31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptive dikostrukkan sebagai tahapan mulai adanya factor predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk stressor pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh seorang individu. Dari sini kemudian baru menentukan apakah perilaku individu tersebut adaptif atau maladaptive. Banyak ahli dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang dimaksud gangguan jiwa dan bagaimana gangguan perilaku terjadi. Perbedaan pandangan tersebut tertuang dalam bentuk model konseptual kesehatan jiwa. Pandangan model psikoanalisa berbeda dengan pandangan model social, model perilaku, model eksistensial, model medical, berbeda pula dengan

teapi modalitas

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptive dikostrukkan sebagai tahapan mulai adanya factor predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk stressor pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh seorang individu. Dari sini kemudian baru menentukan apakah perilaku individu tersebut adaptif atau maladaptive.Banyak ahli dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang dimaksud gangguan jiwa dan bagaimana gangguan perilaku terjadi. Perbedaan pandangan tersebut tertuang dalam bentuk model konseptual kesehatan jiwa. Pandangan model psikoanalisa berbeda dengan pandangan model social, model perilaku, model eksistensial, model medical, berbeda pula dengan model stress adaptasi. Masing-masing model memiliki pendekatan unik dalam terapi gangguan jiwa.Berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa inilah yang dimaksud dengan terapi modalitas. Suatu pendekatan penanganan klien gangguan yang bervariasi yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan perilaku maladaptifnya menjadi perilaku yang adaptif.

1.2 Tujuan Masalaha. Tujuan UmumMahasiswa mampu memahami Terapi Modalitasb. Tujuan Khusus1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Terapi Modalitas, terapi music dan terapi rekreasi2. Mahasiswa mampu memahami tujuan Terapi Modalitas terapi music dan terapi rekreasi3. Mahasiswa mampu mengimplementasikan jenis Terapi Modalitas terapi music dan terapi rekreasi

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Terapimodalitas adalah suatu kegiatan dalam memberikan askep baik di institusimaupun di masyarakat yg bermanfaat dan berdampak terapeutik.Tujuan Terapi Modalitasa. menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku klienb. mengurangi gejala gangguan jiwac. memperlambat kemundurand. membantu adaptasi terhadap situasi sekarange. membantu keluarga dan orang-orang yang berartif. mempengaruhi keterampilan merawat diri sendirig. meningkatkan aktivitash. meningkatkan kemandirian(Gostetamy, 1973).

2.2 Jenis Terapi Modalitas1. Terapi LingkunganMilieu Therapy, berasal dari bahasa Perancis yang berarti perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat terapeutik atau mendukung kesembuhan.Pengertian lainnya adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan.Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.Lingkungan harus bersifat terapeutik yaitu: mendorong terjadi proses penyembuhan, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik sbb:a. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkannya.b. Pasien merasa senang /nyaman.dan tidak merawsa takut dengan lingkungannya.c. Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhid. Lingkungan rumah sakit/ bangsal yang bersihe. Lingkungan menciptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien.f. Personal dari lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien sebagai individu yang memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilaku pasien sebagai respon adanyastress.g. Lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan atau larangan dan memberikankesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan membentuk perilaku yang baru.Disamping hal tersebut terapi lingkungan harus memiliki karakteristik:a. Memudahkan perhatian terhadap apa yang terjadi pada individu dan kelompok selama 24 jam.b. Adanya proses pertukaran informasi.c. Pasien merasakan keakraban dengan lingkungan.d. Pasien merasa senang, nyaman, aman, dan tidak meraswa takut baik dari ancaman psikologis maupun ancaman fisik.e. Penekanan pada sosialisasi dan interaksi kelompok dengan focus komunikasi terapeutik.f. Staf membagi tanggung jawab bersama pasien.g. Personal dari lingkungan manghargai klien sebagai individu yang memiliki hak, kebutuhan, dan tanggung jawab.h. Kebutuhan fisik klien mudah terpenuhi.

