101
PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM 1000 POSYANDU OLEH PEMERINTAH KOTA TANGERANGDI KELURAHAN KARAWACI BARU Skripsi DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanMemperolehGelar SarjanaIlmuSosial Islam ( S. Sos.I) Oleh : ULFAH LATIFAH NIM: 109054000015 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI

PROGRAM 1000 POSYANDU OLEH PEMERINTAH KOTA

TANGERANGDI KELURAHAN KARAWACI BARU

Skripsi

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanMemperolehGelar

SarjanaIlmuSosial Islam ( S. Sos.I)

Oleh :

ULFAH LATIFAH

NIM: 109054000015

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM 1OOO

POSYANDU OLEH PEMERINTAH KOTA TANGERANG DI KELURAHANKARAWACI BARU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai Syarat untuk MeraihGelar Sarjana.Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Ulfah LatifahNIM: 109054000015

Dit

Bawah Bimbingan

JURUSAN PENGEMBAIYGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAII ILMU KOMUNIKASI

T'NIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATT]LLAH

JAKARTA

1434H I 2013 r

710520 1999A3 2 002

Page 3: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program

1000 Posyandu Oleh Pemerintah Kota Tangerang", telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UiN)

Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selas4 tanggal 01 Oktober 2013. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata I (Sl)

pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 01 Oktober 2013

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekret

M.Iludri M.Ae

NIP. 19720606 199803 I 003

Anggota,

NrP.19481206 197703 I 0001

M. Hudri M.Ae

NIP. 19720606 199803 1 003

19710570 1999A3 2 A02

Pembimbing

199903 2 002

Page 4: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Stata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 September 2013

Ulfah Latifah

Page 5: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

i

ABSTRAK

Ulfah Latifah

Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000 Posyandu

Oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru.

Dewasa ini banyak sekali masyarakat yang kurang mendapatkan pelayanan

kesehatan, masalah pembiayaan dan jaminan kesehatan menjadi sebuah

permasalahan sulit yang dirasakan oleh masyarakat, tidak lama ini banyak

pemberitaan yang semakin menyita perhatian masyarakat yaitu banyaknya kasus

masyarakat miskin di tolak oleh rumah sakit dikarenakan tidak mempunyai biaya.

Tindakan tersebut adalah sebuah pelanggaran hak asasi manusia atas kesehatan.

Hal ini tentunya berdampak pada masyarakat yang semakin tersudutkan dengan

keterbatasan akses.

Program 1000 Posyandu merupakan program Pemerintah Kota Tangerang

untuk menunjang kegiatan Posyandu yang sudah berjalan sebelumnya.

Pemerintah didukung oleh segenap SKPD terkait serta tiap-tiap Kecamatan dan

Kelurahan juga turut andil dalam pembangunan Posyandu pada program 1000

Posyandu ini. Disamping pembangunan secara fisik, kegiatan Posyandu juga

memberikan konstribusi terhadap pemberdayaan masyarakat.

Penelitian ini bermaksud mengetahui lebih jauh bagaimana tahapan

pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru dan apa saja

yang menjadi faktor pendukung dan penghambatnya. Selain itu melalui penelitian

ini penulis ingin menggali lebih dalam tentang konsep pemberdayaan masyarakat

yang ada pada kegiatan posyandu khususnya dari program pembangunan 1000

posyandu.

Metodologi yang digunakan yakni pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan

dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di

Kelurahan Karawaci Baru Kecamatan Karawaci Kota Tangerang.

Hasil yang didapatkan di lapangan dalam penelitian ini diantaranya

bagaimana pelaksanaan program 1000 posyandu ini dilakukan oleh setiap pihak

yang terkait. Oleh Dinas Kesehatan, Dinas Tata Kota, BPMKB, pihak kelurahan

sampai pada partisipasi masyarakat secara langsung. Disamping itu juga ktentang

onsep pemberdayaan masyarakat yang ada pada program ini melalui berbagai

kegiatan posyandu yang ada.

Dengan demikian program 1000 Posyandu seperti yang telah dicanangkan

oleh Pemerintah Kota setidaknya memiliki kontribusi terhadap kegiatan Posyandu

yang telah ada sebelumnya, terutama dari segi pembaanguna sarana dan

prasarana.

Page 6: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

ii

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis

sehingga penulis bisa menyelesaikan studi dan tugas akhir ini. Shalawat serta

salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah, penghulu para

nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran islam sebagai rahmatan

lil’alamin.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi,

pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disesbabkan oleh keterbatasan penulis

yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan sarn

yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi penulis demi

kesempurnaan skripsi ini.

Mengingat begitu banyak jasa baik yang telah mewarnai aktivitas penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir ini, baik berupa moril maupun materil, maka

penulis menyampaikan terima kasih terutama kepada :

1. Bapak DR. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA. Selaku

pembantu Dekan I, Bapak Drs. H Mahmud Djalal, MA. Selaku

pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Studi Rizal, MA. Selaku

pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

iii

2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si sebagai ketua jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam serta sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya, dan melimpahkan segala ilmu yang bermanfaat

serta perhatian tulusya yang telah memotivasi penulis selama masa

studi hingga menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. M. Hudri, M. Ag. selaku Seketaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam yang telah memberikan jalan kemudahan

administrasi.

4. Segenap Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (Tantan

Hermansah, Muhtadi, Prof. Yusuf Yunan, Prof. Syamsir Salam, Dicky

Wahyudi, Ismet Firdaus, Nurul Hidayati, Rini Lali Prihatini, Ellis,

Rubiyanah, dll) yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat

untuk penulis.

5. Para petugas perpustakaan yang telah memberikan kesempatan dan

pelayanan kepada penulis untuk memanfaatkan koleksi buku-buku

bermutu.

6. Ayahanda & Ibundaku Tercinta H. Arsyad Ishaka & Hj. Teti

Sumaryati panglima kehidupanku yang selalu memberiku semangat

dan kasih sayang yang tulus untuk terus mengejar cita-citaku. Untuk

Taufik Ur Rahman beserta keluarga, Aryanti Muharramah beserta

keluarga, Gafarudin beserta keluarga, Ahmad Hafidz & Yuanita

Nirmalasari, Khalil Ur Rahman, Nur Ulhaq dan adik bungsuku Fatur

Rahman.

7. Bapak Sutanto, Bapak Erik, dan Bapak Ahmad Suhaely yang telah

mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian.

Page 8: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

iv

8. Segenap para kader dan ibu-ibu balita yang turut membantu penulis

dalam mencari data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam

penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman terbaikku di Pengembangan Masyarakat Islam 2009,

Ahmad Rifai, Nurmah, M. Syukron, Jean, Qonita, Musyfiq, Bunga,

Azis, Fajar, Barendra, Budi, Adi H, Ridwan dan Fahru. Untuk adik-

adiku Badzilia Framutami dan M Imamudin Arya dan seluruh keluarga

besar Pengembangan Masyarakat Islam.

10. Specially for my best one, Fajriansyah yang tidak pernah berhenti

memotivasi, membantu dan menemani penulis sejak tahun pertama

perkuliahan, hingga penyelesaian skripsi ini dan berakhirnya studi

perkuliahan.

Tangerang, 16 September 2013

Penulis

Page 9: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 17

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 18

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 20

A. Pelaksanaan ............................................................................ 20

B. Pemberdayaan Masyarakat .................................................... 20

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ........................... 20

2. Tahap-tahap Pemberdayaan ............................................ 22

3. Strategi Pemberdayaan .................................................... 24

4. Pendekatan Pemberdayaan ............................................. 26

C. Program .................................................................................. 27

D. Posyandu ................................................................................ 28

1. Pengertian Posyandu ........................................................ 28

2. Tujuan dan Manfaat Posyandu ......................................... 28

3. Sasaran dan Fungsi Posyandu .......................................... 30

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................... 32

A. Profil Kota Tangerang............................................................ 32

1. Visi dan Misi Kota Tangerang ............................................. 33

Page 10: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

vi

2. Nilai Inti Budaya Kota Tangerang ....................................... 37

B. Profil Kelurahan Karawaci Baru ........................................... 39

1. Wilayah ................................................................................. 39

2. Demografi Kelurahan Karawaci Baru .................................. 40

C. Gambaran Umum Program 1000 Posyandu .......................... 42

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN ................................ 45

A. Pelaksanaan Program 1000 Posyandu di Kelurahan

Karawaci Baru ........................................................................ 45

1. Tahap Persiapan (enggagement) ............................................. 45

2. Tahap Pengkajian (assesment) ................................................ 48

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program

atau Kegiatan (Designing) ....................................................... 50

4. Tahap Formulasian Rencana Aksi .......................................... 52

5. Tahap Pelaksanaan Program .................................................. 54

6. Tahap Evaluasi ........................................................................ 56

7. Tahap Terminasi (Disengagement) ......................................... 57

BAB V PENUTUP .................................................................................... 58

A. Kesimpulan ............................................................................ 58

B. Saran ....................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59

LAMPIRAN

Page 11: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kerangka Sampling................................................................................................ 12

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ............................................. 41

Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Agama........................................................................ 42

Tabel 4 Komponen SWOT ................................................................................................. 49

Tabel 5 Sarana dan Prasarana Posyandu ............................................................................. 53

Page 12: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Denah Kota Tangerang....................................................................................... 31

Gambar 2 Wajah Kota Tangerang....................................................................................... 32

Page 13: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai

standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut

garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis

kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk

dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari

dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan,

pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya.

Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi ekonomi, khususnya

pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan – keuntungan non-

material yang diterima oleh seseorang. Namun demikian, secara luas kemiskinan

juga kerap didefinisikan sebagai kondisi yang ditandai oleh serba kekurangan :

kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk dan kekurangan

transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.1

Dewasa ini banyak sekali masyarakat yang kurang mendapatkan pelayanan

kesehatan, masalah pembiayaan dan jaminan kesehatan menjadi sebuah

permasalahan sulit yang dirasakan oleh masyarakat, tidak lama ini banyak

pemberitaan yang semakin menyita perhatian masyarakat yaitu banyaknya kasus

masyarakat miskin ditolak oleh rumah sakit dikarenakan tidak mempunyai biaya.

Tindakan tersebut adalah sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia atas Kesehatan.

1

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT

Rafika Aditama. 2005), h.133-134

Page 14: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

2

Seperti yang telah ditetapkan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 yang berbunyi

sebagai berikut “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan

hidup dan kehidupannya” pasal tersebut menjelaskan tentang hak asasi atas

kesehatan dan sekaligus sebagai investasi, sehingga kesehatan perlu diupayakan,

diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan seluruh komponen

bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Untuk itu, sebagai bentuk perjuangan akan kesehatan masyarakat perlu

adanya pembangunan bidang kesehatan yang merupakan salah satu upaya dalam

memenuhi kebutuhan dasar bagi seluruh masyarakat, yaitu hak untuk memperoleh

pelayanan kesehatan. Khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu atau

miskin.

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kesehatan yang sejalan dengan

perkembangan paradigma pembangunan telah ditetapkan arah kebijakan

pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) 2004-2009 Bidang kesehatan, yang lebih mengutamakan pada

upaya preventif dan promotif dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam

bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan adalah menumbuh kembangkan posyandu.

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka

pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan bidang kesehatan

merupakan bagian dari pembangunan nasional yamg secara keseluruhan perlu

digalakkan. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain

disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya

Page 15: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

3

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat

menwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Salah satu usaha untuk mewujudkan pembangunan kesehatan adalah dengan

diadakan posyandu. Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan

dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh

masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di

bidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh

masyarakat dan pemudi.

Dapat diketahui Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. 2

Secara umum, Posyandu memiliki tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida

Posyandu), yaitu kesehatan ibu dan anak; Keluarga Berencana; Immunisasi;

Peningkatan gizi; Penanggulangan Diare; Sanitasi dasar seperti cara-cara

pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan

makanan dan minuman; penyediaan obat essensial. Selain itu, Posyandu juga

merupakan salah satu sarana pemberdayaan masyarakat karena berbagai kegiatan

yang dilaksanakan diprakarsai oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

2 Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, (Tangerang:

BPMKB Kota Tangerang, 2009), h. 1.

Page 16: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

4

Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup

untuk berpartisipasi dalam berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi

terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.3

Dengan pemahaman bahwa pemberdayaan mengarah pada konsep

partisipasi sebagaimana halnya kegiatan yang ada pada posyandu. Hal ini

menunjukan partisipasi atau keterlibatan masyarakat berperan penting untuk

mencapai hasil pemberdayaan yang maksimal. Berbagai kegiatan seperti

penyuluhan kesehatan, kontrol atas gizi balita, imunisasi, bahkan posyandu hari

ini juga menjadi wadah bagi masyarakat terutama ibu-ibu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan positif lainnya, misalkan pengajian, TPA dan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD).

Berdasarkan hal tersebut posyandu menjadi salah satu kegiatan yang cukup

memberikan kontribusi tersendiri dikalangan masyarakat dalam hal

pemberdayaan, mengingat banyaknya program ataupun kegiatan lainnya baik dari

lembaga-lembaga swasta maupun program pemerintah sendiri.

Banyaknya masukan dari warga Kota Tangerang yang mengeluhkan

jauhnya letak posyandu dan minimnya kualitas pelayanan di posyandu sehingga

menjadi terasa sulit bagi warga yang kurang mampu untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang terjangkau serta optimal. Bagi warga kegiatan wajib

3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT

Rafika Aditama. 2005)

Page 17: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

5

posyandu yaitu penimbangan serta penyuluhan gizi membantu mereka dalam

memelihara kesehatan balita.

Untuk itu, Pemerintah Kota Tangerang dengan tujuan membantu

masyarakat miskin atau masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan fasilitas

kesehatan yang terjangkau mencanangkan “program 1000 posyandu” untuk

memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

Program 1000 posyandu merupakan program pembangunan sarana posyandu dan

pemberian prasarananya serta program tambahan yang di anjurkan Pemerintah

Kota Tangerang.

