Struktur Sosial Print

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Struktur Sosial Print

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, nikamat dan hidayah-Nya kepada hamba-Nya, dan berkat petunjuk-Nya jualah sehingga makalah ini bisa di buat dan dapat mempermudah dalam pembelajaran.

Makalah ini di susun untuk melengkapi tugas IPS yang di berikan kapada penyusun. Makalah ini berisi tentang bagian dari bab dari pembelajaran mata pelajaran IPS. Makalah ini berisi tentang ringkasan materi yang di harapkan para pembaca mudah memahami dan mudah memplajarinya.

Kami berharap semoga dengan makalah ini, para pembaca dapat mencapai tingkat keberhasilan yang di targetkan. Dan akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa tiada gading yang tak retak bahwa segala sesuatu tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat kami nantikan guna perbaikan kedepannya dan kami ucapkan terima kasih.

Hanya kepada Tuhan semata senantiasa kami mohonkan pertolongan-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapat ridho-Nya.

Amin.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..1.DAFTAR ISI.2BAB I

Latar belakang3BAB II

A. Pengertian struktur sosial.4

Cirri-ciri struktur sosial..4

Elemen dasar struktur sosial..6

Bentuk masyarakat berdasarkan cirri social dan budaya..7

Fungsi dan bentuk-bentuk struktur sosial.9B. Diferensi sosial...11

Bentuk-bentuk diferensi sosial.11C. Stratifikasi sosial14

Sifat stratifikasi sosial..14

Dasar stratifikasi sosial.15

Bentuk-bentuk stratifikasi sosial..15D. Pengaruh diferensi sosial terhadap proses intereksi dan konsolidasi sosial...18

Interaksi keanggotaan masyarakat...18Konsolidasi sosial keanggotaan masyarakat....21BAB III

Kesimpulan .23BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia adalah makhluk social yang hidup dalam masyarakat. Manusia menjadi manusia karena dia tinggal dan hidup di dalam masyarakat. Sejak lahir sampai dengan kematiannya dia tidak pernah hidup sendiri tetapi selalu berada dalam suatu lingkungan social yang berbeda-beda satu sama lainnya. Lingkungan social adalah suatu bagian dari suatu lingkungan hidup yang terdiri atas antar hubungan individu dan kelompok dan pola-pola organisasi serta segala aspek yang ada dalam masyarakat yang lebih luas dimana lingkungan social tersebut merupakan bagian dari padanya.

Lingkungan social tersebut dapat terwujud sebagai kesatuan-kesatuan social atau kelompok-kelompok social, tetapi dapat juga terwujud sebagai situasi-situasi social yang merupakan bagian dari dan berada dalam ruang lingkup suatu kesatuan atau kelompok social. Kesatuan-kessatuan social dan kelompok-kelompok social tersebut masing-masing mempunyai aturan-aturan yang berbeda satu dengan yang lainnya, dimana manusia yang terlibat atau berada didalamnya harus mentaati aturan-aturan tersebut dalam berbagai hubungan-hubungan social yang dilakukannya menurut masing-masing kelompok dan kesatuan social.

Dalam setiap masyarakat jumlah kelompok dan kesatuan social itu bukan hanya satu, sehingga seorang warga bias termasuk dalam berbagai kelompok dan kesatuan social yang ada di masyarakat. Di satu pihak dia termasuk dalam suatu kesatuan social yang terorganisasi menurut aturan-aturan kekerabatan, seperti : keluarga, kelompok orang-orang yang seketurunan, atau kelompok orang-orang yang digolongkan sebagai sekerabat dan sebagainya ; dia juga bias menjadi anggota atau warga organisasi yang ada dalm wilayah tempat tinggalnya seperti : RT, RW, Paguyuban pemuda kampung atau desa dan sebagainya ; dia juga bias menjadi anggota dari berbagai perkumpulan dan organisasi di tempat kerjanya ; ataupun menjadi anggota berbagai perkumpulan yang dimasukinya karena dia merasa sebagai satu golongan dengan perkumpulan tersebut (yang terwujud berdasarkan atas persamaan umur, jenis kelamin, perhatian ekonomi, perhatian dan ide politik, asal suku bangsa dan daerah yang sama, dan sebagainya), dan juga karena kesamaan kesenangan atau hobi dengan sejumlah orang lainnya.

BAB II

A. Pengertian dan cirri struktur sosial Pengertian Sruktur sosial menurut para ahli:

1.Soerjono Soekamtostruktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan yang lebih funda mental yaitu memberikan batas batas pada aksi-aksi yang dilakukan secara organisasi

2.Raymond Flirt struktur sosial merupakan suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga dimana orang banyak tersebut ambil bagian.

3.E.R. Lanch struktur sosial adalah cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan kelompok sosial

Jadi struktur sosial dapat disimpulkan adalah suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang merupakan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok. Unsur-unsur sosial yang pokok meliputi:1. kelompok sosial2. kebudayaan3. lembaga sosial4. stratifikasi sosial5. kekuasaan dan wewenang

Cirri ciri struktur social

Struktur social secara umum memiliki cirri cirri sebagai berikut :

Bersifat abstrak

Struktur social bersifat abstrak mempunyai arti bahwa sytruktur social tidak dapat di lihat dan tidak dapat di raba.struktur social merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi sampai tingkatan yang terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat srta menyeluruh. Sebagai contoh, dalam Negara terdiri atas struktur organisasi pemerintah, struktur ekonomi, struktur politik, dan struktur social budaya. Penggabungan unsure unsure tersebut akan membentuk satu kesatuan bangunan abstrak suati masyarakat. Adanya dimensi vertical dan horizontal

Struktur social dalam dimensi vertical adalah hierarki status-status social dengan segala perananya sehingga menjadi satu system yang tidak dapat di pisahkan dari struktur status yang dapat tertinggi hingga yang terendah. Misalnya, dalam sebuah desa terdapat struktur pemerintahan yang terdiri dari kepala desa, carik, kepala dusun hingga para ketua RW dan ketua RT. struktur social pada dimensi horizontal merupakan seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi bagi dalam kelompok-kelompok social yang memiliki karakteristik sama. Contohnya : suku bangsa, ras, agama, dan gender.

