46
TUGAS STATISTIK INDUSTRI NON-PROBABILITY SAMPLING STUDI TENTANG KENYAMANAN PEJALAN KAKI TERHADAP PEMANFAATAN TROTOAR DI JALAN PROTOKOL KOTA SEMARANG (STUDI KASUS JALAN MT. HARYONO SEMARANG) DISUSUN OLEH: NUrhayati saragih (090403024) Nadia Syafira (090403044) Bagus eko prayetno (090403068) Maysarah nurul a. (090403074) DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

TUGAS STATIN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS STATIN

TUGAS STATISTIK INDUSTRI

NON-PROBABILITY SAMPLING

STUDI TENTANG KENYAMANAN PEJALAN KAKI

TERHADAP PEMANFAATAN TROTOAR

DI JALAN PROTOKOL KOTA SEMARANG

(STUDI KASUS JALAN MT. HARYONO SEMARANG)

DISUSUN OLEH:

NUrhayati saragih (090403024)

Nadia Syafira (090403044)

Bagus eko prayetno (090403068)

Maysarah nurul a. (090403074)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

STUDI TENTANG KENYAMANAN PEJALAN KAKI

TERHADAP PEMANFAATAN TROTOAR

DI JALAN PROTOKOL KOTA SEMARANG

Page 2: TUGAS STATIN

(STUDI KASUS JALAN MT. HARYONO SEMARANG)

Di Susun Oleh:

Lukman Wibowo

NIM. 5114990023

1. METODE SAMPLING

Dalam suatu penelitian, jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang

akan diteliti, disebut populasi. Secara ideal, sebaiknya kita meneliti seluruh

anggota populasi. Akan tetapi, seringkali populasi penelitian sangat besar

sehingga tidak mungkin untuk diteliti seluruhnya dengan waktu, biaya dan tenaga

yang tersedia. Dalam keadaan demikian, maka penelitian dilakukan terhadap

sampel, yaitu sebagian dari populasi yang telah memenuhi kriteria untuk

diteliti.dengan meneliti sampel, diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat

menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Pemilihan sampel untuk

memperoleh data mengenai populasi merupakan prosedur yang mendasar dalam

suatu penelitian.

Keuntungan dari teknik sampling antara lain mengurangi biaya,

mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian

(Singarimbun, 1989). Akan tetapi, pemilihan sampel selalu mengakibatkan

adanya perbedaan antara nilai yang sebenarnya (dalam populasi) dari variable

yang diteliti dengan nilai hasil observasi (dalam sampling), yang disebut eror

sampling. Suatu metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat

sebagai berikut:

1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi

yang diteliti.

2. Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan

penyimpangan baku dari tafsiran yang diperoleh.

3. Sederhana dan mudah dilakukan.

4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah

mungkin.

Page 3: TUGAS STATIN

Pada dasarnya metode pengambilan sampel ada dua macam (Singarimbun,

1989), yaitu : pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dan

pengambilan sampel secara acak (nonprobability sampling).

a. Pengambilan Sampel Secara Acak

Pengambilan sampel secara acak (probability sampling) adalah metode

sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang untuk terpilih

sebagai sampel dan bukan nol. Peluang setiap anggota populasi tersebut dapat

sama, dapat juga tidak. Pengambilan sampel secara acak, terdiri dari :

a. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki

probabilitas terpilih yang sama. Apabila jumlah sampel yang diinginkan

berbeda, maka besarnya peluang besarnya tiap anggota populasi untuk terpilih

pun berbeda-beda pula, dengan mengikuti perbandingan jumlah sampel

terhadap jumlah populasi. Dua metode yang dapat digunakan dalam

pengambilan sampel ini adalah: metode undian dan metode menggunakan tabel

bilangan random.

b. Pengambilan sampel acak sistematis (Systemmatic Sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana unsur pertama saja dari sampel yang dipilih

secara random, sedangkan unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut

pola tertentu. Pengambilan sampel acak sistematis tidak dapat diterapkan pada

populasi yang tersusun dengan urutan pola tertentu dimana interval sampling

mengikuti urutan pola tersebut.

c. Penganbilan acak terstratifikasi (stratified sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana terlebih dahulu dilakukan pengambilan anggota

populiasi kedalam kelompok-kelompok kemudian sampel diambil dari setiap

kelompok tersebut secara acak. Stratifikasi atau pembagian ini dapat dilakukan

brdasarkan ciri/karakteristik tertentu dari populasi yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Pengambilan sampel terstratifikasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

proporsional dimana jumlah sampel yang diambil adalah sebanding dengan

jumlah anggota populasi dalam setiap kelompok karena pertimbangan analitis.

Page 4: TUGAS STATIN

d. Pengambilan sampel kelompok (cluster sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampel unitnya bukan individual melainkan

kelompok individual (cluster) berdasar ciri/ karakteristik tertentu. Selanjutnya

dari cluster-cluster yang ada, dipilih satu cluster secara acak, kemudian

diambil sampel secara acak dan cluster terpilih ini. Hal ini dimungkinkan

karena masing-masing cluster dianggap homogen sehingga tidak diperlukan

dilakukan pengambilan sampel pada semua cluster.

e. Pengambilan sampel secara bertahap (double sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan

untuk mendapatkan informasi awal. Tahap selanjutnya dilakukan wawancara

ulang dengan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.

b. Pengambilan sampel secara tidak acak.

Pengambilan secara tidak acak (nonprobability sampling) adalah metode

sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang yang sama

untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk

terpilih tidak diketahui. Dalam pengambilan sampel secara tidak acak, pemilihan

unit sampling berdasarkan pada pertimbangan ataubpenilaian objektif dan tidak

pada penggunaan teori probabilitas. Pengambilan sampel secara tidak acak terdiri

atas:

a. Accidental sampling (Convenience Sampling) adalah suatu teknik pengambilan

sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang paling mudah

diperoleh atau dijumpai. Dalam hal ini, unit sampel sangat mudah diakses,

diukur, dan sangat bekerja sama sehingga teknik sampling ini sangat mudah,

murah dan cepat dilaksanakan.

b. Purposive Sampling (Judgmental Sampling) adalah suatu teknik pengambilan

sampel dimana pemilihan sampel dilakukan dengan pertimbangan subjektif

tertentu berdasarkan beberapa ciri/ karakteristik yang dimiliki sampel tersebut,

yang dipandang berhubungan erat dengan ciri/ karakteristik populasi yang

sudah dsiketahui sebelumnya. Sampel yang purposif adalah sampel yang

dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan penelitian.