Penulis tertarik pada pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui

program 1000 posyandu karena program yang dilaksanakan tepat pada kebutuhan

masyarakat Kota Tangerang,4 dimana kesehatan menjadi kebutuhan yang mahal

dan sulit didapatkan. Pemerintah Kota Tangerang juga mendapatkan sambutan

baik dari Ibu Ani Yudoyono yang turut meresmikan program 1000 posyandu pada

bulan Mei 2010. Istri Presiden SBY juga memberikan penghargaan dan

menyampaikan rasa gembiranya atas terobosan Pemkot Tangerang yang dipimpin

Walikota Wahidin Halim dalam membangun sarana kesehatan masyarakat yang

murah, berkualitas dan mudah dijangkau masyarakat tersebut. Apresiasi itu

diungkapkannya, baik saat memberikan sambutan hingga pada sesi dialog

interaktif dengan ribuan kader Posyandu se-Indonesia yang memadati lokasi

peresmian.5

4 Wawancara penulis dengan kader posyandu Bunga Rampai pada tahun 2012

5 Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang,

http://www.tangerangkota.go.id/mobile/detailberita/2294 diakses pada , Senin 04 Mei 2010

Page 18: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

6

Tidak mudah membuat masyarakat sadar akan kesehatan terutama para ibu

balita dan tidak mudah membuat masyarakat percaya kegunaan posyandu dan

manfaat kegiatan didalamnya karena banyaknya para medis seperti bidan, dokter

praktek dan rumah sakit. Tetapi Pemerintah Kota Tangerang dapat terus

melanjutkan program ini dan terus berusaha menyadarkan masyarakat serta

membuat masyarakat percaya dengan program 1000 posyandu dan kegiatan-

kegiatan yang ada didalamnya. Untuk itu penulis memberi judul skripsi untuk

skripsi ini adalah “Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000

Posyandu Oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan masalah

Berangkat dari uraian di atas luasnya permasalahan yang ada dalam skripsi

ini, perlu kiranya penulis membatasi penelitian ini pada pelaksanaanAgar dalam

penulisan karya ilmiah ini bisa lebih fokus maka penulis membatasi pokok

bahasan yakni mengenai Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Program 1000 Posyandu.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perlu

adanya penyusunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini, rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program 1000

posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru?

Page 19: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah yang telah penulis

kemukakan, maka penulis menyampaikan tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui

program 1000 posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan

Karawaci Baru

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi

pemberdayaan ilmu sosial terutama pada Jurusan Pemberdayaan Masyarakat

Islam, tentang pembangunan kesehatan melalui program 1000 posyandu

sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat.

b. Segi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk

penelitian lebih lanjut serta bahan evaluasi bagi Pemerintah Kota Tangerang.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuaitatif, salah satu definisi

penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif Kirk dan Miller yang

mendefinisikan bahwa penelitian kulitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

Page 20: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

8

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada

manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. 6

Menurut

Denzin dan Lincoln dalam Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi

dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada.7 Taylor dan Bogdan

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data

deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat

diamati dari orang-orang yang diteliti.8

Berdasarkan definisi tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan

menguraikan fakta-fakta yang terjadi secara alamiah dengan menggambarkannya

secara rinci pelaksanaaan pemberdayaan masyarakat melalui program 1000

posyandu di Kelurahan Karawaci Baru.

2. Lokasi Penelitan dan Waktu penelitian

a. Lokasi Penelitan

Penelitian dilakukan di wilayah Kelurahan Karawaci Baru Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang. Peneliti memilih tempat ini dikarenakan dari 10

posyandu yang ada di daerah Kelurahan Karawaci Baru 7 posyandu yang

sudah mendapatkan bantuan program 1000 posyandu

6 Nurul Hidayati, Metoologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.7.

7 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), edisi revisi, h. 5.

8 Bagong Suyanto & Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,(

Jakarta: Kencana , 2010), h. 166.

Page 21: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

9

Bukan hanya itu, wilayah Kelurahan Karawaci Baru penulis lihat,

mempunyai kader-kader yang teliti dan aktif dalam mendukung program ini9.

Peneliti juga memilih tempat ini dikarenakan wilayah Kelurahan Karawaci

Baru adalah wilayah tempat tinggal peneliti sehingga mempermudah peneliti

dalam mencari data dilapangan.

b. Waktu Penelitian

Pada awal adanya kebijakan program 1000 posyandu oleh Pemerintah

Kota Tangerang yaitu pada tahun 2010 peneliti sudah ikut berpartisipasi dalam

pembangunan dan pemeliharan bangunan posyandu. Untuk kepentingan skripsi

penulis memohon perizininan penelitian kepada KESBANGLINMAS Kota

Tangerang pada tanggal 22 April 2013. Peneliti melakukan penelitian turun

lapangan untuk mengamati dan mewawancarai serta dokumentasi dalam 3

bulan pada bulan April hingga bulan Juni 2013.

3. Sumber dan Jenis Data

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan sumber data yaitu:

a. Data Primer

Data Primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati

atau diwawancarai, sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau

melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film.10

Data

primer ini terbagi menjadi dua sumber data, yaitu:

9 Berdasarkan pengamatan peneliti selama meneliti 1 bulan terakhir. ( bulan Maret 2013)

10 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), edisi revisi, h. 157.

Page 22: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

10

1) Data primer utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dan Lurah Karawaci Baru.

2) Data Primer pendukung, yaitu data yang diperoleh dari Kader – Kader

Posyandu Kelurahan Karawaci Baru dan ibu – ibu balita penerima

manfaat.

b. Sumber Tertulis

Sumber Tertulis dapat disebut sebagai bahan tambahan yang dapat

dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen

pribadi, dan dokumen resmi11

yang berhubungan dengan penelitian ini,

seperti buku panduan Posyandu.

4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Agar lebih leluasa untuk menyeleksi responden yang sesuai dengan tujuan

penelitian penulis menggunakan teknik pemilihan responden dengan “purposive

sample, penarikan sample secara purposive menekankan pada pertimbangan

karakteristik tertentu dari subyek penelitiannya” dalam penelitian ini peneliti

memilih para subyek yang menurut peneliti dapat memberikan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun subyek yang peneliti pilih adalah

sebagai berikut:

a. Data primer utama

Peneliti mewawancarai dua orang yang terdiri dari Bpk. Ahmad Suhaely

(Lurah Karawaci), Bpk. Sutanto (KA. Seksi Binkesmas) dan Bpk. Erik (bag.

Pelaksana program 1000 posyandu Dinas Tata Kota). Alasan peneliti

11

Ibid, h. 159

Page 23: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

11

memilih subyek penelitian ini karena peneliti menganggap orang-orang

yang peneliti sebutkan adalah orang-orang yang memiliki tanggung jawab

dalam pelaksanaan program 1000 posyandu, selain itu juga orang-orang

tersebut adalah orang-orang yang berwenang dalam penentuan dan

pelaksanaan program 1000 posyandu serta kegiatan tambahan yang

bermanfaat bagi warga, khususnya warga Kelurahan Karawaci Baru.

b. Data primer pendukung

Yakni terdiri dari kader-kader posyandu, ibu balita dan ibu hamil serta

manula. Dikarenakan pembangunan dan pelaksanaan program baru

terlaksana di 7 Rw dari 10 Rw se – Kelurahan Karawaci Baru untuk itu

peneliti memilih 7 ketua kader dari masing – masing Rw yaitu terdiri dari

Ibu Zuliana (Kader Rw. 04), Ibu Atun Tunayah (Kader Rw.05), Ibu Tuijiah

(Kader Rw.06), Ibu Sri Isdiyati (Kader Rw.07), Ibu Popon Salamah (Kader

Rw.08), Ibu A Yudeyana (Kader Rw.09), dan Ibu Endang Rusmaningsih

(Kader Rw.10). Sasaran posyandu yang menerima manfaat dari kegiatan

yang ada di posyandu adalah ibu balita, ibu hamil, dan manula, untuk itu

peneliti memilih 2 orang ibu balita yaitu Ibu Desi Algi dan Ibu Anah, 2 Ibu

Kurniasih dan Ibu Dewi Wahyudi orang ibu hamil dan 2 orang manula yaitu

Ibu Sopiah dan Ibu Joko, yang peneliti anggap sering mengikuti kegiatan

posyandu dan banyak mengetahui tentang kegiatan dan program 1000

posyandu Untuk lebih jelasnya, subyek penelitian dapat dilihat pada tabel

kerangka sampling dibawah ini :

Tabel 1

Kerangka Sampling

Page 24: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

12

Sumber

Data

Nama subyek

Penelitian dan

Informan

Jabatan Alasan Pemilihan

Subyek Penelitian

Data

Primer

Utama

Bapak Sutanto Kepala Seksi Bina

Kesehatan Dinas

Kota Tangerang

Bertanggung jawab

dalam perencanaan

program, dan

pengawasan dalam

upaya

mengoptimalkan

program

Bapak Erik Seksi pelaksanaan

pembangunan

program 1000

posyandu

Bertanggung jawab

dalam perencanaan

dan pelaksanaan

pembangunan fisik

program.

Bapak Ahmad

Suhaely

Lurah Karawaci

Baru

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

teknis dan

mengawasi jalannya

program 1000

posyandu di

Kelurahan Karawaci

Baru

Data

Primer

Pendukung

Ibu Zuliana Ketua posyandu

Rw 04

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

dan pendataan

kegiatan di

Posyandu

Ibu Atun Tunayah Ketua posyandu

Rw. 05

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

dan pendataan

kegiatan di

Posyandu

Ibu Tuijiah Ketua posyandu

Rw. 06

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

dan pendataan

kegiatan di

Posyandu

Ibu Sri Isdiyati Ketua posyandu

Rw. 07

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

dan pendataan

kegiatan di

Posyandu

Ibu Popon Salamah Ketua posyandu

Rw. 08

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

dan pendataan

kegiatan di

Posyandu

Page 25: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

13

Ibu A Yudeyana Ketua posyandu

Rw. 09

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

dan pendataan

kegiatan di

Posyandu

Ibu Endang

Rusmaningsih

Ketua posyandu

Rw. 10

Bertanggung jawab

dalam pelaksanaan

dan pendataan

kegiatan di

Posyandu

Ibu Desi Algi Ibu balita Penerima Manfaat

Program

Ibu Anah Ibu balita Penerima Manfaat

Program

Ibu Kurniasih Ibu hamil Penerima Manfaat

Program

Ibu Dewi Wahyudi Ibu hamil Penerima Manfaat

Program

Ibu Sopiah Manula Penerima Manfaat

Program

Ibu Joko Manula Penerima Manfaat

Program

5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan dan validitas data dalam penelitian , tentunya

diperlukan teknik pemeriksaan data guna menjaga keabsahan data dan validitas

data. Dalam hal ini penulis menggunakan langkah Kredibilitas (derajat

kepercayaan) dengan menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan

kebashan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan

jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya

peneliti membandingkan hasil wawacara subjek penelitian dengan hasil

temuan pengamatan lapangan tentang pelaksanaan program 1000

posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru.

Page 26: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

14

b. Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan

jawaban yang diberikan oleh Lurah Karawaci Baru dengan jawaban Kader

Posyandu.

c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Peneliti memanfaatkan dokumen atau data

sebagai perbandingan.

6. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data ini, penulis mengadakan penelitian dengan

menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu menurut S. Margono Observasi diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian.12

Observasi dilakukan ketika peneliti berkunjung ke kantor Dinas Kesehatan

Kota Tangerang, yakni Bapak Sutanto (KA Seksi Binkesmas) yang berada

di wilayah Kota Tangerang. Observasi ke kantor Dinas Kesehatan sendiri

penulis lakukan untuk memperoleh data program, sedangkan observasi ke

Posyandu penerima manfaat sendiri peneliti lakukan untuk melihat proses

pelaksanaan kegiatan program.

b. Wawancara, yaitu metode interview, alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk diawab secara lisan

pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan

12

Dra. Nurul Zuriah M.Si, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2007), cetakan 2, h. 173.

Page 27: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

15

tatap muka antara pencari informasi (interviwer) dan sumber informasi

(interview).13

Narasumber yang digunakan dalam wawancara tersebut adalah pertama

Bapak Sutanto (KA. Seksi Binkesmas), wawancara dilakukan pertama kali

di kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, karena kesibukan dan

sempitnya waktu yang ada sehingga wawancara tidak berlangsung dengan

baik, beliau meminta peneliti datang kembali pada dua minggu dari waktu

wawancara pertama kali. Kedua Bapak Ahmad Suhaely (Lurah Karawaci

Baru) wawancara dilakukan di kantor Kelurahan Karawaci Baru. Ketiga

Bapak Erik (bag. Pembangunan Posyandu di Kelurahan Karawaci Baru)

wawancara dilakukan di Kantor Tata Kota. Penentuan ketiga narasumber

tersebut dikarenakan narasumber tersebut peneliti anggap sebagai orang

yang banyak mengetahui dan bertanggung jawab atas Program 1000

Posyandu.

Narasumber selanjutnya adalah kader – kader posyandu yang terdiri dari

Ibu Zuliana, Ibu Atun Tunayah, Ibu Tuijiah, Ibu Sri Isdiyati, Ibu Popon

Salamah, Ibu A. Yudeyana, Ibu Endang Rusmaningsih, dan ibu balita Ibu

Desi Algi, Ibu Anah, Ibu Kurniasih, Ibu Dewi Wahyudi, wawancara

dilakukan dengan bersilahturahmi ke rumah informan. Serta wawancara

dengan manula yaitu Ibu Sopiah dan Ibu Joko.

c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-

data atau informasi yang diperoleh dari pihak pelaksana program 1000

13

Ibid, h. 179

Page 28: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

16

posyandu dan penerima manfaat program tersebut yang berupa buku

panduan dan foto-foto serta dokumen-dokumen yang didapatkan.

7. Tekhnik Analisa Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di pihak lain, menurut

Seiddel proses berjalannya Analisi Data Kualitatif adalah sebagai berikut14

:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensisntesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan

membuat temuan-temuan umum.

Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif, yaitu

mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan

berdasarkan teori yang ada. Pada saat menganalisa data hasil observasi, peneliti

menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya.

Setelah itu peneliti menganalisa katergori-kategorinya.

14

Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), edisi revisi, h. 157

Page 29: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

17

8. Pedoman Penulisan

Adapun Pedoman yang penulis gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini

adalah buku pedoman penulisan skripsi fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis mengkaji tulisan ini, ada beberapa karya ilmiah yang

mempunyai kemiripan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Beberapa skripsi

yang menjadi acuan penulis untuk menfokuskan penelitian pada “Pelaksanaan

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000 Posyandu di Kelurahan

Karawaci Baru”, diantaranya adalah skripsi berjudul “Partisipasi masyarakat

terhadap posyandu dalam upaya pelayanan kesehatan balita (studi kasus pada

posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyang, Kecamatan Limo,

Depok)”2012, yang disusun oleh Hosea Ocbrianto mahasiswa program studi

kesejahteraan sosial Universitas Indonesia. Masalah penelitian yang dibahas

dalam skripsi ini adalah, Pertama : Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat

terhadap posyandu Nusa Indah II dalam upaya pelayanan kesehatan balita?

Kedua: Faktor – Faktor apa yang mempengaruhi partisipasi masyarkat terhadap

posyandu Nusa Indah II dalam upaya pelayanan kesehatan.

Skripsi berjudul “ Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu

Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2011”, yang disusun oleh Nita

Kurnia mahasiswi program studi kesehatan masyarakat Universitas Islam Negri

Page 30: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

18

Syarif Hidayatullah Jakarta. Masalah penelitian yang dibahas dalam skripsi ini

adalah tentang hal-hal yang mempengaruhi partisipasi Ibu balita terhadap

pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sukasari

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi

sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perincianya sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis.

