Tokoh - tokoh Islam

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAHBIOGRAFI ULAMA

BINA SARANA INFORMATIKAKata PengantarSegala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak kisah tokoh-tokoh, ulama, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kisah perjalanan tokoh-tokoh islam jaman dulu.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Bina Sarana Informatika. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.Yogyakarta, Maret 2014Penyusun

Anang

BiografiK.H. Ahmad Dahlan Nasab :K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir di suatu daerah bernama Kauman yang tepatnya berada di Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868. Beliau merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara dengan ayah bernama K.H. Abu Bakar. Ibu beliau bernama Siti Aminah yang merupakan putri dari H. Ibrahim yang pada masa itu menjabat sebagai penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. K.H. Ahmad Dahlan lahir dengan nama kecil Muhammad Darwis. Beliau adalah generasi ke-12 dari salah seorang walisongo yang terkemuka dalam mendakwahkan Islam di daerah Gresik yang bernama Maulana Malik Ibrahim. Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).

K.H. Ahmad Dahlan telah menunaikan haji ketika beliau masih berusia 15 tahun dan menetap di kota Mekah selama 5 tahun. Selama di Mekah, beliau memperdalam ilmu agama dan juga berinteraksi dengan Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah yang memiliki pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam. Pada tahun 1888 beliau kembali ke kampung halaman dan mengubah nama beliau dari Muhammad Darwis menjadi Ahmad Dahlan. Beliau kembali ke Mekkah dan menetap selama dua tahun di sana pada tahun 1903. Selama dua tahun di Mekkah, beliau sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga merupakan guru dari K.H. Hasyim Asyari, pendiri NU.Aktivitas K.H. Ahmad Dahlan :Sekembalinya beliau dari Mekkah pada tahun 1912, beliau mendirikan Muhammadiyah di kampung halamannya, Kauman, Yogyakarta. Baru pada tahun 1921 Muhammadiyah diberi izin oleh pemerintah untuk mendirikan cabangnya di daerah lain. Kemudian beliau melakukan banyak usaha besar yang terarah, seperti mendirikan rumah pengobatan, rumah sakit, panti asuhan, pemeliharaan kaum miskin, sekolah, serta madrasah setelah Muhammadiyah kukuh berdiri. Sebelum beliau mendirikan Muhammadiyah, beliau pernah tercatat dalam anggota Boedi Utomo dan Sarekat Islam.Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-tokoh Budi Utomo yang kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain. Saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun ia berteguh hati untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.Dengan Berdirinya Mihammadiyah Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.Kisah Inspiratif Beliau :Pada tahun 1896, nama K.H. Ahmad Dahlan menjadi pembicaraan khususnya di Yogyakarta, karena beliau melakukan pembetulan terhadap arah kiblat pada langgar-langgar dan masjid-masjid di Yogyakarta. Pada masa itu kebanyakan tempat ibadah menghadap ke arah Timur dan banyak orang yang melakukan sholat menghadap lurus ke Barat. Beliau melakukan pembetulan tersebut dengan Ilmu Falak yang beliau kuasai. Berdasarkan Ilmu Falak tersebut, arah kiblat Pulau Jawa seharusnya condong ke Utara kira-kira 24,5 derajat.Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur van Lith di Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu Kiai Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya[Perjalanan Hidup :Dalam perjalanan hidup K.H. Ahmad Dahlan, beliau sempat menikah sebanyak lima kali. Dari istri pertama beliau yang bernama Siti Walidah yang juga sepupu beliau sendiri, beliau mendapatkan enam keturunan. Anak-anak beliau dari Siti Walidah adalah Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah. Istri pertama beliau, Siti Walidah,juga merupakan seorang Pahlawan Nasional yang juga pendiri Aisyiyah dan lebih dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan. Dalam pernikahan yang kedua, beliau menikahi Nyai Abdullah janda dari H. Abdullah. Pernikahan ketiga beliau dengan adik dari Kyai Munawwir Krapyak yang bernama Nyai Rum. Dari pernikahan beliau yang keempat dengan Nyai Aisyah Cianjur adik Adjengan Penghulu, beliau dianugerahi seorang putra yang diberi nama Dandanah. Pernikahan beliau yang terakhir adalah dengan Nyai Yasin Pakualam Yogyakarta.Prestasi K.H Ahmad Dahlan :Atas kegigihan KH. Ahmad Dahlan dalam menyebarkan Dakwah, menerdaskan bangsa dan membina akhlak umat, maka pemerintah Republik Indonesia memberikan Apresiasi dengan menyematkan tanda gelar kepada KH Ahmad Dahlan dengan gelar Pahlawan Nasional. Hal ini sesuai dengan dengan surat Keppres No. 657 tahun 1961.Adapun dasar-dasar penetapan KH Ahmad Dahlan diberi gelar sebagai Pahlawan Nasional adalah sebagai berikut:1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnyasebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islamyang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagimasyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam.3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikanyang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam.4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.Wafat :K.H. Ahmad Dahlan mengalami gangguan kesehatan sejak tahun 1922 karena mobilitas beliau yang begitu tinggi. Dengan saran dokter, pada tahun 1923, beliau menyempatkan diri untuk beristirahat di Gunung Tretes, Malang, Jawa Timur, sebelum akhirnya beliau kembali ke Yogyakarta untuk menghadiri rapat tahunan Muhammadiyah. Dalam pembukaan rapat tahunan tersebut, beliau masih sempat untuk memberikan sambutan. Kesehatan beliau terus menurun hingga akhirnya beliau meninggal pada tanggal 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karangkajen, Yogyakarta, serta diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia.Sumber :wikipedia.orgmerdeka.com