Page 5: TUGAS STATIN

c. Quota Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel

diambil dari suatu sub populasi yang mempunyai karakteristikkarakteristik

tertentu dalam batasan jumlah atau quota tertentu yang diinginkan.

d. Snowball Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sangat

sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri-ciri khusus yang sulit

dijangkau. Pemilihan pertama dilakukan secara acak. Kemudian setiap

responden yang ditemui diminta untuk menberikan informasi mengenai rekan-

rekan lain yang mempunyai persamaan kakteristik yang dibutuhkan, sehingga

diperoleh responden tambahan.

2. PERMASALAHAN

Dirjen Perhubungan Darat (1999 : 205) menyatakan bahwa pejalan kaki

adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah perkotaan. Pejalan kaki

merupakan kegiatan yang cukup esensial dari sistem angkutan dan harus

mendapatkan tempat yang selayaknya. Pejalan kaki pada dasarnya lemah, mereka

terdiri dari anak-anak, orang tua, dan masyarakat yang berpenghasilan rata-rata

kecil.

Perjalanan dengan angkutan umum selalu diawali dan diakhiri dengan

berjalan kaki. Apabila fasilitas pejalan kaki tidak disediakan dengan baik, maka

masyarakat akan kurang berminat menggunakan angkutan umum. Hal yang perlu

diperhatikan dalam masalah fasilitas adalah kenyamanan dan keselamatan, serta

harus diingat bahwa para pejalan kaki bukan warga masyarakat kelas dua. Ofyar

Tamin dalam Sukoco (2002 :16) berpendapat, masalah pejalan kaki juga

merupakan masalah utama dalam lalu lintas. Kemacetan dan kecelakaan bisa

terjadi disebabkan oleh pejalan kaki, karena sering terjadi alih fungsi salah satu

fasilitas pejalan kaki menjadi tempat kegiatan lain atau fasilitas pejalan kaki yang

kurang bermanfaat, seperti trotoar untuk areal perdagangan dan sejenisnya.

Pejalan kaki sering dijumpai, baik hanya untuk jalan-jalan maupun untuk

suatu kebutuhan dengan pertimbangan untuk menghemat biaya transportasi

ataupun pertimbangan jarak yang dekat. Pejalan kaki mempunyai hak untuk

mendapatkan kenyamanan menggunakan jalan, sesuai dengan PP No. 43 Tahun

Page 6: TUGAS STATIN

1993 Bab 1 Pasal 2 Ayat 11, yang menyatakan bahwa hak utama adalah untuk

didahulukan sewaktu menggunakan jalan. Oleh karena itu pemerintah membuat

prasarana jalan untuk kendaraan bermotor maupun untuk pejalan kaki.

Pejalan kaki yang tidak mematuhi peraturan merupakan salah satu masalah

sistemik dalam sistem transportasi. Jumlah kecelakaan lau lintas yang disebabkan

oleh pejalan kaki di Kota Semarang masih cukup besar. Pejalan kaki masih

banyak yang menyeberang jalan tanpa mengindahkan arus lalu lintas dan tanda

pengatur lalu lintas. Selain itu banyak juga kecelakaan yang terjadi akibat konflik

jalur, antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor. Hal ini sering kali terjadi

akibat fasilitas trotoar yang sudah ada, ternyata beralih fungsi menjadi berbagai

aktivitas lain (seperti transaksi pedagang kaki lima, area parkir liar) dan tempat-

tempat bangunan permanen maupun non permanen (seperti pos polisi, bis surat,

telepon umum, boks jaringan telepon, tiang-tiang papan reklame, dan sejenisnya)

yang sangat mengganggu lalu lintas pejalan kaki, sehingga trotoar tidak bisa di

manfaatkan secara optimal, dan pejalan kaki terpaksa berjalan di bahu jalan jalur

kendaraan bermotor. Akibatnya kecelakaan tidak mudah untuk dihindari, selain

menyebabkan kemacetan yang menyebabkan kejenuhan pengguna jalan di daerah

perkotaan.

Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1999 : 1) pejalan kaki adalahbentuk

transportasi yang penting di perkotaan. Pejalan kaki terdiri dari :

a. Mereka yang keluar dari tempat parkir mobil menuju tempat tujuan.

b. Mereka yang menuju atau turun dari angkutan umum sebagian besar

masih memerlukan kegiatan berjalan kaki.

c. Mereka yang melakukan perjalan kurang dari 1 kilometer (km), sebagian besar

dilakukan dengan berjalan kaki.

Melihat pentingnya sarana untuk pejalan kaki, maka perlu disediakan

fasilitas untuk keselamatan pejalan kaki. Karena adanya hubungan yang erat

ataupun konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor, maka fasilitas

yang diberikan kepada pejalan kaki terletak di pinggir jalur jalan kendaraan.

Di dalam penelitian ini terdapat beberapa permasalahan yang akan

dijadikan bahan studi. Bertolak dari latar belakang alasan pemilihan judul yang

Page 7: TUGAS STATIN

telah dikemukakan di atas, maka muncul permasalahan utama yang mendasar,

yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi para pejalan kaki tentang kenyamanan terhadap

pemanfaatan fasilitas jalur trotoar jalan di Kota Semarang, khususnya di Jalan

MT. Haryono Semarang ?

2. Bagaimana kondisi yang menunjang kenyamanan, kemudahan serta

keselamatan atau keamanan para pejalan kaki atas penggunaan jalur trotoar

jalan yang tersedia di Kota Semarang, khususnya di Jalan MT. Haryono

Semarang ?

