28
TUGAS MATA KULIAH PROYEKSI PETA PROYEKSI POLYEDER DAN PROGRAM TRANSFORMASINYA Disusun Oleh : Dany Puguh Laksono 07/256988/TK/33449 JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK

Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Polyeder

Citation preview

Page 1: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

TUGAS MATA KULIAH PROYEKSI PETA

PROYEKSI POLYEDER DAN

PROGRAM TRANSFORMASINYA

Disusun Oleh :

Dany Puguh Laksono

07/256988/TK/33449

JURUSAN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................................3

I.1. Definisi dan Kondisi Ideal Peta.......................................................................................................3

I.2. Proyeksi Peta....................................................................................................................................3

I.3. Klasifikasi Proyeksi Peta..................................................................................................................4

I.4. Pemilihan Proyeksi Peta..................................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................................................6

II.1. Karakteristik Proyeksi Polyeder.....................................................................................................6

II.2. Penerapan Proyeksi Polyeder di Indonesia...................................................................................7

II.3. Sistem Penomoran Bagian Derajat Proyeksi Polyeder.................................................................7

II.4. Keuntungan dan Kerugian Sistem Proyeksi Polyeder..................................................................8

DAFTAR REFERENSI.............................................................................................................................9

LAMPIRAN.............................................................................................................................................10

1. Diagram Alir (Flowchart) untuk program hitungan dengan koreksi (t-T)....................................10

2. Listing Program dengan menggunakan bahasa Pemrograman Matlab........................................12

3. Hasil Output Program dalam Matlab..............................................................................................17

2

Page 3: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

BAB I : PENDAHULUAN

I.1. Definisi dan Kondisi Ideal Peta

Peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam ukuran yang lebih kecil pada bidang datar

[Prihandito, 1988]. Suatu peta idealnya harus dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai berikut :

Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak sebenarnya di

permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)

Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di

permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)

Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan

besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi

Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di

permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).

Pada daerah yang relatif kecil (30 km x 30 km) permukaan bumi diasumsikan sebagai bidang

datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat dilakukan tanpa proyeksi peta dan tetap memenuhi

semua persyaratan geometrik. Namun karena permukaan bumi secara keseluruhan merupakan

permukaan yang melengkung, maka pemetaan pada bidang datar tidak dapat dilakukan dengan

sempurna tanpa terjadi perubahan (distorsi) dari bentuk yang sebenarnya sehingga tidak semua

persyaratan geometrik peta yang ‘ideal’ dapat dipenuhi. [Mutiara, 2004].

Persoalan ditemui dalam upaya menggambarkan garis yang nampak lurus pada muka

lengkungan bumi ke bidang datar peta. Bila cakupan daerah pengukuran dan penggambaran tidak terlalu

luas, seperti halnya dalam ilmu ukur tanah (plane surveying) yang muka lengkungan bumi bisa dianggap

datar, maka tidak ditemui perbedaan yang berarti antara unsur di muka bumi dan gambarannya di peta

[Rio, online 2009].

Untuk memenuhi satu atau lebih syarat-syarat peta yang ideal, dapat dilakukan dengan dua

macam cara :

Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak begitu luas

Menggunakan bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan (kalau didatarkan tidak

mengalami distorsi), yaitu bidang kerucut dan bidang silinder.

I.2. Proyeksi Peta

Proyeksi Peta merupakan segala metode untuk merepresentasikan permukaan suatu bola atau

bentuk lain dalam sebuah bidang datar [Wikipedia : Map Projection]. Bisa juga diartikan sebagai

3

Page 4: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis bisa

digambarkan diatas bidang datar (peta). Karena permukaan bumi fisis tidak teratur maka akan sulit

untuk melakukan perhitungan-perhitungan langsung dari pengukuran. Untuk itu diperlukan pendekatan

secara matematis (model) dari bumi fisis tersebut. Dalam hal ini, model bumi yang digunakan adalah

ellipsoid [Mutiara, 2004]. Berbagai model proyeksi peta tersedia dengan karakteristik tertentu yang

menjaga minimal satu syarat peta yang ideal. Tidak ada batasan jumlah yang mungkin dalam membuat

model proyeksi peta [Wikipedia : Map Projection].

