di

Kelurahan

Meteseh

Bentuk kebijakan

pemerintah tingkat

pusat dan daerah

belum mendukung

pelaksanaan

pembangunan

perumahan secara

swadaya di

Kelurahan meteseh.

Masyarakat

melakukan

pembangunan sendiri

secara swadaya tanpa

bantuan dari

pemerintah. Peran

dan fungsi lembaga

belum sepenuhnya

membatu. Hanya

memberikan bantuan

dana stimulan untuk

kegiatan sosial dan

ekonomi. sedangkan

untuk pembangunan

rumah masyarakat

menerima dana

mengambil sebagian

dari dana tersebut.

Muhammad

Ali

Kerugian

Bangunan

Perumahan

Akibat ROB

dan Arah

Kebijakan

Penanganannya

di Kelurahan

Bandarharjo

Kota Semarang

Mengetahui nilai

kerugian pada

bangunan

perumahan

akibta rob

sehingga dapat

mengakibatkan

kerusakan

bangunan

Metode

pengukuran

kerugian

Kelurahan

Bandarharj

o, Kota

Semarang

Kerugian yang

dialami akibat

kenaikan air laut

pasarng atau rob pada

Kelurahan

Bandarharjo cukup

besar yaitu sebesar

lebih dari Rp. 16

Milyar, tetapi

kerugian masih saja

terjadi.

Chatarina

A.S.

Studi

Karaktersitik

Permukiman

Kumuh

Mengetahui

karakteristik

suatu

permukiman

Metode

Pendekatan

deskriptif,

metode

Kel.

Tanjung

Emas RW

XV, Kel.

Dari ketiga lokasi

permukiman kumuh

yang memiliki

kendala/kelemahan

Page 15: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

10

Peneliti Judul Tujuan Metode Lokasi Output

Berdasarkan

perbedaan

Lokasinya di

Kota Semarang

(Kel. Tanjung

Emas RW XV,

Kel.

Purwodinatan

RW I dan RW

II, Kel.

Tlogomulyo

RW III)

kumuh dengan

lokasi yang

berbeda, yaitu di

pusat kota,

pinggiran kota,

dan pinggiran

pantai dan untuk

mengetahui

potensi,

kelemahan, serta

permasalahan

yang ada pada

masing-masing

wilayah studi.

pendekatan

eksploratif

Purwodinat

an RW I

dan RW II,

Kel.

Tlogomuly

o RW III

paling besar adalah

kawasan permukiman

kumuh di tengah kota

dengan

kendala/kelemahan

lebih besar daripada

potensi yang dimiiki.

Ahmad Rifqi

Jauhari

Peran

Pemerintah

Daerah dalam

Penanganan

Permukiman

Kumuh di Kota

Semarang

Untuk

mengevaluasi

sejauhmana

peran

pemerintah

daerah dalam

penanganan

permukiman

kumuh di Kota

Semarang

Metode

analisis

Kualitatif

Kota

Semarang

Penanganan

permukiman kumuh

merupakan persoalan

multidimensi,

multisektoral, dan

multi-stakeholder

dimana dalam

penangannya

diperlukan pelibatan

peran berbagai

stakeholder yang

terkait. Sumber : Analisis Penyusun, 2011.

1.7 Posisi Penelitian dalam Perencanaan Wilayah dan Kota

Posisi penelitian “Kebijakan Program Perbaikan Prasarana Permukiman Kumuh di

Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang” menunjukkan letak atau klarifikasi

dari tema penulisan dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota yang fokus pada perumahan

dan permukiman. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup. Perumahan dan permukiman selalu

berkembang seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, sehingga adanya permasalahan

permukiman juga tidak bisa dihindari, yang salah satunya adalah permasalahan permukiman

kumuh.

Aspek penting dalam penanganan permasalahan permukiman kumuh adalah kebijakan

yang didalamnya terdapat program penanganan permukiman kumuh. Kebijakan penanganan

permukiman yang dibahas dalam penelitian ini adalah menyangkut program-program perbaikan

prasarana permukiman dan seberapa besar implementasi program perbaikan prasarana

permukiman sebagai salah satu kebijakan penanganan permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang. Berikut adalah gambar posisi penelitian dalam

Perencanaan Wilayah dan Kota.