3. Apakah jalur trotoar jalan di Kota Semarang, khususnya di Jalan MT.

sebenarnya ?

3. Data-Data Penelitian

Penelitian ini secara umum dilaksanakan di dalam Kota Semarang, dengan

mengambil lokasi penelitian di Jalan MT. Haryono Semarang sebagai bahan studi

kasus dalam spesifikasi pengambilan data penelitian. Penentuan lokasi penelitian

di jalan MT. Haryono Semarang sebagai bahan studi kasus, disebabkan karena : 1)

di sepanjang jalan MT. Haryono terdapat jalur trotoar, 2) aktifitas kawasannya

cukup ramai, dan 3) Jalan MT. Haryono merupakan salah satu jalan protokol yang

ada di dalam Kota Semarang. Dengan beberapa pertimbangan tersebut, maka

Jalan MT. Haryono dianggap signifikan dan representatif untuk dijadikan pilihan

lokasi sebagai bahan studi kasus dalam melakukan penelitian ini.

Penelitian yang dilaksanakan di Jalan MT. Haryono Semarang ini, yaitu

dimulai dari bagian jalan ujung selatan yang berbatasan dengan Jalan Dr. Wahidin

(di sekitar kawasan Pasar Kambing dan Metro Java Mall), sampai dengan bagian

ujung utara yang berbatasan dengan Jalan Ronggowarsito (di sekitar area Bubakan

Pasar Johar). Panjang perlintasan Jalan MT. Haryono kurang lebih 6 kilometer.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang (para

pengguna jalur trotoar) yang melintas atau menempuh perjalanan dengan berjalan

kaki di sepanjang Jalan MT. Haryono Semarang. Dari hasil perhitungan yang

telah diperoleh, dalam serangkaian penelitian yang telah dilaksanakan pada

Page 8: TUGAS STATIN

tanggal 15 sampai dengan 21 Januari 2006 ini, jumlah volume pejalan kaki yang

melintas di Jalan MT. Haryono, adalah rata-rata 1036/12 jam pejalan kaki. Oleh

karena itu populasi dalam penelitian ini ditetapkan berjumlah 1036 orang pejalan

kaki (Lihat Tabel 1.1).

3.1. Aktifitas Di Kawasan Jalur Trotoar Jalan MT. Haryono

Untuk mempermudah penelitian, terutama dalam penarikan sampel populasi

dan teknik sampling yang dilakukan, maka studi dibagi dalam empat zona jalur,

yaitu zona A,B,C,D. Di bawah ini adalah data dalam bentuk table yang berisi

Aktifitas Di Kawasan Jalur Trotoar Jalan MT. Haryono :

Tabel 1 Aktifitas Di Kawasan Jalur Trotoar Jalan MT. Haryono.

Zona Panjang Jalur

Trotoar

Kawasan dan Batas Areal Karakteristik

Lingkungan

A Sekitar ± 1,00

Kilometer

Kawasan sekitar Java Mall

dan Metro Plaza, yakni

mulai dari pertigaan Pasar

Kambing sampai dengan

perempatan Jalan Sompok.

Perbelanjaan

modern (Mall)

B Sekitar ± 1,00

Kilometer

Kawasan sekitar Peterongan

Plaza, Kantor BCA, Bank

Mayapada, Sekolah Islam

Sultan Agung, yakni mulai dari

perempatan Sompok sampai

dengan perempatan Bangkong

Perbelanjaan,

intitusi

pendidikan, dan

perkantoran

C Sekitar ± 1,50

Kilometer

Mulai Perempatan Jalan

Brigjen Katamso, Perempatan

Bangkong, Pasar Kp. Yusuf

sampai dengan perempatan

Pasar Langgar, Jalan Kartini

Perkantoran,

Institusi

pendidikan, Ruko

dan pasar

tradisional

D Sekitar ± 3,00

Kilometer

Dari Perempatan Pasar

Langgar, Mataram Plaza,

Ruko, agen

elektronika, pusat

Page 9: TUGAS STATIN

sampai dengan Bubakan Pasar

Johar

grosir, dan pasar

tradisional

3.2. Perhitungan Rata-rata Volume Pejalan Kaki Di Jalan MT.

Haryono Semarang.

Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh, dalam serangkaian penelitian

yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 sampai dengan 21 Januari 2006 ini,

jumlah volume pejalan kaki yang melintas di Jalan MT. Haryono, adalah rata-rata

1036/12 jam pejalan kaki. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini ditetapkan

berjumlah 1036 orang pejalan kaki. Di bawah ini adalah data dalam bentuk table

yang berisi Rata-rata Volume Pejalan Kaki di Jalur Trotoar Jalan MT. Haryono :

Tabel 2 Perhitungan Rata-rata Volume Pejalan Kaki Di Jalan MT.

Haryono Semarang.

No Rentang Waktu Jumlah Rata-rata

Volume Pejalan Kaki

01 Pukul 06.00 – 10.00 WIB. (Pagi). 156

02 Pukul 10.00 – 14.00 WIB. (Siang). 456

03 Pukul 14.00 – 18.00 WIB. (Sore). 424

Jumlah dalam 12 jam (Waktu Efektif) 1036

Sumber : Data hasil penelitian (per tanggal 15 – 21 Januari 2006)

3.2 . Penentuan Kriteria Tingkat Kenyamanan Berdasarkan

Interval Kelas Persentase

Kriteria pemberian skor pada alternatif jawaban untuk setiap item angket

adalah sebagai berikut :

a. Skor 4 untuk jawaban SB (Sangat Baik)

b. Skor 3 untuk jawaban CB (Cukup Baik)

c. Skor 2 untuk jawaban KB (Kurang Baik)

d. Skor 1 untuk jawaban TB (Tidak Baik)

Page 10: TUGAS STATIN

Di bawah ini adalah data dalam bentuk table yang berisi Rata-rata Volume

Pejalan Kaki di Jalur Trotoar Jalan MT. Haryono :

Tabel 3. Penentuan Kriteria Tingkat Kenyamanan Berdasarkan

Interval Kelas Persentase

No Interval Kelas Persentase (%) Kriteria

1 100% > Persen > 81.25% Sangat Baik (SB)

