14

TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

Tinjauan pustaka 2

ASPEK "UPTAKE" ZAT ANESTESI PADA PENGGUNAANTEKNIK ANESTESI "LOW FLOW"

Oleh

Dr. Budi NugrohoPeserta Program Pendidikan Dolder Spesial Anestesi I

Pembimbing

Dr. ArifH.M. SpAn.

. Bagian Anestesiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Jakarta 2003

Page 2: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

PENDAHULUAN

John Snow pada tahun 1950 mengamati dan menyimpulkan bahwa

kandungan zat anestesi tak berubah dalam udara ekspirasi, oleh karena itu apabila

pengeluaran zat-zat tersebut dapat distop dengan suatu cara maka efek zat anestesi

tersebut dapat diperpanjang I. Dari pemikiran tersebut berkembanglah " Rebreathing

Technic ".

Namun demikian walaupun sudah menggunakan mesin anestesia yang

modern, yang memungkinkan terjadinya "rebreatbing" , penggunaan aliran gas segar

( FGF/fresh gas flow) yang besar masih menjadi praktek yang rutin di berbagai

negara. Anestesiologis di Inggris dan Jerman, kurang lebih 80% rutin menggunakan

FGF 4-6lpml. Hal ini karena lebih mudah memprediksi komposisi ga s yang ada pada

pasien denganmenggunakan FGF yang besar daripada yang kecil. Padahal dari segi

ekonomi dan ekologi , penggunaan teknik anestesi "low flow" yang seharusnya

banyak digunakan'r'.

Pada anestesi dengan menggunakan sistem •circle , , gas yang diinspirasi

berasal dar i can: puran antara FGF dengan gas ekspirasi pasien. Makin rendah FGF

makin besar perbedaan yang terjadi antara komposisi ga s yang diinspirasi dengan

seting FGF. Hal ini karena adanya •uptake , zat anestesi di alveolar sehingga

komposisi gas anestesi yang diinpirasi kembali makin rendah kadamya. Olehkarenanya, dalam penerapan teknik anestesi 'low flow, pemahaman tentang prinsip-

prinsip 'uptake' gas anestesi sangat diperlukan':'.

Untuk kepentingan praktis, •uptake' gas anestesi dibagi dalam tiga bagian

yaitu penghantaran ke saluran pemafasan, 'uptake' pada kapiler darah paru-paru, dan

'uptake' pada jaringan'. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai uptake

gas anestesi terutama diparu-pam dan hubungannya dengan penerapan teknik anestesi

••Low Flow".

FAKTOR-F AKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSENTRASI GAS ANESTESI

01ALVEOLAR

Kepentingan kita untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

konsentrasi gas anestesi di alveolar adalah sebagai berikut : Konsentrasi gas anestesi

Page 3: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

2

di alveolar mempunyai kesetimbangan dengan konsentrasi gas dalam darah dan juga

otak

PA < = > Pa < = > Pbr

PA = Tekanan parsial suatu gas anestesi dalam alveolar.

Pa = Tekanan parsial suatu gas anestesi dalam arteri.Pbr = Tekanan parsial suatu gas anestesi dalam otak.

Jadi dengan mengontrol PA berarti secara tidak langsung mengontrol Pbr4

Konsentrasi gas di alveolar ditentukan dari input ( delivery) ke alveolar

dikurangi uptake ( ambilan ) dari darah ke arteri paru-paru':",

Gambar 1. Perjalanan gas anestesi. beberapa bagian yang hams dilewati Zat anestesi

inhalasi dar i mulai mesin anestesi sampai dengan otak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UPTAKE ZAT ANESTESI DI

PARU-PARU

Uptake adalah banyaknya zat anestesi yang masuk dari paru-paru ke peredaran

darah. Apabila tidak ada uptake zat anestesi oleh tubuh, konsentrasi gas alveolar ( FA)

akan cepat mendekati konsentrasi yang diinspirasi (FI). Dengan adanya uptake zat

anestesi oleh sirkulasi, maka besarnya FA akan selalu dibawah FI (F A<FI ). Makin

Page 4: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

3

be sar u ptake m akin re ndah rasio F A:F I a tau u ptake yang yang b esa r m em bua t

p erb edaa n ya ng b esa r a ntara FI dengan FA 5.