2. Terapi KeluargaTerapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986).Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.Tujuana. Menurunkan konflik kecemasan keluargab. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.c. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.d. Mengembangkan hubungan peran yang sesuaie. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.f. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California.Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikle bermunculan, begitu juga program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996)3. Terapi OkupasiTerapi kerja atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, pemeliharaan dan peningkatan bertujuan untuk membentuk seseorang agar mandiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain (Riyadi dan Purwanto, 2009).Adapun tujuan terapi okupasi menurut Riyadi dan Purwanto (2009), adalah:a. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi mental:1) Menciptakan kondisi tertentu sehingga klien dapat mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya.2) Membantu melepaskan dorongan emosi secara wajar.3) Membantu menemukan kegiatan sesuai bakat dan kondisinya.4) Membantu dalam pengumpulan data untuk menegakkan diagnosa dan terapi.b. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan gerak, sendi, otot dan koordinasi gerakan.c. Mengajarkan ADL seperti makan, berpakaian, BAK, BAB dan sebagainya.d. Membantu klien menyesuaikan diri dengan tugas rutin di rumah.e. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki.f. Menyediakan berbagai macam kegiatan agar dicoba klien untuk mengetahui kemampuan mental dan fisik, kebiasaan, kemampuan bersosialisasi, bakat, minat dan potensinya.g. Mengarahkan minat dan hobi untuk dapat digunakan setelah klien kembali di lingkungan masyarakat.Adapun proses dari terapi okupasi, sebagai berikut:a. Pengumpulan data, meliputi data tentang identitas klien, gejala, diagnosis, perilaku dan kepribadian klien. Misalnya klien mudah sedih, putus asa, marah.b. Analisa data dan identifikasi masalah dari data yang telah dikaji ditegakkan diagnosa sementara tentang masalah klien maupun keluarga.c. Penentuan tujuan dan sasaran dari diagnosa yang ditegakkan dapat dibuat sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.d. Penentuan aktivitas jenis kegiatan yang ditentukan harus disesuaikan dengan tujuan terapi.e. Evaluasi kemampuan klien, inisiatif, tanggungjawab, kerjasama, emosi dan tingkah laku selama aktivitas berlangsung. Dari hasil evaluasi rencanakan kembali kegiatan yang sesuai dan akan dilakukan. Evaluasi dilakukan secara periodik, misalnya 1 minggu sekali dan setiap selesai melaksanakan kegiatan.Pelaksanaan TerapiTerapi okupasi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung dari kondisi klien dan tujuan terapi.a. Metode1) Individual: dilakukan untuk klien baru masuk, klien yang belum mampu berinteraksi dengan kelompok dan klien lain yang sedang menjalani persiapan aktivitas.2) Kelompok: klien dengan masalah sama, klien yang lama dan yang memiliki tujuan kegiatan yang sama. Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya berkisar antara 5-12 orang (Keliat dan Akemat, 2005). Jumlah anggota kelompok kecil menurut Stuart dan Laraia (2001, dalam Keliat dan Akemat, 2005) adalah 7-10 orang, Rawlins, Williams, dan Beck (1993, dalam Keliat dan Akemat, 2005) menyatakan jumlah anggota kelompok adalah 5-10 orang. Jika anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi. Johnson (dalam Yosep, 2009) menyatakan terapi kelompok sebaiknya tidak lebih dari 8 anggota karena interaksi dan reaksi interpersonal yang terbaik terjadi pada kelompok dengan jumlah sebanyak itu. Apabila keanggotaanya lebih dari 10, maka akan terlalu banyak tekanan yang dirasakan oleh anggota sehingga anggota merasa lebih terekspos, lebih cemas, dan seringkali bertingkah lakuirrasional.b. WaktuTerapi dilakukan 1-2 jam setiap sesi baik metode individual maupun kelompok dengan frekuensi kegiatan per sesi 2-3 kali dalam seminggu. Setiap kegiatan dibagi menjadi 2 bagian,pertama: -1 jam yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap orientasi, kedua: 1-1/2 jam yang terdiri dari tahap kerja dan tahap terminasi (Riyadi dan Purwanto, 2009).4. Psikoterapi SuportifPsikoterapi adalah cara pengobatan dengan ilmu kedokteran terhadap gangguanmentalemosional dengan mengubah pola pikiran, perasaan, dan perilaku agar terjadi keseimbangan dalam diri individu tersebutDalampsikoterapisangat diperlukan hubungan yang baik antara dokter dan pasien.Tujuana. Menguatkan daya tahanmentalyang telah dimilikinyab. Mengembangkan mekanisme daya tahanmentalyang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diric. Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkunganJenis Terapia. VentilasiPsikoterapi ventilasi adalah bentukpsikoterapiyang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang.