2 81.25% > Persen > 62.50% Cukup Baik (CB)

3 62.50% > Persen > 43.75% Kurang Baik (KB)

4 43.75% > Persen > 25% Tidak Baik (TB)

3.4. Data-Data Hasil Penelitian Masalah Kenyamanan Pejalan Kaki Ditinjau

Dari Beberapa Faktor

Berikut ini adalah pembagian faktor-faktor tersebut menjadi tiga

bagian item soal dari 20 soal yang diberikan yaitu sebagai berikut :

3.4.1. Kenyamanan ditinjau dari beberapa faktor (sirkulasi, iklim, bising,

kebersihan, dan lain-lain, Berdasarkan 11 Item Soal tentang

Kenyamanan)

Tabel 4.1. A. Kenyamanan ditinjau dari beberapa faktor

(Berdasarkan 11 Item Soal tentang Kenyamanan)

NoSoal

Faktor-faktor yang Kriteria

mempengaruhi kenyamanan

(Per jalur zona)

KriteriaSB CB KB TB

4,5 Sirkulasi Zona A 4% 24% 42% 30%

Zona B 0% 26% 44% 30%Zona C 0% 26% 26% 32%Zona D 0% 18% 68% 14%

1,2 Iklim atau Zona A 10% 12% 48% 30%

Page 11: TUGAS STATIN

KekuatanCuaca

Zona B 2% 14% 44% 40%Zona C 12% 30% 38% 20%Zona D 0% 14% 52% 34%

6 Kebisingan Zona A 0% 4% 48% 48%Zona B 0% 16% 52% 32%Zona C 0% 20% 44% 36%Zona D 0% 8% 68% 24%

7 Aroma (Baubauan)

Zona A 0% 0% 60% 40%Zona B 0% 8% 60% 32%Zona C 0% 8% 60% 32%Zona D 0% 8% 60% 32%

8 BentukTrotoar

Zona A 4% 48% 44% 4%Zona B 0% 20% 72% 8%Zona C 0% 40% 48% 12%Zona D 0% 28% 60% 12%

9 Kebersihan Zona A 4% 40% 52% 4%Zona B 0% 44% 48% 8%Zona C 4% 44% 40% 12%Zona D 0% 44% 28% 28%

3,10,11

Keindahan Zona A 6,7% 24% 58,7% 10,6%Zona B 2,7% 32% 56% 9,3%Zona C 9,3% 33,3% 50,6% 6,7%Zona D 0% 16% 49,3 34,7

Jumlah 11 ItemSoal

responden 25/ zona orangpejalan kaki

Jumlah total responden 100 orang pejalan kaki

Tabel 4.1B. Kenyamanan ditinjau dari beberapa faktor

(Menurut Hasil Masing-masing Zona Pengambilan Sampel)

NO Berdasarkan 11 Kriteria

Page 12: TUGAS STATIN

Item Kriteria

Soal tentang

Kenyamanan

SB CB CK KB

01 Zona A 5,09% 21,09% 51,27% 22,54%

Zona B 1,09% 24,00% 52,36% 22,55%

Zona C 5,09% 29,45% 45,82% 19,64%

Zona D 0,00% 18,18% 54,91% 26,91%

Responden 25 / zona

orang pejalan kaki

Jumlah total responden 100 orang pejalan kaki

Tabel 4.1C. Kenyamanan ditinjau dari beberapa faktor

(Kalkulasi Total Di Empat Zona Pengambilan Sampel)

No Kenyamanan

Kriteria Ditinjau

dari Beberapa

Aspek

Kriteria

SB SB SB SB

01 Berdasarkan 11

item pertanyaan

tentang kenyamanan

(nomor 1 s/d 11)

2,82% 23,18% 51,09% 22,90%

Jumlah total responden

100 orang pejalan kaki 100%

3.4.2. Data-Data Hasil Penelitian Masalah Kenyamanan Ditinjau Dari

Faktor Keamanan

Tabel 4.2A. Kenyamanan ditinjau dari faktor keamanan

(Berdasarkan 5 Item Soal tentang Faktor Keamanan)

Page 13: TUGAS STATIN

NoSoal

Faktor-faktor yang Kriteria

mempengaruhi kenyamanan

(Per jalur zona)

KriteriaSB CB KB TB

12 Sirkulasi Zona A 0% 24% 64% 12%

Zona B 0% 4% 60% 36%Zona C 0% 20% 56% 24%Zona D 0% 0% 88% 12%

13 Iklim atauKekuatanCuaca

Zona A 0% 20% 68% 12%Zona B 0% 8% 84% 8%Zona C 8% 28% 36% 28%Zona D 0% 0% 88% 12%

14 Kebisingan Zona A 8% 32% 56% 4%Zona B 0% 28% 72% 0%Zona C 0% 56% 40% 4%Zona D 0% 16% 44% 40%

15 Aroma (Baubauan)

Zona A 4% 16% 60% 20%Zona B 4% 8% 64% 24%Zona C 0% 16% 56% 16%Zona D 0% 16% 40% 44%

16 BentukTrotoar

Zona A 4% 16% 60% 20%Zona B 0% 40% 56% 4%Zona C 0% 52% 36% 12%Zona D 0% 36% 60% 4%

Jumlah 11 ItemSoal

responden 25 orangpejalan kaki

Jumlah total responden 100 orang pejalan kaki

Tabel 4.2B. Kenyamanan ditinjau dari faktor keamanan

(Menurut Hasil Masing-masing Zona Pengambilan Sampel)

NO Berdasarkan 5

Item Kriteria

Kriteria

SB CB CK KB

Page 14: TUGAS STATIN

Soal tentang

Keamanan

02 Zona A 2,40% 26,40% 59,20% 12,00%

Zona B 0,80% 17,60% 67,20% 14,40%

Zona C 4,00% 34,40% 44,80% 16,80%

Zona D 0,00% 13,60% 64,00% 22,40%

Responden 25 / zona

orang pejalan kaki

Jumlah total responden 100 orang pejalan kaki

Tabel 4.2C. Kenyamanan ditinjau dari faktor keamanan

(Kalkulasi Total Di Empat Zona Pengambilan Sampel)

