Upload
komp-aan
View
30
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “E” G1P0A0H0 USIA
KEHAMILAN 29 – 30 MINGGU DENGAN HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN DI BPS VERA KORNITA SKM
TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012
Oleh:
Fitria Kasih
1021995
PRODI DIII KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik dengan judul
“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “E” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 –
30 Minggu dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di BPS Vera Kornita Skm
Tanggal 25 September 2012”. Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat
tugas akhir Praktek Klinik Kebidanan II yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswi Kebidanan STIKes MERCUBAJTIJAYA Padang pada
Semester V.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ny.E sebagai klien yang telah bersedia bekerja sama dalam
penulisan laporan studi kasus ini.
2. Ibu Vera Kornita SKM selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini.
3. Ibu Sunesni S.Si.T M.Biomed sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dengan kesabaran, ketekunan
dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
ini.
4. Ibu Devi Syarief, S.SiT, M.Keb sebagai ketua Prodi D III kebidanan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
5. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan semangat dan
dukungan dalam menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini.
i
Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, karena itu penulis
mengharapkan masukan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan
berguna bagi kita semua khususnya dalam bidang kesehatan.
Padang, Oktober 2012
Penulis
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikor yang paling penting
untuk melakukan penilaian kemampuan suatu negara untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, Khususnya dalam bidang obstetri. Adapun penyebab kematian maternal dan
perinatal dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu penyebab kematian langsung,
penyebab kematian antara, dan penyebab kematian secara tidak langsung.
Ada tiga penyebab utama kematian ibu yaitu infeksi, perdarahan dan preeklampsia
yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin yang dikandungnya.
Menurut data yang didapat dari WHO pada tahun 2005 terdapat 536.000 kematian maternal
di dunia yaitu 25% disebabkan oleh perdarahan, infeksi 15% dan eklamsia 12%.2 Dari data
yang didapat dari WHO, pada kurun waktu 1997-2002, hipertensi dalam kehamilan seperti
preeklamsia adalah penyebab kematian maternal utama di Amerika Latin sebesar 25,7% dan
penyebab kematian kedua di negara maju dengan presentase sebesar 16,1%.
Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang sering kali muncul selama
kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan. Hipertensi dalam
kehamilan dapat menyebabkan morbiditas/kesakitan pada ibu ( termasuk kejang, eklamsia,
perdarahan otak, oedema paru [ cairan di dalam paru], gagal ginjal akut, dan
penggumpalan/pengentalan darah didalam pembuluh darah), serta morbiditas pada janin
( termasuk pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di dalam rahim,
solusio plasenta/plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran prematur).
Hipertensi dalam Kehamilan ( HDK ) adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas
ibu disamping perdarahan dan infeksi. Pada HDK juga juga didapati angka mortalitas dan
morbiditas bayi yang cukup tinggi. Di Indonesia, preeklamsia dan eklamsia merupakan
penyebab dari 30-40 % kematian perinatal, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia
telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama kematian maternal. Oleh karena itu
diperlukan perhatian, serta penanganan yang serius terhadap ibu hamil dengan penyakit ini.
Sedangkan angka kejadian hipertensi di Sumatera Barat tahun 2008 adalah 90 orang,
tahun 2009 adalah 143 orang dan pada tahun 2010 adalah 159 orang. Setelah melihat angka
kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Sumatera Barat tahun 2008-2010 angka kejadiannya
meningkat.
1
Bidan Vera Kornita SKM adalah salah satu Bidan Praktek Swasta ( BPS ) di Pesisir
Selatan. Mahasiswa kebidanan tingkat 3 STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG memakai
BPS Vera Kornita SKM sebagai tempat Praktek Klinik Kebidanan (PKK) III. Pada saat
penulis sedang melaksanakan praktek di tempat BPS Vera Kornita SKM ini, penulis menem
ukan ibu hamil dengan hipertensi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “E” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 – 30 Minggu
Dengan Kehamilan Hipertensi Di Bps Vera Kornita SKM Tanggal 25 September2012.
Sehingga hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
mendalam kepada mahasiswa kebidanan tentang Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.
“E” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 – 30 Minggu Dengan Kehamilan Hipertensi Di Bps
Vera Kornita SKM Tanggal 25 September2012.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penulisan kasus ini penulis membatasi masalah yaitu penerapan manajemen
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi Ny. “E” di BPS VERA KORNITA SKM
tanggal 25 September 2012.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan dan mengembangkan pola
pikir ilmiah dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada kasus kehamilan
dengan hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Dapat melaksanaan pengkajian data dengan cara wawancara, observasi dan
pemeriksaan kasus pada kehamilan dengan hipertensi.
1.3.2.2 Dapat menegakkan diagnosa, mengkaji masalah dan kebutuhan pada kasus kehamilan
dengan hipertensi.
1.3.2.3 Dapat mengidentifikasi masalah potensi yang mungkin terjadi pada kasus kehamilan
dengan hipertensi.
1.3.2.4 Dapat menentukan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan hipertensi.
2
1.3.2.5 Dapat membuat rencana asuhan kebidanan pada kasus kehamilan dengan hipertensi
sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan.
1.3.2.6 Dapat melakukan implementasi secara efektif dan efesien pada kasus kehamilan
dengan hipertensi.
1.3.2.7 Dapat mengevaluasi usaha yang telah diberikan pada kasus kehamiln dengan
hipertensi.
1.3.2.8 Dapat melakukan pendokumentasian pada kasus kehamilan dengan hipertensi.\
1.4 Manfaat Penulisan
Berpedoman dari hasil penerapan manajemen kebidanan yang penulis lakukan
terhadap Ny. “E” kehamilan dengan hipertensi , penulis mengharapkan:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta agar penulis dapat melaksanakan manajemen
usaha kebidanan pada kasus kehamilan dengan hipertensi.
2. Berperan secara profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada
klien.
3. Mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan dalam mencari
pemecahan masalah tersebut.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan
2.1.1 Pengertian
Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) adalah komplikasi kehamilan setelah
kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan timbulnya hipertensi, disertai salah satu
dari : oedema, proteinuria.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin.( Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo, 2010 )
Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih
cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain etiologi yang tidak jelas, Hipertensi dalam
kehamila dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang
pengelolaan hipertensi dalam kehamilan hrus benar benar di pahami oleh semua
tenaga medik baik di pusat maupun di daerah.
2.1.2 Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
Adapun klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Hipertensi Gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
protein urin dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau
kehamilan dengan tanda tanda pre eklamsia tetapi tanpa protein urin.
2. Pre eklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan protein urin.
3. Eklamsia pre eklamsia yang disertai dengan kejan kejang dan/atau koma
4. Preeklamsia superimpose pada hipertensi menahun hipertensi kronik di sertai tanda
tanda pre eklamsia atau hipertensi kronik di sertai protein urin.
5. Hipertensi kronik adalh hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
4
2.1.3 Kriteria hipertensi dalam kehamilan :
Dibawah ini akan dijelaskan kriteria hipertensi dalam kehamilan yaitu:
1. Kenaikan tekanan darah 30 mmHg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolic
2. Tekanan darah absolut 140/90 mmHg sesaat dengan interval 6 jam
3. Terdapat oedema atau kenaikan berat badan lebih dari ¾ Kg /setiap minggu
4. Terdapat protein urin
5. Terdapat /disertai konvulasi atau koma
Keberadaan protein urin sangat menetukan pre eklamsia yang menunjukkan
bahwa kerusakan telah mencapai tingkat glomerulus ginjal sehingga fungsinya
menurun atau bersifat patologis
Hipertensi sangat menetukan tingkat kematian perinatal karena dapat terjadi
minimal:
1. Gangguan tumbuh kembang janin intra uterine akibat pertumbuhan plasenta yang
terlalu kecil atau terjadi infark yang luas.
