Upload
novita-fajriyah
View
252
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Keperawatan Komunitas Komunitas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia
dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan
untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai
makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan
bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut
sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan
berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan
yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan.
Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan
tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu
sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu
bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative
bagi perkembangan manusia.
Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa
awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun
tujuan karier dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga
atau tetap sendiri. Dewasa awal usia aktif dan harus beradaptasi dengan
pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang
muda menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi dan
fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Pada tahun
1990, hampir 84 juta orang di AS berusia antara 35- 64, atau kira –kira 34 %
dari populasi A.S adalah usia baya ( US dept. Of Commerce 1992 )
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut
dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah
terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut
menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya.
Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai- nilai atau
norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha
1
untuk mempertahankan nilai - nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya
tersebut.Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Psikologi Perkembangan Pada Manusia Tingat Dewasa yaitu ilmu yang
mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak masa
dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa
awal dewasa (early adulthood), Masa pertengahan dewasa (middle
adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood).
Oleh karena Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat
kesehatan yang optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan
memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu upaya
keperawatan yang berfokus pada keluarga di Indonesia sebagai klien. Untuk
memahami secara mendalam tentang asuhan keperawatan keluarga
setidaknya perlu mengetahui dan memahami tentang konsep keluarga sebagai
klien keperawatan, konsep keperawatan keluarga, proses keperawatan
keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada tahap
perkembangan keluarga dewasa ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengidentifikasi konsep dan asuhan keluarga pada tahap
perkembangan keluarga dewasa ?
1.3.2 Tujuan khusus
1. Menjelaskan konsep keluarga
a. Menjelaskan definisi keluarga
b. Menjelskan tipe keluarga.
c. Menjelaskan struktur keluarga.
2. Menjelaskan fungsi dan tugas keluarga
3. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan keluarga dewasa
2
a. Menjelaskan Pengertian Masa dewasa b. Menjelaskan Tahap perkembangan keluarga usia dewasac. Menjelaskan Pembagian Perkembangan Masa Dewasa d. Menjelaskan Faktor- faktor yang mempengaruhi orang dewasa
dalam kehidupannya
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa memahami konsep dasar keluarga, peran dan fungsi
dan tugas keluarga, tahap perkembangan keluarga sehingga
menunjang pembelajaran mata kuliah.
2. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada tahap
keluarga dewasa yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam
persiapan praktik di keluarga.
3
BAB 2
TINJAUAN PUASTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat
penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah
pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan
tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun
suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Pengertian
keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung
kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Beberapa pengertian keluarga yang dikutip Harmoko
(2012) diantaranya:
1. Bussard dan Ball (1966) dikutip oleh Setiadi (2008). Keluarga
merupakan lingkungan social yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat
tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nila-nilai,
pola pemikiran dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi
segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anan dengan
lingkungnya.
2. Menurut Duvall, Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum;meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional dan
social dari tiap anggota.
3. Menurut WHO (1969), Keluarga adalah anggota rumah tangga
yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan.
4. Menurut Bergess (1962), Keluarga terdiri atas kelompok orang
mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau
hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota
4
berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social, serta
mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat,
tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
5. Menurut Helvie (1981), Keluarga adalah sekelompok manusia yang
tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten
dan hubungan yang erat.
6. Menurut Salvasion Bailon dan Aracelis Maglaya,1989, Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain, dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan .
7. Sayekti, 1994, keluarga adalah suatu ikatan/ persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang
hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi
dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
8. Menurut Departemen Kesehatan RI,1998 keluarga adalah unit
terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
9. Menurut Effendy,1998, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
2.1.2 Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan
1. Secara tradisional, secara trasional keluarga dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:
5
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti
ditambahn anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek,nenek,paman,bibi)
2. Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya
rasa individualism maka pengelompokkan tupe keluarga selain
diatas adalah:
a. Tradisional Nuclear, Keluarga inti (ayah, ibu dan anak)
tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja diluar rumah.
b. Reconstituted Nuclear, Pembentukan baru dari keluarga inti
melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam
pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan
baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
c. Niddle Age/Aging Couple, Suami sebagai pencari uang ,istri di
rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
d. Dyadic Nuclear, Suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar
rumah.
e. Single Parent, Satu orang tua sebagai akibat peceraian atau
kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di
rumah atau di luar rumah.
f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan
tanpa anak.
g. Commuter Married, Suami istri atau keduanya orang karier
dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling
mencari pada waktu-waktu tertentu.
6
h. Single Adult, Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri
dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam
satu rumah.
j. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal
dalam suatu panti-panti.
k. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan
yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama
dalam penyediaan fasilitas.
l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua
dan keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
m. Unmarried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana
perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing Couple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa kawin.
o. Gay and Lesbian Family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh
pasangan yang berjenis kelamin sama.
