40
i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMIA PADA An.R DENGAN Obs. DHF DI RUANG ANGGREK RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN DI SUSUN OLEH: RAGIL MURTININGSIH NIM. P.10048 PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

  • Upload
    lamdat

  • View
    237

  • Download
    12

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMIA PADA An.R

DENGAN Obs. DHF DI RUANG ANGGREK

RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

DI SUSUN OLEH:

RAGIL MURTININGSIH

NIM. P.10048

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMIA PADA An. R

DENGAN Obs. DHF DI RUANG ANGGREK

RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

RAGIL MURTININGSIH

P. 10048

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

ii

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

iii

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

iv

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMIA PADA

AN. R DENGAN Obs. DHF DI RUANG ANGGREK RSUD SRAGEN

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.Ns, selaku sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan dan penguji yang telah memberikan kesempatan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta serta memberikan

masukan-masukan, inspirasi dan bimbingan dalam kesempurnaan studi kasus

ini.

3. Siti Mardiyah, S.Kep.Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang

telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

vi

4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku penguji yang telah memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatam STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Buat mas Rudy dan semua kakakku yang selalu memberi semangat dan

dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5

C. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 6

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien .......................................................................... 7

B. Pengkajian ................................................................................ 7

C. Perumusan Masalah Keperawatan ............................................ 12

D. Perencanaan Keperawatan ........................................................ 12

E. Implementasi Keperawatan. ..................................................... 13

F. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 16

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ........................................................................ 18

B. Simpulan ............................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demam Haemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang oleh

virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegypti. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan

Aedes Albopictu. Demam yang terjadi akibat penyakit ini bersifat mendadak

dan berlangsung selama 5-7 hari. Biasanya terlihat lesu, nafsu makan

menurun, sakit kepala, nyeri pada daerah bola mata, punggung, dan

persendian. Timbul pula bercak-bercak merah pada pada tubuh (petekie)

terutama di daerah muka dan dada. Gejala lanjut yang terjadi adalah

timbulnya keriput kulit di kening, perut, lengan, paha, dan anggota tubuh

lainnya (Suriadi, 2010).

Menurut data WHO, di antara 358 orang penderita DHF 128 orang anak

termasuk dalam kelompok DHF derajat II, 138 orang anak dalam golongan

DHF derajat III, dan 92 orang anak dalam golongan derajat DHF IV. Di

Amerika Demam Haemorhagic Fever pada tahun 2000 mengalami

peningkatan sebanyak 4 kali lipat. Berdasarkan penelitian pada tahun 2007,

Peningkatan kasus secara besar-besaran terjadi dalam kurun waktu 5 tahunan

dan dianggap yang paling besar terjadi dengan jumlah kasus sebanyak

10.362 – 22.807 jiwa tiap tahunnya (Sigarlaki, 2007).

1

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

2

Penyakit Demam Berdarah sejak ditemukan di Jakarta dan di Surabaya

pada tahun 1968, jumlah kasus terus menyebar dan meningkat secara

sentrifugal ke semua daerah di indonesia. Daerah istimewa Yogyakarta (DIY)

merupakan salah satu propinsi yang dinyatakan sebagai daerah endemis

DBD. Angka insidensi DBD pada tahun 2003 dihitung rata-ratanya sebesar

28,2 per-10.000 penduduk dengan jumlah kasus sebesar 4.857 dan 75 jiwa

diantaranya meninggal dunia, dan sampai akhir bulan Mei tahun 2004 jumlah

kasus sudah mencapai 1.820 jiwa dengan sebanyak 29 jiwa meninggal dunia

(Subargus, 2004).

Setiap manusia memiliki kebutuhan yang mendasar yang harus

dipenuhi untuk mencapai kebutuhan tertinggi, dan kebutuhan – kebutuhan ini

seperti berupa hirarki yang pada setiap pemenuhannya akan diikuti

pemenuhan kebutuhan lainnya. Kebutuhan itu di antaranya yaitu : kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta,

memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, serta aktualisasi diri (Maslow

dalam Mubarok, 2007).

Hipertemia merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus

dipenuhi yaitu kebutuhan keselamatan dan keamanan. Hipertemia adalah

peningkatan suhu tubuh yang tidak diatur, disebabkan ketidakseimbangan

antara produksi dan pembatasan panas. Interleukin-1 pada keadaan ini tidak

terlibat, oleh karena itu pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam

keadaan normal (IDAI, 2002).

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

3

Hipertermia adalah bentuk mekanisme pertahanan tubuh terhadap

serangan penyakit, apabila ada suatu kuman penyakit yang masuk ke dalam

tubuh, secara otomatis tubuh akan melakukan perlawanan terhadap kuman

penyakit itu dengan mengeluarkan zat antibodi. Pengeluaran zat antibodi

yang lebih banyak daripada biasanya ini diikuti dengan naiknya suhu badan.

Semakin berat penyakit yang menyerang, semakin banyak pula antibodi yang

dikeluarkan, dan akhirnya semakin tinggi pula suhu badan yang terjadi

(Widjaja, 2003).

Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami

hipertermia. Biasanya setiap penyebab hipertermia menimbulkan gejala yang

berbeda-beda namun pada umumnya hipertermia yang diderita oleh anak

diikuti dengan perubahan sifat atau sikap, misalnya menurunnya gairah

bermain, lesu, pandangan mata meredup rewel, cengeng atau sering

menangis, dan cenderung bermalas-malasan. Secara garis besar, ada dua

kategori hipertermia yang seringkali diderita oleh anak yaitu hipertermia

noninfeksi adalah hipertermia yang bukan disebabkan masuknya bibit

penyakit ke dalam tubuh. Contohnya hipertermia karena stres, sedangkan

hipertermia infeksi adalah hipertermia yang disebabkan oleh masuknya

patogen misalnya kuman, bakteri, atau virus (Widjaja, 2003).

