77
1 TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP TRADISI GONDANG SABANGUNAN DI KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI SARJANA DIAJUKAN O L E H INDRI KESUMA PARDEDE 140707021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2018

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

  • Upload
    vudung

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

1

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP TRADISI

GONDANG SABANGUNAN DI KECAMATAN BALIGE KABUPATEN

TOBA SAMOSIR

SKRIPSI SARJANA

DIAJUKAN

O

L

E

H

INDRI KESUMA PARDEDE

140707021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2018

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

2

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP TRADISI

GONDANG SABANGUNAN DI KECAMATAN BALIGE KABUPATEN

TOBA SAMOSIR

OLEH

Nama :INDRI KESUMA PARDEDE

NIM :140707021

Skripsi Sarjana ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian

Sarjana Seni (S.Sn) dalam bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI

2018

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

3

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

4

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

5

PERNYATAAN:

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang dipernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2018

INDRI KESUMA PARDEDE

140707021

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

6

ABSTRAK

Skripsi sarjana ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Anak Remaja Terhadap

Tradisi Gondang Sabangunan di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”.

Pengetahuan remaja mengenai kebudayaan lokal khususnya tradisi Gondang

Sabangunan cukup kurang. Ini disebabkan karena faktor kemajuan teknologi

dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui

tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang dalam

mentransmisikan tradisi Gondang Sabangunan ini sehingga tingkat pengetahuan

anak remaja terhadap tradisi ini cukup berkurang. Tujuan dari penelitian ini antara

lain untuk mengetahui secara pasti tingkat pengetahuan anak remaja terhadap

tradisi Gondang Sabangunan dan untuk mengetahui sebenarnya faktor – faktor apa

saja yang mempengaruhi tingkat pengetahua anak remaja terhadap tradisi Gondang

Sabangunan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan

dianalisis untuk diambil kesimpulan. Pengumpulan data menggunakan metode

observasi, angket, setelah data masuk maka langkah selanjutnya adalah coding,

setelah itu dimasukkan pada table distribusi bergolong dan diprosentasikan

akhirnya data itu diuji validitasnya.

Berdasarkan hasil analisi data yang diambel dari SMP Negeri 4 Balige

banyaknya sampel adalah 87 orang maka pada table distribusi bergolong

presentasenya dapat kita lihat kelas interval diatas 67 (tinggi) ada 32,18% dengan

28 responden, kelas interval 33-67 (sedang) ada 66,67% dengan 58 responden dan

kelas interval dibawah 33 (rendah) ada 1,15% dengan 1 responden. Rekapitulasi

rata-rata perolehan skor 16,6. Sesuai dengan kategori distribusi bergolong

perolehan skor 16,6 menempati rentang 33– 67(sedang). Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan anak remaja

terhadap tradisi Gondang Sabangunan cukup baik (sedang) .Faktor ekstern dirasa

masih kurang mendukung untuk menarik minat dan pengetahuan.

Maka kesimpulan dari tingkat pengetahuan dari sini dapat kita ketahui

bahwa rata-rata pengetahuan cukup baik (sedang), bahkan hanya dalam tingkatan

tahu (know) saja belum sampai pada tingkatan memahami (comprehension),

aplikasi (aplication), analisis, sintesis, evaluasi dan faktor ekstern siswa kurang

mendukung.

Kata Kunci: tingkat pengetahuan, anak remaja, tradisi, Gondang Sabangunan.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul yang diangkat

penulis adalah Tingkat Pengetahuan Anak Remaja Terhadap Ansambel Gondang

Sabangunan di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar sarjana di jurusan

Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara. Selain itu penulis berharap tulisan ini

dapat bermanfaat bagi pembaca, baik itu mahasiswa/mahasiswi Etnomusikologi,

maupun yang membutuhkan referensi mengenai yang berkaitan dengan judul.

Adapun demikian, penyusunan skripsi ini dapat selesai akibat campur tangan dari

berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih terkhusus kepada Ayah saya

Tommy Hotma Daulat Pardede, Ibu saya Kesuma Hati Br. Ginting yang selalu

mendoakan dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini dan Abang saya

Abraham Stanley Marino Pardede, Anggi Gunawan Pratama Pardede serta Kakak

saya Rosa Amelia Christina Pardede yang selalu mendukung dan memberikan

perhatiannya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Runtung Sitepu, M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Budi Agustono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

8

3. Ibu Arifninetrirosa, SST., M.A., selaku ketua program studi dan Bapak Drs.

Bebas Sembiring, M.Si. selaku sekretaris program studi Etnomusikologi

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D., selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing I

yang telah banyak mengarahkan dan meluangkan waktu dalam

penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan memberikan masukan untuk penyelesaian

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara

Bapak Prof. Mauly Purba, M.A.,Ph.D, Bapak Drs. Irwansyah Harahap,

M.A., Ibu Drs. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak Drs. Fadlin, M.A., Bapak

Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Ibu Arifni Netrosa, SST,M.A., Ibu Dra. Frida

Deliana, M.Si., Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd., Bapak Drs. Perikuten

Tarigan, M.Si., Bapak Drs. Dermawan Purba, M.Si., dan Bapak Drs.

Torang Naiborhu, M.Hum. yang telah memberikan banyak ilmu selama

penulis menjalani pendidikan,

7. Bapak Eka Danta J. Ginting, M.A, selaku Wakil Dekan I Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara yang membantu dan memberikan masukan

bagi penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

9

8. Seluruh informan Bapak, Ibu guru, adik-adik SMP Negeri 4 Balige, Bistok

Silaban, Marthin Sianturi, dan Roy Sibarani yang telah membantu penulis

dalam penelitian.

9. Department Junior Church (JC) Keluarga Besar GBI Medan Plaza

terkhusus buat Maria Elisa Purba, Ela Grace Tasya Sigalingging, Natasia

Fergina Bangun, Eradh Ragil Alex Sigalingging, Samuel Ebenezer

Situmorang, Reinhard Bonkey Siahaan, Samuel Baktiar Sihite, Gabriella

Sitepu, Jovi Ananta Bangun yang selalu memberikan dukungan dalam

proses skripsi ini juga buat adik-adik JC Lidya Febrianti Sihombing dan

Jeremy Angelo Gunawan yang selalu memberikan semangat dan doanya

untuk penulis.

10. Seluruh teman-teman 2014 Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara terkhusus Jhonson Pasaribu, Reinhard

Hutapea, Hendri Tindaon, Adi Candra Silitonga, Septi Arsila Saragih,

Anantha Sitio dan Marimar Simanihuruk.

Medan, September 2018

Penulis,

Indri Kesuma Pardede

140707021

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

10

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... i

PERSETUJUAN DEPARTEMEN ........................................................ ii

PENGESAHAN FAKULTAS ................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Pokok Permasalahan ........................................................................... 5

1.2.1 Batasan Masalah ......................................................................... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

1.4 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7

1.4.1 Konsep ....................................................................................... 7

1.4.1.1 Pengertian Belajar .............................................................. 8

1.4.1.2 Pembelajaran Seni Musik .................................................. 8

1.4.2 Landasan Teori ........................................................................... 10

1.4.2.1 Kategori Pengetahuan ......................................................... 11

1.4.2.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ..................... 11

1.4.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ........................................... 14

1.4.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ........................... 14

1.5 Metode Penelitian ............................................................................... 16

1.5.1 Angket ........................................................................................ 19

1.5.2 Variabel Penelitian ..................................................................... 19

1.5.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 21

1.5.4 Analisa Data .................................................................................... 23

1.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 24

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 24

BAB II ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT BATAK TOBA

DI KECAMATAN BALIGE

2.1 Wilayah Geografis Kecamatan Balige .................................................. 26

2.2 Penduduk Kecamatan Balige ................................................................ 27

2.3 Mata Pencaharian ................................................................................. 27

2.4 Pendidikan ........................................................................................... 28

2.5 Bahasa ................................................................................................. 29

2.6 Sistem Kepercayaan ............................................................................. 29

2.7 Budaya Musika .................................................................................... 32

2.7.1 Musik Vokal ................................................................................. 32

2.7.2 Musik Pada Upacara Perkawinan .................................................. 33

2.7.2.1 Ensambel Gondang Hasapi ................................................. 33

2.7.2.2 Ensambel Gondang Sabangunan ......................................... 36

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

11

2.7.2.3 Instrumen Tunggal .............................................................. 38

2.8 Perekonomian ...................................................................................... 40

2.9 Konsep Kekerabatan ............................................................................ 41

BAB III ANALISIS DATA

3.1 Analisis Data Kuantitatif ...................................................................... 46

3.1.1 Kategorisasi Berdasarkan Distribusi Normal ................................. 46

3.1.2 Persentase Kategori Skor ............................................................... 52

3.2 Analisis Data Kualitatif ........................................................................ 53

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Faktor Penyebab Tingkat Pengetahuan Anak Remaja di Kategorikan

Cukup Baik Terhadap Tradisi Gondang Sabangunan .......................... 54

4.1.1 Pendidikan dan Informasi ............................................................ 54

4.1.2 Minat ........................................................................................... 54

4.1.3 Pengalaman dan Usia .................................................................. 55

4.2 Tingkat Pengetahuan Anak Remaja Terhadap Tradisi

Gondang Sabangunan ……………………………………………………… 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 57

5.2 Saran .................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 59

DAFTAR INFORMAN ............................................................................ 61

LAMPIRAN ............................................................................................. 63

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Balige ........................................................... 26

Gambar 2.7.2.1.a Hasapi Doal.................................................................... 34

Gambar 2.7.2.1.b Sarune Etek .................................................................... 34

Gambar 2.7.2.1.c Garantung ...................................................................... 35

Gambar 2.7.2.1.f Sarune Bolon .................................................................. 36

Gambar 2.7.2.2.a Taganing ........................................................................ 37

Gambar SMP Negeri 4 Balige .................................................................... 60

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.6 Rincian Jumlah Siswa................................................................. 21

Tabel 1.8 Indikator Pertanyaan ................................................................... 24

Tabel 1.9 Rencana Kegiatan ....................................................................... 25

Tabel 3.1 Kurva Distribusi Normal Standar ................................................ 46

Tabel 3.1.1 Kategori Skor .......................................................................... 48

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap musik lokalnya dikatakan baik

jika masyarakat memiliki kesadaran untuk menghargai dan menjaga kesenian

lokal dengan melakukan tranmisi musikal terhadap generasi selanjutnya.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan

raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overtbehavior). Masyarakat yang memiliki

pengetahuan baik tentang kesenian lokalnya pasti memiliki pemikiran dan

pengetahuan yang luas tentang kesenian lokal1. Masyarakat harus mengetahui apa

saja kesenian lokalnya, pada saat kapan acara kesenian tersebut dilaksanakan, dan

sebagainya itulah dapat dikatakan memiliki pengetahuan yang luas tentang

kesenian lokalnya.

Di kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir tradisi Gondang

Sabangunan adalah salah satu kesenian lokal dalam masyarakat Batak Toba.

Balige merupakan salah satu tempat pendukung dan cagar budaya didaerah

Kabupaten Toba Samosir. Keberadaan sekolah-sekolah pada tingkat dasar, dan

menengah yang memberikan ruang pembelajaran kesenian adalah satu peluang

1 Kesenian lokal dalam masyarakat Batak Toba adalah Gondang Sabangunan,

Gondang Hasapi, Andung-andung (ratapan), Opera Batak, dan Ende-ende

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

15

besar yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi wadah pentransmisian musik

tradisional. Lewat pembelajaran intra maupun ekstra kurikuler tentulah sangat

memungkinkan mentransmisikan berbagai materi kesenian lokal kepada generasi

muda bangsa ini (Purba 2007:9).