Page 16: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

11

1.8 Kerangka Pemikiran

Permasalahan permukiman kumuh merupakan permasalahan yang bersifat

multisektoral. Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh terutama

di kawasan pesisir adalah terkait dengan kebijakan penanganan permukiman kumuh.

Pemerintah mempunyai kapasitas dalam hal menentukan, menyusun, dan mengimplementasikan

kebijakan, sehingga pemerintah daerah mempunyai peranan yang penting dalam menangani

permasalahan permukiman kumuh. Pendekatan pembangunan dalam penanganan permukiman

kumuh dilakukan melalui program perbaikan kampung (KIP) yang pada dasarnya

dititikberatkan pada pembangunan fisik. Pemerintah selaku pengelola wilayah bertanggung

jawab terhadap penyediaan pelayanan prasarana yang merupakan kebutuhan dasar suatu

kawasan. Dengan adanya permasalahan permukiman tersebut memunculkan pertanyaan

penelitian yaitu Bagaimana implementasi Kebijakan Program Perbaikan Prasarana

Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implementasi kebijakan

program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir Kota Semarang dengan

studi kasus Kelurahan Tanjung Emas. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menangani permasalahan

permukiman kumuh di kawasan pesisir Kota Semarang terkait dengan perumusan kebijakan

penanganan permukiman kumuh, sehingga kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah daerah

tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan secara optimal mampu menangani

permasalahan permukiman kumuh di kawasan pesisir.

Sumber:Analisis penyusun, 2011

Gambar 1.3

Posisi penelitian

Peningkatan kapasitas dalam Perbaikan

Permukiman Kumuh

Kapasitas masyarakat

dalam peningkatan

kualitas lingkungan

permukiman

kebijakan

penanganan

permukiman kumuh

Tipologi permukiman

kumuh

Model penerapan

perumahan layak huni

di permukiman kumuh

Peningkatan Kualitas

permukiman kumuh

Posisi Peneliti

Page 17: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

12

Sumber: Analisis Penyusun, 2011

Gambar 1.4

Kerangka Pikir

Kawasan

pesisir

merupakan

pusat

perdagangan

dan industri

Kajian

literatur

Analisis program-program

program perbaikan

prasarana permukiman

kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas

13 titik lokasi

permukiman kumuh

di kecamatan

Semarang utara

Implentasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan

pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang

kebijakan program perbaikan prasarana permukiann kumuh di

Kawasan pesisir Kota Semarang

Bagaimana implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiann

kumuh di Kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang

Tujuan: mengidentifikasi implementasi kebijakan program

perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kawasan

Pesisisir Kelurahan Tanjung Emas

Implementasi kebijakan program

perbaikan prasarana permukiman

kumuh di Kelurahan Tanjung

Emas Kota Semarang

Kesimpulan dan

rekomedasi

Permukiman kumuh merupakan permasalahan multisektoral

Berkembangnya permukiman kumuh di kawasan

pesisir Kelurahan Tanjung Emas

Input

Proses

output

Analisis peran stakeholder

yang terlibat dalam program

program perbaikan

prasarana permukiman

kumuh di Kelurahan

Tanjung Emas

analisis implementasi

kebijakan program

perbaikan prasarana

permukiman kumuh di

Kelurahan Tanjung Emas

Analisis manfaat

yang diperoleh

masyarakat di

kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung

Emas

Page 18: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

13

1.9 Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian

1.9.1 Pendekatan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi kebijakan program

perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas Kota

Semarang. Bentuk-bentuk kebijakan tersebut yaitu berkaitan dengan program perbaikan

prasarana permukiman kumuh yang merupakan upaya-upaya dari setiap instansi pemerintah

daerah yang berkedudukan di tingkat Kota dan memiliki peran strategis dalam menentukan

program-program perbaikan prasarana di kawasan pesisir. Untuk mencapai hasil yang

diharapkan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode

analisis deskriptif kualitatif dan statistik deskriptif untuk menjelaskan berbagai hal mengenai

implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh secara lengkap

dengan menggali secara langsung kepada pihak-pihak pemerintah selaku pembuat kebijakan

dari berbagai instansi yang berkaitan dengan program perbaikan prasana permukiman kumuh

dan masyarakat selaku penerima kebijakan di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian implementasi kebijakan program

perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota

Semarang yaitu metode kuantitatif dengan studi kasus. Metode kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008: 8).

