Tokoh Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Peran dan Tanggung Jawab Wanita MuslimahSekilas tentang peran dan tanggungjawab wanita pada masa Rasulullah Rata-rata kaum wanita pada masa Rasulullah SAW tidak ketinggalan memberikan kontribusi, peran dan tanggungjawab mereka, mereka ikut berlomba meraih kebaikan, meskipun mereka juga sibuk sebagai ibu rumah tangga. Mereka ikut belajar dan bertanya kepada Rasulullah SAW. Wanita yang paling setia kepada Rasulullah adalah Khadijah yang telah berkorban dengan jiwa dan hartanya. Kemudian Aisyah, yang banyak belajar dari Rasulullah kemudian mengajarkannya kepada kaum wanita dan pria. Bahkan, ada pendapat ulama yang mengatakan, seandainya ilmu seluruh wanita dikumpulkan dibanding ilmu Aisyah, maka ilmu Aisyah akan lebih banyak. Begitulah Rasulullah SAW memuji Aisyah. Ada seorang wanita bernama Asma binti Sakan. Dia suka hadir dalam pengajian Rasulullah saw. Pada suatu hari dia bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulullah SAW, engkau diutus Allah kepada kaum pria dan wanita, tapi mengapa banyak ajaran syariat lebih banyak untuk kaum pria? Kami pun ingin seperti mereka. Kaum pria diwajibkan shalat Jumat, sedangkan kami tidak; mereka mengantar jenazah, sementara kami tidak; mereka diwajibkan berjihad, sedangkan kami tidak. Bahkan, kami mengurusi rumah, harta, dan anak mereka. Kami ingin seperti mereka. Maka, Rasulullah SAW menoleh kepada sahabatnya sambil berkata, Tidak pernah aku mendapat pertanyaan sebaik pertanyaan wanita ini. Wahai Asma, sampaikan kepada seluruh wanita di belakangmu, jika kalian berbakti kepada suami kalian dan bertanggung jawab dalam keluarga kalian, maka kalian akan mendapatkan pahala yang diperoleh kaum pria tadi. (HR Ibnu Abdil Bar). Dalam riwayat Imam Ahmad, Asma meriwayatkan bahwa suatu kali dia berada dekat Rasulullah SAW. Di sekitar Rasulullah berkumpullah kaum pria dan juga kaum wanita. Maka beliau bersabda, Bisa jadi ada orang laki-laki bertanya tentang hubungan seseorang dengan istrinya atau seorang wanita menceritakan hubungannya dengan suaminya. Maka tak seorang pun yang berani bicara, maka saya angkat suara. Benar ya Rasulullah, ada pria atau wanita yang suka menceritakan hal pribadi itu. Rasulullah menimpali, Jangan kalian lakukan itu, karena itu jebakan syaitan seakan syaitan pria bertemu dengan syaitan wanita, kemudian berselingkuh dan manusia pada melihatnya. Ada juga wanita yang tabah dalam kehidupan rumah tangga yang serba pas-pasan tapi tidak pernah mengeluh seperti Asma binti Abi Bakar dan Fatimah. Kutub Tarajim membenarkan cerita tentang Fatimah. Suatu saat dia tidak makan berhari-hari karena nggak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin

Abi Thalib, melihat mukanya pucat dan bertanya, Mengapa engkau ini, wahai Fatimah, kok kelihatan pucat? Dia menjawab, Saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di rumah. Ali menimpali, Mengapa engkau tidak bilang kepadaku? Dia menjawab, Ayahku, Rasulullah SAW, menasehatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta. Luar biasa bukan? Ada juga wanita yang diuji dengan penyakit, sehingga dia datang kepada Rasulullah SAW meminta untuk didoakan. Atha bin Abi Rabah bercerita bahwa Ibnu Abbas RA berkata kepadaku, Maukah aku tunjukkan kepadamu wanita surga? Aku menjawab, Ya. Dia melanjutkan, Ini wanita hitam yang datang ke Rasulullah SAW mengadu, Saya terserang epilepsi dan auratku terbuka, maka doakanlah saya. Rasulullah SAW bersabda, Jika kamu sabar, itu lebih baik, kamu dapat surga. Atau, kalau kamu mau, saya berdoa kepada Allah agar kamu sembuh. Wanita itu berkata, Kalau begitu saya sabar, hanya saja auratku suka tersingkap. Doakan supaya tidak tersingkap auratku. Maka, Rasulullah SAW mendoakannya. Ada juga wanita yang ikut berperang seperti Nasibah binti Kaab yang dikenal dengan Ummu Imarah. Dia bercerita, Pada Perang Uhud, sambil membawa air aku keluar agak siang dan melihat para mujahidin, sampai aku menemukan Rasulullah saw. Sementara, aku melihat pasukan Islam kocar-kacir. Maka, aku mendekati Rasulullah sambil ikut berperang membentengi beliau dengan pedang dan terkadang aku memanah. Aku pun terluka, tapi manakala Rasulullah SAW terpojok dan Ibnu Qamiah ingin membunuhnya, aku membentengi beliau bersama Mushab bin Umair. Aku berusaha memukul dia dengan pedangku, tapi dia memakai pelindung besi dan dia dapat memukul pundakku sampai terluka. Rasulullah saw. bercerita, Setiap kali aku melihat kanan kiriku, kudapati Ummu Imarah membentengiku pada Perang Uhud. Begitu tangguhnya Ummu Imarah. Ada juga Khansa yang merelakan empat anaknya mati syahid. Ia berkata, Alhamdulillah yang telah menjadikan anak-anakku mati syahid.

Begitulah peranan wanita pada masa Rasulullah saw. Mereka berpikir untuk akhiratnya, sedang wanita sekarang yang lebih banyak memikirkan dunia, rumah tinggal, makanan, minuman, kendaraan, dan lainlain. Kaum Wanita pada Masa Berikutnya Ketika Utsman bin Affan mengerahkan pasukan melawan manuver-manuver Romawi, komandan diserahkan kepada Hubaib bin Maslamah al-Fikir. Istri Hubaib termasuk pasukan yang akan berangkat perang. Sebelum perang dimulai, Hubaib memeriksa kesiapan pasukan. Tiba-tiba istrinya bertanya, Di mana saya menjumpai Anda ketika perang sedang berkecamuk? Dia menjawab, Di kemah komandan Romawi atau di surga. Ketika perang sedang berkecamuk, Hubaib berperang dengan penuh keberanian sampai mendapatkan kemenangan. Segera dia menuju ke kemah komandan Romawi menunggui istrinya. Yang menakjubkan, saat Hubaib sampai ke tenda itu, dia mendapatkan istrinya sudah mendahuluinya. Allahu Akbar. Pada masa Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh Harun al-Rasyid, ada seorang Muslimah disandera oleh tentara Romawi. Maka, seorang ulama bernama Al-Manshur bin Ammar mendorong umat Islam untuk berjihad di dekat istana Harun al-Rasyid dan dia pun menyaksikan ceramahnya. Tibatiba ada kiriman bungkusan disertai dengan surat. Surat itu lalu dibuka dan dibaca oleh ulama tadi dan ternyata berasal dari seorang perempuan dan berbunyi, Aku mendengar tentara Romawi melecehkan wanita Muslimah dan engkau mendorong umat Islam untuk berjihad, maka aku persembahkan yang paling berharga dalam diriku. Yaitu, seuntai rambutku yang aku kirimkan dalam bungkusan itu. Dan, aku memohon agar rambut itu dijadikan tali penarik kuda di jalan Allah agar aku dapat nantinya dilihat Allah dan mendapatkan rahmat-Nya. Maka, ulama itu menangis dan seluruh hadirin ikut menangis. Harun al-Rasyid kemudian memutuskan mengirim pasukan untuk membebaskan wanita Muslimah yang disandera itu. Seorang istri Shaleh bin Yahya ditinggal suaminya dan hidup bersama dua anaknya. Ia mendidik anakanaknya dengan ibadah dan qiyamul lail (shalat malam). Ketika anak-anaknya semakin besar, dia berkata, Anak-anakku, mulai malam ini tidak boleh satu malam pun yang terlewat di rumah ini tanpa ada yang shalat qiyamulail. Apa maksud ibu? tanya mereka.

Ibu menjawab, Begini, kita bagi malam menjadi tiga dan kita masing-masing mendapat bagian sepertiga. Kalian berdua, dua pertiga, dan saya sepertiga yang terakhir. Ketika waktu sudah mendekati subuh, saya akan bangunkan kalian. Ternyata kebiasaan ini berlanjut sampai ibu mereka meninggal. Dan amalan itu tetap dilanjutkan oleh dua anak itu karena mereka sudah merasakan nikmatnya qiyamulail. Dari kisah di atas dapat kita pahami bahwa begitu besarnya peran dan tanggungjawab wanita pada masa salafussalih, mereka tidak pernah berhenti memberikan kontribusi dari apa yang mereka memiliki. Secara umum wanita memiliki peran dan tanggung jawab amat besar dan penting dalam berbagai aspek kehidupannya; baik dalam kehidupan individu, keluarga (suami dan anak), masyarakat sosial sebagai warga ditempat dirinya tinggal dan berdiam bersama diri keluarganya, dan negara sebagai bagian dari anak bangsa, dan tempat dirinya dan keluarganya bernaung. Sebagaimana pula wanita memiliki peran tanggung jawab khusus, yaitu sebagai pendidik dan pemberi kontribusi kebaikan sosial, yang tanpanya, kehidupan tidak akan berjalan semestinya. Sebab ia adalah pencetak generasi baru. Sekiranya di muka bumi ini hanya dihuni oleh laki-laki, kehidupan mungkin sudah terhenti beribu-ribu abad yang lalu. Oleh sebab itu, wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena dibalik semua keberhasilan dan kontinuitas kehidupan, di situ ada wanita. Adapun secara rinci dari peran dan tanggungjawab wanita muslimah adalah sebagai berikut: 1. Menghambakan diri kepada Allah SWT Menghambakan diri kepada Allah adalah merupakan ciri dari Wanita yang saleh. Sementara itu keshalehan sang istri merupakan asas yang terpenting sekali daripada asas-asas yang lain. Kegagalan asas ini dapat mengakibatkan asas-asas lain tidak akan berfungsi untuk memberi kebahagiaan sebenarnya di dalam kehidupan. Tanpa Wanita yang saleh maka keluarga-keluarga Islam tidak akan dapat diwujudkan, padahal pembinaan dan terbentuknya pergerakan Islam itu bergantung kepada kelahiran keluargakeluarga Islam ini. Kalau sekiranya pergerakan Islam itu penting untuk membawa dan mempraktekkan Islam maka Wanita yang Saleh juga sama pentingnya. Adapun Sifat-sifat dari istri yang menghambakan diri kepada Allah adalah sebagai berikut: a. Wanita yang menghambakan diri kepada Allah adalah yang taat kepada Allah dan Rasul dan patuh kepada perintah-Nya. Sanggup menjaga kesucian dirinya walaupun di tempat-tempat yang sunyi dari

pandangan orang lain, juga yang sering berdzikir kepada Allah serta takut kepada-Nya. Firman Allah SWT maksudnya:

Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) (An-Nisa: 34) b. Wanita yang menghambakan diri kepada Allah adalah istri yang selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah kepada suaminya, karena ia meyakini bahwa Allah telah menakdirkannya, sementara takdir Allah tidak pernah mencelakakan dirinya. c. Wanita yang menghambakan diri kepada Allah adalah juga Wanita yang taat kepada suaminya dan memahami hak dan kewajiban terhadap suaminya. Seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw.