Y ang m em pe ng aru hi u pta ke za t a ne ste si di p ar u-p aru a da la h se ba ga i b erik ur' :

1. Solubilitas ( A . )

2. A lira n darah di a lve olar (Q)

3. B eda tekanan p arsia l antara ga s a lv eo la r d an darah v en a (PA -PV)

D engan ru mu s up take dapa t dinyatakan de ngan' :

Uptake = A . x Qx ( PA-PV)

1 . Solu b ili ta s (Ke la ru ta n n : )

K ela ru ta n re la tif za t a ne ste si di udara dengan di dara h dan dengan dijaringan

da pa t din ya ta ka n s eb ag ai k oe fe sie n p artisi, y aitu ra sio k onse ntra si zat a ne ste si p adadua r a s e dalam keadaan equilib rium . Equilibrium adalah keadaan tekanan parsial

yang sarna pada dua fase tersebut. Koefesien partisi gas yang besar sarna dengan. .

. solu bilitas di dala mdarah ya ng be sar se hingga membuat amb ila n o le h sirk ula si p am

yang b esa r m em bu at p eningkatan konse ntra si a lveolar yang lam bat. D engan kata lain

Solub ilitas yang rendah membuat konsentrasi alveolar meningkat cepat dan

sebaliknya '". ( lihat tabel 2 dan gam bar 2 )

T ab ell. K oe fe sie n P artisi G as a ne ste si'Agen Darahlgas O takIDarah OtotIDarah LemaklDarah

N 2 0 0 , 4 7 1 , 1 1 , 2 2 , 3

Halotan 2 , 4 2 , 9 3 , 5 60

Metoksifluran 1 2 2 , 0 1 , 3 4 9

Enfluran 1 , 9 1 , 5 1 , 7 3 6

Isofluran 1 , 4 2 , 6 4 , 0 4 5

Desfluran 0 , 4 2 1 , 3 2 , 0 2 7

Sevofluran 0 , 6 5 1 , 7 3 , 1 4 8

Page 5: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

Gambar 2. Hubungan solubilitas dengan peningkatan FA5. Dari grafik terlihat bahwa

FA (konsentrasi alveolar ) meningkat cepat pada N20 ( Zat anestesi dengan

solubilitas rendah ) dibandingkan dengan metoksifluran ( Zat anestesi dengan

solubilitas tinggi )

1.0I

10.8

N,hous a_ide -- --- - ---------- - - . , . - - - ----

_ " " , _ .. . -~luriUle --------

F ATI

-----_ . . --- - - . , . - ~ - - - - - -

0.6

0.2

---------------- - - - - - - - - - - -

. , .. . .. ; < > - - - - - . - ; - - . . .---~t.trane",",. .,,

,,0"----'--

_L lc ,___--·-··~---....l.--

< . ' 0 3010

2.Aliran Darah Alveolar (Q)

Aliran darah alveolar sebanding dengan curah jantung . Apabila curah jantung

meningkat • maka uptake juga meningkat dan peningkatan tekanan parsial dialveolar

menjadi lambar,3,4,5.

3.Beda Tekanan Parsial Gas di Alveolar dengan di Vena (PA-PV)

PA-PV merefleksikan uptake zat anestesi di jaringan. Dalam sirkulasi

sebagian zat anestesi di-uptake jaringan dan sebagian kembali melalui vena. Makin

tinggi uptake di jaringan, maka zat anestesi yang kembali melalui vena makin rendah,

sebingga PA-PV makin besar. Hal ini membuat uptake zat anestesi di pam-pam

makin besar pula.

Faktor yang menentukan besamya uptake dari sirkulasi ke jaringan adalah

koefesien partisi jaringan darah, aliran dalam jaringan dan perbedaan tekanan parsial

antara darah arteri da n jaringarr'". Pengaruh faktor-faktor ini terhadap uptake dari

4

Page 6: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

5

sirkulasi kejaringan adalah sarna dengan yang teIjadi pada uptake dari pam-pam ke

peredaran darah.