Sikap terapis: menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertianTopik pembicaraan: permasalahan yang menjadistresyang utamab. PersuasiPersuasi adalahpsikoterapisuportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.Sikap terapis:a. Terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai hati nuranib. Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilangc. Topik pembicaraan: ide dan kebiasaan pasien yang mengarah pada terjadinya gejala.

2.3 Terapi Mordalitas : Terapi Musika. DefinisiTerapi music adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre, bentuk dan gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta misik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.Terapi music adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua ornag karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan music. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarakan maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi music dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai suatu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi musik dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai satu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.b. Klinis music.Musik dapat disebut sebagai terapi untuk menstimulasi, memulihkan, menghidupkan, mempersatukan, membuat seseorang peka, menjadi saluran, dan memerdekakan. Terapi musik memiliki suatu kapasitas yang unik dan mapan sehingga memungkinkan terjadinya perubahan hidup.Musik mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur dari berbagai komponen suara irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat dilihat dan dinikmati. Musik, seperti bentuk seni lainnya, merupakan ekspresi yang penuh gaya. Musik melibatkan pengelolaan serta keterampilan dari materi artistik sehingga dapat menyajikan atau mengomunikasikan suatu hal tertentu, gagasan, atau keadaan perasaan.Biasanya tipe musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien atau diusulkan oleh terapis. Terapi musik formal sering menggunakan irama sederhana dan instrumen perkusi yang dapat dimainkan oleh hampir setiap orang. Pilihan materi musik, medium musik, tingkat kompleksitas, dan sasaran terapetik merupakan keputusan dan kesepakatan antar terapis, dan antara terapis musik dan pasien. Seperti dalam semua cara terapi, terapi musik menyangkut penilaian terhadap pasien, aktivitas yang akan dilakukan (termasuk sasaran), pengalaman terapetik, dan evaluasi.c. Musik sebagai Terapi Tingkah LakuTerapi music lebih dari sekedar penghiburan : lebih daripada sekedar pengalaman yang mendidik atau suatu aktifitas social, bersifat mendidik, dan maksud-maksud social. Secara teknis, tarapi music telah di definisikan sebagai suatu system yang telah dikembangkan secara maksimal untuk menstimulasi dan mengarahkan tingkah laku untuk mencapai perilaku untuk mencapai sasaran terapi yang benar-benar jelas. Salah satu penyajian yang terbaik dan paling singkat dari kerangka konseptual ini adalah yang diberikan oleh William Sears dalam makalahnya yang berjudul Proses in Music Therapy.1) Musik memberikan pengalaman di dalam strukturSasarannya ialah untuk memperpanjang komiten kepada aktifitas, untuk membuat aneka ragam komitmen, dan menumbuhkan kesadaran akan manfaat yang di peroleh. Dengan cara yang tidak memaksa, music menuntut tingkah laku yang sesuai dengan urutan waktu, realitas yang teratur, kecakapan yang teratur, dan pengaruh yang teratur. Music menimbulkan gagasan dan asosiasi ekstramusikal.2) Music memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diriPengalaman mempengaruhi sikap, perhatian, nilai-nilai, dan pengertian seseorang. Sasaran harus memberikan kepuasan sehingga seseorang akan berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengalaman serupa yang aman, baik, dan nikmat. Music menyediakan kesempatan untuk ekspersi diri dan memperoleh kecakapan baru yang memperkaya citra diri (terutma bagi yang memiliki keterbatasan tubuh atau cacat)3) Music memberikan pengalaman dalam hubungan antar pribadiMusic merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana individu telah mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok. Sasarannya ialah untuk meperbanyak jumlah anggota dalam kelompok, menambah jangkauan dan variasi interaksi, dan menyediakan pengalaman yang akan memudahkan melakukan adaptasi terhadap kehidupan diluar lembaga. Pengalaman kelompok memungkinkan seseorang berbagai rasa secara intens dalam cara-cara yang secara social dapat diterima ; music memberikan penghiburan dan rekreasi yang diperlukan bagi lingkungan terapi secara umum. Juga bantuan pengalaman dalam pengembangan dalam pengembangan kecakapan social sexara reslitis dan pola tingkah laku pribadi yang dapat diterima secar lembaga dan kelompok sebaya dalam masyarakat.d. Jenis Musik yang di GunakanPada dasarnya hampir semua jenis musik bisa dinamakan untuk terapi musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan kita capai. Ada dua macam terapi musik:1) Terapi musik aktif.Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik . untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten.2) terapi musik pasif.Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi musik termasuk jenis terapi musik pasif. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami membuat puluhan jenis CD Terapi musik yang disesuaikan dengan kebutuhan anda.Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan head banger, suatu gerakan memutar mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.e. Manfaat Terapi Musik1) Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiranManfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran2) Meningkatkan kecerdasan.Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensi seorang disebut efek mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh frances Rauscher et al dari Universitas California. penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak dalam masa pembentukan, sehinngga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.3) Meningkatkan motivasi.Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangatpun menjadi lurus, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.4) pengembangan diri.Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan seseorang. Hati-hati, karena musik yang anda dengarkan menentukan kualitas pribadi anda. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa orang yang punya masasalah perasaan, biasanya cendrung mendengarkan musik yang sesuai perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.Dan jika anda mau, Anda bisa mempunyai kepribadian yang anda inginkan dengan cara mendengarkan jenis music yang tepat5) Meningkatkan Kemampuan MengingatTerapi music bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak bisa memproses music terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi music, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi music banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi music banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.6) Kesehatan Jiwailmuan Arab, Abu Nasr al-farabi (873-950M) dalam bukunya Great Book About Music, mengatakan bahwa music membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataan itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan music sebagai terapi. Sekarang di zaman Modern, terapi music banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan psikologis.7) Mengurangi Rasa SakitMusik bekerja pada system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua system tersebut bereaksi sensitive terhadap music. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnua secara relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi music terbukti membantu mengatasi rasa sakit.8) Menyeimbangkan TubuhMenurut penelitian para ahli, stimulasi music membantu menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.9) Meningkatkan Kekebalan TubuhDr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa : Apabila jenis music yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan jenis hormone (serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.

