17
IV. POTENSI CADANGAN SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN I. Tenaga Air Tenaga air bahasa Inggris: 'hydropower' adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini (mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memil Dimana air menguap, kemudian terkondensasi menadi awan. !ir akan sebagai huan setelah ia memiliki massa yang "ukup. !ir yang atuh di dat tinggi akan terakumulasi menadi aliran sungai. !liran sungai ini menuu Di laut uga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan laut. gelombang pasang dipengaruhi oleh gra#itasi bulan, sedangkan disebabkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut dan arus sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa enis air), suhu dan tekanan, ser bumi. Tenaga air yang meman$aatkan gerakan air biasanya didapat dari sunga yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang%lubang sal air. Pada lubang%lubang tersebut terdapat turbin yang ber$ungsi mengubah kinetik darigerakanairmenadienergi mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. &nergi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut hydroele"tri" . ydroele"tri" ini menyumbang sekitar *+. - atau se */0 kebutuhan listrik dunia. bahkan di 1anada, 2*0 dari kebutuha negara berasal dari ydroele"tri".3aat ini para peneliti uga men"ari kem hydroele"tri" yang berasal dari arus laut dan gelombang pasang. 3emoga ha tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita "intai ini. &nergi idroele"trik adalah energi air. !ir bergerak menyimpan energ alami yang sangat besar, apakah air bagian dari sungai yang mengalir atau di lautan. Bayangkan kekuatan merusak darisungaiyang merusak tempat penyimpanannya dan menyebabkan banir atau ombak tinggi yang merusak gari pantai pendek dan kamu dapat mem#isualisasikan umah kekuatan yang terlib

Tugas Ebt Topik 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vsfvgbdfndgnjfgnmj

Citation preview

IV. POTENSI CADANGAN SUMBER ENERGI BARU TERBARUKANI. Tenaga AirTenaga airbahasa Inggris: 'hydropower'adalahenergiyang diperoleh dariairyang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memiliki siklus. Dimana air menguap, kemudian terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju ke laut.Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang pasang dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari kebutuhan listrik negara berasal dari Hydroelectric.Saat ini para peneliti juga mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal dari arus laut dan gelombang pasang. Semoga hal tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita cintai ini.Energi Hidroelectrik adalah energi air. Air bergerak menyimpan energi alami yang sangat besar, apakah air bagian dari sungai yang mengalir atau ombak di lautan. Bayangkan kekuatan merusak dari sungai yang merusak tempat penyimpanannya dan menyebabkan banjir atau ombak tinggi yang merusak garis pantai pendek dan kamu dapat memvisualisasikan jumah kekuatan yang terlibat. Energiini dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik, dan pembangkit listrik tenaga air tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini juga merupakan sumber energi terbarukan karena air secara terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem hidroelectrik membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai atau anak sungai, tidak seperti tenaga matahari dan angin, tenaga ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama 24 jam setiap harinya.1.1. Tenaga Ombak Dewan Energi Dunia memprediksikan bahwa tenaga ombak dapat menghasilkan dua terawatts energi setiap tahunnya. Ini dua kali lipat dari produksi listrik dunia saat ini dan setara dengan energi yang dihasilkan oleh 2000 pembangkit listrik bertenaga minyak, gas, batubara dan nuklir. Total energy terbarukan di dalam laut, jika dapat dimanfaatkan, akan dapat memenuhi kebutuhan energy dunia lebih dari 5000 kali. Tapi hingga kini pemanfaatan tenaga ombak masih bersifat teori. Bahkan teknologinya masih belum dikembangkan, dan masih sangat awal untuk memprediksikan secepat apa ini akanberkontribusi.1.2. Tenaga SungaiPada