35
BAB I PENDAHULUAN Terapeutik ( therapeutic ) adalah terapi atau penyembuhan yang bukan hanya teori atau metode tetapi suatu konsep yang sifatnya penyembuhan sistim metobolisme alami tubuh manusia . Komunitas sendiri bukan hanya sekedar orang-orang, nama-nama, tetapi lebih pada individu bisa disebut juga lebih kearah menuju keluarga yang diharapkan yang mempunyai visi dan misi yang sama. Tujuan dari terapi ialah menciptakan ruangan yang memungkinkan untuk terjadinya penyembuhan, pemulihan dan merasa lebih baik. Tujuan utama dari Terapi Komunitas adalah bekerja dengan rasa peduli, ,melindungi setiap anggota, menjaga kesehatan fisik, mental dan emosional Terapi Komunitas dapat di andaikan sebagai rantai, dengan masing-masing individu sebagai mata raintainya yang memiliki peran masing-masing. Untuk dapat mencapai tujuan, Terapi Komunitas harus dimulai dengan kata KITA. Masing-masing mata rantai mempengaruhi kesatuan dan keutuhan dari Terapi Komunitas. Jika satu mata rantai putus atau bermasalah, maka akan mempengaruhi keutuhan dan kesatuan yang ada.

TERAPI KOMUNITAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

read it

Citation preview

Page 1: TERAPI KOMUNITAS

BAB IPENDAHULUAN

Terapeutik (therapeutic) adalah terapi atau penyembuhan yang bukan hanya teori atau metode tetapi suatu konsep yang sifatnya penyembuhan sistim metobolisme alami tubuh manusia. Komunitas sendiri bukan hanya sekedar orang-orang, nama-nama, tetapi lebih pada individu bisa disebut juga lebih kearah menuju keluarga yang diharapkan yang mempunyai visi dan misi yang sama. Tujuan dari terapi ialah menciptakan ruangan yang memungkinkan untuk terjadinya penyembuhan, pemulihan dan merasa lebih baik. Tujuan utama dari Terapi Komunitas adalah bekerja dengan rasa peduli, ,melindungi setiap anggota, menjaga kesehatan fisik, mental dan emosional

Terapi Komunitas dapat di andaikan sebagai rantai, dengan masing-masing individu sebagai mata raintainya yang memiliki peran masing-masing. Untuk dapat mencapai tujuan, Terapi Komunitas harus dimulai dengan kata KITA. Masing-masing mata rantai mempengaruhi kesatuan dan keutuhan dari Terapi Komunitas. Jika satu mata rantai putus atau bermasalah, maka akan mempengaruhi keutuhan dan kesatuan yang ada.

Page 2: TERAPI KOMUNITAS

BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA 

Pengertian Therapeutic Community (TC)

Menurut Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza Departemen

Sosial (2003:24), komunitas terapeutik adalah satu lingkungan dimana sekelompok individu

yang sebelumnya hidup ‘terasing’ dari masyarakat umum, berupaya mengenal diri sendiri

serta belajar menjalani kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip yang utama dalam hubungan

antar individu, sehingga mereka mampu mengubah perilaku yang selama ini tidak sesuai

dengan norma-norma sosial ke arah perilaku yang dapat diterima oleh norma masyarakat.

Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, mereka saling mendukung dalam

mempersiapkan diri mereka untuk kembali ke masyarakat sebagaiwarga yang dapatberfungsi

sosial dan produktif. 

The Therapeutic Community (TC) adalah gaya pengobatan yang melibatkan

keseluruhan pribadi dalam proses pemulihan dan tantangan individu untuk memiliki

kehidupan yang penuh positif dengan hubungan yang mendukung sehat dan bekerja dengan

memuaskan. (DAYTOP)

Therapeutic Community (TC) untuk pengobatan kecanduan didefinisikan sebagai

berikut:‘A Therapeutic Community is a drug-free environment in which people with addictive

(and other) problems live together in an organized and structured way in order to promote

change and make possible a drug-free life in the outside society. The Therapeutic Community

forms a miniature society in which residents, and staff in the role of facilitators, fulfil

distinctive roles and adhere to clear rulea, all designed to promote the ttransitionalprocess of

the residents’. (ottenberg 1993 in Wendy Gibbons,2002:2) 19 

Dijelaskan dari pengertian diatas bahwa, Therapeutic Community(TC) adalah

lingkungan yang bebas dari narkoba, dimana para pengguna yang mengalami ketergantungan

akan narkoba hidup secara bersama secara terorganisasi dan terstruktur yang memiliki tujuan

yang sama yaitu berubah dan membuktikan ke masyarakat luar bahwa sudah bersih dari 

narkoba. Therapeutic Community (TC) membentuk miniatur dari masyarakat, dimana ada

penduduk, kemudian staf yang berperan sebagai fasilitator. 

Page 3: TERAPI KOMUNITAS

Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Therapeutic Community (TC)

yaitu suatu lingkungan terdiri dari korban penyalahgunaan narkoba yang berkumpul secara

terorganisasi dan terstruktur yang mempunyai masalah yang sama dan memiliki tujuan

yang sama yaitu berubah dan membuktikan ke masyarakat luar sudah bersih 

dari narkoba, mereka saling bantu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. 

Selain itu Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza Departemen

Sosial (2003:25) menjelaskan empat struktur dalam Therapeutic Community (the Four

Structure) sebagai berikut:

1. Perubahan perilaku (Behaviour Modification)

Dalam hal ini pembentukan perilaku yang positif dihasilkan melaluicara atau teknik

khusus. Residen mempelajari teknik-teknik yang ada dengan menggunakan tools of the

house secara benar. 20 

2. Penanganan aspek psikologis dan emosi (Psychological and Emotional) 

Pengendalian emosi dan psikologi dilakukan melalui kelompok static group (kelompok

tetap), teguran oleh rekan sebaya apabila emosi tidak terkendali.Dengan pengendalian

emosi dan psikologis ini diharapkan residen mengalami perubahan persepsi,pemahaman

diri,pengembangan harga diri dan latihan pengendalian emosi. 

3. Penanganan aspek intelektual dan spiritual (Intellectual and Spiritual)

Pengembangan pemikiran dan kerohanian residen menggunakan cara memberikan

seminar tentang pendidikan bahaya narkotika, bahaya HIV/AIDS,memberikan contoh,

rekreasi dan penerapan nilai-nilai agama. Dengan pengembangan pemikiran tersebut

diharapkan residen mengalami perubahan pola pikir. 