Dalam bab ini akan membahas landasan teoritis dengan uraian

sebagai berikut ; Pelaksanaan, Pemberdayaan Masyarakat, Program

dan Posyandu

BAB III Gambaran Umum Kota Tangerang, dan Kelurahan Karawaci baru

serta Gambaran Umum Program 1000 Posyandu .

BAB IV Analisis Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui program

1000 Posyandu Oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan

Karawaci Baru

Page 31: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

19

BAB V Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat berdasarkan hasil

dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup

dari pembahasan skripsi ini

Page 32: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PELAKSANAAN

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pelaksanaan adalah proses, cara, atau

perbuatan melaksanakan(rancangan, keputusan, dll).1

Istilah pelaksanaan dalam ilmu manajemen adalah actuacting yang berarti sebagai

usaha menggerakan anggota – anggota kelompok demikian rupa sehingga mereka

ingin mencapai sesuatu dan berusha untuk mencapai sasaran yang diinginkan

oleh pihak manajer oleh karena mereka ingin mencapainya.2

Jadi pelaksanaan adalah proses atau cara yang dilakukan perorangan atau

sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang mereka inginkan.

B. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-

menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya

kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata berdaya apabila diberi awalan

pe- dengan mesisipkan m- dan akhiran –an menjadi “pemberdayaan” artinya

membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai

kekuata.3 Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment),

berasal dari kata „power‟) kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama

1 Pusat Bahasa DEPDIK, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),

hal.627 2 Aliminsyah dan Patji, “ Kamus Istilah Manajemen”,( Bandung : CV Yrama Widya, 2004)

3 H. Roesmidi, dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyaraka, (Sumedang: ALQAPRINT,

2006), h.1

Page 33: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

21

pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Ilmu sosial

tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan

kontrol. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang

tidak berubah atau tidak dapat diubah.

Pemberdayaan atau pemberkuasaan dapat dipahami sebagai upaya

memberikan atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah

atau kurang beruntung, dimana pemberdayaan dilaksanakan dengan bertolak dari

situasi ketidak berdayaan yang dialami oleh sekolompok masyarakat baik secara

perseorangan, kelompok maupun komunitas.4

Dalam pemberdayaan diharapkan masyarakat yang kurang berdaya menjadi

masyarakat yang berdaya dan kuat dengan menggali serta mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah untuk

mencapai tujuan akhir yang disebut dengan masyarakat sejahtera dan mandiri

yang mempunyai kekuatan hidup atas potensi dirinya sendiri.5

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau kebedayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai

tujuan, maka pemberdayaan menunjukan pada keadaan atau hasil yang dicapai

oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki

kekuasaan atau mempunyai kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

4 Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.232. 5 Owin Jamasy, Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, (Jakarta:

Belantik, 2004), cet pertama, h. 108.

Page 34: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

22

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.6

Rubin menyatakan bahwa pemberdayaan sebagai suatu proses ataupun sebagai

tujuan pada dasarnya akan memunculkan keberanian pada individu atau

kelompok. Kondisi semula yang cenderung hanya menerima keadaan, selanjutnya

akan lebih berani bertindak untuk merubah keadaan.bentuk keberanian itu juga

dapat merupakan kekuatan formal guna menghapus ketergantungan. 7

2. Tahap-tahap pemberdayaan

Tahapan intervensi sosial dalam program pemberdayaan masyarakat pada

satu sisi sebenarnya mempunyai kemiripan dengan tahap pengembangan

masyarakat,8 adapun tahapan pemberdayaan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan (Enggagement)

Pada tahap persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahap

yang harus dikerjakan yaitu:

1) Penyiapan Petugas, ini terutama diperlukan untuk menyamakan

persepsi antar anggota tim agen perubahan (change agent) mengenai

pendekatan apa yang akan di pilih dalam melakukan pemberdayaan

masyarakat.

2) Penyiapan Lapangan, dikenal juga dengan tahap enggagement, petugas

pada awalmya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan

dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. 9

6

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT

Rafika Aditama. 2005), h. 57-60 7 Rajuminropa, Pemberdayaan Anak dari Keluarga Miskin ( Universitas Indonesia Jurusan

Ilmu Kesejahteraan, 2003), h. 43 8 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.2002), h.179

Page 35: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

23

b. Tahap Penkajian (Assessment)

Proses assessment yang dilakukan disini dapat dilakukan secara individual

melaui tokoh – tokoh masyarakat (key-person), tetapi dapat juga melalui

kelompok – kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini, petugas sebagai

agen perubah berusha mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan

= felt needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam kebutuhan

masyarakat ini ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk melakukan

assessment baik itu dengan pendekatan yang kuantitatif maupun kualitatif.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing).

Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah (change agent) secara

partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang

mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya. Dalam upaya

mengatasi permasalahan yang ada, masyarakat diharapkan dapat

memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka

lakukan.

d. Tahap Formulasian Rencana Aksi

Pada tahap ini petugas membantu masing – masing kelompok masyarakat

untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis, terutama

bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang

dana.

e. Tahap Pelaksanaan Program

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting

dalam program pemberdayaan masyarakat karena sesuatu yang sudah

9 Ibid, h. 182-183

Page 36: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

24

direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di

lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas, warga masyarakat,

maupun kerja sama antar warga.10

f. Tahap Evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan

sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.

g. Tahap Terminasi (Disengagement)

Tahap ini merupakan tahap „pemutusan‟ hubungan secara formal dengan

komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan

masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat

dianggap „mandiri‟, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan

karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya.

3. Strategi Pemberdayaan

Parsons menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan

secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses

pemberdayaan terjadi dalam relasi satu-lawan-satu antara pekerja sosial dan lkien

dalam setting pertolongan perseorangan. Dalam beberapa situasi, strategi

pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual meskipun pada gilirannya

strategi inipun tetap berkaitan dengn kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien

dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial,

10

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pemberdayaan Masyarakat & Intervensi

Komunitas Pengantar Pada Pemikiran & Pendekatan Praktis, (Jakarta: UI Press, 2001), Cet. 1, h.

24.

Page 37: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

25

pemberdayaan dapat dilakukan melaui tiga aras atau matra pemberdayaan

(empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.

a. Aras mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.

Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam

menjalankan tugas – tugas kehidupannya. model ini sering disebut sebagai

pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).

b. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media

intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan dan sikap – sikap klien agar memiliki kemampuan

memecahkan permasalah yang dihadapinya.

c. Aras Mikro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar

(large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang lebih luasa. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajement

konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem

besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk

memahami situasi – situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta

menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

Page 38: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

26

4. Pendekatan Pemberdayaan

Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan diatas dicapai

melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P,

yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyongkongan dan

Pemeliharaan.

a. Pemungkinan : menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus

mampu membebaskan masyarakat dari sekat – sekat kultural dan struktural

yang menghambat

b. Penguatan : memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan –

kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh – kembangkan

segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang

kemandirian mereka

c. Perlindungan : melindungi masyarakat terutam kelompok – kelompok

lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghinndari terjadinya

persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan

yang lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap

kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala

jenis diskrimanasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil

d. Penyongkongan : memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

mampu menjalankan peranan dan tugas – tugas kehidupannya.

pemberdayaang harus mamapu menyongkong masyarakat agar tidak

Page 39: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

27

terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan

terpinggirkan.

e. Pemeliharaan : memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbanga distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan

berusaha. 11

C. PROGRAM

Program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Menurut J.C. Tukian, dalam pengembangan masyarakat

program merupakan kegiatan yang dapat mendukung adanya aktualisasi dan

partisipasi aktif dari masyarakat.12

Program dapat bermacam-macam wujudnya

ditinjau dari berbagai aspek, yakni tujuan, jenis, jangka waktu, luas, sempitnya,

pelaksana, sifatnya dan sebagainya yaitu sebagai berikut :

1. Ditinjau dari tujuan, ada program yang kegiatannya bertujuan mencari

keuntungan ( kegiatan komersil) dan ada yang bertujuan sukarela (kegiatan

sosial).

2. Ditinjau dari jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program

kemasyarakatan, program pertanian dan sebagainya yang

mengklasifikasikannya didasarkan atas isi kegiatan program tersebut.

11

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT

Rafika Aditama. 2005), h. 66-68 12

J. C. Tukian Taruna, Pengembangan Masyarakat dalam Konteks pendidikan Untuk

Semua, ( Jakarta : Penerbit Kanisius, 2000), h. 183-184

Page 40: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

28

3. Ditinjau dari jangka waktu, ada program berjangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang. Untuk ukuran jangka waktu bagi sesuatu

program agak relatif.

4. Ditinjau dari keluasannya, ada program sempit, hanya menyangkut variabel

yang terbatas. Program luas, menyangkut banyak variabel.

5. Ditinjau dari pelaksana, maka ada program kecil yang hanya dilaksanakan

oleh beberapa orang dan program besar yang dilaksnakan berpuluh bahkan

beratus orang.

6. Ditinjau dari sifatnya, ada program penting dan program kurang penting.

Program penting adalah program yang dampaknya menyangkut nasib orang

banyak mengenai hal yang vital, sedangkan program kurang penting adalah

sebaliknya.13

D. POSYANDU

1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersama Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

2. Tujuan dan Manfaat Posyandu

a. Tujuan Posyandu

13

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara,

1998),h. 1-3

Page 41: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

29

Tujuan Umum dari posyandu adalah menunjan percepatan penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia

melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sedangkan tujuan khusus posyandu

yaitu :

1) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan

AKB.

2) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,

terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

3) Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,

terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

b. Manfaat Posyandu

1) Bagi Masyarakat

a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan

AKI dan AKB.

b) Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan

masalah kesehatan teruta terkait kesehatan ibu dan anak.

c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan

sektor lain terkait.

2) Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat

a) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang

terkait dengan penurunan AKI dan AKB.

Page 42: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

30

b) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu

masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan

penuruna AKI dan AKB.

3) Bagi Puskesmas

a) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagi pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian

pelayanan secara terpadu.

4) Bagi Sektor Lain

a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya

penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.

b) Meningkatkan efisiensi memlalui pemberian pelayanan secara

terpadu sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor.

3. Sasaran dan Fungsi Posyandu

a. Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :

1) Bayi

2) Anak Balita

3) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui

Page 43: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

31

4) Pasangan Usia Subur (PUS).14

b. Fungsi Posyandu

1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi

dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antarsesama

masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB.

2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,

terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.15

14

Kegiatan posyandu yang melibatkan Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu KB.

15 Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu,

(Tangerang: BPMKB Kota Tangerang, 2009)

Page 44: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

32

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Kota Tangerang

Kota Tangerang terletak di sebelah barat Wilayah Metropolitan

Jabodetabek, kawasan yang sangat dinamis di Indonesia. Kota Tangerang

memiliki aksessibilitas dan konektifitas secara nasional dan internasional yang

baik serta memiliki akses yang sangat bagus ke Bandara International Soekarno

Hatta dan Pelabuhan International Tanjung Priok. Adapun untuk lebih jelasnya

dapat dilihat gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1

Denah Kota Tangerang

Sumber : Berdasarkan data Humas Kota Tangerang

Gambar di atas menjelaskan bahwa secara administratif, luas Kota

Tangerang sekitar 18.378 Ha (termasuk Kawasan Bandara International Soekarno

Hatta 1.969 Ha), merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata

30 m dpl. Terbagi menjadi 13 Kecamatan, 104 Kelurahan yang terdiri dari 931

Page 45: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

33

RW dan 4.587 RT. Jumlah penduduk pada Tahun 2011 yaitu 1.865.946 Juta Jiwa

dengan pertumbuhan 1,81 %. Bahkan pada 2012, sudah mencapai sekitar 2 ,07

juta jiwa.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang terus menunjukkan tren terus

meningkat dari 5,74 % pada tahun 2009 menjadi 7,15 % pada 2011. Pertumbuhan

ini didorong oleh pertumbuhan tiga sektor penting yaitu industri, perdagangan dan

jasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini:1

Gambar 2

Wajah Kota Tangerang

Sumber: Berdasarkan data Humas Kota Tangerang

1. Visi dan Misi Kota Tangerang

1 Data didapatkan dari bagian Humas Kota Tangerang

Page 46: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

34

a. Visi Kota Tangerang

Visi dari suatu daerah selalu mengalami proses yang panjang dan telaahan

yang mendalam dari berbagai pihak terkait (stakeholders). Sedangkan visi itu

sendiri merupakan suatu cara pandang ke masa depan yang mengilhami setiap

tindakan secara emosional dan memotivasi secara positif untuk mencapai kondisi

yang diinginkan di masa mendatang.

Pengembangan Kota Tangerang dengan melihat kondisi dan potensi-potensi

yang ada maka diformulasikan Visi Kota Tangerang, yaitu :

Kota Tangerang Sebagai Kota Industri, Perdagangan Dan Permukiman

Yang Ramah Lingkungan Dalam Masyarakat Yang Berakhlak Mulia

Penjelasan dari Visi Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

1) Kota Industri dan Perdagangan

Kota Tangerang secara spasial berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan

menjadi bagian dari pengembangan metropolitan Jabodetabek, serta menjadi

pintu gerbang bagi masuknya pergerakan orang, barang dan jasa ke Propinsi

Banten. Kondisi inilah yang menjadikan Kota Tangerang memiliki letak

strategis yang memberikan keuntungan tersendiri bagi perkembangan

pembangunan Kota Tangerang. Dukungan aksesibilitas yang baik,

ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan berinvestasi, kondisi

lingkungan yang kondusif menjadikan Kota Tangerang memiliki prospek

yang cerah dan menjanjikan sebagai lokasi pengembangan berbagai

kegiatan perekonomian perkotaan.

2) Permukiman

Page 47: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

35

Kota Tangerang sebagai kota dengan prospek yang cerah bagi

pengembangan berbagai kegiatan ekonomi, secara tidak langsung akan

menarik penduduk untuk bermukim di Kota Tangerang. Pelaksanaan

pembangunan yang memperhatikan daya dukung lingkungan agar

kelestarian lingkungan tetap terjaga akan menciptakan Kota Tangerang

selain sebagai lokasi bagi pengembangan berbagai kegiatan usaha, juga

merupakan tempat yang ideal dan nyaman sebagai lokasi permukiman.

3) Pembangunan yang Ramah Lingkungan

Kondisi Kota Tangerang yang aman, nyaman dengan masyarakatnya yang

agamis, rukun dan toleransi, menjadi fakta utama bagi terlaksananya

kesinambungan pembangunan. Peran serta masyarakat serta kondusifnya

situasi Kota Tangerang yang didukung dengan kebijakan pembangunan

yang memperhatikan aspek lingkungan, menjadikan pelaksanaan

pembangunan berjalan berkelanjutan sehingga meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakatnya, baik secara material maupun non material.

4) Masyarakat yang Berakhlak Mulia

Masyarakat yang berahklak mulia dicerminkan melalui kualitas hubungan

antara manusia dengan Tuhan dan hubungan antara manusia itu sendiri.