Setelah mengadakan kunjungan dan pengamatan selama tiga minggu ke

beberapa sekolah menengah di kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir,

penulis melihat bahwa tingkat pengetahuan anak didik tingkat menengah terhadap

tradisi kebudayaan musik lokal masyarakat Batak Toba di Kabupaten Toba

Samosir, Balige dapat dikatakan rcukup baik. Cukup baiknya pengetahuan

terhadap tradisi musik lokal yaitu Gondang Sabangunan2. Tingkat pengetahuan

masyarakat dikatakan cukup baik disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat

mengenai fungsi kesenian lokal yang cukup disadari, pengetahuan dan

pemahaman masyarakat tentang kesenian lokal, ketersediaan sarana dan fasilitas

untuk menginformasikan cukup baik, kondisi lingkungan mulai dari lingkungan

keluarga dan sekolah cukup memberikan peluang untuk membina masyarakat

yang melek seni, serta penyelenggaraan pertunjukan seni yang masih jarang

(Sobandi 2008).

Melihat penyebab cukup baiknya tingkat apresiasi, apakah pemerintah

lokal menyadari tentang rendahnya transmisi kebudayaan lokal kepada generasi

muda? Apa saja yang menjadi prioritas pemerintah dalam hal pengembangan

tradisi lokal? Apa kontribusi pemerintah terhadap tradisi Gondang Sabangunan

2 Gondang Sabangunan yang biasanya di mainkan di acara-acara adat daerah

sekitar antara lain yaitu ulaon adat saur matua atau ulaon adat sari matua (upacara adat

kematian orang yang uzur usia), ulaon pangolin anak atau ulaon pamuli boru

(perkawinan), mamele (pemujaan roh nenek moyang), pesta bius (upacara kurban oleh

komunitas desa), dan mangongkal holi (upacara penggalian tengkorak).

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

16

dan musisinya? Apa kontribusi musisi senior terhadap generasi selanjutnya?

Apakah peran orang tua penting dalam usaha pengembangan tradisi ini kepada

generasi muda? Bagaimana kondisi tradisi ini pada dua dekade yang akan datang

melihat keadaan sekarang? Apa kontribusi teknologi terhadap kebudayaan tradisi

lokal? Apa peranan sekolah atau masyarakat di kesenian lokal?

Dari hasil wawancara yang diperoleh dari para informan guru3, beberapa

seniman lokal4, camat daerah5, dan anak-anak remaja yang sangat berperan

penting untuk kelanjutan tradisi Gondang Sabangunan ini. Guru dan camat di

kecamatan Balige ini menyatakan memang tidak ada didukungnya program

pengembangan kesenian lokal yang penulis maksud disini adalah tradisi Gondang

Sabangunan yang dapat dilihat dari matapelajaran kesenian disekolah maupun

kegiatan yang berlangsung kecamatan Balige sendiri. Pernyataan ini dibenarkan

karena dilihat dari program pemerintah dan dilihat juga pada kegiatan seperti HUT

Tobasa ke-19 yang dilaksanakan 9 Maret 2018 minimya kesenian lokal Batak

Toba dilaksanakan.

Melihat keadaan ini seniman lokal6 berpendapat memang benar

bahwasannya kesenian lokal dan tradisi Gondang Sabangunan di kecamatan Balige

ini sudah menurun. Ini dapat dilihat juga dari acara adat pernikahan maupun acara

adat kematian di kecamatan ini yang sudah sangat jarang menggunakan tradisi

Gondang Sabangunan. Karena hal inilah juga para seniman lokal sulit untuk

3 Guru yang memberikan informasi yaitu: Well Francius Sianturi, S.Pd.

4 Beberapa seniman lokal yang memberikan informasi yaitu: Roy Sibarani, Marthin Sianturi, dan

Bistok Silaban.

5 Camat di Kecamatan Balige yaitu Bpk. Pantun Josua Pardede.

6 Hasil wawancara dengan Roy Sibarani, Marthin Sianturi, dan Bistok Silaban.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

17

mentranmisikan kesenian lokal ini untuk generasi selanjutnya. Disebabkan juga

para pemain musik tradisi (pargonsi) yang dulu sudah sangat jarang untuk dapat

ditemui. Para seniman yang penulis jadikan informan adalah pengamat kesenian di

kecamatan Balige dan pemain musik yang ada di acara-acara pernikahan adat di

daerahnya ini yang memang kurang ahli dalam memainkan repertoar Gondang

Sabangunan namun setidaknya sedikit tahu dalam memainkan beberapa alat musik

Gondang Sabangunan ini.

Bagi anak remaja, tradisi Gondang Sabangunan adalah suatu kesenian khas

masyarakat Batak Toba, yang dalam hal ini mereka berpikir bahwa tradisi ini hanya

dilakukan pada masa dulu. Beberapa anak remaja yang penulis wawancarai sedikit

yang sudah pernah melihat keunggulan alat musik yang ada di dalam ansambel

Gondang Sabangunan, konon lagi bagaimana cara memainkan dan apa kegunaan

dari setiap alat musik yang ada di Gondang Sabangunan ini. Mereka sulit untuk

mengetahui bagaimana spesifiknya alat musik tradisi Gondang Sabangunan ini dan

untuk acara apa saja ini digunakan. Karena kurangnya informasi yang mereka

peroleh dari orang tua, lingkungan bahkan tempat institusi pendidikan yang ada hal

ini yang memicu kurangnya keinginan anak remaja untuk mengetahui tradisi lokal

ini.

Semakin berkembangnya zaman, masuknya teknologi dan musik populer

yang sering diputarkan di berbagai tempat hal ini yang membuat tradisi lokal

semakin berkurang. Anak remaja yang lebih senang mendengarkan musik populer,

belajar alat musik modern, dan bermain game itu yang mereka lakukan setiap

harinya. Rasa ingin tahu dan belajar mereka terhadap musik populer dan

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

18

perkembangan zaman sekarang ini yang membuat pengetahuan mereka terhadap

tradisi lokal semakin berkurang.

Peran orangtua dalam mengembangkan tradisi lokal ini sangat kurang.

Penulis mengamati bahwa tidak sedikit orang tua pun yang sudah lupa apa itu

Gondang Sabangunan, apa-apa saja alat musik yang terdapat di ansambel Gondang

Sabangunan dan untuk apa Gondang Sabangunan digunakan. Kebanyakan

pekerjaan orang tua yang penulis temui memang tidak bertani ataupun berladang

melainkan pekerjaan yang sudah cukup baik dari situ, namun yang sangat

disayangkan pengetahuan orang tua mengenai tradisi lokal ini sangat kurang. Ini

yang membuat salah satu penyebab pengetahuan anak remaja di kecamatan Balige

ini terhadap Gondang Sabangunan cukup berkurang.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, mengenai pengetahuan

anak remaja terhadap Gondang Sabangunan, maka penulis tertarik untuk menyusun

serta menuliskannya dalam bentuk skripsi dengan judul: TINGKAT

PENGETAHUAN ANAK REMAJA TENTANG TRADISI GONDANG

SABANGUNAN DI KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA

SAMOSIR.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang penulis merumuskan permasalahan

yaitu:

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat pengetahuan anak remaja

terhadap Gondang Sabangunan di Kecamatan Balige?

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

19

2. Seberapa besar tingkat pengetahuan anak remaja terhadap tradisi Gondang

Sabangunan?

1.2.1 Pembatas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini hanya membatasi

aspek yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan siswa/siswi SMP Negeri 4

Balige terhadap tradisi Gondang Sabangunan. Hal ini dimaksudkan agar

permasalahan yang hendak diteliti lebih terfokus pada tingkat pengetahuan dan

faktor yang mempengaruhi

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan anak

remaja terhadap ansambel Gondang Sabangunan dan seberapa besar tingkat

pengetahuan anak remaja terhadap tradisi Gondang Sabangunan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Salah satu upaya untuk menambah informasi mengenai pengetahuan anak

remaja sekarang di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir.

2. Salah satu upaya untuk generasi selanjutnya untuk lebih perduli dan mau

mengembangkan kesenian lokal.

3. Sebagai proses pengaplikasian ataupun pengembangan ilmu yang diperoleh

penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Studi Etnomusikologi.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

20

4. Sebagai sarana dokumentasi mengenai perkembangan musik tradisional

Batak Toba yang merupakan data literatur mengenai etnografi di Program

Studi Etnomusikologi.

5. Untuk menambah dokumentasi mengenai Batak Toba di Program Studi

Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Konsep

Konsep adalah kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persolan yang

perlu dirumuskan. Konsep juga merupakan rancangan ide atau pengertian yang

diabstrakkan dari peristiwa konkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

1991:431). Maka pada kesempatan ini penulis akan memaparkan konsep yang

membantu mengarahkan kepada hal-hal yang menjadi bagian penting dari

penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis.

Tingkat pengetahuan yang penulis bahas disini adalah sejauh mana anak

remaja mengerti akan kesenian lokal didaerahnya terkhusus kecamatan Balige

mengenai tradisi Gondang Sabangunan dan penyebab terjadinya. Setidaknya

mereka tahu apa-apa saja alat musik yang ada di tradisi Gondang Sabangunan ini,

bagaimana sejarahnya dulu dan tahu apa saja peranan alat musik di tradisi Gondang

Sabangunan ini.

Selain itu juga penulis mengambil sampel untuk anak-anak remaja di salah

satu Sekolah Menengah Pertama di Balige yaitu SMP Negeri 4 Balige yang berada

di Jalan N.Kartini Soposurung Balige, Kabupaten Toba Samosir. Adapun alasan

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

21

penulis mengambil sampel di sekolah tersebut karena hanya di sekolah inilah yang

memiliki guru yang tamatan dari perguruan tinggi seni.

1.4.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Mill dalamIlyas (2012) bahwa pendidikan meliputi segala sesuatu

yag dikerjakan oleh sesorang untuk dirinya atau yang dikerjakan orang lain untuk

dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan. Dari pengertian

tersebut dapat diperoleh bahwa pendidikan adalah segala upaya manusia untuk

meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi dalam diri

seseorang. Dengan merujuk kembali kepada makna dan hakikat pendidikan

diharapkan akan dicoba menimbang-nimbang kembali apa yang telah dialami dan

lakukan dalam proses pendidikan selama ini.

Belajar adalah suatu proses perubahan di dialam kepribadian manusia dan

perubahan tersebut tampak dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitias

tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya piker dan kemampuan lainnya (Hakim 2000).

Menurut Mahmud (2009) belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, baik

yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi

dalam diri seseorang karena pengalaman.

Dari dua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya belajar

adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan menghasilkan kemajuan

pada diri seseorang, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun

perubahan sikap yang positif lainnya.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

22

1.4.1.2 Pembelajaran Seni Musik

Pengajaran musik adalah pengajaran tentang bunyi. Apapun yang dibahas

dalam suatu pengajaran musik haruslah bertitik tolak dari bunyi itu sendiri. Oleh

karena itu musik kini mulai dimasukan kedalam pendidikan untuk dapat memenuhi

tujuan pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia seutuhnya. Hal ini

diperkuat juga oleh pendapat dari Tirtahardha (2008), bahwa pembelajaran seni

musik di sekolah merupakan sarana untuk membantu berhasilnya pendidikan

musik dalam bentuk pembinaan kepribadian peserta didik, mengembangkan bakat

dan kreativitas, serta sebagai wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan dalam hal

budaya dan kesenian.

