Upload
irvan-simanjuntak
View
285
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
1/90
SPESIFIKASI UMUM BIDANG JALAN
DAN JEMBATAN
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
2/90
DIVISI 1
UMUM
SEKSI 1.2
PERSIAPAN
1.2.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan persiapan adalah pekerjaan yang mecakup pemeriksaan lapangan, mobilisasi dan
demobilisasi, kantor lapangan dan fasilitas, fasilitas pengujian, dan pelayanan pengujian serta logistik.
b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pemeriksaan lapangan, mobilisasi dan demobilisasi,
kantor lapangan dan fasilitas, fasilitas pengujian, dan pelayanan pengujian serta logistik.
1.2.2 PERSYARATAN
1) Standar Rujukan
Peraturan Presiden RI No.79 tahun 2006 tentang perubahan kelima Kepres No.80 tahun 2003. Kepmen
Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004, Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
Pd T-12-2003 : Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan.
Pd T-14-2005-B : Pedoman inspeksi dan pemeliharaan drainase jalan. Pd T-16-2004-
B : Survei inventarisasi geometri jalan perkotaan.
Pd T-21-2004-B : Survei kondisi rinci jalan beraspal di perkotaan.
1.2.3 PEMERIKSAAN LAPANGAN
1) Prinsip Dasar
a) Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan
sehingga diperoleh mutu, dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
b) Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam pelaksanaan suatu survei
lapangan yang lengkap, dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk menentukan kondisi
fisik, struktur perkerasan lama, struktur jembatan, perlindungan lereng, fasilitas perlengkapan jalan, dan
fasilitas drainase yang bersangkutan. Dengan demikian akan memungkinkan Direksi Pekerjaan melaksanakan
revisi minor, dan menyelesaikan serta menerbitkan detail pelaksanaan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai.
Selanjutnya personil tersebut harus disertakan dalam pematokan (staking out), survei seluruh proyek,
investigasi dan pengujian bahan tanah, investigasi dan pengujian campuran aspal, dan rekayasa serta
penggambaran untuk menyimpan dokumen rekaman proyek. Direksi Teknis dan Direksi Pekerjaan harus
disertakan pada saat survei.
c) Survei harus dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi Teknis, yang harus menjamin bahwa semua kondisi
yang ada telah dicatat dengan baik dan teliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam formatyang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
3/90
2) Pekerjaan Survei Lapangan untuk Peninjauan Kembali Rancangan
Selama 30 (tiga puluh) hari pertama sejak periode mobilisasi, Penyedia Jasa harus mengerahkan personil tekniknya
untuk melakukan survei lapangan, membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, selokan
samping, gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, serta perlengkapan jalan lainnya seperti rambu jalan,
patok kilometer, pagar pengaman, dan landscape awal. Pekerjaan survei lapangan ini harus dilaksanakan pada
seluruh panjang jalan dalam lingkup kontrak, tetapi tidak terbatas pada:
a) Pengkajian Terhadap Persiapan dan Gambar
(1) Penyedia Jasa harus mempelajari gambar asli yang terdapat dalam dokumen kontrak dan berkonsultasi
dengan Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis sebelum pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus
diantisipasi terhadap perubahan kecil pada alinyemen, ruas dan detail yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan.
(2) Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi, dan
tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau kekurangan dalam gambar
rencana atau perbedaan antara gambar rencana dan spesifikasi. Penyedia Jasa harus menandai dan
memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan pada gambar rencana dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
(3) Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi gambar rencana. Setiap
perbedaan dari gambar rencana yang berhubungan dengan kondisi lapangan yang tidak
terantisipasi, akan ditentukan dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
(4) Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap
perubahan terhadap gambar rencana dalam kontrak ini.
b) Survei Kondisi Perkerasan dan Geometrik Jalan
(1) Penyedia Jasa harus melakukan survei inventarisasi geometrik jalan dan survei kondisi jalan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.
(2) Survei kekuatan perkerasan untuk perkerasan beraspal dilakukan dengan pengujian lendutan dengan
alat Benkelman Beam atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Teknis.
(3) Survei kekuatan perkerasan tanpa penutup aspal atau perkerasan beraspal yang sudah rusak dengan
pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP) atau metode lain yang disetujui oleh Direksi Teknis.
(4) Survei kekasaran permukaan perkerasan diwajibkan menggunakan alat pengukur kekasaran
secara otomatis (NAASRA Roughmeter), atau peralatan sejenis lainnya.
(5) Apabila diminta oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus melakukan pengujian pada jalandengan “ proof rooling” (pembebanan dengan kendaraan berjalan untuk mengetahui lendutan secara
visual).
c) Survei Sistem Drainase Eksisting
(1) Penyedia Jasa harus melakukan survei ketinggian (elevasi), survei memanjang pada kedua sisi jalan,
menyiapkan gambar potongan memanjang yang akurat, menggambarkan profil permukaan tanah asli
dan profil lantai dasar (invert profile) selokan, dan detail penampang melintang dari semua selokan
yang ada. Gambar penampang memanjang harus diambil sepanjang lantai dasar dari semua selokan
dan saluran air. Tentukan hulu dan hilir lantai dasar, dan dimensi dalam dari semua saluran gorong-
gorong atau sungai dalam batas pekerjaan dalam kontrak ini. Jarak antara pada pembacaan
ketinggian sepanjang profil penampang memanjang maksimum 25 m.
(2) Gambar penampang memanjang sepanjang kedua sisi jalan yang telah disiapkan harus dalam bentuk
standar yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan dan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
dengan jumlah 1 (satu) asli dan 3 (tiga) salinan sebagai bagian dari laporan survei Penyedia Jasa.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
4/90
d) Survei Pekerjaan Perlindungan Talud
Untuk daerah berbukit atau bergunung, Penyedia Jasa harus melakukan survei detail terhadap talud alam
atau buatan yang diperkirakan tidak stabil dan membutuhkan pekerjaan perlindungan talud.
f) Survei Fasilitas Perlengkapan Jalan Lama
(1) Lokasi dan fungsi detail dari semua marka jalan lama, paku jalan (road studs), dan mata kucing
(reflectorised studs).
(2) Lokasi dan detail semua patok kilometer, patok pengarah, kereb, trotoar, median. (3) Lokasi,
jenis, dan dimensi detail dari semua rel pengaman.
3) Pekerjaan Pelaksanaan Survei
a) Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan revisi minor dan menerbitkan gambar kerja, Penyedia Jasa
harus yakin bahwa juru ukur telah dilengkapi dengan semua gambar kerja yang berisi informasi paling
mutakhir tentang lebar perkerasan yang diperlukan dan potongan melintang standar. Semua pengukuran
survei lapangan harus dicatat dalam buku catatan standar untuk survei lapangan. Lembar halaman yang
terlepas tidak boleh digunakan.
b) Pemeriksaan Stasiun (Sta) pada setiap patok kilometer lama dengan menyiapkan sebuah denah yang
menunjukkan secara pasti posisi setiap patok kilometer yang berhubungan dengan Sta proyek. Dalam
keadaan bagaimanapun, patok kilometer lama tidak boleh dipindah atau digeser selama periode kontrak,
kecuali kalau mutlak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c) Pada lokasi pekerjaan yang akan diadakan perbaikan tepi perkerasan atau pelebaran, penampang
melintang asli dari jalan lama harus diukur dan dicatat untuk perhitungan kuantitas.
d) Untuk pengukuran semua lapis perata, dan jika diperlukan penyesuaian punggung jalan, harus diadakan
pengukuran profil memanjang sepanjang sumbu jalan bersama dengan profil penampang melintang.