Akhlak yang mulia menjadi landasan moral dan etika dalam bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan pengamalan agama secara benar

diharapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat Kota Tangerang

yang religius, demokratis, mandiri, berkualitas sehat jasmani-rohani, serta

tercukupi kebutuhan material-spiritual. 2

2 Data didapat dari Website resmi Kota Tangerang. www.tangerangkota.go.id

Page 48: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

36

b. Misi Kota Tangerang

Secara umum, misi Kota Tangerang dapat diartikan sebagai sesuatu hal

yang harus dilaksanakan agar visi Kota Tangerang dapat direalisasikan dengan

baik. Bertolak dari rumusan visi Kota Tangerang tahun 2004-2008 tersebut, maka

misi yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Kota Tangerang adalah :

1) Memulihkan dan mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kota, melalui

penciptaan iklim usaha yang kondusif, penguatan ekonomi kerakyatan,

penyiapan infrastruktur penunjang kegiatan usaha, serta membangun

jejaringan bagi penguatan ekonomi daerah.

2) Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Publik, melalui

pembangunan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana kota secara

terpadu serta peningkatan pertukaran informasi dan komunikasi sehingga

dapat melayani dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

3) Penguatan Tata Kepemerintahan yang Baik, akan dijalankan secara

terintegrasi, yang meliputi aspek-aspek sbb :

a) Sumberdaya manusia, kualitasnya aparatur pemerintah dan

keselarasan stakeholder dalam berpikir dan bertindak dalam proses

pembangunan merupakan kunci sukses pengelolaan kota yang lebih

baik. Untuk itu pembangunan SDM tidak hanya bagi aparatur

pemerintah namun juga bagi stakeholder utama, yaitu DPRD dan

masyarakat. Untuk akan dijalankan upaya-upaya pembangunan SDM

(Aparatur Pemda, DPRD, Masyarakat), kesemuanya ini akan

meningkatkan kinerja pemerintah sehingga akan tercipta pemerintahan

yang baik ( good governance ).

Page 49: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

37

b) Proses, untuk dapat menghasilkan layanan prima dengan tetap

membangun dan menjalin hubungan dengan pelanggan (komersial dan

publik) maka perlu dilakulkan restrukturisasi organisasi dan sistem

manajemen kepemerintahan, termasuk menjalankan prinsip-prinsip

good governance serta terciptanya Akuntabilitas Manajemen

Keuangan dan Sumberdaya Daerah.

c) Sarana dan prasarana, untuk dapat menghasilkan layanan yang

optimal bagi masyarakat maupun kalangan usaha, maka dibutuhkan

sarana dan prasarana yang handal sehingga dapat terpenuhinya

kualitas layanan yang bermutu, tepat waktu, dengan biaya yang murah

serta dengan tetap menjaga terjalinnya hubungan baik.

4) Mewujudkan Pembangunan yang Ramah Lingkungan, akan dijalankan

melalui pengendalian pencemaran lingkungan dan peningkatan

partisipasi masyarakat dunia usaha dan industri dalam memelihara

lingkungan.3

2. Nilai Inti Budaya Kota Tangerang

Nilai inti budaya Kota Tangerang merupakan nilai-nilai yang harus dianut

dan diterapkan dalam sikap dan perilaku seluruh jajaran aparat pemerintah dan

masyarakat Kota Tangerang dalam menjalankan semua kegiatan. Nilai inti budaya

tersebut adalah :

a. Inovasi (Innovation)

3 ibid

Page 50: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

38

Kegiatan pembangunan yang inovatif menunjukkan bahwa setiap

pelaksanaan pembangunan dapat memberikan kontribusi yang mampu

menggerakkam berbagai sektor perekonomian kota (income generation) .

Dengan demikian, setiap pelaksanaan pembangunan memberikan manfaat

bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

b. Kebersamaan (unity)

Kebersamaan pembangunan tidak lepas dari kebersamaan komitmen dari

seluruh stakeholder Kota Tangerang yang meliputi pemerintah, swasta, dan

masyarakat. Kesepakatan yang terjalin dari seluruh stakeholder ini akan

menciptakan hubungan yang harmonis untuk mendukung pelaksanaan

pembangunan di Kota Tangerang

c. Profesionalisme (profesionalism)

Kegiatan pembangunan di Kota Tangerang harus didukung oleh aparat-

aparat pemerintah yang profesional dan senantiasa memberikan pelayanan

yang prima kepada masyarakat Kota Tangerang, dengan didasari prinsip-

prinsip good governance. Dengan demikian setiap program/kegiatan

pembangunan harus direncanakan dan dilakukan dengan cermat agar

mencapai hasil yang maksimal.

d. Akhlak mulia (akhlaqul karimah)

Aparat Pemerintah Kota Tangerang diharapkan dapat melaksanakan tugas

keperintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan ketulusan hati.

Dengan demikian pelaksanaan tugas sehari-hari dapat menjadi sarana

didalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta upaya untuk

mendapatkan keridloan Allah SWT.

Page 51: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

39

Keempat nilai inti budaya Kota Tangerang ini sejalan dengan sepuluh

prinsip tata kepemerintahan yang baik (Good Governance) yang harus dijalankan

oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya dan Pemda Kota Tangerang pada

khususnya, yaitu Partisipasi, Penegakan Hukum, Transparasi, Kesetaraan, Daya

Tangkap, Wawasan ke Depan, Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan

Efektifitas, Profesionalisme.

Keterkaitan secara sinergi antara visi, misi, dan nilai inti budaya

pembangunan Kota Tangerang dapat dianalogikan dengan rumah yang memiliki

pondasi berupa kerjasama antar stakeholder yang menjunjung tinggi nilai-nilai

Akhlakul Karimah dan ditopang oleh pilar berupa nilai-nilai budaya Kota

Tangerang yaitu inovasi, kebersamaan, dan profesionalisme untuk mewujudkan

visi dan misi Kota Tangerang.4

B. Profil Kelurahan Karawaci Baru

1. Wilayah

Kelurahan : Karawaci Baru

Kecamatan : Karawaci

Kotamadya : Tangerang

Kondisi masyarakat Kelurahan Karawaci Baru yaitu heterogen yang berarti

hampir seluruh bangsa yang berada diseluruh Negara Republik Indonesia

beraneka ragam pemeluk agama, budaya dan adat istiadatnya berdomisili di

Kelurahan Karawaci baru.

4 Ibid

Page 52: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

40

Kelurahan Karawaci Baru mempunyai luas wilayah 52 Ha yang dibagi

menjadi 10 Rukun Warga (RW) dan sebanyak 59 Rukun Tetangga (RT), dengan

batasan – batasan wilayah sebagai berikut :

Sebelah Timur : Kelurahan Nusa Jaya yang dibatasi dengan Jl.

Beringin Raya

Sebelah Utara : Kelurahan Cimone

Sebelah Barat : Kelurahan Cibodas Kecamatan Cibodas yang

dibatasi oleh Kali Sabi

Sebelah Selatan : Kelurahan Cibodas Sari Kecamatan Cibodas

Kondisi Geografis

a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 200 m

b. Banyaknya curah hujan : -

c. Topografi (dataran rendah, tinggi, pantai) : -

d. Suhu udara rata –rata : 340C

Orbitasi (Jarak dari Pusat Kecamatan)

a. Jarak ke Ibukota Daerah : 2.5Km

b. Jarak ke Ibukota Provinsi : 65 Km

c. Jarak ke Ibukota Negara : 25 Km

2. Demografi Kelurahan Karawaci Baru

a. Jumlah Penduduk : 13.528 jiwa

Page 53: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

41

Laki – laki : 6.242 jiwa

Perempuan : 7.286 jiwa

Seluruh jumlah penduduk di wilayah Kelurah Karawaci Baru adalah 13,528

jiwa.5 Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 2 jumlah penduduk menurut usia dan

jenis kelamin di bawah ini :

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

No

.

Usia Laki-

laki

Persent

ase

(%)

Perem

puan

Persent

ase

(%)

Jumlah Persent

ase

(%)

1 0 – 3 578 4,3 % 603 4,5 % 1.181 jiwa 8,7 %

2 4 – 6 422 3,1 % 587 4,3 % 1.009 jiwa 7,5 %

3 7 – 12 733 5,4 % 784 5,8 % 1.517 jiwa 11,2 %

4 13 – 15 549 4 % 722 5,3 % 1.271 jiwa 9,4 %

5 16 – 18 516 3,8 % 652 4,8 % 1.168 jiwa 8,6 %

6 19 – 23 568 4,2 % 684 5,1 % 1.252 jiwa 9,3 %

7 24 – 35 1.042 7,7 % 1.458 10,8 % 2.500 jiwa 18,5 %

8 36 – 45 996 7,4 % 1.013 7,5 % 2.009 jiwa 14,8 %

9 46 – 59 523 3,9 % 532 4 % 1.055 jiwa 7, 8 %

10 60 > 315 2,3 % 251 1,8 % 566 jiwa 4,2 %

Jumlah 6.242 46, 1

%

7.286 53, 9

%

100 %

Sumber : Berdasarkan Data dari Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang

Data dalam tabel diatas menjelaskan bahwa Jumlah penduduk menurut jenis

kelamin yang paling tertinggi adalah perempuan usia 24 - 35 tahun berjumlah

10,8 %, sedangkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang paling terendah

adalah perempuan usia 60 tahun keatas berjumlah 1,8 %, dalam tabel diatas

menunjukan bahwa jenis kelamin pada saat lahir ini perlahan menurun sedikit

sampai pada golongan-golongan umur muda, dan selanjutnya terus menurun

drastis pada golongan-golongan umur tua.

5 Data berikut berdasarkan Laporan Bulanan kegiatan Kelurahan Karawaci Bari Kecamatan

Karawaci Kota Tangerang (Maret 2013)

Page 54: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

42

Dilihat dari jumlah penduduk menurut agama, mayoritas penduduk Kelurahan

Karawaci Baru adalah Agama Islam, hal ini dibuktikan dengan adanya tabel 3

dibawah ini.

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Agama

No. Agama Jumlah Persentase (%)

1. Islam 11.432 orang 84,5 %

2. Kristen Protestan 782 orang 5,8 %

3. Katholik 485 orang 3,6 %

4. Hindu 14 orang 0,1 %

5. Budha 815 orang 6 %

Jumlah 13.528 orang 100 %

Sumber : Berdasarkan Data dari Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang

Data dalam tabel diatas menjelaskan bahwa Jumlah penduduk menurut

Agama yang paling tertinggi adalah Agama Islam sebesar 84,5% sedangkan

jumlah penduduk menurut Agama yang paling terendah adalah perempuan Agama

Hindu yaitu sebesar 0,1 %. 6

C. Gambaran Umum Program 1000 Posyandu

Berawal dari banyaknya permintaan masyarakat kota tangerang tentang

kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang dekat dan murah membuat Pemerintah

Kota Tangerang mencanangkan program 1000 posyandu. Tujuan utama program

ini adalah “Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang optimal serta terjangkau

oleh masyarakat”. Seperti yang dikatakan dalam wawancara peneliti dengan

Lurah Karawaci Baru :

6 Ibid

Page 55: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

43

“Tujuan umum dari program 1000 posyandu adalah Meningkatkan

Pelayanan Kesehatan yang Optimal serta Terjangkau oleh Masyarakat”7

Program 1000 posyandu adalah program pembangunan pelayanan kesehatan

yang bertujuan agar masyarakat Kota Tangerang mendapatkan pelayanan

kesehatan yang layak dan terjangkau. Program 1000 posyandu pada dasarnya

hanyalah slogan dari program pembangunan posyandu karena sebenarnya

posyandu yang dibutuhkan adalah 1. 042 posyandu di seluruh wilayah yang ada di

Kota Tangerang8.

Tidak adanya data fisik berupa gambaran umum seperti, latar belakang dan

tujuan umum program, untuk itu penulis lebih menggunakan data – data yang

penulis dapatkan. Data ini penulis dapatkan berdasarkan hasil observasi dan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti kepada seksi Dinas Kesehatan, Lurah

Karawaci Baru, dan beberapa Kader Posyandu serta beberapa ibu – ibu balita dan

diuji keabsahannya, seperti wawancara penulis kepada Pak Sutanto seksi bagian

Binkesmas Dinas Kesehatan Kota Tangerang:

“Berawal dari banyaknya permintaan masyarakat serta tingginya kebutuhan

pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, Pemerintah kota Tangerang

telah menetapkan kebijakan program pembangunan yang di beri slogan Program

1000 Posyandu. Pemerintah Kota Tangerang berharap dengan adanya

pembangunan 1000 posyandu dapat memberdayakan masyarakat dibidang

kesehatan serta dapat mengembangkan potensi masyarakat agar masyarakat

mendapatkan kualitas hidup yang baik.”9

Program 1000 posyandu membuat masyarakat mendapatkan pelayanan yang

optimal dan mampu mengembangkan potensi di lingkungan mereka masing-

masing. Di Kelurahan Karawaci Baru program ini telah sedikit demi sedikit

7 Wawancara peneliti dengan Bapak Achamd Suhaely (Lurah Karawaci Baru), pada tanggal 3 Mei

2013 8 Data yang didapat berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Sutanto selaku seksi bagian

Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tangerang 9 Wawancara peneliti dengan Bapak Sutanto (Seksi Bagian Bina Kesehatan Masyarakat Dinas

Kesehatan Kota Tangerang ) pada tanggal 24 April 2013

Page 56: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

44

meningkatkan kesadaran warga dan membantu warga dalam memperoleh

pelayanan kesehatan yang baik. Bukan hanya itu dengan adanya program 1000

posyandu ini masyarakat juga menjadikan sarana posyandu sebagai tempat

terlaksananya kegiatan – kegiatan tambahan. Adapun kegiatan – kegiatan yang

ada di posyandu setelah dibangunnya fasilitas sarana dan prasarana adalah sebagai

berikut :

1. Pemeriksaan gigi dan kandungan secara gratis,

2. Penyuluhan – penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Kota Tangerang,

3. Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) yang dilaksanakan 3 hari dalam

seminggu,

4. Senam jantung untuk manula,

5. Senam aerobik untuk usia muda,

6. Kegiatan Bank Sampah yang diadakan seminggu sekali dan,

7. Pelatihan kesenian musik seperti Marawis dan Qosidah

Pemerintah Kota Tangerang berharap dengan difasilitasinya sarana dan

prasarana masyarakat dapat berkembang dan menggunakan sarana fisik dengan

sebaik-baiknya serta dapat memperbaiki perekonomian di wilayah mereka

masing- masing.