Sebagai landasan sebuah proses social suatu masyarakat

Struktur sebagai landasan sebuah proses social suatu masyarakat, artinya proses social yang terjadi dalam suatu struktur social termasuk cepat lambatnya prose situ sendiri. Cepat lambatnya proses tersebut di pengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya. Contohnya : pada masyarakat yang terpencil yang memiliki bentuk struktur social yang kaku, maka proses social akan sulit di lakukan. Selalu berkembang dan dapat berubah

Struktur social selalu berkembang dan dapat berubah merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mangandung 2 pengertian, yaitu dalam struktur social terdapar peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dengan integrasi social yang berkesinambungan, sebelum adanya proses ketidakpuasan dalam masyarakat. Proses struktur social yang selalu berkembang berubah sering di gunakan untuk menggambarkan keteraturan social atau keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat. Merupakan bagian dan system pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat

Struktur social merupakan bagian dari system pengaturan tata kelakuan dan hubungan masyarakat, artinya struktur social yang memiliki suatu masyarakat berfungsi untukj mengatur berbagai bentuk hubungan anatar individu. Misalnya, antara masyarakat agraris dengan masyarakat industry mempunyai perbedaan dalam pola aktivitas kehidupannya. Elemen dasar struktur social

Struktur social mempunyai 4 elemen dasar sebagai berikut :

Status social

Status social adalah kedudujan atau posisi social seseorang dalam kelompok mesyarakat, meliputi keseluruhan posisi social yang terdapat dalam suatu kelompok besar masyarakat, dan yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Status social terbagi menjadi 3, yaitu :

a) Ascribed status

Status yang di berikan kepada seseorng oleh masyarakat tanpa memandang bakat atau karakteristik unik orng tersebut. Di dapat secara otomatis melalui kelahiran (keturunan). Latar belakang ras, gender, dan usia dapat di kategorikan sebagai ascribed status. Contohnya : kedudukan sebagai laki laki atau perempuan, kedudukan sebagai anak keturunan bangssawan, dan sebagainya. Seorang warga kasta brahmana di india memperoleh kedudukan demikian karena orangnya tergolong kasta yang bersangkutan. b) Achieved status

Status yang di dapat seseorang melalui usaha-usahanya sendiri. Seseorang harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan achieved status , seperti bersekolah , mempelajari ketrampilan, berteman , atau menciptakan sesuatu yang baru. Contohnya : status sebagai pelajar, mahasiswa, guru, dosen, polisi,presiden, tokoh masyarakat merupakan kedudukan sosial hasil perjuangan atas prestasi hidup seseorang. Untuk memperoleh kedudukan sosial tersebut, seseorang harus belajar dan bekerja keras agar dapat mencapainya.c) Assigned status

Status yang di berikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat. Status ini di peroleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain atas jasa perjuangannya untuk kepentingan dan kemajua masyarakat. Contoh : gelar pahlawan, gelar pelajar teladan, penganugrahan kalpataru, dan lain sebagainya. Peran social

Peran social merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status social tertentu. Peran merupakan komponan yang penting dalam struktur social.menurut sudut pandang fungsionalis , peran memberikan sumbangan pada stabilitas masyarakat dengan cara memampukan tmdakan tindakan mereka sendiri. Namun peran social bias menjadi tidak berfungsi karena membatasi hubungan dan interaksi social individu.jika kita memandang seseorang hanya sebagai atasan, akan sulit bagi kita untuk berhubungan dengan orang ini sebagai teman atau tetangga. Kelompok

Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki norma norma, nilai-nilai, dan harapan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.kelompok memiliki peran penting dalam struktur social karena sebagian besar interksi social kita berlangsung dalam kelompok dan di pengaruhi oleh norma-norma dan sanksi yang ada dalam kelompok. Lembaga

Lembaga merupakan pola terorganisasi dan kepercayaan serta perilaku yang di pusatkan pada kebutuhan social yang mendasar. Lembaga atau institusi di bentuk untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Melalui lembaga social , terlihat struktur dalam masyarakat. Lembaga social saparti keluarga, agama, dan pemerintah, merupakan aspek fundamental dari struktur social.