4) Penetapan Titik Pengukuran
a) Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway surface), dan patok kilometer
lama harus menjadi patokan untuk memulai pekerjaan pemeliharaan rutin, kecuali bila diperlukan perubahan
kecil pada alinyemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan titik kontrol sementara yang akan diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detailnya akan diserahkan kepada Penyedia Jasa untuk menentukan
titik pengukuran pada alinyemen yang akan diubah.
b) Jika dipandang perlu menurut Direksi Teknis maka Penyedia Jasa harus melakukan survei secara akurat
dengan memasang “ Bench Mark ” (BM) pada lokasi tertentu di sepanjang proyek untuk revisi minor
terhadap gambar rencana, pengukuran ketinggian permukaan perkerasan atau penetapan titik pengukuran
(setting out) yang akan dilakukan. BM permanen harus dibuat di atas tanah yang tidak mudah bergeser.
c) Penyedia Jasa harus memasang titik patok pelaksanaan yang menunjukkan garis dan ketinggian
untuk pekerjaan perbaikan tepi perkerasan, lebar bahu, dan selokan samping sesuai dengan penampang
melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut Direksi Pekerjaan diperlukan perubahan
pada setiap garis dan ketinggian, baik sebelum maupun sesudah penempatan patok, maka Direksi
Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang terinci kepada Penyedia Jasa untuk melaksanakan
perubahan tersebut dan Penyedia Jasa harus mengubah penempatan patok sambil menunggu persetujuan
lebih lanjut.
d) Apabila diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa harus melakukan pengukuranpenampang melintang pada permukaan tanah asli dalam interval 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
5/90
e) Profil yang diterbitkan harus digambar dengan skala, ukuran dan tata letak (layout) sebagaimana
yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Gambar penampang melintang harus menunjukkan elevasi permukaan
akhir yang diusulkan, yang diperoleh dari gambar detail rancangan.
f) Gambar profil asli bersama dengan 3 (tiga) salinannya harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
Direksi Pekerjaan akan menandatangani 1 (satu) salinan untuk disetujui atau untuk direvisi, dan selanjutnya
dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
g) Apabila Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa harus menyediakan semua instrumen,
personil, pekerja dan bahan yang mungkin diperlukan untuk memeriksa penetapan titik pengukuran atau
untuk setiap pekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.
5) Tenaga Ahli
a) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang Jalan dan Jembatan yang
berpengalaman, untuk mengarahkan dan mengatur kegiatan pekerjaan perbaikan perkerasan, pelaksanaan
lapis ulang, pelaksanaan bahu jalan, saluran samping, jembatan dan sebagainya.
b) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi yang bertanggung jawab atas
produksi aspal beton, termasuk pengadaan bahan, pembuatan rumus perbandingan campuran, penyetelan
bukaan penampung dingin (cold bin) dan panas (hot bin) dan semua kebutuhan lainnya untuk menjamin agar
persyaratan campuran aspal panas dapat dipenuhi.
c) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang lingkungan yang bertanggung jawab atas
pengelolaan dampak lingkungan yang terjadi di lokasi pekerjaan.
6) Pengendalian Mutu Bahan
Personil bidang tanah/aspal yang disediakan Penyedia Jasa harus melakukan investigasi sumber bahan,
membuat rancangan campuran percobaan untuk campuran aspal panas, dan secara rutin melakukan pengujian
laboratorium untuk pengendalian mutu bahan aspal, fondasi, dan bahu jalan. Catatan harian dan arsip hasil
pengujian harus disimpan dan setiap saat dapat ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis jika ada
pemeriksaan.
Seluruh pengujian laboratorium harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dibawah pengawasan Direksi
Teknis seperti diuraikan dalam Pasal 1.2.6 dari spesifikasi ini.
7) Dasar Pembayaran
Pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk kegiatan survei lapangan, pekerjaan pelaksanaan
survei, penetapan titik pengukuran, tenaga ahli dan pengendalian mutu, harus dipenuhi tanpa pembayaran
tambahan dan semua biaya tersebut harus termasuk dalam harga satuan yang telah dimasukkan dalam
berbagai mata pembayaran yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
1.2.4 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1) Prinsip Dasar
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang
dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan pada bagian-bagian lain dari dokumen kontrak, dan secara umum
Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material, dan peralatan sesuai dengan kebutuhan yang diatur
dalam dokumen kontrak.
b) Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan
sebagainya.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
6/90
2) Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel) yang dilampirkan dalam
berkas penawaran.
b) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pembangunan, pemeliharaan berkala, atau pemeliharaan rutin
jalan/jembatan).
c) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan,maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
3) Mobilisasi Fasilitas Kantor dan Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti aturan perizinan yang
ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait
lainnya.
b) Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek,
digunakan untuk kantor proyek, gudang dan sebagainya yang telah disebutkan dalam kontrak.
c) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam penawaran,
dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.
d) Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi, maka alat berat
tersebut segera dikembalikan.
e) Untuk pengangkutan alat-alat berat, maka jembatan diperkuat.
f) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari tanah dan air.
4) Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Menyediakan fasilitas kuari yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek dan sudah mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan instansi terkait.
b) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik. c)
Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah.
d) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih dahulu diambil contohnya untuk diuji
keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, segera diperintahkan untuk diangkut
ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
5) Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan sesuai jadwal pekerjaan, dan sudah
harus dimulai selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
6) Program Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa melaksanakan Rapat Pra
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM ) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan
Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik teknis maupun non teknis dalam proyek ini.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
7/90
b) Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM , Penyedia Jasa menyerahkan program mobilisasi
(termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
c) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang mencakup informasi
tambahan sebagai berikut:
(1) Lokasi basecamp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah rinci di lapangan yang
menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu, UPA, dan
laboratorium jika fasilitas tersebut termasuk dalam kontrak.
(2) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam
daftar peralatan yang diusulkan dalam penawaran, serta usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangannya di lapangan.
(3) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam penawaran harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(4) Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat
berat, berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan
setiap struktur.
(5) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap
kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan
mobilisasi.
7) Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah atau masyarakat
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
8) Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan
mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam Butir 1.2.4.5).
9) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar dengan cara lumpsum, pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua peralatan, untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
a) Pembayaran biaya lumpsum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
(1) 50% (lima puluh persen) bila mobilisasi 70% (tujuh puluh persen) selesai, dan pelayanan atau fasilitas
pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
(2) 20% (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
(3) 30% (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
b) Apabila Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu
yang disyaratkan dalam Butir 1.2.4.5), maka jumlah pembayaran mobilisasi yang disetujui Direksi Pekerjaan
adalah persentase angsuran penuh dari harga lumpsum mobilisasi dikurangi dengan 1% (satu persen) nilai
angsuran untuk setiap keterlambatan 1 (satu) hari, maksimum sampai 50 (lima puluh) hari.
Nomor Mata Pembayaran UraianSatuan
Pengukuran
1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi Lumpsum
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
8/90
1.2.5 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA
1) Prinsip Dasar
Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya dengan memperhatikan prinsip dasar sebagai
berikut:
a) Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. b) Kantor
dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah lapangan,
penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai
yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
d) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan
yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
e) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas fondasi yang mantap dan dilengkapi
dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.
f) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat menggunakan yang baru, atau
yang bekas, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya sesuai dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
g) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan
air, diberi pagar keliling, dan minimum dilengkapi dengan jalan masuk berkerikil serta tempat parkir.
h) Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai di
seluruh barak, kantor, gudang, dan bengkel.
2) Kantor Penyedia Jasa dan Fasilitasnya
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan kantor dan fasilitas
penunjang yang menenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan
proyek.
b) Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus menyediakan
ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.
c) Penyedia jasa harus memiliki alat komunikasi yang dapat berkomunikasi dengan jelas dan dapat
diandalkan antara kantor pemilik di Ibukota Provinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di
lapangan.
d) Apabila perizinan dari instansi Pemerintah terkait diperlukan untuk pemasangan dan pengoperasian
sistem komunikasi satelit, Direksi Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya
yang timbul harus dibayar oleh Penyedia Jasa.
e) Tempat penyimpanan gambar dan arsip untuk dokumentasi proyek ditempatkan di dalam atau dekat dengan
ruang rapat.
f) Apabila Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau lebih, yang
akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor
pendukung dengan ukuran sekitar 12 m2
yang akan digunakan oleh staf Direksi Pekerjaan untuk setiap
kantor pendukung.
