19
TEATER 1. Definisi Teater Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya. 2. Sejarah Singkat Teater a. Asal Mula Teater Waktu dan tempat pertunjukan teater yang pertama kali dimulai tidak diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut: 1) Berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater. Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang. 2) Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang phlawan dikuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.

Teater Geter Geter

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teater

Citation preview

TEATER

1. Definisi Teater

Teater berasal dari kata Yunani, theatron (bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.

2. Sejarah Singkat Teater

a. Asal Mula Teater

Waktu dan tempat pertunjukan teater yang pertama kali dimulai tidak diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai berikut:

1) Berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan teater. Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang.2) Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang phlawan dikuburannya. Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.3) Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan, kepahlawanan, perang, dan lain sebagainya).Rendra dalam (San Santosa, 2008: 4), menyebutkan bahwa naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulis seorang pendeta Mesir, I Kher-nefert, di zaman peradaban Mesir Kuno kira-kira 2000 tahun sebelum tarikh Masehi. Pada zaman itu peradaban Mesir Kuno sudah maju. Mereka sudah bisa membuat piramida, sudah mengerti irigasi, sudah bisa membuat kalender,

b. Teater Yunani Klasik

Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut amphitheater (Jakob Soemardjo, 1984). Ribuan orang mengunjungi amphitheater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater terbaik. Naskah lakon teater Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog diantara para karakternya.

Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:

1) Pertunjukan dilakukan di amphitheater.2) Sudah menggunakan naskah lakon.3) Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari satu tokoh.4) Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut, dan kasihan serta cerita komedi yang lucu, kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu. 5) Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator (pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan).

c. Teater Romawi Klasik

Brockett (San Santosa, 2008: 7) menyatakan bahwa Setelah tahun 200 Sebelum Masehi kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu juga Teater. Namun mutu teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani. Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada Zaman Renaissance. Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani.Cirinya sebagai berikut:

1) Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan.2) Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.3) Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.4) Karakteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.5) Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan, dan di halaman.

3. Mengapresiasikan Karya Seni Teater

Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan, tingkat-tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.

4. Pengertian Teater

arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.

arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.

5. Unsur-Unsur Dalam TeaterUnsur-unsur dalam teater antara lain:1.Naskah atau SkenarioNaskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang diucapkan.2. PemainPemain merupakan orang yang memerankan tokoh tertentu. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama, peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki. idiot3. SutradaraSutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater.4. PropertiProperti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater. Contohnya kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain-lain5.PenataanSeluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:

1. Tata Rias adalah cara mendadndani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebihmeyakinkan. 2. Tata Busana adalah pengaturan pakaina pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki.Contohnya pakaian sekolah lain dengan pakaian harian.3.Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung.4. Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.

6. Sejarah dan Perkembangan Teater di Indonesia.

Tradisi teater sudah ada sejak dulu dalam masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dengan sudah adanya teater tradisional di seluruh wilayah tanah air. Fungsi teater pada saat itu adalah sebagai :

1. memanggil kekuatan gaib

2. menjemput roh pelindung untuk hadir di tempat pertunjukan

3. memanggil roh baik untuk mengusir roh jahat

4. peringatan nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan/kepahlawanan

5. pelengkap upacara

Teater Rakyat (tradisional)

Teater tradisional atau Teater Rakyat lahir di tengah-tengah rakyat dan masih menunjukkan kaitan dengan upacara adat dan keagamaan. Artinya pertunjukan hanya dilaksanakan dalam kaitan dengan upacara tertentu, seperti khitanan, perkawinan, selamatan dan sebagainya. Yang menanggung semua pembiayaan adalah yang punya hajat dan dapat ditonton gratis oleh undangan dan masyarakat. Tempat pertunjukan dapat dimana saja; halaman rumah, kebun, balai desa, tanah lapang dan seterusnya.

Contoh-contoh teater rakyat adalah sebagai berikut :

1) Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat2) Randai dan Bakaba di Sumatera Barat3) Mamanda dan Bapandung di Kalimantan Selatan4) Arja, Topeng Prembon, dan Cepung di Bali5) Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling, dan Ketuk Tilu di Jawa Barat6) Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco di Jawa Tengah7) Kentrung, Ludruk, Ketoprak, Topeng Dalang, Reyog, dan Jemblung di Jawa Timur8) Cekepung di Lombok9) Dermuluk di Sumatera Selatan dan Sinlirik di Sulawesi Selatan10)Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi di Jakarta11)Randai di Sumatera Barat

Teater Klasik (keraton)

Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini.

Para seniman dihidupi oleh raja dengan menjadi pegawai kerajaan yang mendapat tugas religius dan tugas mengangkat kebesaran atau kemuliaan sang raja. Contohnya Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek, dan Langendriya. Ceritanya statis, tetapi memiliki daya tarik berkat kreatifitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam menghidupkan lakon.

Teater Modern

Teater modern merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti Komedi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya merupakan contoh teater modern. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan Ludruk atau Ketoprak, jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor, dan properti lain menggunakan teknik Barat.