I.3. Klasifikasi Proyeksi Peta

Proyeksi peta dapat diklasifikan menurut bidang proyeksi yang digunakan, posisi sumbu simetri

bidang proyeksi, kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, dan ketentuan geometrik yang dipenuhi.

1. Menurut bidang proyeksi yang digunakan

Bidang proyeksi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan gambaran permukaan

bumi. Bidang proyeksi merupakan bidang yang dapat didatarkan. Menurut bidang proyeksi yang

digunakan, jenis proyeksi peta adalah:

Proyeksi Azimuthal. Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu

simetri dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap

bidang proyeksi.

Proyeksi Kerucut (Conic). Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu

simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.

Proyeksi Silinder (Cylindrical). Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu

simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi [Mutiara,

2004].

2. Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi

Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:

Proyeksi Normal (Polar). Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bumi

Proyeksi Miring (Oblique). Sumbu simetri bidang proyeksi membentuk sudut terhadap

sumbu bumi

Proyeksi Transversal (Equatorial). Sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus terhadap

sumbu bumi

3. Menurut kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi

Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan menjadi :

Proyeksi Tangent (Menyinggung). Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan

permukaan bumi

4

Page 5: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

Proyeksi Secant (Memotong). Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan

bumi

Proyeksi Polysuperficial. Apabila banyak bidang proyeksi yang digunakan [Prihandito,

1988]

4. Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi :

Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi, proyeksi peta dibedakan menjadi :

Proyeksi Ekuidistan. Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak

sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)

Proyeksi Konform. Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta

sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan

memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai

dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi.

Proyeksi Ekuivalen. Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas

sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta). [Mutiara,

2004]

5. Berdasarkan cara penurunan peta:

Proyeksi Geometris: Proyeksi perspektif atau proyeksi sentral.

Proyeksi Matematis: Semuanya diperoleh dengan hitungan matematis.

Proyeksi Semi Geometris: Sebagian peta diperoleh dengan cara proyeksi dan sebagian

lainnya diperoleh dengan cara matematis [Prihandito, 1988]

I.4. Pemilihan Proyeksi Peta

Pemilihan macam proyeksi peta yang akan digunakan, tergantung pada :

Ciri-ciri yang harus dipertahankan, berhubungan dengan tujuan peta

Besar dan bentuk daerah yang dipetakan

Lokasi/letak daerah di permukaan bumi [Prihandito, 1988]

5

Page 6: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

BAB II : PEMBAHASAN

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pemilihan model proyeksi peta diantaranya harus

memperhatikan lokasi yang akan dipetakan. Salah satu model proyeksi peta yang banyak digunakan di

Indonesia adalah Polyeder. Peta dengan proyeksi Polyeder dibuat di Indonesia sejak sebelum Perang

Dunia II, meliputi peta-peta di pulau Jawa, Bali dan Sulawesi [Rio, online 2009].

II.1. Karakteristik Proyeksi Polyeder

Polyeder merupakan model proyeksi peta dengan karakteristik sistem proyeksi Kerucut (bidang

proyeksi berupa kerucut), Polysuperficial (terdiri dari banyak kerucut), Normal (arah sumbu simetri

berimpit dengan sumbu bumi), Tangent (bidang proyeksi menyinggung bola bumi/ellipsoid) dan

Konform (mempertahankan besar sudut atau arah pada peta) [Prihandito, 1988].

Proyeksi Polyeder digunakan untuk daerah 20' x 20' (37 km x 37 km), sehingga bisa

memperkecil distorsi. Bumi dibagi dalam jalur-jalur yang dibatasi oleh dua garis paralel dengan lintang

sebesar 20' atau tiap jalur selebar 20' diproyeksikan pada kerucut tersendiri.