2.4 Terapi Modalitas : RekreasiTerapi rekreasi yaitu terapi yang mmenggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan klien dapat melakuakan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta mmengembangkan kemampuan hubungan sosial. Recreational Therapy (juga dikenal sebagai TR atau Terapi Rekrasi) adalah keperawatan medis atau modalitas medis yang menggunakan rekreasi, pendidikan rekreasi dan berbagai sumber daya lain untuk membant klien mencapai fisik mereka, emosional, fisiologis dan spiritual tujuan sosial. Terapi rekreasi adalah salah satu cara terbesar untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan kualitas perawatan untuk orang dengan cacat pada saat dia sering percaya hidup mereka sudah berakhir, karena ketidakmampuan saya.a. Manfaat Terapi Rekreasi1) Meninggkatkan kesejahteraan fisik (berat menejemen, diabetes dan hipertensi).2) Meningkatkan kekuatan dan daya tahan menggunakan berbagai modalitas pengobatan.3) Positif manajemen strategi untuk mengatasi prilaku yang tidak di inginkan.4) Penurunan kecemasan.5) Meningkatkan pengetahuan sumber daya masyarakat.6) Penurunan isolasi sosial.7) Meningkatkan fungsi sosial.8) Pengembangan ketrampilan rekreasi baru.9) Meningkatkan kemandirian dalam fungsi rekreasi.10) Perkaya rohani pembangunan.11) Meningkatkan ekspresi kreatif.12) Meningkatkan manajemen waktu luang.13) Partisipasi rekreasi Independent.b. MetodeTerapi rekreasi dapat dilakuakn baik secara individual maupun dengan berkelompok tergantung dari keadaan pasien itu sendiri, serta jumlah tenaga medis (theraphyst) yang ada. Adapun tujuan dari metode ini yaitu :1) Individu :a) Klien dapat mengungkapkan perasaannya tanpa dalam keadaan tertekan dan dalam keadaan rileks.b) Mendapatkan lebih banyak informasi sekaligus mempermudah dalam melakukan evaluasi.c) Bagi klien yang cenderung tidak berani mengungkapkan perasaannya, dapat mengungkapkan perasaaan lebih dalam tentang apa yang dirasakan.d) Klien mampu meningkatkan menejement waktu luang.e) Klien memiliki pengembangan ktrampilan rekreasi baru.2) Kelompok :a) Klien dapat bersosialisasi dengan rekan rekan lainnya dalam kelompok tersebut.b) Klien dapat belajar terbuka terhadap orang lain mengenai perasaan serta masalah yang dihadapinya.c) Klien dapat bertukar pikiran dan saling mengisi dengan rekan rekan satu kelompok yang lainnya serta belajar untuk menemukan problem solving dari perasaan yang dirasakan oleh klien.d) Klien tidak merasa mengalami penurunan isolasi sosial.e) Klien dapat meningkatkan fungsi sosial dalam bermasyarakat.c. WaktuTerapi rekreasi dilakukan antara 1 sampai 2 jam setiap session baik individu maupun kelompok setiap hari, 2 kali atau 3 kali seminggu tergantung kesiapan pasien, tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas dan sebagainya. Ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu 1 jam untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat dengan therapist ataupun rekan pasien lainnya dan 1 jam untuk melakukan evaluasi hasil diskusi. Dalam evaluasi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan pelaksanaan tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi oleh pasien , problem solving yang ditemukan baik untuk rekan pasien maupun dari petugas medis (therapist), perasaan yang dirasakan oleh klien setelah dilakukan tindakan tersebut.BAB IIIPENUTUP