tahun 2003, 16 persen listrik dunia diproduksi oleh pembangkit listrik tenaga air. Tenaga air memanfaatkan energi air yang bergerak dari tingkat tinggi ketingkat rendah (contoh, air mengalir kebawah) makin besar jatuhnya air, makin cepat aliran air maka makin besar listrik dapat dihasilkan,Sayangnya, bendungan yang dapat beroperasi untuk tenaga air dapat menenggelamkan ekosistem. Air membutukan komunitas hilir, petani dan ekosistem seharusnya juga dihitung sebagai bagian komunitas.Lebih lanjut, energi air dari bendungantidak bias diandalkan selama musim kering yang panjang dan musim kemarau ketika sungai kering atau volumenya berkurang. Bagaimanapun juga, sistem hidro skala kecil dapat menghasilkan listrik cukup besar tanpa membutuhkan bendungan yang besar. Klasifikasi sebagai kecil, Mini, mikro, tergantung pada berapa banyak listrik yang diproduksinya, sistem hidro kecil menangkap energy sungai tanpa mengambil banyak air dari aliran alaminya.Tenaga air berskala kecil merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dengan perkembangan yang potensial, tapi ini tidak akan mencapai potensialnya kecuali kita memberikannya kesempatan. Sumber daya energi tenaga air dikelompokkan dalam skala besar (dapat dikembangkan untuk pembangkit listrik di atas 10 MW per lokasi) dan skala mini/mikro (potensi pembangkitan tenaga listrik kurang dari 10 MW). Potensi tenaga air Indonesia skala besar dan skala mini/mikro diperkirakan masing-masing sebesar 75 GW dan 450 MW. Potensi tersebut tersebar cukup merata diberbagai wilayah Indonesia. Wilayah yang memiliki potensi tenaga air terbesar adalah Papua dengan total potensi sekitar 25 GW. Sumberdaya tenaga air telah sejak lama dimanfaatkan untuk pembangkit listrik (PLTA, pembangkit listrik tenaga air).Pemanfaatan sumberdaya tenaga air saat ini masih relatif rendah yaitu 4,2 GW skala besar dan 84 MW skala mini/mikro. Sebagian besar PLTA skala besar terletak di Pulau Jawa sedangkan lokasi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mini/mikro Hidro) cukup tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pemanfaatan sumberdaya tenaga air perlu terus dikembangkan terutama dengan skema Pembangkit Skala Kecil Tersebar untuk memenuhi kebutuhan listrik setempat. Kendala yang kemungkinan membatasi peningkatan pemanfaatan tenaga air masa mendatang adalah kenyataan bahwa lokasi sumberdaya tidak bertepatan dengan permintaan listrik.II. BNNSesuai Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, pada tahun 2025 konsumsi energi dari minyak bumi ditargetkan turun menjadi kurang dari 20%. Sementara optimalisasi pemanfaatan batu bara ditingkatkan menjadi lebih dari 33%, gas bumi lebih dari 30%, biofuel lebih dari 5%, panas bumi lebih dari 5%, batu bara cair lebih dari 2% dan energi baru terbarukan lainnya seperti biomassa, nuklir, angin, tenaga surya menjadi lebih dari 5%.Angka-angka tersebut mungkin menjadi acuan bagi postur energi nasional beberapa tahun ke depan.Optimalisasi batu bara memang menjadi yang paling rasional saat ini mengingat cadangan batu bara nasional masih sekitar 5 miliar ton. Namun cadangan sebesar itu ternyata hanya cukup untuk 45-50 tahun.Sementara cadangan gas bumi diperkirakan akan habis lebih cepat yakni sampai 30 tahun ke depan. Eksplorasi kedua sumber energi tersebut juga berpotensimengancam lingkungan hidup karena aktivitas pertambangan batu bara dan gas bumi di Indonesia masihdianggap banyak menyebabkan kerusakan lingkungan. Maka postur sebesar33% untuk batu bara dan 30% untuk gas bumi sebaiknya tidak dianggap sebagai prioritas utama untuk jangka panjang.Lalu sumber energi apa yang pantas dikembangkan sebagai sumber energi masa depan di Indonesia? Indonesia memiliki potensi sumber energi baru terbarukan yang cukup besar dan beragam. Potensi microhydro Indonesia diperkirakan sebesar 450 MW. Sementara panas bumi menyimpan potensi sebesar 2300 MW dan baru dimanfaatkan sepertiganya. Energi Nuklir menyimpan potensi yang jauh lebih besar yakni menyentuh angka 3 GW.Ketiga sumber EBT di atas dapat menjadi penyedia energi masa depan Indonesia. Namun pengembangan energi microhydro, panas