UPTAKE KOMPONEN GAS ANESTESI

Uptake oksigerr'

Kebutuban oksigen dapat dihitung dengan rumus

V02 =1OxBB3/ 4 (mllmenit)

V02 = Konsumsi 02 pada basal metabolik

BB = Berat badan dalarn kg

Rumus tersebut dapat dipermudah menjadi

V02 = 3,5 X BB (mllmenit)

Rumus diatas hanyalah sebuah model prediksi, karena sesungguhnya

kebutuhan 02 sangat bervariasi, Pasien dengan hipotiroid, pengekleman aorta,

hipotenni akan menurunkan konsumsi 02, sebaliknya hipertennia maligna,

hipertiroid, sepsis akan meningkatkan kebutuhan 02. ·Selain itu 02" yang diinspirasi

dalarn anestesi biasanya selalu lebih besar dati 21%, Oleh karena itu dalam anestesi

umum dengan ane tesi sirkuit tertutup, kebutuhan al i ran gas 02 tidak melebihi 250

ml/menit'.

Eliminasi C025

Produksi C02 mendekati 80% dati konsumsi 02 dengan perhitungan sebagai b erik ut :

VC02 = 8x BB3I4(mlImenit)

Ve02 = produksi C02

BB = berat badan

Rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi

Ve02 = 3 x BB ( m1Imenit )

Perhitungan ventilasi yang butuhkan untuk menjaga kadar C02 yang normal adalah

sebagai berikut :

# Normokapnia adalah konsentrasi C02 yang nilainya mendekati 5,6% konsentrasi

C02 alveolar 40 mmHg

------------------- =5,6 %

760-47mmHg

Page 7: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

6

# Ventilasi alveolar ( VA ) yang dibutuhkan untuk cukup mengencerkan VC02

sampai dengan 5,6 %adalah VC02

VA = -------------

5,6%

# Ventilasi semenit adalah ventilasi alveolar ditambah ruang rugi anatomi ditambah

ruang rugi alat Ruang rugi anatomi =BBx 1 mlIkg

ruang rugi alat = kurang lebih 200 mlI1x nafas

Ventilasi semenit = VA +( Ruang rugi anatomi x RR ) + ( Ruang rugi alat xRR )

Ventilasi semenit in i dapat dipenuhi dari FGF ditambah dari sisa hasil ekspirasi pasien

yang berada di 'breathing system'.

Uptake Zat anestesi5•7

Salah satu cam untuk menentukan uptake zat anestesi adalah dengan rumussebagai berikut : Uptake = ')..X Q X ( PA-PV )

')..atau koefesien partisi darab/gas, secara eksperimen besarnya dapat ditentukan ( lihat

tabel 2). Q atau: curah jantung berhubungan dengan 'metabolic rate' dan konsumsi

oksigen, rumusnya adalah Q =2. Kil4. Karena pada awal pemberian zat anestesi

konsentrasi vena adalah nol maka perbedaan konsentrasi alveolar-vena (PA-PV) pada

awal pemberian zat anestesi adalah sama dengan PA atau sama dengan konsentrasi

yang diinginkan atau sama dengan 1,3 MAC Jadi uptake zat anestesi pada akhir

menit pertama adalah

Uptake menit ke-I =')..X 2 X. Kg3/4 X 1,3MAC

Sejalan dengan organ-organ yang terisi oleh zat anestesi, maka terjadi penurunan

uptake. Secara empiris model matematika penurunan matematika itu proporsional

dengan model akar kuadrat dari waktu uptake menit pertama, sehinggan uptake pada

menit tertentu adalah :

Uptake menit ke-t = (uptake menit ke_l).rl12

Dosis kumulatif zat anestesi pada waktu t dapat ditentukan dengan menghitung luas

daerah dibawah kurva FNFl yaitu dengan cara meng-integralkan rumus di atas.