2.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah:
1. Patrilineal, Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
7
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawin, Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
2.2 Fungsi Dan Tugas Keluarga
2.2.1 Fungsi Keluarga
Menurut Harmoko (2012) dalam buku Asuhan Keperawatn
Keluarga, dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga
yang dapat dijalankan. Fungsi-fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan
gizi keluarga.
2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih saying dan rasa aman
bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga,
memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta
memberikan identitas pada keluarga.
3. Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan
meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber pengahsilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
5. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
2.2.2 Tugas Keluarga
Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif
dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih
8
jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai
dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para
professional perawatan kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan
kesehatan untuk mencegah terjadinya gangguan atau merawat anggota
yang sakit. Keluarga haruslah mampu menentukan kapan meminta
pertolongan kepada tenaga professional ketika salah satu anggotanya
mengalami gangguan kesehatan.
Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga
juga harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas
kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan, karena tanap kesehatan segla sesuatu tidak akan berarti.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan
sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak
langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila
menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahannya.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakn upaya utama keluarga untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan
yang dilakukan keluarga diaharapkan tepat agar masalah kesehatan
yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka
keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain dilingkungan
tepat tinggalnya.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
9
Sering mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan
atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi
bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki
waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat
tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan
lambang ketenangan, keindahan, dan dapat menunjang derajat
kesehatan bagi anggota keluarga.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga atau anggota keluarga yang harus dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya. Keluarga
dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan
untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya,
sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.
Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan
perlu dilakukan oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana
keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan
memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk
memenuhi tugas kesehatan keluarga. Dalam keluarga ada beberapa
tugas dasar yang didalamnya ada delapan tugas pokok,
(Harmoko,2012) antara lain:
1) Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada
dalam keluarga
3) Mengatur tugas masing-masing anggita sesuai dengan
kedudukannya.
10
4) Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul
keakraban dan kehangatan para anggota keluarga.
5) Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang
diinginkan
6) Memelihara ketertiban anggota keluarga
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota
keluarga.
2.3 Tahap Perkembangan Keluarga Dewasa
2.3.1 Pengertian Masa dewasa
Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja
yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal,
identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur
kronologis dan mental ego-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada
masa dewasa. Dewasa adalah masa peralihan dari ketergantungan ke
masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri
sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan
bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa berada dalam
tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak
melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia
akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang
lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada
umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-
perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah
mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi
perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa
11
transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role
trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari
perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa
beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa
ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut
Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas
perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu
keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,
memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan
dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai
menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya.
Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa
karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa
dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup
baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik,
masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik.
Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi
sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi
emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk
meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang
prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja
dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan
kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu
masalah.
2.3.2 Tahap perkembangan keluarga usia dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau
jika anak yg belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga
12
untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri.
Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk
keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri.
Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang
dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua
akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong
karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi
keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas saja, meningkatkan
peran sebagai pasangan dan tetap memelihara hubungan dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan sebagai suami intri kakek neneak
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapa menjadi contoh bagi
anak-anaknya
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duvall dan
Miller (1985) tugas perkembangan keluarga meliputi:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang di dapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
c. Membantu orangtua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami
maupun istri
Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pembari konsultasi
penyakit-penyakit yang dapat timbul. Misalnya penyakit kronis atau
factor-faktor predisposisis seperti kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi,
13
menopause, serta peningkatan kesehatan dan pola hidup sehat yang juga
perlu diperhatikan.
2.3.3 Pembagian Perkembangan Masa Dewasa
1. Dewasa Awal
Penelitian klasik lama oleh Levinson telah mengidentifikasi fase-fase
perkembangan dewasa awal dan dan tengah ( Levinson et al, 1978 )
a. Awal transisi dewasa ( usia 18 sampai 20 tahun ), ketika
seseorang berpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan
b. Memasuki dunia kedewasaan ( usia 21 sampai 27 tahun ), ketika
seseorang menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup .
c. Masa transisi ( usia 28 sampai 32 tahun ), ketika seseorang
secara besar-besaran memodifikasi aktivitas kehidupannya dan
memikirkan tujuan masa depan
d. Tahun keberasilan ( usia ( 40 sampai 39 ), ketika seseorang
mengalami stabilitas yang lebih besar
e. Tahun keberasilan ( usia 40 sampai 65 ), waktu untuk pengaruh
maksimal, membimbing diri sendiri dan menilai diri sendiri
Dewasa awal merupakan masa dewasa atau suatu tahap yang
dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur 20 tahun sampai
30 tahun. Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini
manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada
peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi
menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa
ini seseorang juga akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan
keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam
perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah
yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan
sosio-emosional. Sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi pada
setiap diri individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan
atau perilaku individu. Menurut teori erikson, tahap dewasa awal yaitu
mereka didalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini
manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih
14
berat. pada tahap ini juga juga hubungan intim mulai berlaku dan
berkembang.