2. Terjadi solusio plasenta yang melebihi sekitar 1/3 luas plasenta
3. Penyebab utama kematian intra uterine adalah terjadinya insufisiensi plasenta yang
menahun atau solusio plasenta
2.1.4 Faktor Risiko
Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang
dapat dikelompokkan dalam factor risiko sebagai berikut:
1. Primigravida
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes
mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat keluarga pernah pre eklamsia/ eklamsia
5. Penyakit penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
2.1.5 Patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan
jelas. Banyak teori telah di kemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam
hehamilan tetapi tidak ada satupun teori tersebut di anggap mutlak benar. Teori teori
yang sekarang banyak di anut adalah (Sarwono 2010 hal.532) :
5
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
3. Teorinintoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
5. Teori defisinsi gizi
6. Teori inflamasi
Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang
cabang arteri uterine dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus
miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkurta member cabang arteri radialis.
Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis
member cabang arteri spiralis.
Pada hamil normal dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trovoblas ke
dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteria spiralis. Infasi trofoblas juga memasuki jaringan
sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan
lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen
arteri spiralis ini member dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi
vascular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya, aliran
darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat
menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Prose ini dinamakan “remodeling arteri
spiralis”.
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan
mengalami distensi dan fasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relative mengalami
vasokontrksi, dan terjadi kegagalan ” remodeling arteri spiralis ”, sehingga aliran
darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak
iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan
patogenesi hipertensi dalam kehamilan.
6
Diameter rata-rata artei spiralis pada hamil normal adalah 500 mikron,
sedangkan pada preeklamsi rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal vasodilatasi
lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah ke utero plasenta.
Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel
Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan / radikal bebas
Sebagaiman dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam
kehamilan terjadi kegagalan “ remodeling arteri spiralis ”, dengan akibat
plasenta mengalami iskemia.
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan (disebut juga radikal bebas).
Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerimaan elektron atau
atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.
Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal
hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan memang dibutuhkan untuk
perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin
dahulu dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka
dulu hipertensi dalam kehamilan disebut “ toxaemia ”.
Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain
akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel
endotel.
Peroksida Lemak Sebagai Oksidan Pada Hipertensi Dalam
Kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan,
khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya
vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi
dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang sangat tinggi.
Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan
beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran
sel endotel. Membrane sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh
peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran
darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
7
jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah
menjadi peroksida lemak.
Disfungsi Sel Endotel
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel
endotel. Kerusakan sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi sel
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini
disebut “ disfungsi endotel ” (endhothelial dysfunction). Pada waktu terjadi
kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka
akan terjadi :
Gangguan metabolisme prostaglandin karena salah satu fungsi sel
endotel, adalah memproduksi prostaglandin yaitu menurunnya
produksi prostasiklin (PGE2): suatu vasodilator kuat.
Agregasi sel sel trombosit pada daerah yang mengalami kerusakan.
Agregasi sel trombosit ini adalah untuk menutup tempat tempat di
lapisan endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit
memproduksi trombosan (TXA2) suatu vasokontriktor kuat. Dalam
keadaan normal perbandingan kadar prostasiklin ( lebih tinggi
vasodilatator ). Pada pre eklamsia kadar tromboksan lebih tinggi
dari kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi, dengan
terjadi kenaikan tekanan darah.
Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular
endhoteliosis )
Peningkatan permeabilitas kapilar.
Peningktan produksi bahan bahan vasopresor, yaitu endotelin.
Kadar NO ( vasodilatator ) menurun, sedangkan endotelin
( vasokontriktor ) meningkat.
Peningkatan faktor koagulasi.
Teori Intoleransi imunologikantara Ibu dan janin
Dugaan bahwa faktor imunologik berperan:terhadap terjadinya hipertensi
dalam kehamilan terbukti dengan f akta sebagai berikut
1. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi
dalam kehamilan dibandingkan dengan multigravida.
8
2. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko
lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.
3. Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi
dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat
kehamilan ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya
hipertensi dalam kehamilan.
Pada perempuan hamil normal respons imun tidak menolak adanya
“hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya kuman
leokocite antigen protein G (HLA-G) yang berperan penting dalam
modulasi respon imun, sehingga ibu tidak menolak hasil konsepsi
(plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin
dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu.
Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah sel invasi trofoblas ke
dalam jaringan desidua ibu. Jadi HLA-G merupakan pra kondisi untuk
terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu, di samping itu
untuk menghadapi sel Natural Killer. Pada plasenta hipertensi dalam
kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di
desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua.
Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan
gembur sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. HLA-G
juga merangsang produksi sitikon, sehingga memudahkan terjadinya
reaksi inflamasi. Kemungkinan terjadi Immune Maladoptation pada pre
eklamsia.
Pada awal trimester kedua kehamilan
perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi pre eklamsia, ternyata
mempunyai proporsi Helper sel yang lbih rendah disbanding pada
normontensif.
Teori Adaptasi Kardiovaskular
Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan
vasopresor. Refraktor, berarti pembuluh darah tidak peka terhadap
rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang
9
lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Pada kehamilan
normal terjadinya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor
adalah akibat dilindungi adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel
pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan
vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin sistesa inhibitor ( bahan
yang menghambat produksi prostaglandin ). Prostaglandin ini di kemudian
hari ternyata adalah prostasiklin.
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan vasokonstruktor dan
ternya terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor. Artinya,
daya refraktor pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang, sehingga
pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor. Banyak
peneliti telah membuktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahan-
bahan vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada
trimester pertama. Penignkatan kepekaan pada kehamilan yang akan
menjadi hipertensi dalam kehamilan sudah dapat di temukan pada
kehamilan 20 minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal.
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa
pada ibu yang mengalami preeklamsia, 26 % anak perempuannya akan
mengalami preeklamsia pula, sedangkan hanya 8 % anak menantu
mengalami pre eklamsia.
Teori Defisiensi Gizi ( Teori Diet )
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian yang penting
pernah dilakukan di inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet pada pre
eklamsia beberapa waktu sebelum pecahnya perang dunia II. Suasana serba sulit
10
mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan
insiden hipertensi dalam kehamilan.
Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, termasuk
minyak hati halibut, dapat mengurangi risiko pre eklamsia.
2.1.6 Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan
Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah
keadaan masyrakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya, bergantung pada
ras, pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kemampuan peklayanan rumah sakit,
dan lainnya. Dengan demikian kejadian di tiap daerah tidak dapat di samakan dengan
daerah lainnya. Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat di
perkirakkan sebagai berikut.
1. Primigravida sekitar 7-12 %.
a. Makin meningkat pada :
Hamil ganda
Hidramnion atau hamil dengan DM
Kehamilan Molahidatidosa
2. Pada kehamilan multigravida 5 ½ - 8 %.
Di Indonesia perkiraan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6-12 %
serta sangat bervariasi dari masing masing daerah dan hasil penelitian rumah
sakit.