Uptake kumulatifpada t = 2 x (uptake menit ke-l).fl12

Jadi pada menit pertama total uptake adalah 2 X (')..X 2 X. Kg3/4X l,3MAC).

Menit ke-4 total uptakenya adalah 2 kali menit pertama, menit ke-9 adalah 3 kali

menit pertama. Dengan kata lain total uptake pada menit pertama adalah jumlah gas

Page 8: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

7

anestesi yang diperlukan untuk pemeliharaan (maintenance) konsentrasi alveolar

selama interval waktu tersebut. Jumlah gas anestesi ini disebut sebagai unit dose

persquare-root-of-time interval

Pengecualian untuk N20 karena MAC-nya besar (105), tidak dapat diberikan

pada tekanan atmosfer karena dapat menyebabkan hipoksia, selain itu terjadi 'shunt'

suplai darah diorgan sebesar 30%, jadi dari N20 yang diprediksikan di'uptake' hanya

70o/o-nya yang diuptake, sehingga rumus uptake untuk N20 adalah sebagai berikut

Uptake N20 =0,7 X 'A X Q X %N20.

Estimasi uptake diatas disebut sebagai "square root of time" yang

pertamakali diperkenalkan oleh Severinghaus', Estimasi ini menghitung uptake

daerah di bawah kurva FNFl terhadap waktu ( gambar 2). Estimasi inimengabaikaa

adanya FRC dan adanya membran alveolar. Adanya FRC yang harus diisi terlebih

dahulu, dan adanya membran alveolar yang membatasi l intas ga s secara bebas tidakmemungkinkan uptake langsung besar pada menit pertama.

Penjelasan tentang adanya FRC adalah sebagai berikut : Gas yang sudah ada pada

FRC akan didilusi oleh pemberian zat anestesi, sehingga perlu waktu untuk mencapai

konsentrasi zat anestesi yang diberikan tersebut. Waktu yang dipedukan untuk

mencapai konsentrasi zat anestesi yang diberikan adalah sebagai berikut : Rata-rata

pasien mempunyai ventilasi alveolar sebesar ~3000 mlImenit dan besamya FRC

adalah 3000 ml, satu time constants adalah satu menit dan tiga time constant untuk

menggantikan ga s yang sudah ada pada FRC dengan zat anestesi terse but adalah tigamenit.

Penjelasan tentang adanya membran adalah sebagai berikut : Uptake gas

anestesi melintasi membran alveolar mengikuti prinsip hukum Fick yaitu:

Uptake = DAk/x (CI-CB)V

D adalah konstanta difusi, A adalah adalah luas membran yang ekivalen dengan curah

jantung, k adalah koefesien kelarutan, CI adalah konsentrasi inspirasi, CB adalah

konsentrasi pada vena dan V adalah ventilasi alveolar.

Jadi dengan adanya FRCda n

membran, estimasi uptake tidak langsung tinggipada menit pertama tapi besarnya mulai dari nol dan berangsur-angsur naik secara

perlahan-lahan dan mencapai titik tertirnggi pada akhir pengisian FRC lalu menurun

secara lambat.

Page 9: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

8

Pada gambar 2 grafik FNFl terhadap waktu, FNFl tidak merepresentasikanuptake. Yang merepresentasikan uptake adalah area di atas kurve FNFl atau

I-FNFL Pada grafik tersebut, kenaikan yang cepat FN FI pada menit pertama bukan

merepresentasikan uptake yang cepat pada menit pertama tapi merepresentasikan

pengisian FRC. Jadi untuk memprediksikan uptake gas anestesi dapat digunakanpersamaan sebagai herikut :

Uptake (ml) = Fraksi Uptake X Konsentrasi inspirasi (%) X Ventilasi alveolar.

Fraksi uptake tiap zat anestesi berbeda fraksi uptakenya, bergantung terutama

dari koefesien partisi darahl gas. Makin tinggi koeefesien partisi darah/gas seperti

pada ether dan methoxyflurane makin tinggi fraksi uptake, dan sebaliknya. Fraksi

uptake adalah area diatas kurva FNFI atau I-FNFL Untuk halotan nilainya 0,5,

Enfluran dan Isotluran adalah 0,4. Fraksi uptake akan menurun sejalan dengan waktu

karena menjenuhnya konsentrasi di vena yang akan menyebabkan menurunnyagradien perbedaan tekanan zat anestesi antara arteri dan vena, namun penurunan itu

lambat dan minimal.