Pelajaran seni musik di lembaga pendidikan sekolah bertujuan untuk

mengembangkan sikap dan kemampuan siswa agar berkreasi dan menghargai cita

rasa seni. Juga dapat mendorong anak didik untuk bertingkah laku yang positif,

misalnya untuk membangkitkan semangat dan prestasi. Terkait dengan tujuan

pendidikan seni musik di lembaga pendidikan sekolah, Jamalus (2008) menyatakan

bahwa pembelajaran musik disekolah mempunyai tujuan untuk:

1. Memupuk rasa seni pada tingkat tertentu dalam diri tiap anak melalui

perkembangan kesadaran musik, tanggapan terhadap musik, kemampuan

mengungkapkan dirinya melalui musik, sehingga memungkinkan anak

mengembangkan kepekaannya terhadap dunia sekelilingnya.

2. Mengembangkan kemampuan menilai musik melalui intelektual dan

artistic sesuai dengan budaya bangsanya

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

23

3. Dapat dijadikan bekal untuk melanjutkan studi kependidikan musik yang

lebih tinggi

Hal ini oleh pernyataan, Haryadi (2008) yang menyatakan, bahwa pendidikan

musik sebagai salah satu sarana untuk membantu berhasilnya pendidikan umum

dalam membentuk dan membina kepribadian anak. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Parto (2006) yang menyatakan bahwa musik selain sebagai seni

merupakan kaidah-kaidah estetik yang dapat diapresiasikan, namun juga sebagai

ilmu. Hal tersebut terasa dari deretan nada-nada interval, dan juga akustiknya yang

mana dilihat dari sejarahnya hubungan musik dengan bidang ilmu terutama angka-

angka (matematika) yang telah dibahas oleh filsuf China dan Yunani ratusan tahun

yang lampau.

1.4.2 Teori

Teori merupakan alat yang terpenting dalam ilmu pengetahuan. Tanpa ada

teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada

ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973:10). Dalam penelitian ini digunakan

teori Koentjaraningrat (2005:147) mengenai Dinamika Masyarakat dam

Kebudayaan yaitu Proses Evolusi Sosial. Proses evolusi yang dapat dianalisis

secara mendetail (miskroskopik), tetapi dapat juga dilihat secara keseluruhan,

dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah terjadi

(makroskopik). Proses-proses sosial-budaya yang dianalisa secara detil dapat

memberi gambaran mengenai berbagai proses perubahan (dalam ilmu antropologi

disebut recurrent processes) yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari suatu

masyarakat.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

24

Ada beberapa pengertian pengetahuan menurut para ahli: Pengetahuan

merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah

hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2003). Menurut (Notoatmodjo,

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan 2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil

tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overtbehavior). Karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan seorang

remaja di peroleh dari pengalaman yang berasal dari berbagi media masa, media

elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, orang tua, internet, media poster,

teman dekat, dan sebagainya.

1.4.2.1 Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

1. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari

seluruh pertanyaan

2. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari

seluruh pertanyaan

3. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari

seluruh pertanyaan

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

25

1.4.2.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut (Notoatmodjo, 2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain

Kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

Kata kunci dari pengetahuan yaitu mendefinisikan, menyusun daftar,

menamai, menyatakan, mengidentifikasikan, mengetahui, menyebutkan, membuat

kerangka, menggaris bawahi, menggambarkan, menjodohkan, memilih

2. Pemahami (Comprehension)

Pemahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus

dapatmenjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Kata kunci dari pemahaman yaitu menerangkan, menjelaskan,

menguraikan, membedakan, menginterpretasikan, merumuskan, memperikarakan,,

meramalkan, mengeneralisir, menterjemahkan, mengubah, memberi contoh,

memperluas, menyatakan kembali, menganalogikan, merangkum.

3. Penerapan (Aplication)

Penerapan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

26

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Kata kunci dari penerapan yaitu menerapkan, mengubah, menghitung

melengkapi, menemukan, membuktikan, menggunakan, mendemonstrasikan,

memanipulasi, memodifikasi, menyesuaikan, menunjukkan, mengoperasikan,

menyiapkan, menyediakan, menghasilkan.

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kata kunci dari analisa yaitu menganalisa, mendiskriminasikan, membuat

skema/diagram, membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan,

membagi, menghubungkan, menunjukkan antara variabel, memilih, memecah

menjadi beberapa bagian, menyisihkan, mempertentangkan.

5. Sintesa (Synthesis)

Sintesa menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

Kata kunci dari sintesa yaitu mengkategorikan, mengkombinasikan,

mengatur, memodifikasi, mendiasin, mengintergrasikan, mengorganisasikan,

mengkompilasi, mengarang, menciptakan, menyusun kembali, menulis kembali,

merancang, merangkai, merevisi, menghubungkan, merekontruksi, menyimpulkan,

mempolakan.

6. Evaluasi (Eval)

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

27

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Kata kunci dari evaluasi yaitu mengkaji ulang, membandingkan,

menyimpulkan, mengkritik, mengkotraskan, mempertentangka menjustifikasi,

mempertahankan, mengevaluasi, membuktikan, memperhitungkan, mengasilkan,

menyesuaikan, mengkoreksi, melengkapi, menemukan.

1.4.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

1. Cara tradisional:

a) Cara coba-salah (trialanderror)

b) Cara kekuasaan atau otoritas

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

d) Melalui jalan pikiran

2. Cara modern:

a) Metode berfikir induktif

b) Metode berfikir deduktif (Notoatmojo, 2005)

1.4.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Faktor Internal menurut (Notoatmodjo, 2003) terdiri dari :

a. Pendidikan

Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh (Notoatmodjo,

2003) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada

kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa pendidikan

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

28

sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan didalam dan

diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

b. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang

cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai

dengan apa yang diharapkan.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang. Jika tidak

adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan

bersikap negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang

melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama

membekas (Azwar, 2009).

d. Usia

Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya,

makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap

masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

29

2. Faktor External menurut (Notoatmodjo, 2003), antara lain :

a. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga dengan

status ekonomi baik lebih mudah tercukupi di banding dengan keluarga dengan

status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai

termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

b. Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan

sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu.Pendekatan ini

biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu

inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media

masa.

c. Kebudayaan/Lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pengetahuan kita.Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk

selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

1.5 Metode Penelitian

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

30

Menurut Triswanto dalam Chrismes Manik (2010:15), metode penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan

dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu

rasional, empiris, dan sistematis. Kata metode secara harafiah dapat diartikan

sebagai cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan

guna mencapai tujuan yang ditentukan. Ada juga yang mengatakan metode dalam

penelitian sebagai alat dalam melakukan penelitian, yaitu dari pengumpulan data,

penganalisian data sampai dengan menarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan

penelitian.

Metode penelitian diharapkan mampu mengarahkan peneliti dalam

menyelesaikan setiap persoalan ilmiah dan mampu memberikan hasil ilmiah yang

menjadi bahan tulisan yang mengacu pada pokok permasalahan yang sudah

ditentukan sebelumnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang

kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya, penelitian yang

dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada tingkat

pengetahuan remaja dan Gondang Sabangunan.

Pengertian statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono P. D., 2012). Adapun pengertian

lain dari metode deskriptif menurut (Nazir, 2002):

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok

manusia, suatu set kondisi suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

31

peristiwa pada masa sekarang untuk membuat deskriptif, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat sifat

serta hubungan-hubungan secara fenomena yang diselidiki.”

Sedangkan pengertian kuantitatif menurut(Sugiyono, 2007) adalah:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan pengertian yang sudah dipaparkan, maka penelitian yang

dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu

bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian

secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti

dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya,

kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literature-literatur yang

berhubungan tingkat pengetahuan anak remaja dan ansambel Gondang

Sabangunan. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas

atas masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dengan

menggunakan kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut

nantinya akan dihitung secara statistik.

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan metode deskriptif yang

bersifat kualitatif. Koentjaraningrat (1990:29) mengatakan bahwa penelitian yang

bersifat deskriptif adalah bertujuan untuk memaparkan secara tepat sifat-sifat suatu

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

32

individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau

penyebaran dari suatu gejala ke gejala lain dalam suatu masyarakat. Menurut

Nawawi dan Martini (1995:209) penelitian kualitatif adalah rangkaian atau

proses menjaring data (informasi) yang bersifat sewajarnya mengenai suatu

masalah dalam kondisi aspek atau bidang kehidupan tertentu pada objeknya.

1.5.1 Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dalam bentuk

pertanyaan yaitu pilihan berganda, dimana responden akan memilih jawaban yang

mereka anggap benar menurut pengetahuan mereka masing-masing. Angket yang

telah di isi, kemudian dikumpul dan diolah jawabannya dengan menggunakan

interpretasi skor.

Interpretasi skor ini bersifat normatif, artinya makna skor diacukan pada

posisi relatif skor terhadap suatu norma (mean) skor populasi teoretik sebagai

parameter sehingga hasil ukur yang berupa angka (kuantitatif) dapat

diinterpretasikan secara kualitatif. Acuan normatif tersebut memudahkan pengguna

memahami hasil pengukuran. (Azwar 2014 : 145)

1.5.2 Variable Penelitian

Variable merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.

Variable itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai

variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Tinggi, berat badan,

sikap motivasi, kepemimpinan disiplin kerja, warna rambut merupakan atribut dari

objek. Atribut ini akan bervariasi bila terjadi pada sekelompok orang atau objek

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

33

yang diambil secara random. Bila tinggi badan, motivasi kerja, kemampuan, gaya

kepemimpinan dari 30 orang sama, maka semua itu bukanlah variable. Jadi

dikatakan variable karena ada variasinya (Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,

2002).

Dalam Penelitian ini terdapat dua variable yaitu : Variable bebas (X) : dalam

penelitian ini memiliki variabel bebas yang diberi notasi X, adalah variable

penyebab yang memberikan suatu pengaruh terhadap peristiwa lain (Sudjana,

1999) yaitu Pengetahuan. Dan variabel Y (variable terikat) pada penelitian ini

yaitu Gondang Sabangunan.