No Kenyamanan

Kriteria Ditinjau

dari Beberapa

Aspek

Kriteria

SB SB SB SB

02 Berdasarkan 5

item pertanyaan

tentang keamanan

(nomor 12 s/d 16)

1,80% 23,00% 58,80% 16,40%

100 orang pejalan kaki 100%

3.4.3. Kenyamanan pejalan kaki ditinjau dari factor kelengkapan fasilitas

penunjang. (Berdasarkan 4 Item Soal tentang Faktor Kelengkapan

Fasilitas Penunjang Bagi Pejalan Kaki)

Page 15: TUGAS STATIN

Tabel 4.3A. Kenyamanan pejalan kaki ditinjau dari factor kelengkapan

fasilitas penunjang. (Berdasarkan 4 Item Soal tentang Faktor

Kelengkapan Fasilitas Penunjang Bagi Pejalan Kaki)

NoSoal

Faktor-faktor yang Kriteria

mempengaruhi kenyamanan

(Per jalur zona)

KriteriaSB CB KB TB

17 Penyediaanfasilitas markajalan.

Zona A 4% 56% 40% 0%

Zona B 0% 64% 36% 0%Zona C 8% 52% 56% 0%Zona D 0% 0% 60% 40%

18 Penyediaanfasilitaspemberhentian angkutanumum atauhalte bus.

Zona A 4% 12% 80% 4%Zona B 0% 8% 64% 28%Zona C 8% 20% 60% 12%Zona D 0% 16% 40% 44%

19 Sistem drainase(saluran airhujan).

Zona A 8% 20% 72% 8%Zona B 0% 12% 44% 44%Zona C 0% 16% 60% 24%Zona D 0% 0% 32% 68%

20 PengaturanKeluar masukkendaraan kegedung /tempat tertentu

Zona A 8% 12% 56% 24%Zona B 0% 20% 64% 16%Zona C 0% 32% 40% 28%Zona D 8% 32% 60% 0%

Jumlah 4 ItemSoal

responden 25 / zona orang pejalan kaki

Jumlah total responden 100 orang pejalan kaki

Tabel 4.3B. Kenyamanan pejalan kaki ditinjau dari factor kelengkapan

fasilitas penunjang. (Menurut Hasil Masing-masing Zona Pengambilan

Sampel)

Page 16: TUGAS STATIN

NO Berdasarkan 5

Item Kriteria

Soal tentang

Keamanan

Kriteria

SB CB CK KB

03 Zona A 4,00% 25,00% 62,00% 9,00%

Zona B 0,00% 26,00% 52,00% 22,00%

Zona C 4,00% 30,00% 50,00% 16,00%

Zona D 2,00% 12,00% 48,00% 38,00%

Responden 25 / zona

orang pejalan kaki

Jumlah total responden 100 orang pejalan kaki

Tabel 4.3C. Kenyamanan Pejalan Kaki Ditinjau dari Faktor Kelengkapan

Fasilitas Penunjang (Kalkulasi Total Di Empat Zona Pengambilan

Sampel)

No Kenyamanan

Kriteria Ditinjau

dari Beberapa

Aspek

Kriteria

SB SB SB SB

02 Berdasarkan 5

item pertanyaan

tentang kelengkapan

fasilitas penunjang

(nomor 11 s/d 20)

2,50% 23,25% 53,00% 21,25%

Jumlah total responden

100 orang pejalan kaki 100%

4. PENYELESAIAN MASALAH

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sampel bertujuan atau purposive sample dalam metode

Page 17: TUGAS STATIN

pengumpulan data melalui wawancara. Sampel bertujuan adalah

pembagian dari non-probability sampling dan dilakukan dengan

cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random,

atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu

(Suharsimi Arikunto, 1991 : 127). Selain itu juga teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara

accidental sampling, yakni pengambilan sampel secara kebetulan

dalam metode pengumpulan data melalui kuesioner penelitian.

Menurut Hadi (1986 : 73) dalam menentukan besarnya

sampel tidak ada ketentuan ataupun ketetapan yang mutlak

berapa persen sampel harus diambil dari populasi. Arikunto

(2002 : 112) berpendapat bahwa jika jumlah subjek besar dapat

diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25%, dan bila populasi kurang

dari 100 dapat diambil semua. Oleh karena penelitian ini teknik

sampling yang digunakan adalah nonprobability, yaitu dengan cara

accidental sampling (pengambilan sampel secara kebetulan, untuk

metode kuesioner) dan purposive sampling (pengambilan sampel

cara bertujuan, untuk metode wawancara penelitian).

Untuk mempermudah penelitian, terutama agar didapat

proporsionalitas (pemerataan) pengambilan sampel dalam

penarikan sampel populasi dan teknik sampling yang dilakukan,

maka studi dibagi dalam empat zona jalur, yaitu :

a. Zona A = Yaitu, Jalan MT. Haryono bagian utara, jalur trotoar di

kawasan sekitar Java Mall, yakni mulai dari pertigaan Jalan Dr.

Wahidin, kawasan Pasar Kambing sampai dengan perempatan

Jalan Sompok Semarang.

b. Zona B = Yakni, Jalur trotoar di kawasan sekitar Peterongan

Plaza, Mall Sri Ratu, Kantor BCA, Bank Mayapada, yakni mulai

dari perempatan Sompok sampai dengan perempatan

Page 18: TUGAS STATIN

Bangkong (simpang antara Jalan Brigjen Katamso dan Jalan

Ahmad Yani).

c. Zona C = Yakni, Jalur trotoar di sepanjang jalan antara

perempatan Bangkong, Kampung Baris, sampai dengan

perempatan Pasar Langgar Jalan Kartini.

d. Zona D = Yaitu, Jalur Trotoar di sepanjang jalan antara

perempatan Pasar Langgar, Yamaha Mataram Motor, Mataram

Plaza, Sekolah Masehi, Pasar Jagalan, sampai dengan Bubakan

Pasar Johar.

