93
TUGAS UAS MATERI AL-QURAN HADITS MI DISUSUN OLEH: Yunita Apriyanti 13270150 DOSEN PENGAMPU: AQUAMI, M.Pd.I JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

TUGAS UAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

TUGAS UAS

MATERI AL-QURAN HADITS MI

DISUSUN OLEH:

Yunita Apriyanti13270150DOSEN PENGAMPU:

AQUAMI, M.Pd.IJURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN FATAH PALEMBANG

2015

ADH- DUHA

((((((((((( ((( (((((((((( ((((( (((((( ((( ((( (((((((( (((((( ((((( (((((( ((( (((((((((((( (((((( (((( (((( ((((((((( ((( (((((((((( ((((((((( (((((( (((((((((( ((( (((((( (((((((( (((((((( ((((((((( ((( (((((((((( (((((( (((((((( ((( (((((((((( (((((((( (((((((((( ((( ((((((( ((((((((((( (((( (((((((( ((( ((((((( ((((((((((( (((( (((((((( (((( ((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((( ((((

1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,

2. Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),

3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu[1581].

4. Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)[1582].

5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?

7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung[1583], lalu Dia memberikan petunjuk.

8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.

10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.

ASBABUNUZUL SURAH AD-DHUHASyaikhain atau Imam Bukhari dan Imam Muslim serta selain keduanya, semuanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Jundab yang menceritakan bahwa Nabi saw. mengalami sakit, karena itu beliau tidak melakukan salat malam selama satu atau dua malam. Lalu datang kepadanya seorang wanita seraya berkata"Hai Muhammad! Aku tidak berpendapat lain kecuali aku yakin bahwasanya setanmu itu telah meninggalkanmu. Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Demi waktu Dhuha, dan demi malam apabila telah sunyi. Rabbmu tiada meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu." (Q.S. Adh Dhuhaa 1-3) Imam Said bin Manshur dan Imam Faryabi kedua-duanya mengetengahkan sebuah hadis melalui Jundab yang menceritakan, bahwa malaikat Jibril sudah cukup lama tidak muncul kepada Nabi saw. Maka orang-orang musyrik mengatakan, "Muhammad telah ditinggalkan.Lalu turunlah ayat tadi Imam Hakim mengetengahkan sebuah hadis melalui Zaidbin Arqam r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. tinggal selama beberapa hari tanpa ada wahyu yang turun kepadanya. Maka Umu Jamil istri Abu Lahab mengatakano "Aku tiada berpendapat melainkan bahwa temanmu itu (yakni malaikat Jibril) telah meninggalkanmu dan membencimu." Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Demi waktu Dhuha..." (Q.S.Adh Dhuhaa 1, dan beberapa ayat berikutnya). Imam Thabrani dan Imam Ibnu Abu Syaibah di dalam kitab Musnad, juga Imam Wahidi serta lain-lainnya, semuanya mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang di dalamnya terdapat seseorang perawi yang identitasnya masih belum dikenal.Hadis ini diketengahkan melalui Hafsh bin Masirah Al Qurasyi, kemudian Hafsh menerimanya dari ibunya, ibu Hafsh menerimanya dari ibunya yang bernama Khaulah. Khaulah ini menjadi pelayan Rasulullah saw.; ia telah menceritakan, bahwa ada seekor anak anjing memasuki rumah Nabi saw. lalu anak anjing itu memasuki kolong ranjang beliau, dan anjing itu mati di situ. Maka Nabi saw. tinggal selama empat malam tanpa ada suatu wahyu pun yang turun kepadanya. Nabi saw. berkata, "Hai Khaulah! Apakah gerangan yang telah terjadi di dalam rumah Rasulullah, Jibrilsudah cukup lama tidak berkunjung kepadaku?" Kemudian aku berkata di dalam hati."Seandainya aku bersihkan terlebih dahulu rumah ini alangkah baiknya." Segera aku menyapu rumah lalu aku membungkukkan badanku untuk membersihkan bawah kolong ranjang dengan sapu, lalu aku mengeluarkan bangkai anak anjing dari kolong ranjangnya. Ketika Nabi saw. datang, tiba-tiba tubuhnya bergetar sehingga pakaian jubah yang disandangnya pun ikut bergetar. Sesungguhnya Nabi saw. apabila turun wahyu kepadanya, maka tubuhnya tampak gemetar, lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Demi waktu Dhuha..." (Q.S. Adh Dhuhaa, l) sampai dengan firman-Nya, ."..lalu (hati) kamu menjadi puas." (Q.S. Adh Dhuhaa, 5) Sehubungan dengan hadis di atas Hafiz lbnu Hajar memberikan komentarnya bahwa, kisah mengenai terlambatnya malaikat.Jibril disebabkan adanya anak anjing, hadis mengenai kisah ini sudah terkenal, hanya saja keadaan hadis tersebut kalau dianggap sebagai Asbabun Nuzul ayat ini, maka hal ini garib yakni, aneh bahkan Syadz dan ditolak karena ada bukti yang menyanggahnya di dalam kitab satrih. Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Syaddad, bahwa Siti Khadijah berkata kepada Nabi saw., "Sesungguhnya aku melihat bahwa tiada lain Rabbmu telah meninggalkan kamu." Lalu turunlah ayat tersebut. Imam Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Urwah yang menceritakan, bahwa malaikat Jibril terlambat datang kepada Nabi saw., maka Nabi saw. merasa sangat berduka cita. Selanjutnya Siti Khadijah berkata, "Sesungguhnya aku memandang bahwa Rabbmu membencimu karena sikapmu yang selalu kelihatan berduka cita itu", lalu turunlah ayat tersebut.Kedua hadis tersebut perawinya adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan predikat kedua hadis tersebut sama-sama mursal. Hafiz Ibnu Hajar memberikan komentarnya menurut pendapat yang kuat ialah bahwa masing-masing dari Umu Jamil dan Siti Khadijah benar-benar mengatakan hal tersebut.Hanya saja Umu Jamil mengatakannya atas dorongan kebencian, sedangkan Siti Khadijah mengatakannya karena ikut berduka cita. Imam Thabrani dan Imam Ibnu Abu Syaibah di dalam kitab Musnad, juga Imam Wahidi serta lain-lainnya, semuanya mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang di dalamnya terdapat seseorang perawi yang identitasnya masih belum dikenal.Hadis ini diketengahkan melalui Hafsh bin Masirah Al Qurasyi, kemudian Hafsh menerimanya dari ibunya, ibu Hafsh menerimanya dari ibunya yang bernama Khaulah. Khaulah ini menjadi pelayan Rasulullah saw. ia telah menceritakan, bahwa ada seekor anak anjing memasuki rumah Nabi saw. lalu anak anjing itu memasuki kolong ranjang beliau, dan anjing itu mati di situ. Maka Nabi saw. tinggal selama empat malam tanpa ada suatu wahyu pun yang turun kepadanya. Nabi saw. berkata "Hai Khaulah! Apakah gerangan yang telah terjadi di dalam rumah Rasulullah, Jibril sudah cukup lama tidak berkunjung kepadaku?" Kemudian aku berkata di dalam hatio "Seandainya aku bersihkan terlebih dahulu rumah ini alangkah baiknya." Segera aku menyapu rumah lalu aku membungkukkan badanku untuk membersihkan bawah kolong ranjang dengan sapu, lalu aku mengeluarkan bangkai anak anjing dari kolong ranjangnya. Ketika Nabi saw. datang, tiba-tiba tubuhnya bergetar sehingga pakaian jubah, yang disandangnya pun ikut bergetar. Sesungguhnya Nabi saw. apabila turun wahyu kepadanya maka tubuhnya tampak gemetar, lalu Allah menurunkan firman-Nyao "Demi waktu Dhuha..." (Q.S. Adh Dhuhaa, 1) sampai dengan firman-Nya, "..lalu (hati) kamu menjadi puas." (Q.S. Adh Dhuhaa, 5).Sehubungan dengan hadis di atas Haftz Ibnu Hajar memberikan komentarnya bahwa kisah mengenai terlambatnya malaikat Jibril disebabkan adanya anak anjing, hadis mengenai kisah ini sudah terkenal, hanya saja keadaan hadis tersebut kalau dianggap sebagai Asbabun Nuzul ayat ini, maka hal ini garib yakni, aneh bahkan Syadz dan ditolak karena ada bukti yang menyanggahnya di dalam kitab sahih. Imam Thabrani di dalam kitab Al Ausath mengetengahkan sebuah hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a menceritakan, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, "Telah ditampakkan kepadaku apa-apa yang kelak dapat ditaklukan oleh umatku sesudahku, lalu aku gembira melihatnya", maka Allah menurunkan firman-Nya, "dan sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagimu daripada dunia." (Q.S. Adh Dhuhaa 4) Sanad hadis ini berpredikat Hasan atau baik.Dalam surah ini, Allah swt menurunkan kasih sayang dan melimpahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Allah ingin mengobati penderitaan yang dialami oleh Nabi Muhammad saw. sekaligus memberikan ketenangan dan keyakinan kepadanya.Ad-Duha diturunkan secara khusus untuk Nabi Muhammad saw. Surah ini untuk menghibur, menyenangkan dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena ejekan-ejekan dari kaum kafir Quraisy.Dalam beberapa riwayat, diceritakan bahwa Nabi Muhammad saw. menderita sakit hingga membuatnya susah bangun. Beliau berbaring ditempat tidurnya dan tidak bangun untuk salat Tahajud semalam atau dua malam. Kemudian datanglah seorang wanita musyrik dan berkata, wahai Muhammad, aku melihat setanmu telah pergi meninggalkanmu.Sufyan Ibnu Uyainah meriwayatkan bahwa malaikat Jibril tidak datang membawa wahyu kepada Nabi Muhammad saw. sekitar lima belas hari. Lamanya wahyu tidak turun itu membuat orang-orang kafir mengatakan, Muhammad telah ditinggalkan oleh Tuhannya.Berikut ini sebuah hadis yang menceritakan asbabun nuzul surah ad-Duha baca dan perhatikan baik-baikArtinya :Dari Junduh, dia berkat, Nabi saw. menderita sakit hingga dia tetap berbaring di tempat tidurnya dan tidak bangun untuk salat Tahajud semalam atau dua malam. Kemudian, datang seorang wanita dan berkata, Wahai Muhammad, aku melihat setanmu telah pergi meninggalkanmu. Lalu, Allah swt. Menurunkan surah ad-Duha ayat 1-3 ersebut (demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu). (HR. Ahmad no. 18051)