2.1.7 Pembagian klinik hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit teroritis (Zweifel 1922)
sehingga tidaklah salah kalau terdapat usulan pembagian kliniknya berbagi bentuk.
Salah satu bentuk pembagian kliniknya dalah :
11
1. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi dalam kehamilan :
a. Pre eklamsia
Pre eklamsia ringan
Pre eklamsia berat
b. Eklamsia:
Eklamsia ringan
Eklamsia berat
HELLP syndrome
2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun atau
superimposed pre eklamsia dan eklamsia.
3. Gestasional Hipertensi
Hipertensi sementara ( coincidental hypertension atau transient
hypertension ).
Pembagian ini untuk memudahkan evaluasi dalam pengobatan yang diharapkan lebih
terarah dengan tujuan :
1. Menghindari agar jangan sampaiterjadi eklamsia.
a. Karena AKI dan AKB nya tinggi
b. Mengupayakan agar kehamilan dapat mencapai aterm.
2. Jika terpaksa tindakan cepat dan tepat harus diambil untuk menyelamatkan
maternal atau janinnya dengan tindakan trauma yang paling ringan.
3. Menghindari sebanyak mungkin kerusakan organ vital sehingga hidupnya
dapat dipertahankan secara normal.
4. Melakukan pengawasan postpartum sehingga kejadian pre eklamsia
berulang dapat dihindari.
2.2 Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan
Adanya hipertensi yang persisten oleh sebab apapun juga yang ditemukan pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu atau hipertensi persisten setelah 6 minggu pasca
persalinan. Diagnosis klinik hipertensi kronik pada kehamilan ditegakkan berdasarkan gejala-
gejala sebagai berikut :
Adanya riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau didapatkan hipertensi pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.
12
Ditemukan kelainan organik, misalnya : pembesaran jantung, kelainan ginjal, dan
sebagainya.
Umur ibu di atas 30 tahun dan umumnya multigravida.
4.
13
Bila terjadi superimposed preeclampsia, maka didapatkan : tekanan darah sistolik lebih
dari 200 mmHg adanya perubahan-perubahan pada pembuluh darah retin berupa
eksudasi, perdarahan, dan penyempitan.
5. Retensi air dan natrium tidak menonjol. Jarang didapatkan edema dan proteinuria.
6. Hipertensi masih temp didapatkan sampai 6 bulan pasca persalinan.
2.2.1 Komplikasi
Hipertensi dalam kehamilan dapat mengakibatkan :
Gagal ginjal.
gagal jantung.
Oedema paru-paru.
kelainan pembekuan darah.
Perdarahan otak
Kematian janin.
2.2.2 Upaya Penanggulangan
2.2.2.1 Diet Rendah Garam
2.2.2.2 Pengertian
Diet Rendah Garam adalah garam natrium seperti yang terdapat ddi dalm
garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin
(mono sodium glutamate). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular
tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam tubuh, serta
berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari
umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam
keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan
jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan
sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO menganjurkan
pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekuivalen dengan 2400
mg).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida,
dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh,
14
sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi. Penyakit-penyakit
tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekomsio kordis, toksemia pada
kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites, dan
hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
2.2.2.3 Tujuan Diet
Tujuan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
2.2.2.4 Syarat Diet Rendah Garam
Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan
hipertensi.
2.2.2.5 Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Garam rendah diberikan kepada pasien denan edema, asites atau hipertensi
seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, serosis hati, penyakit ginjal
tertentu, toxemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup
zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai Diet Rendah
Garam.
2.2.2.6 Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)
Diet Rendah Garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan
Hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur .
Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya misalnya daun seledri (96
mg/100 gr bahan makanan), pisang (18 gr bahan makanan).
2.2.2.7 Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)
Diet rendah garam II diberikan kepada pasien dengan edema, acites, dan hipertensi
tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Pada
pengolahan makananya boleh menggunakan setengah sendok teh garam dapur (2gr).
Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya, misalnya roti bakar (700
mg/100gr bahan makanan), susu asam bubuk (600 mg/ 100 gr bahan makanan),
biskuit (500mg/100gr bahan makanan), kue-kue (250mg/100gr bahan makanan), roti
cokelat (500mg/100gr bahan makanan), ayam (100mg/100gr bahan makannan),
daging bebek (200mg/100gr bahan makana), putih telur bebek( 228mg/100gr), susu
skim bubuk (470mg/100gr bahan makanan).
2.2.2.8 Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)
15
Diet rendah garam III diberikan kepada pasien dengan edema dan hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari samadengan diet rendah garam I. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan I sdt (4gr) garam dapur. Contoh pengaturan
makanannya; keju (1200 mg/100gr makanan), sosis (1000 mg/ 100gr bahan
makanan), lemak babi (1500 mg/100 gr bahan makanan), garam (38758 mg/100 gr
bahan makanan).
2.2.2.9 Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat(gr) Takaran
Beras
Daging
Telur Ayam
Tempe
Kacang Hijau
Sayuran
Buah
Minyak
Gula Pasir
300
100
50
100
25
200
200
25
25
5 gls nasi
2 ptg sdg
1 butir
4 ptg sdg
2 ½ sdm
2 gelas
2 ptg sdg papaya
2 ½ sdm
1 ½ sdm
2.2.2.10 Nilai Gizi
Energi 2230 kkal
Protein 75 gr
Lemak 53 gr
Karbohidrat 365 gr
Kalsium 500 mg
Besi 24 mg
Tiamin 1,2 mg
Vitamin 87mg
Natrium 305 mg
2.2.2.11 Pembagian Bahan Makanan Sehari
1. Pagi
Beras 70 gr 1 gelas nasi
Telur 50 gr 1 btr
Sayuran 50 gr ½ gelas
Minyak 5 gr ½ sdm
16
Gula Pasir 10 gr 1 sdm
2. Pukul 10.00
Kacang hijau 25 gr 2 ½ sdm
Gula Pasir 15 gr 1 ½ sdm
3. Siang dan Sore
Beras 140 gr 2 gelas nasi
Daging 50 gr 1 potong sedang
Tempe50 gr 2 potong sedang
Sayuran 75 gr ¾ gelas
Buah 100gr 1 potong sedang papaya
Minyak 10 gr 1 sdm
2.2.2.12 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak DianjurkanSunber karbohidrat
Beras, kentang, singkong, terigu, tapioca, hongkue, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : macaroni, mie, bihun, roti, biskuit, kue kering.
Roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur, baking powder dan soda.
Sumber protein hewani,
Daging dan ikan maksimal 100 gr sehari, telur maksimal 1 butir sehari.
Otak, dinjal, lidah, sardine, daging, ikan, susu, dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin dan telur pindang.
Sumber protein nabati.
Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur.
Keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan matrium.
Sayuran.
Semua sayuran segar, sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoate.
Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan dan acar.
Buah-buahan.
Semua buah-buahan segar, buah yang diawet tanpa
Buah-buahan yang diawet dengan garam dapur dan
17
garam dapur dan natrium benzoate.
lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng.
Lemak.
Minyak goring, margarine dan mentega tanpa garam.
Margarine dan mentega biasa.
Minuman.
The dan kopi.
Minuman ringan
Bumbu. Semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. Garam dapur sesuai ketentuan untuk diet rendah garam II dan III
Garam dapur untuk diet rendah garam I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi, magi, tomato kecap,petis, tauco.