4. Peningkatan keterampilan hidup dan vokasional (Survival and Vocational)

Keterampilan kerja dan keterampilan bersosialisasi serta bertahan hidup memiliki konsep

pembelajaran dalam lingkungan sosial yang berlandaskan kepada keterampilan diri

residen. Pengembangan ini memudahkan proses untuk diterima kembali oleh keluarga, 

masyarakat, dan lingkungan umum. 

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza Departemen Sosial

(2003:25) menjelaskan lima pilar program Therapeutic Communnity (The Five Pillars) 21 

1. Konsep Lingkungan Keluarga Pengganti (Family milieu concept)

Konsep lingkungan keluarga pengganti bertujuan untuk menyamakan persamaan

dikalangan komunitas supaya bersama-sama menjadi bagian dari sebuah

Page 4: TERAPI KOMUNITAS

keluarga.Lingkungan sosial dalam Therapeutic Community dianggap sebagai sebuah

keluarga di mana setiap stafserta residen merupakan anggota yang mempunyai hak dan

kewajiban. 

2. Tekanan Teman Sebaya (Peer pressure reversal) 

Para residen yang sebelumnya mempunyai kecenderungan untuk mengajak rekan sebaya

melakukan hal-hal yang negatif dibimbing oleh rekan sebaya lain untuk saling

mendorong dan menciptakan suasana yang kondusif untuk mewujudkan perbuatan yang

positif. Proses ini mengutamakan tekanan dari teman sebaya dalam kelompok. 

3. Sesi-sesi Teraputik (Therapeutic sessions) 

Sesi terapi bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan perkembangan pribadi dari

residen dalam rangka membantu dalam proses kepulihan. Setiap kegiatan yang dilakukan

residen selalu diarahkan untuk membentuk perilaku antara lain disiplin, tanggungjawab,

dan kepedulian untuk mendukung proses pemulihan mereka. 

4. Sesi-sesi Keagamaan dan Spiritual (Religious and spiritual sessions)

Kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan keyakinan

mereka. Serta untuk meningkatkan nilai-nilai dan pemahaman agama yang mereka

anut.22 

5. Menjadi Panutan (Role modeling) 

Menjadi panutan memiliki maksud bahwa setiap residen belajar menjadi panutan bagi

residen yang lain sehingga di masa mendatang mampu memberikan keteladanan. Proses

pembelajaran menjadi panutan memudahkan residen belajar dan mengajar mengikuti 

ketauladanan residen yang sudah sukses. 

Yang dibutuhkan pada Terapi Komunitas

1. Sebuah rasa komunitas.

Komunitas merupakan bagian dari lembaga atau program kelembagaan dan lebih

penting, dari pengguna narkoba lingkungan. Terapi Komunitas mengandung suatu ruang

untuk mempromosikan rasa kesamaan selama kegiatan kolektif. Pengobatan atau layanan

pendidikan (kecuali individukonseling) harus disampaikan dalam komunitas sebaya.

2. Tim atau Staff pada Terapi Komunitas.

Tim medik pada Terapi Komunitas berperan melayani sebagai peran positif dengan

menunjukkan perilaku yang diharapkan dan mencerminkan nilai-nilai dan ajaran masyarakat.

Tim yang melayani pada Terapi Komunitas, dilatih untuk tujuan memberikan bantuan secara

Page 5: TERAPI KOMUNITAS

aktif, memberi dukungan, memberikan informasi secara langsung, memberikan pendidikan

serta membimbing masyarakat, keluarga dan kelompok-kelompok lainnya agar mereka dapat

mengetahui bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah adiksi,

Hepatitis C, dan HIV/AIDS, bersama teman-teman dan keluarga mereka. Kekuatan

Komunitas untuk pembelajaran sosial bersandar pada jumlah dan kualitas yang model peran

positif.

3. Bekerja sebagai terapi dan pendidikan.

Konsisten dengan pendekatan swadaya Terapi Komunitas, semua anggota dari Terapi

Komunitas bertanggung jawab untuk sehari-hari dalam hal manajemen fasilitas, dan

pekerjaan yang dirancang untuk pendidikan dan efek terapi.

4. Kelompok sebaya pertemuan, pelatihan kesadaran, dan pelatihan pertumbuhan emosi.

Sesi pertemuan adalah terapi utama untuk kesadaran kelompok dan mempertinggi

sikap tertentu atau pola perilaku yang perlu diubah. Kelompok-kelompok lain fokus pada

membantu anggota, mengidentifikasi perasaan dan mengekspresikan mereka secara tepat

dan konstruktif.

Perspektif Therapeutic Community

Berdasarkan perspektif Therapeutic Community menurut Direktorat Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Korban Napza Departemen Sosial (2003:27-51) terbagi menjadi empat

prespektif, yaitu: 

1. Perspektif Therapeutic Community Terhadap Adiksi 

Adiksi dipandang Therapeutic Community sebagai gangguan kompleks yang

mempengaruhi berbagai aspek dan fungsi seseorang. Gangguan tersebut dapat berupa

munculnya masalah dalam cara berfikir, gangguan perasaan, pola pikir yang tidak

realistik dan tidak terorganisasi, nilai-nilai kehidupan yang tidak jelas dan kurangmantap,

kurang keterampilan sosial dan vokasional dan kualitas moral dan spiritual yang

rendah. Dalam pelaksanaan Therapeutic Community, residen dianggap baru memulai

proses pemulihan apabila mempunyai sikap tanggungjawab terhadap perilaku dan gaya

hidup, oleh karena itu mereka dibimbing untuk: 23 

a. Mampu mengambil keputusan yang benar dan pilihan yang tepat dalam hidup 

b. Menerima bahwa mencapai pemulihan itu adalah tanggungjawab mereka 

c. Meningkatkan komitmen untuk berubah 

Page 6: TERAPI KOMUNITAS

d. Membulatkan tekad untuk terus hidup bebas narkoba, mampu membian gaya hidup

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.(Depsos,2003:29)