Artinya :

Dari Hakim bin Hizam r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, Tangan di atas (orang yang memberi) lebih baik daripada tangan dibawah (orang yang meminta). Dahulukanlah orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sesungguhnya sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup maka Allah akan mencukupkannya. (H.R. al-Bukhari no. 1338 dan Muslim no.1716)

Kandungan hadis

Hadis tersebut menyebutkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Maksud tangan di atas adalah orang yang memberi atau bersedekah, sedangkan tangan dibawah adalah orang yang meminta atau peminta-minta. Jadi, hadis tersebut mengajarkan bahwa memberi lebih baik daripada meminta-minta. Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam. Senang memberi bantuan kepada orang yang kekurangan merupakan akhlak terpuji.Senang memberi hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai sifat pemurah. Nabi Muhammad saw. adalah orang yang paling pemurah di antara orang-orang yang pemurah. Beliau selalu memberi jika ada orang yang meminta kepadanya. Jika beliau tidak punya, dicarikannya dahulu dan diberikannya pada lain hari.Sifat pemurah juga dimiliki para sahabat Nabi Muhammad saw. misalnya, Usman bin Affan. Ketika Nabi Muhammad saw. mendapat berita bahwa kerajaan Romawi Timur akan menyerang Madinah, beliau mengumpulkan orang-orang guna mencari dana untuk menghadapi serangan tersebut. Usman bin Affan yang terkenal kaya raya dan dermawan segera menyerahkan 1.000 ekor unta, 50 ekor kuda, dan 1.000 mata uang emas. Setelah melihat tumpukan emas itu, Nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya, Sesunggunya apa yang engkau sumbangkan itu, niscaya tidak akan mengurangi hartamu.Sebab-sebab Turunnya Hadis Tentang Keutamaan Memberi

Khadijah istri Nabi Muhammad saw. adalah seorang saudagar kaya. Beliaupun rela memberikan semua hartanya untuk perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam menegakkan Islam saat itu.

Orang pemurah selalu memberi bantuan kepada orang yang memerlukan, baik diminta maupun tidak. Hatinya bersih dari taman dan serakah serta ikhlas. Dalam memberi, perkataannya selalu menyenangkan, tidak dengan kata-kata yang menyakitkan. Mereka yakin dengan pemberiannya itu tidak akan mengurangi hartanya. Bahkan, Allah swt. Akan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.

Dalam surah al-Lail ayat 5-7, Artinya :

Maka barang siapa memberikan (hartaya di jalan Allah), dan bertakwa dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagian). Q.S. al-Lail/92: 5-7

AL INSYRAH(((((( (((((((( (((( (((((((( ((( ((((((((((( ((((( (((((((( ((( (((((((( ((((((( (((((((( ((( ((((((((((( (((( (((((((( ((( (((((( (((( (((((((((( ((((((( ((( (((( (((( (((((((((( ((((((( ((( ((((((( (((((((( ((((((((( ((( (((((((( ((((((( ((((((((( (((

1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,

2. Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

3. Yang memberatkan punggungmu[1584]?

4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu[1585],

5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586],

8. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.ASBABUN NUZUL AL INSYIRAHDalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun ayat (S. 94:6) Rasulullah saw bersabda : "Bergembiralah kalian karena akan datang kemudahan bagi kalian. Kesusahan tidak akan mengalahkan dua kemudahan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari al- Hasan).

Kandungan Surah Al-Insyirah

Surah Al Insyiroh adalah surah ke-94 terdiri atas delapan ayat dan tergolong surah makiyyah, yaitu surah yang diturunkan di Mekkah. Surah ini diambil dari kata alam nasrah yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya melapangkan. Dalam Surah Al Insyiroh Allah SWT menerangkan tentang nikmat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dalam pertanyaan Allah SWT bahwa disamping ada kesukaran, pasti akan ada kemudahan. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar tetap melakukan amal saleh dan bertakwa kepada Allah SWT. Surah Al Insyroh ini merupakan tasyrik (penghibur hati) bagi Nabi Mnuhammad SAW.Penjelasan isi kandungan Surah Al Insyiroh

Pada ayat pertama Allah menghibur Rasullullah atas berbagai cobaan umat Islam, pada ayat 2 dan 3 menjelaskan perjuangan Nabi Muhammad SAW semakin berat, sehingga seakan-akan membuat tulang beliau bungkuk memikulnya, pada ayat ke-4 Allah memberikan penghargaan kepada Nabi Muhammad SAW berupa

1. Nama Nabi Muhammad disejajarkan pada Allah dalam kalimat Syahadat

2. Seseorang tidak dianggap beriman apabila tidak beriman kepada Nabi Muhammad SAW

3. Nabi Muhammad SAW dijadikan suri teladan atau panutan bagi semua manusia

4. Semua umat Islam senantiasa mengucapkan shalawat kepada Nabi Mnuhammad SAW

Dalam ayat 5 dan 6 Allah memberikan motivasi Nabi Muhammad bahwa perjuangannya nanti akan membuahkan hasil, pada ayat 7 Allah memerintahkan agar setelah selesai satu urusan tidaklah berdiam, melainkan untuk segera mengerjakan urusan yang lain secara bersungguh-sungguh

AT-TIN

((((((((((( (((((((((((((( ((( ((((((( (((((((( ((( (((((((( (((((((((( ((((((((( ((( (((((( ((((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((((((((( ((( (((( ((((((((((( (((((((( (((((((((( ((( (((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((( (((((( (((((( ((((((((( ((( ((((( ((((((((((( (((((( ((((((((((( ((( (((((((( (((( (((((((((( (((((((((((((( (((

1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun[1587],

2. Dan demi bukit Sinai[1588],

3. Dan demi kota (Mekah) ini yang aman,

4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

5. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),

6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

7. Maka Apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

8. Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?Asbabun Nuzul Surat at-Tiin ayat 1-8Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-Aufi yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa firman Allah at-Tiin ayat 5 kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya mengandung arti dikembalikan ke tingkat pikun (seperti bayi lagi). Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah saw pernah ditanya tentang kedudukan orang-orang pikun. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (at-Tiin ayat 6), yang menegaskan bahwa mereka yang beriman dan beramal sholeh sebelum pikun, akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.

Isi kandungan QS. At-Tiin adalah sebagai berikut :

1. Buah tin dan zaitun merupakan kinayah (ungkapan) tentang Damaskus (tempat diutusnya Nabi Nuh as) dan Baitul Maqdis (tempat diutusnya Nabi Isa as).

2. Bukit Sinai yaitu sebuah gunung (bukit) tempat Allah berbicara langsung kepada Nabi Musa as.

3. Yang dimaksud dengan negeri yang aman adalah Kota Mekkah. Allah bersumpah dengan tiga tempat tersebut sebagai isyarat perintah untuk mengetahui dan mempercayai turunnya wahyu Allah kepada para Ulul Azmi dari kalangan Rasul

4. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling baik diantara makhluk lainnya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Ia dapat berdiri tegak, berbicara, berilmu, mengatur lagi bijak. Hal itu disebabkan manusia dibekali dengan akal pikiran dan hati yang dapat berfungsi dengan baik. Sehingga memungkinkan bagi manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.

5. Manusia akan berubah menjadi makhluk yang hina dan rendah derajatnya di hadapan Allah apabila ia tidak bersyukur, selalu bermaksiat, dan tidak mentaati perintah Allah SWT. Tempat kembalinya adalah neraka yang menyengsarakan.

6. Manusia yang akan selamat dari kehinaan adalah orang yang beriman dengan sungguh-sungguh dan membuktikannya dengan ibadah dan amal shaleh. Mereka akan mendapatkanpahala yang tidak ada putus-putusnya, yaitu balasan surga dengan segala kenikmatannya dan kekal di dalamnya.

7. Melalui Rasulullah sebagai pembawa risalah dan uswatun hasanah, kita menjadi tahu tentang ajaran Islam. Kita tidak boleh mendustakan ajaran yang dibawa oleh beliau, karena mendustakan ajarannya berarti sama saja mendustakan Allah dan balasannya adalah neraka.

8. Allah adalah hakim yang paling adil, manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah diusahakannya salama hidup di dunia. Jika baik amalnya maka akan dibalas dengan kebaikan pula yaitu surga dan ridho-Nya, dan jika buruk amalnya maka akan mendapat balasan yang buruk pula yaitu neraka dan murka-Nya

AL-ALAQ

(((((((( (((((((( ((((((( ((((((( (((((( ((( (((((( (((((((((( (((( (((((( ((( (((((((( (((((((( (((((((((( ((( ((((((( (((((( (((((((((((( ((( (((((( (((((((((( ((( (((( (((((((( ((( (((( (((( (((((((((( (((((((((( ((( ((( ((((((( (((((((((((( ((( (((( (((((( ((((((( ((((((((((( ((( (((((((((( ((((((( (((((((( ((( ((((((( ((((( (((((( (((( (((((((((( ((( ((((( ((((( (((((((((( (((( (((( (((((( ((((((((((((( (((( (((((((((( ((( (((((( (((((((((( (((( (((((( ((((((( (((((( (((( (((((( (((( (((( ((((( (((( ((((((( ((((((((((( (((((((((((((( (((( ((((((((( ((((((((( ((((((((( (((( (((((((((( (((((((((( (((( (((((((( (((((((((((((( (((( (((( (( (((((((( (((((((((( ((((((((((( ( ((((

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,

7. Karena Dia melihat dirinya serba cukup.

8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,

10. Seorang hamba ketika mengerjakan shalat[1590],

11. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,

12. Atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?

14. Tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?

15. Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1591],

16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

17. Maka Biarlah Dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

18. Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah[1592],

19. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

ASBABUN NUZUL AL-ALAQ

Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Abu Hurairah bahwa Abu Jahal pernah berkata, Apakah Muhammad meletakkan mukanya ke tanah (sujud) di hadapan kamu ? ketika itu orang membenarkannya. Selanjutnya Abu Jahal berkata: Demi al-Lata dan al-Uzza, sekiranya aku melihat dia sedang berbuat demikian, akan aku injak batang lehernya dan kubenamkan mukanya ke dalam tanah. Ayat-ayat ini (6-19) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ketika Rasulullah saw sedang shalat, datanglah Abu Jahal melarang beliau melakukannya. Ayat-ayat 6-19 ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut sebagai ancaman kepada orang yang menghalang-halangi orang yang hendak beribadah.Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan lain-lain, yang bersumber dari Ibnu Abbas, menurut at-Tirmidzi hadits ini hasan shahih, bahwa ketika Rasulullah saw sedang shalat, datanglah Abu Jahal seraya berkata: Bukankah aku sudah melarang engkau berbuat demikian (shalat) ? Nabi Muhammad saw pun membentaknya. Abu Jahal berkata: Bukankah engkau tau bahwa di sini tidak ada orang yang lebih banyak pengikutnya daripada aku ? maka Allah menurunkan ayat-ayat ini (al-Alaq 17-19) sebagai ancaman kepada orang yang menghalang-halangi orang yang hendak melakukan ibadah dan merasa banyak pengikut.