Konsentrasi inspirasi adalah konsentrasi pemeliharaan yang kita inginkan.

Ventilasi alveolar adalah tidal volume dikurangi roang rugi dikalikan dengan

jumlah pemafasan permenit. Besarnya rata-rata oada orang dewasa adalah

3000mllmemt.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAKSI INSPIRASISistem "Circ1e',6

Sistem circle adalah sistem sirlruit pernafasan anestesi yang komponen-

komponennya diatur sedemikian rupa sehingga terjadi aliran gas yang berputar

( circle ). Penggunaan kembali nafas yang diekspirasi pasien dapat diterima karena

adanya zat penetral atau penyerap C02. Pada sistem ini , mula-mula campuran gas

mengisi balon dan sistem pipa yang ada, pada saat inspirasi gas mengalir melalui

katup inspirasi menuju pam-pam. Pada saat ekspirasi gas melalui katupsearah yang

lain menuju pipa ekspirasi dan kemudian bercampur dengan gas yang bersih.Kelebihan udara campuran in i dikeluarkan melalui katup pembuangan menuju udara

luar. Pada saat inspirasi yang berikut, campuran gas akan melalui absorber C02

untuk diserap atau dinetralisir. Sisanya akan menuju pam-pam.

Page 10: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

9

Gambar 3. Sistem CircleS. Bagian-bagian dari sistem circle

Pada sistem circle ini komposisi gas yang diinspirasi pasien bergantung pada':

1. Besamya FGF ( fresh gas flow / aliran gas segar),

2. Besamya volume breathing system, dan

.3. Adanya absorpsi oleh mesin atau breathing circuit .

FGF yang besar, breathing circuit yang kecil ~ absorpsi yang kecil oleh mesin

atau breathing circuit akan membuat ga s yang diinspirasi lebih cepat mendekati

konsentrasi FGF.

1.Besamya FGF

Gas yang diinspirasi merupakan campuran dari dua sumber, pertama yang

berasal dari mesin anestesi ( FGF) kedua berasal dari ekspirasi pasien. Gas yang

berasal dari ekspirasi pasien konsentrasi zat anestesinya lebih rendah daripada FGF,

karena sebagian sudah di uptake oleh pam-pam. Hal ini membuat konsentrasi zat

anestesi yang diinspirasi lebih rendah daripada FGF. Oengan aliran gas lebih dari 5

lpm pengaruh rebreathing ( udara yang berasal dari ekspirasi ) yang membuat

konsentrasi zat anestesi yang diinspirasi lebih rendah daripada FGF (FI < FGF) dapat

diabaikan 1,2,5.

Page 11: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

10

Pengelompokan Aliran gas Segar (FGF)7,8

1. Very High flow besarnya FGF lebih dari 4 lpm ( liter permenit )

2. High flowbesarnya FGF 2-4 lpm

3. Medium flow besamya FGF I-2lpm

4. Low flow besamya FGF 500-1000 mlpm ( mililiter pennenit)

5. Minimal flow besamya FGF 250-500 mlpm

6. Metabolic flow besamya FGF dibawah 250 mlpm

Anestesia low flow adalah suatu teknik anestesi yang menggunakan sistem

rebreathing yang minimal 50% basil ekspirasinya kembali ke pam-pam setelah C02-

nya diabsorpsi. Besamya rebreathing ini hanya dapat dicapai bila FGF kurang dari 2

lpm'.