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan
dengan stress, seperti karena pekerjaan dan keluarga. Jika stress berlarut
maka klien tidak akan mampu beradaptasi terhadap stressor, hingga
terjadi gangguan kesehatan misalnya.
a. Stres Pekerjaan
Dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Kebanyakan pada dewasa awal mengalaminya dari hari ke
hari. Stres situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika
atasan baru. Karena setiap individu menerima pekerjaan yang
berbeda, maka tipe stressor berbeda setiap klien. Pengkajian
perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan
yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda.
Pengkajian juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja,
perubahan kabiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan
iritabilitas dan kegugupan.
b. Stres Keluarga
Stressor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam
kehidupan keluarga. Stressor situasi terjadi pada peristiwa
kelahiran, kematian, penyakit, perkawinan, dan kehilangan
pekerjaan. Setiap keluarga mempunyai beberapa peranan dan
pekerjaan yang dapat diprediksi untuk anggota keluarganya.
Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi
bagian yang efektif dalam masyarakat. Salah satu peran
penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga,
salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua
orang tua berperan sebagai coleader. Dalam keluarga dengan
orang tua tunggal, orangtua kadangkalannya seorang anggota
keluarga besar menjadi kepala keluarga
2. Dewasa Tengah
Masa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dewasa yang berawal
15
dari masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa
dewasa tengah, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara
normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan
ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-
kemunduran. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan
secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial-
emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam
bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa
perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa tengah
(sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara
berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic
pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik,
intelektual, moral, dan karier pada masa dewasa.
a. Perkembangan kognitif
Perubahan fungsi kognitif pada dewasa tengah jarang
terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat
mempelajari informasi baru dan ketrmpilan. Beberapa dewasa
tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk
mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan
pekerjaan
b. Perkembangan psikososial
Perubahan psikososial pada dewasa tengah dapat meliputi
kejadian yang diharapkan, perpindaha anak dari rumah, atau
peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kamatian teman.
Perubahan ini mungkin menyebabkan stress yang dapat
mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa tengah.
Perawat mangkaji kehidupan utama yang terjadi pada dewaasa
tengah dan dampak yang mengubah status kesehatannya.
Pengkajian keperwatan juga harus meliputi factor psikososial
pada individu seperti makanisme koping dan sumber pendukung
sosial.
16
Pada masa dewasa tengah, seiring anak-anak meninggalkan
rumahnya, keluarga memasuki tahap keluarga pascaparental.
Tuntutan waktu dan financial pada orang tua berkurang, dan
pasangan menghadapi tugas menetapkan kembali hubungan
mereka. Setelah cucu lahir, gaya hidup kakek-nenek harus
dipilih. Selama periode ini banyak orang dewasa tengah mulai
menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
c. Transisi karier
Perubahan karier dapat terjadi karena pilihan atau sebagai
akibat dari perubahan di tempat kerja atau masyarakat. Pada
decade saat ini, dewasa tengah lebih sering mengganti pekerjaan
untuk berbagai alasan termasuk mobilitas naik pangkat yang
terbatas, penurunan kesempatan kerja, dan mencari pekerjaan
yang lebih menantang bagi individu. Pada beberapa kasus,
kemajuan teknologi dan perubahan lain memaksa dewasa tengah
mencari pekerjaan baru. Perubahan tersebut, terutama sekali jika
diantisipasi, dapat mengakibtkan stress yang dapat
mempengaruhi kesehatan, hubungan dengan keluarga, konsep
diri dan dimensi lain.
d. Seksualitas
Setelah kepergian anak terakhir dari rumah, banyak
pasangan menguatkan kembali hubungan mereka dan
menemukan kepuasan perkawinan dan seksualitas yang
meningkat selama usia baya. Awitan menopause dan klimaterik
dapat mempengaruhi kesehatan seksual pada dewasa tengah.
Seorang wanita mungkin menginginkan aktivitas seksualnya
meningkat karena kehamilan sudah tidak mungkin lagi.
Selama usia baya seorang pria mungkin memperhatikan
perubahan pada kekuatan ereksi dan penurunan kemampunnya
untuk mengulangi orgasme. Factor lain yang mempengaruhi
seksualitas selama periode ini meliputi stress pekerjaan,
penurunan kesehatan salah satu atau kedua pasangan, dan
17
penggunaan resep obat, contohnya, agens antihipertensif,
dengan efek samping yang dapat mempengaruhi hasrat seksual
atau fungsinya. Kedua pasangan mungkin mengalami stress
yang berkaitan dengan perubahan seksual atau konflik antara
kebutuhan seksual mereka dan persepsi diri serta perilaku atau
harapan social.
e. Perubahan dalam perkawinan
Perubahan dalam perkawinan yang mungkin terjadi selama
usia baya seperti kematian pasangan, perpisahan, perceraian dan
pilihan untuk menikah lagi atau tetap sendiri. Seorang klien
janda, berpisah, atau bercerai melalui periode berduka dan ke-
hilangan hat-hal penting untuk beradaptasi terhadap perubahan
status perkawinan. 13erduka yang normal melalui beberapa fase
dan berakhirnya berduka dapat berlangsung sate tahun atau
lebih. Perawat harus mengkaji koping yang efektif papa dewasa
tengah terhadap proses berduka dan kehilangan yang berkaitan
dengan perubahan kehidupan tertentu.