Kandungan QS Al Alaq 1-19 Pada dasarnya kandungan surat al-Alaq sudah memuat semua unsur pendidikan. Pada ayat 4 dan 5 dijelaskan bahwa pendidik pertama adalah Allah SWT. Allah mengajar manusia menulis dengan menggunakan pena. Dia memberikan pengetahuan kepada manusia tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya. Kemudian katainsan(manusia) dalam ayat 5, dimaksudkan sebagai peserta didik, yaitu semua manusia merupakan peserta didik tanpa batas waktu dan tempat. Pada ayat 1, 5 dan 19, menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah agar manusia mempunyai pengetahuan sehingga dapat beribadah dan bersujud serta mendekatkan diri kepada-Nya. Itu berarti bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mendapatkan rida-Nya.Secara eksplisit surat al-Alaq juga menjelaskan tentang materi pendidikan, hal ini dapat dilihat pada ayat 1 dan 3 (yang menjelaskan tentang materi membaca). Membaca merupakan materi pertama yang disebutkan di dalam surat al-Alaq. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang pertama kali harus diberikan kepada peserta didik adalah membaca. Hal ini sesuai dengan perkembangan daya serap dan jiwa peserta didik. (sebagaimana telah ditegaskan dalam Surat an-Nahl: 78) bahwa manusia dianugerahi tiga potensi, yaitu pendengaran, penglihatan dan perasaan (hati).Dalam ayat ini tidak dijelaskan objek yang harus dibaca. Akan tetapi dapat kita kaji bahwa katayang berasal dari akar kata, menurut Quraisy Shihab pada hakikatnya mengandung arti menghimpun, yaitu menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya dan sebaginya.Perintah membaca dalam surat ini berkonotasi umum, yakni membaca apa saja yang dapat dibaca dan berguna, baik untuk diri si pembaca maupun umat manusia umumnya. Tidak peduli apakah yang dibaca itu tertulis atau tidak tertulis, seperti membaca atau meneliti alam semesta.Dengan pemahaman inilah, maka materi pendidikan tidak hanya membaca. Akan tetapi, lebih luas cakupannya yaitu meliputi ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Sehingga islam pernah mengalami masa keemasan dan kejayaan dalam berbagai bidang pengetahuan.

Pada ayat 4 secara implisit menjelaskan tentang materi menulis. Allah menegaskan bahwa Dia telah mengajarkan menulis kepada manusia dengan menggunakanqalam,yaitu alat tulis yang pertama kali dikenal dalam dunia pendidikan. Menulis merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Setelah ditulis, pengetahuan tersebut dapat diwarisi oleh generasi berikutnya sehingga generasi selanjutnya dapat meneruskan dan mengembangkan lebih lanjut ilmu-ilmu yang telah dirintis oleh generasi sebelumnya. Sebagaiman ucapan imam Syafii sebagai berikut:

Ilmu pengetahuan adalah binatang buruan dan tulisan adalah tali pengikat buruan itu. Oleh sebab itu, ikatlah buruan dengan tali yang teguh.Sedangkan ayat 2 menjelaskan bagaimana mengenal diri melalui proses penciptaan secara biologis. Ayat ini menjelaskan tentang penciptaan manusia secara fisik yang bermula darial-Alaq. Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu yang mempelajari manusia dari sudut fisiknya disebut dengan ilmu biologi. Oleh karenanya, wahyu pertama ini mengajak umat manusia agar merenungkan sejenak asal-usul kejadian mereka (manusia) dari sudut biologis agar mereka mau menyadari kondisi dan hakikat mereka yang sebenarnya. Dengan demikian mereka tidak akan membangkang, tetapi selalu tunduk, sujud dan mendekatkan diri kepada pencipta mereka sendiri.

Secara eksplisit pula, methode pendidikan yang tergambar dalam suratal-Alaqadalah sebagai berikut:

Pembiasaan dan pengamalan

Mauizah(pada ayat 19)

Targib wa Tarhib(ayat 8, 15-18) dan

Hiwar Khitabi Taridi(ayat 9-10)23- Q.S. Adz-Zariyat: 56

.(:)Artinya:Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(Q.S. Adz-Zariyat: 56)Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan pendidikan ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Artinya pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia menghambakan diri kepada Allah yaitu beribadah kepada Allah SWT dan untuk mendapatkan Rida-Nya.

AL-QODR

(((((( (((((((((((( ((( (((((((( (((((((((( ((( (((((( ((((((((( ((( (((((((( (((((((((( ((( (((((((( (((((((((( (((((( ((((( (((((( (((((( ((( (((((((( (((((((((((((((( (((((((((( (((((( (((((((( (((((((( (((( ((((( (((((( ((( ((((((( (((( (((((( (((((((( (((((((((( (((

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].

2. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

5. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Dalam Asbabun Nuzulnya QS Al Qadr: 1 - 5

Suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. Pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi).

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir).

Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut.

Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Quran, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.ISI KANDUNGAN SURAT AL-QADR

Surat Al Qadr terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat 'Abasa. Surat ini dinamai Al Qadr (kemuliaan), diambil dari perkataan Al Qadr yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya: Al Quran dimulai diturunkan pada malam Lailatul Qadr, yang nilainya lebih dari seribu bulan; para malaikat dan Jibril turun ke dunia pada malam Lailatul Qadr untuk mengatur segala urusan.

AL-BAYYINAH

(((( (((((( ((((((((( ((((((((( (((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((((((( ((((((((((( (((((( (((((((((((( ((((((((((((( ((( ((((((( ((((( (((( ((((((((( ((((((( (((((((((( ((( (((((( (((((( ((((((((( ((( ((((( (((((((( ((((((((( (((((((( ((((((((((( (((( (((( (((((( ((( (((((((((((( ((((((((((((( ((( (((((( (((((((((( (((( ((((((((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ( ((((((((( ((((( ((((((((((((( ((( (((( ((((((((( ((((((((( (((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((((((( ((( ((((( (((((((( (((((((((( ((((((( ( (((((((((((( (((( (((( (((((((((((( ((( (((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( (((( (((((( (((((((((((( ((( (((((((((((( ((((( ((((((((( ((((((( (((((( ((((((( ((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((( ( (((((( (((( (((((((( ((((((((( (((((( ( ((((((( (((((( (((((( ((((((( (((

1. Orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),

3. Di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus[1594].

4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.

8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.ASBABUN NUZUL SURAT AL-BAYYINAH

Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan pengertian bukti yang meragu-ragukan mereka, bahwa yang dimaksud dengan bukti tersebut adalah diri pribadi Nabi SAW yang membacakan untuk orang kafir halaman-halaman Alquran yang bersih dari campur aduk keterangan manusia, bersih dari segala macam kesalahan dan bersih dari penambahan, yaitu bukti yang memancarkan kebenaran. Dalam ayat lain yang serupa Allah berfirman:

Artinya: Yang tidak datang kepadanya (Alquran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya. (Q.S. Fussilat: 42)

Di dalam Alquran itu tersimpul ajaran-ajaran yang benar yang terdapat dalam kitab-kitab para nabi yang terdahulu, seperti Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Ibrahim A.S. Dalam ayat lain yang hampir sama maksudnya Allah berfirman:

Artinya: Dan sesungguhnya Alquran itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab orang terdahulu. (Q.S. Asy Syu'ara': 196) dan firman-Nya: Artinya: Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-kitab yang terdahulu (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S. Al A'la: 18-19)

Terkadang yang dimaksud dengan Al Kitab ialah surah-surah Alquran dan ayat-ayatnya, karena tiap-tiap surah itu adalah kitab yang kokoh atau hukum-hukum dan peraturan yang terkandung dalam firman-firman Allah yang tidak ada kebatilannya. Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Alquran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang beriman. (Q.S. Al Kahfi: 1-2)

Maksudnya, keadaan orang-orang kafir Yahudi, Nasrani dan musyrikin sesudah datang Nabi SAW berlainan dengan keadaan mereka sebelumnya. Mereka sebelum datang Nabi SAW. dalam keadaan kafir, terbenam dalam kejahilan dan hawa nafsu, tetapi setelah datang Nabi SAW. segolongan dari mereka beriman, maka keadaan mereka tidak seperti dahulu dan segolongan mereka tidak beriman malah mereka meragukan kebenaran apa yang dibawa Nabi SAW. bahkan ada yang tidak percaya kepada kebenarannya sama sekali. [ISI DAN KANDUNGAN SURAT AL BAYYINAH]

QS. AL BAYYINAH Ayat 1-8Surat Al Bayyinah terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Ath Thalaq. Dinamai Al Bayyinah (bukti yang nyata) diambil dari perkataan Al Bayyinah yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pokok-pokok isinya:Pernyataan dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik bahwa mereka akan tetap dalam agamanya masing-masing sampai datang nabi yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. datang, mereka terpecah belah, ada yang beriman dan ada yang tidak, padahal Nabi yang datang itu sifat-sifatnya sesuai dengan sifat-sifat yang mereka kenal pada kitab-kitab mereka dan membawa ajaran yang benar yaitu ikhlas dalam beribadah, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat.1. orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus[1594].4. dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

[1594] Yang dimaksud dengan isi Kitab-Kitab yang Lurus ialah isi Kitab-Kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi seperti Taurat, Zabur, dan Injil yang murni.[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.Dalam surat ini Allah menerangkan bahwa ajaran Muhammad s.a.w. adalah ajaran yang benar dan agama yang dibawanya adalah agama yang lurus yang mencakup pokok-poko ajaran yang dibawa nabi-nabi yang dahulu.HUBUNGAN SURAT AL BAYYINAH DENGA SURAT AZ ZALZALAH Pada surat Al Bayyinah diterangkan orang yang akan mendapat balasan yang baik dan orang yang akan mendapat siksa, sedang surat Az Zalzalah menerangkan kapan datangnya balasan itu.