Bentuk masyarakat berdasarkan cirri social dan budaya

Menurut selo soemardjan terdapat 3 bentuk masyarakat berdasarkan cirri cirri social dan budaya sebagai berikut :

1) Masyarakat sederhana

Cirri cirri struktus social dan budaya pada masyarakat sederhana sebagai berikut :

a. Ikatan keluarga dan masyrakatnya sangat kuat .b. Organisasi social berdasarkan tradisi turun temurun.

c. Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan ghaib.

d. Tidak mamiliki lembaga lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.

e. Hokum yang berlaku tidak tertulis.

f. Kegiatan ekonomi dan social di lakukan dengan gotong royong.

g. Sebagian besar produksi hanya untuk keperluan sebdiri atau untuk pasaran dalam skala kecil2) Masyarakat madya

Ciri ciri struktur social dan budaya pada masyarakat madya sebagai berikut :a. Ikatan keluarga masih kuat, tapi hubungan masyarakat sudah mengendor.

b. Adat istiadat masih di hormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh dari luar.

c. Timbulnya rasionalitas

d. Timbulnya lembaga lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan

e. Adanya hokum tertulis, selain hokum tidak tertulis.

f. Memberikan kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur masyarakat.

g. Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat, sedangkan kegiatan ekonomi di lakukan atas dasar uang.

3) Masyarakat modern

Cirri cirri struktur social dan budaya pada masyarakat modern sebagai berikut a. Hubungan social di dasarkan atas kepentingan pribadi.b. Hubungan dalam masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling mempengaruhi.

c. Kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sangat kuat

d. Terdapat stralifikasi social atas dasar keahlian.

e. Tingkat pendidikan formal tinggi.

f. Hokum yang berlaku adalah hokum tertulis.

g. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang di dasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya. Fungsi dan bentuk bentuk struktur social

a. Fungsi struktur social

Beberapa fungsi struktur social dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut :

a. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin social. Hal ini berkaitan dengan aturan aturan yang berasal dari suatu kelompok social, di harapkan setiap anggota kelompok tersebut bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan harapan kelompoknya.

b. Sebagai pengawas social, fungsi struktur social di sini adalah sebagai pembatas agar setiap anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang di anut masyarakat tersebut.

c. Struktur social merupakan karakteristik yang khas di miliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan warna berbeda dari masyarakat lain.

b. Bentuk bentuik struktur social

Bentuk bentuk struktur social dalam masyarakat dapat di lihat dari beberapa sudut, sebagai berikut :

1) Di lihat dari sifatnya

a. Struktur social kaku

Merupakan bentuk struktur social yang dapat di ubah , biasanya di lihat [ada masyarakat yang menganut system kasta. Masyarakat akan mengalami kesulitan jika melakukan perpindahan status atau kedudukannya.

b. Struktur social luwes

Bentuk struktur social luwes merupakan kebalikan dari struktur social kaku. Pada bentuk struktur social ini setiap anggota masyarakatnya bebas bergerak melakukan perubahan dan biasanya terdapat pada masyarakat yang memiliki stratifikasi social terbuka.

c. Struktur social formal

Merupakan bentuk struktur social yang di akui oleh pihak yang berwenang. Misalnya, lembaga pemerintahan tingkat yang terdiri dari seorang walikota, wakil walikota, sekwilda, dan lain sebagainya.d. Struktur social informal

Merupakan kebalikan dari struktur social formal, yaitu struktur social yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hokum dan tidak di akui oleh pihak yang berwenang. Contohnya, tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki charisma di patuhi da di segani oleh anggota mayarakatnya, namun mereka tidak berada dalam suatu struktur yanh formal.2) Di lihat dari keanggotaan masyarakatnyaa. Struktur social homogenStruktur soaial homogeny memiliki latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota masyarakatnya, seperti kesamaan ras, suku bangsa ataupun agama.

b. Struktur social heterogen

Struktur sosail heterogan di tandai oleh keragaman identitas anggota masyarakatnya. Struktur social ini mempunyai latar belakang ras, suku, ataupun agama yang berbeda dari para anggota masyarakatnya.

3) Di lihat dari ketidaksamaan social

Factor-faktor pembentuk ketidaksamaan social terdiri atas keadaan geografis, etnis, kemampuan atau potensi diri, dan latar belakang social. Ketidaksamaan social di bedakan secara horizontal dan secara vertical. Ketidaksamaan social secara horizontal dsi sebut dengan istilah diferensi social , sedangkan ketidaksamaan secara vertical di sebut startifikasi social.B. DIFERENSI SOSIAL

Diferensiasi sosial merupakan pemilahan atau konfigurasi struktur sosial berdasarkan parameter-parameter yang sifatnya nominal atau tidak berjenjang. Hasilnya dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok atau golongan sosial.

A. Diferensiasi sosial berdasarkan ras.Ras merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik-biologis manusia dengan kecenderungan yang besar.

Ciri fisik :

Fenotipe (tampak luar):

1) Kualitatif: warna kulit, warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk mata

2) Kuantitatif: tinggi dan berat badan, ukuran kepala, ukuran hidung, dll.

Genotype (tidak tampak luar): golongan darah Manusia dari seluruh dunia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ras utama, yaitu kaukasoid, mongoloid, dan negroid.

Dalam prakteknya terdapat kesulitan penggolongan ras, antara lain karena: (1) ciri fisik yang tumpang tindih, dan (2) terjadinya perkawinan campuran (amalgamasi).B. Diferensiasi sosial berdasarkan sukubangsa/etnisSukubangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kubangsa sering disamakan dengan kelompok etnik (ethnic Group). Namun, kelompok etnik tidak selalu berarti sukubangsa. Misalnya kelompok etnik Tionghoa.

Disebut kelompok etnik apabila secara sosial telah mengembangkan SUBKULTUR-nya sendiri.