Imam Malik bin Anas Bernama lengkap Mlik bin Anas bin Mlik bin Abi Amir bin Amru bin Al Harits bin ghailn bin Hasyat bin Amru bin Harits.Kunyah beliau: Abu Adbillah

Nasab beliau:1. Al Ashbuhi; adalah nisbah yang di tujukan kepada dzi ashbuh, dari Humair2. Al Madani; nisbah kepada Madinah, negeri tempat beliau tinggal.Beliau dilahirkan di Madinah tahun 93 H, bertepatan dengan tahun meninggalnya sahabat yang mulia Anas bin Malik. Ibunya mengandung dia selama tiga tahun.Sifat-sifat imam Malik:Beliau adalah sosok yang tinggi besar, bermata biru, botak, berjenggot lebat, rambut dan jenggotnya putih, tidakmemakai semir rambut, dan beliau menipiskan kumisnya. Beliau senang mengenakan pakaian bersih, tipis dan putih, sebagaimana beliaupun sering bergonta-ganti pakaian. Memakai serban, dan meletakkan bagian sorban yang berlebih di bawah dagunya.Aktifitas beliau dalam menimba ilmuImam Malik tumbuh ditengah-tengah ilmu pengetahuan, hidup dilingkungan keluarga yang mencintai ilmu, dikota Darul Hijrah, sumber mata air As Sunah dan kota rujukan para alim ulama. Di usia yang masih sangat belia, beliau telah menghapal Al Qur`an, menghapal Sunah Rasulullah, menghadiri majlis para ulama dan berguru kepada salah seorang ulama besar pada masanya yaitu Abdurrahman Bin Hurmuz. Kakek dan ayahnya adalah ulama hadits terpandang di Madinah. Maka semenjak kecil, Imam Malik tidak meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah dengan kehadiran ulama-ulama besar. Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan pamanpamannya. Disamping itu beliau pernah juga berguru kepada para ulama terkenal lainnya Dalam usia yang terbilang muda, Imam Malik telah menguasai banyak disiplin ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya di salurkan untuk memperoleh ilmu.Rihlah beliauMeskipun Imam Malik memiliki kelebihan dalam hafalan dan kekuatan pengetahuannya, akan tetapi beliau tidak mengadakan rihlah ilmiah dalam rangka mencari hadits, karena beliau beranggapan cukup dengan ilmu yang ada di sekitar Hijaz. Meski beliau tidak pernah mengadakan perjalanan ilmiyyah, tetapi beliau telah menyangdang gelar seorang ulama, yang dapat memberikan fatwa dalam permasalahan ummat, dan beliau pun membentuk satu majlis di masjid Nabawi pada saat beliau menginjak dua puluh satu tahun, dan pada saat itu guru beliau Nafi hiudp. Semua itu agar dapat mentransfer pengetahuannya kepada kaum muslimin serta kaum muslimin dapat mengambil manfaat dari pelajaran yang di sampaikan sang imamGuru-guru beliauImam Malik berjumpa dengan sekelompok kalangan tabiin yang telah menimba ilmu dari para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dan yang paling