Proyeksi Polyeder

6

Page 7: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

Bidang kerucut menyinggung pada garis paralel tengah yang merupakan paralel baku (faktor

skala k = 1).

Meridian tergambar sebagai garis lurus yang konvergen ke arah kutub, ke arah KU (Kutub

Utara) untuk daerah di sebelah utara ekuator dan ke arah KS (Kutub Selatan) untuk daerah di selatan

ekuator. Paralel-paralel tergambar sebagai lingkaran konsentris. Untuk jarak-jarak kurang dari 30 km,

koreksi jurusan kecil sekali sehingga bisa diabaikan. Konvergensi meridian di tepi bagian derajat di

wilayah Indonesia maksimum 1.75'. [Prihandito, 1988]

Secara praktis, pada kawasan 20' x 20', jarak hasil ukuran di muka bumi dan jarak lurusnya di

bidang proyeksi mendekati sama atau bisa dianggap sama.

II.2. Penerapan Proyeksi Polyeder di Indonesia

Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta (Bujur

Jakarta jakarta=106o 48’ 27”,79 BT) [Mutiara, 2004]

Proyeksi polyeder di Indonesia digunakan untuk pemetaan topografi dengan cakupan:

94° 40 BT - 141° BT, yang dibagi sama tiap 20' atau menjadi 139 bagian,

11° LS - 6° LU, yang dibagi tiap 20' atau menjadi 51 bagian.

Penomoran dari barat ke timur: 1, 2, 3, ... , 139. (menggunakan Angka Arab)

dan penomoran dari LU ke LS: I, II, III, ... , LI. (menggunakan Angka Romawi)

o, o Paralel Standard

Meridian Standard

20’

20’

Bagian Derajad Proyeksi Polyeder [Mutiara, 2004]

Gratikul Polyeder untuk belahan Bumi Utara

7

Page 8: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

II.3. Sistem Penomoran Bagian Derajat Proyeksi Polyeder

Wilayah Indonesia dengan 94o 40' BT – 141o BT dan 6o LU – 11o LS dibagi dalam 139 x LI

bagian derajat, masing-masing 20' x 20'.

Setiap bagian derajat mempunyai sistem koordinat masing-masing. Sumbu X berimpit dengan

meridian tengah dan sumbu Y tegak lurus sumbu X di titik tengah bagian derajatnya. Sehingga titik

tengah setiap bagian derajat mempunyai koordinat O.

Koordinat titik-titik lain seperti titik triangulasi dan titik pojok lembar peta dihitung dari titik

pusat bagian derajat masing-masing bagian derajat. Koordinat titik-titik sudut (titik pojok) geografis

lembar peta dihitung berdasarkan skala peta, misal 1 : 100 000, 1 : 50 000, 1 : 25 000 dan 1 : 5 000.

Pada skala 1 :50 000, satu bagian derajat proyeksi polyeder (20' x 20') tergambar dalam 4 lembar

peta dengan penomoran lembar A, B, C dan D. Sumbu Y adalah meridian tengah dan sumbu X adalah

garis tegak lurus sumbu Y yang melalui perpotongan meridian tengah dan paralel tengah. Setiap lembar

peta mempunyai sistem sumbu koordinat yang melalui titik tengah lembar dan sejajar sumbu X,Y dari

sistem koordinat bagian derajat.

II.4. Keuntungan dan Kerugian Sistem Proyeksi Polyeder

Keuntungan proyeksi polyeder:

Karena perubahan jarak dan sudut pada satu bagian derajat 20' x 20', sekitar 37 km x 37 km bisa

diabaikan, maka proyeksi ini baik untuk digunakan pada pemetaan teknis skala besar.

Kerugian proyeksi polyeder:

a. Untuk pemetaan daerah luas harus sering pindah bagian derajat, memerlukan tranformasi

koordinat,

b. Grid kurang praktis karena dinyatakan dalam kilometer fiktif,

c. Tidak praktis untuk peta skala kecil dengan cakupan luas,

d. Kesalahan arah maksimum 15 m untuk jarak 15 km [Prihandito, 1988].