Lima cirri pengelompokan sukubangsa:

Bahasa/dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara warga sukubangsa

Pola-pola sosial-kebudayaan (adat istiadat, cita-cita dan ideologi)

Ikatan sebagai satu kelompok

Kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli

Perasaan keterikatan kelompok karena kekerabatan/genealogis dan kesadaran teritorial di antara warga sukubangsa

Untuk kepentingan administrasi dan politik, di masa orde baru dibedakan antara

(1) masyarakat sukubangsa,

(2) masyarakat terasing, dan

(3) keturunan asing.

Masyarakat sukubangsa adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, dan mampu berinteraksi dan komunikasi dengan dunia luarnya, masyarakat terasing adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, tetapi terisolasi atau mengalami keterbatasan hubungan dengan dunia luarnya, sedangkan keturunan asing memiliki daerah asal di luar wilayah Indonesia. Ada tiga keturunan asing yang menonjol, yaitu China, India dan Arab,

C. Diferensiasi sosial berdasarkan agamaAgama merupakan sistem terpadu terdiri atas keyakinan dan praktek, berhubungan dengan sesuatu yang dianggapsacred(suci/sakral) menyatukan pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Sesuatu yang sakral disebut TUHAN (God, Allah, Elia, Devon, Deva, Devi, dst.)

Diferensisasi agama merupakan diferensiasi customs. Karena letak Indonesia di posisi silang, dalam masyarakatnya terdapat penganut dari lima agama besar dunia, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha.

D. Diferensiasi sosial berdasarkan profesiProfesi merupakan pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya memerlukan keahlian. Misalnya: dosen, guru, dokter, jurnalis, artis, penyiar radio, penyiar televisi, ahli komputer, designer, politikus, perawat, birokrat, militer, pengusaha, pedagang, dan sebagainya. Dirensiasi profesi merupakan diferensiasi fungsi.

E. Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelaminJenis kelamin merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri fisik biologis yang tidak dapat dipertukarkan.Gender merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri-ciri sosial dan budaya yang sebenarnya dapat dipertukarkan, karena diperoleh melalui proses belajar. Misalnya perempuan bekerja di dalam rumah, dan laki-laki bekerja di luar rumah.

Maka, jenis kelamin (seks) merupakan pembedaan berdasarkan konstruksi biologis, sedangkan gender berdasarkan konstruksi sosial dan budaya, yang sering dikuatkan oleh ajaran agama.F. UsiaFactor usia bisa pula menjadi bagi factor bagi diferensi social. Masyarakat dapat di bagi bagi menurut kelompok umurnya. Pada umumnya berdassarkan factor usia orang orang dapat di kelompokkan menjadi :

1. Anak anak (1 12 tahun)

2. Remaja (13 18 tahun)

3. Pemuda (18 35 tahun)

4. Setengah tua (36 55 tahun)

5. Tua (56 70 tahun)

6. Jompo (71 tahun ke atas)

Pengelompokan atau pemberdasarkan bagian seperti itu dalam masyarakat di ikuti pula dengan pemberian hak dan kewajiban masing masing yang mungkin berbeda beda. Berdasarkan hak-hak yang di miliki, kemampuan, kekuasaan, kesempatan, maka berdasarkan factor usiapun bisa terjadi pula stratifikasi.Jika kita melihatnya klan segi diferensi secara horizontal, maka pembagian tersebut bisa berkaitan pula dengan pembagian pekerjaan, kewajiban, klan hak berdasarkan umur. Misalnya kanak-kanak dan orang jompo tidak di tuntut untuk bekerja mencari nafkah.kanak-kanak remaja, dan pemuda lebih banyak di tuntut untuk mencari ilmu. Masa yang di tuntut untuk bekerja pada umumnya pada usia pemuda. Orang orang yang setengah tua da harapkan kewajibannya untuk mencari nafkah untuk keluarganya.

G. Aliran politik

Warga masyarakat sering pula terbagi sesuai dengan aliran atau pandangan public yang mereka ikuti. Misalnya mereka memasuki organisasi politik tertentu yang mungkin berbeda satu sama lain. Di Indonesia misalnya ada warga masyarakat yang menjadi anggota Partai A, Partai B, Partai C, dan seterusnya lantas orang yang bersangkutan bisa menjadi anggota DPR/DPRD.dengan demikian dapat pula kita katakana bahwa aliran politik ini menjadi salah satu dasar bagi terciptanya deferensi social.

H. Klan (clan)

Menurut koentjaraningrat, klan adalah kelompok kekerabatan yang terdiri atas semua keturunan dari seorang nenek moyang yang di perhitungkan mulai garis keturunan sejenis, yaitu keturunan warga-warga pria atau wanita. Apabila kita menarik garis keturunan dari laki laki maka di sebut patrilineal, klan jika menarik garis keturunan dari pihak wanita maka di sebut matrilenial. Jadi ada klan patrilenial, misalnya yang banyak kita jumpai dalam masyarakat batak dan ada klan matrilineal, misalnya yang banyak kita jumpai dalam masyarakat Minangkabau.C. STRATIFIKASI SOSIAL

1. Pengertian stratifikasi socialKata stratifikasi berasal dari bahasa latin, yakni stratum yang berarti tingkatan dan socius yang berarti taman atau masyarakat. Secara harfiah stratifikasi social adalah tingkatan yang ada di dalam masyarakat. Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian stratifikasi social.

Menurut Pitirim A. Sorokin (1959) stratifikasi social merupakan cirri yang tetap pada setiap kelompok social yang teratur. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk ke dalam kelas kelas secara bertingkat.