3.1 Simpulan Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang dimiliki klien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. Teerapi rekreasi merupkan salah satu jenis dari terapi modalitas dimana terapi ini menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan klien dapat melakuakan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta mmengembangkan kemampuan hubungan sosial. Terapi ini memiliki beberapa tuujuan yaitu: Mampu mengikuti terapi rekreasi dengan baik; Mampu melakukan rekreasi secara independent; Mampu meningkatkan fungsi sosial,dan mampu meningkatkan ekspresi kreatif.

3.2 Saran Terapi modalitas sudah sepantasnya masuk dalam standar asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan keperawatan jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban perawat untuk memberikan terapi modalita secara rutin sesuai dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara: EGCKusmawati, Farida. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba MedikaPurwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha MedikaRiyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha IlmuAktivitas Fungsional dan Terapi Rekreasi. 29 Mei 2010. Ann8110 blogspot. (Diakses 19 Februari Juni 2015) http:// kumpulanmaterikeperawatan. blogspot.com/2011/05/laporan-terapi- kelompok.html Guze, B., Richeimer, S., dan Siegel, D.J. (1990). The Handbook of Psychiatry. California: Year Book Medical PublishersKaplan, H.I., Sadock, B.J., dan Grebb, J.A. (1996). Synopsis of Psychiatry. New York: Williams and WilkinsStuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (Ed ke-7). St. Louis: Mosby, Inc.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan MasalahBAB II PEMBAHASAN2.1 Pengertian dan Tujuan 2.2 Jenis Terapi Modalitas2.3 Terapi Mordalitas : Terapi Musik2.4 Terapi Modalitas : RekreasiBAB III PENUTUP3.1 Simpulan3.2 SaranDAFTAR PUSTAKA