1. Contoh Menu Sehari
Pagi Nasi
Telur dadar
Tumis kacang panjang
Pukul 10.00 Bubur kacang hijau
Siang Nasi
Ikan
Tahu bacem
Sayur kangkung
Pepaya
Malam Nasi
Daging
Keripik tempe
18
Sayur bayam
Pisang
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan dengan kehamilan hipertensi merupakan bentuk catatan
dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa pemantauan yang dilakukan,
meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengindentifikasian masalah terhadap
tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta
menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat
pada langkah sebelumnya.
Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan antara lain sebagai
berikut :
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
1. Data subjektif
a. Biodata atau identitas klien dan suami
- Nama ibu/ suami : membedakan antara pasien satu dengan yang lain
- Umur ibu/ suami : mengetahui apakah ibu dalam kategori faktor resiko
- Kebangsaan : memudahkan dalam berkomunikasi
- Agama : memudahkan penanganan sesuai dengan kepercayaan
pasien dan dapat memberi penyuluhan yang tidak
bertentangan dengan agama pasien
- Pekerjaan : mengetahi taraf hidup dan sosial ekonominya agar
nasehat yang diberikan sesuai, j
uga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya
- bekerja dipabik yang tingkatnya stresnya tinggi bisa menjadi factor resiko
terjadinya hipertensi.
19
- Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu sehingga bisa
meyesuaikan dalam pemberian penyuluhan
- Alamat kantor : mengetahui dimana pasien bekerja
- Alamat rumah : mengetahui apakah rumah ibu jauh dari tempat
pelayanan kesehatan atau tidak sehingga apabila
terjadi sesuatu pada ibu, ibu bisa langsung
mendapatkan pelayanan segera.
- Nomor telepon : memudahkan menghubungi ibu.
b. Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien masuk atau datang ketempat pelayanan
kesehatan dan apa-apa saja yang dirasakan pasien. dalam kasus hiperetensi
dalam kehamilan ini keluhan utama yang mungkin ditemui:
Sakit kepala dan sering pusing.
Bagian pundak terasa berat.
c. Riwayat kesehatan
- Riwayat penyakit yang pernah diderita : Mengetahui kemungkinan ibu
sedang menderita penyakit menular (TBC,HIV), menurun
(DM,HIPERTENSI), berbahaya (KANKER). Informasi ini sangat penting
untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan mengupayakan
pencegahan dan penanggulangannya.
Yang harus diperhatikan yaitu penyakit hipertensi pada keluarga.
- Keluarga : Mengetahui kemungkinan dalam anggota keluarga ada yang
menderita penyakit menular (TBC, HEPATITIS B), penyakit keluarga yang
diturunkan (jantung dan asma), hipertensi, keturunan hasil kembar.
d. Riwayat menstruasi
Mengetahui tingkat kesuburan ibu
- Menarche : mengetahui kapan ibu haid pertama kali
- Siklus : mengetahui keteraturan haid
- Lama : merupakan dalah satu indikator tingkat kesuburan ibu
- Banyak nya : berapa kali ibu mengganti duk dalam satu hari
20
- Dismenore : mengetahui apakah ibu mengalami kesulitan selama hamil
khususnya rasa nyeri pada saat datangnya haid.
Selama haid tidak ditemukan keluhan pusing, pingsan ataupun tanda-tanda
anemia yang lain serta jumlah perdarahan yang berlebihan atau stosel.
e. Riwayat pernikahan
- Status pernikahan : mengetahui keadaan psikologis ibu
- Berapa kali menikah : karena pada ibu multipara yang kemudian
menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya HDK.
- Lama pernikahan : status kesuburan
- Usia menikah : karena pada usia yang ekstrim sangat
mempengaruhi juga terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
f. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas yang lalu.
Hal ini ditanyakan untuk mengetahui faktor resiko yang ditimbulkan karena
pada ibu yang pertama kali hamil mempunyai risiko terjadinya HDK.
g. Riwayat Kontrasepsi
Mengetahui apa jenis kontrasepsi yang digunakan ibu, berapa lamanya, apa
masalahnya, atau efek samping yang dirasakan ibu, keluhan selama memakai
kontrasepsi.
h. Data psikososial dan spiritual
Mengetahui bagaimana hubungan ibu dan suami keluarga serta tetangga,
mengetahui perasaan ibu dengan keadaannya sekarang.
Mengetahui bagaimana kebiasaan berobat klien, apakah ke nakes atau non
nakes, serta bagaimana hubungan ibu dengan Allah SWT, apakah ibu ada sholat
atau tidak.
i. Pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya
Mengetahui seberapa jauh ibu memahami dan mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya( hipertensi dalam kehamilan ), tanda dan gejala, serta cara
mengatasinya.
j. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Nutrisi
21
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya memakan
makanan yang menagndung protein, sayur-sayuran, buah-buahan dan
banyak cairan.
- Makan : mengetahui apa saja jenis, porsi,frekwensi,pantangan dan masalah
dalam pemenuhan makan ibu sehingga kita bsa menilai bagaimana status
nutrisi ibu.
- Minum: mengetahui jenis, frekuensi, jumlah dan malasalh dalam
pemenuhan kebutuhan cairan sehingga kita bisa menilai bagaimana kondisi
cairan dan elektrolit ibu apakah tepenuhi atau tidak.
Eliminasi
- BAB : 1 kali/hari, lembek,warna khas.
- BAK : hendaknya 3-4 kali/ hari, berwarna kuning jernih dan tidak terdapat
endapan.
Istirahat
- Mengetahui berapa jam ibu tidur siang dan malam,gangguan tidur serta
masalah sehingga bidan bisa mengetahui bagaimana pola pemenuhan
istirahat pasien : sebaiknya ibu tidur selama 8 jam untuk menjaga kesehatan
ibu.
Personal higiene
Menjaga kebersihan tubuh terutama pada alat genitalia, mencegah terjadinya
infeksi. Usahakan ibu mandi dengan air bersih dan membersihkan daerah
genitalianya.
Aktifitas
Aktifitas ibu merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan timbulnya
masalah pada keadaan ibu seperti aktifitas yang terlalu berat atau
melelahkan.
Pola hubungan seksual
Mengetahui kehidupan seksual ibu baik dari teknik, frekuensi maupun ada
keluhan.
2. DATA OBJEKTIF
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
22
a. Pemeriksaan umum
Secara teoritis mungkin ditemukan dalam keadaan baik.
- Keadaan umum : mengetahui apakah ibu bisa bekerja sama dengan
tenaga kesehatan atau tidak.
- TTV(TD,N,P,S) : mengetahui keadaan ibu dalam batas normal atau tidak
Fokusnya yaitu pada Tekanan Drah
- TB, BB, LILA : mengetahui status gizi ibu
b. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan yang dilakukan secara head to too.
- Inspeksi (periksa pandang)
Yang dinilai adalah bentuk tubuh normal.
Kepala, apakah ada massa atau tidak,bagaimana kebersihannya,warna
rambut, distribusi rambut.
Muka, simetris atau tidak, apakah ada closmagravidarum,warna serta
oedema.
Mata , menilai bagaimana kedaan conjunktiva,sklera,serta oedema
palpebra.
Hidung, menilai bagaimana bentuk dan kebersihannya.
Telinga,menilai bagaimana bentuk,pendengaran dan pengeluarannya.