Untuk membahas hasil penelitian dengan deskripsi persentase, terlebih

dahulu mengkualitatifkan skor pada jawaban melalui angket. Supaya

memudahkan dalam menganalisis data, perlu diketahui skor yang diperoleh

responden dari hasil pengisian angket yang diberikan. Oleh karena itu ditentukan

penetapan hasil skornya.

1) Membuat tabulasi angket dari responden.

2) Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan yang ditetapkan.

Adapun penentuan skor angket adalah sebagai berikut :

a. Masing-masing alternatif jawaban tiap item soal diberi skor sesuai dengan

tingkatan alternatif jawaban item.

b. Setiap kode jawaban diberi skor yang berwujud angka berskala empat, yakni :

i. Bagi alternatif jawaban yang memilih sangat baik (SB), akan memperoleh

skor 4.

ii. Bagi alternatif jawaban yang memilih cukup baik (CB), akan

memperoleh skor 3.

iii. Bagi alternatif jawaban yang memilih kurang baik (KB), akan

memperoleh skor 2.

iv. Bagi alternatif jawaban yang memilih tidak baik (TB), akan memperoleh

skor 1.

3) Menjumlah skor yang telah diperoleh dari tiap-tiap responden.

4) Mencari prosentase skor yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus :

Page 19: TUGAS STATIN

%= nN

×100 %

Dengan keterangan : n = Jumlah skor responden

N = Jumlah skor maksimal

Hasil kuantitatif dari perhitungan rumus tersebut di atas selanjutnya

diubah atau dari perhitungan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh untuk menentukan criteria kenyamanan pejalan

kaki adalah :

a. Menentukan skor maksimal yang diperoleh dari hasil perkalian antara skor

tertinggi, jumlah item, jumlah responden. Skor maksimal tingkat kenyamanan

pejalan kaki adalah : 4 X 20 X 100 = 8000.

b. Menentukan skor minimal yang diperoleh dari hasil perkalian antara skor

terendah, jumlah item, jumlah responden. Skor minimal tingkat kenyamanan

pejalan kaki adalah : 1 X 20 X 100 = 2000.

c. Menetapkan rentang skor, yakni antara skor maksimal dikurangi skor minimal.

Rentang skor yang dimaksud adalah : 8000 – 2000 = 6000.

d. Menetapkan interval kelas. Interval kelas diperoleh dari rentang skor dibagi

jenjang kriteria.

Interval kelas = Rentang skor

Jenjang kriteria=

60004

= 1500

e. Menetapkan persentase maksimal, yaitu 100%

f. Menetapkan persentase minimal. Persentase minimal diperoleh dari skor

minimal dibagi skor maksimal dikalikan 100%

Persentase minimal = 20008000

X 100% = 25%

g. Menetapkan rentang persentase, yaitu diperoleh dari persentase maksimal

dikurangi persentase minimal. Dengan demikian maka rentang persentase

adalah :

Page 20: TUGAS STATIN

Rentang persentase adalah : 100% - 25% = 75%

h. Menetapkan interval kelas persentase, yaitu rentang persentase dibagi kriteria.

Dengan demikian interval kelas persentase adalah :

Interval kelas persentase =75 %

4× 100 % = 18,75%

i. Menetapkan kriteria, yakni Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang Baik

(KB), dan Tidak Baik (TB).

ii. Yakni sebagai berikut :

Tabel 5 Penentuan Kriteria Tingkat Kenyamanan Berdasarkan

Interval Kelas Persentase

No Interval Kelas Persentase (%) Kriteria

1 100% > Persen > 81.25% Sangat Baik (SB)

2 81.25% > Persen > 62.50% Cukup Baik (CB)

3 62.50% > Persen > 43.75% Kurang Baik (KB)

4 43.75% > Persen > 25% Tidak Baik (TB)

4.1. Kenyamanan ditinjau dari faktor sirkulasi, iklim, bising,

kebersihan, dan lain-lain.

1. Zona A (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Beberapa Faktor)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor di Zona A, adalah sebagai berikut:

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 11 X 25 = 1100

Skor minimal = 1 X 11 X 25 = 275

Range = 1100 – 275 = 825

Kelas Interval = Range

Banyak kelas =

8254

= 206,5

Skor total = Skor total di zona A = 574

Skor maksimal = 1100

Page 21: TUGAS STATIN

DP = Skor total

Skor maksimal =

5741100

= 52,182 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor di Zona A, menunjukkan hasil

dengan kriteria yang Kurang Baik (KB), di dalam pemanfaatan jalur trotoar Zona

A, Jalan MT. Haryono Semarang.

2. Zona B (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan Yang

Ditinjau Dari Beberapa Faktor)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan

yang ditinjau dari beberapa faktor di Zona B, adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 11 X 25 = 1100

Skor minimal = 1 X 11 X 25 = 275

Range = 1100 – 275 = 825

Kelas Interval =Range

Banyak kelas =

8254

= 206,5

Skor total = Skor total di zona B = 605

Skor maksimal = 1100

DP = Skor total

Skor maksimal=

6051100

= 55,00 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

bkenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor di Zoan B, menunjukkan hasil

dengan kriteria yang Kurang Baik (KB), di dalam pemanfaatan jalur trotoar Zona

B, Jalan MT. Haryono Semarang.

3. Zona C (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan Yang

Ditinjau Dari Beberapa Faktor)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan

yang ditinjau dari beberapa faktor di Zona C, adalah sebagai berikut :

Page 22: TUGAS STATIN

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 11 X 25 = 1100

Skor minimal = 1 X 11 X 25 = 275

Range = 1100 – 275 = 825

Kelas Interval = Range

Banyak kelas=

8254

= 206,5

Skor total = Skor total di zona C = 560

Skor maksimal = 1100

DP = Skor total

Skor maksimal=

5601100

= 50,909 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor di Zona C, menunjukkan hasil

dengan kriteria yang Kurang Baik (KB), di dalam pemanfaatan jalur trotoar Zona

C, Jalan MT. Haryono Semarang.