Menurut (Arikunto, 2011) menyatakan bahwa definisi operasional variable

adalah objek penelitian yang bervariasi. Dengan kata lain operasional adalah

semacam petunjuk pelaksana bagaimana cara mengukur suatu variable. Variable

tersebut antara lain variabel bebas (X) yaitu pengetahuan merupakan hasil dari

usaha manusia untuk tahu. Adapun indikator-indikatornya meliputi: tahu (know),

memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisis, sintesis, evaluasi, dan

juga faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang terdiri dari faktor internal

yang meliputi pendidikan, minat, pengalaman, usia dan faktor external yang

meliputi ekonomi, informasi, kebudayaan/lingkungan. Sedangkan variable Y yaitu

Gondang Sabangunan mempunyai indikator-indikatornya antara lain sejarah musik

Gondang Sabangunan, lagu Gondang Sabangunan, tokoh dan instrumen. Jika

digambarkan maka seperti:

X Y

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

34

1.5.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Arikunto (2010: 173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian.Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 119), populasi dapat

didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 4 Balige. Berdasarkan

data jumlah siswa di SMP Negeri 4 Balige jumlah siswa seluruhnya ada 700 dengan

perincian sebagai berikut:

Tabel 1.6 Rincian Jumlah Siswa

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Kelas VII 110 114 224

2. Kelas VIII 144 94 238

3. Kelas IX 112 126 238

Jumlah 366 334 700

2. Sampling

Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus slovin sebagai berikut (Sugiyono, 2006:57).

n = N

1+Ne²

Keterangan:

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

35

n : ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

E : Taraf kesalahan (error) sebesar 0,10 (10%)

Dari rumus slovin diatas maka jumlah besarnya sampel adalah sebagai

berikut:

n = 700

1 + 700 . (0.10)²

= 700

8

= 87

Berdasarkan hasil perhitungan sampel dengan rumus slovin diperoleh

besarnya sampel sebanyak 87 orang. Kelemahan dari teknik penarikan sampel

dengan cara ini adalah sampel yang terpilih kemungkinan besar tidak mewakili

populasi, sehingga generalisasi yang dapat dilakukan oleh peneliti akan terbatas.

Cara ini juga cenderung memiliki bias yang tinggi karena peneliti menentukan

sendiri responden yang terpilih secara acak yang biasanya dengan subjektif. Namun

subjektifnya ini dapat direduksi berdasarkan asumsi bahwa siswa SMP Negeri 4

Balige relatif memiliki karakteristik yang serupa. Karena jumlah populasi yang

besar dan tidak ada kerangka sampel serta keterbatasan tenaga dan biaya, maka

teknik penarikan ini merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan data yang di

inginkan.

Untuk menentukan siapa saja yang akan dijadikan responden dalam

penelitian ini menggunakan metode convenience sampling. Dengan menggunakan

metode ini, responden yang berhak mengisi kuesioner tergantung sepenuhnya

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

36

kepada kemudahan peneliti (Sekaran, 2003: 66) Teknik ini disebut juga dengan

teknik insidental. Menurut Sugiyono (2007), sampel insidental adalah teknik

penentuan responden berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan dipandang

cocok sebagai narasumber data maka akan diberikan kuesioner. Teknik aksidental

ini dilakukan dengan kuota per siswa yang terinci siswa kelas 7 laki-laki atau

perempuan, siswa kelas 8 laki-laki atau perempuan, siswa kelas 9 laki-laki ataupun

perempuan.

1.5.4 Analisa Data

Analisa Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

yaitu untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap tradisi Gondang Sabangunan.

Teknik penjelasan data kuantitatif dapat dijelaskan menggunakan teknik statistik

yang disebut: Modus, Median, dan Mean yaitu teknik statistik yang digunakan

untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan atas gejala pusat (Tendency Center)

dari kelompok tersebut, namun dari tiga macam teknik tersebut yang menjadi

gejala pusatnya berbeda-beda (Sugiyono, 2007: 47).

a. Kelas Interval

Skor total terendah dan skor total tertinggi skala tingkat pengetahuan

tersebut digunakan untuk menentukan kelas interval dengan rumus sebagai berikut:

Kelas interval = skor tertinggi – skor terendah

6

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

37

1.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data penelitian ini, penelitian menggunakan skala

pengetahuan, instrument ini menggunakan skala Pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan, yaitu: tahu (know), memahami

(comprehension), aplikasi (aplication), analisis, sintesis, evaluasi, dan juga faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang terdiri dari faktor internal yang

meliputi pendidikan, minat, pengalaman, usia dan faktor external yang meliputi

ekonomi, informasi, kebudayaan/lingkungan. Respon subjek diklasifikasikan

sebagai jawaban jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima

sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Dalam skala pengetahuan

responden hanya diberi dua alternatif pilihan jawaban dengan diberikan skor jika

“benar” mendapat skor 10 dan jika jawaban “salah” mendapat skor 0 coding yaitu

terdiri penilaian favorable (jawaban positif) dengan skala yang digunakan adalah

skala Guttman.

Tabel 1.8 Indikator Pertanyaan

No Variable Indikator No. Soal

1. Pengetahuan Memilih 2, 5, 6, 7, 8, 9,

dan10

2. Pemahaman Menjelaskan dan Menerangkan 1, 4, dan 3

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian penulis di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir,

karena kasus dan informan yang penulis tentukan bertempat di Kecamatan Balige

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

38

Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan waktu penelitian adalah seperti dalam bagan

berikut ini:

Tabel 1.9 Rencana Kegiatan

No

Jenis Kegiatan

Penelitian

Bulan

Mei-18 Jun-18 Jul-18

1 Persiapan Proposal X

2 Penyusunan Proposal X X

3

Penyusunan instrument

dan

X X Uji coba Instrumen

4

Pengumpulan data dan

X Analisis data

5 Penyusunan laporan X

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

39

BAB II

ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT BATAK TOBA DI

KECAMATAN BALIGE

Deskripsi mengenai gambaran umum masyarakat Balige adalah upaya

menjelaskan bagaimana hal-hal yang bersifat umum tentang masyarakat batak Toba

di Balige. Konsepsi mengenai hal-hal umum tersebut merupakan hal yang luas dan

sulit untuk membatasinya. Oleh sebab itu gambaran umum yang dimaksudkan

penulis dalam hal ini adalah deskripsi tentang wilayah geografis kecamatan Balige,

penduduk, mata pencaharian, pendidikan, bahasa, sistem kepercayaan, budaya

musikal, perekonomian, dan sistem kekerabatan

2.1 Wilayah Geografis Kecamatan Balige

Kecamatan Balige adalah salah satu wilayah yang berada di provinsi Sumatera

Utara yang memiliki luas wilayah 91.05km2 dan berada pada 20 15'-20 21’ Lintang Utara

dan 99o00' – 99o 11' Bujur Timur.

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Balige

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

40

Wilayah Administrasi di Kecamatan Balige yaitu:

1. Jumlah Desa yaitu 29 esa

2. Jumlah Kelurahan yaitu 6 kelurahan

Batas wilayah kecamatan Balige adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Toba

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tampahan

4. Sebelah Timur Kecamatan Laguboti

2.2 Penduduk Kecamatan Balige

Jumlah penduduk Kecamatan Balige pada tahun 2015 sebanyak 38.088 jiwa

yang terdiri dari 19.018 jiwa laki-laki dan 19.070 jiwa perempuan dengan 8.854

RT. Secara keseluruhan tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Balige 418,32

jiwa/km². Kelurahan Napitupulu Bagasan merupakan daerah terpadat dengan

tingkat kepadatan penduduk 6552,08 jiwa/km², sedangkan tingkat kepadatan

terendah berada di Desa Siboruon dengan tingkat kepadatan 29,31 jiwa/km².

Tingginya tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Napitupulu Bagasan

disebabkan letaknya sangat strategis dengan sarana dan prasarana kota yang

lengkap untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.

2.3 Mata Pencaharian

Kecamatan Balige merupakan pusat kegiatan ekonomi di Kabupaten Toba

Samosir. Hal ini dilihat dari industri menengah yang cukup berkembang baik, yaitu

industry kain tenun yaitu Ulos. Data statistic presentase industry tahun 2015

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

41

mencatat usaha mikro senilai 39,13%, usaha menengah 13,5%, dan usaha kecil

senilai 47,82 %. Dalam dunia perdangan (proses jual beli barang bekas atau baru)

meliputi pedang besar dan ecerean. Sarana dagang yang terdapat di kecamatan

Balige pada tahun 2015 tercatat dengan jumlah 703 unit.

2.4 Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kecamatan Balige sudah memadai mulai dari SD

sampai SMK. Fasilitas pendidikan di Kecamatan Balige sebanyak 50 gedung

sekolah terdiri dari 32 SD, 8 SLTP, 4 SMA, dan 6 SMK. Jumlah murid yang

terdaftar periode laporan akhir Desember 2015 untuk jenjang pendidikan SD

sebanyak 5.472 orang dengan jumlah guru sebanyak 338 orang sementara jumlah

murid SLTP ada sebanyak 3.031 orang dengan jumlah guru sebanyak 203 orang,

jumlah murid SLTA sebanyak 2.508 orang dengan jumlah guru sebanyak 138

orang, dan jumlah murid SMK sebanyak 2.468 orang dengan jumlah guru sebanyak

236 orang.

Kecamatan Balige sudah memiliki 2 Perguruan Tinggi yang cukup banyak

peminatnya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Perguruan Tinggi

setingkat Akademik di Kecamatan Balige, terdiri dari Sekolah Tinggi Diakones

HKBP yang mahasiswanya berjumlah 62 orang dengan jumlah dosen 12 orang, dan

Akademi Keperawatan HKBP yang mahasiswa berjumlah 113 orang dengan

jumlah dosen 5 orang.

2.5 Bahasa

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

42

Masyarakat Batak Toba memiliki bahasa sebagai media komunikasi yang

disebut Hata Batak (Bahasa Batak). Hata Batak digunakan sebagai komunikasi

baik antar individu maupun antar kelompok dalam sebuah upacara adat. Misalnya

dalam pesta perkawinan, bahasa yang digunakan masing-masing kelompok pihak

untuk saling berinteraksi adalah Hata Batak.

Hata Batak tidak memiliki aturan yang baku layaknya bahasa Indonesia

yang ditentukan berdasarkan EYD atau dengan pola kalimat SOP. Dalam

penggunaan Hata Batak yang paling diutamakan adalah maksud dan kehendak

dapat tersampaikan.

Selain sebagai media bicara (spoken) Hata Batak juga digunakan dalam

syair-syair nyanyian dan umpasa (pantun) oleh masyarakat Batak Toba.

2.6 Sistem Kepercayaan

Menurut kepercayaan orang Batak dalam mitologinya, segala hal di dalam

kehidupan selalu ada sangkut pautnya dengan keilahian yang dipercaya sebagai

karya Mula Jadi Nabolon. Dalam cerita turun temurun, mitologi dalam kepercayaan

masyarakat Batak Toba ini yaitu adanya tiga oknum dewa masing-masing Batara

Guru, Soripada dan Mangala Bulan sebagai aspek dari Mulajadi Nabolon yang

memiliki otoritas di bumi untuk mengatur kehidupan manusia (Situmorang,

2009:21).

Dalam beberapa tulisan konsep mitologi ini berbeda dengan konsep yang

diungkapkan oleh Sitor Situmorang tentang “tri tunggal” Dewa orang Batak. Dalam

tulisan lain, Tampubolon menyebut ketiga Dewa itu bukanlah implisit dari jelmaan

Mulajadi Nabolon, melainkan tiga dewa yang berdiri sendiri yaitu 1) Mulajadi

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

43

Nabolon, 2) Debata Asi-asi dan 3) Batara Guru yang sesuai dengan pekerjaannya

di bumi. Mulajadi Nabolon diyakini sebagai pencipta dari alam semesta untuk alam

yang besar (Nabolon), dan menciptakan dewa-dewa yang lebih rendah. Debata Asi-

asi sebagai dewa yang menurunkan berkat dan kasih melalui oknum perantara (roh

leluhur, roh penghuni suatu tempat). Batara Guru berarti maha guru yang

memberilmu pengetahuan, ilmu-ilmu gaib, pengobatan dan penangkalan roh-roh

jahat. (Tampubolon, 1978:9-10).

