35
Pengertian aktiva tetap Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan yang dimiki tidak untuk diperjualbelikan tetapi digunakan untuk operasi perusahaan. Ciri-Ciri Aktiva Tetap : 1. Berwujud ( tangible) 2. Jangka waktu pemakaian lebih dari setahun ( long live ) 3. Dipergunakan untuk operasi perusahaan ( use in the bussiness ) 4. Dimiliki tidak untuk diperjual belikan ( not held for sale ) 5. Nilainya mempengaruhi pengambilan keputusan ( materiality ) Klasifikasi Aktiva tetap : · Tanah · Gedung · Mesin · Mobil · Komputer · Dan lain lain. Tujuan audit aktiva tetap, memperoleh keyakinan terhadap : 1. Eksistensi dan keterjadian · Akuisisi yang tercatat dari transaksi aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap dan reparasi serta

tugas pemeriksaan keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas pemeriksaan keuangan

Pengertian aktiva tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan yang dimiki tidak

untuk diperjualbelikan tetapi digunakan untuk operasi perusahaan.

Ciri-Ciri Aktiva Tetap :

1.      Berwujud ( tangible)

2.      Jangka waktu pemakaian lebih dari setahun ( long live )

3.      Dipergunakan untuk operasi perusahaan ( use in the bussiness )

4.      Dimiliki tidak untuk diperjual belikan ( not held for sale )

5.      Nilainya mempengaruhi pengambilan keputusan ( materiality )

Klasifikasi Aktiva tetap :

·         Tanah

·         Gedung

·         Mesin

·         Mobil

·         Komputer

·         Dan lain lain.

Tujuan audit aktiva tetap, memperoleh keyakinan terhadap :

1.      Eksistensi dan keterjadian

·         Akuisisi yang tercatat dari transaksi aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap dan

reparasi serta pemeliharaan merupakan transaksi yang terjadi selama tahun berjalan.

·         Aktiva tetap yang tercatat merupakan aktiva produktif yang digunakan pada

tanggal neraca.

2.      Kelengkapan

v  Semua transaksi akuisisi aktiva tetap dan pelepasan aktiva tetap serta reparasi dan

pemeliharaan yang terjadi selama periode berjalan telah dicatat.

v  Saldo aktiva tetap mencakup pengaruh semua tansaksi yang terjadi selama periode

berjalan.

3.      Hak dan kewajiban

Ø  Entitas tersebut memiliki atau mendapatkan hak atas semua aktiva tetap yang dicatat

pada tanggal neraca.

Page 2: tugas pemeriksaan keuangan

4.      Penilaian atau alokasi

ü  Transaksi untuk beban penyusutan dan penurunan nilai aktiva tetap telah dinilai

dengan tepat.

ü  Aktiva tetap dicatat pada harga pokok dikurangi akumulasi penyusutan dan diturunkan

nilainya sebesar penurunan nilai yang material

5.      Penyajian dan pengungkapan

ö Transaksi penyusutan, reparasi dan pemeliharaan serta lease operasi telah

diidentifikasi dengan benar dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan.

ö Aktiva tetap dan lease modal telah diidentifikasi dengan benar dan diklasifikasikan

dalam laporan keuangan

ö Pengungkapan yang berkaitan dengan harga pokok, nilai buku, metode penyusutan

dan umur manfaat dari aktiva tetap, penggadaian aktiva tetap sebagai agunan dan

syarat- syarat utama dari kontrak lease modal sudah memadai.

Pertimbangan Perencanaan Audit

1.      Materialitas

Aktiva tetap biasanya merupakan aspek yang material dari laporan keuangan. Ada 2

pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi material ini, pertama penentuan

besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.

Kedua, hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan .

Audit atas aktiva tetap relatif murah bila dibandingkan dengan audit atas akun-akun

piutang  atau persediaan. Oleh karena itu, auditor biasanya akan mengalokasikan

secara proporsional materialitas yang lebih kecil ke aktiva tetap dibandingkan ke

piutang atau persediaan.

2.      Risiko Inheren

Risiko inheren yang berkaitan dengan asersi eksistensi dan keberadaan seringkali

rendah karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Asersi kelengkapan dapat mencapai

tingkat sedang sampai tinggi karena kerumitan akuntansi untuk lease.Risiko inheren

menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan

Page 3: tugas pemeriksaan keuangan

estimasi akuntansi dalam hubungannya dengan estimasi beban penyusutan (kesulitan

yang mengestimasi umur manfaat dan nilai sisa serta kerumitan metode penyusutan).