Jika dewasa tengah-lajang memutuskan untuk menikah,
stresor perkawinan sama dengan yang dialami pada dewasa
awal. Disamping itu, pasangan harus dapat mengkoping harapan
masyarakat dan tekanan berkaitan perkawinan.
f. Transisi keluarga
Kepergian anak yang terakhir dari rumah mungkin dapat
menjadi stresor. Banyak orang tua menerima kebebasan dari
tanggung jawab membesarkan anak, sedangkanorang lain akan
merasa kesepian atau tidak punya arah karena perubahan ini.
Pada akhirnya orang tua harus menetapkan kembali perkawinan
mereka dan harus dapat menyelesaikan konfik dan
merencanakan masa depan. Kadang fase penyesuaian diri dapat
memicu konflik perkawinan, perpisahan, dan perceraian
(Fawcett, 1993).
Menurut Lavinson, Masa Dewasa Tengah berusia 40-50
18
tahun. Masa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dari masa
dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa.
Setelah itu mulailah peralihan ke massa tengah (tengah baya antara
usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam
tugas:
a. Penilaian kembali pada masa lalu
b. Perubahan struktur kehidupan
c. Proses individuasi
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang
ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah
struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada
zaman ini pula. Proses individuasi akan membangun struktur
kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan yang
berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)
3. Dewasa Akhir
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa
akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang
sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk
menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu
permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda
penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki dewasa
akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan
intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup
selanjutnya.
Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs
despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis
psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu
mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam
menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada
hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu
rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara
hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya
19
hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin
menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia
seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan
peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya
komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir
ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan
integritas.
Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan
Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh
terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan
semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan
yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia
menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara
perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu:
kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan
berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir
ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan
integritas.
a. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan
orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang
yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan
terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki
20
masa dewasa akhir.
b. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang
dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika
seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai
jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang
kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak
muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak
orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian
prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu
yang masih tersisa.
c. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang
terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang
dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang,
produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan
penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam
menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup
menjelang kematian. Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia
sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu
sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak
menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun
masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena
penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi
kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik
diri dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan
berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2)
penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia
21
terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang
lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat
kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua
hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda.
Persamaannya dilihat dari tanda-tanda memasuki usia dewasa seseorang/
individu, yaitu:
a. Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan
hubungan personalnya.
b. Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti
pekerja, orang tua dan pasangan hidup.
c. Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala
macam tanggung jawabnya serta berpikir sistematis dan analitis.
Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering
kali merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam
pensstrukturan kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya.
Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa
dewasa akhir. Penelitian Levinson mengemukakan tahun-tahun usia yang
eksak dengan pergeseran maksimum lima tahun, hal ini cenderung menuju
pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan harus diteliti akan
ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan bahwa
pandangan akan siklus penghidupan yang terlalu kaku atau terlambat tidak
dapat dipertahankan lagi.
2.1.4 Faktor- faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam
kehidupannya
Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa
yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor
yang paling berpengaruh adalah :
a. Kekuatan Fisik
Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia
pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat
mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul
22
pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang
prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang
perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan
fisik, yaitu:
1) Sarapan pagi.
2) Makan secara teratur.
3) Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4) Tidak merokok.
5) Olahraga secukupnya.
6) Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.
Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan
mereka untuk optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh
keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya. Sebaliknya,
kekuatan fisik yang tidak prima menghambat orang dewasa untuk
mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa
dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas
perkembangan orang dewasa.
b. Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya
antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat
antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit
demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif
dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi
fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang
dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik.
Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan
motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan
baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam
mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang
dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam
23
usia mendekati masa setengah baya.
c. Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri
pada situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang
dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif.
Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an,
kemudian sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat
penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-
tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan
motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan
menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah
dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam
mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan-
keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas-
tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada
umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha-
usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri
maupun suami.
d. Motivasi Untuk Berkembang
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
adalah motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai
usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk
dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh
kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang-
orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa,
individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup,
belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga,
mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung
jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang
menyenangkan.
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis
24
dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh
dan perlu untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang
dewasa cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya
tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu
yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang
dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas
perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya
e. Model Peran
Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat
berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa
yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model
peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa
lainnya mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku
sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh masyarakat
orang dewasa. Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi
dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan
tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa.
Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir
tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai
tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
25
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Tn S dan Ny S menikah sudah 20 tahun yang lalu. Setelah menikah
mereka tinggal bersama. Sebelum menikah Asal Tn.S adalah kota P. Tn. S
bekerja dalam satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah
Tn.S dan Ny.S tinggal serumah. Sekarang Tn S berusia 46 tahun dan Ny S
berusia 46 tahun mereka sekarang memiliki 4 orang anak , anak pertama
berusia 20 tahun , anak kedua berusia 15 tahun, anak ketiga berusia 11 tahun,
dan anak yang terakhir berusi 4 tahun. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
jawa. Tn. S adalah penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam
keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan tidak ada
pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya
dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan
kesehatan dirasakan tidak ada.
Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5
waktu. Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang
sekali terdapat waktu untuk kumpul. Status sosial Tn. S bekerja sebagai
POLRI, dengan penghasilan rata–rata tiap bulan Rp. 2.000.000,00.
Sedangkan Ny. S sebagai seorang SMA yang berpenghasilan sama dengan
suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari
dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak
terduga. Aktivitas rekreasi keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu
kali yaitu pada saat lebaran. Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan
menonton TV bersama keluarga.
Tahap perkembangan keluarga saat ini , keluarga ingin memperluas
pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awaal dan membantu anak
untuk mandiri. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Tn.S mengatakan
tugas perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi
semua, Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan
tanggung jawab karena kesibukan. Keluarga Tn S dan Ny S berasal dari
26
lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar ±1 tahun. Keempat
anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan, mereka
menyayangi semuanya dan hubungan Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat
ini hubungannya baik, dan saudara–saudaranya tinggal berjauhan dengan
keluarga, tidak ada konflik dalam berhubungan.
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri dengan ukuran 9
x 18 , terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
ruang makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah
tampak bersih dan tidak kotor. Keluarga menggunakan septic tank yang
terletak di depan rumah. Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan
tidak terasa. Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu;
menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu
sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat jendela diruang tamu dan
dikamar–kamar. Keluarga mengenal masalah yang ditimbulkan dari
lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan mudah terserang
penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang
nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.
Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi
mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup
baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol
dengan tetangganya. Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang
mengikuti kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika
ada kegiatan–kegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya.
Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali
membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah.
Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling
membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan. Pola komunikasi
yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga
bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari
pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung. Dalam keluarga
Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala
keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan
27
dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan
sesuatu harus berdasarkan hasil keputusan bersama.
Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan
dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan
gambaran nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam
nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga
dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak
bertentangan dengan masyarakat sekitarnya. Yang menjadi pemikiran
keluarga saat ini adalah bagaimana cara meningkatan penghasilan keluarga.
Keluarga juga memikirkan anaknya yang masih sekolah semua dan
membutuhkan biaya yang cukup banyak. Keluarga berusaha mengatasi semua
masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan kemampuan yang ada
dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga akan
mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan. Dalam menanggapi
masalah keluarga Tn S memecahkan masalah bersama-sama, jika masalah
yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya maka akan
minta bantuan pada keluarga dekatnya.
3.2 Asuhan Keperawatan Keluarga Tn S dan Ny S
1. Pengkajian Keluarga
a. Data Umum
1) Nama Kepala keluarga (KK) : Tn. S
2) Usia : 46 tahun
3) Pendidikan : SLTA
4) Pekerjaan : POLRI
5) Alamat : Kelurahan B.S
6) Komposisi keluarga :
28
No Nama UmurJenis
kelamin
Hub dgn
KK
Riwayat
PendidikanKeterangan
1
2
3
4
5
6
Tn. S
Ny. S
Nn. T
An. H
An. I
An. R
46 tahun
46 tahun
20 tahun
15 tahun
11 tahun
4 tahun
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Ayah
Ibu
Anak
Anak
Anak
Anak
SLTA
Sarjana
SLTA
SMP
SD
-
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
7) Tipe Keluarga : Keluarga Inti
8) Genogram :
Keterangan:
: Laki- laki : Meninggal
: Perempuan : Tinggal serumah
: klien
9) Pengambilan keputusan
29
Tn. S setiap ada masalah selalu ia yang mengambil keputusan.
Tetapi kadang- kadang di musyawarahkan bersama
10) Suku bangsa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah
penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam
keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan
tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak
bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut
kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan
dirasakan tidak ada.
11) Agama
Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan
shalat 5 waktu. Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah
dikarenakan jarang sekali terdapat waktu untuk kumpul.
12) Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan rata–rata tiap
bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang guru
yang berpenghasilan sama dengan suami. Dari pengasilan
tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari dan sisanya
ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak
terduga.
13) Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu
pada saat lebaran. Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan
menonton TV bersama keluarga.
b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn S sedang berada dalam tahap memperluas
pengetahuan untuk menghadapi anak usia dewasa awal dan
mambantu anak untuk mandiri, pada tugas perkembangan usia
dewasa.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
30
Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan
tugas perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum
terpenuhi semua, Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya
untuk mandiri dan tanggung jawab karena kesibukan.