AL-ZALZALAH

((((( (((((((((( (((((((( (((((((((((( ((( (((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((( ((((((( (((((((((( ((( ((((( ((( (((((((((( ((((((((( (((((((((((( ((( (((((( (((((( (((((((( ((((( ((( (((((((((( (((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( ((( ((((( (((((((( ((((((((( (((((( ((((((( ((((((( ((( ((((( (((((((( ((((((((( (((((( ((((( ((((((( (((

1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

2. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",

4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,

5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka[1596],

7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.

8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.Asbabun Nuzul Surat Az-Zalzalah

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Said bin Jubair bahwa ketika turun ayat 8 al-Insan (dan mereka member makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan), kaum Muslimin menganggap bahwa orang yang bersedekah sedikit tidak akan memperoleh pahala; orang yang berbuat dosa kecil, seperti berbohong, mengumpat, mencuri penglihatan, dan sebagainya tidak bercela; serta menganggap bahwa ancaman neraka dari Allah hanya disediakan bagi orang-orang yang berbuat dosa besar. Maka turunlah ayat az-Zalzalah 7-8 sebagai bantahan terhadap anggapan mereka itu.

ISI KANDUNGAN SURAT Az-ZalzalahSurat al-zalzalah menjeleaskan tentang kejadian hari kiamat. Allah menjelaskan bahwa kejadian hari kiamat ditandai dengan bumi bergetar dan bergoncong dengan gonconganyang sangat dahsyat. Begitu kuatnya goncangan itu mengakibatkan semua yang ada diperut bumi seperti logam, bebatuan, logam, harta-harta terpendam, termasuk mayat-mayat isi kuburan berhamburan keluar. Gambaran kengerian akibat goncangan itu antara lain Perempuan yang sedang menyusui anaknya akan melupakan anaknya Perempuan yang sedang hamil akan keguguran kandungannya. Manusia kebingungan hingga seperti orang yangmabuk

AL-ADIYYAT

(((((((((((((((( ((((((( ((( (((((((((((((((( ((((((( ((( (((((((((((((((( ((((((( ((( (((((((((( ((((( ((((((( ((( (((((((((( ((((( ((((((( ((( (((( (((((((((( (((((((((( ((((((((( ((( ((((((((( (((((( ((((((( ((((((((( ((( ((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((( ((( ( (((((( (((((((( ((((( (((((((( ((( ((( ((((((((((( ((( ((((((((( ((( ((( (((((((((( (((( (((( ((((((( (((((( (((((((((( ((((((((( ((((

1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,

2. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),

3. Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,

4. Maka ia menerbangkan debu,

5. Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,

7. Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,

8. Dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta[1597].

9. Maka Apakah Dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,

10. Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,

11. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui Keadaan mereka.

ASBABUN NUZUL SURAT AL-ADIYAT

Dalam surat ini tidak banyak riwayat yang memaparkan history turunnya surat ini terutama ayat 1 - 5, saya cuma menjumpai satu riwayat yaitu yang diriwayatkan oleh al- Bazzar, Ibnu Abi Hatim, dan Al- Hakim yang sumbernya dari Ibnu Abbas yaitu:Suatu ketika Rasulullah mengutus sepasukan kuda, akan tetapi setelah satu bulan lamanya pasukan itu tak ada kabar beritanya. Maka turunlah ayat ini (s. 100: 1 - 5) sebagai pemberitahuan tentang pasukan tersebut yang sedang bertempur melawan musuh, dan melukiskan kepahlawanan mereka. (riwayat oleh al-Bazzar, Ibnu Abi Hatim dan Al-Hakim dari Ibnu Abbas).

Kandungan surat al adiyat

: . ( ) Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya). Yakni, hentakan sepatu kuda ke bebatuan sehingga mengeluarkan percikan api. ( ) Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Yakni penyerbuan pada waktu pagi, sebagaimana Rasulullah pernah melakukan penyerangan pada pagi hari. Jika beliau mendengar adzan, beliau tidak melakukan penyerangan dan jika tidak mendengar adzan, maka beliau akan melakukan penyerangan. Firman Allah Taala: ( ) Maka ia menerbangkan debu. Yaitu, debu di tempat berpacunya kuda. ( ) Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Maksudnya, kuda-kuda itu berkumpul mengambil posisi di tengah-tengah medan. Firman-Nya lebih lanjut: ( ) Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabb-nya. Dan inilah yang menjadi obyek sumpah. Dengan pengertian bahwa manusia itu kufur dan ingkar akan nikmat-nikmat Allah. Dan firman Allah Taala: ( ) Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya. Qatadah dan Sufyan ats-Tsauri mengatakan, Sesungguhnya Allah benar-benar menjadi saksi atas semuanya itu. Mungkin juga dhamir itu kembali kepada manusia (insaan). Demikian yang dikemukakan oleh Muhammad bin Kaab al-Qurazhi, sehingga perkiraan maknanya sebagai berikut: Dan sesungguhnya dengan keingkarannya itu manusia akan menjadi saksi, yakni dengan lisan halnya. Artinya, hal tersebut tampak melalui ucapan dan perbuatannya. Dan firman Allah Taala: ( ) Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maksudnya, sesungguhnya kecintaannya pada harta benar-benar tinggi. Dalam hal ini terdapat dua pendapat: 1. Artinya, dia benar-benar cinta kepada harta. 2. Sesungguhnya dia benar-benar tamak dan kikir karena cintanya pada harta. Kedua pengertian tersebut benar. Selanjutnya, dengan memotivasi untuk tidak tergoda oleh dunia dan menganjurkan untuk lebih menyukai akhirat serta memperingatkan akan keadaan yang ada setelah keadaan ini dan berbagai hal menyeramkan yang akan di hadapi manusia, maka Allah Tabaaraka wa Taala berfirman: ( ) Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur? Yakni, orang-orang yang sudah meninggi dunia dikeluarkan dari dalam kubur. ( ) Dan dilahirkan apa-apa yang ada di dalam dada. Ibnu Abbas dan juga yang lainnya mengatakan Yakni memperlihatkan dan menampakkan apa yang mereka sembunyikan di dalam diri mereka. ( ) Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. Maksudnya, Dia Maha Mengetahui semua yang mereka perbuat dan kerjakan serta akan memberikan balasan atasnya dengan balasan yang lebih banyak dan tidak akan pernah menzhalimi mereka sekecilapapun.

AL-QARIAH

((((((((((((( ((( ((( ((((((((((((( ((( (((((( ((((((((( ((( ((((((((((((( ((( (((((( ((((((( (((((((( ((((((((((((( ((((((((((((( ((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((((( (((((((((((( ((( ((((((( ((( (((((((( ((((((((((((( ((( (((((( ((( ((((((( ((((((((( ((( ((((((( (((( (((((( ((((((((((((( ((( ((((((((( ((((((((( ((( (((((( ((((((((( ((( (((((( (((( ((((( ((((((((( ((((

1. Hari kiamat,

2. Apakah hari kiamat itu?

3. Tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?

4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,

5. Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

6. Dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.

8. Dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

9. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

10. Tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah itu?

11. (yaitu) api yang sangat panas.

ASBAUN NUZUL AL QORIAH

Al-Qaariah adalah salah satu nama hari kiamat, seperti nama lainnya; al-Haaqqah, ath-Thaammah, ash-ShaakhkhaH, al-Ghaasyiyah, dan lain-lain. Kemudian dengan mengagungkan urusan hari kiamat ini serta membesarkan keadaanya, Allah Taala berfirman: wa maa adraaka mal qaariah (Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?) lebih lanjut, Dia menafsirkan melalui firman-Nya: yauma yakuunun naasu kalfaraasyil mabtsuuts (Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran.) yakni dalam hal ketersebaran, perpecahan, kepergian dan kedatangan mereka karena perasaan bingung atas apa yang mereka alami, seakan-akan mereka itu seperti kapas yang dihamburkan, sebagaimana yang difirmankan Allah Taala dalam ayat yang lain: ka-annaHum jaraadum muntasyir (Seakan-akan mereka itu belalang yang bertebaran.) (al-Qamar: 7).

Dan firman Allah Taala: wa takuunul jibaalu kaliHnil mangfuusy (Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.) maksudnya, gunung-gunung itu seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan yang mudah terbang dan robek.

Kemudian Allah Taala memberitahukan akibat dari apa yang pernah mereka perbuat serta apa yang akan mereka terima selanjutnya, baik kemuliaan maupun kehinaan, sesuai dengan amal perbuatan mereka. Dimana Dia berfirman: fa ammaa mang tsaqulat mawaaziinuH (Dan adapun orang-orang yang berat timbangan [kebaikan]nya.) yakni kebaikannya lebih unggul daripada keburukannya, fa huwa fii iisyatir raadliyah (Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.) yakni di dalam syurga. Wa ammaa man khaffat mawaaziinuhu (Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan [kebaikannya]) yakni amal keburukannya lebih unggul daripada kebaikannya.

Adapun firman Allah taala: Fa ummuHuu Haawiyah (Maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah) ada yang mengatakan: Artinya, maka dia akan jatuh ke neraka jahanam dengan kepala di bawah. Dia mengungkapkan dengan menggunakan kata ummuhu yang berarti otaknya. Hal senada diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ikrimah, Abu Shalih, dan Qatadah. Ada juga yang berpendapat: Artinya tempat yang menjadi rujukan dan kembalinya pada hari kebangkitan kelak adalah Neraka Hawiyah. Hawiyah ini adalah salah satu nama neraka. Ibnu Jarir mengatakan: Hawiyah disebut dengan sebutan ummuhu [induknya], karena tidak ada tempat kembali baginya kecuali neraka tersebut. Oleh karena itu, Allah Taala berfirman seraya menafsirkan kata Hawiyah, firman-Nya: Wa maa adraaka maa HiyaH naarun haamiyaH (Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? yaitu api yang sangat panas.) firman-Nya: naarun haamiyaH karena api itu benar-benar sangat panas dan mempunyai kobaran dan sengatan yang sangat kuat. Abu Mushab meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. Pernah bersabda: Api anak cucu Adam yang biasa kalian nyalakan itu hanya satu bagian dari tujuh puluh bagian neraka jahanam.)

Para shahabat bertanya: Wahai Rasulallah, satu bagian saja sudah sangat cukup? Beliau menjawab: Sesungguhnya satu bagian api itu masih ditambah lagi dengan enampuluh Sembilan bagian. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

ISI KANDUNGAN AL QORIAH

Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Quraisy. Nama Al Qaariah diambil dari kata Al Qaariah yang terdapat pada ayat pertama, artinya mengetok dengan keras, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat.