3.      Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya, membantu auditor dalam

mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara relatif harus stabil,

dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran

penyajian laporan keuangan. Namun auditor tetap harus menunjukkan tingkat

skeptisme profesional ketika mengevaluasi kelayakan beban penyusutan..

4.      Risiko Pengendalian

Lingkungan pengendalian yang kuat, penilaian risiko yang efektif, akuntabilitas yang

efektif atas penggunaan sumber daya dan pemantauan sistem pengendalian penting

untuk akuntansi aktiva tetap. Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian

mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.

Program komputer digunakan untuk menghitung beban penyusutan dan biasanya

program-program ini mencakup pengujian kelayakan seperti pengujian pengecekan

yang terbatas untuk memastikan bahwa aktiva tidak disusutkan terlalu besar.

Pengujian Substantif atas saldo aktiva tetap

Menentukan risiko deteksi

Pengujian substantif yang dilakukan auditor akan jauh lebih ekstensif dalam audit

pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang. Dalam

audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan

kepemilikan aktiva yang bersangkutan.Apabila klien tersebut telah diaudit

sebelumnya, maka auditor pengganti dapat menelaah kertas kerja auditor terdahulu.

Risiko terbesar yang berkaitan  dengan penugasan pertama meliputi informasi audit

tentang saldo-saldo awal yang memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam

tahun-tahun sebelumnya.

Page 4: tugas pemeriksaan keuangan

Dalam penugasan berulang auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi

tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan 

sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan dan

penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Jadi, risiko

deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian

internal atas siklus pengeluaran.

Merancang Pengujian substantif

1.    Prosedur awal

Prosedur awal diperlukan untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri

klien. Industri yang bersifat padat modal biasanya mempunyai biaya tetap operasi

yang besar dan memerlukan volume yang signifikan untuk memperoleh BEP.

Sebelum melaksanakan  pengujian substantif lainnya dalam program audit, auditor 

harus mencocokkan saldo buku besar dengan kertas kerja periode sebelumnya.

Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan matematis dari penambahan dan

pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan saldo

buku besar umum utuk aktiva tetap selama periode berjalan. Auditor juga perlu

memvouching pos-pos tersebut ke ayat jurnal dalam buku besar dan menelusuri ke

bukti pendukung.

2.    Prosedur analitis

Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptis

profesional untuk menyelidiki hasil hasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur

analitis konsisten dengan ekspetasi auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi

untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi  dan saldo.

3.    Pengujian Rincian transaksi

Pengujian substantif ini mencakup 3 jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva

tetap yakni

A.    Memvouching penambahan aktiva tetap.

Semua penambahan aktiva tetap didukung oleh dokumen seperti notulen rapat,

voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jika banyak transaksi, maka

vouching dapat dilakukan atas dasar pengujian. Apabila aktiva tetap diperoleh

Page 5: tugas pemeriksaan keuangan

menurut lease modal,maka biaya properti dan kewajiban yang berkaitan harus dicatat

sebesar nilai sekarang pembayaran lease minimum di masa depan.

Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang asersi eksistensi atau

keterjadian, hak dan kewajiban dan penilaian atau alokasi.

B.     Memvouching Pelepasan aktiva tetap.

Auditor harus memperoleh bukti penjualan, penarikan, tukar tambah dalam bentuk

nota pembayaran kas, otoritas tertulis dan perjanjian penjualan.

Prosedur yang berguna bagi auditor dalam menentukan apakah semua penarikan telah

tercatat :

·         Menganalisis akun pendapatan rupa-rupa untuk hasil penjualan aktiva tetap.

·         Menyelidiki disposisi fasilitas yang berkaitan dengan lini produk atau operasi yang

dihentikan.

·         Menelusuri penarikan pesanan kerja dan otorisasi untuk penarikan ke catatan

akuntansi.

·         Mereview polis asuransi untuk mengakhiri atau mengurangi penanggungan.

·         Melakukan tanya jawab dengan manajemen tentang penarikan.

Bukti pelepasan aktiva ini berkaitan dengan asersi keberadaan, hak dan

kewajiban, penilaian atau alokasi

Bukti ini dapat membantu auditor dalam mengaudit beban penyusutan.