bumi dan nuklir memiliki kendala yang besar dari aspek sosial yakni infrastruktur penunjang yang masih terbatas terutama listrik yang mutlak dibutuhkan untuk menunjang ketiganya. Krisis listrik masih kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia yang ironisnya justru memiliki potensi ketiga EBT tersebut. Dari aspek lingkungan pengembangan ketiga sumber energi tersebut, terutama nuklir juga menghadapi isu yang tak sepele yakni masalah keselamatan. Oleh karena itupengembangan sumber energi microhydro, panas bumi dan nuklir di Indonesia sebenarnya tak sesederhana menghitung nilai potensinya yang besar.2.1. Sumber Energi Masa Depan Itu Bernama BBNSeperti disampaikan di atas bahwa banyaknya potensi sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki oleh Indonesia tidak serta membuat sumber-sumber energi tersebut bisa dengan mudah dikembangkan. Dengan kata lainpengembangan EBT tetap harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan termasuk konservasi agar dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya.Adalah Bahan Bakar Nabati yang paling berpotensi dikembangkan sebagai energi masa depan Indonesia.Bahan Bakar Nabati atau BBN adalah bagian dari sumber energi biomassa yang di Indonesia potensinya diperkirakan sebesar 50 GW. Bahan Bakar Nabati bukanlah istilah baru karena di dalamnya termasuk bioetanol, biodiesel atau secara kolektif disebut dengan biofuel. Sesuai namanya BBN atau minyak nabati dikembangkan dari berbagai jenis tumbuhan lokal baik yang sudah dibudidayakan sebagai pangan maupun yang belum dibudidayakan.Kelapa, jarak pagar dan sawit adalah jenis-jenis tumbuhan yang terbukti dapat menghasilkan biodiesel. Meskipun demikian pemilihan kelapa sawit sebagai sumber penyedia biodiesel membutuhkan pertimbangkan yang sangat teliti mengingat konstribusi perkebunan sawit terhadap kerusakan hutan Indonesia juga tak kalah besar. Oleh karena itu pengembangan BBN jenis bioetanol menjadi lebih menguntungkan bagi Indonesia.Beberapa jenis tumbuhan penyedia bahan bioetanol adalah singkong, ubi jalar, tebu, ganyong dan rumput gajah. Jenis tumbuhan lainnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol karena pada dasarnya semua tumbuhan mengandung selulosa dan amilum/karbohidrat yang melalui proses hidrolisis baik dengan azam maupun enzim dapat menghasilkan etanol.Tak hanya nilai potensinya yang sangat besar, BBN sangat layak dikembangkan oleh Indonesia mengingat keanekaragaman hayati yang tinggi dan kesuburan tanah yang baik dimiliki negeri ini.Penggunaan BBN juga akan membawa banyak keuntungan bagi Indonesia.Pengembangan BBNdapat diintegrasikan dengan kegiatan ekonomi masyarakatkarena beberapa tumbuhan yang menyimpan potensi sebagai penyedian BBN adalah tanaman pangan maupun pakan ternak.Selain memanfaatkan tanaman pangan, BBN juga dapat dihasilkan dari limbah pertanian.Dengan melibatkan petani dan masyarakat pengembangan BBN dapat menaikkan penghasilan petani dan mengurangi pengangguran.Pengembangan BBN dapat diselaraskan dengan upayamewujudkan ketahanan dan diversifikasi pangan.Pengembangan BBN yang baik juga akan berkontribusi positif menunjang usaha konservasi lingkungan hidup dan penghijauan.Sementara secara nyata pengembangaanBBN sebagai sumber energi baru dapat mengurangi kertegantungan terhadap BBM. Selain secara alamiah dapat terbarukan,BBN juga lebih ramah lingkungan dan teknologinya sudah dikuasai oleh anak-anak negeri.PengembanganBahan Bakar Nabati selaras dengan strategi Pertamina dalam mewujudkan misinya yakni melaksanakan eksplorasi dan produksi energi baru terbarukan salah satunya Biomassa dan Biofuel. Dengan memulai menggalakkan proyek percontohan kawasan khusus BBN, inventarisasi tumbuhan penyedia bahan baku, pembangunan pabrik berbagai skala, Pertamina dapat mengembanganBBN sebagai energi masa depan Indonesia.Bahan bakar nabati merupakan salah satu jenis energi alternatif yang pengembangan dan pemanfaatannya mendapat banyak perhatian dan dorongan, baik di Indonesia maupun internasional. Dalam Energy Outlook Indonesia 2010 ini BBN yang dipertimbangkan meliputi BBN untuk transportasi (biodiesel