Pokok-pokok isinya:Kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu manusia bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan dibalasi.Surat Al Qaariah, seluruhnya menjelaskan hal-hal yang akan terjadi di hari kiamat.

AT-TAKASUR

((((((((((( (((((((((((( ((( (((((( (((((((( ((((((((((((( ((( (((( (((((( ((((((((((( ((( (((( (((( (((((( ((((((((((( ((( (((( (((( ((((((((((( (((((( ((((((((((( ((( (((((((((( ((((((((((( ((( (((( ((((((((((((( (((((( ((((((((((( ((( (((( (((((((((((( (((((((((( (((( (((((((((( (((

1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu[1598],

2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.

3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.

5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,

6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,

7. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin[1599].

8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

ISI KANDUNGAN ATTAKASUR

1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu*,

2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.

3. janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.

* Maksudnya: Bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut, kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan.

Ibnu Hatim yang bersumber dari Ibnu Buraidah meriwayatkan bahwa ayat ini (1-2) turun berkenaan dengan dua kabilah Anshar, bani Haritsah dan Bani Harits yang saling menyombongkan diri dengan kekayaan dan keturunannya. Mereka saling Tanya: Apakah kalian mempunyai pahlawan yang segagah dan secekatan si anu? mereka saling menyombongkan diri dengan kedudukan dan kekayaan orang-orang yang masih hidup. Mereka juga saling mengajak pergi ke kuburan untuk menyombongkan kepahlawanan golongannya yang sudah gugur, dengan menuju ke kuburannya. Ayat ini (1-2) turun sebagai teguran kepada orang-orang yang hidup bermegah-megahan sehingga ibadahnya kepada Allah terlalaikan.

Dalam riwayat Ibnu Jarir yang bersumber dari Ali dikemukakan bahwa Ali pernah berkata: Pada mulanya kami sangsi tentang siksa kubur. Setelah turun ayat ini (1-4), hilanglah kesangsian itu.

ASBABUN NUZUL ATTAKASUR

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (S. 102: 1 - 2) turun berkena'an dengan dua Qabilah Anshar. Bani haritsah dan Bani harts yang saling menyombongkan diri dengan kekaya'an dan keturunanya dengan saling bertanya: "Apakah kalian mempunyai pahlawan segagah dan secekatan si fulan?" mereka menyombongkan diri pula dengan kedudukan dan kekaya'an orang-orang yang masih hidup. Mereka mengajak pula pergi kekubur untuk menyombongkan kepahlawanan dari golongannya yang sudah gugur, dengan menunjukkan kuburannya. Ayat ini 1 - 2 turun sebagai teguran kepada orang-orang yang hidup bermegah-megahan sehingga lalai dengan ibadahnya kepada Allah.

Riwayat oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Buraidah.Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Ali pernah berkata: "Pada awalnya kami sangsi tentang siksa kubur. Setelah turun ayan ini [s. 102: 1-4] hilanglah kesangsian itu".

SURAT AL-MAUN AYAT 1-7 () () () () () () ()Artinya :

1. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? 2. Maka itulah yang menghardik anak yatim

3. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. 4. Maka celakalah orang yang salat, 5. (yaitu) orang yang lalai terhadap sholatnya, 6. Yang berbuat ria, 7. Dan enggan (memberikan) bantuan. Asbabun NuzulSebagaimana di riwayatkanIbnu al-Munzir dari Tariq bin Abu Talhah yang bersumber dari Ibnu Abbas, Surah al-Maun ayat 4-7 turun berkenaan dengan orang-orang munafik yang mempertontonkan shalatnya kepada kaum muslimin. Mereka meninggalkan shalat jika tidak ada orang muslimin yang melihatnya dan menolak memberikan bantuan dan pinjaman. Ayat ini di turunkan sebagai peringatan kepada orang-orang yang berbuat seperti itu.

SURAT AL-KAUTSAR () () ()Artiya:1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak,

2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah,

3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.

Asbabun NuzulSurat Al-Kautsar terdiri dari 3 ayat, termasuk Surat Makkiyah karena di turunkan diMakkah sesudah surat Al-Adiyat. Terletak pada urutan surat yang ke 108 dalam Al-Quran. Al-Kautsar berarti nikmat yang banyak dan di ambil dari ayat pertama dalam surat ini.Menurut Ibnu Al-Munzir yang bersumber dari Ibnu Juraij, surah ini turun berkaitan dengan kematian putra Nabi Muhammad SAW, Ibrahim. Dengan kematian putranya ini, beliau tidak lagi memiliki anak laki-laki. Hal ini mengundang orang kafir untuk lebih menekan batin beliau. Orang kafir quraisy mengatakan, Bataru Muhammad(Muhammad telah terputus keturunannya). Ucapan ini sempat membuat beliau gelisah. Untuk menghiburnya, Allah SWT menurunkan surah ini.

Kandungan SurahPada ayat 1, Allah SWT menyatakan bahwa Dia telah memberikan nikmat yang banyak yang itu disebutkan sebagai Al-Kausar. Pada ayat 2, terdapat dua peintah kepada Nabi Miuhammad SAW khususnya dan umat Islam pada umumnya, yaitu melaksanakan shalat dan berqurban. Pelaksanaan kedua perintah tersebut sebagai bukti rasa syukur atas limpahan nikmat Allah SWT yang begitu banyak. Pada ayat 3, Allah AWT menjelaskan bahwa orang yang membenci Nabi Muhammad SAW dan ridalahnya akan terputusdari rahmat-Nya. Dalam ayat ini terdapat lafalAl-Abtar.Menurut kebiasaan orang Arab, kata ini digunkan untuk menyebut orang yang tidak memiliki anak lelaki.Nabi Muhammad memiliki orang anak, Empat pempuan dan tiga laki-laki. Keempat anak perempuan beliau, yaitu Fatimah, Zainab, Ruqayah, dan Ummu Kulsum. Ketiganya meninggal mandahukui beliau, sedangkan Fatimah meninggal setelah beliau. Sementara itu, ketiga anak laki-lakinya meninggal ketika masih kecil. Mereka adalah Abdullah, Qasim, dan Ibahim. Dengan demikian, beliau tidak memiliki anak laki-laki. Oleh karena itu, orang-orang kafir mengatakan bahwa Muhammad telah terputus keturunannya. Mereka merasa senang karena dakwahIslam akan segera berakhir. Anak laki-laki yang beliau dambakan sudah tidak ada lagi.Pernyataan mereka ini dibantah oleh Allah SWT dalam ayat ini. Pada kenyataannya, Islam makin berkembang dengan pesat dan dikenal di seluruh dunia sepeninggal beliau. Kehancuran justru menimpa orang kafir quraisy dengan ditaklukannya kota mekah. Selain sebagai bantahan terhadap orang kafir, surah ini juga menjadi penghibur bagi Nabi Muhammad SAW.SURAT AL- KAFIRUN 1-6 (ORANG-ORANG KAFIR) Termasuk golongan surat-surat makkiyyah

() () () () () ()Artinya:

1. Katakanlah: Hai orang-orang yang kafir.2. Aku tidak menyembah apa yang kau sembah.3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.5. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.6. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.

Asbabun NuzulSurat Al-Kafirun ini termasuk surat makiyah atau surat yang diturunkan di Mekah, sebelum Rasulullah saw.berhijrahke Madinah. Al-Kafirun artinya orang-orang kafir. Surat ini dinamakan Al-Kafirun,karena temapokoknya menjelaskan sikap Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap orang-orang kafirsebagaimanaterungkap dalam pojok kisah berikut ini.

Beberapa tokoh kaum kafir (kaum musyrikin) di Mekah seperti Al-Walid bin Al-Mugirah, Aswad binAbdulMuttalib dan Umayyah bin Khalaf, datang kepada Nabi Muhammad saw. menawarkankompromi yangmenyangkut pelaksanaan peribadahan.

Mereka mengusulkan, agar Rasulullah saw. dan umat Islam mengikut kepercayaan mereka dan merekapunakan mengikuti agama Islam. Mereka berkata, Wahai Muhammad, bagaimana jika kamimenyembah Tuhanmuselama setahun dan kamu juga menyembah Tuhan kami selama setahun. Jikaagamamu benar, kamimendapatkeuntungan, karena kami juga menyembah Tuhanmu, dan jika agamakami yang benar, kamu jugatentumemperoleh keuntungan.

Mendengar usul kaum kafir itu Rasulullah saw dengan tegas menjawab, Aku berlindung kepada AllahSWT. Agartidak tergolong orang-orang yang bersikap dan berperilaku syirik atau menyekutukan Allah.Untukmempertegas penolakan Rasulullah saw tersebut, kemudian Allah SWT menurunkan surat Al-Kafirun.Setelah Rasulullah saw. menerima surat Al-Kafirun ini, beliau lalu mendatangi tokoh-tokoh kaumkafir(musyrikin) di Mekah, yang waktu itu sedang berkumpul di Masjidil Haram. Di hadapan merekaRasulullah saw.membacakan surat Al-Kafirun ayat 1 sampai 6 dengan mantap dan lantang, sehinggamereka menyadaribahwa usul mereka untuk berkompromi dalam keimanan dan ibadah agama, ditolakoleh Rasulullah saw. danumat Islam.

Kandungan Surat1. Surat Al-Kafirun disebut sebagai "Al-Muqasyqisyah" atau penyembuh karena kandungannyamenyembuhkan dan menghilangkan kemusyrikan.

2. Umat Islam menolak usul kaum kafir untuk penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai kompromi.

3. Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa bersikap salingmengganggu.

4. Ajakan kaum kafir tidak logis karena setiap ajaran pokok suatu agama beserta perinciannya pasti berbeda.

5. Rasulullah saw. tidak akan menyembah Tuhan orang-orang kafir (berhala) karena agama mereka bersifatmenolak, ingkar, tidak percaya, dan mendustakan ayat-ayat dan syariat Allah swt.

6. Rasulullah saw. dan kaum mukmin tidak akan beribadah seperti ibadahnya orang kafir yang bercampurdengan syirik, yaitu memuja patung atau berhala dan menganggap mereka dapat memberikan perlindungan atau kekuatan kepada orang kafir tersebut.

7. Orang kafir tidak pernah pula akan menyembah Allah swt.8. Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti suatu agama. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa agamamudan balasannya untuk kamu (kaum kafir) dan agamaku dan balasannya adalah untukku (kaum mukmin).