4. Zona D (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan Yang

Ditinjau Dari Beberapa Faktor)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor di Zona D, adalah sebagai berikut:

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 11 X 25 = 1100

Skor minimal = 1 X 11 X 25 = 275

Range = 1100 – 275 = 825

Kelas Interval = 206,5

Skor total = Skor total di zona D = 555

Skor maksimal = 1100

DP = Skor total

Skor maksimal=

5551100

= 50,454 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor di Zona D, menunjukkan hasil

dengan kriteria yang Kurang Baik (KB), di dalam pemanfaatan jalur trotoar Zona

D, Jalan MT. Haryono Semarang.

Page 23: TUGAS STATIN

Adapun perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki

tentang kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor di atas, adalah sebagai

berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 11 X 100 = 4400

Skor minimal = 1 X 11 X 100 = 1100

Range = 4400 – 1100 = 3300

Kelas Interval = Range

Banyak kelas =

33004

= 82

Skor total = Skor total di zona A + B + C + D

= 574 + 605 + 560 + 555 = 2294

Skor maksimal = 4400

DP =Skor total

Skor maksimal =

22944400

= 50,201 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor (baik itu di Zona A, B, C, dan D)

menunjukkan hasil dengan kriteria yang Kurang Baik (KB), di dalam

pemanfaatan jalur trotoar Jalan MT. Haryono Semarang.

4.2. Kenyamanan Pejalan Kaki Ditinjau dari Faktor Keamanan

1. Zona A (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Keamanan)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona A, adalah sebagai

berikut:

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 5 X 25 = 500

Skor minimal = 1 X 5 X 25 = 125

Range = 500 – 125 = 375

Kelas Interval = Range

Banyak kelas=

3754

= 93,75

Skor total = Skor total di zona A

Page 24: TUGAS STATIN

= 274

Skor maksimal = 500

DP = Skor total

Skor maksimal=

174500

= 54,80 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona A adalah, menunjukkan

kriteria Kurang Baik (KB) di dalam pemanfaatan jalur trotoar Zona A, Jalan MT.

Haryono Semarang.

2. Zona B (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Keamanan)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan

yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona B, adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 5 X 25 = 500

Skor minimal = 1 X 5 X 25 = 125

Range = 500 – 125 = 375

Kelas Interval = 93,75

Skor total = Skor total di zona B = 282

Skor maksimal = 500

DP =282500

= 56,40 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki

tentangkenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona B

adalah,menunjukkan kriteria Kurang Baik (KB) di dalam pemanfaatan jalurtrotoar

Zona B, Jalan MT. Haryono Semarang.

3. Zona C (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Keamanan)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona C, adalah sebagai

berikut:

Page 25: TUGAS STATIN

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 5 X 25 = 500

Skor minimal = 1 X 5 X 25 = 125

Range = 500 – 125 = 375

Kelas Interval = 93,75

Skor total = Skor total di zona C = 256

Skor maksimal = 500

DP = 256500

= 51,20 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona C adalah, menunjukkan

kriteria Kurang Baik (KB) di dalam pemanfaatan jalur trotoar Zona C, Jalan MT.

Haryono Semarang.

4. Zona D (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Keamanan)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona D, adalah sebagai

berikut:

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 5 X 25 = 500

Skor minimal = 1 X 5 X 25 = 125

Range = 500 – 125 = 375

Kelas Interval = 93,75

Skor total = Skor total di zona D = 239

Skor maksimal = 500

DP = 239500

= 47,80 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di Zona D adalah, menunjukkan

kriteria Kurang Baik (KB) di dalam pemanfaatan jalur trotoar Zona D, Jalan MT.

Haryono Semarang.

Page 26: TUGAS STATIN

Adapun perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki

tentang kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan di atas, (baik di Zona A,

B, C, dan D) adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 5 X 100 = 2000

Skor minimal = 1 X 5 X 100 = 500

Range = 2000 – 500 = 1500

Kelas Interval = 1500

4 = 375

Skor total = Skor total di zona A + B + C + D

= 274 + 282 + 256 + 239 = 1051

Skor maksimal = 2000

DP = 10512000

= 50,205 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor keamanan adalah, menunjukkan kriteria

Kurang Baik (KB) di dalam pemanfaatan jalur trotoar Jalan MT. Haryono

Semarang.

4.3. Kenyamanan Pejalan Kaki Ditinjau dari Faktor Kelengkap-

an Fasilitas Penunjang

1. Zona A (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Kelengkapan Fasilitas Penunjang)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona A,

adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 4 X 25 = 400

Skor minimal = 1 X 4 X 25 = 100

Range = 400 – 100 = 300

Page 27: TUGAS STATIN

Kelas Interval =Range

Banyak kelas =

3004

= 75

Skor total = Skor total di zona A = 224

Skor maksimal = 400

DP =Skor total

Skor maksimal =

224400

= 56,00 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona A

adalah, menunjukkan hasil dengan kriteria Kurang Baik (KB) di dalam

pemanfaatan jalur trotoar Zona A, Jalan MT. Haryono Semarang.

2. Zona B (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Kelengkapan Fasilitas Penunjang)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona B,

adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 4 X 25 = 400

Skor minimal = 1 X 4 X 25 = 100

Range = 400 – 100 = 300

Kelas Interval = 75

Skor total = Skor total di zona B = 222

Skor maksimal = 400

DP = 222400

= 55,50 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona B

adalah, menunjukkan hasil dengan kriteria Kurang Baik (KB) di dalam

pemanfaatan jalur trotoar Zona B, Jalan MT. Haryono Semarang.

3. Zona C (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Kelengkapan Fasilitas Penunjang)

Page 28: TUGAS STATIN

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona C,

adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 4 X 25 = 400

Skor minimal = 1 X 4 X 25 = 100

Range = 400 – 100 = 300

Kelas Interval = 75

Skor total = Skor total di zona C = 204

Skor maksimal = 400

DP = 204400

= 51,00 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona C

adalah, menunjukkan hasil dengan kriteria Kurang Baik (KB) di dalam

pemanfaatan jalur trotoar Zona C, Jalan MT. Haryono Semarang.