Studi kasus menurut Creswell (1994) yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan

batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai

sumber informasi. Adapun justifikasi pemilihan metode kuantitatif pada penelitian ini

didasarkan pada beberapa hal yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan berusaha untuk melihat bagaimana pelaksaaan dan manfaat

kebijakan program perbaikan prasarana di Kawasan Pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

2. Obyek penelitian merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program

perbaikan prasarana permukiman di Kelurahan Tanjung Emas, sehingga peneliti harus

berinteraksi langsung untuk mendapat data sebanyak-banyaknya untuk dapat diolah

menjadi informasi yang rinci, detail, dan mendalam.

3. Proses penelitian yang dilakukan merupakan proses deduktif, terdapat hipotesa awal

dalam penelitian serta terdapat teori yang mendasari dan dijadikan dasar dalam analisis

dan tidak bersifat membentuk teori,sehingga penelitian dikategorikan sebagai penelitian

kuantitatif.

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dikaji berupa kegiatan,

peristiwa, dan aktivitas. Adapun yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

Page 19: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

14

- Program-program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas.

- Stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukiman kumuh di

kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas

- Manfaat yang diperoleh masyarakat dari program perbaikan prasarana permukiman di

kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

- Implementasi kebijakan progam perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan

pesisir Kelurahan Tanjung Emas.

1.9.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang akan dijadikan sebagai obyek analisis pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Dokumen yang berkaitan dengan program perbaikan prasarana permukiman di

Kelurahan Tanjung Emas, yaitu dokumen-dokumen tentang kegiatan perbaikan

prasarana permukiman di Kelurahan Tanjung Emas dari beberapa instansi terkait.

2. Stakeholder (Narasumber) yang terdiri dari stakeholder pemerintah dan masyarakat

dengan kriteria sebagai berikut:

Pemerintah

Pihak pemerintah yang dipilih merupakan dinas-dinas atau instansi terkait yang

memiliki program perbaikan prasarana permukiman. Dalam hal ini instansi yang

ditunjuk meliputi Bappeda, Dinas Tata Kota dan Permukiman, Dinas Bina Marga,

Dinas PSDA dan ESDM, serta Kelurahan Tanjung Emas dan BKM Arta Nugraha.

Masyarakat

Masyarakat yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut:

- Masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan permukiman kumuh

- Menguasai dan mengerti mengenai kebijakan program perbaikan prasarana

permukiman di Kelurahan Tanjung Emas

- Berkompeten dalam masalah pembangunanan prasarana wilayah di Kelurahan

Tanjung Emas

- Merasakan secara langsung dampak dari pelaksanaan kebijakan program

perbaikan prasarana permukiman di Kelurahan Tanjung Emas

3. Kondisi lapangan yaitu lingkup spasial yang menjadi wilayah penelitian yaitu di

kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang

Page 20: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

15

1.9.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan langkah–langkah yang dilakukan dalam menyusun studi

implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang. Adapun tahapan dari penelitian ini adalah:

A. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua cara, yaitu teknik

pengumpulan data primer melalui observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner, serta teknik

pengumpulan sekunder melalui kajian dokumen. Untuk lebih jelasnya mengenai teknik

pengumpulan data yang akan dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Teknik pengumpulan data primer

a) Observasi lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang gambaran yang

lebih jelas terkait dengan permasalahan yang diselidiki (Nasution, 2008). Dalam hal ini

peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Observasi lapangan dilakukan pengambilan

gambar kondisi permukiman dan prasarana dikelurahan Tanjung Emas yang bertujuan

untuk memperkuat fakta.

b) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan

wawancara yang ditujukan kepada informan yang dianggap mampu dan mengetahui

permasalahan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi yang sedalam-

dalamnya terhadap informan dan informasi tersebut tidak diperoleh melalui data

dokumen. Wawancara ini ditujukan kepada Pemerintah Daerah selaku pembuat

kebijakan dari berbagai instansi yang berkaitan dengan implementasi kebijakan

program perbaikan permukiman kumuh dan tokoh masyarakat di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas. Instansi Pemerintah Daerah yang dimaksud antara lain Dinas

PSDA dan ESDM, Bappeda, Dinas Tata Kota dan Permukiman, dan Dinas Bina Marga,

serta Kelurahan Tanjung Emas dan BKM. Tokoh masyarakat masyarakat yang

dimaksud adalah Ketua RW di Kawasan permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Emas.