Dalam perspektif Therapeutic Community terhadap adiksi, menurut peneliti tidak

hanya sugesti yang mempengaruhi untuk kesembuhan individu dalam terbebas dari

pengaruh narkoba.Tetapi juga komitmen, tekad yang kuat untuk terus hidup bebas dari

narkoba dan mengubah pola hidup itu sendiri.“...bahwa adiksi tidak hanya sugesti, 

toleransi dan gejala putus zat yang dapat ditangani lewat perawatan 

medik, tapi melibatkan pengaruh penyalahgunaan narkoba dalam pikiran, emosi dan

perilaku residen..” (Depsos, 2003: 30) 

2. Perspektif Therapeutic Community Terhadap Penyalahguna Narkoba 

Sebagaimana dikemukakan Depsos (2003:31-36) bahwa persepsi Therapeutic

Community didasari oleh empat hal yang ditinjau dari profil umum penyalahguna

narkoba, yaitu sebagai berikut: 

a. Ciri-ciri kognitif dan perilaku para penyalahguna nakoba 

Ciri kognitif dan perilaku para penyalahguna narkoba, ditandai dari tingkat

kewaspadaan mereka yang rendah. Mereka sering terhalang oleh kemampuan

berpikir tentang resiko-resiko yang akan timbul yang disebabkan oleh pengalihan

perhatian dan 24 perilaku. Ketidakmampuan membuat penilaian yang

tepat merupakan ciri lain, ciri ini sangat nyata dalam konteks mengambil keputusan,

memecahkan masalah dan memikirkan konsekuensi dari perbuatan mereka. 

b. Ciri-ciri persepsi para penyalahguna narkoba 

Tingkat harga diri (self esteem) yang rendah dan identitas sosial yang negatif

merupakan ciri persepsi para penyalahguna narkoba. Pengalaman masa kecil dan

lingkungan sosial yang memberikan dampak buruk bagi penyalahguna dapat

menyebabkan terbentuknya identitas sosial yang negatif.Bahkan dampaknya 

mereka tidak mampu mengenal diri mereka sendiri yang sesungguhnya. 

c. Ciri-ciri emosi para penyalahguna narkoba 

Penyalahguna narkoba yang kesulitan untuk mengungkapkan, merasakan dan

merespon perasaan mereka sendiri. Sehingga berdampak melakukan hal-hal yang

negatif apabila tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Emosi yang labil

karena mudah tersinggung sehingga mereka memiliki sifat yang tertutup. 

d. Ciri-ciri sosial penyalahguna narkoba 

Page 7: TERAPI KOMUNITAS

Sikap merasa berhak untuk memiliki sesuatu, sikap yang

tidakbertanggungjawab,pertanggungjawaban terhadap perilaku serta tindakan, dan

tindakan yang selalu merusak kepercayaan orang lain merupakan ciri-ciri sosial

penyalahguna narkoba. 25 

3. Perspektif Therapeutic Community Terhadap Pemulihan

Perspektif Therapeutic Community pemulihan adalah posesperubahan identitas dan gaya

hidup. Adiksi dipandang sebagai gangguan/penyakit kronis dan karena itu pemulihan

lebih bersifat relatif dan makin baik.(Depsos,2003:37). 

Proses pemulihan merupakan proses yang penting, dimana seorang residen yang

benar-benar sembuh dan menemukan kembali identitas diri serta perubahan gaya hidup.

Dalam proses pemulihan, motivasi, kesediaan dan komitmen merupakan faktor yang

timbul dari dalam diri individu yang sangat penting untuk kelancaran proses

pemulihan. “Motivasi yang berasal dari faktor luar hanya cukup dapat mendorong 

seseorang untuk menjalani program perawatan dan rehabilitasi, tapi 

belum dapat memastikan kemampuannya untuk memepertahankan pemulihan dalam

jangka panjang” (Depsos,2003:38)

Model Therapeutic Community secara terencana menggabungkan aspek-aspek

proses pembelajaran multidimensi sebagai pemulihan, diantaranya:

a. Pembelajaran pengetahuan (cognitive learning), seperti mengubah pola

pikir,membetulkan persepsi, memantapkan kemagiran membuat keputusan dan

memantapkan kemahiran memecahkan masalah. 

b. Pembelajaran menyangkut perasaan (emotional learning), seperti belajar

mengungkapkan perasaan (assertiveness training), belajar mengelola perasaan

(emotion management).

c. Pembelajaran pembentukan perilaku (behavioural learning), seperti usaha

menghapuskan perilaku yang asosial dan antisosial, mengembangkan perilaku yang

pro-sosial,26 mempelajari dan memantapkan kembali kemahiran antar

personal.(Depsos,2003:43).

Page 8: TERAPI KOMUNITAS

4. Perspektif Therapeutic Community Terhadap Peran Keluarga

Dalam perspektif Therapeutic Community terhadap peran keluarga memiliki tujuan

yaitu: 

a. Menyediakan wadah bagi orang tua untuk memperoleh dukungan.

b. Menyediakan sarana bagi orang tua untuk belajar cara-cara yang efektif untuk

menyelesaikan masalah penyalahgunaan narkoba di dalam keluarga.

c. Memberdayakan orang tua untuk mampu mengembalikan keharmonisan di dalam

keluarga.

d. Membina orang tua untuk menjadi pendukung proses pelayanan (Depsos,2003:48) 

Tujuan tersebut berdasar dari pemikiran bahwa setiap keluarga memberikan pengaruh

yang besar terhadap penyalahgunaan narkoba dan pemulihannya. Proses pelayanan yang

efektif, khususnya untuk remaja harus melibatkan anggota keluarga terdekat dengan 

penyalahguna narkoba (Depsos,2003:48).

Komponen Program Therapeutic Community

Komponen program menurut Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban

Napza Departemen Sosial (2003:158-207) dapat diklasifikasikan menjadi jadwal harian

(daily schedule) dan kelompok (group) di mana intensitas penerapannya dibedakan antara

tahap primarydan re-entry (lebih intens dilakukan pada primary). 

1. Jadwal Harian (Daily Schedule)

Jadwal harian disusun dengan tujuan agar residen dapat kembali ke pola hidup sehat.

Dibuat untuk mengatur seluruh kegiatan residen selama24 jam sehari dan 7 hari seminggu.

Jadwal harian disusun memuat kegiatan atau rutinitas yang dimulai dari bangun pagi hingga

tidur kembali dan mengkondisikan residen untuk melakukan aktifitas

secara berkelompok.Jadwal harian menuntut agar residen dapat bertanggungjawab serta

disiplin atas kegiatan yang telah disusun.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Korban Napza Departemen Sosial (2003:159-162),Jadwal harian (Daily Schedule) terdiri dari

beberapa kegiatan diantaranya: 

a. Bangun pagi (rising timewake up call). Residen harus bangun pagi sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Residen dituntut untuk membiasakan diri membereskan tempat

tidur. 