Dalam konteks kepercayaan tradisional “agama Batak” itu, terdapat konsep

bahwa kehidupan manusia tetap berlangsung walaupun sudah meninggal.

Kehidupan itu berada pada dunia maya, kehidupan para roh-roh yang sudah

meninggal. Anggapan bahwa roh-roh itu memiliki komunitas dan aktivitas sendiri.

Itu sebabnya, hingga kini masih terdapat kepercayaan bagi masyarakat Batak untuk

ikut menyertakan berbagai perlengkapan orang yang sudah mati, dikubur bersama

jasadnya. Misalnya, pahean (pakaian) yang dikenakan dipergunakan nantinya

setelah roh sebagai pakaian yang membungkus dari rasa dingin, dan ringgit sitio

suara (uang) untuk kebutuhan perjalanan menempuh perjalanan ‘jauh’ dari dunia

nyata ke dunia maya atau benda-benda lainnya yang dibutuhkan dalam dunia roh.

(ibid. 1978:10).

Dari beberapa versi cerita kehidupan orang Batak dapat disimpulkan, bahwa

orang Batak pada zaman keberhalaan sudah mempercayai adanya Allah yang satu

yang disebut Mulajadi Na Bolon yang menjadi sumber dari segala yang ada. Orang

Batak kala itu percaya ada kekuatan besar Debata yang menjadikan langit dan bumi

dan segala isinya. Juga memelihara kehidupan secara terus menerus. Debata

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

44

Mulajadi Na Bolon adalah sebagai ilahi yang tidak bermula dan tidak berakhir. Dia

adalah awal dari semua yang ada.

Masyarakat Batak Toba memberi tingkatan hidup pada nilai-nilai

kebudayaan dalam tiga kata, yaitu harajaon (kuasa), hamoraon (kekayaan) dan

hasangapon (kehormatan). Harajaon menunjukkan bahwa tujuan setiap manusia

adalah berdiri sendiri secara merdeka dan mengelola hidup dengan wibawa dan

kuasanya. Setiap orang Batak (laki-laki), selalu mempunyai keinginan menjadi

seorang raja. Pengertian menjadi raja adalah seorang yang dapat mengatur hidupnya

sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu dianggap penting untuk

membentuk rumah tangga sendiri, karena rumah tangganya adalah awal dari usaha

untuk mendirikan ke”raja”annya sendiri.

Hamoraon menunjukkan bahwa tujuan dalam hidup seorang Batak adalah

mensejahterakan kehidupan. Anggapan tradisional, pengertian kesejahteraan lebih

dianggap sama dengan banyak memiliki anak, ladang yang luas dan ternak yang

banyak. Kepemilikan ini dianggap sebagai hasil karena memiliki seorang Batak

memiliki sahala sebagai raja.

Hasangapon merupakan tujuan dari usaha-usaha untuk mewujudkan

gagasan-gagasan harajaon dan hamoraon. Perjuangan untuk mencapai hasangapon

digambarkan sebagai motivasi fundamental suku Batak. Secara harafiah

hasangapon bisa diartikan sebagai terpuji, tauladan, terhormat, atau nyaris tanpa

cela. Dalam mencapai harajaon, hamoraon, dan hasangapon, berarti seseorang

tesebut telah menjadi pribadi yang sempurna. Sistem dalihan na tolu mencegah

pembentukan kelas-kelas sosial yang kaku. Selalu ada hula-hula yang harus

dipelihara dan dihormati. Oleh karena itu, masyarakat Toba memiliki ciri egaliter

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

45

yang kuat, dibandingkan misalnya dengan masyarakat jawa. Sifat ini tidak berarti

bahwa masyarakat Toba bebas dari hirarki gender, pada umumnya perempuan

menempati posisi rendah dibanding laki-laki.

2.7 Budaya Musikal

2.7.1 Musik Vokal

Budaya musikal masyarakat Batak Toba tercakup dalam dua bagian besar,

yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal pada masyarakat Batak

Toba disebut dengan ende. Dalam musik vokal tradisional, pengklasifikasiannya

ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut yang dapat dilihat berdasarkan

liriknya. Ben Pasaribu (1986 : 27-28) membuat pembagian terhadap musik vokal

tradisional Batak Toba dalam delapan bagian, yaitu:

1. Ende mandideng, adalah musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak

(lullaby).

2. Ende sipaingot, adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang

akan melangsungkan pernikahan. Biasanya dinyanyikan pada waktu senggang

saat menjelang pernikahan.

3. Ende pargaulan, adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo

chorus”, dan dinyanyikan oleh kaum muda-mudi dan daam waktu senggang,

biasanya malam hari.

4. Ende tumba, adalah musik vokal yang khusus dinyanyikan sebagai pengiring

tarian hiburan (tumba). Penyanyinya sekaligus menari dengan melompat-

lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya ende

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

46

tumba ini dilakukan oleh para muda-mudi atau remaja di alaman (halaman

kampung) pada malam terang bulan.

5. Ende sibaran, adalah musik vokal yang menggambarkan cetusan penderitaan

seseorang yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita

tersebut, dan biasanya dinyanyikan di tempat yang sepi.

2.7.2 Musik Pada Upacara Perkawinan

Ada tiga jenis ensambel musik yang umum dipakai pada upacara adat

perkawinan batak toba di kota medan dahulu dan sekarang, yaitu: ensambel

gondang hasapi dan ensambel gondang sabangunan.

2.7.2.1 Ensambel Gondang Hasapi

Secara umum ensambel yang lazim digunakan untuk upacara adat

perkawinan namun masa sekarang hampir tidak digunakan lagi penggunaanya pada

upacara perkawinan. Instrumen yang dipakai dalam ensambel ini terdiri dari:

hasapi doal, sarune etek, garantung, mengmung, hesek.

(a) Hasapi doal, instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam

permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa ritem konstan. Ukuran

instrumen hasapi doal lebih besar sedikit dari hasapi ende.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

47

Gambar 2.7.2.1.a Hasapi Doal

(Sumber: www.google.co)

(b) Sarune etek, adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed tunggal.

Klasifikasi ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lobang

nada (empat dibagian atas, satu dibagian bawah) dimainkan dengan cara

mangombus marsiulak hosa.

Gambar 2.7.2.1.b Sarune Etek

(Sumber: bonigorgga.blogspot.com)

(c) Garantung, adalah instrumen pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan

memiliki lima bilah nada. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

48

kelompok xylophone. Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan.

sebagai pembawa ritem variable pada lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan

cara mamalu7

Gambar 2.7.2.1.c Garantung

(Sumber: penulis)

(d) Mengmung, adalah instrumen pembawa melodi konstan yang memiliki tiga

senar. Senarnya terbuat dari kulit bamboo tersebut. Klasifikasi instrumen ini

bisa dimasukkan kedalam kelompok idiochordophone.

(e) Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari

pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong.

Instrument ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai

dengan irama dari suatu logam. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok

idiophone.

(f) Sarune bolon (shawm, oboe), yaitu sejenis alat tiup berlidah ganda (double

reed) yang berperan sebagai pembawa melodi dan dimainkan dengan cara

7 Mamalu dapat diartikan dengan memukul, memainkan atau membunyikan. Contoh

mamalu hasapi (membuyikan hasapi), mamalu garantung (membunyikan garantung) dan lain-lain.

Palu-palu merupakan alat pemukul berupa stik yang digunakan untuk memukul instrumen.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

49

mangombus marsiulak hosa. Instrumen ini tergolong kepada kelompok

aerophone.

Gambar: 2.7.2.1.f Sarune Bolon

(Sumber: penulis)

2.7.2.2 Ensambel Gondang Sabangunan

Sampai zaman sekarang gondang sabangunan lazim dipakai pada upacara

adat perkawinan batak toba, khususnya pada saat pemberian ulos maupun sebagai

pengisi acara. Instrumentasi yang dipakai pada ensambel yang dipakai dalam

ensambel gondang sabangunan terdiri dari:

(a) Taganing, yaitu lima buah gendang yang terdiri dari odap-odap, paidua odap,

painonga, paidua ting-ting, dan ting-ting dan berfungsi sebagai pembawa

melodi dan juga sebagai ritem variabel dalam beberapa lagu. Klasifikasi

intrumen ini termasuk kedalam kelompok membranophone, dimainkan dengan

cara dipukul membrannya dengan menggunakan palu- palu/stik. Di dalam

permainan taganing terdapat empat teknik memukul, yaitu; 1) memukul stik

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

50

pada bagian tengah gendang, 2) memukul stik pada pinggiran gendang, 3)

memukul stik pada tengah dan menghentikannya seketika dengan cara

menekan permukaan gendang dengan ujung stik, 4) menekan permukaan

gendang dengan ujung jari tangan kiri. Gordang, satu buah gendang yang lebih

besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem kostan maupun

variabel. Instrumen ini sering disebut sebagai bass dari ensambel gondang

sabangunan. Alat musik ini dimainkan dengan menggunkan dua buah stik

pemukul, sama dengan memainkan taganing.

Gambar 2.7.2.2.a Taganing

(Sumber: penulis)

(b) Ogung (gong), yaitu empat buah gong yang diberi nama oloan, ihutan, doal

dan panggora. Setiap ogung mempunyai ritem yang sudah konstan. Instrument

ini berperan sebagai pembawa ritem konstan atau pembawa irama dalam

gondang sabangunan. Klasifikasi ini termasuk ke dalam kelompok idiophone.

(c) Odap, yaitu gendang dua sisi yang berperan sebagai pembawa ritem variabel.

Pada praktiknya alat musik ini sangat jarang dimainkan. Kehadirannya dalam

ensambel gondang sabangunan lebih terbatas pada upacara-upacara ritual

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

51

kepercayaan, seperti yang ditemukan pada masyarakat parmalim yang masih

melanjutkan kepercayaan Batak Toba. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke

dalam kelompok membranophone.

(d) Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari

pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong.

Instrument ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai

dengan irama dari suatu logam. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok

idiophone.

2.7.2.3 Instrumen Tunggal

Menurut adat Batak Toba, dahulu instrumen tunggal diartikan

sebagai instrumen yang dimainkan secara tunggal dan tidak boleh digabungkan ke

dalam ensambel gondang hasapi maupun gondang sabangunan, sebab pada

dasarnya sudah ditetapkan berbagai instrumen tertentu yang boleh dimainkan ke

dalam kedua ensambel tersebut. Dalam hal ini, penggunaannya hanya dikaitkan ke

dalam kedua ensambel tersebut karena berdasarkan sejarah, dahulu hanya ada dua

ensambel dalam musik adat masyarakat Batak Toba yakni gondang hasapi dan

gondang sabangunan. Instrumen tunggal biasanya hanya digunakan pada waktu

senggang untuk mengisi kekosongan atau menghibur diri. Instrumen ini juga tidak

pernah dimainkan dalam upacara-upacara adat yang bersifat ritual layaknya

instrumenintrumen yang ada pada ensambel gondang sabangunan atau gondang

hasapi. Namun jika diartikan secara lebih luas dan terkait perkembangan berbagai

musik Batak Toba pada masa kini, instrumen tunggal pada dasarnya bukan hanya

instrumen yang tidak boleh dimainkan bersama dengan ensambel gondang hasapi

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

52

maupun gondang sabangunan saja, melainkan juga pada berbagai ensambel atau

format musik yang lain. Selain sulim, ada berbagai intrumen Batak Toba yang

termasuk ke dalam instrumen tunggal seperti :

1. Saga-saga (jew’s harp) yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara

menggetarkan lidah instrument tersebut dengan bantuan hentakan tangan

dan rongga mulut berperan sebagai resonator. Instrumen ini tergolong ke

dalam keompok ideophone.