Wawancara diberikan kepada pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dengan

menggunakan teknik purposive sampling.

c) Kuesioner

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui

(Nasution, 2008). Kuesioner dalam penelitian ini, digunakan untuk mengetahui manfaat

yang diperoleh masyarakat dari implementasi kebijakan program perbaikan prasarana

permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas. Kuesioner yang

Page 21: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

16

disebarkan merupakan kuesioner tertutup. Pertanyaan tertutup dipilih untuk

meramalkan terlebih dahulu jawaban yang akan keluar, khususnya untuk jawaban-

jawaban yang mudah dikategorisasikan. Penelitian ini juga tidak menutup kemungkinan

bagi masyarakat untuk memberikan sejumlah pendapat yang nantinya dapat mendukung

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Kuesioner diberikan kepada

masyarakat di kawasan permukiman kumuh Kelurahan Tanjung Emas yang merasakan

manfaat kebijakan secara langsung.

B. Teknik Sampling

Dalam penelitian mengenai implementasi kebijakan program perbaikan prasarana

permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang dilakukan

dengan menggunakan teknik sampling untuk memudahkan pelaksanaan penelitian di lapangan

khususnya dalam melakukan penyebaran wawancara dan kuesioner terhadap responden. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dimana dengan

teknik ini tidak memberi kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih, karena

dalam penelitian ini populasi yang dipakai adalah masyarakat di kawasan permukiman kumuh

Kelurahan Tanjung Emas.

Non probability sampling tersebut dilakukan dengan menggunakan purposive sampling

dengan mengambil orang-orang yang terpilih/responden berdasarkan hal-hal yang terkait

dengan populasi penelitian yaitu terkait dengan program perbaikan prasarana permukiman di

Kelurahan Tanjung Emas. Oleh karena itu dalam mengarahkan penelitian, penentuan sampelnya

ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

- Pemerintah daerah

Pemerintah daerah memiliki kapasitas dalam pengambilan keputusan dan pembuat

program kebijakan dalam penanganan permukiman kumuh. Penentuan sampel untuk

pemerintah daerah yang diambil adalah instansi-instansi yang terlibat dalam program

perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Emas yang meliputi

Dinas PSDA dan ESDM, Bappeda, Dinas Tata Kota dan Permukiman, Dinas Bina Marga,

dan Kelurahan Tanjung Emas.

- Masyarakat

Masyarakat merupakan obyek sasaran dari kebijakan penanganan permukiman kumuh.

Dalam hal ini pendapat masyarakat digunakan untuk melihat kesesuaian dan manfaat dari

kebijakan program perbaikan permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung

Emas. Masyarakat umum yang menjadi responden diklasifikan menjadi dua yaitu tokoh

masyarakat dan masyarakat umum yang merasakan secara langsung dampak dari

kebijakan program perbaikan prasarana permukiman. Tokoh masyarakat yang menjadi

Page 22: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

17

responden adalah ketua RW di kawasan permukiman kumuh dengan teknik pengumpulan

data berupa wawancara, sedangkan masyarakat yang merasakan dampak program

perbaikan prasarana dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Dalam hal ini

diasumsikan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Emas terdiri dari 5 RW

dengan penerima manfaat 100 kepala keluarga untuk setiap kawasan. Dari asumsi

tersebut dapat diketahui jumlah responden tokoh masyarakat yang adalah 5 orang dan

jumlah masyarakat merasakan dampak langsung diasumsikan 50 orang. Penentuan

jumlah responden masyarakat yang merasakan dampak langsung dari program perbaikan

prasarana adalah aturan sepersepuluh, dimana jumlah sampel dihitung 10% dari jumlah

populasi (Nasution, 2008).Pengambilan sampel dengan aturan ini juga dikarenakan

karakteristik responden bersifat homegen dengan latar belakang sosial, ekonomi, dan

pendidikan yang sama.

C. Teknik Pengolahan Data

Pada tahapan teknik pegolahan data, data yang telah didapat diolah untuk

mempermudah dalam mengerjakan tahapan selanjutnya yaitu tahapan analisis data.