C.     Mereview ayat jurnal beban reparasi dan pemeliharaan.

Tujuannya untuk menetukan kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban

reparasi.

Konsistensi meliputi penetuan apakah kriteria perusahaan atas pembedaan antara

pengeluaran modal dan pendapatan sama seperti dalam tahun-tahun sebelumnya.

Pengujian ini memberikan bukti penting mengenai asersi kelengkapan aktiva tetap.

4.    Pengujian rincian saldo.

3  prosedur yang dilakukan :

a.      Menginspeksi aktiva tetap

Page 6: tugas pemeriksaan keuangan

Inspeksi aktiva tetap memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan

mengenai eksistensi. Dalam penugasan berulang inspeksi terinci dibatasi pada pos-

pos yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.

b.      Memeriksa dokumen dan Kontrak hak kepemilikan.

Bukti tentang kepemilikan dalam industri real estate berupa akta pembelian, polis

asuransi pemilikan, tagihan pajak properti, tanda terima pembayaran hipotek dan

polis asuransi kebakaran. Pemeriksaan atas dokumen kepemilikan ini memenuhi

asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, serta penyajian dan

pelaporan.

2 pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif untuk

mereview penyisihan penyusutan dan mengevaluasi penurunan nilai aktiva tetap.

Review penyisihan penyusutan

Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kalayakan, konsistensi dan

ketepatan beban penyusutan.Identifikasi metode dapat diperoleh melalui penelaahan

atas skedul penyusutan yang disiapkan oleh klien dan melakukan tanya jawab dengan

klien.

Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan meliputi pertimbangan atas faktor-faktor

(1) sejarah masa lalu klien dalam mengestimasi umur dan manfaat (2) umur manfaat

yang tersisa atas aktiva yang ada. Pengujian substantif ini memberikan bukti tentang

semua asersi laporan keuangan kecuali asersi hak dan kewajiban.

Penurunan nilai aktiva tetap

Bukti untuk mengevaluasi penurunan ini didasarkan pada estimasi arus kas masa

depan yang belum didiskontokan dari aktiva itu. Berdasarkan FASB 121, auditor

harus mempertimbangkan bahwa nilai aktiva akan menurun jika arus kas masa depan

yang belum didiskontokan dari aktiva lebih kecil daripada nilai buku aktiva tersebut.

Sumber : Modern Auditing  Oleh Boynton, Johnson, Kell dan Auditing Oleh Mulyadi

  Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang

apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang

material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau dikenal dengan

GAAP. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten

Page 7: tugas pemeriksaan keuangan

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Di samping itu pilihan

akan bukti audit dipengaruhi oleh :

1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien.

2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan

catatan klien.

3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan.

4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.

 

Top-Down Audit Evidence   VS Bottom-Up Audit Evidence

Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari

pengetahuan tentang entitas, bisnis, dan industrinya

Laporan Keuangan

 

 

 

 

 

 

Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan akumulasinya dalam

laporan keuangan

 

Keputusan penting tentang bukti audit menyangkut :

§         Sifat Pengujian

Ä     Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan

Ä      Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin   dicapai auditor

Ä      Harus relevan

Page 8: tugas pemeriksaan keuangan

Ä      Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas dalam kaitannya dg tujuan

audit

Ä      Pendekatan compliance atau substantive test

§          Saat pengujian

Interim audit atau year end audit

§          Luas pengujian

Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh

§          Penerapan staf audit

Ä     Terkait dengan due audit care

Ä     Tim audit

Ä      Independensi

Ä      Penggunaan tenaga spesialis

Tujuan Audit Khusus dan Bukti Audit

Terdapat  5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan , yaitu :

 

§         Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence )

Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan    dengan apakah

aktiva atau utang perusahaan benar–benar ada pada tanggal neraca dan

transaksi–transaksi yang tercatat telah benar–benar terjadi selama periode

tertentu.

Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud fisiknya saja,

seperti kas , persediaan dan aktiva tetap , namun ada pula yang tidak ada ujud

fisiknya , misalnya piutang dan utang usaha. Sehubungan dengan saldo piutang 

di atas , manajemen hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang

usaha , benar – benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak menyatakan 

bahwa Rp10.000.000,– adalah jumlah yang benar

§         Kelengkapannya ( completeness )

Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah memasukkan

semua transaksi dan akun ( rekening ) yang seharusnya disajikan dalam

laporan keuangan.