2. Jenggong (jew’s harp) yang terbuat dari logam dan mempunyai konsep yang

sama dengan saga-saga. Juga termasuk ke dalam kelompok ideophone.

3. Talatoit (transverse flute), sering juga disebut dengan salohat atau tulila,

yaitu alat musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara meniup

dari samping. Mempunyai empat lobang nada yakni dua di sisi kiri dan dua

di sisi kanan, sedangkan lobang tiupan berada di tengah. Instrumen

diklasifikasikan ke dalam kelompok aerophone.

4. Sordam (up blown flute) yang terbuat dari bambu, dan dimainkan dengan

cara meniup dari ujungnya dengan meletakkan bibir pada ujung instrumen

yang diposisikan secara diagonal. Instrumen ini memiliki lima lobang nada,

yakni empat di bagian atas dan satu di bagian bawah, sedangkan lobang

tiupan berada pada ujung atas nya. Instrumen ini juga termasuk ke dalam

kelompok aerophone.

5. Tanggetang (bamboo ideochord), yaitu alat musik yang terbuat dari batang

bambu besar dan memiliki senar yang dibentuk dari badan bambu itu sendiri

dan badan bambu tersebut berperan sebagai resonator. Prinsip pembuatan,

cara memainkan dan karakter bunyi instrumen ini hampir sama dengan

keteng-keteng yang ada pada masyarakat Batak Karo, dimana instrumen ini

bersifat ritmis dan gaya permainannya seakan mengimitasikan karakter

bunyi ogung (gong Batak Toba). Instrumen ini termasuk kelompok yang

dipadukan antara ideophone dengan chordophone sehingga disebut dengan

ideochordophone

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

53

6. Mengmung juga merupakan instrumen sejenis ideochordophone yang mirip

dengan tanggetang, hanya saja senarnya terbuat dari rotan dan peti kayu

dijadikan sebagai resonator.

Dari keseluruhan intrumen tunggal yang ada pada masyarakat Batak Toba,

sulim adalah instrumen yang masih tetap eksis dan paling sering digunakan hingga

pada saat ini. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sulim merupakan instrumen

tiup yang lebih kompleks dengan frekuensi nada serta jangkauan nada yang lebih

luas dibandingkan instrumen tunggal yang lainnya, sehingga berbagai jenis lagu

atau repertoar dapat dimainkan pada instrumen tersebut.

Sementara instrumen tunggal yang lain sudah sangat jarang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari bahkan ada orang yang mengatakan bahwa beberapa

di antaranya sudah hampir punah keberadaannya seperti saga-saga, jenggong,

tanggetang dan mengmung. Sebab pada umumnya, keempat instrumen ini sudah

sangat jarang kelihatan atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan

mungkin hanya satu dua orang yang masih melestarikan instrumen ini, dan itu pun

kemungkinan jika siempunya masih hidup atau instrumen tarsebut masih tetap

diwariskan secara turun temurun.

2.8 Perekonomian

Penerimaan pendapatan daerah masih sangat menggantungkan kepada

penerimaan dari pajak disamping adanya dana alokasi umum. Penerimaan dari

pajak pun hanya bersumber dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Target pokok

penetapan penerimaan PBB dikecamatan Balige pada tahun 2015 masih belum

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

54

tercapai sepenuhnya yang tercatat Rp 226.686.147 dengan pokok penetapan

sebesar Rp 429.003.619 yang berarti pokok penetapan yang ditentukan hanya

mencapai 64,39%.

2.9 Konsep Kekerabatan

Pembagian kelompok keturunan bagi masyarakat Batak diyakini berasal

dari satu nenek moyang yang sungguh-sungguh ada, dan atau karena anggapan

mitologi seperti disebutkan dalam pembahasan di atas. Garis keturunan yang

disandang oleh setiap orang Batak sekarang ini berasal dari satu sumber yang secara

eksklusif ditarik lurus dari pihak laki-laki (keturunan agnatic, patrilineal atau laki-

laki). Garis patrilineal ini dipakai guna menentukan status keanggotaan

dalam sebuah kelompok yang dinamai 8marga. Sedangkan patrilineal adalah garis

keturunan menurut laki-laki.

Mengenai prinsip garis keturunal patrilineal tersebut, Soerjono Soekanto

memberikan penjelasan: “Hubungan kekerabatan melalui laki-laki saja, dan karena

itu mengakibatkan bahwa bagi tiap individu dalam masyarakat semua kaum kerabat

ayahnya masuk kedalam batas hubungan kekerabatannya, sedangkan semua kaum

kerabat ibunya jatuh diluar batas itu”. Sehingga, kelompok marga Batak adalah

sebuah organisasi keluarga yang luas. Kekerabatan dari kelompok keturunan bagi

orang Batak banyak dijumpai menurut wilayah kediaman masyarakat Batak Toba.

Mereka membentuk grup-grup menjadi sebuah kelompok marga (descent group)

sebagai kesatuan sosial. Kesatuan yang diakui (de facto) oleh umum.

8 Marga adalah nama pertanda dari keluarga mana seorang berasal. Nama marga dalam

keluarga umumnya terletak di belakang, sehingga sering disebut dengan nama belakang. Marga

turun-temurun dari kakek kepada bapak, kepada anak, kepada cucu, kepada cicit, dan seterusnya.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

55

Sejak dulu sampai sekarang, masyarakat Batak Toba dalam beberapa hal

merupakan masyarakat yang patriakal. Dalam masyarakat tradisional, posisi

perempuan seringkali sulit. Jika seorang perempuan telah melahirkan banyak anak

laki-laki dan satu anak perempuan akan sangat dihargai, tetapi jika perempuan tidak

melahirkan anak laki-laki akan dianggap rendah. Karena sistem marga diambil dari

anak laki-laki, seorang laki-laki yang tidak memiliki anak laki-laki tidak dapat

mengabadikan marganya. Keadaan ini dianggap sebagai rasa malu yang besar dan

laki-laki itu didesak untuk memiliki istri lagi, karena anak-anak membawa

kebanggaan dalam sebuah marga, biasanya laki-laki yang memiliki kekayaan sering

memiliki lebih dari satu istri. Karena marga adalah eksogamus, maka perkawinan

antara orang-orang dari marga yang sama dianggap tabu.

Adat Batak Toba mendorong seseorang segera menikah setelah masa

pubertas dan bagi laki-laki menikah dianggap sebagai sebuah tugas. Sistem marga

Batak Toba bersifat hirarkis, dalam arti bahwa marga (hula-hula), yang telah

memberikan anak perempuannya agar dinikahi marga yang lain dianggap lebih

tinggi dari pada marga yang menerima isteri tersebut (boru). Di pihak lain, marga

yang lebih tinggi juga berhubungan dengan marga-marga yang lain yang telah

memberikan anak-anak perempuan kepada mereka, yaitu yang dianggap lebih

tinggi.

Tiga marga adalah marga milik seseorang (dongan sabutuha, teman dari

satu rahim), hula-hula dan boru disebut dalihan na tolu, yang merujuk pada tiga

batu yang diletakkan dibawah tungku untuk memasak. Dalam hal ini tidak seorang

pun berada di atas karena setiap orang memiliki hubungan dengan sebuah marga

yang mereka anggap lebih tinggi.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

56

Sistem kekerabatan keluarga Batak Toba, tidak dapat dipisahkan dari

filsafat hidupnya dan merupakan suatu pranata yang tidak hanya mengikat seorang

laki-laki dan seorang wanita, akan tetapi mengikat suatu hubungan yang tertentu

yaitu kaum kerabat dari pihak laki-laki atau kaum kerabat dari pihak perempuan.

Seluruh pihak yang masuk dalam lingkaran kerabat Batak Toba, masing-masing

memiliki nama sebutan panggilan yang menunjukkan status kekerabatan. Filsafat

hidup kekerabatan inilah yang disebut Dalihan Na Tolu (tungku nan tiga) yang

terdiri dari:

1. Hula-hula atau dinamai parrajaon (pihak yang dirajakan) yaitu marga ayah

mertua seorang laki-laki yang memberinya istri. Yang termasuk hula-hula

bukan hanya pihak mertua dan golongan semarganya tetapi juga bona ni

ari yaitu marga asal nenek (istri kakek) ego lima tingkat ke atas atau lebih,

tulang yaitu saudara laki-laki ibu, yang terdiri dari tiga bagian yaitu bona

tulang (tulang kandung dari bapak ego), tulang tangkas (tulang ego

saudara), tulang ro robot (ipar dari tulang), lae atau tunggane (ipar) yang

termasuk di dalamnya anak dari tulang anak mertua, mertua laki-laki dari

anak, ipar dari ipar, cucu ipar; bao (istri ipar) yaitu istri ipar dari pihak hula-

hula mertua perempuan dan anak laki-laki, anak perempuan dari tulang ro

robot; paraman dari anak laki-laki, termasuk di dalamnya anak ipar dari

hula-hula, cucu pertama, cucu dari tulang, saudara dari menantu perempuan,

paraman dari bao; hula-hula hatopan yaitu semua abang dan adik dari pihak

hula-hula.

2. Boru yaitu marga yang menerima anak perempuan sebagai istri, yang

termasuk di dalamnya namboru (bibi) yang terdiri dari iboto ni ama niba

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

57

(saudara perempuan bapak), mertua perempuan dari saudara perempuan,

nenek dari menantu laki-laki; amang boru (suami bibi) yang termasuk di

dalamnya mertua laki-laki dari saudara perempuan, kakak dari menantu

laki-laki; iboto (saudara perempuan) yang termasuk di dalamnya putri dari

namboru, saudara perempuan nenek, saudara perempuan dari abang atau

adik kita; lae (ipar) yang termasuk di dalamnya saudara perempuan, anak

namboru, mertua laki-laki dari putri, amang boru dari ayah, bao dari

saudara perempuan. Boru (putri) yang termasuk di dalamnya boru tubu

(putri kandung), boru ni pariban (putri kakak atau adik perempuan), hela

(menantu), yang termasuk di dalamnya suami dari putri, suami dari putri

abang atau adik kita, suami dari putri; bere atau ibebere (kemenakan) atau

anak dari saudara perempuan; boru natua-tua yaitu semua keturunan dari

putri kakak kita dari tingkat kelima.

3. Dongan Sabutuha atau dongan tubu yaitu terdiri dari namarsaompu artinya

segenap keturunan dari kakek yang sama, dengan pengertian keturunan

lakilaki dari satu marga. Setiap orang Batak Toba dapat terlihat dalam posisi

sebagai dongan tubu, hula-hula dan boru terhadap orang lain. Terhadap

hula-hulanya, dia adalah boru. Sebaliknya, terhadap boru dia merupakan

hula-hula dan terhadap garis keturunannya sendiri dia merupakan dongan

tubu.

Penyebutan kata somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan

tubu adalah salah satu semboyan yang hidup hingga saat ini pada masyarakat Batak

Toba yang mencerminkan keterkaitan hubungan ketiga sistem kekerabatan ini.