Mulut, menilai bagaimana keadaan bibir, lidah, gusi seta gigi apakah ada
caries.
Leher,pemeriksaan kalenjer tiriod dan limfe serta vena jugularis.
Payudara/dada, menilai bentuk payudara,apakah ada bekas OP, warna,
konsistensi dan keadaan puting.
Abdomen, menilai adanya bekas operasi, masa dan nyeri tekan.
Ektremitasbawah/atas, menilai bagaimana bentuk tungkai, apakah ada
varises, oedema serta cacat.
Genitalia eksterna,menilai bagaimana kebersihannya, apakah ada varises
pengeluaran, masalah serta oedema..
c. Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
Periksa pandang yang terpenting adalah mata (konjungtiva dan sklera)
untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema), leher
apakah terdapat perbesaran kalenjer baik kalenjar tiroid maupun limfe
23
sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya
teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum,
aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai
dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian
luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah.
b) Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang difokuskan pada abdomen dengan menggunakan
cara leopold :
1. Leopold I :
Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU
dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala, bokong atau lainnya,
normal pada fondus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang
kemungkinan adalah bokong janin.
2. Leopold II :
Untuk menentukan dimana letak punggung janin dan bagian-bagian
kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun sebelah kanan
kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.
3. Leopold III
Ungtuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan
apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau belum, dan
normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
4. Leopold IV
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian terbawah janin ke
dalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan
seberapa masuknya ke PAP.
c) Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120 – 260 kali/menit,
irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah.
d) Perkusi
Pemeriksaan refleks patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan
berkurangnya vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium
sulfat.
e) Pemeriksaan TBBJ
24
Dengan mengunakan rumus (TFU dalam cm – 13) x 155 yang bertujuan
untuk mengetahui taksiran berat badan janin normal atau tidak.
f) Pemeriksaan panggul luar
Yang diukur adalah:
Distantia spinarium : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24
– 26 cm. distantia cristarium : jarak antara kedua crista iliaka kiri dan
kanan : 28 – 30 cm. conjugata eksterna : 18 – 20 cm. lingkaran panggul :
80 – 90 cm.
d.Pemeriksaan penunjang
1. Darah
Yaitu kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr%
(TM I dan TM II gr% dan TM III 10,5 gr%)
Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia
Hb 9 – 10 gr% : anemia ringan
Hb 7 – 8 gr% : anemia sedang
Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
2. Urine
Laboratorium dasar : darah lengkap, urin lengkap, ginjal, fungsi
hepar, gula darah
Fokusnya pada urin jika dalam urin di temukan protein maka pasien
sudah jatuh ke dalam preeklamsia.
Pemeriksaan penunjang : rontgen dan USG.
2. Interprentasi data
Data dasar interprestasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah
diindentifikasikan. Didalam interprestasikan data, terdapat tiga komponem penting
didalamnya yaitu :
a. Diagnosa
Ibu hamil, G.P.A. H , usia kehamilan, janin, tunggal/gamelli, intrauterine/ekstra, let
kep/su/li, PuKa/Ki, keadaan umum ibu..dengan hipertensi dalam kehamilan.
b. Masalah
Dapat berupa keluhan utama yang menyangkut masalah nomenklatur seperti kondisi
fisik ibu yang berkurang baik atau keadaan psikologis ibu, dan keadaan janin
25
c. Kebutuhan
Kebutuhan yang diberikan pada pasien berdasarkan masalah yang ada pada pasien.
26
3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Langkah ini dilakukan dengan mengindentifikasi masalah kemudian
merumuskan diagnosis potensial berdasarkan masalah yang sudah
terindentifikasi pada masa kehamilan.
4. Indentifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta
kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien apakah
dibutuhkan tindakan segera atau tidak.
5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh adalah berdasarkan hasil identifikasi masalah
dan diagnosa. Dalam asuhan menyeluruh harus menceminkan rasional yang
benar-benar valid berdasarkan pengetahuan teori yang berhubungan langsung
sesuai dengan up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau
tidak akan mau dilakukan. Jika tidak menghasilkan asuhan pasien yang tidak
lengkap dan berbahaya.
6. Melaksanakan perencanaan
Perncanaan bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien
bahkan anggota kesehatan lainnya yang mana bidan berkolaborasi. Bidan juga
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan yang telah
direncanakan.
7. Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan persalianan. Dari hasil
pelaksanaan perencanaan dapat diketahui keefektifan dari asuhan yang telah
diberikan dan menunjukkan perbaikan kondisi apabila bayi ataupun ibu sempat
mengalami masalah yang harus segera ditangani.
1
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “E” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 –30
MINGGU DENGAN HIPERTENSI DI BPS VERA KORNITA SKM
TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012
1. PENGKAJIAN ( Pengumpulan data )
A. IDENTITAS ( Biodata )
Nama : Ny. E Nama Suami : Tn.D
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Suku/bangsa : Minang/Indonesia Suku/bangsa : Minang/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat rumah :Tanah Keras Alamat rumah : Tanah Keras
Keluarga terdekat yang mudah dihubungi :
Nama : Ny. T (Kakak klien )
Alamat : Tanah Keras
B. ANAMNESIA ( Data Subjektif )
1. Pada tanggal : 25-09- 2012 Pukul : 08:00 WIB
Alasan kunjungan ini :……. Pertama √ rutin ….ada keluhan
Keluhan-keluhan : Ingin memeriksakan kehamilannya, kepala
sering pusing
2. Riwayat menstruasi
Menarche : Umur 11 tahun Lamanya : 5 – 7 hari
Siklus : 28 hari Sifat darah : Encer
Banyaknya : 2 – 3 x ganti duk Warna darah : merah kehitaman
Dismenorrhoe : Tidak ada
2
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl lahir peno longBayi Nifas
PB BB JKKeadaan Lochea laktasi
1 ini
2
Usia Kehamila
n
Jenis Persa linan
Tempat Persalinan
Komp likasi
4. Kontrasepsi yang dipergunakan : Tidak ada
Lama dan keluhan
5. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hari pertama haid terakhir : 04 – 03 – 2012
b. Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Mual dan muntah
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Ingin memeriksakan
kehamilannya, kepala sering pusing
c. Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : Pertengahan Agustus 2012.
d. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : > 20 kali/hari
e. Keluahan-keluhan yang dirasakan ibu
5 L : Tidak ada
Mual dan muntah terus menerus : Tidak ada
Nyeri otot : Tidak ada
Demam tinggi : Tidak ada
Sakit kepala berat : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri/panas BAK : Tidak ada
Gatal pada vulva : Tidak ada
Pengeluaran pervaginaan : Tidak ada
Nyeri & kemerahan pada tungkai : Tidak ada
Bengkak pada wajah : Tidak ada
f. Obat/suplemen termasuk jamu : Tidak ada
Jamuan yang dikonsumsi
3
g. Imunisasi
TT 1 (tanggal) : catin
TT 2 (tanggal) : 12-07-2012
6. Riwayat kesehatan ibu
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada TBC : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada Epilepsi : Tidak ada
DM : Tidak ada PMS/IMS : Tidak ada
b. Riwayat alergi
Jenis makanan : Tidak ada
Jenis obat-obatan : Tidak ada
c. Riwayat transfusi darah : Tidak ada
d. Riwayat operasi yang pernah dialami : Tidak ada
e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada
7. Riwayat kesehatan keluarga
a. Riwayat penyakit keturunan
Jantung : Tidak ada Asma : Tidak ada
Hipertensi : Ada Epilepsi : Tidak ada
DM : Tidak ada
b. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
8. Riwayat psikososial
a. Kehamilan ini : Direncanakan
b. Respon ibu terhadap kehamilan : Senang
c. Respon suami & keluarga terhadap kehamilan ini : senang
d. Hubungan dengan suami/keluarga : Baik
e. Hubungan dengan tetangga & masyarakat : Baik
f. Kekhawatiran-kekhwatiran khusus : Tidak ada
9. Riwayat perkawinan
Kawin 1 umur : 24 tahun
Setelah kawin berapa lama baru hamil : ± 2 bulan
4
10. Keadaan ekonomi
Penghasilan perbulan : Rp.1.500.000
Jumlah anggota keluarga yang ditanggung : 2 orang
Penghasilan perkapita : Rp.750.000
11. Kebiasaan hidup sehari-hari
a. Personal hygiene
Mandi : 2 x sehari
Sikap : 2 x sehari
Keramas : 1 x sehari
Ganti pakaian dalam : 2 – 3 x sehari
b. Pola makan dan minum
Sebelum hamil
Pagi : 1 piring lontong + 1 ½ gelas air putih
Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan + ½ mangkok sayur + 1 ½ gelas
Air putih
Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + ½ gelas air putih
Saat kehamilan sekarang
Pagi : 1 piring lontong + 1 bakwan + 1 ½ gelas air putih
Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan + 1 potong tahu/tempe + 1 ½
Mangkok sayur + 1 ½ gelas air putih
Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + ½ mangkok sayur + 1 ½
Gelas air putih
c. Pola eliminasi
BAK BAB
Frek : 6– 7 kali Frek : 1X sehari
Warna : kuning jernih Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
d. Pola istirahat
Istirahat siang : tidak ada
Istirahat malam : 6 – 7 jam
5
e. Aktifitas sehar-hari
Beban kerja : Tidak mengganggu kehamilan
Olah raga : Ada
Kegiatan spiritual : Sholat lima waktu
f. Hubungan seksual : Tidak ada masalah
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Kebiasaan merokok, minum keras : Tidak ada
Konsumsi obat-obatan terlarang : Tidak ada
Budaya yang merugikan kesehatan : Tidak ada
12. Persiapan untuk kegawatdaruratan
a. Pengambilan keputusan yang berhubungan : Suami
dengan kesehatan ibu
b. Tempat persalinan yang diinginkan : BPS
c. Petugas kesehatan yang diinginkan : Bidan
Oleh ibu untuk menolong persalinan
d. Persiapan donor darah : Ada
e. Persiapan biaya persalinan : Ada
f. Persiapan transportasi : Ada
C. PEMERIKSAAN FISIK (Data oblektif)
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : CMC Pernafasan : 28 x/menit
TD : 150/90 mmHg BB sebelum hamil : 60 kg
Nadi : 78 x/menit BB setelah hamil : 70 kg
Suhu : 36.50c TB : 146 cm
LiLA : 30 cm
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih
Rambut : Bersih, tidak rontok, warna hitam
Mata : Simetris ki-ka, konjugtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
Muka : Tidak ada chloasma gravidarum, simetris ki-ka,
6
tidak oedema, tidak pucat
Mulut : Simetris, bibir tidak pucat
Gigi : Tidak ada karies
Leher :Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan
pembesaran kelenjar limfe
Payudara : Simetris :kiri dan kanan
Aerola mammae : Hiperpigmentasi
Papilla mammae : Menonjol
Kolostrum/cairan lain : Belum ada
Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada
: Pembesaran perut : Sesuai dengan usia
Kehamilan
: Strie : Tidak ada
: Linea : Tidak ada
Geitalia : Kemerahan : Tidak dilakukan pemeriksaan
karena ibu menolak
Pembengkakan : Tidak dilakukan pemeriksaan
karena ibu menolak
Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
karena ibu menolak
Oedema : Tidak dilakukan pemeriksaan
karena ibu menolak
Ekstremitas
Atas Bawah
Oedema : Tidak ada Oedema : Ada
Sianosis : Tidak ada Varices : Tidak ada
Pergerakan : Positif ( + ) Pergerakan : Positif ( + )
b. Palpasi
Leopold
Leopold I : TFU 4 jari diatas pusat, pada fundus teraba lunak,
bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
7
Leopold II : Pada dinding perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan –
tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.
Pada dinding perut ibu sebelah kanan teraba keras,memapan,memanjang
kemungkinan punggung janin.
Leopold III: Pada bagian bawah p erut ibu teraba bulat, keras, dan masih
dapat digoyangkan, kemungkinan kepala janin, kepala belum masuk
PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
Mc.Donald : 27 cm
TBBJ : ( 27 – 13 ) x155 = 2170 gram
c. Auskultasi
BJJ : Positif ( + )
Frekuensi : 152 x/menit
Irama : Teratur
Intensitas : kuat
d. Perkusi
Reflek patella kanan : Positif ( + )
Reflek patella kiri : Positif ( + )
e. Pemeriksaan panggul luar
Distantia spinarum : 30 cm
Distantia cristarum : 36 cm
Distantia eksterna : 26 cm
Linggkaran panggul : 96 cm
f. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
Hb :11.2 gr %
Protein Urine : Negatif (-)
Glukosa Urin : Negatif (-)
USG/CTG : Tidak dilakukan
8
9
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “E” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 – 30 MINGGU DENGAN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI BPS VERA KORNITA SKM
TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012
Pengumpulan Data Interprestasi Data Diagnosa
Potensial
Tindakan
Segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal : 25 September
2012
Pukul : 08:00
DS
1. Ibu mengatakan
bahwa ia ingin
memeriksakan
kehamilannya
2. Ibu mengatakan
sering pusing.
3. Ibu mengatakan
Ini adalah
Diagnosa :
Ibu G1P0A0H0, Gravid
29-30 minggu, janin
Hidup, tunggal,
Intrauterine, Let-kep,pu-
ka, keadaan
Jalan lahir normal, KU
Ibu dan janin baik
dengan hipertensi dalam
kehamilan.
Dasar :
1. Ibu mengatakan ini
Adalah
Kehamilannya yang
Pre-
eklamsia
Rujuk
pasien ke
rumah
sakit untuk
pemeriksa
an lebih
lanjut.
1. Informasikan
pada ibu dan
keluarga
tentang hasil
pemeriksaan
1. Menginformasikan
pada ibu dan
keluarga tentang
hasil pemeriksaan
yang telah
dilakukan:
- Usia kehamilan
- TTV
- DJJ
1. Ibu dan keluarga
mengerti dengan
informasi yang
diberikan:
- Kehamilan ibu
sudah memasuki
usia 29-30
minggu
-TTV ibu tidak
normal normal
yaitu:
TD : 150/90 mmHg
N : 78 x/menit
P : 22 x/menit
10
Kehamilannya
Yang pertama.
4. Ibu mengatakan
bahwa ia tidak haid
sejak ± 8 bulan yang
lalu
5. HPHT : 04-03-2012
DO
1. TP : 11-12-2012
2. TTV
TD : 150/90
mmHG
N : 78 x/menit
P : 27 x/menit
S : 36,50c
Pertama
2.Ibu mengatakan sering
pusing
3. HPHT : 04-03-2012
4. TP : 11-12-2012
5. DJJ : (+), 152x/menit,
teratur, kuat
5. Teraba dua Bagian
Besar Janin.