Masalah hipertermia sudah menjadi fokus perhatian tersendiri pada

berbagai profesi kesehatan baik itu dokter, perawat, dan bidan. Bagi pofesi

perawat masalah gangguan suhu tubuh atau perubahan suhu tubuh termasuk

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

4

demam sudah dirumuskan secara jelas pada North American Nursing

Diagnosis Association / NANDA (Sodikin, 2012).

Hasil observasi penulis di ruang Anggrek pada tanggal 22 April 2013

diperoleh data subyektif An.R panas sudah 4 hari, sedangkan data obyektif

suhu 38,9oC nadi 88 kali permenit respirasi 88 kali permenit, An.R tampak

lemah, kulit tampak kemerahan, badan teraba hangat, mukosa bibir kering,

dan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 22 April 2013 terjadi penurunan

Trombosit, Hemaglobin, Leukosit dan Hematokrit. Hipertermia pada anak

yang tidak segera diatasi atau berkepanjangan akan berakibat seperti halnya

bisa menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi bahkan terjadi syok,

dan gangguan tumbuh kembang pada anak (Ngastiyah, 2005).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Hipertemia pada An.R

dengan Obs.DHF di ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

5

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus Hipertermia pada An.R dengan Obs.DHF di ruang

Anggrek RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian Hipertermia pada pasien

An. R dengan Obs.DHF di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan Hipertermia

pada pasien An.R dengan Obs.DHF di Rumah Sakit Umum Daerah

Sragen.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan Hipertermia

pada pasien An.R dengan Obs. DHF di Rumah Sakit Umum Daerah

Sragen.

d. Penulis mampu melakukan implementasi Hipertermia pada pasien

An. R dengan Obs. DHF di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi Hipertermia pada pasien An. R

dengan Obs.DHF di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi Hipertermia yang terjadi pada

pasien An. R dengan Obs. DHF di Rumah Sakit Umum Daerah

Sragen.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

6

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian

asuhan keperawatan Hipertermia pada pasien Obs.DHF.

2. Bagi Tenaga Kesehatan Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan khususnya untuk perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien yang mengalami

penyakit hipertermia dan sebagai pertimbangan perawat dalam

mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan tindakan yang

tepat kepada pasien.

3. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan peneliti tentang masalah keperawatan

Hipertermia dan merupakan suatu pengalaman baru bagi penulis atas

informasi yang diperoleh selama penelitian.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang studi kasus yang dilakukan pada

An. R dengan Hipertemia. Pengkajian menggunakan metode Autoanamnese dan

Alloanamnese. Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 di Ruang

Anggrek RSUD Sragen. Studi kasus ini dimulai dari tahap pengkajian, penegakan

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.

A. Identitas klien

Nama pasien An. R berumur 9 tahun 8 bulan, pasien berjenis kelamin

perempuan, An. R adalah seorang pelajar SD, beragama Islam, tempat tinggal

sekarang di Sragen. Diagnosa medis Obs.DHF yang bertanggung jawab

adalah Tn. J bertempat tinggal di Sragen, Tn. J adalah ayah pasien, beragama

Islam. Penulis juga mendapatkan informasi dari Ny. W yaitu ibu pasien.

B. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan pasien

Dari pengkajian An. R ditemukan hasil riwayat kesehatan yaitu

keluhan utama pasien adalah ibu pasien mengatakan An.R panas kurang

lebih 4 hari yang lalu. Riwayat kesehatan sekarang ibu pasien

mengatakan An.R panas sejak hari jumat 19 April 2013 atau 4 hari

sebelum masuk rumah sakit. Saat panas intensitasnya naik turun kadang

7

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

8

panas tinggi kadang turun, jika panas tinggi ibu pasien hanya

memberikan obat penurun panas yang dibeli diwarung. Ibu pasien

mengatakan An.R selama panas tidak mau makan atau minum. Senin 22

April 2013 panas An.R tidak juga turun maka An.R di bawa ke IGD

RSUD Sragen di IGD An.R di ukur suhunya 38,9oC, kemudian An.R

dipasang infus RL 15 tpm dan diberikan injeksi Norages 2 x 175 mg,

kemudian An.R dipindahkan ke bangsal Anggrek, di bangsal An.R

diberikan obat oral paracetamol tablet 2 x ½ 250 mg dan injeksi

Cefotaxime 2 x 500 mg.

An.R merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. An.R lahir pada

tanggal 1 juni 2003 lahir cukup bulan. Ibu An.R mengatakan tidak pernah

melakukan aborsi dan menderita sakit yang parah. Ibu An.R selalu

memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ibu An.R mengatakan saat hamil

jika sakit flu atau batuk tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selama

hamil.

Ibu An.R mengatakan An.R lahir secara spontan (normal), lama

persalinan kurang lebih 1 jam, tempat persalinan di tempat bidan dekat

rumahnya. Berat badan An. R saat lahir 2750 gram, panjang badan 49

cm. Kondisi An.R saat lahir normal, sehat, segera menangis dan tidak

memiliki kelainan.