Menurut Robert M. Z. Lawang, stratifikasi social adalah penggolongan orang orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hieiarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L.Hunt, stratifikasi social berarti system perbedaab status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Menurut bruce J. Cohen, stratifikasi social adalah system yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang di miliki dan menempatkan mereka pada kelas social yang sesuai.

Dari definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa stratifikasi social adalah pembedaan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Terbentuknya stratifikasi social merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun, baik secara perorangangan maupun kelompok. 2. Sifat stratifikasi sosial Menurut soerjono soekamto, terdapat 3 sifat stratifikasi sosial sebagai berikut ini :

a. Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)

Stratifikasi sosial tertutup adalah pelapisan sosial yang anggotanya dari setiap stratanya sulit mengadakan mobilitas vertical. Walaupun terjadi mobilitas tetapi hanya terbatas pada mobilitas horizontal. Misalnya dalam system kasta, kaum sudra tidak bisa posisi naik ke lapisan brahmana. Dalam system rasial, orang negro tidak bisa pindah kedudukan ke posisi kulit putih.

b. Stratifikasi sosiak terbuka (opened social stratification)

Stratifikasi sosiak terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertical maupun horizontal. Misalnya, orang miskin karena keuletan dalam usahanya maka ia dapat di pindah status menjadi orang kaya atau sebaliknya. Contoh lain, orang yang berpendidikan rendah dapat meningkatkan taraf pendidikannya asal ada niat dan usaha.c. Stratifikasi sosial campuran

Stratifikasi sosial campuran adalah kombinasi antara strtifikasi sosial terbuka dan tertutup. Misalnya, orang bali dari kasta brahmana mempunyai kedudukan terhormat pada masyarakat bali, akan tetapi bila ia pindah ke Jakarta dan bekerja menjadi buruh maka kedudukan sosialnya rendah. 3. Dasar stratifikasi socialStratifikasi social akan di temukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang di hargai yaitu kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kehormatan. Seseorang yang hanya memiliki sesuatu yang di hargai akan di anggap sebagai orang yang menduduki pelapisan atas. Sebaliknya, meeka yang tidak memiliki sesuatu yang di hargai tersebut , maka mereka akan di anggap oleh masyarakat sebagai orang yang menempati pelapisan bawah. Yang perlu di ingat bahwa sesuatu yang berharga yang dapat melahirkan system pelapisan social itu bermacam macam. Menurut Prof. Koentjaraningrat ada 7 macam, yaitu sebagai berikut :

Kualitas dan kepandaian

Tingkat usia yang senior

Sifat keaslian

Keanggotaan kaum kerabat kepa;a masyarakat

Pengaruh kekuasaan

Pangkat dan jabatan

Kekayaan harta benda

Stratifikasi sosial merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur sosial menggunakan parameter graduated/berjenjang. Hasilnya adalah dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial.

Kriteria yang digunakan dapat berupa kriteria (1) sosial, (2) ekonomi, dan (3) politik. Kriteria sosial meliputi: pendidikan, profesi atau pekerjaan, dan keturunan atau keanggotaan dalam kasta dan kebangsawanan. Kriteria ekonomi meliputi pendapatan/penghasilan dan pemilikan/ kekayaan. Kriteria politik meliputi kekuasaan.

1. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosialMenurut Weber, para anggota masyarakat dapat dipilah secara vertikal berdasarkan atas ukuran-ukuran kehormatan, sehingga ada orang-orang yang dihormati dan disegani dan orang-orang yang dianggap biasa-biasa saja, atau orang kebanyakan, atau bahkan orang-orang yang dianggap hina. Orang-orang yang dihormati atau disegani pada umumnya adalah mereka yang memiliki jabatan atau profesi tertentu, keturunan bangsawan atau orang-orang terhormat, atau berpendidikan tinggi.

Ukuran-ukuran penempatan anggota masyarakat dalam stratifikasi sosial yang dapat dikategorikan sebagai kriteria sosial antara lain, (1) profesi, (2) pekerjaan, (3) tingkat pendidikan, (4) keturunan, dan (5) kasta.

1. Profesi

Yang dimaksud profesi adalah pekerjaan-pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya memerlukan keahlian, misalnya dokter, guru, wartawan, seniman, pengacara, jaksa, hakim, dan sebagainya. Orang-orang yang menyandang profesi-profesi tersebut disebut kelas profesional.

Di samping kelas profesional, dalam masyarakat terdapat juga kelas-kelas tenaga terampil dan tidak terampil, yang pada umumnya ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dalam stratifikasi sosial masyarakat.

2. Pekerjaan.

Berdasarkan tingkat prestise atau gengsinya, pekerjaan-pekerjaan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi: (1) pekerjaan kerah putih (white collar), dan (2) pekerjaan kerah biru (blue collar). Pekerjaan kerah putih merupakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih menuntut penggunaan pikiran atau daya intelektual, sedangkan pekerjaan-pekerjaan kerah biru lebih menuntut penggunaan energi atau kekuatan fisik. Pada umumnya anggota masyarakat lebih memberikan penghargaan atau gengsi yang lebih tinggi pada pekerjaan-pekerjaan kerah putih. Walaupun, tidak selalu bahwa pekerjaan kerah putih memberikan dampak ekonomi atau finansial yang lebih besar daripada pekerjaan kerah biru.

3.PendidikanPada zaman sekarang ini pendidikan sudah dianggap sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sebagian besar anggota masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan tinggi akan menempati posisi dalam stratifikasi sosial yang lebih tinggi. Sehingga tamatan S-3 dipandang lebih tinggi kedudukannya daripada tamatan S2, S1, SMA/SMK, SMP, SD, dan mereka yang tidak pernah sekolah.