6. Ibu tidak merasakan
nyeri pada saat
pemeriksaan
7. Leopold
L I : TFU 4 jari diatas
pusat, teraba bokong
2. Jelaskan
penyebab dan
cara mengatasi
keluhan yang
dirasakan ibu.
3. Beri
penyuluhan
tentang pola
istirahat yang
2. Menjelaskan
penyebab keluhan
yang dirasakan oleh
ibu yaitu
3. Menganjurkan untuk
istirahat yang cukup
yaitu + sekitar 8
jam/hari. Istirahat
S : 36,50c
- DJJ dalam batas
normal yaitu : 152
x/menit
2. Ibu mengerti
dengan penjelasan
yang diberikan.
3. Ibu sudah di
berikan imunisasi
TT 3
11
3. BB sebelum hamil :
60 kg
4. BB sekarang : 70 kg
5. TB : 146 cm
6. LiLA : 30 cm
7. Leopold
L I : TFU 4 jari
diatas pusat, pada
fundus terba lunak,
bundar dan tidak
melenting,
kemungkinan adalah
bokong janin
L II : pada dinding
perut ibu sebelah kanan
teraba panjang, keras
L II : Pu-ka
L III : Let-kep, kepala
belum masuk PAP
L IV : Tidak
dilakukan
7. TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 78 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,50c
Hb :11.2 gr %
Protein Urine : Negatif
(-)
Glukosa Urin : Negatif
(-)
cukup
4. Anjurkan ibu
untuk
mengurangi
konsumsi
garam.
5. Berikan
therapy pada
ibu
6. Anjurkan ibu
untuk segera
melakukan
pemeriksaan
siang 1-2 jam dan
malam 6-7 jam
4. Menganjurkan ibu
untuk mengurangi
konsumsi garam agar
tidak memperparah
keadaan ibu.
5. Memberikan
robolansia pada ibu
yaitu:
- Kalk 3 x 1
- Vit. C 1 x 1
- Tablet Fe 1 x1
6. Menganjurkan ibu
untuk segera
melakukan
pemeriksaan labor ke
4. Ibu mengerti
dengan penjelasan
yang diberikan.
5. Ibu mengerti
dengan informasi
yang diberikan
dan mau
melaksanakannya
6. Ibu mengatakan
akan pergi ke
rumah sakit.
12
memapan,
kemungkinan adalah
punggung janin pada
dinding perut ibu
sebelah kiri teraba
tonjolan-tonjolan kecil
kemungkinan adalah
ekstremitas janins
L III : pada bagian
bawah perut ibu teraba
bulat, keras dan
melenting,
kemungkinan adalah
kepala janin, kepala
masih bisa
digoyangkan dan belum
masuk PAP
L IV : tidak
dilakukan
Masalah :
1. Gangguan rasa
nyaman
Kebutuhan :
Berikan pasien nasihat
tentang tirah baring pada
saat ibu merasakan
pusing dan tunggu
sampai ibu merasakan
pulih kembali. Setelah
ibu merasa pulih tunggu
sekitar 15 menit agar ibu
berdiri kembali.
labor ke
rumah sakit.
7. Anjurkan ibu
untuk selalu
kontrol
kehamilannya
setiap satu
minggu pada
tenaga
kesehatan.
8. Jadwal
rumah sakit untuk
lebih memastikan
hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan
di BPS
7. Menganjurkan ibu
untuk selalu
mengontrol
kehamilannya setiap
satu minggu pada
tenaga kesehatan
agar keadaan ibu dan
janin dapat dipantau
secara teratur.
8. Menjadwalkan
7. Ibu akan kontrol
setiap satu
minggu sekali.
8. Ibu bersedia
13
8. Mc,Donald : 27 cm
9. TBBJ : 2170 gram
10. DJJ : (+),152
x/menit, teratur, kuat.
11. Reflek patella ki-ka
: (+)
12. Pemeriksaan
Labor :
Hb :11.2 gr %
Protein Urine :
Negatif (-)
Glukosa Urin :
Negatif (-)
kunjugan
ulang
kunjugan ulang yaitu 1
minggu lagi atau bila
ada keluhan
datang 1 minggu
lagi atau bila ada
keluhan
14
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “E” dengan tahap-tahap
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data, masalah
atau diagnosa potensial, tindakan segera, indentifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan sesuai dengan rencana asuhan dan pelaksanaan tindakan serta evaluasi,
maka pembahasannya adalah:
4.1 Pengkajian Data
Dalam melakukan pengkajian data penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti
baik dalam pengumpulan data subjektif, objektif, dimana didukung oleh peralatan dan
pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik dan karyawan atau petugas kesehatan
yang bersedia memberikan masukan serta saran-saran yang bersifat membangun.
1. Data Subjektif
a. Identitas Pasien
Pada identitas pasien ini ditemukan umurnya adalah 25 tahun dan tidak
ditemukan umur yang ekstrim untuk terjadinya kehamilan dalam hipertensi.
b. Keluhan yang dirasakan ibu
Ibu mengatakan bahwa ia ingin memeriksakan kehamilannya dan sering
pusing. Ibu mengatakan tidak datang haid sejak ± 8 bulan yang lalu, ini sesuai
dengan hari pertama haid terakhir (HPHT) nya yaitu tanggal 04 maret 2012.
HPHT dapat digunakan untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran
persalinan dengan mengunakan rumus Naegele : hari + 7, bulan – 3, tahun + 1
(Rustam, 1998). Dan ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang
pertama, disebut juga dengan primipara yaitu wanita yang pertama hamil dan
belum pernah melahirkan anak baik yang hidup maupun yang mati. Dan ini
sesuai dengan teori tentang faktor resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan
yaitu primipara.
c. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menarche umur 11 tahun, siklus 28 hari, lamanya 5 – 7 hari dan
tidak ada nyeri ( dismenorrhoe ) saat haid. Ibu mengalami siklus haid yang
15
normal, ini sesuai dengan teori yaitu siklus haid yang klasik adalah 28 ± 2 hari,
sedangkan pola haid dan lamanya pendarahan haid tergantung pada tipe wanita,
dan biasanya 3 – 8 hari ( Rustam, 1998 )
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah ada masalah
obstertik pada masa lalu.
e. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan tidak haid selama bulan maret yang lalu. Pada trimester pertama
ibu merasaa mual, muntah di pagi hari serta nafsu makan berkurang. Pada
trimester dua ibu tidak ada mengalami keluhan yang menggangu aktifitas sehari-
hari. Namun pada trimester ketiga ini ibu sering pusing.
f. Riwayat kesehatan ibu
Pasien dalam kasus ini tidak pernah mengalami penyakit yang spesifik, alergi
pada jenis makanan atau obat-obatan tertentu dan ibu tidak pernah mengalami
tranfusi darah, operasi dan kelainan jiwa.
g. Riwayat kesehatan keluarga
Secara teoritis penyakit keturunan perlu dikaji karena penyakit keturunan dapat
berpengaruh pada kehamilan dan kesehatan ibu. Pada kasus ini tidak ditemukan
adanya anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang dapat
berpengaruh kepada ibu, contohnya : DM, TBC dll
h. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan ibu merasa senang dengan
kehamilannya. Kekhwatiran-kekhwatiran khusus tidak ada.
i. Riwayat perkawinan
Status perkawinan dan setelah menikah berapa lama baru hamil perlu
dipertanyakan. Tujuannya untuk mengetahui fungsi alat reproduksi pasien baik
atau tidak. Pada kasus ini pasien kawin pertama kalinya umur 24 tahun dan
setelah 2 bulan baru hamil. Umur ibu pada kasus ini merupakan kategori umur
yang tidak beresiko yaitu dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia
aman kehamilan dan persalinan adalah 20 – 30 tahun
16
j. Kebiasaan-kebiasaan hidup sehari-hari
1. Personal hygiene
Pasien dalam kasus ini personal hygiene-nya baik.