SURAT AN-NASHR () () ()Artinya :

1. apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,2. dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. Asbabun NuzulSurah An-Nasr turun berkaitan dengan kedatangan Rasulullua SAWbersama 12.000 pasukan muslim di Mekah. Pada waktu itu, Rasulullah SAW menugaskan panglima Khalid bin Walidmenggempur pasukan tersebut, Khalid bin Walid memperoleh kemenangan yang gemilang dan berhasil melucuti senjata mereka. Hal itu membawa dampak positif. Orang-orang Quraisy berbondong-bondong masuk islam. Pada saat itu turun surah An-Nasr. Surah ini berisi perintah agar Rasulullah SAW bersama kaum muslimin bersyukur dan bertasbih serta memohon ampun atas segala kesalahan.

Kandungan SuratAyat Pertama Apabila Telah Datang Pertolongan Allah & Kemenangan,Berarti Kalau Sudah Haq Datang Maka Batil Akan Hancur,Tetapi Bukan Berarti Pelaku Kebatilan Akan Hancur Setelah datang haq,Maksudnya Dalil Yang Benar Maka Kebatilan Tidak Akan Berkutik Kecuali Makna Dalil Yang Haq Tersebut Telah Dipelintir Makna & Tafsirnya,Seperti Halnya Umar bin Khattab Ketika Memberikan Nasehat Kepada Saad bin Abi Waqqash Ketika Mengirimnya Untuk Berperang Memaspadai Maksiat Karena Umar Lebih Khawatir Daripada Dikalahkan Oleh Musuh,& Maksud Dari Ayat Pertama Ini Adalah Fathu Makkah Yang Merupakan Puncak Kemenangan Rasullullah. Sebagaimana Tercantum Dalam Sejarah Yaitu Beliau Masuk Ke Kota Mekkah Tanpa Menumpahkan darah Penduduk Mekkah.

Ayat Kedua: & Kamu Lihat Manusia Masuk Agama Allah Dengan Berbondong-Bondong,Di Ayat Ini Sebagian Ahli Tafsir Memberikan Berbagai Penafsiran Diantaranya Orang Arab,Ahlu Mekkah,Orang Arab & Yang Lainnya,Ikrimah & Muqotil Mengatakan Bahwa Penafsirannya Adalah Orang-Orang Yaman Yang Berjumlah 700 Orang Datang Kepada Rasul Untuk Beriman,Tunduk Patuh & Masuk Islam,Diantaranya Ada Yang Pandai Adzan,Baca Al Quran & Berdzikir Sehingga Umar & Ibnu Abbas Menangis Melihat Hal Tersebut,Rasul Pun Terlihat Senang Sampai Wajahnya Berbunga-Bunga,Ada Satu Atsar Yang Dikeluarkan Imam Ahmad Dalam Musnadnya Dari Jabir Bin Abdullah Bahwa Ada Seorang Tetangganya Yang melihat Jabir Bin Abdullah Menangis & Menanyakan Kenapa Menangis.& Jabir Mengatakan Bahwa Beliau Mendapatkan Ayat 2 Dari An-Nashr Bahwa Sekarang Manusia Berbondong-Bondong Masuk Islam Suatu Ketika Nanti Akan Ada Zaman Manusia Berbondong-Bondong Keluar Dari Islam.

Setelah Rasul Mendapat Ayat Ke 3 Surah An-Nashr Ini,Maka Bertasbihlah Dengan Memuji Tuhanmu & Mohonlah Ampun KepadaNya,Sesungguhnya Dia Adalah Maha Penerima Taubat. Didalam Hari-HariNya Beliau Bersungguh-Sungguh Ibadah Shalat Tahajudnya Sampai Kakinya Bengkak Karena Beliau Sudah Faham Bahwa Beliau Akan Kembali Kepada Allah SWT,Bahkan Ibnu Abbas Ketika Dihadirkan Dalam Majelis Umar Memberikan Tafsir Terhadap Ayat Ini Bahwa Ini Adalah Tanda-Tanda Ajalnya Rasul Sudah Dekat.

SURAT AL-LAHAB () () () () ()Artinya: 1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak4. Dan [begitu pula] isterinya, pembawa kayu bakar5. Yang di lehernya ada tali dari sabut Asbabun NuzulSurat Al-Lahab turun berkaitan dengan permulaan dakwah yang dilakukan Rasulullah saw, secara terang-terangan di Bukit Safa, saat itu beliau naik keatas Bukit Safa seraya berseru,Wahai Bani Fihr, Bani Adli, dan keluarga Quraisy, mari berkumpul pada pagi hari ini ! Lalu, datanglah Abu Lahab dan seluruh kaum Quraisy. Orang yang tiddak bisa datang mengutus seseorang untuk datang guna mengetahui kabar yang akan disampaikan beliau. Setelah mereka berkumpul, Rasulullah saw bersabda,Bagaimana pendapat kalian seandainya aku beri tahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian percaya kepadaku? Kaum Quraisy menjawab, Pasti kami percaya, kami tidak mengenalmu, kecuali orang yang jujur, Rasulullah saw. Bersabda, Aku peringatkan kalian bahwa siksaan Allah yang dahsyat akan datang. Abu Lahab berkata, celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami? Atas peristiwa ini , turunlah surat Al Lahab yang menyatakan bahwa kecelakaan akan menimpa Abu Lahab(orang yanag memfitnah dan menghalan-halangi dakwah agama Allah).SURAT AL-IKHLAS () () () ()Artinya:

1. Katakanlah: Dia-lah Allah, yang Maha Esa.2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. Asbabun NuzulAda beberapahaditsyang menjelaskanAsbabun Nuzulsurah ini yang mana seluruhnya mengacu pada inti yang sama yaitu jawaban atas permintaan penggambaran sifat-sifatAllahdimana Allah itu Esa (Al-Ikhlas[112]:1), segala sesuatu tergantung pada-Nya (Al-Ikhlas[112]:2), tidak beranak dan diperanakkan (Al-Ikhlas[112]:3), dan tidak ada yang setara dengan Dia (Al-Ikhlas[112]:4).

Dilihat dari peristiwa paling pertama,Abdullah bin Mas'udmeriwayatkan bahwa sekelompokBani Quraisypernah meminta Nabi Muhammad untuk menjelaskan leluhur Allah dan kemudian turun surah ini. Riwayat lain bersumber dariUbay bin Ka'abdanJarir bin Abdillahyang menyebutkan bahwa kaum Musyrikin berkata kepadaNabi Muhammad,"Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu."Kemudian turun surah ini untuk menjelaskan permintaan itu. Dalam hadits ini, hadits yang bersumber dari Jarir bin Abdullah dijadikan dalil bahwa surah iniMakkiyah. Selain itu dariIbnu AbbasdanSa'id bin Jubairmenyebutkan bahwa kaumYahudiyang diantaranya Kab bin Ashraf dan Huyayy bin Akhtab datang menemui Nabi dan bertanya hal yang sama dengan hadits pertama, kemudian turun surah ini. Dalam hadits ini Sa'id bin Jubair menegaskan bahwa surah ini termasukMadaniyah. Dan juga riwayatQatadahmenyebutkan Nabi Muhammad didatangikaum Ahzab(Persekutuan antara kaumBani Quraisy,Yahudi Madinah,Bani GhatafandariThaifdan Munafiqin Madinah dan beberapa suku sekitarMakkah) yang juga menyanyakan gambaran Allah dan diikuti dengan turunnya surah ini.

Karena adanya berbagai sumber yang berbeda, status surah ini Makkiyah atau Madaniyah masih dipertanyakan dan seolah-olah sumber-sumbernya tampak kotradiksi satu-sama lain. MenurutAbul A'la Maududi, dari hadits-hadits yang meriwayatkannya, dilihat dari peristiwa yang paling awal terjadi, surah ini termasukMakkiyah. Peristiwa yang pertama terjadi yaitu padaperiode awal Islam di Mekkahyaitu ketikaBani Quraisymenanyakan leluhur Allah. Kemudian peristiwa berikutnya terjadi di Madinah dimana orang Nasrani atau orang Arab lain menanyakan gambaran Allah dan kemudian turun surah ini. Menurut Madudi, sumber-sumber yang berlainan tersebut menujukkan bahwa surah itu diturunkan berulang-ulang. Jika di suatu tempat ada Nabi Muhammad dan ada yang mengajukan pertanyaan yang sama dengan peristiwa sebelumnya, maka ayat atau surah yang sama akan diwahyukan kembali untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu, bukti bahwa surah ini Makkiyah adalah ketikaBilal bin Rabahdisiksa majikannya Umayyah bin Khalaf setelah memeluk Islam. Saat disiksa ia menyeru, "Allahu Ahad, Allahu Ahad!!" (Allah Yang Maha Esa, Allah Yang Maha Esa!!).

Peristiwa ini terjadi di Mekkah dalam periode awal Islam sehingga menunjukkan bahwa surah ini pernah diturunkan sebelumnya dan Bilal terinspirasi ayat surah ini.Pendapat lain yaitu menurutas-Suyuthi. Menurutnya kata "al-Musyrikin" dalam hadits yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab tertuju pada Musyrikin dari kaum Ahzab, sehingga mengindikasikan bahwa surah ini Madaniyyah sesuai dengan hadits Ibnu Abbas.Dan dengan begitu menurutnya tidak ada pertentangan antara dua hadits tersebut jika surah ini Madaniyah. Keterangan ini diperkuat juga oleh riwayatAbus Syaikhdi dalamKitab al-Adhamahdari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwaYahudi Khaibardatang menemui Nabi dan berkata, "Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab,Adamdari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu." Nabi tidak menjawab dan kemudian Jibril membawa wahyu surah ini untuk menjawab permintaan Yahudi Khaibar.

Kandungan SuratAllah subhanahu wataala berfirman: Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, Dan tiada seorangpun yang setara dengan-Nya.(QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Dalam ayat pertama: Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (tunggal).

Para pembaca yang mulia, dalam ayat pertama Allah subhanahu wataala menegaskan bahwa dirinya memiliki nama Al Ahad yang mengandung sifat ahadiyyah yang bermakna esa atau tunggal. Dia-lah esa dalam segala nama-nama-Nya yang mulia dan esa pula dalam seluruh sifat-sifat-Nya yang sempurna. Dia-lah esa, tiada siapa pun yang semisal dan serupa dengan keagungan dan kemulian Allah subhanahu wataala.