Kalau boleh aku menyuruh seseorang supaya sujud kepada orang yang lain niscaya aku menyuruh Wanita supaya sujud kepada suaminya. (HR. Thabrani, Hakim dan ulama hadits) Wanita menjaga hak dan kehormatan suaminya, baik suaminya ada di rumah atau tidak. Memiliki tingkah laku yang disukai oleh suaminya. Pandai menyembunyikan harta benda suaminya. Mendahului hak suaminya daripada hak dirinya sendiri atau kaum kerabatnya. d. Wanita yang menghambakan diri kepada Allah adalah wanita yang senantiasa menunjukkan himmah (rasa senang) yang tinggi, lemah lembut tidak suka memaki, mengucapkan sumpah serapah, mengumpatkeji, berbantah bantahan dan lain-lain dari sikap dan perilaku yang negative dan tidak terpuji. Menunjukkan sikap yang jernih dan lapang dada serta segala hal yang menyebabkan suaminya senang saat ada di rumah. Seperti sabda Nabi saw:

Sebaik-baik wanita ialah perempuan yang apabila engkau memandangnya ia menyukakan hati dan mentaati apabila engkau memerintah, dan apabila engkau tidak ada ia menjaga harta engkau dan memelihara dirinya. e. Wanita yang menghambakan diri kepada Allah adalah Wanita yang berpengetahuan, berakhlaq mulia,

tahu melayani suami serta mengasihi dan mendidik anak-anak ke jalan hidup yang dikehendaki oleh Allah dan meneladani sunnah Rasulullah saw.

2. Mendidik anak-anaknya Allah SWT berfirman:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An-Nisa 4:9) Di antara peran dan tanggungjawab seorang wanita muslimah adalah memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Hendaknya juga seorang wanita muslimah takut dan khawatir jika meninggalkan keturunan yang lemah; baik lemah finansialnya ataupun lemah akal dan pendidikannya. Dan lemah pendidikan harus lebih diperhatikan daripada lemah harta dan finansialnya. Dan pendidikan anak sangat disarankan dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Ketika sang ibu rajin beribadah, insya Allah, kelak janin yang dikandungnya akan menjadi ahli ibadah. Ketika sang ibu rajin membaca Al Quran, insya Allah, kelak anak yang dilahirkannya pun akan mencintai Al Quran. Dan ketika sang ibu sangat berhati-hati menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan, insya Allah, kelak anaknya pun akan menjadi hamba-Nya yang ihsan. Karena itu tidak keliru kalau ada yang mengatakan: Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Betapa besarnya peranan seorang wanita dalam mencetak generasi rabbani. Sebagaimana visi pernikahannya untuk menjadikan rumah tangga sebagai lahan tumbuhnya generasi yang akan menegakkan panji Islam. Generasi yang tumbuh dalam rumah tangga yang menjadi pusat kaderisasi terbaik. Ketika sang anak hadir ke dunia, sebuah tugas sangat berat telah diemban di pundak seorang ibu. Tugas mendidiknya, membekalinya dengan life-skill, agar kelak anaknya siap terjun ke dunia yang berubah dengan cepatnya setiap hari. Sepuluh atau 15 tahun lagi, akan sangat berbeda kondisinya dengan masa kini.

Ketika sang anak mulai banyak bertanya, Ini apa?, Itu apa?, Kenapa begini?, Kenapa begitu?, seorang ibu dituntut untuk dapat memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa ingin tahu anak, bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin terpacu untuk belajar. Masa yang penting ini, yang disebut golden-age, masa di mana anak sangat mudah menyerap segala informasi, belajar tentang segala sesuatu. Dan ibu adalah orang yang terdekat dengan anak, yang lebih sering berinteraksi dengan anak. Menjadilah ibu sebagai sumber ilmu, pendidik pertama bagi anak-anak, yang menanamkan pondasi awal dan utama bagi generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan ini. Ketika anak mulai memasuki dunia sekolah, tugas ibu tak lantas menjadi tergantikan oleh sekolah. Bahkan sang ibu dituntut untuk dapat mengimbangi apa yang diajarkan di sekolah. Peran yang demikian strategis ini, menuntut wanita untuk membekali dirinya dengan ilmu yang memadai. Maka, wanita harus terus bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Karena, untuk mencetak generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu berarti, seorang wanita tidak boleh berhenti belajar. Wanita adalah lembaga pendidikan bila dipersiapkan, darinya akan lahir pemuda-pemuda berjiwa mulia. Duhai ukhti muslimah, teruslah mencari ilmu, bekali dirimu dengan ilmu. Ilmu yang dapat meluruskan aqidah, menshahihkan ibadah, membaguskan akhlaq, meluaskan tsaqafah, membuat mandiri, tidak bergantung pada orang lain sekaligus bermanfaat bagi orang lain. Teladanilah wanita Anshar yang tidak malu bertanya tentang masalah agama. Teladanilah para sahabiyah yang bahkan meminta kepada Rasulullah untuk diberikan kesempatan di hari tertentu khusus untuk mengajari mereka. Sehingga, akan bermunculan kembali Aisyah-Aisyah yang mempunyai pemahaman yang luas dan mendalam tentang agamanya. Duhai ukhti muslimah, didik putra-putrimu agar mengenal Allah dan taat pada-Nya, agar gemar membaca dan menghafal kalam-Nya. Ajarkan mereka mencintai Rasulullah dan meneladani beliau. Bekali dengan akhlaq imani, mencintai sesama, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sehingga akan bermunculan kembali Khonsa-Khonsa yang mencetak para syuhada.

3. Pendamping setia suaminya

Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu.(Al-Baqoroh:187) Seorang laki-laki lebih cenderung menggunakan akalnya di dalam mengatur urusan keluarga. Adapun seorang Wanita lebih cenderung menggunakan perasaannya di dalam mengatur semua permasalahannya, termasuk mengatur masalah urusan rumah tangga. Wanita yang mencintai suaminya dan yang subur keturunannya, maka itulah Wanita yang didambakan, karena rasa cinta, kasih sayang yang ada pada diri seorang Wanita dalam mengelola rumah tangga adalah salah satu bentuk rahmat yang nantinya akan dapat mengarahkan anak ke jenjang yang lebih baik. Dan adanya anak di suatu rumah itu tidak lain adalah benar-benar sebagai pengobatan hubungan yang mulia yang mengikat antara suami dan Wanita. Sesungguhnya keberadaan seorang anak pada setiap tahapan dari beberapa tahapan yang dijalani suami Wanita adalah sebagai penguat unsur-unsur yang mengikat di antara keduanya (suami Wanita) dan sebagai pembaharu ikatan yang merajut antara mereka berdua. Dan setiap kali bertambahnya rasa cinta dan penghormatan di antara mereka berdua, maka hubungan tersebut akan semakin bertambah (kuat) sehingga menjadi pasangan yang sejati. Sehingga akhirnya sang Wanita menjadi pendamping setia bagi sang suami di dalam mengarungi bahtera kehidupannya yang panjang, dan dia menjadi tempat mencurahkan rahasia sang suami. Karena manusia secara tabiatnya mencari teman yang baik dan dekat untuk membuka semua rahasianya dengan berterusterang. Kelanggengan hubungan suami Wanita yang selalu diiringi rasa cinta, menuntut seorang Wanita untuk melakukan pekerjaan yang begitu banyak, baik yang berkaitan dengan materi maupun manawi. Di antaranya yaitu:

1. Menertibkan dan mengatur rumahnya dengan suatu cara yang memuaskannya, tetapi wajib pula baginya untuk meminta pendapat/perhatian dari suaminya, dan jika suaminya menyetujui, maka itulah yang diharapkan. 2. Wajib bagi Wanita untuk berusaha sekuat tenaga untuk lebih proporsional di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan tidak mempersoalkan kekurangan-kekurangan yang ada pada suaminya. Wajib baginya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan ini dengan cara tidak memberitahukan kepada suaminya. Maka seandainya seorang suami tidak memperhatikan dalam meletakkan pakaian pada tempat yang semestinya dan dia meletakkan pakaian-pakaian tersebut di atas kursi dan sofa, maka mau tidak mau sang Wanita dituntut untuk mengambil dan meletakkan pada tempatnya yang sekiranya tempat tersebut dapat menjaga keindahan/keserasiannya. Bila kebiasaan itu telah terjadi dan Wanita sedang dalam keadaan sakit, maka sang suami merasakan kesusahan, dia akan berusaha untuk menggantikan posisi sang Wanita dalam mengurus rumahnya, dia akan meletakkan pakaian pada tempat yang semestinya dan mulai dari sanalah dia akan melaksanankan kebiasaan yang baik tersebut. 3. Sang Wanita wajib merasa bahwa dia adalah suaminya dengan tujuan untuk saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain, maka sang Wanita dituntut lebih mempersembahkan rasa cinta dan kasih sayang dan begitu pula sang suami harus berkorban dengan jiwa dengan penuh tanggung jawab, keperkasaan dan keberaniannya. 4. Jika keduanya sudah sampai pada perasaan yang sedemikian rupa, menyadari mereka sebagai dua jenis yang saling memahami dan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya, maka mereka berdua akan hidup bahagia sepanjang hayatnya. 5. Seorang Wanita wajib setia, tidak egois seperti halnya dia seharusnya tidak menuntut macam-macam kepada suami, seperti membebani suami dari berbagai segi, baik itu berupa materi maupun manawi. Sebagai contoh jika suaminya seorang pegawai dan dia tahu gajinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, maka hendaklah ia tidak meminta beberapa permintaan berat yang dapat menyusahkannya, sehingga terkadang seorang suami mengadu kepada salah seorang temannya untuk meminjam uang agar dia tidak diketahui kekurangannya oleh sang Wanita.

6. Seorang Wanita wajib menghilangkan tabir penghalang yang ada pada mereka berdua, sekiranya keduanya menjadi sebuah lembaran kertas yang putih di hadapan yang lain, mengungkapkan perasaan kepadanya dalam menghadapi semua masalah yang ada, dan sesungguhnya jiwa keterbukaan yang ada pada mereka berdua itu dapat menenangkannya dan dapat membersihkan setiap keduanya di hadapan yang lain dengan penuh kebebasan dan penuh kemerdekaan. 4. Saudara bagi masyarakatnya Maksudnya adalah seorang wanita muslimah juga memiliki peran dan tanggungjawab dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga dengan itu dirinya memiliki kontribusi dalam melakukan perbaikan dan pembangunan di tengah masyarakatnya, terutama dalam rangka mencetak individu yang baik yang kelak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dan baik buruknya wanita dapat mempengaruhi kondisi suatu masyarakat. Perbaikan masyarakat ada dua macam, yaitu: a. Perbaikan yang Zhahir (Tampak) Yaitu perbaikan yang biasa dilakukan di tempat-tempat terbuka, seperti: Masjid, pasar, tempat kerja dan sejenisnya. Perbaikan ini tertuju kepada kelompok laki-laki karena merekalah yang banyak melakukan aktivitas di luar dan sering menampakkan diri. b. Perbaikan di Balik Tabir (di belakang layar, red) Yaitu adalah perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Urusan ini biasanya diperankan oleh kaum wanita, karena merekalah pengatur urusan-urusan intern rumah tangga, sebagaimana difirmankan oleh Allah kepada Wanita-Wanita Nabi saw , yang artinya: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. (Al-Ahzab: 33) Pentingnya peran wanita dalam memperbaiki masyarakat Sesungguhnya perbaikan separuh dari jumlah masyarakat yang ada, bahkan sebagian besarnya tidak akan pernah bisa dipisahkan dari peran wanita, hal ini karena dua alasan: Pertama, jumlah wanita sama banyak dengan jumlah laki-laki, bahkan bisa lebih banyak dari laki-laki

sebagaimana pernah disebutkan dalam hadits Rasulullah saw. Akan tetapi, perbandingan ini terkadang berubah-ubah setiap waktunya atau berbeda-beda antara tempat yang satu dengan yang lain. Kadangkala di suatu negara wanitanya lebih banyak dibanding laki-laki, namun di negara lain sebaliknya, laki-lakinya yang lebih banyak. Demikian pula pada suatu waktu terkadang wanita lebih banyak dari laki-laki dan di waktu lain terjadi sebaliknya laki-laki yang lebih banyak. Yang jelas bagaimanapun keadaannya, wanita tetap memiliki peran yang penting dalam perbaikan masyarakat. Kedua, pertumbuhan generasi muda pada awalnya pasti beranjak dari pangkuan seorang ibu (wanita). Dengan demikian, maka tampak jelas bagaimana pentingnya peran yang harus diemban oleh para wanita dalam memperbaiki masyarakat. Bagaimanakah cara yang seharusnya dilakukan oleh wanita dalam melakukan kontribusi perbaikan masyarakat? Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, di antaranya: 1. Keshalihan Wanita Sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya bahwa menghambakan diri kepada Allah adalah merupakan ciri dari wanita yang shalih. Sementara itu keshalihan seorang wanita merupakan asas yang terpenting sekali daripada asas-asas yang lain. Kegagalan asas ini dapat mengakibatkan asas-asas lain tidak akan berfungsi untuk memberi kebahagiaan yang sebenarnya di dalam kehidupan. Tanpa wanita yang shalih maka keluarga-keluarga Islam tidak akan dapat diwujudkan, padahal pembinaan dan terbentuknya pergerakan Islam itu bergantung kepada kelahiran keluarga-keluarga Islam ini. Kalau sekiranya pergerakan Islam itu penting untuk membawa dan mempraktekkan Islam maka Wanita yang shalih juga sama pentingnya. Karena itu, hendaknya wanita yang berperan dalam memperbaiki masyarakat adalah wanita yang shalihah agar ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi wanita lain. Agar seorang wanita mencapai derajat shalihah, maka ia harus memiliki ilmu, yaitu ilmu syari yang dapat ia pelajari melalui kitab-kitab (buku) atau melalui apa yang ia dengar dari lisan para ulama. Ia dapat mendengarkan rekaman ceramah-ceramah mereka, dan media kaset ini cukup berperan dalam mengarahkan masyarakat menuju perbaikan dan keshalihan.