dan bioethanol) dan BBN untuk substitusi BBM di pembangkit listrik dan industri (energi termal). Saat ini pangsa BBN pada bauran pasokan energi primer masih sangat rendah, hampir mendekati nol.Pasokan BBN masa mendatang diperkirakan akan meningkat dengan pesat sebagai hasil upaya-upaya pengembangan dan peningkatan pemanfaatan yang secara terus menerus dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Berdasarkan Skenario Dasar, pasokan BBN 2010-2030 akan tumbuh rata-rata 19,6% per tahun dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 82,6 juta SBM tahun 2030. Karena volume pemanfaatan BBN saat ini masih sangat rendah, pertumbuhan tahunan yang tinggi tersebut belum dapat secara signifikan meningkatkan pangsa BBN di bauran pasokan energi primer. Pangsa BBN pada bauran pasokan energi primer pada 2030 diperkirakan mencapai sekitar 1,8%, naik dari hanya 0,2% di tahun 2010. Menurut Skenario Security, pasokan BBN pada 2010-2030 akan tumbuh rata-rata 23,9% per tahun dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 166,9 juta SBM tahun 2030. Asumsi yang digunakan pada Skenario Security adalah kebijakan mandatory BBN yang diberlakukan sejak 2008 telah diimplementasikan. Pangsa BBN pada bauran energi primer diperkirakan akan naik dari hanya 0,2% di tahun 2010 menjadi 4,3% di tahun 2030. Menurut Skenario Mitigasi, pasokan BBN pada 2010-2030 akan tumbuh sangat cepat, yaitu rata-rata 24,0% per tahun, dari dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 168,9 juta SBM tahun 2030. Asumsi yang digunakan pada Skenario Mitigasi sama dengan pada Skenario Security yaitu bahwa kebijakan mandatory BBN yang diberlakukan sejak 2008 telah diimplementasikan. Pesatnya penggunaan BBN sebagai substitusi BBM juga terkait dengan upaya-upaya penurunan emisi GRK sehingga penggunaan energi terbarukan lebih diutamakan dibandingkan energ fosil. Pangsa BBN pada bauran energi primer tahun 2030 masih rendah yaitu 4,8%, naik dari hanya 0,2% di tahun 2010.III. Energi Panas BumiEnergi panas bumiadalahenergi panasyang terdapat dan terbentuk di dalamkerak bumi.Temperaturdi bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas BumiPanas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.Energi panas bumi ini berasal dariaktivitas tektonikdi dalambumiyang terjadi sejakplanetini diciptakan.Panasini juga berasal daripanas matahariyang diserap olehpermukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:1. Peluruhanelemenradioaktifdi bawah permukaan bumi.1. Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi.1. Efekelektromagnetikyang dipengaruhi olehmedan magnetbumi.Energiini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketikamusim dinginatauair) sejak peradabanRomawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkanenergi listrik. Sekitar 10 Giga Wattpembangkit listrik tenaga panas bumitelah dipasang di seluruhduniapada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% totalenergi listrik dunia. Energi panas bumi cukup ekonomis danramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat areaperbatasan lapisan tektonik.Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas umi cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional seperti pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil.Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya. Energi panas bumi digunakan untuk sumber energi Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP). Saat ini pasokan energi primer panas bumi masih sangat rendah. Pangsa panas bumi pada bauran pasokan energi primer nasional hanya sekitar 0,5%. Berdasarkan Skenario Dasar, pasokan energi panas bumi masa mendatang akan meningkat cukup pesat. Pada 2010-2030 pasokan energi panas bumi diperkirakan akan tumbuh rata-rata 9,8% per tahun, dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 66,2 juta SBM di tahun 2030. Walaupun mengalami pertumbuhan cukup tinggi pangsa energi panas bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah, yaitu hanya 1,4%. Berdasarkan Skenario Security pasokan energi panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat rata-rata 10,9% per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 81,7 juta SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah, yaitu hanya 1,4%. Pada Skenario Mitigasi pemanfaatan panas bumi sangat didorong untuk mengurangi emisi GRK. Dengan demikian pasokan energi panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat pesat, rata-rata 11,4 per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 89,6 juta SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah, yaitu hanya 2,5%.Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:1. Energi panas bumi "uap basah"Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah. 2. Energi panas bumi "air panas"Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin.Indonesia memiliki sumberdaya energi panas bumi terbesar di dunia yaitu sekitar 27,6 GWe dengan cadangan terbukti sebesar 2.288 MWe dan cadangan terduga diperkirakan mencapai 11.229 MWe (Badan Geologi, 2008). Sumberdaya panas bumi Indonesia tersebar di 256 lokasi. Distribusi lokasi sumberdaya dan cadangan panas bumi Indonesia diperlihatkan pada Tabel 3.1. Beberapa wilayah Indonesia yang memiliki cadangan panas bumi besar adalah: Jawa Barat (1.535 MWe terbukti, 1.452 MWe terduga), Sumatera Utara (1.384 MWe terduga), dan Lampung (1.072 MWe terduga) [sumber: RUKN 2008-2027, 2008].Pemanfaatan utama energi panas bumi adalah pembangkit litsrik (Tenaga Panas Bumi, PLTP). Dibandingkan sumberdaya yang dimiliki, kapasitas terpasang PLTP Indonesia masih rendah yaitu hanya 1052 MWe (4% dari total sumberdaya). Selain untuk pembangkit listrik energi panas bumi dapat juga dimanfaatkan untuk penyediaan energi thermal pada proses-proses pengolahan produk pertanian.Berdasarkan Skenario Dasar, pasokan energi panas bumi masa mendatang akan meningkat cukup pesat. Pada 2010-2030 pasokan energi panas bumi diperkirakan akan tumbuh rata-rata 9,8% per tahun, dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 66,2 juta SBM di tahun 2030. Walaupun mengalami pertumbuhan cukup tinggi pangsa energi panas bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah, yaitu hanya 1,4%. Berdasarkan Skenario Security pasokan energi panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat rata-rata 10,9% per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 81,7 juta SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah, yaitu hanya 1,4%. Pada Skenario Mitigasi pemanfaatan panas bumi sangat didorong untuk mengurangi emisi GRK. Dengan demikian pasokan energi panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat pesat, rata-rata 11,4 per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 89,6 juta SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah, yaitu hanya 2,5%.IV. Tenaga MatahariEnergi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depan energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu.Bagimanapun, istilah tenagasurya mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic (photo-cahaya,voltaic=tegangan) Photovoltaictenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik. Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Makin kuat cahaya, makin kuat aliran listrik. Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah. Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator, menggunakan solar sel yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan listrik di wilayah yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Kami telah mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar Chill yang dapat berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari pendingin ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak ingin bergantung dengan tenaga listrik untuk mendinginkan makanan mereka.Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain utama oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar dapat menggantikan bahan atap konvsional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan percampuran yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di musim panas ketika sistem AC membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu mengurangi beban maskimum elektik.Baik dalam skala besar maupun skala kecil photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau dapat disimpan dalam selnya.Sumber daya energi surya merupakan sumber daya yang ketersediaanya paling universal, yaitu dapat dijumpai di seluruh lokasi permukaan bumi. Dengan penerapan teknologi, energi surya dapat dimanfatkan untuk menghasilkan energi dalam bentuk listrik atau energi thermal (panas). Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari berbagai lokasi di Indonesia menunjukan sumber daya energi surya di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan wilayah yaitu kawasan barat dan timur Indonesia. Sumber daya energi surya Indonesia berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut : Kawasan barat Indonesia = 4.5 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 10%, Kawasan timur Indonesia = 5.1 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9% Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%. Dalam kontek pemanfaatan energi surya untuk penyediaan tenaga listrik, terdapat 3 alternatif yaitu : penyediaan listik individual per rumah (Solar Home System), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hybrid dengan pembangkit listrik lainnya atau PLTS terintegrasi dengan jaringan listrik PLN yang ada. Pada saat ini pemanfaatan energi surya di Indonesia masih sangat rendah yaitu sekitar 8 MW, berupa Solar Home System (SHS) untuk penyediaan listrik di wilayah perdesaan. Rendahnya pemanfaatan potensi energi surya dikarenakan harga peralatan (panel surya) yang masih mahal. Dengan makin berkembangnya permintaan pasar panel surya di dunia, diperkirakan harga panel surya masa mendatang akan cenderung turun. Oleh karena itu, pemanfaatan energi surya Indonesia perlu terus dikembangkan termasuk kemungkinan pemanfaatan dalam skema terintegrasi dengan jaringan PLN.Dibandingkan dengan pasokan energi total, konstribusi energi matahari masih sangat kecil yaitu hanya 0,05% di tahun 2030. Berdasarkan Skenario Mitigasi, pasokan energi matahari diperkirakan akan meningkat lebih tinggi dibandingkan pada Skenario Dasar yaitu, rata-rata 17,2% per tahun dari 65 ribu SBM di tahun 2010 menjadi lebih dari 1,5 juta SBM.V. BiomassaPotensi energi biomassa di Indonesia sangat besar. Menurut Yulistiani (2009), limbah biomassa yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi lsitrik bisa berasal dari tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung, dan sekam padi. Sekam padi merupakan limbah biomassa yang paling besar menghasilkan potensi listrik bagi Indonesia. Berikut ini adalah penjabaran jenis-jenis limbah biomassa yang digunakan:Tabel 1. Potensi Listrik Limbah BiomassaNoJenis limbah biomassayang dihasilkanProduksilimbahbiomassa(ton/tahun)Potensi Bahanbakar cair(L/tahun)Potensi listrik(kWh)

1Tandan kosongkelapa sawit3.979.691497.461.3751.326.563.667

2Tongkol jagung4.001.724500.215.5001.333.908.000

3Sekam padi21.114.0742.639.259.2507.038.024.667

Total potensi listrik (kWh)9.698.496.334

Namun dari potensi listrik tersebut, kapasitas terpasang baru mencapai 302,4 MW. Bila dapat memaksimalkan potensi listrik tersebut, maka seharusnya penggunaan energi fosil di Indonesia terutama minyak bumi bisa dikurangi. Energi biomassa jika dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya memiliki keunggulan, karena proses konversi menjadi energi listrik tersebut dibiayai dengan investasi yang tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan investasi pada energi terbarukan lainnya. Proses energi biomassa sendiri memanfaatkan energi matahari untuk merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang kemudian diubah kembali menjadi energi panas.Tabel 2. Potensi limbah biomasa sebagai sumber energi di Indonesia(Sumber: ZREU, CG I 2000)Biomassa juga digunakan untuk penyediaan energi sektor industri dan sektor komersial. Di industri pengolahan hasil perkebunan dan hasil hutan, biomassa tidak hanya digunakan untuk membangkitkan energi panas (steam atau heat) namun juga untuk membangkitkan listrik. Menurut Skenario Dasar pasokan biomassa 2010-2030 akan turun rata-rata 0,9% per tahun, dari 41 juta SBM di tahun 2010 menjadi 34 juta SBM di tahun 