Kalau kita memperhatikan penciptaan alam semesta ini dari bumi, langit, matahari, bulan, lautan, gunung-gunung, bukit-bukit, iklim/suhu dan seluruh makhluk yang di alam ini, semuanya tertata rapi dan serasi menunjukkan bahwa pencipta, pengatur, dan penguasa alam semesta ini adalah esa yaitu Allah subhanahu wataala. Allah subhanahu wataala berfirman (artinya):

Dia-lah Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat ada sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak akan menemukan sesuatu yang cacat(QS:Al Mulk: 2-3)

Dan juga firman-Nya (artinya): Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS:Al Baqarah: 164)

Fitrah manusia yang suci pasti dalam hatinya akan menyakini keesaan Allah subhanahu wataala. Sebagaimana perkataan penyair: Dan pada segala sesuatu terdapat tanda-tanda bagi-Nya, Yang semua itu menunjukkan bahwa Allah adalah Esa. Kalau sekiranya yang menguasai dan mengatur bumi dan langit serta seluruh alam ini lebih dari satu niscaya bumi dan langit serta alam ini akan hancur berantakan.

Allah subhanahu wataala berfirman (artinya): Sekiranya ada di langit dan di bumi pengatur dan pencipta selain Allah tentulah keduanya telah rusak dan binasa.(QS:Al-Anbiya: 22)

Demikian pula Allah subhanahu wataala adalah esa dalam peribadahan. Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah subhanahu wataala dan sesembahan-sesembahan selain Allah subhanahu wataala itu adalah batil.

Sehingga termasuk kandungan dari ayat pertama, yaitu bahwa Allah subhanahu wataala adalah esa (tunggal) dalam penciptaan, pengaturan dan pengusaan alam semesta ini, maka seharusnya Dia-lah Allah subhanahu wataala pula adalah esa (tunggal) dalam peribadahan. Sebagaimana Allah subhanahu wataala berfirman (artinya): Hai manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa, (karena) Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untuk kalian; Karena itu janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahuinya.(QS:Al Baqarah: 21-22)

Bahkan sesungguhnya kitab suci Al-Quran dan semua risalah yang dibawa oleh para Nabi tidaklah datang melainkan dalam rangka menjelaskan tentang keesaan Allah subhanahu wataala yaitu bahwa tidak ada yang berhak didibadahi kecuali Allah subhanahu wataala semata. Sebagaimana firman-Nya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:Bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Aku, maka sembahlah kamu sekalian kepada-Ku.(QS:Al-Anbiya: 25)

Dalam ayat yang kedua Allah subhanahu wataala berfirman: Allah adalah (Rabb) yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dalam ayat ini Allah subhanahu wataala mengkhabarkan kepada kita salah satu nama-Nya pula adalah Ash Shomad. Yang mengandung makna bahwa Dia-lah Rabb satu-satunya tempat bergantung dari seluruh makhluk. Dia-lah yang memenuhi seluruh kebutuhan makhluk-Nya. Karena Dia-lah Yang Maha Kaya dengan kekayaan yang tiada batas dan Dia pula Yang Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tiada tara. Tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat kecuali hanya Allah subhanahu wataala semata. Allah subhanahu wataala berfirman (artinya): Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya (QS:Yunus: 107)

Rasulllah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.(HR.Bukhari)

Allah subhanahu wataala dan Rasul-Nya menegaskan bahwa makhluk itu lemah dan tidak punya daya dan kekuatan. Oleh karena itulah Allah subhanahu wataala sebagai tempat satu-satunya untuk bergantung dari seluruh makhluknya.

Lalu pantaskah seorang hamba bergantung kepada selain Allah subhanahu wataala? Atau berdoa, meminta pertolongan, meminta barokah, mempersembahkan sesembelihan kepada selain Allah subhanahu wataala. Pantaskan seorang hamba menyembelih sesembelihan diperuntukan sang penunggu pohon, gunung, laut, kuburan atau selainnya.

Tentu hal itu sangat tidak pantas, karena Allah subhanahu wataala adalah Al Ahad yang maha esa dalam penciptaan dan pengaturan, Dia-lah pula yang maha esa dalam peribadahan. Dan Dia subhanahu wataala juga adalah Ash Shomad, tempat satu-satuya bergantung dari seluruh makhluk-Nya, sehingga Dia-lah pula yang berhak untuk diibadahi semata.

Dalam ayat ketiga Allah subhanahu wataala berfirman: Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.

Ayat ini menunjukkan akan kesempurnaan Allah subhanahu wataala, Dia tidak memiliki anak dan tidak pula diperanakkan serta Dia pun tidak meliki istri. Sehingga Dia-lah esa dalam segala sifat-sifat-Nya yang tiada setara dengan-Nya. Allah subhanahu wataala menegaskan dalam firman-Nya: Dia pencipta langit dan bumi, Maka bagaimana mungkin Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu.(QS:Al-Anam: 101)

Sehingga tidak benar perkataan Yahudi bahwa Uzair adalah anak Allah subhanahu wataala, tidak bernar pula perkataan Nasrani bahwa Isa adalah Allah subhanahu wataala ataupun keyakinan trinitas, tidak benar pula perkataan orang-orang musyrikin Quraisy bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Subhanallah (Maha Suci Allah) dari apa yang mereka katakan.

Dalam ayat terakhir, Allah subhanahu wataala berfirman: Dan tiada seorangpun yang setara dengan-Nya.

Allah subhanahu wataala menutup surat Al Ikhlash ini dengan penegasan bahwa tidak ada yang siapa pun yang setara dan serupa dengan sifat-sifat Allah yang maha mulia dan sempurna. Sebagaimana juga ditegaskan dalam ayat-ayat lainnya, diantaranya;Dan Katakanlah:Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.(QS:Al Isra: 111).SURAT AL-FALAQ () () () () ()Artinya:

1. Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,2. dari kejahatan makhluk-Nya,3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul ,5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki. Asbabun NuzulDiriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab Dalaa-ilun Nubuwwah, dari al-Kalbi, dari Abu Shalih, yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW pernah mengalami sakit parah. Maka datanglah kepada beliau dua malaikat, yang satu duduk sebelah kepala beliau dan satu lagi duduk sebelah kaki beliau. Berkatalah malaikat yang duduk di sebelah kaki beliau kepada malaikat yang duduk di sebelah kepala beliau: Apa yang engkau lihat ? Ia menjawab, Beliau terkena guna-guna. Ia bertanya lagi, Apa guna-guna itu ? Ia menjawab, Guna-guna itu sihir. Ia bertanya lagi, Siapa yang membuat sihirnya ? Ia menjawab, Labid bin al-Asham al-Yahudi, yang sihirnya merupakan gulungan yang disimpan di dalam sumur keluarga si fulan di bawah sebuah batu besar. Datanglah ke sumur itu, timbalah airnya dan angkatlah batunya, kemudian amblillah gulungannya dan bakarlah.

Pada pagi harinya Rasulullah SAW mengutus Ammar bin Yasir dan kawan-kawannya. Setibanya di sumur itu, tampaklah airnya merah seperti air pacar. Air itu ditimbanya, diangkat batunya, serta dikeluarkan gulungannya serta gulungannya dibakar. Ternyata di dalam gulungan itu ada tali yang terdiri atas sebelas simpul. Kedua surat ini (al-Falaq dan an-Naas) diturunkan berkenaan dengan hal tersebut. Setia kali Rasulullah mengucapkan satu ayat, terbukalah simpulnya.

Dalam kitab Shahihul Bukhari terdapat syaaHid (penguat) yang ceritanya seperti itu, tapi tidak menyebutkan sebab turunnya kedua surat itu. Namun dalam riwayat lain ada syaHid (penguat) yang ceritanya seperti itu juga dan menyebutkan sebab turunnya kedua surat itu.

Diriwayatkan oleh Abu Nuaim di dalam Kitab ad-Dalaa-il, dari Jafar ar-Razi, dari Ar-Rabibin Anas, yang bersumber dari Anas bin Malik bahwa kaum Yahudi membuatkan makanan untuk Rasulullah saw. Setelah memakan makanan itu, tiba-tiba Rasulullah sakit keras, sehingga sahabat-sahabatnya mengira bahwa penyakit itu timbale akibat perbuatan Yahudi itu. Maka turunlah Jibril membawa dua surat ini. Seketika itu juga Rasulullah keluar menemui shahabat-shahabatnya dalam keadaan sehat wal-afiat.

SURAT AN-NAS () () () () () ()Artinya:

1. Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan manusia

2. Raja manusia

3. Sembahan manusia

4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi

5. Yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia

6. Dari Jin dan Manusia

Asbabun NuzulDiriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab Dalaa-ilun Nubuwwah, dari al-Kalbi, dari Abu Shalih, yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW pernah mengalami sakit parah. Maka datanglah kepada beliau dua malaikat, yang satu duduk sebelah kepala beliau dan satu lagi duduk sebelah kaki beliau. Berkatalah malaikat yang duduk di sebelah kaki beliau kepada malaikat yang duduk di sebelah kepala beliau: Apa yang engkau lihat ? Ia menjawab, Beliau terkena guna-guna. Ia bertanya lagi, Apa guna-guna itu ? Ia menjawab, Guna-guna itu sihir. Ia bertanya lagi, Siapa yang membuat sihirnya ? Ia menjawab, Labid bin al-Asham al-Yahudi, yang sihirnya merupakan gulungan yang disimpan di dalam sumur keluarga si fulan di bawah sebuah batu besar. Datanglah ke sumur itu, timbalah airnya dan angkatlah batunya, kemudian amblillah gulungannya dan bakarlah.Pada pagi harinya Rasulullah SAW mengutus Ammar bin Yasir dan kawan-kawannya. Setibanya di sumur itu, tampaklah airnya merah seperti air pacar. Air itu ditimbanya, diangkat batunya, serta dikeluarkan gulungannya serta gulungannya dibakar. Ternyata di dalam gulungan itu ada tali yang terdiri atas sebelas simpul. Kedua surat ini (al-Falaq dan an-Naas) diturunkan berkenaan dengan hal tersebut. Setia kali Rasulullah mengucapkan satu ayat, terbukalah simpulnya.Dalam kitab Shahihul Bukhari terdapat syaaHid (penguat) yang ceritanya seperti itu, tapi tidak menyebutkan sebab turunnya kedua surat itu. Namun dalam riwayat lain ada syaHid (penguat) yang ceritanya seperti itu juga dan menyebutkan sebab turunnya kedua surat itu.Diriwayatkan oleh Abu Nuaim di dalam Kitab ad-Dalaa-il, dari Jafar ar-Razi, dari Ar-Rabibin Anas, yang bersumber dari Anas bin Malik bahwa kaum Yahudi membuatkan makanan untuk Rasulullah saw. Setelah memakan makanan itu, tiba-tiba Rasulullah sakit keras, sehingga sahabat-sahabatnya mengira bahwa penyakit itu timbale akibat perbuatan Yahudi itu. Maka turunlah Jibril membawa dua surat ini. Seketika itu juga Rasulullah keluar menemui shahabat-shahabatnya dalam keadaan sehat wal-afiat. Isi KandunganAyat 1 memberi petunjuk kepada manusia agar mengakui kelemahannya dan mengakui kebesaran Allah swt, yang mengatur segalanya. Oleh karena itu manusia hendaknya selalu berlindung kepada Allah swt, sebagai pencipta, pemelihara dan penguasa.