Pengelompokan data hasil wawancara dan kuesioner yang telah dilakukan dikumpulkan

menjadi satu, kemudian data diberi kode berdasarkan sumber perolehan data. Pengkodean data

merupakan lagkah awal dalam pengolahan data yang bertujuan untuk memudahkan dalam

membaca data karena data telah dikelompokkan berdasarkan masing-masing kategori, dan lebih

lanjut akan dapat mempermudah analisis data. Kode yang dibuat mencerminkan teknik

pengumpulan datanya, yaitu untuk Wawancara (W), Kuesioner (Q), Observasi (O), dan Kajian

Dokumen (D). setelah dilakukan pengelompokan data, dilanjutkan pada proses penyajian data.

Kegiatan penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan pembaca data dengan

cara memvisualisasikan data, sehingga data akan menjadi lebih mudah untuk dipahami. Data

yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk deskriptif, tabulasi, dan gambar.

TABEL I.3

KARTU INFORMASI

NO. KARTU INFORMASI KODE

................................. ................................................................

................................................................

................................................................

................................................................

W../Q../O../D

Page 23: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

18

Pengkodean yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menyusun kode

yang terdiri dari 3 bagian keterangan yang dibatasi dengan garis miring.

Keterangan:

Bagian a : untuk menunjukkan jenis informasi yang diberikan dan cara

perolehan data/informasi

Bagian b : untuk menunjukkan jenis responden

Bagian c : untuk menunukkan nomor responden

D. Teknik Analisis

Pada dasarnya metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji kebijakan

penanganan permukiman kumuh ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif,

sedangkan metode analisisnya yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif. Menurut Sugiyono

adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek

yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis

dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian ini merupakan penelitian studi

kasus maka terdapat tahapan dalam melakukan analisis. Adapun tahapan dalam melakukan

analisis yaitu (Cresswell, 1994):

1. Mengorganisir informasi.

2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya

4. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori

5. Peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik

untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.

6. Menyajikan secara naratif.

Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian implementasi kebijakan program

perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas, Kota

Semarang dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif.

E. Kerangka Analisis

Pada dasarnya, tahapan analisis data ini meliputi tiga tahapan, yaitu inventarisasi data

sesuai dengan kebutuhan, proses pengolahan data itu sendiri, serta rekapitulasi data hasil

pengolahan menjadi informasi-informasi yang mampu menjawab pertanyaan penelitian. Adapun

analisis-analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a......./b......./c.......

Page 24: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

19

1. Analisis program-program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan perbaikan prasarana

permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Emas. Data mengenai kegiatan-kegiatan

perbaikan prasarana permukiman kumuh dapat diperoleh melalui telah dokumen dan

wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat dari berbagai instansi pemerintah di Kota

Semarang.

2. Analisis peran stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukiman

kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keterlibatan berbagai stakeholder dalam program

perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas. Data

mengenai peran stakeholder dapat diperoleh melalui telaah dokumen dan wawancara

kepada pihak-pihak yang terlibat dalam program perbaikan prasarana permukiman kumuh

dari berbagai instansi pemerintah di Kota Semarang.

3. Analisis manfaat yang diperoleh masyarakat di kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Emas

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat

dengan adanya kegiatan perbaikan prasarana permukiman. Data mengenai manfaat yang

diperoleh masyarakat dapat diperoleh melalui telaah dokumen, wawancara, dan kuesioner

kepada masyarakat di Kelurahan Tanjung Emas.

4. Analisis implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di

kawasan pesisir di Kelurahan Tanjung Emas

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui model implementasi kebijakan perbaikan

prasarana permukiman dalam upaya penanganan permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas. Pada dasarnya analisis ini merupakan sintesis dari analisis

sebelumnya yaitu analisis program perbaikan prasarana, analisis stakeholder, dan analisis

manfaat. Data mengenai implementasi kebijakan program perbaikan prasarana prmukiman

dapat diperoleh melalui telaah dokumen dan wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat

dalam program penanganan permukiman kumuh dari berbagai instansi pemerintah di Kota

Semarang dan masyarakat di Kelurahan Tanjung Emas.

Page 25: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

20

.