8

Page 9: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

DAFTAR REFERENSI

- Ensiklopedi online Wikipedia (en.wikipedia.org), “Map Projection”, online 2009.

- Mutiara, Ira. 2004. “Materi Diklat Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota”. FTSP-ITS,

Surabaya

- Prihandito, Aryono. 1988. “Proyeksi Peta”. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

- Rio. Blog riotropolis.blogspot.com. online 19 September 2009

9

Page 10: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

LAMPIRAN

1. Diagram Alir (Flowchart) untuk program hitungan dengan koreksi (t-T)

Koordinat Pendekatan msg2 titikSudut dan Jarak Terkoreksi Bowditch

Data EllipsoidKoordinat Geodetik Titik 1

Azimuth AwalKoord. Pusat Peta Polyeder

Hitung N0, M0, R0

Begin

Temporary Variable :MatTMP = [0]

Hitung Harga K dan Koreksi Jarak

Koreksi Kesalahan Penutup Sudut

Hitung Koreksi (t-T) : Variable [MatT]

A B

10

Page 11: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

[DmaT] <

0.01”?

Koordinat Baru (Xbr, Ybr)

End.

Selisih (t-T)n dan (t-T)n-1 : [MatT] – [MatTMP] = [DmatT]

Hitung Azimuth Baru

Hitung Koordinat Baru

A B

Pemberian nilai :[MatTMP] := [MatT]

Y

T

Iterasi := Iterasi + 1

11

Page 12: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

2. Listing Program dengan menggunakan bahasa Pemrograman Matlab

% Program Hitungan Proyeksi Peta

% Koreksi (t-T) dan jarak (faktor skala)

clc

clear all

format long g

format compact

% Fungsi Konversi Sudut

rad = inline('sdt*pi/180');

% deg = inline('sdt*180/pi');

% decideg = inline('deg+(min/60)+(sec/3600)','deg','min','sec');

% decideg2deg = inline('[fix(dd) (fix((dd-fix(dd))*60)) (((dd-fix(dd))*60)-fix((dd-

fix(dd))*60))*60]');

% Fungsi hitungan

tTab = inline('(1/(6*(r0^2)*sin((1/3600)*pi/180)))*(x2-

x1)*(2*y1+y2)','r0','x1','y1','x2','y2');

tTba = inline('(1/(6*(r0^2)*(-sin((1/3600)*pi/180))))*(x2-

x1)*(y1+2*y2)','r0','x1','y1','x2','y2');

k = inline('1+(((y1^2) + (y1*y2) + (y2^2))/(6*(r0^2)))','r0','y1','y2');

No = inline('a/sqrt(1-e2*(sin(lintg))^2)','a','e2','lintg');

Mo = inline('(a*(1-e2))/(1-e2*(sin(lintg))^2)^(3/2)','a','e2','lintg');

fprintf('\n\n');

fprintf(1,'------------------------------------------------------------------------\n');

fprintf(1,' PROGRAM HITUNGAN PROYEKSI PETA\n');

fprintf(1,' Koreksi (t-T) dan Faktor Skala Proyeksi Polyeder\n');

fprintf(1,'------------------------------------------------------------------------\n\n');

% Input data koordinat pendekatan (hasil hitungan bowditch)

fid = fopen('c:\matlab6\work\inp_propet.txt');

F = fread(fid);

inp1 = sscanf(char(F),'%f',[3,5])';

fprintf('Koordinat pendekatan (hasil hitungan bowditch)\n');

inp1

% Plotting Data dalam variabel

for n = 1:5,

koordX(n,1) = [inp1(n,2)];

koordY(n,1) = [inp1(n,3)];

end

% Input data ukuran terkoreksi (sudut dan jarak terkoreksi bowditch)