Dari contoh-contoh di atas, nyatalah bahwa teater sudah membudaya dalam kehidupan bangsa kita. Dalam teater, penonton tidak hanya disuguhi pengetahuan tentang baik/buruk, dan indah/jelek, tetapi ikut menyikapi dan melihat action. Kalau mungkin, jika siswa-siswa berteater, mereka melaksanakan tiga matra tujuan mengajar menurut Bloom, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebab itulah penggunaan teater dalam media pendidikan semakin populer.

7. KEBUTUHAN AREA TEATER

Dalam mendesain sebuah gedung pertunjukan, seorang arsitek dihadapkan pada banyak masalah yang luas dan kompleks dan untuk itu pertunjukan yang akan dibuat batasan itu dapat berupa uluran, tipe dan biaya yang dikeluarkan. Hal ini diperlukan mengingay teateradalah salah satu tipe bangunan yang kompleks akan masalah fungsi interior, akustik, sight ,line, layout, kapasitas tempat duduk, acces point, ukuran dan tipe

Secara kapasitas, teaterdibagi empat jenis :

1.Sangat besar (1500 kursi atau lebih)2.Besar (900-1500 kursi)3.Medium (500-900 kursi)4.Kecil (dibawah 500 kursi)

8. AREA PENONTON

Sudut Pandang PenglihatanSudut pandang penglihatan penonton terhadap area panggung adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan supaya penonton dapat melihat keseluruhan area panggung secara jelas tanpa ada gangguan.

Pada gambar memperlihatkan derajat 135 adalah derajat paling baik untuk para aktor melakukan akting bila berada di atas panggung.

Tingkatatan pada lantai concert hall juga harus diperhatikan untuk dapat memberikan sudut pandnag yang memadai ke arah panggung.

Dimensi Ruang

Dalam pengaturan terhadap tempat duduk di auditorium, tidak boleh ada tempat duduk yang lebih dari 20 meter dari depan stagebila menginginkan pertunjukan dapat dilihat dan didengar dengan jelas. Diperlukan pemilihan tipe seat sebelum dimensi akhir ditentukan.

Seating and performance

Semua gedung pertunjukan memberikan tempat dimana para penonton menikmati tontonan yang disajikan.Antara pemain dan penonton biasanya dipisahkan oleh lengkung proscenium kosong yang biasanya dipergunakan untuk keperluan teknis.

9. Seating LayoutTipologi Bentuk Lantai dari Teater

1.Persegi Empat

Kelebihan : pemantulan silang antar dinding-dinding sejajar menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik tuang yang sangat diinginkan pada ruang musik.

Kekurangan: facade bangunan yang flat dan monoton.

2.Kipas

Kelebihan: penonton lebih dekat ke sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon yang dilengkungkan,

Kekurangan: apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecualimemang diatur secara akustik atau dibuat difuse.3.Tapal Kuda

Kelebihan: kotak-kotak yang berhubungan yang satu diatas yang lain, walaupun tanpa lapisan penyerapan interior, kotak-kotak ini berperan sebagai penyerap bunyi.

Kekurangan: apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecualimemang diatur secara akustik atau dibuat difus.

4.Tidak teraturKelebihan : dapat membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi. Bentuk ini dapat menyebabkan keakraban bunyi antara pemain dan penonton.

10. AREA PANGGUNG

Stage merupakan bagian terpenting dari sebuah gedung pertunjukan, yaitu tempat dimana para artis (performer) akan tampil untuk mempertunjukan acting dan keahliannya. Tidak ada ukuran secara pasti untuk stageyang benar. Namun stage biasanya berukuran antara 9-12 meter dengan kedalaman yang lebih panjang dan lebarnya kira-kira 10- 14 meter.

Ketinggian procenium(permukaan yang membatasi bukaan dari stageyang ada biasanya minimal 6 meter.

Untuk proceniumbiasanya selalu digunakanwarna hitam untuk ketika mengadakan pertunjukan sandiwara atau drama modern.Sedangkan untuk beberapa pertunjukan tradisional, seperti contohnya wayang wong, desainnya biasanya menggunakan ragam-ragam hias berupa gambar-gambar tokoh yang dilakonkan secarastilasi.

11. Bentuk Stage

Bentuk panggung dalam sebuah gedung seni pertunjukan ada dua macam, yaitu teater proceniumyang hakekat pementasannya terletak pada adanya bingkai pentas dan teater non-proceniumyang memindai bingkai pentas ini.Stage atau panggung adalah ruang yang umumnya menjadi orientasi dalam sebuah auditorium. menurut bentuk dan tingkat komunikasinya dengan penonton, panggung dapat dibedakan menjadi :a. Panggung Proscenium

Panggung Proscenium yaitu bentuknya konvensional, penonton hanya melihat pengisi acara dan tidak ada kontak komunikasi . Seperti contohnya, panggung-panggung untuk musik klasik, tarian klasik dan sebagainya.

b. Panggung Terbuka,

yaitu panggung yang menunjukkan terjadinya komunikasi dan kontak fisik antara pengisi acara dan penonton, seperti contohnya panggung konser band rock, pop dan sebagainya

c.Panggung Area,

yaitu panggung yang posisinya berada di tengah.

d. Panggung Portable

Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.