Page 9: tugas pemeriksaan keuangan

         Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000,– mempunyai arti

bahwa jumlah tersebut telah meliputi semua transaksi dan kejadian yang

mempengaruhi saldo piutang tersebut , tidak ada piutang yang tidak dilaporkan

(under stated) atau dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat

memperhatikan terhadap asersi kelengkapan ini dalam kaitannya untuk

menentukan kemungkinan adanya penyajian komponen laporan keuangan yang

kurang dari yang seharusnya dengan menghilangkan sesuatu  atau transaksi

yang seharusnya ada.

§         Hak dan kewajiban ( right and obligations )

Asersi tentang hak(rights) dan kewajiban(obligations) berhubungan dengan

apakah aktiva tersebut benar – benar milik perusahaan dan semua utang

adalah benar- benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca.

Asersi ini menyatakan ,bahwa manajemen secara implisit menyatakan bahwa

piutang dan aktiva – aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar – benar

milik perusahaan , dan utang – utang yang dilaporkan pada neraca benar – benar

kewajiban perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan

dengan komponen – komponen neraca khususnya aktiva dan utang.

§         Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation )

Asersi penilaian(valuation) atau alokasi(allocation) berkaitan dengan

ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang digunakan oleh

perusahaan serta kebenaran perhitungannya.  

Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah tertentu

mempunyai arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berterima umum umum , dan (2) bebas dari kesalahan

perhitungan atau kekeliruan klerikal.  

         Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum meliputi ketepatan

penerapan prinsip harga perolehan ( cost ) , mempertemukan (matching) , dan

prinsip konsistensi. Asersi kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum ( PABU ) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya ,

piutang telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan taksiran nilai

Page 10: tugas pemeriksaan keuangan

bersih yang dapat direalisasi setelah mempertimbangkan taksiran tidak

tertagihnya piutang ; dan aktiva tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu

sebesar harga perolehan mula – mula dan nilai bukunya setelah

mempertimbangkan jumlah akumulasi depresiasinya.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi berhubungan

dengan tiga hal sebagai berikut : (1) penilaian bruto , (2) penilaian neto , dan (3)

ketelitian matematis. Kategori asersi ini juga meliputi kelayakan (

reasonableness ) terhadap estimasi akuntansi yang dibuat manajemen.

 

§         Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )

Asersi tentang penyajian(presentation) dan pengungkapan(disclosure)

berhubungan dengan apakah masing – masing komponen laporan keuangan

telah diklasifikasikan , dijelaskan dan diungkapkan dengan benar.

                 Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen laporan

keuangan telah disajikan secara benar dan diungkapkan secara memadai. Dalam

hal penyajian piutang harus benar-benar menampakan piutang yang dapat

direalisasikan, dalam arti setiap kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus

sudah diperhitungkan melalui pembentukan rekening penyisihan piutang

kecuali dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara signifikan

harus dijelaskan(diungkapkan),misalnya adanya piutang yang digadaikan, tidak

dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya kewajiban bersyarat(contingent

liability) dan lain sebagainya.

 

Tujuan  Umum

Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas

kewajaran , dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta

arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai

tujuan ini , auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk

menghimpun bukti kompeten yang cukup , auditor perlu mengidentifikasikan dan

menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan.

Page 11: tugas pemeriksaan keuangan

Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut , auditor akan dapat

mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun , dan bagaimana cara

menghimpun bukti tersebut.

 

Tujuan  Spesifik

Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang

terdapat dalam  laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen.

 

Bukti Audit

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan

dalam laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung

lainnya , yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan

pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan khususnya

standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audityang berbunyi : “ Bukti audit

kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan

keterangan dan konfirmasi sebagai dasar   untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan yang diaudit “.

 

 

   Tipe Bukti Audit

Ä     Tipe  Data  Akuntansi

§          Pengendalian  Intern.

§          Catatan  Akuntansi.

Ä     Tipe  Informasi  Penguat (corroborating information)

§         Bukti  Fisik.

§         Bukti  Dokumenter.

§         Perhitungan.

§         Bukti  Lisan.

§         Perbandingan dan Ratio.

Page 12: tugas pemeriksaan keuangan

§         Bukti  dari  spesialis.

Kecukupan bukti audit

Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan

bukti audit , meliputi :

ü      Materialitas.

ü      Resiko  audit.

ü      Faktor – faktor  ekonomi.