2. Fasih di Dalam Berbicara

Hendaknya wanita tersebut adalah wanita yang dianugerahi oleh Allah kefasihan dalam berbicara. Dengan kata lain ia mampu berbicara dengan lancar dan mampu mengungkapkan apa yang ada dalam benaknya dengan baik dan benar. Sehingga dapat menyingkap semua makna yang ada dalam hati dan jiwanya. Apalagi makna tersebut kadang juga ditemukan dalam diri orang lain, namun ia tidak mampu untuk mengungkapkannya dengan kata-kata atau mungkin ia mampu mengungkapkannya, akan tetapi kurang jelas dan kurang tepat sehingga perbaikan yang diharap-kan tidak mencapai hasil yang optimal. Agar seorang wanita dapat berbicara dengan lancar dan fasih serta mampu mengungkapkan apa yang ada dalam benaknya secara benar dan jelas, maka hendaknya ia mempunyai pengetahuan bahasa Arab baik nahwu, sharaf dan balaghah. Demikian pula ia harus menguasai bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang di dakwahinya. 3. Hikmah Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Hikmah dan sikap bijaksana merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya, sebagaimana firman Allah,

Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orangorang yang berakal. (Al Baqarah: 269) Dan sebagaimana juga Allah berfirman memerintahkan para duat (laki-laki dan wanita) untuk memiliki al-hikmah dalam melakukan dakwahnya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (AnNahl:125) Betapa sering tujuan tak tercapai, bahkan kesalahpahamanlah yang timbul karena tidak adanya hikmah dan sikap bijaksana dalam berdakwah. Termasuk dalam kategori hikmah dalam berdakwah adalah memposisikan orang yang didakwahi pada posisi yang semestinya. Jika ia seorang jahil, maka ia diperlakukan sesuai keadaannya. Jika ia seorang yang memiliki ilmu, namun pada dirinya ada sikap tafrith (menyia-nyiakan), ihmal (meremehkan) dan ghaflah (melalaikan) maka hendaknya diperlakukan sesuai kondisinya. Begitu pula, jika seorang yang berilmu namun suka bersikap sombong dan menolak kebenaran, maka ada cara tersendiri dalam memperlakukannya. Di antara contoh penerapan hikmah di dalam dakwah Rasulullah saw, yakni: a. Kasus Orang Badui Kencing di Pojok Masjid. Para sahabat ketika itu meneriakinya dan berkeinginan untuk mencegahnya, namun Rasulullah dengan penuh bijaksana bersabda, Jangan kalian putuskan kencingnya! Maka tatkala orang tersebut selesai dari kencingnya, Nabi menyuruh agar tempat yang terkena air kencing tersebut disiram dengan seember air, lalu memanggil orang Badui tadi dan bersabda kepadanya, Sesungguhnya masjid ini tidak layak untuk membuang kotoran di dalamnya, namun ia dipersiapkan untuk shalat, membaca al Quran dan dzikrullah. (riwayat al Bukhari-Muslim). Nabi membiarkan orang Badui tersebut meneruskan kencingnya, sebab jika ia berdiri untuk menghentikan kencingnya maka akan terjadi dua kemungkinan: Pertama, ia akan berdiri dalam keadaan aurat terbuka untuk menghindari terkenanya air kencing pada pakaiannya dan saat ia berdiri maka air kencing akan meluas. Di samping itu ia akan dilihat oleh orang banyak dalam keadaan auratnya terbuka. Maka pada saat itu akan terjadi dua mafsadah (keburukan) baru yaitu melebarnya air kencing dan terbukanya aurat di hadapan orang. Kedua, ia akan berdiri dengan menutup auratnya, sehingga pakaiannya akan kotor terkena air kencing. Maka untuk menghindari efek tambahan ini, Nabi membiarkannya meneruskan kencing untuk meminimalisir mafsadah.

Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa suatu kemungkaran hendaknya dibiarkan saja, jika mencegahnya ternyata akan menimbulkan kemungkaran baru yang lebih besar. Inilah salah satu ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini. b. Seorang Sahabat Nabi Bersin pada Waktu Shalat. Muawiyah ibnul Hakam ketika ia sedang shalat bersama Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam, tibatiba ada seseorang yang bersin lalu mengucapkan, Alhamdulillah, maka Muawiyah mengucapkan, Yarhamukallah. Seketika itu juga para sahabat yang lain memandanginya pertanda marah dengan kejadian itu, maka Muawiyah berkata, Celaka kalian! lalu orang-orang pada menepuk pahanya masingmasing sebagai isyarat agar ia diam, ia pun lalu diam. Setelah selesai shalat, Rasulullah memanggil Muawiyah dan bersabda, Shalat itu tidak boleh ada perkataan manusia di dalamnya sedikit pun, namun shalat hanyalah takbir dan membaca al Quran. Maka berkatalah Muawiyah, Aku tidak pernah melihat seorang guru yang lebih bagus cara mengajarnya dari pada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam. Demi Allah, beliau tidak membentakku dan tidak pula menghardikku. c. Seorang Laki-Laki yang Memakai Cincin Emas. Ia memakai cincin tersebut, padahal Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam sudah menjelaskan haramnya emas bagi kaum laki-laki dari umat ini. Maka beliau bersabda, Salah seorang dari kalian sengaja mengambil bara api kemudian ia taruh di tangannya, lalu Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam mencopot cincin itu (dari tangan orang tersebut), kemudian melemparkannya. Setelah Nabi pergi orang-orang berkata kepadanya, Ambillah cincinmu itu dan manfaatkanlah. Maka ia menjawab, Aku tidak akan mengambil cincin yang telah dibuang oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam. Di dalam kasus ini Rasulullah bersikap agak keras, hal ini dikarenakan orang tersebut sudah mengetahui tentang haramnya memakai emas bagi kaum laki-laki. Sikap ini berbeda dengan (sikap) beliau ketika menghadapi orang yang belum mengerti, sebagaimana di dalam contoh sebelumnya.

4. Bisa Mendidik dengan Baik Seorang wanita hendaknya bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, karena anak-anak adalah harapan di masa depan. Pada awal pertumbuhan-nya, anak-anak lebih banyak bergaul dengan ibu mereka. Jika sang ibu memiliki akhlaq dan perilaku yang baik, maka kelak anak-anak tersebut akan mempunyai andil yang sangat besar di dalam memperbaiki masyarakat. Oleh karenanya, seorang wanita yang memiliki anak-anak harus memperhatikan pendidikan mereka. Seandainya ia sendiri tidak mampu untuk memperbaiki dan mendidik mereka maka hendaknya ia meminta bantuan dari ayah anak-anak tersebut. Jika anak-anak sudah tidak punya ayah, maka bisa meminta bantuan kepada wali mereka, seperti: Saudara, paman, anak saudara (keponakan) dan selainnya. Seorang wanita juga tidak boleh menyerah dengan keadaan dan berdiam diri sebab jika demikian maka perubahan dan perbaikan tak akan bisa terlaksana dengan baik. 5. Giat di dalam Berdakwah Hendaknya seorang wanita giat di dalam meningkatkan taraf keilmuan kaumnya. Hal itu dapat dilakukan di tengah-tengah masyarakat, baik sekolah, universitas ataupun jenjang yang lebih tinggi lagi. Hal itu juga dapat dilakukan disela-sela ziarah atau kunjungan antara sesama wanita dengan menyampaikan beberapa kalimat yang mungkin bermanfaat bagi mereka. Tidak diragukan lagi bahwa peran aktif kaum wanita di dalam berdakwah, mengadakan kajian-kajian ilmu syari, pengajaran Bahasa Arab khusus bagi mereka merupakan amalan yang bagus dan layak mendapat acungan jempol. Pahala dari ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir, sekalipun mereka telah meninggal dunia, sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam. Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Taala , semoga Dia berkenan menjadikan kita semua sebagai dai yang mendapatkan petunjuk. Dai yang baik dan senantiasa berusaha memperbaiki orang lain. Dan semoga Dia juga memberikan rahmat-Nya, sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Memberi.

\

Tarbiyah Dzatiyah adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan) yang diberikan oleh seorang muslim atau muslimah kepada dirinya sendiri untuk membentuk kepribadian Islami yang sempurna dalam segala aspeknya, baik ruhiyah, fikriyah, maupun jasadiyah. Dengan demikian, secara singkattarbiyah dzatiyah bisa diartikan sebagai tarbiyah mandiri. Urgensi Tarbiyah Dzatiyah Setidaknya ada 8 Urgensi tarbiyah dzatiyah pada zaman sekarang ini: (1) Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain, (2) Jika Anda tidak mentarbiyah diri Anda, siapa yang mentarbiyah Anda?, (3) Hisab kelak bersifat individual, (4) Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu menghasilkan perubahan, (5) Tarbiyah dzatiyah adalah saran tsabat dan istiqamah, (6) Sarana dakwah yang paling kuat, (7) Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada, dan (8) Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah. 1. Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain Tarbiyah seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dar i siksa Allah ta'ala dan neraka-Nya. Tidak diragukan lagi, menjaga diri sendiri mesti lebih diutamakan daripada menjaga orang lain. Ini sama persis dengan apa yang dikerjakan seseorang jika kebakaran terjadi di rumahnya

semoga itu tidak terjadi-, atau di rumah orang lain, maka yang pertama kali ia pikirkan ialah menyelamatkan rumahnya dulu. Hakikat ini ditegaskan Allah ta'ala:

Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim : 6) Arti menjaga diri dari neraka, seperti dikatakan Ibnu Sa'di rahimahullah, ialah dengan mewajibkan diri mengerjakan perintah Allah ta'ala, menjauhi larangan-Nya, bertaubat dari apa saja yang dimurkai-Nya dan mendatangkan siksa. Inilah makna tarbiyah dzatiyah dan salah satu tujuannya. 2. Jika Anda tidak mentarbiyah diri Anda, siapa yang mentarbiyah Anda? Siapa yang mentarbiyah seseorang saat ia berusia lima belas tahun, dua puluh tahun, tiga puluh tahun, atau lebih? Jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, siapa yang mentarbiyahnya? Atau jika tidak ada pihak lain yang mempengaruhinya? Sebab, kedua orang tuanya secara khusus, atau manusia secara umum berkeyakinan ia telah dewasa, lebih tahu apa yang lebih mendatangkan maslahat bagi dirinya, atau mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga tidak punya waktu untuk mengurusnya. Walhasil, jika ia tidak mentarbiyah diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan. Hari dan umur terus bergulir, sedang ia gagal mengetahui titik lemah dirinya dan ketidakberesannya. Akibatnya, ia rugi saat kematian menjemput. Allah ta'ala berfriman,

(Ingatlah) hari Allah mengumpulkan kalian pada hari pengumpulan (QS. At-Taghabun : 9) 3. Hisab kelak bersifat individual Hisab pada hari kiamat oleh Allah ta'ala kepada hamba-hamba-Nya bersifat individual, bukan bersifat kolektif. Artinya, setiap orang kelak dimintai pertanggungjawaban tentang diri atau buruknya, kendati ia mengklaim orang lain menjadi penyebab kesesatan dan penyimpangannya. Kendati ada klaim seperti itu, mereka wajib dihisab bersama dirinya. Allah ta'ala berfirman,

Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri (QS. Maryam : 95) Allah ta'ala berfirman, *

Dan setiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya di lehernya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (QS. Al-Isra' : 13-14) Disebutkan di hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Setiap orang dari kalian pasti diajak bicara Tuhannya, tanpa penerjemah antara dirinya denganNya (Muttafaq alaih) Karena itu, barangsiapa mentarbiyah dirinya, insya Allah hisabnya diringankan dan ia selamat dari siksa, dengan rahmat Allah ta'ala. 4. Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu menghasilkan perubahan Setiap orang pasti memiliki aib, kekurangan, atau melakukan kelalaian dan maksiat, baik maksiat kecil atau dosa. Jika masalahnya seperti itu, ia perlu memperbaiki seluruh susu negatif dirinya sejak awal, sebelum sisi negatif tersebut membengkak. Dan, seseorang tidak dapat meluruskan kesalahankesalahannya atau memperbaiki aib-aibnya dengan sempurna dan permanen jika ia tidak melakukan upaya perbaikan dengan tarbiyah dzatiyah. Ini karena ia lebih tahu diri sendiri dan rahasianya. Ia lebih tahu kekurangannya dan aib-aibnya sendiri. Jika ia menginginkan pembinaan dirinya, ia juga lebih mampu mengendalikan dirinya menuju manhaj tertentu, perilaku utama, dan gerakan yang bermanfaat. 5. Tarbiyah dzatiyah adalah saran tsabat dan istiqamah Setelah bimbingan Allah ta'ala, tarbiyah dzatiyah adalah sarana pertama yang membuat muslim mampu

tsabat (tegar) di atas jalan iman danpetunjuk, hingga akhir kehidupannya. Tarbiyah dzatiyah juga garis pertahanan terdepan dalam melawan beragam fitnah dan bujuk rayu, yang menyerang kaum muslimin dewasa ini dan membujuknya dengan deras untuk menyimpang, gugur (dari jalan dakwah), loyo, malas, merasa takut akan masa depan, dan putus asa dengan realitas masa kini. Di sapek ini, perumpamaan tarbiyah dzatiyah seperti pohon, yang jika akar-akarnya menancap kuat di bumi, amak pohon tersebut tetap kokoh, kendati diterpa angin dan badai. 6. Sarana dakwah yang paling kuat Esensinya, setiap muslim dan muslimah adalah dai ke jalan Allah ta'ala. Ia memperbaiki kondisi yang ada, mengajar, memberi taujih, dan mentarbiyah. Agar ia diterima manusia, baik sanak kerabatnya atau orang yang jauh darinya, dan punya kekuatan melakukan perbaikan dan perubahan di kehidupan mereka, ia perlu bekal kuat. Dan, cara efektif untuk mendakwahi mereka dan mendapatkan respon mereka ialah ia menjadi qudwah yang baik dan teladan yang istimewa dalam aspek iman, ilmu, dan akhlak. Qudwah tinggi dan pengaruh kuat tersebut tidak dapat dibentuk oleh sekian khutbah dan ceramah saja. Namun, dibentuk oleh tarbiyah dzatiyah yang benar. 7. Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada Adakah diantara kaum muslimin yang tidak merasa prihatin dengan kondisi yang ada pada umat Islam, di berbagai aspek di kehidupan mereka, baik aspek keagamaan, ekonomi, politik, pers, sosial, atau aspekaspek lainnya? Jawabnya, tentu tidak ada. Tapi bagaimana kiat memperbaiki realitas pahit yang dialami umat kita sekarang? Apa langkah efektif untuk melakukan perbaikan? Dengan ringkas, langkah tersebut dimulai dengan tarbiyah dzatiyah, yang dilakukan setiap orang dengan dirinya, dengan maksimal, syamil, dan seimbang. Sebab, jika setiap individu baik, baik pula keluarga, biidznillah. Lalu, dengan sendirinya, masyarakat menjadi baik. Begitulah, pada akhirnya realitas umat menjadi baik secara total, sedikit demi sedikit. 8. Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah Urgensi tarbiyah dzatiyah lainnya mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak, dan selalu ada pada kaum muslimin di setiap waktu, kondisi, dan tempat. Ini berbeda dengan tarbiyah ammah yang punya waktu-waktu tertentu, atau tempat-tempat khusus. [Sumber: Tarbiyah Dzatiyahkarya Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan] 0

Mengingat Kematian & MENYIAPKAN DIRI UNTUK MENGHADAPINYA Posted by nunika 30/09/2010 Printer-friendly Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada di antara kita yang mengetahui kapan kematian itu akan datang "Setiap jiwa pasti akan merasakan mati" Karena kematian itu pasti akan tiba, maka Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita semua agar selalu mengingatnya dan menyiapkan diri dengan bekal setelah kematian itu. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Perbanyaklah mengingat yang memutuskan kenikmatan (maksudnya: kematian)." Dalam hadits ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita semua agar selalu mengingat yang memutuskan atau mengalahkan atau menghancurkan kenikmatan, yaitu kematian yang suatu saat pasti akan tiba, bahkan seringkali datang tanpa terduga dan secara tiba-tiba. Ibnu Umar RA berkata: "Aku sedang duduk bersama Rasulullah, maka datanglah seorang laki-laki dari golongan Anshar, lalu ia

memberi salam kepada Nabi seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, mukmin yang seperti apa yang paling utama? Beliau menjawab: 'Yang paling baik akhlaknya.' Ia bertanya lagi, 'Mukmin seperti apakah yang paling cerdas? Beliau menjawab: , "Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik mempersiapkan diri untuk sesudah kematian itu, mereka itulah orang-orang yang cerdas." Inilah standar kecerdasan yang sebenarnya, yaitu tidak pernah melupakan sesuatu yang pasti akan tiba dan menyiapkan diri dengan sebenarnya untuk hal itu. Tanpa adanya persiapan diri untuk kematian itu, tentu hanya sekedar mengingat tidak banyak berguna dan tidak bermanfaat. Oleh karena itu, cobalah kita bercermin untuk melihat diri kita sendiri, sebelum orang lain, apakah kita sudah memulai untuk melaksanakan perintah Rasulullah SAW ini? Kalau kita sudah memulainya, kalau sudah, lalu bagaimana dengan orang-orang terdekat kita? Para ulama rahimahullah berkata: sabda Rasulullah SAW yang berbunyi "Perbanyaklah mengingat yang memutuskan kenikmatan (maksudnya: kematian)." Merupakan kalimat ringkas yang menggabungkan peringatan dan nasehat, maka orang yang teringat kematian dengan sebenarnya pasti akan mengurangi nikmatnya keindahan dunia yang dia rasakan dan menghalanginya berangan-angan yang tak berujung, serta membuat dia bersikap zuhud terhadap kenikmatan dunia yang semu. Akan tetapi jiwa yang kosong dan hati yang lupa membutuhkan nasehat yang panjang dan kalimat yang indah. Jika tidak demikian, maka dalam sabda Nabi "Perbanyaklah mengingat yang memutuskan kenikmatan (maksudnya: kematian)" dan firman Allah SWT: "Setiap jiwa pasti akan merasakan mati" Sudah cukup sebagai nasehat yang utama. Khalifah Umar bin Khaththab RA sering membuat perumpamaan dengan bait-bait sya'ir berikut ini: Tidak ada sesuatu yang engkau lihat tetap keceriaannya Tuhan tetap kekal sedangkan harta dan anak akan binasa Perbendaharaan harta yang dimiliki Hurmuz, tidak bisa memberi manfaat kepadanya walau hanya satu hari. Dan keabadian yang diusahakan oleh kaum 'Aad, maka mereka tetap tidak bisa kekal. Tidak pula Nabi Sulaiman AS saat angin bertiup untuknya Sedang jin dan manusia datang di antaranya

Di manakah para raja yang karena kebesarannya Setiap utusan datang kepadanya dari setiap penjuru? Telaga yang ada di sana pasti akan didatangi, bukan dusta Suatu hari pasti mendatanginya, sebagaimana diriwayatkan Apabila sudah jelas keterangan di atas, ketahuilah bahwa mengingat mati mewariskan rasa gelisah terhadap dunia yang fana ini dan setiap saat memusatkan fikiran ke negeri akhirat yang kekal abadi. Kemudian, setiap manusia tidak terlepas dari dua sisi kehidupan: kesempitan hidup dan keluasan, nikmat dan cobaan. Maka jika ia berada dalam kesempitan dan cobaan, mengingat kematian memudahkan dia menghadapi semua itu. Sesungguhnya ia tidak kekal dan kematian lebih susah dari hal itu, atau di saat kenikmatan dan keluasan, maka mengingat mati menghalangi dia dari terperdaya dengannya dan cenderung kepadanya, karena ingat mati memutuskannya dari semua kenikmatan itu. Alangkah indahkan orang yang berkata: Ingatlah kematian yang meruntuhkan kenikmatan Dan persiapkan untuk kematian yang pasti akan tiba Yang lain berkata: Dan ingatlah kematian niscaya engkau mendapatkan ketenangan Dalam mengingat kematian memutuskan angan-angan. Semua umat sepakat (konsensus) bahwa kematian tidak mempunyai batasan umur yang diketahui dan tidak pula zaman yang diketahui, agar seseorang menyiapkan diri menghadapi hal itu. Sebagian orang shalih berseru di malam hari di pinggiran kota Madinah: Berangkat, berangkat. Maka tatkala ia wafat, amir (gubernur) kota Madinah bertanya tentang dia, maka dikabarkan bahwa ia telah meninggal dunia, maka amir itu berkata berkata: Senantiasa ia melantunkan keberangkatan dan mengingatkannya Sehingga unta berhenti di depan pintunya `Maka ia terjaga, bersungguh-sungguh Bersiap-siap, tidak terlalaikan oleh angan-angan. Yazid ar-Raqqasy rahimahullah berkata kepada dirinya sendiri: 'Celakalah engkau wahai Yazid, siapakah yang menshalatkan engkau setelah meninggal dunia? Siapakah yang menggantikan puasa engkau setelah mati? Siapakah yang memohon keridhaan Rabb untukmu setelah engkau wafat? Kemudian ia berkata, 'Wahai manusia, apakah engkau tidak menangisi dan meratapi dirimu sendiri di hari-harimu yang masih tersisa? Siapa yang kematian mencarinya, kubur sebagai rumahnya, tanah sebagai kasurnya, ulat sebagai temannya, di samping itu ia sedang menunggu kejutan terbesar, bagaimanakah keadaannya?' Kemudian ia menangis sehingga jatuh pingsan.