Riwayat penyakit sebelumnya ibu An.R mengatakan An.R dulu

pernah dirawat di RSUD Sragen pada tanggal 12 April 2013 sampai

tanggal 18 April 2013 karena Demam Berdarah Dengue keadaan An.R

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

9

saat sudah diperbolehkan pulang sudah tidak panas suhunya 36,6oC dan

sudah sembuh. Ibu An.R mengatakan di dalam keluarganya tidak ada

yang memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus,

TBC dan HIV/AIDS. An.R tidak mempunyai riwayat alergi terhadap

makanan, minuman, dan obat-obatan.

Ibu An.R mengatakan An.R sudah mendapatkan imunisasi lengkap

yaitu : BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan Campak sesuai dengan umur dan

jadwal imunisasinya. Pertumbuhan dan perkembangan An.R berat badan

waktu lahir yaitu 2750 dan berat badan saat ini 21 kg. Usia saat tumbuh

gigi pertama kali saat usia 1 tahun, tidak mengalami masalah gigi. An.R

dapat berjalan saat usia 14 bulan. Saat ini An.R sudah bersekolah kelas 3.

Interaksi dengan orang lain dan teman sebaya cukup baik, cepat

mengenal, dan mudah bergaul dengan siapapun. An.R tidak memiliki

kebiasaan khusus, An.R tidur sekitar jam 9 malam dan bangun sekitar

jam 5 pagi, tidur selama 8 jam. An.R dapat melakukan Toileting dan

Activity Daily Life secara mandiri.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis pada An.R adalah pada

pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis pada tanggal 22 April 2013

penulis mendapatkan data yaitu keadaan umum pasien lemah, kesadaran

composmentis. Pengukuran pertumbuhan berat badan 21 kg. Pengukuran

tanda-tanda vital Suhu 38,9oC, nadi 88 kali permenit, pernapasan 24 kali

permenit. Kepala : simetris, bentuk kepala mesochepal, kepala dapat

bergerak kekanan dan ke kiri, Mata sklera tidak ikterik, kornea hitam,

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

10

konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, simetris. Hidung : simetris, tidak

terdapat polip, tidak terdapat sekret. Mulut : warna bibir merah muda,

membran mukosa kering, tidak terdapat sariawan. Leher tidak terdapat

kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, reflek

telan baik. Dada simetris, tampak terdapat retraksi dada. Paru-paru :

Inspeksi : dada simetris, datar, Perkusi : Pekak, Palpasi : pengembangan

dada kanan dan kiri sama, Auskultasi : tidak ada suara tambahan.

Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, Perkusi : ictus cordis

teraba di SIC IV dan V, Palpasi : pekak, Auskultasi : Bunyi Jantung I - II

murni. Abdomen: Inspeksi : simetris, tidak ada luka, Aukultasi : bising

usus 10 kali permenit, Palpasi : ada nyeri tekan, teraba massa, Perkusi :

timpani. Ekstremitas tangan kanan terpasang infus RL 15 tpm. Integumen

warna kulit kuning langsat, tekstur elastis, turgor kulit kembali cepat.

2. Riwayat Nutrisi dan cairan

Riwayat nutrisi : Ibu An. R mengatakan sebelum sakit An.R makan

3-4 kali sehari dengan lauk pauk, buah, tetapi An.R mengatakan tidak

suka makan sayur-sayuran. An.R mengatakan setiap pagi selalu sarapan

sebelum berangkat ke sekolah, setelah pulang sekolah juga langsung

makan siang. An.R suka makan-makanan manis dan berkuah. An.R

minum air putih dan air teh sekitar 1500 cc per hari. Selama sakit Ibu

An.R mengatakan An.R selama sakit nafsu makannya menurun karena

kondisi tubuhnya yang sedang tidak sehat. An.R makan 3 kali sehari dan

hanya menghabiskan seperempat porsi makanan yang disediakan dari

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

11

rumah sakit. An.R makan hanya dengan bubur dan lauknya. An.R minum

air putih atau kadang teh manis sekitar 600 cc per hari. Status nutrisi

berdasarkan Z-score: WAZ : -2.02 ( gizi kurang), HAZ : -1.52 (pendek),

WHZ : -1.94 (kurus).

Pola eliminasi An.R ibu pasien mengatakan sebelum sakit : An.R

buang air kecil sekitar 4-5 kali sehari, warna kuning jernih, berbau khas,

sedangkan buang air besar 1 kali sehari, warna kuning ,berbau khas, tidak

ada lendir atau darah. Selama sakit : An.R buang air kecil 3-4 kali sehari,

warna kuning sedikit keruh, berbau khas. An.R mengatakan sudah 10

hari ini belum buang air besar.

Terapi yang didapatkan An.R pada tanggal 22 April 2013 yaitu :

Infus RL 15 tpm, injeksi Cefotaxime 2 x 500 mg, Ranitidine 2 x 25 mg,

Norages 2 x 500 mg, Amoxcilin 3 x 350 mg, Paracetamol tablet 3 x ½

250 mg per hari. Tanggal 23-24 April 2013 yaitu : Amoxcilin 3 x 350

mg, Paracetamol tablet 3 x ½ 250 mg per hari.

Pemeriksaan penunjang pada tanggal 22 April 2013 yaitu :

Hemoglobin 11.1 g/dl (nilai normal 11.5-15.5), Eritrosit 4.79 juta (nilai

normal 4.0-4.2), Trombosit 37 ribu (nilai normal 40-150), Hematokrit

32.1 %(nilai normal 35-45), Lekosit 4.30 g/dl (nilai normal 4.5 – 14.5),

MCV 77.4 fl (nilai normal 80-99), MCH 26.7 pg (nilai normal 27-31),

MCHC 34.5 pg (nilai normal 40.000-150.000), RDW 14.9 ribu (nilai

normal 11.5-14.5), MPV 8.3 % (nilai noramal 7.2-11.1), Neutrofil 51.4 fl

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

12

(nilai normal 40-70), MXD 6.5 % (nilai normal 4-18), Limfosit 42.1 %

( nilai normal 19-48), Golongan Darah O.