Page 9: TERAPI KOMUNITAS

b. Senam pagi (Morning exercise). Kegiatan olahraga di pagi hari ini bertujuan untuk

melemaskan otot dan syarat residen. Senam pagidipimpin oleh residen secara

bergantian. 

c. Mandi (wash up). Kegiatan mandi ini bertujuan agar residenbertanggungjawab atas

kebersihan, kesehatan tubuh mereka dan menghargai diri sendiri hingga mulai terbina

rasa hormat terhadap diri sendiri. 

d. Sarapan, makan siang, makan malam (Breakfast, Lunch, Dinner). Merupakan satu

kegiatan makan bersama seluruh residen.Dilaksanakan oleh Kitchen Department di

bawah pengawasan staf. Residen diharuskan mengenakan pakaian sopan.

Langkah pelaksanaan sebagai berikut: 

i. Sebelum mulai makan harus berbaris/antri (line-up) sampai 

seluruh residen berkumpul.

ii. Residen mengambil makanan dan minuman masing-masing

iii. Residen duduk bersama di meja makan 

iv. Pengumuman (annoucement)

v. Doa bersama

vi. Makan 

vii. Residen mengumpulkan peralatan makan yang telah dipakai pada tempat yang

disediakan oleh kitchen departement (gastronomy departement)

e. Tidur Siang (Siesta). Waktu yang disediakan untuk tidur siang bagi seluruh residen.

Bertujuan untuk memberikan waktu istirahat sejenak, sebelum melanjutkan kegiatan

berikutnya. Seluruh residen harus masuk kamar pada waktu tidur siang serta

menjaga ketertiban suara.

f. Istirahat (Break). Penghentian sejenak dari suatu kegiatan yang

sedangberlangsung.Memberikan waktu istirahat sejenak kepada residen sebelum

melanjutkan kegiatan berikutnya.Para residen dapat merokok, membuat minuman, dan

makan snack sesuai kebiasaan panti.Harus dimulai dan diakhiri bersama-sama, tidak

boleh sendiri-sendiri.

g. Olahraga (Sport). Kegiatan olahraga dilakukan sesuai dengan jadwal, dilakukan baik di

dalam atau luar ruangan. Olahraga bertujuan agar residen dapat menjaga kekompakan

tim, serta mengembangkan minat,hobi dan bakat residen di bidang olahraga. 

h. Jam Tidur Malam (Curfew). Jadwal waktu yang ditentukan untuk tidur di malam hari.

Menetapkan batas waktu untuk tidur (berhentinya seluruh aktifitas) bagi residen sesuai

dengan fasenya. Membiasakan residen untuk menjalankan pola hidup dan waktu istirahat

Page 10: TERAPI KOMUNITAS

yang sehat dan normal. Sarana pembinaan kedisiplinan serta memberikan struktur pada

kehidupan residen. Jam curfew pada setiap fase dan/atau tahap proses pelayanan

disesuaikan dengan tanggung jawab yang diberikan. 

Langkah pelaksanaan sebagai berikut: 

i. Coordinator on duty memberikan komando pelaksanaan 10 

menit sebelum waktu curfew.

ii. Residen menghentikan seluruh peralatan dan perlengkapan rumah tersimpan

secara benar dan dalam keadaan aman

iii. Seluruh residen segera masuk kamar tidur 

2. Kelompok (Group) dan Perangkat Therapeutic Community

Kelompok (group) dan perangkat Therapeutic Communitymerupakan berbagai kegiatan

yang menunjang residen baik secara individu maupun kelompok untuk mengalami perubahan

ke arah yang lebih baik.Kelompok (group) dan perangkat Therapeutic Communityberfungsi

untuk membangun kesadaran (awareness) dari dalam diri 30 

seorang residen. Kelompok (group) dan perangkat Therapeutic Community merupakan salah

satu kesatuan yang saling terkait antara satu dengan lainnya (Depsos,2003:162). 

Sebagaimana dijelaskan oleh Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza

Departemen Sosial (2003:163), Kelompok (group)dan perangkat Therapeutic Community,

terbagi menjadi beberapa kegiatan: 

a. House follow up/House chores. Kegiatan ringan seperti merapikan, membersihkan dan

mengembalikan segala sesuatunya ke tempat semula.

b. Free time/Free and Easy. Waktu di mana residen tidak melakukan kegiatan-kegiatan

secara terjadwal. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan waktu luang bagi residen

untuk melakukan aktifitas secara bebas.

c. Pre-Morning Meeting. Kegiatan ini dilakukan untuk mempersiapkan pelaksanaan

morning meeting. Mengidentifikasi serta mempersiapkan isu-isu hangat yang akan

dibahas di morning meeting. 

d. Morning meeting. Diikuti oleh seluruh residen, dipimpin oleh staf untuk membahas hal-

hal yang sudah dilakukan selama 24 jam sebelumnya, dan merencanakan hal-hal yang

akan dilakukan selama 24 jam kedepan.

Page 11: TERAPI KOMUNITAS

Tujuan dari morning meeting menurut Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Korban Napza Departemen Sosial (2003:164-165) yaitu:

i. Tempat dan waktu di mana seluruh residen di dalam satu panti merencanakan dan

memulai hari secara bersama-sama di samping mengulas (review) berbagai hal

selama 24 jam yang lalu.

ii. Kesempatan bagi seluruh residen untuk membahas isu, pull up, awareness dan

concern. 

iii. Kesempatan untuk memberikan annuncements, pull upserta menginformasikan

berita mengenai kejadian di dalam maupun di luar panti, yang berkaitan dengan

proses pelayanan.

iv. Mengidentifikasi suasana dan sikap seisi panti. 

v. Melatih residen untuk dapat mengeluarkan pendapatnya di dalam 

forum. 