4. Keturunan

Keturunan raja atau bangsawan dalam masyarakat dipandang memiliki kedudukan yang tinggi. Bahkan, pada masyarakat feodal, hampir tidak ada pengakuan terhadap simbol-simbol yang berasal dari luar istana, termasuk tata kota, arsitektur, pemilihan hari-hari penting, pakaian, seni, dan sebagainya. Penempatan orang dalam posisi-posisi penting dalam masyarakat akan selalu mempertimbangkan faktor keturunan, dan keaslian keturunan dipandang sangat penting.

5. Kasta

Kasta merupakan pemilahan anggota masyarakat yang dikenal pada masyarakat Hinduisme. Masyarakat dipilah menjadi kasta-kasta, seperti: Brahmana, Ksatria, Weisyia, dan Sudra. Kemudian ada orang-orang yang karena tindakannya dihukum dikeluarkan dari kasta, digolongkan menjadi paria.

Sebagian besar orang menganggap pemilahan dalam kasta bersifat graduated atau berjenjang, mengingat orang-orang yang berasal dari kasta yang berbeda akan memiliki gengsi (prestige) dan hak-hak istimewa (privelege) yang berbeda. Namun, tokoh-tokoh Hinduisme menyatakan bahwa kasta bukanlah pemilahan vertikal, melainkan hanyalah merupakan catur warna.2. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomiKriteria ekonomi yang digunakan sebagai dasar stratifikasi sosial dapat meliputi penghasilan dan pemilikan atau kekayaan.

Apabila dipilah menggunakan kriteria ekonomi, maka masyarakat akan terdiri atas

Kelas atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan atau kekayaannya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya

Kelas menengah, yaitu orang-orang yang karena penghasilan dan kekayaannya dapat leluasa memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya

Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan sumberdaya ekonominya hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa, atau bahkan tidak mampu untuk itu.

3. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politikUkuran yang digunakan untuk memilah masyarakat atas dasar dimensi atau kriteria politik adalah distribusi kekuasaan. Kekuasaan (power) berbeda dengan kewenangan (otoritas). Seseorang yang berkuasa tidak selalu memiliki kewenangan.

Yang dimaksud kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat, termasuk mempengaruhi pembuatan keputusan kolektif. Sedangkan wewenang adalah hak untuk berkuasa. Apa yang terjadi apabila orang mempunyai wewenang tetapi tidak memiliki kekuasaan? Mana yang lebih efektif, orang mempunyai kekuasaan saja, atau wewenang saja?

Meskipun seseorang memiliki hak untuk berkuasa, artinya ia memiliki wewenang, tetapi kalau dalam dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, maka ia tidak akan dapat melaksanakan hak itu dengan baik. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki kemampuan mempengaruhi pihak lain, meskipun ia tidak punya wewenang untuk itu, pengaruh itu dapat berjalan secara efektif. Untuk lebih memahami hal ini, dapat diperhatikan pengaruh tokoh masyarakat, seperti seorang tokoh agama atau orang yang dituakan dalam masyarakat.

Sudah beradab-abad menjadi pemikiran dalam dalil politik, bahwa kekuasaan dalam masyarakat selalu terdistribusikan tidak merata. Gaetano Mosca (1939) menyatakan bahwa dalam setiap masyarakat selalu terdapat dua kelas penduduk: satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang dikuasai. Kelas pertama yang jumlahnya lebih kecil, menjalankan semua fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan yang diberikan oleh kekuasaan itu, sedangkan kelas kedua, yang jumlahnya lebih besar, diatur dan dikendalikan oleh kelas pertama itu.

Vilfredo Pareto, Gaetano Mosca, dan Robert Michels memberikan pengertian bahwa beberapa asas umum yang menjadi dasar bagi terbentuknya stratifikasi sosial, khususnya yang berkaitan dengan kekuasaan politik, adalah:

1. Kekuasaan politik tidak dapat didistribusikan secara merata

2. Orang-orang dikategorikan ke dalam dua kelompok: yang memegang kekuasaan dan yang tidak memilikinya

3. Secara internal, elite itu bersifat homogen, bersatu, dan memiliki kesadaran kelompok

4. Keanggotaan dalam elite berasal dari lapisan yang sangat terbatas

5.Kelompok elite pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapa pun di luar kelompoknya mengenai keputusan-keputusan yang dibuatnya.Di dalam masyatakat yang demokratis, pembagian dikotomis antara yang berkuasa dan tidak berkuasa tidak sesederhana yang dikemukakan Mosca dan kawan-kawannya.Biarpun kelas berkuasa jumlah orangnya selalu lebih sedikit, tetapi pada umumnya distribusi kekuasaan lebih terfragmentasi ke berbagai kelompok-kelompok. Dalam masyarakat yang demokratis, kelompok elite tidak memiliki otonomi sebagaimana pada masyarakat diktator. Kekuasaan elite dalam masyarakat demokratis selalu dapat dikontrol oleh kelompok-kelompok yang ada di luar kelompok elite, dan jumlahnya lebih dari satu.D. PENGARUH DIFERENSI SOSIAL TERHADAP PROSES INTEREKSI DAN KONSOLIDASI SOSIALKemajemukan masyarakat dalam perkembanganya menghasilkan persilangan (interaksi), tumpang tindih (konsolidasi), pembauran, persatuan (integrasi) bahkan konflik sosial. Proses tersebut di mungkinkan sebagai konsekuensi terjadinya proses pross sosial, seperti akibat interaksi sosial, hubungan sosial, mobilisasi sosial, integrasi sosial dan lain sebagainya.