Artinya hula-hula menempati kedudukan yang terhormat diantara ketiga golongan

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

58

fungsional tersebut. Boru harus bersikap sujud dan patuh terhadap hula-hula dan

harus dijunjung tinggi. Hal itu tampak dari filosofi yang dianut tentang ketiga

golongan ini. Hula-hula, mata ni mual si patio-tioon, mata ni ari so husoran artinya

hula-hula adalah sumber mata air yang selalu dipelihara supaya tetap jernih dan

matahari yang tidak boleh ditentang. Hula-hula diberi sebutan sebagai debata na ni

ida atau wakil Tuhan yang dapat dilihat, karena merupakan sumber berkat,

perlindungan dan pendamai dalam sengketa. Elek marboru artinya hula-hula harus

selalu menyayangi borunya dan sangat pantang untuk menyakiti hati dan perasaan

boru. Manat mardongan tubu artinya orang yang semarga harus berperasaan seia

sekata dan sepenanggungan sebagai saudara kandung dan saling hormat

menghormati.

Adapun fungsi dalihan na tolu dalam hubungan sosial antar marga ialah

mengatur ketertiban dan jalannya pelaksanaan tutur, menentukan kedudukan, hak

dan kewajiban seseorang dan juga sebagai dasar musyawarah dan mufakat bagi

masyarakat Batak Toba. Dimana saja ada masyarakat Batak Toba, secara otomatis

berlaku fungsi dalihan na tolu, dan selama orang Batak Toba tetap

mempertahankan kesadaran bermarga, selama itu pulalah fungsi dalihan na tolu

tetap dianggap baik untuk mengatur tata cara dan tata hidup masyarakatnya.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

59

BAB III

ANALISIS DATA

3.1 Analisis Data Kuantitiatif

3.1.1 Kategorisasi Berdasarkan Model Distribusi Normal

Kategorisasi ini didasarkan oleh asumsi bahwa skor individu dalam

kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor individu dalam populasi dan

asumsi bahwa skor individu dalam populasinya terdistribusi secara normal. Suatu

distribusi normal strandar terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi

standar. Tiga bagian berada di sebelah kiri mean (bertanda negatif) dan tiga bagian

berada di sebelah kanan mean (bertanda positif).

Tabel 3.1 Kurva Distribusi Normal Standar

(Sumber: www.google.com)

Jumlah pertanyaan dari soal untuk anak SMP Negeri 4 Balige terdiri atas 10

item yang setiap aitemnya diberi skor 10 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

60

jawaban yang salah. Rentang minimum-maksimumnya adalah 10 x 0 = 0 sampai

dengan 10 x 10 = 100, sehingga luas jarak sebarannya adalah 100 – 0 = 100.

Standar Deviasi = Skor tertinggi – skor terendah

6

Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai σ = 100/6 = 16,6 dan

mean teoretiknya adalah μ = 16,6 x 3= 50 (dibulatkan).

Dari keenam satuan deviasi standar itu dibagi kedalam 3 bagian yaitu:

X < (μ – 1,0 σ) Rendah

(μ – 1,0 σ) < X < (μ + 1,0 σ) Sedang

(μ + 1,0 σ) < X Tinggi

Dilihat dari rumus diatas, dimasukkan data untuk menjelaskan bagaimana

kategorisasi nilai dari yang terendah sampai kategorisasi nilai tertinggi. Berikut

adalah data perhitungannya:

X < [50 – 1,0 (16,6)]

[50 – 1,0 (16,6)] < X < [50 + 1,0 (16,6)]

[50 + 1,0 (16,6)] < X

Sehingga dengan harga σ = 16,6 diperoleh katageri-kategori skor sebagai berikut:

Rendah < 33

Sedang 33 – 67

Tinggi > 67

Hasil nilai yang diperoleh dari siswa/siswi SMP Negeri 4 Balige ini adalah

jumlah dari jawaban yang mereka isi dalam angket pertanyaan yang dibuat oleh

penulis. Berikut adalah data nilai anak SMP Negeri 4 Balige yang dikategori

skornya menurut nilai yang mereka dapat dari angket yang sudah dibagikan.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

61

Tabel 3.1.1 Kategori Skor

DAFTAR HASIL NILAI ANGKET

No Nama Jenis Kelamin Nilai Kategori skor

1 Amelia Osnimilka Saragi Perempuan 50 Sedang

2 Artha Novelina Sianipar Perempuan 50 Sedang

3 Axel Gabriel Jhosi Sihombing Laki-laki 50 Sedang

4 Berkat Tampubolon Laki-laki 40 Sedang

5 Bonar Siburian Laki-laki 40 Sedang

6 Brian Reynaldi Sirait Laki-laki 30 Sedang

7 Chynthia Dewi Ray Silaban Perempuan 20 Sedang

8 Daniel A. Simarmata Laki-laki 60 Sedang

9 Daniel Jims Frederik Saragih Laki-laki 10 Rendah

10 Dhenta Ginting Laki-laki 50 Sedang

11 Elsa Valentina Napitupulu Perempuan 30 Sedang

12 Enjelina Simatupang Perempuan 70 Tinggi

13 Geby Yolanda Tampubolon Perempuan 70 Tinggi

14 Gladys Dwi Maretha Siregar Perempuan 60 Sedang

15 Gracella Angelina Marpaung Perempuan 70 Tinggi

16 Helen B. Damanik Perempuan 40 Sedang

17 Inrita Eza Kartika Depametou Perempuan 30 Sedang

18 Janis Siahaan Laki-laki 50 Sedang

19 Juwita Sri Lestari Perempuan 30 Sedang

20 Krisnatan Marpaung Laki-laki 70 Tinggi

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

62

21 Leony Panjaitan Perempuan 80 Tinggi

22 Lia Krisna Siringo-ringo Perempuan 80 Tinggi

23 Morris O.W. Siagian Laki-laki 40 Sedang

24 Nathan Conary B. Siagian Laki-laki 70 Tinggi

25 Risky Andre Agustin Siahaan Laki-laki 50 Sedang

26 Rizki Paulus Pardosi Laki-laki 30 Sedang

27 Rizky Tampubolon Laki-laki 50 Sedang

28 Sarah Dolorosa Damanik Perempuan 50 Sedang

29 Sari Ester Joanna Simanjuntak Perempuan 50 Sedang

30 Sonni D.M. Simanjuntak Laki-laki 40 Sedang

31 Trileonita Aritonang Perempuan 70 Tinggi

32 Yoel Siahaan Laki-laki 60 Sedang

33 Adrian Hutauruk Laki-laki 70 Tinggi

34 Alya Triswani Perempuan 60 Sedang

35 Andika Parlinggoman Tampunolon Laki-laki 30 Sedang

36 Angel Christine Siahaan Laki-laki 70 Tinggi

37 Arif Parulian Hutagaol Laki-laki 70 Tinggi

38 Armansyah Putra Marpaung Laki-laki 80 Tinggi

39 Bintang Maudi Loyni Perempuan 60 Sedang

40 Bintar Kuat Siahaan Laki-laki 60 Sedang

41 Devinta Xlandi Putri Siagian Perempuan 60 Sedang

42 Dodi Ferdinan Siahaan Laki-laki 40 Sedang

43 Fanny Clarenia Gultom Perempuan 50 Sedang

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

63

44 Geaha Maria Gultom Perempuan 60 Sedang

45 Geby Anisa Stephania Sitorus Perempuan 40 Sedang

46 Grace Panjaitan Perempuan 60 Sedang

47 Imelda Rotua S. Perempuan 70 Tinggi

48 Indah Claudia Pakpahan Perempuan 60 Sedang

49 Irene Pricilla Merriana Sibarani Perempuan 60 Sedang

50 Joyce Remaya Solavioe Manik Perempuan 70 Tinggi

51 Kevin Kristoforus Samosir Laki-laki 40 Sedang

52 Kevin Simanjuntak Laki-laki 60 Sedang

53 Kronika Simanjuntak Perempuan 60 Sedang

54 Laura Pakpahan Perempuan 50 Sedang

55 Manuel Mateus Simanjuntak Laki-laki 60 Sedang

56 Markus B.A. Simanjuntak Laki-laki 60 Sedang

57 Pangeran M. Op.Sunggu Laki-laki 60 Sedang

58 Rahel Simangunsong Perempuan 60 Sedang

59 Rico Laurensius Hutapea Laki-laki 50 Sedang

60 Ropita Sari Sinambela Perempuan 70 Tinggi

61 Shinta Aritonang Perempuan 70 Tinggi

62 Srulina Tampubolon Perempuan 60 Sedang

63 Syahnaz Khairunisa Daniela Perempuan 60 Sedang

64 Valerin Silaban Laki-laki 60 Sedang

65 Yakub Laki-laki 50 Sedang

66 Yehezkiel Sitohang Laki-laki 40 Sedang

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

64

67 Agnes Yosepha Naibaho Perempuan 70 Tinggi

68 Asri Sirait Perempuan 70 Tinggi

69 Bintang Siahaan Perempuan 70 Tinggi

70 Calista Sianipar Perempuan 80 Tinggi

71 Daniel Sitanggang Laki-laki 50 Sedang

72 Dian Grecia Gulo Perempuan 30 Sedang

73 Douglas RGS Laki-laki 80 Tinggi

74 Febiola Adiarta Siahaan Perempuan 70 Tinggi

75 Goretty Marpaung Perempuan 70 Tinggi

76 Grace Alvani Simanullang Perempuan 60 Sedang

77 Hotnauli Tampubolon Perempuan 50 Sedang

78 Imanuel Simanjuntak Laki-laki 60 Sedang

79 Josua Habeahan Laki-laki 50 Sedang

80 Joy Simangunsong Perempuan 30 Sedang

81 Juara Nugraha Damanik Laki-laki 70 Tinggi

82 Jufourlisa Sirait Perempuan 70 Tinggi

83 Kevin Marpaung Laki-laki 80 Tinggi

84 Lourence Aritonang Laki-laki 60 Sedang

85 Mirna Karolina Siagian Perempuan 70 Tinggi

86 Mutiara E. Simanulang Perempuan 50 Sedang

87 Nadia M. Pasaribu Perempuan 70 Tinggi

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

65

3.1.2 Persentase Kategori Skor

Persentase kategori skor ini diambil dari jumlah data dari setiap kategori

lalu dibagi dengan total jumlah responden yang sudah dikumpulkan dengan dikali

100%. Berikut adalah data yang akan dijelaskan:

Jumlah kategori rendah : 1

Jumlah kategori sedang : 58

Jumlah kategori tinggi : 28

Total keseluruhan : 87

Kategori Rendah:

1 x 100% = 1,15%

87

Kategori Sedang:

58 x 100% = 66,67%

87

Kategori Tinggi:

28 x 100% = 32,18%

87

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

66

3.2 Analisis Kualitatif

Selain dari angket yang dibagikan kepada siswa/siswi SMP Negeri 4

Balige, sebelumnya penulis juga melakukan survei lapangan beberapa minggu di

kecamatan Balige dan juga wawancara kepada masyarakat terkhusus siswa/siswi

SMP Negeri 4 Balige ini guna mengetahui lebih lagi bagaimana kehidupan sehari-

hari anak remaja, kegiatan apa saja yang mendukung tradisi khususnya Gondang

Sabangunan pada masa sekarang ini, bagaimana pendapat atau pengetahuan anak

remaja tentang tradisi Gondang Sabangunan ini serta alat musiknya, peranan

dunia pendidikan, serta peranan orang tua dalam mentransmisikan tradisi

Gondang Sabangunan ini kepada generasi selanjutnya terkhusus anak remaja.