3) Bengkel dan Gudang Penyedia Jasa
Untuk menunjang pemeliharan peralatan pelaksanaan pekerjaan dan penyimpanan bahan, Penyedia Jasa
harus menyediakan fasilitas bengkel dan gudang yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
9/90
a) Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta
dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang juga harus disediakan.
b) Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu melakukan perbaikan
mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang terlatih.
4) Dasar Pembayaran
Bangunan yang diuraikan dalam seksi ini akan dibayar dengan cara lumpsum untuk mobilisasi, pembayaran
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan,
dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah pekerjaan selesai.
1.2.6 FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN
1) Prinsip Dasar
Lingkup kegiatan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas pelayanan pengujian dalam kontrak, secara umum
Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Pengujian yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan tempat kerja, bahan,
fasilitas, pekerja, pelayanan, dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia Jasa dibawah perintah dan pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua pengujian
sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin
bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.
b) Pengujian yang dilaksanakan oleh Direksi Teknis
Penyedia Jasa harus membangun dan melengkapi, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada akhir
kontrak membongkar atau menyingkirkan bangunan yang digunakan sebagai laboratorium lapangan oleh
Direksi Teknis, dan memasok serta memasang peralatan laboratorium di laboratorium untuk pelaksanaan
pengujian.
Direksi Teknis akan bertanggung jawab atas semua pengujian yang dilakukan untuk pekerjaan
yang sudah selesai. Hasil pengujian-pengujian ini akan menjadi dasar persetujuan atau penolakan dari
pekerjaan terkait.
2) Fasilitas Laboratorium dan Pengujian
a) Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium sebagaimana
disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari spesifikasi ini. Untuk
menjamin kelancaran pekerjaan dan ketepatan waktu pengujian, Penyedia Jasa diwajibkan memiliki
beberapa peralatan minimum yang memenuhi ketentuan untuk mengambil contoh pengujian. Jenis dan jumlah
peralatan minimum yang tersedia harus dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan
dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengujian.
b) Apabila diatur secara khusus dalam lingkup kontrak, maka Penyedia Jasa harus menyediakan dan
memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan peralatannya di lapangan, sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Tempat Kerja
(a) Laboratorium harus merupakan bangunan terpisah yang ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan
denah tempat kerja yang telah disetujui dan merupakan bagian dari program mobilisasi sesuai
dengan Butir 1.2.4.3). Lokasi laboratorium harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mempunyai jarak tertentu dari peralatan konstruksi, bebas dari polusi dan gangguan berupa
getaran selama pengoperasian peralatan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
10/90
(b) Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas pembuangan air kotor, dan
dilengkapi dengan 2 (dua) buah pendingin udara (Air Conditioning) masing-masing
berkapasitas 1,5 PK, serta harus memenuhi semua ketentuan lainnya sesuai Butir 1.2.4.3) dari
spesifikasi ini.
(c) Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri dari meja kerja, lemari, ruang penyimpan
yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci arsip (filing cabinet), meja dan kursi dengan mutu
standar dan jumlah yang mencukupi kebutuhan.
(2) Peralatan dan Perlengkapan
Alat-alat ukur yang digunakan dan memerlukan kalibrasi harus dikalibrasi oleh instansi yang
berwenang dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi.
3) Prosedur Pelaksanaan Pengujian a)Peraturan
dan Rujukan
Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI sebagai standar pengujian. Penyedia Jasa
dapat menggunakan standar lain yang relevan sebagai pengganti SNI atas perintah Direksi Pekerjaan.
b) Personil
Personil yang bertugas pada pengujian harus terdiri dari tenaga-tenaga yang mempunyai pengalaman
cukup dan telah terbiasa melakukan pengujian yang diperlukan. Personil pelaksana pengujian harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(1) Formulir
Formulir yang digunakan untuk pengujian harus sesuai dengan jenis uji yang dilakukan. Pelaporan hasilpengujian menggunakan formulir yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.
(2) Pemberitahuan
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis rencana waktu pelaksanaan
pengujian, paling sedikit 1 (satu) jam sebelum pengujian dilaksanakan sehingga memungkinkan
Direksi Teknis atau Direksi Pekerjaan untuk mengawasi setiap pengujian.
(3) Distribusi
Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga memungkinkan untuk
melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang sehingga dapat mengurangi
keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(4) Inspeksi dan Pengujian
Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis untuk
memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah memenuhi mutu bahan, kepadatan dan setiap ketentuan
lanjutan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.
Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi
spesifikasi ini. Apabila Direksi Pekerjaan mengizinkan, pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki
sehingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak. Semua perbaikan
semacam ini harus dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.
(5) Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang telah selesai
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis paling tidak 5 (lima) hari di
muka bahwa suatu ruas telah selesai dikerjakan dan siap untuk diuji.
Direksi Pekerjaan harus memberitahu hasil pengujian tersebut kepada Penyedia Jasa
dalam 10 (sepuluh) hari setelah benda uji diterima dari lapangan, disertai surat keterangan
yang menyebutkan apakah pekerjaan yang diuji diterima atau ditolak.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
11/90
Apabila pekerjan tersebut ditolak, dalam 10 (sepuluh) hari Penyedia Jasa harus mengajukan
surat yang menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pekerjaan yang
ditolak.
4) Dasar Pembayaran
Biaya untuk melaksanakan semua pengujian yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
berbagai ketentuan pengujian yang disyaratkan atau ditentukan dalam dokumen kontrak, harus ditanggung oleh
Penyedia Jasa, dan seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan dalam harga satuan bahan yang bersangkutan,
kecuali seperti disyaratkan di bawah ini.
Jika setiap pengujian yang tidak diperuntukkan atau tidak disyaratkan, atau karena belum perlu dilaksanakan, atau
karena belum disyaratkan di dalam dokumen kontrak ternyata diperintahkan untuk dilaksanakan oleh Direksi
Pekerjaan, atau Direksi Pekerjaan memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melaksanakan pengujian yang
tidak termasuk ketentuan Butir 1.2.6.1) atau pelaksanaan pengujian di luar lingkup pekerjaan atau
pengujian di tempat suatu pabrik pembuat atau fabrikasi bahan, maka biaya untuk pelaksanaan pengujian tersebut
menjadi beban Direksi Pekerjaan, kecuali jika hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pengerjaan atau
bahan tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak, dengan demikian maka biaya
pengujian menjadi beban Penyedia Jasa.
Biaya penyediaan dan pemeliharaan bangunan laboratorium, perlengkapan dalam bangunan, peralatan dan
perlengkapan tidak boleh diukur atau dibayar menurut seksi ini. Bila secara khusus dimasukkan ke dalam lingkup
pekerjaan dalam kontrak ini, kompensasi untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam pembayaran untuk
mobilisasi secara lumpsum.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
12/90
DIVISI 2
DRAINASE
SEKSI 2.1
SELOKAN DAN SALURAN AIR
2.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak dilapisi
(unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan spesifikasi ini
serta memenuhi garis, ketinggian dan detail yang ditunjukkan pada gambar rencana. Selokan
yang dilapisi dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana.
b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal
irigasi atau saluran air lainnya yang tidak terganggu baik yang bersifat sementara maupun
tetap, dan dalam penyelesaian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan dalam kontrak ini.