At-Taimi rahimahullah berkata, 'Dua perkara yang memutuskan kenikmatan dunia dariku: Mengingat mati dan mengingat posisi saat berada di hadapan Allah SWT.' Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah mengumpulkan para ulama, maka mereka saling mengingatkan mati, hari kiamat dan akhirat, lalu mereka menangis sehingga seolah-olah di hadapan mereka ada jenazah. Abu Nu'aim rahimahullah berkata: Apabila Sufyan ats-Tsauri rahimahullah diingatkan mati, tidak bisa diambil manfaat dengannya selama beberapa hari (maksudnya: ia tidak bisa mengajar). Jika ia ditanya tentang suatu masalah, ia berkata: Aku tidak tahu, aku tidak tahu.' Asbath rahimahullah berkata: Seorang laki-laki dipuji-puji di hadapan Nabi , maka Rasulullah SAW bertanya: "Bagaimana ingatnya terhadap mati?' Maka hal itu tidak disebutkan darinya. Maka beliau bersabda: 'Dia tidak seperti yang kamu katakan." Ad-Daqqaq rahimahullah berkata: Barangsiapa yang benyak mengingat mati, ia diberi kemuliaan dengan tiga perkara: Segera bertaubat, hati bersifat qana'ah, dan rajin dalam beribadah. Dan barangsiapa yang lupa terhadap mati, ia disiksa dengan tiga perkara: menunda-nunda taubat, tidak ridha dengan menahan diri dari meminta, dan malas dalam ibadah. Maka pikirkanlah -wahai yang terperdaya- tentang mati dan saat sakaratul maut, berat dan pahitnya. Wahai kematian, sebuah janji yang pasti benar dan hakim yang sangat adil. Cukuplah kematian yang melukai hati, membuat mata menangis, memisahkan kelompok, menghancurkan kenikmatan, dan memutuskan angan-angan. Apakah engkau sudah memikirkan wahai keturunan Adam di hari kematianmu, berpindahmu dari tempatmu. Dan apabila engkau telah dipindah dari tempat yang luas ke tempat yang sempit, sahabat dan rekanmu mengkhianatimu, saudara dan temanmu meninggalkanmu, dan mereka menutupimu dengan tanah setelah sebelumnya engkau diselimuti kain yang lembut. Wahai yang mengumpulkan harta dan bersungguh-sungguh dalam bangunan, tidak ada sesuatu pun untukmu selain kain kafan. Bahkan demi Allah hanya untuk kehancuran dan sirna, dan tubuhmu untuk tanah dan tempat kembali. Maka di manakah harta yang engkau kumpulkan? Apakah bisa menyelamatkan engkau dari huru hara? Sama sekali tidak, bahwa engkau meninggalkannya kepada orang yang tidak memujimu, engkau memberikan dengan dosa-dosamu kepada orang yang tidak memaafkanmu. Alangkah indahnya orang yang berkata dalam firman Allah SAW:

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, (QS. alQashash:77) Maksudnya Wallahu A'lam-: carilah di dalam dunia yang diberikan Allah SWT kepadamu untuk negeri akhirat, yaitu surga. Maka sesungguhnya hak seorang mukmin bahwa ia memalingkan dunia untuk yang

berguna di akhirat, bukan pada tanah, air, tindakan sombong dan zalim. Seolah-olah mereka berkata: Jangan lupa bahwa engkau akan meninggalkan semua hartamu kecuali untuk kafan yang menjadi jatahmu. Dan seperti inilah ungkapan seorang penyair: Jatahmu dari semua yang engkau kumpulkan Dua selendang yang dilipat dan pengawet Dan yang lain berkata: Ia adalah sifat qana'ah yang engkau tidak perlu mencari gantinya Mengandung kenikmatan dan ketenangan badan Perhatikanlah kepada orang yang memiliki semua dunia Apakah ia merasakan ketenangan darinya selain dengan kapas dan kafan? Syaddad bin Aus RA berkata, 'Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang cerdas adalah yang menghitung dirinya dan beramal untuk masa setelah mati, dan orang yang lemah adalah yang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah SWT." Abu Ubaid rahimahullah berkata, 'Maksudnya: menghinakannya dan memperbudaknya, maka ia menghinakan dirinya dalam beribadah kepada Allah SWT, sebagai amal ibadah yang dipersiapkannya setelah mati dan untuk bertemu Allah SWT. Dia juga menghisab dirinya terhadap amal perbuatannya di masa lalu, menggantikannya dengan amal shalihnya sebagai penebus kesalahannya yang telah berlalu. Dia berzikir kepada Allah SWT dan taat kepada-Nya di segala tingkah lakunya. Inilah bekal sebenarnya untuk hari kembali. Dan orang yang lemah adalah orang kekurangan dalam semua perkara. Di samping kekurangannya dalam ibadah kepada Rabb-nya dan mengikuti hawa nafsunya, dia masih berangan-angan kepada Allah SWT agar mengampuninya. Inilah orang yang terperdaya. Sesungguhnya Allah SWT menyuruh dan melarangnya. Al-Hasan al-Bashari berkata: Sesungguhnya suatu kaum dilalaikan oleh angan-angan, sehingga ia keluar dari dunia tanpa mempunyai amal kebaikan. Salah seorang dari mereka berkata: Sesungguhnya aku berbaik sangka kepada Rabb-ku. Dia bohong, jika ia benar-benar berbaik sangka (husnuzh-zhann) tentu ia memperbaiki amal perbuatan, dan ia membaca firman Allah SWT: Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Rabbmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Fuhshilat:23) Sa'id bin Jubair rahimahullah berkata: Terperdaya dengan Allah SWT bahwa seseorang terus menerus melakukan maksiat dan berangan-angan mendapat ampunan Allah SWT.

Baqiyyah bin al-Walid rahimahullah berkata: Abu 'Umair rahimahullah menulis kepada sebagian saudarasaudaranya: 'Amma ba'du, sesungguhnya engkau menjadi berharap banyak kepada dunia dengan panjangnya usiamu dan berangan-angan kepada Allah SWT dengan buruknya perbuatanmu. Sesungguhnya engkau hanyalah memukul besi yang dingin. Wassalam.' Wallahu A'lam. Dikutip dari kitab: : 1 -1424 -

at-Tadzkiran fi ahwalil mauta wa umuril akhirah (Peringatan tentang kondisi orang-orang yang mati dan keadaan akhirat), bab: Dzikrul maut wal isti'dad lahu (mengingat mati dan menyiapkan diri untuknya).

HADITS KETIGA PULUH TIGA :

[ Terjemah hadits / :

]

Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda : Seandainya setiap pengaduan manusia diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar mendatangkn bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya (Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain) Pelajaran yang terdapat dalam hadits / 1. :

Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang bersengketa sesuatu yang dapat menguatkan

pengakuan mereka. 2. Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah perkara dengan menghalalkan yang haram dan

mengharamkan yang halal. 3. 4. Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga terbukti perbuatan jahatnya. Seorang hakim harus berusaha keras untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dan menjelaskan

hukumnya berdasarkan apa yang tampak baginya. 5. Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.

Media Muslim INFO Project | http://www.mediamuslim.info | Indonesia @ 1428 H / 2007 M geovisit();

RISALAH TAKLIM

AL- FAHM Fahm adalah yakin bahwa fikrah kita adalah fikrah islamiah yang bersih. paham dalam batas-batasUshul Al-Isyirin, yaitu: bahwa islam adalah sistem yang menyeluruh, yang menyentuh sgala segi kehidupan. Al-Quran dan As-Sunnah adalah tempat kembali muslim dalam memahami hukum-hukum islam. iman yang tuus, ibadah yang benar, dan mujahaddah adalah cahaya dan kenikmatan yang allah tanamkan di hati hambanya yang di kehendaki-Nya. jimat, mantra dan semisalnya adalah kemungkaran yang harus diperangi. pendapat yang tidak ada teks hukumnya dan mempunyai ragam intepretasi dan membawa kemaslahatan umum dapat diamalkan sepanjang tidak tak bertentangan kaidah-kaidah umum syariat. setiap orang boleh diambil dan ditolak pendapatnya, kecuali Al-Mashum saw setiap muslim yang belum mampu menelaah dalil-dalil hukum Furu ,hendaklaha mengikuti pemimpin agama. khilaf dalam masalah furujangan menjadikan perpecahan dalam agama. setiap masalah yang tidak dilandasi amal apalagi mendatangkan perbincangan tidak perlu adalah dilarang secara syari.

marifatullah dengan sikap tauhid dan penyucian(dzat) Nya adalah setinggi-tinggi aqidah islam. jika terdapat teks ayat dan hadits serta keterangan mutasyabihat cukuplah mengimani tanpa tawil dan tathil. setiap bidah dengan hawa nafsu adalah kesesatan yang wajib diperangi dengan cara yang terbaik. perbedaan pendapat masalah ibadah adalah perbedaan masalah fiqih setiap orang mempunyai pendapat sendiri. cinta kepada orang shalih, menghormati, dan memuji perilaku baiknya adalah bagian dari taqarub ilallah. ziarah kubur adalah sunnah. namun, tawasul terhadap kubr adalah bidah yang wajib diperangi. doa, diiringi tawasul kepada allah dengan salah satu mahluk-Nya adalah masalahfurumasalah tata cara berdoa, buka masalah akidah. istilah keliru tapi membudaya tidak mengubah hakikat hukum syarinya. akan ttapi harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan syariat itu. akidah adalah fondasi aktivitas, aktivitas hati lebih penting dari aktivitas fisik, namun alangkah baiknya bisa menyempurnakan keduanya. islam itu membebaskan lalm pikiran dan menghadirkan segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan manfaat. pandangan syarI dan pandangan akal memiliki wilayahnya masing-masing yang tidak dapat salingn memasuki scara sempurna. tidak mengkafirkan yang bersyahadat kecuali yang telah berucap dan berbuat yang kufur. AL IKHLAS. Ikhlas adalah Setiap ucapan, amal dan jihad yang dilakukannya ditujukan semata-mata utuk Allah swt, tanpa didorong oleh kepentingan pribadi, penampilan, kemewahan, pangkat, gelar, kedudukan dan lainnya. Dengan ini, seorang muslim menjadi laskar ideologi dan aqidah, bukan orang yang mengejar kepentingan pribadi. AL AMAL. Amal (aktivitas) adalah buah dari ilmu dan keikhlasan. urutannya meliputi :Pertama, memperbaiki diri sendiri sehingga menjadi manusia yang memiliki tubuh yang kuat, akhlak yang terpuji, pikiran yang kaya dengan ilmu, mampu berusaha, aqidah yang lurus, mengendalikan hawa nafsu, disiplin, mampu memanfaatkan waktu dengan baik, beribadah secara baik, dan bermanfaat bagi orang lain Kedua, membentuk keluarga muslim sehingga anggota keluarga menghormati ide dan pemikirannya, memelihara etika Islam, bijak dalam memilih calon isteri, mendidik anak-anak dengan baik dan membimbig engan prinsip Islam. Ketiga, membimbing masyarakat dengan menyampaikan seruan kebaikan, memerangi kejahatan dan kemunkaran, mendorong segala keutamaan, menyuruh yang maruf dan mencegah yang munkar, bersegera melakukan kebaikan, membentuk opini yang islami serta mewarnai berbagai aspek kehidupan

dengan fikroh Islamiah. Keempat, memerdekakan tanah air dari cengkeraman kekuasaan asingnon-Islam--baik dibidang politik, ekonomi, mental maupun spiritual. Kelima, memperbaiki pemerintahan sehingga menjadi pemerintahan yang sesuai dengan Islam, yakni sebagai pelayan umat dengan menjalankan kewajiban Islam dan tidak melakukan kemaksiatan. sifat yang dibutuhkan yaitu tanggung jawab, cinta kepada rakyat,, adil kepada semua orag, tidak tamak terhadap kekayaan negara dan ekonomis penggunaannya. kewajibannya menjaga keamanan, kesehatan warganya, menerapkan undang-undang, menyebarkan nilai-nilai islam, mengembangkan investasi, mengokohkan mentalitas. beberapa haknya adalah loyalitas san ketaatan, serta pertolongan terhadap jiwa dan harta. Keenam, mewujudkan kembali kesatuan dunia Islam dengan cara membebaskannya dari keterjajahan, menghidupkan kembali kejayaan Islam, mendekatkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan kesepakatan mewujudkan khilafah Islamiyah menuju kesatuan yang dicita-citakan. Ketujuh, memimpin dunia dengan menyebarkan dawah ke berbagai penjurunya hingga tidak ada fitnah dan agama itu hanya bagi Allah. AL JIHAD Jihad adalah kewajiban yang tetap hukumnya hingga hari kiamat. Rasulullah saw bersabda,Barangsiapa mati, sementara ia belum pernah berperang atau berniat untuk berperang, ia mati dalam keadaan jahiliyah.peringkat jihad yang pertama adalah ingkar dengan hati dan peringkat terakhir adalah berperang di jalan Allah. diantaranya terdapat Jihad dengan lisan, tulisan, tangan, harta, ilmu, perjuangan politik serta mengatakan kebenaran kepada penguasa yang tiran, karena itu dawah tidak bisa hidup kecuali dengan jihad. Dengan memahami jihad seperti ini, maka jihad merupakan kewajiban bagi setiap muslim AT TADHHIYYAH At tadhhiyyah (pengorbanan) yang dimaksudkan adalah mengorbankan jiwa, harta, waktu, kehidupan dan semua potensi untuk mencapai tujuan. Setiap pengorbanan dalam memperjuangkan ideologi kita ini tidak ada yang sia-sia, bahkan mendapat pahala yang besar di sisi Allah Swt. Inilah yang dimaksud dengan slogan: Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami yang tertinggi. AT THAAH At thaah adalah menjalankan perintah dan merealisasikannya secepat mungkin, baik dalam keadaan senang maupun susah, saat bersemangat maupun malas, bahkan terhadap hal-hal yang disukai atau dibenci. Ketaatan ini amat diperlukan mengingat ada tiga tahap dawah yang harus dilalui. Pertama, tarif yang sifatnya penyebaran fikrah Islami ditengah masyarakat. Kedua, takwin, yakni tahap untuk seleksi kader yang layak dan memikul tanggung jawab dawah. sistem dawah padatahapan ini adalah bersifat tasawuf pada tataran ruhani, dan militeristik pada tataran operasional.

slogan utama adalah totalitas ketaatan. Ketiga, tanfidz, yakni jihad tanpa kenal sikap plin-plan, bekerja secara terus menerus untuk menggapai tujuan akhir.dawah ini tak kan merih keberhasilan, kecuali dengan ketaatan yang total. ATS TSABAT Ats Tsabat atau pendirian yang teguh. Anggota ikhwan harus senantiasa bekerja sebagai mujahid di jalan yang menghantarkan pada tujuan, meskipun tujuan tersebut masih jauh dan membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai ia sendiri dijemput ajalnya. Dengan demikian, ia sudah memenangkan salah satu dari dua kebaikan, yaitu kemenangan atau mati syahid di jalan-Nya.