2. Besamya volume breathing system3

,7

Sirkuit dan FRC ( functional residual capacity) mengandung volume yang

hams digantikan ( diisi ) oIeh FGF. Untuk menggantikan sirkuit dan FRC dengan FGF

. diperlukan waktu yang dapat dihitung dengan menggunakan perhinmgan berbasis

time constant. Time constant pertama menggantikan gas yang ada di sirkuit dan FRC

sebesar 63%, time constant kedua menggantikan 86 %, dan time constant ketiga

menggantikan 95%. Persamaan time constant adalah :

Time constant = volume (ml) / flow (mllmenit)

Contoh:

Bila volume sirkuit + FRC adalah 10.000 mI, kemudian FGF adalah 5000 mlImenit

Maka time constant-nya adaIah 10.000 /5000 =2.

Maka untuk menggantikan gas yang ada di sirkuit dan FRC dengan

63% FGF adalah lx 2menit = 2 menit

86% FGF adalah 2x 2 menit = 4 menit

95% FGF adalah 3x2 menit = 6 menit

Untuk mengisi sirkuit dan FRC dan mendapatkan dengan cepat fraksi inspirasi '( FI )

yang sesuai dengan konsentrasi FGF yang kita set maka pilihannya adalah tidak padaflow yang rendah tapi pada flow yang besar, atau memperkecil besamya volume

sirkuit.

Pada low flow anestesi ketika sirkuit sudah terisi dengan zat anestesi, volume

sirkuit yang besar menjadi volume buffer yang besar pula. Volume buffer adalah

volume yang ada dalam sirkuit, yang menjadi persediaan untuk inspirasi. Jadi

Page 12: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

II

inspirasi ke pasien selain dari FGF yang relatif kecil juga berasal dari persediaan

yang ada di sirkuit'.

3. Absorpsi zat anestetik oleh mesin atau breathing sirkuir,3

Beberapa material baik yang berupa karet maupun plastik dapat mengabsorpsi

zat anestesi yang solubilitasnya tinggi terhadap material tersebut. Makin tinggi

solubilitasnya maka makin besar zat yang diabsorpsi, menyebabkan makin berkurang

konsentrasi zat yang diinspirasi.

Tabel2. Koefesien partisi Karet/gas dan plastik/gas'

Jenis gas Polyetilen (circuit tube) Karet(bag) Polivinilclorida (Err)

N20 - 1,2 -Desflurane 16 19 35

Sevoflurane 31 29 68

Isoflurane 58 49 114

Enflurane - 74 -

Halotheme 128 190 233

Methoxyfluran 118 742 -

PENGGUNAAN TEKNIK ANESTESI LOW FLOW5,7

Berikut ini akan diuraikan secara singkat teknis penggunaan teknis anestesi

low flow dari kedua teori tentang uptake diatas.

Untuk teori yang pertama, setelah preoksigenisasi, induksi intravena, dan

intubasi, aliran oksigen diset sesuai dengan kebutuhan oksigen metabolik (lihat

perhitungan uptake 02 ). Pada saat yang sarna N20 diberikan dengan dosis priming

untukmengisi sirkuit dan FRC dengan rumus (FRC +V. sirkuit ) X %N20 dan untuk

mengisi arteri dengan rumus V.darah X I t. X %N20. Ketika 02 ekspirasi pada oxygen

analyzer turon menjadi 40%, N20 diturunkan sesuai dengan perhitungan unit dose

persquare-root-of-time interval. Kemudian katup pembuangan ditutup. Apabila

bellows pada ventilator atau bag menunjukkan penaikan atau penurunan isi sirkuit,

maka aliran N20 disesuaikan besarnya Apabila konsentrasi 02 terIalu rendah maka

aliran 02 dinaikkan. Untuk Gas zat anestesi dosis priming dan unit dose persquare-

root-of-time interval dapat diberikan dengan cam yang sarna seperti pada pemberian

Page 13: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

12

N20. Jumlah dosis yang diberikan hanyalah sebuah prediksi, dosis yang tepat

ditentukan oleh tanda klinis dari kedalaman anestesi, seperti tekanan darah,nadi,

ainnata, pupil, gerakan.