Kita tidak perlu heran dalam kehidupan masyarakat terjadi peristiwa perpindahan agama, perkawinan antar suku, atau pembauran individu-individu dengan latar belakang yang berbedabeda ras, suku bangsa, agama, bahasa, profesi, dan sebagainya.hal itu di mungkinkan oleh karena ideology Negara kita memberikan tempat dan kebebasan bagi warganya untuk berbaur dalam masyarakat melalui organisasi massa, partai politik, kelompok sosial, dan sebagainya.1. Interaksi (persilangan) keanggotaan masyarakat

Interaksi adalah proses terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial akibat sifat keterbukaan dalam diferensi sosial. Misalnya, persilangan keanggotaan masyarakat antara ras dengan agama, antara klan dengan suku bangsa, antara pendidikan dengan profesi, antara suku bangsa dengan aliran politik, dan sebagainya.

Dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai anggota dari ras negroid (orang irian) memeluk agama islam ; anggota ras padang, Rejang, dan MelayuMedan menjadi suku kelompok Bangssa Minangkabau ; atau orang yang berpendidikan sarjana bekerja menjadi pedagang atau perajin ; atau kita sering menjumpai orang orang dari suku bangsa sunda, Jawa, Madura, Minang, Betawi, Manado dan lian lain menjadi anggota partaiGolkar, PDI-P, atau PKB.

a. Interaksi sosial antara ras dengan agama

Interaksi sosial antara ras dengan agama adalah persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok kelompok sosial atau dasar ras dan agama. Misalnya, warga masyarakat Indonesia yang berasal dari ras berbeda tetapi menjadi anggota kelompok masyarakat pemeluk agama islam, atau anggota umat Kristen, atau anggota umat hindu, tau anggota umat budha, atau anggota kelompok pemeluk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Perhatikan skema berikut ini !

Contoh interaksi sosial antara ras dengan agamab. Interaksi sosial antara suku bangsa dengan klan

Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui garis keturunan ayah (patrilineal) dan garis keturunan ibu (matrilineal) yang menunjukan integritas sosial, seperi kesatuan wilayah, adat istiadat, hak-hak istimewa, bahasa, dan loyalitas terhadap masyarakat. Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang terbentuk atas dasar kesadaran akan identitas kebudayaan, khususnya perbedaan bahasa.Orang-orang Sunda, Betawi, Jawa yang berbeda suku bangsa oleh mengikuti garis keturunan dari ayah dan ibu maka ketiga suku golonag itu tergolong klan parental.

Perhatika skema berikut ini !

contoh interaksi sosial antara suku bangsa dengan klanc. Interaksi sosial antara pendidikan dengan profesi

Interaksi sosial antara pendidikan dengan profesi adalah persilangan keanggotaan masyarakat atas dasar mata pencaharian dan pendidikan. Misalnya, si Z yang berpendidikan Sarjana Hukum (SH) bekerja menjadi pengusaha (wirausaha), sehingga di golongkan ke kelompok masyarakat yang berprofesi sebagai wirausaha.padahal idealnya ia harus bekerja sebagai hakim jaksa di pengadilan. Contoh lain, A yang berpendidikan Sarjana Teknik (ST) bekerja menjadi peternak sapi potong, sehingga ia di golongkan ke dalam kelompok masyarakat peternak. Namun ada pula jenis profesi seperti direktur utama perusahaan bisnis di jabat oleh orang yang berpendidikan SMA.Perhatikan skema berikut ini !

Contoh interaksi sosial antara pendidikan dengan profesid. Interaksi sosial antara suku bangsa dengan politikInteraksi sosial antara suku bangsa dengan politik adalah persilangan keanggotaan masyarakat atas dasar suku bangsa dan pertain politik. Misalnya, keanggotaan Golkar tau PDI-P berasal dari suku bangsa yang ada di Indonesia. Proses interaksi sosial tersebut dapat di mungkinkan karena setiap warga Negara Indonesia memiliki hak politik yang sama yang di jamin oleh UUD 1945.

Perhatikan skema berikut ini !

Contoh interaksi sosial antara suku bangsa dengan partai politik2. Konsolidasi sosial keanggotaan masyarakat

Konsolidasi sosial keanggotaan masyarakat adalah tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat karena sifat keterbukaan dalam system diferensi sosial. Maksudnya keanggotaan suatu kelompok masyarakat atau kelompok sosial ternyata berbeda beda dalam hal ras, kalan, suku bangsa, agama, pendidikan, profesi dan sebagainya. Terjadinya konsolidasi sosial merupakan fakta sosial yang penting untuk di pelajari dalam sosiologi. Akibat konsolidasi inilah maka terjadfi nteraksi sosial, proses pembauran, asimilasi, dan akulturasi sosial, bahkan konflik dan integrasi sosial. Berkat konsolidasi sosial, maka berbagai kelompok sosial dapat tumbuh dapat berkembang secara dinamis dan berkelanjutan.Apabila interaksi menekankan pada ketersilangan, maka konsolidasi menekankan pada tumpang tindihnya keanggotaan suatu kelompok sosial. Jadi, konsolidasi sosial lebih kompleks dari interaksi sosial.

a. Konsolidasi sosial antara ras dengan agama dan partai politik

Konsolidasi sosial antara ras dengan agama dan partai politik adalah keadaan tumpang tindih keadaan masyarakat atas dasar ras, agama, dan partai politik. Misalnya, orang orang yang berasal dari ras dan agama yang berbeda, tetapi hidup bersama dalam suatu instasi pemerintah atau suatu partai politik.