2) Penerbitan Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan selokan, baik yang dilapisi maupun tidak dilapisi, yang tidak termasuk dalam
dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia
Jasa menyerahkan hasil pemeriksaan lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari spesifikasi ini.
2.1.2 PERSYARATAN
1) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini
a) Persiapan : Seksi 1.2
b) Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.2
c) Gorong-gorong : Seksi 2.3
d) Galian : Seksi 3.1e) Timbunan : Seksi 3.2
f) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan,
Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan : Seksi 10.1
2) Toleransi Dimensi Saluran
a) Perbedaan elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh lebih dari 1
cm dari yang ditentukan atau disetujui pada setiap titik, dan harus mempunyai permukaan
yang cukup halus dan rata, dan menjamin aliran yang bebas serta tanpa genangan jika
alirannya kecil.
b) Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh
bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.
3) Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
(1) Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Butir 2.2.2.4) dari spesifikasi ini.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
13/90
(2) Apabila pekerjaan pembentukan penampang selokan telah selesai, Penyedia Jasa harus
meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan dipasang.
b) Kondisi Tempat Kerja
Pengeringan tempat kerja dan pemeliharaan sanitasi di lapangan sesuai dengan ketentuan
yang diberikan dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini.
c) Utilitas Bawah Tanah
Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini harus
berlaku juga pada pekerjaan yang dilaksanakan menurut seksi ini.
d) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini berlaku.
e) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini berlaku.
2.1.3 PELAKSANAAN
1) Metoda Pekerjaan
a) Drainase yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus selalu lancar tanpa terjadinya genangan
air dan berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan dimulai.
b) Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampang melintang yang
disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasuk perbaikan dari setiap kerusakan yang
terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, harus dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan yang
berdekatan atau bersebelahan selesai.
2) Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran
Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan
dibentuk lagi atau digali atau yang dilapisi, serta lokasi semua lubang penampung (catch pits) dan
selokan pembuang yang berhubungan, harus diberi tanda dengan cermat oleh pelaksana sesuai
dengan gambar rencana atau detail pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan menurut
Butir 2.1.1.2) dari spesifikasi ini.
3) Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
a) Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan
untuk membentuk selokan baru atau lama, sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan
pada gambar rencana yang disetujui, dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
b) Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pelapisan
selokan dengan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan
dalam Seksi 2.2 dari spesifikasi ini.
c) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan yang mungkin terjadi di lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
4) Perlindungan Terhadap Saluran Air Lama
a) Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan pekerjaan dalam kontrak ini, tidak boleh
diganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
14/90
b) Apabila penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindari, maka setelah
pekerjaan ini selesai, Penyedia Jasa harus menimbun kembali seluruh galian sampai
permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan.
c) Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan fondasi atau akibat galian
lainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan
selesai.
5) Relokasi Saluran Air
a) Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya
dalam kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh
saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu aliran air
pada ketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
b) Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelandaian dasar
saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinya
penggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupun pada bangunan di sekitarnya.
2.1.4 PENGENDALIAN MUTU
1) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Jika dianggap perlu maka survei profil permukaan lama atau yang akan dilaksanakan harus
diulang untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti.
b) Pelaksanaan pekerjaan selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam
Butir 2.1.2.2) di atas, harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan perbaikan meliputi:
(1) Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, apabila diperlukan termasuk penimbunan
kembali dan pemadatan sebelum pekerjaan baru dimulai, kemudian digali kembali
sampai memenuhi garis yang ditentukan.
(2) Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat sesuai dengan
ketentuan Butir 2.2.4.2) dari spesifikasi ini.
c) Pekerjaan timbunan yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sesuai dengan
ketentuan dari Butir 3.2.2.5) dari spesifikasi ini.
2) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan
yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Butir 2.1.3.1) di atas.
Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dan perbaikan, apabila
diperlukan untuk semua selokan yang telah selesai dan diterima, baik saluran yang dilapisi
maupun yang tidak dilapisi selama periode kontrak termasuk periode pemeliharaan. Pekerjaan
pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari spesifikasi ini dan
harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.5.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
15/90
2.1.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran
a) Pengukuran Galian
Pekerjaan galian selokan dan saluran air yang diukur untuk pembayaran dihitung dalam meter
kubik dan merupakan volume aktual bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk pembentukan atau pembentukan kembali
selokan dan saluran air yang memenuhi garis, ketinggian dan profil sesuai dengan gambar
rencana atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian yang melebihi dari yang
ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak
boleh diukur untuk pembayaran.
b) Pengukuran dan Pembayaran Timbunan
Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan dan saluran air harus diukur dan dibayar
sebagai timbunan dalam Seksi 3.2 dari spesifikasi ini.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan harga
kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan
ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga, harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk galian selokan
drainase dan saluran air, untuk semua formasi penyiapan fondasi selokan yang dilapisi dan semua
pekerjaan lain atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran Uraian
Satuan
Pengukuran
2.1 Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air Meter Kubik
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
16/90
SEKSI 2.3
GORONG-GORONG
2.3.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan gorong-gorong adalah bangunan berbentuk pipa atau box yang
dipakai untuk membawa aliran air melewati jalan.
b) Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan gorong-
gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan atau pipa baja gelombang (corrugated),
gorong-gorong persegi pracetak dan pelat beton bertulang, termasuk tembok kepala, struktur
lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan perlindungan
terhadap penggerusan, sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini dan pada lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan ini juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete lined
drains), apabila diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, pada lokasi yang disetujui
seperti dalam daerah perkotaan, dan air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi dapat
mengakibatkan ketidakstabilan lereng.
d) Pekerjaan yang tercakup dalam seksi ini untuk gorong-gorong persegi pracetak beton
bertulang adalah dengan dimensi kurang dari 2,5 m. Sedangkan untuk dimensi yang lebih
dari 2,5 m merupakan bagian dari pekerjaan struktur.
2) Penerbitan Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan gorong-gorong dan drainase beton, yang tidak dimasukkan dalam dokumen
kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa
menyerahkan hasil survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari spesifikasi ini.
2.3.2 PERSYARATAN
1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.
SNI 03-2458-1991 : Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
SNI 03-2495-1992 : Spesifikasi bahan tambah untuk beton.
SNI 03-2834-1992 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.
SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan.
SNI 03-6368-2000 : Spesifikasi pipa baja untuk saluran air limbah, saluran air hujan dan
gorong-gorong (beton tak bertulang).
SNI 03-6719-2002 : Spesifikasi pipa baja bergelombang dengan lapis pelindung logam
untuk pembuangan air dan drainase bawah tanah.
SNI 15-2049-2004 : Semen portland.
AASHTO:
AASHTO M170M-04 : Reinforced Concrete Culvert, Storm Drain and Sewer Pipe (Metric).
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
17/90
a) Persiapan : Seksi 1.2
b) Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.1
c) Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.2
d) Drainase Porous : Seksi 2.4
e) Galian : Seksi 3.1
2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini
f) Timbunan : Seksi 3.2
g) Beton : Seksi 7.1
h) Adukan Semen : Seksi 7.8
i) Pasangan Batu : Seksi 7.9
j) Pekerjaan Harian : Seksi 9.1
k) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan,
Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan : Seksi 10.1l) Pemeliharan Rutin Jalan Samping dan Jembatan Sementara : Seksi 10.2
3) Toleransi Dimensi
a) Sisi muka masing-masing gorong-gorong tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan
rata-rata gorong-gorong.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata gorong-gorong beton
bertulang tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang
ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui.
c) Profil akhir untuk struktur gorong-gorong kecil yang tidak memikul beban seperti lubang
penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan
atau disetujui.