12

Page 13: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

fid2 = fopen('c:\matlab6\work\inp_propet2.txt');

F2 = fread(fid2);

inp2 = sscanf(char(F2),'%f',[5,5])';

fprintf('Data ukuran terkoreksi (sudut dan jarak terkoreksi bowditch)\n');

inp2

% Plotting Data dalam variabel sudut(n) dan matriks sudut

for n = 1:5,

eval(['sdt' num2str(n) ' = inp2(n,2)+(inp2(n,3)/60)+(inp2(n,4)/3600);']);

jrk(n,1) = [inp2(n,5)]

end;

sdt = [sdt1; sdt2; sdt3; sdt4; sdt5];

% Data Hitungan

fprintf('\n.: Data Ellipsoid : \n');

WGS84.a = 6378137.0;

WGS84.finv = 298.257223563

WGS84.e2 = 2*(1/WGS84.finv)+(1/WGS84.finv)^2;

fprintf('.: Koordinat Geodetik Titik 1 :');

fprintf('\n Lintang = 8o 25'' 8".042 LS ');

Geod1.lintg = -(8+(25/60)+(8.042/3600));

fprintf('\n Bujur = 7o 35'' 50".22 BT ');

Geod1.bjr = (7+(35/60)+(50.22/3600));

fprintf('\n.: Azimuth awal Titik P - Titik 1,2 :');

fprintf('\n Az. P12 = 30o 12'' 20"');

Azp12 = (30+(12/60)+(20/3600));

% Pusat Polyeder

fprintf('\n.: Koord Pusat Lembar Peta Polyeder :');

fprintf('\n Lintang = 8o 30'' LS ');

Poli.lintg = -(8+(30/60));

fprintf('\n Bujur = 7o 30'' BT ');

Poli.bjr = (7+(30/60));

fprintf('\n\nHitungan N0, M0, dan R0 (meter)\n');

N0 = No(WGS84.a,WGS84.e2,rad(Poli.lintg))

M0 = Mo(WGS84.a,WGS84.e2,rad(Poli.lintg))

R0 = sqrt(M0*N0)

% -------------------------------e - T e r a s i-------------------------------

iterasi = 1;

matTmp = zeros(10,1);

while 1

fprintf('\n\nIterasi ke : %2.0f\n',iterasi);

13

Page 14: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

% Harga k

fprintf('\n # Faktor Skala : \n');

for n = 1:5

if n<5,

m = n+1;

else

m=1;

end

K(n,1) = k(R0, koordY(n), koordY(m));

end

K

% Koreksi Jarak

fprintf('\n # Jarak terkoreksi k : \n');

jrk = jrk .* K

% timinti

fprintf('\n # Nilai koreksi (t-T) (dalam detik) :\n')

for n = 1:5

if n<5,

m = n+1;

else

m=1;

end

eval(['tT',num2str(n),num2str(m),' = tTab(R0, koordX(n), koordY(n),koordX(m),koordY(m))']);

eval(['tT',num2str(m),num2str(n),' = tTba(R0, koordX(n), koordY(n),koordX(m),koordY(m))']);

end %endfor

matT = [tT12;tT21;tT23;tT32;tT34;tT43;tT45;tT54;tT51;tT15];

% fprintf('\n\nKoreksi sudut dengan koreksi (t-T) :\n'); %(t-T) dalam detik

sdt(1) = sdt(1) + tT12/3600 + tT15/3600;

sdt(2) = sdt(2) + tT23/3600 + tT21/3600;

sdt(3) = sdt(3) + tT34/3600 + tT32/3600;

sdt(4) = sdt(4) + tT45/3600 + tT43/3600;

sdt(5) = sdt(5) + tT51/3600 + tT54/3600;

% Koreksi Sudut dengan kesalahan penutup sudut

korsdt = (1260-(sdt(1)+sdt(2)+sdt(3)+sdt(4)+sdt(5)))/5;

for n = 1:5,

sdt(n) = sdt(n) + korsdt;

end

fprintf('\n\n # Hitungan Azimuth (derajat) :\n');

