1
7/23/2019 Sosial Dan Budaya Bali http://slidepdf.com/reader/full/sosial-dan-budaya-bali 1/1 MADE RAY YUDA SUYATNA/16415269/FTTM Aspek Positif dan Negatif Perayaan Nyepi di Bali Kehidupan masyarakat di Bali dan kebudayaannya sangat lekat terpengaruh oleh agama Hindu. Salah satu budaya Bali yang saat ini masih melekat di kehidupan masyarakat yakni Nyepi. Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru Saka. Hari raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka. Tujuan utama hari raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan alam manusia dan alam semesta. Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di Bali. Sehari sebelum perayaan nyepi umat Hindu melakukan upacara pengrupukan yang ditujukan kepada Buta Kala. Khusus di Bali  pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar. Keesokan harinya yaitu puncak hari raya Nyepi. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan "Catur Brata" Penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari Ngembak Geni . Pada hari ini Umat Hindu melakukan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain, untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih. Inti Dharma Shanti ini adalah filsafat Tattwamasi  yang memandang bahwa semua manusia di seluruh penjuru bumi sebagai ciptaan Tuhan hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan. Hidup di dalam kerukunan dan damai. Pada hari raya Nyepi, semua jalan sepi dari lalu lintas kendaraan dan manusia selama 24 jam. Hanya ada beberapa kendaraan petugas dan hanya mereka yang berada dalam keadaan darurat yang diizinkan keluar, misalnya orang sakit yang harus ke rumah sakit. Aspek positif yang dapat didapatkan dari pelaksanaan hari raya Nyepi yaitu berdampak secara fisik terhadap pencemaran udara. Aktivitas manusia seperti berkendara sepeda motor dilarang saat pelaksanaan hari raya Nyepi, tentunya akan berdampak pada berkurangnya jumlah polutan seperti SO2, CO, O3, NO2 dan NO dibandingkan dengan hari biasa, ini pun akan berdampak terhadap kualitas udara. Dengan demikian, melalui pelaksanaan hari raya Nyepi, dapat disimpulkan bahwa kearifan budaya masyarakat Hindu Bali mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap penurunan pencemaran udara. Aspek negative terkadang juga muncul pada saat pelaksanaan Nyepi, khususnya di Bali. Salah satunya saat sehari sebelum perayaan nyepi biasanya remaja Bali banyak yang berfoya foya dengan minum arak (minuman keras di Bali), sehingga terkadang dapat menimbulkan kegaduhan.

Sosial Dan Budaya Bali

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sosial Dan Budaya Bali

7/23/2019 Sosial Dan Budaya Bali

http://slidepdf.com/reader/full/sosial-dan-budaya-bali 1/1

MADE RAY YUDA SUYATNA/16415269/FTTM

Aspek Positif dan Negatif Perayaan Nyepi di Bali

Kehidupan masyarakat di Bali dan kebudayaannya sangat lekat terpengaruh oleh agama Hindu. Salah satu

budaya Bali yang saat ini masih melekat di kehidupan masyarakat yakni Nyepi. Nyepi adalah hari raya

umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru Saka. Hari raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan

Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka. Tujuan utama hari raya Nyepi adalah memohon ke hadapan

Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan alam manusia dan alam semesta. Sebelum Hari Raya Nyepi,

terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di Bali. Sehari sebelum

perayaan nyepi umat Hindu melakukan upacara pengrupukan yang ditujukan kepada Buta Kala. Khusus di

Bali pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala

yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya yaitu mengusir Buta Kala dari

lingkungan sekitar. Keesokan harinya yaitu puncak hari raya Nyepi. Pada hari ini umat Hindu

melaksanakan "Catur Brata" Penyepian

yang terdiri dari amati geni (tidak

menghidupkan api), amati karya (tidak

bekerja), amati lelungan (tidak bepergian),

dan amati lelanguan (tidak mendengarkan

hiburan). Rangkaian terakhir dari

perayaan Tahun Baru Saka adalah

hari Ngembak Geni . Pada hari ini Umat

Hindu melakukan Dharma Shanti dengan

keluarga besar dan tetangga, mengucap

syukur dan saling maaf memaafkan

(ksama) satu sama lain, untuk memulai

lembaran tahun baru yang bersih. Inti

Dharma Shanti ini adalah filsafat Tattwamasi  yang memandang bahwa semua manusia di seluruh penjuru

bumi sebagai ciptaan Tuhan hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala

kesalahan dan kekeliruan. Hidup di dalam kerukunan dan damai. Pada hari raya Nyepi, semua jalan sepi

dari lalu lintas kendaraan dan manusia selama 24 jam. Hanya ada beberapa kendaraan petugas dan hanya

mereka yang berada dalam keadaan darurat yang diizinkan keluar, misalnya orang sakit yang harus ke

rumah sakit. Aspek positif yang dapat didapatkan dari pelaksanaan hari raya Nyepi yaitu berdampak

secara fisik terhadap pencemaran udara. Aktivitas manusia seperti berkendara sepeda motor dilarang saat

pelaksanaan hari raya Nyepi, tentunya akan berdampak pada berkurangnya jumlah polutan seperti SO2,

CO, O3, NO2 dan NO dibandingkan dengan hari biasa, ini pun akan berdampak terhadap kualitas udara.Dengan demikian, melalui pelaksanaan hari raya Nyepi, dapat disimpulkan bahwa kearifan budaya

masyarakat Hindu Bali mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap penurunan pencemaran

udara. Aspek negative terkadang juga muncul pada saat pelaksanaan Nyepi, khususnya di Bali. Salah

satunya saat sehari sebelum perayaan nyepi biasanya remaja Bali banyak yang berfoya foya dengan

minum arak (minuman keras di Bali), sehingga terkadang dapat menimbulkan kegaduhan.