Page 57: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

45

BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Pelaksanaan Program 1000 Posyandu di Kelurahan Karawaci Baru

Secara umum, kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang di

wilayah penelitian yaitu program 1000 posyandu yang merupakan program

pembangunan posyandu sebagai pelayanan kesehatan terdekat di sekitar

masyarakat. Dalam program 1000 posyandu masyarakat diberi ruang untuk

menciptakan kehidupan yang berkualitas baik dalam kehidupannya khususnya

kesehatannya. Secara konseptual, pelaksanaan dalam program 1000 posyandu

diharapkan mampu memberikan dampak postif dikarenakan mekanisme kerja

melibatkan masyarakat secara langsung. Minimnya informasi fisik yang penulis

dapatkan, penulis menganalisa pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan

Karawaci Baru berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis kepada pihak

terkait dengan acuan tahapan pemberdayaan menurut Isbandi Rukminto Adi, yang

masuk dalam suatu pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci

Baru tersebut antara lain :

1. Tahap Persiapan (Enggagement)

Pada tahap persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahap

yang harus dikerjakan yaitu: 1) Penyiapan Petugas, ini terutama diperlukan untuk

menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubahan (change agent) mengenai

pendekatan apa yang akan di pilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat,

dan 2) Penyiapan Lapangan, dikenal juga dengan tahap enggagement, petugas

pada awalmya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan

Page 58: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

46

sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. Adapun tahapan

persiapan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang yaitu:

Kegiatan yang pertama dilakukan oleh Pemerintah yaitu kegiatan penyiapan

petugas : pada awal sebelum dilaksanakannya program, Pemerintah Kota

Tangerang membagi petugas kedalam 3 kelompok, Pertama, untuk kegiatan

pembangunan sarana dan penyedian prasarana Pemerintah Kota Tangerang

memilih Dinas Tata Kota, Kedua, untuk pelayanan kesehatan diserahkan kepada

Dinas Kesehatan dan yang Ketiga untuk Pemberdayaan Masyarakat di serahkan

kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB).

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Pak Sutanto seksi BINKESMAS Dinas

Kesehatan Kota Tangerang:

“ Pelaksanaan program 1000 posyandu ini yang bertanggung jawab untuk

pembangunan sarana dan prasarananya dari Dinas Tata Kota, kalau kami

bertanggung jawab disetiap kegiatannya seperti memantau perkembangan gizi

bayi dan balita, ibu hamil dan nifas, serta pemberian penyuluhan. Dan yang

bertanggung jawab dalam pemberdayaan keluarga dan masyarakat yaitu

BPMKB”1

Wawancara dengan pak Erik bagian pelaksanaan program 1000 posyandu

Dinas Tata Kota Tangerang:

“ Untuk pelaksanaan program 1000 posyandu, Dinas Tata Kota bertanggung

jawab dalam pembangunan gedung dan penyedian prasarananya, untuk

kegiatannya sendiri Dinas Kesehatan yang lebih tahu.”2

Kegiatan kedua yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang yaitu kegiatan

survei : kegiatan survei dilakukan oleh Dinas Tata Kota setelah adanya surat

pengajuan pembangunan sarana posyandu dari setiap Kelurahan yaitu 1 bulan

sebelum dilaksanakannya program. Survei yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota

1 Wawancara pribadi dengan Bapak Sutanto (Bagian BINKESMAS Dinas Kesehatan Kota

Tangerang ) pada tanggal 24 April 2013 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Erik (Bagian Pelaksana Pembangunan program 1000

posyandu Dinas Tata Kota) pada tanggal 25 April 2013

Page 59: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

47

dengan metode rapid view yaitu didampingi oleh berbagai tokoh masyarakat.

Pada salah satu Rw yang ada di Kelurahan Karawaci Baru yaitu Rw 04 baru saja

selesai dilaksanakan pembanguan sarana dan prasarananya, proses survei di Rw

04 dilakukan pada bulan April 2013 yang didampingi oleh Lurah Karawaci Baru

dan Ketua Rw 04 serta Kader Posyandu.

Hasil pengamatan singkat menunjukan bahwa Rw 04 Kelurahan Karawaci

Baru mempunyai lahan fasos pasum yang terletak di samping Kantor Kelurahan

Karawaci Baru. Lahan tersebut terletak ditengah pasar tradisional di Kelurahan

Karawaci Baru dan berhadapan dengan gedung olahraga Balai Rakyat, lahan yang

akan dijadikan sarana posyandu ditinjau dari ukuran dan di dokumentasikan agar

dapat direncanakan danmempersiapkan bentuk yang pas dengan kondisi lahan.

Dinas Kesehatan juga melakukan survei tempat sekaligus mencari tahu apa

saja yang dibutuhkan oleh warga pada bulan Juni 2013, secara sekilas kader

mempunyai permasalahan sulitnya meyakinkan warga untuk datang ke posyandu

guna memeriksa kesehatan balita, ibu hamil serta manula. Serta kebutuhan akan

pemeriksaan kesehatan yang lebih komplit seperti pemeriksaan gigi anak,

kandungan dan KB

Dengan begitu tahap persiapan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang,

survei dilakukan seluruhnya dengan baik dan dengan adanya survei tersebut

mengetahui masalah yang ada pada daerah Kelurahan Karawaci Baru dan bisa

meninjau dengan baik apa saja yang terkait dengan kebutuhan lokasi pelayanan

kesehatan ini. Adapun wawancara peneliti dengan bapak Ahmad Suhaely Lurah

Karawaci adalah sebagai berikut:

Page 60: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

48

“ Setelah Dinas Tata Kota, pihak Dinas Kesehatan juga survei ke para kader

untuk tahu lebih jelas apa saja yang warga butuhkan”3

2. Tahap Pengkajian (Assessment)

Tahap inidilakukan dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang

dirasakan = felt needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam

melakukan tahapan ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka

dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar – benar

permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri. Pada proses ini dapat

pula menggunakan teknik SWOT dengan melibatkan kekuatan, kelemahan,

kesempatan, dan ancaman. Dalam hal ini Kelurahan Karawaci Baru melakukan

kajian kebutuhan (need assesment) yang dilakukan sejak pertama kali dilakukan

survei awal dan terus dilakukan secara priodik untuk memperoleh gambaran

terkini kondisi wilayah yang menjadi lokasi sarana pelayan kesehatan masyarakat.

Materi kajian diantaranya adalah untuk melihat aspek internal dan eksternal

yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan program 1000 posyandu. Aspek

internal yang dikaji diantaranya meliputi kekuatan dan kelemahan yang dinilai

dapat memperkuat dan memperlemah pelaksanaan program, sedangkan aspek

eksternal diantaranya meliputi peluang dan ancaman yang dapat menambah dan

menghambat keberhasilan program. Hasil kajian kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman yang sering disebut komponen SWOT ini selengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

3Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Suhaely (Lurah Karawaci Baru) pada tanggal 3

Mei 2013

Page 61: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

49

Adapun identifikasi komponen SWOT Pelayanan Kesehatan dalam program

1000 posyandu4:

Tabel 4

Komponen SWOT

No. Komponen SWOT Kelurahan Karawaci Baru

1. Kekuatan - Keberadaan puskesmas sebagai

pemberian pelayanan medis

- Sudah ada kesiapan masyarakat

2. Kelemahan - Kurangnya kepercayaan

masyarakat

3 Peluang - Adanya dukungan dari Pemerintah

Kota

- Adanya dukungan Rumah sakit

4. Ancaman - Adanya pihak lembaga swasta

yang melakukan penyuluhan yang

tidak sesuai dengan kriteria

program

Sumber : Wawancara pribadi dengan seksi bidang Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan Karawaci Baru ( 5 Mei 2013)

Kegiatan kajian kebutuhan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji

kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam program 1000 posyandu disesuaikan

dengan karakteristik lingkungan dan kemampuan Sumber Daya Manusia di

Kelurahan Karawaci Baru. Kajian kebutuhan ini dilakukan untuk menentukan

jenis – jenis pelatihan yang diperlukan sebagai penguat kapasitas dan kapabilitas

masyarakat di Kelurahan Karawaci Baru guna menjadikan kader sebagai agen

perubahan dan menularkannya kepada masyarakat luas.

4 Komponen SWOT dijabarkan oleh bapak Subagio (bag. Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang), Wawancara ini peneliti lakukan guna mengetahui

lebih lanjut analisis SWOT menurut Kelurahan Karawaci Baru.

Page 62: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

50

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing).

Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah (change agent) secara

partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang

mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya, yang tentunya sesuai dengan

tujuan pemberian bantuan yang bermanfaat jangka panjang. Adapun tahapan

perencanaan alternatif program yang dilakukan Kelurahan Karawaci Baru adalah

sebagai berikut :

Kegiatan pertemuan para pemangku kepentingan seperti Ketua RW dan

Ketua Kader Posyandu sekelurahan Karawaci Baru, pertemuan para pemangku

kepentingan dilakukan pada pertengahan Januari 2012. Tujuan dilakukannya

pertemuan ini adalah mensosialisasikan secara terbuka mengenai kegiatan

program 1000 posyandu kepada para pemangku kepentingan di wilayah masing-

masing. Kegiatan dilakukan dengan metode FGD (Focus Group Disscusion) yaitu

proses diskusi kelompok untuk menfokuskan persoalan yang ada, serta

menyampaikan keterbukaan aspirasi dan pandangan masyarakat saat ini tentang

upaya pelayanan masyarakat yang ada di wilayah.

Hasil pertemuan para pemangku kepentingan menunjukan bahwa Kelurahan

Karawaci Baru sudah mengenal kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan yang

ada di posyandu, kendati belum tersosialisasikan secara menyeluruh. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Zuliana:

“Kami jadi paham tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan nanti.

Tapi kami juga belum mensosialisasikannya ke masyarakat.”5

Demikian halnya dengan Ibu Atun yang mengungkapkan:

5 Wawancara pribadi dengan Ibu Zuliana (kader posyandu Rw. 04) pada tanggal 5 Mei 2013

Page 63: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

51

“hasilnya ya saya lebih paham tentang kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan.”6

Adapun Ibu Endang Rusmaningsih mengatakan bahwa:

“kami jadi lebih paham kegiatan-kegiatan apa saja yang dilaksanakan

walaupun memang menurut saya sosialisasinya kurang neng.”7

Serta Ibu Sri Isdayati yang juga mengungkapkan:

“Saya jadi tahu apa saja kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.”8

Dari hasil wawancara tersebut ke empat kader sekaligus pemangku

kepentingan pada pertemuan tersebut, mereka sudah lebih paham tentang apa saja

kegiatan yang akan dilaksanakan walaupun para kader itu sendiri belum

mensosialisasikannya kepada warga di wilayah mereka masing-masing.

Pertemuan para pemangku kepentingan ini menjadi salah satu tahapan

penting dalam tahap pelaksanaan program ini karena setiap ada kegiatan yang

akan dilaksanakan warga sebagai penerima manfaat perlu mengetahui kegiatan

apa saja yang akan dilaksanakan serta apa manfaat yang akan didapat dari adanya

kegiatan tersebut, seperti yang dituturkan oleh ibu A Yudeyana :

“Dalam pertemuan ini kita kan diberitahu apa saja yang kegiatan yang akan

dilaksanakan dan nanti kita juga yang mensosialisasikannya ke warga-warga.”9

Demikian pula Ibu Tuijiah mengungkapkan :

“saya jadi lebih tahu rencananya jadi ga asal aja kan. Nanti kalau saya salah

memberitahukan ke masyarakatnya susah juga.”10

Ibu Popon juga menyatakan :

6 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Tunayah (kader posyandu Rw. 05) pada tanggal 9

Mei 2013 7 Wawancara pribadi dengan Ibu Endang Rusmaningsih (kader posyandu Rw. 10) pada

tanggal 5 Mei 2013 8 Wawancara pribadi dengan Ibu Sri Isdayati (kader posyandu Rw. 07) pada tanggal 9 Mei

2013 9 Wawancara pribadi dengan Ibu A Yudeyana ( kader posyandu Rw.09) pada tanggal 5 Mei

2013 10

Wawancara pribadi dengan ibu Tuijiah (kader posyandu Rw. 06) pada tanggal 9 Mei

2013

Page 64: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

52

“Sejauh ini masyarakat tahu akan kegiatan – kegiatan yang ada dan antusias

mereka juga cukup baik akan tetapi kami masih merasa kurangnya sosialisasi

untuk meyakinkan warga dengan manfaat yang akan mereka dapatkan”11

Pada tahapan perencanaan alternatif kegiatan ini dilakukan secara baik serta

adanya keterlibatan pada warga Kelurahan Karawaci Baru, warga Kelurahan

Karawaci Baru sangat antusias dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Tangerang.

4. Tahap Formulasi Rencana Aksi

Pada tahap ini agen perubahan membantu masing – masing kelompok

untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka

lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Adapun tahapan formulasi

rencana aksi yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang pada program 1000

posyandu yaitu :

Pemerintah Kota Tangerang dan Dinas Kesehatan sebagai fasilitator dalam

program 1000 posyandu, mempersiapkan pelatihan – pelatihan edukasi yang akan

diberikan kepada masyarakat Kelurahan Karawaci Baru untuk menciptakan

Kesehatan yang optimal. Seperti adanya penyuluhan kesehatan tentang cara

memberikan pertolongan pada balita yang dilaksanakan sebulan sekali oleh ketua

kader posyandu yang sebelumnya para kader sudah terlebih dahulu diberikan

materi dengan dinas kesehatan, dan pelatihan lingkungan bersih dan sehat serta

pelatihan Kelurahan Siaga dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di Posyandu RW 08

Kelurahan Karawaci Baru oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang dihadiri

oleh Seluruh kader posyandu serta tokoh masyarakat di Kelurahan Karawaci

11

Wawancara pribadi dengan Ibu Popon Salamah (kader posyandu Rw.08) pada tanggal 5

Mei 2013

Page 65: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

53

Baru. Seperti yang dijelaskan oleh pak Sutanto saat peneliti melakukan

wawancara pribadi:

“Dengan adanya fasilitas sarana dan prasarana yang diberikan Pemerintah

Kota Tangerang, Dinas Kesehatan Kota Tangerang juga turut andil dalam

kegiatan – kegiatan di posyandu, seperti penyuluhan kesehatan tentang cara

memberikan pertolongan pertama pada balita, pelatihan lingkungan bersih dan

sehat serta Kelurahan Siaga.” 12

Hal tersebut juga dibenarkan oleh ibu Zuliana:

“Kegiatan intinya sih penimbangan bayi dan balita, pemberian Vit A,

pemeriksaan ibu hamil &ibu nifas serta penyuluhan kesehatan tentang p3k

menangani balita bila sakit. Kalau ada orang puskesmas biasanya ada KB,

pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan manula kaya tensi darah gitu. Kami juga ada

kegiatan posdaya, ya dari pada ibu-ibu pada kumpul buat ngomongin yang ga

penting lebih baik kita kumpul buat bikin-bikin keranjinan tangan deh.”13

Demikian halnya ibu Popon Salamah turut membenarkan adanya kegiatan

tersebut:

“Banyak neng, kalau dulu paling kegiatannya penimbangan aja, kalau

sekarang banyak, ada KB, pemeriksaan Ibu hamil & nifas, dan penyuluhan-

penyuluhan. Kaya penyuluhan kemarin tuh di posyandu tentang Kelurahan Siaga

dan penyuluhan lingkungan sehat.”14

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Zuliana dan Ibu Popon sebagai

kader posyandu bahwa dalam tahapan ini telah sesuai dengan yang telah penulis

jelaskan sebelumnya bahwa Pemerintah Kota Tangerang mengupayakan program

yang mereka kelola adalah program yang dapat membantu masyarakat dalam

pemberian pelayanan kesehatan yang baik serta bermanfaat bagi pemberdayaan

masyarakat.