Az12 = Azp12

Az23 = sdt(2) -180 + Az12

14

Page 15: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

Az34 = sdt(3) -180 + Az23

Az45 = sdt(4) -180 + Az34

Az51 = sdt(5) -180 + Az45-360

Azm = [Az12; Az23; Az34; Az45; Az51];

% Hitungan Dsin Alpha, SigmFx, dan koreksinya

SigmD = sum(jrk);

dsinAlph = jrk .* sin(rad(Azm));

SigmFx = sum(dsinAlph);

for n = 1:5,

KorDsinA(n,1) = (-jrk(n)/SigmD)*SigmFx;

end

CtDsinA = dsinAlph + KorDsinA;

% Hitungan Dcos Alpha, SigmFy, dan koreksinya

dcosAlph = jrk .* cos(rad(Azm));

SigmFy = sum(dcosAlph);

for n = 1:5,

KorDcosA(n,1) = (-jrk(n)/SigmD)*SigmFy;

end

CtDcosA = dcosAlph + KorDcosA;

% Hitungan Koordinat Baru

fprintf('\n\n # Koordinat Baru :\n');

xBr(1,1) = [koordX(1)];

xBr(2,1) = [xBr(1,1) + CtDsinA(1)];

xBr(3,1) = [xBr(2,1) + CtDsinA(2)];

xBr(4,1) = [xBr(3,1) + CtDsinA(3)];

xBr(5,1) = [xBr(4,1) + CtDsinA(4)];

xBr

yBr(1,1) = [koordY(1)];

yBr(2,1) = [yBr(1,1) + CtDcosA(1)];

yBr(3,1) = [yBr(2,1) + CtDcosA(2)];

yBr(4,1) = [yBr(3,1) + CtDcosA(3)];

yBr(5,1) = [yBr(4,1) + CtDcosA(4)];

yBr

% Batas Iterasi dan pemberian nilai baru ke variabel temporary

fprintf('\n # Selisih (t-T)n dan (t-T)n-1 :\n');

DmatT = matT-matTmp

matTmp = matT;

if (DmatT<0.01), % Toleransi batas iterasi

break;

end %if

iterasi = iterasi + 1;

end %while

15

Page 16: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

fprintf(1,'\n------------------------------------------------------------------------\n');

fprintf(1,' Program Selesai\n');

% xBr(6,1) = xBr(1,1);

% yBr(6,1) = yBr(1,1);

% plot(xBr, yBr);

% title('Plotting Titik Hasil Hitungan');

Isi File “inp_propet.txt” :

1 10713.61246 8968.120328

2 60981.47386 95503.6059

3 134718.66451 50580.25671

4 30282.51941 -19032.76964

5 -21555.81299 24874.53632

Isi File “inp_propet2.txt” :

1 93 57 12 100061

2 271 9 12 86425

3 294 54 12 125476

4 254 00 12 67870

5 345 59 12 36010

16

Page 17: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

3. Hasil Output Program dalam Matlab

------------------------------------------------------------------------

PROGRAM HITUNGAN PROYEKSI PETA

Koreksi (t-T) dan Faktor Skala Proyeksi Polyeder

------------------------------------------------------------------------

Koordinat pendekatan (hasil hitungan bowditch)

inp1 =

1 10713.61246 8968.120328

2 60981.47386 95503.6059

3 134718.66451 50580.25671

4 30282.51941 -19032.76964

5 -21555.81299 24874.53632

Data ukuran terkoreksi (sudut dan jarak terkoreksi bowditch)

inp2 =

1 93 57 12 100061

2 271 9 12 86425

3 294 54 12 125476

4 254 0 12 67870

5 345 59 12 36010

.: Data Ellipsoid :

WGS84 =

a: 6378137

finv: 298.257223563

.: Koordinat Geodetik Titik 1 :