Ayat 2 menjelaskan bahwa Dia adalah Raja manusia, yang berkuasa mengatur manusia. Manusia harus mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah swt.

Ayat 3 menegaskan bahwa Allahlah satu-satunya sembahan yang hak (benar) dan sudah semestnya manusia meminta perlindungan kepada-Nya.

Ayat 4 6 menjelaskan bentuk-bentuk kejahatan yang sering dihadapi manusia. Kedua makhluk itu di bawah kekuasaan Allah swt, sehingga sangat pantas manusia mohon perlindungan dari-Nya.HADITS TENTANG KEBERSIHAN Artinya : Dari Aisyah r.a, Rosululloh SAW bersabda : Islam itu agama yang bersih, maka hendaknya kamu menjadi orang yang bersih, sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.

HADITS TENTANG PERSAUDARAN Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi berkata, telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir berkata, telah menceritakan kepadaku Bapakku ia berkata, Aku mendengar Ya'la bin Hakim dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dalam keadaan sakit yang membawa pada ajalnya. Saat itu kepalanya dibalut dengan kain, beliau lalu naik mimbar dan menucapkan puja dan puji kepada Allah. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang paling amanah dihadapanku, baik pada dirinya maupun hartanya melebihi Abu Bakar bin Abu Qahafah. Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari ummatku tentulah aku ambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi persaudaraan Islam lebih utama. Tutuplah semua pintu dariku kecuali pintu Abu Bakar."HADITS TENTANG HORMAT KEPADA ORANG TUA

(

: Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, beliau berkata, Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Nabi shalallaahu alaihi wasallam menjawab, Ibumu! Dan orang tersebut kembali bertanya, Kemudian siapa lagi? Nabi shalallaahu alaihi wasallam menjawab, Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, Ibumu. Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa lagi, Nabi shalallahu alaihi wasallam menjawab, Kemudian ayahmu.

HADITS TENTANG SILATURAHMI : : , , .Artinya : Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata : aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, siapa yang senang dilapangkan baginya rezekinya atau dipanjangkan umurnya, maka sambungkanlah hubungan kekeluargaannya.HADITS TENTANG MENYAYANGI ANAK YATIM

: (( Artinya: Aku (Muhammad SAW) dan pengasuh anak yatim kelak disurga seperti dua jari ini (Rasulullah SAW menunjuk jari telunjuk danjari tengah dan merapatkan keduanya).

HADITS TENTANG TAQWA Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sa'ad dari Bapaknya, berkata, 'Abdurrahman bin 'Auf radliallahu 'anhu kepada Shuhaib: "Bertaqwalah kepada Allah, janganlah engkau mengatas namakan keturunan kepada selain bapakmu". Kemudian Suhaib berkata: "Tidak ada yang membuatku gembira karena aku punya ini atau itu, akan tetapi aku mengatakan hal itu karena aku diculik ketika aku bayi".

HADITS TENTANG KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH ( ( Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw., bersabda: Shalat berjamaah melebihi shalat sendirian dua puluh tujuh derajat.HADITS TENTANG CIRI-CIRI ORANG MUNAFIK

( Artinya: Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga. jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat. HADITS TENTANG KEUTAMAAN MEMBERI

: . ((

Artinya : Dari ibnu Umar Ra. sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : Tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang member dan tangan yang di bawah itu ialah yang meminta.

HADITS TENTANG AMAL SHALEH

: : . Artinya: :Dari Abi Hurairah r.a,ia berkata,Rasulullah SAW.bersabdaapabila anak Adam (manusia) telah meningal dunia terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah ilmu yang bermanfaat, dan anak salih yang mendoakan kedua orang tuanya,SEDEKAH DI BULAN RAMADHAN

1. Dalil:

Diriwayatkan dalam shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma, ia berkata:

(( r r ))Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Quran. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Quran. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan:

(( ))Dan beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.Dan menurut riwayat Al-Baihaqi, dari Aisyah radhiyallahu anha:

(( r ))Rasullullah shallallahu alaihi wasallam jika masuk bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang meminta.Kedermawanan adalah sifat murah hati dan mudah memberi, Allah pun bersifat Maha Dermawan, sebagaimana diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari saad bin Abi Waqqash t bahwa Nabi r bersabda:

(( ))Sesungguhnya Allah itu Maha Dermawan, cinta kepada kedermawanan dan Maha Pemurah, cinta kepada kemurahan hati.Allah taala maha Dermawan, kedermawanan-Nya berlipat ganda pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Ramadhan. Dan Rasulullah r adalah manusia yang paling dermawan, juga paling mulia paling berani dan amat sempurna dalam segala sifat yang terpuji, kedermawanan beliau pada bulan Ramadhan berlipat ganda daripada bulan-bulan lainnya, sebagaimana kedermawanan Tuhannya berlipat ganda pada bulan ini.

Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari berlipat gandanya kedermawanan Nabi r di bulan Ramadhan:

1. Bahwa kesempatan ini amat berharga dan melipatgandakan amal kebaikan.

2. Membantu orang-orang yang berpuasa dan berzikir untuk senantiasa taat, agar memperolah pahala seperti pahala mereka, sebagaimana siapa yang membekali orang yang berperang, dan siapa yang menanggung dengan baik keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula seperti pahala orang yang berperang. Dinyatakan dalam hadits Zaid bin Khalid dari Nabi r beliau bersabda:

(( )) .Barangsiapa memberi makan pada orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikit pun dari pahalanya. (HR. Ahmad dan At Tirmidzi).1. Bulan Ramadhan adalah saat Allah berderma kepada para hamba-Nya denga rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Terutama pada Lailatul Qadar. Allah taala melimpahkan kasih-Nya kepada para hamba-Nya yang bersifat kasih, maka barangsiapa berderma kepada para hamba Allah niscaya Allah Maha Dermawan kepadanya dengan anugerah dan kebaikan. Balasan itu adalah sejenis dengan amal perbuatan.

2. Puasa dan sedekah bila dikerjakan bersamaan termasuk sebab masuk surga. Dinyatakan dalam hadits Ali t, bahwa Nabi r bersabda:

(( )) : : (( )) .Sungguh di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Sahabat bertanya: untuk siapakah ruangan-ruangan itu ya Rasulullah? Jawab beliau: untuk siapa saja yang berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa dan shalat malam ketika orang-orang dalam keadaan tidur. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Baihaqi).Semua kriteria ini terdapat dalam bulan Ramadhan. Terkumpul bagi orang mumin dalam bulan ini; puasa, shalat malam, sedekah dan perkataan baik. Karena pada waktu ini orang yang berpuasa dilarang dari perkataan kotor dan perbuatan keji. Sedangkan shalat, puasa dan sedekah dapat menghantarkan pelakunya kepada Allah taala.

1. Puasa dan sedekah bila dikerjakan bersama-sama lebih dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjauhkan dari api neraka Jahannam, terutama jika ditambah lagi shalat malam. Dinyatakan dalam sebuah hadis bahwa Nabi r bersabda:

(( ))Puasa itu merupakan perisai bagi seseorang dari api neraka sebagaimana perisai dalam peperangan Diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Abi Hurairah bahwa Nabi bersabda:

(( ))Puasa itu perisai dan benteng kokoh (yang melindungi seseorang) dari api neraka ([2]).Dan dalam hadits Muadz t Rasulullah r bersabda:

(( ))Sedekah dan shalat seseorang di tengah malam dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api ([3]).Maksudnya shalat malam dapat pula mengahapuskan dosa.

1. Dalam puasa, tentu terdapat kekeliruan serta kekurangan. Dan puasa dapat menghapuskan dosa-dosa dengan syarat menjaga diri dari apa yang mesti dijaga. Padahal kebanyakan puasa yang dilakukan kebanyakan orang tidak terpenuhi dalam puasanya itu penjagaan yang semestinya. Dan dengan sedekah kekurangan dan kekeliruan yang terjadi dapat terlengkapi. Karena itu pada akhir Ramadhan, diwajibkan membayar zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perkataan kotor dan perbuatan keji.

Orang yang berpuasa meninggalkan makan dan minumnya. Jika ia dapat membantu orang-orang lain yang berpuasa agar kuat dengan makan dan minum maka kedudukannya sama dengan orang yang meninggalkan syahwatnya karena Allah, memberikan dan membantukannya kepada orang lain. Untuk itu disyariatkan baginya memberi hidangan berbuka kepada orang orang yang berpuasa bersamanya, karena makanan saat itu sangat disukainya, maka hendaknya ia membantu orang lain dengan makanan tersebut. Agar ia termasuk orang yang memberi makanan yang disukai dan karenanya menjadi orang yang bersyukur kepada Allah atas nimat makanan dan minuman yang dianugerahkan kepadanya, di mana sebelumnya ia tidak mendapatkan anugerah tersebut. Sungguh nimat ini hanyalah dapat diketahui nilainya ketika tidak didapatkan.

Dalam tulisan yang singkat ini, kami akan menghadirkan sedikit penjelasan mengenai Tafsir Surat Al Qoriah, tulisan kami beberapa tahun silam. Semoga bermanfaat. Diceritakan dalam surat Al Qoriah :

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

(1) Hari Kiamat, (2) apakah hari Kiamat itu? (3) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (4) Pada hari itu manusia adalah seperti laron yang bertebaran, (5) dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (6). Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, (7) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (8) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (9) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (10) Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (11) (Yaitu) api yang sangat panas.Ketahuilah bahwasanya Al Qoriah merupakan salah satu nama kiamat sebagaimana kiamat juga dinamakan Al Haqqoh dan Al Ghosiyah.

Kenapa dinamakan demikian? Karena pada saat itu hati begitu gelisah karena terkejut (takut). Kemudian Allah berfirman,Apa itu Al Qoriah? Konteks kalimat ini dalam konteks kalimat tanya. Para ulama me