menonjol dari mereka adalah Nafi mantan budak Abdullah bin Umar. Malik berkata; Nafi telah menyebarkan ilmu yang banyak dari Ibnu Umar, lebih banyak dari apa yang telah disebarkan oleh anak-anak Ibnu Umar,Guru-guru imam Malik, selain Nafi, yang telah beliau riwayatkan haditsnya adalah;1. Abu Az Zanad Abdullah bin Zakwan2. Hisyam bin Urwah bin Az Zubair3. Yahya bin Said Al Anshari4. Abdullah bin Dinar5. Zaid bin Aslam, mantan budak Umar6. Muhammad bin Muslim bin Syihab AzZuhri7. Abdullah bin Abi Bakr bin Hazm8. Said bin Abi Said Al Maqburi9. Sami mantan budak Abu BakarMurid-murid beliau :Banyak sekali para penuntut ilmu meriwayatkan hadits dari imam Malik ketika beliau masih muda belia. Disini kita kategorikan beberapa kelompok yang meriwayatkan hadits dari beliau, diantaranya;Guru-guru beliau yang meriwayatkan dari imam Malik, diantaranya;1. Muhammad bin Muslim bin Syihab Az Zahrani2. Yahya bin SAid Al Anshari3. Paman beliau, Abu Sahl Nafi bin MalikDari kalangan teman sejawat beliau adalah;1. Mamar bin Rasyid2. Abdul Malik bin Juraij3. Imam Abu Hanifah, An Numan bin Tsabit4. Syubah bin al Hajaj5. Sufyan bin Said Ats Tsauri6. Al Laits bin SadOrang-orang yang meriwayatkan dari imam Malik setelah mereka adalah;1. Yahya Bin Said Al Qaththan2. Abdullah bin Al Mubarak3. Abdurrahman bin Mahdi4. Waki bin al Jarrah5. Imam Muhammad bin Idris Asy Syafii.Sedangkan yang meriwayatkan Al Muwaththa` banyak sekali, diantaranya;1. Abdullah bin Yusuf At Tunisi2. Abdullah bin Maslamah Al Qanabi3. Abdullah bin Wahb al Mishri4. Yahya bin Yahya Al Laitsi5. Abu Mushab Az ZuhriHasil karya beliauMuwaththa` merupakan hasil karya imam Malik yang paling spektakuler, dan disana masih ada beberapa karya beliau yang tersebar, diantaranya;1. Risalah fi al qadar2. Risalah fi an nujum wa manazili al qamar3. Risalah fi al aqdliyyah4. Risalah ila abi Ghassan Muhammad bin Mutharrif5. Risalah ila al Laits bin Sad fi ijmai ahli al madinah6. Juz`un fi at tafsir7. Kitabu as sirr8. Risalatu ila Ar Rasyid.Wafatnya beliauBeliau meninggal dunia pada malam hari tanggal 14 safar 179 H pada usia yang ke 85 tahun dan dimakamkan di Baq` Madinah munawwarah (lidwa.com)Sumber: www.kajiansunnah.netwww.kisahislam.net

NAMA : ANANG FEBRIANTO- TTL : MAROS, 1 FEBRUARI 1990- ALAMAT : DUSUN 2 KEDUNG BANTENG, RT 24 RW 008, TEMON KULON, TEMON, KULON PROGO, YOGYAKARTA- CITA-CITA : - FACEBOOK : ANANG FEBRIANTO- TWITTER : ANANG FEBRIANTO-BLOG : - seminggu sudahkan shlt 5 waktu secara full dan berjama'ah "di masjid" unt laki-laki ?- ibadah sunnah apa yang biasa dikerjakan ?- ibadah apa yang ingin di lakukan dan ingin di lakukan ?- ilmu apa yang ingin di pelajari dalam mata kuliah agama ?