TAJARRUD Tajarrud (kemurnian). Tajarrud adalah hendaknya engkau memurnikan pola pikirmu dari berbagai prinsip nilai lain dan pengaruh individu, karena fikrah Islam inilah yang paling menyeluruh dan paling tinggi. Manusia, adalah satu dari 6 golongan :Muslim perjuang, Muslim yang duduk-duduk, Muslim pendosa, Kafir dzimmi atau muahid(orang kafir yang terikat oleh perjanjian damai), muhayid (orang kafir yang dilindungi) atau muharib (orang kafir yang memerangi).

UKHUWAH Ukhuwah (persaudaraan) adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah merupakan sekokoh-kokoh ikatan.ukhuwah adalah saudara keimanan. perpecahan adalah saudara kembar kekufuran. Kekuatan pertama dalam persaudaraan adalah persatuan dan tidak ada persatuan tanpa cinta. Derajat cinta yang paling rendah adalah kelapangan dada dan cinta yang paling tinggi adalahitsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri). dan sesungguhnya serigala makan kambing yang terlepas sendirian. seorang mukmin dengan mukmin yang lain ibarat sebuah bangunan, yangsatu mengokohkan yang lain.

TSIQAH

tsiqoh yang dimaksud kepercayaan dan ketentraman seorang bawahan kepada atasannya dalam hal tanggung jawab dan rasa cinta, penghargaan, kehormatan dan ketaatan. kepemimpinandala dawah ikhwanmenduduki posisi orang tua dalam ikatan hati, guru dalam fungsi pengajaran, syaikh dalam pendidikan rohani dan pimpinan dalam penentuan kebijakan bidang politik dan kebijakan umum. Oleh karena itu, seorang ikhwan sejati harus bertanya kepada dirinya sendiri guna mengetahui sejauhmana kepercayaannya kepada pemimpin. Pertanyaan itu meliputi: 1. Apakah dia sudah mengenal pemimpinnya dan mempelajari riwayat hidupnya?.

2. Apakah dia merasa puas pada kapasitas dan keikhlasan pemimpinnya?. 3. Apakah dia memiliki kesiapan untuk menjalankan semua instruksi yang berasal dari pemimpin secara pasti, tidak dibantah, tidak diragukan, tidak dikurangi serta berani memberi nasihat dan peringatan untuk tujuan yang benar?. 4. Apakah dia memiliki kesiapan untuk mengaku salah dan membenarkan pemimpinnya jika terjadi kontradiksi antara perintah pemimpinnya dengan sesuatu yang telah dipelajarinya mengenai masalahmasalah ijtihadiyah yang tidak terdapat nash syariahnya?. 5. Apakah dia sudah siap untuk menempatkan seluruh aktivitas kehidupan di bawah pengaturan dawah?. apakah pemimpin memiliki hak mentarjih anatara kemaslahatan sirinya dan kemaslahat dawah pada umumnya?

I. PEMESANAN MELALUI WEBSITE 1. Cari produk yang Anda inginkan di Product Category. 2. Klik pada link / tombol Add to Cart, dan bila Anda ingin menambah jumlah barang yang sama klik lagi pada link / tombol tadi. 3. Bila ingin belanja lagi, klik Lanjutkan Belanja. 4. Informasi mengenai keranjang belanja online (cart) Anda akan tampak di bagian Shopping Cart pada bagian kanan atas situs. 5. Setelah Anda selesai berbelanja, silahkan klik Lanjutkan Pembayaran untuk memproses produk yang akan Anda beli. 6. Setelah itu periksa kembali jenis produk, harga dan jumlah barang yang dibeli. 8. Setelah itu isikan data-data detail kontak dan pengiriman, pilih I agree to The Terms and Conditions, dan klik tombol Konfirm. 9. Secara otomatis, sistem kami akan mengirim email informasi tentang pesanan Anda. 10. Kami akan mengirim email konfirmasi ke dua yang berisi Total Belanja anda ditambahOngkos Kirim.

Setelah melakukan pembayaran mohon segera konfirmasikan pembayaran anda kepada kami melalui SMS 0813 8208 55 88 atau (021) 27376732 atau e-mail dengan mencantumkan data-data sbb:y y y y y

Jumlah uang. Nama pengirim atau pemilik rekening. Nama Bank Tujuan. Nomor/Kode Pesanan Anda. Tanggal transfer

Atau dapat juga melalui website pada kolom Konfirmasi Pembayaran. II. PEMESANAN MELALUI SMS 0813 8208 55 88 1. Bagi anda yang lebih senang melakukan pemesanan lewat SMS, silahkan sampaikan pesanan anda melalui SMS ke 0813 8208 55 88, informasikan Nama barang, Ukuran, serta jumlah dari setiap produk yang ingin dipesan. Juga informasikan kepada kami alamat lengkap untuk pengiriman pesanan. Bila anda memiliki alamat email mohon informasikan juga kepada kami. 2. Bila anda memiliki alamat email, kami akan mengirimkan konfirmasi pesanan melalui email dan SMS, jika tidak maka kami akan mengirimkan konfirmasi hanya melalui SMS. Pembayaran hanya diterima melalui transfer Bank ke salah satu rekening berikut: Atas nama Dimas Dipoyono

No rekening : 1640429034

No rekening :0060005462225

No rekening : 0163052486

Pengiriman barang : Pengiriman barang adalah sehari sesudah konfirmasi pembayaran dan setelah kami cek uang masuk ke rekening. Untuk pengiriman dengan jasa TIKI JNE Reguler, TIKI memerlukan waktu 3-4 hari kerja jika alamat penerima berada di kota besar. Jika alamat penerima berada dikota kecil maka dari kota besar, kiriman baru didistribusikan ke kota kecil pada hari kerja berikutnya.

Biaya Pengiriman Toko online kami mengenakan biaya pengiriman untuk pembelian yang dihitung berdasarkan per pembelian, bukan per produk. Jadi apabila Anda membeli 5 produk sekaligus, biaya pengirimannya akan dikenakan untuk keseluruhan produk berdasarkan berat dalam kilogram. Khusus wilayah Jabodetabek: 1. Pemesanan jilbab payet wilayah Jabodetabek dan Kota Bandung min. 250rb (jilbab payet saja) kami tanggung ongkos kirimnya (free ongkir).

2. Dapat juga dengan COD (Cash On Delivery) / Bayar di Tempat wilayah-wilayah tertentu. Selain wilayah Jabodetabek:

Barang akan kami kirim melalui TIKI(cek biaya), JNE(cek biaya), Kantor Pos atau jasa kurir lain sesuai permintaan pembeli. Customer service Melalui ym ke [email protected] email ke [email protected] atau SMS/ Telp ke 0813 8208 55 88 Terima kasih telah berbelanja di toko online kami. - Dua bulan terakhir, PKS seolah menjadi actor antagonis dari sebuah drama politik yang entah disutradarai oleh siapa. Semuanya bermula ketika PKS ngotot menggulirkan hak angket mafia pajak. Bersama Partai Golkar, PKS menjadi partai yang berbeda sikapnya dengan partai koalisi pendukung SBY terkait hak angket tersebut. Ketika akhirnya pendukung hak angket kalah dalam voting, saat itu pula drama politik PKS bergulir.

Diawali dengan isu korupsi daging impor yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian, video mesum tidak mirip Anis Matta, lalu secara tiba-tiba muncul Yusuf Supendi yang menggugat petinggi PKS dengan berbagai tuduhan, hingga berujung pada kasus Arifinto yang tertangkap kamera wartawan sedang melihat materi porno di ipadnya saat Sidang Paripurna.

Hujatan publik mengalir deras. Cercaan dan makian bertubi-tubi menghujani tubuh PKS. Kata mereka: PKS menjual agama; PKS partai munafik; PKS partai porno; PKS tak ada bedanya dengan partai lain. Benarkah PKS sama dengan partai lainnya?

PKS Tetap Beda!

PKS bukanlah kumpulan malaikat yang karena tak punya nafsu maka tak bisa berbuat salah. PKS juga bukan kumpulan setan yang setiap saat selalu berbuat salah dan berkewajiban mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya.

PKS hanya jamaah manusia yang berusaha seoptimal mungkin mendekati kesucian malaikat untuk tak berbuat dosa dan disaat yang sama berusaha semaksimal mungkin menjauhi setan agar tak terjerumus dalam kesesatannya.

Setiap pekan kader PKS mengkaji Islam sebagai cara kader PKS mengenal lebih dekat ajaran Allah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Setiap pekan kader PKS di mutabaah: berapa kali kader PKS sholatjamaah?; berapa kali kader PKS sholat sunnah?; berapa kali kader PKS puasa?; berapa kali kader PKS membaca dan mentadabburi al-Quran?; berapa kali kader PKS sholat malam?; berapa kali kader PKS berinfak?; berapa kali kader PKS bersilaturahim?; berapa kali kader PKS membaca buku?; dan berapa kali kader PKS melakukan amal-amal kebaikanlainnya?

Itu semua sebagai cara kader PKS mempraktekkan ajaran Islam yang lengkap dan paripurna. Itulah cara kader PKS menjauhi perbuatan dosa. Itulah cara kader PKS mengendalikan nafsu. Itulah cara kader PKS mendekati kesempurnaan malaikat yang bebas dari dosa. Dan, sekali lagi, itulah cara kader PKS menjauhi godaan setan yang tak pernah kenal lelah mendatangi kader PKS dari seluruh penjuru mata angin, bahkan hingga merasuk kedalam hembusan nafas dan aliran darah kader PKS.

Beberapa pekan sekali kader PKS mabit untuk membersihkan hati dari debu-debu dosa. Kader PKS sholat malam berjamaah, kader PKS bermuhasabah, kader PKS mengkaji Islam. Begitu indah. Suasana kebersamaan begitu terasa. Kader PKS terikat bukan hanya karena factor politik; tapi ikatan iman dan aqidah.

Adakah partai lain melakukan apa yang PKS kerjakan? Sejauh pengamatan kami: belum ada! Bagi kader PKS, partai hanya sebuah sarana dakwah; bukan tujuan; bukan segala-galanya. Lalu, mengapa masih ada kader PKS yang terjebak rayuan maut setan?

Itulah bukti bahwa kader PKS manusia; bukan malaikat. Bukti bahwa setan tak kenal lelah menggoda manusia dengan berbagai trik jitu dan halus. Bayangkan, kader PKS saja yang berusaha keras

menginternalisasi nilai-nilai Islam kepada paraanggotanya, ternyata masih kecolongan. Lalu, bagaimana jadinya dengan partai lain yang Cuma menjadikan politik sebagai sarana merebut dan mempertahankan kekuasaan?

PKS Tetap Beda!

Bagi yang menganggap PKS sama dengan partai-partai lain, perhatikanlah baik-baik setiap kasus yang menimpa PKS. Semuanya baru dugaan dan tak pernah diajukan kemeja pengadilan. Kasus korupsi daging impor yang dimuat di Majalah Tempo, hingga hari ini tak pernah masuk keranah hukum. Bahkan, kalau mau jujur, apa yang menimpa Arifinto, belum terbukti benar. Sejauh ini, media menghakimi Arifinto sengaja membuka situs porno, yang kemudian dibantah oleh Arifinto bahwa ia hanyamembuka link email.