D. Analisa Data

Dari data yang sudah dapatkan dari hasil pengkajian maka penulis

dapat menegakkan diagnosa keperawatan Hipertemia berhubungan dengan

proses penyakit : Obs.DHF. Diagnosa tersebut ditunjang oleh data subyektif

ibu pasien mengatakan An.R panas sudah 4 hari, data obyektif akral teraba

hangat, suhu 38,9oC, nadi 88 kali permenit, Respirasi 24 kali permenit kulit

tampak kemerahan, mukosa bibir kering, An.R tampak lemah dan dari hasil

laboratorium pada tanggal 22 April 2013 terjadi penurunan Haemoglobin,

Trombosit, Lekosit dan Hematokrit.

Di sini penulis mencantumkan diagnosa keperawatan utama, karena

pada dasarnya hipertemia merupakan masalah keperawatan yang harus segera

diatasi. Jika hipertemia tidak segera diatasi maka akan berakibat seperti

halnya dapat menyebabkan kejang pada anak, dehidrasi, syok, dan gangguan

tumbuh kembang pada anak.

E. Tujuan dan Kriteria Hasil

Dalam penyusunan kriteria hasil, penulis berpedoman pada SMART

yaitu S (specifik), M (measureable), A (achievable), R ( reasonable ), T (

time). Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan suhu

dalam rentang normal dan stabil, dengan rentang normal 36,5oC-37,5

oC,

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

13

suhu kulit dalam rentang yang diharapkan, nadi dalam rentang normal 60 –

140 kali permenit dan pernapasan dalam rentang yang diharapkan 15 - 20 kali

permenit, keletihan tidak tampak, warna kulit normal.

F. Perencanaan

Setelah dilakukan penegakan diagnosa keperawatan maka rencana

keperawatan yang dilakukan penulis adalah observasi tanda-tanda vital pasien

setiap 2 jam sekali dengan rasional tanda-tanda vital merupakan acuan untuk

mengetahui keadaan umum pasien. Berikan penjelasan kepada pasien dan

keluarga tentang peningkatan suhu tubuh dengan rasional agar pasien dan

keluarga mengetahui suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang

timbul. Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap

keringat dengan rasional untuk menjaga pasien agar merasa nyaman dan

mengurangi penguapan tubuh. Anjurkan pasien agar minum banyak kurang

lebih 1000cc per hari dengan rasional peningkatan suhu tubuh mengakibatkan

penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan

yang cukup. Anjurkan kompres air hangat pada dahi dengan rasional untuk

membantu menurunkan suhu tubuh. Kolaborasi dengan dokter pemberian

terapi Antibiotik dan Antipiretik dengan rasional Antibiotik untuk mengurangi

atau mencegah terjadinya infeksi dan Antipiretik untuk menurunkan panas.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

14

G. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada hari Senin, 22 April

2013 jam 13.00 WIB Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

(suhu, nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan

anaknya panas, respon obyektifnya yaitu suhu tubuh An.R 38,9oC nadi 88

kali permenit respirasi 24 kali permenit, badan teraba panas dan lemah.

Memberikan kompres air hangat pada dahi An.R, respon subyektif pasien

yaitu ibu An.R mengatakan mau mengompres, respon obyektif pasien yaitu

An.R tampak lebih rileks. Menganjurkan keluarga untuk memakaikan

pakaian tipis yang menyerap keringat, respon subyektif pasien yaitu ibu An.R

mengatakan mengerti dan bersedia, respon obyektif pasien yaitu An.R

bersedia memakainya. Menganjurkan agar pasien minum yang cukup

sekurangnya 1000 cc sehari, respon subyektif pasien yaitu ibu An.R

mengatakan An.R susah minum, respon obyektif pasien yaitu An.R minum

air putih seperempat gelas belimbing. Berkolaborasi dengan dokter pemberian

terapi Antipiretik dan Antibiotik (Cefotaxime 2 x 500 mg, Norages 2 x 500

mg), respon subyektif pasien yaitu An.R mengatakan mau disuntik, respon

obyektif pasien yaitu injeksi melalui IV. Memberikan obat oral (Paracetamol

tablet 3 x ½ 250 mg), respon subyektif pasien yaitu pasien mengatakan

bersedia minum obatnya, respon obyektif pasien yaitu obat Paracetamol

sudah diminum.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

15

Hari selasa, 23 April 2013 jam 08.15 WIB tindakan keperawatan yang

dilakukan : Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien

(suhu, nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan

badan An.R masih panas, respon obyektif pasien yaitu suhu 38,1oC nadi 86

kali pemenit respirasi 20 kali permenit, mukosa bibir tampak kering.

Mengompres dengan air hangat pada dahi An.R, respon subyektif pasien

yaitu An.R mengatakan bersedia untuk dikompres air hangat, respon obyektif

pasien yaitu badan An.R tampak lebih rileks. Menganjurkan agar pasien

minum cukup sekurang-kurangnya 1000 cc per hari, respon subyektif pasien

yaitu ibu pasien mengatakan anaknya susah minum, respon obyektif pasien

yaitu An.R tampak minum 1 gelas belimbing. Mengganti flabot infus RL 5

tpm, respon subyektif dan obyektifnya infus RL sudah terganti. Berkolaborasi

pemberian terapi Antibiotik dan Antipiretik (Amoxcilin 3 x 350 mg dan

Paracetamol tablet 3 x ½ 250 mg), respon subyektif pasien yaitu An.R

mengatakan mau di suntik dan minum obat, respon obyektif pasien yaitu

injeksi Amoxcilin 3 x 350 mg sudah diberikan melalui IV, dan Paracetamol

sudah diminum.