Perhatikan skema berikut ini !

Contoh Konsolidasi sosial antara ras dengan agama dan partai politik

b. Konsolidasi sosial antara suku bangsa, klan dengan profesi dan partai politik

Konsolidasi sosial antara suku bangsa, klan dengan profesi dan partai politik adalah keadaan tumpang tindih keanggotaan masyarakat atas dasar suku bangsa, klan, profesi, dan partai politik. Misalnya, orang sunda (klan parental), orang batak (klan patrilineal), dan orang minang (klan matrilineal) yang sama sama menganut agama islam berafiliasi politik pada partai Golkar. Contoh lain, orang betawi (klan parental), orang minang (klan matrelinial), dan suku batak (klan patrilkineal) yang sama sama berprofesi sebagai pedagang masuk menjadi anggota partai PKB.Perhatikan skema berikut ini !

Contoh Konsolodasi sosial antara suku bangsa, klan dengan profesi dan partai politikc. Konsolidasi sosial antara suku bangsa dengan agama, pendidikan dan profesi

Konsolidasi sosial antara suku bangsa dengan agama, pendidikan dan profesi adalah tumpang tindih keangotaan masyarakat atas dasar suku bangsa, agama, pendidikan dan profesi. Misalnya, profesi guru ternyata di tempati oleh bermacam macam suku bangsa dengan latar belakang agama dan pendidikan yang berbeda.

Contoh Konsolidasi sosial antara suku bangsa dengan agama, pendidikan dan profesi

KESIMPULAN

STRUKTUR SOSIAL adalah susunan masyarakat secara hierarkis, baik vertical maupun horizontal. Strukrur sosial Secara vertical membentuk stratifikasi sosial (pelapisan masyarakat). Struktur sosial secara horizontal membentuk diferensiasi sosial (penggolongan masyarakat). Dua unsure baku yang membentuk struktur sosial, yaitu status sosial dan perab sosial. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat, sedangkan peran sosial adalah perilaku yangh harus di perbuat sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat.

Bentuk bentuk struktur sosial, yaitu stratifikasi sosial dan diferensi sosial. Stratifikasi sosial adalah pelapisan masyarakat berdasarkan tingkatan atau kelas sosial. Istilah baku dalam stratifikasi sosial yaitu lapisan atas, lapisan menengah, lapisan bawah. Factor pembentuk struktur sosial, yaitu status sosial, status ekonomi, dan status politik. Bentuk bentuk stratifikasi sosial, yaitu stratifikasi sosial masyarakat pertanian, stratifikasi sosial masyarakat feodal, stratifikasi sosial masyarakat colonial, dan stratifikasi sosial masyarakat industry. Deferensi sosial adalah penggolongan masyarakat berdasar perbedaan sosial tertentu. Factor pembentuk diferensiasi sosial, yaitu perbedaan ras, klan, suku bangsa, agama, gender, profesi, golongan politik, dan sebagainya. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial, yaitu diferensiasi ras, diferensiasi klan, diferensiasi suku bangsa, diferensiasi agama, diferensiasi jenis kelamin, diferensiasi asal daerah, dan diferensiasi sosial golongan politik.

Struktur sosial berpengaruh terhadap proses interaksi dan konsolidasi sosial. Interaksi sosial adalah persilangan keanggotaan masyarakat akibat sifat keterbukaan dalam diferensiasi sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial , yaitu interaksi antara ras dengan agama, interaksi suku bangsa dengan klan, interaksi antara pendidikan dengan profesi, interaksi sosial antara suku bangsa dengan partai politik. Konsolidasi sosial adalah tumpang tindihnya keanggotaan masyarakat akibat sifat keterbukaan dalam diferensiasi sosial. Bentuk-bentuk konsolidasi sosial, yaitu konsolidasi antara ras dengan agama dan partai politik, konsolidasi antara suku bangsa dengan klan, profesi, dan partai politik, konsolidasi antara suku bangsa dengan agama, pendidikan, dan profesi.SD

Islam

Kristen

Hindu

Budha

Partai Golkar

Ras Melayu

Islam

Kristen

Hindu

Budha

Kepercayaan Lainnya

Suku Sunda

Suku Betawi

Suku Jawa

Klan Parental

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Wirausaha

PDI-P

PKB

Suku Sunda

Suku Jawa

Suku Minang

Suku Dayak

Suku Ambon

Suku Madura

Suku Toraja

Suku Minahasa

Ras Negroid

Ras Mongoloid

Ras Austroloid

Ras Veddoid

Golkar

PDI-P

PKB

PPP

Suku Sunda

Suku Jawa

Suku Batak

Suku Minang

Suku Dayak

Parental

Patrilineal

Matrilineal

Perajin

Pedagang

Petani

Partai Golkar

PDI-P

PKB

Partai Demokrat

PKS

Suku Sunda

Suku Jawa

Suku Batak

Suku Minang

Suku Dayak

Islam

Kristen

Hindu

Budha

Kepercayaan

SD

SMP

SMA

Diploma

Sarjana

PNS

TNI

Pedagang

Petani

Perajin

SMK NEGERI 2 SURAKARTA xi tpm d ips 14