12

Wawancara pribadi dengan Bapak Sutanto (Bagian BINKESMAS Dinas Kesehatan Kota

Tangerang ) pada tanggal 24 April 2013 13

Wawancara pribadi dengan Ibu Zuliana (Kader Posyandu Rw.04) pada tanggal 5 Mei

2013 14

Wawancara pribadi dengan Ibu Popon Salamah (Kader Posyandu Rw. 08) pada tanggal 5

Mei 2013

Page 66: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

54

5. Tahap Pelaksanaan Program

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting

dalam program pemberdayaan masyarakat karena sesuatu yang sudah

direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan

bila tidak ada kerja sama antara petugas, warga masyarakat, maupun kerja sama

antar warga. Adapun tahapan pelaksanaan program 1000 Posyandu adalah sebagai

berikut :

a. Pembangunan sarana dan pengadaan prasarana kegiatan

Pembangunan sarana merupakan pembanguanan fisik posyandu yang

dilaksanakan sesuai dengan desain dan lahan yang sudah ditentukan. Serta

pengadaan prasarana kegiatan dilakukan sebagai upaya untuk mendukung

pelaksanaan pelayanan kesehtan yang akan dilakukan. Adapun beberapa

alat yang diberikan diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Sarana dan Prasaran Posyandu

No. Jenis Jumlah

1. Sarana Fisik :

a. Ruang Tunggu / Penyuluhan

b. Ruang Pelayanan (Sistim Lima (5) Meja

c. Ruang Periksa

d. Tempat Bermain Anak + Alat Permainan Educative

e. Wastafel

2. Prasarana Mabelair :

a. Meja ½ Biro

b. Kursi Lipat

c. ATK

d. Kursi tunggu pengunjung

e. tikar 3x4 m

f. Tempat tidur pasien

g. Lemari arsip

6 Buah

11 Buah

1 Set

50 Buah

3 Buah

1 Buah

2 Buah

3

.

Prasarana Penimbangan :

a. Timbangan Dacin (balita)

b. Penopang Dacin Timbangan (Tripod)

c. Keranjang timbangan

d. Timbangan injak (Bumil, Lansia)

1 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Buah

Page 67: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

55

e. Timbangan bayi

f. Alat pengukur tinggi badan (mikrotois)

g. Mangkuk, gelas, dan sendok

1 Buah

1 Buah

100 Buah

4

.

Prasarana pencatatan & pelaporan :

a. Lembar balik penyuluhan

b. KMS besar

c. KMS (Kartu Menuju Sehat)

d. SKDN

e. SIP (Sistem Informasi Posyandu)

f. F 1 gizi

g. Papan data posyandu

1 Buah

1 Buah

100 Buah

12 Buah

1 Paket

24 Lebar

1 Buah

5. Prasarana pelayanan kesehatan :

a. Kapsul vitamin A

b. Tablet besi

c. Oralit

d. Alat kontrasepsi : Pil KB, kondom

e. Vaksinasi Bayi & Ibu hamil

f. Tensimeter

g. Stetoskop

h. Pengeras suara/horn + tape (outdoor)

100 Kapsul

Secukupnya

Secukupnya

Secukupnya

Secukupnya

1 Buah

1 Buah

1 Set

Sumber : Data Standarisasi Posyandu Dinas Kesehatan Kota Tangerang

b. Kegiatan penyuluhan kesehatan

Dalam rangka memberikan kesadaran kepada masyarakat akan

pentingnya kesehatan, maka dilakukannya penyuluhan menjaga balita

dari virus – virus demam berdarah dan diare, Kegiatan ini dilaksanakan

oleh Ketua posyandu setiap bulannya. Dari pelatihan ini diharapkan

nantinya masyarakat dapat cepat tanggap dalam memberikan P3K

kepada anggota keluarga masing – masing.

c. Kegiatan Penyuluhan KB

KB merupakan program yang selalu dianjurkan oleh Pemerintah

sebagai bentuk penanggulangan meledaknya jumlah penduduk di

Negara ini, untuk itu Dinas Kesehatan memberikan penyuluhan tentang

KB dan pemberiaan alat Kontrasepsi secara gratis seperti, Pil KB gratis,

Suntik KB gratis dan pemasangan Spiral secara Gratis.

Page 68: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

56

d. Kegiatan Penyuluhan Lingkungan Bersih dan Sehat

Kegiatan penyuluhan lingkungan bersih dan sehat ini berdasarkan

program Pemerintah Kelurahan Siaga seperti, pemberian pertolongan

gawat darurat serta prilaku hidup bersih dan sehat . Pemerintah

berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat sadar akan pentingnya

lingkungan yang bersih sehingga membuat lingkungan menjadi sehat

dan rapih.

2) Tahap Evaluasi

Tahap ini merupakan proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan dalam pengembangan

masyarakat. Keterlibatan pada tahap ini diharapkan mampu membentuk sistem

dalam masyarakat untuk melakukan pengawasan internal sehingga dalam jangka

panjang masyarakat lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Dapat dilihat bahwa dalam kegiatan pelaksanaan program 1000 posyandu

memiliki indikator keberhasilan yang terkandung didalamnya yaitu melalui proses

persiapan, pengkajian, perencanaaan, pelaksanaan, evaluasi, terminasi ada dalam

program, evaluasi ada pada yang ada pada program ini pun dengan adanya

penyuluhan – penyuluhan yang menjadikan masyrakat sadar akan pentingnya

kesehatan dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta menjadikan

kehidupan yang sejahtera dalam hal kesehatan.

Menurut peneliti, dengan adanya pengadaan sarana dan prasaran kesehatan

yang sudah diberikan Pemerintah Kota Tangerang seperti, Bangunan Posyandu

yang luas dan mencukupi, Tempat tidur periksa, timbangan dacin, timbangan

Page 69: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

57

bayi, timbangan injak, dan alat tensi darah serta alat kebersihan warga,

menjadikan semakin terlaksana dan terbantu dengan adanya fasilitas – fasilitas

tersebut untuk terus menciptakan kehidupan berkualitas bagi kesehatan

masyarakat.

3) Tahap Terminasi (Disengagement)

Tahap ini merupakan tahap „pemutusan‟ hubungan secara formal dengan

komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat,

tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap „mandiri‟,

tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka

waktu yang ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan hasil diskusi Lurah Karawaci dengan Pemangku kepentingan

mengenai kegiatan program 1000 posyandu Kelurahan Karawaci Baru akan

dihentikannya program tersebut dengan beberapa alasan yaitu karena telah

diselesaikannya pemberian fasilitas sarana dan prasarana dan sudah

terselengarakannya seluruh kegiatan penyuluhan. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan oleh Pak Achmad Suhaely sebagi Lurah Karawaci Baru:

“ Tahap pemutusan hubungan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota

Tangerang disebabkan karena sudah terlaksananya dengan baik pembangunan

sarana dan prasarananya serta sudah terselengarakannya seluruh kegiatan

penyuluhan”15

15

Wawancara pribadi dengan Bapak Achamd Suhaely ( Lurah Karawaci Baru) pada

Tanggal 3 Mei 2013

Page 70: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis pada skripsi ini, penulis menarik kesimpulan

yakni:

Berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan program 1000 posyandu di Kota

Tangerang, Kelurahan Karawaci Baru, dimana hal tersebut telah memenuhi tahapan-

tahapan dalam konsep pemberdayaan masyarakat sebagaimana mestinya. Pelaksanaan

program 1000 posyandu telah tercapai melalui beberapa tahapan yang dimulai dari

tahapan persiapan hingga tahapan terminasi.

B. Saran

Untuk lebih meningkatkan efektifitas program 1000 posyandu di Kelurahan

Karawaci Baru, peneliti mempunyai saran yakni, agar adanya keberlanjutan dari

program 1000 posyandu serta lebih meningkatkan kualitas-kualitas pelayanan kesehatan

untuk masyarakat.

Page 71: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

59

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangungan Kesejahteraan Sosial.

Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002.

-----------------. Pemberdayaan Masyarakat & Intervensi Komunitas Pengantar Pada

Pemikiran & Pendekatan Praktis. Jakarta: UI Press, 2001.

Aliminsyah dan Patji, Kamus Istilah Manajemen. Bandung : CV Yrama Widya, 2004

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara, 1998

Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Tangerang:

BPMKB Kota Tangerang, 2009.

Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006

Jamasy, Owin. Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta:

Belantik, 2004

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010,

Edisi Revisi Cetakan ke-28.

Pusat Bahasa DEPDIK, Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 200

Roesmidi, H. dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: ALQAPRINT,

2006)

Salam, Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategis

pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung: PT Refika Aditama,

2005

Suyanto, Bagong & Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.

Jakarta: Kencana , 2010

Taruna, J. C. Tukian, Pengembangan Masyarakat dalam Konteks pendidikan Untuk Semua.

Jakarta : Penerbit Kanisius, 2000

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007

Page 72: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

60

Sumber Lain :

Arsip dan Dokumen Humas Pemerintah Kota Tangerang

www.tangerangkota.go.id ( Website Kota Tangerang)

Wawancara Pribadi dengan Bapak Sutanto. 24 April 2013

Wawancara Pribadi dengan Bapak Erik. 25 April 2013

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Suhaely. 3 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Zuliana. 5 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Tuijiah. 9 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Endang Rusmaningsih. 5 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Popon Salamah. 5 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Atun Tunayah, 9 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sri Isdayati, 9 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan A. Yudeyana, 5 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Desi Algi, 16 Mei 2013

Wawancara Pribadi dengan Ibu Anah, 18 Mei 2013

Page 73: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

HASIL WAWANCARA

Nama : Sutanto

Jabatan : Kepala Seksi BINKESMAS Dinas Kesehatan

Tempat wawancara : Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Waktu wawancara : 24 April 2013

1. Seperti apa sebenarnya Program 1000 Posyandu?

Program 1000 posyandu itu adalah program pembangunan gedung

posyandu dan pemberian sarananya bukan berarti baru membuat

posyandu, posyandu sudah ada sejak lama hanya saja hanya namanya dan

kegiatannya tetapi bentuk fisik posyandu itu sendiri tidak ada, kebanyakan

masyarakat menggunakan pos Rw atau rumah Ketua Rw.

2. Kenapa dinamai “Program 1000 Posyandu” pak? apa memang harus 1000

posyandu?

Sebenarnya kita membutuhkan lebih dari 1000 posyandu, nama program

1000 posyandu itu hanya slogan saja. Di Tangerang pada dasarnya

terdapat lebih dari 1000 posyandu, kira-kira 1042 an. Nah program ini

lebih menitik beratkan pada pembangunan fisik posyandu yang modern

dimana program posyandu lebih mengarah pada ranah konvensional.

Untuk saat ini ada lebih dari 300 bangunan posyandu modern yang sudah

kita bangun melalui program 1000 posyandu ini.

3. Bagaimana latar belakang dibuatnya program ini?

Berawal dari banyaknya permintaan masyarakat serta tingginya kebutuhan

pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, Pemerintah kota

Tangerang telah menetapkan kebijakan program pembangunan yang di

beri slogan Program 1000 Posyandu. Pemerintah Kota Tangerang berharap

dengan adanya pembangunan 1000 posyandu dapat memberdayakan

masyarakat dibidang kesehatan serta dapat mengembangkan potensi

masyarakat agar masyarakat mendapatkan kualitas hidup yang baik.

Page 74: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

4. Bagaimana perencanaan & pelaksanaan program 1000 posyandu?

Perencanaan dan pelaksanaannya sendiri itu dilaksanakan oleh Dinas Tata

Kota karna mereka yang membangun sarana fisik dan fasilitas lainnya,

tapi kalau pelayanan kesehatan dan penyuluhan-penyuluhan memang kami

merencanakannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

dilaksanakannya pun sesuai kebutuhan.

5. Apa tujuan dari program 1000 posyandu ini?

Tujuan dari program yaitu pemberian pelayanan kesehatan

6. Bagaimana peran Dinas Kesehatan terhadap program ini?

Peran kami dalam program ini, ikut memantau perkembangan posyandu,

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di posyandu sehingga

masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh dan membayar mahal untuk

pelayanan kesehatan, selain itu dengan adanya fasilitas sarana dan

prasarana yang diberikan Pemerintah Kota Tangerang, Dinas Kesehatan

Kota Tangerang juga turut andil dalam kegiatan – kegiatan di posyandu,

seperti penyuluhan kesehatan tentang cara memberikan pertolongan

pertama pada balita, pelatihan lingkungan bersih dan sehat serta Kelurahan

Siaga.

7. Bagaimana respon masyarakat terhadap program 1000 posyandu?

Selama ini kami melihat masyarakat gembira dengan adanya program ini,

dan telah menggunakan sarana serta prasarana dengan baik. Yang

namanya dapat fasilitas sarana dan prasarana pasti mereka senang sekali

karena mereka jadi bisa menggunakan sarana dan prasarana bukan hanya

untuk kegiatan posyandu aja tapi untuk hal-hal yang bermanfaat lainnya.

8. Pihak mana saja yang terlibat dalam program ini?

Pihak yang terlibat dalam program ini yaitu, Dinas Tata Kota, Dinas

Kesehatan Kota Tangerang, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Keluarga Berencana (BPMKB), Camat dan Lurah dari setiap penerima

manfaat dan masyrakat penerima manfaat.

9. Apa saja faktor-faktor pendukung & penghambatnya?

Faktor pendukung program ini dengan ketersediaannya sarana dan

prasarana, motivasi masyarakat yang tinggi dan keikutsertaan masyarakat

Page 75: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

dalam pelaksanaan program ini. Untuk faktor penghambatnya, hanya lahan

sih, ga semua wilayah da tanah milik Pemerintahnya.

10. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Kegiatan inti di posyandu itu penimbangan bayi dan balita, pemeriksaan

ibu hamil & ibu nifas. Setelah adanya bangunan fisik posyandu Dinas

Kesehatan lebih banyak mengadakan kegiatan penyuluhan –penyulhan

mengenai kesehatan dan kebersihan.

11. Apa harapan bapak dengan adanya kegaiatan tersebut?

Harapan saya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang

memadai dan berpengetahuan tentang p3k dalam mengatasi penyakit-

penyakit seperti diare dan demam berdarah.