2030. Pangsa biomassa di tahun 2030 hanya 0,7%. Penurunan itu terjadi karena adanya keterbatasan pasokan biomassa sehingga terjadi substitusi ke energi yang relatif lebih mudah diakses, misalnya batubara. Menurut Skenario Security, pasokan biomassa 2010-2030 diperkirakan akan sedikit meningkat rata-rata 1,2% per tahun, dari 41 juta SBM di tahun 2010 menjadi 51,5 juta SBM di tahun 2030. Pangsa biomassa di tahun 2030 hanya 1,3%. Peningkatan konsumsi ini diperkirakan akan terjadi terkait dengan upaya-upaya penggunaan energi yang rendah emisi. Adanya permintaan energi rendah emisi tersebut mendorong munculnya upaya-upaya penyediaan biomassa, diantaranya adanya peningkatan penggunaan BBN dimana limbah proses produksinya merupakan sumber bahan bakar biomassa. Menurut Skenario Mitigasi, pasokan biomassa 2010-2030 diperkirakan akan sedikit meningkat rata-rata 2,5% per tahun, dari 41 juta SBM di tahun 2010 menjadi 67,2 juta SBM di tahun 2030. Pangsa biomassa dalam bauran pasokan energi primer di tahun 2030 masih rendah, hanya 1,9%. Peningkatan konsumsi ini diperkirakan akan terjadi terkait dengan upaya-upaya penggunaan energi yang rendah emisi yang lebih agresif. Adanya permintaan energi rendah emisi tersebut mendorong munculnya upaya-upaya penyediaan biomassa, diantaranya makin agresifnya industri-industri yang memperoleh carbon credit untuk mencari sumber-sumber baru biomassa yang bukan hanya dari limbah pertanian atau limbah industri BBN melainkan dari hasil budidaya.VI. Tenaga AnginTeknologi tenaga angin, sumber energi paling cepat berkembang di dunia, sepintas terlihat sederhana. Namun dibalik menara tinggi, langsing dan bilahan besi putar terdapat pergerakan yang kompleks dari bahan-bahan yang ringan seperti desain aerodinamis dan komputer yang dijalankan secara elektronik. Tenaga ditransfer melalui baling-baling, kadang dioperasikan pada variable kecepatan, lalu ke generator (meskipun beberapa turbin menghindari kotak peralatan dengan menjalankan langsung).Perkembangan teknologi dalam dua dekade terakhir menghasilkan turbin angin yang modular dan mudah dipasang. Saat ini sebuah turbin angin modern 100 kali lebih kuat daripada turbin dua dekade yang lalu dan ladang angin saat ini menyediakan tenaga besar yang setara dengan pembangkit listrik konvensional. Pada awal tahun 2004, pemasangan tenaga angin secara global telah mencapai 40.300 MW sehingga tenaga yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 19 juta rumah tangga menengah di Eropa yang berarti sama dengan mendekati 47 juta orang.Dalam 15 tahun terakhir ini, seiring meningkatnya pasar, tenaga angin memperlihatkan menurunnya biaya produksi hingga 50%. Saat ini di wilayah yang anginnya maksimum, tenaga angin mampu menyaingi PLTU batu bara teknologi baru dan di beberapa lokasi dapat menandingi pembangkit listrik tenaga gas alam.Sumberdaya energi angin suatu lokasi sangat ditentukan oleh besarnya rata-rata kecepatan angin di lokasi tersebut karena daya yang dapat dibangkitkan energi angin merupakan kelipatan pangkat tiga (kubik) dari kecepatan angin. Sumberdaya energi angin dikategorikan mulai dari klas 1 (kecepatan angin kurang 3 meter/detik pada ketinggian 10 m) hingga klas 7 (kecepatan angin lebih besar dari 7 m/detik pada ketinggian 10 m). Berdasarkan data kecepatan angin di berbagai wilayah, sumberdaya energi angin Indonesia berkisar antara 2,5 5,5 m/detik pada ketinggian 24 meter di atas permukaan tanah. Dengan kecepatan tersebut sumberdaya energi angin Indonesia termasuk dalam kategori kecepatan angin kelas rendah hingga menengah. Secara keseluruhan, potensi energi angin Indonesia diperkirakan mencapai 9.290 MW. Wilayah yang mempunyai potensi angin cukup besar adalah Nusa Tenggara, Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Saat ini pemanfaatan energi angin untuk pembangkit listrik masih terbatas pada pilot projects dengan kapasitas terpasang sekitar 500 kW. Berdasarkan data kecepatan angin Indonesia yang relatif rendah, aplikasi tenaga angin Indonesia sesuai untuk pengembangan dengan skema Pembangkit Skala Kecil tersebar dengan kapasitas maksimum sekitar 100 kW per turbin.