3) Riwayat keluarga inti
Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka
berpacaran sekitar ±1 tahun. Keempat anaknya merupakan
anggota keluarga yang direncanakan, mereka menyayangi
semuanya.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik,
dan saudara–saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga,
tidak ada konflik dalam berhubungan.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri
atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
ruang makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan
bawah). Rumah tampak bersih dan tidak kotor. Keluarga
menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah.
Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa.
Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu;
menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak mandi
1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat
jendela diruang tamu dan dikamar–kamar. Keluarga mengenal
masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika
lingkungannya kotor maka akan mudah terserang penyakit.
Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang
nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau
malaria.
2) Keadaan di luar rumah
31
Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Kebersihan
pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan air
PDAM untuk sumber air bersih dan air minum. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke saluran
pembuangan air di sebelah rumahnya dan dialirkan dengan pipa
saluran. Keluarga juga memiliki jamban jenis jamban duduk
yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di belakang
rumah dengan jarak lebih dari 10 m. Kebersihan kamar mandi
dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga
keluarganya memiliki tempat sampah yang berada di depan
rumah dan diambil oleh petugang sampah setiap 3 hari sekali.
Secara umum kebersihan rumah cukup.
3) Sarana komunikasi dan transportasi
Sarana komunikasi keluarga dengan menggunakan handphone
dan transportasi yang biasanya digunakan keluarga ada sepeda
motor
4) Fasilitas hiburan ( TV, Radio, Dll )
Fasilitas yang dimiliki keluarga ada radio tape, televisi
5) Fasilitas layanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dengan rumah keluarga adalah
puskesmas, poliklinik.
d. Sosial
1) Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi
mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan
lingkungan cukup baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk
bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya.
2) Mobilitas Geografis keluarga
Asal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam
satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah
Tn.S dan Ny.S tinggal serumah.
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
32
Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti
kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika
ada kegiatan–kegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk
menghadirinya dan Ny. S sehari–harinya bekerja sebagai guru di
sebuah SMA Negeri.
4) Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya
sering kali membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang
mengalami masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat
dekat, dan antar tetangga saling membantu dan mengajak
bertukar pikiran saat dibutuhkan.
e. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi
terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan
ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari pembicaraan
anggota keluarga saat perawat berkunjung.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S
karena Tn.S sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat
dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama. Dalam
menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus
berdasarkan hasil keputusan bersama.
3) Stuktur Peran
Tn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan
ekonomi keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang
mengerjakan dan mengatur semua pekerjaan rumah seperti:
memasak, mengurus anak, menyapu, memenejemen keuangan
dan semua pekerjaan rumah.
4) Nilai dan norma budaya
Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha
menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada
33
dikeluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut,
tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang
mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam
menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak
bertentangan dengan masyarakat sekitarnya.
f. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Menurut Tn S dan Ny S karena mereka merupakan
keluarga yang memmpunyai hubungan yang baik dan saling
menghargai satu dengan yang lainnya dan hubungan dengan
keluarga besar nya pun baik. Tn. S dan Ny. S selalu memberikan
dukungan satu sama lain.
2) Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh
ini baik dan hubungan dengan keluarga besarnya pun baik.
Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, dengan
tetangga-tetangga terdekat cukup baik, akan tetapi Tn.S kurang
ikut serta dalam kumpulan / hidup bermasyarakat di daerahnya.
3) Fungsi perawatan kesehatan
a) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang
dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut
Tn. S sebenarnya dalam keluarganya sudah mengetahui
tentang bagaimana jika ada salah satu anggota keluarga ada
yang sakit harus dilakukan tindakan apa dan di bawa
kemana.
b) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan yang sedang dialami : Sejauh ini jika ada
keluarga yang sakit di dibawa ke puskemas di periksakan ke
poli klinik.
34
c) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan : ke
puskesmas dan poli klinik atau RS
d) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah
timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga makan
teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam
menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
e) Modifikasi lingkungan: Rumah kelihatan rapi namun
kadang sering berserakan mainan dari ananknya yang baru
berusia 4 tahun
4) Fungsi reproduksi
Saat ini keluarga Tn S sudah melewati masa- masa subur dan Ny
S sudah melakukan steril.
5) Fungsi Ekonomi
Tn S dan Ny mengatakan penghasilannya sudah lebih dari cukup
untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
keluarga.
g. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stressor yang pendek
Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara
meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan
anaknya yang masih sekolah semua dan membutuhkan biaya
yang cukup banyak.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi
Keluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan
keluarga berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika
ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga akan mengambil
uang tabungan sesuai yang dibutuhkan.
3) Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah
bersama-sama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau
35
tidak tahu jalan keluarnya maka akan minta bantuan pada
keluarga dekatnya.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a) Ayah
Ayah dari pihak Ny. S pernah mengalami Hipertensi
b) Ibu : -
c) Anak : -
2) Keluarga berencana
Ny. S mengatakan bahwa sudah melakukan steril
3) Imunusasi : lengkap
4) Tumbuh Kembang : -
2. Pemeriksaan Fisik Keluarga
a. Pemeriksaan fisik Tn S
1) Kesadaran umum : Baik
2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )
3) Tanda-tanda vital :
a) TD : 110/90 mmHg
b) N : 80x/menit
c) RR : 23x/ menit
d) T : 36 oC
4) Kepala :
a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala
b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak
ada ikterus
c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip
d) Telinga : bersih ,pendengaran normal
e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu
5) Dada/thorak :
a) I : simetris
b) P : gerak dada simetris
c) P : sonor di daerah paru
36
d) A : suara nafas vesikuler
6) Perut / abdomen
a) I : perut tidak ada asites
b) P : tympani
c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa
d) A : bising usus normal
7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid
8) Ekstremitas : akral, hangat tidak ada odema
b. Pemeriksaan fisik Ny S
1) Kesadaran umum : Baik
a) Kesadaran : 456 ( compos mentis )
b) Tanda-tanda vital :
TD: 120/90 mmHg
N : 78x/menit
RR: 22x/ menit
T : 36 oC
2) Kepala :
a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala
b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak
ada ikterus
c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip
d) Telinga : bersih ,pendengaran normal
e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu
3) Dada/thorak :
a) I : simetris
b) P : gerak dada simetris
c) P : sonor di daerah paru
d) A : suara nafas vesikuler
4) Perut / abdomen
a) I : perut tidak ada asites
b) P : tympani
c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa
37
d) A : bising usus normal
5) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid
6) Ekstremitas :akral, hangat tidak ada odema
b. Pemeriksaan fisik Nn T
1) Kesadaran umum : Baik
2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )
3) Tanda-tanda vital :
a) TD : 110/90 mmHg
b) N : 80x/menit
c) RR : 24x/ menit
d) T : 36 oC
4) Kepala :
a) Rambut : Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala
b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak
ada ikterus
c) Hidung : bersih , simetris tidak ada polip
d) Telinga : bersih ,pendengaran normal
e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu
5) Dada/thorak :
a) I : simetris
b) P : gerak dada simetris
c) P : sonor di daerah paru
d) A : suara nafas vesikuler
6) Perut / abdomen
a) I : perut tidak ada asites
b) P : tympani
c) P : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa
d) A : bising usus normal
7) Genetalia/ anus : bersih tidak ada hemoroid
8) Ekstremitas : akral, hangat tidak ada odema
38
3. Harapan Keluarga
1) Keluarga berharap perawat dapat membantu memberikan informasi
mengenai tugas pada perkembangan anak pada usia dewasa awal.
2) Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan
sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.
4. Analisa Data
4.1 Diagnosa Keperawatan
No Data Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
39
4.
5.
4.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga
No Data Diagnosa Keperawatan Keluarga
1.
2.
3.
4.
6.
Anak T usianya 20 tahun, berat badan
55 Kg, masih terlihat manja, bingung
ketika mendapat masalah.
Tn.S mengatakan anak T masih manja
dan belum mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
Tn.S mengatakan anak T untuk
keperluan sehari-hari masih tergantung
pada Ibunya.
Tn.S dan Ny.S terlihat takut
Tn.S dan Ny.S mengatakan sering
timbul rasa takut kehilangan jika teringat
anaknya sudah hampir menikah
Tn.S dan Ny.S merasa belum siap
berpisah dengan anak NT
Tn. S mengatakan tidak pernah
mengikuti arisan di RT dan jarang
mengikuti kegiatan yang ada di RT
karena kesibukannya bekerja.
Tn.S, beliau mengatakan tugas
perkembangan menghadapi anak usia
Kecemasan Tn.S dan Ny.S
terhadap Nn.T b.d
ketidakmampuan keluarga Tn S
dalam merawat Nn.T untuk
hidup secara mandiri.
Resiko Kesepian b.d Kurang
mengetahui tugas
perkembangan dewasa
pertengahan
Hambatan pola komunikasi b.d
ketidakmampuan Tn.S
memutuskan peran dalam
lingkungan masyarakat.
Keefektifan manejemen diri b.d
40
dewasa awal belum terpenuhi semua,
Tn.S belum bisa menyiapkan anak–
anaknya untuk mandiri dan tanggung
jawab karena kesibukan.
kurang pengetahuan
7. Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga
1) Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan
keluarga Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara
mandiri.
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah :
aktual
3 1 3/3 x = 1 Masalah aktual adalah sudah
terjadi untuk itu perlu tindakan
perawatan, sehingga tidak
berdampak pada masalah lain.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
sebagian
1 2 1/2 x2= 1 Masalah dapat dicegah untuk
lebih parah, dan membutuhkan
peran serta keluarga yang amat
besar, dalam merubah tingkat
kecemasan ibu, ada tenaga
kesehatan yang akan membina
3 Potensi untuk
dicegah:
cukup
1 1 1/3x1=1/3 Masalah belum berat, dan
membutuhkan waktu agak lama
mengubah kebiasaan keluarga.