ü      Ukuran  dan  karakteristik  populasi.

Kompetensi Bukti Audit

Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti

tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif ,

dan relevan. 

Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor ,

yaitu :

ü      Sumber  bukti ,

ü      Relevansi  bukti ,

ü      Obyektivitas  bukti ,

ü      Saat  atau  waktu.

Bukti kurang kompeten Faktor Kompetensi Bukti Lebih Kompeten

Dari dalam perusahaan

SUMBER

Dari luar perusahaan yg

independen

 

Pengendalian intern lemahPengendalian intern baik

Perolehan atau

pengetahuan tidak

langsung

Perolehan atau

pengetahuan langsung

 

Relevan tidak langsung

 RELEVANSI

Relevan langsung

 

Subyektif OBYEKTIVITAS Obyektif

Page 13: tugas pemeriksaan keuangan

 

Bukti di terapkan pada

selain pada tgl neraca

 

SAAT/WAKTU

Bukti diterapkan pada tgl

neraca

 

 

Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi berbagai faktor ,

yaitu :

1)       Pertimbangan  profesional  auditor.

2)       Integritas  manajemen.

3)       Transaksi  yang  terjadi  di  perusahaan.

4)       Jenis  kepemilikan  perusahaan.

5)       Kondisi  keuangan  perusahaan.

Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten atau

dapat dipercaya adalah :

 

Inspeksi  

Observasi

Konfirmasi

Wawancara

Perbandingan

Pengkajian ulang

Penilaian

Verifikasi

Penelusuran    

 

Pembuktian ( vouching )

Kalkulasi Kembali

Analisis

Rekonsiliasi

Penjajagan

Perhitungan (count)

Pengujian (test)

Scanning

 

Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang mengandung

resiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut :

Page 14: tugas pemeriksaan keuangan

a. Pengawasan intern yang lemah .

b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat.

c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya.

d. Penggantian kantor akuntan publik.

e. Perubahan peraturan perpajakan.

f. Usaha yang bersifat spekulatif.

g. Transaksi yang kompleks.

 

PROGRAM AUDIT

 

Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan

audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus

dilaksanakan serta harus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap

audit.

Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit

yang akan dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut

menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang

penting untuk mencapai tujuan audit. Program audit juga mendokumentasikan

strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan prosedur audit top-

down dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit. Jenis

pengujian yang termasuk dalam program audit meliputi :

1. Prosedur Analitis

Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan

data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan

keuangan.

1. Prosedur awal

Page 15: tugas pemeriksaan keuangan

Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan

bisnis dan industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga

melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam

buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.

1. Pengujian Estimasi Akuntansi

Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.

1. Pengujian pengendalian

Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari

auditor.

1. Pengujian transaksi

Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching

transaksi berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.

1. Pengujian Saldo

Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-

item yang membentuk saldo tersebut.

 

1. Pengujian penyajian dan pengungkapan

Mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang

dipersyaratkan oleh GAAP.

 

Elemen Kunci Program Audit dapat digambarkan sebagai berikut :

Top-down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari

pengetahuan atas entitas serba bisnis dan industrinya.

Page 16: tugas pemeriksaan keuangan

 

 

 

 

 

 

 

Prosedur analitis

Prosedur awal

Pengujian estimasi akuntansi

Pengujian penyajian dan pengungkapan

Pengujian pengendalian

Pengujian transaksi

Pengujian saldo

Bottom-Up : Mengevaluasi bukti transaksi pendukung dan akumulasinya dalam

laporan keuangan

 

 

 

KERTAS KERJA AUDIT (WORKING PAPER)

 

Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama

melakukan pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang

telah dilaksanakan, metode dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta

kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.

Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawaban konfirmasi,

Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat oleh akuntan

Page 17: tugas pemeriksaan keuangan

pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik yang

diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.

Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil analisis

yang dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara langsung

maupun tidak langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien dapat

berupa :Neraca Saldo (Trial balance), Rekonsiliasi bank (Bank reconciliation),

Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule), Rincian Persediaan

(Final Inventory List), Rincian Utang, Rincian Biaya Umum dan Administrasi,

Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.

Hasil analisis yang dibuat oleh auditor , misalnya : Berita Acara Kas Opname (Cash

Count Sheet), Internal Control Questionare dan evaluasi serta hasil analisis

pengendalian interen.