Dalam morning meeting ada beberapa tujuan, yaituresiden dikumpulkan dalam suatu

tempat dan waktu yang sama untuk melakukan share, morning meeting sebagai ajang untuk

membahas isu yang hangat, serta melatih residen agar berani untuk

mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok. 

i. Langkah pelaksanaan morning meeting menurut Direktorat Pelayanan dan

rehabilitasi Sosial Korban Napza Departemen Sosial (2003:165-169)

yaitu: Pembacaan falsafah tertulis Therapeutic Community (The Creed) 

secara bersama-sama. Hal lain dapat dilakukan: Pembacaan doa, pembacaan ikrar

panti. 

ii. Check check/ Belly check. Tergantung pada besarnya group, seluruh atau beberapa

residen yang menyediakan diri berbagi pikiran dan perasaannya pada saat itu. Jika

ada perasaan yang masih mengganjal akan diselesaikan melalui konseling.

iii. Community business. 

(1) Anncouncements. Ucapan selamat datang bagi anggota dan/atau staf baru; Bagi

yang akan homeleave untuk pertama kalinya;General information;Tamu yang akan

berkunjung ke panti untuk hari ini; Hari ulang tahun, peringatan hari mulai berhenti

meggunakan narkoba (setiap bulan); promosi ke fase program yang lebih tinggi atau

penurunan fase program;Sanksi serius selama masih dijalankan. 

(2) Urusan Departemen. Scedule hari ini (perubahan,pengingatan 

kembali); Pekerjaan khusus yang memerlukan perhatian khusus dalam panti

Page 12: TERAPI KOMUNITAS

(misalnya perbaikan); Peralatan dan perlengkapan yang memerlukan perhatian

(hapir habis, sudah habis, cara pemakaian dll). 

iv. Community Concern. Pull up ditujukan kepada perilaku individu atau kelompok,

bukan kritik tetapi permintaan untuk menyadari dan mengidentifikasi perilaku yang

negatif, harus disebutkan perilaku seperti apa yang seharusnya dijalankan dan

komitmen untuk berubah. 

v. Acknowledgements. Mengenali dan mengkomunikasikan, memuji, mengucapkan

terima kasih atas perilaku, sikap dan pekerjaan yang baik, performa kerja, bantuan

yang telah diberikan dan usaha yang sungguh-sungguh untuk berubah kepada

residen secara individu maupun kelompok. 

vi. Up Rituals. Commitments, residen dapat menyampaiakan motivasi mereka kepada

group dengan melakukan berbagi (sharing) tujuan khusus untuk hari ini, berfokus

kepada perubahan sikap dan menghadapi ketakutan residen menyampaikan

komitmen.

vii. Tema hari ini (diambil dari filosofi tak tertulis/unwritten 

philosophy) 

viii. Berita lokal,internasional,olahraga, dan ramalan cuaca 

ix. Cerita lucu,lagu, puisi dan group games 

x. Pemantauan proses morning meeting. Penekanan kepada suasana, 

mood, dan motivasi secara keseluruhan, emosi yang mendasar atau 

tersembunyi.

xi. Ritual penutupan (closing ritual). Satu bentuk penutupan untuk mengakhiri setiap

morning meeting. Dilaksanakan dengan pembacaan serenity prayer/doa kedamaian

12 step, pembacaan doa, dan meneriakan slogan yang bersemangat (yell).Dalam

pelaksanaan morning meeting, terdapat beberapa langkah yang dilakukan, yaitu

pembacaan falsafah,check check,Community business, community concern,

aknowledgements, up ritual, berita, cerita, pemantauan, dan ritual penutupan. 

e. Job Function. Kegiatan membersihkan, merapikan, dan mengatur kamar minimal satu kali

setiap pagi hari (sesuai program dankebiasaan) yang dilakukan secara bersama.

Terstruktur, hirarkis sesuai struktur rumah/departemen. Penugasan kerja diserahkan

kepada departemen masing-masing. Membiasakan residen untuk bekerja secara tim dan

terstruktur. Membina rasa tanggungjawab atas pekerjaan yang ditugaskan. Menumbuhkan

rasa memiliki (sense of belonging) atas lingkungan tempat tinggalnya. Tidak

diperkenankan merokok sebelum waktu job function selesai. 

Page 13: TERAPI KOMUNITAS

f. Group Confrontation/Family Confrontation. Confrontation yang dilakukan dalam group

dan bersifat normal. Menciptakan tekanan (pressure) yang cukup besar untuk mendorong

residen agar berubah ke arah yang lebih baik sesuai program. Membantu residen

untuk bercermin kepada sikap dan/atau perilaku satu sam alian terutama yang menunjang

pemulihannya. Menumbuhkan motivasi dan komitmen residen yang bersangkutan untuk

senantiasa berusaha agar sikap dan/atau perilakunya lebih menunjang pemulihannya.

Prinsip utama confrontation ini adalah bahwa yang diconfront merupakan murni sikap

dan/atau perilakunya yang tidak/kurang menunjang pemulihannya. 

g. Encounter Group. Sebuah sarana di mana seorang residen dapat berbagi secara terbuka

mengekspresikan perasaan, pengamatan, dan kepedulian satu dengan yang lain dan

meyelesaikan konflik pribadi mereka. Melatih residen berani secara terbuka

mengekspresikan perasaannya terhadap residen lain. Melatih residen untuk

menerima ekspresi perasaan yang secara keras diberikan. Menyelesaikan konflik pribadi

secara terbuka. Mengindari berbicara negatif di belakangorang yang bersangkutan (bad

rap) dan dendam. Membuat residen menyelesaikan masalah tanpa harus melakukan

kekerasan fisik. 

h. Wrap up/Evening wrap up. Ritual mengakhiri jalannya kegiatanharian (daily schedule)

dalam satu hari. Mencegah adanya perasaan yang mengganjal sebelum residen berangkat

tidur. Membina kesadaran (awareness) residen atas kegiatannya hari ini. Wrap

up merupakan tempat dan waktu di mana para residen dapat berbagi perasaan, masalah,

pemikiran, pengetahuan, apa saja yang telah dipelajari serta insights (pencerahan,

menemukan sesuatu yang baru, pemahaman baru atau konfirmasi pemahaman) yang

didapat dari kegiatan selama satu hari penuh, juga merupakan kesimpulan dari hari yang

telah dijalani. Seluruh residen diharuskan untuk mendengarkan residen lainnya yang

sedang sharing.

i. Static Group.Suatu pertemuan residen dalam satu kumpulan yang dipimpin oleh para

konselor yang terlatih tentang rancangan rawatan perkembangan pribadi dan isu-isu yang

perlu dibicarakan. 

j. Testimonies. Kesaksian atau pengungkapan seorang anggota komunitas di hadapan group

tentang pengalaman hidup yang berkaitan dalam menunjang proses pemulihannya.