4. Zona D (Analisis Deskriptif Prosentase Tingkat Kenyamanan yang

Ditinjau dari Faktor Kelengkapan Fasilitas Penunjang)

Perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona D,

adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 4 X 25 = 400

Skor minimal = 1 X 4 X 25 = 100

Range = 400 – 100 = 300

Kelas Interval = 75

Skor total = Skor total di zona D = 203

Skor maksimal = 400

DP = 203400

= 50,75 %

Page 29: TUGAS STATIN

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang di Zona D

adalah, menunjukkan hasil dengan kriteria Kurang Baik (KB) di dalam

pemanfaatan jalur trotoar Jalan MT. Haryono Semarang.

Adapun perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki

tentang kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang

(baik di Zona A, B, C, maupun D), adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 4 X 100 = 1600

Skor minimal = 1 X 4 X 100 = 400

Range = 1600 – 400 = 1200

Kelas Interval = Range

Banyak kelas=

12004

= 300

Skor total = Skor total di zona A + B + C + D

= 224 + 222 + 204 + 203 = 853

Skor maksimal = 853

DP 853

1600= = 50,303 %

Maka hasil perhitungan mengenai persepsi pejalan kaki tentang

kenyamanan yang ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang (baik itu di

Zona A, B, C, dan D) adalah, menunjukkan hasil dengan kriteria Kurang Baik

(KB).

Adapun perhitungan hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki

tentang kenyamanan yang ditinjau seluruh faktor, baik itu dari 1) beberapa

faktor umum, 2) faktor keamanan atau keselamatan, dan 3) factor

kelengkapan fasilitas penunjang, adalah sebagai berikut :

Range = Skor maksimal – Skor minimal

Skor maksimal = 4 X 20 X 100 = 8000

Skor minimal = 1 X 20 X 100 = 2000

Range = 8000 – 2000 = 6000

Kelas Interval = Range

Banyak kelas =

60004

= 1500

Page 30: TUGAS STATIN

Skor total = Penjumlahan seluruh skor

= 2294 + 1051 + 853 = 4198

Skor maksimal = 8000

DP = Skor total

Skor maksimal =

41988000

= 50,204 %

Maka hasil perhitungan analisis deskriptif prosentase, mengenai persepsi

pejalan kaki tentang kenyamanan yang ditinjau dari seluruh faktor, baik itu dari 1)

beberapa faktor umum (seperti sirkulasi, cuaca, bentuk, baubauan, kebersihan

serta keindahan), 2) faktor keamanan atau keselamatan, dan 3) faktor kelengkapan

fasilitas penunjang, adalah diperoleh bahwa dari jumlah responden sebanyak 100

pejalan kaki, dengan total skor 4198 menghasilkan 50,204% dan tergolong dalam

kriteria Kurang Baik , di dalam pemanfaatan jalur trotoar di Jalan MT. Haryono

Semarang.

Berikut ini adalah data (tabel 4.3) yang menunjukkan hasil kalkulasi

mengenai persepsi tentang kenyamanan pejalan kaki dalam pemanfaatan jalur

trotoar jalan MT Haryono Semarang (kenyamanan ditinjau dari 1) beberapa faktor

umum, 2) faktor keamanan atau keselamatan, dan 3) faktor kelengkapan fasilitas

penunjang):

Tabel 4.3. Persepsi kenyamanan pejalan kaki yang ditinjau dari

seluruh faktor yang mempengaruhinya.

No Persepsi Pejalan

Kaki

Skor Total Prosentase Kriteria

01 Kenyamanan ditinjau

dari faktor sirkulasi,

iklim, bising,

kebersihan, dan

lainlain

2294 50.201% Kurang Baik

02 Kenyamanan ditinjau

dari faktor keamanan

(keselamatan dari

bahaya kecelakaan)

1051 50.205% Kurang Baik

Page 31: TUGAS STATIN

03 Kenyamanan ditinjau

dari aspek

kelengkapan fasilitas

penunjang

853 50.303% Kurang Baik

Persepsi

kenyamanan secara

keseluruhan dalam

pemanfaatan trotoar

4198 50.204% Kurang Baik

Jumlah Responden 100 Responden pejalan kaki

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, diketahui bahwa persepsi para

pejalan kaki mengenai tingkat kenyamanan secara keseluruhan, dalam

pemanfaatan jalur trotoar jalan MT. Haryono, menunjukkan jawaban yang

termasuk kriteria kurang baik. Atau dengan kata lain, para pejalan kaki tidak

memperoleh kenyamanan yang optimal, ketika memanfaatkan atau melakukan

aktifitas berjalan kaki di jalur trotoar jalan MT. Haryono.

Maka hasil perhitungan analisis deskriptif prosentase, mengenai persepsi

pejalan kaki tentang kenyamanan yang ditinjau dari seluruh faktor, baik itu dari 1)

beberapa faktor umum (seperti sirkulasi, cuaca, bentuk, baubauan, kebersihan

serta keindahan), 2) faktor keamanan atau keselamatan, dan 3) faktor kelengkapan

fasilitas penunjang, adalah diperoleh bahwa dari jumlah responden sebanyak 100

pejalan kaki, dengan total skor 4198 menghasilkan 50,204% dan tergolong dalam

kriteria Kurang Baik (lihat tabel 4.9), di dalam pemanfaatan jalur trotoar di Jalan

MT. Haryono Semarang.

Tabel 4.9. Prosentase Jawaban Total Responden

(Kalkulasi Total Di Empat Zona Pengambilan Sampel)

Jawaban Responden Jumlah Jawaban Persentase

Kriteria Sangat Baik 50 2.50%

Kriteria Cukup Baik 463 23.15%

Kriteria Kurang Baik 1068 53.40%

Page 32: TUGAS STATIN

Kriteria Tidak Baik 419 20.95%

Jumlah Responden 100 Orang 2000 100%