Analisis Aktiva Tetap, Analisis kecukupan allowance for bad debt (penyisihan

piutang/cadangan kerugian piutang), Working Trial Balance , atau dapat dipecah

menjadi dua yaitu Working Balance sheet dan Working Profit and Loss, Top

Schedule, Supporting Schedule, Konsep Laporan Audit .

Berkas yang diperoleh dari pihak ketiga yang independen meliputi antara lain :

Hasil konfirmasi piutang, Hasil konfirmasi utang, Informasi dari bank, Pernyataan

dari penasihat hukum.

Kertas kerja yang dikumpulkan oleh akuntan merupakan data-data rahasia yang

menjadi milik perusahaan, oleh karenanya akuntan berkewajiban untuk menjaga

kerahasiaan tersebut jangan sampai data tersebut jatuh pada pihak-pihak yang

tidak diinginkan perusahaan.

Isi Kertas Kerja Audit

Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan

laporan keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang

dapat diterapkan telah dilaksanakan.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang

memperlihatkan :

Page 18: tugas pemeriksaan keuangan

·        Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang

menunjukkan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.

·        Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang telah dilakukan.

·        Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan

dan pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten

yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar

pekerjaan lapangan yang ketiga.

 

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit

•         Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pengauditan

•         Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan

keuangan yang diauditnya

•         Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.

•         Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.

 

Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit

Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat

tehnik tersebut adalah :

·        Pembuatan heading.

·        Nomor indeks

·        Tick marks

·        Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal

pembuatan serta penelaahan.

 

Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja audit :

a) Kertas Kerja kerja harus dibuat lengkap.

b) Teliti.

Page 19: tugas pemeriksaan keuangan

c) Ringkas.

d) Jelas.

e) Rapi.

Tipe Kertas Kerja :

•          Audit program

Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian

Audit program dan Audit Procedure. Audit program (program pemeriksaan)

merupakan daftar prosedur pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen

tertentu. Sedangkan Procedure audit adalah instruksi terinci untuk

mengumpulkan tipe bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat

pemeriksaan. Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan

berapa orang yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal

pemeriksaan yang direncanakan.

•          Working Trial Balance

Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening buku besar

pada akhir tahun yang diperiksa dari akhir tahun sebelumnya, koreksi yang

diusulkan serta saldo menurut hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula

dipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan Working Profit and Loss.

 

 

•          Summary of adjusment journal entries

Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal koreksi yang

diusulkan kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

•          Top Schedules

Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas

informasi yang dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang

berhubungan.

•          Supporting schedules

Page 20: tugas pemeriksaan keuangan

Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil

pemeriksaan, serta koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi

dan teknik pemeriksaan yang dilaksanakana oleh akuntan.

Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top

schedule.

        

TAHAP  PENYUSUNAN  AUDITED  FINANCIAL  STATEMENTS.

a). Pembuatan atau pengumpulan daftar pendukung (supporting schedules) sebagai

langkah pengumpulan bukti pemeriksaan.

b). Penyusunan daftar utama (lead schedules atau top schedules) dengan cara

meringkas supporting schedules dan summary of adjustment journals entris.

c). Meringkas informasi yang tercantum dalam daftar utama dan daftar pendukung

ke dalam Working Trial Balance.

d). Menyusun Audited Financial Statements.

 

SUSUNAN  KERTAS  KERJA  AUDIT.

a.       Draft  laporan  pemeriksaan  ( audit  report ).

b.      Audited  financial  statements.

c.       Ringkasan  informasi  bagi  penelaah.

d.      Program  pemeriksaan.

e.       Laporan  keuangan  atau  neraca  lajur  yang  dibuat klien.

f.        Ringkasan  journal  adjustment.

g.       Working  trial  balance.

h.       Top  schedule.

i.         Supporting  schedule.

 

PENGARSIPAN  KERTAS  KERJA  AUDIT.

 

Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan

tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat

Page 21: tugas pemeriksaan keuangan

untuk tahun yang diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname,

Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian

biaya dan lain lain.

Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami

perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode

pengauditan.

Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak

kontrak,Notulen rapat

 

Tujuan dari permanent file :

•          Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun

mendatang.

•          Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff

yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.

•          Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari

tahun ke tahun.

Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.

 

KEPEMILIKAN  KERTAS  KERJA  AUDIT.

Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang

disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor,

adalah milik auditor (akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja tersebut

harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara

teratur sesuai dengan urutan yang logis.

Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang

memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut

kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau

profesi akuntan. Selama melaksanakan audit, auditor memperoleh sejumlah

informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi tentang gaji karyawan

penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan metode

Page 22: tugas pemeriksaan keuangan

penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada

pihak ketiga atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai

pertanggung jawabannya atau dituntut ke pengadilan. 

 

1.1 Latar Belakang

Informasi keuangan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan

utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca dan laporan rugi laba.

Salah satu pos dalam neraca adalah aktiva tetap. Aktiva tetap dalam neraca yang

dibahas merupakan aktiva tetap berwujud yang digunakan oleh perusahaan untuk

kegiatan usahanya, tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan dan mempunyai masa

manfaat atau kegunaan lebih dari satu tahun serta mempunyai nilai material.

…………adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang trading atau jual beli batu

bara pada skala domestik. Fenomena yang terjadi pada …………menyangkut aktiva

tetap berwujudnya, yaitu dalam pencatatan aktiva tetap berwujud perusahaan tidak

melakukan penyusutan, sehingga aktiva tetap yang dilaporkan oleh perusahaan

sebesar harga perolehannya saja. Penilaian harga perolehan aktiva tetap tidak disertai

dengan biaya-biaya lainnya sampai aktiva tetap tersebut siap dipergunakan dalam

kegiatan operasional perusahaan.

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh perusahaan seharusnya dilakukan penyusutan

secara periodik untuk mengetahui nilai bukunya pada akhir periode akuntansi dan

dilaporkan dalam laporan keuangan di dalam neraca berupa akumulasi penyusutan

serta dalam laporan rugi laba berupa beban penyusutan.

Melihat dari jabaran di atas antara fenomena dan teori tentang definisi aktiva tetap

berwujud, identifikasi permasalahan yang ada pada …………adalah menyangkut

masalah dalam pencatatan aktiva tetap berwujudnya perusahaan tidak melakukan

Page 23: tugas pemeriksaan keuangan

penyusutan sehingga aktiva tetap yang dilaporkan oleh perusahaan sebesar harga

perolehannya saja. Penilaian harga perolehan aktiva tetap tidak disertai dengan biaya-

biaya lainnya sampai aktiva tetap tersebut siap dipergunakan dalam kegiatan

operasional perusahaan. Dalam pelaporannya rekening beban penyusutan tidak ada,

yang menyebabkan biaya menjadi lebih kecil sehingga laba yang dihasilkan menjadi

lebih besar dari yang sebenarnya.

Akuntansi aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan

dalam menilai aktiva tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup

material karena nilai investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relatif besar.

Mengingat pentingnya akuntansi aktiva tetap dalam laporan keuangan tersebut, maka

perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16).

Oleh karena itu …………perlu melakukan perbaikan pada akuntansi aktiva tetapnya.

Aktiva tetap tersebut dalam penyajiannya pada laporan keuangan seharusnya

membebankan biaya depresiasi yang dimiliki secara konsisten pada setiap periode

dengan menggunakan metode yang dianggap sesuai untuk diterapkan, yaitu metode

garis lurus untuk bangunan, peralatan dan inventaris, serta metode jumlah angka

tahun untuk kendaraan dan sarana transportasi lainnya, agar diketahui nilai sisanya

pada akhir periode.

Penelitian ini penting dilakukan agar …………dapat membuat laporan keuangan

dengan layak. Laporan keuangan yang layak diharapkan mampu memberikan

informasi keuangan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya guna menilai

kemampuan perusahaan.

1.2. Batasan Masalah

Batasan  masalah  dalam  penelitian  ini  diidentifikasikan sebagai berikut :

Page 24: tugas pemeriksaan keuangan

1. Dalam pencatatan aktiva tetap berwujudnya perusahaan tidak melakukan

penyusutan sehingga aktiva tetap yang dilaporkan oleh perusahaan sebesar

harga perolehannya saja.

2. Penilaian harga perolehan aktiva tetap tidak disertai dengan biaya-biaya

lainnya sampai aktiva tetap tersebut dalam kondisi siap dipergunakan dalam

kegiatan operasional perusahaan.

3. Dalam pelaporan rekening beban penyusutan tidak ada, sehingga

menyebabkan biaya menjadi lebih kecil dan laba yang dihasilkan jadi lebih

besar dari yang sebenarnya