Dan inilah yang membuat PKS tetap beda dengan partai lainnya. Meski belum terbukti, Arifinto langsung mundur sebagai anggota DPR. Tahukah jika di gedung dewan yang terhormat itu, teramat banyak anggotanya yang jelas-jelas sudah terbukti bersalah, namun tak mau mundur dengan alasan kasusnya belum memiliki kekuatan hukum tetap?

Tahukah jika disana banyak tindakan anggota dewan yang jauh lebih menjijikkan dan memalukan dibanding Arifinto? Tidur saat sidang, jarang hadir, menelepon dan bermain ipad. Tapi mereka tak malu. Dan karenanya mereka tak mau mundur.

PKS Tetap Beda!

Lihatlah saat PKS melakukan pergantian pucuk pimpinan partai. Tak ada gontok-gontokan. Tak ada keributan. Tak ada politik uang. Tak ada kursi terbang di atas kepala. Tak ada kata-kata makian yang terlontar. Semuanya berlangsung smooth. Bahkan tak jarang di antara kader PKS saling mempersilakan diri untuk menjadi pemimpin.

Itu karena bagi kader PKS, menjadi pemimpin adalah amanah berat yang kelak harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Menjadi pemimpin di DPC, DPD, DPW atau DPP bukanlah tiket untuk menjadi anggota dewan atau menteri. Dan karena itu pula, tak ada dalam kamus kader PKS untuk mati-matian memperebutkannya.

Bandingkan dengan partai lain. Setiap dihelat munas, rapimnas, mukernas atau yang sejenisnya, selalu saja berita yang tersaji sangat tidak elok untuk didengar. Isu suap, perkelahian di ruang sidang, kursi terbang, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, ketika ada pihak yang kalah, maka mereka akan keluar dari partai dan membuat barisan baru.

PKS Tetap Beda!

Masih ingatkah dengan tradisi politik adiluhung yang dilakukan PKS sejak dulu? PKS mengharamkan rangkap jabatan. Tak ada dalam kamus PKS, seorang pejabat public juga menjadi pejabat partai. Di mulai dengan mundurnya Nurmahmudi Ismail yang saat itu diangkat menjadi menteri Kehutanan oleh Gus Dur. Ia mundur sebagai presiden partai untuk menghilangkan konflik kepentingan. Tradisi itu terus PKS lakukan hinggasaat ini.

Bukankah secara kasat mata saja, terlihat perbedaan PKS dengan partai lain? Di saat PKS mengharamkan rangkap jabatan, di saat yang sama partai-partai lain justru dengan sengaja menjadikan pimpinan partainya merangkap jabatan sebagai pejabat publik. Kita bias melihatnya sekarang: betapa banyak pimpinan partai yang menjadi menteri.

PKS Tetap Beda!

Slogan PKS sebagai partai yang peduli, bukan pepesan kosong. Berapa kali sudah PKS berada di garda terdepan saat bencana dating menghantam negeri kita tercinta. Di Aceh kala tsunami menerjang; Di

Yogyakarta kalagempa mengguncang; di Padang dan Mentawai saat lindu menggoyang; juga di Yogyakarta kala Merapi meradang. Kepedulian PKS adalah wujud Islam yang rahmatan lil alamin. Praktek nyata dari keindahan nilai-nilai Islam dalam memandang kemanusiaan.

Itulah yang membedakan PKS dengan partai lain. PKS hadir setiap hari: dimana pun dan kapanpun. PKS tak hanya hadir saat menjelang pilkada atau pemilu. PKS tak hadir lima tahun sekali dengan membagibagi sembako, kaos, jilbab dan uang. Tak semurah dans erendah itu PKS menghargai rakyat.PKS hadir setiap saat ketika masyarakat membutuhkan PKS.

PKS Tetap Beda!

Meski kader PKS mulai dihinggapi persoalan-persoalan yang mirip dialami kader partai lainnya, tak serta merta membuat PKS sama. Kasus Arifinto yang menurutnya tak sengaja membuka konten porno tentu saja jauh berbeda dengan kasus sejenis yang dialami kaderpartai lain. Arifinto bukanlah Yahya Zaini atau Max Moein yang jelas-jelas telah berzina. Akhirnya, kami hanya ingin mengingatkan: Toyota Alphard dan Bajaj tetaplah berbeda meski keduanya memiliki bentuk roda yang sama yakni bundar.

Wallahualam bishshowab.

Erwyn Kurniawan LAINNYA headline

Fraksi GOLKAR : Arifinto Adalah Korban Media Pilih #Ilmu Atau #Harta ya? Simak Kultwit @salimafillah Dulu Deh...

Yoyoh: Ambil Langkah Cepat ABK Sinar Kudus! Surahman Hidayat : Anggota DPR PKS Masih Hidup Sederhana Intimidasi di Tepi Barat Hambat Rekonsiliasi Bantulah Hajat Saudaramu dan Sembunyikan Aibnya DPD PKS Binjai Peduli Petani analisa

Rakyat Mesir Mendukung Amandemen Konstitusi Referendum UUD Mesir;Dialog Politik yang terstruktur Sinyal Persatuan Gerakan Islam Pasca Revolusi Mesir Analisa Kritis Krisis Libya Hak Angket dan Politik Integritas PKS Ahmadiyah, dan Fenomena yang Terjadi di Masyarakat Siapa Pemimpin Mesir berikutnya ?

NILAH.COM, Jakarta - Yusuf Supendi menjadi pembuat berita yang paling menghebohkan bagi PKS. Serangkaian tudingan dialamatkan ke PKS. Beberapa tokoh penting di PKS disentil. Bagaimana reaksi PKS? Sekjen DPP PKS Anis Matta akhirnya keluar kandang. Sejumlah isu terkait tudingan Yusuf Supendi dijawab dengan tuntas. Apa komentar Anis Matta? Berikut waawancara lengkapnya di gedung DPR, Jakarta, Senin (21/3/2011): Apa tanggapan PKS atas laporan Yusuf Supendi ke KPK? Sebagai warga negara, beliau berhak melaporkan siapa saja. Punya hak penuh untuk itu. Kita menghargai sebagai warga negara. Sepanjang tidak ada fakta hukum sampai kini maka kami tidak mensikapi itu secara serius. Kan sampai sekarang ini tidak ada fakta hukum. Ini semua kan hanya tudingan-tudingan. Sebenarnya ancaman ini ancaman lama sejak 2005-2006, semua yang dilaporkan ini sudah disebarkan kepada kader kader PKS sejak tahun-tahun itu. Kita juga tidak kaget. Kemudian, masalahnya begini, beliau memang orang senior di PKS, boleh dibilang guru saya juga. Beliau juga mantan Ketua Dewan Syariah, anggota Majelis Syura.

Tapi di PKS ini, sistem di atas individu, pejabat siapapun yang melakukan pelanggaran dipastikan kena sanksi. Tidak peduli siapa dia. Termasuk saya, setiap saat bisa seperti itu. Beliau ini sebenarnya sudah, kasus lama beliau sejak 2003, proses internalnya lama karena beliau senior. Baru kita ambil keputusan resmi pada 2009. Apakah akan melakukan gugatan terhadap Yusuf Supendi? Ada tuntutan kader untuk menggugat. Tapi kita di DPP belum berfikir ke situ. Semua orang yang sudah kena hukuman di PKS itu tidak disosialisasikan. Kita tidak mau sanksi ini menjadi character assassination yang bersangkutan. Kita menjaga keutuhan keluarga mereka. Sebab yang dipecat itu bukan hanya beliau, tapi banyak. Orang-orang senior termasuk mantan Wakil Presiden PK. Tapi kita biasanya menutup kasus ini, kecuali yang bersangkutan membukanya. Itu etika, meskipun sistem kita keras, tetapi disisi lain kami punya perlakuan manusiawi kepada semua anggotanya lagipula ini kan organisasi dakwah. Setiap saat orang bisa berubah, ini kan bukan akhir hidupnya. Karena orangorang masih muda, kita memberi ruang untuk berubah. Bagaimana dengan tudingan ke Anda telah melakukan penggelapan uang pilkada DKI sebesar Rp10 miliar? Kok cuma 10 ya. Yang dilaporkan PKS ke KPUD Rp76 miliar. Itu kumpulan dari ramai-ramai. Saat itu saya koordinator. Tapi seluruh keuangan dipegang oleh DPW DKI. Ada laporannya dan menggunakan akuntan publik. Apakah Anda melihat ada pihak lain di belakang Yusuf? Kita punya kecurigaan seperti itu. Tapi saat ini kita baru mempelajarinya, siapa saja yang bermain seperti itu. Tapi kita percaya, buat PKS ini adalah berita baik. Karena, kita punya peluang memperkenalkan sistem internal PKS. Bahwa di PKS, sistem di atas individu. Tidak ada orang suci di PKS, siapa saja bisa kena hukuman begitu melanggar. Termasuk yang menimpa Yusuf Supendi. Pelanggaran apa yang dilakukan Yusuf hingga dia dipecat dari PKS? Itu tidak bisa saya buka. Itu etika internal kita. Banyak analis menilai, isu ini akan menggerus PKS 2014?

Ini sudah selesai kok. Sekarang kita mau menyelesaikannya. Pertama, beliau bukan kader karena sudah dipecat, kecuali kalau nanti ada kaitannya dengan lembaga hukum negara, itu urusan lain. Kita tenangtenang saja. Apakah gerakan Yusuf terpola? Kita tidak mau menanggapi sejauh itu. Yang jelas, yang kita pecat jumlahnya banyak. Tapi untuk etika internal PKS, kita tidak buka kasus itu ke publik. Apakah ada faktor politik yang melatarinya? Tentu ada. Tapi kita sedang mempelajari. Kita di PKS punya peta yang membuat kita tahu ada pergerakan seperti ini. Cuma kita tidak mau bereaksi lebih. Bagi kita biasa, karena pola ini sudah berlaku lama. Kita tahu tapi kita tidak perlu bereaksi terlalu jauh. Karena selama ini kita tidak melihat adanya ancaman terhadap PKS. Apakah ada parpol lain di belakang ini? Secara logika ada serangan balik ke PKS tapi detilnya seperti apa, sedang kita pelajari. Tapi petanya sudah kelihatan. Saya menduga masih ada beberapa serangan di beberapa hari ke depan. Ini ada permainan. Tapi kita santai aja, walau kita tahu ada permainan. Ini berkas buat PKS ada panggung kita jelaskan mekanisme internal. [mdr] Dapatkan berita populer pilihan Anda gratis setiap pagi dis

MEGA SINETRON: KCB Meraih Ridho Illahi Setiap Hari Pukul 18.30 WIB Mulai 3 Maret 2011 Husna mengajar di kelas, tiba-tiba merasakan nyeri di dada yang hebat yang akhirnya membuat dia ambruk dan pingsan di kelas. Pesantren geger. Husna dilarikan ke RS Solo.Dari hasil pemeriksaan laborat, CT Scan jantung dan Chateteri Jantung didapatkan diagnosa penyempitan arteria jantung kanan dan kiri lebih dari 80 %. Pihak RS angkat tangan, dan memberikan rujukan ke Jakarta. Di hari yang sama desa Wangen juga geger, Haji Samingan minggat meninggalkan rumah. Ia meninggalkan sepucuk surat pada isterinya bahwa ia pergi merantau untuk mencari uang demi menutup hutang-hutangnya. Haji Samingan pergi bersama Parmin. Bu Romlah datang ke pesantren dengan menangis, Azzam dan Mujab menyabarkan Bu Romlah dan meminta Bu Romlah tenang saja sebab Haji Samingan sudah bukan anak-anak lagi. Azzam membawa Husna ke Jakarta, ternyata biaya pengobatan Husna sangat mahal. Dan karena rasa cinta dan sayangnya pada adiknya Azzam siap mengorbankan segala harta yang dia punya demi adiknya. Azzam kembali ke Solo untuk membawa Anna ikut serta. Di Jakarta Azzam sementara ngontrak. Untuk sementara rencana pernikahan Husna dengan Ilyas tertunda. Ilyas harus bersabar menunggu kesembuhan Husna. Ayah dan ibu Ilyas juga meminta Ilyas untuk sabar menunggu kesembuhan Husna. Azzam mengontrak rumah di pinggir kota Jakarta. Azzam dan Anna memulai bisnis bakso cinta di Jakarta. Husna masih harus dirawat di RS. Tak jauh dari tempat mereka mengontrak ada sebuah pesantren di pinggir ibu kota yang bernama pesantren Al Halimiyyah, mengalami kemunduran dan sedang sekarat menuju kematian. Bahkan, kini tanah pesantren terancam akan disita untuk oleh bank untuk menutup hutang-hutang pesantren dan pemimpin pesantren. Pemimpin Pesantrennya, Pak Sarju yang sudah putus asa mempertahankan pesantren. Yang menyedihkan pesantren itu akan di sita bank, dan ada orang yang siap membelinya untuk dibuat mall. Pak Sarju memiliki tiga anak yang masih kecil, dan istrinya sedang sakit parah karena mengidap kanker ganas. Hutang-hutang pesantren menumpuk karena digunakan oleh Pak Sarju untuk mengusahakan pengobatan istrinya tersebut. Baik pengobatan medis maupun pengobatan paranormal. Di sinilah Pak Sarju banyak tertipu.