2. Pola makanan dan minum
Nafsu makan ibu tidak ada meningkat,hanya biasa saja sama seperti saat ibu
belum hamil. Dan masalah gangguan pencernaan tidak ada.
3. Pola eliminasi
Pasien dalam kasus ini BAK dan BAB nya stidak ada masalah.
4. Pola istirahat
Pola istirahat siang dan malam pasien yang ada dalam kasus ini sedikit
bermasalah/kurang cukup.
5. Kebiasaan
Pasien pada kasus ini tidak ada melakukan kebiasaan yang merugikan
kesehatan.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Pada pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum ibu baik serta tanda-tanda
vital dalam keadaan baik seperti, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 78
kali/menit, suhu 36,50c dan pernafasan ibu 22 kali/menit. Denyut jantung janin
juga dalam keadaan normal yaitu 152 x/menit dan iramanya teratur.
b. Pemeriksaan khusus
1. Inspeksi
Pada pemeriksaan inspeksi tidak ditemukan masalah dan tidak ada
penyimpangan kearah patologis.
2. Palpasi
Pemeriksaan difokuskan pada abdomen dengan menggunakan cara leopold.
a) Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam
fundus. Pada kasus ini ditemukan : TFU 4 jari diatas pusat, pada fundus
teraba lunak, bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin.
b) Leopold II menentukan letak punggung janin dan bagian ekstremitas janin.
Pada kasus ini ditemukan : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang,
17
keras memapan, kemungkinan punggung janin dan bagian kiri perut ibu
teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin.
c) Leopold III menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian
terbawah janin sudah masuk PAP atau masih bisa digoyangkan. Pada
kasus ini ditemukan: pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat,
keras dan melenting, kemungkinan kepala janin, kepala masih bisa
digoyangkan dan belum masuk PAP
d) Leopold IV menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk PAP dan pada kasus hasilnya, leopold 4 tidak dilakukan karena
kepala masih bisa digoyangkan.
3. Auskultasi
Pada kehamilan normal ditemukan denyut jantung janin normal adalah 120 –
160 x/menit ( Manuaba, 2007 ). Sama halnya pada kasus ini ditemukan denyut
jantung janin 152 x/menit.
4. Perkusi
Reflek patella kiri dan kanan : positif (+) / normal
5. Pemeriksaan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – 13 ) x 155, tujuannya adalah
untuk mengetahui berat badan janin. Pada kasus tafsiran berat badan janin
adalah 2170 gram.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.
4.2 Interpretasi Data
1. Diagnosa kehamila
Ibu G1P0A0H0, gravid 29-30 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, lep-kep,
pu-ka, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baikdengan hipertensi.
Diagnosa ini sesuai dengan teori (Manuaba, 2007) mengatakan bahwa untuk
menegakkan diagnosa pada ibu hamil tidaklah sulit khususnya bagi wanita pada
masa reproduksi aktif. Penegakan diagnosa kehamilan dilakukan secara
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
2. Masalah
18
Pada kasus ini tidak ada ditemukan masalah.
3. Kebutuhan
Sesuai dengan pengkajian yang telah penulis lakukan terhadap Ny. “E” dan pada
kasus tidak ditemukan masalah maka tidak ada kebutuhan yang harus dipenuhi.
4.3 Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada kasus ini diagnosa potensial dan masalah potensial adalah pre Eklamsia
4.4 Tindakan Segera
Pada kasus ini tindakan segera belum dibutuhkan.
4.5 Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan yang penulis rumuskan mengacu pada masalah yang
penulis temui waktu melakukan pengkajian dan juga hal-hal yang dibutuhkan oleh
klien.
4.6 Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan, semua rencana tindakan yang telah disusun dapat
dilakukan atau dilaksanakan oleh penulis dengan baik dimana didukung oleh pasien
yang bersifat kooperatif, peralatan dan pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik
dan karyawan atau petugas kesehatan yang bersedia membimbing penulis selama
melakukan asuhan pada Ny “E”.
4.7 Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses manajemen kebidanan, evaluasi pada kasus
ini sangat baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan yang diberikan dapat
diaplikasikan dengan efektif. Pada kasus ini penulis mampu memberikan asuhan
kebidanan pada Ny “E” G1P0A0H0 usia kehamilan 29 – 30 minggu dengan kehamilan
hipertensi di BPS Vera Kornita SKM tanggal 25 september s2012. Hubungan pasien
dengan penulis yang mengobservasi ibu pada saat itu merasa senang.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan semua data ibu
baik data subjektif maupun data objektif yang berguna untuk mengevaluasi keadaan
pasien, dilanjutkan dengan mengindentifikasi secara benar masalah atau diagnosa
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data tersebut dimana dapat disimpulkan:
1. Dalam melakukan pengkajian perlu adanya ketelitian, kepekaan sehingga
diperoleh data yang menunjang untuk menerangkan diagnosa kebidanan.
2. Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya
mengacu pada tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan
tinjauan pustaka tergantung pada kondisi ibu.
3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya
dapat direncanakan pada kasus nyata, karena pada perencanaan disesuaikan
dengan masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak direncanakan.
4. Pada dasarnya perencanaan merupakan perwujudan dari perencanaan, akan
tetapi tidak semua rencana dapat dilakukan.
5. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana setelah
penulis mengadakan evaluasi pada Ny. “E” G1P0A0H0 dengan usia kehamilan
29-30 minggu di BPSVera Kornita SKM. Kehamilan Ny. “E” merupakan
kehamilan yang tidak normal dan belum ada memerlukan penanganan-
penanganan khusus.
5.2 Saran
1. Institusi pelayanan
Diharapkan kepada instusi pelayanan dapat menerapkan manajemen kebidanan
sesuai dengan asuhan dan masalah yang terjadi pada pasien.
2. Institusi Pendidikan
Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran penugasan
selanjutnya.
20
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah sumber buku pustaka
yang terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan ilmu dan teknologi terkini, dan diharapkan juga
institusi pendidikan dapat membimbing mahasiswa seoptimal mungkin sehingga
dapat dicapai hasil yang optimal.
21
LEMBARAN KONSULTASI PERBAIKAN
Nama : FITRIA KASIH
NIM : 1021995
Pembimbing : SUNESNI S.Si.T M BIOMED
Penguji : 1.
2.
Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. “E” G1P0A0H0 Usia
Kehamilan 29-30 minggu di BPSVera Kornita SKM tanggal 25
September 2012
No Hari / Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan
1
2
3
4
5
22
DAFTAR PUSTAKA
Afmatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Prof. dr. I.B.G Manuaba.dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC
Prawihardjo,Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka
Fraser M Diane, dkk. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC
23