Hari Rabu, 24 April 2013 jam 08.00 WIB tindakan keperawatan yang

dilakukan : Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien

(suhu, nadi, respirasi), respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan

An.R badannya sudah tidak panas lagi, respon obyektif pasien yaitu suhu 37o

C nadi 84 kali respirasi 20 kali permenit, badan An.R tidak teraba panas

mukosa bibir lembab. Menganjurkan agar An.R minum yang cukup kurang

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

16

lebih 1000 cc per hari, respon subyektif pasien yaitu ibu An.R mengatakan

anaknya sudah mulai mau minum air putih sekitar 8 gelas belimbing dalam

sehari, respon obyektif pasien yaitu An.R tampak lebih segar dan mukosa

bibir lembab. Berkolaborasi pemberian terapi Antibiotik (Cefotaxime 2 x

500mg), respon subyektif pasien yaitu An.R bersedia disuntik, respon

obyektif pasien yaitu injeksi diberikan melalui IV.

H. Evaluasi

Setelah dilakukan rencana keperawatan dan tindakan keperawatan.

Evaluasi pada hari Senin 22 April 2013 jam 14.05 WIB adalah diperoleh

evaluasi subyektif yaitu keluarga pasien mengatakan badan An.R masih

panas. Evaluasi obyektif yaitu suhu 38,9oC nadi 88 kali permenit respirasi 24

kali permenit, kulit tampak kemerahan, mukosa bibir tampak kering, terjadi

penurunan Trombosit, Haemoglobin, Lekosit dan Hematokrit, dengan Analisa

adalah Masalah hipertermia belum teratasi, dengan Planning Intervensi

dilanjutkan yaitu observasi tanda-tanda vital (suhu,nadi, respirasi), kompres

air hangat, anjurkan minum yang cukup kurang lebih 1000 cc per hari,

lanjutkan pemberian Antipiretik (Paracetamol).

Evaluasi hari kedua Selasa 23 April 2013 jam 14.05 WIB adalah

evaluasi subyektif keluarga pasien mengatakan badan An.R masih panas.

Evaluasi obyektif suhu 38,1oC respirasi 20 kali permenit nadi 86 kali

permenit, kulit masih teraba hangat, mukosa bibir masih terlihat kering

dengan Analisa Masalah hipertermia belum teratasi, dengan Planning

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

17

intervensi dipertahankan yaitu observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi,

respirasi), kompres air hangat pada dahi, anjurkan minum yang cukup kurang

lebih 1000 cc per hari, lanjutkan pemberian Antipiretik ( Paracetamol ).

Evaluasi hari ketiga Rabu 24 April 2013 jam 14.00 WIB adalah

evaluasi subyektif An.R mengatakan badannya sudah tidak panas. Evaluasi

obyektif suhu : 37oC, nadi 84 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, raut

muka tampak lebih segar, suhu kulit tidak teraba hangat, mukosa bibir

lembab, dengan Analisa Masalah hipertermia sudah teratasi, dan Planning

Intervensi dihentikan.

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

18

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada Bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus asuhan

keperawatan anak Hipertemia dengan Obs. DHF di ruang Anggrek RSUD

Sragen. Di sini penulis membahas diagnosa prioritas utama yaitu

Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit : Obs. DHF dengan

alasan, bahwa hipertemia merupakan masalah utama yang harus segera di

atasi. Ruang lingkup pembahasan ini meliputi : pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Tahap pertama yang dilakukan penulis adalah pengkajian kepada

pasien. Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistemtis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada

saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon pasien

saat ini dan waktu sebelumnya (Potter Perry, 2009).

Pengkajian yang dilakukan penulis pada An.R yang mengalami

Hipertermia yaitu demam sudah selama 4 hari, sedangkan pemeriksaan

fisik pada An.R menunjukkan keadaan umum lemah, kulit teraba hangat,

kulit tampak kemerahan, mukosa bibir An.R tampak kering.

18

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

19

Manifestasi awal pada Dengue Haemorhagic Fever (DHF)

seringkali demam yang bersifat mendadak dan berlangsung selama 2-7

hari dan pada pemeriksaan laboratorium terjadi penurunan Trombosit,

Hemoglobin, Leukosit, dan Hematokrit. Secara klinis pasien tampak sakit

akut, terdapat ruam petekie atau bercak-bercak merah pada tubuh (Suriadi,

2010).

Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan head to

toe. Pemeriksaan fisik head to toe yaitu menggunakan teknik (Inspeksi)

menggunakan indera penglihatan, memerlukan bantuan pencahayaan yang

baik, dan pengamatan yang teliti, (Palpasi) menggunakan serabut, saraf

sensoris dipermukaan tangan untuk mengetahui kelembaban, suhu, tekstur,

adanya massa, dan penonjolan, lokasi dan ukuran organ, serta

pembengkakan, (Perkusi) pemeriksaan ini menggunakan prinsip vibrasi

dan getaran udara dilakukan dengan mengetuk permukaan tubuh dengan

tangan pemeriksa, dan (Auskultasi) menggunakan indera pendengaran bisa

menggunakan stetoskop ataupin tidak (Debora, 2011).