Salah seorang pengurus pesantren bernama Jamal, datang menemui Azzam minta bantuan. Ternyata Jamal dahulu pernah belajar di Daarul Qur'an, Wangen. Jamal meminta sebaiknya pesantren itu diambil alih oleh Azzam saja. Jamal merasa sangat "eman-eman" kalau sampai pesantren itu dijual Pak Sarju dan akhirnya dijadikan mall. Jamal mengatakan sesungguhnya pesantren itu sangat strategis untuk dijadikan pesantren mahasiswa. Sebenarnya Jamal sudah memberi masukan kepada Pak Sarju tapi Pak Sarju tidak mau mendengarkan masukannya, termasuk kegemarannya mendatangi paranormal. Azzam bingung antara menyelamatkan pesantren, membiayai Husna, dan mengembangkan bisnisnya. Setelah musyawarah dengan Anna dan Mujab, Azzam tergerak untuk menghidupkan pesantren itu kembali, meskipun ia benar-benar harus memutar otak karena jumlah finansial yang ia punya tidak mencukupi untuk itu semua. Azzam ke Jakarta, dan mendapat keterangan dari banyak orang di sekitar pesantren ternyata memang Pak Sarju sudah agak parah "cacatnya" dan kurang dipercaya masyarakat. Dan sebenarnya Pak Sarju bukanlah anak pendiri pesantren itu. Pendiri pesantren itu adalah Kyai Halim almarhum, hanya memiliki satu anak laki-laki tapi tidak bisa ilmu agama dan sudah lama tidak menyentuh pesantren itu. Pak Sarju adalah cucu orang yang mewakafkan tanah di mana pesantren itu didirikan. Masalahnya sertifikatnya belum menjadi sertifikat wakaf masih hak pribadi orang tua Pak Sarju. Dan Pak Sarju ingin menjualnya, masyarakat sudah mengingatkan Pak Sarju tetapi Pak Sarju tidak mau mendengarkannya. Dan sebenarnya masyarakat tidak kurang olehnya membantu, tetapi semuanya seakan sia-sia. Karena uluran tangan masyarakat selalu dilarikan ke paranormal/dukun. Seorang tokoh masyarakat menyarankan kalau memang bisa dibeli tanah dan pesantren itu oleh Azzam akan sangat baik. Masyarakat sebenarnya sudah rindu suasana pesantren seperti dulu hidup lagi. Setelah berhadapan dengan urusan cukup pelik, akhirnya pesantren itu dijual kepada Azzam. Masalahnya justru ada pada Azzam, menjelang hari H pembayaran jumlah financial Azzam baru sepersepuluhnya dari harga yang disepakati. Untuk itu Azzam harus mencari pinjaman, dan Furqan bisa meminjami uang kepada Azzam tetapi masih kurang. Jamal mengenalkan Azzam dengan Cahyani, seorang mahasiswi aktivis. Dan Cahyani membantu mencarikan dana untuk Azzam, sehingga Azzam bisa membeli pesantren itu. Azzam akhirnya merasa harus total menghidupkan pesantren di pinggir Jakarta itu sekaligus membuka bisnis di ibu kota. Azzam memutuskan membawa Anna ke ibu kota, Daarul Qur'an sementara dipegang oleh Mujab.

Ternyata Azzam mendapat tantangan yang tidak ringan, terutama ia direcoki Pak Handoko dan orangorangnya yang sangat tidak suka kepada Azzam yang membuat Pak Handoko gagal membuat Mall. Azzam pelan-pelan berhasil menghidupkan pesantren. Azzam mengganti nama pesantren itu yang asalnya bernama Al Halimiyyah menjadi Pesantren Daarul Hikmah. Jamal mempromosikan siapa Azzam dan Anna sehingga mendapat tempat di hati masyarakat. Azzam menjadikan pesantren itu sebagai pesantren mahasiswa yang sering mengadakan tema-tema kajian yang diminati anak muda. Masjid pesantren itu juga mulai makmur kembali. Di antara orang yang mendukung Azzam adalah Pak Syawal, orangnya suka asal ngomong dan asal nyeplos, cenderung lucu, tetapi hatinya baik. Meskipun demikian tantangan dan gangguan terus datang silih berganti. Dengan kesabaran dan ketelatenan Azzam bisa mengatasi masalah demi masalah yang menderanya. Termasuk masalah yang ditimbulkan oleh Haji Samingan yang terdampar tak jauh dari tempat Azzam tinggal. Juga masalah keguguran kandungan Anna. Pesantren yang ditangani Azzam semakin harum namanya. Yang jadi santri tidak hanya kalangan menengah ke bawah bahkan ada kalangan menengah ke atas. Salah seorang santriwati yang aktif jadi santri dan pengurus bernama Dewi dan dia diam-diam jatuh hati pada Ilyas yang mengajar di pesantren mahasiswa. Husna sendiri tahu diri, ia memberikan kebebasan sepenuhnya kepada Ilyas, apakah mau menunggunya sembuh ataukah mau menikah dengan gadis lain. Adapun Azzam meminta kepada Ilyas agar berkenan menunggu Husna sembuh bahkan menguatkan Husna. Ketika Ilyas pergi, Husna tahu. Husna jatuh sakit jantungnya kambuh. Seorang dokter muda yang selama ini menangani Husna yaitu Dokter Fajar Irawan menolong Husna di saat kritis. Dia membawa Husna ke Singapura. Dokter Fajar diam-diam jatuh hati pada Husna. Dokter muda itulah yang membantu penyelamatan nyawa Husna dengan dirawat di Singapura. Saat Husna harus di rawat ke Singapura, Ilyas mendapat panggilan dari kampusnya di India. Akhirnya Ilyas ke India. Itu membuat Husna sedikit kecewa, sebab saat ia sehat kembali Ilyas justru ada di India. Setelah cukup sehat Husna kembali aktif berkegiatan dan bahkan dia membidani lahirnya radio JPMI di Jakarta. Husna juga kembali menerbitkan karya. Lewat Azzam, Husna menanyakan kepada Ilyas apakah bisa segera pulang. Ilyas menjawab tidak bisa saat itu. Kalau menikah saat itu maka Husna yang harus ke India. Azzam tidak mengijinkan, ia khawatir dengan kesehatan Husna.

Masalah muncul ketika tiba-tiba saat Husna siaran ia didatangi perempuan muda bernama Astrid yang mendamprat Husna. Perempuan itu mengaku sepupu Fajar dan pacar lama Fajar. Ia baru pulang dari Prancis. Husna tidak pernah meladeni Astrid. Yang gemes justru orang lain seperti Cahyani. Tetapi Astrid terus mengganggu Husna. Di Solo, Lia dilamar oleh Ronal. Lia menyampaikan kepada Azzam. Azzam sebenarnya setuju, tetapi Husna keberatan. Husna merasa Lia bisa mendapatkan yang lebih baik dari Ronal. Azzam meminta pendapat Mujab sebagai orang yang membimbing Ronal. Mujab menyampaikan rekomendasinya. Husna tetap keberatan karena Ronal pernah menghamili gadis lain. Lia sendiri bisa menerima keadaan Ronal, tetapi Azzam meminta agar Lia bersabar sampai Husna bisa lebih lega, Husna perlu dijaga perasaannya agar penyakitnya tidak kambuh. Di saat seperti itu Qanita meninggal dunia, sehingga Furqan jadi duda lagi. Azzam dan Anna mencoba menjodohkan Furqan dengan Cahyani. Anna tahu diam-diam gadis itu suka pada Furqan. Akan tetapi orang tua Cahyani tidak menyetujuinya karena mereka inginnya Cahyani menikah dengan anak seorang teman baik mereka, yaitu Dokter Fajar. Rumah tangga Azzam tidak sepi dari masalah. Kali ini masalah timbul lagi justru ketika Anna diminta jadi dosen tamu di sebuah perguruan tinggi dan Azzam mengijinkan. Di antara mahasiswa Anna ada yang baru masuk bernama Agung, dan dia jatuh hati pada Anna sampai Agung sakit. Bagaimanakah kisah selanjutnya, saksikan di sinetron KCB Edisi Spesial.

Perang Tabuk Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah. Tabuk adalah suatu tempat yang terletak antara Hijaz dan Syam. Peperangan ini bermula dari keinginan kerajaan Romawi untuk menyerang negara Islam Madinah. Mereka mengumpulkan tentaranya di Syam dan beraliansi dengan kabilah-kabilah Arab lainnya, seperti Lakham, Juzam, Amilah, dan Ghasan. Rasulullah mengadakan persiapan untuk menghadapi tantangan ini. Tetapi mengalami banyak kesulitan, karena cuaca waktu itu sangat panas. Sungguhpun begitu semangat juang kaum Mukminin tidak luntur sedikit pun. Ada tiga orang sahabat yang bersedia mengeluarkan biaya untuk keperluan itu. Abu Bakar menginfakkan 40.000 dirham, Umar menyedekahkan seperdua dari nilai kekayaannya, dan Utsman pun begitu. Namun uang sebesar itu baru bisa menutup sepertiga ongkos perang atau baru bisa membiayai pasukan sejumlah 10.000 orang. Padahal Rasulullah berhasil menghimpun 30.000 orang tentara yang terdiri atas 20.000 infanteri dan 10.000 orang tentara berkuda (kavaleri). Ini merupakan pasukan terbesar sepanjang sejarah peperangan bangsa-bangsa Arab, sampai dewasa ini. Nabi dan pasukannya segera mencapai Desa Tabuk. Tetapi setelah bersiaga selama lebih kurang 20 hari, ternyata pasukan Romawi dan sekutu-sekutunya tidak juga kunjung datang, sehingga Nabi pulang ke Madinah. Perang Tabuk ini merupakan peperangan yang terakhir selama hidup Nabi. Dan atas peristiwa ini turun firman Allah, Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan Anshar yang mengikuti Nabi dalam rnasa sulit, setelah hati sebagian mereka hampir berpaling. Kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha pengampun dan Maha Penyayang. Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan penerimaan taubatnya, hingga apabila bumi telah menjadi sempit oleh mereka, serta mereka telah mengetahui tidak ada tempat berlindung dari siksaan, melainkan kepada Allah saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap di dalamnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. At-Taubah: 117-118)

Pada September 629, pasukan Islam gagal mengalahkan pasukan Bizantium (Romawi Timur) dalam pertempuran Mu'tah. Banyak yang menganggap hal ini sebagai tanda melemahnya kekuatan umat Islam, dan memancing beberapa kabilah Arab menyerang umat Muslim di Madinah. Pada musim panas tahun 630, umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang. Di lain pihak, Kaisar Bizantium Heraclius menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di Jazirah Arab berkembang dengan pesat, dan daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium. [sunting] Ekspedisi Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin. Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam. Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad. Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk. Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam. Muhammad juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut. Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para pendeta Kristen di Lembah Sinai. Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut. Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi. Kasak-kusuk Orang-orang Munafik Sebagaimana telah menjadi sunnatullah ketika kaum Muslimin dgn antusias memenuhi ajakan Rasul SAW dalam perang ini orang-orang Munafiq malah bersikap sebaliknya.

Di rumah salah seorang bernama Suwalim mereka mengadakan pertemuan utk menggagalkan misi Tabuk ini. Hasutan dan propaganda beracun mulai mereka tebarkan. Ketika di