Lintang = 8o 25' 8".042 LS

Bujur = 7o 35' 50".22 BT

.: Azimuth awal Titik P - Titik 1,2 :

Az. P12 = 30o 12' 20"

.: Koord Pusat Lembar Peta Polyeder :

Lintang = 8o 30' LS

Bujur = 7o 30' BT

Hitungan N0, M0, dan R0 (meter)

N0 =

6378605.03926884

M0 =

6336690.71857507

R0 =

6357613.33754979

Iterasi ke : 1

17

Page 18: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

# Faktor Skala :

K =

1.00004147303744

1.00006807770676

1.00000807340744

1.00000209288722

1.00000380283996

# Jarak terkoreksi k :

jrk =

100065.149833599

86430.883615807

125477.013018873

67870.1420442557

36010.136940267

# Nilai koreksi (t-T) (dalam detik) :

tT12 =

4.8499995681013

tT21 =

-8.54973189665705

tT23 =

15.1511867349949

tT32 =

-12.333813563543

tT34 =

-7.29501829783873

tT43 =

1.11162304529744

tT45 =

0.581586745820701

tT54 =

1.3542711467493

tT51 =

1.6115440427144

tT15 =

-1.17497872620115

# Hitungan Azimuth (derajat) :

Az12 =

30.2055555555556

Az23 =

121.360983366966

Az34 =

236.259124987627

18

Page 19: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

Az45 =

310.263189397636

Az51 =

116.250940642477

# Koordinat Baru :

xBr =

10713.61246

60981.8877612743

134721.010913618

30285.6949534321

-21555.6907261819

yBr =

8968.120328

95509.5420956316

50582.4641612375

-19033.8214025101

24873.0296915286

# Selisih (t-T)n dan (t-T)n-1 :

DmatT =

4.8499995681013

-8.54973189665705

15.1511867349949

-12.333813563543

-7.29501829783873

1.11162304529744

0.581586745820701

1.3542711467493

1.6115440427144

-1.17497872620115

Iterasi ke : 2

# Faktor Skala :

K =

1.00004147303744

1.00006807770676

1.00000807340744

1.00000209288722

1.00000380283996

# Jarak terkoreksi k :

jrk =

100069.299839305

19

Page 20: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

86436.767632157

125478.026045924

67870.2840888087

36010.2738810548

# Nilai koreksi (t-T) (dalam detik) :

tT12 =

4.8499995681013

tT21 =

-8.54973189665705

tT23 =

15.1511867349949

tT32 =

-12.333813563543

tT34 =

-7.29501829783873

tT43 =

1.11162304529744

tT45 =

0.581586745820701

tT54 =

1.3542711467493

tT51 =

1.6115440427144

tT15 =

-1.17497872620115

# Hitungan Azimuth (derajat) :

Az12 =

30.2055555555556

Az23 =

121.363077845044

Az34 =

236.256027753032

Az45 =

310.260823239716

Az51 =

116.249659062732

# Koordinat Baru :

xBr =

10713.61246

60982.301645404

134723.357052939

20

Page 21: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

30288.87045503

-21555.5684184786

yBr =

8968.120328

95515.4785457359

50584.6715254108

-19034.8730767849

24871.5230840307

# Selisih (t-T)n dan (t-T)n-1 :

DmatT =

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

------------------------------------------------------------------------

Program Selesai

21

Page 22: Tugas Proyeksi Peta - Makalah Polyeder Dan Listing Program

Hasil Hitungan Program :

Titik Koordinat X Lama Koordinat Y Lama

1 10713.61246 8968.120328

2 60981.47386 95503.6059

3 134718.66451 50580.25671

4 30282.51941 -19032.76964

5 -21555.81299 24871.53632

Titik Koordinat X Baru Koordinat Y Baru

1 10713.61246 8968.120328

2 60982.301645404 95515.4785457359

3 134723.357052939 50584.6715254108

4 30288.87045503 -19034.8730767849

5 -21555.5684184786 24871.5230840307

22