4) Persyaratan Bahan
a) Beton
Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur yang diuraikan dalam Seksi ini harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari spesifikasi ini.
b) Baja Tulangan Untuk Beton
Seluruh baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 7.3 dari spesifikasi ini.
c) Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang
Gorong-gorong pipa beton bertulang harus beton bertulang pracetak dan harus memenuhi
persyaratan AASHTO M170M-04.
d) Gorong-gorong Pipa Baja Gelombang
Gorong-gorong pipa baja bergelombang yang dipakai harus terbuat dari besi atau baja yang
digalvanisir dan harus memenuhi persyaratan SNI 03-6719-2002.
e) Gorong-gorong persegi pracetak
Gorong-gorong persegi pracetak harus dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat.
f) Pasangan Batu
Bahan untuk tembok kepala dari pasangan batu dan struktur lainnya harus memenuhi
ketentuan Seksi 7.9 dari spesifikasi ini.
g) Landasan
Bahan berbutir kasar untuk landasan drainase beton, gorong-gorong pipa dan struktur lainnya
harus seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.4 dari spesifikasi ini.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
18/90
h) Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Bahan untuk pelapisan dengan pasangan batu, perlindungan terhadap gerusan dan struktur
minor lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan harus memenuhi ketentuan Seksi 2.2 dari
spesifikasi ini.
i) Adukan
Adukan untuk sambungan pipa dan kelilingnya harus dari adukan semen yang memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.8 dari spesifikasi ini.
j) Bahan Penyaring
Bahan penyaring yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 2.4 dari spesifikasi ini.
k) Penimbunan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari spesifikasi ini.
5) Persyaratan Kerja
a) Persiapan Tempat Kerja
(1) Penggalian dan persiapan parit serta fondasi untuk drainase beton dan gorong-gorong
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Seksi 3.1 dari spesifikasi ini, dan yang
khususnya dengan Butir 3.1.3.3).
(2) Bahan untuk landasan harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.4 dari
spesifikasi ini dan yang khususnya dengan Butir 2.4.3.3).
b) Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan yang diberikan dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini, tentang pengeringan air
dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harus diberlakukan.
c) Utilitas Bawah Tanah
Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.5) dari spesifikasi ini harus
berlaku, juga pada pekerjaan yang dilaksanakan dalam seksi ini.
d) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini harus
diberlakukan.
e) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara
Ketentuan yang disyaratkan untuk galian dalam Butir 3.1.2.4) dari spesifikasi ini harus
diberlakukan.
f) Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.3.
2.3.3 PELAKSANAAN
1) Metode Pekerjaan
a) Pekerjaan gorong-gorong atau drainase beton tidak boleh dimulai sampai persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan dan lingkup pekerjaan telah diterbitkan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
19/90
b) Seperti yang disyaratkan dalam Seksi 3.2 dari spesifikasi ini, drainase harus dalam kondisi
operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan
dilaksanakan. Dengan demikian gorong-gorong harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan timbunan dimulai, kecuali jika Penyedia Jasa dapat menyediakan drainase yang
memadai dengan membuat pekerjaan sementara yang khusus.
c) Sesuai dengan ketentuan dalam Butir 3.3.3.2) dari spesifikasi ini, pekerjaan persiapan tanah
dasar atau pekerjaan pelapisan ulang, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu jalan,
tidak boleh dimulai sebelum gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya yang
terletak di bawah elevasi tanah dasar selesai dikerjakan.
2) Penempatan Gorong-gorong Pipa Beton
a) Pipa beton harus dipasang dengan hati-hati, lidah sambungan harus diletakkan di bagian hilir,
lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur sambungan dan sesuai dengan
arah serta kelandaiannya.
b) Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa beton berikutnya, maka sisi dalam
dari setengah bagian bawah alur sambungan harus diberi adukan yang cukup. Pada saat
yang sama setengah bagian atas lidah sambungan pipa berikutnya juga harus diberi adukan
yang sama.
c) Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan
adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan di sekeliling sambungan.
d) Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan di atas gorong-gorong beton harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan mendetail dalam Seksi 3.2, dengan menggunakan
bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk timbunan pilihan. Bahan harus terdiri
dari tanah atau kerikil yang bebas dari gumpalan lempung dan bahan-bahan tetumbuhan serta
yang tidak mengandung batu yang tertahan pada saringan 25 mm.
e) Elevasi puncak gorong-gorong pipa harus berada minimum 80 cm di bawah perkerasan jalan,
atau sesuai gambar rencana. Lebar galian minimum dua kali diameter gorong-gorong.
Penimbunan kembali pada celah-celah di bawah setengah bagian bawah pipa harus mendapat
perhatian khusus agar dapat dipadatkan sebagaimana mestinya.
f) Alat berat untuk pekerjaan tanah dan mesin gilas tidak boleh beroperasi lebih dekat 1,5 m
dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian paling sedikit 60 cm di atas
puncak pipa. Perlengkapan ringan dapat dioperasikan dalam batas ketentuan tersebut di atas
asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa. Meskipun
demikian dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang di atas, Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi akibat kegiatan
tersebut.
g) Pipa beton harus diselimuti dengan beton sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam
gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, apabila tinggi
timbunan di atas pipa melebihi ketentuan maksimum atau kurang dari ketentuan minimum
dari yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau spesifikasi dari pabrik pembuatnya untuk
ukuran dan kelas pipa tertentu.
3) Pemasangan Gorong-gorong Pipa Baja Gelombang
a) Pipa baja bergelombang dapat dirakit di lokasi penempatannya atau dirakit di dalam galian
parit yang telah disiapkan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
20/90
b) Pipa baja bergelombang yang telah dirakit lebih dahulu harus diturunkan ke tempatnya
dengan tali baja yang dapat diterima dan pipa tidak boleh terlalu panjang karena dapat
menyebabkan tertekuknya sambungan. Perhatian khusus harus diberikan untuk menghindari
kerusakan pada ujung pipa dan kemungkinan jatuhnya pipa selama pengangkutan dan
pemasangan.
c) Semua pipa baja bergelombang yang telah dirakit harus dibaut dengan tepat dan alur
sambungan harus terpasang dengan benar untuk menghindari adanya regangan yang
berlebihan.
4) Pelaksanaan Gorong-gorong Persegi Pelat atau Pracetak
a) Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan garis dan dimensi yang
diberikan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
b) Seluruh pekerjaan beton bertulang atau beton pracetak harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 7.1, dan Seksi 7.3.
c) Seluruh pekerjaan pasangan batu harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi
7.9.
5) Tembok Kepala Gorong-gorong dan Struktur Tempat Masuk dan Keluarnya Air
a) Kecuali jika ditunjukkan lain dalam gambar rencana, maka landasan kolam golak dan
pekerjaan perlindungan terhadap gerusan yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-
gorong harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar seperti yang
disyaratkan dalam Seksi 2.2. Umumnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar digunakan
untuk tembok kepala gorong-gorong kecil dan struktur lainnya yang tidak memikul beban.
b) Tembok kepala gorong-gorong besar atau yang berada di bawah timbunan yang tinggi, atau
struktur lainnya yang memikul beban yang berhubungan dengan pekerjaan gorong-gorong,
harus dibuat dengan menggunakan pasangan batu dan bukan pasangan batu dengan mortar,
bahkan jika beban yang dipikul sangat besar maka harus menggunakan beton bertulang.
Bahan yang akan digunakan harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Direksi
Pekerjaan akan mempertimbangkan mutu dan bentuk batu yang tersedia untuk pekerjaan
tersebut, dan juga keterampilan tukang batu yang dipekerjakan oleh Penyedia Jasa.