Dari hasil pemeriksaan fisik keadaan umum An.R tampak lemah,

pada pemeriksaan kulit teraba hangat, kulit tampak kemerahan, membran

mukosa bibir tampak kering. Pada pengukuran tanda-tanda vital suhu

38,9oC, respirasi 24 kali permenit, nadi 88 kali permenit.

Secara teoritis hipertemia adalah peningkatan suhu tubuh diatas

normal (36,5oC-37,5

oC). ketika pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

20

darah cepat, terjadi kekurangan cairan sehingga menyebabkan kulit teraba

hangat dan membran mukosa kering (Nelson, 2003).

Pemeriksaan penunjang pada An.R pada tanggal 22 April 2013

yaitu terjadi penurunan Trombosit 37 ribu (nilai normal 40-150), Leukosit

4.30 g/dl (nilai normal 14.5-45.0), Hemoglobin 11.1 g/dl (nilai normal

11.5-15.5), dan Hematokrit 32.1 % (nilai normal 35-45).Penurunan

Trombositopeni dan leukopeni umum terdapat pada demam dengue akibat

perusakan sel-sel precursor pada sumsum tulang oleh virus. Replikasi virus

dan kerusakan sel didalam sumsum tulang diduga menjadi penyebab

terjadinya nyeri tulang. Sepertiga penderita demam dengue dalam

mengalami simtom perdarahan dalam bentuk petekie atau bercak-bercak

merah pada tubuh, perdarahan gusi, epistaksis, perdarahan usus, hematuri

dan menoragia (Soedarto, 2012).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif

dan data obyektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk

menegakkan diagnosis keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan

proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari pasien,

keluaraga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain

(Deswani, 2009).

Pada kasus An.R penulis menegakkan diagnosa keperawatan utama

yaitu hipertermia berhubungan dengan proses penyakit : Obs. DHF,

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

21

didukung oleh data-data yang mengacu pada diagnosa tersebut yaitu data

subyektif adalah ibu pasien mengatakan An.R panas sudah 4 hari,

sedangkan data obyektifnya adalah An.R tampak lemah, mukosa bibir

tampak kering, kulit kemerahan, kulit teraba hangat.

Penulis memprioritaskan diagnosa keperawatan hipertermia karena

merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, hal ini

didasrakan pada teori hierarki Maslow. Hipertermia pada anak jika tidak

segera diatasi dapat mnyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi

bahkan syok, dan gangguan tumbuh kembang anak (Ngastiyah, 2005).

Hipertermia merupakan peningkatan suhu di atas rentang normal.

Batasan karakteristik hipertermia adalah kulit memerah, kejang atau

konvulsi, suhu tubuh meningkat di atas rentang normal, kulit teraba

hangat, mukosa bibir kering (NANDA, 2012).

3. Intervensi

Intervensi adalah panduan untuk perilaku spesifik yang

diharapakan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh

perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai

hasil yang diharapkan (Deswani, 2009).

Penulis menyusun kriteria hasil yang berpedoman pada SMART

yaitu S (specific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti

ganda, M (measurable) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur,

khususnya tentang perilaku pasien : dapat dilihat, didengar, diraba,

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

22

dirasakan, dan dibau. A (achievable) dimana harus dapat dicapai, R

(reasonable) dimana tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah, T (time) mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2008).

Tujuan dan kriteria hasil adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan suhu tubuh stabil dengan

kriteria hasil suhu kulit dalam rentang normal 36,5oC – 37,5

oC, nadi dalam

rentang normal 60–140 kali permenit dan pernapasan dalam rentang

normal 15– 24 kali permenit, keletihan tidak tampak, dan warna kulit

normal, kulit tidak teraba hangat, mukosa bibir lembab (NANDA, 2012).

Intervensi keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 X 24 jam

karena hipertermia pada anak khususnya, merupakan kebutuhan dasar

manusia yang harus dipenuhi, apabila demam pada anak tidak segera

diatasi akan menyebabkan kejang demam pada anak, dehidrasi bahkan

terjadi syok, dan menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak

(Ngastiyah, 2005)

Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi klien dan

fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan keperawatan dapat

dilaksanakan dengan prinsip ONEK , Observasi yaitu rencana tindakan

untuk mengkaji atau melakukan observasi terhadap kemajuan klien untuk

memantau secara langsung yang dilakukan secara kontinue. Nursing

Treatment yaitu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi, memperbaiki,

dan mencegah perluasan masalah. Education yaitu rencana tindakan yang

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

23

berbentuk pendidikan kesehatan. Kolaboratif yaitu tindakan medis yang

dilimpahkan pada perawat (Rohmah, 2002).

Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada An. R

berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) antara lain yaitu

observasi tanda-tanda vital pasien setiap 2 atau 4 jam sekali dengan

rasional tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan

umum pasien dan sebagai dasar untuk menentukan intervensi. Berikan

penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh

dengan rasional agar pasien dan keluarga mengetahui suhu dan membantu

mengurangi kecemasan yang timbul. Anjurkan pasien menggunakan

pakaian yang tipis dan menyerap keringat dengan rasional untuk menjaga

pasien agar merasa nyaman dan mengurangi penguapan tubuh. Anjurkan

pasien agar minum yang cukup kurang lebih 1000 cc per hari dengan

rasional peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

Anjurkan kompres air hangat pada dahi dengan rasional untuk membantu

menurunkan suhu tubuh. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi

Antipiretik dan Antibiotik dengan rasional Antibiotik untuk mengurangi

atau mencegah terjadinya infeksi dan Antipiretik untuk menurunkan panas.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan proses pelaksanaan dari

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan spesifik (Potter Perry,

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

24

2009). Implementasi keperawatan yang dilakukan berdasarkan intervensi

keperawatan yang sudah diterapkan selama tiga hari adalah memonitor

suhu tubuh pasien.

