31
LAPORAN LABA KOMPREHENSIF Kelompok 12 Ahmad Fauzan 1002155563 Benediktus Oksanda Noelin 1002155769 Hengki Wijora 1002133222 Muhario 1002155637

Ta kelompok 12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Ta kelompok 12

LAPORAN LABA KOMPREHENSIF

Kelompok 12

Ahmad Fauzan 1002155563

Benediktus Oksanda Noelin 1002155769

Hengki Wijora 1002133222

Muhario 1002155637

Page 2: Ta kelompok 12

LABA KOMPREHENSIF FASB dalam SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba komprehensif adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik.

Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva bersih yang berasal dari transaksi operasi. FASB menjelaskan bahwa alasan utama digunakannya istilah laba komprehensif adalah untuk membedakan laba komprehensif dengan laba periode.

Page 3: Ta kelompok 12

1. LabaDalam perusahaan laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industry. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut. Teori Laba Menanggung Resiko (Risk- Bearing Theory

Of profit). Menurut Teori ini, keuntungan ekonomi diatas  normall akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas rata-rata.

Teori  Laba Frisional (frictional Theory Of Profit). Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang (long run equilibrium).

Page 4: Ta kelompok 12

Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory Of Profits). Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dap[at membatasi output dan menekankan harga ang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna. Kekuatan monopoli ini dapat diperoleh melalui : › Penguasaan penuh atas supply bahan baku tertentu› Skala ekonomi› Kepemilikan hak paten› Pembatasan dari pemerintah

Page 5: Ta kelompok 12

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).

Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.

Page 6: Ta kelompok 12

Karakteristik Laba

Belkaoui (1993) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut : Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang

berasal dari penjualan barang/jasa. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan

mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang

memerlukan pemahaman khusus tentang definisi pengukutan dan pengakuan pendapatan.

Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk cost historis.

Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Page 7: Ta kelompok 12

Fungsi LabaLaba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari industry/perusahaan. Sebaiknya, laba ynag rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien.

Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.

Page 8: Ta kelompok 12

Keunggulan dan Kelemahan LabaKeunggulan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut ; Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan

keuangan masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.

Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya, karena didasarkan pada transaksi/fakta aktual, yang didukung bukti obyektif.

Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi (realized gains).

Page 9: Ta kelompok 12

Untuk kelemahan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut ; Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva

yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost historis dan prinsip realisasi.

Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena dengan adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi.

Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.

Page 10: Ta kelompok 12

Tujuan Pelaporan LabaTujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi

yang bermanfaat bagi pihak yang  berkepentingan dalam pelaporan keuangan. Adapun informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan : Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam

perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital)

Sebagai pengukur prestasi manajemen Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu

negara Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran Sebagai dasar pembagian deviden

Page 11: Ta kelompok 12

Pengukuran dan Pengakuan Laba

Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) menyebutkan bahwa, laba (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal.

Page 12: Ta kelompok 12

Secara konseptual ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba. Pengukuran tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan, dan pendekatan pemertahanan kapital.

1. Pendekatan Transaksi

Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang (laba) terjadi hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal.

Page 13: Ta kelompok 12

2. Pendekatan Kegiatan

Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran.

Page 14: Ta kelompok 12

3. Pendekatan Pemertahanan Kapital

Dengan konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda.

Dengan konsep ini, element statement keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban.

Page 15: Ta kelompok 12

2. Pendapatan (Income)• IAI memadankan income dengan

penghasilan yang meliputi pendapatan dan untung.

• Income dalam buku-buku teks asing pada umumnya dimaknai sebagai laba.

• Buku ini menggunakan istilah laba untuk menunjuk income dalam buku teks asing sesuai yang didefinisi oleh FASB.

• Laba digunakan pula sebagai padan kata earnings.

Page 16: Ta kelompok 12

Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Budiono (1992 : 180) mengemukkan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi (1992 : 171) pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.

Page 17: Ta kelompok 12

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

Page 18: Ta kelompok 12

3. Profit(Laba) dan Loss(Rugi)

Profit(Laba)

Makna yang terkandung dalam definisi Laba:1. Kenaikan ekuitas bersih 2. Periferal atau insidental3. Selain yang dicakupi pendapatan4. Selain investasi oleh pemilik atau transaksi yang

berkaitan dengan pemilik

Page 19: Ta kelompok 12

Karakteristik Sumber Laba:1. Periferal atau insidental 2. Transfer nontimbal-balik3. Penahanan aset4. Faktor lingkungan

Page 20: Ta kelompok 12

Loss(Rugi)Makna yang terkandung dalam definisi Rugi:1. Penurunan ekuitas bersih 2. Periferal atau insidental3. Selain yang dicakupi biaya4. Selain distribusi ke pemilik atau

transaksi yang berkaitan dengan pemilik

Page 21: Ta kelompok 12

Karakteristik Sumber Rugi:1. Periferal atau insidental 2. Transfer nontimbal-balik3. Penahanan aset4. Faktor lingkungan

Page 22: Ta kelompok 12

4. Biaya dan Rugi

IAI/IASC tidak mendefinisi rugi (losses) sebagai elemen yang terpisah dengan biaya (expenses).

• Rugi dicakupi dalam satu definisi biaya (expenses).

• FASB memisahkan biaya dan rugi sebagai elemen yang berdiri sendiri.

IAI menyebut expense sebagai beban.

Page 23: Ta kelompok 12

Biaya

Pengakuan Biaya

Pencatatan jumlah rupiah biaya secara formal ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.

Kriteria:• Konsumsi manfaat (consumption of

benefits)• Lenyapnya manfaat (loss or lack of benefits)• Keterhabisan kos (cost expiration)

Page 24: Ta kelompok 12

Saat Pengakuan Biaya ;1. Adanya hubungan dengan pendapatan2. Diakui pada perioda yang sama

dengan perioda diakuinya pendapatan3. Penandingan didasarkan pada

kelayakan ekonomik4. Menandingkan tidak berarti

mengkompensasi

Page 25: Ta kelompok 12

Loss

Makna yang terkandung dalam definisi Rugi:1. Penurunan ekuitas bersih 2. Periferal atau insidental3. Selain yang dicakupi biaya4. Selain distribusi ke pemilik atau

transaksi yang berkaitan dengan pemilik

Page 26: Ta kelompok 12

Karakteristik Sumber Rugi:1. Periferal atau insidental 2. Transfer nontimbal-balik3. Penahanan aset4. Faktor lingkungan

Page 27: Ta kelompok 12

5. Laba Komprehensif dan Laba Periode

Laba Komprehensif

Yang dimaksud dengan laba komprehensif adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva bersih yang berasal dari transaksi operasi. FASB menjelaskan bahwa alasan utama digunakannya istilah laba komprehensif adalah untuk membedakan laba komprehensif dengan laba periode.

Page 28: Ta kelompok 12

Laba Periode

Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk memperoleh laba. Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan periode berjalan.

Page 29: Ta kelompok 12

6. Manajemen Laba

Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.

Fischer dan Rosenzweig (1995) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan yang menaikan (menurunkan) laba periode berjalan dari unit usaha yang menjadi tanggungjawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan) profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang.

Page 30: Ta kelompok 12

Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar. Ada berbagai motivasi yang mendorong dilakukannya manajemen laba. Teori akuntansi positif (Positif Accounting Theory) mengusulkan tiga hipotesis motivasi manajemen laba, yaitu: (1) hipotesis program bonus (the bonus plan hypotesis), (2) hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypotesis), dan (3) hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis) (Watts dan Zimmerman, 1986).

Page 31: Ta kelompok 12

SEKIAN TERIMA KASIH