6) Perpanjangan Gorong-gorong Lama
a) Bila perpanjangan gorong-gorong lama memerlukan pembongkaran tembok kepala lama,
atau tembok sayap atau bagian lainnya, maka bagian-bagian tersebut harus dibongkar dengan
hati-hati seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.15, sedemikian rupa sehingga tidak merusak
pipa atau bagian struktur lainnya yang tidak dibongkar. Jika menurut pendapat Direksi
Pekerjaan, kerusakan yang tidak perlu terjadi pada bagian gorong-gorong yang ditetapkan
untuk tidak dibongkar, maka bagian yang rusak tersebut harus diganti atas biaya Penyedia
Jasa.
b) Apabila gorong-gorong lama dan perpanjangannya mempunyai rancangan yang berbeda, atau
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, sambungan yang standar tidak mungkin dilakukan,
maka suatu sambungan (collar) beton harus dibuat untuk membentuk sambungan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
21/90
b) Semua gorong-gorong lama, juga gorong-gorong yang akan diganti atau diperpanjang dalam
kontrak ini, harus dibersihkan dari semua sampah dan kotoran, dan harus dijaga dalam
kondisi bersih dan dapat berfungsi selama periode kontrak.
2.3.4 PENGENDALIAN MUTU
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan penerimaan bahan dengan mengecek/
memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai
dengan ketentuan persyaratan bahan pada Butir 2.3.2 4).
2) Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan gorong-gorong dan drainase beton harus
memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam seksi-seksi dari spesifikasi ini sesuai dengan
pekerjaan atau bahan yang digunakan.
3) Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan
yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Butir 2.3.4.1) di atas,
Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dari semua gorong-gorong
dan drainase beton yang telah selesai, dan diterima selama sisa periode kontrak termasuk periode
pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1
dari spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.5.
2.3.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran
a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton bertulang maupun tanpa
tulangan harus berdasarkan jumlah meter panjang dari pipa baru atau perpanjangan yang
dipasang, dan diukur dari ujung ke ujung pipa yang terpasang.
b) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa baja gelombang harus
berdasarkan jumlah berat struktur pipa baru atau perpanjangan yang dipasang dan diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong persegi beton bertulang pracetak
harus berdasarkan jumlah meter panjang yang dipasang, dan diukur dari ujung ke ujung
gorong-gorong yang terpasang.
d) Kuantitas yang diukur untuk struktur lainnya yang diuraikan dalam seksi ini merupakan
kuantitas dari berbagai macam bahan yang digunakan, dan dihitung seperti yang disyaratkan
dalam seksi lain dalam spesifikasi ini.
e) Kecuali untuk galian batu dan bahan drainase porous yang digunakan, tidak ada pengukuran
yang terpisah untuk pembayaran untuk pekerjaan galian atau timbunan, biaya pekerjaan ini
dianggap sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa, dan sudah
termasuk dalam harga penawaran untuk gorong-gorong pipa, dan berbagai macam bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
22/90
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas gorong-gorong pipa, gorong-gorong persegi pracetak yang diukur sebagaimana yang
disyaratkan di atas, harus dibayar menurut harga kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas dan harga, dimana
harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua bahan dan untuk semua galian dan pembuangan bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan
kembali, lubang sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk
penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran Uraian
Satuan
Pengukuran
2.3 (1)
2.3 (2)
2.3 (3)
2.3 (4)
Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam < 45
cm
Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 45-
70 cm
Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 70-
100 cm
Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 100
cm sampai ≤ 130 cm
Meter Panjang
Meter Panjang
Meter Panjang
Meter Panjang
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
23/90
a) Persiapan : Seksi 1.2
b) Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.2
c) Gorong-gorong : Seksi 2.3
d) Galian : Seksi 3.1
SEKSI 2.4
URUGAN POROUS
2.4.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan urugan porous adalah sarana untuk mengalirkan air yang berada di
bawah permukaan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan melindungi bangunan yang
berada di atasnya.
b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pengadaan, pengangkutan,
pemasangan, dan pemadatan bahan porous untuk penimbunan kembali yang diperlukan untuk
landasan drainase beton atau pipa atau untuk drainase bawah tanah atau untuk mencegah
butiran tanah halus terhanyut atau tergerus oleh rembesan air bawah tanah.
2) Penerbitan Detail Pelaksanaan
Detail pelaksanaan urugan porous, yang tidak dimasukkan dalam dokumen kontrak pada saat
pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil
survei lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari spesifikasi ini.
2.4.2 PERSYARATAN
1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah.
SNI 03-1966-1990 : Metode pengujian batas plastis.
SNI 03-1967-1990 : Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande.
SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisa saringan agregat halus dan kasar.
SNI 03-2828-1992 : Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir.
SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer.
SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200
(0,075 mm).
SNI 03-4818-1998 : Spesifikasi pipa beton berlubang untuk saluran drainase dalam tanah.
AASHTO:
AASHTO M 176M-98 (2002) : Porous Concrete Pipe (Metric).
AASHTO M 65-80 (2003) : Vitrified Clay Pip, Extra .
AASHTO M 178M-95 (2003) : Concrete Drain Tile (Metric).
2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
24/90
e) Timbunan : Seksi 3.2
f) Beton : Seksi 7.1
g) Adukan Semen : Seksi 7.8
h) Pasangan Batu : Seksi 7.9
i) Pasangan Batu Kosong dan Bronjong : Seksi 7.10
3) Toleransi Dimensi
a) Perbedaan profil akhir untuk timbunan berbutir pada urugan porous tidak boleh lebih dari 2
cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.
b) Perbedaan elevasi dan kelandaian akhir untuk bahan landasan pipa dan drainase beton tidak
boleh lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
4) Persyaratan Bahan
a) Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali atau Penyaring
(1) Bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring harus keras, awet dan
bersih. Bahan tersebut harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung, dan bahan
lain yang tidak dikehendaki. Bahan padas lapuk atau bekas bongkaran beton tidak boleh
digunakan.
(2) Gradasi partikel bahan yang disyaratkan tergantung dari fungsi masing-masing keperluan
dalam pekerjaan dan tergantung dari karakteristik bahan untuk sisi hulu atau sisi hilir
dari air yang akan melewatinya, dan juga tergantung dari tersedianya bahan. Gradasi
yang disyaratkan untuk masing-masing keperluan akan ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, penentuannya harus dapat menjamin bahwa " piping" (hanyutnya butir-butir
halus) dari bahan arah "hulu" (sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari bahan
porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak akan terjadi. Gradasi-gradasi
tersebut harus sesuai dengan kriteria berikut ini:
(a)
(b)
(c)
D15(Filter )< 5
D85(Tanah)
4 < D15(Filter )
< 20
D15(Tanah)
D50(Filter )< 25
D50(Tanah)
dengan pengertian D15, D50, dan D85 adalah ukuran partikel dari kurva gradasi masing-
masing pada 15%, 50% dan 85% berat yang lebih halus. Istilah " filter " merujuk pada
bahan pelindung yang lebih kasar; dan istilah "tanah" merujuk pada bahan yang lebih
halus dan dilindungi dari " piping".
(3) Batas-batas gradasi untuk bahan porous untuk penimbunan kembali dan penyaring yang
akan mengalirkan aliran air tanpa " piping" dari timbunan lempung sampai pasangan batu
kosong berdiameter 30 cm ditunjukkan oleh lembar dalam gambar rencana dengan judul
“Pemilihan Bahan Drainase Porous”.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
25/90
Gambar rencana tersebut secara umum menunjukkan bahwa pasangan batu kosong harus
dilindungi oleh kerikil, dan kerikil dilindungi oleh pasir, dan pasir dilindungi oleh pasir
kelanauan atau oleh anyaman penyaring plastik. Data ini hanya merupakan penuntun
umum saja dan tidak harus digunakan sebagai dasar untuk menyetujui atau menolak
bahan-bahan di atas.