Memonitor dan catat suhu tubuh pasien setiap 2 atau 4 jam.

Memonitor suhu tiap 2 jam atau 4 jam bertujuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien (Ardiansyah, 2012).

Memberikan kompres air hangat pada dahi pasien bertujuan untuk

membantu menurunkan panas, bahwa kompres air hangat dapat

menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi. Evaporasi itu sendiri

merupakan proses hilangnya panas dengan proses keluarnya keringat

terjadi karena keringat di bagian kulit tersebut menguap. Kompres air

hangat bisa dilakukan di dahi, lipatan paha, axilla, bahkan di usapkan di

seluruh tubuh dengan menggunakan kain atau handuk. Ini bertujuan untuk

mempercepat penguapan karena terdapat pembuluh darah besar

(Ardiansyah, 2012).

Menganjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan yang

menyerap keringat, bahwa menggunakan pakaian tipis dan menyerap

keringat dapat membantu mengurangi penguapan pada tubuh dan

melindungi permukaan tubuh terhadap lingkungan yang panas (Widjaja,

2003).

Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang hal – hal

yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Memberikan penjelasan

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan pada pasien

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

25

maupun keluarga pasien. Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah memberikan informasi. Informasi yang diperoleh baik dari

pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Dengan ini orang yang memiliki pengetahuan baik maka akan lebih

mampu bersikap baik terhadap penyakitnya (Sodikin, 2012).

Menganjurkan pasien untuk minum yang cukup kurang lebih

1000cc dalam sehari. Pada tindakan keperawatan menganjurkan ibu pasien

memberikan minum yang cukup kurang lebih 1000 cc dalam sehari pada

An.R dengan tujuan untuk menjaga kondisi kebutuhan cairan dalam

tubuhnya dengan alasan karena air minum merupakan unsur pendingin

tubuh yang penting dalam lingkungan panas dan air sendiri diperlukan

untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat berkeringat (Widjaja, 2003).

Berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi Antipiretik

(Paracetamol tablet 3 x ½ 250 mg). Antipiretik merupakan obat penurun

panas dengan indikasi Paracetamol yaitu sebagai penghilang panas dan

rasa sakit (ISO, 2012).

5. Evaluasi

Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari,

maka penulis melakukan evaluasi. Evaluasi keperawatan adalah fase akhir

dalam proses keperawatan (Potter Perry, 2009). Evaluasi ini penulis

menggunakan metode sesuai teori yaitu SOAP ( Subyektif, Obyektif,

Assesment, Planning). Terdiri dari Subyektif yaitu pernyataan dari pasien

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

26

atau keluarga, Obyektif yaitu hasil dari pemeriksaan dan observasi,

Assesment yaitu kesimpulan dari hasil tindakan, Planning yaitu rencana

tindakan.

Pada hari Senin 22 April 2013 jam 14.10 WIB subyektifnya yaitu

keluarga pasien mengatakan badan An.R masih panas, obyektifnya yaitu

suhunya 38,9oC nadi 88 kali permenit respirasi 24 kali permenit, An.R

tampak lemah, kulit kemerahan, mukosa bibir kering. Masalah hipertermia

belum teratasi dan intervensi dilanjutkan dengan monitor tanda-tanda vital,

anjurkan pasien minum yang cukup kurang lebih 1000 cc sehari, berikan

kompres air hangat pada dahi, anjurkan memakai pakaian tipis dan

menyerap keringat, dan kolaborasi dengan dokter pemberian Antipiretik

(Paracetamol).

Pada hari Selasa 23 April 2013 jam 14.05 WIB subyektifnya yaitu

keluarga pasien mengatakan badan An.R masih panas, obyektifnya yaitu

suhunya 38,1oC nadi 86 kali permenit respirasi 20 kali permenit, An.R

masih tampak lemah, bibir masih tampak kering. Masalah hipertermia

belum teratasi dan intervensi dilanjutkan dengan monitor tanda-tanda vital

pasien, berikan kompres air hangat pada dahi, anjurkan minum yang cukup

kurang lebih 1000 cc sehari, lanjutkan pemberian terapi Antipiretik

(Paracetamol).

Pada hari Rabu 24 April 2013 jam 14.00 WIB subyektifnya yaitu

keluarga pasien mengatakan panas An.R sudah menurun, obyektifnya suhu

37oC nadi 84 kali permenit respirasi 20 kali permenit, An.R tampak lebih

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

27

segar, mukosa bibir tampak lembab, kulit tidak kemerahan, kulit tidak

teraba hangat. Masalah hipertermia sudah teratasi dan intervensi

dihentikan karena pasien sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

a. Hasil Pengkajian pada An.R yang didapatkan antara lain data

subyektif ibu pasien mengatakan anaknya panas. Data yang dilihat

atau diobservasi oleh penulis yaitu kulit teraba hangat, kulit teraba

kemerahan, suhu 38,9oC, mukosa bibir kering, An.R tampak

lemah, pada hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 22 April 2013

menunjukkan penurunan Trombosit, Leukosit, Haemoglobin, dan

Hematokrit.

b. Diagnosa keperawatan yang muncul pada An.R adalah Hipertemia

berhubungan dengan proses penyakit : Obs. DHF.

c. Intervensi keperawatan pada An.R yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam dan diharapkan

Hipertermia dapat teratasi dengan kriteria hasil suhu dalam batas

normal 36,5oC –37,5

oC, mukosa bibir lembab, kulit tidak teraba

hangat, kulit tidak tampak kemerahan, keletihan tidak tampak.