Bersifat jujur dan terbuka tanpa mengarang cerita maupun keadaan. 

k. Religious Activities. Menumbuhkan kembali kepercayaan residen terhadap agamanya.

Mengingatkan kembali kepada residen akanadanya kekuasaan Tuhan serta bagaimana

secara baik dan benar menjalankan ajaran-Nya. 

Page 14: TERAPI KOMUNITAS

l. Week End Wrap Up. Merupakan tepat di mana residen dan staf dapat bersama-sama

melakukan evaluasi atas apa yang telah dicapai selama satu minggu. 

m. General Cleaning. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka membersihkan, merapikan, dan

mengatur kembali keadaan fisik dan lingkungan. 

n. Confrontation. Prinsip dari confrontation adalah menolong residen lain yang sikap atau

perilakunya kurang menunjang pemulihannya, bukan untuk menjatuhkan perasaan orang

namun dituntut harus menghargai. 

o. Coordinator Meeting. Forum pembahasan masalah para residen senior. 

p. Relapse Prevention Training. Merupakan sarana pembinaan pengetahuan, pemahaman

serta kemampuan residen mengenai segala hal yang berkaitan dengan slip relase. 

q. Sparepart. Peringatan keras kepada residen bahwa sikap dan perilakunya telah mencapai

tingkat yang secara prinsip berlawanan dengan nila-nilai program. 

r. Homeleave. Merupakan sarana bagi residen untuk menjalani proses sosialisasi di luarpanti

sesuai dengan tingkat kemajuan pemulihan/recovery yang dicapainya selama menjalani

program.

s. Time off. Pemberian dispensasi tidak mengikuti jadwal harian (daily schedule),

berdasarkan penilaian staf atas kondisi residen yang dipandang tidak memungkinkan

mengikuti kegiatan panti sehari-hari karena alasan kesehatan (fisik maupun psikologis). 

t. Phase Promotion (Naik Fase). Peningkatan status fase residen karena sikap dan/atau

perilaku yang dianggap memenuhi kriteria fase berikutnya. 

u. Phase Demotion (Penurunan Fase). Penurunan status fase residen karena sikap dan/atau

perilaku yang tidak sesuai dengan fasenya saat itu. 

v. Sanctions Tools. Seperangkat bentuk sanksi berurutan (paling ringan adalah spoken to,

yang terberat adalah haircut) yang diberikan kepada residen atas pelanggaran atas

penyimpangan terhadap program pemulihannya melalui suatu panel.

- Spoken to (ST): menginformasikan secara lisan kepada residen yang

bersangkutan mengenai sikap dan/atau perilakunya yang menyimpang (bahasa

yang digunakan bersifat umum, tidak terlalu memojokkan/ekspresif).

- Dealt with (DW): menginformasikan kepada residen yang bersangkutanmengenai

sikap dan/atau perilakunya yang menyimpang dan telah dilakukan berulang setelah

melalui proses spoken to, dan diberikan sanksi (dapat diberikan menggunakan

bahasa yang lebih ekspresif daripada spoken to).

Page 15: TERAPI KOMUNITAS

- Haircut (HC) : peringatan keras yang diberikan kepada residen yang masih

melakukan penyimpangan setelah proses sanksi ST dan DW (dapat diberikan

menggunakan bahasa yang ekspresif disertai bentakan. 

w. Pull up. Merupakan suatu perangkat yang dapat membangun kepedulian dan tanggung

jawab seorang residen terhadap lingkungannya. Pull up adalah kata-kata lisan yang keras

menegur sikap seseorang atas tindakannya. 

x. On Chair. Merupakan satu bentuk pembelajaran kepada residen di mana seorang residen

duduk di sebuah kursi dan menghadap tembok yang terdapat the creed dan/atau unwritten

philosophy.

y. Accountibility. Merupakan sebuah bentuk pertangungjawaban tertulis terhadap tugas dan

kewajiban yang berkaitan kepada permohonan yang akan diajukan residen. 

z. Learning Experience. Merupakan sstu bentuk proses pembelajaran yang diberikan kepada

residen, yang berkaitan dengan tingkah laku negatif. Proses pembelajaran tersebut dapat

berupa: written assignment/theme writing (tugas tertulis/paperwork), Oral

assignment (disampaikan secara lisan), pekerjaan fisik lainnya

(membersihkan, membereskan dll), bentuk-bentuk sanksi lainnya sesuai pelanggaran dan

kebiasaan. 

aa. Probe. Merupakan satu group terapi yang dibuat untuk mengenali lebih dalam

berbagai masalah dan isu yang menghambat perkembangan dan kematangan

mental dan emosi residen.

bb. Extended Group dan Marathon. Bertujuan membongkar lebih dalam lagi berbagai

rahasia dan mendorong residen untuk mengungkap segala rasa sakit dan trauma

lama (old traumas and pain), sehingga seorang residen dapat belajar mencari jalan

keluarnya. 

cc. Ban. Perangkat ini digunakan bila terjadi pelanggaran oleh seorang atau

sekelompok residen. Dilakukan dengan cara menarik hak-hak residen. 

dd. Job Change. Merupakan satu perangkat untuk memberikan tanggung jawab yang

lebih dan penghargaan atas performa yang telah ia tunjukkan bagi dirinya sendiri

dan kepada komunitas. 

ee. Jargon/Terminology. Merupakan kumpulan kata-kata yang digunakan dalam

menjalankan program Therapeutic Community. Kata-kata ini berfungsi sebagai

pembentukan budaya baru yang lebih baik serta menunjang pemulihan dirinya

melalui komunitas. 

Page 16: TERAPI KOMUNITAS

Tahapan Rehabilitasi Narapidana Pengguna Narkoba 

Pelaksanaan rehabilitasi bagi pengguna narkoba bertujuan untuk dapat dipulihkannya

kondisi mental psikologis dan kondisi sosial serta pulihnya fungsi kualitas sosial melalui

rehabilitasi medis/non medis,pembinaan sikap dan moral sehingga mereka dapat hidup

secara wajar ditengah-tengah masyarakat serta menjadi manusia yang berguna, produktif dan

berkualitas. 

Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat Sub Dinas Pemulihan Sosial (2003:10) menjelaskan

langkah-langkah dalam proses rehabilitasi bagi pengguna narkoba dibagi dalam beberapa

tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Penerimaan 

Tahap ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaaan awal untuk menetukkan diagnosis

awal atau rencana tindakan yang meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang apabila diperlukan. 

b. Tahap Detoksifikasi 

Fokus utama dalam tahap ini adalah mengatasi kondisi putus zat (withrdawal) sehingga

pasien bersih dari metabolit (sisa metabolisme zat). Sasaran dari detoksifikasi adalah klien

yang masih menggunakan napza (narkoba) dalam satu minggu terakhir. 

c. Tahap Pra Rehabilitasi 

Tahap ini residen sudah selesai menjalani detoksifikasi dari kondisi fisik, mental dan

emosional secara umum sudah teratasi yang bertujuan mempersiapkan dan memantapkan

klien untuk mengikuti program rehabilitasi yang terdiri dari perbaikan kesehatan fisik,

menstabilkan kondisi mental dan emosional, membangkitkan motivasi bagi klien yang masih

ragu-ragu, penilaian fisik maupun psikologis, membangkitkan motivasi bagi klien yang masih

agu-ragu dalam menjalani rehabilitasi, pengenalan metode program rehabilitasi dan

pengenalan program pencegahan kekambuhan. 

d. Tahap Assesmen 

Tahap assesmen ini bertujuan untuk mengumulkan data-data residen secara keseluruhan

yang berkaiatan dengan latar belakang, masalah klien, pemecahannya sehingga dapat

mendapatkan informasi dan data menggenai latar belakang masalah residen yang meliputi

bakat, minat, potensi yang dimiliki, kemampuan, harapan dan rencana masa depan, yang

dapat digunakan untuk mendukung upaya pemecahan serta upayaupaya lain untuk

mengembangkan kemampuan klien. 

Page 17: TERAPI KOMUNITAS

e. Tahap Pembinaan dan Bimbingan 

Tahap ini meliputi segi fisik dan mental psikologik, dalam hal pembinaan fisik memiliki

tujuan agar memulihkan kesehatan dan kesegaran jasmani residen serta mengembangkan

displin residen. Sedangkan dalam tahap bimbingan terdiri dari bimbingan mental psikologik,

bimbingan moral dan keagamaan, bimbingan sosial, dan pelatihan keterampilan

usaha/kerja/sekolah.

Bimbingan mental psikologik, bertujuan agar tumbuh dan terbentuknya kondisi

psikis, emosional, intergritas, dan disiplin diri serta mantapnya sikap mental klien.

Bimbingan moral dan keagamaan, bertujuan meningkatkan kemampuan menjalankan ibadah

agama, meningkatkan ketahanan sosial klien terhadap pengaruh buruk lingkungan sosialnya

dan mampu berinteraksi sosial secara wajar.

Bimbingan sosial bertujuan memulihkan dan mengembangkan tingkah laku positif klien,

sehingga mereka mau dan mampu melakukan fungsi dan peranan sosialnya secara wajar

dan dapat menjalin relasi dengan anggota keluarga dan masyarakat. 

Bimbingan keterampilan bertujuan meningkatkan kemampuan residen 

dalam berbagai jenis keterampilan usaha/kerja untuk menunjang kebutuham masa depannya

dan atau melanjutkan pendidikannya.

Dengan demikian tahap dalam melaksanakan rehabilitasi hendaknya disesuaikan

dengan tingkatan usia dari residen itu sendiri agar tepat dalam penanganan sehingga program

dapat berjalan dengan baik.

 

Rehabilitasi Narapidana Pengguna Narkoba Melalui Therapeutic 

Community

1. Proses Konseling Narapidana Pengguna Narkoba Dalam Therapeutic Community

Konseling merupakan bagian penting dalam Therapeutic Community terutama untuk

membantu residen mengatasi berbagai permasalahan psikososial yang dialaminya. Konseling

adalah suatu proses interaktif yang dicirikan dengan suatu hubungan yang unik

antara konselor dan residen yang menuju pada perubahan dalam ciri residen dalam satu atau

lebih hal sebagai berikut: 

a. Perilaku 

b. Keyakinan-keyakinan(cara-cara menafsirkan atau menguraikan realitas, termasuk

tentang diri sendiri). 

Page 18: TERAPI KOMUNITAS

c. Kemampuan untuk mengatasi situasi-situasi kehidupan untuk memaksimalkan

kesempatan-kesempatan dan meminimalkan kondisi-kondisi lingkungan yang

merugikan. 

d. Tingkat emosi yang menyusahkan (Depsos,2003:54). Dalam hal ini ada empat ciri

perubahan yang terjadi dari residen yang telah melakukan konseling dengan konselor,

yakni perubahan perilaku, keyakinan-keyakinan, kemampuan untuk mengatasi

situasi lingkungan, dan mengontrol tingkat emosi residen yang berubah-ubah. Setelah

konseling baru akan terlihat sangat jelas apa yang dirasakan, dialami oleh residen. 

Tujuan konseling menurut Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi 

Sosial Korban Napza Departemen Sosial (2003:55) terbagi dua,yaitu: 

i. Tujuan hasil adalah bahwa konseling menuju pada perubahan dalam diri

individu/residen. Konseling individual maupun konseling kelompok mengekspresikan

maksud pengembangan (berorientasi pada pertumbuhan personal) dan

perbaikan (berorientasi pada pemecahan masalah). 

ii. Tujuan proses, yaitu berkisar pada pengembangan kepercayaan diri, pengetahuan,

keterampilan maupun sikap residen dan juga konselor itu sendiri. Tujuan proses

kadang-kadang digambarkan berkenaan dengan kegiatan konselor, pada waktu yang

lain berkenaan dengan pengaruh-pengaruh yang dialami oleh residen. 

Pendapat diatas menjelaskan, bahwa tujuan dari konseling yaitu 

tujuan hasil dan tujuan proses. Tidak hanya hasil yang dinilai tetapi juga proses bagaimana

seorang residen itu dapat mengalami perubahan bagi diri sendiri. 