4 Menonjolnya
masalah,
tetapi tidak
harus segera
1 1 1/2x1= ½ Anggapan keluarga: tingkat
kecemasan adalah masalah yang
biasa dan sering terjadi pada
orang tua yang akan melepaskan
anak dewasa awal
Total Skor 2 5/6
41
2) Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan
dewasa pertengahan
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah:
Resiko
o
2 1 2/3x1= 2/3 Sifat masalah ini merupakan krisis
karena kelurga masih bisa
mengatasi masalah tersebut.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
Mudah
2 2 2/2x2= 1 Sifat masalah ini masih bisa
diatasi sebagian dengan cara
pengetahuan tentang tugas
perkembangan pada anak dewasa
pertengahan, selain itu masih ada
anaknya yang lain untuk
menemaninya.
3 Potensial
masalah untuk
dicegah :
Cukup
2 1 2/3x1= 2/3 Karena tindakan masalah yang
dihadapi keluarga wajar, mungkin
beradaptasi dengan keadaan.
4 Menonjolnya
masalah tetapi
tidak harus
segera
1 1 1/2x1= ½ Masalah ini tidak perlu ditangani
karena klien baru merasakan hal
tersebut.
Total Skor 2 5/6
3) Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S
memutuskan peran dalam lingkungan masyarakat.
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat
masalah:
Resiko
2 1 2/3x1= 2/3 Masalah belum terjadi, namun
perlu dilakukan upaya
pencegahan.
2 Kemungkinan 2 2 2/2x2= 1 Masalah belum terjadi dan dapat
42
masalah
dapat diubah:
Mudah
diatasi dengan mengikutsertakan
kehadiran Tn.S dalam kegiatan
sosial ketika hari libur dan tidak
menganggu waktu kerja.
3 Potensial
masalah
untuk dicegah
: Tinggi
3 1 3/3x1= 1 Masalah sudah berlangsung lama
dan diyakini dapat diupayakan
dengan cara meluangkan waktu
untuk kegiatan sosialisasi di
Lingkungan masyarakat.
4 Menonjolnya
masalah
tetapi tidak
harus segera
1 1 1/2x1= ½ Tn.S sebenarnya dapat mengikuti
kegiatan sosial yang ada
dimasyarakat namun dikarenakan
kesibukan Tn.S yang jarang
meluangkan waktu untuk
kegiatan sosial.
Total Skor 3 1/6
4) Keefektifan manejemen diri b.d kurang pengetahuan
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah:
Aktual
3 1 3/3x1= 3 Sifat masalah ini
termasuk ancaman karena
jika tidak diberi
pengetahuan, sebagai
kepala RT, Tn.S akan
tidak tahu mengenai
bagaimana cara mendidik
anaknya yang memasuki
usia dewasa awal.
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1 Masalah tersebut
43
masalah dapat
diubah:
Sebagian
mungkin hanya sebagian
dapat diubah karena
dengan memberikan
pengetahuan pada orang
tua, serta anak usia
dewasa awal yang masih
bergantung kepada orang
tua (ibu / Ny.S)
3 Potensial
masalah untuk
dicegah :
Cukup
2 1 2/3x1= 2/3 Potensial masalah dapat
dicegah cukup, karena
Tn.S dan Ny.S
mengatakan bahwa
mereka ingin dapat
mengetahui cara
mendidik anak untuk
mandiri dan menghadapi
perkembangan anaknya.
4 Menonjolnya
masalah:
Segera
2 1 2/2x1= 1 Tn.S, beliau mengatakan
tugas perkembangan
menghadapi anak usia
dewasa awal belum
terpenuhi semua, Tn.S
belum bisa menyiapkan
anak–anaknya untuk
mandiri dan tanggung
jawab karena kesibukan.
Total Skor 4 2/3
8. Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas
1. Keefektifan manejemen diri b.d kurang pengetahuan
2. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan
peran dalam lingkungan masyarakat.
44
3. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan
keluarga Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.
4. Resiko kesepian b.d kurang mengetahui tugas perkembangan
dewasa pertengahan
45
DAFTAR PUSTAKA
Harmoko.2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Pustaka Pelajar
Monks, Knoers & Haditono, 2001. Jurnal Provitae. Volume 1. Fakultas Psikologi
Universitas Tarumanagara. Jakarta
Mustofa, Ahmad. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Berkreasi Menarik Diri. Solo :
Tiga Serangkai.
Potter dan Perry, 2005. Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC
Ali, Zaidin. 2006.Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Carpenito, Moyet L.J. 2004.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC.
Christensen, Paul A J. 2009.Proses Keperawatan: Aplikasi Model
Konseptual .Jakarta: EGC
Efendi, Ferry. 2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Friedman, M.M., Bowden, V.R., &Jones, E.G. (2003).Family Nursing:
ResearchTheory & Practice. New Jersey: Prentice Hall. NANDA. 2009.
Nursing Diagnoses NANDA: Definition and Clasification 2009-2011.
Sudiharto. 2007.Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkural.Jakarta: EGC.
Suprajitno. 2003.Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Susanto. Tantut. 2012.Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori
Pada Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media
46