Intervensi keperawatan yang dilakukan penulis yaitu observasi

tanda-tanda vital tiap 2 atau 4 jam. Anjurkan pasien memakai

pakaian yang tipis dan menyerap keringat, berikan penjelasan

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

28

kepada pasien dan keluarga tentang hal-hal yang dapat

menyebabkan peningkatan suhu tubuh, anjurkan pasien minum

yang cukup kurang lebih 1000 cc per hari, berikan kompres air

hangat pada dahi An.R, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi

Antibiotik dan Antipiretik.

d. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis pada tanggal

22-24 April 2013 selama tiga hari pada An.R yaitu : Memonitor

suhu tubuh tiap 2 atau 4 jam, memberikan kompres air hangat pada

dahi An.R, menganjurkan agar pasien minum yang cukup kurang

lebih 1000 cc sehari, menganjurkan keluarga untuk anaknya

memakai pakaian tipis dan menyerap keringat, memberikan

penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang hal-hal yang

menyebabkan peningkatan suhu tubuh, berkolaborasi dengan

dokter pemberian terapi Antipiretik ( Paracetamol ½ tablet ).

e. Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan oleh penulis pada

tanggal 22-24 April 2013 pada An.R selama tiga hari berpedoman

pada metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planing).

Evaluasi subyektifnya yaitu An.R mengatakan badannya sudah

tidak panas. Evaluasi Obyektifnya yaitu suhu 370C nadi 84 kali

permenit respirasi 20 kali permenit, An.R tampak lebih segar,

badan tidak teraba hangat, kulit tidak tampak kemerahan, mukosa

bibir tampak lembab. Analisis Masalah hipertermia sudah teratasi,

dan Planning Intervensi dihentikan.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

29

f. Analisa Kondisi An.R yang mengalami masalah keperawatan

Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit : Obs. DHF

yaitu pasien mengatakan badannya sudah tidak panas suhu 37oC,

mukosa bibir tampak lembab, kulit tidak tampak kemerahan, badan

tidak teraba hangat, An.R tampak lebih segar, dan masalah

Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit : Obs. DHF

teratasi karena implementasi yang dilakukan penulis sudah sesuai

intervensi yang disusun oleh penulis.

2. Saran

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal

mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana prasarana yang

merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilannya dalam praktek klinik dan

pembuatan laporan.

c. Bagi Penulis selanjutnya

Diharapkan penulis selanjutnya dapat menggunakan atau

memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara optimal.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah Muhammad. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Penerbit

DIVA Press ( Anggota IKAPI), Jogjakarta, hal 243-245.

Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Penerbit Salemba

Medika : EGC, Jakarta, hal 41, 59, & 99.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2002). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi &

Penyakit Tropis. Edisi pertama. Editor : sumarmo S. Poorwo

Soedarmo,dkk. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal 26 – 63.

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. (2009). Informasi Spesialite Obat (ISO)

Indonesia. Penerbit Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta, hal 454 & 467.

Kozier Barbara, Erb Genora, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan

Konsep, Pikir & Praktik. Edisi 7. Volume 1. Editor : Eko Karyuni,

Pamilih, Yulianti Devi, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC, jakarta, hal

354-433.

Mubarak Iqbal Wahit, Chayatin Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar

Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta, hal 34.

Murwani Arita. (2011). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Edisi Pertama.

Penerbit Gosyen Publishing, Yogyakarta, hal 138-144.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Nelson Arvin. (2003). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Editor : Prof. Samik

Wahab, SpA (K). Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 854 – 856.

Nursalam. (2008). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan

Praktik.Edisi 2. Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal 80-81.

Patricia A.Potter & Perry. (2009). Fundamentalsof Nursing Fundamental

Keperawatan. Edisi7. Volume 2, Penerjemah Ester, dkk, Penerbit Salemba

Medika EGC, Jakarta, hal 382 - 433.

Potter dan Perrry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep Proses

dan Praktek. Edisi 7. Volume 1. EGC: Jakarta.

Rohmah Nikmatur. (2002). Proses KeperawatanTeoridanAplikasi. Yogyakarta: ar-

ruzz media.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN … · i studi kasus asuhan keperawatan hipertermia pada an. r dengan obs. dhf di ruang anggrek rsud dr. soehadi prijonegoro sragen karya tulis ilmiah

Sigarlaki Herke. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat. http://skp.Medika, Jakarta,

hal 194 - 196.unair.ac.id Diakses pada tanggal 7 mei 2013 Jam 23.33

WIB.

Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam pada Anak. Penerbit Pustaka Pelajar

EGC, Jakarta, hal 27 – 141.

Subargus Amin. (2004). Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. http://

www.Skripsistikes.wordpress.com. Diakses pada tanggal 2 mei 2013 Jam

19.34 WIB.

Suriadi, Yuliani Rita. (2010). Buku Pegangan Praktis Klinik Asuhan Keperawatan

pada Anak. Edisi 2, Penerjemah Haryanto, EGC, Jakarta, hal 122.

Widjaja. (2003). Mencegah Mengatasi Demam Pada Balita. Penerbit Kawan

Pustaka EGC, Jakarta, hal 1 – 52.

Wilkinson M Judith. (2012). BukuSaku Diagnosis KeperawatandenganIntervensi

NIC danKriteriaHasil NOC. Edisi 9, Alih bahasa : Esty Wahyuningsih

dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 390 – 394.