Sutanto

Page 76: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Erik

Jabatan : Bidang. pelaksana program 1000 posyandu

Tempat wawancara : Kantor Dinas Tata Kota Tangerang

Waktu wawancara : 25 April 2013

1. Seperti apa sebenarnya Program 1000 Posyandu?

Program 1000 posyandu ini adalah program pembangunan sarana dan

prasarana posyandu yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi bagi

setiap posyandu yang ada di Kota Tangerang. Sebetulnya program ini

sangat bagus, mengingat kegiatan posyandu selama ini dirasa kurang

efektif, hanya itu-itu saja. Jadi program ini diharapkan bisa lebih

menunjang masyarakat untuk lebih memanfaatkan lagi dengan fasilitas-

fasilitas yang ada.

2. Bagaimana latar belakang dibuatnya program ini?

Program ini dilaksanakan karena posyandu-posyandu belum mempunyai

bangunan fisik posyandunya tapi hanya kegiatan posyandunya saja, untuk

itu Pemerintah Kota membuat program 1000 posyandu.

3. Bagaimana perencanaan & pelaksanaan program 1000 posyandu?

Perencanaan pembangunan fisik posyandu untuk tahun 2010 kami

melakukan proses pengerjaan proyek dengan sistem lelang, untuk tahun

2013 ini kami melakukan proses pengerjaan dengan sistem pemilihan

langsung.

Pelaksanaan pembangunan sendiri, untuk tahap persiapan kami melakukan

survei ke lokasi sebulan sebelum dilaksanakannya proses pengerjaan

bangunan fisik, setelah kami

4. Apa tujuan dari program 1000 posyandu ini?

Tujuan dari program ini sebenarnya sebagai “menggenjot” masyarakat

khususnya para ibu yang selama ini melaksanakan keegiatan posyandu

agar bisa lebih bersemangat dan berkembang lagi. Barangkali banyak yang

merasa bahwa kegiatan posyandu dipandang sebelah mata. Minimnya

Page 77: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

fasilitas sarana dan prasarana membuat program pemerintah ini terkesan

seadanya. Nah dengan pembangunan posyandu ini tujuan kita agar supaya

program yang sudah berjalan sebelumnya bisa jadi lebih baik lagi.

5. Apa prasarana yang diberikan?

Pemerintah Kota tidak hanya menfasilitasi bangunannya saja tetapi juga

dengan prasarana seperti tempat tidur untuk pemeriksaan ibu hamil dan

manula, timbangan bacin, timbangan injak, timbangan bayi, meja dan

kursi kader, kursi tunggu dan alat tensi,dll.

6. Bagaimana peran Dinas Tata Kota terhadap program ini?

Nah memang program posyandu ini disetiap pemerintah daerah turut

melibatkan berbagai pihak, demikian halnya juga di Tangerang. Kami

sebagai Dinas Tata Kota sebenarnya memiliki peran lebih pada fisik saja,

seperti menentukan bagaimana spesifikasi bangunan posyandu, membuat

rancangan sampai pada pembangunan dan tata letak. Disamping itu kami

pun turut bertanggung jawab atas sosialisasi dalam pembangunan

posyandu. Entah itu perihal lahan atau hal lainnya. Adapun untuk perihal

operasional kegiatan, pelaksanaan ataupun pengawasan itu dibawahi oleh

pihak lain.

7. Pihak mana saja yang terlibat dalam program ini?

Ya ada beberapa SKPD seperti Dinas Kesehatan itu yang terutama. Selain

itu ada pihak Kelurahan, ada BPMKB, dan yang pasti ibu-ibu kader serta

masyarakat setempat juga terlibat.

8. Apa saja faktor-faktor pendukung & penghambatnya?

Faktor pendukung kegiatan ini kerjasama ya, saya liat selama ini

masyarakat juga semangat untuk memberikan apresiasi mereka sehingga

pelaksanaan program ini berjalan dengan baik.

9. Apa harapan bapak/ibu kedepannya dengan adanya program ini?

Harapan saya untuk program ini agar masyarakat turut menjaga ,

memelihara dan memanfaat dengan sebaik-baiknya sarana dan prasarana

yang telah diberikan.

Erik

Page 78: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Ahmad Suhaely

Jabatan : Lurah Karawaci Baru

Tempat wawancara : Kantor Kelurahan Karawaci Baru

Waktu wawancara : 03 Mei 2013

1. Apa yang melatar belakangi adanya program 1000 posyandu, khususnya

di Kelurahan Karawaci Baru ini?

Program ini adalah kebijakan Pemerintah Kota, kalau kita di Kelurahan

pada prinsipnya hanya perpanjangan tangan, menfasilitasi, semua

kebijakan pak Wali. Ya intinya untuk memberikan pelayanan kesehatan

untuk masyarakat, yang namanya posyandu kan bukan hanya sekedar

menimbang, tapi ada KB disana.terutama kalau bangunannya sudah

representatif kan bisa dipakai oleh warga, bisa buat kumpul-kumpul,

untuk pengajian ibu-ibu. Niat utamanya untuk memfasilitasi pelayanan

kesehatan.

2. Bagaimana tahapan pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan

Karawaci Baru Tangerang?

Kalau kita, Pihak kelurahan mengusulkan hasil musrembang dari

masyarakat, mengusulkan lokasinya dimana walaupun sekiranya

lahannya harus beli, ya kita usulkan nanti semua kebijakan ada di

Pemerintah Kota.

Proses selanjutnya kita menunggu persetujuan dari Kota, kalau sudah di

acc dan anggarannya sudah siap lalu dari Dinas Tata Kota ninjau lokasi

sudah deal terus dibangun, selama proses pembangunan kami ikut

memantau kurang lebih pembangunannya selama 2-3 bulan. Lalu setelah

Dinas Tata Kota, pihak Dinas Kesehatan juga survei ke para kader untuk

tahu lebih jelas apa saja yang warga butuhkan. Setelah semuanya selesai

barulah Tahap pemutusan hubungan yang dilakukan oleh Pemerintah

Kota Tangerang disebabkan karena sudah terlaksananya dengan baik

pembangunan sarana dan prasarananya serta sudah terselengarakannya

seluruh kegiatan penyuluhan.

Page 79: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

3. Apa tujuan dari program ini?

Tujuan dari program ini ya untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

4. Apa saja prasarana yang diberikan oleh Pemerintah Kota Tangerang?

Prasarana yang diberikan oleh Pemda sangat lengkap, pokoknya para

kader hanya tinggal bawa badan saja.

5. Seperti apa peran anda dalam pelaksanaan program 1000 posyandu?

Saya turut berpartisipasi dalam program ini baik dari pengajuan, survei,

pengawasan pelaksanaan juga penyelenggara penyuluhan.

6. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program ini?

Setelah saya memberitahu warga bahwa mereka akan mendapatkan

fasilitas pelayanan kesehatan yaitu bangunan posyandu serta prasarana,

warga dengan semangatnya ingin turut berpartisipasi dalam pelaksanaan

program ini, dari mulai pembangunan sampai perawatan dan

pemeliharaan serta kegiatan yang ada di posyandu warga semangat

melakukannya.

7. Bagaimana hasil yang telah dicapai dari program 1000 posyandu?

Sejauh ini, warga senang dengan adanya program ini jadi mereka bisa

memanfaatkan posyandu dengan baik dan jadi ada tempat untuk acara.

8. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan program

1000 posyandu?

Faktor penghambat sulitnya mencari lahan contohnya di Kelurahan

Karawaci Baru dari 10 Rw ada 3 Rw yang belum kebagian,

permasalahannya karena tidak ada lahan, wilayah tersebut tidak ada

fasos pasum kalaupun beli karena lingkungan perumahan tidak semudah

membeli lahan kosong, kalau lahannya cocok tapi harganya tidak cocok.

Ada pula wilayah yang mempunyai fasos pasum tapi tidak bisa

dibangun karena sudah dibangun taman.

9. Apa harapan bapak kedepannya terhadap program 1000 posyandu?

Harapan saya masyarkat setelah dibangun posyandu tidak diam begitu

saja, yang pertama merawat, memelihara, menjaga kebersihannya.

10. Kegiatan apa saja yang terdapat diposyandu?

Page 80: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Kegiatan posyandu itu sendiri kan banyak sebenernya, seperti

penimbangan balita, kesehatan ibu dan anak, sosialisasi KB dan diluar

itu kan ada lagi seperti sosialisasi kesehatan tentang penyakit dll.

Page 81: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Zuliana

Jabatan : Kader Posyandu Rw.04

Tempat wawancara : Rumah Ibu Zuliana

Waktu wawancara : 5 Mei 2013

1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu?

Program pembanguan posyandu yaa, yang saya tahu sih seperti itu.

2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Kegiatan intinya sih penimbangan bayi dan balita, pemberian Vit A,

pemeriksaan ibu hamil &ibu nifas serta penyuluhan kesehatan tentang

p3k menangani balita bila sakit. Kalau ada orang puskesmas biasanya

ada KB, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan manula kaya tensi darah

gitu. Kami juga ada kegiatan posdaya, ya dari pada ibu-ibu pada kumpul

buat ngomongin yang ga penting lebih baik kita kumpul buat bikin-bikin

keranjinan tangan deh.

3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu?

Kegiatan posyandu dilaksanakan sebulan sekali , tapi setelah dibangun

posyandu yang baru suka ada penyuluhan dari Dinas Kesehatan sih kaya

kemarin itu ada penyuluhan tentang, biasanya diadakannya di posyandu

Rw.08 dan para kader serta tokoh masyarakat diwajibkan hadir dalam

penyuluhan itu.

4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan?

Iya, tapi tahun kemarin neng.

5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut?

Kami jadi paham tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan

nanti. Tapi kami juga belum mensosialisasikannya ke masyarakat.

6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan

program 1000 posyandu?

Kita ikut ngawasin pembangunannya yar kita tau bagusnya seperti apa,

kita juga ikut menyediakan makanan untuk kulinya. Untuk kegiatannya

Page 82: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

kami pasti turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan baik itu dari

Pemerintah Kota atau dari kami sendiri yang mengadakannya.

7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?

Hasilnya yang kami rasakan ya seneng banget bisa dibangunin posyandu

jadi warga juga bisa menggunakan posyandu untuk acara-acara kaya

arisan, pengajian dan lain-lain lah, pokoknya hasilnya mah bermanfaat

banget buat warga. Kita juga jadi banyak kegiatan dan pengetahuan dari

program ini.

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Faktor pendukungnya ya dengan adanya sarana dan prasarana, kan kalau

sarana ada dan prasarana komplit warga juga jadi termotivasi untuk

datang ke posyandu untuk meriksa kesehatan mereka terutama untuk

bayi dan balita, ibu hamil & nifas dan KB, sekarang juga para manula

rajin meriksa tensi darah mereka soalnya sekarang lengkap neng, jadi

warga ngerasa kebantu lah dengan adanya program ini.

Faktor penghambatnya kalau kami pribadi sih dari Rw. 04 awalnya

memang kami ga punya lahan fasos pasum neng jadi terhambat

pelaksanaannya akhirnya kami dikasih tanah disamping Kelurahan

karena sekalian juga Kelurahannya di perbarui.

Zuliana

Page 83: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Atun Tunayah

Jabatan : Kader Posyandu Rw. 05

Tempat wawancara : Rumah Ibu Atun

Waktu wawancara : 9 Mei 2013

1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu?

Yang saya tahu sih pembangunan posyandu

2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Penimbangan, KB, pemeriksaan Ibu hamil & nifas, penyuluhan diare

dan demam berdarah. Belum lama ini kita ada penyuluhan juga dari

Dinas Kesehatan. Pas selesai dibangun posyandu kita juga ada Paud.

3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu?

Kegiatan posyandu da sebulan sekali kaya penimbangan dan lain-lain,

kalau penyuluhan dari Dinkes itu kalau lagi ada aja kalau kemarin kan

dah 2 kali ya bulan April sama minggu kemarin.

4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan?

Pernah, tahun 2012 kemarin.

5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut?

Hasilnya ya saya lebih paham tentang kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan

6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan

program 1000 posyandu?

Kalau kegiatan inti sih pasti kita ya yang terjun langsung kalau untuk

penyuluhan kita selalu ikut sih.

7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?

Kita jadi bisa ada tempat untuk kegiatan, dari penyuluhannya kita juga

jadi dapet banyak pengetahuan.

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Faktor pendukungnya yang saya liat sih warga sini pada ikut

berpartisipasi juga, kalau teknis nya sih yang lebih tau kan

Page 84: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

penyelenggara ya, untuk faktor penghambat itu lahan, kaya Rw.01 itu

belum bisa dibangun karena ga da lahannya.

Atun Tunayah

Page 85: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Tuijiah

Jabatan : Kader Posyandu Rw. 06

Tempat wawancara : Rumah Ibu Tuijiah

Waktu & Tempat : 9 Mei 2013

1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu?

Yang saya tau sih pembangunan posyandu ya neng.

2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Penimbangan, KB, Pemeriksaan Ibu Hamil & nifas dan Pemeriksaan

Manula, penyuluhan kesehatan tentang p3k.

3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu?

Pelaksanaannya kan setiap sebulan sekali, kami juga punya posdaya sih,

biasanya kita manfaat gedung posyandu buat kumpul-kumpul yang

bermanfaat pokoknya mah.

4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan?

Iya pernah, bulan Januari 2012 kalau ga salah.

5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut?

Saya jadi lebih tahu rencananya jadi ga asal aja kan. Nanti kalau saya

salah memberitahukan ke masyarakatnya susah juga

6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan

program 1000 posyandu?

Kita terus berpartisipasi dalam kegiatan apapun yang Pemerintah adain,

contohnya kaya ada penyuluhan kesehatan dan lingkungan kader wajib

ikut tu neng kalau kita ga ikut ga da yang sosialisasi ke warga, itukan

penting ya, pengetahuan buat kita.

7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?

Seneng banget sih neng, kita jadi bisa saling silahturahmi sesama warga

dengan manfaatin sarana dan prasarananya, kalau kata ibu mah

sukseslah program ini.

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Page 86: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Faktor pendukungnya ya itu neng, warga tu jadi pada seneng dan mau

ikut ngebantu apa aja yang di kasih sama Pemerintah. Kalau faktor

penghambat dari program ini ga da sih ya neng, sejauh ini baik-baik aja.

Tuijiah

Page 87: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Sri Isdiyati

Jabatan : Kader Posyandu Rw. 07

Tempat wawancara : Rumah Ibu Sri

Waktu wawancara : 9 Mei 2013

1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu?

Program 1000 posyandu itu program pembangunan sarana dan prasaran

posyandu.

2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Kegiatan intinya penimbangan bayi dan balita, pemeriksaan ibu hamil &

nifas, pemeriksaan tensi manula dan penyuluhan kesehatan. Gedung

posyandu juga kita gunakan untuk bank sampah.

3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu?

Kalau kegiatan intinya kan dilaksanakannya sebulan sekali, bank

sampahnya seminggu sekali untuk pengumpulan sampah-sampahnya

kalau penjualannya seminggu sekali pihak dari bank sampah Pemerintah

Kota nanti yang ngambil jadi kita cuman nunggu aja.

4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan?