Proses konseling menurut Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza

Departemen Sosial (2003:57-63) terbagi menjadi tiga, yaitu: 

i. Pengungkapan Tahap Awal (Initial Disclosure) 

Pada awal konseling, konselor dan residen tidak saling mengenal, walaupun mungkin

sebelumnya pernah bertemu dalam satukesempatan tertentu atau memang sama sekali

belum pernah. Tugas yang harus dilakukan oleh konselor pada awal konseling

adalahmemperhatikan secara hati-hati kata-kata dan tindakan residen, perhatikan

sikap badan, ekspresi wajah, dan kontak mata.Konselor mengamati tingkah laku

residen yang mengindikasikan isi dan perasaan yang mungkin tidak terucapkan secara

verbal.Tanda-tanda kegelisahan, nada suara, gagal dalam memelihara kontak

Page 19: TERAPI KOMUNITAS

mata. Ada lima kondisi yang dapat membentuk kepercayaan residen terhadap

konselor yaitu: 

a) Empati (empathy), memahami pengalaman atau perasaan orang lain/residen.

Empati menunjukkan kecermatan konselor untuk memberikan umpan balik

(feedback) mengenai perasaan residen. 

b) Kesesuaian dan keaslian/kesejatian (congruence or genuineness), terdiri dari

kejujuran dan keterbukaan konselor terhadap residen. Konselor menjadi dirinya

sendiri dan bertindak konsisten selama proses pertolongan. 

c) Memandang positif (positive regard) dan memperhatikan residen. 

d) Tidak menetapkan kondisi tertentu dalam memberikan pertolongan kepada

residen, misalnya dengan menyatakan saya akan setuju dengan kamu jika kamu

mengerjakan apa yang saya inginkan. 

e) Kejelasan (conctreeness), menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk

menjelaskan situasi kehidupan residen. (Depsos,2003:58) 

Pendapat diatas menjelaskan bahwa lima kondisi seperti empati, kesesuaian,

memandang positif, tidak menetapkan kondisi tertentu dan kejelasan adalah kondisi

yang bisa dilakukan seorang konselor agar dapat membentuk kepercayaan residen

terhadap diri konselor. Setelah rasa kepercayaan muncul, maka konselor akan lebih

mudah untuk memahami apa yang dirasakan, dialami oleh residen. Sehingga

proses konseling akan berjalan lancar dan tanpa paksaan. 

ii. Eksplorasi Lebih Mendalam (In-depth Exploration) 

Pada tahap ini residen sudah mulai memahami permasalahan yang dihadapinya dan

mulai untuk mencari pemecah permasalahannya. Senada dengan “Residen akan

mencari pemahaman yang lebih jelas mengenai kehidupannya dan mulai merumuskan

suatu pengertian yang baru tentang harapan dan arah

pemecahan mfaasalah”(Depsos,2003:59). Residen sudah memiliki pemikiranyang

terbuka, dan berpikir jernih untuk mencari solusi permasalahannya. 

iii. Komitmen untuk melakukan kegiatan (Commitment to Action) 

Tugas pertama pada tahap ketiga ini adalah merumuskan tujuan yang ingin

dicapai.Kapan memulai dan kapan mengakhirinya. Komitmen yang kuat dari

keduanya untuk menampilkanperilaku/tindakan sesuai dengan tujuan pemecahan

masalah yang ingin dicapai harus nampak jelas terlihat.

Page 20: TERAPI KOMUNITAS

2. Proses Pelayanan narapidana pengguna narkoba dalam Therapeutic Community

Proses pelayanan dalam Therapeutic Community menurut Direktorat Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Korban Napza Departemen Sosial (2003:96) dilakukan melalui beberapa

tahap yaitu intake, induction, primary, re-entry dan after care. Secara lebih rinci tahapan

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 

a. Intake Process 

Proses intake merupakan tahap pertama dilakukan untuk mengenal 

calon-residen dan memberikan informasi tentang panti kepada calon residen,

keluarganya 

b. Induction 

Induction merupakan tahap dimana residen masuk kedalam 

lingkungan panti setelah ia menjalani tahap intake. Dalam tahapini, pekerja sosial dan

staf membimbing residen untu menjalani transisi dari kehidupan luar panti ke dalam

lingkungan panti untuk menjalani proses pelayanan serta mengkondisikan residen

untuk memasuki tahap Primary. 

c. Primary Stage 

Tahap primary merupakan tahap dimana residen memasuki proses 

pelayanan. Tahap ini bertujuan untuk memperkuat kondisi stabil yang telah dicapai

pada tahap induction. Dalam tahap primary terdapat beberapa fase sesuai dengan

kemampuan residen untuk menyelesaikan proses pelayanan, meliputi: 

i. Younger member (1-3 bulan): merupakan fase awal pada program primary,

terdiri atas para residen yang dinilai telah siap untuk mengikuti proses

pelayanan Primary.

ii. Middle Peer (1-2 bulan): pada fase ini residen diharapkan dapat menunjukkan

performa yang cukup baik sebagai role model untuk residen yang berada pada

fase dibawahnya serta menunjukkan perkembangan yang memuaskan dalam 

pelaksanaan program pelayanan sehari-hari. 

iii. Older member (1-2 bulan): merupakan fase akhir program primary, dimana fase

ini residen diharapkan menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang baik dan

mampu menjadi panutan bagi keseluruhan residen yang berada pada fase 

Primary. 

Page 21: TERAPI KOMUNITAS

d. Re-entry, yaitu suatu tahap dimana residen dilatih untuk bergabung dengan keluarga,

lingkungan masyarakatnya lingkungan sekolah dengan tujuan meningkatkan

kemampuan interaksi residen dengan lingkuangan sosialnya. 

e. After Care atau pembinaaan lanjut yaitu suatu tahap dimana residen residen telah

selesai mengikuti program dan disebut sebagai alumni. Kemudian alumni memasuki

masyarakat luas: keluarga, lingkungan tetangga, lingkungan kerja dan lingkungan 

pendidikan. 

Page 22: TERAPI KOMUNITAS

BAB III

KESIMPULAN

Metode Therapeutic Community adalah merupakan sebuah ”keluarga” terdiri atas

orang-orang yang mempunyai masalah-yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu

menolong diri sendiri dan sesama yang oleh seseorang dari mereka, sehingga terjadi

perubahan tingkah laku dari yang negatif ke arah tingkah laku yang positif. Metode

Therapeutic Community ini merupakan metode pembinaan yang dilaksanakan dibeberapa

lembaga pemasyarakatan terhadap narapidana tindak pidana narkotika dan

psikotropika.Program rehabilitasi terpadu yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan

merupakan salah satu wujud dari Community Civics.