Sedangkan untuk teori yang kedua, setelah induksi dan intubasi, ruang yang

ada antara mesin anestesi dengan membran alveolar pasien diisi dengan komposisigas-gas anestesi yang kita inginkan, lamanya pengisian dapat dihitung sesuai dengan

perhitungan time constant. Setelah pengisian selesai, kemudian sirkuit ditutup dan

penggunaan low flow mulai dilakukan. Besarnya untuk masing-masing komposisi gas

adalah sebagai berikut : Besarnya aliran Oksigen : Kebutuhan aliran gas oksigen tidak

melebihi 250 mlImenit. Besarnya aliran N20: karena N20 tidak dimetabolisme atau

1dikonsumsi dan besarnya uptakenya bergantung pada konsentrasinya maka aliran gas

N20 tidak melebihi dari besamya aliran 02. Besmya Zat anestesi: pertama adalah

menghitung besarnya uptake, misalnya kita menginginkan 1% isofluran sebagaikonsentrasi inspirasi pemeliharaannya, maka uptakenya adalah :

Fraksi uptake X % konsentrasi inspirasi X ventilasi alveolar

0,4 X 1%X 3000 =12 mlImenit

Dari perhitungan ini, estimasi uptake isofluran dari i><:ru-paru ke pembuluh darah

sebanyak 12 mlImenit. Misalkan bila FGF yang dibeikan sebesar 300 mlImenit

(02+N20 = 200ml + lOOml ), maka vaporizer yang dibuka untuk memberikan

isofluran sebesar 12ml1m adalah: 12/300 =4%.

Apabila dibutuhkan pengubahan kedalaman anestesi secara cepat, cara yang

dilakukan adalah dengan menaikkan FGF. Misalkan, dengan menaikkan FGF

menjadi IOOO/menit selama Imenit maka akan memberikan isofluran sebesar 50

mlImenit ( tambahan 38ml1menit ), biasanya hanya dibutuhkan satu sampai dua menit

untuk kenaikan FGF ini, kemudian FGF dapat diturunkan kembali. Bila yang

dilakukan untuk mengubah kedalaman anestesi adalah dengan menaikkan bukaan dial

vaporizer maka dibutubkan waktu yang lama.

PENUTUP

Prediksi pemberian gas anestesi dalam penggunaan teknik anestesi low flow

dapat ditentukan dari perhitungan uptake. Perhitungan uptake berdasarkan kurve

FAlFI terhadap waktu, dengan dua pendapat. Pendapat pertama menghitung uptake

berdasarkan area di bawah kurve, Pendapat kedua menghitung uptake berdasarkan

area di atas kurve.

Page 14: TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low Flow

5/9/2018 TP2 - Budi Nugroho - Aspek Uptake Zat Anestesi Pada Penggunaan Teknik Anestesi Low ...

http://slidepdf.com/reader/full/tp2-budi-nugroho-aspek-uptake-zat-anestesi-pada-penggunaan-teknik-an

13

DAFf AR PUST A KA

1. Baum JA, AR Aitkenhead. Low Flow Anesthesia. Anesthesia 1995 vol

50:p37-44.

2. Miller, Ronald. Uptake and distribution. In : Anesthesia 5thed. Churchil

Living stone. 2000. p74-95

3. Longnecker, David E. et.al. Pharmacology of Inhalational Anesthetics. In :

Principles and Practice of Anesthesiology ed. 2nd:1998. p1128-1157

4. Stoelting R K, Ronald D Miller. Basic Pharmacologic Principles. In: Basic of

Anesthesia 4thed. 2000: pI8-33.

5. Morgan GE, Maged S Mikhail, Michael JMurray. Inhalational Anesthetics. In

Clinical Anesthesiology 3ni ed. 2002: pI27-150.

6. Muhardi Muhiman, ed. Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi

FKUI,1989.

7. Lin, Chung-Yuan. Closed-Circuit Anesthesia From Anesthesia Based on

Experience to Anesthesia on a Scientific Basis.National Defense Medical

Centre taipei 2002

8. Teguh Iskadir, Jati listiyanto Pujo, Abdul lian. Biaya Anestesi Inhalasi

Perbandingan Teknik Medium Flow dengan High Flow Semiclosed System.

Dalam : Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Berkala (PIB) XI IDSAI. 2002

hIm 26-37.