Sumber : Analisis Penyusun, 2011

GAMBAR 1.5

KERANGKA ANALISIS PENELITIAN

Masukan Keluaran Proses

Proses Pelaksanaan Kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh: Model implementasi kebijakan

Dengan menggunakan Analisis

deskriptif kualitatif dan statistik

deskriptif berdasarkan telaah

dokumen dan wawancara

Analisis Implementasi Kebijakan

Program Perbaikan Permukiman

kumuh

Program-program yang telah ditetapkan oleh berbagai instansi pemerintah daerah terkait dengan kegiatan perbaikan prasarana permukiman kumuh Jalan Drainase Sanitasi

Implementasi kebijakan

program perbaikan prasarana

permukiman kumuh di Kawasan

Pesisir Kelurahan Tanjung Emas,

Kota semarang

Dengan menggunakan Analisis

deskriptif statistik berdasarkan

telaah dokumen dan wawancara

Analisis program-program

perbaikan prasarana permukiman

kumuh

Kesimpulan dan Rekomendasi

Permasalahan Penanganan Permukiman Kumuh di Kawasan Pesisir Kelurahan

Tanjung Emas, Kota Semarang

Proses pelaksanaan

kebijakan program

perbaikan permukiman

kumuh

Manfaat yang diperoleh masyarakat

di kawasan pesisir

Kepentingan masyarakat Manfaat yang diperoleh masyarakat

Dengan menggunakan Analisis

deskriptif kualitatif berdasarkan

telaah dokumen dan wawancara

Analisis manfaat yang

diperoleh masyarakat di

kawasan pesisir

Manfaat yang diperoleh

masyarakat pesisir

peran stakeholder yang terlibat dalam Program perbaikan prasarana permukiman kumuh: Pembuat kebijakan Pelaksana kebijakan Pengawas kegiatan

Dengan menggunakan Analisis

deskriptif kualitatif berdasarkan

telaah dokumen dan wawancara

Analisis peran stakeholder yang

terlibat dalam program perbaikan

prasarana permukiman kumuh

Peran masing-masing stakeholder yang terlibat program perbaikan prasarana permukiman kumuh

Program-program perbaikan prasarana permukiman kumuh di Kelurahan Tanjung Emas: Jenis program Tujuan Program Inisiasi Progran Regulasi pemerintah Lokasi kegiatan Waktu pelaksanan Pembiayaan program

Page 26: UNIVERSITAS DIPONEGORO IMPLEMENTASI KEBIJAKAN … · universitas diponegoro implementasi kebijakan program perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir kelurahan tanjung

21

1.10 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Proposal Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,

manfaat penelitian, ruang lingkup, keaslian penelitian, Posisi Penelitian dalam

Perencanaan Wilayah dan Kota, kerangka pikir, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN

KUMUH DI KAWASAN PESISIR

Bab ini berisi tentang literatur-literatur yang terkait dengan definisi wilayah pesisir,

karakteristik wilayah pesisir, aktivitas pengembangan permukiman di Wilayah Pesisir,

pengertian permukiman kumuh, karakteristik permukiman kumuh, klasifikasi

permukiman kumuh, peran stakeholder dalam penanganan permukiman kumuh, model

yang telah dilakukan dalam penanganan permukiman masyarakat miskin, pengertian

kebijakan, implementasi kebijakan, dan variabel penelitian.

BAB III GAMBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN PESISIR

KELURAHAN TANJUNG EMAS, KOTA SEMARANG

Bab ini berisi tentang gambara umum permukiman kumuh di kawasan pesisir

Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang, bentuk-bentuk kebijakan penanganan

permukiman kumuh di Kota Semarang, dan kegiatan perbaikan prasarana permukiman

di Kelurahan Tanjung Emas.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PERBAIKAN

PRASARANA PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN PESISIR

KELURAHAN TANJUNG EMAS

Bab ini berisi tentang analisis program perbaikan prasarana di Kelurahan Tanjung

Emas, analisis stakeholder yang terlibat dalam program perbaikan prasarana di

Kelurahan Tanjung Emas, analisis manfaat yang diperoleh masyarakat di kawasan

pesisir Kelurahan Tanjung Emas, dan analisis implementasi kebijakan program

perbaikan prasarana permukiman kumuh di kawasan pesisir di Kelurahan Tanjung

Emas.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan

analisis yang telah dilakukan.