(4) Apabila bahan arah “hilir” (setelah bahan porous) dari bahan porous yang ditimbun
kembali bukan bahan berbutir, tetapi digunakan lubang sulingan atau pipa berlubang
banyak, maka pemilihan dan persetujuan atas bahan porous untuk penimbunan kembali
harus didasarkan atas kriteria berikut ini:
(a) D85 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,2 D (lubang), dan
(b) D50 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,04 D (lubang)
dengan pengertian D85 dan D50 didefinisikan dalam Pasal ini pada Butir 2.4.2.4) a) (2)
dan D (lubang) adalah diameter dalam dari lubang sulingan atau pipa berlubang banyak.
(5) Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali dapat digunakan untuk arah
“hilir” (setelah bahan porous) dari suatu anyaman penyaring plastik. Sebagai contoh,
untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat digunakan bahan porous untuk
penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar berbutir seragam, jika bahan porous
tersebut dilapisi anyaman penyaring plastik yang cocok, akan tetapi umumnya harus
terdiri dari pasir halus yang dipilih sesuai dengan Butir b) di bawah ini. Dalam segala
hal, ijuk tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman penyaring plastik.
b) Bahan Landasan untuk Drainase Pipa dan Beton
Bahan berbutir yang digunakan sebagai landasan dapat berupa kerikil berpasir atau batu
pecah dan harus memenuhi ketentuan berikut ini:
(1) Ukuran butiran maksimum
(SNI 03-3422-1994)
(2) Lolos saringan No.200
(SNI 03-4142-1996)
(3) Indeks Plastisitas
(SNI 03-1966-1990 dan SNI
03-1967-1990)
(4) Batas Cair
(SNI 03-1967-1990)
: 20 mm atau kurang, tetapi paling sedikit dua kali
celah maksimum antara dua pipa yang disambung
tanpa adukan.
: Maksimum 15%.
: Maksimum 6.
: Maksimum 25.
Bahan-bahan tersebut harus bergradasi menerus, bukan bergradasi seragam.
5) Persyaratan Kerja
a) Paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk pemasangan
setiap bahan, contoh yang mewakili harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
b) Untuk bahan porous yang digunakan untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring,
paling sedikit 50 kg contoh setiap bahan yang diusulkan untuk digunakan harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan bersama dengan masing-masing 5 kg contoh bahan yang akan
dipasang pada sisi hulu dan sisi hilir dari air yang akan merembes melewati bahan porous
hasil penimbunan kembali. Hasil pengujian gradasi basah (SNI 03-1968-1990) juga harus
dilengkapi untuk masing-masing contoh yang diserahkan..
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
26/90
c) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis jika pemasangan bahan
telah selesai, dan sebelum pekerjaan tersebut ditimbun kembali dengan bahan atau pekerjaan
lainnya. Pemberitahuan akan selesainya pekerjaan harus disertai hasil pengujian kepadatan
seperti yang disyaratkan dalam Butir 3.2.3.3) dan hasil survei yang menyatakan bahwa
toleransi dimensi yang diberikan dalam Pasal 2.4.2 telah dipenuhi.
2.4.3 PELAKSANAAN
1) Metoda Pekerjaan
a) Bahan urugan porous berbutir yang bersih harus dihampar segera sebelum penghamparan
bahan lain di atasnya.
b) Bahan urugan porous berbutir pada saluran berlubang vertikal yang dipasang di dalam
timbunan baru, harus dihampar dalam lapisan horizontal pada waktu yang bersamaan dengan
penghamparan lapisan timbunan lainnya.
2) Pemasangan Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali
a) Sebelum pemasangan bahan porous untuk penimbunan kembali pada suatu lokasi, seluruh
bahan yang tidak memenuhi syarat baik terlalu lunak maupun terlalu keras harus telah diganti
sesuai dengan Butir 3.2.2.4).
b) Pemasangan bahan porous di sekeliling pipa atau saluran atau di belakang struktur harus
dilaksanakan secara sistematis dan sesegera mungkin setelah pemasangan pipa atau struktur.
Suatu periode minimum selama 14 (empat belas) hari setelah pemasangan adukan pada
sambungan pipa atau pemasangan struktur harus diberikan sebelum penimbunan kembali.
c) Bahan porous harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan masing-masing lapisan
tidak lebih dari 15 cm sampai mencapai kepadatan di atas 95% dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Setiap metode pemadatan
yang disetujui dapat digunakan untuk memperoleh kepadatan yang disyaratkan.
d) Cukup atau tidaknya pemadatan harus dipantau dengan pengujian kepadatan sesuai dengan
SNI 03-2828-1992, dan jika hasil pengujian menunjukkan kepadatan yang tidak memenuhi
ketentuan, Penyedia Jasa harus melakukan pemadatan tambahan atau memperbaiki pekerjaan
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Frekuensi dan posisi pengujian harus
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
e) Selimut drainase (kurang dari 20 cm) dari bahan porous yang akan ditutup dengan bahan
tanah harus dipadatkan secukupnya sebelum lapisan pertama timbunan tanah dihampar di
atasnya. Timbunan tanah selanjutnya harus dipadatkan dengan kuat sehingga lapisan bahan
porous di bawahnya dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan.
f) Sebelum bahan porous ditutup oleh bahan lain, maka bahan porous harus dilindungi
dengan cermat dari gangguan lalu lintas maupun pejalan kaki. Papan kayu sementara mungkin
perlu dipasang di atas selimut drainase agar pekerja dapat melaluinya dan lapisan pertama
timbunan di atas bahan porous harus dihampar dengan menggunakan tangan secara cermat
untuk menghindari tercampurnya dua jenis bahan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
27/90
g) Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin agar bahan porous yang ditimbun kembali
tidak terkontaminasi dengan tanah di sekitarnya atau tanah timbunan, dan apabila menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, hal ini terjadi atau cenderung terjadi, maka sebuah acuan harus
dipasang untuk memisahkan dua jenis bahan selama penghamparan. Acuan harus dari pelat
baja setebal 3 mm atau yang serupa dan harus diangkat sedikit demi sedikit sebagaimana
pekerjaan penimbunan kembali dilakukan. Acuan harus sudah ditarik keluar seluruhnya
setelah pekerjaan timbunan selesai.
2.4.4 PENGENDALIAN MUTU
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus diperiksa oleh
pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan
bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada
Butir 2.4.2.4).
2) Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Seluruh pekerjaan dan bahan untuk pembuatan urugan porous harus memenuhi toleransi dimensi
dan berbagai ketentuan untuk perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan, yang
diberikan dalam seksi-seksi dari spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang
digunakan.
3) Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan
yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Butir 2.3.4.2),
Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin dari semua gorong-gorong
dan drainase beton yang telah selesai dan diterima selama sisa periode kontrak termasuk periode
pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1
dari spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.5.
2.4.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran
a) Pengukuran Bahan Porous untuk Penimbunan Kembali atau Bahan Penyaring
(1) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan dan diukur sebagai bahan porous untuk
penimbunan kembali atau bahan penyaring digunakan pada lokasi atau untuk maksud-
maksud bila bahan porous digunakan untuk penimbunan atau landasan atau bahan
penyaring atau selimut drainase yang telah ditentukan atau disetujui secara tertulis dan
bahan tersebut telah diterima oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan drainase porous yang
cocok menurut persyaratan yang sesuai dari seksi ini.
(2) Kuantitas bahan porous untuk penimbunan kembali yang diukur untuk pembayaran harus
berdasarkan jumlah meter kubik bahan yang telah dipadatkan dan diperlukan untuk
menimbun sampai garis yang ditentukan atau disetujui. Setiap bahan yang dipasang
melebihi volume teoritis yang telah disetujui harus dianggap sebagai timbunan biasa
ataupun timbunan pilihan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan
tidak boleh diukur menurut seksi ini tanpa mengabaikan mutu bahannya.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
28/90
(3) Seluruh bahan porous untuk penimbunan kembali yang disetujui untuk digunakan dan
diterima pada kontrak, dan yang memenuhi ketentuan pengukuran seperti yang diuraikan
di atas harus diukur dan dibayar menurut seksi ini.