Waktu itu sih pernah kalau ga salah tahun 2012 cuman saya lupa

tepatnya kapan.

5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut?

Saya jadi tahu apa saja kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan

6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan

program 1000 posyandu?

Kader turut mengawasi pembangunan biar kalau kita ga suka sama

bentuknya bisa langsung dibenerin. Kader juga menjalankan dan turut

berpartisipasi kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Kota

7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?

Page 88: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Senang sekali, dengan adanya program ini warga jadi pada rajin ke

posyandu saya jadi ga usah mengumumkan lagi setiap ada kegiatan

posyandu.

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Faktor pendukungnya ada prasarana yang lengkap jadi warga tertarik

untuk dateng ke posyandu. Faktor penghambatnya kalau saya pribadi sih

ngerasa tidak ada hambatan.

Page 89: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Popon Salamah

Jabatan : Kader Posyandu Rw. 08

Tempat wawancara : Rumah Ibu Popon

Waktu wawancara : 5 Mei 2013

1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu?

Program 1000 posyandu itu kan program bantuan fasilitas sarana dan

prasarana ya neng, kalau ga salah sih gitu, hehehe.

2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Banyak neng, kalau dulu paling kegiatannya penimbangan aja, kalau

sekarang banyak, ada KB, pemeriksaan Ibu hamil & nifas, dan

penyuluhan-penyuluhan. Kaya penyuluhan kemarin tuh di posyandu

tentang Kelurahan Siaga dan penyuluhan lingkungan sehat.

3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu?

Kalau penimbangan ya seperti biasa dilaksanakannya sebulan sekali,

kalau di Rw saya setiap tanggal 16 neng, setiap bulannya beda-beda tuh

tambahan kegiatannya ada pemeriksaan gigi, pemberian Vit A, suntik

buat wanita usia subur, penyuluhan buat ibu hamil dengan pemberian

susu hamil gratis, masih banyak lah neng, beda-beda tiap bulannya

soalnya kan itu kebijakan dari Dinkes ya.

4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan?

Iya, pertemuannya itu bulan Januari 2012 lalu.

5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut?

Sejauh ini masyarakat tahu akan kegiatan – kegiatan yang ada dan

antusias mereka juga cukup baik akan tetapi kami masih merasa

kurangnya sosialisasi untuk meyakinkan warga dengan manfaat yang

akan mereka dapatkan.

6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan

program 1000 posyandu?

Page 90: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Partisipasi atuh lah, kita kan selalu ikut apa aja kalau ada kegiatan atau

program-program Pemerintah, jangan sampe absen pokoknya mah,

penting juga buat pengetahuan.

7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?

Hasilnya jadi penuh neng posyandu, tapi tertib banget anak-anaknya

juga karena kan dah disediain fasilitas kumplit banget, jadi kita juga

seneng sekarang banyak yang dah mau dateng ke posyandu.

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Faktor pendukungnya ya adanya sarana dan prasaran, warga juga

termotivasi kan jadinya buat dateng terus ke posyandu. Faktor

penghambat paling lahan neng yang saya tahu sih begitu itu untuk Rw

yag lain sih, kalau kita alhamdulillah ga da.

Popon Salamah

Page 91: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : A. Yudeyana

Jabatan : Kader Posyandu Rw. 09

Tempat wawancara : Rumah Ibu Yudeyana

Waktu wawancara : 5 Mei 2013

1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu?

Program 1000 posyandu itu adalah program pembangunan posyandu

dan juga penyediaan sarana dan prasarana lainnya.

2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Kegiatan diposyandu ada penimbangan balita, KB, pemeriksaan ibu

hamil, dan penyuluhan kesehatan.

3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu?

Pelaksanaannnya ya seperti biasa sebulan sekali setiap tanggal 10.

Sarana posyandu juga suka dipakai untuk acara lain-lain kaya senam,

bank sampah, posdaya dll, tergantung kebutuhannya. Setiap kegiatan

dah ada jadwalnya masing-masing.

4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan?

Pernah, tapi itu waktu tahun kemarin, tahun 2012.

5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut?

Dalam pertemuan ini kita kan diberitahu apa saja yang kegiatan yang

akan dilaksanakan dan nanti kita juga yang mensosialisasikannya ke

warga-warga.

6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan

program 1000 posyandu?

Kami ikut ngebantu nyiapin makanan buat kuli yang ngebangun, kalau

kegiatan emang harus ikut kalau ga, ga bakal tau apa-apa neng. Kan

yang namanya kader harus lebih tau dari warga yang lain.

7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?

Sekarang alhamdulillah dah pada semangat ke posyandu, tempatnya kan

dah enak, balita juga pada semngat nimbang. Padahal dulu susah banget

Page 92: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

neng, kader sampe harus nyamper kerumah-rumah maksa buat pada

nimbang.

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Faktor pendukungnya ya sarana dan prasarana yang baik dan kerjasama

warga juga dalam pelaksanaan program ini, faktor penghambatnya kalo

yang ibu rasakan sih neng, ga da yaa.

A.Yudeyana

Page 93: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Endang Rusmaningsih

Jabatan : Kader Posyandu Rw. 10

Tempat wawancara : Rumah Ibu Endang

Waktu wawancara : 5 Mei 2013

1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu?

Yang saya tahu ya program pembangunan posyandu.

2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu?

Kegiatan intinya sih penimbangan, KB, pemeriksaan ibu hamil & nifas

dan pemeriksaan manula serta penyuluhan kesehatan. Kalau penggunaan

gedung posyandu selain kegiatan penimbangan sih tergantung

kebutuhan, kadang kita pake buat rapat, pengajian, arisan dan kegiatan

bank sampah juga senam jantung sehat.

3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu?

Kalau penimbangan ya seperti biasa neng satu bulan sekali kalau untuk

yang lain-lain tergantung kebutuhan sih. Paling yang rutin senam

jantung itu 2 minggu sekali, sama bank sampah sebulan sekali juga.

4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan?

Iya pernah waktu tahun 2012 kalau ga salah sih awal tahun sekitar bulan

Januari.

5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut?

Kami jadi lebih paham kegiatan-kegiatan apa saja yang dilaksanakan

walaupun memang menurut saya sosialisasinya kurang neng.

6. bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan

program 1000 posyandu?

Selama pembangunan kita ikut mengawasi soalnya kalau ga sesuai kan

susah juga, kita juga selalu ikut kegiatan-kegiatan yang lainnya seperti

penyuluhan kesehatan dan lingkungan.

7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?

Sekarang warga dah mulai banyak yang dateng ke posyandu buat ikut

kegiatan-kegiatan. Ya syukurlah neng sekarang posyandu jadi rame.

Page 94: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program

ini?

Faktor pendukungnya adanya motivasi warga dan kerjasama warga

neng, ya dengan adanya kerjasama kan program jadi terlaksana dengan

baik ya. Kalau faktor penghambatnya sih lahan ya kita juga untung ada

tanah fasos walaupun ga luas tapi lumayan cukuplah buat posyandu.

Page 95: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Desi Algi

Jabatan : Ibu Balita

Tempat Wawancara : Posyandu Rw. 08

Waktu Wawancara : 16 Mei 2013

1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu?

Kegiatan posyandu ada penimbangan bayi dan balita, KB, pemberian Vit

A. Saya juga suka meriksa tensi darah disini, sekarang dah lumayan lah

dibanding dulu hanya penimbangan aja.

2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut?

Bermanfaat banget sih, apalagi waktu itu bu Lurah dateng buat ngasih kita

motivasi. Dan sekarang suka ada pemeriksaan gigi gratis bahkan kemarin

saya sempet ditawarin KB Spiral, lumayan kan spiral kan mahal ya tapi ini

digratisin. Alhamdulillah lah sekarang pelayanan kesehatan di posyandu

dah sedikit demi sedikit komplit jadi warga juga jadi tambah rajin ke

posyandu.

3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu?

Kegiatan di posyandu kan sebulan sekali, setiap tanggal 16 kalau di Rw

saya sih. Paling karena sekarang ada bank sampah saya juga 2 minggu

sekali suka ke posyandu ngasih barang-barang bekas.

4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan?

Pelayanan kader disini sih baik-baik ya, ramah-ramah, menuntun para ibu,

selalu ngasih masukan yang baik. Pokoknya baik lah.

5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Manfaat yang saya dapet, saya jadi ga perlu maksa anak saya buat ke

posyandu lagi soalnya sekarang prasarananya dah bagus, bacin balitanya

kan bentuk kuda-kudaan gitu jadi dia seneng, sekarang saya juga ga

khawatir sama kesehatan gigi dan mata anak saya kan dah ada fasilitasnya

jadi ga perlu bayar mahal buat ke dokter, hehehe.

6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu?

Page 96: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Harapan saya sih, semoga bisa terus ada kegiatannya dan malah harusnya

nambah, hehehe. Biar tambah kumplit kan jadinya ga perlu khawatir sama

kesehatan anak, ahlinya dah dateng sendiri buat meriksa.

Desi Algi

Page 97: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Anah

Jabatan : Ibu Balita

Tempat wawancara : Rumah Ibu Anah

Waktu wawancara : 18 Mei 2013

1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu?

Kegiatan posyandu ada penimbangan, KB, Penyuluhan-penyuluhan

kesehatan dll.

2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut?

Bermanfaat banget buat saya, saya punya anak kan beda nya 1 tahun

karena sibuk ngurus anak yang kecil yang gedenya jadi kurang saya

perhatiin, pas saya ke posyandu ternyata anak saya yang gede kurang gizi

makanya saya diberikan penyuluhan sama kadernya dan juga dikasih

motivasi sama bu Lurah supaya rajin bawa anak saya ke posyandu.

3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu?

Sebulan sekali setiap ada kegiatan posyandu.

4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan?

Kadernya baik-baik kok, teliti, ramah juga. Saya jadi ngerasa dibimbing

bukan digurui.

5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Anak saya sekarang jadi gemuk mba, karena dipantau terus gizinya sama

kader. Saya jadi ga pernah alfa ke posyandu, hehe.

6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu?

Harapan saya, semoga kegiatannya terus berlanjut dan tambah kumplit sih,

dah itu aja harapannya.

Anah

Page 98: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Kurniasih

Jabatan : Ibu hamil

Tempat wawancara : Posyandu Rw. 08

Waktu wawancara : 16 Mei 2013

1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu?

Kegiatan posyandu ya penimbangan, KB, pemeriksaan ibu hamil & nifas,

penyuluhan kesehatan.

2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut?

Bagus kok, saya juga suka sebulan sekali ke posyandu buat meriksa

kehamilan, sama kok kaya puskesmas karna dokternya juga emang dari

puskesmas. Kalau saya perlu di rongen saya dirujuk ke puskesmas atau

RS. Umum, karna dapet rujukan gratis jadinya.

3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu?

Sebulan sekali neng.

4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan?

Baik, kadernya pada teliti ramah juga, makanya saya lebih seneng meriksa

di posyandu sambil becanda-becanda sama kadernya kalau dibandingin

puskesmas lebih nyaman di posyandu.

5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Saya diperhatiin terus sama kadernya jadi saya juga ga khawatir sama

kehamilan saya apalagi ini anak pertama ya, alhamdulillah anak sehat. Itu

sih manfaat yang saya dapet.

6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu?

Semoga terus ada deh, terus semangat para kadernya dan ga bosen-bosen

ngejalanin kegiatannya kadang-kadangkan balita dan ibu-ibunya suka pada

bawel dan ribet. Heheh. Semoga juga Pemerintah terus ngadain program

yang bermanfaat buat warganya.

Kurniasih

Page 99: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Dewi Wahyudi

Jabatan : Ibu Hamil

Tempat wawancara : Posyandu Rw 10

Waktu wawancara : 18 Mei 2013

1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu?

Penimbangan, KB, Pemeriksaan ibu hamil, sama manula juga ya, trus

penyuluhan kesehatan deh.

2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut?

Bagus kegiatannya, sekarang juga udah mulai lengkap ya, ada

pemeriksaan ibu hamil juga, dokternya juga yang mantau langsung jadi ga

perlu ke puskesmas. Dokternya kan dah dateng ke posyandu hehe.

3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu?

Aku ke posyandu sebulan sekali setiap penimbangan.

4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan?

Baik, baik banget, telaten lagi nanganin kita nya, yang namanya ibu hamil

kan ya harus hati-hati gitu.

5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Manfaatnya aku dapet pelayanan kesehatan dari warga sini sendiri, jadi

lebih nyaman dan lebih deket sama kadernya.

6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu?

Harapan ya supaya pelayanannya lebih lengkap lagi, syukur-syukur jadi

kaya rumah sakit, hahah. Jadi kan enak gratis terus.

Dewi Wahyudi

Page 100: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Sopiah

Jabatan : manula

Tempat wawancara : Rumah ibu Sopiah

Waktu wawancara : 18 Mei 2013

1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu?

Penimbangan, KB, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan buat

manula, ibu hamil sma balita.

2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut?

Bagus, ibu kan suka nensi juga di posyandu tapi sekarang kadernya yang

suka kerumah.

3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu?

Kalau lagi ngerasa sakit kepala banget ibu suka manggil kader buat nensi

neng. Kadang suka langsung diajak ke puskesmas sama kadernya karna

takut ibu kenapa-kenapa gitu ya. Paling ibu suka ikut senam jantung sehat

setiap minggu pagi di posyandu.

4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan?

Baik banget ramah lagi neng. Sabar gitu ya sama ibu yang udah tua gini.

Hehe. Cepet lagi pelayanannya kalau ibu panggil.

5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Ibu jadi ga khawatir kalau kenapa-kenapa neng, dah ada yang merhatiin

kesehatan ibu.

6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu?

Pemerintah lebih sering-sering deh ada program kaya gini, buat warga

yang susah jadi lebih mudah dapet pelayanan kesehatannya.

Sopiah

Page 101: ULFAH LATIFAH-FDK.pdf

Nama : Ibu Joko

Jabatan : manula

Tempat wawancara : Rumah Ibu Joko

Waktu wawancara : 18 Mei 2013

1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu?

Penimbangan Bayi dan Balita, Pemeriksaan Kesehatan dan KB.

2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut?

kegiatannya bagus apalagi sekarang mah posyandu jadi banyak kegiatan

selain kegiatan penimbangan ya, ibu suka ikut senam jantung sehat juga

soalnya. Kalau lagi ngerasa pusing juga suka ke posyandu minta di tensi.

3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu?

Kalau senam dua minggu sekali, setiap rabu sore sama minggu pagi

4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan?

Pelayanannya baik, ramah, kekeluargaan juga kader-kadernya kalau

ngelayanin ibu-ibu yang sudah tua tuh telaten banget, sabar banget.

5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Manfaatnya dari ikut senam sih ya seger terus badan neng, trus kalau lagi

kenapa-kenapa ga perlu jauh-jauh minta tolongnya.

6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu?

Ibu sih berharap ada terus kegiatannya jangan sampe berhenti pokoknya.

Ibu Joko