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

67

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Faktor Penyebab Pengetahuan Anak Remaja di Kategorikan Cukup Baik

Terhadap Tradisi Gondang Sabangunan

4.1.1 Pendidikan dan Informasi

Dalam mendukung pengembangan kebudayaan lokal, beberapa Sekolah

Menengah Pertama memiliki kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksananakan

beberapa kali dalam seminggu. Namun disetiap sekolah tidak banyak alat musik

tradisi yang lengkap sehingga siswa/siswi terbatas untuk berlatih. Salah satu

contohnya adalah di SMP Negeri 4 Balige alat musik tradisi yang digunakan untuk

berlatih terbatas. Mereka hanya memiliki garantung, taganing, sulim (yang harus

dibeli masing-masing siswa/siswi yang ingin belajar) dan hasapi. Karena

keterbatasan alat ini, maka siswa/siswi tersebut sedikit yang paham akan alat musik

tradisi Gondang Sabangunan ini, bahkan untuk membedakan alat musik di

Gondang Sabangunan dan Gondang Hasapi mereka sulit untuk membedakannya.

Keterbatasan informasi baik dari guru dan orang tua mereka juga yang membuat

anak remaja kurang tahu akan tradisi tersebut.

4.1.2 Minat

Beberapa anak remaja yang sudah dijumpai dan diwawancarai oleh penulis

jika ditanya mengenai musik tradisi Batak Toba cukup banyak yang tahu. Untuk

belajar atau pun berlatih musik tradisi ini cukup banyak yang bersemangat, namun

jika dibandingkan dengan musik modren dimasa sekarang masih jauh lebih

bersemangat jika mereka belajar modren.

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

68

4.1.3 Pengalaman dan Usia

Kegiatan ataupun acara yang sering dilaksanakan di kecamatan Balige

beberapa kali mengajak anak remaja untuk mengikuti lomba bermain musik tradisi

antar sekolah guna untuk meningkatkan semangat anak remaja untuk tetap

mencintai tradisi lokal tersebut. Dari segi usia, untuk pelaksanaan tradisi Gondang

Sabangunan ini anak remaja tidak dapat ikut serta karena dari segi kepercayaan

masyarakat sesorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dan dari segi

pengalamannya (Azwar,2009)

4.2 Tingkat Pengetahuan Anak Remaja Terhadap Tradisi Gondang

Sabangunan

Hasil dari analisis deskriptif data nilai angket memperlihatkan mayoritas

anak remaja mendapat skor sedang (cukup baik) yaitu 33-67 dengan persentase

66,67%, yang dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik. Dari total seluruh

siswa/siswi SMP Negeri 4 Balige adalah 700 orang. Namun karena sampel yang

diambil hanya 87 anak ini diambil dari jumlah keseluruhan siswa/siswi SMP Negeri

4 Balige lalu dibagi juga dengan jumlah keseluruhan tadi ditambah satu dan dikali

denga 10% dari taraf kesalahan data (angket). Setelah dapat jumlah sampel dan

angket yang dibagikan ke 87 responden tersebut itu sudah dimasukan kedalam table

daftar angket.

Dari penggolongan subjek ke dalam 3 kategori tingkat pengetahuan anak

remaja, maka satuan deviasi standar dibagi menjadi 3 bagian yang mencakup

rendah, sedang dan tinggi. Satuan deviasi standar yang diperoleh dari data tersebut

yaitu kategori rendah dengan skor 33 yang persentase jumlah responden 1 adalah

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

69

1,15%, kategori sedang (cukup baik) dengan skor 33 – 67 yang persentase jumlah

responden 58 adalah 66,67%, dan kategori tinggi dengan skor diatas > 67 yang

persentase jumlah responden 28 adalah 32,18%.

Dilihat dari angket yang berupa pertanyaan, responden dapat menjawab

benar pertanyaan tentang alat musik (memilih, dalam indikator kategori

pengetahuan ranah kognitif) untuk ensambel Gondang Sabangunan dibanding

dengan sejarah atau tradisi yang ada. Dari proses berpikir di ranah kognitif sendiri,

responden masih dalam level atau kategori pengetahuan (knowledge) dan

pemahaman (comprehension) yang mash dasar dalam. Dalam kategori

pengetahuan, indikator responden yang ada dalam angket penelitian ini adalah

mendefinisikan dan memilih, sedangkan indikator pemahaman yaitu menerangkan

dan menjelaskan.

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 87 responden

yang diambil datanya, tingkat pengetahuan anak remaja khususnya di SMP Negeri

4 Balige terhadap tradisi Gondang Sabangunan sedang atau cukup baik, hal

tersebut dapat diketahui dari presentase, serta berdasarkan nilai yang diperoleh rata-

rata perolehan skor dengan jumlah 16,6. Dari satuan deviasi standar yang dibagi ke

dalam 3 bagian yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi skor responden atau skor

anak remaja yang didapat adalah skor 33 (kategori renah) dengan persentase

1,15%, skor 33 – 67 (kategori sedang/cukup baik) dengan persentase 66,67%, dan

skor < 67 atau lebih dari 67 (kategori tinggi) dengan persentase 32.18%.

Dari sini dapat kita ketahui bahwa rata-rata pengetahuan siswa cukup baik,

dalam tingkatan tahu (know) dan memahami (comprehension) saja, belum sampai

pada tingkat, penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (synthesis), evaluasi

(eval) dan faktor ekstern siswa yang kurang cukup mendukung. Kita dapat

mengetahui ternyata salah satu penyebab tingkat pengetahuan ini dikategori

kedalam cukup baik tentang tradisi Gondang Sabangunan dari faktor intenal yaitu:

pendidikan, pengalaman dan usia, dan faktor eksteren yang meliputi ekonomi,

informasi, kebudayaan/lingkungan. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa faktor

interen dan eksteren yang dapat mendukung penyebabkan tingkat pengetahuan anak

remaja di kecamatan Balige terhadap tradisi Gondang Sabangunan masuk kedalam

kategori sedang (cukup baik).

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

71

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: Bagi sekolah,

khususnya guru yang mengajar mata pelajaran seni budaya hendaknya memberikan

pengetahuan yang lebih mendalam, porsi dalam memberikan materi diperbanyak

serta sebisanya menumbuhkan kesadaran rasa cinta terhadap budaya Indonesia,

supaya menumbuhkan keinginan untuk tetap melestarikan kebudayaan tersebut,

dalam hal ini khususnya sejarah tradisi Gondang Sabangunan.

Hendaknya lingkungan sekitar juga berperan dalam melestarikan

keberadaan tradisi Gondang Sabangunan, maksudnya lingkungan sekitar adalah

sekolah (yang didalamnya ada guru dan siswa) lingkungan tempat tinggal

(masyarakat) maupun lingkungan keluarga, biar musik keroncong tidak tergerus

dengan musik-musik lainnya. Dari lingkungan inilah yang nantinya akan menjadi

kebiasaan, dan dari kebiasaan tersebut munculah generasi yang cinta akan tradisi

Gondang Sabangunan.

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

72

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (1998). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannnya. Jakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. yogyakarta: IKAPI.

Balige. (2016). Kecamatan Balige dalam Angka 2016. Balige: Badan Pusat Statistik

Kabupaten Toba Samosir.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa”

Koentjaraningrat. (1983). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmojo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Purba, M. (2007). Musik Tradisional Masyarakat Sumatera Utara: Harapan,

Peluang dan Tantangan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar, 9.

Siswanto, S. (2015). Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Negeri 1 Sayung Terhadap

Musik Keroncong. Skripsi, 9-29.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sobandi, B. (2008). Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni. solo: Maulana

Offset.

Sugiyono. (2002). Statisitk untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

73

GAMBAR SMP NEGERI 4 BALIGE

Page 74: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

74

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Amelia Osnomilka Saragih

Umur : 14 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Desa Sianipar Sihail-hail, Balige.

2. Nama : Brian Reynaldi Sirait

Umur : 13 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Desa Sibuntu on, Balige

3. Nama : Elsa Napitupulu

Umur : 14 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Desa Napitupulu Bagasan, Balige

4. Nama : Well Farncius Sianturi

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Guru

Alamat : Desa Paindoan, Balige

5. Nama : Roy Sibarani

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : Pengamat budaya

Alamat : Desa Pardede Onan, Balige

6. Nama : Marthin Sianturi

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Pengamat budaya dan penulis

Page 75: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

75

Alamat : Desa Pardede Onan, Balige

7. Nama : Bistok Silaban

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : Musisi

Alamat : Desa Hinalang Bagasan, Balige

8. Nama : Pantun Josua Pardede

Umur : 46 tahun

Pekerjaan : Camat

Alamat : Desa Pardede Onan, Balige

Page 76: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

76

LAMPIRAN

Identitas Diri

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Petunjuk :

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tepat dari soal

pilihan berganda dibawah ini!

1. Apakah yang dimaksud dengan musik ansambel?

a. Musik ansambel adalah bermain musik dengan lebih dari tiga orang.

b. Musik ansambel adalah bermain musik dengan bersama-sama

dengan menggunakan beberapa alat musik yang sama serta

memainkan beberapa lagu.

c. Musik ansambel adalah bermain musik dengan bersama-sama

dengan menggunakan beberapa alat musik tertentu serat memainkan

beberapa lagu.

2. Dibawah ini, manakah yang termasuk dalam ansambel musik dari Batak

Toba?

a. Gondang Sabangunan

b. Taganing dan Sulim

c. Gondang

3. Ansambel dalam masyarakat Batak Toba biasanya digunakan sebagai?

a. Hiburan masyarakat

b. Pendukung upacara-upacara adat

c. Pengiring tarian tor-tor saja

4. Apakah fungsi gondang dalam masyarakat Batak Toba pada zaman dahulu?

a. Pengingat manusia terhadap Sang Pencipta

b. Sarana komunikasi antara manusia dan Sang Pencipta

c. Penghormatan manusia terhadap Sang Pencipta

5. Disebut apakah Tuhan pada masyarakat Batak Toba?

a. Tuhan

b. Mulajadi Na Bolon

Page 77: TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TERHADAP … · dimasa sekarang membuat keinginan anak remaja berkurang untuk mengetahui tradisinya sendiri, selain itu juga faktor keluarga yang kurang

77

c. Debata Mulajadi Na Bolon

6. Dibawah ini manakah alat musik ansambel Gondang Sabangunan yang

menjadi ketukan dasar yang berbentuk botol kosong?

a. Hesek

b. Taganing

c. Ogung

7. Dibawah ini manakah alat musik Gondang yang memiliki senar?

a. Sarune Bolon

b. Hasapi

c. Garantung

8. Dibawah ini manakah alat musik Gondang yang terdiri dari lima bagian

yang dimainkan dengan cara dipukul?

a. Taganing

b. Garantung

c. Ogung

9. Dibawah ini manakah yang termasuk bagian dari alat musik Taganing?

a. Painonga dan Ogung

b. Odap-odap dan Ogung

c. Painonga dan Odap-odap

10. Pada ansambel Gondang Hasapi dan Gondang Sabangunan masing-masing

memiliki alat musik yang berbeda, kecuali alat musik?

a. Sarune

b. Taganing

c. Hesek