2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas harus dibayar menurut harga satuan
kontrak untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah dan termasuk dalam dalam daftar
kuantitas dan harga, dimana harga dan pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuhuntuk seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam seksi ini.
Nomor Mata
Pembayaran Uraian
Satuan
Pengukuran
2.4 (1) Timbunan Porous atau Bahan Penyaring Meter Kubik
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
29/90
DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH
SEKSI 3.1
GALIAN
3.1.1 UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah di dalam maupun di luar ruang milik jalan
(Rumija) untuk pembentukan badan jalan, dan hasil galian dapat digunakan untuk:
(1) Pembuatan timbunan badan jalan.
(2) Penimbunan kembali galian struktur dan drainase.
(3) Dibuang.
Pekerjaan galian ini mencakup penggalian, pemuatan, pengangkutan, penghamparan,
pemadatan dan pembentukan sesuai rencana dari bahan tanah atau batu atau bahan lain yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan badan jalan atau pelebaran badan jalan
termasuk selokan samping dan saluran air, sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku untuk semua jenis
galian yang dilakukan sehubungan dengan kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa:
(1) Galian biasa:
(a) Galian biasa untuk material timbunan.
(b) Galian biasa sebagai bahan buangan.
(2) Galian batu.
(3) Galian untuk struktur.
(4) Pembongkaran perkerasan beraspal.
(5) Pembongkaran perkerasan beton.
d) Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan dari luar Rumija (borrow excavation), pembongkaran
perkerasan beraspal, dan pembongkaran perkerasan beton yang masih dapat dilakukan
dengan penggaru (ripper ) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton
dan kekuatan netto maksimum sebesar 180 PK (tenaga kuda).
(1) Galian biasa untuk material timbunan
Bahan galian untuk material timbunan harus memenuhi ketentuan dalam 3.2.2.4).
(2) Galian biasa sebagai bahan buangan
Yang termasuk bahan galian buangan adalah bahan galian yang tidak memenuhi
persyaratan sebagai bahan timbunan sesuai 3.2.2.4) b) (2) atau material galian yang tidak
diperlukan lagi dalam konstruksi. Material tanah yang kadar airnya menjadi tinggi karena
kelalaian Penyedia Jasa sehingga tidak praktis untuk digunakan sebagai bahan timbunan
harus dibuang atas beban Penyedia Jasa dan tidak dapat diberikan pembayaran.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
30/90
3.1.2 PERSYARATAN
1) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI):
SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah.
SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah.
SNI 03-1744-1989 : Metode pengujian CBR laboratorium.
SNI 03-1966-1989 : Metode pengujian batas plastis.
SNI 03-1967-1990 : Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande.
SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer.
SNI 03-6371-2000 : Tata cara pengklasifikasian tanah dengan cara unifikasi tanah.
SNI 03-6797-2002 : Tata cara klassifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk
konstruksi jalan.
Pd T-12-2003 : Perambuan sementara pada pekerjaan jalan.
2) Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini:
a) Persiapan : Seksi 1.2
b) Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.1
c) Gorong-gorong : Seksi 2.3
d) Drainase Porous : Seksi 2.4
e) Timbunan : Seksi 3.2
f) Penyiapan Tanah Dasar : Seksi 3.3
g) Beton : Seksi 7.1
h) Pasangan Batu : Seksi 7.9
i) Pembongkaran Struktur : Seksi 7.15
j) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1
k) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama pada Jalan Berpenutup Aspal : Seksi 8.2
l) Pemeliharaan Rutin Jalan Samping dan Jembatan Sementara : Seksi 10.2
3) Toleransi Dimensi
Elevasi akhir tanah dasar untuk perkerasan jalan tidak boleh berbeda lebih dari 20 mm dari yang
ditentukan dalam gambar rencana dan toleransi kerataan kurang dari 10 mm, yang diukur dengan
mistar 3 m atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik. Sedangkan untuk
galian perkerasan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan. Toleransi kelandaiangalian tidak boleh bervariasi lebih 10 cm dari garis profil yang ditentukan.
4) Persyaratan Bahan
a) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
(1) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas dan
lingkup proyek harus digunakan secara efektif untuk konstruksi.
(2) Bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan dan yang memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan tetapi berlebihan atau tidak diperlukan dalam konstruksi, harus dibuang
sebagai bahan galian untuk dibuang.
(3) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan dan memenuhi syarat sebagai
bahan timbunan, sedapat mungkin dibuang di daerah Rumija, sedangkan bahan galian
yang tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan harus dibuang di daerah Rumija
bila tersedia, atau dibuang di lahan yang disediakan secara permanen oleh Penyedia Jasa
setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
31/90
(4) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian yang
diuraikan dalam Butir 3.2.3.1), pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir
dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan dalam Butir 3.1.5.1) b) (6) dapat
dilaksanakan, setelah memperoleh izin tetap dari pemilik lahan.
b) Semua daerah galian di dalam maupun di luar Rumija harus digali sesuai dengan gambar
kerja atau shop drawing yang diajukan oleh Penyedia Jasa dan mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis.
c) Pengembalian bentuk dan pembuangan pekerjaan sementara
(1) Semua struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku
(bracing) harus dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah struktur permanen atau pekerjaan
lainnya selesai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pembongkaran harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau
formasi yang telah selesai.
(2) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Penyedia Jasa,
apabila bahan bekas tersebut memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
maka dapat digunakan untuk pekerjaan permanen.
(3) Setiap bahan galian yang ditempatkan dalam saluran air, harus dibuang seluruhnya
setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.
(4) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Penyedia
Jasa harus dikembalikan pada kondisi yang rata dan rapih dengan tepi dan lereng yang
stabil dan saluran drainase yang memadai.
5) Persyaratan Pelaksanaan
a) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan
(1) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknis, gambar detail
penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi
pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian paling lambat 6 (enam) hari sebelum
pekerjaan dimulai.
(2) Penyedia Jasa harus memasang patok-patok batas galian paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum pekerjaan dimulai.
(3) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknis metoda kerja dan gambar
detail seluruh struktur baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan tidak permanen
yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong
(shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off
wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara
yang diusulkan.
(4) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Teknis untuk setiap galian yang telah
mencapai elevasi dasar lapisan perkerasan.
(5) Arsip tentang rencana peledakan, dan semua bahan peledak yang digunakan, yang
menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disampaikan Penyedia Jasa untuk diperiksa
oleh Direksi Teknis.
8/20/2019 Spek JalanMetode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
32/90
(6) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang
lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan jalan yang akan dikupas atau digali. Pencatatan
pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan jalan telah dikupas atau
digali.
b) Pengamanan Pekerjaan Galian
(1) Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.
(2) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga stabilitas lereng,
struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing), jika tidak dilaksanakan dapat
menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
(3) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya, tidak
diizinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian drainase, gorong-
gorong pipa atau galian fondasi untuk struktur yang terbuka.
(4) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat
untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan yang dapat membanjiri tempat kerja.
(5) Dalam setiap saat, apabila pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang
membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorang pengawas
keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan.
Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
(6) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian
terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu
tambahan pada malam hari berupa drum (atau yang sejenis) yang dicat putih beserta
lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai
dengan yang diperintahkan Direksi Teknis.
(7) Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.3 harus diterapkan pada seluruh galian di
Rumija.
c) Pengamanan Hasil Kerja
(1) Pada setiap tahap penggalian terbuka, permukaan galian harus tetap dalam kondisi yang
mulus (sound), untuk mencegah gangguan operasi dan perendaman akibat hujan.
(2) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan tata
cara pelaksanaan sedemikian rupa sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada
setiap saat.
(3) Apabi